Upload
wesley-sheppard
View
230
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
klasifikasi dan penatalaksanaan hipertensi
Citation preview
Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah systole seseorang >140
mmHg dan atau tekanan darah diastole >90 mmHg. Hipertensi menyebabkan
pasien meninggal sebanyak 7,1 juta pasien dalam setahun dengan prevalensi
penyakit 1 juta kasus. Tekanan darah tinggi telah dibuktikan dapat beresiko tinggi
terhadap terjadinya kelainan cardiovascular, gagal jantung, stroke dan penyakit
ginjal.
JNC 7 menentukan klasifikasi dari hipertensi sebagai berikut :
Klasifikasi hipertensi menurut WHO:
Klasifikasi WHO Tekanan sistolik
(mmHg)
Tekanan diastol
(mmHg)
Normal 140 90
Borderline 140-159 90-94
Hipertensi ringan 160 95
Hipertensi definitif 160-179 95-140
Ciri-ciri pasien menderita hipertensi:
Hipertensi ada 2 jenis berdasarkan penyebabnya
1. Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder, dapat terjadi karena penyakit lain seperti
diabetes mellitus, obesitas, kelainan ginjal, kelainan hormional
dank arena obat (anti flu, NSAID seperti diklofenak)
Hipertensi juga memiliki beberapa manifestasi oral, antara lain :
1. Xerostomia
Manifestasi oral hipertensi berupa xerostomia ini berhubungan dengan
medikasi antihipertensi, seperti ACEIs, Thiazide Diuretics, Loop Diuretics
dan Clonidine. Dalam beberapa kondisi, harus dilakukan penggantian jenis
obat antihipertensi jika kondisi xerostomia semakin parah. Untuk
perawatan dari xerostomia dapat dilakukan dengan pemberian
parasympathomimetic agent seperti pilocarpine atau cevimeline, konsumsi
air putih, konsumsi permen rendah gula, menguramgi konsumsi kopi dan
menghindari konsumsi alcohol termasuk obat umur.
2. Gingival Hyperplasi
Terjadinya gingival hyperplasi berhubungan dengan penggunaan medikasi
obat antihipertensu jebis calcium channel blockers seperti nifedipine.
3. Burning mouth sensation dan loss of taste sensation
4. Reaksi lichenoid
Beberapa antihipertensi seperti thiazide diuretics, methyldopa,
propranolol, captopril, furosemide, spironolactone, and labetalol
berhubungan dengan terjadinya reaksi lichenoid oral. Bentuk dari reaksi
lichenoid berbeda dengan bentukan dari lichen planus. Cara paling mudah
untuk melakukan perawatan pada reaksi lichenoid ini adalah dengan
melakukan penggantian medikasi antihipertensi dan penggunaan dari
topical kortikosteroid.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dokter gigi dalam melakukan perawatan:
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh dokter gigi dalam melakukan
perawatan pada pasien dengan compromised medic berupa hipertensi, antara lain :
1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin
Pada pasien hipertensi harus dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara
rutin baik pada saat pertama kunjungan maupun kunjungan-kunjungan
berikutnya. Pemeriksaan rutin ini terutama dilakukan pada pasien yang
tidak kooperatif dan tidak patuh terhadap anjuran dokter yang merawat,
pasien dengan hipertensi tidak terkontrol maupun pada pasien dengan
kondisi kormoboditas seperti gagal jantung maupun stroke.
2. Meminimalkan terjadinya kecemasan pada pasien
Pada saat pasien mengalami kecemasan, maka akan dihasilkan
endogenous cathecolamines yang menyebabkan adanya peningkatan
tekanan darah pada pasien pada saat perawatan berlangsung. Untuk
meminimalkan kecemasan pada pasien saat perawatan dapat dilakukan
beberapa hal, antara lain :
Menghindari procedure perawatan yang lama
Perawatan diusahakan dilakukan di pagi hari dimana kondisi psikis
maupun fisik pasien masih dalam kondisi stabil
Dokter gigi harus bersikap ramah dan membangun komunikasi
yang baik dengan pasien agar pasien merasa nyaman.
Dokter gigi juga harus memberikan motivasi kepada pasien agar
lebih termotivasi dan peduli terhadap rencana perawatan yang akan
dilakukan.
3. Menghindari pergerakan secara tiba-tiba pada saat melakukan perawatan
Menghindari pergerakan secara tiba-tiba pada dental chair saat dilakukan
perawatan. Beberapa antihipertensi seperti alpha blocker, betha blocker
dan diuretic dapat menyebabkan terjadinya orthostatic hypotensi jika
dilakukan pergerakan secara tiba-tiba.
Prosedur perawatan:
Untuk pasien dengan tekanan darah < 120/80 mmHg (normal) dapat
dilakukan perawatan dental tanpa melakukan perawatan compromised
dahulu
Untuk pasien dengan tekanan darah sistol 120-139 mmHg dan diastole 80-
89 mmHg (pra hipertensi) dapat diberikan suntikan epinefrin 1: 100.000
Untuk pasien dengan tekanan darah > 180/110 mmHg (hipertensi) pasien
tidak dapat dilakukan perawatan dental sampai tekanan darah normal
kembali dan pasien perlu dikonsultasikan ke pada spesialis. Setelah pasien
dapat dilakukan perawatan dental sebelum dilakukan perawatan perlu
diberikan antibiotic profilaksis sebelum melakukan perawatan untuk
mencegah terjadinya bakterimia.
Medikasi
o Antibiotic
Pada pasien hipertensi yang mengkonsumsi obat antihipertensi
calcium channel blocker merupakan kontra indikasi pemberian
eritromisin dan chlarithrimycin, sebab antibiotic tersebut dapat
memperparah kondisi hipotensi.
o Anestesi
Penggunaan anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor
(epinefrin) perlu diperhatikan pada pasien hipertensi. Pada pasien
hipertensi terkontrol (tekanan darah < 180/110 mmHg), pemberian
anestesi lokal yang mengandung epinefrin masih dapat ditoleransi
dengan dosis 1 : 100.000 atau 1 : 200.000, dengan konsultasi
terlebih dahulu dengan dokter penyakit dalam yang merawat.
PENATALAKSANAAN PASIEN HIPERTENSI DALAM PROSEDUR
DENTAL
Dalam praktek dokter gigit tentu kita sering menemui pasien dengan
kondisi tekanan darah yang berbeda-beda, dimana perbedaan kondisi
tekanan darah yang berbeda itu memerlukan pengelolaan dental yang tidak
sama dan kadang-kadang cukup rumit untuk pasien dengan tekanan darah
yang sangat tinggi. Tindakan dalam bidang kedokteran gigi seringkali
menyebabkan stress atau kecemasan tersendiri dan hal tersebut dapat
memicu peningkatan pelepasan cathecolamine yang selanjutnya dapat
meningkatkan tekanan darah pasien, selain itu dalam perawatan gigi untuk
mengontrol rasa sakit sering digunakan anestesi lokal. Adanya anestesi
lokal dicurigai berkaitan dengan tekanan darah pasien.
Pengelolaan pasien dengan hipertensi memerlukan suatu strategi tertentu
yang menguntungkan untuk menjaga kestabilan tekanan darah selama
periode perawatan, khususnya apabila saat perawatan memerlukan
intervensi anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor. Oleh karena
itu seleksi vasokonstriktor berdasarkan durasi yang dibutuhkan, keprluan
hemostasis dan kondisi sistemik penyerta pada pasien.
Ada dua strategi dalam perawatan gigi pada pasien hipertensi yaitu strategi
preventif dan kuratif, serta perhatian yang sangat besar harus diberikan
khususnya ada kemungkinan komplikasi terjadinya hipertensi akut/crisisis
hypertension/emergent hipertensi yang terjadi selama perawatan gigi.
Pada strategi preventif meliputi semua tindakan untuk mengontrol tekanan
darah pasien selama periode perawatan dan semua tindakan preventif
dalam bidang kedokteran gigi. Tindakan preventif yang efektif untuk
mengontrol tensi pasien meliputi kontrol kecemasan dan stress, pemilihan
anestesi, bahan anestesi, dan kontrol sakit setelah tindakan perawatan
selesai.
Tabel 3. Strategi preventif dan kuratif untuk perawatan gigi
pada pasien hipertensi
Prosedur dental yang lama dan stressful sebaiknya dihindarkan. Pemberian
sedatif peroral (Benzodiazepine 5 mg malam sebelum tidur dan 1 jam
sebelum tindakan perawatan) cukup membantu mengurangi stress.
Penggunaan sedasi dengan Nitrou Oxide (N20) dapat menurunkan tekanan
darah sistole dan diastole sampai 10-15 mmHg kira-kira 10 menit setelah
pemberian dan selanjutnya dapat dilakukan anestesi lokal dengan atau
tanpa vasokonstriktor.
Anestesi lokal merupakan peilihan terbaik untuk pasien dengan hipertensi
dibanding anestesi umum, pemberian anestesi harus pelan dan
penyuntikan intravaskuler harus dihindari.
Sumber:
Chidambaram, Ramasamy. Protocols for Hypertensive Patient Management in the
Dental Office – Shorth Communication. Faculty of Dentistry,
AIMST University, Semeling, 08100 Bedong, Kedah Darul Aman,
Malaysia.
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisus
Popescu, Sanda Mihaela ; Monica Scrieciu; Veronica Mercuţ; Mihaela Ţuculina;
Ionela Dascălu. Hypertensive Patients and Their Management in
Dentistry. ISRN Hypertension Volume 2013 (2013), Article
ID 410740, 8 pages