19
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT INAP DI RSI NU DEMAK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: FARIDA J 310 151024 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN TINGKAT

KEPUASAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II

RAWAT INAP DI RSI NU DEMAK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

FARIDA

J 310 151024

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Makanan Dan Tingkat Kepuasan Dengan Sisa

Makanan Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Inap di RSI NU Demak

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

FARIDA

J 310 151024

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Pembimbing

Nur Lathifah M, S.Gz., MS

NIK.1468

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN TINGKAT

KEPUASAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II

RAWAT INAP DI RSI NU DEMAK

OLEH

FARIDA

J 310 151024

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari , Desember 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Nur Lathifah M, S.Gz., MS (....................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Eni Purwani, S.Si., M.Si (....................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Endang Nur Widiyaningsih, S.ST., M.Si Med (....................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes

NIP/NIDN: 786/06-1711-7301

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis tau

diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diau dalam naskah dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan

saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 12 Januari 2018

Penulis

FARIDA

J 310 151024

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

1

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN

TINGKAT KEPUASAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DIABETES

MELLITUS TIPE II RAWAT INAP DI RSI NU DEMAK

Abstrak

Sisa makanan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas

pelayanan makanan. Kualitas pelayanan makanan dapat dilihat dari penampilan

makanan dan rasa makanan. Kualitas pelayanan makanan perlu diperhatikan agar

dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga timbullah kepuasan pasien terhadap

makanan yang disajikan oleh rumah sakit. Tujuan : Mengetahui hubungan kualitas

pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makan pasien Diabetes

Mellius Tipe II rawat inap di RSI NU Demak. Metode Penelitian : Penelitian desain

crossectional . Sampel penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus Tipe II rawat

inap di RSI NU Demak sebanyak 42 dengan metode consecutive sampling. Data

kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan diperoleh dari kuesioner. Data sisa

makanan di peroleh dari form comstock. Uji yang digunakan adalah uji Rank

Spearman. Hasil : Berdasarkan karakter sampel sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan yaitu sebesar 61,9%, tingkat pendidikan responden terbanyak

adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 59,5%, responden dengan usia 51 – 75 tahun

adalah terbanyak yaitu sebanyak 66,7%, pekerjaan responden paling banyak adalah

ibu rumah tangga yaitu sebanyak 38,1% dan responden terbanyak berada di kelas

perawatan kelas III yaitu sebanyak 59,5%. Berdasarkan analisis statistik ada

hubungan antara kualitas pelayanan dengan sisa makanan pada pasien Diabetes

Mellitus tipe II rawat inap di RSI NU Demak dengan nilai p= 0,000 dan nilai r = -

0,542. Ada hubungan antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pada pasien

Diabetes Mellitus tipe II rawat inap di RSI NU Demak dengan nilai p= 0,007 dan

nilai r= -0,412. Kesimpulan : Ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan sisa

makanan pada pasien Diebetes Mellitus tipe II rawat inap di RSI NU Demak. Ada

hubungan antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pada pasien Diabetes

Mellitus tipe II rawat inap di RSI NU Demak.

Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Tingkat Kepuasan, Sisa Makanan.

Abstract

The patients’ food waste can be affected by several factors including the quality of

food service. The quality of food service can be seen from the food presentation and

taste. The quality of food service needs to be considered in order to increase the

quality of food service so that the patients feel satisfied with the food served in the

hospital. Objective : This study aims to know the corelation between quality of food

service and food satisfaction level patients with plate waste in hospitalized diabetes

mellitus type II patients at NU Islamic Hospital of Demak. Methods : This research

was conducted using cross-sectional design. The subjects in this research were 42

Mellitus Diabetes type II patients at NU Islamic Hospital of Demak using

consecutive sampling method. The data of service quality and the level of

satisfaction were gained through questionnaire. The data of the leftovers were

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

2

collected from the Comstock form. The test used in this study was Rank Spearman

test. Result : Based on the subject characters, most of the respondents were female

(61,9%), with the education level 59,5% of them were graduated from high school,

66.7% of respondents were in age range 51-75 years old, 38,1% of respondents were

housewives, and most of the respondents were in hozpitalization class III (59,5%).

Based on statistical analysis, there was a relationship between the quality of food

service with plate waste hospitalized diabetes mellitus type II patients in NU Islamic

Hospital of Demak with the value of p= 0,000 and r= -0,542. There was a

relationship between satisfaction of food with plate waste hospitalized diabetes

mellitus type II patients in NU Islamic Hospital of Demak with the value of p= 0,007

and r= -0,412. Conclusion : Based on the analysis result, the study can be inferred

that there were relationships between the quality of food service and satisfaction of

food with plate waste hospitalized diabetes mellitus type II in NU Islamic Hospital

of Demak.

Keywords: Service Quality, Satisfaction Level, Plate Waste.

1. PENDAHULUAN

Komponen penting dalam kesuksesan penyelenggaraan makanan rumah sakit

adalah berorientasi pada kepuasan pasien. Kepuasan pasien terhadap penyelenggaran

makanan dapat diidentifikasi dari persepsi pasien terhadap produk dan persepsi

pasien terhadap kualitas pelayanan. Pada pelaksanaan praktek penyelenggaraan

makanan rumah sakit diukur dengan sisa makanan pasien (Hartwell, 2006).

Sisa makanan di piring (plate waste) adalah makanan yang disajikan kepada

pasien, tetapi meninggalkan sisa di piring karena tidak habis dikonsumsi dan

dinyatakan dalam persentase makanan yang disajikan (Djamaluddin, 2005). Sisa

makanan merupakan indikator keberhasilan terapi gizi yang diberikan rumah sakit.

Sisa makanan yang melebihi 25% menunjukkan kegagalan dalam suatu

penyelenggaraan makanan di rumah sakit. Tingginya sisa makan pasien dapat

menghambat proses penyembuhan penyakit pasien dan rawat inap lebih panjang

(Zakiya, 2005).

Sisa makanan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

kualitas pelayanan makanan. Kualitas pelayanan makanan dapat dilihat dari

penampilan makanan dan rasa makanan. Kualitas pelayanan makanan perlu

diperhatikan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga timbullah kepuasan

pasien terhadap makanan yang disajikan oleh rumah sakit (Heryawanti,2004).

Berdasarkan penelitian Budiarti (2009) di RSUD kota Salatiga Jawa Tengah

sebanyak 53,1% pasien mempunyai sisa makanan. Penelitian Aristi (2010) di RSU

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

3

Kabupaten Tangerang 83 orang (58,5%) pasien yang meninggalkan sisa makanan

banyak, dan 66 orang (46,5%) yang meninggalkan makanan sedikit. Demikian juga

penelitian Rijadi (2002) pada Rumah Sakit Islam Samarinda dari 35 responden

30,4% tidak dapat menerima makanan biasa yang disajikan, padahal bila makanan

yang disajikan tidak dihabiskan dan berlangsung dalam waktu lama akan

menyebabkan pasien mengalami defisiensi zat-zat gizi dan ini berarti pelayanan gizi

yang baik tidak tercapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2009) tentang faktor yang

berhubungan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap kelas 3 di RSUD Kota

Semarang menunjukkan rata-rata prosentase sisa makanan sebesar 28,03% dan

faktor yang berhubungan terjadinya sisa makanan yaitu jadwal penyajian makanan,

makanan luar RS dan mutu makanan. Penelitian Cahyawari (2013) tentang kualitas

makanan dan tingkat kepuasan pada pasien Diabetes Mellitus menunjukkan

penilaian kualitas pelayanan makanan responden sebagian besar (53,3%) adalah

kategori baik, dan penilaian tingkat kepuasan responden sebagian besar (60%)

adalah kategori puas.

Terapi gizi merupakan komponen utama dalam keberhasilan penatalaksanaan

DM untuk mencegah terjadinya komplikasi DM kronis, tetapi masih banyak

penderita DM yang belum dapat melaksanakan program diet yang telah diberikan.

Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya sisa makanan pada diet DM yang tidak

habis dimakan dan dibuang sebagai sampah (Utari, 2009).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2013) menunjukkan Prevalensi

diabetes yang terdiagnosis dokter di Jawa Tengah sebesar 1,6% sedangkan di

Indonesia sebesar 1,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian diabetes di Jawa

Tengan masih tinggi jika dibandingkan dengan Prevalensi diabetes melitus di

Indonesia. Berdasarkan diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan

bertambahnya umur, namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung menurun.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat observasional

dengan pendekatan crosssectional. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Juni – Agustus 2016. Lokasi penelitian dilakukan di ruang rawat inap kelas II dan III

RSI NU Demak. Besar sampel yang dibuthkan pada penelitian berdasarkan

perhitungan adalah 42 pasien.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

4

Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Kriteria

Inklusi pada penelitian ini adalah Pasien Diabetes Mellitus rawat inap kelas II dan III

dengan makanan biasa dan lunak yang sudah dirawat inap 1 hari dan dapat

berkomunikasi dengan baik. Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah pasien dengan

diet Rendah Garam dan Rendah Protein dan jika pasien pulang atau menolak untuk

meneruskan penelitian. Cara untuk memilih sampel yaitu menetapkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi penelitian yang dimasukkan dalam penelitian sampai

kurun waktu tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi dan

diperoleh sampel berdasarkan perhitungan.

Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer

tersebut meliputi identitas sampel, data kualitas pelayanan, data tingkat kepuasan,

dan data sisa makanan. Data tersebut meliputi gambaran umum lokasi RSI NU

Demak. Kualitas pelayanan diperoleh dengan wawancara menggunakan form

kuesioner tentang kualitas pelayanan. Tingkat kepuasan diperoleh dengan

wawancara menggunakan form kuesioner tentang tingkat kepuasan.

Data sisa makanan diperoleh dengan menggunakan form comstock.

Hubungan kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan terhadap sisa makanan

menggunakan analisis Rank Spearman.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pelayanan RSI NU Demak terdiri dari pelayanan kesehatan sebagai layanan

utama dan ditunjang dengan pelayanan spesialistik lainnya seperti spesialis anak,

bedah, penyakit dalam, kandungan, mata dan penyakit kulit & kelamin. Pelayanan

lainnya seperti pelayanan gawat darurat, pelayanan penunjang (farmasi,

laboratorium, radiologi) dilakukan selama 24 jam.

Instalasi Gizi Rumah Sakit Islam NU demak merupakan Instalasi penunjang

medik yang dikepalai oleh seorang kepala instalasi yang bertanggung jawab

langsung kepada Direktur Rumah Sakit. Penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit

Islam NU Demak saat ini hanya melayani pasien yang dirawat inap saja untuk jenis

makanan biasa dan diit. Standar zat gizi pada makanan dengan diit Diabetes Mellitus

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

5

yang disajikan perhari untuk energi 2100 kkal. Gambaran umum karakteristik

sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pada Pasien Rawat Inap Di RSI NU

Demak Tahun 2016

Karakteristik Responden Frekuensi

N %

Umur

35-50 tahun

51-75 tahun

14

28

33,3

66,7

Total 42 100

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

16

26

38,1

61,9

Total 42 100

Pendidikan

Tidak tamat SD

SD

SMP

SMA/SMK

Perguruan Tinggi

5

4

7

25

1

11,9

9,5

16,7

59,5

2,4

Total 42 100

Kelas Perawatan

Kelas II

Kelas III

17

25

40,5

59,5

Total 42 100

Pekerjaan

PNS/POLRI/TNI

Swasta

Wiraswasta

Tani

IRT

1

6

11

8

16

2,4

14,3

26,2

19,0

38,1

Total 42 100

Persentase terbesar kelompok umur responden adalah antara 51 – 75 tahun

yaitu 66,7%. Pertambahan usia merupakan faktor resiko yang penting untuk penyakit

DM. Menurut Sunjaya (2009) terdapat peningkatan penderita diabetes seiring dengan

peningkatan umur, khususnya pada umur lebih dari 40 tahun yang disebabkan karena

pada umur tersebut mulai terjadi peningkatan intoleransi glukosa.

Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan lebih banyak dibandingkan

dengan responden laki – laki yaitu sebesar 61,9%. Prevalensi kejadian DM pada

perempuan lebih tinggi daripada laki – laki. Perempuan lebih beresiko mengidap

diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang dalam peningkatan indeks masa

tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan, pasca menopause yang membuat

distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut

sehingga beresiko menderita Diabetes Mellitus (Irawan, 2010).

