7

Click here to load reader

HEMODIALISA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HEMODIALISA

HEMODIALISA (Pengertian, Perawatan dan Cara)

HEMODIALISAHemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkansisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium,hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeable sebagai pemisahdarah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi.

PERAWATAN HEMODIALISA1.PERAWATAN SEBELUM HEMODIALISIS (PRA HD)Persiapan mesin-Listrik-Air (sudah melalui pengolahan)-Saluran pembuangan-Dialisat (proportioning sistim, batch sistim)-Persiapan peralatan + obat-obatan-Dialyzer/ Ginjal buatan (GB)-AV Blood line-AV fistula/abocath-Infuse set-Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin-Heparin inj-Xylocain (anestesi local)-NaCl 0,90 %-Kain kasa/ Gaas steril-Duk steril-Sarung tangan steril-Bak kecil steril-Mangkuk kecil steril-Klem-Plester-Desinfektan (alcohol + bethadine)-Gelas ukur (mat kan)-Timbangan BB-Formulir hemodialisis-Sirkulasi darah-Cuci tanganLetakkan GB pada holder, dengan posisi merah diatasHubungkan ujung putih pada ABL dengan GB ujung merahHubungkan ujung putih VBL dengan GB ujung biru, ujung biru VBL dihubungkan dengan alat penampung/ mat-kanLetakkan posisi GB terbalik, yaitu yang tanda merah dibawah, biru diatasGantungkan NaCl 0,9 % (2-3 kolf)Pasang infus set pada kolf NaClHubungkan ujung infus set dengan ujung merah ABL atau tempat khususTutup semua klem yang ada pada slang ABL, VBL, (untuk hubungan tekanan arteri, tekanan vena, pemberian obat-obatan)Buka klem ujung dari ABL, VBL dan infus setJalankan Qb dengan kecepatan kurang lebih 100 ml/m

Page 2: HEMODIALISA

Udara yang ada dalam GB harus hilang (sampai bebeas udara) dengan cara menekan-nekan VBLAir trap/Bubble trap diisi 2/3-3/4 bagianSetiap kolf NaCl sesudah/ hendak mengganti kolf baru Qb dimatikanSetelah udara dalam GB habis, hubungkan ujung ABL dengan ujung VBL, klem tetap dilepasMasukkan heparin dalam sirkulasi darah sebanyak 1500-2000 UGanti kolf NaCl dengan yang baru yang telah diberi heparin 500 U dan klem infus dibukaJalankan sirkulasi darah + soaking (melembabkan GB) selama 10-15 menit sebelu dihubungkan dengan sirkulasi sistemik (pasien)CATATAN !!!!PERSIAPAN SIRKULASIRinsing/Membilas GB + VBL + ABLPriming/ mengisi GB + VBL + ABLSoaking/ melembabkan GB.Volume priming : darah yang berada dalam sirkulasi (ABL + GB + VBL )Cara menghitung volume priming :Σ NaCl yang dipakai membilas dikurangi jumlah NaCl yang ada didalam mat kan (gelas tampung/ ukur)Contoh :∑ NaCl yang dipakai membilas : 1000 cc∑ NaCl yang ada didalam mat kan : 750 ccJadi volume priming : 1000 cc – 750 cc = 250 ccCara melembabkan (soaking) GB Yaitu dengan menghubungkan GB dengan sirkulasi dialisatBila mempergunakan dialyzer reuse / pemakaian GB ulang :Buang formalin dari kompartemen darah dan kompartemen dialisatHubungkan dialyzer dengan selang dialisat Biarkan kurang lebih 15 menit pada posisi rinseTest formalin dengan tablet clinitest :Tampung cairan yang keluar dari dialyzer atau drainAmbil 10 tts (1/2 cc), masukkan ke dalam tabung gelas, masukkan 1cairan tablet clinitest ke dalam tabung gelas yang sudah berisi cairanLihat reaksi :Warna biru : – / negatifWarna hijau : + / positifWarna kuning : + / positifWarna coklat : +/ positifSelanjutnya mengisi GB sesuai dengan cara mengisi GB baruPersiapan pasien1.Persiapan mental2.Izin hemodialisis3.Persiapan fisik :Timbang BB, Posisi, Observasi KU (ukur TTV)

2.PERAWATAN SELAMA HEMODIALISIS (INTRA HD)

Pasien

Sarana hubungan sirkulasi/ akses sirkulasi :

Dengan internal A-V shunt/ fistula cimino

Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan & tangan

Teknik aseptic + antiseptic : bethadine + alcohol

Anestesi local (lidocain inj, procain inj)

Punksi vena (outlet). Dengan AV fistula no G.14 s/d G.16/ abocath, fiksasi, tutup dengan kasa steril

Berikan bolus heparin inj (dosis awal)

Punksi inlet (fistula), fiksasi, tutup dengan kassa steril

Dengan eksternal A-V shunt (Schibner)

Desinfektan

Klem kanula arteri & vena

Bolus heparin inj (dosis awal)

Tanpa 1 & 2 (femora dll)

Desinfektan

Anestesi local

Punksi outlet/ vena (salah satu vena yang besar, biasanya di lengan).

Bolus heparin inj (dosis awal)

Fiksasi, tutup kassa steril

Punksi inlet (vena/ arteri femoralis)

Raba arteri femoralis

Tekan arteri femoralis

0,5 – 1 cm ke arah medialVena femoralis

Anestesi lokal (infiltrasi anetesi)

Page 3: HEMODIALISA

Vena femoralis dipunksi setelah anestesi lokal 3-5 menit

Fiksasi

Tutup dengan kassa steril

Memulai hemodialisis

1.Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet

2.Ujung VBL line dihubungkan dengan punksi outlet

3.Semua klem dibuka, kecuali klem infus set

100 ml/m, sampai sirkulasi darah terisi darah semua.4.Jalankan pompa darah (blood pump) dengan Qb

5.Pompa darah (blood pump stop, sambungkan ujung dari VBL dengan punksi outlet

6.Fiksasi ABL & VBL (sehingga pasien tidak sulit untuk bergerak)

7.cairan priming diampung di gelas ukur dan jumlahnya dicatat (cairan dikeluarkan sesuai kebutuhan).

8.Jalankan pompa darah dengan Qb = 100 ml/m, setelah 15 menit bisa dinaikkan sampai 300 ml/m (dilihat dari keadaan pasien)

9.Hubungkan selang-selang untuk monitor : venous pressure, arteri pressure, hidupkan air/ blood leak detector

10.Pompa heparin dijalankan (dosis heparin sesuai keperluan). Heparin dilarutkan dengan NaCl

11.Ukur TD, Nadi setiap 1 jam. Bila keadaan pasien tidak baik/ lemah lakukan mengukur TD, N, lebih sering.

12.Isi formulir HD antara lain : Nama, Umur, BB, TD, S, N, P, Tipe GB, Cairan priming yang masuk, makan/minum, keluhan selama

HD, masalah selama HD.

CATATAN !!!!

1.Permulaan HD posisi dialyzer terbalik setelah dialyzer bebas udara posisi kembalikan ke posisi sebenarnya.

2.Pada waktu menghubungkan venous line dengan punksi outlet, udara harus diamankan lebih dulu

3.Semua sambungan dikencangkan

4.Tempat-tempat punksi harus harus sering dikontrol, untuk menghindari terjadi perdarahan dari tempat punksi.

Mesin

Memprogram mesin hemodialisis :

1.Qb : 200 – 300 ml/m

2.Qd : 300 – 500 ml/m

3.Temperatur : 36-400C

4.TMP. UFR

5.Heparinisasi

Tekanan (+) /venous pressure

Trans Membran Pressure / TMP Tekanan (-) / dialysate pressure

Tekanan (+) + tekanan (-)

Tekanan / pressure :

Arterial pressure / tekanan arteri : banyaknya darah yang keluar dari tubuh

Venous pressure / tekanan vena : lancar/ tidak darah yang masuk ke dalam.

Heparinisasi

Dosis heparin :

Dosis awal : 25 – 50 U/kg BB

Dosis selanjutnya (maintenance) = 500 – 1000 U/kg BB

Cara memberikan

Kontinus

Intermiten (biasa diberikan tiap 1 jam sampai 1 jam terakhir sebelum HD selesai)

Heparinisasi umum

Kontinus :

Dosis awal : ……. U

Dosis selanjutnya : …… U

Intermitten :

Dosis awal : …… U

Dosis selanjutnya : ……. U

Heparinisasi regional

Dosis awal : …… U

Dosis selanjutnya : ….. U

Page 4: HEMODIALISA

Protamin : …. U

Heparin : protamin = 100 U : 1 mg

Heparin & protamin dilarutkan dengan NaCl.

