9
2 . Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas, stamina menurun, dan terdapat penurunan tinggi badan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisik dengan criteria hasil klien dapat meningkatkan mobilitas fisik, berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan, klien mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri • Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada R/ sebagai dasar untuk memberikan alternative dan latihan gerak yang sesuai dengan kemampuannya • Rencanakan tentang pemberian program latihan, ajarkan klien tentang aktivitas hidup sehari-hari yang dapat dikerjakan R/ latihan akan meningkatkan pergerakan otot dan stimulasi sirkulasi darah • Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas /perawatan diri secara bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan R/ kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba- tiba, memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas C. INTERVENSI KEPERAWATAN No Diagnosa Tujuan Intervensi 1. Nyeri kronis bd ketidakmampua n fisik kronis dd menyatakan nyeri secara verbal, focus pada diri sendiri, keletihan, tampak melindungi bagian tubuh yang sakit. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x8 jam, diharapkan nyeri klien berkurang dengan criteria hasil : <<NOC LABEL : Pain Control>> · Klien mampu mengenali onset nyerinya <<NIC LABEL : Pain Management>> · Lakukan pemeriksaan terhadap nyeri, seperti : Lokasi, karakteristik, onset, frekuensi, dll. · Observasi tanda-tanda ketidaknyamanan non verbal. · Pastikan pasien mendapatkan terapi analgesic. · Ajarkan teknik manajemen nyeri. <<NIC LABEL : Progressive muscle

hambatan intervensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hambatan dalam intervensi

Citation preview

Page 1: hambatan intervensi

2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas, stamina menurun, dan terdapat penurunan tinggi badanTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisik dengan criteria hasil klien dapat meningkatkan mobilitas fisik, berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan, klien mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri• Kaji tingkat kemampuan klien yang masih adaR/ sebagai dasar untuk memberikan alternative dan latihan gerak yang sesuai dengan kemampuannya• Rencanakan tentang pemberian program latihan, ajarkan klien tentang aktivitas hidup sehari-hari yang dapat dikerjakanR/ latihan akan meningkatkan pergerakan otot dan stimulasi sirkulasi darah• Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas /perawatan diri secara bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhanR/ kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba, memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas

C. INTERVENSI KEPERAWATANNo Diagnosa Tujuan Intervensi1. Nyeri kronis bd

ketidakmampuan fisik kronis dd menyatakan nyeri secara verbal, focus pada diri sendiri, keletihan, tampak melindungi bagian tubuh yang sakit.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x8 jam, diharapkan nyeri klien berkurang dengan criteria hasil :<<NOC LABEL : Pain Control>>

 Klien mampu mengenali onset nyerinya (Skala 5).

 Klien melaporkan nyerinya terkontrol (Skala 5).

 Klien mampu mendeskripsikan nyerinya (Skala 5).<>

 Klien mampu melaporkan nyeri (Skala 5)

 Klien mampu

<<NIC LABEL : Pain Management>>

 Lakukan pemeriksaan terhadap nyeri, seperti : Lokasi, karakteristik, onset, frekuensi, dll.

 Observasi tanda-tanda ketidaknyamanan non verbal.

 Pastikan pasien mendapatkan terapi analgesic.

 Ajarkan teknik manajemen nyeri.<<NIC LABEL : Progressive muscle relaxation >>

 Pilihkan lingkungan yang nyaman.

 Lakukan tindakan untuk mencegah gangguan .

 Instruksikan pasien untuk menggunakan pakaian yang nyaman. Intruksikan pasien menghirup napas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan.

