Upload
pratidina
View
367
Download
39
Embed Size (px)
DESCRIPTION
orhodontik
Citation preview
E K S P A N S I
Drg. Soekarsono Hardjono, Sp.Ort.
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN
U M Y
E K S P A N S IPerawatan ortodontik diperlukan penambahan ruang diperoleh dengan cara :1. Grinding / slicing / stripping gigi anterior2. Pelebaran ( ekspansi ) lengkung gigi / rahang3. Kombinasi ekspansi dan grinding4. Pencabutan gigi
Akibat ekspansi dapat terjadi :a. Pelebaran lengkung gigi ( coronal arch )b. Pelebaran lengkung basal ( basal arch )
• Pelebaran lengkung gigi terjadi akibat gerakan ortodontik
• Pelebaran lengkung basal terjadi akibat gerakan ortopedik
• Ekspansi yang dilakukan pada periode gigi cam- puran ( mixed dentition ) menghasilkan pelebar-an lengkung gigi dan lengkung basalHal ini disebabkan oleh :a. Sutura palatina masih terbukab. Pertumbuhan masih aktif
• Pada periode gigi permanen hanya terjadi pelebaran lengkung gigi
Indikasi ekspansi
1. Gigitan silang anterior ( anterior crossbite )2. Gigitan silang posterior ( posterior crossbite ),bilateral atau unilateral3. Lengkung gigi atau lengkung basal sempit yang disebabkan oleh pertumbuhan arah late- ral kurang4. Adanya ruangan yang hilang (space loss) aki- bat pergeseran gigi5. Gigi depan berjejal ringan, dengan diskrepansi lengkung gigi 4 – 6 mm
Macam alat ekspansia. Berdasarkan cara pemakaian : 1. Cekat ( fixed ), misalnya RME / RPE 2. Semi cekat, misalnya Quad Helix 3. Lepasan (removable), misalnya plat eks-pansi
b. Berdasarkan pergerakan / reaksi jaringan : 1. Pergerakan ortodontik, misal plat ekspansi2. Pergerakan ortopedik, misal RME / RPE , Quad Helix
Rapid Maxillary Expansion ( RME ) / Rapid Palatal Expander ( RPE )
• RME bersifat cekat, dengan cincin pada gigi-gigi 6 IV / IV 6 atau 6 4 / 4 6
• Sekrup ekspansi mempunyai daya pelebaran yang besar
• Digunakan pada periode gigi bercampur ( mixed dentition )
• Menghasilkan pergerakan lateral, paralel, simetris• Terjadi pelebaran lengkung gigi ( gerak ortodon-
tik) dan lengkung basal ( gerak ortopedik )
RME / RPE dan sekrup ekspansi
Rapid Maxillary Expansion, t.d. sekrup dengan daya pelebaran besar dipatrikan pada cincin yang disemenkan pada gigi 6 4 / 4 6
Quad Helix• Alat ini bersifat semicekat ( Removex )• Bagian cekat : cincin stainless disemen pada gigi
6 / 6 dengan palatal tube yang dipatri pada per-mukaan palatinal cincin
• Spring Quad Helix, dari kawat stainless diameter 0.9 mm dipasang pada palatal tube, dapat dile-pas guna pengaktifan
• Pelebaran lengkung dengan tipping gigi kelateral• Menghasilkan gerakan paralel, simetris / asimetris
atau gerakan radial, simetris / asimetris
Kawat Quad Helix dan alat Quad Helix
Spring Quad Helix dari Stainless steel diameter 0.9 mm
Pengaktifan pada bagian palatal bar dan lengan helix
Plat Ekspansi
• Sifat-sifat plat ekspansi :1. Lepasan dipasang & dilepas oleh pasien2. Aktif mempunyai elemen aktif 3. Mekanis perubahan posisi gigi oleh tekan-an mekanis alat ortodontik4. Stabilitas tinggi tidak mudah lepas karena klamer dengan daya retensi tinggi, dan adanya verkeilung plat akrilik
Elemen penyusun plat ekspansi
• Plat dasar akrilik • Klamer : Adams clasp Arrowhead clasp• Elemen ekspansif : - sekrup ekspansi - coffin spring• Busur labial• Elemen tambahan : Pir-pir pembantu (auxilliary
spring ), tie bar, spur / taji
Plat dasar akrilik
• Plat dasar tidak boleh terlalu tebal dan dipoles li-cin agar enak dipakai dan mudah dibersihkan
