Upload
noviana-dian-utami
View
8
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hidrogeologi
Citation preview
Air tanah dapat didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar
atau regolith. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah
melalui pancaran atau rembesan (Noer Aziz, 2000:81). Kebanyakan air tanah berasal dari
hujan. Air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-
lahan mengalir ke laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau di permukaan dan
bergabung dengan aliran sungai. Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada
selain ruang dan waktu, juga di pengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan
tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan besar
tetapi lerengnya curam, ditutupi material impermeabel, persentase air mengalir di
permukaan lebih banyak daripada meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang,
pada lereng landai dan permukaannya permiabel, persentase air yang meresap lebih
banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik
molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. Sebagian menguap lagi ke atmosfir
dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama belum ada hujan (Anonim1,
2009).
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia
mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang
tidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat
impermeabel. Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah kanan bersifat
impermeabel yang sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel yang berisi air).
Gambar Lapisan permeable dan impermeable
Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi rongga-rongga antar
butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume air akan berhenti seiring dengan
berhentinya hujan. Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air
yang tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan. Permukaan
air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut zona
saturasi air.
Gambar Water table dan zona jenuh air
Model aliran air tanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering
juga disebut sebagai daerah imbuhan air tanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah
dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan
mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan
atau celah/rekahan pada tanah/batuan (Anonim1, 2009).
Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos kebawah sampai zona dimana seluruh
ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh air). Air dalam zona saturasi ( zone
of saturation ) ini dinamakan air tanah ( ground water). Batas atas zona ini disebut muka air
tanah ( water table ). Lapisan tanah, sedimen atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air
disebut zona aerasi ( zone of aeration ). Muka air tanah umumnya tidak horisontal, tetapi
lebih kurang mengikuti permukaan topografi diatasnya. Apabila tidak ada hujan maka muka
air di bawah bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal
ini tidak terjadi, karena hujan akan mengisi ( recharge) lagi. Daerah dimana air hujan
meresap kebawah (precipitation) sampai zona saturasi dinamakan daerah rembesan
( recharge area ). Dan daerah dimana air tanah keluar dinamakan discharge area
(Wuryantoro, 2007).
Gambar Diagram memperlihatka posisi relatif beberapa istilah yang berkaitan dengan air bawah permukaan.
Air tanah atau air bawah permukaan adalah batasan yang digunakan untuk
menggambarkan semua air yang ditemukan di bawah permukaan tanah. Keberadaan air
tanah dikontrol oleh sejarah dan kondisi geologi, deliniasi dan kondisi batas tanah dan
formasi batuan di suatu wilayah dimana air mengalami perkolasi. Faktor lain yang
berpengaruh adalah aktivitas dan iklim lingkungan sekitarnya, baik secara alami maupun
dipengaruhi oleh manusia. Jika airtanah tersebut secara ekonomi dapat dikembangkan dan
jumlahnya mencukupi untuk keperluan manusia, maka formasi atau keadaan tersebut
dinamakan lapisan pembawa air atau akuifer baik berupa formasi tanah, batuan atau
keduanya.