Page 2: hambatan intervensi

melaporkan lama nyeri berlangsung (Skala 5)<<NOC LABEL : Discomfort Level>>

 Klien melaporkan nyeri (Skala 5)Klien tidak cemas (Skala 5)

2. Hambatan mobilitas fisik bd gangguan muskuloskletal dd postur tubuh yang tidak stabil, pergerakan lambat, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar dan halus.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x8 jam, diharapkan mobilitas klien tidak terhambat dengan criteria hasil :<<NOC LABEL : Ambulation >>

· Klien mampu menyangga berat badan ;skala 5

· Mampu berjalan dengan benar ;skala 5

· Berjalan dengan langkah pelan ;skala 5

· Berjalan dengan langkah sedang ;skala 5<<NOC LABEL : Mobility >>

· Keseimbangan tubuh ; skala 5

· Cara berjalan yang benar ;skala 5

· Menggerakan otot ;skala 5

· Mampu berpindah ;skala 5<<NOC LABEL : Balance>>

· Mempertahankan keseimbangan tubuh saat

<<NIC LABEL : Exercise therapy : ambulation>>

 Bantu klien untuk memakai alas kaki dalam memfasilitasi berjalan dan mecegah injury

 menyediakan tempat tidur rendah, jika sesuai

 Instruksikan penggunaan alat bantu

 Bantu pasien untuk berpindah, jika diperlukan

 Instruksikan pasien tentang pergantian yang aman dan teknik ambulasi

 Bantu pasien untuk berdiri dan menetapkan jarak ambulasi

 Bantu pasien untuk menetapkan kenaikan jarak untuk ambulasi

 Menganjurkan ambulasi mandiri dengan bantuan terbatas<<NIC LABEL : exercise therapy: Balance>>

 Tentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam menuntut aktivitas keseimbangan

 Evaluasi fungsi sensori Menyediakan lingkungan aman

untuk latihan exercise Menyediakan alat bantu ( seperti

tongkat, bantal)untuk mendukung pasien dalam latihan

 Intruksikan tentang bagaimana posisi diri sendiri, pergerakan untuk memelihara atau meningkatkan keseimbangan selama latihan atau aktivitas

Page 3: hambatan intervensi

berdiri ;skala 5· Mempertahankan

keseimbangan tubuh saat duduk tanpa penyangga punggung ;skala 5

· Mempertahankan keseimbangan tubuh saat berjalan ;skala 5<<NOC LABEL : Body Mechanics Performance>>

· Menggunakan postur berdiri dengan benar ;skala 5

· Menggunakan postur duduk yg benar ;skala 5

· Mempertahankan kekuatan otot ;skala5<<NOC LABEL : Body Positioning : Self Initiated>>

· Mampu berpindah dari posisi tidur ke duduk ;skala 5

· Mampu berpindah dari posisi duduk ke tidur ;skala 5

· Mampu berpindah dari posisi duduk ke berdiri ;skala 5<<NOC LABEL : Transfer Performance>>

· Mampu berpindah posisi saat berbaring ;skala 5

· Berpindah dari tempat tidur ke kursi ; skala 5

· Berpindah dari kursi ke tempat tidur ;skala 5

sehari-hari Bantu pasien untuk bergerak

untuk posisi duduk dan stabilisasi tubuh dengan menempatkan lengan disisi tempat tidur

 Bantu untuk berdiri dari sisi ke sisi untuk menstimulasi mekanisme keseimbangan

 Monitor respon pasien dalan latihan keseimbangan.

3. Risiko cedera Setelah dilakukan <<NIC Label : Fall

Page 4: hambatan intervensi

berhubungan dengan gangguan mobilitas.

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi cedera dengan kriteria hasil :<<NOC Label : Mobility>>

· Keseimbangan tubuh meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)

· Gaya berjalan meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)

· Berjalan meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)

· Berlari meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)

· Melompat meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)

· Bergerak dengan mudah meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)<<NOC Label : Knowledge: Fall Prevention>>

 Pengetahuan untuk latihan mengurangi resiko jatuh meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)

 Pengetahuan tentang strategi untuk berpindah dengan aman meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)

 Pengetahuan tentang penggunaan alat bantu yang aman meningkat menjadi

Prevention>>· Identifikasi defisit kognitif atau

fisik pasien yang dapat meningkatkan risiko jatuh pada lingkungan tertentu.

