82
HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI DALAM PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: MOHD ZALANI BIN JUNOH NIM: 109045200035 KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

  • Upload
    buidung

  • View
    219

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI

DALAM PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

MOHD ZALANI BIN JUNOH

NIM: 109045200035

KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga
Page 3: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga
Page 4: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini bahwa saya menyatakan :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta : 14 September 2011

16 Syawal 1432 H

Mohd Zalani bin Junoh

NIM : 109045200035

Page 5: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi Tuhan Semesta

Alam, Yang Maha Esa, Yang Maha Kaya, Yang Maha Pencipta, Yang Maha

Mengetahui Segala Sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang nyata maupun yang

tersembunyi baik dalam terang benderang maupun gelap gelita, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Shalawat dan salam kepada Junjungan Besar kita, Nabi Muhammad SAW,

keluarga serta para sahabat dan pengikut-pengikutnya yang menyeru dengan seruannya,

berpedomankan petunjuk-petunjuk Allah SWT serta berpegang teguh dengan tali-Nya

(hablullah) sampai akhir zaman.

Alhamdulillah berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat diselesaikan

dengan baik walaupun masih banyak kekurangan. Penulis menyadari bahwa selesainya

skripsi ini tak luput dari dorongan dan bantuan semua pihak. Ucapan terima kasih

penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas

Syari‟ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, yang telah memberikan

kepercayaan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

Page 6: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

2. Ketua Program Studi Jinayah Siyasah, dan Sekataris Program Studi Jinayah

Siyasah, Dr.Asmawi M.Ag, dan Afwan Faizin, MA. Yang telah membantu

penulis sejak masa perkuliahan hingga berakhirnya skripsi ini.

3. Prof. Dr.Masykuri Abdillah, Dosen Pembimbing skripsi penulis, yang dengan

sabar telah memberikan banyak masukan dan saran, sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan baik. Semoga apa yang telah bapak ajarkan mendapat balasan

dari Allah SWT;

4. Seluruh staf pengajar (dosen) Fakultas Syariah dan Hukum di Uin Jakarta dan

kolej Universiti Darul Qur‟an yaitu Ust Mahmood Sulaiman, Ust Soud. Ust

Kamaruzzaman, Ust. Mourad, Sir Mukhdi,Ustazah Zaiton dan Puan Nailah yang

keramatullah.

5. TYT.Dato‟ Duta Malaysia di Indonesia, Tuan Pengarah JPMI, Atas Agama

serta seluruh staf Kedutaan Besar Malaysia atas pengawasan dan kebajikan yang

diberikan.

6. Teristimewa buat pemberi semangat nur kasih Ayah dan Ibu Tercinta,Junoh bin

Derahman dan Hasmah binti Daud, yang senantiasa menyayangi, merawat,

mengasuh, membesarkan, mendidik dan memberikan motivasi di setiap gerak

langkah penulis. serta adik beradik yang diingati, Saikuliana, Hasron, Radzi,

Sakinah,Zaid, Sazila, syamimi, Syuhada, Zawawi, Zubaidah, Naim serta ahli

keluarga yang dikasihi. Terima kasih atas bantuan moral dan material, hingga

penulis dapat menyelesaikan pengajian di sini dengan selamat,dan sempurna.

Semoga amal kalian diganti ridha Khaleed.

Page 7: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

7. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FUF,

UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Umum Islam Imam Jama.

8. Teman-teman seperjuangan Tarmizi, Ba‟yah, Ameer, Hidayah,Dijah,Raudha,

Razman, Ukasyah, Riduan,Helmi, Hayafizul, Hafiz, Fuad, Sabri, Saifuddin,

Muaz, Hilman, Saiful Daulah, Najib, Zahid,Hadi, Tuan Izzuddin, Fakhri, Yunus,

Sufian, Fawwaz, Hadi,Baha, dan juga teman yang berada di Asrama Putri UIN

dan kost kosan, tidak lupa juga teman yang dicintai yang senantiasa memberi

semangat dan dukungan. Jutaan terima kasih atas teguran dan sumbangan yang

telah diberikan oleh Ridzuan, Faiz Awang, Aziz dan Tuan Izuddin Abu Bakar.

Tidak lupa juga sahabat-sahabat dari IPA, Ramadhan, Ustadz Azhari, Munir,

Syukri, Hanzalah, Riduan Hamid, Nasrullah, Syamil, Farid, Khalil dan Najmi

yang telah bersama kecimpung dalam menegakkan kalimat Allah.

9. Teman-teman Indonesiaku juga yang telah banyak membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, Muchin, Boggie, Riri, Quen, Ria, Abg Lokman yang

mengenali penulis yang tidak mampu penulis catatkan satu persatu disini. dan

beberapa teman-teman lain yang membantu penulis untuk memahami dan

sharing mengenai ketatanegaraan Islam, khususnya negara Indonesia. Tak lupa

Jiran di samping kosanku, Pak Iskandar,Ibu halimah, Ibu Fatimah,Pak Wahab

Ibu Aminah,Masato,Ibu Lia, anaknya Niswah, Abrar, dan yang mengenali

mendoakan penulis dan semangat serta motiwasi, semoga kita tetap dalam

perjuangan

Page 8: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

10. Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu hingga terselesainya

skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih banyak semoga segala bantuan

tersebut diterima sebagai amal shaleh di sisi Allah SWT dan memperoleh

balasan pahala yang ganda. Amin.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan semua ini. Semoga apa

yang penulis usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta: 20 September 2011

22 Syawal 1432 H

Penulis

Page 9: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

PEDOMAN TRANSLITERASI

a. Padanan Aksara

Huruf

Arab

Huruf

Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

b be ب

t te ت

ts te dan es ث

j je ج

h ha dengan garis di bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sy es dan ye ش

s es dengan garis di bawah ص

d de dengan garis di bawah ض

t te dengan garis di bawah ط

z zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik diatas hadap kanan „ ع

gh ge dan ha غ

f ef ؼ

q ki ؽ

k ka ؾ

l el ؿ

m em ـ

n en ف

w we و

h ha هػ

Page 10: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

apostrof ` ء

y ye ي

b. Vokal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a fathah

i kasra

u dammah

Adapun Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i ي

au a dan u و

c. Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ػػا

î i dengan topi di atas ــــــي

û u dengan topi di atas ـــــــو

d. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam Bahasa Arab dilambangkan dengan huruf (اؿ) , dialih-

aksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf

qamariyyah. Contoh الشمسية = al-syamsiyyah, القمرية = al-qamariyyah.

e. Tasydîd

Dalam alih-aksara, tasydîd dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda tasydîd itu. Tetapi hal ini tidak berlaku jika

huruf yang menerima tasydîd itu terletak setelah kata sandang yang diikuti huruf-huruf

samsiyyah.

f. Ta Marbûtah

Jika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /h/. begitu juga jika ta marbûtah tersebut diikuti kata

sifat (na„t). Namun jika ta marbûtah diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /t/.

Page 11: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

g. Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau

kata sandangnya . Contoh البخاري = al-Bukhâri.

Page 12: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………..……………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..…………iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………….…1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah………………..….4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………...……5

D. Kajian Terdahulu………………………………….…………..…5

E. Metode Penelitian…………………………………...………..…..8

F. Sistematika Penulisan…………………………..…………….…10

BAB II HAK-HAK DASAR KEWARGNEGARAAN DALAM

KETATANEGARAAN ISLAM

A. Pengertian dan Sejarah Hak Warga Negara................................11

B. Hak-hak Dasar dan Kewajiban dalam Ketatanegaraan Islam....17

C. Pandangan Ulama Tentang Hak-hak Warga Negara dalam

Islam...........................................................................................19

BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN DI MALAYSIA

A. Definisi Warga Negara.................................................................. 22

B. Kewarganegaraan Menurut Negara-Negara Moden.......................23

Page 13: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

C. Cara Mendapatkan Status Kewarganegaraan di Malaysia.............24

D. Hak-Hak Dasar Kewarganegaraan di Malaysia.............................28

BAB IV HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN DI DALAM

PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH

A. Dasar-dasar Fiqih Siyasah……………………………………...38

B. Hak-hak Dasar Kewarganegaraan Menurut Fiqih Siyasah…… 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………...…………………………………..…..66

B. Saran…………………………….….……………………….…..67

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….………………………...…69

Page 14: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fiqih Siyasah adalah mengatur, mengendalikan, mengurus atau membuat

keputusan. Yakni, pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan syara‟.

Sehingga dengan memahami fiqih siyasah diharapkan dapat membawa

kemaslahatan untuk manusia dengan menunjukannya kepada jalan yang

menyelamatkan, baik di dunia maupun di akhirat.1

Dalam objek kajiannya fiqih siyasah meliputi pengaturan hubungan antara

warga Negara dengan warga Negara, pengaturan dan perundangan-undangan yang

dituntut oleh hal ihkwal kenegaraan dari segi persesuaiannya dengan pokok-pokok

agama dan merupakan realisasi kemaslahatan manusia serta memenuhi

kebutuhannya. Sedangkan pembidangan fiqih siyasah yang terlihat dalam kurikulum

fakultas syari‟ah, yang membagi fiqih siyasah kedalam empat bidang pertama; Fiqh

Dustury, kedua; Fiqh Dawly, ketiga; Fiqh Maliy, dan keempat Fiqh Harby.2

Maka permasalahan yang terkait kedudukan kewarganegaraan di dalam fiqih

siyasah sudah banyak dibincangi oleh ulama Islam terdahulu maupun saat ini, antara

lain apa yang disebut Abul A‟la al-Maududi adalah hak rakyat itu ada empat pokok

1Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-Rambu Syariah,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), cet. III, h. 257 2 Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, cet. II,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), h. 34

Page 15: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

utama; pertama perlindungan terhadap jiwa, harta dan kehormatan, kedua

perlindungan kebebasan pribadi, ketiga kebebasan menyatakan pendapat dan

keempat terjamin kebutuhan pokok.3

Selanjutnya apa yang di sebut oleh J Suyuthi Pulungan di dalam bukunya

Prinsip-Prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah adalah prinsip-prinsip hak

asasi yaitu dasar ajaran yang berkaitan dengan jaminan akan hak yang dimiliki

manusia bersamaan dengan kelahiran atau kehadiranya di dalam kehidupan

masyarakat (penduduk madinah) tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama,

keyakinan, jenis kelamin, dan sebagainya,hak-hak asasi manusia terdiri dari hak

sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya.4

Kehidupan bernegara dalam Islam sudah ada sejak masa Rasulullah dan

khulafa‟ dan ini merupakan contoh bagi kita semua dalam hidup berwarganagara,

meskipun pada masa itu umat Islam menempati posisi nomor satu (kelas satu) dalam

pemerintahan suatu Negara namun non muslim yang menjadi warganya merasa

aman, terlindungi, diberikan hak-hak kesejahteraan, kebahagian dan ketenteraman

yang sama dengan umat Islam mereka juga memiliki kedudukan yang sama dengan

kaum muslim.5

3Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, cet. II, (Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 1995), h. 34 4 J. Suyuthi Pulungan, Perinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam Mandiah di Tinjau dari

Pandangan Al-Quran, ( Jakarta, PT Raja Grafindo Perseda:1996) cet II, hlm. 14 5Mujar Ibnu Syarif, Presiden Non Muslim di Negara Muslim, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

2006), Cet , I, hlm. 34

Page 16: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Negara-negara demokrasi terkadang belum menjamin warga negaranya

untuk berdemokrasi karena demokrasi bukan hanya menjamin kebebasan tempat

peribadatan dan beragama artinya demokrasi juga harus memberi kebebasan pada

warga Negara yang domisilinya kecil dalam konteks muslim yang mayoritas

ataupun sebaliknya kaum muslim yang minoritas yang hidup diantara kaum non

muslim yang mayoritas di sejumlah Negara-negara dunia untuk menikmati hak-hak

demokratis persamaan politik.6

Undang-Undang Kewarganegaraan untuk pertama kali dibuat di Malaysia

yaitu pada tahun 1948. Undang-undang ini terkandung dalam Perjanjian

Persekutuan Tanah Melayu tahun itu. Pasal 125 sampai Pasal 133 telah menetapkan

siapa yang dikatakan sebagai warga negara Persekutuan. Pasal-pasal ini juga telah

menentukan jalan dan cara untuk mendapatkan kewarganegaraan Persekutuan, yaitu

dengan jalan pendaftaran dan naturalisasi. Undang-undang ini dilakukan perbaikan

sedikit pada tahun 1952 karena ingin menyesuaikan dengan undang-undang warga

negara Inggris yang diubah pada tahun 1949.7

Pada 1952 semua negeri Melayu mengesahkan undang-undang yang

menentukan siapa yang menjadi raja-raja rakyat Melayu di setiap masing-masing

negara bagian. Barang siapa yang menjadi rakyat keturunan raja-raja Melayu, maka

orang itu berhak menjadi warga negara Persekutuan Tanah Melayu. Seperti inilah

keadaan undang-undang kewarganegaraan di Malaya sebelum merdeka. Setelah

6 Artani Hasbi, Musyawarah & Demokrasi, (Jakarta: Gaya Media Pratam, 2001), cet. I, h. 1

7 Op, Cit, Tun Salleh Abas, hlm. 260

Page 17: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

merdeka, Perlembagaan Persekutuan (Undang-undang Dasar Malaysia) dari Pasal

14 sampai Pasal 31 Perlembagaan Malaysia berisi butir-butir dan peraturan-

peraturan tentang kewarganegaraan.

Di dalam Hukum Islam dan Undang-undang kewarganegaraan di Malaysia

masih terdapat beberapa macam masalah, diantaranya apakah pandangan ulama

tentang hak kewarganegaraan dalam konteks fiqh siyasah? Bagaimana pandangan

ulama tentang istimbat atau pengambilan nash-nash terhadap kewarganegaraan ?

dan banyak lagi hal-hal yang akan di bahas di dalam skripsi ini. Jadi penulis ingin

mengangkat pembahasan ini sebagai tema utama dalam kajian ini dengan judul

‘Hak-Hak Dasar Kewarganegaraan Malaysia di dalam Perspektif Fiqih Siyasah’

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, penulis membatasi dan hanya

menfokuskan pada hak kewarganegaraan Malaysia di dalam konteks fiqih siyasah,

seterusnya indentifikasi permasalahan utama adalah bagaimana relevasi yang terkait

dengan hukum-hukum Islam. Dalam hal ini, pembatasan yang terkait hukum Islam

adalah menfokuskan pandangan ulama atau intlektual Islam kontemporer.

2. Perumusan Masalah

Berdasakan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 18: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

a. Sejauhmana hak-hak dasar kewarganegaraan yang diatur di dalam konstitusi

Malaysia?

b. Bagaimanakah kedudukan hak Kewarganegaraan Malaysia di dalam kajian fiqih

siyasah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:

1. Untuk mengetahui hak dasar kewarganegaraan yang berlaku di dalam konstitusi

Malaysia

2. Untuk mengetahui kedudukan hak Kewarganegaraan Malaysia di dalam persepektif

fiqih siyasah

D. Kajian Terdahulu

Untuk melihat bahasan kajian yang membahas mengenai tema yang hampir

sama, namun substansi yang berbeda maka diperlukan studi review terhadap kajian

yang terdahulu. Adapun yang penulis masukan dalam perbandingan ini di dapat dari

bahan-bahan; buku-buku dan skripsi.

