3
Hormon Cinta ? Apakah ada ? Oleh : Riski Fitri Nopina Kelas : Beta Setiap insan pasti pernah merasakan jatuh cinta. Cinta merupakan anugerah Tuhan yang paling terindah. Bagaimana tidak, ketika orang jatuh cinta perilakunya mendadak berubah. Pada awalnya suka mendengarkan musik rock atau hip-hop sekarang lebih senang mendengarkan musik yang melow atau bertemakan cinta. Ada juga yang pada awalnya nggak suka ke perpustakaan dan tiba-tiba lihat si doi ke toko buku, mendadak langsung menjadi orang yang paling rajin ke perpustakaan. Tanpa kita sadari, ketika kita jatuh cinta ada rasa ingin terus berada di dekatnya. Jatuh cinta membuat seseorang seperti halnya mengonsumsi kokain yang membuat penggunanya bisa seperti melayang ke langit. Menurut Rati Amira, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, “ Jatuh cinta itu indah apabila tidak bertepuk sebelah tangan. Jatuh cinta itu membuat jantung berdebar-debar dan juga membuat kita tidak bisa tidur. Jatuh cinta juga bisa membuat nafsu makan tidak ada”. Lain halnya dengan Muhammad Arma yang juga merupakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang menganggap bahwa jatuh cinta itu seperti pulang pergi Inderalaya, butuh perjuangan dan butuh pengorbanan. Berbagai anggapan dilontarkan tentang jatuh cinta. Namun, jatuh cinta tidak hanya menggunakan hati namun juga ada otak yang berperan. Apakah hormon yang berpengaruh ? benarkah ada “hormon cinta” pada tubuh manusia? Menurut penelitian dari Rutgers University di New Jersey, ada tiga fase saat seseorang jatuh cinta. Fase pertama ialah lust atau seseorang yang tiba-tiba melihat lawan jenis dan

Hormon Cinta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas medifka

Citation preview

Hormon Cinta ? Apakah ada ?Oleh : Riski Fitri NopinaKelas: BetaSetiap insan pasti pernah merasakan jatuh cinta. Cinta merupakan anugerah Tuhan yang paling terindah. Bagaimana tidak, ketika orang jatuh cinta perilakunya mendadak berubah. Pada awalnya suka mendengarkan musik rock atau hip-hop sekarang lebih senang mendengarkan musik yang melow atau bertemakan cinta. Ada juga yang pada awalnya nggak suka ke perpustakaan dan tiba-tiba lihat si doi ke toko buku, mendadak langsung menjadi orang yang paling rajin ke perpustakaan. Tanpa kita sadari, ketika kita jatuh cinta ada rasa ingin terus berada di dekatnya. Jatuh cinta membuat seseorang seperti halnya mengonsumsi kokain yang membuat penggunanya bisa seperti melayang ke langit. Menurut Rati Amira, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Jatuh cinta itu indah apabila tidak bertepuk sebelah tangan. Jatuh cinta itu membuat jantung berdebar-debar dan juga membuat kita tidak bisa tidur. Jatuh cinta juga bisa membuat nafsu makan tidak ada. Lain halnya dengan Muhammad Arma yang juga merupakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang menganggap bahwa jatuh cinta itu seperti pulang pergi Inderalaya, butuh perjuangan dan butuh pengorbanan. Berbagai anggapan dilontarkan tentang jatuh cinta. Namun, jatuh cinta tidak hanya menggunakan hati namun juga ada otak yang berperan. Apakah hormon yang berpengaruh ? benarkah ada hormon cinta pada tubuh manusia?Menurut penelitian dari Rutgers University di New Jersey, ada tiga fase saat seseorang jatuh cinta. Fase pertama ialah lust atau seseorang yang tiba-tiba melihat lawan jenis dan langsung mempunyai hasrat suka kepada yang dilihatnya. Pada fase ini, hormon estrogen pada wanita dan hormon testosteron meningkat dengan cepat yang menyebabkan adanya hasrat kepada lawan jenis. Fase kedua adalah attraction dimana pada fase ini seseorang benar-benar tertarik sehingga tidak berhenti memikirkan orang yang disukainya. Pada fase ini, otak dalam tubuh memberikan impuls untuk mengeluarkan tiga hormon yaitu hormon adrenaline, dopamine dan serotonin. Hormon adrenaline merupakan hormon yang berfungsi untuk mempercepat kerja denyut jantung, melebarkan jalan nafas dan mempersempit pembuluh darah. Inilah sebabnya mengapa orang jatuh cinta itu berdebar-debar jantungnya dan merasa sesak nafas dan jadi tidak tenang. Hormon selanjutnya adalah hormon dopamine. Pada pecandu kokain, kokain menstimulasi hormon ini agar memberikan efek euphoria dan kesenangan bagi para pemakainya dan memberikan efek yang tidak baik bagi tubuh. Namun jika dibandingkan dengan orang yang jatuh cinta, tentunya bermanfaat baik. Hormon ini pada orang jatuh cinta bisa membuat senyum-senyum sendiri , membuat kebahagiaan, dan memberikan efek semangat. Fase yang terakhir adalah fase attachment. Fase attachment adalah fase keterikatan dimana seseorang benar-benar memiliki keterikatan dengan orang yang dicintainya. Fase ini membuat suatu komitmen untuk membuat jalinan yang kuat selama bertahun-tahun. Pada fase ini hormon yang berperan adalah hormon oksitoksin dan hormon vasopressin. Hormon okstoksin dikeluarkan akibat dari hipotalamus yang ada di otak distimulus. Hormon oksitoksin diproduksi pasca kehamilan dan pada saat seorang anak disusui oleh ibunya. Ternyata pada orang yang jatuh cinta bukan hanya ada sekedar panah asmara yang menusuk hatinya tetapi juga ada peranan otak, hormon-hormon dan zat kimia yang ada dalam tubuh. Hormon cinta yang menstimulus semua organ membuat kesenangan tersendiri bagi orang yang jatuh cinta dan membuat orang yang jatuh cinta terkadang hampir terlihat sama dengan orang yang sakit jiwa.