HE-Perawatan Luka Post Op

Embed Size (px)

DESCRIPTION

health education

Citation preview

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    1/17

    HEALTH EDUCATION

    PERAWATAN LUKA POST OPERASI

    oleh:

    Chrisilia Meilita Longdong

    080 111 372

    Pembimbing:

    dr. Eduardus R. K. Putra

    BAGIAN ILMU OBSTETRI GINEKOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SAM RATULANGI

    MANADO

    2013

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    2/17

    PERAWATAN LUKA POST OPERASI

    A.Operasi Seksio SesareaIstilah seksio sesarea berasal dari perkataan Latin caedere yang artinya

    memotong. Seksio sesarea secara umum adalah operasi yang dilakukan untuk

    mengeluarkan janin dan plasenta dengan membuka dinding perut dan uterus.1

    Klasifikasi Jenis Luka Seksio Sesarea

    Ada beberapa jenis seksio sesarea yang dikenal yaitu:1,2

    1. Seksio Sesarea Transperitonealisa. Seksio Sesarea Klasik

    Pembedahan ini dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri

    kira-kira sepanjang 10 cm. Keuntungan tindakan ini adalah mengeluarkan

    janin lebih cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik

    dan sayatan bias diperpanjang proksimal dan distal. Kerugian yang dapat

    muncul adalah infeksi mudah menyebar secara intraabdominal dan lebih

    sering terjadi ruptura uteri spontan pada persalinan berikutnya.

    b. Seksio Sesarea ProfundaDikenal juga dengan sebutan low cervical yaitu sayatan pada segmen

    bawahrahim. Keuntunganadalah penjahitan luka lebih mudah, kemungkinan

    rupturauteri spontan lebih kecil dibandingkan dengan seksio sesarea dengan

    cara klasik, sedangkan kerugiannya yaitu perdarahan yang banyak dan

    keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi.

    2. Seksio Sesarea EkstraperitonealisSeksio sesarea ekstraperitonealis yaitu seksio sesarea berulang pada seorang

    pasien yang pernah melakukan seksio sesarea sebelumnya. Biasanya dilakukan di

    atas bekas luka yang lama. Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan

    fasia abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan

    segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum.

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    3/17

    Pada saat ini pembedahan ini tidak banyak dilakukan lagi untuk mengurangi

    bahaya infeksi puerperal.

    B. Pengertian lukaLuka adalah gangguan dari kondisi normal pada kulit. Luka adalah kerusakan

    kontinuitas kulit, mukosa, membran dan tulang atau anggota tubuh lain.3

    Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :

    1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

    2. Respon stress simpatis

    3. Perdarahan dan pembekuan darah

    4. Kontaminasi bakteri

    5. Kematian sel

    a. Jenis-jenis luka

    Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu

    dan menunjukkan derajat luka.3,4

    1. Berdasarkan tingkat kontaminasia. Clean wounds (luka bersih), yaitu luka bedah terinfeksi yang mana tidak

    terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernapasan,

    pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi

    b. Clean-contamined wounds (luka bersih terkontaminasi), merupakan lukapembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau

    perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi.

    c. Contamined wounds (luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh,luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik

    aseptik atau kontaminasi dari saluran cernad. Dirty or infected wounds (luka kotor atau infeksi), yaitu terdpat

    mikroorganisme pada luka

    2. Berdasarkan kedalaman dan luas lukaa. Stadium I : luka superfisial non-blanching erithema, yaitu luka yang

    terjadi pada lapisan epidermis kulit

    b. Stadium II : luka partiall thickness,yaitu hilangnya lapisan kulit padalapisan epidermis dan bagian atas dari dermis

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    4/17

    c. Stadum III : luka full thickness yaitu hilangnya kulit keseluruhanmeliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas

    sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya.

    d. Stadium IV : luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot,tendon dan tulang dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas

    3. Berdasarkan waktu penyembuhan lukaa. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep

    penyembuhan yang telah disepakati

    b. Luka kronis : yaitu, luka yang mengalami kegagalan dalam prosespeyembuhannya, dapat karena faktor eksogen dan endogen

    4. Berdasarkan penyebabnyaa. Luka mekanik : luka yang disebabkan oleh benda tajam dan benda tumpul

    b. Luka nonmekanik : terdiri atas luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atauserangan listrik

    5. Berdasarkan sifat kejadiana. Luka disengaja :luka terkena radiasi atau bedah

    b. Luka tidak disengaja (truma) : dibagi menjadi luka terbuka (terjadirobekan) dan luka tertutup (tidak terjadi robekan)

    C. Proses Penyembuhan LukaTubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan

    memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan

    sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses

    penyembuhan. Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun

    beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan.

    Sebagai contoh, melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga

    kebersihan membantu untuk meningkatkan penyembuhanjaringan.3

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    5/17

    1. Prinsip Penyembuhan LukaAda beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor (1997) yaitu:

    Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi olehluasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang.

    Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga. Respon tubuh secara sistemik pada traum. Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka. Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama

    untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme.

    Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asingtubuh termasuk bakteri

    2. Proses Penyembuhan LukaPenyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena

    berbagai kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi berkesinambungan.

    Penggabungan respon vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia

    sebagai substansi mediator didaerah luka merupakan komponen yang saling

    terkait pada proses penyembuhan luka. Besarnya perbedaan mengenai penelitian

    dasar mekanisme penyembuhan luka dan aplikasi klinik saat ini telah dapat

    diperkecil dengan pemahamam dan penelitian yang berhubungan dengan proses

    penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang telah berhasil

    memberikan kesembuhan. 5

    Penyembuhan luka melibatkan integrasi proses fisiologis. Sifat

    penyembuhan pada semua luka sama, dengan variasinya bergantung pada lokasi,

    keparahan, dan luasnya cedera. Kemampuan sel dan jaringan melakukan

    regenerasi atau kembali ke struktur normal melalui pertumbuhan sel juga

    mempengaruhi penyembuhan luka. Sel hati, tubulus ginjal dan neuron pada

    sistem saraf pusat mengalami regenerasi yang lambat atau tidak bergenerasi

    sama sekali.3,5

    Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan

    proses peradangan yang dikarakteristikan dengan lima tanda utama : bengkak

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    6/17

    (swealling), kemerahan ( redness ), panas ( heat ), nyeri (pain ), dan kerusakan

    fungsi ( impaired function ). Proses penyembuhan mencakup beberapa fase:3,6

    1. Fase inflamasiFase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat

    perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah

    menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel

    mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada

    awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet

    yang berfungsi sebagai homeostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang

    terbuka ( clot ) dan juga mengeluarkan substansi vasokonstriksi yang

    mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi

    penempelan endotel yang akan mentup pembuluh darah. Periode ini berlangsun

    g 5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi

    saraf sensori (lokal sensory nerve ending ), local reflex action dan adanya

    substansi vasodilator ( histamine, bradikinin, serotonin, dan sitokinin ). Histamin

    juga menyebabkan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma keluar dari

    pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi oedema

    jaringan, dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis. Secara klinis fase

    inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit

    yang berlangsung sampai hari ke-3 atau ke-4.

    2. Fase ProliferatifProses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan

    menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat

    besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan

    menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama prosesreonstruksi jaringan. Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan),

    pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks

    jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari

    jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang

    (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic

    acid, fibronectin, dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun

    (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    7/17

    membentuk cikal bakal jaringan baru dan dengan dikeluarkannya substrat oleh

    fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga

    fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka . sejumlah sel dan

    pembuluh darah baru yang tertananm didalam jaringan baru tersebut disebut

    sebagai jaringan granulasi.

    Fase profileferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah

    terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth

    faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.

    3. Fase DestruktifFase destruktif merupakan fase pembersihan jaringan yang mati dan yang

    mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.

