33
MAKALAH ANAKON ANALISIS KONTRASTIF AFIKS DALAM MORFOLOGI BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yumna Rasyid, M.Pd Ahmad Marzuq, M.Pd Disusun Oleh : Hadi Alhadi (2715132889) Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

  • Upload
    -

  • View
    47

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

Citation preview

Page 1: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

MAKALAH ANAKON

ANALISIS KONTRASTIF AFIKS DALAM MORFOLOGI BAHASA

INDONESIA DAN BAHASA ARABDosen Pengampu : Prof. Dr. Yumna Rasyid, M.Pd

Ahmad Marzuq, M.Pd

Disusun Oleh :

Hadi Alhadi

(2715132889)

Jurusan Bahasa dan Sastra ArabFakultas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Jakarta

2015

Page 2: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang saya ini.

Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang telah membawa kita keluar dari zaman jahiliah menuju zaman yang terang benderang.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 28 April 2016

Penyusun

i

Page 3: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah ...................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 11.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 11.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Afiks dan Afiksasi .............................................................................. 22.2 Ciri Kata Berimbuhan .......................................................................................... 22.3 Jenis Afiks dalam Bahasa Indonesia .................................................................... 32.4 Jenis Afiks dalam Bahasa Arab ............................................................................ 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 16

ii

Page 4: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penulisan makalah ini dilatar belakangi karna adanya gejala afiks yang menarik minat

pada morfologi bahasa Indonesia dan Arab.

B. Rumusan Masalah

Dalam hal ini penulis dapat merumuskan beberapa masalah, seperti:

1. Apa yang dimaksud dengan Afiks?

2. Bagaimana kaidah Afiks dalam bahasa Indonesia dan Arab?

C. Tujuan Penulisan

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui maksud Afiks.

2. Mengetahui kaidah Afiks dalam bahasa Indonesia dan Arab.

D. Manfaat Penulisan

Dari makalah ini dapat diperoleh beberapa manfaat, diantaranya:

1. Memahami makna dan contoh-contoh Afiks dalam bahasa Indonesia dan Arab.

2. Sebagai bahan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan Afiks antara bahasa

Indonesia dan Arab.

1

Page 5: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Afiks dan Afiksasi

Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak

mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan

pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru.

Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-},

{memper-i}, {ber-an} dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk

terikat dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal

setelah digabung dengan satuan gramatik lain.

Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah

makna gramatikalnya (Kridalaksana, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut

adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun

(Samsuri, 1988).

Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada

bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi

kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan.

Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam

linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang

baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang

dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992).

Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut

terjadi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi.  Sistem aglutinasi

adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau

menambahkan unsur selainnya.

2.2 Ciri Kata Berimbuhan

1. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini terdiri atas lebih dari satu morfem

(polimorfemis) dan salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.

2. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini mempunyai makna gramatikal atau makna

gramatis.

3. Kata berimbuhan ialah bahwa dalam proses terjadinya kata-kata itu terjadi pula

perubahan kelas kata dari bentuk dasarnya.

2

Page 6: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

2.3 Jenis Afiks dalam Bahasa Indonesia

Berdasarkan posisinya dalam proses pembentukan kata :

1. Prefiks (Awalan)

Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk

dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan

atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Contoh prefiks atau

awalan, yaitu di-, ter-, ke-, se-, meN-, peN-, pra-, a-, per-, ber-, dan sebagainya.

terbuang

sufiks ter- buang

2. Infiks

Proses pembentukan kata dengan menambah afik atau imbuhan di tengah bentuk

dasarnya. Afik-afik yang ditambahkan tersebut disebut infik atau sisipan. Proses

pembentukan kata telinjuk, gemetar, dan gerigi, dilakukan dengan menambahkan infik di

tengah bentuk dasarnya. Contohnya : -el-, -er-, -em-, dan -in-.

Proses pembentukanya:

Infiks + bentuk dasar kata

infiks -el- + tunjuk telunjuk

infiks -em- + getar gemetar

infiks -er- + gigi gerigi

Dalam bahasa Indonesia, jumlah infiks sangat terbatas, hanya ada 3 infiks yang sudah

disebutkan di atas. Lalu kita juga menemukan infiks –in- yang seperti digunakan pada kata

sinambung. Selain sinambung kata lain yang seakan-akan dibentuk dengan infiks –in-, yaitu

kata kinerja padanan kata Performance dalam bahasa Inggris. Sebenarnya –in- memang

merupakan infiks, tetapi digunakan aktif pada bentukan kata-kata dalam bahasa Jawa. Infiks

–in- belum dapat menyatu sebagai afiks dan belum produktif dalam pembentukan kata baru

dalam bahasa Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan infiks –in- bukan infiks dalam bahasa

Indonesia. Dengan demikian bahasa Indonesia menyerap kata sinambung dan kinerja secara

utuh dari bahasa Jawa.

