7
HIFEMA A. PENDAHULUAN Trauma mata oleh benda tumpul merupakan peritiwa yang sering terjadi. Kerusakan jaringan yang terjadi akibat trauma demikian bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat bahkan sampai kebutaan. Untuk mnegetahui kelainan yang ditimbulakan perlu diadakan pemeriksaan yang cermat, terdiri atas anamnesis dan pemeriksaan. Trauma dapat menyebabkan kerusakan pada bola mata yang dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Oleh karena itu memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. Trauma tumpul merupakan peristiwa yang sering terjadi. Meski mata merupakan organ yang sangat terlindung dalam orbita, kelopak dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mengalami cedera dari dunia luar. Cedera yang dapat terjadi antara lain :: (1,2,3,4) 1. Benda asing yang menempel di bawah kelopak mata atas atau pada pemukaan mata, terutama pada kornea. 2. Trauma tumpul 3. Trauma tembus bola mata 4. Trauma kimia dan radiasi Untuk mengetahui kelainan yang ditimbulkan akibat trauma perlu diadakan pemeriksaan yang cermat, yang terdiri atas anamnesis dan

HIFEMA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HIFEMA

HIFEMA

A. PENDAHULUAN

Trauma mata oleh benda tumpul merupakan peritiwa yang sering terjadi. Kerusakan

jaringan yang terjadi akibat trauma demikian bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat

bahkan sampai kebutaan. Untuk mnegetahui kelainan yang ditimbulakan perlu diadakan

pemeriksaan yang cermat, terdiri atas anamnesis dan pemeriksaan. Trauma dapat menyebabkan

kerusakan pada bola mata yang dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga

mengganggu fungsi penglihatan. Oleh karena itu memerlukan perawatan yang tepat untuk

mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. Trauma

tumpul merupakan peristiwa yang sering terjadi. Meski mata merupakan organ yang sangat

terlindung dalam orbita, kelopak dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks

memejam atau mengedip, mata masih sering mengalami cedera dari dunia luar. Cedera yang

dapat terjadi antara lain ::(1,2,3,4)

1. Benda asing yang menempel di bawah kelopak mata atas atau pada pemukaan mata,

terutama pada kornea.

2. Trauma tumpul

3. Trauma tembus bola mata

4. Trauma kimia dan radiasi

Untuk mengetahui kelainan yang ditimbulkan akibat trauma perlu diadakan pemeriksaan

yang cermat, yang terdiri atas anamnesis dan pemeriksaan. Sehingga kita dapat mengetahui

jaringan mata mana yang mengenai trauma tersebut. Hifema merupakan keadaan dimana terjadi

perdarahan pada bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul pada mata. Darah ini

berasal dari iris atau badan siliar yang robek. Menurut Duke Elder (1954), hifema disebabkan

oleh robekan pada segmen anterior bola mata yang kemudian dengan cepat akan berhenti dan

darah akan diabsorbsi dengan cepat. Hal ini disebut dengan hifema primer. Bila oleh karena

sesuatu sebab misalnya adanya gerakan badan yang berlebihan, maka timbul perdarahan

sekunder atau hifema sekunder yang pengaruhnya akan lebih hebat karena perdarahan lebih

sukar hilang. (1,3,5,6)

Page 2: HIFEMA

B. ANATOMI

Hifema atau adanya darah pada daerah bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma

tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Yang merupakan tanda untuk

mengidentifikasi terjadinya perdarahan pada mata penderita. Bilik mata depan (BMD) secara

anatomi ruang yang dibatasi oleh kornea dan iris.Daerah dapat terjadi hifema oleh karena trauma

tumpul yang memberikan kerusakan pada struktur di depan BMD maupun di belakangnya.(1,3,4,5,6,7)

Dikutip dari kepustakaan (6) : gambaran anatomi mata tampak anterior dan potongan sagital.

C. DIAGNOSIS

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk mendiagnosa diperlukan

anamnesis dan pemeriksaan yang cermat. Diantaranya melalui anamnesis di dapatkan gejala rasa

sakit pada mata disertai dengan efifora dan blefarospasme. Selain itu adanya riwayat trauma

dengan benda tumpul. Dalam pemeriksaan fisis ditemukannya visus yang menurun dan apabila

pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan dan hifema juga

dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. Pada pemeriksaan penunjang dengan

menggunakan slit lamp ditemukan daerah hifema pada BMD.

