12
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : NUR PRIMA SEPTIANA F100100025 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh :

NUR PRIMA SEPTIANA

F100100025

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas PsikologiUniversitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :

NUR PRIMA SEPTIANA

F100100025

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA
Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA
Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

1

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN

Nur Prima Septiana Kris Pujiatni

[email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Surakarta

Abstraksi Setiap tahunnya mutu pendidikan semakin mengalami penurunan. Tujuan dari proses

pendidikan adalah menghasilkan siswa yang mampu berprestasi. Demi mencapai prestasi yang didambakan siswa tentu membutuhkan motivasi berprestasi untuk mewujudkannya. Faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, diantaranya adalah konsep diri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi, serta mengetahui tingkat konsep diri dan motivasi berprestasi siswa SMA Negeri 3 Sragen dan sumbangan efektif konsep diri terhadap motivasi berprestasi. Dengan hipotesis : ada hubungan positif antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMA Negeri 3 Sragen

Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Sragen berjumlah 91 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster sample. Alat ukur yang digunakan adalah skala konsep diri dan skala motivasi berprestasi. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMA Negeri 3 Sragen, ditunjukkan dengan nilai (r) = 0, 475; dan p = 0,00; (p<0,01), berdasarkan nilai yg diperoleh pada motivasi berprestasi rerata empirik (RE) sebesar 116, 24 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 102,5 yang berarti motivasi berprestasi pada subjek tergolong tinggi. Variabel konsep diri mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 90,30 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 75 yang berarti konsep diri pada subjek tergolong tinggi, sumbangan efektif yang diberikan variabel konsep diri terhadap motivasi berprestasi sebesar 22,6%, ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r

2) = 0,226 .

Kata Kunci : konsep diri, motivasi berprestasi, siswa

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

2

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu

tonggak untuk membina bangsa yang

intelektual dan cerdas. Pendidikan adalah

salah satu pokok pembicaraan yang tak

pernah lepas untuk dibicarakan, mengingat

pendidikan merupakan komponen yang

sangat penting serta berkaitan dengan

berbagai aspek dikehidupan. Terutama

menyangkut mengenai individu yang

tergabung didalamnya. Semakin

berkembangnya jaman tuntutan akan

kualitas pendidkan semakin tinggi.

Ditambah dengan pesatnya kemajuan

teknologi tidak seimbang jika sumber

daya manusianya tidak mampu menguasai

teknologi tersebut.

Reucher (2014) pada tahun 2014

UNESCO menyatakan, 57 juta anak di

seluruh dunia tidak pergi ke sekolah,

sedangkan 774 juta orang dewasa di

seluruh dunia buta huruf. Dalam laporan

tersebut juga disebutkan bahwa daerah

pedesaan dan negara-negara berkembang

yang sering dirugikan dalam hal

pendidikan. Disini dapat diketahui bahwa

pendidikan menjadi permasalahan yang

dialami di berbagai negara, terutama bagi

negara berkembang. Indonesia sendiri

masih tergolong dalam kategori negara

berkembang dengan permasalahan

pendidikan yang kompleks.

Sementara itu laporan dari Faisal,

(2012) menurut Education For All Global

Report 2012 yang dikeluarkan oleh

UNESCO setiap tahunnya, pendidikan

Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk

pendidikan di seluruh dunia dari 120

negara. Rendahnya kualitas pendidikan

tentu menjadi sorotan yang cukup serius

dimana kualitas pendidikan ditentukan

salah satunya oleh sumber daya manusia,

untuk saat ini maupun untuk masa yang

akan datang. Jika hal ini terus dibiarkan

dikhawatirkan semakin tahun kualitas

sumber daya manusia di Indonesia tidak

cukup mampu bersaing di dunia global.

Permasalahan pendidikan yang ada di

Indonesia ini menuntut berbagai pihak

untuk turut aktif mengembangkan mutu

pendidikan, mulai dari pemerintah, tokoh

masyarakat, guru bahkan siswa itu sendiri.

Membahas mengenai sumber daya manusia

yang ada di Indonesia, Kuncoro (2013)

Indeks Sumber Daya Manusia yang ada di

Indonesia pada tahun 2013 berada di urutan

ke 53 dari 122 negara di dunia hal ini

berdasarkan pengukuran Forum Ekonomi

Dunia Indonesia masih berada cukup

tertinggal dibawah, mulai dari kualitas

pendidikan sampai kualitas sumber daya

manusia.