3

Page 7: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

3. Sufiks

Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau

menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran.

Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks

asli dalam bahasa Indonesia juga sangat terbatas. Masih banyak akhiran-akhiran asing lain

yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu –isasi, -er, -is, dan sebagainya. Sehingga

beberapa akhiran-akhiran asing tersebut disebut sufiks serapan dari bahasa lain.

Sebuah afiks, termasuk sufiks, dikategorikan sebagai keluarga afiks bahasa Indonesia

jika sudah dapat melekat pada bentuk dasar asli bahasa Indonesia sehingga afiks itu secara

potensial dapat digunakan untuk membentuk kata-kata baru dalam bahasa Indonesia. Bahasa

Indonesia hanya melakukan penyesuaian pelafalan dan atau penulisan yang dianggap perlu.

Contoh : -an, -kan, -i.

Contohnya seperti berikut :

ayunan kata ayunan tersebut dianggap sebagai satu morfem

ayun -an sufiks –an “ perkakas atau alat “

sportif kata sportif tersebut dianggap sebagai satu morfem

sport -if sufiks –if “ kata kerja “

4. Konfiks

Konfiks ialah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi

mendukung makna tertentu. Karena mendukung makna tertentu itulah maka konfiks tidak

dianggap sebagai prefiks atau sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap

sebagai satu kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan

komposit bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem, bukan gabungan dua

morfem (Sumadi, 2008).

Konfiks disebut juga simulfiks karena konfiks itu merupakan merupakan gabungan

afiks yang secara simultan mendukung makna tertentu. Konsep dasar konfiks atau simulfiks

tidak sama karena sudut pandang penamaan konfiks dan simulfiks memang berbeda. Konfiks

dilihat dari kebersamaannya mendukung satu makna atau satu pengertian, sedangkan

simulfiks didasarkan kebersamaannya atau simultannya satuan gramatik itu dalam

membentuk satuan gramatik yang lebih besar. Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa

indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya, meN-, ber-ter-, -

el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya.

4

Page 8: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

2. Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.

Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain.

Perhatikan tabel di bawah ini.

Prefiks Infiks SufiksKombinasi

afiksKonfiks

Asli Serapan Asli Asli Serapan Asli Asli

meN- pra- -el- -an -man me-I ber-an

ke- maha- -em- -i -wan di-i ber-kan

ber- non- -er- -kan -wati me-kan ke-an

di- swa- -nya -a memper- pe-an

peN- tuna- -i diper- per-an

per- inter- -at memper-kan se-nya

ter- an- -in diper-kan

se- dwi- -isme ber-an

anti- ber-kan

a- ke-an

auto- per-kan

hetero- per-i

homo- keber-an

epi- kese-an

mikro- keter-an

super- pember-an

pemer-an

penye-an

5

Page 9: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

2.4 Jenis Afiks dalam Bahasa Arab

Dalam bahasa Arab afiks dapat diistilahkan dengan الزيادة harf-l-ziyādah/, yaitu / حرف

huruf-huruf tambahan yang masuk dalam sebuah kalimat bahasa Arab sehingga dari

penambahan tersebut akan muncul berbagai makna yang berbeda. الزيادة harf/ حرف –l-

ziyādah/ dalam bahasa Arab ada sepuluh yang dirangkai dalam kalimat /سألتمونيها)

saaltamūnīhā). (Nāşif, 1994 : 8). Dari kesepuluh huruf ziyādah tersebut ada beberapa yang

dapat disisipkan dalam kalimat nomina ( اسم/ism/). Perubahan makna ini secara implisit juga

memberikan makna tambahan kepada kalimat yang disisipi dengan imbuhan tersebut.

Penambahan ini sesungguhnya memperkaya bahasa Arab, sebelumnya mendapat

penambahan, bahasa Arab pun sudah kaya.

