2
Hemoglobinuria terjadi karena proses hemolisis intravaskuler (pemecahan eritrosit di dalam pembuluh darah). Hemolisis tersebut menyebabkan pembebasan Hb kedalam plasma, menyebabkan hemoglobinuria dan membuat warna yang abnormal pada urine dari merah, coklat sampai kehitaman. Pada luka bakar paparan suhu tinggi atau pemicu terhadap suhu tinggi pada tubuh manusia akan merusak kulit dan pembuluh darah kapiler maupun pembuluh darah yang lebih besar. Akibat kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma, sel darah dan protein (terutama albumin yang mempunyai Berat Molekul (BM) besar dan berfungsi mengangkut makanan) keluardari lumen (ruang dalam) pembuluh darah. Sehingga tubuh mengalami dehidrasi (kehilangan cairan) yang masif (banyak), selain karena rusaknya pembuluh darah juga karena pekatnya konsentrasi cairan di dalam lumen pembuluh darah. Adanya penurunan cairan dan elektrolit dalam intravaskuler mengakibatkan terjadinya penurunan curah jantung berupa stroke volume berkurang dan resisten perifer meninggi, tachikardia dan hipotensi. Trauma luka bakar mengakibatkan hemolisis eritrosit sehingga terjadi penurunan eritrosit sebesar 10 % karena adanya perubahan fisik / morfologi dalam darah yang terjadi 1-2 jam setelah luka bakar yang diakibatkan oleh pengaruh panas tersebut. Dapat pula terjadi hemolisis yang lambat setelah 2-7 hari terbakar yang disebabkan oleh fragilitas eritrosit yang bertambah. Pada kondisi tersebut diatas perlu diperhatikan lebih utama adalah jumlah eritrosit yang aktif dalam sirkulasi. Selain terjadinya hemolisis dan perubahan morfologi eritrosit,,

Hemoglobinuria

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengertian

Citation preview

Page 1: Hemoglobinuria

Hemoglobinuria terjadi karena proses hemolisis intravaskuler (pemecahan eritrosit di dalam pembuluh darah). Hemolisis tersebut menyebabkan pembebasan Hb kedalam plasma, menyebabkan hemoglobinuria dan membuat warna yang abnormal pada urine dari merah, coklat sampai kehitaman.

Pada luka bakar paparan suhu tinggi atau pemicu terhadap suhu tinggi pada tubuh manusia akan

merusak kulit dan pembuluh darah kapiler maupun pembuluh darah yang lebih besar. Akibat kerusakan

pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma, sel darah dan protein (terutama albumin yang

mempunyai Berat Molekul (BM) besar dan berfungsi mengangkut makanan) keluardari lumen (ruang

dalam) pembuluh darah. Sehingga tubuh mengalami dehidrasi (kehilangan cairan) yang masif (banyak),

selain karena rusaknya pembuluh darah juga karena pekatnya konsentrasi cairan di dalam lumen

pembuluh darah.

Adanya penurunan cairan dan elektrolit dalam intravaskuler mengakibatkan terjadinya

penurunan curah jantung berupa stroke volume berkurang dan resisten perifer meninggi,

tachikardia dan hipotensi. Trauma luka bakar mengakibatkan hemolisis eritrosit sehingga terjadi

penurunan eritrosit sebesar 10 % karena adanya perubahan fisik / morfologi dalam darah yang

terjadi 1-2 jam setelah luka bakar yang diakibatkan oleh pengaruh panas tersebut. Dapat pula

terjadi hemolisis yang lambat setelah 2-7 hari terbakar yang disebabkan oleh fragilitas eritrosit

yang bertambah.

Pada kondisi tersebut diatas perlu diperhatikan lebih utama adalah jumlah eritrosit yang aktif

dalam sirkulasi. Selain terjadinya hemolisis dan perubahan morfologi eritrosit,, berkurangnya

eritrosit akibat tertahan dalam pembuluh darah dan perdarahan-perdarahan dari jaringan yang

granulasi. Terapi transfusi darah belum diperlukan sampai 72 jamsetelah terbakar, pada fase awal

terjadinya hemokonsentrasi. bila terlalu dini pemberian darah akan menambah kepekatan darah

sedangkan plasma masih terus bocor. Jika kondisi hemokonsentarsi sudah dikoreksi dengan

pemberian cairan dan volume intra vaskuler sudah diperbaiki juga, transfusi perlu

dipertimbangkan dengan pedoman pada hematokrit.