7
Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan Tuhan Oleh: Open Heaven Ministry-Jakarta Ketika kita menerima legacy dari bapa rohani kita, kita akan mulai mendapati bagaimana hidup kita tidak pernah sama lagi. Legacy tersebut membuat kita memiliki starting point yang berbeda dari orang-orang lain. Sang bapa rohani mungkin harus bergumul dan berjuang untuk bisa mencapai titik rohani di mana dia berada saat ini, tapi ketika kita mulai terhubung dengannya sebagai seorang anak dan kita menerima legacy, impartasi kemampuan/kapasitas, kita tidak perlu memulai perjalanan rohani kita dari titik di mana sang bapa memulainya tetapi dari titik di mana kita mulai menerima sesuatu dari bapa rohani tersebut. Setelah Daud diurapi menjadi raja, dibutuhkan waktu bertahun-tahun, ada sebuah perjalanan panjang yang harus ia lewati sebelum ia betul-betul menduduki tahtanya sebagai seorang raja. Bahkan setelah Daud menjadi raja atas Israel pun, masih ada peperangan demi peperangan yang harus ia lakukan. Akan tetapi, ketika Daud memberikan warisan, legacy, kepada Salomo anaknya, Alkitab mencatat bahwa sejak hari pertama Salomo memimpin sebagai raja, damai sejahtera dan ketenangan langsung meliputi pemerintahannya. Bahkan dikatakan bahwa tidak pernah ada suatu kerajaan yang melebihi kemuliaan yang pernah dinikmati oleh Salomo dan rakyatnya; Salomo menikmati puncak kemuliaan karena ia menerima legacy dari Daud. Lebih lanjut Alkitab menceritakan bahwa Ratu Syeba datang membawa persembahan emas kepada Salomo. Pertanyaannya: dari mana dan mengapa Ratu Syeba datang kepada Salomo? Jawabannya adalah: karena Daud mendoakan hal itu. “Ya Allah, berikanlah hukumMU kepada raja dan keadilanMU kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umatMU dengan keadilan dan orang-orangMU yang tertindas dengan hukum! Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! Kiranya ia memberi keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu, menolong orang-orang miskin, tetapi meremukkan pemeras-pemeras! Kiranya lanjut umurnya selama ada matahari, dan selama ada bulan, turun-temurun! Kiranya ia seperti hujan yang turun ke atas padang rumput, seperti dirus hujan yang menggenangi bumi! Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi! Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya, dan musuh-musuhnya menjilat debu; kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin. Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di matanya. Hiduplah ia! Kiranya dipersembahkan kepadanya emas Syeba! Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari!” (Mazmur 72:1-15) Mazmur 72 adalah rangkaian doa yang Daud naikkan kepada Tuhan khusus untuk Salomo anaknya; ia berdoa, bernubuat dan mendeklarasikan sesuatu. Karena itu, jangan pernah anggap remeh ketika engkau melihat seorang bapa rohani dimunculkan Tuhan dan ia berdoa bagimu, karena apa yang ia doakan dengan dimensi profetik yang Tuhan taruh, akan terjadi secara nyata dalam hidupmu. Hanya dengan engkau

Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan Tuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

Page 1: Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan Tuhan

Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan TuhanOleh: Open Heaven Ministry-Jakarta

Ketika kita menerima legacy dari bapa rohani kita, kita akan mulai mendapati bagaimana hidup kita tidak pernah sama lagi. Legacy tersebut membuat kita memiliki starting point yang berbeda dari orang-orang lain. Sang bapa rohani mungkin harus bergumul dan berjuang untuk bisa mencapai titik rohani di mana dia berada saat ini, tapi ketika kita mulai terhubung dengannya sebagai seorang anak dan kita menerima legacy, impartasi kemampuan/kapasitas, kita tidak perlu memulai perjalanan rohani kita dari titik di mana sang bapa memulainya tetapi dari titik di mana kita mulai menerima sesuatu dari bapa rohani tersebut.