Buku pertama, Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah (Kontekstualisasi Doktrin

Politik Islam).8 Ada bahasan secara terperinci yang membahas mengenai

kewarganegaraan, seperti pembagian kewarganegaraan di bedakan kepada Dar Al-

Islam dan Dar Al-Harb. Di dalam Dar Al-Islam di tempati oleh Muslim, Ahl Al-

8 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah (Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam), Jakarta: Gaya Media

Pratama, 2001, cet. I

Page 19: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Dzimmi, Musta‟min. Sedangkan di Dar Al-Harb di tempati oleh golongan Harbiyun.

Buku kedua. “ Islam dan Tata Negara” karya Munawir Sjadzali.9 Buku ini

membahas diantaranya tentang Piagam Madinah semasa Nabi dan konsep

musyawarah. Hubungan antara permasalahan kedudukan warga negara dengan

hukum Islam sudah di jelaskan secara umum, sementara sistematika melalui teknik

komparatif dengan memperbandingankan pelbagai pemikiran politik masa klasik

maupun sekarang.

Buku ketiga, karya Luli Huliyah.10

“Konsep Negara Islam Menurut

Muhammad Husein Haikal,”, tulisan ini menampilkan prinsip-prinsip Negara Islam

dalam pandangan Husein Haikal yang dituangkannya dalam buku al-Hukûmât al-

Islâmiyyah. Disebutkan bahwa pokok-pokok pikiran Haikal tentang kenegaraan

antara lain: prinsip-prinsip dasar kehidupan bermasyarakat yang diberikan al-Qur‟an

dan al-Sunnah tidak ada langsung berkaitan dengan ketatanegaraan. Kehidupan

bernegra bagi umat Islam itu baru mulai pada waktu nabi telah hijrah dan menetap

di Madinah. Wahyu yang turun di Madinah meletakkan ketentuan-ketentuan dasar

bagi kehidupan keluarga, pembagian waris, usaha dan jual beli, yang itu semuanya

belum menyentuh secara rinci dasar-dasar bagi kehidupan pemerintahan. Mengenai

sistem pemerintahan, Haikal lebih cendung kepada sistem Republik daripada sistem

kerajaan.

9 Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI-Press, 1993.

10 Luli Huliyah, Konsep Negara Islam Menurut Muhammad Husein Haikal, (Jakarta: Fakultas

Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006).

Page 20: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Buku kelima, Karya Tun Mohd Salleh Abas.11

Tentang “Kewarganegaraan”

ditulis dalam buku yang berjudul “Prinsip Perlembangaan dan Pemerintahan di

Malaysia”, buku ini membahas tentang pengertian warga negara, kewarganegaraan

di sisi Undang-Undang, faktor dan cara untuk mendapatkan kewarganegaraan

Malaysia,pengeluaran sertifikat kewarganegaraan.

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Jenis Penelitian

Untuk pemasalahan pengumpulan dan meneliti data dalam skripsi ini, penulis

mengunakan metode penelitian pustakaan (library research). Penulis mencoba

mengumpulkan data-datanya berasal dari sumber-sumber kepustakaan, baik berupa

buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini.

2. Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah kedudukan kewarganegaraan

di Malaysia sementara subyek adalah kajian fiqih siyasah yang terkait dengan

permasalah ini.

3. Teknik Pengumpulan dan sumber data

Untuk mendapat data yang lebih akurat dan faktual yaitu himpunan

pandangan ulama hal-hal terkait hukum Islam terhadap kedudukan

kewarganegaraan, teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentar

dari bahan-bahan tertulis antaranya buku Fiqh Siyasah dan juga buku Perinsip

11 Mohd Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia. Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006.

Page 21: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Perlembagaan Malaysia. Data yang diperolehi dapat dibedakan menjadi data primer

dan skunder. Yang termasuk ke dalam sumber data primer adalah buku karangan

Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah (Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam), dan karya

Tun Mohd Salleh Abas tentang “Kewarganegaraan” ditulis dalam buku yang

berjudul “Prinsip Perlembangaan dan Pemerintahan di Malaysia”, seterusnnya

karangan-karangan lain yang terkait dengan judul skripsi ini, literature-literature,

dan website yang berkaitan dengan obyek penelitian. Kemudian data tertier berupa

kamus, jurnal dan artikal

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah melalui pendekatan yuridis normatif, yaitu

diantara data yang diperolehi seperti kedudukan Undang-undang kewarganegaraan

di dalam perlembagaan Malaysia dan juga pandangan ulama terhadap

kewarganegaraan di dalam kajian hukum Islam, seterusnya dengan pendekatan ini

penelitian menelusuri melalui analisis kuantitatif dan juga komparatif

(perbandingan) agar mendapat hepotesa komprehensif, seperti Undang-undang

kewarganegaraan Malaysia menetapkan rakyat yang lahir pada tempoh tertentu di

Malaysia akan dapat hak kewarganegaraan kerana antara landasan filsofis undang-

undang ini antaranya di tinjau hukum Islam adalah berdasakan teori piagam

madinah yang di lakukan oleh Rasulullah.

Page 22: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudahkan dan memperoleh gambaran yang utuh serta

menyeluruh, penelitian skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika sebagai

berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kajian terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

Selanjutnya pada bab II merupakan tinjauan kedudukan Prinsip

Perlembagaan Persekutuan di dalamnya termuat pengertian, kedudukan sejarah

Perlembagaan Malaysia dan dasar-dasar yang termuat di dalam Perlembagaan

Malaysia.

Pada bab III akan dijelaskan prinsip Undang-undang kewarganegaraan dan

akan membahaskan sejarah muncul undang-undang kewarganegaraan seterusnya

kedudukan penjelasan pasal-pasal yang termuat di dalam undang-undang

kewarganegaraan.

Agar lebih jelas dan mendalam lagi di dalam studi hukum Islam, pada bab IV

ini, akan memaparkan teori-teori hukum Islam dalam konteks usul fiqih seterusnya

prinsip Perlembagaan Malaysia dan undang-undang kewarganegraan menurut teori

hukum Islam

Kemudian skripsi ini penulis tutup dangan kesimpulan dan saran pada bab

V.

Page 23: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

BAB II

HAK-HAK DASAR KEWARGNEGARAAN DALAM KETATANEGARAAN

ISLAM

A. Pengertian dan Sejarah Hak Warga Negara

1. Pengertian Hak ;

Secara bahasa hak berarti yang benar, tetap dan wajib, kebenaran dan

kepunyaan yang sah.12

Hak dapat juga disebut hak asasi yaitu, sesuatu bentuk yang

dimiliki oleh seseorang karena kelahirannya, bukan karena diberikan oleh

masyarakat atau negara.13

Sedangkan dalam bahasa Arab, kata hak ( حق) dalam

kamus Lisan al-„Arab diartikan dengan ketetapan, kewajiban, yakin, yang patut dan

yang benar.14

Secara terminologis, ada beberapa definisi hak yang dikemukakan oleh para

ulama fiqih. Syeikh „Abdul Halim al-Luqnawi sebagaimana dikutip oleh Wahbah al-

Zuhaili mendefinisikan kata hak dengan sesuatu hukum yang ditetapkan secara

syara‟. Sementara itu Syeikh Ali al-Khafifi mendefinisikan hak sebagai

kemaslahatan yang diperoleh secara syara‟.15

Musthafa Ahmad al-Zarqa dalam

kitabnya al-Madkhâl al-Fiqh al-„Am: al-Fiqh al-Islâmi fi Tsaubih al- Jadîd

memberikan definisi yang lebih lengkap. Menurut al-Zarqa hak adalah sesuatu

12 Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h.

211 13 B. N. Marbun, Kamus Politik, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), cet. I, h. 193 14 Jalaluddin Muhammad Ibnu Manzhur, Lisân al‟Arab, juz II, (Mesir: Dâr al-Hadîts, 2003), h.

525-526 15 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, juz IV, (Damsyik: Dâr al-Fikr, 1425 H /

2004 M), cet. III, h. 8-9

Page 24: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

kekhususan (yurisdiksi) di mana dengannya syara‟ menetapkan kekuasaan atau

tanggung jawab.16

Menurut Wahbah al-Zuhaili definisi yang dikemukakan oleh Syeikh Abdul

Halim al-Luqnawi belum bisa mencakup keseluruhan makna yang terkandung

dalam kata hak sebagaimana yang difahami oleh para ulama fiqih. Definisi yang

dikemukakan oleh al-Khafifi pun belum lengkap, sebab hanya menyinggung segi

tujuan dari hak. Definisi yang baik adalah yang dikemukakan oleh Musthafa Ahmad

al-Zarqa, sebab definisi tersebut mencakup keseluruhan yang terkandung dalam kata

hak seperti hak keagamaan (misalnya hak Allah atas hamba-Nya), hak perdata, hak-

hak kesopanan, hak-hak umum dan lain-lainnya.17

2. Hak Kewarganegaraan;

Secara garis besar hak kewarganegaraan dapat diartikan sebagai suatu

kebebasan dalam menentukan pilihan yang tidak dapat diganggu ataupun diambil

oleh siapapun dalam kehidupan bermasyarakat di suatu negara. Menurut para ahli

hukum hak kewarganegaraan adalah hak yang dimiliki dan diperoleh seseorang

dalam kapasitasnya sebagai anggota organisasi politik (negara), seperti hak memilih

(dan dipilih), mencalonkan diri dan memegang jabatan umum dalam negara,18

atau

hak kewarganegaraan itu adalah hak-hak di mana individu memberi andil melalui

16 Musthafa Ahmad al-Zarqa, al-Madkhâl al-Fiqh al-„Âm: al-Fiqh al-Islâmi fi Tsaubih al-Jadîd,

(Damsyik: Dar al-Fikr, t.th.), jilid III, h. 10 17 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, h. 9

18 A. M. Saefuddin, Ijtihad Politik Cendekiawan Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),

cet. I, h. 17

Page 25: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

hak tersebut dalam mengelola masalah-masalah negara atau memerintahnya.19

Selain itu hak kewarganegaraan dapat pula diartikan sebagai hak yang diperoleh

seseorang dalam kapasitasnya sebagai seorang anggota organisasi politik, seperti

hak memilih dan dipilih, mencalonkan diri dan memegang jabatan umum dalam

negara. 20

Hak kewarganegaraan merupakan hak asasi untuk ikut serta dalam

penyelenggaraan pemerintahan, misalnya hak untuk berkumpul dan berserikat

(membentuk partai politik), dan hak untuk mengeluarkan pendapat termasuk

mengawasi dan mengkritisi pemerintah apabila terjadi penyalahgunaan

kewenangan, kekuasaan atau membuat kebijakan yang bertentangan dengan aspirasi

rakyat.

Berkaitan dengan hak warga negara dalam ketatanegaraan Islam, maka

perlu dibahas juga apa yang dimaksud dengan ketatanegaraan Islam. Berbicara

tentang ketatanegaraan Islam berarti berbicara tentang negara Islam. Menurut Imam

al-Mawardi negara Islam adalah negara yang melaksanakan konsep pemerintahan

Nubuwwah dalam menjaga agama dan mengurus urusan dunia dengan agama.21

Sedangkan menurut Abdul Qadir Audah yang termasuk dalam negara Islam (Dar al-

Islam) negara di mana hukum-hukum agama Islam nampak di dalamnya atau

negeri-negeri di mana penduduknya beragama Islam bisa melahirkan (menjalankan)

19 Abdul Karim Zaidan, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Yayasan

Al-Amin, 1984), cet. I, h. 17 20 Mujar Ibnu Syarif, Hak-hak Politik Minoritas Non-Muslim dalam Komunitas Islam,

(Bandung: Angkasa, 2003), cet. I, h. 49 21 al-Mawardi, al-Ahkam al-Sulthâniyah, (T.tp: Dar al-Fikr, 1960), cet. I, h. 5

Page 26: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

hukum-hukum Islam. Jadi termasuk negeri Islam semua negeri di mana semua

penduduknya itu sebagian besarnya beragama Islam, atau negeri-negeri yang

dikuasai oleh kaum muslimin, meskipun kebanyakan penduduknya tidak memeluk

agama Islam. Juga termasuk negeri Islam semua negeri yang tidak dikuasai oleh

kaum muslimin, selama penduduknya yang beragama Islam bisa melahirkan

hukum-hukum Islam atau selama tidak ada hal-hal yang menghalang-halangi

mereka untuk melahirkan hukum-hukum tersebut.22

Kemudian menurut Yusuf Al-Qardhawi negara Islam adalah negara madani

(civil society) yang berdasarkan Islam.23

Sedangkan negara bukan Islam adalah

negeri-negeri yang tidak termasuk dalam kekuasaan kaum muslimin, atau negeri-

negeri di mana hukum Islam tidak nampak, baik negeri-negeri tersebut dikuasai oleh

satu pemerintahan atau beberapa pemerintahan, baik penduduknya yang tetap terdiri

dari kaum muslimin atau bukan.24

Jadi, dari penjelasan di atas yang dimaksud dengan hak kewarganegaraan

dalam ketatanegaraan Islam adalah di mana individu dapat ikut andil, melalui hak

tersebut, dalam mengelola masalah-masalah negara atau pemerintahannya, misalnya

hak untuk memilih dan dipilih, hak untuk berkumpul dan berserikat (membentuk

partai politik), dan hak untuk mengeluarkan pendapat termasuk mengawasi dan

22 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrî‟ al-Jinâ‟i al-Islâmi: Muqâranan bi al-Qânŭn al-Wadhi‟i,

(Beirut: Muasasah al-Risalah, 1998), juz I, h. 275 23 Yusuf al-Qaradhawi, al-Dîn wa al-Siyâsah, edisi bahasa Indonesia Meluruskan Dikotomi

Agama dan Politik diterjemahkan oleh Khoirul Amru Harahap, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008),

cet. I, h. 169 24 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrî‟ al-Jinâ‟i al-Islâmi: Muqâranan bi al-Qânŭn al-Wadhi‟i,

h. 277

Page 27: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

mengkritisi pemerintah apabila terjadi penyalahgunaan kewenangan, kekuasaan atau

membuat kebijakan yang bertentangan dengan aspirasi rakyat.

3. Sejarah Hak Warga Negara dalam Ketatanegaraan Islam;

Sejarah hak warga negara di dalam Islam sudah berlangsung ketika manusia

itu sudah diturunkan oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.

Perkembangan perpolitikan di dalam Islam terjadi pada saat Nabi Muhammad SAW

diutus Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia agar

berkehidupan dengan cara yang baik dan benar. Peristiwa ketatanegaraan Islam

yang memang khusus mengkaji pembahasan hak-hak warga negara di dalam Islam

terjadi pada saat adanya Piagam Madinah.

