Upload
mohammad-ivan
View
69
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hifema pada Trauma Tumpul
Citation preview
HIFEMA PADA TRAUMA TUMPUL
KUSMUNI DALI, dr., M.Kes
TRAUMA TUMPUL
Tingkatan dari trauma mata ini tergantung dari besar, berat, energi kinetik dari obyek.
MEKANISME
Gelombang tekanan akibat dari trauma tumpul menyebabkan:
1. Tekanan yang sangat tinggi dan jelas dalam waktu yang singkat didalam bola mata.
2. Perubahan yang menyolok dari bola mata3. Tekanan dalam bola mata akan menyebar
antara cairan vitreous yang kental dan jaringan sclera yang tidak elastis
Lanjutan…..
4. Akibatnya terjadi peregangan dan robeknya jaringan pada tempat dimana ada perbedaan elastisitas, misal : daerah limbus, sudut iridokorneal, ligamentum zinnii, corpus ciliare.
Respon Jaringan Terhadap Trauma Tumpul1. Vasoconstriksi dari pembuluh darah
perifer,sehingga terjadi iskemia dan nekrosis lokal.
2. Diikuti dengan vasodilatasi, hiperpermeabilitas, aliran darah yang menurun,
3. Dinding pembuluh darah robek maka cairan jaringan dan isi sel akan menyebar menuju jaringan sekitarnya sehingga terjadi udema dan perdarahan
Respon Khusus Jaringan Terhadap Trauma Tumpul
Palpebra Konjungtiva Kornea Bilik mata depan Iris Pupil Lensa Segmen posterior
PALPEBRA
Laserasi dan Hematom.
Pada pemeriksaan
didapatkan luka memar,
udema, dan ekskoriasi.
Pengobatan
pembersihan luka dan kompres dingin.
KONJUNGTIVA
Perdarahan dibawah konjungtiva :
~ Tampak bercak merah berbatas jelas.
~ Biasanya tanpa terapi dapat sembuh sendiri, tetapi untuk mempercepat dapat dibantu dengan vasoconstriksi
Lanjutan….Edema
~ Bila masif dan terletak sentral dapat menganggu visus.
~ Kondisi ini dapat diatasi dengan jalan reposisi konjungtiva atau menusuk konjungtiva sehingga terjadi jalan untuk mengurangi edema tersebut.
~ Dapat juga dibantu dengan cairan salin yang hipertonik untuk mempercepat penyerapan.
Lanjutan…. Laserasi ~ Bila laserasi sedikit dapat diberi antibiotika
untuk membatasi kerusakan. Daya regenerasi epitel konjungtiva yang tinggi sehingga akan tumbuh dalam beberapa hari.
~ Bila terjadi laserasi dan jaringan nekrotik maka inflamasi akan lebih menonjol daripada traumanya.
~ Dalam hal ini daerah nekrosis harus dieksisi.
KORNEA Erosi kornea
~ Bila penderita mengeluh nyeri, fotofobi, epifora, blefarospasme, perlu kita lakukan pemeriksaan pengecatan fluoresin
~ Bila ( + ) berarti sebagian kornea tampak hijau ada suatu lesi atau erosi kornea.
~ Terapi : bebat mata dan diharapkan 1 – 2 hari terjadi penyembuhan.
~ Bila erosi luas maka perlu tambahan antibiotika.
Lanjutan… Edema kornea
~ Dapat berupa edema yang datar atau edema yang melipat dan menekuk ke dalam masuk ke membran bowman dan descemet.
~ Terapi : Pemberian antibiotika dan bebat mata, kadang-kadang diperlukan lensa kontak untuk melindungi kornea pada fase penyembuhan.
BILIK MATA DEPAN
Hifema
adalah perdarahan
dalam bilik mata
depan yang berasal
dari iris dan corpus
ciliare.
IRIS Iridodialisis ~ Iris lepas dari insersi yang
kadang diikuti dengan hifema.~ Pupil miosis.~ Anamnesa : Penderita merasa melihat dobel
pada satu mata (diplopia unilateral).~ Pemeriksaan : Tampak sebagian iris lepas~ Terapi : Pasive, tetapi bila ada keluhan
operatif.
PUPIL
Midriasis
akibat dari parase saraf optikus atau karena ruptur otot spincter
LENSA
Penyebab utama kerusakan lensa adalah kerusakan seluler dan laserasi jaringan.
MEKANISMEGelombang tekanan menekan humor aquos
Iris tertekan kearah vitreus
Lensa tertekan kembali kearah humor aquos dan diafragma
iris.
Tambahan tekanan pada kapsul dan epitel lensa
Terjadi kerusakan jaringan intraseluler fiber dari lensa, nekrosis kapsul dan dislokasi sebagian material lensa
Kekeruhan lensa
SUBLUKSASI ATAU DISLOKASI LENSA~ Dapat kedua arah yaitu menuju bilik mata
depan dan posterior menuju badan kaca.
~ Keluhan berupa penglihatan menurun dan melihat dobel pada satu mata.
~ Pada pemeriksaan terlihat iris tremulans dan bilik mata depan yang dalam.
Lanjutan…
Pengobatan :
=> Aktif dengan operasi pada dislokasi anterior. Hal ini untuk mencegah
terjadinya kerusakan endotel kornea dan glaukoma sekunder.
=> Pasive secara konservatif pada dislokasi posterior.
SEGMEN POSTERIOR
Kita menduga adanya kerusakan segmen posterior bila penglihatan menurun tanpa kerusakan anterior.
1. Perdarahan badan kaca
~ darah berasal dari corpus ciliare.
~ keluhan berupa visus yang kabur.
~ pemeriksaan dengan oftalmoskop nampak kekeruhan badan kaca.
~ pengobatan hanya konservatif
Lanjutan…..
2. Udema makula
terjadi karena timbunan cairan subretina di makula
3. Robekan retina
Keluhan kabur,benda tampak bergelombang.
Pemeriksaan tampak ablasi retina yang terlihat dengan oftalmoskop
4. Keluhan nervus optikus.
HIFEMA PADA TRAUMA TUMPUL
BATASAN
perdarahan dalam bilik mata depan yang berasal dari pecahnya pembuluh darah pada iris atau badan siliare akibat rudapaksa tumpul.
PATOFISIOLOGIRudapaksa tumpul dengan kecepatan tinggi pada bola mata akan menimbulkan tekanan yang sangat tinggi didalam bola mata. Tekanan ini menyebar kearah posterior, badan kaca dan sclera (equatorial zone ). Hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan letak diafragma lensa iris keposterior, pecahnya pembuluh darah arteri diiris, badan ciliare dan pembuluh darah dikoroid. Selanjutnya, perdarahan ini masuk kedalam bilik mata depan.
GEJALA KLINIS
Penderita akan mengeluh : o nyeri o epifora o blefarospasme o Penglihatan kaburo Adanya riwayat trauma tumpul
TANDA KLINIS
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :o Penurunan visus.o Tekanan intra okuli normal / meningkat /
menurun.o Pupil normal / nidriasis / lonjong.o Hiperemi perikornea o Hifema (+) → tentukan volumenyao Kadang abrasi kornea ( fl test + / - )o Kadang terlihat iridoplegi dan iridodialisis.
TINGKATAN HIFEMA
Hifema dibedakan berdasarkan jumlah darah yang terdapat di BMD :
Tingkat I : < ¼ bagian BMD Tingkat 2 : ¼ s/d ½ bagian BMD Tingkat 3 : ½ s/d ¾ bagian BMD Tingkat 4 : menutupi seluruh BMD
PEMERIKSAAN
dilakukan tes fluoresin untuk mengetahui adanya abrasi kornea atau tidak. Jika pemeriksaan sulit dilakukan karena adanya blefarospasme, penderita diberi anestesi lokal terlebih dahulu. Dilakukan pula pemeriksaan pada segmen anterior dengan lampu senter dan loupe atau slit lamp biomikroskop.
PENYULIT
Glaukoma sekunder Uveitis Hifema sekunder Hemosiderosis
PENATALAKSANAAN~ Bisa dilakukan dengan konservatif / operatif.
~ Penderita yang jelas memperlihatkan hifema yang mengisi lebih dari 5% kamera anterior diharuskan tirah baring dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan + 30derajat. Mata diistrahatkan dengan bebat mata dan pada penderita anak-anak dapat diberikan obat penenang. Antibiotika tetes mata, kortikusteroid tetes mata dan siklopegik diberikan pada mata yang sakit selama 5 hari.
Lanjutan…
Mata diperiksa secara berkala untuk mencari adanya perdarahan sekunder, glaukoma, atau hemosiderosis. Asam amino kaproat oral 100mg/kgBB/4jam dengan dosis maksimum 30gr/hari dapat diberikan pula selama 5 hari untuk menstabilkan pembentukan bekuan darah sehingga resiko perdarahan ulang lebih kecil. Jika terjadi glaukoma, penatalaksanaan mencakup pemberian timolol 0,25% atau 0,5% 2x sehari, asetasolamid 250mg oral 4x sehari, dan obat hiperosmotik (manitol, gliserol, atau sorbitol)
Lanjutan…
Tindakan operasi parasintesis dilakukan jika ada tanda-tanda kenaikan tekanan intraokuler, hifema yang tetap dan tidak berkurang lebih dari 5 hari, dan jika terjadi hemosiderosis pada endotel kornea.
TEKNIK PARASENTESIS Parasentesis merupakan tindakan pembedahan
dengan mengeluarkan nanah dari bilik mata depan.
Tekniknya sebagai berikut:dibuat insisi kornea 2 mm dari limbus ke arah kornea yang sejajar dengan permukaan ini. Biasanya jika dilakukan penekanan pada bibir luka, koagulum keluar dari bilik mata depan. Jika darah tidak keluar seluruhnya, bilik mata depan dibilsa dengan garam fisiologik. Biasanya luka insisi kornea pada parasentesis tidak perlu dijahit.
PROGNOSA
70 % kasus dalam 5-6 hari hifema akan hilang sempurna karena terjadi penyerapan. Tapi, ptisis bulbi dan kebutuhan dapat terjadi juga jika hemosiderosis yang terjadi didiamkan.
TERIMA KASIH