Setelah Daud diurapi menjadi raja, dibutuhkan waktu bertahun-tahun, ada sebuah perjalanan panjang yang harus ia lewati sebelum ia betul-betul menduduki tahtanya sebagai seorang raja. Bahkan setelah Daud menjadi raja atas Israel pun, masih ada peperangan demi peperangan yang harus ia lakukan.

Akan tetapi, ketika Daud memberikan warisan, legacy, kepada Salomo anaknya, Alkitab mencatat bahwa sejak hari pertama Salomo memimpin sebagai raja, damai sejahtera dan ketenangan langsung meliputi pemerintahannya. Bahkan dikatakan bahwa tidak pernah ada suatu kerajaan yang melebihi kemuliaan yang pernah dinikmati oleh Salomo dan rakyatnya; Salomo menikmati puncak kemuliaan karena ia menerima legacy dari Daud.

Lebih lanjut Alkitab menceritakan bahwa Ratu Syeba datang membawa persembahan emas kepada Salomo. Pertanyaannya: dari mana dan mengapa Ratu Syeba datang kepada Salomo? Jawabannya adalah: karena Daud mendoakan hal itu.

“Ya Allah, berikanlah hukumMU kepada raja dan keadilanMU kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umatMU dengan keadilan dan orang-orangMU yang tertindas dengan hukum! Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! Kiranya ia memberi keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu, menolong orang-orang miskin, tetapi meremukkan pemeras-pemeras! Kiranya lanjut umurnya selama ada matahari, dan selama ada bulan, turun-temurun! Kiranya ia seperti hujan yang turun ke atas padang rumput, seperti dirus hujan yang menggenangi bumi!

Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi! Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya, dan musuh-musuhnya menjilat debu; kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya!

Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin. Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di matanya. Hiduplah ia! Kiranya dipersembahkan kepadanya emas Syeba! Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari!” (Mazmur 72:1-15)

Mazmur 72 adalah rangkaian doa yang Daud naikkan kepada Tuhan khusus untuk Salomo anaknya; ia berdoa, bernubuat dan mendeklarasikan sesuatu. Karena itu, jangan pernah anggap remeh ketika engkau melihat seorang bapa rohani dimunculkan Tuhan dan ia berdoa bagimu, karena apa yang ia doakan dengan dimensi profetik yang Tuhan taruh, akan terjadi secara nyata dalam hidupmu. Hanya dengan engkau terhubung secara akurat, engkau akan menikmati the legacy of the father. Satu doa yang sederhana yang dinaikkan oleh seorang bapa rohani akan memiliki dampak yang panjang bagi hidup anak-anaknya.

Jika Anda bertanya, “Bukankah Salomo bisa menerima kunjungan Ratu Syeba karena Ratu Syeba mendengar tentang hikmat yang Salomo miliki?” Pertanyaan selanjutnya adalah: Apa yang membuat Salomo bisa memiliki hikmat yang luar biasa?

“Karena pikir Daud: "Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!" Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati.

Kemudian dipanggilnya Salomo, anaknya, dan diberinya perintah kepadanya untuk mendirikan rumah bagi TUHAN, Allah Israel, kata Daud kepada Salomo: "Anakku, aku sendiri

Page 2: Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan Tuhan

bermaksud hendak mendirikan rumah bagi nama TUHAN, Allahku, tetapi firman TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab sudah banyak darah kautumpahkan ke tanah di hadapan-Ku.

Sesungguhnya, seorang anak laki-laki akan lahir bagimu; ia akan menjadi seorang yang dikaruniai keamanan. Aku akan mengaruniakan keamanan kepadanya dari segala musuhnya di sekeliling. Ia akan bernama Salomo; sejahtera dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan dialah yang akan menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi Bapanya; Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya atas Israel sampai selama-lamanya.

Maka sekarang, hai anakku, TUHAN kiranya menyertai engkau, sehingga engkau berhasil mendirikan rumah TUHAN, Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya mengenai engkau. Hanya, TUHAN kiranya memberikan kepadamu akal budi dan pengertian dan membuat engkau menjadi pemegang perintah atas Israel, supaya engkau memelihara Taurat TUHAN, Allahmu. Maka engkau akan berhasil, jika engkau melakukan dengan setia ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum yang diperintahkan TUHAN kepada Musa untuk orang Israel. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan janganlah tawar hati” (1Tawarikh 22:5-13).