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

6

Pendidikan responden sebagian besar adalah SMK/SMA yaitu sebesar

59,5%. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai kedewasaan (jasmani

dan rohani). Pendidikan tentang kesehatan dapat membantu seseorang dalam

meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal. Tingkat

pendidikan juga mempengaruhi pandangan dan kebiasaan orang dalam menilai dan

memahami zat gizi bagi tubuh (Notoatmodjo, 2010).

Menurut jenis pekerjaan sebagian besar responden adalah seorang IRT (ibu

rumah tangga) yaitu sebesar 38,1%, pekerjaan erat hubungannya dengan kejadian

kesakitan dimana timbulnya penyakit melalui beberapa faktor antara lain seperti

lingkungan, stress, dan ada tidaknya gerak badan pada saat bekerja (Notoadmodjo,

2003). Menurut kelas perawatannya sebagian besar pasien dirawat di ruang kelas III

yaitu sebesar 59,5%.

3.2 Analisis Univariat

3.2.1 Distribusi Kualitas Pelayanan

Distribusi kualitas pelayanan pasien rawat inap di RSI NU Demak tahun

2017 dapat diliat pada tabel 2.

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan Pada Pasien Rawat inap di RSI NU Demak

Tahun 2016

Kategori kualitas pelayanan Frekuensi

n %

Baik

Kurang

35

7

83,3

16,7

Total 42 100

Berdasarkan Tabel 2 di atas, didapatkan bahwa sebanyak 83,3% menyatakan

kualitas pelayanan dalam kategori baik. Hal ini berarti sebagian besar responden

menilai bahwa kualitas pelayanan di RSI NU Demak baik. Pelayanan makanan yang

baik terutama tentang kebersihan makanan dan alat makan, serta sikap petugas.

Responden menilai kualitas pelayanan baik pada poin kebersihan makanan dan alat

makan yaitu sebesar 92,85 % sedangkan untuk sikap petugas sebesar 90,47 %.

Responden yang menyatakan kualitas pelayanannya kurang yaitu pada poin suhu

makanan yaitu sebesar 54,76%.

Sikap petugas yang sopan dan ramah dapat mempengaruhi faktor psikologis

pada pasien. Sikap petugas dalam menyajikan makanan dapat menciptakan

lingkungan yang dapat meningkatkan selera makan (Aula, 2011). Faktor utama

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

7

dalam kepusan pasien terletak pramusaji, pramusaji diharapkan dapat

berkomunikasi, baik dalam bersikap, menunjukkan ekspresi senyum. Hal ini penting

karena akan mempengaruhi pasien untuk menikmati makanan dan akhirnya dapat

menimbulkan rasa puaus yang dapat meningkatkan asupan makan agar pasien mau

menghabiskan makanannya (Nuryati, 2008).

Kebersihan makanan dan peralatannya merupakan bagian yang penting dan

berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci

dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit tertinggal dan akan

berkembang biak dan mencemari makanan. Makanan dan alat makan yang bersih

akan mempengaruhi seseorang untuk menggunakan alat makan tersebut dan

menimbulkan perasaan aman untuk mengonsumsi dan menggunakan alat tersebut

(Nuryati, 2008).

Kualitas pelayanan makanan merupakan bagian yang sifatnya tangible atau

produk nyata yang krusial dalam layanan, mengingat bahwa di rumah sakit

menawarkan jasa layanan dan produk secara bersamaan. Pasien mendapatkan dua

produk yang sifatnya intangible yaitu layanan yang diberikan oleh pramusaji di

rumah sakit tersebut dan juga mendapatkan produk yang nyata yaitu makanan yang

disajikan (Yuliantoro, 2010). Apabila kualitas pelayanan makanan yang disajikan

dengan baik, maka daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan dapat dilihat

dari sisa makanan pasien yang habis dimakan (Depkes, 2001).

3.2.2 Distribusi Tingkat Kepuasan

Distribusi tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSI NU Demak tahun 2017

dapat diliat pada tabel 3.

