Upload
farrah-sayed
View
264
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jhjhjjhhhj
Citation preview
HIRSCHPRUNG DISEASE
DEPARTEMEN ILMU BEDAH RSMH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2015
Fara Idamawati, S.Ked04051981315001
Pembimbing: dr. Sindu Saksono SpB-SpBA
Pertanyaan sesi pertama1. Ferry
Penyakit kongenital lain yang menyertai HD apa aja ya ?
Down syndrome, kelainan jantung,
2. Yorin
Pem lain pada HD ? Gold Standar dr HD apa ?
Rectal biopsy
3. Audrey
Prognosis pasien nya gmna ?
90% baik tepat,cepat
10% bisa mengalami kegagalan
Mortalitas pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak dewasa.
Sesi kedua
1. Aziza Ros
Pada keadaan HD apa komplikasi yg dapat terjadi ?
Kecocoran anastomosis, infeksi post luka operasi, enterokolitis (paling banyak) ditandai dengan adanya distensi abdomen, diare,
2.
Sesi bimbingan
Obs fungsional dari sfingetr interna sampai prox dengn batas bervariasi
Tidak ada hd yang segmental Otot polos kolon tdk bisa kontraksi dgn
baik dilatasi hipertropi overgrowth kuman enterokolitis mencret mukosa rusak sampai serousa
Enterokolitis prognosa uda buruk
Bayi intauterine minum cairan amnion cairan diabsorbsi dikeluarkan lewat plasenta(kira2 usus halus)
Fetus atresia prox bayi minumkeluar lwt plasenta obstruksi proxsimal muntah lagi abssborbsi nya kurang Jadi polihidramnion
Atresia ani sering disertai dengan atresia esofagus perlu ditanyakan ada muntah gak
HD obstruksi fungsional tiap ada obs dilatasi dekompresi dari atas atau bawah klo HD yg utama dr bwah
Invaginasi ileum kejepit masuk kolon dari atas dekompresi nya (jadi tergantung kasus nya yak )
Megakolon required emergency :- Dekompresi- Rehidrasi- Antibiotik broad spectrum- - cegah hipotermi
tdk semua hd di buat colostomi bisa trans anal pull through (tarik terobos )
Klo ada bayi baru dtg
langsung dekompresi
PENDAHULUAN
Pertama kali dilaporkan Frederick Ruysch (1691)
Harold Hirschsprung (1886) : “Megakolon Kongenital”
Robertson dan Kernohan (1938) : “Patogenesis Aganglionik”
Kelainan kongenital dimana tidak dijumpai
pleksus auerbach dan pleksus meisneri
pada kolon hambatan peristaltik
Insidensi penyakit Hirschsprung tidak diketahui
secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000
kelahiran hidup
94% daripadanya adalah pada bayi yang
berusia di bawah 5 tahun
Insidens penyakit Hirschsprung pada laki-laki
lebih besar daripada perempuan dengan ratio
sekitar 4:1
Insidensi penyakit Hirschsprung di Indonesia tidak
diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000
kelahiran hidup
STATUS PASIEN
Nama : Davit Saputra bin Kupil Umur : 3 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Agama : Islam Pendidikan : Belum bersekolah Pekerjaan : TOT Alamat : Desa Teluk Kijing Musi
Banyuasin MRS : 13 Agustus 2015 Med. Rec : 907341
ANAMNESIS
Keluhan Utama Perut Kembung sejak 1 minggu smrs
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
+ 15 hari SMRS :-BAB cair 2x/minggu, ± 1 sdm lendir (-), darah (-)-perut kembung (-)-muntah(-)-demam (+)tidak terlalu tinggi-penderita tidak rewel-penderita tidak dibawa berobat
1 minggu SMRS :-BAB cair 1x/minggu, ± 1 sdm lendir (-), darah (-) -perut kembung (+) -muntah(+)±5 x/hari 1 sdm, kehijauan-demam (+)tidak terlalu tinggi -penderita dirawat di RSMH(sejak bayi
Riwayat Kehamilan cukup bulan, lahir dari ibu dengan P2A1
polihidramnion (-) kebiasaan ibu selama hamil :
minum alkohol (-),obat-obatan (-), merokok (-)
Riwayat Persalinan Presentasi : belakang
kepala Cara persalinan : spontan KPSW : Tidak ada Riwayat demam saat persalinan : tidak ada Riwayat ketuban kental, hijau, bau: tidak ada
Keadaan saat lahir Jenis kelamin : laki-laki Kelahiran : tunggal Kondisi saat lahir : langsung
menangis
Riwayat Asupan Nutrisi:
0-6 bulan : ASI eksklusif on demand
6 bulan-sekarang: ASI, bubur susu, bubur tepung beras, bubur buah (pisang, papaya, dan jeruk).