Dokumen Piagam Madinah merupakan sumber ide yang mendasari negara

Islam pada awal pembentukannya, dokumen ini telah diakui otentik.25

Kelahirannya

memiliki konteks tersendiri, ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah

penduduk di kota ini dilihat dari segi agama terdiri dari empat golongan besar, yaitu

warga Muslim, Musyrik, Yahudi, dan Nasrani. Warga Muslim terdiri Muhajirin dan

Anshar, golongan Muhajirin adalah warga imigran yang bermigrasi dari Mekkah,

mereka adalah orang-orang suku Quraisy yang telah masuk Islam, sedangkan kaum

Anshar adalah warga pribumi kota Madinah yang terdiri dua suku besar, yaitu suku

Aus dan suku Khazraj. Sementara warga Yahudi terdiri atas keturunan Yahudi

pendatang, terdapat tiga kelompok besar keturunan yaitu Bani Nadlir, Bani

25 W. Montogomery Watt, Muhammad at Medina, (London: Oxford University Press,

1991), h. 225

Page 28: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Qainuqa‟, dan Bani Quraizhah. Adapun warga Nasrani merupakan kelompok

minoritas yang umumnya mendiami daerah Najran.26

Dalam perspektif Islam, hak-hak warga negara sejatinya merupakan bagian

intrinsik dari hak-hak dasar yang dimiliki setiap individu. Pelacakan intens terhadap

monoteisme Islam sebagai ajaran dasar akan menjelaskan secara sem-purna hal

tersebut. Sebagai prinsip dasar, monoteisme merupakan pembebasan yang

membawa konsekuensi pada keberadaan seluruh umat manusia dalam kedu-dukan

yang sederajat. Setiap manusia memiliki hak yang sama sesuai dengan kapasitas dan

kapabilitas masing-masing untuk mengaktualisasikan hak-hak dasariahnya, serta

mengartikulasikan aspirasinya yang objektif.

Demikian pula, hak-hak mereka yang bersifat prinsip harus mendapat

perlindungan yang sama. Tidak ada satu manusia atau kekuatan mana pun di dunia

yang dapat memasung dan mereduksi hak-hak dasar yang melekat pada setiap

manusia, termasuk hak-hak politik, kecuali karena alasan-alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan yang mengacu secara jelas kepada nilai-nilai etikamoral

kemanusiaan dan ajaran substansial agama.27

26 Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945; Kajian

Perbandingan tentang Dasar Hidup Bersama dalaam Masyarakat Majemuk, (Jakarta: UI Press; 1995), h. 36

27 http://www.freelists.org/archives/ppi/04-2004/msg00033.html diakses pada tanggal 23

September 2008

Page 29: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Demikianlah penjelasan tentang pengertian dan sejarah hak-hak warga

negara dalam ketatanegaraan Islam, selanjutnya akan membahas mengenai hak

dasar yang dimiliki seseorang dalam ketatanegaraan Islam.

B. Hak-hak Dasar dan Kewajiban Dalam Ketatanegaraan Islam

Deklirasi ini juga memuat prinsip HAM Hak-hak dasar adalah hak-hak

yang dibutuhkan manusia untuk menjaga kelangsungan eksistensinya dan

keselamatan kehidupannya. Apabila hak-hak dasar ini dilanggar, maka

menyebabkan berakhirnya kehidupan manusia atau kehidupan manusia akan

mengalami kerusakan dan kehancuran yang parah. Dalam Islam, perlindungan atas

kebutuhan dasar manusia ini bertumpu pada tujuan diturunkannya syari‟at Islam

yaitu untuk melindungi dan memelihara kepentingan hidup manusia baik material

maupun spiritual, individual dan sosial.28

Berdasarkan penelitian para ahli ushul fiqh bahwa Allah telah menurunkan

syari‟at Islam dengan beberapa tujuan (Maqasid al-Tasyri‟ atau Maqasid al-

Syari‟ah)29

yang secara garis besar terdiri dari tiga hal, yakni dharuriat (tujuan

dasar), yaitu hal-hal penting yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup

manusia. Bila mana hal tersebut tidak terpenuhi, maka akan terjadi kerusakan,

kerusuhan dan kekacauan hidup manusia; hajiyat (tujuan sekunder) yaitu hal-hal

28 Ridwan HR., Fiqih Politik: Gagasan, Harapan dan Kenyataan, (Yogyakarta: FH UII

Press, 2007), cet. I, h. 26 29 Pembahasan mengenai Maqasid al-Syari‟ah dapat dijumpai dalam kitab-kitab ushul fiqh

atau buku-buku yang membahas tentang filsafat hukum Islam, misalnya al-Syatibi dalam kitabnya al-

Muwafaqat, (Ttp: Dar al-Fikr, t.th), h. 2-5 dapat dilihat juga pada Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul

Fiqh, (Kairo: Dar al-Hadits, 2003), h. 231-234

Page 30: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

yang dibutuhkan oleh manusia untuk mendapatkan kelapangan dan kemudahan

dalam hidup di dunia. Bila mana hal tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan

mengalami kesulitan dan kesempitan; dan tahsiniyat (tujuan tersier), yaitu hal-hal

pelengkap yang terdiri dari kebiasaan dan akhlak yang baik.

Tujuan dasar atau dharuriyat meliputi perlindungan terhadap agama, jiwa,

akal, nasab dan harta (al-muhafadlah ala al-din wa al-nafs wa al-‟aql wa al-nasl wa

al-mal). Kehidupan manusia di dunia ini ditopang oleh lima hal ini. Manusia tidak

akan meraih kehidupan yang mulia tanpa memelihara hal tersebut, karena kemuliaan

manusia itu terletak pada terjaganya lima perkara tersebut. Pemerintahan Islam

wajib menjaga dan memberikan perlindungan terhadap kebutuhan dasar manusia,

dan tidak hanya terbatas pada warga negara muslim saja tetapi terhadap semua

warga negara yang berada di wilayah negara yang bersangkutan, apapun agamanya.

Perlindungan terhadap kebutuhan dasar manusia ini merupakan inti dari

perlindungan hak asasi manusia.

Demikianlah secara umum apa yang menjadi hak-hak dasar warga negara

yang harus dijamin dan diberikan oleh negara dalam negara Islam, yaitu

terpeliharanya lima perkara:

1. Perlindungan Terhadap Agama (Hifz al-Din) atau Hak untuk Memeluk Agama

atau Keyakinan;

2. Perlindungan terhadap jiwa (hifz al-Nafs) atau hak untuk hidup;

3. Perlindungan terhadap akal (hifz al-‟aql) atau hak untuk berfikir;

4. Perlindungan terhadap keturunan (hifz al-Nasl) atau hak atas keturunan dan

Page 31: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

kehormatan; dan

5. Perlindungan terhadap harta (hifz al-mal) atau hak atas harta.

D. Pandangan Ulama Tentang Hak-Hak Warga Negara dalam Islam

Menurut Muhammad Anis Qasim Ja‟far, hak-hak warga negara itu ada tiga

macam, yaitu:30

a. Hak untuk mengungkapkan pendapat dalam pemilihan dan referendum;

b. Hak untuk mencalonkan diri menjadi anggota lembaga perwakilan dan lembaga

setempat; dan

c. Hak untuk mencalonkan diri menjadi presiden dan hal-hal lain yang

mengandung persekutuan dan penyampaian pendapat.

Ketiga hak ini, tegas Qasim, tidak berlaku kecuali bagi orang-orang yang

memenuhi syarat-syarat tertentu disamping syarat kewarganegaraan. Seseorang

boleh menggunakan atau tidak menggunakan hak-haknya tersebut tanpa ikatan apa

pun.31 Menurut A. M. Saefuddin bahwa tiap individu memiliki hak-hak warga

negara dalam politik di antaranya hak memilih, hak musyawarah, hak pengawasan,

hak pemecatan, hak pencalonan dalam pemilihan dan menduduki jabatan.32

Seorang Muslim mesti pasti menjadi seorang politik karena dia dituntut oleh

rasa keimanannya agar tidak hidup menyendiri tanpa memiliki perhatian pada

30 Mujar Ibnu Syarif, Hak-hak Politik Minoritas Nonmuslim dalam Komunitas Islam:

Tinjauan dari Persfektif Politik Islam, (Bandung: Penerbit Agkasa, 2003), cet. I, h. 67 31 Ibid. 32 A. M. Saefuddin, Ijtihad Politik Cendekiawan Muslim, h. 17-19

Page 32: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

persoalan orang lain. Terutama persoalan yang menimpa seorang mukmin lain tanpa

sesama saudara seiman.

Rasulullah SAW bersabda.

“ Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum Muslimin, maka dia

bukan sebagian daripada mereka.

Menurut Al-Maududi sebagaimana di kutip Ibnu Syarif paling tidak ada

enam macam hak warga negara yang diakui dalam Islam, yaitu:33

(1) Hak

Kebebasan untuk mengeluarkan dasar pikiran, pendapat, dan keyakinan.34

Hal ini

lanjut menurut Al-Maududi, meliputi hak kebebasan untuk mengkritik pemerintah

dan pejabatnya. (2) Hak untuk berserikat dan berkumpul, (3) Hak untuk memilih

dan dipilih sebagai kepala Negara, (4) Hak untuk menduduki jabatan umum dalam

pemerintahan Negara, (5) Hak untuk memilih atau dipilih sebagai ketua dan anggota

Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR), (6) Hak untuk memberikan suara dalam

pemilihan umum.

Pembahasan mengenai hak warga negara ini juga di sampaikan oleh Abd al-

Karim Zaidan, beliau merincikan mengenai haknya hampir memiliki persamaan

serta memiliki perbedaan dalam mengkategorikan pembagian hak-hak politik warga

negara dalam Islam, seperti yang telah dipaparkan oleh Abu A‟la al-Maududi.

Sedikitnya menurut beliau ada enam macam hak warga negara yang melibatkan

politik dalam Islam, yaitu: (1) Hak untuk memilih dan dipilih sebagai kepala

33 Ibnu Syarif, Hak-hak Politik Minoritas Non-Muslim dalam Komunitas Islam, h. 52 34 Abu A‟la Maududi, Islamic Law and Constitution, (Lahore, Pakistan: Islamic

Publication Ltd, 1977), h. 283

Page 33: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Negara, baik langsung maupun melalui perwakilan, (2) Hak musyawarah atau hak

untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan ide, saran dan kritik yang konstruktif

kepada para penyelenggara negara terpilih, utamanya kepala Negara, agar tidak

melakukan hal-hal yang membahayakan umat/rakyat, (3) Hak pengawasan/hak

untuk mengontrol dan meluruskan penyimpangan yang dilakukan oleh para

penyelenggara Negara, (4) Hak untuk memecat atau mencopot kepala Negara dari

jabatannya bila tidak dapat menjalankan dengan baik tugas yang diamanahkan

umat/rakyat kepadanya, (5) Hak untuk mencalonkan diri untuk jabatan kepala

Negara/Presiden, dan (6) Hak untuk menduduki jabatan umum dalam

pemerintahan.35

35 Abd al-Karim Zaidan, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam, h.17-52

Page 34: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

BAB III

STATUS KEWARGANEGARAAN DI MALAYSIA

A. Definisi Warga Negara

Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari sesuatu

penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah ini dahulu biasa disebut hamba atau

kawula negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai

orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena

warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yakni

peserta dari satu Persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar

tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama. Untuk itu, setiap warga

negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara

memiliki kepastian hak, privasi dan tanggung jawab.36

Warga negara, yang merupakan keahlian penuh bagi sesuatu negara,

mempunyai beberapa syarat yang tertentu. Di antara syarat-syarat tersebut

mencakup umur, kediaman, hak asasi dan keistimewaan tertentu. Jika syarat-syarat

ini dipenuhi barulah boleh dianggap seseorang itu warga negara bagi sebuah

negara.37

Dalam Kamus Dewan Bahasa Malaysia, warga negara dapat diartikan

sebagai rakyat sebuah negara yang terdiri dari penduduk asli, atau pun orang asing

36 Dede Rosyada, dkk, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta:

ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), cet. I h. 73 37 K. Ramanathan, Konsep Asas Politik, (Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1998),

h. 358

Page 35: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

yang telah diterima menjadi rakyat berdasarkan undang-undang Malaysia.38

Warga

negara adalah penting untuk membentuk sesebuah negara kebangsaan yang baru,

baik itu negara kerajaan maupun republik.39

Kerakyatan atau kewarganegaraan

Malaysia itu sebenarnya bukanlah hak mutlak seseorang. Kewarganegaraan dapat

diperoleh melalui berbagai cara yang disahkan dan diakui oleh undang-undang

negara. Tidak terkecuali juga ialah hak kerajaan Malaysia untuk menggunakan

kuasa atau wewenang serta haknya untuk menarik kembali atau mencabut status

kewarganegaraan seseorang rakyatnya. Undang-undang tentang kewarganegaraan

yang berlaku di Malaysia sekarang dibagi kepada tiga bagian yaitu perolehan

kewarganegaraan, penamatan kewarganegaraan dan peruntukan tambahan.40

B. Kewarganegaraan Menurut Negara-Negara Modern

Di setiap negara pada umumnya mempunyai aturan tersendiri atas syarat-

syarat yang ditentukan untuk menjadi warga negara dari negara tersebut, namun

demikian dalam ilmu pengetahuan terdapat dua asas yang utama, yaitu asas jus soli

dan asas jus sanguinis.41

Yang dimaksud dengan jus soli (asas tempat kelahiran)

ialah bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya.

Seseorang adalah warga negara dari negara B, karena ia dilahirkan di negara B

tersebut. Sedangkan asas jus sanguinis (asas keturunan) adalah penentuan

38 Hajah Noresah Binti Baharom, dkk., Kamus Dewan Bahasa, Edisi Ketiga, cet. VII,

(Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, 2002), h. 1546 39 Tun Mohd Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, h. 259 40 Mohd. Foad Sakdan, Asas Politik Malaysia, cet. II, h. 83

41 Gouw Giok Siong, Hukum Perdata Internasional Indonesia, (Jakarta: Kinta, 1962), Jilid 2, h. 17

Page 36: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh keturunan dari orang yang

bersangkutan. Seseorang adalah warga negara A karena orang tuanya adalah warga

negara A.

Penentuan asas kewarganegaraan yang dianut oleh suatu negara adalah

merupakan hak masing-masing negara tersebut. Walaupun tidak dapat memenuhi

asas jus soli dan jus sanguinis orang dapat memperoleh kewarganegaraan dengan

jalan pewarganegaraan atau naturalisasi. Syarat-syarat dan prosedur kewarga-

negaraan ini di berbagai negara sedikit banyak berlainan, menurut kebutuhan yang

dibawakan oleh kondisi dan situasi negara masing-masing 42

Sangat jelas bahwa klasifikasi warga negara di dalam Islam dengan negara

modern sangat berbeda, ini dilihat dari faktor hukum yang berlaku. Islam lebih

kepada hukum Tuhan baik dari sumber primer al-Qur‟an, hadis, maupun dari

sumber sekunder ijtihad, istihsan yang berupa fiqih. Sedangkan klasifikasi warga

negara modern dilihat dari kepentingan negara yang bersangkutan.

