12
Pengertian Orde Baru Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dengan kata lain, Orde Baru adalah suatu orde yang mempunyai sikap dan tekad untuk mengabdi pada kepentingan rakyat dan nasional dengan dilandasi oleh semangat dan jiwa Pancasila serta UUD 1945. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Dengan demikian Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) sebagai tonggak lahirnya Orde Baru. Pada umumnya diterima kesepakatan bahwa awal kelahiran Orde Baru adalah pada saat diterimanya Supersemar dari Soekarno oleh Soeharto yang kemudian si penerima dalam waktu yang sangat cepat membubarkan PKI. Orde Baru itu sendiri secara resmi didefinisikan sebagai “tatanan kehidupan negara dan bangsa yang diletakkan kembali pada pelaksanaan kemurnian Pancasila dan UUD 1945”. Masyarakat Orde Baru adalah masyarakat Indonesia yang bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Ada beberapa rumusan pengertian Orde Baru dalam Seminar II Angkatan Darat, yaitu : a. Tujuan Orde baru adalah menciptakan kehidupan politik, ekonomi dan kultural yang yang dijiwai oleh moral Pancasila khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Orde Baru menginginkan tata susunan yang lebih stabil berdasarkan lembaga-lembaga (institusional. Misalnya : MPRS, DPR, Kabinet) dan yang kurang dipengaruhi oleh oknum-oknum yang dapat menimbulkan kultus individu; akan tetapi Orba tidak menolak

Hafalan Ul ORBA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hafalan Ul ORBA

Pengertian Orde Baru

Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dannegara yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945secara murni dan konsekuen. Dengan kata lain, Orde Baru adalah suatu ordeyang mempunyai sikap dan tekad untuk mengabdi pada kepentingan rakyatdan nasional dengan dilandasi oleh semangat dan jiwa Pancasila serta UUD1945. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11Maret 1966. Dengan demikian Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) sebagaitonggak lahirnya Orde Baru.

Pada umumnya diterima kesepakatan bahwa awal kelahiran Orde Baru adalah pada saat diterimanya Supersemar dari Soekarno oleh Soeharto yang kemudian si penerima dalam waktu yang sangat cepat membubarkan PKI. Orde Baru itu sendiri secara resmi didefinisikan sebagai “tatanan kehidupan negara dan bangsa yang diletakkan kembali pada pelaksanaan kemurnian Pancasila dan UUD 1945”. Masyarakat Orde Baru adalah masyarakat Indonesia yang bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Ada beberapa rumusan pengertian Orde Baru dalam Seminar II Angkatan Darat, yaitu :

a. Tujuan Orde baru adalah menciptakan kehidupan politik, ekonomi dan kultural yang yang dijiwai oleh moral Pancasila khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Orde Baru menginginkan tata susunan yang lebih stabil berdasarkan lembaga-lembaga (institusional. Misalnya : MPRS, DPR, Kabinet) dan yang kurang dipengaruhi oleh oknum-oknum yang dapat menimbulkan kultus individu; akan tetapi Orba tidak menolak pimpinan yang kuat dan pemerintahan yang kuat, malahan menghendaki ciri-ciri yang demikian dalam masa pembangunan.

c. Orde Baru menghendaki pengutamaan konsolidasi ekonomi dan sosial dalam negeri.

d. Orde Baru adalah suatu proses peralihan dari Orde lama ke suatu susunan baru.

e. Orde Baru harus didukung oleh tokoh pimpinan yang berjiwa Orde baru yang menduduki tempat-tempat yang strategis.

1. Militer Sebagai Pemeran Utama

Angkatan Darat muncul sebagai pemeran utama dalam Orba, tampilnya militer di pentas politik kali ini, bukanlah untuk pertama kali, sebab sebelum itu militer memang sudah terlibat dalam politik praktis sejalan dengan kegiatan otonomi menyusul diluncurkannya konsep dwifungsi ABRI. Konsep dwifungsi semula ditemukan oleh A.H. Nasution dalam sebuah rapat politik di Porong, ia menjelaskan bahwa militer disamping fungsi tempurnya untuk mempertahankan eksistensi negara, juga harus berusaha untuk menciptakan atau menjaga agar kehidupan masyarakat dapat terbina dengan menciptakan atau menjaga agar kehidupan masyarakat dapat

Page 2: Hafalan Ul ORBA

terbina dengan baik. Jadi menurut Nasution, ABRI disamping mempunyai fungsi konvensional (berperang) juga mempunyai fungsi lain yaitu pembinan wilayah/masyarakat, baik dalam rangka ketahanan/ pertahanan nasional maupun dalam rangka pembangunan nasional pada umumnya.

