11
HIPOTERMIA Definisi Hipotermia pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan, terutama karena tingginya konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruangan (Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan) Macam Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas13: 1. Hipotermia sepintas Yaitu suatu keadaan penurunan suhu tubuh 1-2 o C sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4--8 jam, bila suhu lingkungan diatur sebaik- baiknya. Hipotermia sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi yang lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam

Hipotermia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hipotermia

HIPOTERMIA

Definisi

Hipotermia pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan

suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan, terutama karena tingginya

konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruangan

(Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan)

Macam

Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas13:

1. Hipotermia sepintas

Yaitu suatu keadaan penurunan suhu tubuh 1-2oC sesudah lahir. Suhu tubuh

akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4--8 jam, bila suhu

lingkungan diatur sebaik-baiknya. Hipotermia sepintas ini terdapat pada bayi

dengan BBLR, hipoksia, resusitasi yang lama, ruangan tempat bersalin yang

dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan

(kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan pemberian morfin pada ibu yang sedang

bersalin.

2. Hipotermia akut

Hipotermia yang terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12

jam. Terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin,

inkubator yang tidak cukup panas, kelalaian dari dokter, bidan, dan perawat

terhadap bayi yang akan lahir, yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata

hidup dan sebagainya. Gejalanya ialah lemah, gelisah, pernapasan dan bunyi

Page 2: Hipotermia

jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapinya ialah dengan segera

memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut

kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.

3. Hipotermia sekunder

Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin,

tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan

hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit

jantung bawaan yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia.

Pengobatannya ialah dengan mengobati penyebabnya, misalnya dengan

pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan sebagainya. Pemeriksaan

suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar harus dilakukan

beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu sekitar

32oC, tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh

menjadi normal kembali.

4. Cold injury

Yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih dari

12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin, oliguria, suhu

berkisar antara 29,5--35pC, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada

tangan, kaki, dan muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan

jaringan subkutis. Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi,

hipoglikemia, dan perdarahan. Pengobatannya ialah dengan memanaskan

secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberian larutan glukosa 10%, dan

kortikosteroid.

(Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan)

Page 3: Hipotermia

Etiologi

1. Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan, seperti

lingkungan dingin, basah, atau bayi yang telanjang, cold linen, selama perjalanan

dan beberapa keadaan seperti mandi, pengambilan sampel darah, pemberian

infus, serta pembedahan. Juga peningkatan aliran udara dan penguapan.

2. Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan tubuh yang relatif

luas, kurang lemak, ketidaksanggupan mengurangi permukaan tubuh, yaitu

dengan memfleksikan tubuh dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan

hilangnya panas yang lebih besar pada BBLR.

3. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas, seperti defisiensi brown fat,

misalnya bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem syaraf pusat

sehubungan dengan anoksia, intra kranial hemorrhage, hipoksia, dan

hipoglikemia.

(Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan)

Patofisiologi

Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral

pengatur panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapai

brown fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi

menjadi gliserol dan asam lemak. Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak

secara lokal dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi

panas, kemudian didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui aliran darah. Ini

menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk

metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat. Methabolic

Page 4: Hipotermia

thermogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf sentral,

kecukupan dari brown fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen.

Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara

lain antara lain: depresi linier dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria,

pertimbangan yang terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal, depressi

kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan berat dapat

terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah otak menurun, koma, refleks okuli

yang hilang, dan penurunan yang progressif dari aktivitas EEG. Pada jantung dapat

terjadi takikardi, kemudian bradikardi yang progressif, kontriksi pembuluh darah,

peningkatan cardiac out put, dan tekanan darah. Selanjutnya, peningkatan aritmia

atrium dan ventrikel, perubahan EKG dan sistole yang memanjang; penurunan

tekanan darah yang progressif, denyut jantung, dan cardiac out put disritmia serta

asistole. Pada pernapasan dapat terjadi takipnea, bronkhorea, bronkhospasma,

hipoventilasi konsumsi oksigen yang menurun sampai 50%, kongesti paru dan

edema, konsumsi oksigen yang menurun sampai 75%, dan apnoe. Pada ginjal dan

sistem endokrin, dapat terjadi cold diuresis, peningkatan katekolamin, steroid

adrenal, T3 dan T4 dan menggigil; peningkatan aliran darah ginjal sampai 50%,

autoregulasi ginjal yang intak, dan hilangnya aktivitas insulin. Pada keadaan berat,

dapat terjadi oliguri yang berat, poikilotermia, dan penurunan metabolisma basal

sampai 80%. Pada otot syaraf, dapat terjadi penurunan tonus otot sebelum

menggigil, termogenesis, ataksia, hiporefleksia, dan rigiditi. Pada keadaan berat,

dapat terjadi arefleksia daerah perifer.

(Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan)

Page 5: Hipotermia

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis tergantung pada keparahan dan pengaruh suhu terhadap

tubuh. Transient respirasi distress bisa terlihat pada waktu di kamar bersalin. Stern

(1980) memperlihatkan adanya peningkatan risiko Kern icterus pada bayi kecil yang

preterm15.