C. Cara Mendapatkan Status Kewarganegaraan di Malaysia

Dalam perlembagaan Malaysia, ada empat cara untuk mendapatkan status

kewarganegaraan, yaitu dengan cara jus soli, jus sanguinis, perkawinan dan

naturalisasi.43

42 Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,

(Jakarta: Prenada Group, 2003), Cet. Revisi, h. 77 43 Nazaruddin Hj. Muhammad, Pengajian Malaysia: Kenegaraan dan Kewarga-negaraan,

cet. V, (Selangor: Prentice Hall, 2004), h. 173, dapat dilihat juga pada Tun Mohd Salleh Abas,

Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, h. 268

Page 37: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

1. Jus Soli (Undang-undang Tempat Lahir)

Dalam Perlembagaan Malaysia, seseorang yang dilahirkan di Malaysia

antara Hari Kemerdekaan tanggal 31 Agustus 1957 dan bulan Oktober tahun

196244

secara langsung menjadi warga negara tanpa memperhatikan

kewarganegaraan orang tuanya. Tetapi jika seseorang itu dilahirkan setelah

bulan November 1962, maka orang itu dapat menjadi warga negara apabila

memenuhi salah satu syarat di bawah ini:

a. Ketika kelahirannya salah seorang dari ibu bapaknya ialah warga negara;

b. Ketika kelahirannya salah seorang dari ibu bapaknya ialah orang yang

tinggal di negara ini, atau

c. Ketika kelahirannya dia tidak mempunyai kewarganegaraan negara mana

pun. 45

2. Jus Sanguinis (Undang-undang Keturunan Darah)

Jus sanguinis juga dipakai dalam Perlembagaan Malaysia sebagai satu

faktor yang sangat penting untuk menghubungkan seseorang dengan Malaysia.

Berdasarkan asas jus sanguinis, seseorang yang berketurunan warga negara akan

tetap menjadi warga negara, walaupun dia dilahirkan di luar negara, karena

kewarganegaraan bapaknya diwarisi olehnya. Tetapi masalahnya sebatas mana

kewarganegaraan itu dapat diberikan kepada sese-orang yang dilahirkan di luar

negara. Berdasarkan Perlembagaan, seseorang yang dilahirkan di luar Malaysia

44 Akta (Pindaan) Perlembagaan 1962 (No. 14 1962). 45 Ibid., Bagian 1, Jadual kedua

Page 38: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

hanyalah boleh menjadi warga negara, jika bapaknya warga negara dan salah

satu dari syarat berikut dipenuhi:46

a. Bapaknya sendiri dilahirkan di Malaysia, atau

b. Bapaknya memegang jabatan dalam perkhidmatan awan (pegawai negeri)

Persekutuan atau negeri atau

c. Kelahirannya didaftarkan di kantor Konsul Malaysia47

ataupun dengan

Kerajaan Malaysia dalam jangka waktu satu tahun setelah kelahirannya,

ataupun dalam jangka waktu yang lama jika mendapat izin dari Kerajaan.48

3. Perkawinan

Faktor perkawinan dapat menjadi salah satu cara untuk mendapatkan

status kewarganegaraan Malaysia yaitu bagi seorang wanita asing yang menikah

dengan seorang warga negara Malaysia untuk memohon menjadi warga negara

jika:

a. Si suami telah menjadi warga negara pada bulan Oktober 1962 atau

sebelumnya dan perkawinan itu masih kekal, atau

b. Wanita asing itu telah tinggal dalam Persekutuan Malaysia selama 2 tahun

sebelum permohonan itu dibuat dan niatnya hendak tinggal menetap dalam

Persekutuan Malaysia dan berkelakuan baik

Isteri asing boleh meminta didaftarkan menjadi warga negara jika

46 Ibid., Pasal 1 (1) (d) dan (e) Bagian 1 dan Pasal 1(b), (c) dan (d) Bagian II 47 Kantor Konsul Persekutuan, termasuk semua kantor yang menjalankan fungsi konsul bagi

pihak Persekutuan. 48 Pasal 1 (1) (e) Bagian 1 dan Pasal 1(c), Bagian II, Jadual Kedua Akta (Pindaan)

Perlembagaan 1962 (Nomor. 14 1962).

Page 39: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

perkawinan itu telah didaftar menurut undang-undang yang ada dalam Per-

sekutuan,49

tetapi syarat ini tidak dikenakan kepada seorang isteri yang telah

membuat permohonan kewarganegaraan sebelum awal bulan September 1965.

4. Masukan (Naturalisasi)

Bagi orang yang tidak dilahirkan di Malaysia, jika ia tinggal atau berniat

menetap di Malaysia, ia bisa mendapatkan status kewarganegaraan Persekutuan

dengan jalan masukan (naturalisasi). Berdasarkan Pasal 19 Perlembagaan

Persekutuan, orang asing yang berumur 21 tahun atau lebih boleh membuat

permohonan untuk dimasukkan menjadi warga negara, sekiranya dia dapat

memenuhi syarat-syarat yang tersebut di bawah:

(a). Dia telah tinggal dalam Persekutuan selama 12 tahun terdahulu dari dan

hingga tanggal permohonan itu tidak kurang dari 10 tahun.

(b). Berniat hendak tinggal menetap di negeri ini,

(c). Berkelakuan baik, dan

(d). Mempunyai kemampuan berbahasa Malaysia dengan fasih.

Tiap-tiap orang yang akan dimasukkan menjadi warga negara mengangkat

sumpah taat setia kepada Persekutuan sebelum diberikan kartu tanda penduduk

warga negara.

49 Pasal 15 (1), ibid

Page 40: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

D. Hak-Hak Dasar Kewarganegaraan di Malaysia

Hak-hak dasar telah diatur dalam Perlembagaan Malaysia dengan

memakai istilah kebebasan asasi. Dalam Perlembagaan Malaysia secara umum telah

disebut tentang hak dan kebebasan setiap warganya yang dijamin oleh negara, di

antaranya adalah:

a. Hak Atas Kebebasan Diri (Pasal 5)

Bagian pertama Pasal 5 Perlembagaan Persekutuan menyatakan bahwa

tidak seorangpun boleh diambil nyawanya dan dihilangkan kebebasan dirinya

melainkan berdasarkan undang-undang. Pengadilan berhak melepaskan dia, jika

di dapati bahwa dia ditahan karena menyalahi undang-undang. Apabila

seseorang itu ditangkap, ia hendaklah diberitahu sebab-sebab dia ditangkap,

Bagian kedua menyebutkan bahwa Pengadilan Tinggi harus menyelidiki jika ada

pengaduan dibuat setelah pengacara menyatakan seseorang ditahan dan

melanggar undang-undang, dan jika tersangka terbukti tidak bersalah, ia harus

dibebaskan. Bagian ketiga menyebutkan bahwa jika seseorang ditangkap, dia

hendaklah diberitahu alasan penangkapannya dan dia berhak membela diri

melalui pengacara.

Berkenaan dengan kebebasan pribadi di atas sudah menjadi dasar

Undang-Undang Pidana di negara Malaysia, yaitu setiap orang tidak boleh

dipaksa mengaku bersalah atau memberi keterangan yang menunjukkan bahwa

ia telah melakukan kesalahan. Jika dengan menggunakan jalan paksa,

pengadilan berhak menolak pengakuan itu. Untuk membuktikan kesalahan itu,

Page 41: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

orang yang mendakwa harus mencari keterangan-keterangan atau bukti-bukti

yang lain.50

Akan tetapi, hak atas kebebasan diri ini dibatasi oleh undang-undang

dan seseorang tidak boleh ditangkap tanpa bukti bahwa ia bersalah, atau

perbuatannya dirasakan berbahaya bagi keselamatan negara dan keamanan

umum.

b. Hak Atas Kebebasan dari Perbudakan dan Kerja Paksa (Pasal 6)

Bagian pertama dan kedua menyebutkan tidak seorang pun boleh ditahan

sebagai abdi (hamba) dan kerja paksa, tetapi undang-undang persekutuan boleh

membuat peruntukan untuk mengadakan khidmat bagi negara. Bagian ketiga

menyebutkan kerja-kerja yang berkaitan dengan hukuman tahanan tidak dapat

dikatakan sebagai kerja paksa.

Pengabdian atau perbudakan adalah diharamkan oleh Perlembagaan

Malaysia.51

Semua jenis kerja paksa itu dilarang, tetapi Parlemen dapat

membuat Undang-undang untuk memaksa warganya bekerja demi negara. Dan

juga tidaklah dianggap salah dari sisi Undang-undang jika kerja yang

dipaksakan kepada seseorang itu berkaitan dengan melaksanakan hukuman

penjara yang dijatuhkan kepada narapidana.52

Setiap warga negara boleh bekerja

untuk mencari nafkah asalkan perkerjaannya itu tidak bertentangan dengan

Undang-undang.

50 Tun Mohd Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, h. 297 51 Pasal 6 Poin 1 dan 2 52 Tun Mohd Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, h. 306

Page 42: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

c. Hak Persamaan (Pasal 8)

Bagian pertama dan kedua menyebutkan bahwa semua warga negara

adalah berhak mendapat perlindungan yang sama rata di sisi undang-undang dan

setiap warga negara tidak boleh dibedakan atas sebab agama, kaum (bangsa),

keturunan atau tempat lahir. Bagian ketiga menyebutkan bahwa tidak boleh ada

pembedaan kepentingan seseorang disebabkan ia merupakan rakyat Raja negeri

bagian. Bagian keempat menyebutkan bahwa pihak berkuasa tidak boleh

membedakan seseorang sebab ia menetap atau menjalankan perniagaan di

negara bagian Persekutuan di luar wewenang pihak yang berkuasa.

Ada satu poin yang penting tentang hak persamaan dalam Perlembagaan

Malaysia ialah poin yang mengharamkan perbedaan dengan sebab agama,

bangsa, keturunan, dan tempat lahir. Begitu juga Perbedaan dengan sebab laki-

laki dan perempuan. Semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang

sama yang dilindungi oleh Undang-undang. Pasal 8 ayat (1) Perlembagaan

Malaysia menyebutkan bahwa semua orang berhak mendapat-kan perlakuan dan

perlindungan yang sama berdasarkan Undang-undang.

d. Hak Kebebasan Bergerak dan Larangan Buang Negeri / Diusir (Pasal 9)

Bagian pertama menyebutkan bahwa tidak ada warga negara yang boleh

dibuang negeri (diusir) atau ditahan masuk ke dalam Persekutuan. Bagian kedua

ada menyebutkan bahwa setiap warga negara adalah berhak bebas bergerak dan

menetap di seluruh Persekutuan.

Akan tetapi untuk keamanan negara, Pemerintah dapat membatasi gerak

Page 43: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

gerik warga negara dengan membuat undang-undang, dan undang-undang itu

harus memenuhi kehendak Perlembagaan seperti kesemarataan, kecuali jika

undang-undang itu dibuat berdasarkan keselamatan khusus atau kewenangan

darurat pemerintah.53

Kebebasan bergerak bagi warga negara diseluruh

Persekutuan dibatasi oleh salah satu empat asas: (1) keselamatan, (2) keamanan

umun, (3) kesehatan umun, (4) hukuman bagi pesalah.54

e. Kebebasan Mengeluarkan Pendapat, Berkumpul dan Bepersatuan (pasal 10)

Bagian pertama dan kedua menyebutkan bahwa Perlembagaan

Persekutuan menjamin kebebasan berpendapat, berkumpul dan bepersatuan.

Walau bagaimanapun parlimen dapat memberikan batasan yang dirasakan perlu

demi menjaga keselamatan Persekutuan dan negara-negara bagian untuk

ketenteraman umum.

Kebebasan mengeluarkan pendapat ini dibatasi dengan kata-kata yang

tidak menjadi fitnah, provokatif, tidak menghina Pengadilan dan kata-kata yang

melanggar hak keutamaan Parlemen dan Dewan Negeri. Mengeluarkan kata-

kata fitnah dapat dikategorikan sebagai tindak pidana. Barang siapa yang

berkata, menulis, mencetak, menjual atau menyebarkan perkataan-perkataan

yang bersifat provokatif dapat dianggap oleh undang-undang telah melakukan

kesalahan yang dapat dihukum hingga lima tahun penjara atau denda RM

53 Pasal 149, 150 dan 151 Perlembagaan Malaysia 54 Muhammad Kamil Awang, Sultan dan Perlembagaan, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa

dan Pustaka, 2001), cet. I, h. 102

Page 44: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

5000.55

Poin 28 Akta Keselamatan Dalam Negeri menyebutkan bahwa siapa

saja yang menyebarkan berita palsu yang menakut-nakuti masyarakat umum,

demikian juga dibuat dengan ucapan atau pun tulisan dapat dianggap telah

melakukan suatu kesalahan.

Bahan-bahan tertulis diawasi oleh undang-undang, jika seseorang hendak

membuka atau mendirikan penerbitan atau pun surat kabar (media cetak), harus

terlebih dahulu mendapatkan izin dari Menteri Dalam Negeri, setiap surat kabar

atau bentuk tulisan apa pun hendaklah memiliki dan mencantumkan nama dan

alamat penerbitnya dalam bahasa Melayu atau bahasa Inggris di halaman depan

atau akhir. Ketentuan ini menunjukkan bahwa Pemerintah mempunyai

wewenang untuk menutup setiap surat kabar (media cetak), buku-buku atau pun

bahan-bahan bertulis lainnya agar perizinan itu tidak dipersalahkan gunakan.

Bahkan sangat penting bagi pemerintah mengawasi penerbitan-penerbitan surat

kabar (media cetak) atau buku-buku secara tegas yang mungkin dapat merusak

suasana politik dan keamanan di Malaysia.56

Pengawasan kebebasan berpendapat bukan hanya dalam bentuk tulisan

dan ucapan saja, bahkan juga dalam setiap permainan, pertunjukan, hiburan atau

acara-acara yang serupa dengan itu. Menteri Dalam Negeri dapat menutup atau

melarang setiap acara jika dianggap dapat mengakibatkan gangguan keamanan

negara Malaysia. Untuk menjamin bahwa sekolah-sekolah, tempat-tempat atau

55 Seksyen 500, Kanun Keseksaan 56 Tun Mohd Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, h. 302

Page 45: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

yayasan-yayasan pendidikan digunakan hanya untuk mendapatkan pendidikan

dan terhindar dari ajaran-ajaran politik komunis serta ajaran-ajaran yang dapat

menggangu keamanan negara, maka Pemerintah berwenang:

(a) Membuat Undang-undang supaya tidak melantik guru atau pensyarah

(Dosen) yang akan membahayakan kepentingan negara;

(b) Membuat Undang-undang supaya menutup setiap sekolah atau lembaga

pendidikan, jika sekolah atau lembaga pendidikan tersebut digunakan untuk

mengganggu kepentingan negara; dan

(c) Membuat Undang-undang supaya para pelajar, mahasiswa, guru dan dosen

tidak boleh membuat perkumpulan (organisasi) kecuali telah mendapat izin

dari polisi.57

Dalam hal kebebasan berkumpul, hendaklah dalam keadaan aman dan

tidak bersenjata, Parlimen adapat membuat Undang-undang untuk menjaga

kepentingan dan keselamatan negara. Berdasarkan Poin 27 Akta Polis 1967,

setiap perhimpunan, perkumpulan atau pertemuan (konvensi) hendaklah

dilakukan dengan mendapat izin dari polisi terlebih dahulu dan polisi berwenang

tidak mengeluarkan izin tersebut jika dianggap bahwa perhimpunan,

perkumpulan atau pertemuan itu akan membahayakan keselamatan negara. Jika

perhimpunan, perkumpulan atau pertemuan (konvensi) dilakukan tanpa

mendapat izin, polisi berhak menghentikan dan membubarkannya dan setiap

orang yang bertanggung jawab dapat dihukum karena melakukan kesalahan.