A. Afiks (harf ziyādah) pada Nomina

1. Afiks (harf –l-ziyādah) pada Nomina / ism’Afiks (harf-l-ziyādah) yang berlaku‘ / اسم

pada nomina (ism) merupakan proses yang terjadi dari verba (fi’l) proses ini adakalanya

berlaku pada prefiks/awalan .(/as-sābiq/ السابق) Infiks/ sisipan (/az-ziyādah/ الزيادة)

maupun konfiks ( الالحق و ,as-sābiq wa al-lāhiq/). Sama halnya dengan verba/ السابق

afiksasi ini memberikan pengaruh pada makna yang dibentuknya. (Ma’lūf , 1992 : 14)

2. Proses Afiksasi Nomina (ism) dari Bentuk Dasar Verba (fi’l)

2.1 Prefiks (as-sābiq) mim (م) Prefiks ini dibubuhkan pada فاعل ism fā’il (nomina / اسم

pelaku) dan/ مفعول ism maf’ūl (nomina penderita) maupun ism makān (nomina اسم

yang menyatakan tempat atau penunjuk tempat) yang dibentuk dari verba empat huruf,

lima huruf, dan enam huruf (śulāśǐ mazīd wa rubā’īyy).

a. Prefiks mim pada / فاعل ism fā’il / (Nomina Pelaku). Pembentukan nomina dari اسم

verba empat, lima maupun enam huruf pada ism fā’il (nomina pelaku) dibentuk dengan

cara menambahkan prefiks mim (م) yang berharakah dammah diawal kalimat verba

tersebut sebagai ganti dari huruf yang ada di depan verba tersebut dan huruf sebelum

akhirnya berbaris kasrah. (Yulia, 2008 : 108)

Contoh : = + مـفعل م +/af’ala/ أفعل prefiks mim (م) = /muf’ilun/

b. Prefiks mim pada / مفعول ism maf’ūl / (Nomina Penderita). Proses pembentukan اسم

ism maf’ūl (nomina penderita) dari verba empat, lima maupun enam huruf adalah dengan

menambahkan mim yang berharakah dammah di awal kalimat dan huruf terakhirnya

berbaris fathah. (Yulia, 2008 : 114)

6

Page 10: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

Contoh : = + مـفعل م /af’ala/ prefiks mim = /muf’alun/ أفعل

c. Prefiks mim pada / مكان ismاسم makān/ (Nomina Penunjuk Tempat)

Pembentukan nomina penunjuk tempat dari fi’l (verba) tiga huruf, empat huruf dan enam

huruf dapat dibentuk dengan cara sebagai berikut : (Ni’mah, 1997 : 118).

* Apabila fi’l bentuk dasarnya terdiri dari tiga huruf dan ‘ain fi’lnya (huruf kedua) pada

fi’l mudāri’ (verba kala kini) berharakah dammah (pola يفعل / yaf’ulu/ ), maka huruf ya’

di awal fi’l mudāri’ diganti dengan prefiks mim yang berharakah fathah dan huruf

sebelum akhirnya berbaris fathah sehingga menjadi / مفعل maf’alun/. Contoh :

مكتب- + = م يكتب kataba/’ menulis’ /yaktubu/‘dammah ‘ain mudāri’ + prefiks mim/كتب

= /maktabun/’tempat menulis’ Penambahan morfem mim di awal kalimat يكتب /yaktubu/’ menulis’ dalam bentuk fi’l mudāri’ menjadi maktabun/yang/ مكتب

mengandung makna tempat menulis. - Apabila fi’l bentuk dasarnya terdiri dari tiga huruf

dan ‘ain fi’lnya (huruf kedua) pada fi’l mudāri’ (verba kala kini) berharakah fathah (pola

yaf’alu/ ), maka pembentukannya adalah dengan mengganti huruf ya’ di awal fi’l / يفعل

mudāri’ (verba kala kini) dengan prefiks mim yang berharakah fathah sehingga menjadi

./maf’alun/ / مفعل

Contoh : = + – ملعب م يلعب +/’la’iba/’bermain’ - /yal’abu/ ‘fathah ‘ain mudāri/ لعب

prefiks mim = /mal’abun/’tempat bermain.’ Penambahan morfem mim di awal kalimat

’yal’abu/’bermain/يلعب dalam bentuk fi’l mudāri’ menjadi /mal’abun/ ملعب yang

mengandung makna tempat bermain.

2.2. Infiks (az-ziyādah) alif (ا) Infiks (az-ziyādah) yang ditambahkan pada bentuk dasar

kata kerja dalam proses afiksasi ism dalam bahasa Arab dibubuhkan pada nomina pelaku

(/ فاعل ism fā’il) yang dibentuk dari kata kerja /fi’l tiga huruf. Penambahan infiksاسم

ini terletak antara huruf pertama dan kedua dari bentuk dasar fi’l /kata kerja tersebut.

Adapun huruf sebelum akhirnya berharakah kasrah, sehingga menjadi ./fā’ilun / فـاعل

(Al-Hamalāwī, 1953 : 76).

Contoh : = + قـارء ا /qara’a/ قرأ ‘ membaca’+infiks alif = /qāri’un/’pembaca’

Penambahan morfem alif pada kalimat قرأ /qara’a/ ‘ membaca’ menjadi قـارء /qāri’un/

yang mengandung makna pembaca.