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pada Pasien Rawat inap di RSI NU Demak

Tahun 2016

Kategori Tingkat Kepuasan Frekuensi

n %

Puas

Kurang Puas

35

7

83,3

16,7

Total 42 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan puas

terhadap pelayanan gizi yang diberikan yaitu sebesar 83,3%. Responden merasa puas

terutama terhadap terapi yang diberikan yaitu sebesar 80,95%, sikap ahli gizi dan

penyaji makanan sebesar 90,47%. Responden menyatakan kurang puas terhadap

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

8

ketepatan waktu makan yang diberikan yaitu sebesar 33,3%. Komponen penting

dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah berorientasi pada kepuasan

pasien. Kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan dapat diidentifikasi dari

ekspektasi produk dan persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan (Hartwell, 2006).

Kepuasan pasien terhadap makanan diidentifikasikan dari sisa makanan dan persepsi

pasien terhadap kualitas pelayanan. Selain itu kepuasan pasien juga dipengaruhi oleh

faktor performa petugas dalam menghidangkan makanan. Performa petugas

berpengaruh terhadap kepuasan pasien karena mempunyai proporsi pelayanan

terbesar di rumah sakit (Nafiah, 2011).

3.2.3 Distribusi sisa makanan

Sisa makanan pasien yang diambil adalah sisa makanan yang mendapat diet

DM dengan bentuk makanan biasa yang meliputi makanan pokok, lauk hewani, lauk

nabati dan sayur. Dengan memakai metode taksiran visual comstock. Penilaian sisa

makanan dikelompokkan menjadi 2 yaitu sisa makanan sedikit (<20%) dan sisa

makanan banyak (≥20%) (Depkes RI, 2008).

Tabel 4.

Distribusi Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap Di RSI NU Demak Tahun 2016

Kategori Sisa Makanan Frekuensi

n %

Banyak

Sedikit

17

25

40,5

59,5

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4 di atas, diperoleh hasil bahwa sebanyak 40,5%

responden dengan sisa makan banyak dan 59,5% responden dengan sisa makan

sedikit.

Tabel 5.

Distribusi Sisa Makanan Berdasarkan Jenis Makanan Pada Pasien Rawat Inap Di RSI

NU Demak Tahun 2016

Jenis makanan

Sisa makan

Banyak Sedikit

n % N %

Makanan pokok

Lauk hewani

Lauk nabati

sayur

10

19

17

16

23,8

45,2

40,5

38,1

32

23

25

26

76,2

54,8

59,5

61,9

Tabel 5 menunjukkan rata – rata sisa makanan pasien bersisa banyak pada

jenis makanan lauk hewani yaitu sebesar 45,2%. Sisa makanan banyak terdapat pada

makanan lauk hewani hal ini dikarenakan menu lauk hewani yang disajikan tidak

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

9

sesuai dengan selera pasien. Ada 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makan.

Faktor yang berasal dari dalam diri pasien atau faktor internal dan faktor yang

berasal dari luar atau faktor eksternal. Salah satunya adalah mengenai cita rasa

makanan. Cita rasa suatu makanan mempengaruhi terjadinya sisa makanan karena

cita rasa makanan mempengaruhi selera makan pasien (Utari, 2009). Selain itu

adanya hubungan antar persepsi pasien mengenai kebiasaan makan dengan

terjadinya sisa makanan diit Diabetes Mellitus karena kebiasaan makan ini

mempengaruhi daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan dan perlu waktu

untuk menyesuaikan makanan yang disajikan oleh rumah sakit (Puspita, 2011).

3.3 Analisis Bivariat

3.3.1 Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Sisa Makanan

Hasil analisis hubungan antara kualitas pelayanan makanan dengan sisa

makan pasien DM di RSI NU Demak dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6.

Distribusi Sisa Makan Menurut Kualitas Pelayanan

Kualitas

pelayanan

Sisa makan Jumlah Nilai p

Banyak Sedikit

n % n % N %

Baik

Kurang baik

10

7

28,6%

100%

25

0

71,4%

0%

35

7

100%

100%

0,000

Tabel. 6 menunjukkan bahwa pada responden dengan sisa makan sedikit

menilai kualitas pelayanan makanan baik sebesar 71,4% dibandingkan dengan

kualitas pelayanan makanan yang kurang baik. Sedangkan responden dengan sisa

makan banyak menilai kualitas pelayanan makanan kurang baik lebih besar yaitu

sebanyak 100% daripada yang menilai kualitas pelayanan makanan baik.

