11
Hipertensi Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah systole seseorang >140 mmHg dan atau tekanan darah diastole >90 mmHg. Hipertensi menyebabkan pasien meninggal sebanyak 7,1 juta pasien dalam setahun dengan prevalensi penyakit 1 juta kasus. Tekanan darah tinggi telah dibuktikan dapat beresiko tinggi terhadap terjadinya kelainan cardiovascular, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal. JNC 7 menentukan klasifikasi dari hipertensi sebagai berikut : Klasifikasi hipertensi menurut WHO: Klasifikasi WHO Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diastol (mmHg) Normal 140 90 Borderline 140-159 90-94

Hipertensi sekenario 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

klasifikasi dan penatalaksanaan hipertensi

Citation preview

Page 1: Hipertensi sekenario 5

Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah systole seseorang >140

mmHg dan atau tekanan darah diastole >90 mmHg. Hipertensi menyebabkan

pasien meninggal sebanyak 7,1 juta pasien dalam setahun dengan prevalensi

penyakit 1 juta kasus. Tekanan darah tinggi telah dibuktikan dapat beresiko tinggi

terhadap terjadinya kelainan cardiovascular, gagal jantung, stroke dan penyakit

ginjal.

JNC 7 menentukan klasifikasi dari hipertensi sebagai berikut :

Klasifikasi hipertensi menurut WHO:

Klasifikasi WHO Tekanan sistolik

(mmHg)

Tekanan diastol

(mmHg)

Normal 140 90

Borderline 140-159 90-94

Hipertensi ringan 160 95

Hipertensi definitif 160-179 95-140

Ciri-ciri pasien menderita hipertensi:

Page 2: Hipertensi sekenario 5

Hipertensi ada 2 jenis berdasarkan penyebabnya

1. Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder, dapat terjadi karena penyakit lain seperti

diabetes mellitus, obesitas, kelainan ginjal, kelainan hormional

dank arena obat (anti flu, NSAID seperti diklofenak)

Hipertensi juga memiliki beberapa manifestasi oral, antara lain :

1. Xerostomia

Manifestasi oral hipertensi berupa xerostomia ini berhubungan dengan

medikasi antihipertensi, seperti ACEIs, Thiazide Diuretics, Loop Diuretics

dan Clonidine. Dalam beberapa kondisi, harus dilakukan penggantian jenis

obat antihipertensi jika kondisi xerostomia semakin parah. Untuk

perawatan dari xerostomia dapat dilakukan dengan pemberian

parasympathomimetic agent seperti pilocarpine atau cevimeline, konsumsi

air putih, konsumsi permen rendah gula, menguramgi konsumsi kopi dan

menghindari konsumsi alcohol termasuk obat umur.

2. Gingival Hyperplasi

Terjadinya gingival hyperplasi berhubungan dengan penggunaan medikasi

obat antihipertensu jebis calcium channel blockers seperti nifedipine.

3. Burning mouth sensation dan loss of taste sensation

4. Reaksi lichenoid

Beberapa antihipertensi seperti thiazide diuretics, methyldopa,

propranolol, captopril, furosemide, spironolactone, and labetalol

berhubungan dengan terjadinya reaksi lichenoid oral. Bentuk dari reaksi

lichenoid berbeda dengan bentukan dari lichen planus. Cara paling mudah

untuk melakukan perawatan pada reaksi lichenoid ini adalah dengan

melakukan penggantian medikasi antihipertensi dan penggunaan dari

topical kortikosteroid.

Page 3: Hipertensi sekenario 5

Hal-hal yang perlu diperhatikan dokter gigi dalam melakukan perawatan:

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh dokter gigi dalam melakukan

perawatan pada pasien dengan compromised medic berupa hipertensi, antara lain :

1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin

Pada pasien hipertensi harus dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara

rutin baik pada saat pertama kunjungan maupun kunjungan-kunjungan

berikutnya. Pemeriksaan rutin ini terutama dilakukan pada pasien yang

tidak kooperatif dan tidak patuh terhadap anjuran dokter yang merawat,

pasien dengan hipertensi tidak terkontrol maupun pada pasien dengan

kondisi kormoboditas seperti gagal jantung maupun stroke.

2. Meminimalkan terjadinya kecemasan pada pasien

Pada saat pasien mengalami kecemasan, maka akan dihasilkan

endogenous cathecolamines yang menyebabkan adanya peningkatan

tekanan darah pada pasien pada saat perawatan berlangsung. Untuk

meminimalkan kecemasan pada pasien saat perawatan dapat dilakukan

beberapa hal, antara lain :

Menghindari procedure perawatan yang lama

Perawatan diusahakan dilakukan di pagi hari dimana kondisi psikis

maupun fisik pasien masih dalam kondisi stabil

Dokter gigi harus bersikap ramah dan membangun komunikasi

yang baik dengan pasien agar pasien merasa nyaman.

Dokter gigi juga harus memberikan motivasi kepada pasien agar

lebih termotivasi dan peduli terhadap rencana perawatan yang akan

dilakukan.

3. Menghindari pergerakan secara tiba-tiba pada saat melakukan perawatan

Menghindari pergerakan secara tiba-tiba pada dental chair saat dilakukan

perawatan. Beberapa antihipertensi seperti alpha blocker, betha blocker

dan diuretic dapat menyebabkan terjadinya orthostatic hypotensi jika

dilakukan pergerakan secara tiba-tiba.

Page 4: Hipertensi sekenario 5

Prosedur perawatan:

Untuk pasien dengan tekanan darah < 120/80 mmHg (normal) dapat

dilakukan perawatan dental tanpa melakukan perawatan compromised

dahulu

Untuk pasien dengan tekanan darah sistol 120-139 mmHg dan diastole 80-

89 mmHg (pra hipertensi) dapat diberikan suntikan epinefrin 1: 100.000

Untuk pasien dengan tekanan darah > 180/110 mmHg (hipertensi) pasien

tidak dapat dilakukan perawatan dental sampai tekanan darah normal

kembali dan pasien perlu dikonsultasikan ke pada spesialis. Setelah pasien

dapat dilakukan perawatan dental sebelum dilakukan perawatan perlu

diberikan antibiotic profilaksis sebelum melakukan perawatan untuk

mencegah terjadinya bakterimia.

Medikasi

o Antibiotic

Pada pasien hipertensi yang mengkonsumsi obat antihipertensi

calcium channel blocker merupakan kontra indikasi pemberian

eritromisin dan chlarithrimycin, sebab antibiotic tersebut dapat

memperparah kondisi hipotensi.

o Anestesi

Penggunaan anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor

(epinefrin) perlu diperhatikan pada pasien hipertensi. Pada pasien

hipertensi terkontrol (tekanan darah < 180/110 mmHg), pemberian

anestesi lokal yang mengandung epinefrin masih dapat ditoleransi

dengan dosis 1 : 100.000 atau 1 : 200.000, dengan konsultasi

terlebih dahulu dengan dokter penyakit dalam yang merawat.

PENATALAKSANAAN PASIEN HIPERTENSI DALAM PROSEDUR

DENTAL

Page 5: Hipertensi sekenario 5

Dalam praktek dokter gigit tentu kita sering menemui pasien dengan

kondisi tekanan darah yang berbeda-beda, dimana perbedaan kondisi

tekanan darah yang berbeda itu memerlukan pengelolaan dental yang tidak

sama dan kadang-kadang cukup rumit untuk pasien dengan tekanan darah

yang sangat tinggi. Tindakan dalam bidang kedokteran gigi seringkali

menyebabkan stress atau kecemasan tersendiri dan hal tersebut dapat

memicu peningkatan pelepasan cathecolamine yang selanjutnya dapat

meningkatkan tekanan darah pasien, selain itu dalam perawatan gigi untuk

mengontrol rasa sakit sering digunakan anestesi lokal. Adanya anestesi

lokal dicurigai berkaitan dengan tekanan darah pasien.

Pengelolaan pasien dengan hipertensi memerlukan suatu strategi tertentu

yang menguntungkan untuk menjaga kestabilan tekanan darah selama

periode perawatan, khususnya apabila saat perawatan memerlukan

intervensi anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor. Oleh karena

itu seleksi vasokonstriktor berdasarkan durasi yang dibutuhkan, keprluan

hemostasis dan kondisi sistemik penyerta pada pasien.

Ada dua strategi dalam perawatan gigi pada pasien hipertensi yaitu strategi

preventif dan kuratif, serta perhatian yang sangat besar harus diberikan

khususnya ada kemungkinan komplikasi terjadinya hipertensi akut/crisisis

hypertension/emergent hipertensi yang terjadi selama perawatan gigi.

Pada strategi preventif meliputi semua tindakan untuk mengontrol tekanan

darah pasien selama periode perawatan dan semua tindakan preventif

dalam bidang kedokteran gigi. Tindakan preventif yang efektif untuk

mengontrol tensi pasien meliputi kontrol kecemasan dan stress, pemilihan

anestesi, bahan anestesi, dan kontrol sakit setelah tindakan perawatan

selesai.

Page 6: Hipertensi sekenario 5

Tabel 3. Strategi preventif dan kuratif untuk perawatan gigi

pada pasien hipertensi

Page 7: Hipertensi sekenario 5

Prosedur dental yang lama dan stressful sebaiknya dihindarkan. Pemberian

sedatif peroral (Benzodiazepine 5 mg malam sebelum tidur dan 1 jam

sebelum tindakan perawatan) cukup membantu mengurangi stress.

Penggunaan sedasi dengan Nitrou Oxide (N20) dapat menurunkan tekanan

darah sistole dan diastole sampai 10-15 mmHg kira-kira 10 menit setelah

pemberian dan selanjutnya dapat dilakukan anestesi lokal dengan atau

tanpa vasokonstriktor.

Anestesi lokal merupakan peilihan terbaik untuk pasien dengan hipertensi

dibanding anestesi umum, pemberian anestesi harus pelan dan

penyuntikan intravaskuler harus dihindari.

Sumber:

Chidambaram, Ramasamy. Protocols for Hypertensive Patient Management in the

Dental Office – Shorth Communication. Faculty of Dentistry,

AIMST University, Semeling, 08100 Bedong, Kedah Darul Aman,

Malaysia.

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisus

Popescu, Sanda Mihaela ; Monica Scrieciu; Veronica Mercuţ; Mihaela Ţuculina;

Ionela Dascălu. Hypertensive Patients and Their Management in

Dentistry. ISRN Hypertension Volume 2013 (2013), Article

ID 410740, 8 pages