Keadaan tersebut sejalan seperti

halnya yang telah ditemukan peneliti

melalui wawancara yang dilakukan oleh 3

orang guru dan 3 siswa di SMA Negeri 3

Sragen pada 28 April 2014, DWA (inisial)

seorang guru Biologi yang mengajar di

SMA tersebut selama 17 tahun,

mengungkapkan bahwa dalam bidang

akademik, SMA Negeri 3 bukan tergolong

SMA yang paling favorit. Ditanya

mengenai kualitas akademik siswa yang ada

di sekolah tersebut, guru tersebut

mengungkapkan bahwa setiap tahunnya

prestasi akademik siswa cenderung

menurun. Kurangnya minat bertanya siswa

saat proses belajar mengajar serta pada saat

ulangan hasil yang didapat siswa banyak

yang berada di bawah standar nilai yang

telah ditetapkan. RDU (inisial) yang sudah

mengajar 14 tahun di SMA Negeri 3 Sragen

juga berpendapat sama bahwa setiap tahun

prestasi siswa semakin menurun.

Sementara itu S (inisial) yang baru

mengajar 1 tahun di SMA tersebut

mengungkapkan bahwa kurang adanya

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

3

minat siswa dalam memperhatikan guru

ketika menerangkan didepan kelas. Dalam

proses belajar mengajar yang dilakukan

adanya siswa yang tidak begitu

memperhatikan saat pelajaran, kurangnya

minat bertanya pada siswa mengenai

materi yang diberikan, serta pemberian

tugas yang membutuhkan waktu lama

untuk diselesaikan, bahkan melebihi

tanggal jatuh tempo.

Sementara itu dari hasil wawancara

yang dilakukan dengan siswa SMA Negeri

3 Sragen AZA (inisial) siswa kelas 11,

ketika ditanya tentang keinginannya untuk

memperoleh prestasi disekolah siswa

tersebut mengungkapkan kurang begitu

tertarik untuk memperoleh prestasi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan

temannya. Sedangkan bagaimana individu

tersebut menilai siswa lain yang berada di

sekolah tersebut individu mengungkapkan

bahwa sering melihat teman-temannya

mencontek ketika diberi tugas oleh guru

dan tidak memperhatikan ketika proses

belajar mengajar berlangsung. Dari hasil

belajar yang diberikam siswa merasa sudah

cukup puas dengan hasil yang telah di

dapat. Dari hasil wawancara yang telah

dilakukan dengan guru dan siswa dapat

ditarik kesimpulan bahwa guru menilai

adanya materi dalam proses belajar

mengajar yang tidak sampai ke diri siswa

sehingga hasil dari proses belajar semakin

menurun setiap tahunnya. Hal itu terjadi

karena siswa kurang memperhatikan saat

proses belajar-mengajar. Serta tidak

adanya dorongan untuk berprestasi dalam

diri siswa agar memiliki hasil yang lebih

unggul.

Prestasi belajar didapatkan dari

proses belajar mengajar, materi yang

disampaikan oleh guru kepada siswa

sangat berpengaruh untuk menunjang hasil

belajar yang tinggi. Sementara itu

diperlukannya dorongan atau motivasi

berprestasi di dalam diri siswa untuk

memperoleh hasil yang baik sehingga

memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

Motivasi merupakan unsur yang sangat

penting dalam pembelajaran, jika dalam diri

siswa sudah tidak memiliki motivasi

tersebut tentunya semakin menanmbah

kemerosotan minat siswa untuk dapat

berprestasi.

Prestasi belajar merupakan hasil

dimana proses belajar mengajar tersebut

sukses dilakukan dari guru oleh siswa serta

penerimaan materi yang dapat diterima

siswa. Perolehan prestasi belajar tersebut

tentunya diperlukannya motivasi berprestasi

dalam diri siswa yang mampu mendorong

siswa untuk memperoleh hasil prestasi yang

baik. Irwanto (2002) menegaskan dalam

proses belajar diperlukan motivasi

berprestasi, supaya tujuan dari

pendidikan bisa terlaksana, sehingga

peserta didik akan berkompetensi untuk

belajar sebaik mungkin, dengan sungguh-

sungguh.