Beradasarkan uji statistik dengan uji Rank Spearman menunjukkan nilai p =

0,000 sehingga ada hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan makanan

dengan sisa makanan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSI NU Demak

dengan nilai r = -0,542 ini berarti kekuatan hubungan termasuk kuat ke arah negatif,

yang bermakna semakin baik kualitas pelayanan makanan maka semakin sedikit sisa

makan pasien. Kualitas pelayanan makanan dapat ditentukan dengan beberapa

indikator diantaranya variasi menu makanan, cara penyajian, ketepatan waktu

penyajian kebersihan alat makan, sikap dan perilaku petugas yang menghidangkan

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

10

makanan. Kualitas pelayanan makanan yang baik dapat dilihat dari sisa makanan

yang disajikan dihabiskan atau tidak oleh pasien (Siswanto, 2009). Hal ini didukung

oleh penelitian Ajuningsasi (2010) yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna

antara kualitas pelayanan makanan yang disajikan dengan sisa makan.

3.3.2 Hubungan Tingkat Kepuasan Dengan Sisa Makanan

Hasil analisis hubungan antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pasien

Diabetes Mellitus di RSI NU Demak dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7.

Distribusi Sisa Makan Menurut Tingkat Kepuasan

Kualitas

pelayanan

Sisa makan Jumlah Sig (p)

Banyak Sedikit

n % n % N %

Puas

Kurang Puas

11

6

31,4%

85,7%

24

1

68,6%

14,3%

35

7

100%

100%

0,007

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada responden dengan sisa makan sedikit

menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan yaitu sebesar 68,6%

dibandingkan dengan responden dengan sisa makan banyak. Sedangkan pada

responden dengan sisa makan banyak menyatakan bahwa kurang puas dengan

pelayanan yang diberikan yaitu sebesar 85,7% dibandingkan dengan responden

dengan sisa makan sedikit.

Berdasarkan uji statistik dengan uji Rank Spearman menunjukkan nilai p=

0,007 sehingga ada hubungan yang bermakna antara tingkat kepuasan dengan sisa

makanan pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSI NU Demak dengan nilai r= -0,412

berarti kekuatan hubungan termasuk kuat ke arah negatif, yang bermakna semakin

tinggi tingkat kepuasan maka semakin sedikit sisa makan pasien. Kepuasan

dirasakan oleh seseorang yang telah mengalami suatu hasil yang sesuai dengan

harapannya. Jadi kepuasan merupakan fungsi dari tingkat harapan yang dirasakan

dari hasil kegiatan. Apabila suatu hasil kegiatan melebihi harapan seseorang,

seseorang dikatakan puas akan tetapi apabila hasil tersebut jauh di bawah harapan,

seseorang akan merasa tidak puas.

Menurut Istianto (2011), terdapat 5 dimensi yang mempengaruhi perasaan

kepuasan pasien, yaitu : mutu makanan, ketepatan waktu penyajian, reliabilitas

pelayanan, temperatur makanan serta sikap petugas penyaji makanan. Kepuasan

terhadap makanan yang disajikan dikatakan bermutu baik jika makanan tersebut

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

11

mempunyai cita rasa yang tinggi, penampilan, dan penyajian yang menarik

sehinngga mendorong pasien untuk menghabiskan makanan yang disajikan dan

dapat mempercepat proses penyembuhan sehingga sisa makanan pasien sedikit.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data karakteristik sampel sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 61,9%, tingkat pendidikan responden terbanyak

adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 59,5%, responden dengan usia 51 – 75 tahun

adalah terbanyak yaitu sebanyak 66,7%, pekerjaan responden paling banyak adalah

ibu rumah tangga yaitu sebanyak 38,1% dan responden terbanyak berada di kelas

perawatan kelas III yaitu sebanyak 59,5%. Responden yang menilai kualitas

pelayanan dengan kategori baik sebanyak 83,3%. Responden yang menilai tingkat

kepuasan dengan kategori puas sebanyak 83,3%. Ada hubungan antara kualitas

pelayanan dengan sisa makanan pada pasien Diebetes Mellitus tipe II di RSI NU

Demak. Ada hubungan antara tingkat kepuasan dengan sisa makanan pada pasien

Diabetes Mellitus tipe II di RSI NU Demak.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi RSI NU Demak

a. Diharapkan adanya motivasi terhadap pasien agar mau menghabiskan

makanannya karena dapat mempercepat proses penyembuhan sehingga

menurunkan persentase sisa makanan rumah sakit.