2.3. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) mim dan ta’ marbūtah ( ة- (م

Konfiks yang ditambahkan pada bentuk dasar dalam nomina /ism bahasa Arab adalah

7

Page 11: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

konfiks (mim dan ta’ marbūtah / ة- Konfiks mim dan ta’ marbūtah ini dibubuhkan .(م

pada ism yang menunjukkan alat. Pembentukan ism yang menunjukkan alat dengan

konfiks ini dibentuk dengan cara mengganti prefiks ya’ pada fi’l mudāri’ dengan prefiks

mim yang berharakah kasrah serta huruf kedua dan huruf ketiga. Bentuk dasarnya diberi

harakah fathah dan sesudah huruf ketiga bentuk dasarnya tersebut ditambahkan ta’

marbūtah sehingga menjadi ./mif’alatun/ فعلة Sebagaimana halnya ism yang

menunjukkan alat dengan pola مفعل /mif’alun/ , maka pola مفعلة /mif’alatun/ ini juga

tidak ditentukan adanya ketentuan tentang fi’l yang dibentuk dengan pola ini.

Penambahan konfiks mim dan’ ta’ marbūtah / ة- mengubah identitas leksikal disertai م

perubahan status kategorial nomina deverbal. (Ġulāyainī, 1987 : 190).

Contoh:

= - + مـكنسـة ة م ’/kanasa/ كنس menyapu’ +konfiks mim dan ta’ marbutah =

/miknasatun/’sapu’

Penambahan morfem mim dan ta’ marbutah pada kalimat /kanasa/ كنس ‘menyapu’

menjadi مـكنسـة/miknasatun/ yang mengandung makna sapu.

2.4. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq ) mim dan waw ( و- (م

Adapun yang dimaksud dengan gabungan afiks mim dan waw adalah penambahan huruf

mim di awal dan huruf waw di tengah kalimat. Gabungan afiks ini dibubuhkan pada ism

maf’ūl (nomina penderita) yang dibentuk dari fi’l tiga huruf. Pembentukan ism maf’ūl

(nomina penderita) dari fi’l tiga huruf dibentuk cara menambahkan prefiks mim yang

berharakah fathah serta huruf kedua bentuk dasar (‘ain fi’l) diberi harakah dammah serta

di antara huruf kedua dan huruf akhir diberi sisipan huruf waw berharakah sukūn

sehingga menjadi : مـفعـول /maf’ūlun/. (Ġulāyainī, 1987 : 191)

2.5 Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) mim dan alif ( ا- Konfiks mim dan alif merupakan (م

penambahan mim di awal dan alif di tengah kata. Konfiks mim dan alif ini dibubuhkan

pada ism yang menunjukkan alat. Pembentukan ism yang menunjukkan alat dengan

konfiks mim dan alif dengan cara menambahkan prefiks mim yang berharakah kasrah

dan diantara huruf kedua dan huruf ketiga diberi tambahan alif serta huruf kedua bentuk

dasarnya diberi harakah fathah sehingga menjadi ./mif’ālun/مـفعـال Sebagaimana

dinyatakan sebelumnya, bahwa dalam penambahan afiks pada ism tidak ditemukan

adanya perubahan status kategorial dan berfungsi untuk membentuk nomina deverbal.

(Ni’mah, 1997 : 123 ).

8

Page 12: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

Contoh : = - + مـفتـاح ا م ’/fataha/ فتح membuka’+ konfiks mim dan alif =

/miftāhun/’kunci’

Penambahan morfem mim dan alif pada kalimat فتح /fataha/’ membuka’ menjadi مـفتـاح

/miftāhun/yang mengandung makna kunci.

3. Proses Afiksasi ism (Nomina) dari Bentuk Dasar Adjektiva

3.1. Prefiks (as-sābiq) hamzah (أ) :Prefiks hamzah ini berlaku pada / تفضيل ismاسم tafdhīl/ yang menunjukkan

perbandingan dua benda dimana salah satu dari yang dibandingkan itu memiliki

kelebihan. (Al-Hamalāwī, 1953 : 81).

Contoh:

Hamzah + (Adj) = N = أكبر + كبير Prefiks hamzah + /kabīrun/’ besar’ = /akbaru/’ yang أ

lebih besar’ Penambahan morfem hamzah di awal kalimat كبير /kabīrun/’ besar’ menjadi

.’akbaru/’ yang memiliki makna sangat besar/ أكبر

3.2 Infiksasi ( az-ziyādah) alif (ا) : Infiks hamzah berlaku pada ism yang termasuk dalam kategori المشابهة şifah/ صفة

musyabbahah/ yang terdiri dari beberapa wazan. Salah satu dari wazan dari şifah

musyabbahah ini ada yang mendapat tambahan huruf ziyādah alif. (ibid)

Contoh : (Adj)+Alif + = N = + جبـان ا /jabana/ ‘takut’ + infiks alif = /jabānun/ جبن

‘penakut’

Penambahan morfem alif di tengah kalimat جبن /jabana/’ takut’ menjadi جبـان /jabānun/

yang memiliki makna penakut.