Jika kita membaca ayat 8-10 secara spesifik, tiga ayat tersebut merupakan pernyataan Tuhan kepada Daud tentang Salomo sebelum Salomo menjadi raja, bahkan sebelum Salomo lahir, ada destiny yang Tuhan sudah singkapkan tentang anak Daud tersebut. Selain itu, Tuhan juga menjanjikan keamanan, kesejahteraan dan sentosa kepada Daud atas takhta Salomo.

Itu sebabnya Daud mengajarkan kepada Salomo untuk tidak meminta keamanan, kesejahteraan, kemuliaan ataupun kemakmuran, karena semuanya itu memang sudah Tuhan janjikan atas Salomo; Daud mengajarkan Salomo untuk meminta hikmat dan pengertian dari Tuhan; istilah yang saya pakai adalah “jalan hikmat atau ketetapan dan jalan-jalan Tuhan.” Karena selama Salomo mengikuti ketetapan dan jalan-jalan yang Daud ajarkan kepadanya, ia pasti akan menikmati anugerah dan kuasa Roh yang limpah.

“Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian...Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak. Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus. Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung. Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu. Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.

Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus. Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung; karena mereka makan roti kefasikan, dan minum anggur kelaliman. Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.

Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:1, 10-23)

Dari rangkaian ayat dalam Amsal 4 kita mendapati bahwa salah satu tugas seorang ayah adalah mengajarkan kepada anak-anaknya segala ketetapan dan jalan-jalan Tuhan. Ketika kita menerima dan menaati ketetapan dan jalan-jalan Tuhan yang diajarkan seorang ayah kepada anaknya, ada banyak manfaat yang akan dapat kita nikmati:

1. Melangkah di jalan hikmat akan membuat kita terhindar dari segala hambatan ataupun sandungan (4:12). Kita akan mulai mendapati bahwa segala sesuatu yang selama ini masih menjadi hambatan dan halangan untuk kita mencapai puncak potensi dan vitalitas akan bisa tersingkir begitu saja, hanya dengan kita mengikuti arahan, ketetapan, dan hukum-hukum Tuhan yang dinyatakan oleh seorang ayah. Kita tidak perlu lagi bergumul untuk menaklukkan kemanusiawian kita, karena ketika kita mengikuti jalan dan ketetapan Tuhan

Page 3: Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan Tuhan

yang diajarkan oleh sang ayah, kita akan mendapati kedagingan dan kemanusiawian kita tersingkir begitu saja.

Karena itu, pastikan kita mulai memperhatikan dengan sungguh jalan hikmat yang diajarkan oleh seorang ayah rohani, karena semakin kita merenungkan arahan, perintah, dan petunjuk yang disampaikan sang ayah, semakin kita akan mendekati keberhasilan dengan cepat.

2. Melangkah dalam jalan hikmat akan membuat kehidupan kita memiliki dampak yang permanen (4:10). Ketika Roh Kudus mulai bekerja di tengah-tengah kita dan mulai ada dampak yang kuat dalam hidup kita, saya mau kita lebih memperhatikan lagi setiap perintah, arahan, dan ketetapan yang Tuhan berikan. Saya tidak mau api Roh Kudus yang mulai menyala dalam hidup kita hanya akan bertahan untuk sementara; saya menghendaki api itu terus menyala selamanya, mulai dari generasi kita sampai ke generasi-generasi yang berikutnya.

Ketika kita terus mengikuti arahan, perintah dan ketetapan yang Tuhan beri, Dia akan mengokohkan ikatan janji yang Dia sudah buat dengan kita. Apa yang sudah Tuhan buat dalam hidup kita tidak hanya akan berhenti pada kita tapi akan Dia lanjutkan dalam generasi di bawah kita, sampai kepada anak cucu kita, baik anak-cucu secara lahiriah maupun rohani.

