10
PENILAIAN OTENTIK DAN PORTOFOLIO (ALTERNATIF ASSESMENT) 1 Oleh : Dr. Hidayatullah, M.Pd 2 A. Pendahuluan Tujuan dari pendidikan adalah bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik (siswa/mahasiswa) seoptimal mungkin agar ia memiliki berbagai macam kemampuan, keterampilan dan kepribadian yang dibutuhkannya sehingga ia bisa bertahan hidup (survival) dari hasil pendidikannya (baca : Pendidikan dalam UU Sisdiknas). Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut dilakukan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik dan kondisi orang lain agar ia/mereka dapat belajar dengan efektif dan efisien (Miarso, 2008:1). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara pendidik dengan peserta didik (siswa/mahasiswa) dalam rangka mencapai suatu tujuan pendidikan dan pembelajaran tentunya tidak hanya dilakukan di dalam ruang kelas yang sangat terbatas, melainkan dapat pula dilakukan di luar ruangan kelas, seperti laboratorium, perpustakaan, lingkungan, dan lain sebagainya (dengan berbagai macam dan aneka pendekatan) sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembelajarannya. Oleh karena itu, berarti peserta didik tidak hanya belajar di dalam kelas dan mempelajari apa yang ada dalam 1 Materi disampaikan pada acara Pelatihan Applied Approach (AA) UP3A Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada hari Rabu Tanggal 19 Oktober 2011 di Hotel Mahadria Serang 2 Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN “SMH” Banten 1

Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

PENILAIAN OTENTIK DAN PORTOFOLIO

(ALTERNATIF ASSESMENT)1

Oleh : Dr. Hidayatullah, M.Pd2

A. Pendahuluan

Tujuan dari pendidikan adalah bagaimana mengembangkan potensi

yang dimiliki peserta didik (siswa/mahasiswa) seoptimal mungkin agar ia

memiliki berbagai macam kemampuan, keterampilan dan kepribadian yang

dibutuhkannya sehingga ia bisa bertahan hidup (survival) dari hasil

pendidikannya (baca : Pendidikan dalam UU Sisdiknas). Upaya untuk

mencapai tujuan pendidikan tersebut dilakukan melalui proses

pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya sengaja dan bertujuan yang

berfokus kepada kepentingan, karakteristik dan kondisi orang lain agar

ia/mereka dapat belajar dengan efektif dan efisien (Miarso, 2008:1).

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara pendidik dengan

peserta didik (siswa/mahasiswa) dalam rangka mencapai suatu tujuan

pendidikan dan pembelajaran tentunya tidak hanya dilakukan di dalam

ruang kelas yang sangat terbatas, melainkan dapat pula dilakukan di luar

ruangan kelas, seperti laboratorium, perpustakaan, lingkungan, dan lain

sebagainya (dengan berbagai macam dan aneka pendekatan) sesuai dengan

tujuan dan kebutuhan pembelajarannya. Oleh karena itu, berarti peserta

didik tidak hanya belajar di dalam kelas dan mempelajari apa yang ada

dalam buku teks saja, melainkan pula ada sejumlah kegiatan dan penugasan

yang harus dikerjakannya.

Dengan demikian, maka diperlukan pola dan sistem pembelajaran

yang fleksibel, tidak kaku dan baku, melainkan harus dapat memahami

kondisi karakteristik pelajaran dan peserta didiknya yang memiliki

perbedaan dan keunikan masing-masing agar dapat mencapai tujuan

pendidikan atau pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, 1 Materi disampaikan pada acara Pelatihan Applied Approach (AA) UP3A Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada hari Rabu Tanggal 19 Oktober 2011 di Hotel Mahadria Serang2 Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN “SMH” Banten

1

Page 2: Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

tidaklah bijaksana apabila kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan

peserta didik beraneka cara dan penugasan sementara penilaiannya hanya

dilakukan dengan satu cara, seperti melalui tes tertulis yang bersifat kognitif

sementara yang dilakukan siswa dalam bentuk kegiatan praktek dan afeksi.