3.3. Konfiksasi ( as-sābiq wa al-lāhiq) alif dan nun ( ن- :(ا

Konfiks ini ditambahkan pada bentuk dasar nomina (ism) tunggal, maka tambahan alif

dan nun tersebut akan menjadi dual / مثنى) muśannā), yaitu ism (nomina)yang

menunjukkan dua. Proses afiksasinya dilakukan di akhir ism tunggal tersebut. (Yāsīn,

1996 : 47)

Contoh : = - + كتابان ن ا kitābun/ كتاب /’ sebuah buku’ + konfiks alif dan nun =

/kitābāni/’ dua buah buku’ Penambahan morfem alif dan nun pada akhir kalimat كتاب

/kitābun/’buku’ menjadi ’/kitābāni/ كتابان yang mengandung makna dua buah buku.’

3.4. Konfiksasi (as-sābiq wa al- lāhiq) waw dan nun ( ن- :(و

Dalam bahasa Arab pembentukan jamak ada tiga, pertama مذكرالسالم جمع

/jama’mużakkar-l- sālim/’ jamak laki-laki’, kedua, / السالم مؤنث – jama’ muannaś جمع

9

Page 13: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

l-sālim/’ jamak perempuan’, ketiga, / تكسير -jama’ taksīr. Adapun jamak mużakkarجمع

l-sālim adalah jamak yang menunjukkan jamak untuk laki-laki dengan menambahkan

waw dan nun pada akhir ism (nomina) tunggalnya. (Yāsīn, 1996 : 47-48)

Contoh: = - + صائمـون ن و şāimun/’seorang laki-laki yang berpuasa’ + konfiks/ صائـم

waw dan nun = /şāimūna/ ‘beberapa laki-laki yang berpuasa’ Penambahan morfem waw

dan nun pada kalimat صائـم /şāimun/’seorang laki-laki yang berpuasa’ menjadi صائمـون

/şāimūna/ beberapa orang laki-laki yang berpuasa.

3.5. Konfiksasi (as-sābiq wa al-lāhiq) ya’dan nun ( ن- :(ي

Proses afiksasi ya’ dan nun ini belaku juga pada ism (nomina) yang menunjukkan

mušannā dalam status nasab dan kasrah (posisi tempat ‘irab yang mewajibkan baris

kasrah atau fathah. Selain pada mušannā , konfiks ya dan nun juga berlaku pada جمع

سالم jamak mużakkar sālim yang berada dalam status nasab dan kasrah seperti /مذكر

pada mušannā. Namun bedanya kalau pada mušannā sebelum huruf ya’ berbaris fathah

sedangkan pada سالم مذكر /جمع jamak mużakkar sālim sebelum huruf ya’ berbaris

kasrah. (Yāsīn, 1996 : 50).

Contoh : = – + كاتبيـن ن ي kātibun/’ seorang penulis laki-laki’ + konfiks ya’dan/ كاتب

nun = / katibaini/’dua orang penulis laki-laki’ Penambahan morfem ya’dan nun pada

kalimat ’/kātibun/ كاتب seorang penulis laki-laki’ menjadi / كاتبيـن katibaini/ yang

mengandung makna dua orang penulis laki-laki.

3.6. Konfiksasi (as-sābiq wa al- lāhiq) alif dan ta’ ( ت- :(اKonfiks alif dan ta’ berlaku pada jamak muannaš-l- sālim yaitu dengan menambahkan

afiks di akhir dari ism (nomina) tunggal. Dalam proses pengimbuhannya, apabila huruf

terakhir pada ism tersebut terdapat huruf ta’ maka huruf ta’ nya dibuang terlebih dahulu,

kemudian langsung dibubuhi afiks alif dan ta’. (Qabsy , 1979 : 45).

Contoh : = - طالبـات + ت ا ’Ţālibatun/ ‘ seorang mahasiswi’ + konfiks alif dan ta/ طالبة

= /Ţālibātun/’beberapa orang mahasiswi’ Penambahan morfem alif dan ta’ pada kalimat

Ţālibatun/ ‘ seorang mahasiswi’ menjadi/ طالبة Ţālibātun/yang mengandung/ طالبـات

makna beberapa orang mahasiswi.

