18
Siti Hanifah Nurjanah 240210130122 IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suat larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion – ion hidrogen hidroksida ditambahkan atau ketika larutan itu dien!erkan" Se!ara umum laru buffer mengandung pasangan asam – basa konjugat atau terdiri dari !ampuran a lemah dengan garam yang mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya atau basa lemah dengan garam yang mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya" #leh karena mengandung komponen asam dan basa tersebut la buffer dapat bereaksi dengan asam $ion H % & maupun dengan basa $ion #H ' & apa saja yang memasuki larutan" #leh karena itu penambahan sedikit asam ataupun sedik basa ke dalam larutan buffer tidak mengubah pH'nya" Larutan penyang dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa $(ay dan )nder*ood 2002&" Setiap buffer memiliki kapasitas untuk mempertahankan pHnya kap suatupenyanggamerupakan ukuran keefektifannya dalam perubahan pH pada penambahan asam atau basa" Semakin besar konsentrasi asam dan basa konjugasi semakin besar kapasitas penyangga" +apasitas penyangga dapat didefinisikan se kuantitatif dengan jumlah mol basa kuat dibutuhkan untuk mengubah pH 1 L laru sebesar 1 pH satuan $,ogel 1-.-&" /sam dan basa yang digunakan dalam praktik kali ini merupakan asam kuat yaitu H l dan basa kuat yaitu Na#H" Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan Buffer Kelm!" !H Vlume Asam #ml$ Massa Garam #gram$ !H !er%baan 1 M &'1 M 3 2 0. 00.01 2 31 . 31 2. 00- 2 3 31. 32 2.. 0123 320 32 - 33 2. 01 334 332 3 10 34 2.24 01-10 33. 342 Sumber (okumentasi 5ribadi 2014

haspeng_biokimpang_1_kel_10.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Siti Hanifah Nurjanah 240210130122IV.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANLarutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion ion hidrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Secara umum, larutan buffer mengandung pasangan asam basa konjugat atau terdiri dari campuran asam lemah dengan garam yang mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya, atau basa lemah dengan garam yang mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya. Oleh karena mengandung komponen asam dan basa tersebut, larutan buffer dapat bereaksi dengan asam (ion H+) maupun dengan basa (ion OH-) apa saja yang memasuki larutan. Oleh karena itu, penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa ke dalam larutan buffer tidak mengubah pH-nya. Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa (Day dan Underwood, 2002).Setiap buffer memiliki kapasitas untuk mempertahankan pHnya, kapasitas suatu penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam perubahan pH pada penambahan asam atau basa. Semakin besar konsentrasi asam dan basa konjugasinya, semakin besar kapasitas penyangga. Kapasitas penyangga dapat didefinisikan secara kuantitatif dengan jumlah mol basa kuat dibutuhkan untuk mengubah pH 1 L larutan sebesar 1 pH satuan (Vogel, 1979). Asam dan basa yang digunakan dalam praktikum kali ini merupakan asam kuat yaitu HCl dan basa kuat yaitu NaOH.Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan BufferKelompokpHVolume Asam (ml)Massa Garam (gram)pH percobaan