• Bagian verkeilung plat harus menempel pada per mukaan palatinal atau lingual gigi-gigi, karena dapat menambah daya penjangkaran (anchorage)
• Antara plat yang menempel pada gigi penjangkar dan gigi yang digerakkan (attachment) terdapat belahan atau separasi
Klamer ( clasp )
• Klamer diperlukan untuk memberikan retensi
dan stabilitas pada alat ortodontik
• Pada plat ekspansi digunakan klamer Adams atau
Arrowhead dari kawat stainless ø 0.7 mm yang
mempunyai daya retensi & stabilitas tinggi
• Klamer juga harus dipoles dan dibersihkan dari
sisa makanan
Elemen ekspansif
Elemen ekspansif dapat berupa :
1. Sekrup ekspansi (expansion screw), dibuat oleh pabrik dari logam keras atau logam lunak
• Tiap sekrup mempunyai 4 lubang, dilengkapi kunci pemutar. Gambar anak panah menunjuk- kan arah pemutaran
• Tiap ¼ putaran ( 900 ) memberikan pembukaan 0.18 – 0.20 mm
• Pemutaran sekrup dilakukan ¼ putaran setiap 2 hari atau 2 X ¼ putaran setiap minggu
• Sekrup ekspansi memberikan kekuatan yang ber-sifat intermittent ( berselang-seling )
• Sekrup dari logam keras untuk pembukaan seca-ra paralel
• Sekrup dari logam lunak utk pembukaan secara nonparalel ( radial )
2. Coffin spring
• Coffin spring, dibuat dari kawat stainless steel
ø 0.9 – 1.25 mm
• Coffin spring dapat memberikan pelebaran se-
cara paralel maupun non paralel ( radial ), baik
simetris maupun asimetris, tergtg pengaktifan
• Kekuatan yang dihasilkan bersifat kontinyu
Busur labial• Busur labial dibuat dari kawat stainless ø 0.7mm
• Dapat menambah daya retensi alat
• Dapat untuk meretraksi gigi depan yang protrusi
• Waktu pengaktifan plat ekspansi, busur labial ha-
rus dikendorkan
• Tidak digunakan pada pelebaran lengkung gigi
ke anterior, misal kasus gigitan silang anterior
Elemen-elemen tambahan• 1. Spur / taji, dibuat dari kawat stainless ø
0.6 mm, untuk menambah retensi alat
• 2. Tie-bar, kawat stainless ø 0.9 mm dipasang di garis tengah bagian posterior plat dasar, pada ekspansi arah lateral non paralel ( radial )
• 3. Pir-pir pembantu ( auxilliary spring ), dibuat dari kawat ø 0.6 mm, digunakan untuk kasus- kasus tertentu
Plat ekspansi dengan sekrup
Badcock Glenross Fisher
Fisher Cara pengaktifan
Plat ekspansi t.d. :Plat akrilik, sekrup, busurlabial, klamer
Plat ekspansi dengan coffin spring
Coffin spring Kawat stainless steelldiameter 0.9 – 1.25mm
Plat ekspansi, t.d. : a. Plat akrilik,b. Klamer Adams pada 6 4 / 4 6 c. Elemen aktif : Coffin spring
Macam-macam plat ekspansi
1. Ekspansi arah lateral a. Paralel : simetris asimetris b. Non paralel / Radial : simetris asimetris2. Ekspansi arah anteroposterior (Schwartz Plate) a. Pergerakan segmen bukal ke distal b. Proklinasi gigi anterior ke labial
Ekspansi arah lateral, paralel, simetris
• Bersifat resiprokal• Digunakan untuk koreksi gigi anterior berjejal yang ringan • Dapat untuk retraksi gigi anterior• Untuk kasus bilateral crossbite gigi posterior• ¼ putaran ( 900 ) 2 X seminggu atau 2 X 1/4 putaran (1800) 1 X seminggu
Ekspansi arah lateral, paralel, asimetris
Bite raiser posterior
• Digunakan koreksi gigitan silang posterior unilateral • Dilengkapi dataran peninggi gigitan ( bite raiser ) posterior untuk menghindari hambatan akibat tonjol gigi antagonis• Penambahan akrilik yang menutup permukaan lingual gigi antagonis guna menambah penjangkaran ( anchorage ) • Sekrup diputar 2 X ¼ putaran sekali seminggu
Ekspansi arah lateral, radial, simeris
Safety pin springTie bar
