22
1 HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN PRESTASI BELAJAR Arief Rahman Uly Gusniarti INTISARI Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar pada siswa SMP. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar. Variabel bebas adalah kenakalan remaja, variabel tergantung adalah prestasi belajar dan variabel kontrolnya adalah inteligensi. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa laki-laki, yang terdiri atas kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, Sleman. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat kenakalan remaja adalah dengan skala kenakalan remaja yang dibuat sendiri oleh peneliti. Alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar menggunakan nilai rata-rata hasil songsong Ujian Akhir Nasional (UNAS) 2007. Alat ukur untuk mengetahui inteligensi siswa menggunakan tes inteligensi SPM dari Raven. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi parsial dengan menggunakan bantuan fasilitas SPSS versi 11.0. Korelasi parsial digunakan karena ada pengaruh atau efek dari variabel lain dalam menghitung korelasi antara dua variabel. Teknik korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar dengan melakukan kontrol terhadap inteligensi. Hasil analisis data dengan melakukan kontrol terhadap inteligensi menunjukkan bahwa p = 0,327 (p>0,05). Itu artinya hipotesis tidak diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan tidak ada hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar. Jadi, hipotesis penelitian ditolak. Kata kunci : Kenakalan Remaja, Prestasi Belajar, Inteligensi

HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

1

HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN PRESTASI

BELAJAR

Arief Rahman Uly Gusniarti

INTISARI

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar pada siswa SMP. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar. Variabel bebas adalah kenakalan remaja, variabel tergantung adalah prestasi belajar dan variabel kontrolnya adalah inteligensi.

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa laki-laki, yang terdiri atas kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, Sleman. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat kenakalan remaja adalah dengan skala kenakalan remaja yang dibuat sendiri oleh peneliti. Alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar menggunakan nilai rata-rata hasil songsong Ujian Akhir Nasional (UNAS) 2007. Alat ukur untuk mengetahui inteligensi siswa menggunakan tes inteligensi SPM dari Raven.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi parsial dengan menggunakan bantuan fasilitas SPSS versi 11.0. Korelasi parsial digunakan karena ada pengaruh atau efek dari variabel lain dalam menghitung korelasi antara dua variabel. Teknik korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar dengan melakukan kontrol terhadap inteligensi. Hasil analisis data dengan melakukan kontrol terhadap inteligensi menunjukkan bahwa p = 0,327 (p>0,05). Itu artinya hipotesis tidak diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan tidak ada hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar. Jadi, hipotesis penelitian ditolak. Kata kunci : Kenakalan Remaja, Prestasi Belajar, Inteligensi

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

2

PENGANTAR

Memasuki era globalisasi ini membawa Indonesia dalam tantangan yang

berat, khususnya dalam sektor tenaga kerja. Sebab pada era globalisasi ini tenaga

kerja asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sektor-

sektor tenaga kerja yang seharusnya ditempati oleh anak bangsa. Agar tenaga kerja

Indonesia mampu bersaing dengan tenaga kerja asing maka dibutuhkan sumber daya

manusia yang handal yang mempunyai kemampuan/keahlian dalam bidangnya.

Salah satu hal yang penting untuk menentukan kualitas sumber daya manusia

adalah pendidikan. Mutu pendidikan yang handal memiliki kesanggupan untuk

memberdayakan SDM (Rahmawati, 2003). Tolok ukur untuk menentukan mutu

pendidikan adalah melalui prestasi belajar. Usaha yang dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan prestasi belajar adalah mengadakan Ujian Akhir Nasional (UAN)

dengan tujuan untuk mencapai materi minimal dan kompetensi minimal (Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006, Diknas 2006).

Standar minimal kelulusan UNAS pada tahun ajaran 2002/2003 adalah 3,01,

tahun ajaran 2003/2004 adalah 4,01, tahun ajaran 2004/2005 adalah 4,26, tahun

ajaran 2005/2006 adalah 4,26 dengan nilai rata-rata minimal 4,51 (Depdiknas,2006).

