Upload
joebartershake
View
174
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hematuria
Citation preview
TUGAS KHUSUS
“HEMATURIA”
I Putu Juniartha W. 081 071 0055
Definisi Hematuria
Hematuria adalah didapatkannnya sel darah merah di dalam urine (Basuki, 2011).
Hematuria juga didefinisikan sebagai adanya sel darah merah lebih dari 5 high power field (hpf)
pada sedimen urin (Mazhari et al). Adanya darah dalam urin dapat merupakan tanda penting
adanya penyakit pada saluran kemih. Hematuria dapat diklasifikasikan menjadi hematuria gross
yaitu hematuria yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau hematuria mikroskopik yaitu
hematuria yang terlihat hanya dengan bantuan mikroskop (AUA Foundation).
Secara visual, terdapatnya sel darah merah di dalam urine dibedakan dalam dua
keadaan, yaitu hematuria makroskopik dan mikroskopik. Hematuria makroskopik adalah
hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah dan
hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai
urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan lebih dari dua sel
darah merah per lapangan pandang (Basuki, 2011).
Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa
karena dapat menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat
menyumbat aliran urine, eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hypovolemic/ anemi, dan
menimbulkan urosepsis (Basuki, 2011).
Hal ini perlu dibedakan dengan bloody urethral discharge atau perdarahan per uretram,
yaitu keluar darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, di mana keadaan ini
sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra. Hematuria juga perlu dibedakan dengan
pseudo/ false hematuria yaitu urine yang berwarna merah atau kecoklatan yang bukan
disebabkan sel darah merah, melainkan oleh zat lain yang mewarnai urine, misalnya pada
keadaan hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis
makan/ minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh – tumbuhan yang berwarna merah,
atau setelah mengonsumsi beberapa obat – obatan tertentu, antara lain: fenotiazina, piridium,
porfirin, rifampisin, dan fenolftalein (Basuki, 2011).
Oleh karena itu dalam setiap menghadapi kasus hematuria seorang dokter harus lebih
waspada terhadap kemungkinan adanya penyakit yang paling berat, yaitu keganasan saluran
kemih terutama hematuria yang tidak disertai dengan nyeri (Basuki, 2011).
Etiologi Hematuria
Penyebab Hematuria yang berasal dari saluran kemih bagian atas antara lain:
1. Penyakit ginjal.
2. Koagulasi darah yang abnormal.
3. Sickle cell disease.
4. Infeksi.
5. Batu ginjal.
6. Obstruksi, blockade, maupun perlukaan pada ginjal atau ureter.
7. Keganasan pada ginjal atau ureter.
8. Penyakit pada pembuluh darah renal.
Penyebab Hematuria yang berasal dari saluran kemih bagian bawah (kandung kemih, prostat,
dan uretra):
Adanya darah dalam urin dapat disertai dengan meningkatnya frekuensi berkemih,
ketidaknyamanan, atau rasa terbakar saat berkemih, meningkatnya urgency dalam berkemih,
atau adanya rasa tidak tuntas saat pengosongan kandung kemih. Penyebab hematuria paling
sering dari saluran kemih bagian bawah antara lain:
1. Inflamasi ( prostatitis, cystitis, urethritis).
2. Infeksi saluran kencing.
3. Batu kandung kemih.
4. Kanker kandung kemih.
5. Kanker urethra.
6. Kanker prostat.
7. Benign Prostate Hyperplasia.
8. Trauma atau perlukaan.
Sumber lain membagi penyebab dari Hematuria menjadi sebagai berikut:
Penyebab metabolik
Hiperkalsiuria
Hiperuricosuria
Penyebab vaskuler renal
Malformasi arteriovenous
Penyakit arteri renal: thrombosis, embolus, diseksi aneurism, hipertensi maligna
Thrombosis vena renalis
Penyebab renal dari hematuria
Vaskulitis
o Henoch Schonlein Purpura, periarteritis nodosa, Wegener granulomatosis
Penyakit Glomerular
o Poststreptococcal glomerulonephritis
o Post infeksi glomerulonephritis lain
o IgA nephropathy
o Lupus nephritis
o Mesangial proliferative glomerulonephritis
o Alport syndrome
o Thin basement membrane disease
o Nail – patella syndrome
o Fabry disease
o Tipe glomerulonephritis lain
Penyakit tubulointerstitial
o Polycystic kidney disease
o Nephrolithiasis
o Analgesic nephropathy
o Reflux nephropathy
o Tumor (primary renal cell, leukemic infiltrate, metastasis)
o Infeksi (pyelonephritis)
Massa pada renal (vaskuler, neoplastic, kongenital)
Penyakit saluran kemih
Infeksi atau kanker ureter, kandung kemih, prostat, urethra
Trauma yang mencederai sistem urogenitalia
Nephrolithiasis/ batu saluran kemih
Diagnosis Hematuria
Pada anamenesis pasien Hematuria dapat ditanyakan:
Kapan darah muncul pada saat proses miksi?
o Hematuria yang muncul pada awal mula miksi menunjukkan adanya masalah di
urethra distal dari diafragma urogenital, hematuria selama miksi menunjukkan
adanya gangguan pada saluran kemih bagian atas maupun kandung kemih
bagian atas, sedangkan hematuria pada akhir miksi menunjukkan adanya
masalah di leher kandung kemih atau uretra pars prostata.
o Pada wanita dengan hematuria, penting untuk menanyakan apakah wanita
tersebut sedang menstruasi saat dilakukan evaluasi sehingga menghindari
kontaminasi spesimen.
Apakah pasien manjadi lebih sering kencing dan menjadi lebih sakit?
o Peningkatan frekuensi dan dysuria pada pasien dengan hematuria dapat
mengarah kepada adanya infeksi atau keganasan uroepithelial, sedangkan nyeri
kolik menunjukkan adanya batu pada saluran kemih.
Apakah pasien mengalami penurunan berat badan?
o Adanya penurunan berat badan, manifestasi ekstrarenal (berupa rash), arthritis,
arthralgia, atau gejala pulmoner menunjukkan adanya gangguan sistemik,
mungkin terjadi sindrom vaskulitis, keganasan, dan tuberculosis. Adanya sakit
tenggorokan dan infeksi kulit dapat terkait dengan poststreptococcal
glomerulonephritis.
Apakah pasien minum obat?
o Penggunaan analgetik berat maupun terus menerus dapat terkait dengan
analgesic nephropathy yang dapat terkait dengan hematuria dan papillary
necrosis. Penggunaan kontrasepsi oral dapat dikaitkan dengan loin – pain
hematuria syndrome. Selain itu perokok dan pasien dengan terapi siklofosfamid
juga mempunyai resiko lebih tinggi akan kanker kandung kemih.
Riwayat keluarga dan riwayat bepergian
o Adakah riwayat hematuria dalam anggota keluarga, riwayat sickle cell disease,
polycystic kidney disease, atau gangguan ginjal lainnya, serta adakah riwayat
bepergian ke daerah endemis malaria.
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang harus diperhatikan pada pasien dengan hematuria:
Kultur urin, untuk mengonfirmasi adanya infeksi bakteri.
BUN, creatinin, untuk mengetahui apakah terjadi insufisiensi renal.
Urinalysis mikroskopis dari spesimen yang masih baru, di mana pyuria menunjukkan
adanya infeksi atau inflamasi, RBC menunjukkan adanya Glomerulonephritis, dan RBC
dismorphic pada mikroskop fase kontras menunjukkan adanya sumber renal.
Proteinuria, jika protein urin celup > 1+, lakukan pemeriksaan urin 24 jam. Untuk
proteinuria substansial, lakukan IVP untuk memastikan penyebabnya dari renal. Jika IVP
negatif kemungkinan adalah glomerulonephritis.
Dalam mencari penyebab hematuria, perlu digali data yang terjadi pada saat episode
hematuria, antara lain (Basuki, 2011):
Bagaimana warna urine yang keluar?
Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan darah?
Di bagian manakah pada saat miksi urine berwarna merah?
Apakah diikuti dengan perasaan sakit?
Porsi Hematuria pada saat miksi (Basuki, 2011):
Inisial Total Terminal
Terjadi pada Awal miksi Seluruh proses miksi Akhir miksi
Tempat kelainan Uretra Buli – buli, ureter,
atau ginjal
Leher buli - buli
Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebgai pedoman untuk memperkirakan
lokasi penyakit primernya, yaitu porsi hematuria (warna merah yang dilihat saat berkemih)
terjadi pada saat awal miksi (hematuria inisial), seluruh proses miksi (hematuria total), atau
akhir miksi (hematuria terminal). Dengan memperhatikan porsi hematuria yang keluar dapat
diperkirakan asal perdarahan. Kualitas warna urine juga dapat menolong menentukan
penyebab hematuria. Darh baru yang berasal dari buli – buli, prostat, dan uretra berwarna
merah segar sedangkan darah lama atau yang berasal dari glomerulus berwarna lebih coklat
dengan bentuk seperti cacing (vermiform). Nyeri yang menyertai hematuria dapat berasal dari
nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik atau gejala iritasi dari saluran kemih bagian
bawah berupa dysuria atau stranguria (Basuki, 2011).
Alur Workup Hematuria
Beberapa metode diagnostik lebih lanjut dapat dilakukan untuk pasien hematuria
dengan mempertimbangkan dugaan penyebab hematuria, riwayat penyakit, dan analisis
laboratoris.
1. Intravenous Pyelography, merupakan metode yang banyak digunakan untuk evaluasi
saluran kemih dan menggambarkan struktur collecting secara lebih detail. Metode ini
mempunyai keuntungan yaitu biaya yang tidak mahal dan mempunyai teknik yang
terstandardisasi. Metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu rendahnya sensitivitas
dalam mendeteksi massa yang lebih kecil dari 3 cm, mempunyai fungsi yang terbatas
dalam mengevaluasi kandung kemih dan uretra, serta harus menggunakan kontras yang
mempunyai resiko nefrotoksik. Jika pasien dengan isolated hematuria menunjukkan
hasil negative, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah cystoscopy.
2. Ultrasonografi, merupakan metode yang paling baik untuk mengonfirmasi dan
mengkarakterisasi kista dan aman karena tidak menggunakan kontras, namun USG
terbatas dalam akurasi deteksi lesi solid dengan diameter kurang dari 3 cm serta
terbatas dalam mengevaluasi uroepithelium.
3. Computed Tomography, merupakan metode yang baik untuk mendeteksi adanya small
renal parenchymal masses , urolithiasis, dan juga abses renal dengan menggunakan
kontras. CT scan juga mempunyai keterbatasan dalam mendeteksi keganasan
uroepithelial.
4. Cytoscopy, merupakan metode yang dapat mengevaluasi seluruh mukosa dan
dilakukan pada pasien dengan isolated hematuria dengan umur 40 tahun ke atas
maupun pasien yang lebih muda dengan faktor resiko keganasan genitourinary.