18
Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan Faktor Oseanografi di Perairan Senggarang Kota Tanjungpinang Muhammad Agung, Febrianti Lestari, Susiana [email protected] Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian mengenai hasil tangkapan rajungan berdasarkan faktor oseanografi telah dilakukan di perairan senggarang Kota Tanjungpinang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan rajungan pada daerah oseanografi yang berbeda dan pengaruh faktor oseanografi terhadap hasil tangkapan rajungan. Penelitian ini dilakukan dengan metode purposive samplingpada 3 stasiun dengan 3 kali pengambilan.Komposisi hasil tangkapan yang didapatkan selain target utama rajungan adalah ikan tekia (Aluterus heudelotii), kepiting batu (Thalamita sp.), gurita (Octopus sp.), kepiting merah (Thalamita spinimana), kepiting laba-laba (Macrocheira kaempferi), dan sotong (Sepia sp.). Hasil tangkapan rajungan yang didapat selama penelitian pada stasiun I 76 %, stasiun II 84 %, dan stasiun III 82 %. Hasil uji t menunjukan bahwa parameter oseanografi yaitu kedalaman, kecepatan arus, suhu, dan salinitas tidak terdapat pengaruh terhadap hasil tangkapan rajungan. Kata kunci : rajungan, faktor oseanografi, Tanjungpinang.

Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan

Faktor Oseanografi di Perairan Senggarang Kota Tanjungpinang

Muhammad Agung, Febrianti Lestari, Susiana

[email protected]

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Penelitian mengenai hasil tangkapan rajungan berdasarkan faktor oseanografi telah

dilakukan di perairan senggarang Kota Tanjungpinang. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan rajungan pada daerah oseanografi yang

berbeda dan pengaruh faktor oseanografi terhadap hasil tangkapan rajungan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode purposive samplingpada 3 stasiun dengan 3

kali pengambilan.Komposisi hasil tangkapan yang didapatkan selain target utama

rajungan adalah ikan tekia (Aluterus heudelotii), kepiting batu (Thalamita sp.), gurita

(Octopus sp.), kepiting merah (Thalamita spinimana), kepiting laba-laba

(Macrocheira kaempferi), dan sotong (Sepia sp.). Hasil tangkapan rajungan yang

didapat selama penelitian pada stasiun I 76 %, stasiun II 84 %, dan stasiun III 82 %.

Hasil uji t menunjukan bahwa parameter oseanografi yaitu kedalaman, kecepatan

arus, suhu, dan salinitas tidak terdapat pengaruh terhadap hasil tangkapan rajungan.

Kata kunci : rajungan, faktor oseanografi, Tanjungpinang.

Page 2: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kepulauan Riau adalah sebuah Provinsi di Indonesia dengan Ibukota

Tanjungpinang. Wilayah Kota Tanjungpinang terdiri atas daratan/pulau dan lautan.

Sehingga, dapat dikategorikan menjadi dua kategori wilayah yaitu Tanjungpinang

daratan dan Tanjungpinang lautan. Luas wilayah daratan sebesar 29,41%, sedangkan

luas wilayah lautan sebesar 70,59% dengan total keseluruhan adalah 239,5 km2

(Ipan,

2006).

Senggarang merupakan kawasan yang ada di Kecamatan Tanjungpinang

Kota.Salah satu aktivitas masyarakat yang ada di Senggarang adalah aktivitas

perikanan tangkap yang dilakukan oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan

maupun masyarakat yang hanya memanfaatkan potensi perikanan sebagai profesi

sampingan. Sehingga sebagian karakteristik masyarakat bergantung pada potesi

perikanan yang ada di perairan Senggarang.