Reformasi atau perubahan paradigma dalam pendidikan pada

dasarnya adalah melakukan tindakan lain yang berbeda berdasarkan pola

pikir yang sesuai dengan perkembangan lingkungannya (Miarso, 2008).

Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan bukti secara sistematis

serta pembuatan keputusan tentang perilaku seseorang terhadap

kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Oleh karena itu, penilaian terhadap aktifitas belajar sebaiknya saling

berhubungan antara pengetahuan, keterampilan, sikap dan penerapannya.

Penilaian dalam pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya formal

dalam pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel

penting dalam pembelajaran sebagai bahan pengambilan keputusan oleh

pendidik untuk memperbaiki proses dan hasil belajar peserta didiknya.

PP No.19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan dalam pasal

64 ayat 1 menyatakan bahwa penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh

pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,

kemajuan dan perbaikan. Pasal 19 ayat 3 menyatakan bahwa pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah penilaian menggunakan berbagai teknik

penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, dan teknik

penilaian tersebut dapat berupa tes tertulis, observasi, praktek dan

penugasan.

B. Penilaian Otentik, Portofolio (Alternative Assesment)

Penilaian alternatif (alternative assesment) terkadang disebut juga

dengan penilaian otentik (authentic assesment), penilaian portofolio

(portofolio assesment) atau penilaian kinerja (performance assesment).

Penilaian alternatif (alternative assesment) diartikan sebagai pemanfaatan

pendekatan non-tradisional untuk member penilaian kinerja atau hasil

2

Page 3: Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

belajar mahasiswa. Istilah non-tradisional yang digunakan dalam konteks ini

adalah tes kertas dan pensil (pencil and paper test) atau tes baku yang

menggunakan perangkat tes objektif (Zainul, 2005:3). Alternative assesment

dianggap sebagai upaya untuk mengintegrasikan kegiatan pengukuran hasil

belajar dengan keseluruhan proses pembelajaran. Sehingga proses

pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap bagian terpisah dari proses

pembelajaran.

Penilaian alternatif adalah penerapan berbagai macam cara dan

penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang

sejauh mana hasil belajar atau ketercapaian kompetensi peserta didik

(siswa/mahasiswa) terhadap apa yang telah dipelajarinya. Hasil penilaian

dapat berupa deskripsi naratif tentang perilaku atau keterampilan peserta

didik (nilai kualitatif) ataupun nilai secara kuantitatif. Dengan demikian,

maka penilaian alternatif bukan berarti menghilangkan penilaian paper and

pencil test, tetapi melibatkan bentuk assesmen yang lain agar dapat

mengukur kemampuan peserta didik yang tidak dapat dijangkau dengan

penilaian konvensional biasa, sehingga secara signifikan dapat mengungkap

secara langsung proses dan hasil belajar siswa.

Penggunaan jenis penilaian yang tepat diharapkan secara tepat pula

dapat menentukan keberhasilan dalam mengakses informasi yang

berkenaan dengan proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan atau

penggunaan alat penilaian harus didasarkan pada target informasi apa yang

ingin didapatkan atau dicapai terkait dengan hasil belajar peserta didik. Hasil

belajar peserta didik (siswa/mahasiswa) tersebut apakah berupa penguasaan

terhadap materi pelajaran/pengetahuan (knowledge outcomes),

pengetahuan peserta didik dalam menggunakan nalar-pikirannya untuk

memecahkan suatu permasalahan (reasoning outcomes), keterampilan atas

suatu pengetahuan (skill outcomes), kemampuan membuat suatu produk

hasil pengetahuannya (product outcomes), atau sikap peserta didik

(affective outcomes).

3

Page 4: Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

Asesmen otentik diartikan sebagai proses penilaian perilaku

mahasiswa secara multi dimensional pada situasi nyata (life-like

performance behavior). Sedangkan asesmen kinerja didefinisikan sebagai

penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan,

keterampilan, nmelalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan

mahasiswa dalam proses maupun produk (Zainul, 2005:4). Masni (2001:1)

mengartikan penilaian otentik (othentic assesment) sebagai suatu penilaian

belajar yang merujuk pada situasi atau konteks dunia “nyata” yang

memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah

yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih

dari satu macam pemecahan. Dengan kata lain, asesmen otentik memonitor

dan mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan

pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata.

Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor

dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain

kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari

suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan

aktifitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran didalam kelas

maupun di luar kelas.

Sementara penilaian portofolio adalah format penilaian belajar berupa

catatan atau bukti mengenai keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan

yang dimiliki atau diperoleh peserta didik setelah pembelajaran

dilaksanakan. Penilaian portofolio ini isinya dapat berupa hasil tes, laporan

praktikum, laporan tugas di luar kelas, hasil-hasil pekerjaan di kelas dan di

rumah (luar kelas), catatan-catatan hasil kegiatan mandiri yang terkait

dengan materi pelajaran. Dengan penilaian portofolio ini diharapkan pendidik

dapat menilai kegiatan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman peserta

didik (siswa/mahasiswa) baik yang teramati sendiri oleh pendidik atau tidak,

baik kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas.

Dari penjelasan di atas, dapat kita sintesakan bahwa karakteristik

utama asesmen alternatif tidak hanya mengukur hasil belajar mahasiswa

4

Page 5: Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

(achievement), tetapi secara lengkap memberikan informasi yang lebih jelas

tentang proses pembelajaran. Sehingga kegiatan penilaian yang dilakukan

tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar peserta didik saja, melainkan

juga berbagai faktor yang lain, antara lain kegiatan pengajaran yang

dilakukan itu sendiri. Artinya, berdasarkan informasi yang diperoleh dapat

pula dipergunakan sebagai umpan balik penilaian terhadap kegiatan yang

dilakukan.

C.Bentuk dan Langkah-langkah Alternative Assesment

Cara-cara yang dilakukan dalam melakukan penilaian alternatif dapat

berbagai bentuk, seperti penilaian kinerja (performance assesment),

pengamatan (observation), penggunaan pertanyaan (questioning),

presentasi (presentation), diskusi, projek, investigasi, portofolio, jurnal,

wawancara, evaluasi diri (self evaluation), tes buatan siswa. O’Malley and

Pierce (1996) menjelaskan tentang bentuk - bentuk assesmen alternatif

seperti: (a) Assesmen kinerja (Performance assesment); (b) Observasi dan

pertanyaan (Observation and Question), Presentasi dan Diskusi (Presentation

and Discussion); (c) Proyek/ Pameran (Project/ Exhibition); (d) Eksperimen/

demonstrasi (Experiment/ demonstration); (e) Bercerita (Story or text

retelling); (f) Evaluasi diri oleh siswa (Self assesment); dan (g) Portofolio dan

jurnal.

Sementara itu, karakteristik dari penilaian otentik di antaranya adalah

(a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung; (b)

Bisa digunakan untuk formatif ataupun sumatif; (c) Yang diukur keterampilan

dan performansi bukan mengingat fakta; (d) Berkesinambungan; (e)

Terintegrasi; dan (f) Dapat digunakan sebagai feedback.

Sedangkan dalam menerapkan asesmen kinerja kita perlu

memperhatikan beberapa tahapan/ langkah-langkah yang perlu diperhatikan

antara lain:

1. Mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau

yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik.

5

Page 6: Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

2. Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan

diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir

yang terbaik.

3. Mengusahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan

diukur tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat

diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.

4. Mendefinisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur

berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable)

atau karakteristik produk yang dihasilkan.

5. Mengurutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan

yang dapat diamati.

Berbeda dengan penilaian alternatif, penilaian konvensional dilakukan

pada waktu tertentu dan sudah terjadwal, terpisah dengan proses

pembelajaran. Sementara penilaian alternatif dilakukan ketika proses

pembelajaran sedang berlangsung. Penilaian dilakukan bersamaan dengan

proses pembelajaran berlangsung sejak guru memulai pelajaran.

Pembelajaran terjadi secara terintegrasi dengan proses pembelajaran.

Sehingga penilaian alternatif dapat mengungkap secara komprehensif

tentang apa yang sudah dikuasai peserta didik. Penilaian konvensional yang

dilakukan selama ini, yaitu melalui tes multiple choice, matching, true-false,

dan paper and pencil test. Dengan format penilaian yang hanya demikian,

tidak akan dapat menggambarkan aspek penguasaan konsep dan juga

kinerja peserta didik. Sebagai akibatnya adalah tujuan kurikuler mata

pelajaran belum dapat dicapai dan atau tergambarkan secara menyeluruh.

Hal ini dikarenakan penilaiannya dilakukan secara normatif, terfokus pada isi

materi, waktu terbatas, penilaian ditekankan pada pengetahuan,

berorientasi text book dan terkadang terlambat memberikan feedback.

Teori belajar yang melandasi pelaksanaan alternative assesmen di

antaranya adalah (1) teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990). Teori ini

menekankan pada proses belajar yang tidak pernah berakhir, karena harus

selalu menyesuaikan dengan situasi yang senantiasa berubah-ubah (learning

6

Page 7: Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

is context dependent); (2) teori J. Bruner (1966). Konsep dari teori ini bahwa

proses pengembangan diri adalah menurut struktur kognitif yang dimiliki

peserta didik secara mandiri dan dapat melebihi informasi yang

diperolehnya; (3) teori experiental learning yang dikembangkan C. Rogers

(1961). Teori ini menjelaskan tentang adanya keterlibatan pribadi, insiatif

diri, evaluasi diri dan dampak langsung yang terjadi pada peserta didik

dalam proses belajar; dan (4) teori multiple intelligent Howard Gardner

(1980-an). Teori ini menjelaskan tentang kemampuan multi aspek dalam

belajar (tidak hanya kognitif).

D. Penutup

Jelaslah bahwa menilai hasil kerja belajar siswa tidak hanya

berdasarkan pada hasil yang didapat dari jawaban tertulis saja, melainkan

pula harus melihat dari sisi proses yang telah dilakukan peserta didik.

Apresiasi atau pemberian penghargaan terhadap hasil usaha yang dilakukan

terlepas apakah hasilnya optimal atau belum, paling tidak kita sebagai

pendidik telah memberikan keadilan perlakuan pada usaha peserta didiknya

(humanisasi pendidikan). Sehingga harkat dan martabat belajarnya tetap

akan terjaga dan terbimbing. Dan menjadi tugas pendidik jugalah untuk

melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses belajar selanjutnya

(facilitating learner for improving performance) .

Kegiatan pendidikan dan pembelajaran adalah usaha yang selalu

berproses terus menerus (by cycle). Oleh karena itu, usaha memperbaikinya

juga berjalan mengiringi proses yang dilaksanakan (life long education).

Dengan demikian, maka sebagai pendidik tidak ada istilah harus berhenti

belajar, karena kita mengajar menghadapi sesuatu yang bersifat dinamis

(kehidupan manusia yang selalu dinamis).

Setelah kita sama-sama memahami tentang hakekat dan karakteristik

alternative assesment diharapkan proses pengukuran hasil belajar

mahasiswa tidak lagi dianggap sebagai sesuatu kegiatan yang tidak menarik

dan bukan merupakan kegiatan yang terpisah dari proses pembelajarannya,

7

Page 8: Hari 2 004 Hidayatullah Penilaian Otentik Dan Portofolio

melainkan harus terintegrasi sebagai satu kesatuan sistem dalam proses

pembelajaran.

Semoga……wallahu a’lam bis-showab !

E. Daftar Bacaan:

Asmawi Zainul, Alternative Assesment, Jakarta, PAU-Dikti, 2005

Masni, Pengertian Asesment, Bentuk Asesment dan langkah Penerapan

Asesment, dikutip dari http//: masbied.com diunduh tanggal

14 Oktober 2011

Nugraha, Penggunaan Performance Assesment untuk meningkatkan

Efektifitas Pembelajaran IPA, Bandung, 1998

Yusufhadi Miarso, Perkembangan Terkini Sistem pendidikan dan

Pembelajaran di Perguruan Tinggi, makalah, Jakarta, 2008

_____________ , Penilaian Pembelajaran (makalah), Jakarta, IKIP Jakarta,

1999.

8