1 M0,1 M

632,80570,07012,83,1

73,152,78850,098233,17

83,252,770,1233,203,28

93,352,750,153343,323,8

103,452,7240,191063,373,42

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014Pada praktikum kali ini larutan buffer yang dibuat akan diuji kestabilannya terhadap penambahan asam kuat (HCl) dan basa kuat (NaOH). Pembuatan larutan buffer dilakukan mengikuti persamaan Henderson-Hasselbalch yaitu :pH = PKa + log pOH = PKb + log Larutan buffer yang dibuat adalah 50 ml buffer asetat 1M dengan pH 3; 3,15; 3,25; 3,35; 3,45. Berikut merupakan contoh perhitungan massa garam dan volume asam yang dibutuhkan dalam pembuatan larutan buffer (kelompok 10) :Dik :pH = 3,45Volume buffer = 50 mlM = 1 MCH3COOH pKa = 4,76 = 1,05 gr/mlBM = 60CH3COONa BM = 82Dit : a) Massa CH3COONab) Volume CH3COOHJawab :pH = pKa + log 3,45 = 4,76 + log -1,31 = log = 0,0489 = 0,0489x = 0,0489 0,0489 x1,0489 x = 0,0489x = 0,0466M CH3COONa = [G] = 0,0466M CH3COOH = 0,9534 = [A] = 1 0,0466 = 0,9534Massa CH3COONa yang dibutuhkan :M = 0,0466 = n = 0,00233Massa CH3COONa= n x BM= 0,00233 x 82= 0,19106 gramVolume CH3COOH :M = 0,9534 = n = 0,04767Massa CH3COOH= n x BM= 0,04767 x 60= 2,8602 gramVolume CH3COOH = v = v = 2,724 mlBerdasarkan prosedur, maka jumlah garam dan asam yang telah diketahui kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass dan dikocok hingga homogen. Selanjutnya pH dari larutan tersebut diukur dengan menggunakan pH-meter. Pada hasil pengamatan diatas terlihat bahwa terjadi perubahan pH walaupun kecil. pH larutan buffer dengan konsentrasi 1M lebih kecil dibanding konsentrasi 0,1 M. Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh komponen-komponennya.Jika suatu campuran tersebut diencerkan maka harga perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah sehingga pH larutan penyangga juga praktis tidak berubah. Akan tetapi pada praktiknya, jika dilakukan pengenceran yang terlalu besar, misalnya 1 L larutan penyangga diencerkan dengan 1 drum air (kira kira 200 L), tentu pH akan berubah. Pengenceran yang kurang dari 10 kali volume semula, pH larutan penyangga dianggap tidak mengalami perubahan (Rohimah, 2012). Perbedaan yang terjadi pada pH larutan buffer tersebut dapat disebabkan karena beberapa faktor, antara lain kelarutan zat, konsentrasi larutan, standarisasi zat, atau karena pH meter yang tidak stabil. Kelarutan suatu zat dapat mempengaruhi pH larutan tersebut, hal ini karena kelarutan zat dapat berpengaruh kepada kadar atau konsentrasi suatu larutan. Jika suatu zat tidak larut sempurna maka larutan tersebut akan bersifat lebih asam atau lebih basa sehingga pH yang dihasilkan tidak akurat. Konsentrasi larutan yang tidak sama dapat mempengaruhi pH atau dapat terjadi karena larutan yang digunakan bukan larutan baku atau larutan standar. Selain itu, dipengaruhi karena pH meter yang digunakan tidak stabil sehingga nilai yang dihasilkan tidak akurat. Setelah diukur pH, larutan buffer tersebut diuji kestabilannya dengan melakukan penambahan NaOH (0,1 M dan 1 M) serta HCl (0,1 M dan 1 M).NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318C serta titik didih 1390C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1 molekul air (Daintith, 2005). NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1 . Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida (Keenan dkk, 1989). Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat yang menerima proton dari Na+. Basa ini mengandung unsur dari golongan alkali, yakni Natrium (Na+). Ciri lain dari golongan alkali adalah reduktor kuat dan mampu mereduksi asam, mudah larut dalam air, merupakan penghantar arus listrik yang baik dan panas, urutan kereaktifannya meningkat seiring dengan bertambahnya berta atom (Linggih dan Wibowo, 1988). NaOH biasanya digunakan sebagai pelarut disebabkan kegunaan dan efektifitasnya sangat banyak antara lain untuk menetralkan asam. NaOH sangat Reaktif dalam bereaksi dengan lautan asam, ekses yang melebihi keperluan netralisasi akan bereaksi dengan material fospatida.Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+.HCl + H2O H3O+ + ClIon lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air (Lide, 1981). Penambahan asam kuat pada setiap sistem buffer ini akan menghasilkan garam netral dan asam lemah. Dengan menghasilkan asam yang tidak mudah terdisosiasi, buffer bermakna menurunkan peningkatan konsentrasi ion hidrogen bebas bila dibandingkan dengan reaksi tanpa buffer (Samik, 2000).Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengujian Kestabilan Larutan BufferKELpH PercobaanPengujian Kestabilan% Kestabilan

1M0,1 M1 M0,1 M1 M0,1 M

NaOHHClNaOHHClNaOHHClNaOHHCl

6.2,83,12,952,93,153,1399,64396,42999,38799,032

7.33,173,133,103,203,1895,66796,66799,05499,685

8.3,323,283,233,213,213,3999,06399,68898,78099,695

9.3,323,383,433,333,333,3996,68799,69899,40899,704

10.3,373,423,393,283,283,4399,40697,32999,12399,708

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014Pengujian kestabilan larutan buffer dihitung menggunakan rumus persen kestabilan yaitu : % kestabilan = x 100 %Berikut merupakan contoh perhitungan persen kestabilan larutan buffer kelompok 10:1. Penambahan NaOH 1 M% kestabilan= x 100 %= 99,406 %2. Penambahan HCl 1 M% kestabilan= x 100 %= 97,329 %3. Penambahan NaOH 0,1 M% kestabilan= x 100 %= 99,123 %4. Penambahan HCl 0,1 M% kestabilan= x 100 %= 99,708 %Menurut Syukri (1999), larutan buffer juga mempunyai kapasitas buffer (yang biasa disebut indeks buffer atau intensitas buffer). Kapasitas buffer merupakan suatu ukuran kemampuan buffer untuk mempertahankan pHnya yang konstan apabila ditambahkan asam kuat atau basa kuat. Kapasitas buffer bergantung pada jumlah asam-garam atau basa-garam yang terkandung di dalamnya. Apabila jumlahnya besar, pergeseran kesetimbangan ke kanan maupun ke kiri dapat berlangsung banyak untuk mengimbangi asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan. Sehingga dapat disebut kapasitas buffernya besar. Sebaliknya apabila jumlah asam-garam atau basa-garam itu kecil, dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kanan dan ke kiri berlangsung sedikit. Sehingga dapat dikatakan kapasitas buffernya kecil. Suatu buffer dapat menahan perubahan [H+] sebanyak 100x semula. Perubahan pH yang diizinkan hanyalah sekitar 2. Ka atau Kb adalah konstanta, maka suatu buffer hanya efektif pada daerah pH tertentu yang disebut rentang daerah buffer. Sesungguhnya penambahan asam/basa pada suatu buffer akan mengubah pH-nya, namun perubahan itu sangatlah kecil dan dapat diabaikan. Namun, jika jumlah asam/basa yang ditambahkan makin banyak, maka perubahan pH-nya tak dapat diabaikan lagi. Mekanisme kerja buffer yaitu menggunakan prinsip reaksi netralisasi. Jumlah asam atau basa yang dapat dinetralkan suatu buffer sebelum pH larutan berubah disebut kapasitas buffer .Berdasarkan tabel diatas persen kestabilan larutan buffer yang ditambah asam (HCl) lebih stabil dibanding yang ditambah basa (NaOH). Selain itu, penambahan asam atau basa dengan konsentrasi 0,1 M lebih stabil dibanding konsenrasi 1 M. Menurut Rohimah (2012), jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, iika ditambahkan sedikit basa, basa tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat asam. Perhatikan larutan penyangga yang terbentuk dari campuran asam lemah CH3COOH dan basa konjugasinya CH3COO-. 1. Penambahan asamJika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam HCl, akan terjadi reaksi berikut :CH3COO-(aq) + HCl(aq) CH3COOH(aq) + Cl-(aq) Berdasarkan reaksi ini berarti jumlah basa konjugasinya (ion CH3COO-) akan berkurang dan asam lemah CH3COOH akan bertambah. Penambahan asam ke dalam larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak dapat menyebabkan perubahan pH yang besar.2. Penambahan BasaJika kedalam campuran tersebut ditambahkan sedikit basa NaOH, akan terjadi reaksi berikut :CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COO-(aq) + Na+ (aq) + H2O(l) Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan berkurang dan basa konjugasinya akan bertambah. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.