57 Ibid., h. 303-304

Page 46: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Kemudian kebebasan untuk membentuk persatuan atau organisasi, ada

undang-undang yang mengaturnya juga, yaitu Akta Pertubuhan tahun 1966.

berdasarkan Poin 5 Akta ini, Menteri Dalam Negeri berhak membuat keputusan

yaitu suatu organisasi adalah dilarang keras jika organisasi tersebut digunakan

untuk tujuan yang dapat membahayakan kepentingan dan keamanan negara.

Suatu lembaga atau organisasi yang termasuk dalam jenis di atas tidak boleh

didaftarkan, dan jika telah terdaftar maka akan dicabut keabsahannya.58

f. Kebebasan Beragama (Pasal 11).

Bagian pertama pasal ini menyebutkan bahwa agama Islam sebagai

agama resmi Persekutuan Tanah Melayu, akan tetapi setiap warga negara masih

berhak untuk mengamalkan agamanya sendiri. Bagian kedua menyebutkan

bahwa tidak seorang pun juga yang dipaksa untuk membayar pajak jika hasil

dari pajak itu adalah bertujuan untuk membiayai suatu agama. Bagian ketiga

menyebutkan setiap organisasi keagamaan berhak untuk mengatur urusan

agamanya, membentuk atau mendirikan yayasan untuk kemajuan dan kebaikan

agamanya.

Hak kebebasan beragama ini tidak akan diganggu atau dibatasi walaupun

agama Islam telah menjadi agama rasmi,59

kecuali tentang penyebaran agama

kepada orang-orang Islam saja. Di sini undang-undang setiap negara bagian

berwenang membuat Undang-undang untuk menghalangi penyebaran agama

58 Ibid., h. 305 59 Pasal 3, Islam adalah agama Persekutuan, tetapi agama lain bolehlah diamalkan dalam

keadaan yang aman dan damai di mana-mana tempat di Persekutuan

Page 47: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

kepada orang Islam. Undang-undang ini ditujukan kepada orang Islam dan juga

kepada orang-orang yang bukan Islam. Semua Undang-undang yang berkaitan

dengan agama Islam di setiap negara bagian hanya berlaku bagi orang Islam

saja.60

Kebebasan beragama ini tidak boleh melanggar Undang-undang tentang

Keamanan, Kesehatan atau Kemaslahatan Umum. Di sinilah letaknya batasan

kebebasan beragama. Perlembagaan tidak memberikan definisi tentang agama.

Oleh karena itu agama bisa bermakna kepercayaan kepada kekuasaan yang lebih

tinggi dari manusia. Akan tetapi, jika ada suatu keper-cayaan yang meyakini

bahwa agamanya membolehkan mereka membunuh orang dan berbuat keji,

maka Perlembagaan sudah tentu tidak akan membenar-kan agama seperti ini

diamalkan, karena merusak keamanan umum.61

Setiap agama berhak mendirikan yayasan untuk mensyiarkan agamanya

dan Undang-undang tidak boleh membuat perbedaan berdasarkan agama tentang

yayasan itu. Tetapi ada satu pengecualian yaitu Undang-undang Persekutuan dan

Undang-undang negara bagian dapat membuat aturan tentang pemberian dana

berkenaan dengan pendirian yayasan Islam atau dalam kegiatan mengajarkan

agama kepada orang Islam.62

g. Hak atas Pendidikan (Pasal 12)

Bagian pertama menyebutkan bahwa pengelolaan setiap yayasan

60 Tun Mohd Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, h. 302 61 Pasal 8 ayat (2) Perlembagaan Malaysia 62 Pasal 11 ayat 3 (a) (b) (c)

Page 48: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak berkuasa umum berkaitan dengan

penerimaan pelajar atau mahasiswa dan pembiayaan pemerintah tidak boleh

membedakan antara kaum, keturunan dan tempat lahir. Bagian ini juga ada

menyebutkan tentang keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah haruslah

dibagi samarata. Bagian kedua menyebutkan bahwa setiap organisasi keagamaan

berhak mendirikan institusi-institusi pendidikan anak-anak dalam komunitas

mereka. Bagian ketiga menyebutkan bahwa tidak seorang pun dapat dipaksa

menerima ajaran-ajaran atau mengambil bagian dalam upacara atau sembahyang

suatu agama yang lain daripada agamanya sendiri.

h. Hak Terhadap Harta (pasal 13)

Bagian pertama menyebutkan bahwa tidak seorang pun dapat

dihilangkan hartanya kecuali berdasarkan undang-undang. Bagian kedua

menyebutkan bahwa tidak ada satu undang-undang pun boleh membuat tuntutan

untuk mengambil atau menggunakan harta-harta secara paksa dengan tidak ada

ganti rugi yang seimbang.

Setiap orang berhak memiliki harta, dan jika hartanya diambil oleh

pemerintah dengan sebab kepentingan umum, ganti rugi yang setimpal

hendaklah diberikan kepadanya. Setiap Undang-undang yang mengatur tentang

hal pengambilan harta rakyat tidak sah jika tidak ada ketentuan yang mengatur

tentang ganti ruginya.

Dari penjelasan di atas, dapat difahami bahwa adanya pengaturan dalam

undang-undang tentang pembatasan hak dan kebebasan warga negara, ditujukan

Page 49: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

untuk menjaga dan memelihara kepentingan serta keamanan negara. Jika

undang-undang yang dibuat oleh Parlemen telah menghalangi warga negaranya

untuk bebas bergerak di wilayah Malaysia atau membatasi kebebasan

berpendapat, berkumpul atau berorganisasi, kebebasan beragama dan lain-lain,

karena pembatasan yang dibuat itu adalah untuk menjaga keselamatan dan

keamanan negara, maka Undang-undang tersebut adalah sah dan tidak boleh

ditentang.

Page 50: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

BAB IV

HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN DI DALAM PERSPEKTIF

FIQIH SIYASAH

A. Dasar-Dasar Fiqih Siyasah

Kajian fiqih siyasah terus berkembang seiring perkembangan dunia politik

yang semakin pesat dengan munculnya isu-isu politik mutakhir, seperti demokrasi,

civil society, dan hak asasi manusi. Ditambah lagi dengan isu-isu pemikiran seperti

sekularisme, liberalisme dan sosialisme yang mesti mendapat respon dari Islam.

Perkembangan tersebut tentunya menghadirkan banyak pemahaman-pemahaman

baru yang dikembangkan oleh para tokoh fiqih siyasah yang menciptakan sejumlah

perbedaan pemikiran tentang konsep fiqih siyasah dimaksud. Untuk melakukan

kajian tentang fiqih Siyasah secara luas dan mendalam dalam hubungannya sebagai

ilmu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul seiring

perkembangan zaman.63

Istilah Fiqih Siyasah merupakan tarkib idhafi atau kalimat majemuk yang

terdiri dari dua kata, yakni fiqih dan siyasah. Secara etimologi, fiqih merupakan

bentuk masdhar (gerund) dari tashrifan kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti

pemahaman yang mendalam dan akurat sehingga dapat memahami tujuan ucapan

dan atau tindakan tertentu.64

Sedangkan secara terminologi, fiqih lebih populer

63 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu politik Islam, (Bandung, Pustaka Setia:

2002) Cet, I, hlm. 35

64

Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-Rambu Syariah,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), cet. III, h. 9

Page 51: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum-hukum syara‟yang bersifat perbuatan

yang dipahami dari dalil-dalilnya yang rinci.65

Sementara itu secara etimologi,

mengenai asal kata siyasah terdapat beberapa pendapat yang berbeda di kalangan

ahli fiqih.

Pertama, sebagaimana dianut Al Maqrizy mengatakan bahwa kata siyasah

berasal dari bahasa mongol yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan sin

berbaris kasra diawalnya sehingga dibaca siayasah. Pendapat tersebut didasarkan

pada sebuah kitab undang-undang milik Jenghis Khan yang berjudul ilyasa yang

berisi panduan pengelolaan negara dan berbagai bentuk hukuman berat bagi pelaku

pindak pidana tertentu.

Kedua, sebagaimana yang dianut Ibn Taghri Birdi, Siyasah berasal dari

campuran dari tiga bahasa, yakni bahasa Persia, Turki dan Mongol. Partikel Si

dalam Bahasa Persia berarti 30, yasa dalam bahasa Turki dan Mongol berarti

larangan dan karena itu ia dapat juga dimaknai sebagai hukum atau aturan.

Ketiga, sebagaimana dianut Ibnu Manzhur menyatakan siyasah berasal dari

Bahasa Arab, yakni bentuk mashdar dari tashrifan kata sasa-yasusu-siyasatan, yang

semula berarti mengatur, memelihara, atau melatih binatang, khususya kuda.

Adapun menurut Terminologi Ulama, pengertian fiqih siayasah adalah;

1. Menurut Ahmad Fathi, fiqih siyasah adalah Pengurusan kemaslahatan umat

manusia sesuai dengan ketentuan syara. (Ahmad Fathi Bahantsi dalam al-siyasah al-

jinaiyyah fi al-syari‟at al-Islamiyah).

65 Ibid, hlm. 10

Page 52: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

2. Menurut Ibnu‟Aqil, dikutip dari pendapat Ibnu al-Qoyyim, bahwa fiqh siyasah

adalah Perbuatan yang membawa manusia lebih dekat pada kemalahatan

(kesejahteraan) dan lebih jauh menghindari mafsadah (keburukan/ kemerosotan),

meskipun Rasul tidak menetapkannya dan wahyu tidak membimbingnya.

3. Menurut Ibnu ‟Abidin yang dikutip oleh Ahmad Fathi adalah Kesejahteraan

manusia dengan cara menunjukkan jalan yang benar (selamat) baik di dalam urusan

dunia maupun akhirat. Dasar-dasar siyasah berasal dari Muhammad saw, baik

tampil secara khusus maupun secara umum, datang secara lahir maupun batin.66

4. Menurut Abd Wahab al-Khallaf, Siyasah syar\‟iyyah adalah pengurusan hal-hal

yang bersifat umum bagi negara Islam dengan cara menjamin perwujudan

kemaslahatan dan menghindari kemadaratan (bahaya) dengan tidak melampaui

batas-batas syari‟ah dan pokok-pokok syari‟ah yang bersifat umum, walaupun tidak

sesuai dengan pendapat ulama-ulama Mujtahid. Maksud Abd Wahab tentang

masalah umum negara antara lain adalah ;

i. Pengaturan perundangan-undangan negara.

ii. Kebijakan dalam harta benda (kekayaan) dan keuangan.

iii. Penetapan hukum, peradilan serta kebijakan pelaksanaannya, dan

iv. Urusan dalam dan luar negeri.67

66 Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, cet. II,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), h. 34

67 Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-Rambu Syariah,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), cet. III, h. 9

Page 53: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

5. Menurut Abd al-Rahman Taj; siyasah syar‟iyah adalah hukum-hukum yang

mengatur kepentingan negara dan mengorganisir urusan umat yang sejalan dengan

jiwa syari‟at dan sesuai dengan dasar-dasarnya yang universal (kully), untuk

merealisasikan tujuan-tujuannya yang bersifat kemasyarakatan, meskipun hal

tersebut tidak ditunjukkan oleh nash-nash yang terinci dalam Al-Qur‟an maupun al-

Sunnah.68

6. Ibn Taimiyah menganggap bahwa norma pokok dalam makna kontekstual ayat 58

dan 59 surat al-Nisa [3], tentang dasar-dasar pemerintahan adalah unsur penting

dalam format siyasah syar‟iyah. Ayat pertama berhubungan dengan penguasa, yang

wajib menyampaikan amanatnya kepada yang berhak dan menghukumi dengan adil,

sedangkan ayat berikutnya berkaitan dengan rakyat, baik militer maupun sipil, yang

harus taat kepada mereka. Jika meminjam istilah untuk negara kita adalah; Penguasa

sepadan dengan legislatif, yudikatif dan eksekutif (trias politika)dan rakyat atau

warga negara.69

7. Sesuai dengan pernyataan Ibn al-Qayim, siyasah syar‟iyah harus bertumpu

kepada pola syari‟ah. Maksudnya adalah semua pengendalian dan pengarahan umat

harus diarahkan kepada moral dan politis yang dapat mengantarkan manusia

(sebagai warga negara) kedalam kehidupan yang adil, ramah, maslahah dan hikmah.

68 Abdul Qadim Zallum, Afkaru Siyasiyah, edisi Indonesia: Pemikiran Politik Islam,

diterjemahkan oleh Abu Faiz, cet. II, (Bangil: Al-Izzah, 2004), h. 11 69 Moh. Mufid, Politik dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004), cet. I, h.

9

Page 54: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Pola yang berlawanan dari keadilan menjadi dzalim, dari rahmat menjadi

niqmat(kutukan), dari maslahat menjadi mafsadat dan dari hikmah menjadi sia-sia.70

Ruang Lingkup objek kajian Fiqih Siyasah Setiap ilmu mempunyai objek dan

metode, maka kalau kita membicarakan suatu ilmu haruslah mengetahui apa

objeknya , luas lapangan pembicaraan, bahasan dan metodenya. Fiqih siyasah

adalah ilmu yang otonom sekalipun bagian dari ilmu fiqih.71

Selanjutnya, Hasbi Ash

Shiddieqy sebagaimana dikutip Dr.J. Suyuthi Pulungan, mengungkapkan bahwa

bahasan ilmu fiqih mencakup individu, masyarakat dan Negara, meliputi bidang-

bidang ibadah, muamalah, kekeluargaan, perikatan, kakayaan, warisan, criminal,

peradilan, acara pembuktian, kenegaraan dan hukum-hukum internasional, seperti

perang, damai dan traktat.72

Objek fiqh siyasah menjadi luas, sesuai kapasitas bidang-bidang apa saja yang

perlu diatur, seperti peraturan hubungan warga negara dengan lembaga negara,

hubungan dengan negara lain, Islam dengan non Islam ataupun pengatuaran-

pengaturan lain yang dianggap penting oleh sebuah negara, sesuai dengan ruang

lingkup serta kebutuhan negara tersebut.

Dr. J. Suyuthi Pulungan mengungkapkan tiga pendapat tokoh tentang bidang-

bidang fiqih siyasah. Pertama, Al-Mawardi dalam kitabnya Al-Ahkam al-

70 Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, cet. II,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), h. 34 71 J. Suyuthi Pulungan, Perinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam Mandiah di Tinjau dari

Pandangan Al-Quran, ( Jakarta, PT Raja Grafindo Perseda:1996) cet II, hlm. 14 72 Mujar Ibnu Syarif, Hak-hak Politik Minoritas Non-Muslim dalam Komunitas Islam,

(Bandung: Angkasa, 2003), cet. I, h. 49

Page 55: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Sulthaniyat membahas bidang siyasat dusturiyat (siyasah perundang-undangan),

siyasat maliyat (siyasat keuangan), siyasat qadhaiyat (siyasah peradilan), siyasat

harbiyat (siyasat peperangan), dan siyasat idariyat (siyasah administrasi).