Riwayat Imunisasi:
BCG : (+), skar (+)
Polio : Polio-1, Polio-2, Polio-3, Polio-4
Hep.B : Hep.B-1, Hep.B-2, Hep.B-3
DPT : DPT-1, DPT-2, DPT-3
Campak : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos MentisNadi : 92 x/menitPernafasan : 28 x/menitSuhu : 36,9 °C
KeadaanUmum
Kepala dan Leher
Kepala : rambut hitam, tebal, halus, tidak mudah dicabut, distribusi merata.
Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, reflex cahaya (+/+), diameter 3mm/3mm.
Hidung : sekret (-), deformitas (-), mukosa hiperemis (-)
Telinga : CAE lapang, sekret (-/-), mukosa hiperemis (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik aurikular (-)
Mulut : Sianosis (-), uvula di tengah, tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB, JVP (5-2) cmH2O
Keadaan Spesifik
Thorax
Paru
I: statis dan dinamis simetris kanan=kiri
P: stem fremitus kanan=kiri
P: sonor di kedua lapangan paru
A: suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
Cor I : iktus cordis tidak terlihatP: iktus cordis tidak terabaP: batas atas ICS II linea midclavikularis sinistra, batas kiri ICS IV linea para sternalis sinistra, batas kiri ICS VI linea aksilaris anterior sinistraA: HR 84 x/menit, reguler, bunyi jantung I/II normal, murmur (-), gallop (-)
Status lokalis
Regio Abdomen
Inspeksi : cembung
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : tegang
Perkusi : Tympani
Rektal Toucher :
TSA normal, mukosa licin, tidak teraba massa, feces (+), BAB menyemprot (+)
Sarung tangan : feses (+)
Ekstremitas :Tidak ada deformitas, pucat (-), sianosis (-), akral hangat, edema (-), CRT <3”
Genitalia :Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium13 Agustus 2015
HematologiHemoglobin : 9,8 g/dL (12,6-17,4 g/dl)Hematokrit : 30 vol% (43-49 vol%)Leukosit : 16.300/ mm3 (4.500-11.000/ mm3)Trombosit : 591.000/mm3 (150.000-450.000/mm3)
Kimia KlinikMetabolisme Karbohidrat
Glukosa sewaktu : 119 mg/dL (50-90 mg/dL)Ginjal
Ureum : 10 mg/dL (16,6-48,5 mg/dL)Kreatinin : 0,23 mg/dL (0,31-0,47 mg/dL)
ElektrolitNatrium : 137 mEq/L (135-155 mEq/L)Kalium : 4,0 mEq/L (3,5-5,5 mEq/L)
Barium Enema (18 Agustus 2015)
Pada pemeriksaan foto Barium Enema didapatkan :Pada foto polos tampak dilatasi usus. Distribusi udara usus minimal di bagian distal.Tampak skibala di rektosigmoid.Dipasang kateter tanpa balon dengan marker di anal dimple.Dimasukkan kontras barium sulfat encer lewat kateter, tampak kontras lancer mengisi rekrum, rectosigmoid, dan sigmoid.Tampak penyempitan rectum disertai zona transisi berbentuk cone shape.Tampak dilatasi usus-usus di bagian proksimalnya.
DIAGNOSIS KERJA
Hirschsprung disease
TATALAKSANA
-IVFD KAEN IB gtt X/menit makro 900 cc/24 jam-NGT-Colon in loop
Quo Ad Vitam : DubiaQuo Ad Functionam : Dubia ad bonamPROGNOSIS
Quo Ad Vitam : DubiaQuo Ad Functionam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Tidak adanya sel-sel ganglion parasimpatis dari pleksus
submukosa Meisner dan pleksus mienterikus Auerbach pada usus
bagian distal
ETIOLOGI
Penyebab dari Hirschprung yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi Hirschsprung atau Mega Colon diduga terjadi karena :
1) Faktor genetik 2) Faktor lingkungan
3) Kegagalan sel neural pada masa embrio
PATHOPHYSIOLOGY
TIPE HIRSCHPRUNG’S DISEASE
MANIFESTASI KLINIS
KETERLAMBATAN EVAKUASI MEKONIUM
MUNTAH HIJAU
DISTENSI ABDOMEN
DIAGNOSA GAMBARAN KLINIS
COLOK DUBUR
PEM.PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG RADIOLOGIS
BNO POLOSGambaran hearing
bone
BARIUM ENEMAGambaran zona
transisi
TERAPIPEMBEDAHAN
SEMENTARA
COLOSTOMY
DEFINITIF
RECTOSIGMOIDESTOMY CARA SWENSON
ANASTOMOSE COLOANAL CARA DUHAMEL DAN SOAVE
ANALISIS KASUS
• An.Laki-laki, 3 tahun• Perut kembung• BAB satu kali dalam seminggu,,
lendir(-), darah(-) • Muntah + 5 kali,kehijauan• demam (+)tidak terlalu tinggi,
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Abdomen: cembung, tegang, timpani, BU (+) normal.
• RT : feses menyemprot(+)
Pemeriksaan Penunjang
Barium Enema Megakolon Hirschprung