Upload
lipraa
View
53
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lapkas
Citation preview
HEMATOTHORAKSHEMATOTHORAKS
Melti Endrasari TandiMelti Endrasari Tandi
BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
TRAUMA THORAKS
Dapat dijumpai kelainan dari luar ke dalam
Dinding dada rongga pleura parenkim paru mediastinum
Pikirkan kemungkinan terjadinya cedera :• Kardiovaskular• Abdomen
Garis pembagi dinding dadaGaris pembagi dinding dada
Penyebab Trauma Thoraks
Kecelakaan lalu lintasAngka kematian 10-15 %, kalau ada trauma lain 25 %30% dari penderita trauma yang meninggal sebelum sampai ke RS adalah trauma thoraksPenyebab kematian dini :
Tension PneumotoraksObstruksi jalan nafasPerdarahan
Diagnosa Trauma ThoraksSesak nafas – sianosis : mendadak dan progresif : Tension PneumotoraksKesakitanGerakan paradoksal : Flail chest gangguan respiratorik yang progresifAnemia – syok hipovolemi hematothoraksApa ada keluar masuk udara (sucking wound) :
In & outIn(-) tembus atau tidak
TIDAK PERLU EKSPLORASi : karena tidak ada hubungan dengan indikasi torakotomi
OK ! : Eksplorasi untuk menghentikan perdarahan
Hanya sebagian kecil trauma toraksHanya sebagian kecil trauma toraks memerlukanmemerlukan tindakan operatif tindakan operatif Th ThorakotomiorakotomiConservative treatment : 59,02 %Chest Tube Insertion : 36,83 %Explorative Thoracotomy: 4,15 %
Tindakan elementerTindakan elementer :Membebaskan, menjamin kelancaran jalan nafasMemasang infus / IV – lineMengurangi atau menghilangkan nyeriMemantau keadaan penderitaMembuat X-Foto Toraks
Hematothoraks
• Adanya darah di dalam rongga pleura• Causa : - trauma tumpul
- trauma tajam• Darah ?
– Laserasi paru– Laserasi A. Intercostal– Laserasi A. Mamaria Interna
Minimal / ringan : < 300 cc konservatif – aspirasi
Sedang / moderate : 300 – 1000 cc pasang WSD
Berat / massive / severe : > 1000 cc siapkan torakotomi
DASAR DIAGNOSA :
ANAMNESA :– Riwayat Trauma– Sesak nafas– Nyeri dada
PF KU :– Sesak nafas (+) (RR ↑↑, retraksi intercostal)– nafas cuping hidung– Sianosis
• I : - Hemithoraks dextra ≠ hemitoraks sinistra
- Jejas (+)• P : - SF dextra ≠ SF sinistra
- Nyeri tekan pada hemitoraks yang tekena• P : - Redup (hemitoraks yang terkena )• A : SD = Vesikuler ↓ (-)
(Hemitoraks yang terkena)
• PRIMARY SURVEY– A = dbn– B = hematothoraks– C = - Nadi Cepat >>
- Tensi Turun– D = Alert– Tindakan :
Resusitasi cairanTranfusi darahPasang WSD
• SECONDARY SURVEY– Anamnesa– Head to Toe Examination
Water Seal Drainage
• Pasien dalam keadaan posisi ½ duduk
• Desinfeksi dan penutupan lap. Operasi dipersempit dengan duk steril
• Anestesi pada anterior linea mid axillaris sinistra diatas costae VI dextra dgn lidocain 2% secara infiltrasi pada daerah kulit sampai pleura parietal
• Insisi ± 2 cm sampai jaringan bawah kulit
• Jaringan bawah kulit dibebaskan sampai menembus pleura parietalis dengan klem bengkok
• Tube dimasukkan melalui track yang sudah dibuat ke arah kranioposterior
• Tube disambungkan ke NGT 18 dan dihubungkan dengan botol
• Keluar darah ± 200 cc, undulasi (+), buble(-). Darah inisial dibuang.
• Drain difiksasi dengan matras horizontal air tight dengan simpul hidup
• Operasi selesai
Pemasangan Botol DrainagePemasangan Botol Drainage
Flail Chest• Fraktur iga segmental lebih dari 2 iga yang
berurutan menyebabkan ketidakmampuan dinding dada menjalankan nafas yang normal (gerakan (gerakan paradoks)paradoks)
Setiap Pemasangan WSD harus ada laporan :
• Initial bubble : (+) pneumotoraks• Undulasi : (+) patensi baik• Expiratory bubble : (+) ada robekan pleura
visceralis• Initial bleeding
Jadi setelah untuk drainase prinsip utama pemasangan WSD adalah untuk monitorpemasangan WSD adalah untuk monitor
Jadi pada hematotoraks indikasi totakotomi tergantung pada monitor WSD, bukan
pada keadaan klinis
!!! Cedera toraks merupakan keadaan yang memerlukan tepat dan diagnostik cepat
DO NOT MEMORIZE BUT UNDERSTAND
Emfisiema subkutis emfisiema intertisial yang ditandai dengan adanya udara dalam jaringan subkutan
Emfisema subkutis dapat disebabkan oleh cedera airway, parenkim paru, atau yang jarang yaitu cedera ledakan.