Gambar 1. Larutan penyangga yang terdiri atas campuran asam lemah dan basa konjugasinya (HX dan X-) (Rohimah, 2012)Berdasarkan gambar di atas, ketika ditambahkan basa, konsentrasi HX menurun dan konsentrasi X- meningkat. Sedangkan ketika ditambahkan asam, konsentrasi X- menurun dan konsentrasi HX meningkat (Rohimah, 2012).Larutan penyangga atau buffer memiliki berbagai kegunaan diantaranya digunakan dalam : 1. Analisis zat kimia dan biokimia 2. Laboratorium bakteriologi 3. Kultur jaringan 4. Obat tablet dan cair 5. Cocok tanam hidroponik Larutan penyangga terdapat dalam tubuh manusia yang berfungsi menjadi keseimbangan pH tubuh, terdapat pada cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Tanpa larutan penyangga, tubuh manusia dapat mengalami asidosis dan alkalosis yang menyebabkan kerusakan jaringan dan organ. Asidosis adalah penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme tubuh yang terlalu tinggi karena diabetes mellitus, penyakit ginjal, diare, dan konsumsi makanan berprotein berlebihan. Alkalosis adalah peningkatan pH darah yang disebabkan hiperventilasi karena sedikitnya kadar oksigen di lingkungan, dan gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak. Macam-macam larutan penyangga dalam tubuh : 1) Penyangga fosfat tersusun atas H2PO4- dan HPO42- dan berada pada seluruh cairan tubuh. Buffer fosfat adalah buffer netral dengan kisaran pH 7. Pada makhluk hidup, buffer fosfat umumnya terdapat pada sitoplasma sel. Buffer fosfat dapat dibuat dengan menggunakan monosodium fosfat (NaH2PO4) dan basa konjugatnya yaitu disodium fosfat (Na2HPO4). Sistem buffer fosfat serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam natrium dari dihidrogen fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing akan berperan sebagai asam lemah dan basa lemah. Buffer fosfat terutama mempertahankan pH fluida intraseluler dan tubulus ginjal sehingga tidak akan mempertahankan pH darah, namun merupakan buffer yang penting untuk urin (Retno, 2008). Larutan penyangga fosfat di luar sel hanya sedikit jumlahnya tetapipenting sebagai penyangga urin yang memiliki kisaran pH yang lebar,yakni 4,5 8,5. Apabila terjadi perubahan pH darah secara berlebhan,maka ginjal memainkan peranan penting untuk mengatasinya. Larutan penyangga fosfat dalam air ludah menetralisir asam yangterbentuk dari fermentasi sisa makanan dan menjaga pH mulut ~ 6,8.2) Penyangga karbonat tersusun atas H2CO3 dan HCO3- dan berada pada darah. Larutan penyangga karbonat berada dalam darah dengan perbandinganH2CO3/HCO3- sekitar 1 : 20 untuk dapat mempertahankan pH darah ~ 7,4.3) Penyangga hemoglobin tersusun atas HHb dan HbO2 dan berada pada darah. Hemoglobin berfungsi mengontrol pH darah pada kisaran 7,35 7,45. Hemoglobin mengikat O2 yang diperoleh dari pernapasan dan berada dalamkesetimbangan dengan oksihemoglobin. Upaya mengubah pH darah terjadi dari proses metabolisme di mana produkbuangnya yakni CO2 akan membentuk H2CO3 yang terurai menjadi H+ danHCO3-. Kenaikan konsentrasi H+ ini akan dinetralisir oleh komponenoksihemoglobin.

V.KESIMPULAN

1. Larutan buffer yaitu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH apabila larutan tersebut ditambahkan sejumlah asam atau basa maupun diencerkan dengan menambah sejumlah volume air.1. Larutan buffer merupakan campuran dari asam lemah dan basa konyugasinya maupun basa lemah dan asam konjugasinya.1. Larutan buffer yang dibuat mengikuti persamaan Henderson-Hasellbalch.1. Perbedaan volume asam dan massa garam dalam pembuatan mempengaruhi pH larutan buffer1. Mekanisme kerja larutan buffer adalah prinsip reaksi netralisasi1. Perbedaan konsentrasi mempengaruhi kestabilan

DAFTAR PUSTAKA

Daintith, J. 2005.Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta

Day, R.A dan A.L.Underwood. 2002. Analisis kimia Kuantitatif. Penerjemah : Iis Sopyan. Erlangga. Jakarta

Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H. 1989. Ilmu Kimia untukUniversitas : Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta

Lide, David. 1981. CRC Handbook of Chemistry and Physics : Edisi Ke-61. Crs press. Jakarta

Linggih, S. R dan P. Wibowo. 1988. Ringkasan Kimia. Ganeca Exact. Bandung

Retno, Indah. 2008. Prinsip-prinsip Sains untuk Keperawatan. Erlangga. Jakarta

Rohimah, Evi. 2012. Prinsip Kerja larutan Penyangga. Terdapat di http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/1002436/prinsip.html (diakses pada 15 September 2014)

Samik, Wahab. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. ITB. Bandung

Vogel. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis Fifth Edition. Longman Group. New York

JAWABAN PERTANYAAN

1. What volume of glacial acetic acid (17.6) and what weight of sodium acetate (MW = 82) would be required to make 100 ml of 0,2 M buffer, pH 3,9 (pKa = 4,8)? Buffer 100 ml 0,2 M, pH 3,9 (pKa = 4,8)Diketahui: [CH3COOH] = 17,6 M Mr CH3COONa = 82 Dibuat buffer 100 ml, 0,2 M pH = 3,9 & pKa = 4,8Ditanya : Volume CH3COOH dan Massa CH3COONa ?Jawab: pH = pKa + log 3,9 = 4,8 + log 0,9 = log = 0,1259 = 0,1259x = 0,0252 0,1259x1,1259x = 0,0252x = 0,0224 M M CH3COONa = [G] = 0,0244M CH3COOH = [A] = 1 0,0224 = 0,1776Volume CH3COOH :V1M1 = V2M2100 x 0,1776 = 17,6 V2V2 = 1,0091 mlMassa CH3COONa :[CH3COONa] = Massa = 0,0224 x 82 x 0,1Massa = 0,1837 gram

