54
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEPATOMA DI RUANG INTERNA I RSUD DR. SOETOMO SURABAYA – 18 MEI 2001 OLEH SUBHAN NIM : 010030170 B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Hepatoma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hepatoma

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEPATOMA

DI RUANG INTERNA I RSUD DR. SOETOMO

SURABAYA

– 18 MEI 2001

OLEH

SUBHAN

NIM : 010030170 B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2001

Page 2: Hepatoma

H E P A T O M A

I. PENGERTIAN

Hepatoma sinonim = Kanker Hati Primer, Karsinoma Hepatoseluler adalah :

proses keganassan pada hati.

Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel

saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya.

PATOFISIOLOGI

Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya

yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik.

Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang

tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai

pembesaran hati mendadak.

Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain.

Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal

ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor

lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya

kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.

Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai

penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi. \

1.PATOLOGI

a. Ada 2 type :

1. Type masif - tumor tunggal di lobus kanan.

2. Type Nodule - tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak

sama.

Penyebarannya :

1. Intrahepatal.

2. Ekstrahepatal.

ETIOLOGI

Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C

Bahan-bahan Hepatokarsinogenik :

Aflatoksin

Alkohol

Penggunaan steroid anabolic

Penggunaan androgen yang berlebihan

Bahan kontrasepsi oral

Page 3: Hepatoma

Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Laboratorium:

Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein 500

mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.

Radiologi ; Ultrasonografi (USG)/C-7 Scan (Sidik Tomografi

Komputer),CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, Angiografi Hepatik,

Skintigrafi Hepatik

Biopsi jaringan hati dilakukan dengan tuntunan USG atau laparoskopi

PENGOBATAN

Reseksi segmen atau lobus hati

Pemberian kemoterapi secara infus

Penyinaran .

PROGNOSA

Tumor ganas memiliki prognosa yang jelek dapat terjadi perdarahan dan akhirnya

kematian. Dan proses ini berlangsung antara 2 - 6 bulan atau beberapa tahun.

Fase dini : Dengan tindakan operasi berupa reseksi dari tumor prognosa

baik, penderita dapat hidup dalam waktu yang cukup lama.

Fase lanjut : Dimana tindakan tidak mempunyai arti lagi, kematian dapat

terjadi dalam 2 – 6 bulan setelah diagnosa ditegakkan.

PENYULIT

1. Metastasis.

2. Ruptur.

Page 4: Hepatoma

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HEPATOMA

I. PENGKAJIAN

1. Biodata

Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang, status sosial

ekonomi, adat / kebudayaan, dan keyakinan spiritual, sehingga mudah dalam

komunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai.

2. Riwayat Keperawatan

Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin mengganggu

sehingga bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang dirasakan semakin berat

disamping itu disertai nyeri abdomen.

a. Riwayat Penyakit sekarang

Riwayat Penyakit Sekarang dapat diperoleh melalui orang lain atau dengan

klien itu sendiri.

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Dahulu dikaji untuk mendapatkan data mengenai penyakit

yang pernah diderita oleh klien.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Penyakit Keluarga dikaji untuk mengetahui data mengenai penyakit

yang pernah dialami ol eh anggota keluarga.

3. Pemeriksaan Fisik

2. Gejala klinik

Fase dini : Asimtomatik.

Fase lanjut :Tidak dikenal simtom yang patognomonik.

Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan,

anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual.

Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.

Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :

1. Ascites

2. Ikterus

3. Splenomegali, Spider nevi, Eritema palmaris, Edema.

Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus Hepatoma,

meliputi :

Gangguan metabolisme

Perdarahan

Asites

Edema

Page 5: Hepatoma

Hipoalbuminemia

Jaundice/icterus

Komplikasi endokrin

Aktivitas terganggu akibat pengobatan

3.II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan pengkajian di atas maka diagnosa keperawatan yang sering

muncul adalah:

1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan

ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma)

2. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan adanya

penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).

3. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak

adekuatnya asupan nutrisi.

4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri.

5. Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri

6. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang

diderita.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pernapasan berhubungan dengan

adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan pernapasan

efektif kembali

Kriteria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 – 24 X/menit. Hasil Lab BGA

Normal

Intervensi :

1) Pertahankan Posisi semi

fowler.

Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut

terhadap diafragma sehingga meningkatkan ruangan untuk

ekspansi paru yang maksimal. Disamping itu posisi ini juga

mengurangi peningkatan volume darah paru sehingga

memperluas ruangan yang dapat diisi oleh udara.

2) Observasi gejala kardinal

dan monitor tanda – tanda ketidakefektifan jalan napas.

Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga

dapat diambil tindakan penanganan segera.

Page 6: Hepatoma

3) Berikan penjelasan tentang

penyebab sesak dan motivasi utuk membatasi aktivitas.

Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam

mengatasi permasalahan yang terjadi.

4) Kolaborasi dengan tim

medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan pemeriksaan Gas darah.

Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga

eskpasi paru dapat maksimal.

Pemeriksaan gas darah untuk mengetahui kemampuan

bernapas.

2. Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan

denganadanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan diharapakn nyeri dapat

berkurang atau Pasien bebas dari nyeri.

Kriteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 – 80

x/menit.

Intervensi :

5) Lakukan kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian analgesik.

Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai

sistim saraf sentral.

6) Atur posisi klien yang enak

sesuai dengan keadaan.

Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan

gaya gravitasi,maka dengan miring kesisi yang sehat maka

terjadi pengurangan penekanan sisi yang sakit.

7) Awasi respon emosional

klien terhadap proses nyeri.

Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan

klien untuk menangani nyeri.

8) Ajarkan teknik

pengurangan nyeri dengan teknik distraksi.

Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian

sehingga mengurangi emosional dan kognitif.

9) Observasi tanda-tanda

vital.

Page 7: Hepatoma

Rasional : Deteksi dini adanya kelainan

3. Diagnosa keperawatan: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan tidak adekuatnya asupan nutrisi.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi.

Kriteria : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan yang

di sediakan.

Intervensi :

1) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin.

Rasional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme,

mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantu

pembentukan sel baru.

2) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit yang di

tentukan dan tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan.

Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk

mengkonsumsi makanan sesuai diit yang ditentukan dan

umpan balik klien tentang penjelasan merupakan tolak ukur

penahanan klien tentang nutrisi

3) Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan yang

mengandung kalori dan protein tinggi.

Rasional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah di

tentukan.

4) Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan kenaikan

berat badan yang diinginkan berat badan ideal.

Rasional : Diharapkan klien kooperatif.

5) Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat.

Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat

meningkatkan selera makan.

6) Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut.

Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga

diharapkan menambah rasa.

7) Monitor kenaikan berat badan

Rasional : Dengan monitor berat badan merupakan sarana untuk

mengetahui perkembangan asupan nutrisi klien.

4. Diagnosa keperawatan : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan

nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapakn tidur terpenuhi

sesuai kebutuhan

Page 8: Hepatoma

Kriteria : klien mengatakan sudah dapat tidur.

Intervensi :

1) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan

analgesik

Rasional : Dengan penambahan suplay O2 diharapkan sesak nafas

berkurang sehingga klien dapat istirahat.

2) Beri suasana yang nyaman pada klien dan beri posisi yang

menyenangkan yaitu kepala lebih tinggi:

Rasional: Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dan

sangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih

tinggi diharapkan membantu paru – paru untuk melakukan

ekspansi optimal.

3) Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk

memenuhi kebutuhan istirahat sesuai dengan kebutuhan.

4) Tingkat relaksasi menjelang tidur.

Rasional : Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran

lebih tenang.

5) Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur.

Rasional : Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien

mempermudah klien untuk beradaptasi dengan lingkungan.

5. Diagnosa keperawatan : Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan

nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan klien dapat

melakukan aktivtas dengan bebas.

Kriteria : Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Intervensi :

1) Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap.

Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas

sesuai kemampuan.

2) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.

Rasional : Diharapkan ada upaya menuju kemandirian.

3) Ajarkan pada klien menggunakan teknik relaksasi yang merupakan salah

satu teknik pengurangan nyeri.

Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendian

dengan optimal.

4) Jelaskan tujuan aktifitas ringan.

Page 9: Hepatoma

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif.

5) Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas.

Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat

meningkatkan rasa nyeri.

6) Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan.

Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif.

6. Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit yang diderita.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan cemas berkurang.

Kriteria : Klien tenang, klien mampu bersosialisasi.

Intervensi :

1. Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannya

mengemukakan persepsinya tentang kecemasannya.

Rasional : Membantu klien dalam memperoleh kesadaran dan memahami

keadaan diri yang sebenarnya.

2. Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan maupun

tindakan medis.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan

mengurangi kecemasan klien

3. Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya.

Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan akan menambah

kepercayaan terhadap apa yang dijelaskan sehingga cemas

klien berkurang.

Page 10: Hepatoma

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Carpernito, Lynda Juall . 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC

Gale, Danielle, Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi,

Jakarta, EGC.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam FK. Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1994,

Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Marilyn E. Doenges, Merry Frances Mourhouse, Allice C. Glisser. 2000. Nursing Care Planning Guidelines For Planning and Documenting Patient Care. Third Edition.Philadelphia FA. Davis. Company.

Soeparman, Sarwono Maspadji 1990. Ilmu Penyakit Dalam II Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

LAB/UPF Ilmu Penyakit Paru FK. Unair. RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 1994 Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Marilyn E. Doenges, Merry Frances Mourhouse, Allice C. Glisser. 1986. Nursing Care Planning Gidelines For Planning Patient care. Second Edition.Philadelphia FA. Davis. Company.

Med Muhammad Amin DKK. 1993. Pengantar ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga.

Soeparman, Sarwono Maspadji 1990. Ilmu Penyakit Dalam II Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Page 11: Hepatoma

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Riwayat Keperawatan

Keluhan utama : Riwayat Penyakit sekarang.

Adanya demam yang menyerupai influenza yang timbulnya berulang, batuk

lebih dari 2 minggu yang sifatnya non produktif, Nafsu makan menurun,

meriang, sesak napas dan nyeri dada.

Riwayat penyakit dahulu.

Perlu dikaji adanya riwat penyakit TBC paru, kegagalan jantung kongestif,

pneumonia, infark paru, tumor paru.

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : Didapatkan penggunaan otot bantu pernapasan, cuping hidung

melebar, iga melebar, rongga dada asimetris, cemmbung pada sisi

yang sakit, pergerakan dada tertinggal pada sisi yang sakit.

