Upload
prilaviaramadhani
View
74
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HISTOLOGI GINJAL
Bagian ginjal :
- Outer (cortex)
- Inner (medulla) terdiri dari 10-18 struktur piramid atau corong yang disebut
medullary pyramids. Dari dasar setiap medullary pyramid, terdapat deretan paralel
tubulus disebut medullary rays yang menembus cortex.
Setiap ginjal memiliki batas :
- Medial yang cembung (hilum) yaitu di mana saraf, pembuluh darah, dan pembuluh
limfatik keluar masuk, serta ureter muncul).
- Lateral yang cekung.
Ujung atas ureter meluas menjadi renal pelvis membagi menjadi 2 atau 3 major
calyces bercabang menjadi beberapa cabang kecil minor calyces.
Juxtaglomerular aparatus dibentuk oleh:
- Juxtaglomurular cells:
o merupakan sel-sel otot polos yang termodifikasi dari afferent arteriole yang
dekat dengan renal corpuscle.
o Memiliki sitoplasma yang penuh dengan granul-granul sekretorik
menghasilkan enzim renin yang mengubah angiotensinogen menjadi
angiotensin I. Angiotensin I ini diubah menjadi vasopresive octapeptide,
angiotensin II oleh converting enzyme yang terdapat di sel-sel endotel paru-
paru.
o Terdapat banyak retikulum endoplasma kasar
o Complex golgi yang berkembang pesat
- Macula densa
- Extraglomerular mesangial cells atau lacis cells
Setiap ginjal terdiri dari 1-4 juta nephron (unit fungsional dari ginjal).
NEPHRON
Setiap nephron terdiri dari:
a. Renal Corpuscles Dan Blood Filtration
Setiap renal corpuscle berdiameter 200 µm dan terdiri dari:
- Glomerulus, kapiler-kapiler
- Glomerular (Bowman`s) capsule yaitu kapsul epitel yang berdinding ganda yang
melapisi glomerulus yang terdiri dari lapisan :
Visceral layer of Bowman`s capsule, membungkus kapiler-kapiler glomerulus
Parietal layer of Bowman`s capsule, membentuk batas luar dari renal corpuscle.
- Urinary space yaitu ruang antara kedua lapisan Bowman`s capsule yang menerima
cairan yang difiltrasi melalui dinding kapiler dan visceral layer.
- Vascular pole yaitu tempat di mana afferent arteriole masuk dan efferent arteriole
meninggalkan renal corpuscle. Setelah memasuki renal corpuscle, afferent arteriole
biasanya membagi menjadi 2-5 cabang primer dan setiap cabangnya membagi
menjadi kapiler-kapiler dan membentuk renal glomerulus.
- Urinary pole yaitu tempat di mana proximal convulated tubule muncul.
Lapisan parietal daari Bowman`s capsule terdiri dari simple squamous epithelium yang
disokong oleh basal lamina dan lapisan tipis reticular fibers. Pada urinary pole, epitel
berganti menjadi simple cuboid, atau low columnar.
Sel dari lapisan visceral disebut podocyte yang dari setiap badan selnya menjulur
primary processes dan dari setiap primary process muncul secondary processes disebut
pedicels yang memeluk kapiler-kapiler gromerulus. Pada sekitar jarak 25 nm, secondary
process menyentuh langsung basal lamina namun badan sel podosit dan primary process
tidak menyentuh basement membrane.
Terdapat ruang antara pedicel yang disebut filtration slit.
Podocyte memiliki berkas-berkas actin filament di dalam sitoplasmanya yang
memberikan kapasitas kontraktilitas.
Di antara fenestrated endothelial cell kapiler gromerulus dan podocyte terdapat basement
mambrane tebal (~0,1-µm). Membran ini dipercaya sebagai barrier filtrasi yang
memisahkan urinary space dengan darah dalam kapiler dan bersifat selective
macromolecular filter. Basement membrane berasal dari fusi basl lamina yang dihasilkan
podocyte dan kapiler.
Basement membrane terdiri dari:
- Central lamina densa, merupakan meshwork dari type IV collagen dan laminin
dalam matrix yang mengandung proteoglican heparan sulfate bermuatan negatif yang
membatasi lewatnya molekul-molekul kationik physical filter.
- Dua lapis lamina rara di kedua sisinya, mengandung fibronectin untuk membantu
mengikatkan sel charge barrier.
Partikel dengan diameter >10 nm tidak dapat melewati basal lamina dan protein yang
bermuatan negatif dengan massa molekul >69 kDa (seperti yang dimiliki albumin) dapat
melewati basal lamina dengan jumlah sedikit
Kapiler gromerulus memiliki mesangial cell yang menempel pada dinding-dinding
kapilernya.
Fungsi mesangial cell:
- Contractile dan memiliki reseptor untuk angiotensin II. Saat reseptor tersebut
teraktivasi aliran glomerular diperlambat.
- Memiliki reseptor untuk faktor natriuretic yang dihasilkan oleh sel-sel atrium
jantung. Faktor tersebut merupakan vasodilator dan merelaksasikan mesangial cell,
kemungkinan meningkatkan aliran darah dan area permukaan yang efektif untuk
filtrasi.