Emfisiema subkutis juga merupakan salah satu komplikasi yang sering ditemukan pada tindakan bedah thoraks dan kardiovaskuler
Keadaan yang tampak pada emfisiema subkutis adalah pembengkakan pada kulit yang jika dipalpasi teraba renyah
EMFISEMA SUBKUTIS
Pada gambaran radiologi akan tampak pengumpulan udara
pada permukaan kulit yang biasanya meliputi
sebagian besar dari tubuh
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien•Nama : Tn. JM•Usia : 72th•Alamat : Tondano•Pekerjaan : Petani•Status Kawin : Menikah•Pendidikan : Tamat SD•Suku : Minahasa•Agama : Kristen Protestan•MRS : 11 Mei 2015
Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri dada disertai sesak
Pasien mengeluh nyeri dada disertai dengan sesak akibat terjatuh ± 7 Jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya penderita sedang memanjat pohon kayu dengan menggunakan tangga, penderita kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari ketinggian ± 13 meter mengenai dahan lalu kemudian membentur tanah. Riwayat muntah (-), penderita kemudian dibawa ke RS Bethesda Tomohon dan dirujuk ke RS Prof. Kandou Manado dengan infus dan WSD terpasang.
A : - M : IVFD RL P: - L: 8 Jam SMRS E: Dada
Pemeriksaan Fisik
Kepala : CA (-), Pupil bulat isokor, RC +/+
Leher : NT (-) , Jejas (-)
Thoraks : Ins gerak nafas ka < ki
Aus SN ka < ki
Palp SF ka < ki
Per ka : redup , ki : sonor
regio hemithoraks dextra ICS V,ant linea mid axilaris terpasang WSD (Undulasi + , buble -)
Abdomen : Ins datar
Aus BU (+)
Palp lemas
Per Timpani
Ext superior : regio manus dextra terdapat luka lecet ukuran 1x1 cm
Ext inferior : TAK
Pemeriksaan Penunjang
Lab 12/5/2015• WBC : 16.310 [103/uL]• RBC : 4.37 [106/uL]• HGB : 14.0 [g/dl]• HCT : 41.0 [%]• MCV : 88.1 [fL]• MCH: 32.0 [pg]• MCHC : 34.1 [g/dL]• MCV : 94.0 [fL]• PLT : 182 [103/uL]• SGOT : 42.0 U/I• SGPT : 22.0 U/I• Ur 27• Cr 0.9• K: 4.13 mmol/l• Cl: 102.1 mmol/l• Na: 133.0 mmol/l
Lab 23/5/2015• Leu : 13950• Eri : 3.99• Hb : 12.7• Ht : 37.1• Trombo : 525• SGOT : 32• SGPT 21• Alb : 2.83• Ur : 25• Cr : 0.8• GDS : 136• Na : 135• K : 3.54• Cl : 98.6
Emfisema subkutis
Diagnosa
Hematothoraks Dextra + close fracture costae VII – XI Posterior Dextra + emfisema subkutis
Tata Laksana
• IVFD RL 20 gtt/m
• Inj. Ceftriaxon 2x1 gram (skin test)
• Inj. Ketorolac 3x1 amp iv
• Inj. Ranitidin 2x1 amp iv
• Duragesic patch
• Rawat luka
• Observasi WSD
• Pasang urin kateter.
Follow upTanggal Subjective Objective Assesment Planning
12/5/15 Nyeri dada + sesak
GCS: E4M6V5
TD 120/80 mmHg
N: 97x/menit
RR : 32x/menit
Thorax :
Terpasang chest tube (+) WSD : ± 600 cc, undulasi (+), buble (-), luka terawat
Asimetris (dada kanan tertinggal)
Suara nafas kanan menjauh. Vesikuler (-/ +) , ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Abdomen :
BU(+)N.
Produksi urine < 600 cc/kgbb
Hematothoraks dextra + close fraktur costae VII - XI posterior dextra + emfisema subkutis
pemasangan WSD hari ke I
O2 via nasal canul
2~4 lpm
IVFD RL 20 gtt/m.
Cefriaxone 2x 1 gr (iv)
Ketorolac 3x1 amp iv
Ranitidine 2x1 amp iv
Duragesic patch
Monitor VS
Monitor Produksi urin+WSD.