• Digunakan untuk ekspansi lengkung bagian anterior dan se- dikit di daerah premolar pertama, sedang gigi posterior lain- nya dipertahankan• Modifikasi sekrup ekspansi dan tie-bar di bagian posterior plat akrilik di garis tengah
Ekspansi lateral, radial, asimetrisSpur / taji
tie-bar• Digunakan sebagai space regainer daerah anterior pada ka sus insisivus lateral yang mesiolabioversi• Sekrup : soft metal tipe Badcock• Tie-bar kawat ø 0.9 mm, spur / taji pada 3 1/ ø 0.6 mm • Adams clasp ø 0.7 mm, pada gigi 6 / 6
Ekspansi arah anteroposterior, pergerakan segmen bukal ke posterior ( Schwartz plate )
Anterior inclined bite plate
• Merupakan plat ekspansi arah anteroposterior untuk meng-geser gigi posterior ke distal
• Sekrup tipe hard metal dengan guide pin paralel dengan bi-dang oklusal dan arah gerakan gigi yang akan digeser
• Ditambah dengan anterior inclined bite plane guna menam- bah anchorage dan membebaskan tonjol gigi antagonisnya
• Spur / taji dipasang pada insisivus lateral agar ti-dak menggeser ke distal
• Retensi dengan klamer Adams pada 6 4 / 4 6 atauArrowhead clasp pada gigi yang akan digeser
• Sekrup diputar ¼ putaran sekali seminggu
Anterior inclined bite plate
spur / taji ø 0.6 mm
Klamer Adams ø 0.7 mm
Schwartz Plate sebagai space regainer
Digunakan untuk mendapatkan kembali ruangan yang hi lang ( space loss ) akibat gigi posterior desidui hilang ter lalu awal, sedang gigi tetangga telah menggeser keruang bekas pencabutan
Diperlukan retensi dan stabilitas alat yang tinggi
Schwartz plate untuk proklinasi gigi anteriorbite raiser posterior
Digunakan untuk merawat anterior crossbite, satu atau ke empat insisivi atas
Sumbu panjang sekrup terletak di garis tengah, paralel bidang oklusal, tegaklurus aksis gigi anterior
Spur dipasang distal 2/2 dan mesial 3/3 , Adams 64/46
Plat ekspansi dengan extra oral traction
Digunakan pada kasus Klas II Angle ( distoklusi ) karena protrusi maksila
Alat dilengkapi busur luar dari kawat ø 1.25 – 1.5 mm di- patrikan pada busur labial ø 0.9 mm
Ujung bebas busur luar dihubungkan elastik yang disang-kutkan pada kepala / leher yang disebut head gear
• Sekrup dari logam keras ( hard metal ), dipasang di garis tengah, antara kedua gigi premolar
• Retensi Adams clasp pada gigi 6 4 / 4 6
CATATANPertimbangan perawatan dengan plat ekspansi :1. Perhitungan Pont : ada kontraksi lengkung gigi2. Indeks Howes : Inter P1 36 % - 43 % Interfosa kanina 37 % - 44 %3. Inklinasi P1 convergen ( condong ke palatinal )
• Perawatan dengan ekspansi harus over expansion guna mengantisipasi relaps yang terjadi
Pembuatan plat ekspansi dengan coffin spring
Pelat ekspansi ini dipergunakan untuk melebarkan lengkung gigi ke arah tranversal, seperti misalnya kasus gigitan silang posterior. Coffin dibuat dari kawat stainless steel dengan penampang 0,9 – 1,25 mm. Pada praktikum digunakan kawat berpenampang 0,9 mm.
Keterangan :1. Klamer Adam2. Busur Labial3. Pir Coffin
4. Plat Akrilik
12 1
13
4
2
Cara Pembuatan :
– Persiapan model rahang– Fiksasi pada okludator– Pembuatan disain pada model rahang atas– Pembuatan Klamer Adam– Pembuatan busur labial– Pembuatan pir Coffin, terletak antara gigi P1 – M1– Pembuatan akrilik.
Klamer AdamKlamer ini menggunakan undercut gigi mesiobukal dan distobukal sebagai daerah retensi. Pada anak-anak, undercut terletak di bawah tepi gingiva, sehingga untuk pembuatan klamer tepi gingiva model cetakan rahang harus diradir / dikerok sedikit. Klamer Adams ini paling sering dipakai karena daya retensinya yang sangat baik.Ukuran kawat yang dipakai umumnya 0,7 mm.