b. Perlu diadakannya evaluasi kepuasan dan sisa makanan pada responden

secara berkala, sehingga instalasi gizi dapat memantau seberapa besar

kepuasan responden terhadap pelayanan makan yang diberikan dan

pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk sisa makan pasien.

c. Perlu adanya variasi menu terutama untuk menu lauk hewani sehingga

dapat menurunkan persentase sisa makanan untuk lauk hewani.

4.2.2 Bidang Pendidikan

a. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan responden

dengan jumlah yang lebih banyak agar dapat mengurangi bias penelitian.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

12

b. Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan variabel bebas yang berbeda

untuk dapat mengetahui faktor – faktor lain yang berhubungan dengan sisa

makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, D., and Rozario, F. 2009. Influence of service and product qualitytowards

customer satisfaction : A case study at the staff cafeteria in the Hotel

Industry. World Academy of Science, Engineering and Technology 53,

Malaysia

Adi, A.C., Waskitorini, H. 2003. Hubungan antara Faktor Menu, Pasien dan

Lingkungan dengan Besarnya sisa Makanan (studi di RSUD Kertosono

Nganjuk), abstrak, Bagian Gizi Kesmas FKM Unair.Yogyakarta

Ajuningsasi, R. 2010. Hubungan Aspek Kualitas Dan Kuantitas Makanan Dengan

Sisa Makanan Pasien Di Bapelkes Rsu Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota

Mojokerto. Skripsi :Universitas Airlangga.

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Aula, L. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisaakanan

pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Jakarta. Skripsi. Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Azizah, U. 2004. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Pasien dengan

SisaMakanan Pada Pasien Rawat Inap Non Diit RSUD Banjarnegara FIK

Universitas Diponegoro Semarang.

Baliwati, YF. Khomsan A. , Driwiani, CM. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi.

Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Berman, Audrey. Et. al. 2003. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb.

Jakarta: EGC.

Budhiarti, S. 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Persepsi Pasien Tentang

Makanan dengan Sisa Makanan di RSUD Salatiga. Skripsi. FIK UNDIP.

Cahyawari, M. 2013. Hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat

kepuasan dengan sisa makanan diabetesmellitus tipe II rawat inap di RS

PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. FIK Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Carr, Deborah. et. al. 2001. Plate Waste Studies. National Food Service

Management.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

13

Comstock, E.M, Pierre, R.G., and Mackieman, Y.D. 1991. Measuring Individual

Plate Waste in School Lunches, J.Am.Diet.Assoc.

Cox, D dan Annie, S. 2009. Pemilihan Makanan. Dalam: Buku Gizi Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: EGC.

Darryl.E, Barnes, MD. 2012. Program Olahraga Diabetes. PT Citra Aji Parama.

Yogyakarta.

Depkes RI. 2005. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: DepKes RI

Depkes RI. 2008. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: DepKes RI

Djamaluddin. 2005. Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa Makanan Pada Pasien dengan

Makanan Biasa. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Volume 1.Nomor 3. Maret

2005: 108-112.

Euis. 2007. Penyelenggaraan Makanan dan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di

RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi. Universitas Hasanuddin

Makassar.

Gibson, Rosalind S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford

University Press.

Hartwell, H.J., Edwarts, J.S.A, Symonds. 2006. Food Service in Hospital:

Development of a Theoretical Modedl Foe Patient Experience And

Satisfaction Using on Hospital in the UK National Health Service as a Case

Study. Journal of Food Service.2006: 17, p.226-238.

Hensley, M. 2004.The Relatif Importantas of Food, Atmosphere and Fainess of

Wait: The Case of a Full Servise Restaurant, Cornell Hotel and Restaurant

administrasion Quarterly.