15/5/15 Sesak berkurang, Emfisema berkurang
GCS: E4V5M6
TD: 130/80 mmHg
N: 94x/menit
R: 24x/m
Terpasang chest tube (+) WSD : ± 300cc hemoragik, undulasi (+), buble (-), luka terawat
Hematothoraks dextra + fr. Coste VII-IX posterior dextra + emfisema Subkutis
Pemasangan WSD hari ke IV
IVFD RL
Inj. Ranitidin 2x1 (iv)
Inj. Ketorolac 3x1 amp iv
Inj. Ceftriaxone 2x 1 gr (iv)
Duragesic patch/3 hari
Rawat luka & botol WSD
R/ Continous suction (Menolak)
16/5/15 Sesak berkurang, Emfisema berkurang
GCS: E4V5M6
TD 120/80 mmHg
N: 96x/menit
R: 24x/m
Terpasang chest tube (+) WSD : ± 100cc serous, undulasi (+), buble (-), luka terawat
Hematothoraks dextra + fr. Coste VII-IX posterior dextra + emfisema Subkutis
Pemasangan WSD hari ke V
IVFD RL
Inj. Ranitidin 2x1 (iv)
Inj. Ketorolac 3x1 amp iv
Inj. Ceftriaxone 2x 1 gr (iv)
Duragesic patch/3 hari
Rawat luka & botol WSD
19/5/15 Sesak + nyeri berkurang
GCS: E4V5M6
TD 110/70 mmHg
N: 96x/menit
R: 22x/m
Terpasang chest tube (+) WSD : ± 50cc serous, undulasi (+), buble (-), luka terawat, Emfisema subkutis berkurang
Hematothoraks dextra + fr. Coste VII-IX posterior dextra + emfisema Subkutis
Pemasangan WSD hari ke VII
IVFD RL
Inj. Ranitidin 2x1 (iv)
Inj. Ketorolac 3x1 amp iv
Inj. Ceftriaxone 2x 1 gr (iv)
Duragesic patch/3 hari
Rawat luka & botol WSD
Bladder training
Aff NGT
Diet bebas
20/5/15
IVFD RL
Inj. Ranitidin 2x1 (iv)
Inj. Ketorolac 3x1 amp iv
Inj. Ceftriaxone 2x 1 gr (iv)
Duragesic patch/3 hari
Rawat luka & botol WSD
Bladder training
Diet bebas
24/5/15 Nyeri (+) Regio hemithoraks dextra :luka terawat
I : simetris ki=ka
Palp : SF ki=ka
Aus : SN Vesikuler ki=ka
Per : Kanan redup, kiri sonor
Hematothoraks dextra + fr. Coste VII-IX posterior dextra + emfisema Subkutis
Cefixime 2x100gr
As. Mefenamat 3x500 gr
Rawat luka
Duragesic patch
Konsul rehab medik
R/ Clipping costae (Menolak)
26/5/15 Sesak (-) Region hemithoraks dextra :luka terawatt
I : simetris ki=ka
Palp : SF ki=ka
Aus : SN Vesikuler ki=ka
Per : Kanan redup, kiri sonor
Hematothoraks dextra + fr. Coste VII-IX posterior dextra + emfisema Subkutis + hipoalbumin
Cefixime 2x100gr
As. Mefenamat 3x500 gr
Rawat luka
Vip albumin 3x2 caps
Pulang paksa
Prognosis
Prognosis berdasarkan pada penyebab dari hematothoraks dan seberapa cepat penanganan diberikan
Pembahasan
• Penegakan diagnosa pada pasien ini meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, gambaran secara klinis serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.
• Berdasarkan patofisiologi terjadinya hematothoraks, dapat terjadi karena trauma tumpul dan trauma tajam pada dada. Pada pasien ini terjadi trauma tumpul dada yang diakibatkan karena terjatuh dari pohon dengan ketinggian ± 13 meter dan posisi jatuh punggung terlebih dahulu.
• Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis hematothoraks antara lain chest xray, pada chest xray didapatkan gambaran radioopaque, air fluid level pada rongga pleura sisi yang terkena dan adanya mediastinum shift.
• Pada pasien ini didapatkan gambaran radioopaque pada paru dextra, air fluid level serta mediatinum shift.
• Pemeriksaan darah lengkap pada pasien hematothoraks menunjukkan kadar Leukosit dan trombosit yang meningkat merupakan tanda-tanda infeksi dan juga trombosit yang merupakan faktor pembekuan darah tidak dapat berfungsi normal karena adanya penyumbatan dalam pembuluh darah. Sedangkan pada Hb masih diambang batas normal. Pada pemeriksaan darah pada pasien ini didapatkan kadar albumin 2.83 [g/dL] karena tubuh tidak cukup mampu untuk menyerap protein dalam tubuh.
• Emfisema subkutis merupakan komplikasi tersering dari pemasangan chest tube dan juga cedera thoraks terjadi pada pasien sebelum dirujuk ke RSUP Prof Kandou namun setelah dirawat lambat laun menjadi berkurang. Hal ini tidak berbahaya namun dapat menimbulkan masalah kosmetik pada penderita.
•Prinsip penatalaksanaan hematothoraks adalah stabilisasi hemodinamik pasien, menghentikan sumber perdarahan dan mengeluarkan darah serta udara dari rongga pleura. Langkah pertama stabilisasi hemodinamik adalah dengan melakukan resusitasi yaitu dengan pemberian oksigenasi, rehidrasi cairan, transfusi darah serta dapat dilanjutkan dengan pemberian analgesik serta antibiotik.
TERIMA KASIH