2
Kurang lebih 80% wanita akan mengalami mual dan muntah pada awal kehamilan. Pada trimester kedua, dapat terjadi refluks gaster sehingga mengakibatkan rasa panas pada dada dan dispepsia atau indegesti yang menyebabkan rasa tidak enak di area abdominal. Pada trimester ketiga wanita hamil akan mengalami konstipasi. Penyebab keadaan ini adalah hormon HcG dan progesteron yang meningkat pada kehamilan. Progesteron akan merelaksasi otot di traktus digestivus, yang kemudian akan memperlambat proses digestif. Pada kondisi normal otot tersebut akan mengontrol makanan yang masuk dari esofagus ke gaster. Namun karena peningkatan progesteron maka terjadi refluks asam dari gaster ke esofagus. Sementara itu pada trimester ketiga pembesaran uterus akan menekan organ abdomen sehingga berkontribusi dalam menyebabkan konstipasi dan kelainan digestif lainnya dalam kehamilan. Mual muntah terjadi pada awal kehamilan di saat hCG berada pada puncaknya, oleh karena itu, hCG diperkirakan berpengaruh dalam hiperemesis dalam kehamilan melalui efek gangguan cairan dan elektrolit berat. hCG plasenta mengambil alih peran LH dalam menjaga korpus luteum. Efek hCG dalam steroidogenesis dimediasi oleh LH chorionic gonadotropin receptor (LH-CGR)-couple G protein activation. Gonadotropin tersebut menstimulasi konduksi klorin dari sel Leydig. Selain itu hCG menyebabkan efluks ion halida dari sel melalui LH-CGR. Hal ini tidak mengejutkan mengingat hubungan dekatnya dengan TSH yang bertugas sebagai uptake iodida ke tirosit dan kemudian ion tersebut mengalami efluks dan bersatu dengan tiroglobulin yang dapat menstimulasi tiroid selama kehamilan.

Hcg Dan Progesteron

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hcg Dan Progesteron

Kurang lebih 80% wanita akan mengalami mual dan muntah pada awal kehamilan.

Pada trimester kedua, dapat terjadi refluks gaster sehingga mengakibatkan rasa panas pada

dada dan dispepsia atau indegesti yang menyebabkan rasa tidak enak di area abdominal. Pada

trimester ketiga wanita hamil akan mengalami konstipasi. Penyebab keadaan ini adalah

hormon HcG dan progesteron yang meningkat pada kehamilan. Progesteron akan merelaksasi

otot di traktus digestivus, yang kemudian akan memperlambat proses digestif. Pada kondisi

normal otot tersebut akan mengontrol makanan yang masuk dari esofagus ke gaster. Namun

karena peningkatan progesteron maka terjadi refluks asam dari gaster ke esofagus. Sementara

itu pada trimester ketiga pembesaran uterus akan menekan organ abdomen sehingga

berkontribusi dalam menyebabkan konstipasi dan kelainan digestif lainnya dalam kehamilan.

Mual muntah terjadi pada awal kehamilan di saat hCG berada pada puncaknya, oleh

karena itu, hCG diperkirakan berpengaruh dalam hiperemesis dalam kehamilan melalui efek

gangguan cairan dan elektrolit berat. hCG plasenta mengambil alih peran LH dalam menjaga

korpus luteum. Efek hCG dalam steroidogenesis dimediasi oleh LH chorionic gonadotropin

receptor (LH-CGR)-couple G protein activation. Gonadotropin tersebut menstimulasi

konduksi klorin dari sel Leydig. Selain itu hCG menyebabkan efluks ion halida dari sel

melalui LH-CGR. Hal ini tidak mengejutkan mengingat hubungan dekatnya dengan TSH

yang bertugas sebagai uptake iodida ke tirosit dan kemudian ion tersebut mengalami efluks

dan bersatu dengan tiroglobulin yang dapat menstimulasi tiroid selama kehamilan. hcG juga

memiliki reseptor pada duodenum dan pankreas dan efek ini telah diuji secara in vivo pada

tikus. Hasilnya menunjukkan bahwa mekanisme ketidakseimbangan ion ini berperan dalam

menginduksi mual muntah pada kehamilan. Selain melalui LH-CGR, hCG juga diperkirakan

mempengaruhi sel sekretori pada saluran pencernaan bagian atas secara langsung sehingga

terjadi gangguan elektrolit.