Palpasi : Pergerakan dada asimetris, fremitus raba melemah.

Perkusi : Suara redup pada posisi yang sakit dan nyeri ketok

Auskultasi : Adanya suara tambahan,suara egofoni, suara pernapasan

melemah pada posisi yang sakit.

Kebutuhan sehari – hari

Kebutuhan Nutrisi : Pada pola nutrisi akan

ditemukan : nafsu makan menurun yang diakibatkan oleh mual dan

muntah dan pada observasi dapat ditemukan klien kurus, berat badan

tidak ideal, jaringan lemak tipis dan iga kelihatan.

Kebutuhan istirahat dan tidur : Klien

dengan sesak dan nyeri kemungkinan akan mengalami gangguan dalam

pola tidur dan istirahat. Oleh karena itu perlu dikaji lamanya istirahat dan

tidur, kebiasaan sebelum tidur, posisi tidur, sclera mata, apatis, kurang

perhatian dan kurang respon.

Kebutuhan aktivitas : Klien dengan nyeri

abdomen dan sesak mengalami gangguan aktivitas / keterbatasan dalam

aktivitas. Terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari ( ADL)

Pola Persepsi : Perlu di kaji tentang pandangan klien terhadap dirinya serta

pandangan klien terhadap penyakit yang diderita.

Page 12: Hepatoma

DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul adalah :

1. Ketidakefektifan pernapasan berhubungan denganexpansi paru yang menurun.

2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan denganpenumpukan cairan pada

rongga pleura.

3. Gangguan nutrisi ; Kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan tidak adekuatnya

asupan nutrisi.

4. Gangguan Istirahat dan tidur berhubungan dengansesak napas dan nyeri.

5. Gangguan aktivitas berhubungan dengansesak napas dan nyeri.

6. Cemas berhubungan dengankurang pengetahuan.

PERENCANAAN

1. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pernapasan berhubungan dengan

adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan pernapasan

efektif kembali

Kriteria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 – 24 X/menit. Hasil Lab BGA

Normal

Intervensi :

1) Pertahankan Posisi semi

fowler.

Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut

terhadap diafragma sehingga meningkatkan ruangan untuk

ekspansi paru yang maksimal. Disamping itu posisi ini juga

mengurangi peningkatan volume darah paru sehingga

memperluas ruangan yang dapat diisi oleh udara.

2) Observasi gejala kardinal

dan monitor tanda – tanda ketidakefektifan jalan napas.

Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga

dapat diambil tindakan penanganan segera.

3) Berikan penjelasan tentang

penyebab sesak dan motivasi utuk membatasi aktivitas.

Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam

mengatasi permasalahan yang terjadi.

4) Kolaborasi dengan tim

medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan pemeriksaan Gas darah.

Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga

Page 13: Hepatoma

eskpasi paru dapat maksimal.

Pemeriksaan gas darah untuk mengetahui kemampuan

bernapas.

2. Diagnosa keperawatan : Gangaguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan

denganadanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan diharapakn nyeri dapat

berkurang atau Pasien bebas dari nyeri.

Kriteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 – 80

x/menit.

Intervensi :

5) Lakukan kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian analgesik.

Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai

sistim saraf sentral.

6) Atur posisi klien yang enak

sesuai dengan keadaan.

Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan

gaya gravitasi,maka dengan miring kesisi yang sehat maka

terjadi pengurangan penekanan sisi yang sakit.

7) Awasi respon emosional

klien terhadap proses nyeri.

Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan

klien untuk menangani nyeri.

8) Ajarkan teknik

pengurangan nyeri dengan teknik distraksi.

Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian

sehingga mengurangi emosional dan kognitif.

9) Observasi tanda-tanda

vital.

Rasional : Deteksi dini adanya kelainan

3. Diagnosa keperawatan: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan

dengantidak adekuatnya asupan nutrisi.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi.

Kriteria : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan yang

Page 14: Hepatoma

di sediakan.

Intervensi :

8) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin.

Rasional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme,

mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantu

pembentukan sel baru.

9) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit yang di

tentukan dan tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan.

Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk

mengkonsumsi makanan sesuai diit yang ditentukan dan

umpan balik klien tentang penjelasan merupakan tolak ukur

penahanan klien tentang nutrisi

10) Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan yang

mengandung kalori dan protein tinggi.

Rasional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah di

tentukan.

11) Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan kenaikan

berat badan yang diinginkan berat badan ideal.

Rasional : Diharapkan klien kooperatif.

12) Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat.

Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat

meningkatkan selera makan.

13) Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut.

Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga

diharapkan menambah rasa.

14) Monitor kenaikan berat badan

Rasional : Dengan monitor berat badan merupakan sarana untuk

mengetahui perkembangan asupan nutrisi klien.

4. Diagnosa keperawatan : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan

nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapakn tidur terpenuhi

sesuai kebutuhan

Kriteria : klien mengatakan sudah dapat tidur.

Intervensi :

6) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan

analgesik

Page 15: Hepatoma

Rasional : Dengan penambahan suplay O2 diharapkan sesak nafas

berkurang sehingga klien dapat istirahat.