Kedua, Ibn Taimiyah dalam kitabnya Al-Siyasatal Syariat fi Ishlah al Ra‟i wa al-

raiyat membahas siyasat dusturiyat, siyasat idariyat dan siyasah maliyat. Ketiga,

Abdul wahab khalaf dalam bukunya Al-Siyasat Al-Syariyat hanya membahas tiga

bidang saja yaitu siyasat dusturiyat, siayasar kharijiyat (siyasah hubungan luar

negeri), dan siyasat maliyat. Keempat, Prof. DR.T.M Hasbi Ash Shiddieqy

membagi bidang fiqih siyasah kepada delapan bidang, yaitu siyasah dusturiyah,

syariyah, siyasah Tasyri‟iyah syariah, siyasah qadhoiyah syariah, siyasah maliyah

syariah, siyasah idariyah syariah, siyasah khorijiyah syariah/siyasah dauliyah,

siyasah tanfiedziyah syariah, siyasah harbiyah syariah.73

Sementara itu, Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada juga mengemukakan

pendapat Abdurahman Taj yang mengklasifikasikan bidang kajian fiqih siyasah

menjadi tujuh macam , yakni (1) siyasah dusturiyyah, (2) Siyasah Tasyriiyyah,

(3)siyasah Qadhaiyyah, (4) Siyasah Maliyyah, (5) Siyasah Idariyyah, (6) Siyasah

Tanfidziyyah, dan (7) Siyasah Kharijiyyah. Selanjutnya, Dr. J. Suyuthi Pulungan

mempersempit pembidangan yang beragam tersebut kepada empat bidang saja

yaitu:

73 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, fiqh Siyasah, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008),

cet. I, h. 41

Page 56: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

1. Bidang fiqih siyasah dusturiyah mencakup siyasah tasyri‟iyah syariah

(siyasah penetapan hukum yang sesuai dengan syariat), siyasah qadhaiyah syariah

(siyasah peradilan yang sesuai menurut syariah), siyasah idariyah syariah (siyasah

administrasi yang sesuai dengan syariat), dan siyasah tanfiedziyah syariah (siayasah

pelaksanaan syariat).

2. Bidang fiqih siyasah dauliyah/kharijiyah, yaitu siyasah yang berhubungan

dengan pengaturan pergaulan antara negara-negara islam dengan negara-negara

bukan islam, tata cara pengaturan pergaulan warga negara muslim dengan warga

negara non muslim yang ada dinegara islam, hukum dan peraturan yang membatasi

hubungan negara islam dengan negara-negara lain dalam situasi damai dan perang.

3. Bidang fiqih siyasah maliyah adalah siyasah yang mengatur tentang hak-hak

orang-orang miskin, mengatur sumber-sumber mata air (irigasi) dan perbankan.

4. Bidang fiqih siyasah harbiyah yaitu siyasah yang mengatur tentang

peperangan dan aspek-aspek yang berhubungan dengannya, seperti perdamaian.

Jadi untuk kesimpulanya, Fiqih Siyasah adalah mengatur, mengendalikan,

mengurus atau membuat keputusan. Yakni, pengurusan kemaslahatan umat manusia

sesuai dengan syara‟. Sehingga dengan memahami fiqih siyasah di harapkan dapat

membawa kemaslahatan untuk manusia dengan menunjukannya kepada jalan yang

menyelamatkan, baik di dunia maupun di akhirat.74

74

Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-Rambu Syariah,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), cet. III, h. 257

Page 57: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Dalam objek kajiannya fiqih siyasah meliputi pengaturan hubungan antara

warga Negara dengan warga Negara, pengaturan dan perundangan-undangan yang

dituntut oleh hal ihkwal kenegaraan dari segi persesuaiannya dengan pokok-pokok

agama dan merupakan realisasi kemaslahatan manusia serta memenuhi

kebutuhannya. Sedangkan pembidangan fiqih siyasah yang terlihat dalam kurikulum

fakultas syari‟ah, yang membagi fiqih siyasah kedalam empat bidang pertama; Fiqh

Dustury, kedua; Fiqh Dawly, ketiga; Fiqh Maliy, dan keempat Fiqh Harby.75

B. Hak-Hak Dasar Kewarganegaraan Menurut Fiqih Siyasah

a). Hak Memilih dan Dipilih

Mengenai hak politik rakyat untuk memilih dan dipilih sebagai kepala

negara, Abd al-Karim Zaidan menyatakan bahwa setiap rakyat suatu negara yang

telah memenuhi syarat mempunyai hak untuk memilih kepala negara yang

dianggapnya mampu mewakilinya dalam mengelola semua urusannya sesuai dengan

syariat Islam. Landasan hak ini menurutnya termaktub dalam ayat 38 surat al-Syura,

yang berbunyi:

......... .......... (38: 42/انشر )

Artinya: ”............ urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara

mereka.......” (Q.S. As-Syura/42: 38).76

75 Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, cet. II,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), h. 34

76 Terjemahan dari setiap ayat al-Qur‟an diperoleh dari al-Qur‟an dan Terjemahannya,

(Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur‟an Depertemen Agama RI, 1971).

Page 58: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Ayat di atas, lanjut Abd al-Karim Zaidan, dengan amat jelas menyatakan

bahwa masalah kaum muslimin, utamanya yang penting diputuskan dengan jalan

musyawarah. Penentuan calon kepala negara merupakan salah satu masalah yang

sangat penting yang harus diputuskan berdasarkan musyawarah. Hak untuk memilih

kepala negara ini dapat dipergunakan secara langsung atau melalui perwakilan oleh

ahl hal wa al-‟aqd, yakni tokoh-tokoh yang diteladani, dipatuhi, dan dipercaya

umat/rakyat untuk mengatur segala urusannya.77

Dalam syariat Islam, lanjut Abd al-Karim Zaidan, tidak ada peraturan yang

defenitif tentang mekanisme pemilihan kepala negara, karena itu pengaturannya

diserahkan kepada umat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Bila

diperlukan mereka bisa mempergunakan cara pemilihan langsung dan kalau dirasa

cara yang pertama ini tidak atau kurang efektif, mereka bisa memilih alternatif

kedua, yakni melalui perwakilan ahl hal wa al-‟aqd. Sekiranya pemilihan kepala

negara dilakukan melalui perwakilan, menurut dia, rakyat sendirilah yang

sebenarnya melakukan pemilihan itu.78

Perlu diperhatikan bahwa pemilihan kepala negara selama ini menjadi

pembicaraan yang selalu aktual, apalagi apabila terjadi di negara-negara muslim,

semisal al-Maududi menyatakan bahwa hak untuk menjadi kepala negara itu hanya

terbuka untuk kaum Muslimin. Karena itu, warga negara non-Muslim yang tidak

mengakui Islam tidak mempunyai hak untuk ikut campur dalam urusan-urusan

negara berideologi Islam yang secara jujur tidak diakuinya. Selain itu, ia juga

77 Ibnu Syarif, Hak-hak Politik Minoritas Non-Muslim dalam Komunitas Islam, h. 54 78 Ibid., h. 52

Page 59: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

mengemukakan bahwa orang yang berhak dicalonkan sebagai kepala negara di

samping harus memenuhi syarat-syarat:79

Muslim, laki-laki, dewasa, sehat jasmani

dan rohani, warga negara yang terbaik, shaleh, kuat komitmennya terhadap Islam,

orang yang dipercaya, dicintai, dan diinginkan oleh rakyat.

Seperti halnya seorang warga negara pada umumnya mereka memiliki

semua hak-hak politik seperti hak memilih dan dipilih, begitupun dengan Islam

yang sangat menghargai setiap hak yang dimiliki oleh umatnya. Demikianlah

pemaparan mengenai hak politik warga negara dalam hal hak memilih dan dipilih.

b). Hak Berserikat dan Berkumpul

Islam juga telah memberikan hak kepada rakyat untuk bebas berserikat dan

membentuk partai-partai atau organisasi-organisasi. Hak ini tunduk kepada aturan-

aturan umum tertentu. Hak ini harus dilaksanakan untuk menyebarkan kebaikan dan

kebenaran dan bukan untuk menyebarkan kejahatan dan kekacauan. Kebebasan

untuk berserikat dan berkumpul ini, terdapat dan disebutkan di dalam Al-Qur‟an

tetapi Al-Qur‟an itu menganggap ini sebagai keharusan bagi pribadi manusia untuk

turut serta mengambil bagian secara aktif dalam urusan-urusan masyarakat (umat)

yang mengajak manusia berbuat baik dan mencegah mungkar serta meyakini Allah

SWT. 80

Pada dasarnya agama Islam adalah agama yang menghendaki pergaulan atau

diistilahkan dengan jamaah setiap Muslim selalu menyediakan diri untuk

79 Abu A‟la Maududi, Islamic Law and Constitution, h. 252 80 Abu A‟la Maududi, Hak-hak Manusia dalam Islam, penterjemah Bambang Iriana

Djajaatmadja, cet. III, (Jakarta: Bumi aksara, 2005), h. 32

Page 60: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

menjunjung tinggi panggilan Tuhan dengan mengerjakan Shalat berjamaah.

Menurut ajaran Islam dengan melalui sebuah musyawarah sebagaimana firman

Allah SWT di dalam al-Qur‟an:81

.

( 38: 42/انشر)

Artinya: “ Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan

melaksanakan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan

musyawarah antara mereka, dan mereka menginfakan sebagian dari

rezeki yang kami berikan kepada mereka. (Q.S Asy-Syura ayat 38).

Ayat ini dapat menjadi pegangan untuk berkumpul atau berserikat serta

berpendapat. Bahkan menjadi konsep dasar untuk bermasyarakat dan bernegara

yang memhendaki pendapat. Jelasnya syura atau bermasyarakat jadi pokok dalam

membangun masyarakat dan bernegara dalam Islam. Menurut ajaran Islam dengan

melalui lembaga perserikatan dan perkumpulan dan mengadakan hubungan-

hubungan (musyawarah) konsultasi dan sebagainya suatu kekuatan untuk

memperjuangan hak-hak manusia dalam suasana persaudaraan.

Adanya kebebasan berserikat mendapatkan jaminan dalam Islam. Al-Qur‟an

menganggap bahwa hak atas berserikat sebagai salah satu keharusan bagi pribadi

manusia untuk turut serat mengambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh

karena itu setiap orang berhak untuk turut serta menjalankan perannya masing-

masing dalam kehidupan keagamaan, sosial budaya dan politik. Hal ini dapat

diimplementasikan dengan mendirikan lembaga-lembaga di mana memungkinkan

81 Dalizar Putra, HAM (Hak Asasi Manusia Menurut Al-Qur‟an), (Jakarta: PT. Al-Husna

Zikra, 1995), cet. II, h. 57

Page 61: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

semua orang untuk mengembang-kan kreatifitas dan kemampuannya serta

menikmati hak-haknya.

Perlu diingatkan lagi hak berkumpul dan berserikat merupakan hak dasar

bagi umat (rakyat) untuk bebas berserikat dan membentuk partai-partai atau

organisasi-organisasi. Hak ini tunduk pada aturan-aturan hukum tertentu, dan harus

dilaksanakan untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran, bukan untuk

menyebarkan kejahatan dan kekacauan. Yakni hak ini harus dilaksanakan untuk

tujuan propaganda (dakwah) amal-amal kebaikan dan kesolehan, serta harus

dipergunakan untuk menumpas kejahatan dan kesesatan. Rakyat dapat bebas

mengadakan dan mengorganisasikan pertemuan-pertemuan, serta sebuah negara

Islam tidak boleh melarang hak ini kecuali kalau mengadakan pelanggaran yang

nyata.82

Allah berfirman:

(110: 3/ ال عمران)Artinya: “Kamu adalah umat pilihan yang telah dilahirkan untuk seluruh umat

manusia. Kamu menyuruh berbuat kebajukan dan melarang kemungkaran serta kamu beriman kepada Allah”. (QS. Ali-Imran/3:110)

Ini berarti bahwa merupakan kewajiban dan tugas seluruh umat muslim

untuk melarang melakukan kejahatan. Apabila umat muslim seluruhnya tidak

melaksanakan tugas ini maka, “Hendaklah ada sekelompok orang dari kamu yang

menyeru manusia kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah

kemungkaran” (QS: al-Imran/3: 104). Ini jelas menunjukkan bahwa apabila

82 Syekh Syaukat Hussain, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,

1996), cet.I , h. 84

Page 62: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

masyarakat semuanya mulai melalaikan kewajiban-kewajibannya, maka mutlak

penting di sana ada paling tidak sekelompok masyarakat yang bersedia

melakukannya.83

Di Malaysia hak atau kebebasan berkumpul dan berserikat telah

dijamin oleh Perlembagaan Persekutuan

Jelasnya bahwa Islam menjamin kebebasan berkumpul dan berserikat bagi

setiap orang. Hal ini tidak hanya sekedar jaminan melainkan dituntut untuk

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari

c). Hak Mengeluarkan Pendapat

Islam memberikan hak kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat

kepada seluruh warga negara Islam dengan syarat bahwa hak itu digunakan untuk

menyebarkan kebaikan dan bukan untuk menyebar keburukan. Konsep Islam

tentang kebebasan mengeluarkan pendapat jauh lebih tinggi daripada hak yang

diakui barat. Memang hak untuk kebebasan mengeluarkan pendapat guna

menyebarkan kebaikan dan bukan hanya semata-mata hak tetapi suatu kewajiban.

Berpendapat adalah mengemukakan ide atau gagasan. Ia adalah hasil

renungan terhadap kejadian langit dan bumi, serta alam semesta ini, guna untuk

mendorong kemajuan umat dan keluhuran kehidupan. Setiap orang mempunyai hak

untuk menyatakan pendapatnya selama dia tetap dalam batas-batas yang ditentukan

oleh hukum dan norma-norma lainnya. Artinya tidak seorang pun diperbolehkan

83 Abul A‟la Maududi, Hak-hak Asasi Manusia dalam Islam (terjemahan), cet. III, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2005), h. 32

Page 63: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

menyebarkan fitnah, hasut dan berita-berita yang mengganggu ketertiban umum dan

mencemarkan nama baik orang. Pendapat yang dikehendaki adalah pendapat yang

bersifat konstruktif, tidak bersifat destruktif dan tidak pula bersifat anarkis. Bagi

seorang muslim selalui dianjurkan mengemukakan ide atau gagasan untuk

menciptakan kebaikan dan mencegah kemungkaran Allah SWT menjelaskan dalam

firman-Nya yang berbunyi:84

(104: 3/ال عزا )

Artinya: ”... Dan adalah di antara kamu segolongan umat yang menyuruh kepada

kebaikan dan mencegah kepada yang mungkar merekalah orang-orang

yang beruntung”. (Q.S. Ali-Imran/ 3: 104).

Kesempurnaan Islam seorang Muslim tergantung kepada empat syarat yaitu:

Iman, amal soleh, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati

dalam kesabaran. Nasehat menasehati adalah dalam rangka memberikan pendapat

kepada orang lain.85

Ibnu Jarir bin Abdullah berkata:

ثبعت انج صه هللا عه سهى عه انصح نكم يسهى86

Artinya: “Saya membaiat akan Nabi Muhammad SAW atas keharusan

mendengarkan sabda dan mentaati perintah-Nya. Maka beliau

memerintahkan apa yang saya sanggupi memberikan nasehat kepada

orang lain”.