3. Ketika kita melangkah di jalan hikmat, kita akan selalu menikmati puncak vitalitas kehidupan yang sempurna dalam hidup kita. Secara rohani, kita memiliki kondisi roh yang prima; secara mental, kondisi jiwa kita dipenuhi damai sejahtera yang sempurna; secara fisik, kita hidup dalam kesehatan ilahi, tidak ada sakit penyakit dalam tubuh kita; dalam pekerjaan kita selalu mengalami progresifitas; dalam hidup berkeluargapun, kehidupan keluarga kita harmonis dan sangat dekat satu sama lain, singkatnya, seluruh aspek hidup kita ada dalam naungan hadirat Tuhan. Selama kita terus mengikuti ketetapan dan jalan-jalan Tuhan, kita akan terus mengikuti puncak vitalitas hidup kita secara sempurna.

4. Melangkah dalam jalan hikmat akan membuat garis hidup kita selalu menanjak dan bertambah maksimal dalam segala hal (4:18). Apapun yang kita kerjakan selalu dibuat Tuhan berhasil; kita selalu alami progresifitas dan pelipatgandaan, ada puncak prestasi dan kemaksimalan hidup yang selalu bisa kita nikmati oleh karena kita hidup dalam ketetapan dan jalan-jalan Tuhan.

5. Melangkah dalam jalan hikmat akan selalu membuat kita menikmati kepenuhan anugerah dan penyertaan Tuhan atas setiap aspek hidup yang kita miliki. Ketika kita menerima arahan dan ketetapan Tuhan dalam satu aspek hidup, pastikan kita menaatinya karena artinya di aspek hidup itu kita akan melihat penyertaan Tuhan secara nyata. Dalam hal apapun ketika Tuhan memberikan arahan, perintah dan ketetapannya, taati dan ikuti segera karena itulah yang akan mendatangkan anugerah dan penyertaan Tuhan atas hidup kita.

Sekali kita mengetahui dan berjalan dalam ketetapan dan jalan-jalan Tuhan dalam hidup kita, kita akan melihat bagaimana peperangan, konflik dan pergumulan akan semakin jauh dari hidup kita; perjalanan hidup kita akan semakin menanjak; penyertaan Tuhan akan terus ada dalam hidup kita. Karena itu, milikilah sikap hati yang selalu rindu untuk mengetahui apa yang menjadi jalan-jalan Tuhan, karena ketika kita tahu apa yang menjadi jalan-jalan-Nya dan kita mulai ada di sana, kita tidak akan pernah bergumul dan berjuang lagi menghadapi tantangan hidup; kita sudah berhenti dari segala peperangan kita; yang ada dalam hidup kita hanyalah increase.

Mungkin Anda bertanya, apa yang dimaksud dengan ketetapan dan jalan-jalan Tuhan?

1. Ketetapan dan jalan-jalan Tuhan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita dan diberikan dengan tujuan utama agar kita tidak perlu lagi bergumul dengan segala aspek hidup sehari-hari yang ada. Jika kita memperhatikan dari kitab Keluaran sampai Imamat, ada banyak ketetapan dan jalan-jalan Tuhan yang diajarkan oleh Musa kepada seluruh orang Israel.

Tujuannya adalah agar orang-orang Israel tidak perlu lagi menghadapi pergumulan tentang apapun juga, sehingga mereka bisa tetap fokus dalam menyelesaikan kehendak dan rencana Tuhan, karena segala hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sudah ada yang menetapkan (baca Keluaran 20:22-26; Keluaran 21-23; Keluaran 29, 30, 37; Imamat 13, 18).

Meski demikian, bukan berarti kita kembali hidup di bawah Taurat. Taurat diberikan oleh Tuhan selama belum terjadi penebusan dosa dan Roh Kudus belum tercurah. Apa tujuannya?

Page 4: Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan Tuhan

Agar kenajisan Mesir, pemberontakan, dan ketidaktaatan yang masih ada dalam hidup bangsa Israel ada yang ‘menahan’ dan tidak bermultiplikasi, dan semua itu dilakukan melalui ketetapan-ketetapan atau aturan-aturan yang Tuhan berikan dalam Hukum Taurat.