7) Beri suasana yang nyaman pada klien dan beri posisi yang

menyenangkan yaitu kepala lebih tinggi:

Rasional: Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dan

sangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih

tinggi diharapkan membantu paru – paru untuk melakukan

ekspansi optimal.

8) Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk

memenuhi kebutuhan istirahat sesuai dengan kebutuhan.

9) Tingkat relaksasi menjelang tidur.

Rasional : Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran

lebih tenang.

10) Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur.

Rasional : Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien

mempermudah klien untuk beradaptasi dengan lingkungan.

5. Diagnosa keperawatan : Gangguan aktifitas berhubungan dengansesak dan nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan klien dapat

melakukan aktivtas dengan bebas.

Kriteria : Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Intervensi :

7) Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap.

Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas

sesuai kemampuan.

8) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.

Rasional : Diharapkan ada upaya menuju kemandirian.

9) Ajarkan pada klien menggunakan relaksasi yang merupakan salah satu

teknik pengurangan nyeri.

Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendian

dengan optimal.

10) Jelaskan tujuan aktifitas ringan.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif.

11) Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas.

Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat

meningkatkan rasa nyeri.

Page 16: Hepatoma

12) Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan.

Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif.

6. Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengankurangnya pengetahuan

tentang penyakit yang diderita.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan cemas berkurang.

Kriteria : Klien tenang, klien mampu bersosialisasi.

Intervensi :

1. Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannya

mengemukakan persepsinya tentang kecemasannya.

Rasional : Membantu klien dalam memperoleh kesadaran dan memahami

keadaan diri yang sebenarnya.

2. Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan maupun

tindakan medis.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan

mengurangi kecemasan klien

3. Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya.

Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan akan menambah

kepercayaan terhadap apa yang dijelaskan sehingga cemas klien

berkurang.

Page 17: Hepatoma

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Pres Buku I, Edisi Ke 2

2. Sylvia Anderson Price, Ph D. R.N. dan L.Mc.Carty Wilson, Ph D. R.N,

Pathofisiologi proses-proses penyakit, edisi I, Buku ke empat.

LAB/UPF Ilmu Penyakit Paru FK. Unair. RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 1994

Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Page 18: Hepatoma

1. Kekurangan gizi: Penurunan berat badan berhubungan dengan anoreksia,

mual,gangguan absorpsi, metabolisme vitamin.

2. Ketidakefektifan bernapas berhubungan dengan adanya asites dan penekanan

diapragma.

3. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut

4. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan asites yang

berlebihan, perdarahan, dan edema

5. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengankekurangan sel darah putih

6. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan

pruritus,edema,dan asites

7. Gangguan fungsi seksual berhubungan dengan gangguan fungsi hormonal dan

penurunan libido

8. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi

9. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan penyebabnya

10. Isolasi sosial berhubungan dengan resiko terjadinya penyebaran infeksi.

Page 19: Hepatoma

Pengkajian Data

Nama mahasiswa : Nurul Kamariyah.

Tempat praktek : Ruang Paru Laki-

laki.

Tanggal praktek : 9 – 13 April 2001.

I. Identitas diri klien.

Nama : Tn. Salmani. Tempat/tanggal lahir : 1 Juli 1928.

Umur : 70 tahun. Jenis kelamin : laki-laki.

Status Perkawinan : Kawin. Agama : Islam.

Suku : Jawa. Pendidikan : SR.

Pekerjaan : Dagang. Lama bekerja :

Tanggal MRS : 9 April 200 Keluarga terdekat : Anak I

Pendidikan : SMP. Pekerjaan : Dagang.

Alamat : Babadan Rukun I/15 Surabaya.

II. Status kesehatan saat ini.

1. Alasan kunjungan ke Rumah Sakit : timbulnya sesak nafas, bila aktifitas semakin

sesak dalam satu hari terakhir. Panas 4 hari, batuk + 4 hari, riak putih encer, bercak

darah - , nyeri dada +.

Keluhan utama saat ini (tanggal 9 April 2001):

Klien mengatakan saat ini masih terasa sesak tetapi sesaknya tidak seberat seperti

masuk rumah sakit.

Klien mengatakan : “ saya tidak nafsu makan.”

Klien mengatakan semua orang yang sakit selalu tidak nafsu makan.

Klien mengatakan semua kebutuhan dibantu oleh anaknya seperti mau makan,

minum, BAK dan diseka di tempat tidur karena saya lemah.

Klien mengatakan kuatir terjadi sesak bila terlalu banyak aktifitas.

Timbulnya keluhan secara bertahap.

2. Riwayat kesehatan yang lalu.

Pernah MRS di ruang Paru karena sesak, dirawat selama satu minggu; dengan

diagnosa ruangan Efusi Pleura Causa TB, diberi terapi Etambutol, Pirazinamid,

Rifampicin.

Ada kebiasaan merokok sehari antara 11-20 batang tetapi sekarang sudah tidak

merokok lagi.

Page 20: Hepatoma

Tidak pernah minum obat sendiri tanpa resep dokter.

Pola nutrisi: makan 3 kali sehari, pagi,siang dan malam/sore, porsi sedang sedang

saja, makanan yang dikonsumsi setiap hari adalah nasi putih, sayur dan ikan.

Makanan yang disukai: semua makanan suka, tidak pernah pantangan makan.

Perubahan berat badan : terjadi penurunan berat badan 6-7 kg.

