Upload
evynurhayati
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dampak hospitalisasi pada anak
Citation preview
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPermasalahan pokok yang sering dihadapi dalam dunia kesehatan tidak lain adalah
reaksi hospitalisasi serta dampak yang ditimbulkannya. Sakit bukan lagi kata yang jarang
kita dengar. Setiap orang mungkin pernah mengalami sakit dan bahkan mungkin pernah
dirawat di rumah sakit. Suasana saat berada di tempat perawatan seperti rumah sakit tentu
berbeda dengan suasana yang biasanya seseorang rasakan. Suasana dengan dikelilingi
orang-orang yang berbeda. Hal ini tentu akan sangat dirasakan terutama bagi mereka
yang baru pertama kalinya merasakan suasana perawatan rumah sakit. Proses perawatan
tersebut merupakan proses hospitalisasi. Hospitalisasi diartikan adanya beberapa
perubahan psikis yang dapat menjadi sebab yang bersangkutan dirawat disebuah institusi
seperti rumah perawatan (Berton, 1958 dalam Stevens, 1992).
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang
tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan
dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stress (Supartini, 2004).
Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih,
takut, dan rasa bersalah (Wong, 2000). Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi
sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan tidak
nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang
dirasakannya menyakitkan. Apabila anak stress selama dalam perawatan, orang tua
menjadi stres pula, dan stres orang tua akan membuat tingkat stres anak semakin
meningkat (Supartini, 2000).
Berdasarkan hasil pengamatan, pasien anak yang dirawat di rumah sakit masih
sering mengalami stres hospitalisasi yang berat, khususnya takut terhadap pengobatan,
asing dengan lingkungan baru, dan takut terhadap petugas kesehatan. Fakta tersebut
merupakan masalah penting yang harus mendapatkan perhatian perawat dalam
pengelolah asuhan keperawatan (Nursalam, 2005).
Hospitalisasi ini memiliki dampak terhadap psikis pada pasien (anak) ataupun
pada orang tua. Seperti pasien merasa keahilangan privasi,otonomi, serta perubahan gaya
hidupnya. Sedangkan pada orang tua, sepertiadanya rasa bersalah dan frustasi karena
tidak dapat menjaga kesehatan anaknya. Oleh karena itu, betapa pentingnya seorang
perawat memahami konsep hospitalisasi agar dampaknya pada anak/pasien dan orang
tua/keluarga dapat diminimalisir sehingga dapat dijadikan dasar dalam pemberian suatu
tindakan asuhan keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa yang dimaksud dengan masa toddler ?
1.2.2 Bagaimana dampak dari hospitalisasi pada masa toddler ?
1.2.3 Bagaimana diagnosa dan tindakan keperawatan/intervensi pada masa toddler ketika
terkena dampak akibat hospitalisasi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan masa toddler
1.3.2 Dapat mengetahui bagaimana dampak hospitalisasi bagi masa toddler
1.3.3 Dapat mengetahui diagnosa dan tindakan keperawatan yang harus diambil oleh
perawat ketika anak pada massa toddler yang terkena dampak hospitalisasi.
1.4 Manfaat1.4.1 Bagi orang tua
1.4.1.1 Orang tua dapat mengatasi dampak hospitalisasi bagi anak dan dirinya sendiri
1.4.2 Bagi perawat
1.4.2.1 Perawat dapat mengetahui cara atau langkah yang dapat dilakukan untuk
mengatasi dampak dari hospitalisasi.
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian masa toddlerAnak usia toddler adalah anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain
melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode
yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara
optimal (Perry, 1998)
2.2 Dampak hospitalisasi bagi anak di massa toddler
Usia 1-3 tahun
Data Penyebab Masalah
Ds :
- Ibu klien mengatakan
anaknya sering menangis
karena merasa tidak nyaman
dengan lingkungan nya yang
baru.
- Ibu klien mengatakan
anaknya sering memanggil-
manggil ibunya dan tidak
ingin di tinggal.
Do :
- Klien terlihat sering
menangis ketika di dekati
orang lain.
- Klien terlihat sering berteriak
ketika di tinggal ibunya ke
toilet atau pun menebus obat.
1. Klien merasa tidak nyaman
dengan lingkungan yang baru
dia kenal.
2. Klien merasa tidak nyaman jika
tidak bersama dengan ibunya.
Cemas
Do :
- Anak terlihat sering di
gendong ibunya kemana-
mana
- Anak terlihat lebih
1. Klien Defisit Aktivitas
Pengalihan
bergantung pada ibunya.
- Anak terliat tidak mau
menggerakkan anggota
tubuhnya.
2.3 Diagnosa, dan intervensi keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan 1 : ansietas berhubungan dengan lingkungan yang tidak
dikenal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 X 24 jam klien merasa aman
Kriteria hasil : anak berinteraksi dengan tenaga kesehatan
Intervensi :
1. Pertahankan identitas anak. Panggil anak dengan namanya atau nama
panggilannya yang biasa. Jangan memberikan julukan pada anak atau mengganti
namanya dengan bahasa lain (missal menggunakan joe bukan jose)
Rasional : supaya anak lebih merasa nyaman dan terbiasa dengan identitas aslinya
2. Jangan menunjukkan tanda – tanda penolakan, tidak suka atau perasaan negative
lainnya terhadap anak.
Rasional : agar anak tidak merasa takut atau trauma.
3. Kritiklah atau komunikasikan ketidaksetujuan terhadap perilaku yang tidak dapat
diterima, bukan ketidaksetujuan terhadap anak.
4. Komunikasikan (secara verbal dan non verbal) bahwa anak adalah orang yang
berharga
Rasional : memberikan penghargaan/ pujian kepada anak
5. Jangan melakukan pengobatan atau prosedur di ruang anak atau tempat bermain
untuk mempertahankan area ini sebagai tempat aman.
Rasional : agar anak tidak trauma jika anak ingin bermain di tempat bermain di
rumah sakit.
2. Diagnosa keperawatan 2 : defisit aktifitas pengalihan yang berhubungan dengan
gangguan mobilitas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 X 24 jam klien mendapat
kesempatan untuk berpartisipasi dalam beraktifitas.
Kriteria hasil :
1. Anak terlibat dalam aktifitas yang sesuai dengan usia, minat, keterbatasan fisik.
Misalnya toilet training
2. Anak menerima perhatian dan rasa nyaman
3. Anak terlibat dalam permainan yang sesuai dengan usia. Misalnya : susun balok
Intervensi :
1. Luangkan waktu bersama anak. Tanyakan pada anak dan orang tua tentang
aktifitas pengalihan yang disukai anak
Rasional : agar orangtua lebih bagaimana kebiasaan anak jika mengalami suatu
hal yang tidak ia sukai.
2. Ubah posisi tempat tidur dalam ruangan secara periodic untuk mengubah stimulus
sensori jika anak harus tirah barang.
Rasional : untuk mencegah anak mengalami dekubitus
3. Berikan aktivitas yang sesuai dengan kondisi, keterbatasan fisik, dan tingkat
perkembangan anak.
Rasional : agar tidak mempersulit perkembangan anak
4. Anjurkan keluarga untuk menyanyangi dan mengendong bayi atau anak.
Rasional : memberikan kasih sayang bagi anak dan memberikan anak rasa aman
5. Pertahankan rutinitas aktivitas pengalihan yang biasa dilakukan dirumah, jika
memungkinkan. Konsultasikan dengan child life spesialist untuk memberikan
aktivitas pengalihan.
Rasional : agar anak dapat beradaptasi lebih cepat di dalam rumah sakit.
6. Dorong interaksi dengan anak anak lain
Rasional : mengajarkan anak untuk lebih bisa bersosialisasi dengan orang lain.
7. Pilih teman sekamar yang sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan kemampuan
fisik.
Rasional : agar anak memiliki teman yang sebaya untuk bermain
8. Pantau waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi atau bermain permainan
elektronik versus aktivitas interaktif atau kreatif
Rasional : agar anak tidak ketergantungan dengan benda elektronik sehingga
kreativitas anak dapat berkembang.
9. Berikan waktu yang banyak untuk bermain
Rasional : untuk melatih perkembangan sensori dan motorik anak
10. Buatlah permainan, seni, music, dan materi ekspresif lainnya untuk anak
Rasional : untuk melatih kreativitas anak lebih baik
11. Anjurkan aktivitas bermain dan pengalihan yang sesuai dengan usia, kondisi, dan
kemampuan anak.
Rasional : untuk membantu proses perkembangan anak.
12. Bantu memfasilitasi aktivitas dengan bertindak dibawah instruksi anak untuk
melakukan tugas tugas yang tidak dapat dilakukan anak.
Rasional : untuk membantudan mendukung anak dalam kegiatan yang tidak dapat
anak lakukan sendiri
13. Gunakan bermain sebagai strategi pengajaran dan teknik pengurangan cemas
Rasional : agar tidak merasa bosan ketika proses pembelajaran di ruangan
14. Tingkatkan penggunaan ruang aktivitas atau area yang terpisah bagi remaja.
Rasional : agar anak lebih berfokus pada apa yang diajarkan kepada mereka.
BAB 3 PENUTUP
3.1 KesimpulanHospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau pengobatan sehingga
dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya.Tetapi pada umumnya hospitalisasidapat
menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau
tingkah laku yang mempengaruhikesembuhan dan perjalanan penyakit klien selama
dirawat di rumah sakit.Reaksi hospitalisasi bersifat individual. Perawat berperan penting
dalam memberika respon yang positif untuk keluarga dan pasien dalam hospitalisasi agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
3.2 Saran
Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang hospitalisasi
agar dapat menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien
dan keluarga.
Bagi pihak rumah sakit hendaklah mendekorasi ruangannya agar pasien tidak
merasa takut dan gelisah berada di rumah sakit.Ruangan hendaklah didesain untuk
memberikan kenyamanan bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
http://fitriatulaini14.blogspot.co.id/2013/11/konsep-hospitalisasi.html diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 12.15 WIB
http://widyainternet.blogspot.co.id/2010/01/dampak-hospitalisasi-pada-anak.html diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 12.35 WIB
http://duniakesehatan1.blogspot.co.id/2011/04/konsep-hospitalisasi.html diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 13.00 WIB
Stevens, P.J.M. dkk (1997). Ilmu Keperawatan.2(1).Jakarta; EGC
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta : EGC
Wong, Donna. Dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta : EGC.