Ketika kita menerima penebusan Kristus, artinya roh pemberontakan yang ada dalam diri kita sudah dicabut; yang kini ada dalam kita adalah roh yang taat dan hati nurani yang murni, kita memiliki kualitas roh yang baru, terlebih kini setelah kita menerima Roh Kudus.

Alkitab berkata dalam Yakobus 4:5, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata, “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”” Apa maksudnya? Ketika Tuhan memberikan Roh-Nya dalam hidup kita, ijinkan Roh Kudus itu untuk menuntun kita berjalan dalam kebenaran.

Dengan kata lain Tuhan menghendaki agar kita selalu mendengarkan tuntunan Roh yang ada dalam hidup kita. Pastikan setiap kali Dia memberikan perintah, kita selalu taat, karena selama kita terus mengikuti arahan dan perintah-Nya, kita akan selalu menikmati jalan kebenaran/jalan hikmat dalam dirimu.

Sebaliknya, ketika Roh Kudus memberikan arahan namun kita memilih untuk mengikuti jalan kita sendiri, Alkitab berkata kita menjadi ‘sahabat dunia’ dan hal itu secara otomatis memposisikan kita menjadi musuh Allah sendiri. Pahamilah hal ini: dalam hidup kita sehari-hari, Roh Kudus yang Tuhan taruh dalam hidup kita akan mengajarkan kepada kita ketetapan dan jalan-jalan-Nya bagi kita secara pribadi. Alasan mengapa ada orang-orang Kristen yang terus alami kemerosotan dalam hidupnya adalah karena mereka sedang memposisikan diri sebagai musuhnya Tuhan. Ketika kita ada pada posisi sebagai musuh Tuhan oleh karena kita menolak untuk hidup dalam ketetapan dan jalan-jalan-Nya, apapun yang kita kerjakan akan Tuhan gagalkan.

Ketetapan dan jalan-jalan Tuhan yang Ia berikan untuk kita bisa berbeda dengan yang Ia berikan bagi hamba Tuhan/orang percaya lain; selama kita terus menaati ketetapan dan jalan-jalan Tuhan yang Roh Kudus ajarkan, kita akan melihat penyertaan Tuhan nyata atas kita; kehidupan kita akan semakin menanjak dan tidak akan pernah ‘turun’ lagi.

2. Ketetapan dan jalan-jalan Tuhan dalam hidup kita merupakan garis pembatas yang akan mengelompokkan kita pada kelompok yang akan menikmati berkat atau mengalami kutuk. Dalam Imamat 26, Tuhan berbicara tentang berkat dan kutuk. Ayat 3-4 berkata, “Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya.”

Selama kita mengikuti ketetapan-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, berkat yang menjadi bagian kita pasti akan secara otomatis kita nikmati. Sebaliknya, 14-selesai yang berbicara tentang kutuk juga akan menjadi bagian kita jika kita menolak untuk hidup dalam ketetapan dan perintah-perintah-Nya.

Selama Tuhan belum memberikan ketetapan-Nya dalam hidup kita, kalaupun kita melakukan kesalahan, ada satu level toleransi tertentu yang Ia berlakukan atas kita; konsekuensi yang akan kita hadapi adalah konsekuensi akibat ketidaktahuan, bukan konsekuensi akibat pemberontakan atau ketidaktaatan. Konsekuensi yang kita jalani akibat ketidaktaatan akan kita jalani tanpa Tuhan. Sebaliknya, konsekuensi yang kita jalani akibat ketidaktahuan akan kita jalani bersama Tuhan, sehingga meskipun kita menangis namun kita bisa tetap berjalan maju sambil menabur benih.

Karena itu, pastikan kita terus memiliki roh yang lembut, mudah dibentuk dan diajar, dan mau berubah; pastikan kita selalu memiliki roh ketaatan, karena ketika Tuhan memberikan ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada kita, ketetapan yang Ia beri tersebutlah yang menjadi garis pembatas bagi kita.