Pola Eliminasi :

Buang Air Kecil : tidak pernah ada gangguan, sekarang bila pergi BAK di toilet

menggunakan kursi roda dan di dorong oleh anaknya. Frekuensi sehari 5-6 kali,

warna kuning muda dan jumlahnya kira-kira segelas.

Buang Air besar setiap hari 1 kali.

Pola tidur dan istirahat.

Tidak pernah ada gangguan, pada saat pertama kali masuk Rumah sakit klien tidak

bias tidur karena sesak, tetapi sekarang dapat beristirahat seperti di rumahnya sendiri.

Jumlah jam tidur sehari 8-9 jam.

Pola aktifitas.

Selama di rumah kegiatan klien hanya membantu anaknya berdagang, karena usianya

sudah tua.

Selama di rumah sakit, semua aktifityas dibantu oleh anaknya.

Pemeriksaan fisik.

TB : 152 cm. BB : 38 kg.

BSA : 1,28.

Hasil analisa cairan pleura tanggal 25 Maret 2001:

Rivalta : + Protein total : 3,15 g/dl.

Warna : kuning. Kekeruhan : keruh

Nonne : + Pandy : +

Protein : 1,455 mg/dl (15-45). Glukosa : 1,08 mg (40-

70).

Hitung sel : 14 sel m3 (0-5). Diff. Count poli : 11 %

Diff. Count mono : 89 %

Secara inspeksi Depan Belakang

Kanan kiri kanan kiri

Bentuk pencembungan + - + -

Simetris - + - +

Palpasi pergerakan

tertinggal

+ - + -

Fremitus raba lemah + - + -

Page 21: Hepatoma

Nyeri - - - -

Perkusi suara ketok sonor - + - +

Redup + - + -

Hipersonor - - - -

Nyeri ketok - - - -

Secara auskultasi. Suara nafas : Vesikuler.

Suara Anforik tidak ada. Suara tambahan paru: tidak ada.

Suara bisik kabur. Suara percakapan kabur.

Fremitus raba menurun . Egofoni tidak ada.

Pemeriksaan tanda vital.

RR : 28 kaliper menit. Suhu : 37 0 C.

Tensi : 140/80 mmHg.

Page 22: Hepatoma

ANALISA DATA

Data Penunjang Kemungkinan Penyebab Masalah

Data Subyektif :

Klien mengatakan sekarang kadang terasa

sesak napas apalagi cairan didada tidak

diambil

Data obyektif

Pada oservasi di dapatkan data tensi 140 / 80

mmHg suhu 37 0c Nadi 84 RR 28 X/ml ada

batuk, kalau batu mengeluarkan riak. Cairan

pungsi tanggal 9 April 2001 produksi 205 cc.

Suara fremitus menurun.

Data subyektif

Klien mengatakan saya tidak ada nafsu

makan, klien mengatakan sama orang sakit

tidak ada nafsu makan, klien lemah.

Data obyektif

Klien menghabiskan makanan yang disiapkan

hanya ¼ porsi (makan pagi tanggal 9 – 4 –

2001 )

TB : 152 kg BB : 38

HB : 13,5 kg Turgor kurang

Konjungtiva merah pucat.

Tidak adekuatnya asupan

nutrisi yang berhubungan

dengan factor metabolisme.

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh.

Data subyektif

Klien menyatakan sama kebutuhan di Bantu

oleh anaknya sepeti makan, minum, BAK, di

seka di tempat tidur.

Klien menyatakan takut sesak jika melakukan

aktifitas.

Data obyektif

Waktu makan siang klien minta untuk di suap.

Kelemahan Sindroma ADL

menurun.

Data subyektif

Klien mengatakan apakah penyakit saya bias

sembuh?

- Tanggal 10 – 4 – 2001 klien menanyakan

saya mau di periksa apa lagi.

- Klien mengatakan kapan saya bisa pulang

- Diagnosa medis effusi pleura + maligna.

Data obyektif

Tanggal 9 – 4 – 2001 Diagnosa pleura. Dan di

konsultasikan ke urologi untuk mengetahui

adanya metartase.

Cemas sedang kurangnya

informasi tentang prosedur

pemeriksaan dan

penatalaksanaan terapi.

Cemas sedang

Page 23: Hepatoma

Tanggal 11 – 4 – 2001 di lakukan pungsi,

tidak berhasil langsung di lakukan

fluoroskopi.

Tanggal 16 – 4 – 2001 direncanakan untuk

FOB.

Prnderita setiap diajak bicara tidak pernah

memandang pembicara. Selalu menunduk.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Resiko tinggi pola nafas berhubungan denganekspensi paru yang tidak

maksimal.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengantidak

adekuatnya asupan nutrisi yang berhubungan dengan factor metabolisme.

3) Sindroma ADL menurun berhubungan denganadanya kelemahan.

4) Cemas sedang berhubungan dengankurangnya informasi tentang prosedur

pemeriksaan dan penatalaksanaan terapi.

RENCANA TINDAKAN

1. Diagnosa perawatan : Resiko tinggi ketidak efektifan pola nafas

berhubungan denganadanya ekspansi paru yang tudak maksimal.

Tujuan : Setelah mendapat perawatan di harapkan pemafasan efektif kembali.