Potensi perikanan tangkap yang ada di perairan Senggarang adalah seperti jenis

cephalophoda, rajungan (Portunus pelagicus), ikan teri (Stolephorus Sp.), udang,

serta berbagai jenis crustacea lainnya. Adapun hasil tangkapan nelayan di

Senggarang salah satunya adalah komoditi rajungan dengan harga jual yang

stabil.Sehingga Secara tidak langsung merupakan salah satu motivasi nelayan untuk

melakukan usaha penangkapan rajungan. Alat tangkap yang biasa digunakan nelayan

dalam menangkap rajungan adalah bubu lipat. Alat tersebut digunakan karena dalam

pengoperasiannya sangat sederhana yaitu dengan meletakkannya di dasar perairan

dan mengambil kembali dalam jangka waktu tertentu.

Pengetahuan mengenai daerah-daerah penangkapan yang memiliki hasil tangkapan

sumberdaya rajungan, sangat diperlukan nelayan ketika akan melakukan aktivitas

penangkapan. Daerah penangkapan berhubungan erat dengan faktor oseanografi.

Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi pola kehidupan dari rajungan

(Portunuspelagicus).Fishing ground rajungan dapat diprediksi dengan mengetahui

parameter oseanografi yang mempengaruhinya, seperti kedalaman, arus, salinitas dan

Page 3: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

suhu perairan. Parameter kedalaman dapat digunakan dalam menganalisa keberadaan

rajungan berkaitan dengan ukuran (Setyawan, 2017).

Ketidaktahuan nelayan mengenai faktor oseanografi yang berhubungan dengan

rajungan sebagai target penangkapan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

nelayan kesulitan mencari daerah penangkapan rajungan yang baik. Pada umumnya

nelayan Senggarang meletakkan bubu lipat di daerah penangkapan mengandalkan

panca indra seperti melihat tanda-tanda alam, cara coba-coba atau berdasarkan naluri.

Melihat pentingnya daerah penangkapan berdasarkan faktor oseanografi terhadap

hasil tangkapan maka perlu adanya kajian tentang pengaruh hasil tangkapan rajungan

dengan alat tangkap bubu lipat berdasarkan faktor oseanografi yang berbeda di

perairan Senggarang.

1. 2 Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan rajungan pada daerah oseanografi

yang berbeda dengan alat tangkap bubu lipat di perairan Senggarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan faktor oseanografi terhadap hasil

tangkapan pada alat tangkap bubu lipat di perairan Senggarang.

BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April – Mei 2018. Kegiatan

penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal,pengumpulan data,

pengolahan data, analisis data dan penulisan hasil penelitian.Lokasi penelitian

bertempat di Perairan Senggarang Kota Tanjungpinang.

Page 4: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

2.2 Alat dan Bahan

Kelancaran proses penelitian sangat ditentukan oleh ketersediaan

peralatanpendukung. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya

meliputi alat dan bahan.Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini

disajikan pada Tabel 1.

Page 5: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

Tabel 1. Alat dan bahan

Alat yang digunakan

No Nama Alat Satuan Kegunaan

1 GPS Koordinat

geografis

Untuk menentukan lokasi

pencaharian

2 Ph meter ELMETRON oC Untuk mengukur suhu

3 Tali berskala dengan

pemberat m

Untuk mengukur

kedalaman

4 Handrefractometer o/oo Untuk mengukur salinitas

5 Pelampung bertali,

Stopwacth m/s

Untuk mengukur

kecepatan arus

6 Kamera

Dokumentasi

7 Alat tulis dan buku Buah Untuk mencatat hasil

8 Sarung tangan Buah Untuk mengambil sampel

rajungan

9 Penggaris besi Cm Untuk mengukur sampel

rajungan

10 Timbangan Kg Untuk Menimbang berat

sampel rajungan

Bahan

No Nama Bahan Satuan Kegunaan

1 Sampel rajungan

Sebagai objek penelitian

2 Aquades ml Untuk Kalibrasi alat

2.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

deskriptif merupakan metode yang cara pengambilannya berasal dari survei dan

observasi langsung di lapangan serta pengumpulan data secara sistematik sehingga

lebih mudah dipahami dan disimpulkan (Ispahdianto,et al 2016).