Klamer Adam harus dalam keadaan pasif, tetapi dalam keadaan kontak dengan permukaan gigi , tidak boleh terlalu menekan gigi
Cara pembuatan :a. Sebelum Klamer Adam dibuat, kedua titik
mesiobukal dan distobukal di bawah kontur terbesar gigi yang diberi klamer ditentukan terlebih dahulu dengan spidol. Apabila kedua titik tersebut tidak terlihat karena tertutup oleh gingiva, maka model gingiva sebelah interdental harus dikurangi sesuai dengan bentuk giginya sampai kedua titik yang dimaksud dapat terlihat.
b. Ambil sepotong kawat stainless steel diameter 0,7 mm
c. Kawat dibengkokkan dengan mempergunakan kekuatan ibu jari, sedangkan tang Adams / universal hanya dipergunakan untuk memegang saja. Bengkokan merupakan sudut lancip kurang lebih 70 – 80 derajat
d. Berilah tanda untuk bengkokan yang kedua. Jarak antara bengkokan pertama dan kedua sama dengan jarak antara kedua titik mesio dan distobukal yang telah tergambar ( 2/3 lebar mesiodistal gigi )
e. Bengkokan kedua juga dibuat dengan mempergunakan kekuatan dari ibu jari
f. Pembuatan salah satu dari U Loop. Panjang U Loop tergantung pada tinggi mahkota anatomis ( okluso-gingival ) dan posisi dari gigi yang akan diberi klamer. Bidang yang terbentuk oleh kedua kaki U Loop membuat sudut kurang lebih 90 derajat dengan cossbar / buccalbar ( bagian dari kawat klamer antara bengkokan pertama dan kedua ).
g. Jika kedua U Loop selesai dibuat, selanjutnya disesuaikan dengan model, kedua ujung U Loop harus tepat mengenai kedua titik mesio bukal dan distobukal
h. Menurut Adam, kaki klamer sebelah mesial selalu harus diselesaikan lebih dulu karena akan dipakai sebagai patokan. Meskipun klamer belum selesai, tetapi bila betul pembu-atannya, maka klamer tidak akan jatuh bila model dibalikkan.
i. Perhatikan jarak antara crossbar dan permu-kaan bukal gigi, kira-kira 1 mm dari permukaan bukal dan oklusal
j. Pada waktu klamer diletakkan pada model, tidak boleh ada tekanan, artinya klamer tidak boleh menekan model
k. Pundak klamer, harus menempel betul pada gigi agar tidak mengganggu oklusi. Demikian pula perhatikan kedua tag ( kaki klamer bagian lingual ), harus ada jarak yang sama antara tag dengan model palatum yang nantinya dipakai untuk tempat akrilik. Ujung tag harus dibengkokan untuk retensi pada pelat akrilik.
Klamer AdamKlamer Adam
Secara skematis pembuatan Klamer Adam Secara skematis pembuatan Klamer Adam dapat digambarkan sebagai berikutdapat digambarkan sebagai berikut : :
A B C D
Busur Labial
• Busur labial dibuat dari kawat stainless diame-ter 0,7 mm – 0,9 mm
• Bentuk busur sesuai lengkung gigi ideal dengan menggunakan kedua ibu jari ( jangan menggu-nakan tang )
• Tentukan tempat untuk loop vertikal• Pembuatan loop dimulai dengan membengkok-
kan busur pada tanda titik sebelah mesial. Pergunakan tang Universal.
• Loop dibuat dengan menggunakan Loop for-ming pliers. Panjang loop dibuat 5 mm dibawah tepi gingiva
• Bengkokkan kawat membentuk pundak setinggi embrasur interdental, lalu membelok ke arah palatinal membentuk basis.
• Bengkokkan ujung kawat untuk retensi
Spring coffin
Spring coffin dibuat dari kawat ø 0,9 mma. Bengkokkan kawat di bagian tengah memben-
tuk loop posteriorb. Pada kedua kaki loop, bengkokkan loop
anterior di kedua ujung kawatc. Bengkokkan kedua ujung kawat membentuk
retensiSesuaikan bentuk coffin dengan permukaan palatum
a b c
c
Pembuatan pelat akrilik
Pelat akrilik dapat dibuat dengan cara cold cured atau hot cured / flasking
Pembuatan dengan cold cured / self cured :a. Basahi model kerja dengan selapis tipis CMS
Tunggu sampai CMS betul-betul keringb. Fiksasi klamer Adam pada gigi M1 kanan dan
kiri dengan wax
c. Fiksasi coffin spring dengan menutupi badan dan lengan spring menggunakan wax dan membiarkan basis spring terbuka Basis spring ini yang nantinya tertanam dalam plat akrilik.
d. Taburkan selapis tipis serbuk self curing / cold curing menggunakan dispenser
e. Dengan menggunakan spuit, semprotkan likuid cold curing diatas serbuk sampai semua serbuk basah
f. Lakukan berulang-ulang sampai tebal plat antara 1,5 – 2 mm. Haluskan dengan jari yang dibasahi likuid, sehingga permukaan plat rata
g. Tunggu sampai plat keras, rendam dalam air panas kira-kira 30 menit.
h. Plat kemudian dilepas dari model gigi, lalu dipoles / dihaluskan sampai mengkilap
SELESAI