    Pembersihan terhadap jaringan mati yang mengalami devitalisasi dan bakteri

    oleh polimorf dan makrofag. Polimorf menelan dan menghancurkan bakteri.

    Tingkat aktivitas polimorf yang tinggi hidupnya singkat saja dan penyembuhan

    dapat berjalan terus tanpa keberadaan sel tersebut. Meski demikian,

    penyembuhan berhenti bila makrofag mengalami deaktivasi. Sel-sel tersebut

    tidak hanya mampu menghancurkan bakteri dan mengeluarkan jaringan yang

    mengalami divitalisasi serta fibrin yang berlebihan, tetapi juga mampu

    merangsang pembentukkan fibroblas, yang melakukan sintesa struktur protein

    kolagen dan menghasilkan sebuah faktor yang dapat merangsang angiogenesis

    (Fase III).

    4. Fase maturasiFase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai

    kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah : menyempurnakan

    terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat danbermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna

    kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan

    serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.

    Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke 10

    setelah perlukaan.

    Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara

    kolagen yang produksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    8/17

    terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi

    yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu

    terbuka.

    Luka dikatakan jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut

    mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas normal. Meskipun

    proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil

    yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu,

    lokasi serta luasnya luka.

    D. Tipe Penyembuhan LukaMenurut Moya, Marison (2003) proses penyembuhan luka akan melalui bebrapa

    intensi penyembuhan, antara lain : 4

    a. Penyembuhan melalui Intensi Pertama (Primary Intention)Luka terjadi dengan pengrusakan jaringan minimum, dibuat secra aseptik,

    penutupan terjadi dengan baik, jaringan granulasi tidak tampak, dan

    pembentuka jaringan parut minimal.

    b. Penyembuhan Melalui Intensi Kedua (Granulasi)Pada luka terjadi pembentukan pus atau tepi luka tidak saling merapat,

    proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama.

    c. Penyembuhan Intensi Ketiga (Secondary Suture)Terjadi pada luka yang dalam yang belum dapat dijahit atau terlepas dan

    kemudian dijahit kembali, dua permukaan granulasi yang berlawanan

    disambungkan sehingga akan membentuk jaringan parut yang lebih dalam

    dan luas.

    E. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Luka1) Usia

    Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua

    lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu

    sintesis dari faktor pembekuan darah.

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    9/17

    2) NutrisiPasien dengan status nutrisi kurang memerlukan waktu untuk memperbaiki

    status nutrisi mereka setelah pembedahan. Pasien yang obesitas mengalami

    penundaan penyembuhan karena suplai darah (oksigenasi) jaringan adiposa tidak

    adekuat. Pasien obesitas juga memiliki risiko tinggi terkena infeksi, seroma, dan

    dehisensi. Penyembuhan luka memerlukan berbagai nutrien. Pada dasarnya nutrien

    yang berguna ialah :

    Protein : deplesi protein dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Terjadipeningkatan kebutuhan akan protein saat terjadinya luka. Peningkatan

    kebutuhan tersebut diperlukan untuk proses inflamasi, imun, dan

    perkembangan jaringan granulasi. Protein utama yang disintesis selama

    fase penyembuhan luka adalah kolagen. Kekuatan kolagen menentukan

    kekuatan kulit luka seusai sembuh. Kekurangan intake protein prabedah,

    secara signifikan menunda penyembuhan luka pascabedah.

    Karbohidrat : selama fase hipermetabolik, kebutuhan akan karbohidratmeningkat. Segala aktifitas seluler dipengaruhi oleh ATP yang diperoleh

    dari glukosa (karbohidrat), sehingga penyediaan energi untuk respons

    inflamasi dapat berlangsung. Kekurangan karbohidrat dalam tubuh

    menyebabkan penghancuran protein untuk keperluan aktifitas seluler.

    Dengan kata lain, sedikitnya karbohidrat berpeluang membuat semakin

    sedikitnya protein.