2.4 Pengambilan sampel

Metode sampling yangdigunakan dalam penelitian iniadalah metode purposive

sampling (Novita, et al 2013), dimana pemilihan lokasi sampling dilakukan

berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, penentuan titik lokasi

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan perbedaan aspek oseanografi yaitu

kedalaman. Sehingga didapat 3 stasiun pengamatan. Pengambilan sampel rajungan

Page 6: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

pada tiap-tiap titik stasiun berdasarkan perbedaan kedalaman ditentukan oleh nelayan.

Pada saat proses penangkapan, peneliti ikut secara langsung membantu kegiatan

penangkapan yang dilakukan oleh nelayan. Sehingga data yang diperoleh yaitu

berdasarkan titik stasiun yang telah disepakati. Pengambilan data sampel hasil

tangkapan rajungan dilakukan sebanyak 3 stasiun dan dilakukan pengambilan

sebanyak 3 kali dari setiap stasiun.Jumlah populasi alat tangkap bubu lipat yang

digunakan nelayan untuk menangkap rajungan sebanyak 115 unit, namun

pengambilan sampel yang diambil 15 unit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil TangkapanBubu Lipat

3.1.1 Komposisi hasil tangkapan pada daerah oseanografi yang berbeda

Pada penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pengambilan dari 3 stasiun

pengamatan yang berada di Perairan Senggarang. Pengambilan sampel hasil

tangkapan rajungan berdasarkan pertimbangan perbedaan oseanografi yaitu

kedalaman perairan. Sehingga hasil tangkapan bubu dibagi perkedalaman menjadi :

stasiun I kedalaman (2 m), stasiun II kedalaman (3 m), dan stasiun III kedalaman 4

m). Hasil yang didapatkan selain target utama rajungan (swimming crab), didapatkan

beberapa hasil lain (by catch) berupa ikan tekia (Aluterus heudelotii), kepiting batu

(Thalamita sp.), gurita (Octopus sp.), ketam merah (Thalamita spinimana), kepiting

laba-laba (Macrocheira kaempferi) dan sotong (Sepia sp.). Perbandingan persentase

komposisi hasil tangkapan ditampilkan pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.

Hasil dari penelitian pada kedalaman I didapatkan melalui 3 kali pengambilan

selama tiga hari.Persentase komposisi hasil tangkapan pada kedalaman ini adalah

rajungan 76 %, ikan tekia 10 %, kepiting batu dan gurita sama-sama 7 %. Pada

kedalaman ini dapat disimpulkan bahwa persentase hasil tangkapan rajungan lebih

banyak dari pada persentase hasil tangkapan lain (by catch) yang dapat dilihat pada

Gambar 9.

Page 7: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

76%

10%

7% 7%

Rajungan

Ikan tekia

kepiting batu

Gurita

84% 5%

5% 3% 3%

Rajungan

Ikan tekia

Kepiting batu

Gurita

Ketam Merah

Gambar 2. Persentase hasil tangkapan pada stasiun I

Hasil dari penelitian pada kedalaman II didapatkan persentase komposisi hasil

tangkapan sebanyak 3 kali pengambilan selama tiga hari yaitu rajungan 84 %, ikan

tekia 5 %, kepiting batu 5 %, gurita 3 % dan ketam merah 3 %. Pada kedalaman ini

persentase hasil tangkapan rajungan lebih banyak dari pada hasil tangkapan lainnya.

Kemudian hasil yang didapatkan pada kedalaman II lebih beragam dari pada

kedalaman I lalu persentase rajungan yang didapat di kedalaman ini lebih besar 8 %

dari pada kedalaman I. Persentase kedalaman II dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Persentase hasil tangkapan pada stasiun II

Hasil dari penelitian pada kedalaman III didapatkan persentase komposisi hasil

tangkapan sebanyak3 kali pengambilan selama 3 hari yaitu rajungan 82 %, ikan tekia