3. Ketetapan dan jalan-jalan Tuhan yang harus dihidupi oleh suatu umat diberikan oleh Tuhan kepada seorang bapa atau pemimpin rohani untuk dapat ia ajarkan secara turun temurun kepada anak-anak rohaninya (Ulangan 4:1-10). Ketika Tuhan memberikan ketetapan-ketetapan-Nya kepada orang Israel, pertama-tama Ia mengajarkan ketetapan-ketetapan tersebut kepada Musa untuk kemudian ia ajarkan kepada seluruh

Page 5: Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan Tuhan

bangsa. Selama Israel melangkah dalam ketaatan, ke manapun mereka pergi selalu ada daerah-daerah baru ditaklukkan.

Seorang bapa mengajarkan ketetapan-ketetapan Tuhan kepada anak-anaknya dengan satu tujuan: agar semua berkat yang dinikmati oleh sang bapa akan dapat terus dinikmati sampai garis keturunan berikutnya, karena Tuhan tidak mau berkat-Nya hanya berhenti pada satu generasi; Ia menghendaki berkat-Nya dapat terus mengalir dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Dan setiap kali terjadi peralihan generasi, generasi yang berikutnya akan menikmati takaran berkat dan anugerah yang lebih besar lagi.

Ada satu bagian dalam Alkitab yang sangat menarik dalam Yeremia 35:1-10: “Firman yang datang dari Tuhan kepada Yeremia di zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, bunyinya: “Pergilah kepada kaum orang Rekhab, bicaralah dengan mereka dan bawalah mereka ke rumah Tuhan; ke dalam salah satu kamar, kemudian berilah mereka minum anggur!” Maka aku menjemput Yaazanya bin Yeremia bin Habazinya beserta saudara-saudaranya dan semua anak-anaknya, pendeknya segenap kaum orang Rekhab. Aku membawa mereka ke rumah Tuhan, ke dalam kamar anak-anak Hanan bin Yigdalya, abdi Allah; itulah kamar yang di sebelah kamar para pembesar, di atas kamar Maaseya bin Salum, penjaga pintu.

Di depan anggota-anggota kaum orang Rekhab itu aku meletakkan piala-piala penuh anggur dan cawan-cawan, lalu aku berkata kepada mereka: “Silakan minum anggur!” Tetapi mereka menjawab: “Kami tidak minum anggur, sebab Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami, telah memberi perintah kepada kami, katanya: “Janganlah kamu atau anak-anakmu pun minum anggur sampai selama-lamanya; janganlah kamu mendirikan rumah, janganlah kamu menabur benih; janganlah kamu membuat atau mempunyai kebun anggur, melainkan haruslah kamu diam di kemah-kemah selama hidupmu, supaya lama kamu hidup di tanah, di mana kamu tinggal sebagai orang asing!

Kami mentaati suara Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami dalam segala apa yang diperintahkannya kepada kami, agar kami tidak minum anggur selama hidup kami, yakni kami sendiri, isteri kami, anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kami; agar kami tidak mendirikan rumah-rumah untuk kami diami, tidak mempunyai kebun anggur atau ladang serta benih, melainkan kami diam di kemah-kemah dan taat melakukan tepat seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Yonadab, bapa leluhur kami”.

 Sekali waktu di tengah-tengah bangsa yang memberontak, Tuhan menyuruh Yeremia memanggil orang-orang Rekhab. Ketika orang-orang Rekhab datang, Yeremia menyediakan cawan-cawan anggur karena minum anggur adalah hal yang normal bagi orang-orang Israel. Akan tetapi, Tuhan menjadikan kaum Rekhab sebagai contoh untuk Dia berbicara kepada umat Israel yang memberontak. Itu sebabnya dalam ayat 6 kaum Rekhab berkata, “Kami tidak minum anggur, sebab Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami, telah memberi perintah kepada kami...” Siapa sebetulnya Yonadab bin Rekhab?