Kriteria : Klien tidak mengeluh sesak

Frekuensi nafas 16 – 20 x/mt tidak ada tanda cianosis perencanaan.

1) Lakukan kaloborasi dengan dokter dalam tindakan fungsi pleura, pemberian

O2 dan analisa gas dalah.

Rasional : dengan tindakan pungtie pleura maka desakan cairan terhadap paru

akan berkurang sehingga paru dapat ekspensi secara maksimal.

2) Berikan posisi semi fowler

Rasional : Dengan posisi semi fowler penekanan perut terhadap diafragma

dapat berkurang sehingga memperluas ruangan yang dapat di isi oleh udara

dalam paru.

3) Observasi gejala kardinal dan monitor tanda – tanda ketidak efektifan

pernafasan.

Rasional : dengan gejala observasi gejala kardial dan monitor diharapkan

perkembangan klien dan lalainan dapat di ketahui secara dini.

4) Berikan penjelasan tentang sebab – sebab sesak nafas.

Rasional : Dengar penjelasan diharapkan klien kooperatif.

Page 24: Hepatoma

2. Diagnosa perawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengantidak adekuatnya asupan nutrisi akibat peningkatan

metabolisme.

Tujuan : Setelah mendapatkan perawatan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

dengan kriteria klien mau mengkonsumsi makanan sesuai dietnya, terjadi

kenaikan berat badan.

Perencanaan :

1) Jelaskan pada klien tentang pentignya nutrisi

Rasional : dengan penjelasan diharapkan klien terdorong untuk mengkonsumsi

makanan yang disediakan.

2). Sajikan makanan dalam keadaan mekanik dan hangat

Rasional : cara penyajian makanan akan meningkatkan selera makan klien .

3). Anjurkan klien menjaga kebersihan mulut.

Rasional : Di harapkan ada peningkatan rasa.

4). Tanyakan makanan kesukaan klien dan anjurkan keluarga untuk

membawanya.

Rasional : Dengan tersedianya makanan kesukaannya akan menimgkatkan selera

sehingga makanan dapat di konsumsinya.

5) Monitor kenaikan berat badan, HB, turgor dan warna tonjungtiva.

Rasional : Dengan monitor hal diatas merupakan sarana untuk mengetahui

perkembangan asupan nutrisi klien.

3. Diagnosa perawatan : Sindroma ADL menurun berhubungan denganKelemahan.

Tujuan : Setelah mendapatkan perawatan klien dapat melakukan aktivitas sehari

– hari dengan criteria klien mampu melakukan aktifitas sehari – hari

dengan mandiri.

1) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.

Rasional : Merupakan upaya melatih klien kearah kemandirian.

2) Berikan latihan secara bertahap yaitu dari latihan pasif ke latihan aktif.

Rasional : Kemampuan aktif klien akan meningkatkan kemandirian klien .

3) Bantu keperluan klien atau libatkan kelurga jika klien tidak mampu

melakukannya.

Rasional : Diharapkan pemenhan kebutuhan sehari-hari terpenuhi.

5) Berikan pujian saat klien mampu melakukannya sendiri.

Rasional : Diharapkan kepercayaan untuk melakukan aktifitas secara mandiri

meningkat .

Page 25: Hepatoma

4. Diagnoasa Keperawatan :cemas sedang berhubungan dengankurangnya informasi.

Tujuan : Setelah mandapatkan perawatan diharapkan kecemasan bekurang.

Dengan kriteria klien mampu menjelaskan kembali tujuan pemeriksaan.

1) Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan puasannya,

mengemukakan persepsi tentang kecemasan

Rasional : Diharapkan ada pemahaman diri sebelumnya.

2) Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik perawatan maupun

tindakan medis.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan tahu tujuan dan

pemeriksaan.

3) Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya.

Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan yang berwewenang

menambah kepercayaan sehingga cemas berkurang.

4) Anjurkan klien untuk mengungkapkan kembali tujuan dilakukan

pemeriksaan.

Rasional : Pasien mau dilakukan pemeriksaan dan mengerti terhadap tindakan

yang dilakukan.

PELAKSANAAN:

Page 26: Hepatoma

WAKTU DX PELAKSANAAN PARAFSenin 9/4 / 2001

I

I

I

I

Melakukan koloborasi dengan dokter untuk pungsi plaura yaitu dengan mempersiapkan pungtie pleura yang selanjutnya di lakukan fungsi sebanyak 250 cc oleh dokter.Menempatkan klien kembali ketempat tidur dengan posisi setengah duduk dengan mengganjal kepala dengan menggunakan tiga bantal.Mengukur tensi, nadi, RR, suhu hasil tensi 120/ 80 nadi 84x

/menit suhu 37 oc. Mengobservasi ekspansi dan Fremitas di dapatkan ekspansi pada dada kanan tertinggal fremitas raba menurun. Menjelaskan pada klien timbulnya sesak nafas karena adanya penumpukan cairan pada rongga pleura.

9/4/2001 2

2

2

Menyuap klien yaitu nasi 1 piring ikan tahu dan daging sayur sop. Klien hanya menghabiskan ¼ porsi nasi ikan dihabiskan, minumnya minta susu habis ½ gelas. Memotifasi klien untuk selalu menghabiskan makanan yang disediakan. Dan menanyakan makanan kesukaannya. Respon : Klien mengatakan semua makanan suka tapi saya tidak nafsu.Menimbang berat badan klien. Hasil : BB : 38 kg.

