HIPERTENSI PADA ANAK.docx

Embed Size (px)

Citation preview

SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak Jurnal Reading Divisi Nefro-KardiologiFakultas Kedokteran UmumUniversitas Mulawarman

Hipertensi pada Anak

Disusun Oleh:Ayu Herwan Mardatillah0910015020

Pembimbing:dr. Fatul Wahab, Sp.A

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan KlinikSMF/Lab Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran UmumUniversitas Mulawarman2014

HIPERTENSI PADA ANAKKejadian hipertensi pada anak terus meningkat. Data terbaru dari Survei Kesehatan dan Gizi Nasional menunjukkan 10% anak-anak dan remaja dalam kategori prehipertensi dan 4% dalam kategori hipertensi. Dalam sebuah studi dari 14.187 anak-anak dan remaja yang memiliki setidaknya 3 kunjungan ke pusat pelayanan media rawat jalan, 507 pasien di antaranya memenuhi kriteria untuk hipertensi, namun hanya 131 (26%) memiliki diagnosis ini didokumentasikan. Beberapa responden menunjukkan bahwa alasan paling umum tidak memulai terapi farmakologi terhadap hipertensi adalah kurang informasi atas anti hipertensi yang tepat, yang lainnya menyebutkan antara lain karena penentuan diagnosis dan evaluasi terhadap keursakan target organ seperti hipertrofi ventrikel kiri. Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi pada anak dan remaja, serta pendekatan untuk diagnosis dan pengobatannya. Obesitas merupakan faktor risiko utamaDiperkirakan 17% anak-anak pada usia 2-19 tahun mengalami obesitas. Kegemukan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi 3 hingga 5 kali lipat dan Indeks Masa Tubuh (BMI) yang lebih besar pada anak-anak dengan hipertensi primer dibandingkan dengan mereka yang hipertensi sekunder. Hipertensi umumnya terjadi pada Hispanic dan non-Hispanic anak dan remaja laki-laki kulit hitam dibandingkan kulit putih. Diet yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik lebih berkontribusi terjadinya obesitas dan risiko hipertensi. Anak-anak yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir yang sangat rendah juga mampu meningkatkan risiko obesitas.

Hipertensi yang tidak dikendalikan meningkatkan kerja jantung hingga kerusakan vascularBeberapa anak dan remaja yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati hieprtensinya memiliki risiko kerusakan target organ, termasuk disfungsi jantung dan pembuluh darah, 20%-41% bisa menimbulkan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri. Selain itu bisa menimbulkan penebalan tunika intima hingga media yang berujung pada aterosklerosis. Efek organ target lainnya adalah penurunan fungsi kognitif, mengurangi laju filtrasi glomerulus, mikroalbuminuria dan penyempitan arteriol pada retina.

Rekomendasi NHLBI untuk pengecekan tekanan darah setiap kunjunganThe National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) atas laporan IV pada diagnosis, evaluasi, dan terapi hipertensi pada anak dan remaja merekomendasikan pengukuran tekanan darah pada semua anak di atas usia 3 tahun setiap kunjungan. Anak-anak di bawah usia 3 tahun seharusnya diperiksan pada keadaan tertentu seperti kelahiran prematur, penyakit jantung bawaan, infeksi saluran kemih berulang, penyakit ginjal, transplantasi organ, keganasan dan penyakit sistemik terkait dengan hipertensi.

Standar tekanan darah normal untuk anak-anak dan remaja didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi presentil. Parameter diagnosis untuk hipertensi pada anak bisa dilihat pada tabel 1. Semakin tinggi sistolik atau diastolik tekanan darah digunakan untuk menentukan kategori tekanan darah anak keseluruhan. Seorang anak dianggap normotensi jika tekanan darah dibawah 90 persentil. Hipertensi adalah jika rata-rata sistolik atau diastolic tekanan darah yang 95 persentil, setidaknya pada 3 waktu yang terpisah. Sebagai contoh, seorang anak usia 12 tahun dengan tinggi 61 inci dengan tekanan 129/87 mmHg. Menurut CDC grafik pertumbuhan, tinggi badannya menempatkan dia di persentil ke-75 berdasarkan usianya. Menggunakan grafik NHLBI, anak ini jatuh pada 95-99 persentil tekanan darah, dengan demikian jika menggunakan kategori di tabel 1, anak ini didiagnosis hipertensi tahap I.

Tabel 1. Penentuan Diagnosis HipertensiBlood pressure parametersDiagnosis

SBP and DBP 120/80 mm Hg (even if 99th percentile + 5 mm HgStage 2 hyperntension

DBP : diastolic blood pressure, SBP : systolic blood pressure

Langkah evaluasi klinisMulailah dengan melakukan pemeriksaan fisik yang menyeluruh dari mencari informasi yang dapat membantu memilih tahap evaluasi, menghitung BMI, menanyakan riwayat hipertensi pada keluarga, dan menanyakan riwayat konsumsi obat yang bisa menyebabkan hipertensi seperti amfetamin, kortikosteroid, atau cyclosporine. Kaji tanda dan gejala yang mendasari seperti penyakit ginjal (hematuria atau edema) atau penyakit jantung (nyeri dada, dispneu saat aktivitas, atau palpitasi). Semua anak yang didiagnosis hipertensi harus diskrining adanya penyebab sekunder (tabel 2). Etiologi yang paling umum untuk hipertensi sekunder adalah penyakit pada parenkim ginjal (68%), kelainan renovaskular (10%) dan endokrinopati (10%). Penyebab lainnya seperti koarktasio aorta, sleep apneu karena obstruksi, faktor iatrogenic (misalnya penyalahgunaan obat-obatan), dan kelainan genitourinaria adalah sebagian kecil dari kasus dan harus diidentifikasi.

Tabel 2. Penyebab sekunder hipertensi pada anakEtiologyRecommended evaluation

Chronic kidney diseaseRenal ultrasound, DMSA static scanning, urinalysis for proteinuria and urinary casts

Renovaskular hypertensionPlasma renin activity, renal ultrasound, Doppler ultrasound, renal scintigraphy, MRI angiography, angiography

Pheochromocytoma24-hour urine and plasma catecholamines or metanephrines, MRI, I123 metaiodobenzylguanidine

Primary aldosteronismPlasma renin activity, plasma aldosterone

Cushings syndromePlasma cortisol, ACTH, 24-hour urinary free cortisol

Aortic coartctationCXR, echocardiography, MRI angiography, aortography

GeneticDNA testing

Drug-inducedAsk about consumption or use of oral contraceptives, glucocorticoids, NSAIDs, sympathomimetics, erythropoietin, cyclosporine, tacrolimus, cocaine, amphetamines, metabolic steroids, licorice

HyperthyroidismTSH, FT3, FT4

Congenital adrenal hyperplasiaPlasma deoxycorticosterone and corticosterone, 18-hydroxycorticosterone, 18-hydroxydeoxycorticosterone, 11-deoxycortisol

Obstructive sleep apneaPolysomnography

Pilihan Terapi

Rekomendasi latihan fisikBerikan dorongan pada anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan untuk menurunkan berat badan dan mempertahankan BMI kurang dari 95 persentil. Disarankan untuk latihan fisik 60 menit dalam sehari. Penelitian menunjukkan latihan fisik bisa menurunkan 1%-3% tekanan sistolik dan diastolik. Namun pada pasien dengan hipertensi stage II serta dengan kerusakan organ target tidak disarankan terlibat latihan fisik seperti senam, angkat besi, gulat, tinju, atau bersepeda. Asupan natriumEdukasikan orang tua pasien hipertensi untuk membatasi asupan garam menjadi 1,2 gram/hari pada anak usia 4 hingga 8 tahun, dan 1,5 gram/hari untuk anak yang lebih tua. Penelitian menunjukkan pengurangan asupan garam bisa menurunkan tekanan sistolik sebesar 12 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 1,3 mmHg..