Heparin diberikan/ dipasang pada selang sebelum dializer.

Protamin diberikan/ dipasang pada selang sebelum masuk ke tubuh/ VBL.

Heparinisasi minimal

Syarat-syarat :

Dialyzer khusus (kalau ada).

Qb tinggi (250 – 300 ml/m)

Dosis heparin : 500 U (pada sirkulasi darah).

Bilas dengan NaCl setiap : ½ – 1 jam

Banyaknya NaCl yang masuk harus dihitung

Jumlahnya NaCl yang masuk harus dikeluarkan dari tubuh, bisa dimasukkan ke dalam program ultrafiltrasi

CATATAN

Dosis awal : diberikan pada waktu punksi : sirkulasi sistem

Dosis selanjutnya: diberikan dengan sirkulasi (maintenance) ekstra korporeal.

PENGAMATAN OBSERVASI, MONITOR SELAMA HEMODIALISA

1.PASIEN

KU pasien

TTV

Perdarahan

Tempat punksi inlet, outlet

Keluhan/ komplikasi hemodialisis

2.MESIN & PERALATAN

Qb

Qd

Temperature

Koduktiviti

Pressure/ tekanan : arterial, venous, dialysate, UFR

Air leak & Blood leak

Heparinisasi

Sirkulasi ekstra corporeal

Sambungan-sambungan

CATATAN :

Obat menaikkan TD ( tu. pend hipotensi berat) : Efedrin 1 ampul + 10 cc aquadest kmd disuntik 2 ml/IV

3.PERAWATAN SESUDAH HEMODIALISIS (POST HD)

Mengakhiri HD

-Persiapan alat :

-Kain kasa/ gaas steril

-Plester

-Verband gulung

-Alkohol/ bethadine

-Antibiotik powder (nebacetin/ cicatrin)

-Bantal pasir (1-1/2 keram) : pada punksi femoral

Cara bekerja

1.5 menit sebelum hemodialisis berakhir

Qb diturunkan sekitar 100cc/m

UFR = 0

2.Ukur TD, nadi

3.Blood pump stop

4.Ujung ABL diklem, jarum inlet dicabut , bekas punksi inlet ditekan dengan kassa steril yang diberi betadine.

5.Hubungkan ujung abl dengan infus set

Page 5: HEMODIALISA

50 – 100 cc) 100 ml/m (NaCl masuk : 6.Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan do dorong dengan nacl sambil qb dijalankan

7.Setelah darah masuk ke tubuh Blood pump stop, ujun VBL diklem.

8.Jarum outlet dicabut, bekas punksi inlet & outlet ditekan dengan kassa steril yang diberi bethadine

9.Bila perdarahan pada punksi sudah berhenti, bubuhi bekas punksi inlet & outlet dengan antibiotik powder, lalu tutup dengan kain

kassa/band aid lalu pasang verband.

10.Ukur TTV : TD. N, S, P

11.Timbang BB (kalau memungkinkan)

12.Isi formulir hemodialisis

CATATAN :

1.Cairan pendorong/ pembilas (NaCl) sesuai dengan kebutuhan , kalau perlu di dorong dengan udara ( harus hati-hati)

2.Penekanan bekas punksi dengan 3 jari sekitar 10 menit

3.Bekas punksi femoral lebih lama, setelah perdarahan berhenti, ditekan kembali dengan bantal pasir

4.Bekas punksi arteri penekanan harus tepat, lebih lama

5.Memakai teknik aseptik dan antiseptik

SCRIBNER

1.Pakai sarung tangan

2.Sebelum ABL & VBL dilepas dari kanula maka kanula arteri & kanula vena harus diklem lebih dulu

3.kanula arteri & vena dibilas dengan NaCl yang diberi 2500 U – 300 U heparin inj

4.Kedua sisi kanula dihubungkan kembali dengan konektor

5.Lepas klem pada kedua kanula

6.Fiksasi

7.Pasang balutan dengan sedikit kanula bisa dilihat dari luar, untuk mengetahui ada bekuan atau tidak.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HEMODIALISIS

Pada pasien yang baru pertama kali hemodialisis, jika kondisi pasien memungkinkan, pasien diorientasikan pada ruangan paviliun II

dan alat-alat yang ada. Selain itu pasien diberikan penjelasan ringkas tentang prosedur yang akan dijalankan, prinsip hemodialisis,

diet, pembatasan cairan, perawatan cimino, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama hemodialisis dan efek dari

hemodialisis.