B. Makna Gramatikal ( (/ġardun ma’nawī/غرضمعنوي

Afiksasi Nomina (ism) dari Bentuk Dasar Verba (fi’l)

1. Prefiks (as-sābiq) mim. Prefiks (as-sābiq) mim apabila bergabung dengan bentuk

dasar dan membentuk nomina deverbal (kata benda yang terbentuk dari kata kerja),

maka gabungan tersebut menyatakan lima makna: (Al-Hamalāwī, 1953 : 89).

10

Page 14: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

a. Sebagai pelaku ( فاعل ism/اسم fā’il/), yaitu sebuah bentuk nomina yang

pengertiannya menunjukkan pelaku dari suatu aksi / fi’l. Contoh : م + = رس د’/darasa/ مـدرس belajar’ + prefiks mim = /mudarrisun/’ guru (orang yang

mengajar)’, penambahan morfem mim di awal kalimat /darrasa/’mengajar’

menjadi /mudarrisun/’ yang mengandung makna seorang guru. Maka dalam susunan

kalimat : كثي راتب فله ناشط مـدرس huwa mudarrisun nāsyitun falahu rātibun/ هو

kaširun/ ‘dia adalah seorang guru yang rajin dan berhak mendapat gaji yang tinggi’ .

Ism (nomina) dari kata mudarrisun/ merupakan nomina yang berasal dari/ مـدرس

bentuk dasar verba/ fi’l empat huruf dan setelah melalui proses afiksasi terbentuklah

kata /mudarrisun/ مـدرس yang menunjukkan pelaku dari suatu perbuatan.

b. Penderita ( مفعول / اسم ism maf’ul/), yaitu sebuah ism /nomina yang

menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan. Contoh : مقطع + = م ’/aqaţa’a/أقطع

memotong’ + prefiks mim = /muqţa’un/’ yang dipotong’ Apabila disusun dalam

kalimat menjadi : أقسام أربعة على مـقطع الحبل hażā -l-hablu muqţa’un ‘ala/ هذا

arba’ati aqsāmin/ ‘ tali ini dipotong atas empat bagian.’ Nomina مقطع /muqţa’un/’

merupakan nomina / ism yang berasal dari bentuk dasar verba/ fi’l empat huruf dan

kemudian verba tersebut mendapat tambahan prefiks/sābiq mim sehingga menjadi

nomina yang menyatakan sesuatu yang dikenai pekerjaan.

c. Menyatakan tempat مكان : ism makān/ Contoh/ اسم = + ملعب م ’/la’iba/ لعب

bermain’ + prefiks mim = /mal’abun/ ‘ tempat bermain’ Dalam kalimat dapat disusun

menjadi :

ملعب في يلعب al-aulādu yal’abu fī mal’abin/ ‘anak-anak sedang bermain di/ األوالد

tempat bermain’. Ism/ nominaملعب /mal’abun/ merupakan nomina yang berasal dari

bentuk dasar tiga huruf. Kemudian verba/fi’l bentuk dasar tersebut mendapat

prefiks /sābiq mim sehingga maknanya menyatakan sesuatu yang menunjukkan

tempat.

d. Menyatakan waktu زمان مغرب + = :ism zamān/( Contoh / (اسم م ’/ġaraba/ غرب

terbenam’ + prefiks mim = /maġrib/’ waktu terbenam’ Dalam kalimat dapat disusun

seperti : مـغرب في الضيف hadara –l- daifu fi maġribin/ ‘tamu itu datang pada/ حضر

waktu maghrib.’ Nomina maġrib/ pada kalimat di atas merupakan nomina/ مغرب

yang berasal dari verba / fi’l tiga huruf. Dengan adanya penambahan prefiks /sābiq

mim pada bentuk dasar tersebut, maka maknanya menyatakan masa/ waktu.

e. Menyatakan alat الة مفتاح + = :ism alat/( Contoh /(اسم م ’fataha/’ membuka/ فتح

+ prefiks mim = /miftāhun/ ‘ kunci’ Dalam kalimat dapat disusun sebagai berikut:

11

Page 15: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

بالـمـفتاح دوالبا يفتح al-waladu yaftahu dulāban bi -l-miftāhi/ ‘ anak laki-laki itu/ الولد

membuka lemari dengan kunci.’ Nomina miftāhun berasal dari bentuk dasar verba

tiga huruf/ fi’l śūlāšī. Bentuk dasar ini kemudian digabungkan dengan prefiks (as-

sābiq) mim sehingga maknanya menyatakan alat yang digunakan.

2. Infiks (az-ziyādah) alif. Infiks ( az-ziyādah) alif memiliki 2 makna yaitu : (Ibid).

a. Resiprokal / مشاركة) musyārakah) Contoh : = + ضـارب ا ’/daraba/ ضرب

memukul’ + infiks alif = /dāraba/’saling memukul’ Dalam kalimat dapat disusun

sebagai berikut: أحمد علي dāraba ‘aliyyun Ahmada/’ Ali dan Ahmad saling/ ضـارب

memukul’

Verba/ fi’l dāraba/ merupakan bentuk fi’l/ verba yang berasal dari bentuk/ ضـارب

dasar tiga huruf/ fi’l śūlāšī . Bentuk dasar tersebut kemudian mendapat tambahan

infiks/ziyādah alif. Gabungan infiks tersebut dengan bentuk dasarnya menyatakan

makna resiprokal.

b. Nomina Pelaku ( / فاعل راجع + = : ism fā’i/l) Contohاسم ا ’raja’a/’ pulang/ رجع

+ infiks alif = /rāji’un/’ orang yang pulang’ Jika disusun dalam kalimat maka dapat

disusun sebagai berikut : بيته الى راجع huwa rāji’un ilā baytihi/’ dia orang yang/ هو

pulang ke rumahnya.’ Nomina/ism راجع /rāji’un/ berasal dari verba dasar tiga huruf/

fi’l śūlāšī . bentuk dasar ini kemudian bergabung dengan infiks alif dan membentuk

nomina untuk menyatakan makna pelaku.

c. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) mim dan ta’ marbūţah ( ة- ’Konfiks mim dan ta (م

marbūţah mempunyai makna alat, contoh: = - + مسطرة ة م /şaţara/ سطر ‘

menggaris’ + konfiks mim dan ta’ marbūţah = /misţaratun/’ penggaris’ Jika disusun

dalam kalimat maka menjadi : مسطرة التلميذ ’/isytara -l-tilmiżi misţaratan/ إشترى

murid itu membeli penggaris’. Ism/nomina مسطرة /misţaratun/ merupakan nomina

yang berasal dari bentuk dasar verba tiga huruf. Bentuk dasar ini kemudian

mendapat tambahan konfiks ( ة- mim dan ta’ marbūţah) dan menyatakan alat yang /م

digunakan.

d. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) mim dan waw ( و- (م Konfiks mim dan waw

mempunyai makna sesuatu yang dikenai perbuatan ( به / مفعول maf’ūl bihi/).

Contoh : = - + مسمـوع و م = sami’a/’ mendengar’ + konfiks mim dan waw/ سمع

/masmū’un/’ yang didengar’ Penambahan morfem mim dan waw di awal kalimat

masmū’un/’ yang mengandung makna/ مسمـوع sami’a/’ mendengar’ menjadi/سمع

sesuatu yang didengar. Jika disusun dalam kalimat menjadi : مـسمـوع غير صوته/şautahu ġairi masmū’in/ ‘suaranya tidak dapat didengar’ Nomina مـسمـوع

12

Page 16: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

/masmū’un/’ merupakan nomina yang berasal dari tiga verba tiga konsonan.

Kemudian verba tiga konsonan itu mendapat tambahan berupa gabungan afiks mim

dan waw sehingga maknanya menyatakan sesuatu yang dikenai pekerjaan.

e. Konfiks ( as-sābiq wa-al- lāhiq) mim dan alif ( ا- Konfiks mim dan alif apabila (م

bergabung dengan bentuk dasar, maka gabungan tersebut menyatakan makna alat

yang digunakan, contoh: = – + مفتـاح ا م fataha/’membuka’ + konfiks mim dan/ فتح

alif = /miftāhun/’ kunci’ Jika disusun dalam kalimat menjadi: المفتـاح تحمل هي

/hiya tahmilu -l-miftāha/ ‘ dia (perempuan) membawa kunci’ = - مـحراث + ا م حرثNomina مفتـاح /miftāhun/ merupakan nomina yang berasal dari bentuk dasar verba

tiga huruf. Kemudian bentuk dasar ini mendapat tambahan afiks berupa gabungan

afiks mim dan alif. Gabungan tersebut menyatakan alat yang digunakan.

C. Makna Gramatikal ( معنوي ġardun/غرض ma’nawī/)Afiksasi Nomina (ism) Berbasis

Adjektiva

1. Prefiks (as-sābiq) hamzah : (--أ) Apabila prefiks/sābiq hamzah bergabung dengan

bentuk dasar adjektiva maka gabungan tersebut menghasilkan makna : (ibid).

a. Transitif ( متعدي/ muta’addi/ ).

