28
KLIEN DENGAN HIPERTENSI No. Dokumen No. Revisi Halaman 03.2.2.102.1 .06 0 75/85 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur Utama, 1 Maret 2004 Dr. Sri Endarini, MPH NIP. 140 058 832 BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan sistolik dan atau diastolic melebihi batas normal dari seorang individu. Hipertensi memerlukan tindakan darurat medis bila peningkatan tekanan darah secara akut sehingga dapat mengganggu fungsi organ tubuh yang vital dan mengancam jiwa penderitanya. Pada anak yang sering ditemukan yaitu komplikasi ensephalopati hipertensi dengan gambaran klinis berupa sakit kepala, gangguan penglihatan dan kejang. Klasifikasi hipertensi : 1. Normal tekanan darah pada anak (dalam mmHg) Umur Sistolik Diastolik 0 - 6 bulan 60 - 100 30 - 62 6 - 12 bulan 60 - 120 50 – 70 1 – 6 tahun 80 - 120 40 – 80 6 – 10 tahun 85 - 120 50 – 85 10 – 14 tahun 90 - 130 50 – 90

HIPERTENSI anak

  • Upload
    enylamo

  • View
    48

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

enywa

Citation preview

Page 1: HIPERTENSI anak

KLIEN DENGAN HIPERTENSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman03.2.2.102.1.06 0 75/85

STANDAR ASUHAN

KEPERAWATAN

Tanggal Terbit DitetapkanDirektur Utama,

1 Maret 2004 Dr. Sri Endarini, MPHNIP. 140 058 832

BAB IPENDAHULUAN

1. PengertianHipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan sistolik dan atau diastolic melebihi batas normal dari seorang individu. Hipertensi memerlukan tindakan darurat medis bila peningkatan tekanan darah secara akut sehingga dapat mengganggu fungsi organ tubuh yang vital dan mengancam jiwa penderitanya.Pada anak yang sering ditemukan yaitu komplikasi ensephalopati hipertensi dengan gambaran klinis berupa sakit kepala, gangguan penglihatan dan kejang.Klasifikasi hipertensi :1. Normal tekanan darah pada anak (dalam mmHg)

Umur Sistolik Diastolik0 - 6 bulan 60 - 100 30 - 626 - 12 bulan 60 - 120 50 – 701 – 6 tahun 80 - 120 40 – 806 – 10 tahun 85 - 120 50 – 8510 – 14 tahun 90 - 130 50 – 9014 – 18 tahun 110 - 140 70 - 95

2. Hipertensi sistolik tersembunyi3. Hipertensi ringan4. Hipertensi sedang5. Hipertensi berat

2. PatofisiologiProses terjadinya hipertensi sangat kompleks, sebab macam-macam mekanisme homeostatis turut mempengaruhi dalam pemeliharaan tekanan arteri1. Kardiak output dan tahanan pembuluh darah tepi merupakan faktor

penentu dari tekanan arteri yang mendasari terjadinya hipertensi.2. Peningkatan volume darah, denyut jantung, atau vasokonstriksi arteri

penyebab peningkatan tekanan pembuluh darah tepi sehingga menyebabkan hipertensi.

Page 2: HIPERTENSI anak

3. Rangsangan baroreseptor dalam dinding sinus jarotid dan arkus aorta menstimulasi system syaraf simpatis yang mengakibatkan peningkatan jumlah epineprin dan norepineprin sehingga menyebabkan peningkatan kardiak output dan atau tahanan pembuluh darah sistemik.

4. Hipertensi yang menetap menyebabkan hipertensi jantung, hal ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan tahanan tepid an otot jantung.

Secara klinis, klien dengan hipertensi ringan – sedang tidak menunjukkan gejala khusus namun efek dari hipertensi dapat dilihat pada beberapa organ seperti jantung dan ginjal.