Mc Clelland (dalam Muna, 2012)

mengungkapkan adanya tiga kebutuhan

dasar dalam diri individu, yaitu kebutuhan

berprestasi (motivasi berprestasi/ n-ach),

kebutuhan akan kekuasaan (motivasi

otoritas/ n-pow), dan kebutuhan

berhubungan dengan orang lain (motivasi

afiliasi/ n-affil). Motivasi berprestasi

merupakan salah satu kebutuhan dasar yang

diperlukan oleh seorang individu untuk

mencapai tujuan hidup yang diinginkannya.

Seseorang dengan motivasi berprestasi

tinggi cenderung menghindari hal-hal yang

beresiko rendah, individu tersebut juga

tertantang untuk memperoleh hasil yang

lebih baik.

Menurut kamus lengkap psikologi,

Chaplin (2011) motivasi berprestasi

(achievement motive) adalah kecenderungan

seseorang dalam memperjuangkan

kesuksesan atau memperoleh hasil yang

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

4

didambakan. Sedangkan menurut (Mc

Clelland & Atkinson, dalam Slavin R,

2011) motivasi berprestasi merupakan

kecenderungan umum yang dimiliki untuk

berjuang demi memperoleh keberhasilan

dan memilih kegiatan keberhasilan/

kegagalan yang berorientasi pada sasaran.

Jika dari dalam diri siswa terdapat

dorongan untuk berprestasi dan mampu

mencapai hasil dari sasaran yang telah

dilakukan hal ini dapat menunjang kualitas

sumberdaya manusia yang dapat

menunjang mutu pendidikan agar dapat

berkembang dengan baik. Akan tetapi

kenyataannya hal tersebut tidak ditemui

oleh sebagian besar siswa. Mutu

pendidikan di Indonesia yang rendah serta

kurangnya motivasi berprestasi dari siswa

menunjukkan perlu adanya pembenahan

dari sisi kualitas perorangan atau kualitas

dari individu tersebut.

Dari data kualitas sumber daya

manusianya jelas sekali motivasi

berprestasi yang dimiliki oleh siswa dalam

mengembangkan prestasi dan bersaing

untuk memperoleh prestasi dapat dikatakan

memiliki kendala. Terbentuknya motivasi

yang dimiliki oleh setiap siswa tidaklah

sama, banyak sekali latarbelakang yang

memungkinkan kondisi dimana setiap

siswa memiliki motivasi yang berbeda-

beda. Apalagi untuk siswa yang telah

memasuki usia remaja, posisi mereka

dimata masyarakat telah berubah bukan

lagi sebagai anak-anak akan tetapi juga

tidak dapat dikatakan dewasa, pada masa

remaja seorang individu mulai

mengembangkan setiap aspek didalam

dirinya. Kondisi lingkungan dimana

seorang individu lahir, tumbuh dan

berkembang pastinya mempengaruhi

bagaimana individu tersebut memandang

dirinya dan pendidikan sebagai bagian dari

hidupnya. Harter (dalam Steinberg, 2002)

menyebutkan bahwa siswa-siswa yang

percaya akan kemampuan diri sendiri

memiliki motivasi berprestasi tinggi yang

akan mempengaruhi penampilan belajar

mereka. Hal ini menunjukkan bagaimana

siswa memandang dirinya sendiri yang akan

membentuk rasa percaya diri sehingga

muncul dorongan untuk berprestasi.

Pendapat lain diungkapkan oleh

Fernald dan Fernald (dalam Rola, 2006 )

bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi motivasi individu adalah

konsep diri, apabila seorang individu

meyakini dirinya mampu melakukan suatu

hal maka individu tersebut akan berusaha

keras untuk mencapai tujuan yang hendak

dicapainya. Hal tersebut berhubungan

dengan konsep diri yang terbentuk oleh

individu terhadap dirinya yang akan

mempengaruhi besar kecilnya motivasi

berprestasi pada individu. Eccles, J.S dan

Wigfied A. (2000) juga menambahkan

bahwa ada kaitannya tentang konsep diri

dengan motivasi berprestasi dimana

keyakinan tentang diri akan mempengaruhi

perilaku dalam belajar dan membentuk

harapan masa depan dan motivasi

berprestasi.