    Lemak : lemak memiliki peran penting dalam struktur dan fungsimembran sel. Asam lemak esensial tidak bias disintesis oleh tubuh,

    sehingga harus didapatkan dari diet keseharian. Peran asam lemak

    esensial untuk penyembuhan luka masih belum begitu dimengerti, tetapi

    diketahui bahwa lemak berperan untuk sintesis sel baru.Kekurangan

    lemak tubuh dapat menunda penyembuhan luka. Omega-3

    polyunsaturated fatty acids (PUFAs) diketahui lebih bermanfaat

    ketimbang omega-6 PUFAs. Omega-3s merupakan anti-inflamasi yang

    berguna untuk penyembuhan luka, tetapi pemakaiannya dapat

    menghambat pembekuan darah, sehingga dinilai merugikan.

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    10/17

    Vitamin : vitamin B kompleks merupakan kofaktor sejumlah fungsimetabolik termasuk penyembuhan luka. Selain vitamin B, yang berperan

    dalam penyembuhan luka ialah vitamin K. Vitamin K merupakan

    kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam

    glutamat (glu) menjadi gamma-karboksiglutamat (gla). Gla disebut juga

    gla-protein. Gla protein dapat mengikat ion kalsium, yang mana kinerja

    ini merupakan langkah yang esensial untuk pembekuan darah. Ion

    kalsium berguna untuk mengaktifkan faktor pembekuan. Kekurangan

    vitamin K menyebabkan faktor pembekuan tidak aktif (darah tidak dapat

    menggumpal), sehingga menyebabkan perdarahan pada luka (operasi).

    Mineral : mineral yang diketahui bermanfaat untuk penyembuhan lukaialah besi dan seng. Besi berfungsi sebagai kofaktor pada sintesis

    kolagen, sehingga defisiensi besi membuat penyembuhan luka tertunda.

    Seng juga berperan dalam penyembuhan luka. Pembahasan mengenai

    seng ada pada sub-bab yang lain.

    3) OksigenasiOksigenasi jaringan menurun pada seorang penderita anemia ataupun

    gangguan pernapasan kronik (Penyakit paru obstruktif kronik, misalnya). Keadaan

    semacam ini membuat ketersediaan oksigen untuk penyembuhan luka sedikit.

    4) DiabetesPada diabetes, terjadi defisiensi sekresi insulin (DM tipe 2). Insulin ialah

    polipeptida yang berfungsi meningkatkan ambilan glukosa oleh sel. Apabila insulin

    sedikit, maka ambilan glukosa oleh sel menjadi sedikit, sehingga energi bagi sel

    untuk beregenerasi makin sedikit. Hal inilah yang menyebabkan luka pada diabetesi

    sukar sembuh.5) Benda asing

    Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan

    terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari

    serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu

    cairan yang kental yang disebut dengan nanah (pus).

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    11/17

    6) IskemiaIskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah

    pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat

    dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu

    adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.

    7) ObatObat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik

    mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat

    seseorang rentan terhadap infeksi luka.

    Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuhterhadap cedera.

    Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri

    penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka

    pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

    F. Tujuan Perawatan Luka1. Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis2. Mencegah luka dari kontaminasi bakteri3. Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien4. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan

    membran mukosa

    5. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan6. Mempercepat penyembuhan7. Membersihkan luka dari benda asing atau debris8. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat9. Mencegah perdarahan10.Mencegah excoriasi kulit sekitar drain

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    12/17

    Bahan yang Digunakan dalam Perawatan Luka : 6

    1) Sodium Klorida 0,9 %Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh karena

    alas an ini tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal

    saline aman digunakan untuk kondisi apapun Sodium klorida atau natrium

    klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak

    mempengaruhi sel darah merah. Sodium klorida tersedia dalam beberapa

    konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. Ini adalah

    konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk alasan ini sodium klorida

    disebut juga normal saline. Merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh,tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga

    kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan

    serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah.

    2) Larutan povodine-iodineIodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang

    dikombinasi dengan bahan lain. Walaupun iodine bahan non metalik, iodine

    berwarna hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya

    larut sedikit di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam alkohol dan

    larutan sodium iodide encer. Iodide tinture dan solution keduanya aktif

    melawan spora tergantung konsentrasi dan waktu pelaksanaan. Larutan ini

    akan melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput

    lendir sehingga cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan

    negatif, spora, jamur, dan protozoa. Bahan ini agak iritan dan alergen serta

    meninggalkan residu. Studi menunjukan bahwa antiseptik seperti povodine

    iodine toxic terhadap sel. Iodine dengan konsentrasi > 3 % dapat memberi

    rasa panas pada kulit. Rasa terbakar akan nampak dengan iodine ketika

    daerah yang dirawat ditutup dengan balutan oklusif kulit dapat ternoda dan

    menyebabkan iritasi dan nyeri pada sisi luka.

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    13/17

    G. Perawatan Luka OperasiPerawatan luka operasi merupakan tindakan untuk merawat luka dan

    melakukan pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi silang (masuk melalui luka)

    dan mempercepat proses penyembuhan luka. 7

    Luka perlu ditutup dengan kasa steril, sehingga sisa darah dapat diserap oleh

    kasa. Dengan menutup luka itu kita mencegah terjadinya kontaminasi

    (masuknya kuman).6

    Langkah-langkah perawatan luka :

    1. Mencuci tangan sebelum melakukan perawatan luka2. Buka balutan luka dengan hati-hati3. Bersihkan luka dengan menggunakan larutan NaCl4. Olesi luka dengan obat anti septic : betadin5. Tutup luka dengan kasa steril6. Cuci tangan setelah merawat luka

    H. Perkembangan Perawatan LukaProfesional perawat percaya bahwa penyembuhan luka yang terbaik adalah

    dengan membuat lingkungan luka tetap kering. Perkembangan perawatan luka sejak

    tahun 1940 hingga tahun 1970, tiga peneliti telah memulai tentang perawatan luka.

    Hasilnya menunjukkan bahwa lingkungan yang lembab lebih baik daripada

    lingkungan kering. Winter (1962) mengatakan bahwa laju epitelisasi luka yang

    ditutup poly-etylen dua kali lebih cepat daripada luka yang dibiarkan kering. Hasil

    penelitian ini menyimpulkan bahwa migrasi epidermal pada luka superficial lebih

    cepat pada suasana lembab daripada kering, dan ini merangsang perkembangan

    balutan luka modern (Potter. P, 1998).

    4,8

    Perawatan luka lembab tidak meningkatkan infeksi. Pada kenyataannya tingkat

    infeksi pada semua jenis balutan le:mbab adalah 2,5 %, lebih baik dibanding 9 %

    pada balutan kering (Thompson. J, 2000). Rowel (1970) menunjukkan bahwa

    lingkungan lembab meningkatkan migrasi sel epitel ke pusat luka dan melapisinya

    sehingga luka lebih cepat sembuh. Konsep penyembuhan luka dengan teknik lembab

    ini merubah penatalaksanaan luka dan memberikan rangsangan bagi perkembangan

    balutan lembab (Potter. P, 1998).4,6

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    14/17

    Penggantian balutan dilakukan sesuai kebutuhan tidak hanya berdasarkan

    kebiasaan, melainkan disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe dan jenis luka.

    Penggunaan antiseptik hanya untuk yang memerlukan saja karena efek toksinnya

    terhadap sel sehat. Untuk membersihkan luka hanya memakai normal saline (Dewi,

    1999). Citotoxic agent seperti povidine iodine, asam asetat, seharusnya tidak secara

    sering digunakan untuk membersihkan luka karena dapat menghambat penyembuhan

    dan mencegah reepitelisasi.4,6

    Luka dengan sedikit debris dipermukaannya dapat dibersihkan dengan kassa

    yang dibasahi dengan sodium klorida dan tidak terlalu banyak manipulasi gerakan.

    (Walker. D, 1996) Tepi luka seharusnya bersih, berdekatan dengan lapisan sepanjang

    tepi luka. Tepi luka ditandai dengan kemerahan dan sedikit bengkak dan hilang kira-

    kira satu minggu. Kulit menjadi tertutup hingga normal dan tepi luka menyatu.

    Perawat dapat menduga tanda dari penyembuhan luka bedah insisi : 4,6

    1. Tidak ada perdarahan dan munculnya tepi bekuan di tepi luka.

    2. Tepi luka akan didekatkan dan dijepit oleh fibrin dalam bekuan selama satu

    atau beberapa jam setelah pembedahan ditutup.

    3. Inflamasi (kemerahan dan bengkak) pada tepi luka selama 13 hari.

    4. Penurunan inflamasi ketika bekuan mengecil. Luka dan Perawatannya

    5. Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka. Luka bertemu dan

    menutup selama 7 10 hari. Peningkatan inflamasi digabungkan dengan

    panas dan drainase mengindikasikan infeksi luka. Tepi luka tampak meradang

    dan bengkak.

    6. Pembentukan bekas luka.

    7. Pembentukan kollagen mulai 4 hari setelah perlukan dan berlanjut sampai 6

    bulan atau lebih.8. Pengecilan ukuran bekas luka lebih satu periode atau setahun. Peningkatan

    ukuran bekas luka menunjukkan pembentukan kelloid.

    Pemilihan Balutan Luka

    Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan

    yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam perawatan luka ini

    dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor G.D Winter

    pada tahun 1962 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature tentang keadaan

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    15/17

    lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Menurut Gitarja (2002), adapun

    alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain:9

    1. Mempercepat fibrinolisisFibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh

    netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.

    2. Mempercepat angiogenesisDalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih

    pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.

    3. Menurunkan resiko infeksiKejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan

    perawatan kering.

    4. Mempercepat pembentukan Growth factorGrowth factorberperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk

    stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih cepat

    terbentuk dalam lingkungan yang lembab.

    5. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit

    dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.

    I. Komplikasi Penyembuhan LukaKomplikasi penyembuhan luka meliputi infeksi, perdarahan, dehiscence dan

    eviscerasi. 4,8

    1. InfeksiInvasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan

    atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 7 harisetelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent,

    peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka,

    peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.

    2. PerdarahanPerdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada

    garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti

    drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    16/17

    di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama

    setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu. Jika perdarahan berlebihan terjadi,

    penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan

    dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan.

    3. Dehiscence dan EviscerasiDehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius.

    Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah

    keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan,

    kurang nutrisi,multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan,

    muntah, dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka.

    Dehiscence luka dapat terjadi 45 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas

    di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup

    dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan

    untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka.

  • 5/27/2018 HE-Perawatan Luka Post Op

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC2. Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta :Yayasan Bina

    Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    3. Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) & TimPerawatan Luka dan Stoma Rumah Sakit Dharmais. 2004,Perawatan Luka,

    Makalah Mandiri, Jakarta

    4. Walton,Robert L. 1990. Perawatan Luka dan Penderita Perlukaan Ganda,Alih bahasa. Sonny Samsudin, Cetakan I. Jakarta : EGC.

    5. Mansjoer.Arif, dkk. Eds.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Edisi III. Jakarta :Media Aesculapius FKUI.

    6. Morison, Moya. (2004).Manajemen Luka. Jakarta: EGC.7. Musrifasul Uliyah dan A.Aiz Alimun Hidayat . 2006. KDPK untuk

    Kebidanan. Surabaya: Salemba-Medika

    8. Ismail. (2011). Luka dan Perawatannya.http://blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Merawatluka.pdf di unduh tanggal

    29 November 2013

    9. Bobak, K. Jensen. 2005.Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC