HIPERTENSI

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANHIPERTENSIDI RUANG CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

DI SUSUN OLEH:HERU SUSANTONIMJ23015R029

PROGRAM PROFESI NERS PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015HIPERTENSI

A. DefinisiHipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.Hipertensi didefinisikan olehJoint National Committee on Detection(JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996).Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995)

B. Anatomi1. JantungBerukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.Hubungan jantung adalah:a. Atas : pembuluh darah besarb. Bawah : diafragmac. Setiap sisi : parud. Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis2. ArteriAdalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).Arterimerupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari jantung ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci) memiliki banyak sekali cabang yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Arteriol mempunyai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 m. Fungsi arteri menditribusikan darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic yang terdiri dari 3 lapisan yaitu :a. Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.b. Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastic dan termasuk otot polosc. Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri (Syaifuddin, 2006)3. ArteriolAdalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.4. Pembuluh darah utama dan kapilerPembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama.Kapilermerupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya mengambil hasil-hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat makanan yang terdapat di usus, alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.5. SinusoidTerdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.Saluran Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe ke dalam darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan. Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang terdapat di dalam berbagai organ, terutama dalam vili usus.6. Vena dan venulVenul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna satu sama lain. (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110)Venamerupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya besar seperti vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor kecuali vena pulmonalis, mempunyai dinding tipis, mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung.

C. KlasifikasiKlasifikasi hipertensi menurut WHO1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91-94 mmHg3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.4. Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of Hipertensiona. Diastolik1) < 85 mmHg : Tekanan darah normal2) 85 99 : Tekanan darah normal tinggi3) 90 -104 : Hipertensi ringan4) 105 114 : Hipertensi sedang5) >115 : Hipertensi beratb. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)1) < 140 mmHg : Tekanan darah normal2) 140 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi3) > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistole 180 mmHg dan/atau diastole 120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah.Dibagi menjadi dua:1) Hipertensi EmergensiSituasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau progresiftarget akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.2) HipertensiurgensiSituasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresifbermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresifdan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).

D. EtiologiPada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.3. Stress Lingkungan.4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:1. Hipertensi Esensial (Primer)Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah Faktor keturunan. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensiCiri perseoranganCiri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )d. Kebiasaan hidupe. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :f. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )g. Kegemukan atau makan berlebihanh. Stressi. Merokokj. Minum alcoholk. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )2. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada :a. Elastisitas dinding aorta menurunb. Katub jantung menebal dan menjadi kakuc. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.d. Kehilangan elastisitas pembuluh darahHal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :a. Ginjalb. Glomerulonefritisc. Pielonefritisd. Nekrosis tubular akute. Tumorf. Vascularg. Aterosklerosish. Hiperplasiai. Trombosisj. Aneurismak. Emboli kolestroll. Vaskulitism. Kelainan endokrinn. DMo. Hipertiroidismep. Hipotiroidismeq. Sarafr. Strokes. Ensepalitist. SGBu. Obat obatanv. Kontrasepsi oralw. KortikosteroidE. Faktor Resiko1. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi2. Pria usia 35 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause3. Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium4. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa hal seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffeine, DM, dsb.5. Factor emosional dan tingkat stress6. Gaya hidup yang monoton7. Sensitive terhadap angiotensin8. Kegemukan9. Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.

F. PatofisiologiMekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono, Slamet. 1996 ).

Pathways

G. Tanda Dan GejalaTanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :1. Tidak ada gejalaTidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.2. Gejala yang lazimSering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.3. Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.2. Sakit kepala3. Pusing / migraine4. Rasa berat ditengkuk5. Penyempitan pembuluh darah6. Sukar tidur7. Lemah dan lelah8. Nokturia9. Azotemia10. Sulit bernafas saat beraktivitas

H. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :1. Pemeriksaan yang segera seperti :a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensif. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )g. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensih. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.j. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensik. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalismel. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.2. Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama ) :a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.c. IUP:mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,Perbaikan ginjal.d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.e. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien

I. KomplikasiEfek pada organ :1. Otaka. Pemekaran pembuluh darahb. Perdarahanc. Kematian sel otak : stroke2. Ginjala. Malam banyak kencingb. Kerusakan sel ginjalc. Gagal ginjal3. Jantunga. Membesarb. Sesak nafas (dyspnoe)c. Cepat lelahd. Gagal jantung

J. PenatalaksanaanPengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :1. Terapi tanpa ObatTerapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :a. DietDiet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuhb. Penurunan berat badanc. Penurunan asupan etanold. Menghentikan merokoke. Latihan FisikLatihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x permingguf. Edukasi PsikologisPemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :1) Tehnik Biofeedback2) Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.3) Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.4) Tehnik relaksasi5) Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )6) Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Terapi dengan ObatTujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.Pengobatannya meliputi :a. Step 1Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitorb. Step 2Alternatif yang bisa diberikan :1) Dosis obat pertama dinaikkan2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama3) Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilatorc. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh1) Obat ke-2 diganti2) Ditambah obat ke-3 jenis laind. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya1) Ditambah obat ke-3 dan ke-42) Re-evaluasi dan konsultasi3) Follow Up untuk mempertahankan terapiUntuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeterPenderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahuluSedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderitaIkutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi5. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah6. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari7. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi8. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal9. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin10. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering11. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.12. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.

K. Cara Pencegahan1. Pencegahan PrimerFaktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.2. Pencegahan sekunderPencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin.c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.d. Batasi aktivitas.L. Pengkajian Keperawatan

1. Aktivitas / istirahatGejala :a. Kelemahanb. Letihc. Napas pendekd. Gaya hidup monotonTanda :a. Frekuensi jantung meningkatb. Perubahan irama jantungc. Takipnea2. SirkulasiGejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup, penyakit serebrovaskulerTanda :a. Kenaikan TDb. Nadi : denyutan jelasc. Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmiad. Bunyi jantung : murmure. Distensi vena jugularisf. EkstermitasPerubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler mungkin lambat3. Integritas EgoGejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )Tanda :a. Letupan suasana hatib. Gelisahc. Penyempitan kontinue perhatiand. Tangisan yang meledake. otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )f. Peningkatan pola bicara4. EliminasiGejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )5. Makanan / CairanGejala :a. Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterolb. Mualc. Muntahd. Riwayat penggunaan diuretikTanda :a. BB normal atau obesitasb. Edemac. Kongesti venad. Peningkatan JVPe. glikosuria6. NeurosensoriGejala :a. Keluhan pusing / pening, sakit kepalab. Episode kebasc. Kelemahan pada satu sisi tubuhd. Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )e. Episode epistaksisTanda :a. Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )b. Respon motorik : penurunan kekuatan genggamanc. Perubahan retinal optik7. Nyeri/ketidaknyamananGejala :a. nyeri hilang timbul pada tungkaib. sakit kepala oksipital beratc. nyeri abdomen8. PernapasanGejala :a. Dispnea yang berkaitan dengan aktivitasb. Takipneac. Ortopnead. Dispnea nocturnal proksimale. Batuk dengan atau tanpa sputumf. Riwayat merokokTanda :a. Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasanb. Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )c. Sianosis9. KeamananGejala : Gangguan koordinasi, cara jalanTanda : Episode parestesia unilateral transien10. Pembelajaran / PenyuluhanGejala :a. Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjalb. Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lainc. Penggunaan obat / alkoholM. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantungberhubungan denganpeningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard2. Intoleransi aktivitasberhubungan dengankelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klien5. Kurangpengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit

N. O. PerencanaanRENCANA KEPERAWATAN

NO DXDIANGOSA KEPERAWATAN DAN KOLABORASITUJUAN (NOC)INTERVENSI (NIC)

1Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokardSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......... x 24 jam,tidak terjadi penurunan curah jantung.NOC :a. Cardiac Pump effectivenessb. Circulation Statusc. Vital Sign StatusKriteria Hasil:a. Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)b. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahanc. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asitesd. Tidak ada penurunan kesadaranNIC :Cardiac Carea. Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)b. Catat adanya disritmia jantungc. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putputd. Monitor status kardiovaskulere. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantungf. Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusig. Monitor balance cairanh. Monitor adanya perubahan tekanan darahi. Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmiaj. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahank. Monitor toleransi aktivitas pasienl. Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneum. Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoringa. Monitor TD, nadi, suhu, dan RRb. Catat adanya fluktuasi tekanan darahc. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdirid. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkane. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitasf. Monitor kualitas dari nadig. Monitor adanya pulsus paradoksush. Monitor adanya pulsus alteransi. Monitor jumlah dan irama jantungj. Monitor bunyi jantungk. Monitor frekuensi dan irama pernapasanl. Monitor suara parum. Monitor pola pernapasan abnormaln. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulito. Monitor sianosis periferp. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)q. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......... x 24 jam,pasien toleran terhadap aktivitas dengan kriteria hasilNOC :a. Energy conservationb. Self Care : ADLsKriteria Hasil :a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RRb. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

NIC :Energy Managementa. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitasb. Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasanc. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahand. Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuate. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihanf. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitasg. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasienActivity Therapya. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.b. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukanc. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sociald. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkane. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krekf. Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukaig. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luangh. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitasi. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitasj. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatank. Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

3Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebralSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......... x 24 jam,nyeri berkurangdengan kriteria hasilNOC :a. Pain Level,b. Pain control,c. Comfort levelKriteria Hasil :a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeric. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurange. Tanda vital dalam rentang normal

NIC :Pain Managementa. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasib. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananc. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasiend. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyerie. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampauf. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampaug. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukunganh. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingani. Kurangi faktor presipitasi nyerij. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensil. Ajarkan tentang teknik non farmakologim. Berikan analgetik untuk mengurangi nyerin. Evaluasi keefektifan kontrol nyerio. Tingkatkan istirahatp. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasilq. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administrationa. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obatb. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensic. Cek riwayat alergid. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satue. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyerif. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimalg. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teraturh. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kalii. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebatj. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

4Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klienSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......... x 24 jam,cemas pasien berkurangdengan kriteria hasil:Anxiety ControlCopingVital Sign Statusa. Menunjukan teknik untuk mengontrol cemas: teknik nafas dalamb. Postur tubuh pasien rileks dan ekspresi wajah tidak tegangc. Mengungkapkan cemas berkurangd. TTV dbn1) TD = 110-130/ 70-80 mmHg2) RR = 14 24 x/ menit3) N = 60 -100 x/ menit4) S = 365 375 0C

Anxiety Reductiona. Gunakan pendekatan yang menenangkanb. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasienc. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedurd. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takute. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosisf. Dorong keluarga untuk menemani anakg. Lakukan back / neck rubh. Dengarkan dengan penuh perhatiani. Identifikasi tingkat kecemasanj. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasank. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsil. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasim. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

5Kurangpengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......... x 24 jam,pengetahuan klien menngkat dengan kriteria hasilNOC :a. Kowlwdge : disease processb. Kowledge : health BehaviorKriteria Hasil :a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatanb. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benarc. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.

NIC :Teaching : disease Processa. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifikb. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepatd. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepate. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepatf. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepatg. Hindari harapan yang kosongh. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepati. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakitj. Diskusikan pilihan terapi atau penanganank. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikanl. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepatm. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepatn. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,Hamzah,www.wikicek.com:Ensiklopedia Artikel Indonesia, SurabayaDoengoes, Marilynn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003.The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rdedition. Oxford: Oxford University PressJohnson, M.,et all.2000.Nursing Outcomes Classification (NOC)Second Edition. New Jersey: Upper Saddle RiverMc Closkey, C.J.,et all. 1996.Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle RiverSantosa, Budi. 2007.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima MedikaSmet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:JakartaSoeparman dkk,2007Ilmu Penyakit Dalam, Ed 2, Penerbit FKUI, JakartaSmeljer,s.c Bare, B.G ,2002Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malan