Chaplin (2011) menjelaskan bahwa

konsep diri adalah evaluasi individu

mengenai diri mereka, bagaimana mereka

memberikan penilaian atau penafsiran

terhadap diri mereka sendiri oleh individu

yang bersangkutan. Sedangkan Burns

(dalam Pudjijogyanti, 1995) menjelaskan

konsep diri adalah hubungan antara sikap

yang ditunjukkan individu dan

keyakinananya dalam memandang dirinya

sendiri.

Konsep diri seorang remaja dimana

pada rentang usia tersebut anak berada pada

fase pertumbuhan dan fase pencarian jati

diri. Panuju dan Umami (2005) menjelaskan

pada masa remaja seorang individu

mengalami perkembangan kematangan fisik

kemudian diikuti dengan masa kematangan

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

5

emosi dan diakhiri oleh perkembangan

intelektual. Dimasa setiap kebutuhan

berkembang seorang remaja yang masih

dalam tahap pencarian jati diri ini mulai

menilai bagaimana diri mereka sendiri,

mulai mengembangkan konsep diri yang

ada pada diri mereka seiring dengan

bertambahnya berbagai pengalaman dan

pengetahuan individu. Keyakinan dari

dalam individu terhadap dirinya tentu akan

membentuk perilaku yang akan ia

kerjakan. Jika individu kurang yakin

dengan kemampuan yang ada dalam

dirinya akan semakin menghambat

dorongan untuk berprestasi. Dari hasil

penelitian Turner, E.A & Chandler, M &

Heffer R.W (2009) menyebutkan bahwa

seorang siswa yang yakin akan berhasil

memiliki kecenderungan benar-benar

berhasil dalam study akademiknya. Nella,

(2009) di dapatkan hasil bahwa konsep diri

memiliki sumbangan efektif terhadap

motivasi berprestasi sebesar 29,1%, dan

selebihnya 70,9% dipengaruhi oleh faktor

lain.

Penelitian ini bertujuan untuk

Menguji hubungan antara konsep diri

dengan motivasi berprestasi, menguji

tingkat motivasi berprestasi dan konsep

diri, serta mengetahui sumbangan efektif

konsep diri terhadap motivasi berprestasi.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ada Hubungan positif antara Konsep Diri

dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa

SMA Negeri 3 Sragen

METODE PENELITIAN

Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik cluster

sample dengan mengambil 3 kelas dalam

populasi. Pengambilan data dalam

penelitian ini menggunakan dua skala yaitu

skala motivasi berprestasi dan skala konsep

diri.

Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa SMA Negeri 3 Sragen yang duduk di

kelas XI IPA dan IPS sebanyak 91 siswa

diambil dari 3 Kelas, yaitu XI IPA 3, XI

IPA 5 dan XI IPS 2.

Pengukuran motivasi berprestasi

dalam penelitian ini menggunakan skala

motivasi berprestasi yang disusun oleh

peneliti. Skala motivasi berprestasi ini

disusun berdasarkan teori tentang motivasi

berprestasi yang dikemukakan oleh Mc

Clelland (dalam Muna, 2012) yaitu ;

tanggung jawab, mempertimbangkan

resiko, umpan balik, kreatif inofatif, waktu

penyelesaian tugas, dan keinginanan

menjadi yang terbaik.

Pengukuran konsep diri dalam

penelitian ini menggunakan skala konsep

diri yang disusun oleh peneliti. Skala

konsep diri ini disusun berdasarkan aspek-

aspek konsep diri menurut Fitts (dalam

Burns 1979) yang mencakup aspek diri fisik

(physical self), diri moral-etik (moral-

ethical self), diri sosial (social self), diri

pribadi (personal self), dan diri keluarga

(family self)

Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analisis product

moment karena penelitian ini untuk menguji

dua variabel apakah ada hubungan variabel

yang diujiakan tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan dengan

teknik product moment dari pearson

diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar

0,475; p = 0,00 ( p< 0,01) artinya ada

hubungan positif yang sangat signifikan

antara konsep diri dengan motivasi

berprestasi. Semakin tinggi konsep diri

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

6

maka semakin tinggi motivasi berprestasi,

sebaliknya semakin rendah konsep diri

maka semakin renah pula motivasi

berprestasi siswa SMA Negeri 3 Sragen.

Dari uraian diatas didapat hasil

bahwa konsep diri sangat berpengaruh

dalam menentukan sikap siswa dalam hal

motivasi berprestasi. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Moss

dan Kagen (dalam Calhoun dan Acocella,

1990) juga mengatakan bahwa konsep diri

yang dimiliki individu akan mempengaruhi

keinginannya untuk berprestasi. Kemudian

hasil ini diperkuat dengan penelitian yang

telah dilakukan Rola 2006) bahwa terdapat

hubungan positif antara konsep diri dengan

motivasi berprestasi.

Pandangan individu mengenai

bagaimana diri individu merupakan

landasan kepercayaan diri yang dibangun

individu terhadap dirinya sendiri yang akan

mempengaruhi performa individu tersebut

dalam berprestasi. Ketika seseorang

individu yakin akan kemampuannya

tentunya akan mendorong individu untuk

semakin berprestasi. Namun apabila

individu memandang negatif kemampuan

pada dirinya maka individu tersebut akan

merasa bahwa dirinya tidak mampu untuk

berprestasi sehingga dalam diri individu

tersebut kurang memiliki motivasi

berprestasi.

Seperti yang diungkapkan oleh

Fernald dan Fernald (1999) bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi motivasi

berprestasi adalah konsep diri yang

dimiliki individu. jika individu tersebut

menganggap bahwa dirinya mampu untuk

melakukan sesuatu maka individu tersebut

akan berusaha untuk mencapai apa yang

diinginkannya. Oleh karena itu konsep diri

memegang peran dalam memunculkan

motivasi berprestasi. Hal ini didorong pula

dengan pendapat yang diungkapkan oleh

Pudjijogoyanti (1995) bahwa konsep diri

atau penilaian terhadap diri akan

memotivasi pencapaian sebuah prestasi.

Selain itu konsep diri juga memiliki peran

dalam mengarahkan seluruh perilaku. Peran

tersebut ditunjukkan dengan adanya

kenyataan bahwa setiap individu selalu

berusaha memperoleh keseimbangan dalam

dirinya, selalu diadapkayang didapatkan

pada pengalaman hidup dan selalu dipenuhi

kebutuhan untuk mencapai prestasi.

Hasil analisis data menunjukkan

bahwa motivasi berprestasi siswa memiliki

rerata empirik (RE) sebesar 116,24 rerata

hipotetik (RH) sebesar 102,5 , sehingga

hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi

berprestasi siswa tergolong tinggi. Dari

hasil kategorisasi motivasi berprestasi

diketahui bahwa tidak ada siswa yang

memiliki tingkat motivasi berprestasi sangat

rendah dan rendah, terdapat 37 siswa yang

memiliki tingkat motivasi berprestasi

sedang, 53 siswa memiliki tingkat motivasi

berprestasi tinggi dan satu orang siswa

memiliki tingkat motivasi berprestasi sangat

tinggi.

Hasil analisis data pada konsep diri

menunjukkan bahwa rerata empirik (RE)

sebesar 90,30, sedangkan rerata hipotetik

(RH) sebesar 75, hasil tersebut

menunjukkan bahwa konsep diri siswa

tergolong tinggi. Hasil kategorisasi konsep

diri siswa menunjukkan tidak ada siswa

yang memiliki konsep diri sangat rendah

dan rendah, terdapat 20 siswa dengan

tingkat konsep diri sedang, 68 siswa dengan

tingkat konsep diri tinggi serta 3 siswa

dengan tingkat konsep diri sangat tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasi penelitian dan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan

bahwa :

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

7

1. Ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara konsep diri dengan

motivasi berprestasi pada siswa SMA

Negeri 3 Sragen.

2. Tingkat konsep diri pada siswa SMA

Negeri 3 Sragen tergolong tinggi.

3. Tingkat motivasi berprestasi siswa

SMA Negeri 3 Sragen tergolong tinggi.

4. Sumbangan efektif (SE) variabel konsep

diri dengan motivasi berprestasi sebesar

22,6%

Berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti

memberikan sumbangan saran yang

diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

1. Siswa SMA Negeri 3 Sragen untuk

selalu memilki konsep diri yang positif

sehingga dapat selalu memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi, terlepas ada atau

tidaknya faktor lain yang ada dalam diri

siswa. Hal ini bisa Memberikan apresiasi

pada diri sendiri serta bersyukur atas apa

yang ada dalam diri.

2. Bagi orang tua karena kepribadian

seorang siswa tidak terlepas dari pihak

keluarga peneliti berharap keluarga

memiliki peran penting dalam

meningkatkan konsep diri dan motivasi

berprestasi pada siswa. Keluarga mampu

memberikan dorongan dan memberikan

citra positif dalam diri seorang siswa

sehingga siswa lebih mampu

mengembangkan nilai positif dalam

dirinya dan mampu untuk berprestasi.

Seperti halnya dukungan orang tua berupa

apresisasi yang diberikan siswa ketika

siswa memperoleh hasil belajar yang baik.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan guru

mampu menyampaikan materi dengan

metode pembelajaran yang menarik

sehingga siswa terdorong untuk belajar.

Untuk guru BP diusahakan memberikan

pelatihan psikologi motivasi kepada siswa

agar dapat menciptakan semangat belajar.

Dengan diadakannya bimbingan konseling

secara rutin untuk siswa sehingga apa bila

siswa mengalami hambatan dalam belajar

atau kurang termotivasi untuk berprestasi

pihak sekolah akan segera mengatasinya.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan

melakukan penelitian dengan tema yang

berkaiatan dengan tema motivasi berprestasi

dapat mengungkap faktor yang

mempengaruhi motivasi berprestasi selain

faktor konsep diri, dapat memperdalam alat

ukur dengan melakukan observasi ataupun

interview . Apabila menggunakan skala

lebih diawasi dalam pengisiannya sehingga

data yang diambil benar-benar apa yang

dialami oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Burns, R.B. (1979). Self Concept In Theory

Measurement Development and

Behavior. New York: Longman

Group Limited New York

Calhoun, J.F. dan Acocella, J.R. (1995).

Psikologi Tentang Penyesuaian dan

Hubungan Kemanusiaan (edisi ke-3).

(terjemahan oleh Yustinus).

Semarang: IKIP Semarang Press

Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap

Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Eccles, J.S dan Wigfied A. (2000).

Expectancy- Value Theory of

achievment Motivation. Journal

Contemporary Educational

psychology, 25, 68-81

Faisal, R. RI Peingkat Ke 64 untuk

Pendidikan. (online)

(http://kampus.okezone.com, diakses

9 Mei 2014 pukul 09:13)

Irwanto. (2002). Psikologi Umum, Jakarta:

PT. Prenhallindo

Kuncoro. Menilik Indeks Sumber Daya

Manusia Indonesia. (online)

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ...eprints.ums.ac.id/32719/22/02. Naskah Publikasi.pdf · 1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

8

(http://www.setkab.go.id, diakses

pada 9 Mei 2014 pukul 09:24)

Liu, W.C. dkk. (2005). A Longitudinal

Study Of Students, Academic Self-

Concept In A Streamed Setting: The

Singapore Context. British Journal

of Education Psychology75, 567-

586. The British Psycology Society

Muna, A. R (2012). Hubungan antara

efikasi diri dan motivasi berprestasi

dengan prestasi belajar pada siswa

kelas VII SMP. Skripsi (tidak

diterbitkan). Surakarta : Fakultas

Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Nella, R (2009). Hubungan Antara Konsep

Diri dengan Motivasi Berprestasi

Sales PT BAYU GITA KARTIKA

JAKARTA. Skripsi (tidak

diterbitkan). Semarang : Fakultas

Psikologi Universitas Katolik

Soegijapranata Panuju, P. dan Umami I. (2005). Psikologi

Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana Pudjijogoyanti, C. R. (1995). Konsep Diri

dalam Pendidikan. Jakarta : ARCAN

Penerbit Umum

Reucher, G. UNESCO Peringkat Krisis

Pendidikan Dunia. (online)

(http://www.dw.de.com, diakses

pada 9 Mei 2014 pukul 09:10)

Rola, F. (2006). Hubungan Konsep diri

dengan Motivasi Berprestasi pada

Remaja. Skripsi. Medan: Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera

Utara

Slavin, R.E. (2011). Psikologi Pendidikan

Teori dan Praktik. Jakarta : Penerbit

Indeks

Turner, E.A & Chandler, M & Heffer R.W

(2009). The Influence of Parenting

Styles, Achievement Motivation, and

Self-Efficacy on Academic

Performance in College Students.

Journal of College Student

Development, Volume 50, Number 3,

May/June 2009, pp. 337-346. The

Johns Hopkins University Press