2. What weight of monobasic potassium phosphate (KH2PO4, MW = 136) and dibasic potassium phosphate (K2HPO4, MW = 174) are required to make 100 ml of 0,2 M buffer, pH 6,5 .Buffer 100 ml 0,2 M, pH 6,5 (pKa = 6,8)Diketahui : Mr KH2PO4 = 136 (Asam) Mr K2HPO4 = 174 (Basa Konjugat) Dibuat buffer 100 ml, 0,2 M pH = 6,5 & pKa = 6,8Ditanya : Massa KH2PO4 dan Massa K2HPO4?Jawab : pH = pKa + log 6,5 = 6,8 + log 0,3 = log = 0,5012x = 0,1002 0,5012x1,5012 x = 0,1002x = 0,0667 M (Basa Konjugat)0,2 x = 0,2 0,0667 = 0,1333 M (Asam)Massa KH2PO4 :[KH2PO4] = 0,1333 = Massa = 0,1333 x 136 x 0,1Massa = 1,8129 gramMassa K2HPO4 :[K2HPO4] = 0,0667 = Massa = 0,0667 x 174 x 0,1Massa = 1,1606 gram

3. What weight of monobasic potassium phosphate (KH2PO4, MW = 136) and dibasic sodium phosphate (Na2HPO4, MW = 142) are required to make 100 ml of 0,2 M buffer, pH 6,5.Buffer 100 ml 0,2 M, pH 6,5 (pKa = 6,8)Diketahui : Mr KH2PO4 = 136 (Asam) Mr Na2HPO4 = 142 (Basa Konjugat) Dibuat buffer 100 ml, 0,2 M pH = 6,5 & pKa = 6,8Ditanya : Massa KH2PO4 dan Massa Na2HPO4?Jawab: pH = pKa + log 6,5 = 6,8 + log 0,3 = log = 0,5012x = 0,1002 0,5012x1,5012 x = 0,1002x = 0,0667 M (Basa Konjugat)0,2 x = 0,2 0,0667 = 0,1333 M (Asam)Massa KH2PO4 :[KH2PO4] = 0,1333 = Massa = 0,1333 x 136 x 0,1Massa = 1,8129 gramMassa K2HPO4 :[K2HPO4] = 0,0667 = Massa = 0,0667 x 174 x 0,1Massa = 1,1606 gramMassa Na2HPO4 :[Na2HPO4] = 0,0667 = Massa = 0,0667 x 142 x 0,1Massa = 0,9471 gram

4. What weight of sodium carbonate (Na2CO3, MW = 106) and sodium bicarbonate (NaHCO3, MW = 84) are required to make 100 ml of 0,2 M buffer, pH 10,2 (pKa = 9,8).Buffer 100 ml 0,2 M, pH 10,2 (pKa = 9,8) Diketahui : Mr Na2CO3 = 106 (Basa Konjugat) Mr NaHCO3 = 84 (Asam) Dibuat buffer 100 ml, 0,2 M pH = 10,2 & pKa = 9,8Ditanya : Massa Na2CO3 dan Massa NaHCO3 ?Jawab : pH = pKa + log 10,2 = 9,8 + log 0,4 = log = 2,5119x = 0,5024 2,5119 x3,5119 x = 0,5024x = 0,1431 M (basa konjugat)0,2 - 0,1431 = 0,0569 (asam)Massa NaHCO3 :[NaHCO3] = 0,0569 = Massa = 0,0569 x 84 x 0,1Massa = 0,4796 gramMassa Na2CO3 :[Na2CO3] = 0,1431 = Massa = 0,1431 x 106 x 0,1Massa = 1,5169 gram

5. How would you prepare 100 ml of 0,01 M acetate buffer, pH 4,5; given a solution of 0,2 M buffer at pH 4,5 ?Diketahui : Buffer Asetat 100 ml, 0,01 M, pH = 4,5Ditanya : Volume Buffer Asetat dengan konsentrasi 0,2 M, pH = 4,5 ?Jawab : V1M1 = V2M2 100 x 0,01 = 0,2 V2 V2 = 5 ml (Buffer Asetat)

6. What is the pH of a solution containing 0,15 M potassium acetate and 0,3 M acetic acid (pKa = 4,8)?Diketahui : [CH3COOK] = 0,15 M [CH3COOH] = 0,3 M Dibuat buffer pKa = 4,8Ditanya : pH Buffer ?Jawab: pH = pKa + log pH = 4,8 + log pH = 4,8 + log(0,5) pH = 4,8 0,3010 pH = 4,4989 ~ 4,5