Ada lima alasan ABRI masuk dalam kegiatan non-militer melalui konsep dwifungsi ABRI, yaitu:

1) Sejak zaman revolusi 1945, ABRUI telah berjuang menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia bersama-sama dengan sipil, sehingga segi-segi politik di negara ini telah dilakukan oleh militer sejak semula.

2) Pemerintah sipil pada tahun 1950-an ternyata gagal membangun pemerintahan yang stabil, sehingga ABRI terpanggil untuk mengatasi turunnya prestasi pemerintahan dan runtuhnya kepercayaan khalayak kepada pemerintah.

3) Keterlibatan ABRI diluar fungsi tempur telah memberikan manfaat yang nyata bagi kehidupan masyarakat.

4) Praktek ketatanegaraan yang membuka peluang bagi ABRI untuk melakukan dwifungsi sejak zaman revolusi, zaman demokrasi liberal sampai zaman Orba menunjukkan bahwa konvensi ketatanegaraan telah menerima konsepsi dwifungsi ABRI.

5) Ketentuan tertulis UUD 1945 juga memungkinkan diterimanya dwifungsi ABRI ini.

Ciri-Ciri Orba

1.pemerintahaan otoriter2.terjadi pelanggaran HAM berat3.kebebasan pers terbatas

Tahun 1966-1998 Ciri Kebijakan ORBA

a) Diawali dengan SUPERSEMAR b) ORBA bertekat menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekwen.c) Demokrasi Pancasila dibawah kepemimpinan Soeharto (sistem Presidensial)d) Pemilu diadakan 5 tahun sekali tapi tidak demokratise) Kuatnya kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses politik, terjadi sentralistik kekuasaan pada presiden.f) Pembangunan ekonomi terlaksana tapi tidak berbasis ekonomi kerakyatang) Indikator demokrasi tidak terlaksana yaitu rotasi kekuasaan eksekutif tidak ada, rekrutmen politik tertutup, pemilu jauh dari semangat demokrasi, HAM terbatas, kebebasan politik dibatasi, KKN merajalelah) Atas tuntutan seluruh massa (dimotori oleh mahasiswa) maka tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri digantikan oleh Wapres Prof. B.J Habibi.

Page 3: Hafalan Ul ORBA

Masalah yang di hadapi pasca ORBA

1. Inflasi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javashe Bank ,mata uang pemerintah Hindia Belanda,dan mata uang pendudukan Jepang.

2. Adanya blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.

3. Kas Negara kosong

4. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahanUntuk melaksanakan langkah-langkah penyelamatan tersebut maka ditempuh cara:

1. Mengadakan operasi pajak2. Cara pemungutan pajak baru bagi pendapatan perorangan dan kekayaan dengan

menghitung pajak sendiri dan menghitung pajak orang.

Menurut Emil Salim, Suharto menerapkan cara militer dalam menangani masalah ekonomi yang dihadapi Indonesia, yaitu dengan mencanangkan sasaran yang tegas. Pemerintah lalu melakukan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang (25-30 tahun) dilakukan secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita(Pembangunan Lima Tahun) yang dengan melibatkan para teknokrat dari Universitas Indonesia, dia berhasil memperoleh pinjaman dari negara-negara Barat dan lembaga keuangan seperti IMF dan Bank Dunia.Liberalisasi perdagangan dan investasi kemudian dibuka selebarnya. Inilah yang sejak awal dipertanyakan oleh Kwik Kian Gie, yang menilai kebijakan ekonomi Suharto membuat Indonesia terikat pada kekuatan modal asing.Pelita berlangsung dari Pelita I-Pelita VI.

1. 1. Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)

Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru.

Tujuan Pelita I       :

Untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya.

Sasaran Pelita I     :

Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.

Titik Berat Pelita I   :

Page 4: Hafalan Ul ORBA

Pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.Muncul peristiwa Marali (Malapetaka Limabelas Januari) terjadi pada tanggal 15-16 Januari 1947 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia. Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.

1. 2. Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)

Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja . Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.

1. 3. Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984)

Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil.Isi Trilogi Pembagunan adalah sebagai berikut.

1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

1. 4. Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)

Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan ondustri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri. Hasil yang dicapai pada Pelita IV antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasil-nya Indonesia berhasil swasembada beras. kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO(Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program KB dan Rumah untuk keluarga.