Langkah-langkah pemeriksaan yang dilakukan pada hifema, yaitu :(6)

1. Pemeriksaan visus

2. Slit lamp ; melihat struktur bola mata, apakah adanya ruptur atau tidak

3. Tes fluoresensi

Page 3: HIFEMA

4. Bed-rest (3-7 hari) untuk mencegah risiko terjadinya komplikasi dari yang ringan hingga

berat seperti terjadinya hypema sekunder nantinya.

5. Predsol 0,5% (3 kali/hari) dan cyclopentolate 1% (2 kali/hari)

Dikutip dari kepustakaan (6) : tampak hifema pada segmen inferior BMD

D. PENATALAKSANAAN

Pengobatan dengan merawat pasien dengan tidur di tempat tidur yang ditinggikan 30

derajat pada kepala, diberikan koagulasi dan mata yang ditutup. Pada anak yang gelisah , dapat

diberikan obat penenang. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perdarahan sekunder oleh karena

gerakan badan pasien. Parasintesis atau mengeluarkan darah dari bilik mata depan dilakukan

pada pasien dengan hifema bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma sekunder, hifema

penuh dan berwarna hitam atau bila setelah 5 hari tidak terlihat tanda-tanda hifema akan

berkurang. Perdarahan ini dapat terjadi pada hari ke-3 atau sampai dengan hari ke-7 setelah

trauma. Tetes mata steroid dapat diberikan jangka pendek bersama dengan dilatasi pupil. Steroid

dapat menurunkan risiko perdarahan ulang. Beberapa penelitian mengisyaratkan bahwa

penggunaan asam aminokaproat oral untuk menstabilkan pembentukkan pembekuan darah dan

menurunkan risiko perdarahan ulang. Dosisnya adalah 100 mg/kg setiap 4 jam sampai

maksimum 30 g/h selama 5 hari. Apabila timbul glaukoma, maka penatalaksanaan mencakup

pemberian timolol 0,25% atau 0,5% dua kali sehari. Hifema harus dievakuasi secara bedah

apabila tekanan intraokuler tetap tinggi (>35 mmHg selama 7 hari atau 50 mmHg selama 5 hari. (1,2,4,5,7)

E. KOMPLIKASI

Page 4: HIFEMA

Komplikasi tersering adalah peningkatan tekanan intraokuler (> 35 mmHg selama 7 hari

atau 50 mmHg selama 5 hari) oleh karena terjadinya perdarahan sekunder yang cenderung lebih

berat dibandingkan dengan yang pertama. Istirahat sangat penting untuk mencegah terjadinya

perdarahan kedua ini. Peningkatan tekanan biasanya memberi respon terhadap terapi medis

namun kadang membutuhkan intervensi bedah. Bila hifema telah membaik, mata harus diperiksa

untuk mencari komplikasi lain akibat trauma tumpul. (1,2,3,7)

F. PROGNOSIS

Akan membaik, jika penanganan dilakukan secara tepat dan cepat.(1,2,7)

Page 5: HIFEMA

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta., Trauma Mata : Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. FK-UI, Jakarta, 2004. Hal

: 259,264-5.

2. James, Bruce., Trauma : Oftamologi edisi kesembilan. Erlangga, Jakarta, 2006. Hal : 177,181,182,184.

3. Ilyas, Sidarta., Trauma Tumpul Mata : Ilmu Penyakit Mata. Sagung Seto, Jakarta, 2002. Hal : 263-6.

4. Vaughan, Daniel,G., Trauma : Oftamologi Umum edisi ke-14. Widya Medika, Jakarta, 2000. Hal: 380,384.

5. Batterburry, Mark., Trauma : Ophthalmology. Elsevier, London, 2007. Hal : 76,78.

6. Webb, Lennox.A., Trauma : Manual of Eye Emergencies. Butterworth Heinemann, London, 2004. Hal : 114-6, 123-4.

7. Sumarsono, Contusio Oculi. Available at

http://www.portalkalbe/kalbe_ContusioOculi.html. Accessed on : February 24th 2009.

8. Anonim, Corneal Abrasion in Encyclopedia of Medicine 2006. Available at

http://www.healthatoz/transform.jps.html. Accessed on : February 24th 2009.

9. Anonim, Corneal Abrasion and Reccurent Corneal Erosions. Avalable at

http://www.yahoo.com/revoptomSECT3F.html. Accessed on : February 24th 2009.

10. Anonim, Corneal Abrasion. Available at http://www.emedicine.com/799316-

overview.html. Accessed on : February 25th 2009.

11. Anonim, Corneal Abrasion. Available at http://www.wikipedia.com/

corneal_abrasion.html. Accessed on : February 25th 2009.