Hasil UNAS tahun 2006 dalam lingkup regional yakni di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) jenjang SMP rata-rata kelulusannya adalah 86,99% (Dinas

Pendidikan Propinsi DIY, 2006). Namun di SMP N 2 Trihanggo, Gamping, Sleman

pada tahun ajaran 2005/2006 tingkat kelulusannya hanya 34,62 %. Hal ini

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

3

menunjukkan penurunan hasil kelulusan pada tahun ajaran sebelumnya yakni 50,26%

(Depdiknas, 2006)

Tabel 1 Data kelulusan UNAS SMP N 2 Sleman dari tahun ke tahun

lulus No Tahun Ajaran Jumlah Peserta Jumlah %

1 2002/2003 213 212 99,89 2 2003/2004 215 211 95,39 3 2004/2005 191 96 50,26 4 2005/2006 208 72 34,62

Berdasarkan rata-rata di atas terbukti prestasi belajar siswa SMPN 2

Gamping, Sleman semakin menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar menurut Djamarah (2002) dan Slameto (2003) dibedakan menjadi dua

macam, yakni faktor individual atau dalam diri individu (internal) dan faktor sosial

atau lingkungan (eksternal). Faktor internal meliputi keadaan jasmaniah, kecerdasan

atau inteligensi, motivasi, cara belajar, minat, kematangan, bakat. Faktor eksternal

meliputi lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, fasilitas belajar, keadaan

ekonomi, dan sistem kurikulum.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru Bimbingan

Konseling (BK) SMPN 2 Gamping prestasi belajar yang menurun disebabkan oleh

perilaku anak didik yang tidak menaati peraturan sekolah seperti beberapa siswa

keluyuran di luar kelas atau membolos sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran

dengan baik. Saat ditegur justru melawan terhadap guru. Beberapa siswa juga

meminum-minuman keras dan memakai obat-obatan terlarang sehingga

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

4

menyebabkan siswa tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Perilaku tersebut

termasuk dalam kenakalan remaja.

Kenakalan remaja adalah perilaku jahat yang dilakukan oleh anak-anak muda

dan itu merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial yang disebabkan oleh satu

bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan tingkah laku yang

menyimpang (Kartono, 2003). Tingkah laku yang menyimpang tersebut antara lain

diwujudkan dalam bentuk melanggar peraturan sekolah seperti masih keluyuran di

luar jam pelajaran sekolah, sengaja untuk terlambat masuk, sering membolos, ikut

geng kriminal, menggunakan narkoba dan suka berkelahi tanpa sebab. Perilaku yang

disebutkan diatas sangat mengganggu remaja dalam fungsinya sebagai pelajar.

Membolos mengakibatkan siswa tidak memperoleh ilmu yang ada dalam aktifitas-

aktifitas belajar, sering minum-minuman keras dan menggunakan obat-obatan

terlarang membuat siswa menjadi agresif, sulit menerima pelajaran dan merasa malas

untuk sekolah. Ikut geng kriminal membuat waktu siswa untuk belajar menjadi

terbuang karena sibuk berkumpul dengan teman-temannya. Kalau aktifitas yang

dilakukan kelompok tersebut positif tentu tidak masalah namun apabila negatif

bahkan melanggar hukum seperti ikut tawuran, menodong dan mencuri tentu akan

sangat merugikan dan membahayakan siswa.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni tingkat

inteligensi atau Inteligensi Quotient (IQ). Inteligensi diakui ikut menentukan

keberhasilan belajar seseorang, Menurut Dalyono (Djamarah, 2002) secara tegas

mengatakan bahwa seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi)

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

5

umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang

inteligensinya rendah prestasi belajarnya pun rendah. Oleh karena itu kecerdasan

mempunyai peranan yang besar dalam ikut menentukan berhasil dan tidaknya

seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan dan

pengajaran (Djamarah, 2002). Dengan kata lain siswa yang mempunyai kecerdasan

tinggi dapat menerima dan menyerap materi dengan baik tidak akan memperoleh

kesukaran yang berarti dalam belajar dan dapat mencapai prestasi belajar yang

optimal. Sebaliknya siswa yang mempunyai kecerdasan yang kurang akan kesulitan

menyerap materi yang diberikan gurunya dengan baik sehingga prestasi belajarnya

pun kurang optimal. Walaupun demikian faktor kecerdasan bukan satu-satunya faktor

yang menentukan keberhasilan siswa dalam menjalankan studi namun banyak faktor

lain juga yang menyertainya.