Heryawanti, T; Endy P P; Toto S. 2004. Pengaruh Alat Penyajian Disposable

Terhadap Sisa Makanan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi

Semarang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 1: 2, November, 2004. P 87 – 95

Istianto, H. 2011.Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Pelanggan Rumah Makan Ketty Resto. Jurnal Ekonomi dan Informasi

Akutansi.Vol.1 No 3.

Khomsan A., Baliwati, YF., Driwiani, CM. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi.

Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Kurniali PC. 2013. Hidup Bersama Diabetes: Mengaktifkan kekuatan kecerdasan

Ragawi untuk Mengontrol Diabetes dan Komplikasinya. Jakarta: Gramedia.

Mifisoni, S. 2009. Nutritional Habits of the Inhabitants of the Island of Vis. CoU.

Antropol

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

14

Moehyi. 2002. Penyelenggaraan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit.

Jakarta: Gramedia.

Mukrie, A Nursiah. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi dasar. Jakarta.

Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Gizi Pusat bekerjasama dengan

AKZI Depkes RI.

Murwani, R. 2001. Penentuan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap dengan Metode

Taksiran Visual Comstock di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis.

Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.

Nafiah, U. 2011. Hubungan Persepsi Pasien tentang Penyajian Makanan dengan

Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Skripsi. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

National Health Service (NHS). 2005. Managing Food Waste in the NHS.

Department of Health. NHS Estates

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka

Cipta.

Nuryati, P. 2008. Hubungan Antara Waktu Penyajian, Penampilan Dan Rasa

Makanan Dengan Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap Dewasa Di Rs

Bhakti Wira Tamtama Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Priyanto, O. 2009. Faktor yang Berhubungan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien

Rawat Inap Kelas 3 di RSUD Kota Semarang. Skripsi. FIK UNDIP.

Perkumpulan_Endokrinologi_Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Perkeni

Pohan, I. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, editor : Palupi Widyastuti, EGC,

Jakarta.

Puspita,D., Rahayu,R. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Menyisakan Makanan Pasien Diit DM. Jurnal Kesehatan Masyarakat:

Universitas Negeri Semarang.

Ratna, Maya Riqi. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi

Di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Skripsi.

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Siswanto, B. 2009. Penerapan Metode Service Quality dan House of Quality untuk

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Gizi Pada Pasien Rawat Inap di Rumah

Sakit X.Institusi Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN MAKANAN DAN …eprints.ums.ac.id/58986/16/NASKAH PUBLIKASI R.pdf1 hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan

15

Siswiyardi. 2005. Beberapa Faktor Pelayanan Gizi Rumah Sakit Yang Berhubungan

Dengan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Pasien Dari Makanan Luar

Rumah Sakit (Studi pada pasien rawat inap RSU Sragen ). Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

Suiraoka I. 2012. Penyakit Degeneratif: Mengenal, Mencegah, dan Mengurangi

Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sumiyati. 2008. Gambaran Sisa Makanan Pasien Dan Beberapa Faktor Yang

Mempengaruhi Sisa Makanan Pasien Di Ruang Anggrek Rsu Ra Kartini

Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. PT. Gramedia : Jakarta

Susyani. Endy Paryanto dan Toto Sudargo. 2005. Akurasi Petugas Dalam Penentuan

Sisa Makanan Pasien Rawat Inap Menggunakan Metode Taksiran Visual

Skala Comstock 6 Poin. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.

Sutanto T. 2013. Diabetes Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta: Buku

Pintar.

Tjiptono .2005. Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjokroprawiro, Askandar. 2011. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama DM. Penerbit

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Utari, R. 2009. Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas

Gondangrejo Karanganyar. Karya tulis ilmiah FIK Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Williams, Peter G. dan Karen Walton. 2011. Plate Waste in Hospitals and Strategies

for Change. European e-journal of Clinical nutrition and metabolism.

WHO. 2000. Pencegahan Diabetes Mellitus.

Yuliantoro, N. 2010. Pengaruh Kualitas Makanan Terhadap Kepuasan dan

Behavioral Intention. Jurnal Hospitour Volume I No.2

Zakiyah, Lili. et. al. 2005. Plate Waste among Hospital Inpatient. Malaysian Journal

of Public Health Medicine. Vol.2. no.5.