145
1 HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG SKRIPSI Oleh MUSLIMAH NIM. 12410203 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI … · 2018. 8. 21. · 1 hubungan antara regulasi diri dengan prokrastinasi dalam menghafal al-qur’an mahasiswa uin maulana malik

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN

    PROKRASTINASI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN

    MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

    SKRIPSI

    Oleh

    MUSLIMAH

    NIM. 12410203

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

    2016

  • 2

    HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN

    PROKRASTINASI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN

    MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada

    Dekan Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

    Oleh

    MUSLIMAH

    NIM. 12410203

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

    2016

  • 3

  • 4

  • 5

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : Muslimah

    NIM : 12410203

    Fakultas : Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

    Menyatakan bahwa penelitian yang peneliti buat dengan judul

    “Hubungan antara Regulasi Diri dengan Prokrastinasi dalam Menghafal Al-

    qur’an Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”, adalah benar-benar

    hasil karya sendiri baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

    kutipan yang disebutkan sumbernya. Jika dikemudian hari ada claim dari pihak

    lain, bukan menjadi tanggung jawab Dosen Pembimbing dan pihak Fakultas

    Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

    Demikian surat pernyataan ini peneliti buat dengan sebenar-benarnya dan

    apabila pernyataan ini tidak benar peneliti bersedia mendapatkan sangsi.

    Malang,…………….201

    6

    Peneliti

    Muslimah

    NIM. 12410203

  • 6

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Alhamdulillah, akhirnya penelitian ini terselesaikan. Terima kasih ku

    panjatkan Kepada Allah yang telah memberiku kesehatan dan menuntunku hingga

    aku dapat menyelesaikan penelitian ini.

    Kupersembahkan penelitian ini Kepada :

    1. Kedua orang tua ku tercinta “Bak Anas Zhuhri, Mak Malinah, Bapak

    Jumaki dan Ibuku Karyatun”. Yang selalu memberiku kasih sayang,

    perhatian, dukungan dan doa yang tak henti-hentinya kepadaku. Setiap

    tetes keringat mu merupakan berkah untukku terimakasih buat keempat

    orang tuaku.

    2. Terimah kasih kepada Masku Ahmad Jaenal Arifin dan Adik-adikku

    tersayang “ Meri Susana, Abdullah, Azzam, Indah Permata Sari dan

    Wahyu Zakarya Arifin. dan juga serta Keluarga besarku yang tidak bisa

    aku sebutkan satu persatu yang selalu memberiku semangat, dukungan,

    do’a dan materi.

    3. Untuk adikku Oka Yana Afriski dan Sahabatku “ Ghorsina Al-Ghorsani,

    Kholifah, Hikmah Habibah, dan Hafhichotul Ulum terimakasih telah member

    semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

    4. Almamaterku tercinta dan Kementrian Departemen Agama yang

    memberikan beasiswa selama 4 tahun studyku, Pengelolah Program

    Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

  • 7

    HALAMAN MOTTO

    Tidak menjadi masalah jika Anda mencoba dan

    mencoba dan mencoba lagi dan gagal. Sangat

    menjadi masalah bila Anda mencoba dan gagal, dan

    gagal untuk mencoba lagi.

    (Charles F. Kettering)

  • 8

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim...,

    Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

    rahmatNya, peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan antara

    Regulasi Diri dengan Prokrastinasi dalam Menghafal Al-qur’an Mahasiswa

    UIN Maulana Malik Ibrahim Malang” sebagai salah satu syarat untuk

    mendapatkan gelar sarjana S-1 di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)

    Maulana Malik Ibrahim Malang.

    Peneliti menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapat

    bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak. Karena bantuan berbagai pihak penelitian

    ini dapat selesai dan semoga bermanfaat. Untuk itu dengan tulus dan rendah hati peneliti

    menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si Selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim

    Malang.

    2. Dr. H. M. Lutfi Mustofa, M. Ag Selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Maulana

    Malik Ibrahim Malang

    3. Drs. Zainul Arifin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

    bimbingan, nasehat, motivasi dan berbagai pengalaman kepada peneliti dengan

    penuh keikhlasan dan kesabaran.

    4. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan ilmu

    selama kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan seluruh staf yang

    selalu sabar melayani segala administrasi selama proses penelitian ini.

    Dalam laporan ini, peneliti menyadari masih jauh dari kesempurnaan karena

    terbatasnya pengetahuan dan keterampilan yang peneliti miliki, untuk itu peneliti

  • 9

    mengharapkan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan penelitian ini.

    Akhir kata, peneliti berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

    pihak yang telah membantu. Semoga penelitian membawa manfaat bagi

    pengembangan ilmu dan pengaplikasiannya.

    Malang,…………..2016

    Peneliti

  • 10

    DAFTAR ISI

    Halaman Sampul .................................................................................................. i

    Halaman Judul ..................................................................................................... ii

    Pernyataan Persetujuan ...................................................................................... iii

    Halaman Pengesahan........................................................................................... iv

    Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................................. v

    Lembaran Persembahan ...................................................................................

    vi

    Lembaran Motto ................................................................................................. vii

    Kata Pengantar ................................................................................................... viii

    Daftar Isi .............................................................................................................. ix

    Daftar Tabel ........................................................................................................ x

    Daftar Figur/Bagan ............................................................................................. xi

    Abstrak ................................................................................................................. xii

    Daftar Lampiran ................................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

    C. Tujuan Penelitian................................................................................. 8

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Prokrastinasi ........................................................................................ 10

    1. Pengertian Prokrastinasi ................................................................. 10

    2. Indikator Prokrastinasi ................................................................... 11

  • 11

    3. Aspek-Aspek Prokrastinasi ............................................................ 12

    4. Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi ...................................... 14