9/4/2001 3 Melatih klien untuk mengambil minuman sendiri dan meminumnya sendiri pakai sedotan.Respon : klien mau dan menghabiskan minuan sebanyak ½ gelas.

9/4/2001 4

4

Berusaha untuk bersikap terbuka pada klien dan menanyakan apa yang dirasakan dan pendapat klien tentang penyakitnya saat ini. Hasilnya : Klien bingung mau diapakan saja saya.Menanyakan pada dokter tindakkan yang akan dilakukan. Jam 11.00 rencana dlakukan punksi pleura dan menjelaskan pada klien tujuan tindakkan tersebut.

10/4/2001 1

1 +3

1

4

Observasi RR, nadi dan suhu.Hasil : RR = 24 x/mt, nadi = 80 x/mt, suhu = 36,7 0C.Memotivasi klien untuk makan sendiri, sambil membantu mendekatkan makanan ke dekat klien.Membawa klien ke OK paru untuk dilakukan pungsie.Hasil : 205 cc dilakukan oleh dokter.Membawa klien kembali ke ruangan dengan memberi 2 bantal pada bagian kepala sambil menanyakan apakah masih terasa sesak.Klien menjawab setelah dilakukan pungsi terasa lebih enakMemberi motivasi pada klien untuk menanyakan hal – hal yang berhubungan dengan penyakitnya kepada yang berwewenang..

WAKTU DX PELAKSANAAN PARAF

11/4/2001 2 Menjelaskan kepada klien bahwa makanan merupakan kebutuhan pokok dan penting bagi kesehatan dan memotivasi serta membantu klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.Hasil : Klien hanya menghabiskan makanan setengah porsi dan

Page 27: Hepatoma

1

2

3

4

satu gelas susu.Menghantar klien ke OK paru untuk dilakukan pungsi pleura.Hasil pungsi : tidak berhasil/tidak ada.Dan langsung membawanya ke fluoroskopi untuk m,elihat pengembangan paru dan gambaran cairan/massa pada rongga pleura. Klien mengatakan sudah tidak sesak lagi.Memantau intake yang dikonsumsi klien.Hasil : Klien menghabiskan makanan dari rumah sakit 1/2 porsi, susu 1 gelas danklien mengatakan nanti nasinya mau dihabiskan lagi.Klien mengatakan sekarang semua kebutuhan bisa dilakukan sendiri. Tadi pagi sudah mandi di kamar mandi karena bau sekali dan tadi malam terasa banyak keringat.Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk menjelaskan kepada klien tiap melakukan prosedur/tindakan/konsultasi.

Evaluasi tanggal 10 – 4 – 2001.

3. Untuk diagnosa Ketidakefektifan pola nafas.

Data subyektif : Klien mengatakan setelah disedot sesak nafasnya berkurang dan

saya lebih enak tidur seperti ini.

Data obyektif : Pungtie pleura 250 cc, warna merah muda. Frekuensi nafas 24

x/mt. Fremitus menurun, perkusi redup pada dada kanan.

Assesment : Masalah belum teratasi.

Planning : Rencana nomor 4 distop dan pertahankan rencana nomor 1 – 3.

4. Untuk diagnosa : Perubahan nutrisi

Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak nafsu makan, saya mau minumsusu

saja.

Data obyektif : Porsi makan yang disediakan dihabiskan ¼ porsi, minum susu ¼

gelas, BB = 38 kg. Konjungtiva masih merah pucat, turgor

menurun.

Assesment : Masalah belum teratasi.

Planning : Rencana nomor 1,3,4 distop dan pertahankan nomor 2 dan 5.

3. Untuk diagnosa : Sindroma ADL menurun..

Data subyektif : Saya berusaha untuk makan, minum sendiri, untuk mandi masih

dibantu diseka.

Data obyektif : Saat makan pagi klien makan sendiri.

Assesment : Masalah belum teratasi.

Planning : Rencana 1-3 distop, pertahankan rencana nomor 4.

4. Untuk diagnosa : Cemas sedang.

Data subyetif : Klien mengatakan besok mau diapakan lagi saya, saya tidak

mengerti apa tujuan dari pemeriksaan.

Data obyektif : Klien tidak menatap perawat saat berbicara.

Assesment : Masalah belum teratasi.

Page 28: Hepatoma

Planning : Dipertahankan.

Evaluasi tanggal 11 April 2001.

1. Untuk diagnosa : Resiko Tinggi Ketidakefektifan Pola Nafas.

Data subyektif : Dada saya tadi disedot, kata dokter tidak ada cairan yang

keluar, saya sudah tidak sesak lagi, saya dapat tidur dengan

satu bantal.

Data obyektif : Pungtie pleura tidak ada, frekuensi nafas 20 x/mt. Klien tidur

dengan satu bantal, pergerakan dada simetris, fremitus sama,

pada fluoroskopi tampak warna kehitaman pada paru kanan.

Assesment : Masalah teratasi.

Planning : Rencana distop dan observasi gejala-gejala ketidakefektifan

pola nafas.