7 %, ketam merah 7 %, kepiting laba-laba 2 %, dan sotong 2 %. Pada kedalaman ini

persentase hasil tangkapan rajungan lebih banyak dari pada hasil tangkapan

Page 8: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

82% 7%

7% 2% 2%

Rajungan

Ikan tekia

Ketam Merah

Kepiting laba2

Sotong

lainnya.Kemudian hasil yang didapatkan pada kedalaman III lebih beragam dari pada

kedalaman I. Persentase rajungan yang didapat di kedalaman ini lebih besar 6 % dari

pada kedalaman I namun lebih kecil 2 % dari kedalaman II.Persentase kedalaman III

dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Persentase hasil tangkapan pada stasiun III

Persentase hasil tangkapan rajungan dari setiapstasiun I, stasiun II, dan stasiun

III didapat hasil rajungan lebih besar dari pada hasil tangkapan lain. Penelitian ini

berbanding lurus dengan hasil penelitian dari Prasetyo, et al (2014) yang menyatakan

bahwa persentase hasil tangkapan rajungan yang di dapat pada kedalaman 1-5 meter

lebih besar dari pada persentase hasil tangkapan lain (by catch) di perairan Demak.

Adapun jumlah hasil tangkapan tiap stasiun dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 9: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

22

3 2 2

31

2 2 1 1

35

3 1 1

3 1

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Rajungan Ikan Tekia Kepiting

batu

Gurita Sotong Ketam

Merah

Kepiting

laba-laba

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Gambar 5. Komposisi jumlah hasil tangkapan tiap stasiun

3.1.2 Komposisi Jumlah, Lebar karapas, dan Berat Rajungan

Selama penelitian berlangsung, nelayan melakukan aktivitas penangkapan

rajungan dengan menggunakan alat tangkap bubu sebanyak 115 buah. Namun yang

dihitung dalam penelitian ini hanya 15 buah dari total bubu yang dipakai. Hal ini

karena, pada saat perendaman bubu berlangsung nelayan meletakkan bubu tidak

beraturan artinya terkadang melintang garis lurus kedepan, kesamping ataupun

membundar.Sehingga ditakutkan pada saat penarikan, bubu yang diamati sudah

berubah tempat kedalamannya. Dengan demikian, peneliti hanya mengamati bubu

yang sesuai dengan kedalaman yang ditentukan.

Hasil yang ingin didapat hanya berdasarkan kedalaman yang telah ditentukan

yaitu stasiun I kedalaman 2 m, stasiun II kedalaman 3 m dan stasiun III kedalaman 4

m. Adapun komposisi jumlah, panjang karapas rata-rata, dan berat rajungan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Page 10: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

Tabel 2. komposisi jumlah, lebar karapas rata-rata dan berat rata-rata

No Stasiun

Hasil tangkapan rajungan

Jumlah Berat rata-

rata (g)

panjang karapas

rata-rata (cm)

1 Stasiun 1 Pengambilan 1 8 79,38 10,9

Pengambilan 2 7 52,14 9,16

Pengambilan 3 7 74,29 11,04

2 Stasiun 2 Pengambilan 1 13 70,77 10,36

Pengambilan 2 7 104,29 11,17

Pengambilan 3 11 70,36 10,25

3 Stasiun 3 Pengambilan 1 10 70,7 10,36

Pengambilan 2 12 101,08 11,9

Pengambilan 3 13 49,08 9,87

Sumber : Data Primer (2017)

Tabel 2 diketahui bahwa hasil tangkapan rajungan yang diperoleh selama

penelitian di stasiun I sebanyak 3 kali Pengambilan dengan jumlah bubu 15 buah

adalah berkisar 22 ekor dengan berat rata-rata 52,14-79,38 g dan panjang karapas

berkisar dari 9,16-11,36 cm. Pada stasiun II hasil tangkapan rajungan lebih banyak 9

ekor dari pada stasiun I dengan jumlah 31 ekor dengan berat rata-rata lebih besar dari

pada kedalaman I yaitu berkisar dari 70,77 - 104,29 g dan panjang karapas rata – rata

mulai dari 10, 25 – 11,17 cm. Sedangkan pada stasiun III hasil tangkapan rajungan

yang didapatkan selama penelitian berlangsung adalah 35 ekor yang berarti lebih

banyak 13 ekor dari pada stasiun I, dan lebih banyak 4 ekor dari pada stasiun II.