Pada pre hemodialisis, kegiatan perawatan meliputi : menghidupkan mesin, meyediakan alat-alat, memasang alat pada mesin,

sirkulasi cairan NaCl pada mesin, mengawasi penimbangan berat badan pasien, mengukur suhu badan, mengukur tekanan darah

dan menghitung denyut nadi.

Pada tahap pemasangan alat dan selama pemasangan, kegiatannya meliputi : desinfeksi daerah penusukan, pemberian anestesi

lokal (kalau perlu), penusukan jarum, pemasukan heparin (bolus), selanjutnya menyambung jarum pada arteri blood line. Lalu

menekan tombol BFR, membuka klem venous dan arteri blood line, memprogram penurunan berat badan, waktu pelaksanaan,

venous pressure, kecepatan aliran heparin dan UFR. Kemudian menghubungkan heparin contnous ke sirkulasi, monitoring

pernafasan, makan dan minum, pengaturan posisi tubuh, monitoring alat-alat dan kelancaran sirkulasi darah, mengukur tekanan

darah dan menciptakan suasana ruangan untuk mengisi kegiatan pasien selama hemodialisis berlangsung.

Pada tahap penghentian hemodialisis meliputi : penghentian aliran darah, mencabut jarum inlet dan menekan bekas tusukan sambil

menunggu sampai aliran darah pada venous blood line habis. Langkah selanjutnya adalah mencabut jarum out line dan menekan

bekas tusukan, mengganti gaas bethadine dan fiksasi dengan plester. Setelah penghentian hemodialisis, dilakukan pengukuran

tekanan darah, mengukur suhu, mengawasi penimbangan berat badan, membereskan alat-alat dan dilanjutkan dengan desinfeksi

alat.

Semua kegiatan baik pada tahap pre hemodialisis selama pemasangan dan penghentian hemodialisis dilakukan oleh perawat

kecuali penimbangan berat badan dan minum yang pada beberapa pasien dilakukan sendiri. Disamping itu beberapa pasien telah

dapat melaporkan pada perawat apabila ada ketidakberesan pada mesin atau akses vaskular, setelah mencoba mengatasi sendiri.

Sistem pencatatan dan pelaporan yang dijalankan dalam bentuk lembaran observasi pasien yang berisi tentang : TTV sebelum atau

selama dan sesudah HD, BB sebelum dan sesudah HD, dosis heparin, program penurunan BB , priming dan keluhan pasien

setelah HD.

Pembuatan rencana perawatan pasien sudah berjalan dimana dalam pengkajian meliputi data fisik dan psikososial. Data

psikososial yang dikaji sebatas pada adanya rasa cemas dan bosan. Intervensi keperawatan yang dilakukan mengarah kepada

pemberian bantuan sepenuhnya. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan :

Page 6: HEMODIALISA

a.Pada tahap persiapan

Persiapan alat dan mesin

Selama ini pasien dipersilahkan masuk ke ruangan HD dalam keadaan mesin sudah siap pakai karena perawat sudah

menyiapkannya. Pada saat itu pasien menunggu di ruang tunggu. Sebenarnya bagi pasien yang memungkinkan bisa dilibatkan

sejak awal, dari mulai menghidupkan mesin, mempersiapkan alat-alat, memasang alat pada mesin sampai mesin tersebut dipakai.

Menimbang BB

Penimbangan BB bagi pasien yang mampu memang sudah dilakukan sendiri oleh pasien begitu mereka masuk ruangan. Pasien

menyebutkan berapa BBnya dan perawat mencatatnya dalam lembaran observasi. Dalam hal ini pasien dapat diberi kesempatan

untuk mencatat Bbnya sendiri, namun tetap dalam pengawasan perawat.

Mengukur suhu badan, tekanan darah dan menghitung denyut nadi

Kegiatan-kegiatan ini semuanya masih dilakukan oleh perawat. Sebenarnya dapat mulai dikenalkan kepada pasien mengenai alat-

alat dan cara pengukurannya, mulai dari hal-hal yang sedrhana tapi dapat menarik minat untuk belajar.

b.Pada tahap pelaksanaanc.Pada tahap penghentian

BY : argakyo.blogspot.com