1. 5. Pelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994)

Page 5: Hafalan Ul ORBA

Pada Pelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor.Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang tahap pertama. Lalu dilanjutkan pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Pelita VI yang di harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

1. 6. Pelita VI (1 April 1994 – 31 Maret 1999)

Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar pada tahun 1973 menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan ekonomi.Keberhasilan Pak Harto membenahi bidang ekonomi sehingga Indonesia mampu berswasembada pangan pada tahun 1980-an diawali dengan pembenahan di bidang politik. Kebijakan perampingan partai dan penerapan azas tunggal ditempuh pemerintah Orde Baru, dilatari pengalaman masa Orde Lama ketika politik multi partai menyebabkan energi terkuras untuk bertikai. Gaya kepemimpinan tegas seperti yang dijalankan Suharto pada masa Orde Baru oleh Kwik Kian Gie diakui memang dibutuhkan untuk membenahi perekonomian Indonesia yang berantakan di akhir tahun 1960.Namun, dengan menstabilkan politik demi pertumbuhan ekonomi, yang sempat dapat dipertahankan antara 6%-7% per tahun, semua kekuatan yang berseberangan dengan Orde Baru kemudian tidak diberi tempat.Kondisi Ekonomi Indonesia Pada Akhir Masa Orde BaruPelita VI (1 April 1994 – 31 Maret 1999)Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.Namun Pelita VI yang diharapkan menjadi proses lepas landas Indonesia ke yang lebih baik lagi, malah menjadi gagal landas dan kapal pun rusak.Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit di atasi pada akhir tahun 1997. Semula berawal dari krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis ekonomi dan akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah. Pelita VI pun kandas di tengah jalan.Kondisi ekonomi yang kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela, Pembagunan yang dilakukan, hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat. Karena pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata. Meskipun perekonomian Indonesia meningkat, tapi secara fundamental pembangunan ekonomi sangat rapuh.. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam. Perbedaan ekonomi antar daerah, antar

Page 6: Hafalan Ul ORBA

golongan pekerjaan, antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam.. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial). Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.Pembagunan tidak merata  tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.membuat perekonomian Indonesia gagal menunjukan taringnya.Namun pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru merupakan pondasi bagi pembangunan ekonomi selanjutnya.

Dampak Positif Kebijakan ekonomi Orde Baru :

1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit.

2. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

3. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.4. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin

meningkat.

Dampak Negatif Kebijakan ekonomi Orde Baru :

1. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam2. Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam

masyarakat terasa semakin tajam.3. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)4. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme)5. Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil

kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.6. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan

politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.7. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan

ekonomi sangat rapuh.8. Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang

justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilahh yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.

9. Dampak positif dan negatif dalam pemerintahan orde baru10. a.       Dampak positif11.          Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga kepresidenan

yang membuat semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat.12.          Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah

terencana dengan baik dan hasilnya dapat dilihat secara nyata.13.          Indonesia mengubah status dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang

memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

Page 7: Hafalan Ul ORBA

14.          Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.15.          Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin

meningkat.16. b.      Dampak negatif17.          Terbentuk pemerintahan orde baru yang bersifat otoriter, dominatif, dan sentralis.18.           Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara

termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.19.          Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar

kepada rakyat Indonesia. Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang diinginkan, sementara 2 paratai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta citra sebagai Negara demokrasi.

20.          Sistem perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan topeng untuk melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap pemilihan presiden melalui MPR Suharto selalu terpilih.

21.          Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.

22.          Kebijakn politik teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN.23.          Dwifungsi ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi kehidupan bebangsa dan benegara

bahkan pada bidang-bidang yang seharusnya masyarakat yang berperan besar terisi oleh personel TNI dan Polri. Dunia bisnis tidak luput dari intervensi TNI/Polri.

24.          Kondisi politik lebih payah dengan adanya upaya penegakan hukum yang sangat lemah. Dimana hukum hanya diciptakan untuk keuntungan pemerimtah yang berkuasa sehingga tidak mampu mengadili para konglomerat yang telah menghabisi uang rakyat.

25.          Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam.26.          Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalam

masyarakat tersa semakin tajam.27.          Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (marginalisasi sosial)28.          Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme).29.          Pembangunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan

masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.30.          Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan

politik, ekonomi, dam sosial yang demokratis dan berkeadilan.31.          Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan ekonomi

sangat rapuh.32.          Pembangunan tidak merata, tampak dengan adanya kemiskinan disejumlah wilayah yang

justru menjadi peny umbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selanjutnya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menkelang akhir tahun 1997.

Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru

Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.565[rujukan?]

Sukses transmigrasi Sukses KB Sukses memerangi buta huruf Sukses swasembada pangan

Page 8: Hafalan Ul ORBA

Pengangguran minimum Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) Sukses Gerakan Wajib Belajar Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh Sukses keamanan dalam negeri Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri[rujukan?]

Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru

Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme

1. Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat

2. Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua

3. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya

4. Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)

5. Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)6. Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan7. Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel8. Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program

"Penembakan Misterius"9. Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)10. Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang,

hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti hancur.[rujukan?]

11. Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.

12. Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara dipegang oleh swasta