3. Tanda dan Gejala1. Pada hipertensi yang ringan dan sedang biasanya pada anak tidak

menimbulkan gejala.2. Pada hipertensi yang berat disertai gejala :

a. Neurologis : sakit kepala yang hebat, kejang fokal atau umumb. Abdomen : sakit perut dan kolik ginjalc. Mata : penglihatan kabur, perdarahan retina, eksudat, edema pupil,

penyempitan arteria, dlld. Jantung : payah jantung, edema parue. Renal : penurunan fungsi ginjal

Pada anak, 80 % merupakan hipertensi sekunder, hal ini berkenaan dengan peningkatan tekanan darah yang berhubungan dengan beberapa kondisi yang mendasari :1. Gagal ginjal

Penyakit pembuluh darah ginjal, keadaan lain seperti penyakit parenkim ginjal, penyakit endokrin dan ketidakseimbangan metabolik, penyakit syaraf pusat dan koartasio aorta juga berperan dalam peningkatan tekanan darah / hipertensi

2. Umur – riwayat keluarga 2 – 12 % orang usia muda 28 % pada riwayat salah satu orang tua yang hipertensi 41 % pada riwayat kedua orang tua yang hipertensi

3. Ras dan sex Kasus hipertensi lebih banyak pada orang kulit hitam daripada kulit

putih Menurut jenis kelamin, kasus hipertensi lebih banyak pada laki-laki

daripada wanita4. Faktor lain

Obesitas Merokok Stres Diet tinggi garam dan tinggi lemak

4. Pemeriksaan Penunjang1. Rutin

Darah rutin, urinalisis, BUN, kreatinin, kolesterol, gula darah2. EKG

Page 3: HIPERTENSI anak

3. BNO – IVP : Renograph (non infasif)4. Arteriografi5. Ensefalopati hipertensif6. Gagal jantung7. Komplikasi dari penyakit primer8. Perdarahan retina, edema papil

5. Manajemen Terapi1. Tata laksana rawat jalan

Penderita lama / pulang rawat inap dengan pemantauan :a. Keadaan klinis : oedema, tekanan darahb. Laboratorium : urine protein, darah, albumin, protein total, globulin,

darah tepi2. Tata laksana rawat inap

a. Bedrestb. Diet rendah garamc. Monitor tekanan darah tiap hari

Page 4: HIPERTENSI anak

BAB IISTANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Masalah Yang LazimA. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d. peningkatan

afterload, vasofoustriksi, hipertrofi / rigiditas ventricular, iskomia miokard.B. Intoleransi aktivitas yang b.d. kelemahan umum, ketidakseimbangan

antara suplai dengan kebutuhan oksigen d.d. laporan verbal tentang keletihan / kelemahan, frekuensi jantung atau respon tekanan darah terhadap aktivitas abnormal, rasa tidak nyaman saat bergerak atau dispnea, perubahan-perubahan EKG mencerminkan iskemia ; disritmia.

C. Nyeri akut : sakit kepala b.d. penigkatan tekanan vaskuler serebral d.d. : mengerutkan kening, pusing, melaporkan kekakuan leher, penglihatan kabur, mual & muntah, segan untuk menggera.

D. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang b.d. : masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan budaya, d.d. : berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi & bentuk tubuh, lipatan kulit trisep lebih besar dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita (maksimal untuk usia & jenis kelamin), terobservasi / dilaporkan disfungsi pola makan.

2. Rencana Keperawatan / Penanganan(Lihat halaman berikutnya)

Page 5: HIPERTENSI anak

No Diagnosa Keperawatan

Rencana KeperawatanTujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional

1 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d. peningkatan afterload, vasofoustriksi, hipertrofi / rigiditas ventricular, iskomia miokard

Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung

Memperlihatkan irama & frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasti

1. Pantau tekanan darah

2. Catat kualitas denyutan sentral & perifer

1. Perbandingan tekanan darah memberikan gambaran yang lengkap tentang masalah vaskuler

2. Denyut sentral mungkin terpalpasi, denyut perifer mungkin menurun mencerminkan efek dari vasokonstriksi & kongesti vena