Dari uraian di atas terdapat pertanyaan penelitian bahwa ada hubungan

kenakalan remaja dengan prestasi belajar siswa. Disamping itu perbedaan tingkat

inteligensi juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian penulis

akan mengadakan sebuah penelitian, apakah terdapat hubungan antara kenakalan

remaja dengan prestasi belajar siswa SMP dengan melakukan kontrol terhadap

tingkat inteligensi.

TINJAUAN PUSTAKA

Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah istilah yang menunjukkan tingkat penguasaaan peserta

didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

6

perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik (Tjundjing, 2001.

Rahmawati, 2003) Prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-

indikator yang berupa nilai rapor bagi siswa SD, SLTP, dan SMU, indeks prestasi

studi bagi perguruan tinggi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya

(Azwar, 1999. Tu’u, 2004). Menurut Masrun dan Martinah (Tjundjing, 2001) prestasi

belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai

bahan pelajaran yang diajarkan.

Aspek-aspek Prestasi Belajar

Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002), aspek-aspek dari

prestasi belajar adalah penilaian berbasis kelas yang dilaksanakan secara terpadu

dengan kegiatan belajar-mengajar di kelas antara lain :

a. Pengumpulan kerja siswa (portofolio), yakni pengumpulan atau hasil pekerjaan

siswa sebagai proses pedagosis yang disimpan dalam dokumentasi yang dimiliki

guru.

b. Hasil karya (produk), yakni pengumpulan hasil kerja siswa berupa hasil karya

yang dikuasai oleh siswa.

c. Penugasan (proyek), merupakan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dalam

jangka waktu relatif lama. Penugasan ini dimaksudkan untuk menggali

kemampuan siswa yang telah diperoleh dan dituangkan dalam bentuk laporan

atau karya tulis.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

7

d. Tes tertulis (paper and pen), yakni salah satu aspek prestasi belajar yang

berbentuk tes, yang terdiri dari soal pilihan ganda (memilih jawaban) dan

membuat jawaban sendiri (uraian).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah adanya perubahan atau hasil yang telah dikuasai siswa yang didapatkan dari

sebuah proses belajar dalam kurun waktu tertentu. Prestasi belajar dapat diukur

dengan menggunakan perangkat tes evaluasi belajar untuk mengungkapkan hasil atau

prestasi belajar yang telah dicapai siswa pada waktu tertentu. Sehingga dengan

melihat hasil evaluasi atau prestasi belajar siswa akan dapat diketahui sejauh mana

siswa tersebut mengalami kemajuan dan penguasaan bidang ilmu tertentu dalam

belajar atau bahkan kemunduran di dalam belajarnya.

Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam sebuah nilai rata-rata atau angka-

angka dalam sebuah buku laporan sekolah atau rapor sebagai dokumentasi dari pihak

sekolah. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk menentukan tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa yang digunakan sebagai subyek penelitian. Prestasi

belajar siswa dilihat berdasarkan hasil tes pendalaman materi songsong UNAS

SMP/MTs 2007 Tahun Pelajaran 2006/2007 yang meliputi mata pelajaran Bahasa

Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris. Nilai hasil tes pendalaman materi songsong

UNAS digunakan sebagai data penelitian karena merupakan nilai murni yang

dihasilkan siswa dari pengerjaan soal tes pendalaman materi. Nilai hasil tes

pendalaman materi tidak dipengaruhi oleh penilaian lainnya, seperti nilai ulangan

harian, nilai tugas ataupun nilai Ujian Akhir Semester (UAS)

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

8

Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja (Juvenile Delinquency) adalah perilaku yang dapat

mencelakai atau menyakiti orang lain atau dirinya sendiri (Kartono, 1992).

Selanjutnya Kartono (1992) menyatakan bahwa kenakalan atau delikuensi adalah

perilaku kejahatan atau kenakalan anak-anak muda yang merupakan gejala sakit

(patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu

bentuk tingkah laku yang menyimpang. Delikuensi itu selalu mempunyai konotasi

serangan kejahatan, keganasan dan pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan

hukum yang dilakukan oleh anak-anak muda di bawah usia 22 tahun. Masih menurut

Kartono (1992) kasus delikuensi paling banyak dialami remaja berusia dibawah 21

tahun, dan angka tertinggi delikuensi remaja terdapat pada usia 15-19 tahun. Dari

berbagai definsi di atas tentang kenakalan remaja dapat ditarik kesimpulan bahwa

kenakalan remaja adalah perilaku yang dapat menyakiti atau merugikan dirinya

sendiri atau orang lain dengan melanggar norma-norma hukum, agama, kelompok,

sosial seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan membolos.

Macam-macam perilaku kenakalan remaja.

Jensen (Sarwono, 2003) mengkategorikan kenakalan remaja ke dalam 4

kategori, yaitu :

a. Kenakalan Remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti

perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.

b. Kenakalan Remaja yang menimbulkan korban materi seperti perusakan,

pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain-lain.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

9

c. Kenakalan Remaja sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain seperti

pelacuran dan penyalahgunaan obat.

d. Kenakalan Remaja yang melawan status misalnya mengingkari status sebagai

pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat

dari rumah.

Perilaku tersebut memang tidak melanggar hukum dalam arti sesungguhnya

karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan

sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara rinci. Tetapi

menurut Jensen kalau remaja ini kelak dewasa, pelanggaran status ini dapat

dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di masyarakat

sehingga Jensen menggolongkan pelanggaran status ini sebagai perilaku kenakalan

remaja dan bukan sekedar perilaku menyimpang.

Aspek-aspek kenakalan remaja.

Aspek-aspek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ciri-ciri tingkah

laku kenakalan remaja dari Kartono (1992) yakni :

a. Penyimpangan tingkah laku lahiriah yang terdiri dari :

1. Penyimpangan tingkah laku lahiriah verbal yaitu dalam bentuk kata-kata

seperti kata makian, tidak senonoh.

2. Penyimpangan tingkah laku nonverbal yaitu semua perilaku nonverbal yang

nyata kelihatan seperti tidak dapat menginternalisasikan dan tidak peduli

terhadap norma sosial yang berlaku, tidak bertanggungjawab, sangat fanatik,

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

10

kasar, impulsif, asosial dan suka menyakiti orang lain tanpa motif apapun

selalu ingin melakukan perbuatan kekerasan, penyerangan dan kejahatan.

b. Aspek simbolik yang tersembunyi. Aspek-aspek yang simbolik yang tersembunyi

yaitu tingkah laku yang tersamar tersembunyi sifatnya, tidak kentara dan bahkan

tidak bisa diamati khususnya mencakup tentang :

1. Sikap Hidup

Hampir semua remaja yang cenderung berperilaku delikuensi hanya

berorientasi pada masa sekarang, bersenang-senang dan puas pada hari ini.

Siegmen (Kartono, 1992) menambahkan bahwa remaja yang cenderung

berperilaku delikuensi tidak mempersiapkan bekal hidup dan tidak mampu

berbuat untuk masa depan.

2. Emosi-emosi

Kebanyakan dari mereka terganggu secara emosional dan senang

menceburkan diri dalam kegiatan-kegiatan tanpa pikir, yang merangsang rasa

kejantanan, walaupun mereka sadar benar resikonya dan bahaya pada dirinya.

c. Disiplin dan kontrol diri yang rendah

Remaja delikuensi kurang bahkan tidak pernah mendapatkan tuntunan dan

pendidikan untuk berdisiplin diri dan mengontrol dirinya. Tanpa pengekangan

diri ini mereka menjadi liar, ganas dan tidak bisa dikendalikan orang dewasa.

Kemudian muncullah kenakalan remaja yang menjadi kebiasaan dan akhirnya

menjadi “stigma”.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

11

Inteligensi

Inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan

untuk belajar, ataupun kemampuan untuk berpikir abstrak (Walgito, 1981). Binet

(Rusyan dkk, 1989) menggambarkan inteligensi sebagai kecenderungan untuk

mengambil dan memelihara haluan yang pasti, kesanggupan membuat keselarasan

bagi maksud dan pencapaiannya. Weschler (Azwar, 1996) mendefinisikan inteligensi

sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan

tertentu, berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif.

Dari beberapa penjelasan di atas mengenai definisi inteligensi, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa inteligensi adalah kemampuan bawaan yang digunakan

untuk berpikir secara logis, mengambil keputusan dan tindakan tertentu serta

menyesuaikan pikiran dengan hal yang lama maupun hal yang baru. Dalam hal ini

inteligensi merupakan kemampuan berpikir logis yang dapat digunakan untuk

mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan bertindak sesuai dengan suasana

baru atau beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan baru yang dihadapi

oleh individu.

Hubungan Antara Kenakalan Remaja dengan Prestasi Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor tersebut

antara lain adalah faktor yang berasal dari dalam individu (internal) dan faktor yang

berasal dari luar (eksternal). Faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar antara lain inteligensi, bakat, minat, perhatian, motivasi, cara orang

tua mendidik, keadaan ekonomi, fasilitas sekolah, lingkungan sosial.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

12

Usia-usia siswa sekolah dalam hal ini siswa SMP merupakan usia peralihan

dari masa anak-anak menjuju dewasa. Usia tersebut disebut juga masa remaja. Masa

remaja adalah masa yang rentan karena pada masa itu remaja masih mencari konsep

dirinya sehingga mereka senang mencoba hal-hal yang baru. Terkadang sesuatu yang

baru tersebut langsung diterima oleh remaja tanpa disaring terlebih dahulu. Hal ini

terjadi karena remaja belum memiliki kontrol diri yang kuat. Kontrol diri yang lemah

ditambah lingkungan terdekat yakni keluarga kurang mendukung seperti keluarga

yang gagal, sering terjadi pertengkaran antar anggota keluarga, tidak peduli antar

sesama anggota keluarga membuat remaja mencari aktifitas di luar sebagai usaha

untuk mencari perhatian dari anggota keluarganya atau mencari rasa aman yang tidak

didapatkan dalam keluarganya.

Perilaku remaja di luar dapat memberikan efek yang baik maupun buruk.

Apabila lingkungan tersebut lingkungan masyarakat yang baik-baik, beragama dan

penuh etika sosial tentu tidak masalah. Namun apabila lingkungan di luar itu buruk

seperti anggota masyarakatnya sering melakukan tindakan kriminal, sering minum-

minuman keras atau obat-obatan terlarang akan sangat membahayakan bagi remaja.

Lingkungan yang buruk tersebut sangat mudah mempengaruhi remaja karena sifat

remaja yang senang mencoba hal-hal yang baru dan belum memiliki kontrol diri yang

kuat membuat remaja mudah untuk melakukan perbuatan yang menyimpang Perilaku

negatif tersebut dapat disebabkan sebagai cara untuk mencari perhatian dari anggota

keluarga, teman-temannya atau sebagai kompensasi dari rasa inferiornya karena

merasa ditolak di dalam keluarga atau masyarakat. Perilaku yang negatif seperti

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

13

minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, mencuri, senang

berkelahi disebut juga kenakalan remaja.

Kenakalan remaja seperti minum-minuman keras dan menggunakan obat-

obatan sangat merugikan dan membahayakan remaja khususnya sebagai siswa.

Karena efek yang ditimbulkan dari minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang

tersebut membuat siswa menjadi kurang konsentrasi dan malas untuk belajar, dan

dalam jangka panjang dapat membahayakan jiwa penggunanya. Sudah banyak jiwa

yang melayang akibat penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol tersebut

(Sarwono. 2003). Membolos mengakibatkan siswa tidak memperoleh ilmu karena

tidak mengikuti aktifitas belajar seperti mencatat, mengerjakan latihan-latihan dan

mendengarkan penjelasan guru. Pada saat dilakukan evaluasi hasilnya tidak

memuaskan. Ikut kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan belajar seperti ikut

geng-geng kriminal membuat siswa kehilangan waktu belajarnya karena sibuk

menghabiskan waktu bersama kelompoknya tersebut. Perilaku-perilaku tersebut dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah inteligensi

Dalam penelitian Tundjing (2001), prestasi belajar siswa berkorelasi positif dengan

inteligensi. Semakin tinggi inteligensi yang dimiliki siswa semakin tinggi pula

prestasi belajarnya. Menurut Purwanto (2002) dan Wechsler (Azwar, 1996),

inteligensi sebagai sebuah kemampuan yang dibawa sejak lahir, dan sebagai

kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan

tertentu, berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif. Banyak

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

14

orang berpendapat bahwa siswa yang mempunyai inteligensi tinggi akan berhasil

dalam mencapai prestasi belajar baik. Namun tidak sedikit yang mempunyai

inteligensi yang tidak begitu tinggi atau rata-rata justru mempunyai prestasi

belajarnya lebih baik daripada siswa yang mempunyai inteligensi lebih tinggi. Dari

uraian tersebut menunjukkan bahwa inteligensi hanya sebagai salah satu dari banyak

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

HIPOTESIS

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil hipotesis penelitian yakni ada

hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar dengan melakukan kontrol

terhadap tingkat inteligensi

METODE PENELITIAN

Variabel

1. Variabel bebas : Kenakalan Remaja

2. Variabel tergantung : Prestasi Belajar

3. Variabel kontrol : Inteligensi

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas IX SMP Negeri 2 Gamping

Sleman.

Alat Ukur

Penelitian yang dilakukan penulis mempunyai tiga variabel, yakni variabel

tergantung, variabel bebas dan variabel kontrol. Untuk variabel tergantung

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

15

menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri oleh peneliti yakni metode skala

kenakalan remaja. Alat ukur tersebut untuk mengetahui tingkat kenakalan remaja.

Untuk variabel bebas menggunakan metode dokumentasi. Untuk variabel kontrol

menggunakan alat tes SPM dari Raven.

Metode skala kenakalan remaja yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala

kenakalan remaja ini selanjutnya dijabarkan ke dalam bentuk aitem-aitem yang terdiri

dari aitem favourable dan aitem unfavourable, Pembobotan nilai terhadap pernyataan

favourabel untuk pilihan jawaban sangat setuju (SS) memperoleh skor empat, setuju

(S) memperoleh skor tiga, tidak setuju (TS) memperoleh skor dua dan sangat tidak

setuju memperoleh skor satu. Pernyataan unfavourabel untuk pilihan jawaban sangat

setuju (SS) memperoleh skor satu, setuju (S) memperoleh skor dua, tidak setuju (TS)

memperoleh skor tiga, dan jawaban sangat tidak setuju (STS) memperoleh skor

empat.

Variabel tergantung (prestasi belajar) menggunakan data sekunder yakni nilai

dari hasil tes songsong UNAS (Ujian Akhir Nasional) yang diperoleh dari

dokumentasi sekolah.

Variabel kontrol (inteligensi) menggunakan tes inteligensi SPM (Standart

Progressive Matrices) Tes SPM terdiri dari soal-soal yang berbentuk gambar, dan

terdiri atas 60 butir soal yang terdiri dari lima seri A,B,C,D, dan E.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

korelasi parsial hal tersebut dikarenakan ada pengaruh atau efek dari variabel lain

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

16

dalam menghitung korelasi antara dua variabel. Metode analisis ini dengan bantuan

komputer program SPSS versi 11,0 for windows

Hasil Penelitian

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada tiga variabel yakni, prestasi belajar sebagai variabel

tergantung, kenakalan remaja sebagai variabel bebas dan inteligensi sebagai variabel

kontrol. Adapun uji normalitas variabel prestasi belajar menunjukkan sebaran secara

normal dengan K-S-Z sebesar 0,963 dengan p > 0,05. Uji normalitas variabel

kenakalan remaja menunjukkan sebaran secara normal dengan nilai K-S-Z sebesar

0,521 dengan p > 0,05. Uji normalitas variabel inteligensi menunjukkan sebaran

secara normal dengan nilai K-S-Z sebesar 0,527 dengan p > 0,05

Uji Linieritas

Berdasarkan uji linieritas dapat dibaca bahwa data dengan nilai F =0,853 dan p

=0,362 (p>0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja

dengan prestasi belajar tidak linier. Sedangkan uji linieritas untuk tingkat inteligensi

dengan prestasi belajar adalah F =7,029 dengan p =0,012 (p<0,05). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tingkat inteligensi dengan prestasi belajar linier.

Uji Hipotesis

Hasil dari analisis korelasi parsial menunjukkan dengan mengontrol inteligensi hasil

yang diperoleh adalah r = 0,1323 dan p = 0,327 (p>0,05) yang berarti tidak ada

hubungan yang signifikan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

17

P A R T I A L C O R R E L A T I O N C O E F F I C I E N T S Controlling for.. IQ PRESTASI NAKAL PRESTASI 1.0000 .1323 ( 0) ( 55) P= . P= .327 NAKAL .1323 1.0000 ( 55) ( 0) P= .327 P= . (Coefficient / (D.F.) / 2-tailed Significance)

Pembahasan

Hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi parsial menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar dengan

mengontrol inteligensi. Prestasi Belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni

faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internal antara lain

cara belajar, bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan faktor dari luar antara lain

sistem kurikulum, fasilitas sekolah, pola asuh orang tua, dan kondisi lingkungan

masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dari Irfan (2006) ada hubungan antara

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan prestasi belajar. KBK adalah

seperangkat rencana pengajaran dan pembelajaran yang diberikan kepada siswa yang

mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan nilai), dan psikomotor

(ketrampilan) yang akan membuat siswa mempunyai kemampuan dalam bertindak

sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Dalam KBK yang dinilai tidak hanya

aspek kognitifnya namun juga aspek afektif dan psikomotorik. Namun ironisnya

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

18

dalam menentukan kelulusan berdasarkan hasil nilai dari UNAS. Hal ini bertentangan

dengan cara penilaian yang ada dalam KBK. Menurut KBK yang berhak memberikan

penilaian siswa adalah guru. Karena guru yang mengetahui perkembangan belajar

siswa namun dalam UNAS soal yang dibuat berasal dari pusat bukan dari guru yang

mengajar dan yang dinailai hanya tiga mata pelajaran yakni matematika, bahasa

inggris dan bahasa indonesia. Hal tersebut tidak adil karena mungkin saja siswa

tersebut hanya mahir dalam bahasa inggris namun kurang menguasai matematika dan

bahasa inggris. Berdasarkan syarat kelulusan dari UNAS mungkin saja siswa yang

mahir dalam bahasa inggris tersebut memperoleh nilai yang bagus namun nilai kedua

mata pelajaran lainnya dibawah nilai minimal rata-rata yang disyaratkan untuk lulus.

Selain itu dalam UNAS hasil belajar siswa selama di sekolah ditentukan dalam 3 hari

saja. Mungkin saja pada saat tes tersebut siswa sedang sakit ataupun siswa dalam

kondisi psikologis yang tidak baik sehingga mempengaruhi dalam pengerjaan soal.

Padahal faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain kondisi fisiologis dan

psikologis. Selain itu proses belajar siswa yang ditempuh selama di sekolah tidak

dinilai dalam UNAS karena UNAS hanya menggunakan nilai murni (kognitif) tidak

mencakup aspek-aspek yang lain seperti aspek afektif dan psikomotorik. Menurut

penelitian dari Bharat (1996) tidak ada hubungan antara motivasi prestasi dengan

prestasi belajar dengan mengontrol potensi belajar, sikap dan kebiasaan belajar dan

kualitas sekolah asal. Masih menurut penelitian tersebut tidak ada hubungan antara

sikap dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar dengan mengontrol potensi

belajar, motivasi prestasi dan kualitas sekolah asal. Penelitan Tundjing (2001) tidak

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

19

ada hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dan kemampuan menghadapi

kegagalan (AQ) dengan prestasi belajar. Motivasi prestasi, sikap dan kebiasaan

belajar, kecerdasan emosianal dan kemampuan menghadapi kegagalan semuanya

mengukur tentang sikap dan tidak ada hubungannya dengan prestasi belajar.

Kenakalan remaja juga mengukur tentang sikap. Itu artinya tidak ada hubungan

antara sikap dengan prestasi belajar yang diraih hal ini bisa disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain untuk mengukur skala sikap sangat sulit karena sikap berupa

variabel besaran yang artinya tidak sama antara subyek satu dengan yang lainnya.

Penelitian ini tidak lepas dari beberapa kelemahan antara lain dalam penelitian ini

skala kenakalan remaja mengandung faking good cukup tinggi sehingga siswa

menjawab yang baik-baik saja. Selain itu prestasi belajar yang dilihat hanyalah dari

hasil tes pendalaman materi songsong UNAS yang benar-benar berupa nilai hasil

murni tanpa memperdulikan aspek lainnya. Sehingga apa yang terjadi selama

berlangsung proses belajar mengajar tidak dinilai, apakah siswa tersebut aktif, rajin

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ataupun sikapnya terhadap guru dan

teman sekolahnya, semuanya hanya ditentukan oleh ketiga mata pelajaran yang akan

diujikan dalam UNAS tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian, dapat diambil kesimpulan

bahwa tidak ada hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar dengan

melakukan kontrol terhadap inteligensi. Sedangkan inteligensi mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Semakin baik inteligensinya, semakin

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

20

baik pula prestasi belajarnya. Sebaliknya semakin rendah inteligensinya, semakin

rendah prestasi belajarnya.

SARAN

Berdasarkan dengan hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi subyek agar lebih tekun dalam belajar dan lebih sering berlatih mengerjakan

soal-soal agar kemampuan otak dapat diasah karena tes yang diujikan dalam tes

prestasi khususnya UNAS merupakan rangkuman dari materi yang ada dalam

mata pelajaran yang sudah diberikan.

2. Bagi sekolah agar lebih disiplin dalam proses belajar mengajar. Karena dari

pantauan peneliti saat bel masuk kelas sudah dibunyikan guru-guru masih banyak

yang asyik mengobrol dalam ruang guru sehingga siswa banyak yang masih

keluyuran atau nongkrong di depan kelas. Kenyataan tersebut akan merugikan

baik bagi siswa maupun sekolah karena jam belajar efektif menjadi tidak optimal.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

kenakalan remaja dan bagaimana cara menanggulanginya. Selain itu diharapkan

peneliti juga meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terutama

yang berkaitan dengan sikap (motivasi belajar siswa, pola asuh orang tua) agar

lebih cermat dalam menyusun aitem agar subyek menjawab dengan obyektif.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

21

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Renika Cipta. Azwar, S. 1996. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bharat, U.N. 1996. Hubungan Potensi Belajar,Motivasi Berprestasi,Sikap dan

Kebiasaan Belajar,Serta Kualitas Sekolah Asal Dengan Hasil Belajar. Kajian Dikbud No.004. Tahun I Maret.1996, 35-59

Clerg, P. 1994. Tingkah Laku Abnormal dari Sudut Pandang Perkembangan. Jakarta:

Grasindo. Daniati, T. A. 2006. Hubungan Antara Berpikir Positif dan Kecenderungan

Delinkuen pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta:Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala.

Djamarah,S. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Asdi Mahasatya. Gerungan. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Irfan, H. 2006. Perbedaan Prestasi Belajar antara Siswa dengan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) dan Siswa dengan Kurikulum 1994 pada Siswa SMP. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Kartono, K. 1992. Patologi Sosial II Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali. Laporan Hasil Sekolah. Ujian Akhir Nasinal SLTP/MTs Tahun Pelajaran

2002/2003,2003/2004,2004/2005. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Depdiknas Propinsi DIY.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 26 Tahun 2006. Tentang Standar Isi

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Depdiknas Propinsi DIY.

Purwanto, M. N. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rumini, S. dkk. 1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP Universitas Negeri

Yogyakarta.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · kelas IXA sampai IXF di SMP Negeri 2 Gamping, ... (memilih jawaban)

22

Rahmawati, M. A. 2003. Hubungan Antara Total UPCM dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Psikologi UII Angkatan 2000. Yogyakarta: Jurnal Psikologika. Nomer 15 Volume VII, 47-58.

Sarwono, S.W. 2003. Psikologi Remaja, edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Simandjuntak, B. 1979. Latar Belakang Kenakalan Remaja (Etiologi Juvenile

Delinquency). Bandung : Alumni. Singgih, S. 2002. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka

Cipta. Sofyan Willis. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta. Sutrisno, H. 1990. Metodologi Research Jilid 1.Yogyakarta : Andi Offset. Suryabrata, S. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali. Tjundjing S. 2001. Hubungan Antara IQ,EQ, dan AQ dengan Prestasi Studi Pada

Siswa SMU. Anima: Indonesian Psychologycal Journal Vol 17 No 1, 69-92 Tu’U, T. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo.