1
H ARTA kekayaan milik Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo bertambah Rp8,5 miliar dan US$50 ribu dalam tiga tahun memerintah. Hal itu berbeda dengan wakilnya, yakni Prijanto, yang malahan turun Rp500 juta. Berdasarkan Laporan Harta Keka- yaan Penyelenggaraan Negara (LH- KPN) milik Fauzi Bowo kepada KPK, terlihat harta kekayaannya mencapai Rp46,03 miliar dan US$200 ribu. Pa- dahal sebelum dilantik jadi Gubernur DKI, harta kekayaan Foke--demikian panggilan akrab Fauzi Bowo--be- sarnya Rp38,5 miliar plus US$150 ribu per 31 Mei 2007. Sesuai dengan catatan Media Indo- nesia, harta Foke per 31 Mei 2007 meliputi tanah dan bangunan, tiga mobil, lima sepeda motor, logam mulia, batu mulia, barang seni dan antik, benda-benda bergerak ditam- bah giro serta surat-surat berharga lainnya. “Kalian mau tahu harta kekayaan saya sebelum dilantik jadi gubernur dan sekarang, tidak ada perubahan. Kalau nilai harta kekayaan saya ber- tambah, itu akibat terjadi kenaikan nilai jual objek pajak (NJOP) tanah dan bangunan,’’ ujar Foke. Sementara itu, Wagub DKI Prijanto melaporkan kekayaannya ke KPK yang besarnya Rp4.058.127.249 ditam- bah US$15 ribu per 30 Juli 2010. Se- mentara itu, harta kekayaannya sebelum dilantik jadi wagub, sesuai dengan catatan Media Indonesia be- sarnya Rp4,5 miliar per 31 Mei 2007. Menurut Prijanto, menurunnya nilai harta kekayaannya karena mobil dan sebidang tanah sudah dihibahkan kepada anak-anaknya. Sementara itu, Wali Kota Jakarta Selatan Syahrul Effendi menduduki peringkat pertama terkaya besarnya Rp12.514.521.008 jika dibandingkan dengan empat wali kota lain dan Bupati Kepulauan Seribu sesuai de- ngan laporan ke KPK. (lihat gras) KPK Kecewa Hayono Umar seusai acara penye- rahan LHKPN mengatakan KPK merasa kecewa terhadap direksi BUMD Pemprov DKI karena dari 154 BUMD, baru 53 direksi BUMD yang melaporkan harta kekayaan mereka. Sementara itu, eksekutif (Pemprov DKI) dari 867 pejabat wajib lapor harta kekayaan, sebanyak 854 pejabat sudah lapor. Menurut Hayono, tujuan KPK memfasilitasi pengumuman harta para penyelenggara negara adalah mendorong transparansi penyeleng- gara negara. Sementara itu, pemeriksaan terha- dap harta kekayaan pejabat itu dilaku- kan secara uji petik sesuai dengan penetapan KPK dengan mengguna- kan beberapa kriteria. Antara lain la- poran dari masyarakat, hubungan antara kewenangan penyelenggara negara dan fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, analisis kekayaan dan penghasilan. Untuk itu, lanjut Hayono, KPK mengharapkan partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat untuk ikut memantau ketaatan penyeleng- gara negara dalam mengumumkan kekayaannya. “Masyarakat juga kita harapkan agar melapor kepada KPK jika ditemukan adanya harta pejabat penyelenggara negara yang tidak di- laporkan untuk dilakukan pemerik- saan lebih lanjut,” ujarnya. (E-3) [email protected] Harta Foke Naik, Prijanto Menurun Masih sedikit direksi BUMD DKI yang melaporkan harta kekayaan mereka kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Warga AS Divonis Hukuman Mati Pabrik Penyulingan Minyak Nilam Meledak PENGADILAN Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) menjatuhkan vonis hukuman pi- dana mati kepada seorang pria warga negara Amerika Serikat, Frank Amado, 45. Terdakwa terbukti secara sah melakukan tindak pidana menyimpan dan mengedar- kan narkoba. “Terdakwa Frank Amado terbukti secara sah dan meyakinkan secara mufakat jahat jual beli narkoba golongan I dan dijatuhi pidana mati,” ucap Ketua Majelis Hakim Dehel K Sandan di Jakarta, kemarin. Putusan tersebut sesuai dengan tuntut- an pihak jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat yang dipimpin Su- royo. Jaksa sebelumnya menuntut hukum- an pidana mati atas terpidana yang siang itu menggunakan kaus berwarna putih. Frank dinyatakan terbukti menjadi perantara serta memperjualbelikan narko- ba jenis sabu