    5. Jenis-jenis Prokrastinasi ................................................................ 17

    B. Regulasi Diri ..................................................................................... 20

    1. Pengertian Regulasi Diri ................................................................. 20

    2. Aspek-aspek Regulasi Diri ............................................................. 21

    3. Komponen-komponen Regulasi Diri .............................................. 22

    4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Regulasi Diri .......................... 25

    C. Hubungan Antara Regulasi Diri dengan Prokrastinasi ...................... 28

    D.Perspektif Islam tentang Regulasi Diri dan Prokrastinasi .................. 32

    1. Talaah Teks Psikologi tentang Regulasi Diri .................................

    32

    2. Talaah Teks Islam tentang Regulasi Diri ........................................

    38

    3. Talaah Teks Psikologi tentang Prokrastinasi ................................. 44

    4. Talaah Teks Islam tentang Prokrastinasi ........................................ 50

    E. Hipotesa .............................................................................................

    56

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 57

    B. Identifikasi Variabel ........................................................................... 58

    C. Definisi Oprasional ...........................................................................

    59

    D. Strategi Penelitian .............................................................................. 60

    E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 62

    F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 66

    G. Medote Analisa Data ........................................................................ 68

  • 12

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.Diskripsi Obyek Penelitian ................................................................ 71

    1. Uraian Singkat Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) ....... 71

    2. Data Mahasiswa yang belum Mencapai Target Hafalan 3 Semester

    Terakhir ........................................................................................... 72

    B. Penyajian dan Analisa .......................................................................

    1.Penyajian ......................................................................................... 74

    a. Gambaran Subyek Penelitian ................................................... 75

    b. Validitas Aitem dan Reliabilitas Regulasi Diri ......................... 76

    c. Validitas Aitem dan Reliabilitas Prokrastinasi ......................... 77

    C. Analisa Data ..................................................................................... 82

    1.Uji Asumsi Normalitas Data .......................................................... 82

    2. Uji Korelasi .................................................................................... 83

    D. Norma dan Standar Deviasi ..............................................................

    1. Norma Regulasi Diri ...................................................................... 84

    2. Norma Prokrastinasi ...................................................................... 86

    E. Pembahasan ....................................................................................... 88

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ..................................................................................... 96

    B. Saran ................................................................................................ 97

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

    98

  • 13

    Daftar Tabel

    Tabel 2.1 Analisa Komponen Teks Psikologi tentang Regulasi Diri.......... 36

    Tabel 2.2 Makna Kosakata Teks Islam ....................................................... 39

    Tabel 2.3 Analisis Komponen Teks Islam tentang Regulasi Diri ............... 41

    Tabel 2.4 Tabulasi Teks Islam tentang Regulasi Diri ................................. 42

    Tabel 2.5 Analisi Komponen Teks Psikologi tentang Prokrastinasi ........... 48

    Tabel 2.6 Makna Kosakata Teks Islam ....................................................... 51

    Tabel 2.7 Analisis Komponen Teks Islam tentang Prokrastinasi ............... 53

    Tabel 2.8 Tabulasi Teks Islam tentang Prokrastinasi.................................. 54

    Tabel 3.1 Gambaran Populasi .................................................................... 61

    Tabel 3.2 Blue Print Skala Regulasi Diri ................................................... 65

    Tabel 3.3 Blue Print Skala Prokrastinasi.................................................... 65

    Tabel 4.1 Data tentang Prokrastinasi Berdasarkan Jenis Kelamin

    dan Perangkatan ...................................................................... 75

    Tabel 4.2 Uji Coba Skala Regulasi Diri ..................................................... 77

    Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Regulasi Diri ..................................................... 79

    Tabel 4.4 Uji Coba Skala Prokrastinasi ..................................................... 80

    Tabel 4.5 Uji Reliablitas Prokrastinasi....................................................... 81

    Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................... 82

    Tabel 4.7 Hasil Korelasi antara Regulasi Diri dengan Prokrastinasi ........ 83

    Tabel 4.8 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 84

    Tabel 4.9 Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Regulasi Diri ................... 85

    Tabel 4.10 Kateori Tingkat Regulasi Diri .................................................. 85

    Tabel 4.11 Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Prokrastinasi ................... 86

    Tabel 4.12 Kateori Tingkat Prokrastinasi .................................................. 87

  • 14

    DAFTAR FIGUR

    Figur 2.1 Teks Psikologi tentang Regulasi Diri .......................................... 35

    Figur 2.2 Teks Islam tentang Regulasi Diri ............................................... 40

    Figur 2.3 Teks Psikologi tentang Prokrastinasi ......................................... 47

    Figur 2.4 Teks Islam tentang Prokrastinasi ................................................ 52

    DAFTAR PETA KONSEP

    Peta Konsep 2.1 Teks Psikologi tentang Regulasi Diri............................... 37

    Peta Konsep 2.2 Teks Islam tentang Regulasi Diri ..................................... 43

    Peta Konsep 2.3 Teks Psikologi tentang Prokrastinasi ............................... 49

    Peta Konsep 2.4 Teks Islam tentang Prokrastinasi ..................................... 55

  • 15

    ABSTRAK

    Muslimah. 12410203. Hubungan Antara Regulasi Diri dengan Prokrastinasi

    dalam Menghafal Al-qur’an Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

    Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Zainul Arifin. M. Ag.

    Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) merupakan wadah bagi

    santri yang berprestasi untuk mewujudkan impian menjadi seorang mahasiswa

    diperguruan tinggi. Akan tetapi terkhusus di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

    ada persyaratan tertentu yang harus dimiliki oleh santri yaitu memiliki hafalan 10

    juz Al-qur’an dan jika sudah diterima di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

    santri tersebut wajib menyelesaikan 30 juz Al-qur’an, jika tidak maka mahasantri

    tersebut tidak dapat menyusun tugas akhir kuliah. Maka dari itu pengelolah

    Program Beasiswa Santri Berprestas (PBSB) menyediakan karentina (pembinaan)

    pada mahasiswa Program Beasiswa Santri Berprestas (PBSB) yang belum

    mencapai target hafalan atau melakukan penundaan dalam hafalan agar hafalan.