Nasehat itu mengandung ajaran melakukan kebaikan, ajakan meninggal-kan

kejahatan dan menyedarkan mereka terhadap kelalaiannya. Demikian pentingnya

84 Ibid, h. 52 85 T. M. Hasbi ash Shiddiqy, 2002 Mutiara Hadits I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h.

183 86 Muslim bin Hajjaj Abu Husin al-Qusyairi, Shahîh Muslim, juz, I, (Beirut: Dar Ihya‟ al-

Turâts al-Arabi, t.th), h. 75, no hadis: 56

Page 64: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

menyatakan pendapat dalam Islam demi untuk kemaslahatan umum. Dengan

goresan pena orang dapat menyatakan pendapatnya, mengetahui pendapat orang

lain, mendalami ilmu pengetahuan, memperjuangkan hak-haknya dan sebagainya.

Goresan pena dalam mengemukakan pendapat ini tentu selalu memperhatikan etika

pergaulan dan juga jangan sampai merugikan orang lain sesuai dengan prinsip amar

ma‟ruf nahi mungkar.

d). Hak Kebebasan Beragama

Hifz al-Din adalah tujuan utama dari tujuan-tujuan syariah (Maqashid

Syariah). Islam menjaga hak dan kebebasan, dan kebebasan yang pertama adalah

kebebasan berkeyakinan dan beribadah. Setiap pemeluk agama berhak atas

agamanya, ia tidak boleh dipaksa untuk meninggalkannya menuju agama lain, juga

tidak boleh ditekan untuk berpindah dari keyakinannya untuk masuk Islam.

Dalam aspek agama, Islam tidak membenarkan paksaan dalam beragama.

Islam tidak memaksa seseorang untuk mengubah keyakinannya dan memeluk Islam,

walaupun Islam menyerukan untuk itu. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-

Baqarah (2): 256

د ك انل ل ي انزر ك لك جي زا انلد (256:2/انجقزح)… ك

Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

Oleh itu, penganut agama lain dibenarkan menganut dan beramal dengan

ajaran mereka. Mereka tidak boleh diganggu atau dilarang untuk berbuat yang

Page 65: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

dibenarkan oleh agama mereka. Contohnya yang berkait dengan makanan, minuman

dan lain-lain kecuali dalam hal yang tidak berperikemanusiaan seperti upacara

mengorbankan manusia yang berlaku di kalangan agama zaman dahulu. Mereka

bebas melakukan upacara perkawinan dan berkeluarga mengikut agama masing-

masing.87

Sarjana Kristen Arabia, Prof. Phillips Hitti yang telah menjadi warganegara

Amerika, di dalam bukunya Sejarah Arab mengakui bahwasanya ayat yang tersebut

di atas itulah salah satu ayat dalam Islam yang patut menjadi anutan manusia dalam

segala agama.88

Sejak dari zaman kedatangan Islam, kita melihat tidak sekali pun seorang

penguasa atau raja Islam yang yang berani bertindak memaksa non-muslim

memeluk Islam, meskipun penguasa itu keras tindakannya, padahal jumlah non-

muslim sangat kecil saja di waktu itu. Malahan tenaga-tenaga non-muslim banyak

yang dipakai dalam administrasi kenegaraan. Faktor yang menyebabkan penguasa-

penguasa Islam itu tidak mau menjalankan paksaan memeluk Islam adalah karena

takut akan terlanggar ayat tersebut.89

Akan tetapi, orang Islam tidak boleh menukar agamanya kepada yang bukan

Islam. Ini adalah karena apabila ia memeluk agama Islam, ia yakin bahwa agama

87 Abdul Hadi Awang. Islam dan Demokrasi, cet.I, (Selangor: PTS Islamika, 2007), h.35. 88 Hamka, Tafsir Al-Azhar, cet.II, jil.II (Jakarta: Penerbit Pustaka Panjimas, 2008), h.31.

89 Ibid, h.34.

Page 66: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Islam itu adalah satu-satunya agama yang benar dan boleh menyelamatkannya di

akhirat kelak.

Firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah (2): 217

ك د ككىك ع ك زك لدك ي ي تطبعا ك اسك ك دكىك ىك ع قب هكىك حتي زدر شان

حبة انيبر ىك نئك أصك ك أ اخزح كب بنىك انلر نئك حجطتك أعك ك ب ز أ تك

( 217: 2 / انجقزح) ب خبنل

Artinya: Mereka (orang kafir) tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai

mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),

seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari

agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia

amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka

kekal di dalamnya.

Kebebasan beragama yang diberikan oleh Perlembagaan Persekutuan tidak

bebas berdasarkan dengan kebebasan beragama yang diberikan oleh hukum Islam

dalam pengertian yang literal dan menghalang untuk dilaksanakan hukum Islam,

karena mengikut hukum Islam, setiap orang Islam dan non-muslim bebas menganut

dan mengamali agamanya tanpa apa-apa halangan. Tetapi mengenai undang-undang

yang lain daripada undang-undang keluarga, warga non-muslim diwajibkan

menerima undang-undang Islam.90

Warga non-muslim juga diberi kebebasan menganut dan memilih agama

yang disukai, tetapi orang-orang Islam tidak boleh memilih agama lain.

e). Hak Kebebasan Diri

90 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Perlaksanaan Undang-Undang Islam Di Malaysia: Masalah

Dan Penyelesaiannya, cet. I (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), h.287.

Page 67: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Islam telah meletakkan dengan jelas kasus-kasus dan situasi ketika hidup

manusia boleh dibinasakan. Pencabutan nyawa manusia tanpa adanya konsep yang

diperbolehkan Islam dianggap sebagai dosa terbesar selepas syirik. Islam

menganugerahkan hak hidup ini kepada setiap manusia dari ras, bangsa, maupun

agama manapun ia berasal.91

Pembunuhan adalah sesuatu yang sangat keji. Pembunuhan adalah

menghancurkan bangunan iradah Allah dan melenyapkan nyawa si korban tanpa

alasan yang benar, yang dilakukan oleh orang lain. Dalam perbuatan ini ada

penganiayaan kepada keluarga atau ahli waris si korban, yakni mereka yang menjadi

mulia karena keberadaan si korban, mereka yang dapat mengambil manfaat dari diri

si korban, dan mereka yang akan sangat membutuhkan bantuan ketika si korban

tidak lagi bersama mereka. Allah SWT telah mengharamkan membunuh jiwa yang

tidak berdosa. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra‟ (17): 33

زفك سهكطبب ال سك ند ك تم يظكهيب قلك جعهكب ن ي ي ثبنكحقد و هللاي قكتها انيفكس انيت حزي

يصرا ب ( 33:17/اإلسزاء). انكقتكم ي

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah

(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa

dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada

ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.

Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan”.

Di titik puncak perhatiannya intik melindungi nyawa, syariat Islam telah

mencapai target yang tinggi, yang tidak dapat dicapai oleh syariat apa pun di dunia,

91 Syekh Syaukat Hussain, Hak Asasi Manusia dalam Islam. Penerjemah Abdul Rochim C.N.,

cet.I (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.60.

Page 68: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

hingga saat ini. Tindakan penganiayaan terhadap jiwa yang dilakukan dengan cara

membunuhnya merupakan perbuatan keji dan keluar dari ajaran dan undang-undang

agama Islam, menodai sesuatu yang dimuliakan dan dilindungi oleh Allah,

memerangi firah yang diciptakan Allah untuk jiwa tersebut, serta mencabut ikatan

ketaatan dan penghambaan kepada Tuhan semesta alam.92

Untuk menjamin pelaksanaan hak hidup ini, ajaran Islam tidak hanya

mencakupkan pada tanggungjawab moral atau ancaman siksaan akhirat semata-

mata. Lebih dari itu, syariat Islam menetapkan pula berbagai ketentuan hukum

untuk menjamin pelaksanaannya secara nyata.

Sebagai contoh dalam hubungan dengan hak hidup ini misalnya penetapan

adanya hukuman qisas terhadap tindak pembunuhan sengaja, sebagaimana yang

ditetapkan dalam QS. Al-Baqarah (2): 178

ككىك انكقصبص انكقتكه ب آيا تت عه (178:2 /انجقزح)...أرب انيذ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qisas berkenaan

dengan orang-orang yang dibunuh.

Adalah masuk akal dan tidak diperselisihkan, bahwa pelaku kejahatan harus

mendapatkan balasan setimpal dan sepadan karena kejahatan yang telah

diperbuatnya agar kehidupan dapat berjalan tegak dan stabil, manusia dapat merasa

aman dan menikmati ketenangan. Di dunia ini, dari dulu hingga sekarang, tidak ada

sanksi yang lebih baik dari sanksi qisas, sanksi yang paling adil, karena pelaku

92Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah, Penerjemah Khikmawati, cet.I, (Jakarta:

2009), h. 41.

Page 69: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

kejahatan diganjar sesuai dengan perbuatannya, sanksi yang paling baik untuk

keamanan dan peraturan, karena ketika pelaku kejahatan mengetahui bahwa dia

akan mendapat ganjaran setimpal dengan perbuatannya, maka pada umumnya dia

tidak akan kembali melakukan kejahatan.93

Islam menjaga hak-hak semua individu agar tidak ada yang teraniaya. Dasar

hukum yang dikenakan oleh Islam terhadap seseorang bukanlah atas dasar dugaan,

tetapi prinsipnya adalah praduga tidak bersalah. Tidak boleh dihukum kecuali jika

sudah jelas pelanggarannya dan dengan kadar hukuman sebagaimana ditetapkan

oleh hukum Islam, dan tanpa harus menyertakan orang selain pelaku pelanggaran itu

sendiri, sebagai pelaksanaan firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra‟ (17): 15

يب يب ز ر أخك سك اسرح شر كب ب ضمر عه ك ضمي إي ي كتل نفكس ب كتل إي ا ي

حتي جكع رس ث (1715:/اإلسزاء){يعذد

Artinya: Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka

sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa

yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan

seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan

mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.

Islam juga melihat bahwa semua rakyat adalah sama dan sederajat di

hadapan hukum dan peradilan dan semuanya tunduk di bawah undang-undang.

Segala tata cara, ketentuan dan prosedur yang ada dalam proses peradilan hendaklah

diperlakukan sama bagi semua pihak yang terlibat, tanpa membedakan satu sama

93 Ibid, h. 80.

Page 70: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

lain. Bahkan musuh sekalipun dapat menikmati keadilan dan sistem persamaan di

hadapan hukum.94

Hal yang tidak kurang pentingnya dengan persamaan di hadapan hukum

adalah kesempatan dalam proses beracara.Islam sangat melarang penahanan

seseorang tanpa dibicarakan. Hal ini karena perbuatan itu menafikan hak individu

itu untuk membela diri dan mengemukakan hujah-hujahnya di peradilan.

Di dalam praktek peradilan, prosese beracara sangatlah menentukan, karena

dari sinilah dasar suatu putusan akan diambil. Oleh sebab itu hanya proses beracara

yang adil dan benar yang dapat menjamin keabsahan suatu putusan.

Prinsip Islam terkait kebebasan diri ialah tidak ada warganegara, kapan pun

juga, yang boleh dihalang-halangi dari hak-haknya, kecuali atas dasar hukum.

Mereka tidak pula boleh dijatuhi hukuman atas tuduhan apapun tanpa diberi

kesempatan untuk membela diri atau tanpa melalui keputusan pengadilan. 95

Mengenai kebebasan seseorang untuk berimigrasi, Al-Qur‟an mengizinkan

dan bahkan menganjurkan dalam rangka bercermin diri dan mencari nafkah.96

Firman Allah SWT QS. Al-Mulk (67): 15

ك ن ك رسك ها ي شا يب جب ض ذن بيك انيذ جعم نكىك األرك

(6715:/انهك).انرشر

94 Rusjdi Ali Muhammad, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Syariat Islam, (Aceh: Ar-

Raniry Press, t.th.), h.136. 95 Ibid, h.152. 96 A.M Saefuddin, Ijtihad Politik Cendikiawan Muslim, cet.I (Jakarta: Gema Insani Press,

1996), h. 10-11.

Page 71: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di

segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-

Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.

Kebebasan diri di Malaysia juga tidak berdasarkan prinsip kebebasan yang

ditetapkan oleh fiqih Islam. Di dalam fiqih telah ditetapkan hukuman bagi tindak pidana

pembunuhan adalah menggunakan hukum qisas. Tetapi hukum yang digunakan di

Malaysia adalah hukum peninggalan penjajah yang berpegang pada hukum Eropa Barat.

Dalam praktek sejarah, Rasulullah SAW pernah memerintahkan agar

dibebaskan segera orang yang ditahan tanpa dikemukakan alasan. Demikian juga

Saidina Ali Karramallahu Wajhah pernah memberi jaminan kebebasan kepada

golongan Khawarij yang menolak konsep negara asalkan mereka tidak menyebabkan

pertumpahan darah atau melakukan keganasan.

Kenyataan tersebut cukup kuat untuk membuktikan bahwa tidak ada alasan

untuk dihukum terhadap siapa saja sebelum diputuskan kesalahannya dengan adil oleh

mahkamah.97

f). Hak Kebebasan Ekonomi

Tujuan syariah juga adalah termasuk Hifz al-Mal (menjaga harta). Dalam

pemerintahan Islam, seorang individu berhak melakukan pekerjaan yang

dikehendaki, baik perdagangan, perindustrian, ataupun pertanian, dengan syarat

tidak melakukan pekerjaan yang diharamkan syariah Islam.98

97 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Perlaksanaan Undang-Undang Islam Di Malaysia: Masalah

Dan Penyelesaiannya, cet. I (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), h.293. 98 Ibid, h.14.

Page 72: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Islam mengharamkan pendapatan yang kotor karena prinsip Islam ialah

menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang kotor. Pencarian (pendapatan)

yang kotor ialah pendapatan yang diperoleh melalui jalan kezaliman dan mengambil

harta orang lain secara tidak benar seperti merampok, mencuri, menipu,

mengurangkan sukatan dan timbangan, memonopoli, menggunakan kesempatan atas

keterdesakan orang lain untuk mengambil keuntungan dan lain-lain. Juga

memperoleh sesuatu tidak sepadan dengan usaha dan pengorbanan seperti riba, judi

(termasuk loteri) dan sebagainya.

Islam juga mengharamkan pendapatan melalui aset yang haram seperti arak,

babi, berhala, patung, bijana yang diharamkan, anjing dan sebagainya. Juga

pendapatan yang dihasilkan melalui manfaat yang tidak diakui syara „ seperti upah

tukang ramal, penenung nasib, pengurusan riba, atau bekerja di bar, disko dan

tempat-tempat hiburan yang diharamkan dan seumpamanya.

Di antara perkara yang sangat diharamkan ialah pengeksploitasian golongan

kuat terhadap golongan lemah. Umpamanya pemegang wasiat yang memakan harta

anak-anak yatim, para pemimpin memakan harta rakyat, majikan memakan hak

pekerja dan pemilik tanah yang memakan hasil keringat petani tanpa bayaran upah.

Yang diharamkan secara keras oleh Islam ialah mengambil harta awam

secara salah, karena setiap orang mempunyai hak atas harta awam. Jika ia mencuri

atau merampasnya berarti ia telah menzalimi mereka keseluruhannya. Kelak mereka

semua akan menuntutnya pada Hari Kiamat nanti.

Page 73: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Begitu juga diharamkan penggunaan harta masyarakat bagi para pemerintah

yang tinggi sebagaimana ia juga diharamkan ke atas penjabat jabatan yang rendah.