seberat 5,668 kilogram. Pria yang ke Indonesia dengan menggunakan visa turis tersebut dijerat Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 Undang-Undang No 35 Tahun 200 tentang Narkotika. Selain hukuman mati, terpidana diwajibkan membayar ongkos perkara sebesar Rp2.000. Sebelumnya Frank tertangkap tangan pada 19 Oktober 2009 silam di depan apartemennya di kawasan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan. Terpidana be- kerja sama dengan bandar asal Iran, Pey- man. Terpidana yang didampingi kuasa hu- kumnya, Sugiyono, mengajukan banding terhadap putusan yang dijatuhkan PN Jakpus. “Saya tidak mau mati di tempat ini. Masih banyak yang melakukan lebih buruk daripada saya,” tukas Frank yang ditemui seusai persidangan. Kekurangan anggaran Sementara itu, pihak Polda Metro Jaya mengaku kesulitan anggaran guna mena- ngani kasus narkoba yang cenderung meningkat tiap tahunnya. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Timur Pradopo mengatakan anggaran yang ada hanya untuk 250 kasus dalam setahun. Kenyataannya kasus yang dita- ngani mencapai 650 kasus per bulan. “Saat ini Polri menyadari keterbatasan sarana dan prasarana serta anggaran untuk pem- berantasan narkoba. Setiap bulan rata-rata 650 kasus narkotika yang ditangani. Tetapi anggaran yang disediakan hanya untuk 250 kasus dalam setahun,” kata Timur ketika membuka acara Pelatihan, Penyuluhan, Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba bagi Personel TNI dan Polri di Kantor Polda Metro Jaya, kemarin. Adanya ketimpangan tersebut, menurut Timur, sama saja memelihara permasalah- an sehingga tidak pernah selesai. Karena itu, mantan Kapolda Jawa Barat ini meng- usulkan agar anggaran yang diberikan itu diesienkan. Kapolda mengajak TNI untuk ikut me- nanggulangi bahaya narkoba dan mem- bersihkan aparatnya. “Polri dan TNI be- kerja sama dan berkomitmen untuk tidak terlibat narkoba. Diharapkan Polri dan TNI bisa mencegah mulai dari lingkungan keluarga,” pungkasnya. Yang menarik, dalam lima tahun ter- akhir Polda Metro Jaya mencatat 75 ang- gota Polri dan 35 anggota TNI terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Menanggapi hal tersebut, Panglima Kodam Jaya Mayjen Marciano mengata- kan akan membersihkan aparatnya yang terlibat narkoba. “Jumlah aparat yang terlibat masih tinggi, kita bersihkan hala- man rumah kita dulu. Paling tidak di lingkungan tempat kerja kita dulu,” tegas- nya. (*/FD/E-3) PABRIK penyulingan minyak nilam milik PT Internal Panelindo Persada (IPP) di Kampung Pasir Pogor RT 20 RW 7, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, meledak, kemarin pagi. Alat broiler atau tempat pengukusan air seberat 500 kg terbang hingga radius satu kilometer dari lokasi ledakan. Akibat kejadian tersebut, empat orang menga- lami luka-luka. Tiga di antaranya adalah karyawan perusahaan, yakni Iyad, Pandi dan Da- dan. Mereka mengalami luka cukup parah dan dirawat di puskesmas. Semen- tara itu, seorang korban lagi warga setem- pat. Menurut Mumun, istri Iyad, kejadian sekitar pukul 06.30 WIB. Suaminya se- dang menunggu tempat pengukusan air penghasil uap. Beberapa karyawan juga ada di sekitar itu. Tiba-tiba terjadi ledak- an keras, Iyad sampai terpelanting. “Ke- jadian ini murni musibah. Kami berharap perusahaan mau membiayai pengobatan suami saya,” cetusnya. Menurut pelaksana lapangan PT IPP, Leo, sebelumnya tidak ada masalah. “Ada kemungkinan broiler tempat penampun- gan air bocor sehingga terjadi ledakan. Semua korban hanya luka-luka dan sudah kami obati ke puskesmas,” katanya. Pabrik nilam baru sebulan beroperasi dan belum mendapatkan izin dari peme- rintah setempat, kecuali persetujuan dari masyarakat. “Perusahaan ini baru mengantongi izin warga. Perusahaan belum mengurus izin ke pemda dengan alasan masih uji coba,” jelas Kepala Seksi Tramtib Kecamatan Cijeruk Arip Suradi. Kepala Unit Reseserse Kriminal Polsek Cijeruk Ipda Maruf Murdiana belum da- pat memastikan penyebab ledakan kare- na masih melakukan olah tempat keja- dian perkara. Beberapa dari pihak peru- sahaan juga tengah dimintai keterang- an. “Kami sudah memeriksa sejumlah saksi yang melihat kejadian dan juga pihak perusahaan. Namun kami belum bisa memastikan penyebabnya karena penyelidikan masih berlanjut,” katanya. Pabrik penyulingan nilam yang berada di kaki Gunung Salak tersebut tercatat sebagai yang ketiga di wilayah Cijeruk. (DD/J-1) Ada kemungkinan broiler tempat penampungan air bocor hingga terjadi ledakan,” Leo Pelaksana Lapangan PT IPP 6 | Megapolitan KAMIS, 5 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Selamat Saragih Timur Pradopo Kapolda Metro Jaya MI/ ADAM YANTI, 35, kini ha- rus kembali ting- gal bersama orang tuanya di kawasan Gudang Peluru, Te- bet, Jakarta Selatan. Sebenarnya, sejak menikah lima ta- hun lalu, Yanti dan suaminya sudah memiliki rumah di Narogong, Bekasi. “Saya tidak kuat tinggal di Bekasi. Setiap hari harus berangkat kerja subuh dan tiba di rumah hampir te- ngah malam kare- na waktu tempuh 2-3 jam, bahkan kadang lebih, dari kantor saya,” kata ibu satu anak yang bekerja di kawasan Kuningan itu, ke- marin. Belum lagi rasa lelah ka- rena tidak cukup waktu un- tuk beristirahat dan besar- nya pengeluaran untuk beli bensin mobil. “Makanya saya lebih baik tinggal di rumah orang tua walau sempit-sem- pitan.” Ratusan ribu bahkan jutaan orang yang tinggal di ping- giran Ibu Kota bernasib sama seperti Yanti. Hantu kemacet- an selalu menyertai saat hen- dak beraktivitas. Pertengahan pekan lalu, tiga akademisi dari berba- gai bidang yang bergabung dalam Tim Visi Indonesia 2033 membahas kemacetan di Jakarta. Mereka menyimpulkan so- lusi kemacetan bukan pada penambahan infrastruktur jalan atau penambahan moda transportasi saja, melainkan juga harus ada strategi dan visi pemerintah untuk meng- atasinya. Ketiga pakar itu adalah Andrinof Chaniago, pakar kebijakan publik dari Uni- versitas Indonesia, Jehansyah Siregar, pakar permukiman dan transportasi dari Institut Teknologi Bandung, serta Ta- ta Mustasya, yang mendapatkan mas- ter di bidang eko- nomi dari Turin, Italia. Andrinof menga- takan kemacetan muncul karena ren- dahnya hunian di tengah kota yang menjadi lokasi utama pekerjaan. Hal itu terlihat da- ri populasi warga Jakarta pada siang hari, berbeda jauh dengan malam hari. Tata Musta- sya mencetuskan solusinya dimulai dari pembenahan visi pemerintahan. Penyelesaian atas kondisi itu tidak bisa dilakukan de- ngan pendekatan program jangka pendek se- perti pembangunan jalan baru, pembatasan sepeda motor, atau pembangunan mass rapid transit, sedangkan visinya tidak jelas. Visi yang dimaksud Tata adalah mengembangkan pola campuran permukiman, tempat kerja, dan wilayah ko- mersial. “Saat ini pemerintah terkesan membiarkan saja permukiman menyebar di luar kota, tanpa menyiapkan transportasinya,” cetusnya. Adapun Jehansyah berpan- dangan, pemerintah harus melakukan tiga macam lang- kah strategis. Salah satunya, reformasi moda perhubung- an. “Semua moda transpor- tasi harus dikembangkan secara sistematis, menyebar, dan berjejaring sampai ke tingkat permukiman. Trans- portasi harus bersifat mass rapid, tak mungkin seperti angkot.” (Ars/J-1) POJOK LALU LINTAS Derita Pekerja Kota Penghuni Suburban Kerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk menyosialisasikan Undang-Undang No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 5 (1) Negara bertanggung jawab atas lalu lintas dan angkutan jalan, dan pembinaannya dilaksa- nakan oleh pemerintah. (2) Pembinaan lalu lintas dan angkutan jalan se- bagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. perencanaan b. pengaturan c. pengendalian d. pengawasan. RUTIN: Kemacetan di Jakarta hampir setiap jam terjadi. Hal ini meresahkan, terutama penghuni suburban yang harus menghabiskan waktu di jalan. MI/USMAN ISKANDAR

Harta Foke Naik, Prijanto Menurun - ftp.unpad.ac.id mati,” ucap Ketua Majelis Hakim Dehel K Sandan di Jakarta, kemarin. Putusan tersebut sesuai dengan tuntut-an pihak jaksa penuntut

  • Upload
    doandan

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HARTA kekayaan milik Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo bertambah Rp8,5 miliar dan US$50

ribu dalam tiga tahun memerintah. Hal itu berbeda dengan wakilnya, yakni Prijanto, yang malahan turun Rp500 juta.

Berdasarkan Laporan Harta Keka-yaan Penyelenggaraan Negara (LH-KPN) milik Fauzi Bowo kepada KPK, terlihat harta kekayaannya mencapai Rp46,03 miliar dan US$200 ribu. Pa-dahal sebelum dilantik jadi Gubernur DKI, harta kekayaan Foke--demikian panggilan akrab Fauzi Bowo--be-sarnya Rp38,5 miliar plus US$150 ribu per 31 Mei 2007.

Sesuai dengan catatan Media Indo-nesia, harta Foke per 31 Mei 2007 meliputi tanah dan bangunan, tiga mobil, lima sepeda motor, logam mulia, batu mulia, barang seni dan antik, benda-benda bergerak ditam-bah giro serta surat-surat berharga lainnya.

“Kalian mau tahu harta kekayaan saya sebelum dilantik jadi gubernur dan sekarang, tidak ada perubahan. Kalau nilai harta kekayaan saya ber-tambah, itu akibat terjadi kenaikan nilai jual objek pajak (NJOP) tanah dan bangunan,’’ ujar Foke.

Sementara itu, Wagub DKI Prijanto melaporkan kekayaannya ke KPK yang besarnya Rp4.058.127.249 ditam-bah US$15 ribu per 30 Juli 2010. Se-mentara itu, harta kekayaannya sebelum dilantik jadi wagub, sesuai

dengan catatan Media Indonesia be-sarnya Rp4,5 miliar per 31 Mei 2007. Menurut Prijanto, menurunnya nilai harta kekayaannya karena mobil dan sebidang tanah sudah dihibahkan kepada anak-anaknya.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Selatan Syahrul Effendi menduduki peringkat pertama terkaya besarnya Rp12.514.521.008 jika dibandingkan dengan empat wali kota lain dan Bupati Kepulauan Seribu sesuai de-

ngan laporan ke KPK. (lihat grafi s)

KPK KecewaHayono Umar seusai acara penye-

rahan LHKPN mengatakan KPK merasa kecewa terhadap direksi

BUMD Pemprov DKI karena dari 154 BUMD, baru 53 direksi BUMD yang melaporkan harta kekayaan mereka. Sementara itu, eksekutif (Pemprov DKI) dari 867 pejabat wajib lapor harta kekayaan, sebanyak 854 pejabat sudah lapor.

Menurut Hayono, tujuan KPK memfasilitasi pengumuman harta para penyelenggara negara adalah mendorong transparansi penyeleng-gara negara.

Sementara itu, pemeriksaan terha-dap harta kekayaan pejabat itu dilaku-kan secara uji petik sesuai dengan penetapan KPK dengan mengguna-kan beberapa kriteria. Antara lain la-poran dari masyarakat, hubungan antara kewenangan penyelenggara negara dan fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, analisis kekayaan dan penghasilan.

Untuk itu, lanjut Hayono, KPK mengharapkan partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat untuk ikut memantau ketaatan penyeleng-gara negara dalam mengumumkan kekayaannya. “Masyarakat juga kita harapkan agar melapor kepada KPK jika ditemukan adanya harta pejabat penyelenggara negara yang tidak di-laporkan untuk dilakukan pemerik-saan lebih lanjut,” ujarnya. (E-3)

[email protected]

Harta Foke Naik, Prijanto MenurunMasih sedikit direksi BUMD DKI yang melaporkan harta kekayaan mereka kepada

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Warga AS Divonis Hukuman Mati

Pabrik Penyulingan Minyak Nilam Meledak

PENGADILAN Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) menjatuhkan vonis hukuman pi-dana mati kepada seorang pria warga negara Amerika Serikat, Frank Amado, 45. Terdakwa terbukti secara sah melakukan tindak pidana menyimpan dan mengedar-kan narkoba.

“Terdakwa Frank Amado terbukti secara sah dan meyakinkan secara mufakat jahat jual beli narkoba golongan I dan dijatuhi pidana mati,” ucap Ketua Majelis Hakim Dehel K Sandan di Jakarta, kemarin.

Putusan tersebut sesuai dengan tuntut-an pihak jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat yang dipimpin Su-royo. Jaksa sebelumnya menuntut hukum-an pidana mati atas terpidana yang siang itu menggunakan kaus berwarna putih.

Frank dinyatakan terbukti menjadi perantara serta memperjualbelikan narko-ba jenis sabu seberat 5,668 kilogram. Pria yang ke Indonesia dengan menggunakan visa turis tersebut dijerat Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 Undang-Undang No 35 Tahun 200 tentang Narkotika. Selain hukuman mati, terpidana diwajibkan membayar ongkos perkara sebesar Rp2.000.

Sebelumnya Frank tertangkap tangan pada 19 Oktober 2009 silam di depan apartemennya di kawasan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan. Terpidana be-kerja sama dengan bandar asal Iran, Pey-man.

Terpidana yang didampingi kuasa hu-kumnya, Sugiyono, mengajukan banding terhadap putusan yang dijatuhkan PN Jakpus. “Saya tidak mau mati di tempat ini. Masih banyak yang melakukan lebih buruk daripada saya,” tukas Frank yang ditemui seusai persidangan.

Kekurangan anggaranSementara itu, pihak Polda Metro Jaya

mengaku kesulitan anggaran guna mena-ngani kasus narkoba yang cenderung meningkat tiap tahunnya.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Timur Pradopo mengatakan anggaran yang ada hanya untuk 250 kasus dalam setahun. Kenyataannya kasus yang dita-ngani mencapai 650 kasus per bulan. “Saat ini Polri menyadari keterbatasan sarana dan prasarana serta anggaran untuk pem-

berantasan narkoba. Setiap bulan rata-rata 650 kasus narkotika yang ditangani. Tetapi anggaran yang disediakan hanya untuk 250 kasus dalam setahun,” kata Timur ketika membuka acara Pelatihan, Penyuluh an, Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba bagi Personel TNI dan Polri di Kantor Polda Metro Jaya, kemarin.

Adanya ketimpangan tersebut, menurut Timur, sama saja memelihara permasalah-an sehingga tidak pernah selesai. Karena itu, mantan Kapolda Jawa Barat ini meng-usulkan agar anggaran yang diberikan itu diefi sienkan.

Kapolda mengajak TNI untuk ikut me-nanggulangi bahaya narkoba dan mem-bersihkan aparatnya. “Polri dan TNI be-kerja sama dan berkomitmen untuk tidak terlibat narkoba. Diharapkan Polri dan TNI bisa mencegah mulai dari lingkungan keluarga,” pungkasnya.

Yang menarik, dalam lima tahun ter-akhir Polda Metro Jaya mencatat 75 ang-gota Polri dan 35 anggota TNI terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Menanggapi hal tersebut, Panglima Kodam Jaya Mayjen Marciano mengata-kan akan membersihkan aparatnya yang terlibat narkoba. “Jumlah aparat yang terlibat masih tinggi, kita bersihkan hala-man rumah kita dulu. Paling tidak di lingkungan tempat kerja kita dulu,” tegas-nya. (*/FD/E-3)

PABRIK penyulingan minyak nilam milik PT Internal Panelindo Persada (IPP) di Kampung Pasir Pogor RT 20 RW 7, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, meledak, kemarin pagi.

Alat broiler atau tempat pengukusan air seberat 500 kg terbang hingga radius satu kilometer dari lokasi ledakan. Akibat kejadian tersebut, empat orang menga-lami luka-luka.

Tiga di antaranya adalah karyawan perusahaan, yakni Iyad, Pandi dan Da-dan. Mereka mengalami luka cukup parah dan dirawat di puskesmas. Semen-tara itu, seorang korban lagi warga setem-pat.

Menurut Mumun, istri Iyad, kejadian sekitar pukul 06.30 WIB. Suaminya se-dang menunggu tempat pengukusan air penghasil uap. Beberapa karyawan juga ada di sekitar itu. Tiba-tiba terjadi ledak-an keras, Iyad sampai terpelanting. “Ke-jadian ini murni musibah. Kami berharap

perusahaan mau membiayai pengobatan suami saya,” cetusnya.

Menurut pelaksana lapangan PT IPP, Leo, sebelumnya tidak ada masalah. “Ada kemungkinan broiler tempat penampun-gan air bocor sehingga terjadi ledakan. Semua korban hanya luka-luka dan sudah kami obati ke puskesmas,” katanya.

Pabrik nilam baru sebulan beroperasi dan belum mendapatkan izin dari peme-

rintah setempat, kecuali persetujuan dari masyarakat.

“Perusahaan ini baru mengantongi izin warga. Perusahaan belum mengurus izin ke pemda dengan alasan masih uji coba,” jelas Kepala Seksi Tramtib Kecamatan Cijeruk Arip Suradi.

Kepala Unit Reseserse Kriminal Polsek Cijeruk Ipda Maruf Murdiana belum da-pat memastikan penyebab ledakan kare-na masih melakukan olah tempat keja-dian perkara. Beberapa dari pihak peru-sahaan juga tengah dimintai keterang-an.

“Kami sudah memeriksa sejumlah saksi yang melihat kejadian dan juga pihak perusahaan. Namun kami belum bisa memastikan penyebabnya karena penyelidikan masih berlanjut,” katanya.

Pabrik penyulingan nilam yang berada di kaki Gunung Salak tersebut tercatat sebagai yang ketiga di wilayah Cijeruk. (DD/J-1)

Ada kemungkinan broiler tempat penampungan air bocor hingga terjadi ledakan,”Leo Pelaksana Lapangan PT IPP

6 | Megapolitan KAMIS, 5 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Selamat Saragih

Timur PradopoKapolda Metro Jaya

MI/ ADAM

YANTI, 35, kini ha-rus kembali ting-gal bersama orang tuanya di ka wasan Gudang Peluru, Te-bet, Jakarta Selatan. Sebe narnya, sejak menikah lima ta-hun lalu, Yanti dan sua minya sudah memiliki ru mah di Narogong, Bekasi.

“Saya tidak kuat tinggal di Bekasi. Setiap hari harus berangkat ker ja su buh dan tiba di rumah hampir te-ngah malam kare-na waktu tempuh 2-3 jam, bahkan kadang lebih, dari kantor saya,” kata ibu satu anak yang bekerja di kawasan Kuningan itu, ke-marin.

Belum lagi rasa lelah ka -rena tidak cukup waktu un-tuk beristirahat dan besar-nya pengeluaran untuk beli bensin mobil. “Makanya saya lebih baik tinggal di rumah orang tua walau sempit-sem-pitan.”

Ratusan ribu bahkan jutaan orang yang tinggal di ping-giran Ibu Kota bernasib sama seperti Yanti. Hantu kemacet-an selalu menyertai saat hen-dak beraktivitas.

Pertengahan pekan lalu, tiga akademisi dari berba-gai bidang yang bergabung dalam Tim Visi Indonesia 2033 membahas kemacetan di Jakarta.

Mereka menyimpulkan so-lusi kemacetan bukan pada penambahan infrastruktur jalan atau penambahan moda transportasi saja, melainkan juga harus ada strategi dan visi pemerintah untuk meng-atasinya.

Ketiga pakar itu adalah An drinof Chaniago, pakar kebijakan publik dari Uni-versitas Indonesia, Jehansyah Siregar, pakar permukiman dan transportasi dari Institut Teknologi Bandung, serta Ta-

ta Mustasya, yang mendapatkan mas-ter di bidang eko-nomi dari Turin, Italia.

Andrinof menga-takan ke macetan muncul karena ren-dahnya hunian di tengah kota yang m e n j a d i l o k a s i utama pekerjaan. Hal itu terlihat da-ri populasi warga Jakarta pada siang hari, berbeda jauh d e n g a n m a l a m hari.

Ta t a M u s t a -sya mencetuskan solusinya dimulai dari pembenahan visi pemerintah an. Penyelesaian atas kondisi itu tidak bisa dilakukan de-ngan pendekatan

program jangka pendek se-perti pembangunan jalan ba ru, pembatasan sepeda mo tor, atau pembangunan mass rapid transit, sedangkan visinya tidak jelas.

Visi yang dimaksud Tata adalah mengembangkan pola campuran permukiman, tempat kerja, dan wilayah ko-mersial. “Saat ini pemerintah terkesan membiarkan saja per mukiman menyebar di luar kota, tanpa menyiapkan transportasinya,” cetusnya.

Adapun Jehansyah berpan-dangan, pemerintah harus melakukan tiga macam lang-kah strategis. Salah satunya, reformasi moda perhubung-an. “Semua moda transpor-tasi harus dikembangkan secara sistematis, menyebar, dan berjejaring sampai ke tingkat permukiman. Trans-portasi harus bersifat mass rapid, tak mungkin seperti angkot.” (Ars/J-1)

POJOK LALU LINTAS

Derita Pekerja KotaPenghuni Suburban

Kerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk menyosialisasikan Undang-Undang No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan

Pasal 5

(1) Negara bertanggung jawab atas lalu lintas dan angkutan jalan, dan pembinaannya dilaksa-nakan oleh pemerintah.

(2) Pembinaan lalu lintas dan angkutan jalan se-ba gaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. perencanaan b. pengaturan c. pengendalian d. pengawasan.

RUTIN: Kemacetan di Jakarta hampir setiap jam terjadi. Hal ini meresahkan, terutama penghuni suburban yang harus menghabiskan waktu di jalan.

MI/USMAN ISKANDAR