Kemudian Berat rata – rata mulai dari 49,08 – 101,08 g yang berarti berat rata –

rata pada stasiun III lebih beragam dari pada stasiun I, dan stasiun II. Lalu untuk

panjang karapas relatif sama dengan stasiun I dan stasiun II yaitu berkisar antara 9, 87

– 11,9 cm. Penelitian ini serupa halnya dengan apa yang didapatkan oleh Apriliyanto,

et al (2014) yang menyatakan bahwa hasil tangkapan rajungan yang diperoleh pada

kedalaman 4 – 5 meter sebanyak 42 ekor dengan panjang karapas 5 – 12,6 cm. Pada

Page 11: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

kedalaman 5 - 6 meter hasil tangkapan rajungan diperoleh sebanyak 31 ekor dengan

lebar karapas kisaran 5,4 – 13,8 cm.Sedangkan pada kedalaman 6 – 7 m hasil

tangkapan rajungan didapat sebanyak 34 ekor dengan lebar karapas kisaran 5,6 – 13

cm. Tampak bahwa semakin meningkatnya kedalaman perairan, rata-rata lebar

karapas yang diperoleh lebih besar, namun jumlah ekor yang didapatkan tidak

sebanyak di kedalaman yang relatif dangkal (4 – 5 m).

3.2 Hubungan Faktor Oseanografi Terhadap Hasil Tangkapan

Karakateristik parameter oseanografi didaerah penangkapan mengalami fluktuasi

yang berbeda-beda selama pelaksanaan penelitian. Hal ini dapat dilihat pada fluktuasi

parameter oseanografi selama penelitian pada bulan Mei 2018. Fluktuasi parameter

oseanografi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Parameter oseanografi saat penelitian

N

o Stasiun

Kedalaman

(m)

kecepatan

arus (m/s)

Suh

u

(0C)

Salinita

s (o/00)

1 Stasiu

n 1

Pengambilan

1

2

0,02 29,6 31

Pengambilan

2

0,15 30,2 34

Pengambilan

3

0,07 27,8 31

Rata - rata 0,08 29,2 32

2 Stasiu

n 2

Pengambilan

1

3

0,17 30,2 31

Pengambilan

2

0,12 29,8 31

Pengambilan

3

0,09 27,3 31

Rata - rata 0,13 29,1 31

3 Stasiu

n 3

Pengambilan

1

4

0,21 31,1

1

32

Pengambilan

2

0,04 29,3 31

Pengambilan

3

0,11 28,5 31

Rata - rata 0,12 29,6

4

31.33

Sumber :Data Primer (2017)

Page 12: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

3.2.1 Uji Normalitas

Hasil Uji Normalitas untuk tiap parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan

rajungan yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan ouput diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh

sebesar 0,992 yang berarti lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan data

yang diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Testberdistribusi normal.

3.2.2 Regresi Berganda

Hasil regresi berganda untuk tiap parameter oseanografi terhadap hasil

tangkapan rajungan dapat dilihat pada Gambar 6.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 9

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 1,56860022

Most Extreme

Differences

Absolute 0,145

Positive 0,132

Negative -0,145

Kolmogorov-Smirnov Z 0,434

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,992

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 13: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

Berdasarkan pada Gambar 14 maka didapatkan persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y= 12,71 + 2,51 x1 + 2,79 x2 + 0,15 x3 – 0,51 x4

Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai 2,51 pada variabel x1 adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi kedalaman perairan (x1), maka akan semakin tinggi pula

hasil tangkapan rajungan yang didapat.

2. Nilai 2,79 pada variabel x2 adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi kecepatan arus perairan (x2), maka akan semakin tinggi

pula hasil tangkapan rajungan yang didapat.

3. Nilai 0,15 pada variabel x3 adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi suhu perairan (x3), maka akan semakin tinggi pula hasil

tangkapan rajungan yang didapat.

4. Nilai - 0,51 pada variabel x4 adalah bernilai negatif sehingga dapat dikatakan

bahwa semakin rendah salinitas perairan (x4), maka akan semakin tinggi pula

hasil tangkapan rajungan yang didapat.

Adapun Grafik hubungan antara parameter oseanografi yang diteliti dengan hasil

tangkapan rajungan dapat dilihat pada Gambar 7, Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10.

Gambar 6. Hasil uji regresi berganda

Page 14: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

y = 6,335x + 9,089 R2= 0,0218

0

2

4

6

8

10

12

14

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

Has

il ta

ngk

apan

(ek

or)

Kecepatan arus (m/s)

y = -0,162x + 14,55 R2 = 0,006

0

2

4

6

8

10

12

14

27 28 29 30 31 32

has

il ta

ngk

apan

(ek

or)

suhu (oC)

y = 2,773x + 0,630 R2 = 0,6078

0

2

4

6

8

10

12

14

0 1 2 3 4 5

Has

il ta

ngk

apan

(ek

or)

Kedalaman (m)

Gambar 7. Grafik hubungan kedalaman dengan hasil tangkapan rajungan

Gambar 8. Grafik hubungan kecepatan arus dengan hasil tangkapan rajungan

Gambar 9. Grafik hubungan suhu dengan hasil tangkapan rajungan

Page 15: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

y = -0,986x + 40,79 R2 = 0,1494

0

2

4

6

8

10

12

14

30.5 31 31.5 32 32.5 33 33.5 34 34.5

Has

il ta

ngk

apan

(ek

or)

Salinitas (0/00)

Gambar 10. Grafik hubungan salinitas dengan hasil tangkapan rajungan

Koefisien Determinasi (R square) yang didapat dari hasil perhitungan antara

parameter oseanografi yaitukedalaman sebesar 0,607 yang berarti menjelaskan bahwa

sebesar 60 % hasil tangkapan dipengaruhi oleh kedalaman. Kemudian untuk

kecepatan arus sebesar 0,0218 yang berarti bahwa sebesar 2 % variabel tangkapan

dijelaskan oleh variabel kecepatan arus. Lalu suhu sebesar 0,006 yang berarti

menjelaskan bahwasebesar 0,6% jumlah hasil tangkapan dipengaruhi oleh suhu

permukaan laut. Sedangkan salinitas sebesar 0,149 yang berarti menjelaskan bahwa

sebesar 14 % variabel tangkapandijelaskan oleh variabel salinitas.

3.2.3 Uji T

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh masing-masing parameter oseanografi

tersebut terhadap hasil tangkapan rajungan secara individual. Hasil uji t (Tabel 4)

menunjukan bahwa secara individual parameter oseanografi yaitu kedalaman,

kecepatan arus, suhu, dan salinitas tidak terdapat pengaruh parameter oseanografi

terhadap hasil tangkapan rajungan yang berarti terima Ho tolak H1. Hal ini dapat

dilihat dengan nilai signifikansi dari keempat parameter oseanografi tersebut lebih

besar dari 0,05 yaitu kedalaman (x1) 0,11, kecepatan arus (x2) 0,90, suhu (x3) 0,85

dan salinitas (x4) 0,64. Selain itu, hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung tiap-

tiap parameter oseanografi yang diteliti lebih kecil dari pada t tabel (2,13).

Page 16: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

Tabel 4. Hasil uji t antara parameter oseanografi dengan hasil tangkapan rajungan.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficient

s

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 12,341 37,857 0,326 0,761

kedalaman

perairan 2,531 1,275 .712 1,985 0,118

kecepatan

arus perairan 2,378 17,899 .057 0,133 0,901

suhu perairan 0,158 0,823 .075 0,192 0,857

salinitas

perairan -0,503 0,999 -.197 -0,503 0,641

a. Dependent Variable: hasil tangkapan rajungan

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Jabarti, et al (2014) menyatakan

bahwa hasil analisis dari hubungan antara faktor oseanografi dengan hasil tangkapan

rajungan di perairan Betahlawang Demak yaitu hanya variabel x6 (salinitas) yang

memiliki nilai signifikansi dibawah alfa (0,05). Artinya variabel x6 (salinitas)

berpengaruh terhadap hasil tangkapan.

Perbedaan ini diduga karena perbedaan titik stasiun yang diteliti yaitu sebanyak

36 stasiun dengan kedalaman 15 – 35 m dengan peneliti yang hanya mengukur

sebanyak 3 stasiun dengan 3 kali pengambilan di setiap stasiun pada kedalaman 2 m,

3 m dan 4 m.

Page 17: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

KESIMPULAN

Komposisi hasil tangkapan yang didapatkan selain target utama rajungan,

didapatkan beberapa hasil lain (by catch) berupa ikan tekia (Aluterus heudelotii),

kepiting batu (Thalamita sp.), gurita (Octopus sp.), ketam merah (Thalamita

spinimana), kepiting laba-laba (Macrocheira kaempferi) dan sotong (Sepia sp.).

Perbandingan persentase hasil tangkapan rajungan yang didapat selama penelitian

pada setiap stasiun yaitu stasiun I 76 %, stasiun II 84 %, dan stasiun III 82 %.

Kemudian hasil uji t menunjukan bahwa parameter oseanografi yaitu kedalaman,

kecepatan arus, suhu dan salinitas tidak terdapat pengaruh terhadap hasil tangkapan

rajungan yang berarti terima H0 tolak H1.

Page 18: Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Bubu Lipatberdasarkan …repository.umrah.ac.id/1466/1/Muhammad Agung Wibowo.pdf · 2018-08-09 · oo Untuk mengukur salinitas 5 Pelampung bertali,

DAFTAR PUSTAKA

Apriliyanto, H., Pranomowibowo., Yulianto, T., 2014. Analisis Daerah Penangkapan

Rajungan dengan Jaring Insang Dasar (Bottom Gillnet) di Perairan Betahwalang,

Demak. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology.

3 (3) : 71 – 79.

Ipan., 2016. Arahan Lokasi Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Kota Tanjungpinang.

[Tesis]. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ispahdianto, Dwi., Fitri, A. D. P., Asriyanto., 2016. Analisis Hasil Tangkapan Ikan

Kembung (Rastrelliger Sp) dan Cumi-Cumi (Lolligo Sp) Pada Alat Tangkap

Mini Purse Seine di Perairan Morodemak, Kabupaten Demak Jawa Tengah.

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. (5) :

153 - 161.

Jabarti, A. A., Pranomowibowo., Yulianto, Taufik., 2014. Analisis Hasil Tangkapan

Rajungan (Swimming Crab) dengan Bubu Lipat Berdasarkan Faktor Hidro-

Oseanografi di Perairan Betahwalang Demak. Journal of Fisheries Resources

Utilization Management and Technology. 3 (3) : 53 – 61.

Novita, Heni., Bambang, A. N., Asriyanto., 2013. Analisis Produktivitas dan Efisiensi

Bubu Lipat dan Bottom Set Gillnet Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan

(Portunus Pelagicus) di Perairan Asemdoyong Pemalang. Journal of Fisheries

Resources Utilization Management and Technology. 2 (3) : 142 - 151.

Setyawan, H. A., Wirasatriya, A., 2017. Hubungan Antara Daerah Penangkapan

Rajungan (PortunusPelagicus) dengan Parameter Oseanografi di Perairan Tegal

Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-Vi Hasil -Hasil

Penelitian Perikanan dan Kelautan.Halaman 67.

Prasetyo, G. Dwi., Fitri, A. D. P., Yulianto, Taufik., 2014. Analisis Daerah

Penangkapan Rajungan (Portunus Pelagicus) Berdasarkan Perbedaan Kedalaman

Perairan dengan Jaring Arad (Mini Trawl) di Perairan Demak. Journal of

Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 3 (3) : 257 - 266.