Nama Yonadab bin Rekhab muncul untuk pertama kalinya dalam kitab 2 Raja-Raja 10:12-17. Tidak dituliskan asal muasal Yonadab bin Rekhab, tapi dari namanya kita mengetahui bahwa Yonadab berasal dari garis keturunan Rekhab. Siapa Rekhab itu? Kitab 2 Samuel 4 menuliskan bahwa Rekhab adalah salah satu orang yang membunuh Isyboset, anak Saul, dan karena itu Daud membunuh Rekhab. Dengan kata lain, Rekhab adalah seorang pemberontak, ia memiliki reputasi yang buruk.

Ketika Yehu sedang melakukan ‘pembersihan’ dengan membunuh semua pegawai Izebel dan keluarga Ahab, tiba-tiba Yehu bertemu dengan Yonadab bin Rekhab dan ia mengajukan pertanyaan, “Apakah hatimu tahir sebagaimana hatiku terhadapmu?”

Dari ucapan Yehu terhadap Yonadab, saya mengambil kesimpulan bahwa Yonadab bin Rekhab bukanlah orang asing bagi Yehu. Sebagaimana Yehu pernah menjadi perwira Ahab, Yonadab bin Rekhab pun pernah bersama-sama dengan Yehu melayani Ahab. Mungkin ketika itu Yonadab belum memiliki cukup keberanian untuk bangkit dan melawan Izebel, demikian pula Yehu, sampai utusan Elisa datang dan mengurapi Yehu menjadi raja. Setelah Yehu diurapi menjadi raja, barulah ia bangkit dan mengadakan ‘pembersihan’ atas pemerintahan Ahab dan Izebel.

Ketika Yehu bertemu dengan Yonadab bin Rekhab, ia bertanya, “Apakah hatimu jujur kepadaku...?” Dengan kata lain, “Apakah hatimu sama bersihnya dengan hatiku ketika akan melakukan rencana Tuhan?” Ketika Yonadab menjawab “ya”, Yehu berkata, “Mari, lihatlah bagaimana giatku untuk Tuhan.” Apa maksud ini semua?

Page 6: Hidup Dalam Ketetapan Dan Jalan-Jalan Tuhan

Selama bertahun-tahun Yonadab bin Rekhab melayani Izebel, ia hidup di bawah tekanan dan intimidasi Izebel, sampai ketika ia bertemu dengan Yehu, ada perubahan yang mulai terjadi dalam hidupnya, sehingga ia mengambil keputusan untuk tidak lagi minum anggur. Dengan kata lain, Yonadab bin Rekhab mengambil jalan hidup seorang nazir Tuhan (baca Hakim-Hakim 13:5), ada nazar yang Yonadab ucapkan kepada Tuhan.

Memang Alkitab tidak menuliskan apa yang menjadi nazar Yonadab, tapi jika kita membaca pernyataan Tuhan kepada garis keturunan Yonadab bin Rekhab selanjutnya dalam Yeremia 35:19, saya bisa membayangkan mungkin seperti inilah perkataan Yonadab bin Rekhab kepada Tuhan, “Tuhan, mungkin aku berasal dari keturunan pemberontak yang sudah rusak reputasinya, tapi hari ini aku mengambil keputusan, sebagaimana dahulu aku melayani Izebel dengan penuh kesungguhan, mulai hari ini seluruh garis keturunanku akan aku pastikan tidak akan makan dan minum segala sesuatu yang berbau anggur, tapi ijinkan aku dan garis keturunanku melayani Engkau.”

Kira-kira 200 tahun berselang sejak Yonadab bin Rekhab hidup dalam kitab Raja-raja, sampai dalam kitab Yeremia, garis keturunan Yonadab tetap berpegang pada ketetapan yang diajarkan oleh bapa leluhurnya. Sebagai akibatnya, Alkitab mencatat bahwa Tuhan sendiri menetapkan bahwa keturunan Yonadab bin Rekhab akan melayani Tuhan sepanjang masa. Karenanya, miliki roh yang sama seperti garis keturunan Yonadab bin Rekhab dan biar kita terus alami dari satu generasi ke generasi berikutnya secara turun temurun.