Page 6: HIPERTENSI anak

3. Amati warna kulit, kelembaban, suhu & masa pengisian kapiler

4. Catat adanya edema

3. Hal di atas berkaitan dengan vasokonstriksi yang mencerminkan dekompensasi atau penurunan curah jantung

4. Dapat mengindikasikan adanya gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler

5. Membantu menurunkan rangsang simpatis,

Page 7: HIPERTENSI anak

5. Berikan lingkungan tenang & batasi pengunjung

6. Pertahankan pembatasan aktivitas, bantu pelaksanaan aktivitas

meningkatkan relaksasi

6. Menurunkan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah & perjalanan penyakit hipertensi

7. Refensi cairan dapat mempengaruhi respon hipertensif & dapat mempengaruhi beban kerja jantung

Page 8: HIPERTENSI anak

perawatan diri sesuai kebutuhan

7. Kelola pemberian obat & cairan sesuai indikasi dari hasil kolaborasi

2 Intoleransi aktivitas yang b.d. kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen d.d.

Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan / diperlukan

Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas

1. Kaji respon aktivitas pasien, peningkatan tekanan darah selama / sesudah

1. Parameter membantu pengkajian respon fisiologis terhadap stress aktivitas yang merupakan indikator dari

Page 9: HIPERTENSI anak

laporan verbal tentang keletihan / kelemahan, frekuensi jantung atau respon tekanan darah terhadap aktivitas abnormal, rasa tidak nyaman saat bergerak atau dispnea, perubahan-perubahan EKG mencerminkan iskemia ; disritmia

yang dapat diukur Menunjukkan

penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi

aktivitas, dispnea / nyeri dada, keletihan / kelemahan berlebih, diafonesis, pusing / pingsan

2. Ajarkan pasien tentang teknik penghematan energi misal dengan melakukan

kelebihan kerja

2. Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi & membantu keseimbangan penggunaan & suplai O2

Page 10: HIPERTENSI anak

aktivitas dengan perlahan, duduk saat mandi, menyisir & menggosok gigi

3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi,

3. Kemajuan aktivitas secara bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba

Page 11: HIPERTENSI anak

berikan bantuan sesuai kebutuhan

3 Nyeri akut : sakit kepala b.d. penigkatan tekanan vaskuler serebral d.d. : mengerutkan kening, pusing, melaporkan kekakuan leher, penglihatan kabur, mual & muntah, segan untuk menggera

Melaporkan nyeri hilang

1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut

2. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi : kompres dingin pada dahi, pijat punggung &

1. Meminimalkan stimulasi relaksasi

2. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral & yang memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala

Page 12: HIPERTENSI anak

leher, redupkan lampu kamar, aktivitas pada waktu senggang

3. Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala (: mengejan saat buang

3. Aktivitas yang meningkatkan vasokonstriksi menyebabkan peningkatan tekanan vascular serebral & sakit kepala

4. Pusing-pusing & penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit

Page 13: HIPERTENSI anak

air besar, batuk panjang, membungkuk)

4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

5. Berikan

kepala, pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural

5. Meningkatkan kenyamanan, kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan nafas dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral &

Page 14: HIPERTENSI anak

cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan

6. Berikan analgesik

mengeringkan membran mukosa

6. Mengontrol nyeri & menurunkan rangsang sistem saraf simpatis

7. Dapat mengurangi tegangan & ketidaknyamanan yang diperberat oleh stres

Page 15: HIPERTENSI anak

sesuai indikasi

7. Berikan antiansietas sesuai indikasi

4 Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang b.d. : masukan berlebihan

Mengidentifikasi & menunjukkan perubahan pola makan, mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan

1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung

Kegemukan dalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi antara kapasitas aorta &

Page 16: HIPERTENSI anak

sehubungan dengan kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan budaya, d.d. : berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi & bentuk tubuh, lipatan kulit trisep lebih besar dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita (maksimal untuk usia & jenis kelamin),

kesehatan optimal antara hipertensi & kegemukan

2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam & gula sesuai

peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan massa tubuh

Page 17: HIPERTENSI anak

terobservasi / dilaporkan disfungsi pola makan

indikasi3. Bantu

memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan kejenuhan lemak (mentega, keju, telur, es krim, daging) & kolesterol (daging berlemak,

Page 18: HIPERTENSI anak

kuning telor, jeroan, produk kalengan)

4. Kolaborasi ke ahli gizi sesuai indikasi

Page 19: HIPERTENSI anak
Page 20: HIPERTENSI anak

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E., 1999. Rencana Asuhan Keperawatan , edisi 3, EGC, Jakarta.