Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA FENOLOGI TANAMAN DAN
PERKEMBANGAN ULAT GRAYAK (Spodoptera frugiperda J.E
Smith) PADA TANAMAN JAGUNG MANIS
(Zea mays L. Saccharata)
SKRIPSI
RIZKI AULIA
D1A017040
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
HUBUNGAN ANTARA FENOLOGI TANAMAN DAN
PERKEMBANGAN ULAT GRAYAK (Spodoptera frugiperda J.E
Smith) PADA TANAMAN JAGUNG MANIS
(Zea mays L. Saccharata)
SKRIPSI
RIZKI AULIA
D1A017040
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan antara Fenologi Tanaman dan
Perkembangan Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda J.E Smith) pada Tanaman
Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata)” oleh Rizki Aulia, Nomor Mahasiswa
D1A017040 telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 09 Juli 2021 dihadapan
Tim Penguji yang terdiri atas:
Ketua : Dr. Ir. Wilyus, M.Si
Sekretaris : Hamdan Maruli Siregar, S.P., M.Si
Penguji Utama : Fuad Nurdiansyah, S.P., M.PlaHBio., Ph.D.
Penguji Anggota : 1. Dr. Novalina, S.P., M.Si.
ii2. Weni Wilia, S.P, M.Si.
Dan dinyatakan “lulus” serta disetujui dan disahkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam ujian skripsi.
Menyetujui:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Wilyus, M.Si. Hamdan Maruli Siregar, S.P.,
NIP.196409231991031002 NIP.199111032019031011
Mengetahui:
Ketua Jurusan Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Dr. Ir. Irianto, M.P
NIP.196212271987031006
i
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rizki Aulia
NIM : D1A017040
Program Studi : Agroekoteknologi
Peminatan : Hama dan Penyakit Tanaman
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan
dimanapun juga atau oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima
selama penelitian dan penyusunan Skripsi ini telah dicantumkan atau
dinyatakan pada bagian yang relevan dan Skripsi ini bebas dari plagiarisme.
3. Apabila kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam
proses pengajuan oleh pihak lain dan terdapat plagiarisme di dalam Skripsi
ini, maka penulis bersedia menerima sanksi dengan pasal 12 ayat (1) butir (g)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi yakni
Pembatalan Ijazah.
Jambi, Juli 2021
Yang membuat pernyataan
Rizki Aulia
D1A07040
Materai
10.000
ii
RIWAYAT HIDUP
Rizki Aulia lahir di Desa Candi, pada tanggal 27 Juli 1999.
Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Rizal dan Ibu Yadmi Hapsah.
Jalur pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah
Sekolah Dasar di SD Negeri 118/II Candi pada tahun 2005-
2011. Pada tahun 2011-2014 penulis menempuh Pendidikan
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanah Sepenggal.
Selanjutnya penulis melanjutkan Pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Muarabungo pada tahun 2014-
2017. Pada tahun 2017 juga penulis diterima sebagai Mahasiswa Universitas
Jambi melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
dan kemudian penulis memilih peminatan Hama dan Penyakit Tanaman di
Fakultas Pertanian pada Program Studi Agroekoteknologi. Serta cukup aktif
dalam berbagai kegiatan akademis maupun nonakademis.
Pada semester ganjil 2020/2021 penulis berkesempatan mengikuti Kuliah Kerja
Nyata (KKN) TEMATIK BOPTN secara semi online yang dilaksanakan pada
bulan September hingga Oktober 2020 di Desa Badang, Kecamatan Tungkal Ulu,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Pada tahun akademik
2020/2021 penulis melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul
“Hubungan antara Fenologi Tanaman dan Perkembangan Ulat Grayak
(Spodoptera frugiperda J.E Smith) pada Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.
Saccharata)” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Wilyus, M.Si. dan Bapak Hamdan
Maruli Siregar, S.P., M.Si. Pada 01 Desember 2020 penulis melaksanakan
seminar proposal, selanjutnya pada 23 Juni 2021 penulis melaksanakan Seminar
Hasil, dan penulis melaksanakan ujian skripsi dan dinyatakan lulus sebagai
Sarjana Pertanian pada tanggal 09 Juli 2021.
iii
RINGKASAN
HUBUNGAN ANTARA FENOLOGI TANAMAN DAN PERKEMBANGAN
ULAT GRAYAK (Spodoptera frugiperda J.E Smith) PADA TANAMAN
JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) (Rizki Aulia dibawah bimbingan Dr.
Ir. Wilyus, M.Si dan Hamdan Maruli Siregar, S.P., M.Si.)
Jagung manis (Zea mays L. Saccharata) selain menjadi salah satu makanan pokok,
jagung manis juga menjadi komoditas strategis dan bernilai ekonomis, serta
memiliki peluang besar untuk dikembangkan (Rifkowaty et al. 2016; Sinaga,
2020). Namun, produktivitas jagung manis di Provinsi Jambi masih tergolong
rendah karena hanya mencapai 6,094 ton/ha (BPS, 2018), padahal menurut Cahya
dan Ninuk (2018) potensi produksi tanaman jagung manis di dataran rendah bisa
mencapai 20,10 ton/ha. Rendahnya produktivitas jagung manis di Provinsi Jambi
mengindikasikan bahwa terdapat kendala dalam melakukan budidaya tanaman
jagung manis. Salah satu kendala yang seringkali dihadapi petani dalam
membudidayakan tanaman jagung manis adalah adanya serangan organisme
pengganggu tanaman (OPT). S. frugiperda merupakan hama baru yang ditemukan
pada tanaman jagung manis. Hama tersebut telah berkembang dalam waktu cepat
dari benua Amerika pada tahun 2016, masuk ke benua Afrika dan menyebar di
wilayah Asia hingga ke Thailand pada tahun 2018 (Harahap, 2018). Pada awal
tahun 2019, hama ini ditemukan pada tanaman jagung manis di daerah Sumatera
(Kementan 2019). Hama ini dapat menyebabkan kegagalan pembentukan pucuk
atau daun muda tanaman. (Maharani et al, 2019). Oleh karena itu, diperlukan
suatu upaya mitigasi untuk mendukung peningkatan produktivitas tanaman jagung
manis, mulai dari analisis faktor penyebab hingga menyusun suatu rekomendasi
sebagai solusi untuk mengatasi setiap kendala yang dihadapi dalam proses
budidaya. Pemahaman mengenai perkembangan populasi hama serta kaitannya
dengan fenologi tanaman merupakan pengetahuan dasar yang perlu dimiliki untuk
menentukan tindakan pengendalian yang tepat (Gultom et al. 2014). Hal ini
menjadi salah satu alasan penulis melakukan penelitian ini dikarenakan masih
terbatasnya informasi tentang hubungan fenologi tanaman jagung manis dengan
perkembangan S. frugiperda secara rinci dari fase vegetatif awal hingga generatif
akhir.
Tanaman sampel terdiri dari 4 petakan, yang ditentukan secara sistematik
berpola S dari 28 petak tanaman (Lampiran 3). Dari satu petakan tanaman sampel
ke petakan tanaman sampel lainnya berjarak 7 petakan tanaman. Setiap petakan
sampel berukuran 3 x 2 m. Pada setiap petak sampel, semua tanaman (18
tanaman) dijadikan sebagai tanaman sampel untuk menghitung persentase
tanaman terserang, dan persentase tongkol terserang. Intensitas daun terserang
diamati pada 3 tanaman per petak sampel yang ditentukan secara sistematik
berpola diagonal, dan setiap minggunya tanaman sampel pindah dari tanaman satu
ketanaman lainnya. Data yang diperoleh ditabulasi dan disusun dalam bentuk
tabel dan gambar, kemudian dijelaskan secara deskriptif dengan menghubungkan
fenologi dan hama tanaman.
iv
Populasi S. frugiperda pada setiap fase pertumbuhan terus meningkat. Populasi
tertinggi S. frugiperda ditemukan pada fase R6 atau pada fase masak fisiologis
yaitu sebanyak 21 ekor per 12 tanaman jagung. Persentase serangan S. frugiperda
setiap fasenya terus mengalami peningkatan, persentase serangan tertinggi
terdapat pada fase R6, yaitu 78,72%. Tingginya pesentase tanaman terserang
berkaitan dengan tingkat populasi hama yang juga paling tinggi pada fase
tersebut. Serangan S. frugiperda mulai terlihat pada fase R2-R5 yaitu 10%. dan
meningkat secara signifikan pada fase R6 menjadi 68,57%. Hal ini karena pada
fase kemunculan tongkol, pakan larva akan beralih dari daun ke tongkol.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “HUBUNGAN ANTARA FENOLOGI TANAMAN DAN
PERKEMBANGAN ULAT GRAYAK (Spodoptera frugiperda J.E Smith) PADA
TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata)”. Hanya dengan Kuasa,
Izin, dan Keridho-an dari-Nya segala sesuatu dalam kehidupan pribadi penulis
dapat dipermudah dan dapat berjalan dengan baik. Sesungguhnya Ia penunjuk
jalan sebaik-baiknya saat penulis dibingungkan di sebuah percabangan jalan
kehidupan. Sesungguhnya Ialah yang menguatkan penulis saat ujian-Nya
membentur hingga membentuk pribadi penulis.
Penelitian ini didanai oleh DIPA PNBP Fakultas Pertanian Skema
Percepatan Guru Besar Universitas Jambi Tahun Anggaran 2020 Nomor: SP
DIPA-023.17.2.677565/2020 Tanggal 27 Desember 2019, Nomor:
403/UN21.18/PG/SPK/2020 Tanggal 20 April 2020.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala rasa hormat
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tempat pertama penulis persembahkan untuk kedua Orangtua tercinta
Ayahanda Rizal dan Ibunda Yadmi Hapsah, dan kedua Abang Penulis Riyadi
dan Yusuf Pastomi. Mereka adalah alasan mengapa Penulis masih berjuang
keras melewati semua badai yang menerpa Penulis.
2. Yang terhormat Rektor Universitas Jambi, Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno,
M.Sc.,Ph.D., beserta jajaran Rektorat Universitas Jambi.
3. Yang terhormat Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Bapak Prof. Dr.
Ir. Suandi, M.Si., beserta jajaran Dekanat Fakultas Pertanian Universitas
Jambi.
4. Yang terhormat, Ketua Jurusan Agroekoteknologi, Bapak Dr. Ir. Irianto, M.P.
5. Yang terhormat, Ketua Program Studi S1 Agroekoteknologi, Ibu Yulia Alia,
S.P., M.P.
6. Yang sangat penulis hormati dan kagumi, Bapak Dr. Ir. Wilyus, M.Si. dan
Bapak Hamdan Maruli Siregar, S.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
vi
Skripsi yang telah memberikan banyak sekali ilmu serta dukungan dan
motivasi tiada henti dalam proses penyelesaian skripsi maupun proses
akademik penulis.
7. Yang terhormat, Seluruh Dosen Program Studi Agroekoteknologi terkhusus
untuk Dosen Pembimbing Akademik bapak Ir. Suryanto, M.S. yang telah
banyak memberikan teguran saat penulis keliru dan motivasi tiada henti
hingga Penulis menyelesaikan studi dengan sebaik-baiknya.
8. Rekan-rekan Agroekoteknologi 2017, terkhusus rekan-rekan Proteksi
Tanaman yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat satu pergerakan dan satu perjuangan yang senantiasa
menemani proses dan terus memotivasi dan menginspirasi penulis.
10. Segunung terimakasih kepada empat pahlawan sekaligus sahabat Penulis
yaitu Ayu Dewanty, Fadilah Risya, Tika Oktavia, dan Triana Erlingga
Zabhartini yang seakan tiada lelah membantu proses penulis selama
mengemban status Mahasiswa ini. Yang siap sedianya membangkitkan
penulis saat jatuh, ada di saat suka dan duka, dan menjadi dokter saat penulis
membutuhkan pertolongan pertama.
11. Tempat terakhir penulis persembahkan untuk manusia random, Alfian
Chandra, yang senantiasa menemani hari demi hari penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir. Menjadi satu-satunya manusia yang tetap berada
di sisi penulis disaat semesta tak lagi berpihak. Menjadi sang motivator disaat
penulis kehilangan motivasi. Menjadi manusia pertama yang menghapus
derasnya air mata, dan menjadi lentera dalam kegelapan penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.
Jambi, Juli 2021
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ....................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. ii
RINGKASAN ........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
2.1 Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata) ....................................... 3
2.1.1 Morfologi Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata) ............................... 3
2.1.2 Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata) .. 4
2.2 Spodoptera frugiperda .................................................................................. 7
2.2.1 Klasifikasi dan Bioekologi Spodoptera frugiperda ................................ 7
2.2.2 Sebaran S. frugiperda ............................................................................. 8
2.2.3 Gejala Serangan ...................................................................................... 9
III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 10
3.1 Tempat dan Waktu ...................................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 10
3.3 Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 10
3.3.1 Persiapan Lahan .................................................................................... 10
3.3.2 Penanaman ............................................................................................ 10
3.3.3 Pemeliharaan ......................................................................................... 10
3.3.4 Penentuan Tanaman Sampel ................................................................. 11
3.3.5 Variabel Pengamatan ............................................................................ 11
3.3.6 Analisis Data ......................................................................................... 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 14
viii
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14
5.2 Saran ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 19
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tingkat intensitas serangan ..................................................................... 12
Tabel 2. Skor kerusakan daun tanaman Jagung Manis ......................................... 13
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rumus persentase hama pemakan daun .............................................. 12
Gambar 2. Rumus intensitas serangan hama......................................................... 12
Gambar 3. Rumus Persentase tongkol terserang ................................................... 13
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi Jagung Manis varietas Bonanza F1 .................................. 19
Lampiran 2. Denah petak percobaan ..................................................................... 22
Lampiran 3. Denah petakan sampel ...................................................................... 23
Lampiran 4. Dokumentasi penelitian .................................................................... 24
Lampiran 5. Identifikasi S. frugiperda ................................................................. 26
Lampiran 6. Data serangan S. fugiperda pada daun.............................................. 32
Lampiran 7. Data intensitas serangan S. frugiperda ............................................. 44
Lampiran 8. Data tanaman terserang .................................................................... 56
Lampiran 9. Data tongkol terserang ...................................................................... 58
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung manis (Zea mays L. Saccharata) merupakan komoditas yang cukup
populer di Amerika, dan Asia salah satunya Indonesia (Syukur dan Aziz, 2013).
Di Indonesia, selain menjadi salah satu makanan pokok, jagung manis juga
menjadi komoditas strategis dan bernilai ekonomis, serta memiliki peluang besar
untuk dikembangkan (Rifkowaty et al. 2016; Sinaga, 2020). Cahya dan Ninuk
(2018) menjelaskan bahwa potensi produksi tanaman jagung manis pada dataran
rendah mencapai 20,10 ton/ha untuk satu kali masa panen. Sementara itu,
produktivitas jagung manis di Provinsi Jambi masih tergolong rendah karena
hanya mencapai 6,094 ton/ha (BPS, 2018)
Rendahnya produktivitas jagung manis di Provinsi Jambi mengindikasikan
bahwa terdapat kendala yang dihadapi petani dalam melakukan budidaya tanaman
jagung manis. Salah satu kendala yang seringkali dihadapi petani dalam
membudidayakan tanaman jagung manis adalah adanya serangan organisme
pengganggu tanaman (OPT). Keberadaan OPT yang menyerang tanaman jagung
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi tidak maksimal,
karena terganggunya beberapa fungsi organ dari tanaman (Nadrawati et al, 2019).
Fall Armyworm (FAW) atau ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E. Smith)
merupakan serangga asli daerah tropis dari Amerika Serikat hingga Argentina
(Nonci, 2019). Pada awal tahun 2019, hama ini ditemukan pada tanaman jagung
manis di daerah Sumatera (Kementan, 2019). Hama ini dapat menyebabkan
kegagalan pembentukan pucuk atau daun muda tanaman. (Maharani et al, 2019).
Hama ini termasuk yang sulit dikendalikan, karena imagonya cepat menyebar,
bahkan termasuk penerbang kuat karena dapat mencapai jarak yang cukup jauh
dalam satu minggu. Kerusakan akibat S. frugiperda ini dapat menurunkan hasil
sekitar 15-73% (Hruska & Gould, 1997).
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya mitigasi untuk mendukung
peningkatan produktivitas tanaman jagung manis, mulai dari analisis faktor
penyebab hingga menyusun suatu rekomendasi sebagai solusi untuk mengatasi
setiap kendala yang dihadapi dalam proses budidaya. Pemahaman mengenai
perkembangan populasi hama serta kaitannya dengan fenologi tanaman
2
merupakan pengetahuan dasar yang perlu dimiliki untuk menentukan tindakan
pengendalian yang tepat (Gultom et al. 2014). Dengan demikian, tindakan
pengendalian yang dilakukan akan lebih efektif dan tidak menimbulkan
permasalahan baru seperti resistensi, resurgensi, terbunuhnya musuh alami, dan
keracunan pada ternak bahkan manusia akibat tindakan pengendalian yang tidak
tepat.
Hal ini menjadi salah satu alasan penulis untuk melakukan penelitian ini
dikarenakan masih terbatasnya informasi tentang hubungan fenologi tanaman
jagung manis dengan perkembangan S. frugiperda secara rinci dari fase vegetatif
awal hingga generatif akhir. Oleh karena itu, penelitian tentang “Hubungan
antara Fenologi Tanaman dan Perkembangan Ulat Grayak (Spodoptera
frugiperda J.E Smith) pada Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.
Saccharata)” penting untuk dilakukan agar didapatkan informasi yang dapat
dimanfaatkan sebagai dasar dalam melakukan suatu Tindakan pengendalian.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
fenologi tanaman jagung manis dengan populasi S. spodoptera, dan kerusakan
tanaman akibat serangannya.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi pihak yang melaksanakan
penelitian serupa, dan sebagai bahan informasi bagi pembaca untuk mengetahui
perkembangan S. frugiperda pada tanaman jagung sehingga dapat mengantisipasi
dan meminimalisir terjadinya serangan S. frugiperda pada setiap fase
pertumbuhan tanaman jagung manis.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata)
Tanaman jagung manis (Zea mays L. Saccharata) merupakan tanaman yang
termasuk ke dalam Kelas Monocotyledonae, Ordo Cyperales, Famili Poaceae, dan
Genus Zea (CABI, 2019). Sebagai salah satu komoditas tanaman pangan yang
diprioritaskan untuk dikembangkan, jagung manis memiliki kandungan gizi yang
bermanfaat bagi tubuh manusia. Menurut Ariyanto (2011), setiap 100 gr biji
jagung manis memiliki kandungan 360 kJ energi 90 kkal, 22,8 g karbohidrat, 3,2
g glukosa, 3,5 g protein, 1,2 g lemak, 1 % vitamin A equiv 10 g, 12% asam folat
(vitamin B9) 46 g, 12 mg vitamin C, 0,7 mg besi, 111 mg fosfor, 3 mg kalium,
dan 72,7 g air.
Tanaman jagung manis mempunyai kemampuan beradaptasi yang cukup
baik terhadap beberapa jenis tanah, baik jenis tanah lempung berpasir maupun
tanah lempung dengan pH tanah 6 -8. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah
khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan mendukung
jagung untuk berproduksi secara optimal. Temperatur ideal untuk pertumbuhan
optimal jagung antara 24-30 °C dengan curah hujan sekitar 85-200 mm/bulan dan
harus merata (Surtinah dan Lidar, 2012).
2.1.1 Morfologi Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata)
Jagung manis mempunyai akar serabut yang umumnya mempunyai
kedalaman 2 meter, akan tetapi ada juga yang kedalamannya mencapai 8 meter.
Akar adventif muncul pada tanaman yang cukup dewasa, yang berasal dari buku-
buku batang bagian bawah. Akar ini membantu menyangga tanaman untuk tegak
(Budiman, 2013).
Batang jagung manis memiliki ketinggian berkisar 150-250 cm, dimana
batang tersebut terbungkus oleh pelepah. Ruas bagian atas berbentuk silindris, dan
bagian bawah berbentuk bulat pipih. Percabangan (batang liar) pada jagung manis
umumnya terbentuk pada pangkal batang. Batang liar adalah batang sekunder
yang berkembang pada ketiak daun terbawah dekat permukaan tanah (Riwandi, et
al., 2014)
Jagung manis mempunyai daun berkisar 8-48 helai dengan rata-rata 12 helai
daun. daun memiliki bentuk memanjang layaknya pita, dengan posisi tegak dan
4
ujungnya menjuntai kebawah. Daun berasal dari buku batang dan pelepahnya
menyelubungi ruas batang (Riwandi, et al., 2014).
Bunga jagung ada dua macam, yaitu bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah. Bunga jantan terletak pada malai bunga dan bunga betina terletak pada
tongkol jagung. Tangkai kepala putik adalah rambut yang terdapat pada ujung
tongkol yang mana rambut tersebut selalu dibungkus kelebot yang berjumlah 6
hingga 14 helai (Riwandi, et al., 2014).
Biji jagung tedapat pada tongkol yang tersusun memanjang. Biji jagung
manis mempunyai empat bagian, yaitu kulit luar sebanyak 5%, lembaga sebanyak
12%, endosperma sebanyak 82% dan tutung biji sebanyak 1 % (Budiman, 2013).
2.1.2 Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata)
Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1)
fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan
biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan
vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna
sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini
diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu
fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis (Subekti et al., 2007).
Perkecambahan benih jagung manis terjadi ketika radikula muncul dari kulit
biji. Benih jagung manis akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di
dalam tanah meningkat >30%. Proses perkecambahan benih jagung manis diawali
saat benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang
diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal
sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan
dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino
yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal
perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel
menembus koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat akar seminal
lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule
tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil,
yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting
dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar
5
permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari
koleoptil dan menembus permukaan tanah. Benih jagung umumnya ditanam pada
kedalaman 5-8 cm. Bila kelembaban tepat, pemunculan kecambah seragam dalam
4-5 hari setelah tanam. Pada kondisi lingkungan yang lembab, tahap pemunculan
berlangsung 4-5 hari setelah tanam, namun pada kondisi yang dingin atau kering,
pemunculan tanaman dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau
lebih (Subekti et al., 2007).
Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung melewati beberapa fase
berikut:
1. Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5).
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 10-18 hari setelah
berkecambah. Pada fase ini akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul
sudah mulai aktif, dan titik tumbuh berada di bawah permukaan tanah.
2. Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 18 -35 hari setelah
berkecambah. Titik tumbuh sudah di atas permukaan tanah, perkembangan akar
dan penyebarannya di tanah sangat cepat, dan pemanjangan batang meningkat
dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan (tassel) dan perkembangan tongkol
dimulai. Tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah yang lebih banyak, karena
itu pemupukan pada fase ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi
tanaman (Lee, 2007).
3. Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir 15-18)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 33-50 hari setelah
berkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering
meningkat dengan cepat pula. Pada fase ini, kekeringan dan kekurangan hara
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tongkol, dan
bahkan akan menurunkan jumlah biji dalam satu tongkol karena mengecilnya
tongkol, yang akibatnya menurunkan hasil (Lee, 2007).
4. Fase Tasseling / VT (berbunga jantan)
Fase tasseling biasanya berkisar antara 45-52 hari, ditandai oleh adanya
cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/rambut
6
tongkol). Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum rambut tongkol muncul, dimana
pada periode ini tinggi tanaman hampir mencapai maksimum dan mulai
menyebarkan serbuk sari (pollen) (Subekti et al., 2007).
5. Fase R1 (silking)
Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari dalam tongkol yang
terbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan
(polinasi) terjadi ketika serbuk sari yang dilepas oleh bunga jantan jatuh
menyentuh permukaan rambut tongkol yang masih segar. Serbuk sari tersebut
membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mencapai sel telur (ovule), dimana
pembuahan (fertilization) akan berlangsung membentuk bakal biji. Rambut
tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh
memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki. Bakal
biji hasil pembuahan tumbuh dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi oleh
tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma, dan palea, serta memiliki warna
putih pada bagian luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung
sangat sedikit cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah dengan menggunakan
silet, belum terlihat struktur embrio di dalamnya (Lee, 2007).
6. Fase R2 (blister)
Fase R2 muncul sekitar 10-14 hari seletelah silking, rambut tongkol sudah
kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampir
sempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih melepuh, pati mulai
diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85%, dan akan menurun terus
sampai panen (Subekti et al., 2007).
7. Fase R3 (masak susu)
Fase ini terbentuk 18 -22 hari setelah silking. Pengisian biji semula dalam
bentuk cairan bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji sangat
cepat, warna biji sudah mulai terlihat (bergantung pada warna biji setiap varietas),
dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk lengkap. Kekeringan pada fase
R1-R3 menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk. Kadar air biji dapat
mencapai 80% (Subekti et al., 2007).
8. Fase R4 (dough)
7
Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji seperti
pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudah
terbentuk, dan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Cekaman kekeringan
pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji (Subekti et al., 2007).
9. Fase R5 (pengerasan biji)
Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji sudah
terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering biji akan
segera terhenti. Kadar air biji 55% (Subekti et al., 2007).
10. Fase R6 (masak fisiologis)
Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari setelah
silking. Pada tahap ini, biji-biji pada tongkol telah mencapai bobot kering
maksimum. Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna
dan telah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman.
Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap, dimulai
dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol. Pada tahap
ini kadar air biji berkisar 30-35% (Subekti et al., 2007).
2.2 Spodoptera frugiperda
2.2.1 Klasifikasi dan Bioekologi Spodoptera frugiperda
Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda J. E. Smith) merupakan hama tanaman
jagung manis yang tergolong kedalam ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan
genus Spodoptera.
Hama ini mengalami metamorfosis sempurna, dimulai dari telur, larva (6
stadia), pupa, dan imago. Ngengat betina S. frugiperda meletakkan telur di bagian
atas atau bawah permukaan daun jagung. Telur diletakkan secara berkelompok.
Pada awalnya berwarna putih bening atau hijau pucat saat baru diletakkan, pada
hari berikutnya berubah warna menjadi hijau kecoklatan, dan pada saat akan
menetas berubah menjadi coklat, terkadang ditutupi dengan bulu-bulu halus yang
berwarna putih hingga kecoklatan. Telur akan menetas dalam 2-3 hari (Nonci et
al, 2019).
Setelah telur menetas kemudian terbentuk larva instar 1 (neonatus) yang
akan terpencar mencari tempat berlindung dan tempat makan. Larva S. frugiperda
terdiri dari 6 instar stadia (Nonci et al, 2019).
8
1. Larva instar 1 hingga 5
Larva muda berwarna pucat, kemudian menjadi cokelat hingga hijau muda, dan
berubah menjadi lebih gelap pada tahap perkembangan akhir. Lama
perkembangan larva adalah 12 hingga 20 hari, mulai dari larva neonatus hingga
menjadi larva instar akhir, tergantung kondisi lingkungan sekitar (suhu dan
kelembaban).
2. Larva instar 6
Larva instar akhir umumnya dikarakterisasi oleh tiga garis kuning di bagian
belakang, diikuti garis hitam dan garis kuning di samping. Terlihat empat titik
hitam yang membentuk persegi di segmen kedua dari segmen terakhir, setiap titik
hitam memiliki rambut pendek. Kepala berwarna gelap; terdapat bentukan Y
terbalik berwarna terang di bagian depan kepala.
Ngengat memiliki lebar bentangan sayap antar 3-4 cm. Sayap bagian depan
berwarna cokelat gelap sedangkan sayap belakang berwarna putih keabuan.
Ngengat hidup selama 2-3 minggu sebelum mati (Nonci et al, 2019)..
2.2.2 Sebaran S. frugiperda
S. frugiperda adalah hama yang berasal dari Amerika Serikat dan menyebar
ke Argentina. S. frugiperda merupakan serangga hama yang kuat dan mampu
terbang sejauh 100 km perhari dengan bantuan angin. Jangkauan sebaran hama ini
cenderung ke negara bagian Tenggara. Pada tahun 2016 dilaporkan untuk pertama
kalinya masuk ke Afrika Barat dan Tengah sehingga pada saat itu mengancam
negara-negara di Afrika dan Eropa. Saat ini, penyebaran geografis hama ini
meliputi Benua (Nonci et al, 2019).
Amerika, Afrika, Eropa, dan Asia. Pada tahun 2018 beberapa negara-negara
di Eropa mulai menemukan teknik pengendalian S. frugiperda termasuk di Jerman
sehingga di beberapa negara seperti Belanda dan Slovenia, hama ini tidak
ditemukan atau sudah bebas dari hama ini. S. frugiperda mulai masuk ke Benua
Asia pada tahun 2018. Pada awal tahun 2019, hama ini ditemukan pada tanaman
jagung manis di daerah Sumatera (Kementan 2019).
9
2.2.3 Gejala Serangan
Larva FAW dapat merusak hampir pada semua bagian tanaman jagung
(akar, daun, bunga jantan, bunga betina serta tongkol). Gejala Awal dari serangan
FAW mirip dengan gejala serangan hama-hama lainnya pada tanaman jagung.
Larva instar 1 awalnya memakan jaringan daun dan meninggalkan lapisan
epidermis yang transparan. Larva instar 2 dan 3 membuat lubang gerekan pada
daun dan memakan daun dari tepi hingga ke bagian dalam (Nonci et al, 2019).
Kerusakan pada tanaman biasanya ditandai dengan bekas gerekan larva,
yaitu terdapat serbuk kasar menyerupai serbuk gergaji pada permukaan atas daun,
atau disekitar pucuk tanaman jagung (Megasari, 2021). Pucuk tanaman yang
terserang S. frugiperda ketika daun belum membuka penuh (kuncup) tampak
berlubang dan terdapat banyak kotoran fases larva. Jika daun sudah terbuka maka
akan terlihat banyak bagian daun yang rusak, berlubang bekas gerekan larva.
Larva biasanya menetap pada pucuk tanaman (Maharani et al, 2019).
10
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Penelitian, Universitas Jambi mulai dari Desember 2020 hingga Februari 2021.
Identifikasi S. frugiperda dilakukan di Laboratorium Hama Tanaman dan
Laboratorium Pestisida dan Gulma Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu, mikroskop, meteran, gunting,
cangkul, parang, pinset, kaca pembesar, botol sampel, gembor, dan kamera.
Bahan yang digunakan adalah benih Jagung Manis (Lampiran 1), air, alat tulis,
tali rafia, kertas label, pupuk kandang dan pupuk sintetik (Urea, TSP, dan KCl).
3.3 Pelaksanaan Penelitian
3.3.1 Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman dengan menggunakan
parang dan cangkul. Tanah digemburkan dengan cara dicangkul sedalam 20 – 30
cm dan dibuat petakan setinggi 30 cm dengan luas 3 × 2 m (Lampiran 2). Lahan
yang telah selesai dibuat diaplikasikan pupuk kandang dengan dosis 9 kg/petakan
(Hutosit et al, 2020).
3.3.2 Penanaman
Benih jagung manis ditanam dengan jarak 100 x 30 cm antar tanaman
dalam baris. Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal dengan kedalaman 3 cm.
Setiap lubang tanam diisi 1 benih tanaman kemudian ditutup dengan tanah (Balai
Besar Pelatihan Pertanian Lembang, 2009). Terdapat 54 petakan tanaman jagung,
setiap petakan terdapat 3 x 6 lubang tanam, dengan jumlah total sebanyak 972
lubang tanam.
3.3.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiraman, penyulaman, pemupukan
dan penyiangan gulma. Penyiraman tanaman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi
dan sore, tetapi jika kondisi tanah masih lembab dan terjadi hujan maka tidak
dilakukan penyiraman. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati atau
tidak tumbuh dengan baik dan dilakukan sampai tanaman berumur 6 hari setelah
11
tanam (hst). Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk anorganik
sintetik yaitu Urea, TSP, dan KCL yang diaplikasikan 12 hst, dengan dosis Urea
150 gr/petakan, TSP 105 gr/petakan dan KCL 90 gr/petakan (Alatas et al. 2019).
Setelah tanaman berumur 3 hingga 4 minggu maka dilakukan penyiangan
terhadap gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Penyiangan berikutnya
dilakukan dengan melihat frekuensi gulma yang ada.
3.3.4 Penentuan Tanaman Sampel
Tanaman sampel terdiri dari 4 petakan, yang ditentukan secara sistematik
berpola S dari 28 petak tanaman (Lampiran 3). Dari satu petakan tanaman sampel
ke petakan tanaman sampel lainnya berjarak 7 petakan tanaman. Setiap petakan
sampel berukuran 3 x 2 m. Pada setiap petak sampel, semua tanaman (18
tanaman) dijadikan sebagai tanaman sampel untuk menghitung persentase
tanaman terserang, dan persentase tongkol terserang. Intensitas daun terserang
diamati pada 3 tanaman per petak sampel yang ditentukan secara sistematik
berpola diagonal, dan setiap minggunya tanaman sampel pindah dari tanaman satu
ketanaman lainnya.
3.3.5 Variabel Pengamatan
1. Populasi S. frugiperda
Pengamatan populasi S. frugiperda dilakukan secara langsung (visual),
dengan memeriksa daun, bunga, dan buah (tongkol) secara teliti. Jika diperlukan,
untuk mendapatkan S. frugiperda yang menyerang, pengamatan akan dilanjutkan
secara destruktif pada tanaman. Jika terdapat bekas gerekan atau kotoran/feses S.
frugiperda pada pucuk, dan tongkol maka bagian tanaman tersebut dibuka, untuk
mengetahui berapa total populasi S. frugiperda di dalamnya.
Setiap S. frugiperda yang ditemukan dicatat sesuai dengan waktu
pengamatan, petak sampel, dan nomor tanaman sampel. S. frugiperda akan
dibawa ke laboratorium dalam botol koleksi yang berisi alkohol 70% untuk
diidentifikasi. Populasi S. frugiperda diamati pada setiap fase pertumbuhan
tanaman jagung manis dimulai dari fase V3-V5 sampai pada fase R6.
2. Persentase tanaman terserang S. frugiperda
Pengamatan persentase tanaman terserang S. frugiperda diamati pada setiap
fase pertumbuhan tanaman jagung manis dimulai dari fase V3-V5 sampai pada
12
fase R6 masa panen. Persentase tanaman terserang hama pemakan daun dihitung
dengan menggunakan rumus Wiryadiputra (2012) :
Gambar 1. Rumus persentase hama pemakan daun
Keterangan:
P = Persentase serangan,
H = Jumlah tanaman terserang,
T = Jumlah tanaman total.
3. Intensitas serangan S. frugiperda
Pengamatan intensitas serangan S. frugiperda diamati pada setiap fase
pertumbuhan tanaman jagung manis dimulai dari fase V3-V5 sampai pada fase
R6. Intensitas serangan hama pada daun tanaman Jagung Manis dihitung dengan
menggunakan rumus Minarno dan Ika (2011) :
Gambar 2. Rumus intensitas serangan hama
Keterangan:
IS = Intensitas serangan,
n = Jumlah daun yang menunjukkan skala (v),
v = nilai skor daun (0 – 4),
Z = Skor tertinggi (4),
N = Jumlah daun yang diamati.
Kriteria intensitas serangan kerusakan yang disebabkan oleh hama disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 1. Tingkat intensitas serangan
Intensitas Serangan Tingkat Serangan
< 25% Ringan
25% ≤ μ < 50% Sedang
50% ≤ μ < 75% Berat
μ ≥ 75% Puso
Sumber : (Marhani, 2018)
𝑃 = 𝐻
𝑇 × 100%
𝐼𝑆 = ∑(𝑛 × 𝑣)
𝑍 × 𝑁 × 100%
13
Penentuan skor kerusakan daun dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Bioleaf. Aplikasi ini berguna untuk mengidentifikasi secara otomatis daerah daun
yang mengalami kerusakan akibat serangan hama dan kemudian memperkirakan
persentase kerusakannya. Kriteria Skor kerusakan daun tanaman Jagung Manis
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Skor kerusakan daun tanaman Jagung Manis
Skor Keterangan
0 0 % luas daun yang terserang
1 < 25% luas daun terserang
2 25% ≤ μ < 50% luas daun terserang
3 50% < μ < 75% luas daun terserang
4 μ ≥ 75% luas daun terserang
Sumber : (Minarno dan Ika, 2011)
4. Persentase tongkol terserang S. frugiperda
Pengamatan persentase tongkol terserang S. frugiperda dilakukan pada fase
generatif atau pada saat tongkol muncul sampai fase R6. Persentase tongkol
terserang dihitung dengan menggunakan rumus:
Gambar 3. Rumus Persentase tongkol terserang
3.3.6 Analisis Data
Data yang diperoleh ditabulasi dan disusun dalam bentuk tabel dan gambar,
kemudian dijelaskan secara deskriptif dengan menghubungkan fenologi dan hama
tanaman.
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100%
14
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Populasi S. frugiperda pada setiap fase pertumbuhan terus naik, populasi
tertinggi S. frugiperda ditemukan pada fase R6 atau pada fase masak fisiologis
yaitu sebanyak 21 ekor per 12 tanaman jagung.
2. Persentase serangan S. frugiperda setiap fasenya terus mengalami peningkatan,
persentase serangan tertinggi terdapat pada fase R6, yaitu 78,72%. Tingginya
pesentase tanaman terserang berkaitan dengan tingkat populasi hama yang juga
paling tinggi pada fase tersebut.
3. Intensitas serangan S. frugiperda terjadi secara fluktuatif, dengan intensitas
tertinggi ditemukan pada fase R6, yaitu 22,92%. Hal ini menunjukan bahwa
intesitas serangan S. frugiperda masih di bawah 25% dan masih tergolong
ringan.
4. Serangan S. frugiperda mulai terlihat pada fase R2-R5 yaitu 10%. dan
meningkat secara signifikan pada fase R6 menjadi 68,57%. Hal ini karena pada
fase kemunculan tongkol, pakan larva akan beralih dari daun ke tongkol.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis menyarankan
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengendalian hama S. frugiperda
serta perlu dilakukan tindakan preventif dari tanaman jagung manis agar terhindar
dari S. frugiperda, sehingga dapat menghasilkan produksi Jagung Manis dengan
kualitas optimal.
15
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, S., Irsyadi, S., Mokhama, I., Aulia, R.A. 2019. Pertumbuhan Dan Hasil
Jagung Manis (Zea mays Saccharatasturt.) yang ditanam dengan Tanaman
Sela Pegagan (Centella msiatica (L.) Urban) pada Beberapa Taraf Dosis
Pupuk Anorganik. Jurnal Agroteknologi. Vol. 10 (1) : 23–32.
Ariyanto, S. E. (2011). Perbaikan kualitas pupuk kandang sapi dan aplikasinya
pada tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Sains dan
Teknologi, 4(2) : 164-176.
Badan Pusat Statistik. 2018. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung
Provinsi Jambi, 2000-2017.
https://jambi.bps.go.id/dynamictable/2018/04/23/431/luas-panen-produksi-
dan-produktivitas-jagung-provinsi-jambi-2000-2015.html. Diakses pada
25 Oktober 2020.
Badan Pusat Statistik. 2018. Tanaman Pangan. www.bps.go.id/tnmn_pgn.php
Diakses pada 29 Mei 2020.
Bagariang W, Tauruslina E, Kulsum U, Cahyana NA, Mahmuda D, Pertanian K,
& Karawang K. 2020. Efektifitas Insektisida Berbahan Aktif
Klorantraniliprol terhadap Larva Spodoptera frugiperda ( JE Smith ), 4(1):
29–37.
Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. 2009. Budidaya tanaman Jagung
Manis. http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-
pertanian/515-budidayatanaman-jagung-manis-diakses diakses pada 22
Mei 2020.
Budiman, S,P, H. 2013. Sukses Bertanam Jagung. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta\
Cahya, Jamil, E., Ninuk, H. Uji Potensi 6 Varietas Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt) di Dataran Rendah Kanupaten Pemakasan. Jurnal
Produksi Tanaman. Vol. 6 (1) : 92-100.
16
Centre of Agriculture and Bioscience International (CABI). 2019. Zea mays
(maize). Web https://www.cabi.org/isc/datasheet/57417 diakses pada 22
Mei 2020.
Gultom RM, Y Pangestiningsih, dan L Lubis. 2014. Pengaruh beberapa
insektisida terhadap hama Lamprosema indicata F. dan Spodoptera litura
F. pada tanaman kedelai (Glycine max (L) MERRIL.). Jurnal
Agroekoteknologi. Vol. 2 (3) : 1159-1164.
Headley, J.C., 1982. Defining the economic threshold. Dalam Pest Control
Strategies for the future. Nat. Acad. Of Science. Washington D.C. p
100–108.
Hruska AJ, Gould F. 1997. Fall armyworm (Lepidoptera: Noctuidae) and Diatraea
lineolata (Lepidoptera: Pyralidae): impact of larval population level and
temporal occurrence on maize yield in Nicaragua. J Econ Entomol. 90:
611–622.
Hutagalung RPS. 2020. Biologi Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda J. E.
Smith) (Lepidoptera: Noctuidae) di Laboratorium. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Hutosit, R.I., Mohammad, C., Nanik, S. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Delapan
Genotipe Jagung Manis yang dibudidayakan secara Organik di Lahan
Rawa Lebak. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 22 (1) : 45-51.
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2019. Pengenalan Fall Armyworm (Spodoptera
frugiperda J. E. Smith) Hama Baru pada Tanaman Jagung di Indonesia.
Jakarta (ID): Balai Penelitian Tanaman Serealia. 64 p.
Lawensha, M., & Siata, R. (2019). Analisis keberhasilan Sekolah Lapangan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) pada usahatani jagung di Desa
Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Ilmiah
Sosio-Ekonomika Bisnis, 22(1), 56-66.
17
Lee, C. 2007. Corn growth and development. www.uky.edu/ag/grain crops
diakses pada 22 Mei 2020.
Maharani, Y., Dewi, V. K., Puspasari, L. T., Rizkie, L., Hidayat, Y., & Dono, D.
(2019). Cases of Fall Army Worm Spodoptera frugiperda JE Smith
(Lepidoptera: Noctuidae) Attack on Maize in Bandung, Garut and
Sumedang District, West Java. CROPSAVER-Journal of Plant Protection,
2(1), 38-46.
Marhani. 2018. Frekuensi dan Intensitas Serangan Hama dengan Berbagai
Pestisida Nabati terhadap Hasil Tanaman brokoli (Brassica oleracea L.).
Jurnal Ziraa’ah, Vol 43 (2) : 123-132.
Megasari, D., & Khoiri, S. (2021). Tingkat serangan ulat grayak tentara
Spodoptera frugiperda JE Smith (Lepidoptera: Noctuidae) pada
pertanaman jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia.
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 14(1), 1-5.
Minarno. EB., dan Ika K. 2011. Ketahanan galur kedelai (Glycine max L.)
terhadap serangan ulat grayak (Spodoptera litura F.) berdasarkan
karakteristik trikoma. Jurnal El-Hayah Vol. 2(1) 7-11.
Nadrawati, N., Sempurna, B. G., & Agustin, Z. (2019). Identifikasi Hama Baru
Dan Musuh Alaminya Pada Tanaman Jagung, Di Kelurahan Sidomulyo,
Kecamatan Seluma, Bengkulu.
Nonci N, SH Kalqutny, H Mirsam, A Muis, M Azrai dan M Aqil. 2019.
Pengenalan Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda J.E. Smith) Hama
Baru Pada Tanaman Jagung di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman
Serealia. Maros. Nurcahyono, K. 2016. Hama ulat tanah (Agrotis sp.) dan
cara pengendaliannya. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan Kehutanan Kabupaten Blitar.
Pratama, M. A., Anggaraini, E., Trianisti, D., Putri, S. D., & Situmorang, Y. W.
(2020). Intensitas Serangan Spodoptera frugiperda dari Fase Vegetatif dan
Generatif Tanaman Jagung Sebagai Tanaman Inang. In Seminar Nasional
Lahan Suboptimal (No. 1, pp. 1134-1140).
18
Rifkowaty, E.E., Prawiro, I.S., Susanto, A. 2016. Ipteks Bagi Masyarakat (Ibm)
Pengembangan Agroindustri Jagung Manis di Desa Kalinilam Kecamatan
Deltapawan Kabupaten Ketapang. Jurnal Agromix. Vol 7 (2) : 65-76.
Riwandi., Handajaningsih. M., Hasanudin. (2014). Teknik Budidaya Jagung
dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. UNIB Press. Bengkulu.
Rondo. 2016. Dinamika Populasi Hama dan Penyakit Utama Tanaman Jagung
Manis (Zea mays saccharata Sturt) pada Lahan Basah dengan Sistem
Budidaya Konvensional serta Pengaruhnya terhadap Hasil di Denpasar-
Bali. Jurnal Agrotop, 6 (2): 128-136.
Sari, S.P., Irfan, S, Novri, N, Hasmiandy, H. 2020. Identifikasi Hama Kutudaun
(Hemiptera: Aphididae) pada Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.) di
Kabupaten Solok Sumatera Barat. Jurnal Sains Agro. Vol 5 (2)
Sinaga, O.S. 2020. Penyusunan Fungsi Produksi Polinomial pada Produksi Jagung
Manis di Desa Manunggal Jaya, Tenggarong Seberang. Jurnal
Magrobisnis. Vol 20 (1) : Hal 147-155.
Subekti. N.A., Syafrudidin., Efendi. R., Sunarti. S. 2007. Morfologi Tanaman dan
Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Surtinah, dan Lidar, S. 2012. Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung
Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru. J. Ilmiah Pertanian.
Syukur, M. dan Aziz, R. 2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta. : 2.
Wiryadiputra S. 2012. Keefektifan insektisida cyantraniliprole terhadap hama
penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) pada kopi arabika. Jurnal
Pelita Perkebunan 28(2): 100-110.
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi Jagung Manis varietas Bonanza F1
Asal : East West Seed Thailand
Silsilah : G-126 (F) x G-133 (M)
Golongan varietas : hibrida silang tunggal
Bentuk tanaman : tegak
Tinggi tanaman : 220 –250 cm
Kekuatan akar pada tanaman dewasa : kuat
Ketahanan terhadap kerebahan : Tahan
Bentuk penampang batang : bulat
Diameter batang : 2,0 –3,0 cm
Warna batang : hijau
Ruas pembuahan : 5 –6 ruas
Bentuk daun : panjang agak tegak
Ukuran daun : panjang 85,0 –95,0 cm, lebar 8,5 –10,0 cm
Tepi daun : rata
Bentuk ujung daun : lancip
Warna daun : hijau tua
Permukaan daun : berbulu
Bentuk malai (tassel) : tegak bersusun
Warna malai (anther) : putih bening
Warna rambut : hijau muda
Umur mulai keluar bunga betina : 55 –60 hari setelah tanam
20
Umur panen : 82 –84 hari setelah tanam
Bentuk tongkol : silindris
Ukuran tongkol : panjang 20 ,0 –22,0 cm, diameter 5,3 –5,5
cm
Berat per tongkol dengan kelobot : 467 –495 g
Berat per tongkol tanpa kelobot : 300 –325 g
Jumlah tongkol per tanaman : 1 –2 tongkol
Tinggi tongkol dari permukaan tanah : 80 –115 cm
Warna kelobot : hijau
Baris biji : rapat
Warna biji : kuning
Tekstur biji : halus
Rasa biji : manis
Kadar gula : 13 –15 obrix
Jumlah baris biji : 16 –18 baris
Berat 1.000 biji : 175 –200 g
Daya simpan tongkol dengan
kelobot pada suhu kamar (siang
29 –31 oC, malam 25 –27 oC) : 3 – 4 hari setelah panen
Hasil tongkol dengan kelobot : 33,0 –34,5 ton/ha
Jumlah populasi per hektar : 53.000 tanaman (2 benih per lubang)
Kebutuhan benih per hektar : 9,4 –10,6 g
Keterangan : beradaptasi dengan baik di dataran tinggi
dengan altitude 900 –1.200 m dpl
21
Pengusul : PT. East West Seed Indonesia
Peneliti : Jim Lothlop (East West Seed Thailand),
Tukiman Misidi dan Abdul Kohar (PT. East
West Seed Indonesia)
22
Lampiran 2. Denah petak percobaan
Keterangan
: Jagung Manis
Luas lahan (P x L) : 32 x 15,5 m
Tinggi lahan : 30 cm
Luas petakan (P x L) : 3 x 2 m
23
Lampiran 3. Denah petakan sampel
Keterangan :
: Petakan tanaman sampel
: Petakan tanaman bukan sampel
: Tanaman Jagung Manis
24
Lampiran 4. Dokumentasi penelitian
Dokumentasi 1. Petakan penelitian
Dokumentasi 2. Penanaman benih jagung manis
Dokumentasi 3. Perawatan tanaman (a) Penyiraman, (b) Penyulaman
a b
25
Dokumentasi 4. Pengamatan
Dokumentasi 5. S. frugiperda yang ditemukan
Dokumentasi 6. Identifikasi
26
Lampiran 5. Identifikasi S. frugiperda
No. Fase pertumbuhan tanaman Keterangan Dokumentasi
1. V6-V10
Tampak atas, terdapat 3 garis kuning
Tampak bawah
Tampak samping
Kepala (terdapat garis seperti huruf “Y”
27
Rata-rata ukuran S. frugiperda pada fase
V6-V10 adalah 18,27 mm
2 V11-Vn
Tampak atas, terdapat 3 garis kuning
Tampak samping
Tampak bawah
28
Kepala (terdapat garis seperti huruf “Y”
Rata-rata ukuran S. frugiperda pada fase
V11-Vn adalah 18,8 mm
3 VT-R1
Tampak atas, terdapat 3 garis kuning
Tampak samping
29
Tampak bawah
Kepala (terdapat garis seperti huruf “Y”
Rata-rata ukuran S. frugiperda pada fase
R1 adalah 22,4 mm
4 R2-R5 Tampak atas, terdapat 3 garis kuning
30
Tampak samping
Tampak bawah
Kepala (terdapat garis seperti huruf “Y”
Rata-rata ukuran S. frugiperda pada fase
R2-R5 adalah 28,8 mm
31
5 R6
Tampak atas, terdapat 3 garis kuning
Tampak samping
Tampak bawah
Kepala (terdapat garis seperti huruf “Y”
Rata-rata ukuran S. frugiperda pada fase
R1 adalah 32,4 mm
32
Lampiran 6. Data serangan S. fugiperda pada daun
PETAKAN I
PETAKAN I
Fase Tanggal/Minggu
Ke- Sampel
Fenologi
Tanaman
Hama
Gejala Serangan Hama pada
Daun
Ada /
Tida
k Jenis Hama Jumlah
Hama Cuaca
Gejal
a
V3-V5 31 Oktober 2020/ I
Tanaman
1
Jumlah
Daun - Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
12
Jumlah
Daun - Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
13
Jumlah
Daun - Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
V6-10 7 November 2020/
II
Tanaman
2
Jumlah
Daun 2 Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
11
Jumlah
Daun 1 Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
14
Jumlah
Daun 1 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
33
14 November 2020/
III
Tanaman
3
Jumlah
Daun 3 Penghisap Daun Ada - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
10
Jumlah
Daun 4 Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
15
Jumlah
Daun 4 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
V11 -
Vn
21 Novbember
2020/ IV
Tanaman
4
Jumlah
Daun 6 Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
9
Jumlah
Daun 6 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
16
Jumlah
Daun 6 Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
28 November 2020/
V
Tanaman
5
Jumlah
Daun 6 Penghisap Daun - - -
Mendu
ng
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
8
Jumlah
Daun 7 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
17
Jumlah
Daun 7 Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
VT - 5 Desember 2020/ Tanaman Jumlah 1 Penghisap Daun - - - Mendu
34
R1 VI 6 Daun 0 ng
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera
frugiperda 2
Tanaman
7
Jumlah
Daun 8 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
18
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
R2-R5 12 Desember 2020/
VII
Tanaman
1
Jumlah
Daun 1
0
Penghisap Daun - - -
Mendu
ng
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
12
Jumlah
Daun 1
0
Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
13
Jumlah
Daun 1
0
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
R6 19 Desember 2020/
VIII
Tanaman
2
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
10
Jumlah
Daun 1
2
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
14
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
35
PETAKAN II
PETAKAN II
Fase Tanggal/Minggu Sampel Fenologi
Tanaman
Hama
Gejala Serangan Hama pada
Daun
Ada /
Tida
k Jenis Hama Jumlah
Hama Cuaca
Gejal
a
V3-V5 31 Oktober 2020 / I
Tanaman
1
Jumlah
Daun 0 Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
12
Jumlah
Daun 0 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
13
Jumlah
Daun 0 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
V6-10
7 November 2020/ II
Tanaman
2
Jumlah
Daun 3 Penghisap Daun Ada - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
11
Jumlah
Daun 3
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera frugiperda
1
Tanaman
14
Jumlah
Daun 3 Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
14 November 2020/ III
Tanaman 3
Jumlah Daun
5 Penghisap Daun Ada - - Terik
36
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera frugiperda
1
Tanaman
10
Jumlah
Daun 5
Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera
frugiperda 1
Tanaman
15
Jumlah
Daun 5 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
V11 -
Vn
21 Novbember 2020/
IV
Tanaman
4
Jumlah
Daun 5
Penghisap Daun Ada - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera
frugiperda 3
Tanaman
9
Jumlah
Daun 6
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera frugiperda
2
Tanaman
16
Jumlah
Daun 6 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
28 November 2020/
V
Tanaman
5
Jumlah
Daun 9
Penghisap Daun Ada - -
Mendu
ng
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera
frugiperda 2
Tanaman
8
Jumlah
Daun 9 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
17
Jumlah
Daun 9 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
37
VT -
R1
5 Desember 2020/
VI
Tanaman
6
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Mendu
ng
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
7
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera frugiperda
2
Tanaman
18
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
R2-R5 12 Desember 2020/
VII
Tanaman
1
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Mendu
ng
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
12
Jumlah
Daun 1
0
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
13
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
R6 19 Desember 2020/
VIII
Tanaman
2
Jumlah
Daun 1
2
Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
11
Jumlah
Daun 1
2
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
14
Jumlah
Daun 9 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
38
PETAKAN III
PETAKAN III
Fase Tanggal/Minggu Sampel Fenologi
Tanaman
Hama
Gejala Serangan Hama pada
Daun
Ada /
Tida
k Jenis Hama Jumlah
Hama Cuaca
Gejal
a
V3-V5 31 Oktober 2020 / I
Tanaman
1
Jumlah
Daun 0 Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
12
Jumlah
Daun 0 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
13
Jumlah
Daun 0 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
V6-10
7 November 2020/
II
Tanaman
2
Jumlah
Daun 3 Penghisap Daun Ada - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
11
Jumlah
Daun 2 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
14
Jumlah
Daun 3 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
14 November 2020/
III
Tanaman
3
Jumlah
Daun 5 Penghisap Daun - - - Terik
39
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
10
Jumlah
Daun 5
Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera
frugiperda 1
Tanaman
15
Jumlah
Daun 5 Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
V11 -
Vn
21 Novbember
2020/ IV
Tanaman
4
Jumlah
Daun 7
Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera
frugiperda 1
Tanaman
9
Jumlah
Daun 7 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
16
Jumlah
Daun 7 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
28 November 2020/
V
Tanaman
5
Jumlah
Daun 9 Penghisap Daun - - -
Mendu
ng
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
8
Jumlah
Daun 9 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
17
Jumlah
Daun 9 Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
VT -
R1
5 Desember 2020/
VI
Tanaman
6
Jumlah
Daun
1
0 Penghisap Daun - - -
Mendu
ng
40
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
7
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
18
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
R2-R5 12 Desember 2020/
VII
Tanaman
1
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Mendu
ng
Sempurna Penggigit Daun Ada Spodoptera
frugiperda 2
Tanaman
12
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
13
Jumlah
Daun 1
0
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
R6 19 Desember 2020/
VIII
Tanaman
2
Jumlah
Daun 1
3
Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
11
Jumlah
Daun 1
2
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
14
Jumlah
Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
41
PETAKAN IV
PETAKAN IV
Fase Tanggal/Minggu Sampel Fenologi
Tanaman
Hama
Gejala Serangan Hama pada
Daun
Ada /
Tida
k Jenis
Hama
Jumlah
Hama Cuaca
Gejal
a
V3-V5 31 Oktober 2020 / I
Tanaman
1
Jumlah Daun 0
Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
12
Jumlah Daun 0
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
13
Jumlah Daun 0
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
V6-10
7 November 2020/ II
Tanaman
2
Jumlah Daun 3
Penghisap Daun Ada - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
11
Jumlah Daun 3
Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
14
Jumlah Daun 3
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
14 November 2020/
III
Tanaman
3
Jumlah Daun 3
Penghisap Daun Ada - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
10
Jumlah Daun 3
Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman Jumlah Daun 5 Penghisap Daun - - -
42
15 Sempurna Penggigit Daun - - -
V11 -
Vn
21 Novbember 2020/
IV
Tanaman
4
Jumlah Daun 4
Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
9
Jumlah Daun 4
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
16
Jumlah Daun 4
Penghisap Daun Ada - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
28 November 2020/
V
Tanaman
5
Jumlah Daun 9
Penghisap Daun - - -
Mendun
g
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
8
Jumlah Daun 9
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
18
Jumlah Daun 9
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
VT - R1 5 Desember 2020/ VI
Tanaman
6
Jumlah Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Mendun
g
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
7
Jumlah Daun 1
0
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
18
Jumlah Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun - - -
R2-R5 12 Desember 2020/
VII
Tanaman
1
Jumlah Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Mendun
g
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
12
Jumlah Daun 1
2
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman Jumlah Daun 1 Penghisap Daun - - -
43
13 Sempurna 0 Penggigit Daun - - -
R6 19 Desember 2020/
VIII
Tanaman
2
Jumlah Daun 1
1
Penghisap Daun - - -
Terik
Sempurna Penggigit Daun - - -
Tanaman
11
Jumlah Daun 1
0
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
Tanaman
14
Jumlah Daun 1
0
Penghisap Daun - - -
Sempurna Penggigit Daun Ada - -
44
Lampiran 7. Data intensitas serangan S. frugiperda
Fase Tanggal/Pengamatan Ke Petakan Tanaman Daun ke- Skor Kerusakan Daun Intensitas Serangan (%)
V3-V5 31/10/2020 / I
1
1
- 0
0
- 0
- 0
12
- 0
- 0
- 0
13
- 0
- 0
- 0
2
1
- 0
0
- 0
- 0
12
- 0
- 0
- 0
13
- 0
- 0
- 0
3 1
- 0
0
- 0
- 0
12 - 0
45
- 0
- 0
13
- 0
- 0
- 0
4
4
- 0
0
- 0
- 0
9
- 0
- 0
- 0
16
- 0
- 0
- 0
0
V6-V10 07/11/2020 / II
1
2
1 0
6,25
2 0
- -
11
1 1
- -
- -
14
1 0
- -
- -
2 2 1 1
13,89
2 1
46
3 1
11
1 0
2 0
3 1
14
1 0
2 0
3 1
3
2
1 0
3,13
2 0
3 1
11
1 0
2 0
- -
14
1 0
2 0
3 0
4
2
1 0
11,11
2 1
3 1
11
1 0
2 1
3 1
14
1 0
2 0
3 0
8,6
47
14 November 2020 / III
1
3
1 1
16,67
2 1
3 1
10
2 1
3 1
4 1
15
2 0
3 0
4 0
2
3
3 1
16,67
4 1
5 1
10
3 1
4 1
5 1
15
3 0
4 0
5 0
3
3
3 0
13,89
4 0
5 0
10
3 1
4 1
5 1
15 3 0
4 1
48
5 1
4
3
1 1
16,67
2 1
3 1
10
1 1
2 1
3 1
15
3 0
4 0
5 0
15,975
V11-Vn 21 November 2020 / IV
1
4
4 0
16,67
5 0
6 0
9
4 1
5 1
6 1
16
4 1
5 1
6 1
2
4
3 1
16,67
4 1
5 1
9
4 1
5 1
6 1
49
16
4 0
5 0
6 0
3
4
5 1
8,33
6 1
7 1
9
5 0
6 0
7 0
16
5 0
6 0
7 0
4
4
2 0
8,33
3 0
4 0
9
2 0
3 0
4 0
16
2 1
3 1
4 1
12,5
28 November 2020 / V 1 5
4 0
13,89
5 0
6 0
8 5 1
50
6 1
7 1
17
5 1
6 1
7 0
2
5
7 3
36,11
8 2
9 2
8
7 1
8 1
9 1
17
7 1
8 1
9 1
3
5
7 0
8,33
8 0
9 0
8
7 1
8 1
9 1
17
7 0
8 0
9 0
4 5
7 0
0
8 0
9 0
51
8
7 0
8 0
9 0
18
7 0
8 0
9 0
14,5825
VT-R1 5 Desember 2020 / VI
1
6
8 1
25
9 1
10 1
7
6 1
7 1
8 1
18
9 1
10 1
11 1
2
6
9 1
30,56
10 1
11 1
7
9 2
10 2
11 1
18
9 1
10 1
11 1
3 6 8 1 8,33
52
9 1
10 1
7
9 0
10 0
11 0
18
9 0
10 0
11 0
4
6
9 1
16,67
10 1
11 1
7
8 1
9 1
10 1
18
9 0
10 0
11 0
20,14
R2-R5 12 Desember 2020 / VII 1
1
8 0
13,89
9 0
10 0
12
8 1
9 2
10 2
13 8 0
9 0
53
10 0
2
1
9 2
19,44
10 1
11 1
12
8 0
9 0
10 0
13
9 1
10 1
11 1
3
1
9 3
25
10 2
11 1
12
9 0
10 0
11 0
13
8 1
9 1
10 1
4
1
9 0
8,33
10 0
11 0
12
10 1
11 1
12 1
13 8 0
54
9 0
10 0
16,665
R6 19 Desember 2020 / VIII
1
2
9 1
25
10 1
11 1
10
10 1
11 1
12 1
14
9 1
10 1
11 1
2
2
10 0
25
11 1
12 1
11
10 1
11 1
12 1
14
7 1
8 2
9 1
3
2
11 1
25
12 1
13 1
11 10 1
11 1
55
12 1
14
9 1
10 1
11 1
4
2
9 0
16,67
10 0
11 0
11
8 1
9 1
10 1
14
8 1
9 1
10 1
22,9175
56
Lampiran 8. Data tanaman terserang
Fase Tanggal/Minggu
ke
Petak
an Tanaman
Jumlah tanaman
terserang
jumlah total
tanaman
intensitas tanaman
terserang (%)
V3-
V5
31 Oktober 2020 /
I
1 0 0 18 0
2 0 0 18 0
3 0 0 18 0
4 0 0 18 0 0
V6-
V10
7 November 2020/
II
1 4, 10, 11, 12, 15, 17 6 18 33,33333333
2 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 18 13 18 72,22222222
3 1 ,2 ,4, 8, 9, 10, 13 7 18 38,88888889
4 1, 2, 3, 10, 11, 13, 15 7 17 41,17647059
33 71 46,47887324
14 November
2020 / III
1 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 16, 18 12 18 66,66666667
2 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 18 10 18 55,55555556
3 1, 2, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15 9 18 50
4 1, 3, 10, 11, 12, 13, 16 7 17 41,17647059 38 71 53,52112676
V11-
Vn
21 November
2020 / IV
1 2, 3, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16 9 18 50
2 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 8 18 44,44444444
3 1, 4, 13, 14 4 18 22,22222222
4 1, 10, 12, 14, 15, 16 6 17 35,29411765
27 71 38,02816901
28 November
2020 / V 1
2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17,
18 14 18 77,77777778
57
2 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 17,
18 15 18 83,33333333
3 1, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16 11 18 61,11111111
4 6, 12, 13, 14, 15, 16 6 17 35,29411765 46 71 64,78873239
VT-
R1
5 Desember 2020
/ VI
1 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17 ,18 17 18 94,44444444
2 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18 18 18 100
3 1, 2, 3, 4, 6, 10, 11, 13 8 18 44,44444444
4 6, 7, 12, 14, 15, 16 6 17 35,29411765 49 71 54,61
R2-
R5
12 Desember
2020 / VII
1 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,
17 14 18 77,77777778
2 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 17,
16 15 18 83,33333333
3 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13 11 18 61,11111111
4 6, 7, 8, 14, 15 5 17 29,41176471 45 71 63,38028169
R6 19 Desember
2020 / VIII
1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18 17 17 100
2 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18 18 18 100
3 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18 18 18 100
4 1, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 12 17 70,58823529 65 70 78,72
58
Lampiran 9. Data tongkol terserang
Fase Tanggal/Minggu Ke Petaka
n
Tanama
n Jenis Hama
Jumlah
Hama
Jumlah Tongkol
Terserang
Jumlah
Tongkol
tongkol terserang
(%)
VT-
R1
5 Desember 2020 /
VI
1 - - 0 0 4 0
2 - - 0 0 13 0
3 - - 0 0 15 0
4 - - 0 0 8 0
40 0
R2-
R5
12 Desember 2020 /
VII
1 0 - 0 0 14 0
2 0 - 0 0 15 0
3
1 Spodoptera Frugiperda
3
4 17 23,52941176
2 Spodoptera
Frugiperda 1
6 Spodoptera
Frugiperda 1
7 Spodoptera Frugiperda
1
4
2 Spodoptera
Frugiperda 1
2 14 14,28571429
15 Spodoptera Frugiperda
1
6 60 10
R6 19 Desember 2020 /
VIII 1
1 Spodoptera
Frugiperda 1
10 17 58,82352941 2 Spodoptera
Frugiperda 1
3 Spodoptera Frugiperda
1
59
4 Spodoptera Frugiperda
1
6 Spodoptera
Frugiperda 1
8 Spodoptera
Frugiperda 1
9 Spodoptera Frugiperda
1
12 Spodoptera
Frugiperda 1
13 Spodoptera Frugiperda
1
14 Spodoptera
Frugiperda 1
2
2 Spodoptera
Frugiperda 1
11 18 61,11
3 Spodoptera Frugiperda
1
4 Spodoptera
Frugiperda 1
7 Spodoptera Frugiperda
1
8 Spodoptera
Frugiperda 1
9 Spodoptera
Frugiperda 1
11 Spodoptera Frugiperda
1
12 Spodoptera
Frugiperda 1
15 Spodoptera Frugiperda
1
60
16 Spodoptera Frugiperda
2
18 Spodoptera
Frugiperda 1
3
1 Spodoptera
Frugiperda 1
14 18 77,78
2 Spodoptera Frugiperda
1
3 Spodoptera
Frugiperda 1
4 Spodoptera Frugiperda
1
5 Spodoptera
Frugiperda 1
6 Spodoptera
Frugiperda 1
7 Spodoptera Frugiperda
1
8 Spodoptera
Frugiperda 2
9 Spodoptera Frugiperda
1
10 Spodoptera
Frugiperda 1
13 Spodoptera
Frugiperda 1
14 Spodoptera Frugiperda
1
17 Spodoptera
Frugiperda 2
18 Spodoptera Frugiperda
1
61
4
1 Spodoptera Frugiperda
1
13 17 76,47
2 Spodoptera
Frugiperda 2
4 Spodoptera
Frugiperda 2
5 Spodoptera Frugiperda
1
7 Spodoptera
Frugiperda 1
8 Spodoptera Frugiperda
1
9 Spodoptera
Frugiperda 2
11 Spodoptera
Frugiperda 3
12 Spodoptera Frugiperda
1
13 Spodoptera
Frugiperda 1
14 Spodoptera Frugiperda
1
15 Spodoptera
Frugiperda 1
18 Spodoptera
Frugiperda 2
48 70 68,57