· Identifikasi perilaku dan faktor yang dapat mengakibatkan risiko jatuh.

· Kaji ulang riwayat jatuh bersama pasien dan keluarga.

· Monitor gaya berjalan, keseimbangan, dan level kelemahan saat pasien berpindah.

· Ajarkan pasien untuk beradaptasi dengan modifikasi cara berjalan yang disarankan.

· Bantu ambulasi pasien yang tidak stabil.

· Anjurkan pasien untuk menggunakan tongkat atau alat bantu berjalan.

· Sediakan alat bantu untuk menstabilkan cara berjalan.<<NIC Label : Health Education>>

 Identifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan atau menurunkan risiko jatuh.

 Identifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk pencegahan jatuh.

 Ajarkan strategi berpindah yang aman.

 Gunakan metode ceramah untuk menyampaikan informasi pencegahan jatuh dan penggunaan alat bantu berjalan semaksimal mungkin.

Page 5: hambatan intervensi

skala 4. (skala 1-5)· Pengetahuan

tentang strategi untuk menjaga permukaan lantai yang aman meningkat menjadi skala 4. (skala 1-5)

4. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga bd kerumitan manajemen regimen terapeutik dd kegagalan untuk melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko, mengungkapkan keinginan untuk menangani penyakit.

Setelah diberikan asuhan keperawatan …x24 jam diharapkan ketidakefektifan manajmen terapeutik keluarga teratasi, dengan kriteria hasil:<<Label NOC Family Coping>>

· Menghadapi masalah keluarga (pada skala 5)

· Menangani masalah keluarga (pada skala 5)

· Melibatkan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan (pada skala 5)

· Menetapkan jadwal untuk rutinitas dan aktivitas keluarga (pada skala 5)

· Menggunakan system dukungan keluarga yang tersedia (pada skala 5)<<Label NOC Knowledge: Treatment Regimen>>

· Mengetahui proses penyakit (pada skala 5)

· Menentukan

<<Label NIC Case Management>>

 Membantu pasien dan keluarga dalam membuat keputusan tentang perawatan pasien

 Mengajarkan pasien atau keluarga melewati sistem perawatan kesehatan

 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pnyakitnya

 Edukasi pasien atau keluarga dalam pentingnya perawatan diri

 Mengembangkan hubungan denganpasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan perawatan.<<Label NIC Family Process Maintenance>>

1. Mendiskusikan strategi untuk menormalisasikan kehidupn keluarga dengan anggota keluarga

2. Mendiskusikan mekanisme pendukung sosial yang ada untuk keluarga

3. Mengatur jadwal kegiatan perawatan dirumah pasien yang meminimalkan gangguan dari rutinitas keluarga.

4. Mengajakan keluarga dalam managemen waktu/ keterampilan pada saat melakukan perawatan pasien di rumah.<<Label NIC Teaching Dissease Process>>

1. Menilai tingkat pengetahuan pasien mengenai penyakitnya.

2. Menjelaskan tentang

Page 6: hambatan intervensi

pengobatan yang rasional (pada skala 5)

· Keluarga dapat mengetahui penentuan diet (pada skala 5)<<Label NOC Family Function>>

· Menerima ide-ide baru dari angota (pada skala 5)

· Anggota mendukung satu sama lainnya (pada skala 5)

· Menunjukkan loyalitas anggota keluarga (pada skala 5)

patofisiologi penyakitnya dan bagaimana kaitannya dengan anatomy dan fisiologi

3. Menanyakan kembali pengetahuan tentang penyakitnya.

4. Menjelaskan tanda-tnda umum dan gejala penyakitnya.

5. Mengeksplorasi dengan pasien apa yang dia siap lakukan untuk menangani gejala penyakitnya.

6. Mengidentifikasi kemungkinan etiologi yang sesuai

7. Meberikan informasi kepada pasien tentang konsisinya8. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi berikutnya atau mengontrol proses penyakit.