Contoh: أبـاه علي akrama/ اكرم ‘aliyyun abāhu/ ‘Ali memuliakan ayahnya’

Adjektiv akrama apabila bergabung dengan prefiks hamzah maka gabungan tersebut

menyatakan makna transitif.

b. Menyatakan bersangatan ( المبالغة/ al-mubalaġah/)

Contoh : الهواء ’abradu -l-hawā’u/ ‘ udara sangat dingin/ أبرد

Contoh lain : علي شعر ’iswadda sya’ru ‘aliyyin/ ‘ rambut si ‘Ali sangat hitam / إسود

Lazimnya prefiks /sābiq ini apabila bergabung dengan adjektiva digunakan untuk

menunjukkan warna. Adjektiva abrada dan iswadda bergabung dengan prefiks hamzah

menyatakan makna yang bersangatan.

c. Menyatakan lebih dari ( من .(afdalu min/ أفضل

Contoh: أخيه من أكبر -huwa akbaru min akhīhi/’ dia lebi besar dari saudara laki / هو

lakinya’

Contoh lain; سومطرى الجزيرة من أصغر جاوى -al-jazīratu Jawā aśġaru min-l/ الجزيرة

jazīrati sumaţrā/’ pulau Jawa lebih kecil dari pulau Sumatera’

Adjektiva akbara bergabung dengan prefiks/ sābiq hamzah , maka gabungan tersebut

menyatakan makna lebih.

13

Page 17: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

2. Infiks (az-ziyādah) alif (-- Apabila infiks alif bergabung dengan bentuk dasar : (--ا

adjektiva maka gabungan tersebut menghasilkan makna : (Syāhin, 1980 : 23).

Pelaku ( فاعل (ism fā’il /اسم

Contoh: امين تـاجر huwa/ هو tājirun amīnun/ ‘dia seorang pengusaha yang jujur’

Contoh lain: مجتهدة طـالبة hiya ţālibatun mujtahidatun/ ‘ dia seorang mahasiswi/ هي

yang rajin’

D. Makna Gramatikal ( معنوي (/ ġardun ma’nawī/غرض Afiksasi Nomina (ism) Berbasis

Nomina (ism)

1. Konfiks (as-sābiq wa al- lāhiq) alif dan nun (-- ان) Apabila konfiks alif dan nun bergabung dengan bentuk dasar ism/ nomina itu sendiri

maka gabungan tersebut menyatakan makna: (Ġulāyainī, 1987 : 195 ).

* dual مـثنـى /muśannā/

Contoh : دروسهما يذاكران aţ-ţalibāni/ الطالبـان yużākirāni durusahumā/ ‘dua orang

mahasiswa itu mengulangi pelajarannya’

Contoh lain: الحديقة في تلعبـان al-bintāni tal’abāni ‘fi-l- hadīqati/ ‘ dua orang/ البنتـان

anak perempuan itu bermain di kebun’ مقبوضان as-sāriqāni maqbūdāni/’dua/ السارقان

orang pencuri laki-laki itu ditangkap’

2. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) waw dan nun (-- ون) :

ورسوله الله يطيعـون -al-mukminūna yuţī’ūna –l-laha wa rasūlahu/ ‘orang/ المؤمـنون

orang yang beriman ta’at kepada Allah dan RasulNya, قمة المحاضرون حضر

المؤتمرالتربوية/hadara-l- muhādirūna qimmata-l- mu’tamar-l- tarbiyyati/’ para dosen itu menghadiri

konferensi puncak pendidikan’

3. Konfiks (as-sābiq wa al-lāhiq) alif dan ta’ (--ات) :العربية اللغة يتعلمن aţ-ţālibātu/ الطالبـات yata’allamna -l-luġat-l-’arabīyyata/ ‘ para

mahasiswi itu belajar bahasa Arab ‘ ناشطا عمال يعملن al’āmilātu ya’malna/ العامالت

‘amalan nāsyitān/ ‘ para pekerja itu bekerja secara sungguh-sungguh’

14

Page 18: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini, bahwa Afiks ialah satuan gramatik

terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan hanya

mempunyai makna gramatikal, serta dapat dilekatkan pada bentuk asal atau bentuk dasar

untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata baru..

Dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab, terdapat kaidah Afiks.

Kaidah Afiks dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki persamaan dan juga

perbedaan. Dan kaidah Afiks pada bahasa Arab jauh lebih kompleks dibandingkan dengan

kaidah Afiks pada bahasa Indonesia.

.

15

Page 19: Hadi Alhadi - 3B - Makalah - Akon - Morfologi - Afiksasi

DAFTAR PUSTAKA

http://berkas-kuliah.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-ciri-dan-jenis-afiks-dan.html

http://goresanqalam.blogspot.co.id/2009/12/afiksasi-ism-dalam-bahasa-arab.html

16