- Menyokong struktur gromerulus
- Sintesis matrix ekstraselular
- Mengendositosis dan memastikan molekul normal dan molekul patologis (kompleks
imun) yang terjaring pada gromerular basement membrane
- Memproduksi mediator-mediator kimia seperti sitokin dan prostaglandin
Di vascular pole namun di luar glomerulus terdapat extraglomerular mesangial cell
yang membentuk bagian dari juxtaglomerular apparatus.
b. Proximal Convoluted Tubule
Dilapisi oleh epitel cuboid atau low columnar:
- Acidophilic karena banyak terdapat mitokondria yang memanjang
- Memiliki microvilli pada apex selnya yang membentuk brush border
- Apical cytoplasmanya memiliki banyak canaliculi di antara dasar microvilli
untuk meningkatkan kapasitas sel-sel proximal tubule menyerap
macromolekul (terutama protein denngan massa molekul <70 kDa) yang telah
lolos dar filtrasi gromerulus
- Bagian basalnya memiliki banyak invaginasi membran dan lateral
interdigitation dengan sel-sel sebelahnya.
- Pada membran basolateralnya terdapat Na+/K+-ATPase (pompa sodium) yang
berperan dalam transport aktif sodium keluar dari sel.
- Mitokondria terpusat pada dasar sel dan tersusun paralel terhadap panjang
aksis sel
Menyerap semua glukosa dan asam amino, 85% NaCl dan air, fosfat dan kalsium
dari fitrat glomerulus.
Glukosa, asam amino, dan natrium diserap melalui proses aktif Na+/K+-ATPase
(pompa sodium)
Air berdifusi secara pasif mengikuti gradien osmotik.
Mensekresikan kreatinin dan substansi asing terhadap organisme, seperti para-
aminohippuric dan penicillin dari plasma interstitial ke filtrat.
c. Henle`S Loop
Berbentuk huruf U, terdiri dari:
- Thick descending limb
- Thin descending limb
- Thin ascending limb
- Thick ascending limb
Dinding segmen thin limb dilapisi oleh squamous epithelial cell dengan nuclei
yang sedikit menonjol ke lumen.
Nephron:
- Juxtamedullary nephron, sekitar satu per tujuh dari semua nephron, terletak
di dekat corticomedullary junction penting dalam menciptakan gradien
hipertonik dalam medullary interstitium, memiliki lengkung Henle yang sangat
panjang terdiri dari thick descending limb yang pendek, thin descending dan
ascending limb yang panjang, dan thick ascending limb.
- Cortical nephron memiliki thin descending limb yang sangat pendek dan
tidak memiliki thin ascending limb.
Thin descending limb secara bebas permiabel terhadap air.
Seluruh ascending limb impermeable terhadap air.
Pada thick ascending limb NaCl ditransport aktif keluar dari tubule untuk
menciptakan gradien hipertonik pada medullary interstitium diperlukan untuk
konsentrasi urin.
Osmolaritas interstitium pada ujung medullary pyramid empat kali lipat dari
osmolaritas darah.
d. Distal Convoluted Tubule
Thick ascending limb of Henle`s loop yang memasuki cortex distal convoluted
tubule.
Epitel: simple cuboid, tidak memiliki brush border, tidak memiliki apical
canaliculi, selnya lebih kecil dari pada sel pada proximal convouted tubule.
Macula densa bagian distal convoluted tubule yang bersentuhan dengan
vascular pole (afferent arteriole) dari renal corpuscle nephron asalnya (pada
juxtaglomerular region) mengalami modifikasi menjadi sel columnar,
nucleinya saling berdekatan, sebagian besar sel memiliki komplex golgi pada
bagian basalnya.
Macula densa sensitif terhadap konten ion dan volume air pada cairan tubulus
menghasilkan sinyal molekular menstimulus pembebasan enzim renin dalam
sirkulasi.
Apabila terdapat aldosteron dengan konsentrasi yang cukup tinggi terjadi
pertukaran ion pada distal convoluted tubule: Na+ diserap dan K+ disekresikan
mempengaruhi konten air dan total garam dalam tubuh.
Memsekresikan ion hidrogen dan amonium ke dalam urin tubulus penting
untuk memelihara keseimbangan asam basa dalam darah.
e. Collecting Tubules & Ducts
Collecting tubule yang lebih kecil dengan diameter sekitar 40 µm dilapisi oleh
epitel kuboid. Seiring menembus semakin dalam ke medula epitelnya semakin
meninggi dan menjadi simple columnar.
Diameter collecting duct mencapai 200 µm pada ujung medullary pyramids.
Di dalam medulla, collecting duct merupakan komponen utama dari mekanisme
konsentrasi urin.
Epitel collecting duct responsif terhadap arginin vasopressin atau hormon
antidiuretik yang disekresikan oleh postrior pituitary.
Apabila asupan air terbatas hormon antidiuretik akan disekresikan epitel
collecting duct menjadi permiable terhadap air air diserap dari filtrat
gromerulus masuk ke kapiler darah tertahan dalam tubuh.