6
HEAT STROKE Heat stroke disebabkan oleh kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh dan merupakan gabungan dari hiperpireksia (40,6’ C) dan gejala-gejala neurologis. Klien yang mengalami heat stroke harus dimasukkan ke unit perawatan intensive (ICU). Kematian dapat terjadi karena komplikai gagal jantung, gagal hati, koagulasi intravaskuler diseminasi. Heat stroke adalah keadaan darurat medis. Pasien tidak lagi mampu menghilangkan panas karena kegagalan mekanisme termoregulasi sentral. Tingkat Morbiditas yang tinggi. Ada sejarah tenaga ekstrem dalam lingkungan yang panas, kurangnya acclimation, dan adanya faktor risiko seperti penggunaan phenothiazines atau gangguan SSP. Suhu tubuh inti lebih besar dari 106 o F (41 o C). Status mental pasien berkisar dari kebingungan sampai koma, kulit panas dan kering. Karena kehilangan cairan, pasien hypotensi dan takikardia. Perawatan termasuk stabilisasi pasien ABC bersama dengan pendinginan cepat. Terus menjadi kontroversi tentang metode mana yang terbaik.. Metode pendinginan adalah yang terbaik. B. ETIOLOGI

Heat Stroke

Embed Size (px)

DESCRIPTION

definisi heat stroke

Citation preview

Page 1: Heat Stroke

HEAT STROKE

Heat stroke disebabkan oleh kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh dan

merupakan gabungan dari hiperpireksia (40,6’ C) dan gejala-gejala neurologis. Klien yang

mengalami heat stroke harus dimasukkan ke unit perawatan intensive (ICU). Kematian dapat

terjadi karena komplikai gagal jantung, gagal hati, koagulasi intravaskuler diseminasi.

Heat stroke adalah keadaan darurat medis. Pasien tidak lagi mampu menghilangkan

panas karena kegagalan mekanisme termoregulasi sentral. Tingkat Morbiditas yang tinggi. Ada

sejarah tenaga ekstrem dalam lingkungan yang panas, kurangnya acclimation, dan adanya

faktor risiko seperti penggunaan phenothiazines atau gangguan SSP. Suhu tubuh inti lebih besar

dari 106 o F (41 o C). Status mental pasien berkisar dari kebingungan sampai koma, kulit panas

dan kering. Karena kehilangan cairan, pasien hypotensi dan takikardia. Perawatan termasuk

stabilisasi pasien ABC bersama dengan pendinginan cepat. Terus menjadi kontroversi tentang

metode mana yang terbaik.. Metode pendinginan adalah yang terbaik.

B. ETIOLOGI

Penyebabnya adalah deplesi volume dan elektrolit. Gabungan dari hiperpireksia dan gejala-

gejala neurologis heat stroke disebabkan kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh.

C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. px laboratorium menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit) dan hiponatremia

( jika deplesi natrium menjadi masalah primer).

2. EKG dapat menunjukkan disritmia tanpa buki-bukti infark

3. pada heat stroke, analisa gas darah arteri menunjukkan asidosis metabolic.

Page 2: Heat Stroke

4. jika keadaan itu berkembang, tes laboratorium mencerminkan gagal jantung dan komplikasi

lainnya.

D. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian

a. Pengkajian Primer

1) Suhu tubuh lebih besar dari 106 o F (41 o C).

2) Status mental berkisar kebingungan - koma

3) -kulit tampak kemerahan, kepanasan. Tahap awal heatstroke adalah kulit kering karena

tubuh kehilangan kemampuan berkeringat.

4) Hipotensi

5) Airway

6) Breathing

7) Circulation

Takikardia

b. Pengkajian Sekunder

1) Riwayat penyakit sebelumnya

2) Pemeriksaan fisik

a) Aktivitas dan istirahatnya

b) Eliminasi

c) Sensori neural

Page 3: Heat Stroke

d) Nyeri/kenyamanan

e) Keamanan

c. Psikososial

Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk

menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalam keluarga

dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam

keluarga ataupun dalam masyarakat.

d. Spesifik dan kronis

1) Spesifik yaitu Suhu tubuh berkisar 106 o F (41 o C), kulit panas dan kering.

2) Kronis,komplikasi stroke panas adalah Disminata Intravaskuler Coagulasi (DIC).

E. DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. hiperpireksi b.d mekanisme pengaturan panas tubuh.

Ditandai dgn :

DS : klien mengatakan panas dan tidak berkeringat.

DO : suhu tubuh meningkat, tidak berkeringat, kulit kering.

Intervensi.

Tujuan : suhu tubuh menurun

- Lakukan pendinginan tubuh dengan selimut hipotermia dan tanggalkan pakaian klien

- Pantau dan catat suhu tubuh secara kontinyu selama proses pendinginan.

- Jika suhu tubuh tidak dapat turun, Lakukan pendinginan inti (lavage saline) pada

lambung, hentikan pendinginan aktif jika suhu tubuh mencapai 39”C

- Beri diazepam jika menggigil hebat

Page 4: Heat Stroke

- Pantau irama jantung dan TTv tiap 15 menit hingga stabil

- Lakukan pemasangan CVP.

2. ketidakefektifan perfusi jaringan (cerebral, kardiopulnonal, ginjal dan system pencernaan)

b.d. gangguan metabolism.

Ditandai dengan :

DS : klien mengatakan mual, kejang dan tidak sadar

DO : mula, kejang, koma, perubahan TTV, takikardi, apnea, pupil dalam, dilatasi

Intervensi

Tujuan : perfusi jaringan adekuat.

- Berikan O2 dengan menggunakan rebreathing mask (100%) atau intubasi sesuai indikasi.

- Berikan cairan IV dengan RL atau normal saline

- Berikan kalium untuk koreksi hypokalemia dan natrium bikarbonat untuk koreksi

asidosis metabolic.

- Pantau EKG

- Ukur balance cairan tiap 1 jam

- Pantau adanya kejang.

- Berikan diuretic untuk meningkatkan diuresis.

3. risiko trauma b.d penurunan tingkat kesadaran dan kejang

Ditandai dengan

DS : Keluarga mengatakan klien tidak sadar atau kejang.

DO : penurunan kesadran, delirium, koma, pupil dalam, dilatasi, kejang.

Intervensi

Tujuan : meminimalkan trauma

- Pasang pagar tempat tidur

- Jangan meninggalkan klien seorang diri

- Pantau adanya kejang

- Lakukan px GCS tiap 30 menit

Page 5: Heat Stroke

- Pantau adanya perubahan tingkat kesadaran