Jika hipotermia terus berlanjut, apnea, bradikardia, dan sianotik sentralis bisa

terjadi. Bayi hipotermia mula-mula dapat terlihat gelisah, kemudian letargi.

Perubahan lainnya yang bisa terjadi antara lain hipotonia, nangis yang lemah, malas

mengisap, distensia atau muntah. Umumnya, bayi tidak menggigil akibat kedinginan,

namun dapat jatuh pada hipotermia yang lebih berat. Hipotermia kronik dapat

menyebabkan berat badan yang menurun3. Pada kasus yang berat (< 28oC),

terlihat pasien pucat atau sianosis, pupil mata dapat dilatasi, otot-otot kaku, dan

denyut nadi bisa rendah, 4--6 kali/menit.

(Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan)

Penatalaksanaan

Untuk mencegah komplikasi hipotermia, pemanasan terhadap bayi harus

segera dilakukan. Pemanasan yang terlalu cepat harus dihindarkan, karena dapat

menyebabkan apnea. Penyebab hilangnya panas harus segera dihentikan, suhu

harus terus dimonitor, dan investigasi terhadap penyebab-penyebab patologi atau

iatrogenik harus diperiksa. Jika hipotermianya ringan, dilakukan pemanasan yang

perlahan-lahan. Panas yang diberikan lebih tinggi sedikit dari panas kulit dan

perlahan-lahan dinaikkan hingga dicapai suhu yang kira-kira sama dengan suhu

ruangan yang normal (tabel 2). Suhu kulit, aksila, dan ruangan harus diukur setiap

30 menit selama masa pemanasan.

Page 6: Hipotermia

Dianjurkan untuk menaikkan panas satu derajat tiap satu jam, kecuali jika berat

badan bayi yang kurang dari 1200 gram, usia kehamilan kurang dari 28 minggu,

atau suhunya kurang dari 32oC, dan bayi dapat dipanaskan lebih perlahan-lahan

(rata-rata tidak lebih dari 0,6oC tiap jam)16.

Peralatan yang dipakai untuk mengatasi hipotermia:

1. Closed incubator

Biasanya digunakan untuk bayi yang mempunyai berat kurang dari 1800 gram.

Kerugian pemakaian alat ini adalah kita sulit untuk mengamati dan melakukan

tindakan terhadap bayi. Perubahan suhu yang berhubungan dengan sepsis bisa

kabur karena alat ini. Bayi dikeluarkan dari inkubator bila suhu tubuh dapat

bertahan pada suhu lingkungan lebih dari 30oC (biasanya sewaktu tubuh telah

mencapai kira-kira 1800 gram).

Inkubator ini biasanya memakai alat-alat berikut:

Pengatur suhu sendiri, yang ditaruh di atas perut bayi. Bila suhu tubuh bayi turun,

panas akan dihasilkan sesuai target dan alat akan mati secara otomatis.

Kerugiannya adalah bila sensornya lepas atau rusak dapat terjadi panas yang

berlebihan.

2. Radiant warmer

Khusus dipakai pada bayi yang tidak stabil atau yang sedang mengalami

pemeriksaan. Temperatur dapat diatur dengan memakai skin probe atau manual

mode.

Page 7: Hipotermia

Pengaturan suhu tubuh pada bayi cukup bulan yang normal (> 2500 gram) :

Tempatkan bayi di bawah pemanas segera setelah bayi lahir.

Keringkan seluruh tubuh untuk mencegah kehilangan panas dengan cara

penguapan.

Tutup kepala dengan cap.

Bungkus bayi dengan selimut, masukkan dalam tempat tidur bayi.

Pengaturan suhu tubuh bayi cukup bulan yang sakit :

Prosedurnya sama dengan bayi cukup bulan yang sehat, kecuali radiant

warmer-nya dengan pengatur suhu sendiri.

Pengaturan panas pada bayi prematur (1000-2500 gr):

Untuk berat bayi 1800-2500 gr, tanpa masalah medis, digunakan tempat tidur

bayi, cap, dan selimut biasanya sudah cukup.

Juga dapat digunakan cara skin-to-skin (kangaroo).

Untuk bayi 1000-1800 gr :

Untuk bayi yang sehat seharusnya ditempatkan di inkubator tertutup dengan

pengatur suhu sendiri.

Sedangkan untuk bayi yang sakit ditempatkan di bawah radiant warmer

dengan pengatur suhu sendiri.

(Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan)

Page 8: Hipotermia

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat hipotermia: hipoglikemia

karena kekurangan cadangan glikogen. Asidosis metabolik disebabkan

vasokonstriksi perifer dengan metabolisme anaerobik dan asidosis. Hipoksia dengan

kebutuhan oksigen yang meningkat, gangguan pembekuan, dan perdarahan

pulmonal dapat menyertai hipotermia berat. Schok dengan akibat penurunan

tekanan arteri sistemik, penurunan volume plasma, dan penurunan cardiac output.

Apnea dan perdarahan intra ventrikuler.

(Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan)