91
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGAKSES SITUS JARINGAN SOSIAL DAN HARGA DIRI PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Yofi Setyo Tanoyo 019114148 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGAKSES SITUS …1].pdf · 2018. 6. 20. · dan angket intensitas mengakses situs jaringan sosial. Koefisien reliabilitas dari skala harga diri adalah

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGAKSES SITUS JARINGAN SOSIAL

    DAN HARGA DIRI PADA REMAJA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Oleh:

    Yofi Setyo Tanoyo

    019114148

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2008 

     

    i  

  • SKRIPSI

    HI.JBt'NGA}I A}ITARA INTENSITAS MENGAKSES SITTJS JARINGA}I

    SOSIAL DA}-I HARGA DIRI PADA REMAIA

    OLEH:

    Y. Heri Widodo, S.Psi.,hd.Psi.

  • SKRIPSI

    HI.'BUNGA}.I A}TTAITA INTENSITAS MENGAKSES SITUS JARINGA}-I

    SOSIAL DA}I HARGA DIRI PADA REM^AIA

    OLEH:

    YOFI SETYOTAI{OYO

    48

    Tanda tangan

    Yogyakarta"

    i l l

    ffu*g**

    Fakultas Psikologiitas Sanata Dharma

  •  

      

    Around here, however, we don’t look backwards for very long.

    we Keep Moving Forward, opening up new doors and

    doing new things, because we’re curious........ and curiousity keeps leading us down new paths

    Walt Disney

    iv  

  • PER}TYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya rneayatakan dengan sssungguhnya bahwa $kripsi yailF saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya onmg lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan daftar pustak4 sabagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yograkarta 14 Oktober 2008- Penulit

    W^Yofi Setyo Tanoyo

  • LEMBAR PERI{YATAA}{ PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAI\ AKAI}EMIS

    Yang bortanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Yofi Setyo Tanoyo

    Nomor Mahasiswa : 019114148

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    I{T'BIJNGAFI AIYTAAL{ INTENSTTAS MENGAKSES SITUS JARINGAI{

    SOSIAL DAN HARGA DIRI PAI}A REMAJA

    Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

    Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

    mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secala terbatas, dan

    mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

    tanpa perlu meminta iiin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

    sglamatetap mencantumkan nama saya sebagai pnulis-

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya.

    Dibuat diYogyakafta

    Pada tanggal : 27 Oktober 2008

    Yans menvatakan.'ufrit(Yofi Setyo Tanoyo)

    vt

  • ABSTRACT

    Yofi Setyo Tanoyo (2008). The correlation between intensity of accessing

    social network sites and self-esteem in adolescent.

    The aim of this research was to find the correlation between intensity of

    accessing social network sites and self-esteem in adolescent. The existence of a

    significant correlation between intensity of accessing social network sites and

    self-esteem in adolescent was the hypothesis.

    The subject of this research were 80 adolescent male and female in

    Yogyakarta that actively accessing the internet, and have a profile in social

    network sites. Data collection was done through scattered questionnaire intensity

    of accessing social network sites and self-esteem scale. The reliability coefficient

    from self-esteem scale was 0,935. To find the correlation between intensity of

    accessing social network sites and self-esteem in adolescent, Pearson correlation

    was employed.

    Correlation coefficient ( r ) between intensity of accessing social network sites

    and self-esteem in adolescent was 0,476 at the level of significant ( p ) 0,01. That

    means there’s a significant correlation between intensity of accessing social

    network sites and self-esteem in adolescent. We can conclude that the higher

    intensity of accessing social network sites gets, the higher self-esteem in

    adolescent will gets too.

    vii  

  • ABSTRAK

    Yofi Setyo Tanoyo (2008). Hubungan antara intensitas mengakses situs

    jaringan sosial dan harga diri pada remaja. Yogyakarta : Fakultas Psikologi;

    Jurusan Psikologi; Universitas Sanata Dharma.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas

    mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja. Hipotesis yang

    diajukan adalah ada hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses situs

    jaringan sosial dan harga diri pada remaja.

    Subjek dari penelitian ini adalah 80 remaja laki-laki dan perempuan di

    yogyakarta yang aktif mengakses internet dan mempunyai account dalam situs

    jaringan sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala harga diri

    dan angket intensitas mengakses situs jaringan sosial. Koefisien reliabilitas dari

    skala harga diri adalah 0,935. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas

    mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja digunakan teknik

    korelasi product moment dari Carl Pearson.

    Koefisien korelasi ( r ) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0,476 pada taraf

    signifikansi ( p ) 0,01. Hal ini berarti ada korelasi positif yang signifikan antara

    intensitas mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja. Dapat

    disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas mengakses situs jaringan sosial akan

    semakin tinggi pula harga diri pada remaja.

    viii  

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan kasih dan

    bimbinganNya kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Dengan

    kasih dan pendampinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Hubungan Antara Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial dan Harga Diri Pada

    Remaja.

    Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam

    penyelesaian skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

    dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

    1. P. Eddy Suhartanto , S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada

    penulis untuk menyusun skripsi ini dan memberikan semangat kepada

    penulis.

    2. Y. Heri Widodo , S.Psi.,M.Psi. Selaku pembimbing skripsi yang telah

    meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik yang

    bermanfaat bagi penulis. 

    3. Drs. H. Wahyudi, M.Si. dan MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si. yang telah

    memberikan masukan yang bermanfaat pada karya tulis ini. 

    4. Papa: Ir. Triyoga B.W. dan Mama: Fransisca Fifiani, yang telah sabar

    mendampingi dan memberikan fasilitas baik secara material maupun spiritual

    kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ini. 

    5. Agung Santoso, S.Psi yang telah memberikan masukan yang bermanfaat bagi

    peneliti. 

    ix  

  • 6. Sylvia Carolina M.Y.M, S.Psi., M.Si. Sebagai dosen pembimbing akademik

    yang telah membantu menyelesaikan kesulitan dalam masalah akademik

    peneliti. 

    7. Orang yang paling berarti dalam hidupku: Andriana Suryantari yang selalu

    ada untukku dan menemani dalam suka duka ketika mengerjakan skripsi ini. 

    8. Adik-adikku: Eros dan Rio yang memberikan support moral. 

    9. Teman-temanku: Angga, Yustinus (gompis), Yoseph (Leo Burung), Leo Si

    Bro, Dedi “Botak” yang telah banyak memberikan masukan, dukungan, dan

    bantuannya. 

    10. James Montalili yang telah berbaik hati meminjamkan contoh format

    penulisan dan Aris yang telah banyak membantu dalam proses uji coba skala. 

    11. Semua Dosen Psikologi, dan semua karyawan Fakultas Psikologi Sanata

    Dharma Yogyakarta (Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Doni, Mas Muji, dan

    yang telah berjasa besar bagi Fakultas Psikologi Mr. Gie). 

    12. Seluruh Crew CokelatNet yang telah membantu proses pengerjaan skripsi ini. 

    13. Seluruh pelanggan CoklatNet yang telah meluangkan waktunya selama 5

    menit untuk mengisi kuesioner ( 5 menit anda meluangkan waktu mengisi

    kuesioner berarti anda mempercepat 5 menit kelulusan saya). 

    14. Semua pihak yang telah membentu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

    baik secara langsung maupun tidak langsung. 

    Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

    penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik terhadap kekurangan ataupun

    x  

  • kesalahan pada karya tulis ini sehingga di masa yang akan datang penulis

    dapat menulis dengan lebih baik.

    Penulis

    xi  

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………….. ii

    HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii

    HALAMAN MOTO ........................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………. vi

    ABSTRACT ...................................................................................... vii

    ABSTRAK ........................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................ ix

    DAFTAR ISI ..................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .............................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................. 6

    C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6

    D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7

    BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 9

    A. Harga Diri Remaja ................................................................ 9

    1. Pengertian Harga Diri ...................................................... 9

    2. Pembentukan Harga Diri .................................................. 10

    xii  

  • 3. Penggolongan Harga Diri ................................................. 13

    4. Harga Diri Pada Remaja ................................................... 14

    B. Situs Jaringan Sosial .............................................................. 18

    1. Pengertian Situs Jaringan Sosial ........................................ 18

    2. Situs Jaringan Sosial dan Remaja ...................................... 20

    C. Hubungan Antara Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial

    dan Harga diri Pada Remaja ........................................................ 21

    D. Hipotesis ..................................................................................... 26

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27

    A. Tujuan Penelitian ................................................................. 27

    B. Jenis Penelitian .................................................................... 27

    C. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................. 27

    D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................ 28

    1. Harga Diri ..................................................................... 28

    2. Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial ....................... 29

    E. Subjek Penelitian ................................................................. 30

    F. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 31

    1. Skala Harga Diri .................................................................. 31

    2. Angket Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial ............ 32

    3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................... 33

    G. Metode Analisis Data ........................................................... 35

    1. Uji Asumsi Analisis Data ................................................ 35

    2. Uji Hipotesis .................................................................. 36

    xiii  

  • BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 37

    A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 37

    B. Analisa Data ........................................................................ 37

    1. Uji Normalitas ................................................................ 37

    2. Uji Linearitas .................................................................. 38

    3. Uji Hipotesis ................................................................... 38

    4. Deskripsi Data Penelitian …………………………………… 40

    C. Pembahasan .......................................................................... 41

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 45

    A. Kesimpulan ........................................................................... 45

    B. Saran .................................................................................... 45

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 47

    Lampiran 1. Angket Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial .............. 50

    Lampiran 2. Skala Harga Diri ............................................................... 52

    Lampiran 3. Data Skala Harga Diri ....................................................... 57

    Lampiran 4. Reliabilitas Skala Harga Diri .............................................. 72

    lampiran 5. Uji Normalitas ................................................................... 74

    Lampiran 6. Uji Linearitas ................................................................... 75

    Lampiran 7. Uji Korelasi ..................................................................... 76

    xiv  

  • xv  

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Blue print Skala Harga Diri sebelum uji coba .............................. 30

    Tabel 2. Pemberian skor pada Skala Harga Diri

    pilihan jawaban favourabel ........................................................... 31

    Tabel 3. Pemberian skor pada Skala Harga Diri

    pilihan jawaban unfavourabel ....................................................... 31

    Tabel 4. Pemberian skor pada angket intensitas mengakses

    situs jaringan sosial ....................................................................... 31

    Tabel 5. Blue print Skala Harga Diri setelah uji coba ................................ 33

    Tabel 6. Blue print Skala Harga Diri untuk penelitian setelah

    penyusunan ulang nomer item ...................................................... 33

    Tabel 7. Hasil uji normalitas sebaran .......................................................... 37

    Tabel 8. Hasil uji liniearitas hubungan ....................................................... 37

    Tabel 9. Data Penelitian ………………………………………………….... 39

  • 1  

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam perkembangan kepribadian seseorang masa remaja mempunyai arti

    yang khusus. Dikatakan demikian karena masa remaja mempunyai tempat yang

    tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Secara jelas, masa

    anak dapat dibedakan dari masa dewasa dan masa orang tua, karena seorang anak

    masih belum selesai perkembangannya, orang dewasa dapat dianggap sudah

    berkembang penuh, dan masa tua pada umumnya telah terjadi kemunduran-

    kemunduran terutama dalam fungsi-fungsi fisiknya (Monks, Knoers & Haditono,

    1999). Namun pada saat remaja tidaklah demikian, remaja tidak memiliki status

    yang jelas karena dirinya bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa

    (Hurlock, 1999). Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan

    masa dewasa. Secara fisik remaja dapat dikatakan telah dewasa, tetapi secara

    psikis emosinya masih sangat labil. Pada masa remaja perkembangan psikis yang

    terpenting adalah usaha pencarian jati diri. Remaja yang dapat menerima

    perubahan-perubahan fisiknya dengan baik akan memberikan penguatan positif

    terhadap dirinya yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan harga

    dirinya (Avin dan Nella, 1992).

    Harga diri (self esteem) dalam pembicaraan sehari-hari lebih sering

    dikaitkan dengan situasi tersinggung atau penghargaan terhadap diri maupun

    orang lain yang dinilai melalui perilaku orang yang bersangkutan. Beberapa

  • 2  

    artikel dalam majalah maupun rubrik online yang membahas tentang remaja,

    harga diri sering kali dikaitkan dengan berbagai tingkah laku khas remaja seperti

    tawuran, penyalahgunaan obat-obatan, pacaran, sampai prestasi olah raga (e-

    psikologi). Perkembangan harga diri pada seorang remaja akan menentukan

    keberhasilan maupun kegagalannya di masa mendatang. Bagaimana seseorang

    menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya sehari–

    hari. Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan

    diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya

    diperlukan di dunia ini (Coopersmith 1967). Misalnya seorang remaja yang

    memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan yakin dapat mencapai prestasi

    yang dia dan orang lain harapkan. Keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut

    untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan.

    Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang rendah akan

    cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga (Coopersmith

    1967). Di samping itu remaja dengan harga diri yang rendah cenderung untuk

    tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang

    menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal

    yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-

    pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon

    dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung

    merasa hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki harga diri rendah

    inilah sering muncul perilaku negatif. Berawal dari perasaan tidak mampu dan

    berharga, mereka mengkompensasikannya dengan tindakan lain yang, seolah-

  • 3  

    olah, membuat dia lebih berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan dan

    perhatian dari teman-temannya. Dari sinilah kemudian muncul penyalahgunaan

    obat atau berkelahi, misalnya, yang dilakukan demi mendapatkan pengakuan dari

    lingkungannya.

    Harga diri merupakan penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri,

    dan kualitas (tinggi-rendahnya) harga diri seseorang dipengaruhi oleh interaksinya

    dengan lingkungan. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa harga diri merupakan

    hasil penilaian yang dilakukan oleh seseorang pada dirinya sendiri yang sifatnya

    relatif tetap, diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan, seperti penerimaan,

    penghargaan, dan perilaku orang lain terhadap dirinya. Tinggi rendahnya harga

    diri menentukan sikap, perilaku dan berbagai aspek dalam diri individu. Harga diri

    yang tinggi akan membawa pengaruh positif terhadap perilakunya, sedangkan

    harga diri yang rendah akan membawa dampak buruk dalam perkembangan

    remaja.

    Harga diri terbentuk dari interaksi individu dengan lingkungannya, yaitu

    melalui pengalaman seseorang dalam kehidupan sehari-hari bersama individu lain.

    Dalam interaksinya dengan orang lain individu berusaha mengenal seperti apa

    orang lain dan seperti apa dirinya. Penghargaan, penerimaan dan penolakan dari

    orang lain dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Brehm & Kassin (1989)

    mengatakan bahwa apabila individu merasa ditolak, kurang dicintai dan kurang

    mendapat penghargaan dari lingkungannya, maka individu tersebut akan

    mengembangkan rasa harga diri yang kurang baik. Remaja yang merasa ditolak

    oleh lingkungannya akan lebih memilih untuk mengucilkan diri. Sebaliknya,

  • 4  

    apabila individu diterima, dicintai, dan dihargai oleh lingkungannya, maka ia akan

    membentuk dan mengembangkan harga diri yang baik. Hal ini sejalan dengan

    pernyataan Klass dan Hodge (1978) bahwa harga diri merupakan hasil evaluasi

    diri yang dibuat dan dipertahankan individu yang diperoleh dari hasil interaksi

    individu dengan lingkungan.

    Seiring dengan perkembangan teknologi, lingkungan sosial manusia

    banyak dipengaruhi oleh media elektronik. Salah satu media yang mempunyai

    pengaruh besar dalam kehidupan manusia adalah internet. Menurut Itriyah (2004)

    internet mempunyai pengaruh yang memungkinkan lahirnya suatu peradaban baru

    dalam kehidupan sosial masyarakat dunia. Dalam internet seseorang dapat

    berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia yang mempunyai berbagai macam

    latar belakang budaya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Salah satu software

    yang sedang berkembang di dalam internet adalah adanya situs jaringan sosial

    (sosial network sites).

    Situs jaringan sosial adalah suatu struktur sosial di dalam software yang

    dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi)

    yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,

    keturunan, dll (wikipedia.org). Situs jaringan sosial berperan sebagai servis

    berdasarkan sistem jaringan yang memperbolehkan individu untuk (1) membuat

    profil publik atau profil semi-publik dalam sistem yang dibatasi, (2) memajang

    daftar pemakai lain yang berbagi hubungan dengan individu tersebut, (3) melihat

    dan melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut,

    (4) membuat blog atau website mini yang mengandung informasi atau berita

  • 5  

    (Boyd & Ellison, 2007). Interaksi yang terjadi di dalam situs jaringan sosial dapat

    terjadi dalam bentuk pesan, comment, testimonial, dan blog (diary online). Dari

    fasilitas tersebut, pengguna situs jaringan sosial dapat berinteraksi secara tidak

    langsung dengan orang baru atau dengan teman lama dan memberikan komentar

    tentang profil, foto, data diri dan blog seseorang. Dengan adanya fitur-fitur yang

    menarik tersebut maka situs ini banyak diminati oleh pengguna internet.

    Saat ini situs jaringan sosial berkembang dengan pesat, ini di buktikan

    dengan banyaknya situs-situs baru yang bermunculan (orkut, hi5, esnips, dll) dan

    lima diantaranya menempati 10 besar situs yang sering dikunjungi (Lovetoknow,

    2008), salah satunya adalah facebook.com yang menempati peringkat 1

    mengalahkan google.com. Berdasarkan berita dari ABC news (dalam

    Asmallworld, 2008), pengguna salah satu situs sosial yaitu myspace mencapai 100

    juta orang yang berarti sepertiga dari total penduduk Amerika. Senada dengan

    berita tersebut Friendster situs yang paling diminati di wilayah asia khususnya

    Indonesia, mengeluarkan pernyataan bahwa ada lebih dari delapan juta pengguna

    dari Indonesia yang terdaftar dan empat juta orang yang tercatat secara aktif

    mengakses situs friendster.com pada tanggal 1 Februari 2008 (Friendster, 2008).

    Kemudian menurut penelitian dari Ishi & Ogasahra (2007) persentase demografik

    menunjukkan bahwa 78% pengguna situs jaringan sosial adalah remaja.

    Berdasarkan fenomena diatas yang menyatakan bahwa sebagian besar

    (78%) orang yang mengakses situs jaringan sosial adalah remaja dan juga melihat

    dari hasil penelitian Communispace yang dilakukan di Amerika menemukan ada 6

    kebutuhan sosial online; (1) Expressing personal identity : jaringan sosial online

  • 6  

    menyediakan sarana untuk mengekspresikan diri, contohnya di dalam Myspace

    atau Facebook seseorang dapat berkata bahwa dia adalah seorang atlit dan itu

    merupakan identitas yang dipilihnya dan seakan-akan aktifitas yang selalu dia

    lakukan adalah olahraga; (2) Self-esteem : kebutuhan akan otonomi, dikenal dan

    prestasi sangat penting bagi harga diri seseorang dan hal ini dapat dipenuhi

    melalui komunitas online, blog dan jaringan sosial online yang dapat memberikan

    cara untuk membangun dan mengatur reputasi maya; (3) Giving and getting help :

    manusia mempunyai kebutuhan untuk mencari dan memberikan pertolongan

    kepada orang lain, dengan memberikan pertolongan kepada orang lain seseorang

    akan merasa bahwa dirinya ahli dan berguna; (4) Affiliation : jaringan sosial

    online memberikan kemudahan dalam berafiliasi, di dalam situs jaringan sosial

    seseorang dapat menjalin pertemanan kepada siapa saja dan tidak dibatasi oleh

    ruang dan waktu; (5) Sense of community : berafiliasi dalam grup yang

    mempunyai hobi dan kesukaan yang sama, di dalam situs jaringan sosial kita

    dapat memilih teman yang mempunyai hobi dan kesukaan yang sama karena di

    dalam profil seseorang kita dapat mengetahui hobi dan kesukaannya; (6)

    Reassurance of value and self worth : manusia ingin menjadi pasti dalam nilai dan

    kepantasannya dan mencari konfirmasi tentang apa yang mereka katakan itu

    penting bagi orang lain. Peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana keseringan

    atau intensitas remaja mengakses situs jaringan sosial mempunyai pengaruh dalam

    pembentukan harga dirinya. Dalam situs jaringan sosial ini para pengguna situs

    jaringan sosial (khususnya para remaja) dapat saling memberikan komentar

    tentang profil, foto, dan curahan hati (blog). Respon dari orang lain tersebut dapat

  • 7  

    berupa komentar positif atau negatif yang dapat mempengaruhi seseorang dalam

    memandang atau menilai dirinya. Brehm & Kassin (1989) mengatakan bahwa

    apabila individu merasa ditolak, kurang dicintai dan kurang mendapat

    penghargaan dari lingkungannya, maka individu tersebut akan mengembangkan

    rasa harga diri yang kurang baik. Sebaliknya, apabila individu diterima, dicintai,

    dan dihargai oleh lingkungannya, maka ia akan membentuk dan mengembangkan

    harga diri yang baik. Harga diri pada masa remaja dianggap penting karena dapat

    mempengaruhi pembentukan kepribadian dalam tahap perkembangan selanjutnya.

    B. Rumusan Masalah

    Penelitian ini ingin menggali, apakah ada hubungan antara intensitas

    mengakses situs jaringan sosial dengan harga diri pada remaja?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris yang

    menunjukkan adanya hubungan antara intensitas mengakses situs jaringan sosial

    dan harga diri pada remaja.

    D. Manfaat penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang

    harga diri sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literatur

    untuk penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.

  • 8  

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat lebih

    memahami tentang interaksi manusia dengan dunia internet khususnya tentang

    situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja.

  • 9  

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Harga Diri Remaja

    1. Pengertian Harga Diri

    Harga diri merupakan penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri,

    dan kualitas (tinggi-rendahnya) harga diri seseorang dipengaruhi oleh interaksinya

    dengan lingkungan. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa harga diri merupakan

    hasil penilaian yang dilakukan oleh seseorang pada dirinya sendiri yang sifatnya

    relatif tetap, diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan, seperti penerimaan,

    penghargaan, dan perilaku orang lain terhadap dirinya. Klass dan Hodge (1978)

    menyatakan bahwa harga diri merupakan hasil evaluasi diri yang dibuat dan

    dipertahankan individu yang diperoleh dari hasil interaksi individu dengan

    lingkungan.

    Tinggi rendahnya harga diri seseorang juga berpengaruh pada

    perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Koswara (1991) kepuasan

    terhadap terpenuhinya kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan percaya diri,

    kuat, stabil, merasa berguna dan diperlukan oleh orang lain. Sebaliknya,

    kegagalan untuk memenuhi kebutuhan harga diri menyebabkan timbulnya

    perasaan inferior, lemah, dan tidak berdaya. Hal ini sejalan dengan pendapat

    Maslow (dalam Goebel, 1987) bahwa seseorang yang memiliki cukup harga diri

    akan mempunyai sifat percaya diri, lebih mampu menjalani kegiatannya dengan

  • 10  

    berhasil. Sebaliknya jika harga diri kurang atau rendah maka seseorang akan

    diliputi rasa rendah diri, tidak berdaya dan putus asa.

    Menurut Maslow (dalam Tjahjaningsih dan Nuryoto, 1994) harga diri

    bisa diperoleh melalui penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri maupun

    penghargaan dari orang lain. Penghargaan dari diri sendiri meliputi: kebutuhan

    prestasi, keunggulan dan kompetisi, kepercayaan diri, kemandirian, dan

    kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain meliputi: prestise, kedudukan,

    kemasyuran dan nama baik, martabat, dan penghargaan.

    Dari berbagai macam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa harga

    diri merupakan suatu hasil penilaian atau evaluasi yang dibuat dan

    dipertahankan oleh individu terhadap dirinya sendiri, sifatnya relatif tetap, dan

    diperoleh dari interaksi dengan lingkungan.

    2. Pembentukan Harga Diri

    Harga diri terbentuk dari interaksi individu dengan lingkungannya, yaitu

    melalui pengalaman seseorang dalam kehidupan sehari-hari bersama individu lain.

    Dalam interaksinya dengan orang lain individu berusaha mengenal seperti apa

    orang lain dan seperti apa dirinya. Menurut Rogers (dalam Alwisol 2005)

    persoalan mengenai siapa diri kita atau "siapa saya" akan membentuk suatu

    konsep yang terorganisasi di dalam diri seseorang. Konsep tersebut kemudian

    akan membentuk suatu persepsi secara keseluruhan tentang kualitas, kemampuan,

    dorongan dan sikap yang dimilikinya dalam berhubungan dengan orang lain. Hal

  • 11  

    tersebut kemudian akan membentuk dari individu yang kemudian akan

    membentuk harga dirinya.

    Coopersmith (1967) menyatakan bahwa pembentukan harga diri individu

    dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berupa

    penilaian individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan tingkat penerimaan dan

    penghargaan dari orang lain yang dirasakannya. Faktor eksternal yaitu lingkungan

    sosial dimana individu tersebut tinggal dan berinteraksi, terutama dari keluarga.

    Setiap individu akan belajar menilai dirinya melalui sikap orang tua dan anggota

    keluarga yang lain. Perhatian, penerimaan, dan kasih sayang dari keluarga akan

    mempengaruhi perkembangan harga diri.

    Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan teman sebaya

    juga berpengaruh bagi pembentukan harga diri seseorang. Brehm & Kassin (1989)

    mengatakan bahwa apabila individu merasa ditolak, kurang dicintai dan kurang

    mendapat penghargaan dari lingkungannya, maka individu tersebut akan

    mengembangkan rasa harga diri yang kurang baik. Sebaliknya, apabila individu

    diterima, dicintai, dan dihargai oleh lingkungannya, maka ia akan membentuk dan

    mengembangkan harga diri yang baik.

    Selain itu, harga diri seseorang juga bisa dibentuk dan dipengaruhi oleh

    harapan individu terhadap dirinya sendiri. Calhoun & Acocella (1990)

    mengatakan bahwa individu membuat evaluasi terhadap dirinya sendiri

    berdasarkan penilaian antara gambaran diri individu dengan gambaran yang

  • 12  

    diharapkannya, semakin besar ketidaksesuaian antara kedua hal tersebut akan

    mengganggu proses pembentukan harga diri yang sehat.

    Menurut Coopersmith (1967) ada empat aspek penting dalam

    pembentukan harga diri seseorang, yaitu :

    1) Power : Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengontrol orang lain dan

    mengontrol dirinya sendiri. Pada situasi tertentu kebutuhan ini ditunjukkan

    dengan penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Aspek ini dapat

    berupa pengaruh dan wibawa pada seorang individu. Ciri-ciri individu

    yang mempunyai aspek ini biasanya menunjukkan sikap asertif.

    2) Virtue : Ketaatan pada nilai moral, etika, dan aturan-aturan yang ada dalam

    masyarakat. Seseorang yang taat pada aturan-aturan dan ketentuan

    ketentuan yang ada dalam masyarakat akan mempunyai perasaan berharga

    dan bangga pada diri sendiri. Hal ini disebabkan bahwa dengan

    menunjukkan perilaku yang diharapkan dan diinginkan oleh masyarakat,

    maka orang lain akan menghargai dan menghormati individu yang

    bersangkutan sebagai orang yang berkelakuan baik dan bisa dijadikan

    teladan. Hal ini akan mendorong terbentuknya harga diri yang positif,

    demikian juga sebaliknya. Aspek ini ditunjukkan dengan bagaimana

    individu melihat persoalan benar atau salah berdasarkan moral, norma, dan

    etika yang berlaku di dalam lingkungan interaksinya.

    3) Significance : Keberartian individu dalam lingkungan. Individu akan

    merasa berarti jika ada penghargaan, penerimaan, perhatian, dan kasih

    sayang dari orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat, atau

  • 13  

    masyarakat. Dengan adanya lingkungan yang mendukung, menerima, dan

    menghargai individu akan membuat individu semakin berarti yang

    akhirnya membentuk harga diri yang positif. Sebaliknya, jika lingkungan

    tidak atau jarang memberikan stimulus positif yang berupa penerimaan,

    penghargaan atau dukungan kepada seorang individu, maka ia akan

    merasa ditolak dan kemudian akan mengucilkan diri.

    4) Competence : Kemampuan untuk mencapai apa yang dicita-citakan atau

    diharapkan. Hal ini berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki

    individu, dengan adanya kemampuan yang cukup individu merasa yakin

    untuk mencapai apa yang dicita-citakan dan mampu mengatasi setiap

    masalah yang dihadapinya. Aspek ini didukung oleh pengalaman tentang

    kesuksesan yang pernah diraih seseorang yang membuat individu yakin

    dan mampu menghadapi setiap masalah. Sedangkan pengalaman masa lalu

    yang penuh dengan kegagalan akan membuat individu bermasalah dengan

    harga dirinya.

    3. Penggolongan Harga Diri

    Harga diri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu harga diri tinggi dan harga

    diri rendah (Coopersmith, 1967), yaitu :

    a. Harga diri tinggi.

    Orang yang mempunyai harga diri tinggi akan menilai dirinya secara

    positif. Mereka mampu menerima dan mengenal diri sendiri dengan segala

    keterbatasannya. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa orang yang

    mempunyai harga diri tinggi percaya bahwa mereka adalah pribadi yang

  • 14  

    berhasil, menerima diri, bahagia, bisa memenuhi harapan lingkungan,

    memandang dirinya sebagai orang yang beruntung dan dapat menikmati

    hidup, dapat menerima kegagalan dan keberhasilan secara wajar dan lebih

    realistik, mempunyai motivasi yang kuat untuk menghadapi kegagalan,

    mencoba menghadapi situasi kompetitif, lebih percaya diri dan lebih mampu

    cenderung cemerlang dan lebih beraspirasi. Sedangkan orang yang

    mempunyai harga diri rendah tidak mempunyai keyakinan ini.

    b. Harga Diri Rendah.

    Individu dengan harga diri rendah cenderung menilai dirinya sebagai

    pribadi yang negatif. Mereka menilai kekurangan dan keterbatasan yang

    dimiliki secara berlebihan. Menurut Maslow (dalam Schultz, 1991) seseorang

    dengan harga diri yang rendah akan merasa rendah diri, kecil hati dan tidak

    berharga dalam menghadapi kehidupan. Sedangkan Coopersmith (1967)

    menyatakan remaja yang memiliki harga diri rendah tidak menyadari

    kelebihannya sendiri, merasa tidak mempunyai kemampuan, dan merasa tidak

    berharga.

    4. Harga Diri Pada Remaja

    Masa remaja awal dimulai pada umur 13 tahun dan memasuki masa

    remaja akhir pada umur 17 tahun, kemudian masa remaja berakhir pada umur 21

    tahun (Soesilowindradini, 2006). Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 1998)

    usia remaja antara 12 sampai usia 23 tahun. Masa Remaja merupakan salah satu

    periode dalam hidup yang penting bagi perkembangan harga diri dan menuntut

  • 15  

    untuk dipenuhi, karena harga diri mencapai puncaknya pada masa remaja (Goebel

    dan Brown, 1981). Harga diri remaja berkembang dan terbentuk dari interaksinya

    dengan orang lain dan lingkungan. Harga diri yang tinggi akan membawa

    pengaruh positif terhadap perilakunya, sedangkan harga diri yang rendah akan

    membawa dampak buruk dalam perkembangan remaja.

    Tjahjaningsih dan Nuryoto (1994) menyatakan bahwa penilaian orang

    lain terhadap atribut yang melekat pada diri remaja sangat berpengaruh pada

    penilaiannya terhadap dirinya sendiri. Atribut yang dinilai baik oleh orang lain

    atau lingkungan akan membuat bangga seseorang, sehingga bisa menaikkan harga

    dirinya. Atribut seseorang yang dinilai buruk oleh orang lain akan membuat orang

    tersebut merasa malu dan membuat harga dirinya rendah.

    Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri pada

    remaja, yaitu :

    a. Lingkungan

    Coopersmith (1967) mengemukakan empat bidang harga diri yang

    berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada remaja.

    1) Bidang Sosial

    Pada masa remaja seseorang mulai membentuk hubungan dalam

    bentuk suatu kelompok dengan teman sebaya, misalnya kelompok

    bermain. Dalam hubungan tersebut ada kemungkinan timbul

    penerimaan atau penolakan terhadap setiap anggota kelompok

    tersebut. Adanya penerimaan dari kelompok terhadap seseorang akan

  • 16  

    memberikan perasaan bangga yang bisa meningkatkan harga dirinya

    (Hurlock, 1999). Sedangkan penolakan bisa membuat seseorang

    frustasi, kecewa, yang akhirnya menunjukkan perilaku pengunduran

    atau penarikan diri maupun agresif (Mappiare, 1982). Penarikan diri

    menunjukkan adanya perasaan rendah diri dan tidak percaya diri. Hal

    tersebut bisa menurunkan tingkat harga diri seseorang.

    2) Bidang Sekolah

    Dalam bidang sekolah, harga diri atau penilaian diri bagi seorang

    remaja berkaitan dengan baik buruknya prestasi yang diraih.

    Seseorang yang bisa mengungguli orang lain akan merasa lebih

    berharga dan mempunyai penilaian diri yang baik. Sedangkan remaja

    yang tidak berprestasi akan merasa rendah diri dan merasa tidak

    berharga (Hurlock, 1999). Selain prestasi, perlakuan guru dan teman

    juga bisa berpengaruh terhadap kualitas harga diri seseorang.

    3) Bidang Keluarga

    Di dalam kehidupan keluarga, sikap orang tua terhadap anaknya akan

    mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak. Anak yang mendapat

    perhatian, penerimaan, merasa dimengerti dan dihargai oleh orang

    tuanya akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan berharga.

    Sedangkan anak yang ditolak dan tidak diperhatikan oleh orang

    tuanya akan merasa gagal dan cenderung menjadi anak yang

    bermasalah (Mappiere, 1982).

  • 17  

    4) Bidang Pribadi

    Bidang pribadi berkaitan dengan penampilan fisik individu. Seseorang

    yang berpenampilan menarik akan lebih percaya diri dalam bergaul

    dan merasa berharga, sedangkan orang yang berpenampilan tidak

    menarik dapat menghambat pergaulannya (Hurlock, 1999). Masalah

    penampilan ini berkaitan dengan bentuk tubuh, misalnya terlalu

    gemuk, terlalu kurus, terlalu tinggi, terlalu pendek, dan sebagainya

    (Mappiere, 1982). Dalam hal ini penampilan fisik yang kurang

    menarik tidak selalu berpengaruh negatif terhadap harga diri

    seseorang tetapi lebih tergantung pada mampu tidaknya seseorang

    menerima dirinya apa adanya.

    b. Status sosial-ekonomi

    Tinggi-rendahnya status sosial-ekonomi dari remaja atau orang tuanya

    berkaitan dengan rasa bangga atau rasa minder atas kondisi pribadi atau

    keluarganya. Selain itu seorang individu dengan status sosial-ekonomi yang

    lebih tinggi akan lebih dihargai dan dihormati oleh masyarakat

    dibandingkan individu dengan status sosial-ekonomi yang lebih rendah.

    Rosenberg (dalam Walgito, 1991) menyatakan bahwa status sosial-ekonomi

    yang dimiliki seseorang dapat memberikan prestise tertentu dalam

    masyarakat, dan prestise tersebut dapat mempengaruhi harga diri individu

    yang bersangkutan.

  • 18  

    c. Jenis Kelamin

    Adanya perlakuan lingkungan yang berbeda terhadap pria dan wanita

    bisa berpengaruh terhadap kualitas harga diri remaja. Pandangan yang

    menganggap bahwa wanita lebih rendah daripada pria dapat menyebabkan

    harga diri wanita lebih rendah dari pada pria. Penelitian Kimmel (dalam

    Koentjoro, 1989) menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat harga diri

    dan kepercayaan diri yang lebih rendah dibandingkan pria.

    Harga diri yang tumbuh dan dimiliki oleh remaja berasal dari penilaian

    orang lain yang kemudian menghasilkan suatu akibat terutama pada proses

    kognitif, afektif, keinginan, nilai dan tujuan yang kemudian menjadi penilaian

    positif atau negatif terhadap dirinya sendiri (Nathaniel dalam Koentjoro, 1989).

    Harga diri yang dimiliki seorang remaja merupakan kunci penting pada tingkah

    laku yang akan membawa remaja menilai dirinya sebagai orang yang berhasil atau

    tidak.

    B. Situs Jaringan Sosial

    1. Pengertian Situs Jaringan Sosial

    Pengertian website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-

    halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau

    gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat

    statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling

    terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman

    (www.wikipedia.org).

  • 19  

    Situs jaringan sosial adalah sebuah kategori situs yang mempunyai

    fasilitas profil, ulasan umum, komentar, pengakuan atas profil, melihat dan

    melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut.

    Untuk menjelaskan penjelasan lebih lanjut :

    a. Profil

    Profil adalah identitas yang dibuat oleh pengguna situs (baik nama

    atau julukan), informasi mengenai orang itu (umur, jenis kelamin,

    lokasi, minat, dll. ). Profil juga menampilkan foto pengguna dan

    informasi tentang terakhir login. Profil mempunyai unik URLs dan

    bisa dikunjungi secara langsung.

    b. Dapat melihat dan melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang

    lain dalam sistem

    Pengguna situs mempunyai kemampuan untuk mendaftar profil lain

    sebagai "teman" atau "kontak" atau suatu kesepadanan. Ini

    menyebabkan timbulnya grafik jaringan sosial yang mungkin

    ditujukan (pengguna tidak harus menerima hubungan “teman” dengan

    profile orang lain) atau tak menujukan (di mana orang yang lain harus

    menyetujui profile orang lain untuk menjadi “teman”). Hubungan

    antar profil yang terdaftar diperlihatkan di dalam profil pengguna

    situs.

    c. Komentar umum

    Pengguna situs jaringan sosial bisa meninggalkan komentar,

    testimonial, pesan, daftar pengunjung di dalam profil orang lain, dan

  • 20  

    setiap orang yang mengunjungi profil tersebut dapat melihat komentar

    ini.

    Situs jaringan sosial merupakan bagian dari aplikasi web 2.0 yang

    membebaskan pengunjung web tidak hanya sebatas pengunjung, tetapi juga

    menjadi bagian dari situs, dengan ikut mengirimkan artikel maupun informasi.

    2. Situs Jaringan sosial dan Remaja

    Remaja dapat beradaptasi dengan cepat seiring dengan perkembangan

    teknologi yang melahirkan cara berkomunikasi yang baru dengan menggunakan

    internet, hal ini dibuktikan dalam penelitian dari PEW (dalam Boyd, 2008)

    menyebutkan bahwa 87% remaja di Amerika menggunakan internet setiap hari.

    Berdasarkan survey yang dilakukan, situs yang paling sering mereka kunjungi

    adalah situs jaringan sosial seperti Friendster, My Space, Facebook dan masih

    banyak lagi (Boyd, 2004). Dalam situs jaringan sosial remaja dapat belajar untuk

    menjalin hubungan sosial dengan pengguna lainnya tanpa harus bertemu langsung

    dengan orang lain, berlatih untuk membangun identitas diri dan status sosial, dan

    mengekspresikan diri secara bebas (Boyd, 2008).

    Beberapa alasan mengapa remaja tertarik mengakses situs jaringan sosial

    menurut Boyd (2008), yaitu :

    a. Ketertarikan remaja mengakses situs jaringan sosial sebagian besar

    dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya yang sudah mempunyai profil di

    dalam situs jaringan sosial.

  • 21  

    b. Minat rekreasi pada remaja menjadi suatu alasan mengapa mereka

    cenderung mengakses situs jaringan sosial, karena di dalam situs jaringan

    sosial mempunyai banyak fitur yang menarik dan interaktif.

    c. Menjalin pertemanan dengan orang baru, tidak terbatas dalam lingkungan

    pergaulannya tetapi bisa juga dari daerah yang berbeda atau negara yang

    berbeda dan dapat berbagi pengalaman-pengalaman baru tentang daerah

    asalnya.

    d. Mempunyai ruang pribadi di mana remaja dapat mengekspresikan dirinya

    dengan bebas, dalam hal ini situs jaringan sosial sebagai wadah atau

    tempat khusus bagi remaja untuk mengeksplorasi “siapa saya” dan belajar

    berinteraksi dengan orang lain

    Interaksi yang terjadi antar individu di dalam situs jaringan sosial adalah

    dengan menggunakan profile yang merupakan representasi dari dirinya. Melalui

    profil tersebut seseorang dapat saling memberikan komentar dan testimonial

    kepada orang lain, memajang foto diri supaya dapat dilihat oleh orang lain,

    membuat artikel atau diary.

    C. Hubungan Antara Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial dan Harga

    diri Pada Remaja

    Manusia sebagai mahluk sosial tidak bisa lepas dari interaksi dengan

    lingkungannya. Dari interaksi dengan lingkungan sosialnya tersebut seseorang

    mendapatkan respon dari orang lain atas prilakunya. Respon tersebut dapat berupa

    penghargaan, penerimaan, pengakuan dari orang lain atau bahkan penolakan dari

  • 22  

    orang lain. Respon dari orang lain inilah yang nantinya akan turut berperan dalam

    pembentukan harga diri seseorang. Tinggi rendahnya harga diri seseorang akan

    berpengaruh pada prilaku seseorang sehari-hari. Orang yang terpenuhi kebutuhan

    harga dirinya akan menimbulkan rasa percaya diri, kuat, stabil, merasa berguna

    dan diperlukan oleh orang lain (Koentjoro, 1989). Dalam berhubungan dengan

    orang lain sudah sepantasnya seseorang menghargai orang lain dan perlu

    menghargai dirinya sendiri. Menghargai dirinya sendiri berarti individu tersebut

    harus positif dalam menilai dirinya dan mempunyai kepercayaan diri

    (Coopersmith, 1967).

    Pembentukan harga diri seseorang paling pesat perkembangannya pada

    usia remaja, dimana pada usia tersebut seseorang sedang dalam proses pencarian

    identitas diri (Mappiare, 1982). Pada usia remaja ini seseorang akan sangat mudah

    dipengaruhi oleh pendapat atau pandangan dari orang lain dan lingkungan

    sosialnya, oleh karena itu pada masa ini sangat penting untuk mendorong

    seseorang untuk mengembangkan kepercayaan diri yang positif yang nantinya

    akan membantu dalam pengembangan harga diri yang positif (Mappiare, 1982).

    Interaksi dengan lingkungan sosial pada usia ini mempunyai andil yang besar

    pada pembentukan kepribadian seseorang, khususnya pembentukan harga diri

    seseorang. Jika seseorang pada usia remaja mempunyai harga diri yang positif

    akan membuat individu tersebut merasa bahwa dirinya mendapatkan penerimaan

    dan keberadaannya diakui oleh orang lain yang nantinya akan membawa

    perkembangan kepribadian yang baik pula, tetapi apabila kurang mendapatkan

  • 23  

    penerimaan dan kurangnya pengakuan dari orang lain maka akan cenderung

    mempunyai harga diri yang negatif dan mengembangkan kepribadian yang buruk.

    Kemajuan teknologi saat ini semakin memudahkan seseorang untuk

    melakukan interaksi dengan orang lain. Salah satu wadah untuk berinteraksi

    dengan mudah dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu adalah dengan

    menggunakan media internet. Dalam media internet ini terdapat banyak sekali

    situs jaringan sosial yang memudahkan seseorang untuk saling berkomunikasi dan

    bertukar pikiran dengan orang lain. Situs jaringan sosial menyediakan fasilitas

    bagi seseorang untuk memaparkan dan memperkenalkan dirinya pada orang lain

    dalam bentuk profil. Dalam profil tersebut seseorang bisa menuliskan data diri,

    mengupload foto, memberikan komentar, mengirimkan pesan dan saling

    memberikan informasi tentang berbagai hal kepada pengguna lain. Interaksi yang

    terjadi dalam dunia maya ini dapat mempengaruhi pembentukan harga diri

    seseorang karena dalam situs ini seseorang bisa mendapatkan pandangan atau

    penilaian dari orang lain akan dirinya. Jika komentar dari individu yang berupa

    gagasan atau ide diterima oleh orang lain dan orang lain memberikan umpan balik

    berupa komentar yang berisikan penghormatan dan penghargaan, maka individu

    tersebut merasa bahwa dirinya mempunyai wibawa untuk mempengaruhi orang

    lain. Apabila individu tersebut mampu untuk mengontrol, mampu untuk

    mengendalikan orang lain maupun dirinya sendiri maka orang tersebut tetap

    percaya pada dirinya sendiri dan menilai dirinya positif yang akan membentuk

    harga diri yang positif, begitu pula sebaliknya.

  • 24  

    Perilaku seseorang dalam situs jaringan sosial dapat mempengaruhi

    pembentukan harga diri seseorang. Dalam situs jaringan sosial seseorang yang

    mendapatkan pujian atas berbagai hal yang ada dalam profilnya, misal : tampilan

    layout yang bagus, foto yang menarik, blog yang bermanfaat, dan komentar-

    komentar yang sesuai dengan harapan orang lain, akan membuat orang tersebut

    dihormati sebagai orang yang berkelakuan baik dan bisa dijadikan teladan.

    Seseorang yang taat pada aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam

    situs jaringan sosial akan mempunyai perasaan berharga dan bangga pada diri

    sendiri karena orang lain akan menghormati dan memuji dirinya atas segala hal

    yang telah dia lakukan dalam profilnya. Penghargaan ini akan mendorong

    seseorang untuk membentuk harga diri yang positif. Sedangkan jika seseorang

    kurang mendapatkan penghargaan dari orang lain akibat dari prilaku yang buruk

    seperti memajang layout yang melanggar norma, memberikan komentar yang

    buruk maka ia akan cenderung membentuk harga diri yang negatif.

    Orang yang mendapatkan banyak perhatian dari orang lain yang berupa

    komentar ataupun pesan dalam situs jaringan sosial akan merasa bahwa

    keberadaan dirinya tersebut mendapatkan perhatian, penerimaan, dan kasih

    sayang dari pengguna situs jaringan sosial yang lain. Bagi pengguna situs jaringan

    sosial yang merasa bahwa blog ataupun informasi yang ada dalam profilnya

    bermanfaat bagi orang lain akan membuat orang tersebut merasa bahwa

    keberadaan orang tersebut berarti bagi orang lain sehingga orang tersebut akan

    semakin percaya diri yang nantinya akan mempengaruhi harga dirinya. Dengan

    adanya lingkungan yang mendukung, menerima dan menghargai individu maka

  • 25  

    akan membuat individu tersebut mempunyai harga diri yang positif. Sebaliknya

    jika kurang mendapatkan perhatian, penerimaan, dan kasih sayang dari pengguna

    lainnya maka individu tersebut akan merasa ditolak dan tidak berarti.

    Keberhasilan individu dalam mengatasi masalah ataupun pencapaian

    individu akan apa yang dicita-citakan juga mempengaruhi dalam pembentukan

    harga diri seseorang. Orang yang mengakses situs jaringan sosial dikatakan

    mempunyai harga diri yang positif ketika orang tersebut mampu menunjukkan

    pencapaiannya, antara lain prestasi akademik yang tertuliskan di data diri,

    pekerjaan apa yang dia lakukan, dan pengalaman-pengalaman yang menarik untuk

    dituliskan dalam blognya. Jika seseorang tidak bisa membanggakan dirinya

    melalui pengalaman dan pencapaiannya maka orang lain akan memandang rendah

    dirinya yang menyebabkan munculnya rasa tidak percaya diri dan memandang

    rendah dirinya

    Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa situs jaringan

    sosial mempunyai peran dalam pembentukan harga diri seseorang, khususnya

    pada remaja yang merupakan pengguna mayoritas situs jaringan sosial. Intensitas

    seseorang dalam mengakses situs jaringan sosial dapat mempengaruhi dalam

    pembentukan harga dirinya karena dalam situs tersebut seseorang dapat merasa

    diterima dan berarti bagi orang lain dengan adanya pengakuan terhadap

    pencapaian dan eksistensi orang tersebut atau berupa penolakan dan penilaian

    yang negatif.

  • 26  

    D. Hipotesis

    Ada korelasi antara intensitas mengakses situs jaringan sosial dan harga diri

    pada remaja.

  • 27  

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris

    hubungan antara intensitas mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada

    remaja.

    B. Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain

    penelitian korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk mendeteksi sejauh

    mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih

    variabel lain, berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2005). Penelitian

    ini akan mencari ada tidaknya hubungan antara intensitas mengakses situs

    jaringan sosial dan harga diri pada remaja.

    C. Identifikasi Variabel Penelitian

    Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian.

    Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung.

    Variabel Tergantung : Harga Diri

    Variabel Bebas : Intensitas mengakses situs jaringan sosial

  • 28  

    D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

    1. Harga diri

    Harga diri merupakan suatu hasil penilaian atau evaluasi yang

    dibuat dan dipertahankan oleh individu terhadap dirinya sendiri, sifatnya relatif

    tetap, dan diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Harga diri berkembang

    seiring dengan bertambahnya usia. Dengan kata lain, harga diri terbentuk selama

    pengalaman hidup individu dalam berinteraksi baik dengan dirinya sendiri

    maupun dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung

    menilai dirinya secara positif, mampu menerima dan mengenal diri sendiri dengan

    segala keterbatasannya. Sedangkan orang yang mempunyai harga diri rendah

    cenderung menilai dirinya secara negatif, melihat kekurangan dan keterbatasan

    yang dimiliki secara berlebihan, merasa rendah diri, kecil hati, dan tidak berharga

    dalam menghadapi kehidupan.

    Tingkat harga diri diukur dengan menggunakan skala yang dibuat oleh

    peneliti berdasarkan aspek-aspek pembentukan harga diri dari Coopersmith

    (1967) yaitu :

    a. Power : Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengontrol orang lain dan

    mengontrol dirinya sendiri. Pada situasi tertentu kebutuhan ini ditunjukkan

    dengan penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Aspek ini dapat

    berupa pengaruh dan wibawa pada seorang individu. Ciri-ciri individu

    yang mempunyai aspek ini biasanya menunjukkan sikap asertif.

  • 29  

    b. Virtue : Ketaatan pada nilai moral, etika, dan aturan-aturan yang ada dalam

    masyarakat. Aspek ini ditunjukkan bagaimana individu melihat persoalan

    benar atau salah berdasarkan moral, norma, dan etika yang berlaku di

    dalam lingkungan interaksinya.

    c. Significance : Keberartian individu dalam lingkungan. Hal ini

    berhubungan dengan penerimaan dan perhatian dari lingkungan

    interaksinya. Semakin banyak ekspresi kasih sayang yang diterima

    individu, individu akan semakin berarti. Tetapi bila individu tidak atau

    jarang mendapatkan stimulus positif dari orang lain, maka individu akan

    merasa ditolak dan kemudian akan mengucilkan diri dari pergaulannya.

    d. Competence : Kemampuan untuk mencapai apa yang dicita-citakan atau

    diharapkan. Aspek ini berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki

    individu, dengan adanya kemampuan yang cukup individu merasa yakin

    untuk mencapai apa yang dicita-citakan dan mampu mengatasi setiap

    masalah yang dihadapinya.

    2. Intensitas mengakses situs jaringan sosial

    Intensitas mengakses situs jaringan sosial adalah frekuensi mengakses

    dan durasi yang digunakan subyek untuk mengakses dalam kurun waktu satu

    minggu. Skor frekuensi mengakses dan durasi mengakses situs jaringan sosial di

    peroleh dari jawaban subyek atas pernyataan dalam penelitian ini.

    Spesifikasi metode angket yang dibuat peneliti yaitu :

    Frekuensi : 1 - >7 kali dalam seminggu

    Durasi : < 30 menit, > 30 menit

  • 30  

    Pengunaan durasi selama 30 menit berdasarkan dari pengamatan peneliti di

    lapangan. Proses pengetikan alamat hingga tersambung kedalam situs jaringan

    sosial tergantung dari kecepatan bandwith yang dimiliki, tetapi pada umumnya

    menghabiskan waktu antara

  • 31  

    dengan usia 13-21 tahun dan dipilih secara acak dalam populasi yang ada ( Hadi,

    2000).

    F. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

    skala dan angket yang akan di isi oleh subjek sendiri. Adapun bentuk dari alat

    pengumpul data sebagai berikut:

    1. Skala Harga Diri

    Data harga diri akan diperoleh dengan metode skala respon Likert yang

    menggunakan 4 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS

    (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Skala harga diri disusun

    berdasarkan 4 aspek harga diri Coopersmith (1967) yaitu power, virtue,

    significant, dan competence. Berikut ini keempat aspek harga diri yang akan

    disajikan dalam suatu kawasan ukur.

    Tabel 1. Blue print Skala Harga Diri sebelum uji coba

    Aspek Nomor Item

    Jumlah Favourabel Unfavourabel

    Power 1, 4, 7, 11, 15, 31, 43, 58, 64, 80

    12, 16, 21, 25, 38, 45, 48, 59, 75, 79 20

    Virtue 2, 24, 26, 33, 41, 44, 50, 53, 57, 68

    22, 27, 30, 37, 39, 55, 63, 65, 71, 73

    20

    Significant 6, 14, 29, 35, 42, 49, 54, 62, 70, 74

    8, 17, 18, 32, 36, 46, 51, 60, 66, 76

    20

    Competence 3, 9, 10, 20, 28, 40, 47, 67, 69, 78

    5, 13, 19, 23, 34, 52, 56, 61, 72, 77

    20

    Total 80

  • 32  

    Penyebaran alat ini dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu :

    a. Favourabel, dengan pilihan jawaban dan skor jawaban sebagai berikut :

    Tabel 2. Pemberian skor pada Skala Harga Diri pilihan jawaban favourabel

    SS S TS STS

    4 3 2 1

    b. Unfavourabel, dengan pilihan jawaban dan skor jawaban sebagai berikut :

    Tabel 3. Pemberian skor pada Skala Harga Diri pilihan jawaban unfavourabel

    SS S TS STS

    1 2 3 4

    Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi tingkat harga

    diri subyek.

    2. Angket Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial

    Metode angket dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan maksud

    untuk mengetahui seberapa besar frekuensi mengakses dan durasi mengakses

    situs jaringan sosial yang dilakukan oleh remaja. Data yang diungkap dengan

    angket adalah data faktual, pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan

    langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap

    (Azwar, 2003).

    Pemberian skor frekuensi sebagai berikut :

    Tabel 4. Pemberian skor pada angket intensitas mengakses situs jaringan sosial

    Frekuensi (dalam 1 minggu) 1 2 3 4 5 6 7 >7

    Skor 1 2 3 4 5 6 7 8

    Sedangkan durasi mengakses situs jaringan sosial digunakan untuk seleksi

    subjek penelitian.

  • 33  

    3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

    a. Validitas Isi

    Alat ukur hendaknya mempunyai validitas yang baik. Validitas berarti

    sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

    fungsi ukurnya (Azwar, 2003). Validitas ini untuk mengetahui sejauhmana

    item-item dalam tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan

    kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representatif) dan sejauhmana

    item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek

    relevansi). Validitas yang digunakan pada Skala Harga Diri adalah validitas

    isi.

    Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

    terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment

    (Azwar, 2001). Peneliti meminta penilaian dari dosen pembimbing dan item-

    itemnya dinyatakan sudah memenuhi aspek representatif dan aspek relevansi

    dalam pembuatan sebuah skala sehingga sudah bisa digunakan untuk

    penelitian.

    b. Analisis Butir

    Untuk mengukur kesahihan butir-butir pernyataan, digunakan korelasi

    skor tiap butir dengan skor totalnya dengan memakai rumus Product Moment.

    Untuk mengambil butir-butir yang sahih ditetapkan r ≥ 0.254 (tabel nilai

    kritis koefisien korelasi (r) Product Moment), karena banyaknya N dalam uji

    coba adalah 60 subyek.

  • 34  

    c. Seleksi Item

    Dari hasil uji coba skala harga diri diperoleh 61 item yang baik.

    Adapun item-item yang gugur sebagai berikut:

    Tabel 5. Blue print Skala Harga Diri setelah uji coba

    Aspek Nomor Item

    Jumlah favourabel unfavourabel

    Power 1, 4, 7, 11, 15, 31, 43, 58, 64, 80

    12, 16, 21, 25, 38, 45, 48, 59, 75, 79

    15

    Virtue 2, 24, 26, 33, 41, 44, 50, 53, 57, 68

    22, 27, 30, 37, 39, 55, 63, 65, 71, 73

    11

    Significant 6, 14, 29, 35, 42, 49, 54, 62, 70, 74

    8, 17, 18, 32, 36, 46, 51, 60, 66, 76

    17

    Competence 3, 9, 10, 20, 28, 40, 47, 67, 69, 78

    5, 13, 19, 23, 34, 52, 56, 61, 72, 77

    18

    Total 61

    Keterangan : Angka yang dicetak tebal adalah item yang gugur pada saat uji coba

    Setelah seleksi item dilakukan, peneliti menyusun skala final dengan

    memperhatikan keseimbangan jumlah sebaran pada setiap aspek pada skala

    harga diri. Skala final harga diri yang akan digunakan dalam penelitian setelah

    dilakukan penyusunan ulang nomor item sebagai berikut:

    Tabel 6. Blue print Skala Harga Diri untuk penelitian setelah penyusunan ulang nomer item

    Aspek Nomor Item

    Jumlah Favourabel unfavourabel

    Power 2, 3, 9, 20, 34, 47 7, 10, 17, 29, 35,

    46 12

    Virtue 1, 18, 21, 26, 33, 40

    15, 24, 31, 38, 43 11

  • 35  

    Significant 8, 25, 30, 37, 42, 44

    4, 11, 12, 23, 27, 39

    12

    Competence 5, 6, 14, 19, 28, 41 13, 16, 22, 32, 36,

    45 12

    Total 47

    d. Reliabilitas

    Setelah melakukan seleksi item dan memperoleh item-item yang

    memadahi maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reabilitas ini untuk mengetahui

    sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur dapat

    dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

    terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang yang relatif sama

    (Azwar, 2001).

    Untuk mengetahui reliabilitas item digunakan tehnik alpha dari

    Cronbach yang diuji dengan SPSS for Window versi 15. Alat ukur dikatakan

    reliabel jika koefisien reliabilitasnya mendekati nilai 0,9 (Azwar, 2001).

    Reliabilitas yang diperoleh skala harga diri adalah 0,935 yang

    mengindikasikan bahwa skala tersebut mempunyai reliabilitas yang baik.

    G. Metode Analisis Data

    1. Uji Asumsi Analisis Data

    Uji asumsi ini dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang tidak

    menyimpang dari tujuan penelitian. Uji asumsi meliputi 2 hal yaitu:

  • 36  

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas yang dimaksud untuk mengetahui apakah data variabel

    penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika taraf signifikansi lebih besar

    dari 0,05 (p > 0,05) maka data yang diperoleh berdistribusi normal.

    b. Uji Linearitas

    Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah hubungan antar variabel

    bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Jika

    nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antar variabel

    mengikuti fungsi garis liniear sehingga dapat diuji dengan statistik

    parametrik.

    2. Uji Hipotesis

    Data-data yang diperoleh dari lapangan keduanya adalah data interval

    yang mempunyai jarak yang sama. Teknik yang digunakan untuk menganalisis

    data-data yang diperoleh dalam penelitian adalah dengan teknik korelasi

    Product Moment dari Carl Pearson melalui bantuan program SPSS for window

    versi 15.00 penggunaan teknik ini didasarkan pada penilaian skala yang

    menghasilkan data interval.

  • 37  

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilakukan pada tanggal 22 – 23 agustus 2008. Pengambilan

    data dilaksanakan di warnet Cokelat jalan Godean Yogyakarta dengan subyek

    penelitian remaja berusia 13 – 21 tahun. Keseluruhan subyek dalam penelitian ini

    berjumlah 80 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara meminta subyek

    untuk mengisi skala harga diri yang terdiri dari 47 item. Cara mengisi skala adalah

    dengan memberi tanda centang (√) pada huruf SS bila pernyataan tersebut Sangat

    Sesuai, S bila pernyataan tersebut Sesuai, TS bila pernyataan tersebut Tidak

    Sesuai, STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai.

    B. Analisa Data

    Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

    yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji liniearitas hubungan. Uji asumsi

    dilakukan untuk memenuhi syarat dipergunakan analisis korelasi. Selain itu uji

    asumsi juga dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang

    dari seharusnya.

    1. Uji Normalitas

    Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis one sample

    Kolmogorov-Smirnof test dengan bantuan SPSS for Windows versi 15.00.

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa taraf signifikansi pada variabel

    intensitas mengakses situs jaringan sosial sebesar 0,134 (p > 0,05) dan

  • 38  

    variabel harga diri sebesar 0,898 (p > 0,05). Hal tersebut mengindikasikan

    bahwa data intensitas mengakses situs jaringan sosial dan data harga diri

    berdistribusi normal. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 7. Hasil uji normalitas sebaran harga_diri intensitas Kolmogorov-Smirnov Z .573 1.163 Asymp. Sig. (2-tailed) .898 .134

     

    2. Uji liniearitas

    Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi

    15.00. Hasil dari uji linearitas intensitas mengakses situs jaringan sosial dan

    harga diri pada remaja menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05).

    Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa

    hubungan antara intensitas mengakses situs jaringan sosial dengan harga diri

    pada remaja mengikuti fungsi garis liniear sehingga dapat diuji dengan

    statistik parametrik. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 8. Hasil uji liniearitas hubungan

    F Sig. harga_diri * intensitas

    Between Groups

    (Combined) 6.566 .000

    Linearity 26.727 .000 Deviation from Linearity 3.206 .008

    3. Uji Hipotesis

    Hipotesis pada penelitian ini diuji menggunakan teknik Product Moment

    Pearson dengan bantuan SPSS for Windows versi 15.00 dengan taraf

    signifikansi 0,01 (1%). Artinya bahwa kemungkinan penolakan hipotesis yang

  • 39  

    benar adalah 1 diantara 100 atau dengan kata lain kepercayaan terhadap

    kebenaran hipotesis sebesar 99% (Hadi, 2000).

    Taraf signifikansi di tes dengan menggunakan uji dua ekor. Uji hipotesis

    dua ekor ini dilakukan karena hipotesis pada penelitian belum diketahui

    arahnya.

    Dari hasil analisis didapatkan skor korelasi antara intensitas mengakses

    situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja adalah 0,476 pada taraf

    signifikansi 0,01 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,01), artinya kedua variabel

    saling berkorelasi secara sangat signifikan.

    Analisis data ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara intensitas

    mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja, sehingga hipotesis

    yang menyatakan ada hubungan antara intensitas mengakses situs jaringan

    sosial dan harga diri pada remaja diterima. Semakin tinggi intensitas

    mengakses situs jaringan sosial maka semakin positif harga diri remaja.

    Sumbangan intensitas mengakses situs jaringan sosial terhadap harga diri

    remaja dapat dilihat dari koefisien determinasinya (R2), yaitu sebesar 0,227.

    Berarti, intensitas mengakses situs jaringan sosial menyumbang 22,7%

    terhadap harga diri remaja. Sumbangan sebesar 77,3% terhadap harga diri

    remaja diperoleh dari faktor-faktor lain yang berupa lingkungan keluarga,

    kondisi fisik, kondisi sosial ekonomi dan jenis kelamin.

  • 40  

    4. Deskripsi Data Penelitian

    Tabel 9. Data Penelitian

    Variabel Skor Mean SD

    Teoritis Empiris Teoritis Empiris Teoritis EmpirisMax Min Max Min

    Intensitas Mengakses 8 1 8 1 4,5 4,54 1,16 2,019

    Harga Diri Remaja 188 47 176 114 117,5 144,05 23,5 13,37

    Keterangan :

    Skor minimal

    a. Skor teoritis terendah intensitas mengakses = 1, skor teoritis terendah

    harga diri remaja = 47.

    b. Skor empiris terendah yang diperoleh subyek pada intensitas mengakses

    = 1, harga diri remaja = 114

    Skor maksimal

    c. Skor teoritis tertinggi intensitas mengakses = 8, skor teoritis tertinggi

    harga diri remaja = 188

    d. Skor empiris tertinggi yang diperoleh subyek pada intensitas mengkases

    = 8, harga diri remaja = 176

    Mean teoritis dan empiris

    e. Mean teoritis intensitas mengakses = 4,5, harga diri remaja = 117,5

    f. Mean empiris intensitas mengakses = 4,54, harga diri remaja = 144,05

    Standar Deviasi

    g. Standar deviasi teoritis intensitas mengakses = 1,16, harga diri remaja =

    23,5

    h. Standar deviasi empiris intensitas mengkases = 2, 019, harga diri remaja

    = 13,37

  • 41  

    C. Pembahasan

    Berdasarkan hasil uji analisis yang dilakukan dengan menggunakan

    teknik korelasi Product Moment Pearson, maka hipotesis penelitian yang

    berbunyi ada hubungan antara intensitas mengakses situs jaringan sosial dan harga

    diri pada remaja terbukti. Hasil uji hipotesa ini adalah ada hubungan yang positif

    dan signifikan antara intensitas mengakses situs jaringan sosial dan harga diri

    pada remaja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas mengakses

    situs jaringan sosial dan melakukan interaksi di dalamnya yang berupa

    memberikan komentar atau menerima komentar dari pengguna lain sehingga

    mendapatkan penilaian atau perhatian dari pengguna lainnya, maka harga diri

    pada remaja yang mempunyai profil di dalam situs jaringan sosial semakin tinggi.

    Kehadiran internet tidak dapat dihindari dan sangat mudah

    mengaksesnya. Dengan adanya fasilitas hotspot di tempat-tempat umum, work

    station yang tersambung ke internet di sekolah atau di kampus, warung internet

    yang banyak bermunculan dan handphone yang mempunyai fitur untuk browsing.

    Inrecent (Indonesia Internet Research Center) mengatakan bahwa internet sudah

    memasuki kehidupan sosial manusia dan menjadi fasilitas yang mendukung

    hubungan interpersonal atau dengan kata lain sebagai lingkungan sosial kedua

    yang mempunyai pengaruh di berbagai segi kehidupan manusia (inrecent, 2000).

    Kerena pengaruh dari kemajuan teknologi ini yang menjadikan situs jaringan

    sosial sebagai bagian dari lingkungan sosial yang memberikan sumbangan

    terhadap pembentukan harga diri pada remaja.

  • 42  

    Hasil yang diperoleh penelitian ini sesuai dengan pendapat Klass dan

    Hodge (1978) menyatakan bahwa harga diri merupakan hasil evaluasi diri yang

    dibuat dan dipertahankan individu yang diperoleh dari hasil interaksi individu

    dengan lingkungan, dimana lingkungan tersebut adalah lingkungan di dalam situs

    jaringan sosial. Para remaja akan mengevaluasi dirinya melalui respon yang

    diberikan oleh orang lain. Melalui fasilitas yang ada di dalam situs jaringan sosial

    seperti bloging atau bulletin remaja dapat memposting segala macam bentuk

    informasi, baik itu informasi tentang apa yang sedang terjadi dengan dirinya atau

    informasi tentang dunia di luar dirinya. Kemudian jika ada orang lain yang

    memberikan tanggapan atau pengakuan bahwa orang tersebut tergerak hatinya,

    terpengaruh dan memuji setelah membaca informasi tersebut maka akan

    membentuk harga diri yang positif pada remaja yang memposting informasi

    tersebut.

    Fasilitas mengupload foto juga dapat membentuk harga diri yang positif,

    orang lain dapat memberikan penilaian terhadap foto yang dipajang di dalam

    profil individu. Hal ini dapat meningkatkan status sosial seseorang dan image diri

    seseorang, melalui foto tersebut orang lain dapat melihat prestasi apa saja yang

    telah dicapai oleh individu tersebut. Contohnya bila seseorang mengupload foto

    wisuda dan mendapatkan testimonial dari orang lain yang berupa pujian dan

    ucapan selamat, maka individu tersebut akan merasa bahwa pencapaiannya di

    hargai oleh orang lain dan dapat membentuk harga diri ke arah yang baik.

    Perasaan kasih sayang orang lain diterima oleh individu melalui ucapan selamat

    ulang tahun dan tanggapan atau komentar terhadap shout out di dalam profil yang

  • 43  

    biasanya berisikan kalimat yang menggambarkan apa yang sedang dirasakan oleh

    seseorang. Apabila lingkungan memberi tanggapan yang baik dimana individu

    merasa diterima, dihargai, diperhatikan dan memperoleh kasih sayang maka hal

    tersebut akan mendorong terbentuknya harga diri yang baik. Sebaliknya bila

    lingkungan menolak dan tidak memperdulikan individu maka hal tersebut akan

    mendorong terbentuknya harga diri yang buruk.

    Coopersmith (1967) menyatakan bahwa pembentukan harga diri individu

    dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berupa

    penilaian individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan tingkat penerimaan dan

    penghargaan dari orang lain yang dirasakannya. Faktor eksternal yaitu lingkungan

    sosial dimana individu tersebut tinggal dan berinteraksi. Pendapat tersebut sejalan

    dengan penelitian ini yaitu jika individu semakin tinggi intensitasnya mengakses

    situs jaringan sosial maka individu tersebut akan memberikan penilaian yang

    positif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penerimaan dan penghargaan yang

    didapatkan dari teman di situs jaringan sosial.

    Korelasi positif yang diperoleh dalam penelitian ini didukung oleh

    banyak pengguna di dalam situs jaringan sosial mendapatkan komentar yang

    positif atau baik. Ada beberapa alasan mengapa komentar-komentar, tanggapan

    dan penilaian yang diberikan oleh pengguna lain cenderung positif. Pertama

    adalah pada umumnya jika bertemu dengan orang baru, ingin berkenalan dan

    berteman, seseorang akan mencoba diterima oleh orang lain dengan cara memuji,

    membuat percakapan yang baik, dan kemudian memberikan komentar yang

    positif sehingga orang yang diajak berteman akan menerima pertemanan yang

  • 44  

    ditawarkan oleh orang lain. Yang kedua adalah sudah terbentuknya relasi di dalam

    kehidupan di luar situs jaringan sosial. Maka dengan melalui situs jaringan sosial,

    remaja yang sudah mempunyai relasi cenderung untuk mempertahankan relasi

    tersebut dengan cara menjadi teman di dalam situs jaringan sosial dan

    memberikan perhatian dengan cara mengunjungi profil temannya dan

    meninggalkan komentar atau tanggapan yang bertujuan untuk menjaga hubungan

    baik di kehidupan sosial sehari-hari.

    Ketertarikan remaja mengakses situs jaringan sosial berkaitan erat

    dengan pengaruh dari teman-teman sebaya yang sudah mempunyai profil di dalam

    situs jaringan sosial dan didukung oleh minat untuk mencoba hal-hal yang baru

    (Boyd, 2008). Situs jaringan sosial sebagai sarana remaja untuk dapat bebas

    berekspresi tanpa ada kontrol dan peraturan yang ketat dalam menilai atau dinilai

    oleh orang lain. Remaja belajar untuk menerima penilaian dan penghargaan dari

    orang lain, dalam proses penerimaan tersebut harga diri seseorang dapat

    terbentuk.

  • 45  

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui koefisien korelasi antara intensitas

    mengakes situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja adalah 0,476 dengan

    p>0,01. Hasil hipotesis tersebut menyatakan bahwa ada hubungan positif yang

    signifikan antara intensitas mengakes situs jaringan sosial dan harga diri pada

    remaja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas mengakses

    situs jaringan sosial maka semakin tinggi harga diri pada remaja, begitu juga

    sebaliknya semakin rendah intensitas mengakses situs jaringan sosial maka

    semakin rendah harga diri pada remaja. Hubungan antara intensitas mengakses

    situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja mampu memberikan sumbangan

    sebesar 22,7%. Sedangkan 77,3% sisanya merupakan faktor lain yang

    mempengaruhi.

    B. Saran

    Berdasarkan proses penelitian dan hasil penelitian, maka diajukan saran-

    saran sebagai berikut :

    1. Bagi peneliti yang akan datang

    Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan

    harga diri pada remaja, disarankan untuk menggunakan variabel bebas lainnya.

    karena hasil korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini kecil. Contoh dari

  • 46  

    variabel bebas lainnya adalah, hubungan interpesonal di lingkungan sekolah,

    penerimaan sosial, atau keharmonisan keluarga.

    2. Bagi remaja

    Hasil penelitan ini diharapkan menjadi pertimbangan bagi remaja yang

    mempunyai profil di dalam situs jaringan sosial, agar mereka lebih sering

    memberikan tanggapan dan penilaian yang positif terhadap para pengguna

    lainnya di dalam situs tersebut, karena melalui tanggapan dan penilaian itulah

    terbentuk harga diri yang baik.

  • 47  

    DAFTAR PUSTAKA

    Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

    Avin, F. H. dan Nella, R. (1982). Konsep diri dan Kemampuan Bergaul Pada Remaja. Penelitian tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

    Azwar, Saifudin . (2001). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Azwar, Saifudin. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Boyd, Danah. (2004). Friendster and Publicly Articulated Social Networks, Proceedings of Conference on Human Factors and Computing Systems. Vienna: ACM.

    Boyd, Danah. (2007). “Social Network Sites: Public, Private, or What?”. Knowledge Tree 13, May. http://kt.flexiblelearning.net.au/tkt2007/?page_id=28.

    Boyd, Danah. (2008). Why Youth Love Social Network Sites: The Role of Networked Publics in Teenage Social Life, Youth, Identity, and Digital Media. Cambridge, MA: The MIT Press.

    Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), article 11.

    Brehm, S, & Kassin., M. (1989). Social Psychology. New Jersey: Prencetice Hall, Inc.

    Branden, N. 1987. How to Raise Your Self Esteem. New York: Bantam Book.

    Calhoun, J. K. & Acocella, J. R., (1990). Psychology of Adjusment and Human Relationship, 3rd Edition. NY: Mc. Graw Hill Publishing Company.

    Coopersmith, J. (1967). The Antecedent of Self esteem. San fransisco : Freeman and Company.

    Goebel, B. L. & Brown, O. R. (1981). Age Difference Intention Motivation related to Maslow need hierarchy. Journal of Developmental Psychology. Vol 17, h. 215-227.

  • 48  

    Hadi, S. (2000). Metodology Research II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

    Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

    Ishi, K. & Ogasahra, M. (2007). Links between Real and Virtual Networks: A comparative Study of Online Communities in Japan and Korea. CyberPsychology & Behavior, 10(2), pp.252-257.

    Itryah. (2004). Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari Kepribadian dan Jenis Kelamin. Journal Psyche. Vol.1. No.1, Juli

    Klass, W.H. & Hodge, S.E. (1978). Self Esteem in Open and Traditional Classrooms. Journal of Educational Psychology. Vol.70.No.5.701.

    Koentjoro, E. (1989). Perbandingan Harga Diri Remaja di daerah Miskin Penghasil Pelacur dan Bukan Penghasil Pelacur. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

    Koeswara, E. 1991, Teori-teori Kepribadian, PT. Eresco, Bandung.

    Mappiare, Andi, (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

    Monks, R. J., Knoers, A.M.P., dan Haditono, S.R. (1996). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

    Santrock, J, W. (1998). Adolescence. (Edisi ke-7). Boston: McGraw-Hill.

    Schulzt, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan; Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.

    Soesilowindradini, (2006). Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

    Suryabrata, Sumadi,. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

    Tjahjaningsih dan Nuryanto, Sartini. (1994). Harga Diri Remaja yang Bertempat Tinggal di dalam Lingkungan Kompleks Pelacuran dan di luar Lingkungan Kompleks Pelacuran. Journal Psikologi, Th. XXI, No. 2,2 Desember. Yogyakarta : UGM.

  • 49  

    Walgito, B. (1991). Hubungan antara Persepsi Mengenai Sikap Orang Tua dengan Harga Diri Para Siswa SMU Tingkat Atas di Propinsi Jawa Tengah. Disertasi: UGM. Tidak diterbitkan.

    http://www.asmallworld.net/press2/articles/abc_news.pdf

    http://www.communispace.com/assets/pdf/R_All_Communispace_Gaining_Business_Value_Release_11_29_07.pdf

    http://epsikologi.com/anak-remaja-dan-keluarga.html

    http://www.friendster.com/info/presscenter.php?A=pr31

    http://www.geocities.com/inrecent/project.html

    http://www.lovetoknow.com/top10/social-networking.html

    http://wikipedia.org/Social network service - Wikipedia, the free encyclopedia(social networking).htm

    http://www.communispace.com/assets/pdf/R_All_Communispace_Gaining_Business_Value_Release_11_29_07.pdfhttp://www.communispace.com/assets/pdf/R_All_Communispace_Gaining_Business_Value_Release_11_29_07.pdfhttp://www.friendster.com/info/presscenter.php?A=pr31

  • 50  

    Identitas diri

    Usia : _______________tahun

    Jenis Kelamin : Laki – laki / Perempuan

    ==============================================================

    Perkenalan singkat situs jaringan sosial

    Situs jaringan sosial adalah situs berbasis web 2.0 (web yang komunikatif dan sesama pengguna dapat berinteraksi) yang menghubungkan anggota atau membernya dengan anggota-anggota yang lain sebagai teman, sehingga terbentuk jaringan yang menghubungkan orang perorang sebagai teman, dan temannya teman antar anggotanya. Di dalam situs tersebut ada 3 ciri-ciri utama yaitu : 1. Mempunyai fasilitas profil; 2. Mempunyai fasilitas friends lists (daftar teman); 3. Mempunyai fasilitas berkomentar (testimonial, comments, the wall, dll). Friendster, myspace, facebook, blogger, forum adalah beberapa contoh dari banyaknya situs jaringan sosial yang ada di dalam internet.

    Berikut ini adalah beberapa pertanyaan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan,mohon diisi dengan lengkap dan jelas dengan cara memberikan tanda centang atau check list (√) di dalam kotak yang tersedia di belakang pertanyaan yang disajikan.

    1. Situs Jaringan Sosial apa yang sering anda akses (bisa lebih dari 1)

    □ Friendster □ MySpace □ Multiply □ Forum (sebutkan?)__________________

    □ Blogspot □ eSnips □ Facebook□ lainnya (sebutkan?)__________________

    2. Jika anda mengakses lebih dari 1 situs jaringan sosial, urutkanlah dari yang paling sering anda akses (kosongkan jika hanya 1)

    a._________________

    b._________________

    c._________________

    d._________________

  • 51  

    3. Dalam seminggu, seberapa sering anda mengakses situs jaringan sosial

    □ 1 kali □ 3 kali □ 5 kali □ 7 kali

    □ 2 kali □ 4 kali □ 6 kali □ Lebih dari 7 kali

    4. Dalam sekali mengakses, berapa lama waktu yang anda habiskan

    □ Kurang dari 30 menit