2. Untuk diagnosa : Perubahan Nutrisi.

Data subyektif : Saya tetap tidak ada nafsu makan, saya hanya banyak minum

susu.

Data obyektif : Porsi makan yang disediakan habis ½ porsi. Klien mau

menghabiskan ikannya dan minum susu 1 gelas. BB = 38

kg.

Assesment : Belum teratasi masalahnya.

Planning : Pertahankan rencana nomor 2 dan 5.

5. Untuk diagnosa : Cemas Sedang .

Data subyektif : Klien menanyakan kira-kira besok mau diperiksa apa lagi.

Data obyektif : Wajah klien sedih, klien tetap tidakndang lawan bicara.

Assesment : Masalah belum teratasi.

Planning : Pertahankan rencana nomor 2

Page 29: Hepatoma

LEMBAR PENGESAHAN

Kasus ini saya ambil dari ruang Interna I RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pada waktu

mengikuti praktek keprofesian Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

Mahasiswa

M E N G E T A H U I

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

NIP. NIP.

Page 30: Hepatoma

DAFTAR KETRAMPILAN PROSEDUR / KOMPETENSI

Keperawatan medical bedah

Ruang Interna I RSUD Dr. Soetomo Surabaya 02 – 06 April 20001

Nama Mahasiswa :

Ketrampilan / Kompetensi Ruangan Tanda Tangan

Pembimbing

1. Perawatan Luka

Gangren

2. Injeksi Intra Vena

3. Injeksi Insulin

4. Pemasangan Infus

5. Pemasangan Katheter

6. Pemasangan NGT

Interna I

Interna I

Interna I

Interna I

Interna I

Interna I

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

Ni Made Sukerthi Tintin Sukartini

NIP. 140091228 NIP.

Page 31: Hepatoma

AKTIVITAS HARIAN

PRAKTEK KLINIK KEPROFESIAN PSIK FK UNAIR

DI RUANG INTERNA I RSUD DR SOETOMO

SURABAYA

02 – 06 April 2001

Nama Mahasiswa :

Hari Senin, 02 April 2001

No Kegiatan Jam Paraf Pembimbing Ket

1

2

3

4

5

6

7

Melaporkan diri sekaligus pre

conference

Orientasi Ruangan

Mengikuti Rutinitas Ruangan

Mengkaji Pasien yang diambil

sebagai kasus

Menyusun rencana perawatan

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan

Mengunjungi semua pasien di

ruangan

Diskusi dengan Perawat

ruangan

07.00

07.30

08.30

10.00

11.00

12.00

13.00

Page 32: Hepatoma

8

9

Post Conference

Pulang

13.30

14.00

Page 33: Hepatoma

Hari Selasa, 03 April 2001

No Kegiatan Jam Paraf Pembimbing Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Masuk ruangan, membaca

laporan

Pre Conference

Mengunjungi semua pasien

dan merapikan tempat tidur

pasien

Melakukan injeksi Insulin

(SC) dan Injeksi intravenous

Melakukan perawatan luka

ganggren

Memberikan penyuluhan

tentang diit pada pasien GGK

(Kasus)

Mengatur Posisi Fowler dan

memberikan therapy oksigen

Melakukan evaluasi

Diskusi dengan Kepala

ruangan dan Post Conference

Pulang

07.00

07.30

07.45

08.00

08.45

11.00

11.45

12.10

13.00

14.00

Page 34: Hepatoma

Hari Rabu, 04 April 2001

No Kegiatan Jam Paraf Pembimbing Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Masuk ruangan dan membaca

laporan

Pre conference dan overan

Melakukan perawatan luka

Ganggren.

Melakukan pemasangan infus

Melepaskan (Aff) katheter

Memasang NGT

Melaksanakan tindakkan

keperawatan pada pasien kasus

Diskusi dengan dokter tentang

pasien GGK (kasus)

Post Conference

Pulang

07.00

07.15

08.30

10.00

10.30

11.00

11.45

13.00

13.30

14.00

Page 35: Hepatoma

Hari Kamis, 05 April 2001

No Kegiatan Jam Paraf Pembimbing Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Masuk ruangan dan membaca

laporan (pre conference)

Mengunjungi semua pasien

dan merapihkan tempat tidur.

Memasang infus pada pasien

GGK (Kasus)

Membuat daftar intake dan out

put

Merawat Luka Ganggren

Melepaskan (aff) Infus

Dokumentasi Tindakan

keperawatan

Post Conference

Pulang

07.00

07.30

08.30

10.00

11.00

11.30

13.00

13.30

14.00

Page 36: Hepatoma

Hari Jumad, 06 April 2001

No Kegiatan Jam Paraf Pembimbing Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

Masuk Ruangan dan membaca

laporan (Pre conference)

Mengunjungi pasien dan

merapihkan tempat tidur.

Melakukan rutinitas ruangan

Diskusi dengan Mahasiswa D III

tentang kasus GGK dan Diabetes

Melitus

Diskusi bersama pembimbing,

perawat ruangan, Mahasiswa D

IV dan D III beserta dokter

tentang hal – hal yang belum

dipahami yangdijumpai di

ruangan

Post Conference

Pamit dengan semua staf di

ruangan interna 1

Pulang

07.00

07.30

08.30

09.20

10.00

11.30

13.00

13.30

Page 37: Hepatoma