Tidak harus bagi mereka menggunakan walau seratus rupiah pun dengan jalan yang

salah. Mereka tidak boleh menggunakan jawatan mereka untuk menghimpun

kekayaan atas alasan bonus atau hadiah.99

Perolehan hak milik itu juga mestilah melalui jalan yang benar sebagaimana

juga pemanfaatannya. Cara-cara yang benar dalam memperoleh hak milik ialah

dengan bekerja dan perolehan langsung, melalui pelimpahan hak dengan jalan

warisan atau wasiat serta dengan jalan aqad-aqad pemindahan hak milik yang sah

seperti jual-beli atau hibah.100

Pemerintahan Islam tidak boleh melarang seorang pun untuk melakukan

pekerjaan yang dibenarkan, kecuali dengan seizin syari‟at misalnya larangan bagi

pegawai pemerintah untuk berdagang, agar tidak menyalahgunakan kekuasaan dan

pengaruh mereka yakni korupsi.101

Beberapa asas dalam falsafah ekonomi Islam yang melahirkan jaminan hak-

hak manusia dalam bidang ekonomi dapatlah dirangkumkan sebagai berikut.

1. Perspektif Eskatologis. Di antara ajaran dasar syariat Islam ialah kepercayaan

bahwa kehidupan seorang muslim di dunia ini hanyalah suatu fase sementara

99http://www.scribd.com/doc/14163850/Ekonomi-Menurut-Dr1-Yusof-

AlQardawi?autodown=doc, diakses tanggal 13 Nopember 2009, pukul 20.00 WIB. 100 Rusjdi Ali Muhammad, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Syariat Islam, (Aceh: Ar-

Raniry Press, t.th.) h. 165. 101 A.M Saefuddin, Ijtihad Politik Cendikiawan Muslim, cet.I (Jakarta: Gema Insani Press,

1996), h. 14.

Page 74: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

dari kehidupan azalinya di akhirat. Dunia dengan segala atributnya bukanlah

tujuan, akhiratlah yang kekal, dan semua proses yang dilakukan harus menuju ke

arah kehidupan akhirat.

2. Anasir Ibadah dalam Setiap Tingkah Laku. Asas ini membawa maksud bahwa

setiap tingkah laku muslim adalah cerminan dan manifestasi ibadah kepada

Allah SWT. Segala tindak-tanduk dan kegiatan seorang muslim, dengan

demikian tidak lepas dari hubungan vertikal dengan Allah SWT. Ini termasuk

juga tingkah laku ekonomi manusia karena ianya merupakan bagian dari tingkah

laku manusia pada umumnya.

3. Prinsip Kebebasan Bekerja dan Berusaha. Ini adalah prinsip paling utama dalam

hubungan dengan jaminan dengan hak-hak asasi manusia di bidang ekonomi.

Prinsip ini berakar dari beberapa ayat Al-Qur‟an, misalnya Allah SWT

menegaskan di dalam surat Al-Baqarah ayat 29 bahwa Allahlah pencipta

segalanya yang ada di bumi untuk manfaat kepada umat manusia. Dengan

demikan, bumi dan seluruh isinya sesungguhnya tidaklah dimaksudkan untuk

dimiliki oleh sesuatu kaum atau bangsa, tetapi adalah untuk semua jenis

manusia. Oleh karena itu adalah hak asasi setiap individu manusia untuk

berusaha mendapatkan bagiannya masing-masing dari warisan tuhan ini.

4. Asas Keseimbangan dalam Sistem Ekonomi Islam. Asas ini terlihat dalam

beberapa aspek tingkah laku ekonomi yang dianjurkan dalam ajaran Islam,

misalnya ajaran tentang kesederhanaan, sikap hemat, tidak berlebih-lebihan dan

tidak terlalu kikir. Konsep keseimbangan ini juga berlanjut dalam ajaran

Page 75: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, keseimbangan antara

kepentingan pribadi dan kepentingan umum dan keseimbangan antara hak dan

kewajiban.

Firman Allah SWT dalam QS. Al-A‟raf (7): 31

حتر ز ا ي سك زثا ا ك ها جل كل مد يسك ب ث آدو خذا ستكىك ع

ز سك ( 31: 7 / األعزاف). انك

Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-

lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berlebih-lebihan.

Dalam masalah sosial, ketika Islam berpihak kepada kelompok umat dan

menjadikan kebutuhan sebagai tolok ukur kekuasaan, maka sesungguhnya Islam

memiliki target untuk menghindari semua bahaya dan mudarat yang muncul dari

tindak pemusatan kekayaan di tangan sebagian kecil orang-orang kaya yang

memutar dan membatasinya di antara kalangan mereka saja, karena dalam

pengonsentrasian harta seperti ini benar-benar terdapat kerusakan dalam bidang

materi, pikiran, dunia, dan agama. Islam menetapkan dan membuat sampel

mengenai hal ini, lengkap dengan nasihat dan pelajaran mengenai pengalaman

manusia sepanjang sejarahnya.102

Ketentuan halal dan haram menurut Islam tidak diambil kira asalkan

pekerjaan itu telah halal menurut undang-undang. Sebagai contoh, perjudian serta

riba itu menjadi halal jika telah mendapat keizinan dari pemerintah. Ini jelas

102 Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah, Penerjemah Khikmawati, cet.I,

(Jakarta: 2009), h. 178.

Page 76: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

bertentangan dengan hukum Islam karena judi dan riba itu jelas-jelas telah

diharamkan oleh Allah SWT. Sebagai contoh, Islam melarang riba karena bahaya

yang dikandungnya, baik bersifat individu, sosial, atau ekonomi, dan di dalamnya

juga tidak ada lagi kata kebaikan untuk jiwa manusia. Ketamakan dan cinta materi

menempati posisi riba, serta menyebabkan penimbunan harta dan kekayaan dengan

cara yang tidak benar, serta masuk dalam tindak eksploitasi atas jerih payah orang

lain.103

103 Ibid, h. 197.

Page 77: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

BAB V

PENUTUP

Pada bab terakhir ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari apa yang

telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, kemudian penulis juga

menyampaikan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait.

A. Kesimpulan

Dari penjelasan bab-bab terdahulu dan untuk mengakhiri pembahasan dalam

skripsi ini, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa hak-hak dasar warga negara Malaysia dilindungi dan dijamin oleh

Undang-undang Dasar (Perlembagaan) Malaysia, yaitu tentang hak memilih

hak atas kebebasan diri, hak persamaan, hak atas kebebasan dari perbudakan

dan kerja paksa, hak kebebasan bergerak dan larangan buang negeri / diusir, hak

kebebasan mengeluarkan pendapat, berkumpul dan bepersatu, hak atas

pendidikan dan terahkir hak terhadap harta dan dipilih. Namun, hal itu semua

diatur sedemikian rupa dan diberikan batasan-batasan tertentu dengan

memberikan syarat-syarat tertentu seperti ada persyaratan dalam hak memilih

dan dipilih, demikian juga ada syarat-syarat tertentu dalam membentuk suatu

organisasi atau pertubuhan dan mengeluarkan pendapat, sehingga hak atau

kebebasan tersebut tidak sebebas-bebasnya. Jaminan asas-asas tersebut

diberikan kepada semua warga negara sama rata, tanpa membedakan golongan-

golongan tertentu maupun ras, status sosial ekonomi dan budaya. Akan tetapi

Page 78: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

dalam hal-hal tertentu terutama yang menyangkut hal ihwal kepemimpinan dan

pengurusan agama Islam.

2. Sementara fokus hak-hak kewarganegaraan dalam kajian fiqih siyasah adalah

lebih meneliti terhadap indikasi atau dilalah dari sumber utama dalam syariat

Islam, yaitu al-Quran,al-Hadis, dan tidak terkecuali dari sumber rujukan

sekunder yaitu qiyas, maslahah al mursalah, sad az-zariat, qowaid kuliyyat dan

uruf atau adat. Antara kesimpulan yang diperolehi dengan melalui pendekatan

komporatif antara undang-undang kewarganegaraan dengan hukum Islam adalah

setiap aturan hak-hak dasar di dalam konstitusi Malaysia seperti hak kebebasan

pendapat dan sebagainya semuanya sudah diatur di dalam al-Quran dan al-

Hadis.

B. Saran-saran

Berkaitan dengan adanya hak-hak istimewa bagi kaum Melayu terutama di

negara-negara bagian yang bersultan, penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Agar perlembagaan diamandemen dengan dengan diadakan suatu peruntukan

untuk memelihara hak asasi manusia, yaitu agama Islam, nyawa, akal, keturunan

dan harta benda. Kebebasan yang harus diatur dan dipelihara meliputi kebebasan

beragama kepada setiap orang kecuali bagi agama Islam, kebebasan diri,

kebebasan berbicara serta menulis, kebebasab berserikat, kebebasan membangun

persatuan dan kebebasan mendapat manfaat dari institusi sosial.

Page 79: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

2. Perlembagaan juga hendaklah memperuntukkan bahwa muslim dan non-muslim

hendaklah mengikuti hukum Islam dalam perkara jinayah, sipil dan

kekeluargaan. Tetapi diberikan pengecualian kepada non-muslim untuk memilih

terkait hukum kekeluargaan antara hukum Islam dan hukum agama mereka.

Page 80: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

DAFTAR PUSTAKA

al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur‟an

Depertemen Agama RI, 1971

Abas, Tun Mohammad Salleh, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia,

cet. III, Ampang/Hulu Kelang Selangor Darul Ehsan: Dawama Sdn.Bhd,

2006

Abdullah, Abu Bakar Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia:

Masalah dan penyelesaiannya, Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986,

cet. I

Ahmad, Siti Rosnah Haji, Pemerintah dan Pemimpin-peminpin Kerajaan Malaysia,

Selangor: Golden Books Centre Sdn. Bhd, 2006, cet. I

Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945; Kajian

Perbandingan tentang Dasar Hidup Bersama dalaam Masyarakat Majemuk,

Jakarta: UI Press; 1995

Aini, Noryamin, Pengantar Dasar Konsep Hak Asasi Manusia, makalah Mata Kuliah

HAM, Syari‟ah dan Hukum, Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007

Anggota Persatuan Penerbit Buku Malaysia, Malaysia Kita Panduan Dan Rujukan

Untuk Peperiksaan Am Kerajaan, Selangor: Golden Books Centre Sdn. Bhd,

2007, cet. VIII

al-Mâwardî, Abî al-Hasan 'Alî bin Muhammad bin Habîb al-Basrî al-Bagdâdî, al-

Ahkâm al-Sulthâniyah, T.tp: Dâr al-Fikr, 1960, cet. I

al-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuh, juz IV, Damsyik: Dâr al-Fikr, 1425

H / 2004 M, cet. III

ash-Shiddiqy T. M. Hasbi, 2002 Mutiara Hadits I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975

Anis, Ibrahim, dkk, al-Mu‟jam al-Wasith, Kairo: T.tp, 1972 , Juz I

Audah, Abdul Qadir, al-Tasyri‟ al-Jinâ‟i al-Islâmi: Muqâranan bi al-Qânun al-

Wadhi‟i, Beirut: Muasasah al-Risalah, 1998, juz I

Awang, Muhammad Kamil, Sultan dan Perlembagaan, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa

dan Pustaka, 2001, cet. I

Ayub, Abdul Razak, Perpecahan Bangsa Melayu, Selangor: Dewan Pustaka fajar, 1985,

cet. I

Page 81: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Baharom, Hajah Noresah Binti, dkk., Kamus Dewan Bahasa, Edisi Ketiga, cet. VII,

Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan

Malaysia, 2002

Bari, Abdul Aziz, Perlembagaan Malaysia: Asas-asas dan Masalah, Selangor: Dewan

Bahasa dan Pustaka, 2001, cet. I

----------, Majelis Raja-raja: Kedudukan dan Peranan dalam Perlembagaan Malaysia,

cet. II, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006

Budiardjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, cet. XXVII, Jakatra: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2005

HR., Ridwan, Fiqih Politik: Gagasan, Harapan dan Kenyataan, Yogyakarta: FH UII

Press, 2007, cet. I

Hussain, Syekh Syaukat, Hak Asasi Manusia dalam Islam, Jakarta: Gema Insani Press,

1996, cet. I

Hussin, Hasnah dan Mardiana Nordin. Pengajian Malaysia, Selangor: Oxford Fajar,

2007, cet. I

Iqbal, Muhammad, Fiqh Siyasah (Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam), Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2001, cet. I

Ka‟bah, Rifyal, Politik dan Hukum dalam Al-Qur‟an, Jakarta: Khairul Bayan, 2005, cet.

I

Kencana, Inu, Al-Quran dan Ilmu Politik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996, cet. I

Khallaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fiqh, Kairo: Dar al-Hadits, 2003

Manzhur, Jalaluddin Muhammad Ibnu, Lisân al‟Arab, juz II, Mesir: Dâr al-Hadîts, 2003

Marbun, B. N., Kamus Politik, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, cet. I

Maududi, Abu A‟la, Islamic Law and Constitution, Lahore, Pakistan: Islamic

Publication Ltd, 1977

----------, Hak-hak Manusia dalam Islam, penterjemah Bambang Iriana Djajaatmadja,

cet. III, Jakarta: Bumi aksara, 2005

Mufid, Moh., Politik dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004, cet. I

Muhammad, Nazaruddin Hj., Pengajian Malaysia: Kenegaraan dan Kewarga-

negaraan, cet. V, Selangor: Prentice Hall, 2004

Page 82: HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN MALAYSIA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4490/1/MOHD... · Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ... juga

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoesia, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, cet. III, edisi ke-III, Jakarta: Balai Pustaka, 2005

Putra, Dalizar, HAM (Hak Asasi Manusia Menurut Al-Qur‟an), Jakarta: PT. Al-Husna

Zikra, 1995, cet. II

Ramanathan, K., Konsep Asas Politik, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka

Kementerian Pendidikan Malaysia, 1998

Rasyid, Abdul, Ilmu Politik Islam, Bandung:Pustaka, 2001, cet. I

Rosyada, Dede, dkk, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta:

ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003, cet. I

Salim, Abd. Muin, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, cet. II,

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995

Saefuddin, A. M., Ijtihad Politik Cendekiawan Muslim, Jakarta: Gema Insani Press,

1996, cet. I

Sakdan, Mohd. Foad, Asas Politik Malaysia, cet. II, Ampang/ Hulu Kelang Selangor

Darul Ehsan: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997

Soehino, Ilmu Negara, cet. VI, Yogyakarta: Liberty, 2004

Syarif, Mujar Ibnu, Hak-hak Politik Minoritas Nonmuslim dalam Komunitas Islam:

Tinjauan dari Persfektif Politik Islam, Bandung: Agkasa, 2003, cet. I

------------, Presiden Non Muslim di Negara Muslim, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

2006, cet. I

Syadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara, Jakarta: UI Press, 1990

Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,

Jakarta: Prenada Group, 2003, cet. Revisi

Zada, Khamami dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam, Jakarta: Lembaga Studi

Islam Progresif, 2004, cet. I

Zaidan, Abdul Karim, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam, Jakarta: Yayasan

Al-Amin, 1984, cet. I

Perlembagaan Persekutuan, cet. V, Ulu Kelang Kuala Lumpur: MDC Penerbit

Pencetakan Sdn Bhd, 1995