    Dalam khazanah psikologi penundaan itu memiliki istilah sendiri yaitu

    prokrastinasi. Berdasarkan surat edaran terakhir pada 28 novembar 2015 terdapat

    62 mahasiswa yang belum mencapai target hafalan Al-qur’an. Oleh karena itu

    dengan adanya regulasi diri diharapkan mahasiswa mampu menampilkan

    serangkaian tindakan yang ditunjukan untuk mencapai target hafalan dengan

    melakukan perencanaan terarah, sehingga prokrastinasi dapat diminimalisir. Maka

    munculah pertanyaan bagi peneliti bagaimana tingkat regulasi diri, tingkat

    prokrastinasi dan apakah ada hubungan antara kedua variabel.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat regulasi diri,

    tingkat prokrastinasi, dan membuktikan ada tidaknya hubungan negative antara

    kedua variable.

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan

    regulasi diri sebagai variable bebas dan prokrastinasi sebagai variable terikat.

    Teknik korelasi Product Moment digunakan untuk menguji hubungan antara

    kedua variable, kemudian mengkategorisasikan tingkat regulasi diri dengan

    tingkat prokrastinasi dengan menentukan mean dan standar deviasi terlebih

    dahulu. Subyek penelitian adalah mahasiswa Program Beasiswa Santri Berprestasi

    (PBSB) yang melakukan prokrastinasi sebanyak 62 orang dari 109 mahasiswa

    yang mendapatkan beasiswa PBSB.

    Hasil penelitian menunjukkan sejumlah 11.3% mahasiswa mempunyai

    tingkat regulasi diri tinggi, 72.6% sedang dan 16.1% rendah. Kemudian terdapat

    9.7% mahasiswa mempunyai tingkat prokrastinasi tinggi, 77.4% sedang, dan

    12.9% rendah. Hasil korelasi antara regulasi diri dengan prokrastinasi

    menunjukkan angka sebesar -0.467 dengan nilai signifikansi 0.000 (p < 0.01). Hal

    tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kedua variable,

    karena nilai r tabel negative artinya hubungan antara kedua variabel negetif. Jadi

    jika tingkat regulasi diri tinggi maka prokrastinasi rendah dan sebaliknya, jika

    regulasi diri rendah maka prokrastinasi tinggi.

  • 16

    ABSTRACT

    Muslimah. 12410203. Relationship Between Self Regulation and Procrastination

    in Memorizing the Qur'an. Students of State Islamic University (UIN) Maulana Malik

    Ibrahim Malang. Advisor Zainul Arifin. M. Ag.

    Students’ achievement scholarship program (PBSB) is a place for students who

    achieve to reach the dream of becoming students in a university. However, there are

    requirements that must be owned by students in The State Islamic University (UIN)

    Maulana Malik Ibrahim Malang such as having 10 sections memorization of Qur’an and

    when received in this university, the students must complete their memorizations until

    30 sections of Qur’an. If they do not do it, they can not join final task. Therefore, PBSB

    organizer provide place for students who have not reached the target yet or delaying in

    doing. In psychology, postponement is known as procrastination. Based on circular letter

    on November 28, 2015, there were 62 students who did procrastination in memorizing.

    Therefore, the presence of self-regulation is expected to help students to arrange a series

    of steps to reach the target by doing directed plan. Therefore, some questions are coming

    into the researcher’s mind that is how the students’ self-regulation are, how their

    procrastination are, and how the relation between those two variables, correlation or not.

    The aim of this study is to determine the level of self-regulation, the level of

    procrastination, and determine whether there is a negative correlation between the two

    variables.

    This study is a quantitative correlation research where self-regulation as an

    independent variable and procrastination as the dependent variable. Product Moment

    correlation technique is used to examine the relationship between two variables, and

    categorize the level of self-regulation and the level of procrastination by determining the

    mean and standard deviation first. The research subjects are the students of Students’

    achievement scholarship program (PBSB) who procrastinate as many as 62 of 109

    students who receive PBSB scholarships.

    The results showed 11.3% of the students have a high degree of self-regulation,

    72.6% moderate and 16.1% lower. Then, there are 9.7% of students have a high degree of

    procrastination, 77.4% moderate, and 12.9% lower. The correlation between self-

    regulation and procrastination showed the number of -0.467 with p = 0.000 (p

  • 17

    ملخص

    مسلمة 04202421. ارتباط بين التنظيم الذاتي و المماطلة في حفظ القرآن لطلبة الجامعة الحكومية

    اإلسالمية موالنا مالك إبراهيم بماالنع . المشرف : زين العارفين

    برنامج المنحة لطلبة المتوقين مكان يوّصل الطلبة إلى الجامعة المرجوة . و تشترط الجامعة موالنا مالك

    إبراهيم حفظ 02 أجزاء من القرآن لمن يرغب فى هذا البرنامج . ثّم يتّم حفظه كامال .أثناء الدراسة و إالّ فال

    تسمح له أن يشترك االمتحانات النهائية الجامعية . ولذالك عقدت لجنة البرنامج دورة أخرى لمن يتأّجل أو

    يتعذّر فى الحفظ . و فى خزانة علوم النفسى الطبيعى تسّمى هذه المشكلة المماطلة الحفظ للقرآن الكريم . و

    تماطل 24 من الطلبة كما أخبرت الرسالة الجامعة التي لذالك صدرت فى الطلبة أن 42 من نوفمبر 4202

    . و بالتنظيم الذاتي تُرجى من يظهر العمليات للوصول إلى الغرض المرجو من الحفظ . و أن تقلل عملية

    المماطالت . فينشاء السؤال لباحث وهو كيف المستوى في تنظيم الذاتي و مماطلة الحفظ و هل هناك االرتباط بين

    هذين شيئين

    الغرض من هذه البحث معرفة الحدّ العالقة بين تنظيم الذاتي و مماطلة الحفظ و معرفة عدم أو وجود ارتباط

    السلبي بينهما

    بهذا البحث يبحث االرتباط الكّمي بين تنظيم الذاتي كالمتغيّرة المستقلة و المماطلة الحفظ كالمتغير التابع .

    طريقة االرتباط للحظات المنتج مستخدمة المتحان االرتباط بين المتغيرين . ثّم تصنّف مستوى تنظيم الذاتي

    و مستوى المماطلة يالتعيين المتوسط و االنحراف المعيارى .والموضوع البحث هم الطلبة على منحة

    الدراسية من الجامعة المماطلون في الحفظ وكان عددهم 24 من 021 الطلبة

    تظهر نتيجة البحث أّن %00.1 فى المئة من الطلبة لهم المستوى المرتفعة فى تنظيم الذاتي ، و 74،2%

    فى المئة من الطلبة تتوّسط درجاتهم و %02.0 من الباقين لهم المستوى المنخفضة . ثم.%1.7 فى المئة

    من الطلبة لهم المستوى المرتفعة فى مماطلة الحفظ ، و %77.2 فى المئة من الطلبة تتوّسط درجاتهم و

    ،%04.1 فى المئة لهم المستوى المنخفضة. و نتيجة البحث االرتباط بين تنظيم الذاتي و مماطلة الحفظ

    تشير إلى العدد 2.227- و ف = 2.22 . تقول النتيجة أنّه هناك ارتباط وثيقة بين هذين شيئين.ولكن لوجود

    النتيجة ر جدول سلبي . هناك ارتباط سلبي بين تنظيم الذاتي والمماطلة فى أضعف المستوى . إذن إن يرتفع

    مستوى تنظيم الذاتي تنخفض مستوى المماطلة . وإن تنخفض مستوى تنظيم الذاتي ترتفع مستوى مماطلة

    الحفظ.

  • 18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menghafal Al-qur’an banyak diminati dikalangan masyarakat, hal

    tersebut dibuktikan dengan terus bertambahnya pondok pesantren yang

    berbasis Al-qur’an dan terbentuklah festival atau kompetisi yang

    bernuansa Al-qur’an baik yang berlevel kecamatan sampai internasional.

    Berdirinya festival atau kompetisi di Indonesia seperti Musabaqoh

    Tilawatil Qur’an (MTQ) sejak tahun 1950-an sejak berdirinya Jamiatul

    Qurra wal Huffadz (JQH). (Wikipedia diunduh 25 mei 2016)

    Jamiatul Qurra wal Huffaz (JQH) adalah organisasi para qori-qoriah,

    hafidz-hafidzah, para pencinta Al-qur’an yang bernaung di bawah

    Nahdatul Ulama. Jamiatul Qurra wal Huffaz (JQH) didirikan oleh KH

    Wahid Hsyim bertepatan pada tanggal 15 Januari 1951 di Jakarta,. Tujuan

    didirikan Jamiatul Qurra wal Huffaz (JQH) untuk terpeliharanya

    kesucian dan kragungan Al-qur’an, meningkatkan kualitas pendidikan dan

    pembelajaran Al-qur’an, terpeliharanya persatuan qurra wal hufadz

    ahlussunah waljama’ah. (JQH diunduh 25 mei 2016)

    UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ternyata juga pernah memiliki

    Jamiatul Qurra wal Huffaz (JQH) sebagai organisasi yang menaungi para

    pencinta Al-qur’an. Jamiatul Qurra wal Huffazd (JQH) di UIN Maulana Malik

    Ibrahim Malang diresmikan oleh Ibu Hj. Faiqoh, M.Hum pada tanggal 21

  • 19

    november 2002. Pelopor pertama terbentuknya wadah pencinta Al-qur;an di UIN

    Maulana Malik Ibrahim Malang adalah Ustad Syamsul Ulum, M.Ag. Namun

    melalui berbagai tahapan Jamiatul Qurra wal Huffaz (JQH) berganti nama

    menjadi Hai’ah Tahfizhul Qur’an (HTQ) yang diresmikan pada tanggal 7

    september 2009 dibawah kepemimpinan Drs. H. Imam Muslimin, M. Ag.

    Hai’ah Tahfizhul Qur’an (HTQ) merupakan sebuah organisasi yang

    berkiprah di bidang Al-qur’an dalam mendukung dan membantu program

    kampus dan mengantarkan mahasiswa menjadi ulama professional yang

    intelek dan intelektual professional yang ulama.. Itulah salah satu usaha

    UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam mencetak penghafal Al-qur’an

    yang intelek. (HTQ diunduh 25 mei 2016)

    Keinginan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tidak berhenti disitu

    saja dalam mencetak penghafal Al-qur’an. UIN Maulana Malik Ibrahim

    Malang membuka jalur untuk semua santri, yaitu jalur Program Beasiswa

    Santri Berprestasi (PBSB). Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB)

    merupakan jalur yang berkerjasama antara UIN Maulana Malik Ibrahim

    Malang dengan Deperteman Agama. Program Beasiswa Santri Berprestasi

    (PBSB) juga memiliki persyaratan tertentu yaitu setiap peserta harus

    memiliki hafalan minimal 10 juz. Namun hafalan tersebut hanya berlaku

    pada peminat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang saja. (PBSB diunduh

    20 januari 2016)

    Kewajiban peserta yang lulus beasiswa Program Beasiswa Santri

    Berprestasi (PBSB) di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang harus

  • 20

    meselesaikan hafalan sebelum penyusunan skripsi, maka dari itu untuk

    menimalisir adanya penundaan dalam menyelsaikan hafalan, pihak

    pengelola Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) membuat program

    yaitu setiap mahasiswa harus menyelesaikan 4 Juz persemester sehingga

    disemester 6 hafalan sudah dapat dikatakan selesai dan mahasiswa tersebut

    dapat fokus pada tugas akhirnya. (Kemahasiswaan UIN Mauliana Malik

    Ibrahim Malang:2016)

    Kenyataannya program tersebut tidak berpengaruh signifikan

    terhadap mahasiswa yang menerima beasiswa Program Beasiswa Santri

    Berprestasi (PBSB), terbukti pada tahun akademik 2014-2015 semester

    ganjil dari 109 mahasiswa terdapat 69 orang yang belum mencapai target,

    pada tahun akademik 2014-2015 semester genap terdapat 72 orang yang

    belum menycapai target dan pada tahun 2015-2016 semester ganjil

    terdapat 52 orang yang belum mencapai target (Kemahasiswaan

    2014,2015, & 2016). Oleh karena itu pihak yang pengelola Program

    Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) membuat program baru yaitu

    karantina. Karantina mewadai mahasiswa yang belum mencapai target dan

    karantina dilaksanakan setiap selesai semesteran atau waktu liburan.

    Wawancara yang dilakukan di asrama PBSB pada tanggal 23

    september 2015 kepada beberapa mahasiswa yang belum mencapai target

    dalam menghafal Al-qur’an, diantaranya subyek yang berindisial Ko

    menyatakan “saya anak sains mbak, laporan saya numpuk. Kalau saya

    ada libur juga pengen refresing mumpung ada kesempatan, intinya tuh

  • 21

    saya tidak bisa membagi waktu untuk, kuliah, ngaji, dan refresing” dan

    yang beberapa diantara mereka juga memiliki pendapat serupa dengan Ko,

    namun subyek yang berindisial Okf menyatakan hal yang berbeda bahwa

    “sebenarnya saya kurang memiliki minat untuk menjadi seorang

    penghafal, saya tidak biasa duduk lama sambil ngaji mbak, saya pengen

    terlibat banyak dalam organisasi dan mbak potensi saya itu bukan Al-

    qur’an tapi seni”. Memang singkron dengan observasi peneliti pada

    perilaku sehari-hari mereka. Maka dapat disimpulkan bahwa alasan

    mereka belum mencapai target dalam hafalan dikarenakan tugas kuliah

    yang numpuk, kejenuan diakibatkan oleh kecapean, ikut organisasi, tidak

    bisa membagi waktu, dan ada diantara mereka yang mengatakan serasa

    terbebani bahkan salah satu diantara mereka mengatakan tidak memiliki

    potensi untuk menghafal.

    Hasil observasi dan wawancara diatas senada dengan indikator-

    indikator prokrastinasi yang dikatakan oleh Ferrari dkk (1995:11) dalam

    jurnalnya yang berjudul Procrastination and Taks Avoidance Theory,

    Research, and Treatment yaitu a. Penundaan untuk memulai maupun

    menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. b. Keterlambatan dalam

    mengerjakan tugas. c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja

    aktual. d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada

    melakukan tugas yang harus dikerjakan.

    Penundaan yang dilakukan oleh mahasiswa Program Beasiswa

    Santri Berprestasi (PBSB) dalam menyelesaikan target hafalan Al-qur’an

  • 22

    dapat disebut dengan prokrastinasi karena perilaku mahasiswa Program

    Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) menunjukkan suatu perilaku tidak

    disiplin dalam penggunaan waktu, lebih mengutakamakan organisasi yang

    dapat mengalihkan fokus dalam menghafal, dan data yang menunjukkan

    terdapat 62 mahasisswa dari 109 mahasiswa yang belum mencapi target

    hafalan, itu artinya mahasiswa tersebut terlamat dalam menyelesaikan

    target hafalan mereka.

    Prokrastinasi adalah kecenderungan untuk menunda dalam memulai,

    melaksanakan, dan mengakhiri suatu aktivitas (Rumiani, 2006:38).

    Solomon dan Rothblum (1984:505) mengatakan bahwa prokrastinasi

    merupakan kecenderungan menunda memulai menyelesaikan tugas

    dengan melakukan aktivitas lain yang tidak berguna sehingga tugas

    menjadi terhambat atau selesai tidak tepat waktu. Sedangkan menurut

    Ferrari (dalam Ghufron & Risnawita, 2010:158) prokrastinasi sangat

    berakibat negatif, dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang

    terbuang sia-sia. Tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila

    diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal.

    Prokrastinasi disebabkan karena terjadinya anti motivasi yang

    berhubungan dengan rendahnya regulasi diri efikasi diri, dan self-esteem

    dan berasosiasi dengan tingginya kecemasaan serta stress (Howell,

    Watson, Powell, & Buro dalam Evita Tri 2014:22).

    Penelitian yang dilakukan Fitria Dwi Fizanti (2003:1) Perilaku

    prokrastinasi ini juga dilakukan oleh mahasantri Ma’had ‘Aly Masjid

  • 23

    Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) dalam mengerjakan tugas utamanya

    sebagai mahasantri MAS, yakni menghafal Alquran. Pengaruh regulasi diri

    dengan prokrastinasi dikalangan mahasantri sebanyak 69,2 %. itu artinya

    ada peran penting dalam mengurangi prokrastinasi dengan meningkatkan

    regulasi diri. Titik beda penelitian yang dilakukan Fitria Dwi Fizanti

    dengan penelitian yang akan dilakukan adalah latar belakang subyek

    penelitian memiliki aturan-atauran tertentu seperti harus menyelesaikan

    target hafalan sebelum semester tujuh agar dapat mengerjakan ujian akhir

    kuliah dan subyek yang terdata belum mencapai target hafalan Al-qur’an

    sebanyak 62 mahasiswa atau 57% dari 109 mahasiswa . Sedangkan

    penelitian yang dilakukan oleh Fitria Dwi Fizanti pada tahun 2003

    memiliki subyek penelitian yang tidak terkungkung dengan aturan resmi

    dalam menyelesaikan hafalan Al-qur’an.

    Menurut Zimmerman (1989:330) reguasi diri berkaitan dengan

    bagaimana seseorang menampilkan serangkaian tindakan yang ditujukan

    untuk pencapaian target dengan melakukan perencanaan terarah. Regulasi

    diri memiliki tiga aspek penting yang akan menentukan tinggi rendahnya

    tingkat regulasi diri. Pertama yaitu aspek kognisi dimana upaya individu

    merencanakan, menetapkan tujuan, mengatur, memonitor diri, dan

    mengevaluasi diri. Kedua yaitu aspek motivasi dimana individu merasakan

    efikasi diri yang tinggi, atribusi diri dan berminat pada tugas intrinsik.

    Ketiga yaitu aspek perilaku dimana upaya individu untuk memilih,

    menstruktur, dan menciptakan lingkungan yang mengoptimalkan belajar.

  • 24

    Menarik bagi peneliti dalam menentukan variabel bebas reguasi diri

    dikarenakan pada hasil wawancara mahasiswa Program Beasiswa Santri

    Berprestasi (PBSB) yang belum mencapai target hafalan, beberapa

    diantara mereka menyatakan bahwa “Saya tidak memiliki potensi dalam

    menghafal Al-qur’an” dan ada juga yang mengatkan “saya tidak memiliki

    minat untuk menghafal Al-qur’an” serta diantara mereka mengatakan

    “saya bukan tipe orang yang suka berlama-lama duduk sambil ngaji, saya

    lebih suka terlibat banyak dalam organisasi”. Sedangkan dalam penelitian

    yang dilakukan oleh Paul R. Pintrich dan Elisabeth V. De Groot (1990:1)

    regulasi diri sangat berpengaruh pada kinerja seseorang. Oleh sebab itu

    adanya regulasi yang tinggi maka mahasiswa dapat memenuhi target

    mengahafal Al-qur’annya sehingga dapat fakos pada tugas akhir

    perkuliahannya.

    Berdasarkan uraian diatas maka muncul pertanyaan “Apakah benar

    ada hubungan antara tingkat regulasi diri dengan tingkat prokrastinasi

    mahasiswa penghafal Al-qur’an”. Sehingga peneliti mengajukan judul

    “Hubungan antara Regulasi diri dengan Prokrastinasi Mahasiswa

    Penghafal Al-qur’an UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana tingkat regulasi diri dalam menghafal Al-qur’an

    Mahaiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang?

  • 25

    2. Bagaimana tingkat prokrastinasi dalam menghafal Al-qur’an

    mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang?

    3. Apakah ada hubungan antara tingkat regulasi diri dengan tingkat

    prokrastinasi menghafal Al-qur’an Mahasiswa UIN Maulana Malik

    Ibrahim Malang?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui tingkat regulasi diri dalam menghafal al-qur’an Mahasiswa

    UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

    2. Mengetahui tingkat prokrastinasi dalam menghafal al-qur’an

    Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

    3. Membuktikan adanya hubungan antara tingkat regulasi diri dengan

    tingkat prokrastinasi dalam menghafal al-qur’an Mahasiswa UIN

    Maulana Malik Ibrahim Malang.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini mencakup

    dua hal, yaitu:

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi

    pengembangan teori-teori psikologi dalam hal hubungan antara reguasi

    diri dengan prokrastinasi dan sebagai sarana untuk memberikan data

    dan informasi sebagai bahan studi untuk melakukan penelitian

  • 26

    selanjutnya dengan pengembangan dan variasi materi yang lebih

    kompleks.

    2. Manfaat Praktis

    Dapat mengetahui bagaimana hubungan antara regulasi diri

    terhadap prokrastinasi terutama terhadap mahasiswa semester akhir

    sehingga dapat mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik

    dengan perencanaan yang matang dan terarah.

    .

  • 27

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Prokrastinasi

    1. Pengertian Prokrastinasi

    Menurut Solomon dan Rothblum (1984: 503-509) istilah prokrastinasi

    berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan “pro” yang berarti

    mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus” yang berarti

    keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau

    menunda sampai hari berikutnya. Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan

    untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara

    keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga

    kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu,

    serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan. Sedangkan

    prokrastinasi menurut Burka dan Yuen (2008:5) adalah menangguhkan atau

    menunda sampai hari berikutnya.

    Menurut Fiore (dalam Kurniawan 2013:34) prokrastinasi adalah suatu

    mekanisme untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan dengan

    bagaimana cara memulai atau menyelesaikan pekerjaan dan dalam hal

    membuat keputusan.

    Silver (dalam Ghufron, 2003:152) mengatakan bahwa prokrastinasi

    lebih dari sekedar kecenderungan, melainkan suatu respon mengantisipasi

    tugas tugas yang tidak disukai, atau karena tidak memadainya penguatan atau

  • 28

    keyakinan tidak rasional yang menghambat kinerja, sehingga pelakunya

    merasakan suatu perasaan tidak nyaman.

    Sedangkan menurut Ferrari (dalam Kurniwan 2013:35) prokrastinasi

    akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal

    yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas

    kursus.

    Rothblum, Solomon dan Murakami (1986:387) mendefinisikan

    prokrastinasi akademik sebagai kecenderungan untuk (a) selalu atau hampir

    selalu menunda tugas akademik, dan (b) selalu atau hampir selalu mengalami

    kecemasan bermasalah terkait dengan penundaan ini.

    Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

    prokrastinasi merupakan seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk

    menunda, atau tidak segera memulai suatu kerja atau tugas yang harusnya

    disegerakan.

    2. Indikator Proktastinasi

    Ferrari, dkk. (1995:11) mengatakan bahwa sebagai suatu penundaan,

    prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang

    dapat diukur dan diamati ciri-ciri tertentu berupa :

    a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang

    dihadapi. Mahasantri yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang

    dihadapinya harus segera, akan tetapi mahasantri tersebut menunda untuk

    memulai menghafal dan menyelesaikannya sampai tuntas.

  • 29

    b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Prokrastinator menggunakan

    lebih sering menggunakan waktu luangnya untuk mengerjakan sesuatu

    yang tidak berhubungan dengan tugas utamanya. Ia lebih memilih hal

    tersebut karena dirasa lebih mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan

    banyak persiapan dibanding dengan tugas utamanya, dalam hal ini tugas

    menghafal, sehingga ia membutuhan waktu yang lebih lama dari waktu

    yang disediakan.

    c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Kesulitan yang

    dialami prokrastinator adalah dalam melakukan sesuatu sesuai dengan

    batas waktu yang direncanakan. Seseorang mungkin telah merencanakan

    deadline waktu untuk sub tugas tertentu, namun pada waktu yang telah

    ditentukan tersebut, tugasnya belum selesai.

    d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan

    tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator dengan sengaja

    mengisi waktu luangnya untuk melakukan hal lain yang lebih

    menyenangkan. Seseorang mungkin merasakan tugas tersebut sebagai

    beban, sehingga ketika ditawari hal lain ia akan menerimanya dengan dalih

    sebagai refreshing.

    3. Aspek-Aspek Prokrastinasi

    Stell (2007:20) mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan,

    prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang

    dapat diukur dan diamati, ciri-ciri tersebut berupa:

  • 30

    a. Perceived time, seseorang yang cenderung prokrastinasi adalah orang-

    orang yang gagal menepati deadline.

    Mereka berorientasi pada masa sekarang dan tidak mempertimbangkan

    masa mendatang. Prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya

    harus segera diselesaikan, tetapi ia menunda-nunda untuk

    mengerjakannya atau menunda menyelesaikannya jika ia sudah

    memulai pekerjaannya tersebut. Hal ini mengakibatkan individu

    tersebut gagal memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk

    mengerjakan tugas.

    b. Intention-action. Celah antara keinginan dan tindakan

    Perbedaan antara keinginan dengan tindakan senyatanya ini terwujud

    pada kegagalan siswa dalam mengerjakan tugas akademik walaupun

    siswa tersebut punya keinginan untuk mengerjakannya. Ini terkait pula

    dengan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

    Prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai

    dengan batas waktu. seorang siswa mungkin telah merencanakan untuk

    mulai mengerjakan tugasnya pada waktu yang telah ia tentukan sendiri,

    akan tetapi saat waktunya sudah tiba dia tidak juga melakukan sesuatu

    sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan sehingga menyebabkan

    keterlambatan atau bahkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas

    secara memadai.

  • 31

    c. Emotional distress, adanya perasaan cemas saat melakukan prokrastinasi.

    Perilaku menunda-nunda akan membawa perasaan tidak nyaman pada

    pelakunya, konsekuensi negatif yang ditimbulkan memicu kecemasan

    dalam diri pelaku prokrastinasi. Pada mulanya siswa tenang karena

    merasa waktu yang tersedia masih banyak. tanpa terasa waktu sudah

    hampir habis, ini menjadikan mereka merasa cemas karena belum

    menyelesaikan tugas.

    d. Perceived ability, atau keyakinan terhadap kemampuan diri.

    Walaupun prokrastinasi tidak berhubungan dengan kemampuan

    kognitif seseorang, namun keragu-raguan terhadap kemampuan dirinya

    dapat menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi. Hal ini

    ditambah dengan rasa takut akan gagal menyebabkan seseorang

    menyalahkan dirinya sebagai yang tidak mampu, untuk menghindari

    munculnya dua perasaan tersebut maka seseorang dapat menghindari

    tugas-tugas sekolah karena takut akan pengalaman kegagalan.

    4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Prokrastinasi

    Bernard (dalam Kurniawan 2013:41), mengungkapkan ada sepuluh faktor

    yang dapat menyebabkan prokrastinasi, yaitu:

    a. Kecemasan (Anxiety)

    Kecemasan yang tinggi yang berinteraksi dengan tugas-tugas yang

    diharapkan dapat diselesaikan menyebabkan seseorang cenderung

    menunda tugas tersebut.

  • 32

    b. Pencelaan terhadap Diri Sendiri (Self-Depreciation)

    Pencelaan terhadap diri sendiri termanifestasi ke dalam

    penghargaan yang rendah atas dirinya sendiri, selalu menyalahkan diri

    sendiri ketika terjadi kesalahan, dan rasa tidak percaya diri untuk

    mendapat masa depan yang cerah menyebabkan seseorang cenderung

    melakukan prokrastinasi.

    c. Rendahnya Toleransi terhadap Ketidaknyamanan (Low Discomfort

    Tolerance)

    Kesulitan pada tugas yang dikerjakan membuat seseorang

    mengalami kesulitan untuk menoleransi rasa frustrasi dan kecemasan,

    sehingga mereka mengalihkan diri sendiri kepada tugas-tugas yang

    dapat mengurangi ketidaknyamanan dalam diri mereka.

    d. Pencari Kesenangan (Pleasure-seeking)

    Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau

    melepaskan situasi yang membuat nyaman tersebut. Jika seseorang

    memiliki kecenderungan tinggi dalam mencari situasi yang nyaman,

    maka orang tersebut akan memiliki hasrat kuat untuk bersenang-senang

    dan memiliki kontrol impuls yang rendah.

    e. Tidak Teraturnya Waktu (Time Disorganization)

    Mengatur waktu berarti bisa memperkirakan dengan baik berapa

    lama seseorang membutuhkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan

    tersebut. Lemahnya pengaturan waktu disebabkan sulitnya seseorang

  • 33

    memutuskan pekerjaan apa yang penting dan kurang penting untuk

    dikerjakan hari ini. Semua pekerjaan terlihat sangat penting sehingga

    muncul kesulitan untuk menentukan apa yang harus dikerjakan terlebih

    dahulu.

    f. Tidak Teraturnya Lingkungan (Environmental Disorganisation)

    Salah satu faktor prokrastinasi adalah kenyataan bahwa lingkungan

    disekitarnya berantakan atau tidak teratur dengan baik, hal itu terjadi

    kemungkinan karena kesalahan mahasiswa tersebut. Tidak teraturnya

    lingkungan bisa dalam bentuk interupsi dari orang lain, kurangnya

    privasi, kertas yang bertebaran dimana-mana, dan alat-alat yang

    dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut tidak tersedia. Adanya begitu

    banyak gangguan pada area wilayah pekerjaan menyulitkan seseorang

    untuk berkonsentrasi sehingga pekerjaan tersebut tidak bisa selesai

    tepat pada waktunya.

    g. Pendekatan yang Lemah terhadap Tugas (Poor Task Approach)

    Seseorang merasa siap untuk bekerja, kemungkinan dia akan

    meletakkan kembali pekerjaan tersebut karena tidak tahu darimana

    harus memulai sehingga cenderung menjadi tertahan oleh ketidaktahuan

    tentang bagaimana harus memulai dan menyelesaikan pekerjaan

    tersebut.

    h. Kurangnya Pernyataan yang Tegas (Lack of Assertion)

    Kurangnya pernyataan yang tegas disebabkan seseorang

    mengalami kesulitan untuk berkata “tidak” terhadap permintaan yang

  • 34

    ditujukan kepadanya ketika banyak hal yang harus dikerjakan karena

    telah dijadwalkan terlebih dulu. Hal ini bisa terjadi karena mereka

    kurang memberikan rasa hormat atas semua komitmen dan tanggung

    jawab yang dimiliki.

    i. Permusuhan terhadap orang lain (Hostility with others)

    Kemarahan yang terus menerus bisa menimbulkan dendam dan

    sikap bermusuhan sehingga bisa menuju sikap menolak atau menentang

    apapun yang dikatakan oleh orang tersebut.

    j. Stres dan kelelahan (Stress and fatigue)

    Stres adalah hasil dari sejumlah intensitas tuntutan negatif dalam

    hidup yang digabung dengan gaya hidup dan kemampuan mengatasi

    masalah pada diri sendiri. Semakin banyak tuntutan dan semakin lemah

    sikap seseorang dalam memecahkan masalah, dan gaya hidup yang

    kurang baik, semakin tinggi stres seseorang.

    Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

    yang dapat menyebabkan prokrastinasi antara lain kecemasan,

    pencelaan terhadap diri sendiri, rendahnya toleransi terhadap

    ketidaknyamanan, pencari kesenangan, tidak teraturnya waktu, tidak

    teraturnya lingkungan, pendekatan yang lemah terhadap tugas,

    kurangnya pernyataan yang tegas, permusuhan dengan orang lain, dan

    stres dan kelelahan.

    5. Jenis-jenis Prokrastinasi

  • 35

    Ferrari (dalam Wulandari 2010:51) membagi prokrastinasi menjadi dua,

    yaitu:

    a. Functional Procrastination

    penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh

    informasi yang lebih lengkap dan akurat.

    b. Disfunctional Procrastination

    penundaan yang tidak bertujuan sehingga mengakibatkan jelek dan

    menimbulkan masalah. Ada dua bentuk prokrastinasi yang disfungsional

    berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan, yaitu desicional

    procrastination dan avoidance procrastination.

    Desicional procrastination adalah suatu penundaan dalam

    mengambil keputusan. Bentuk prokrastinasi ini merupakan suatu

    anteseden kognitif dalam menunda untuk memulai melakukan suatu kerja

    pada kondisi yang dipersepsikan penuh stres. Prokrastinasi dilakukan

    sebagai suatu bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri

    dalam pembuatan keputusan pada situasi-situasi yang dipersepsikan

    penuh stres.

    Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam

    mengidentifikasikan tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam

    diri individu, sehingga akhirnya seorang menunda untuk memutuskan

    masalah. Desicional procrastination ini berhubungan dengan kelupaan,

    kegagalan proses kognitif, tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya

  • 36

    tingkat inteligensi seseorang. Sementara itu, pada avoidance

    procrastination adalah suatu penundaan dalam perilaku tampak.

    Penundaan ini dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari

    tugas yang dirasa tdak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan.

    Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam

    menyelesaikan pekerjaan yang akan mendatang.

    Wolters (2003:179) juga menyatakan bahwa prokrastinator

    sebenarnya sadar bahwa dirinya menghadapi tugas-tugas yang penting

    dan bermanfaat bagi dirinya (sebagai tugas primer), akan tetapi dengan

    sengaja menunda secara berulang-ulang (kompulsif) sehingga muncul

    perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah.

    Sedangkan Adler (dalam Alwisol, 2010:68) berpendapat bahwa

    setiap individu memiliki kekuatan yang bersifat bebas dalam

    menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Manusia itu sendiri yang

    bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan bagaimana dia bertingkah

    laku. Manusia mempunyai kekuatan kreatif untuk mengontrol kehidupan

    dirinya, bertanggung jawab mengenai tujuan finalnya, menentukan cara

    memperjuangkan mencapai tujuan itu, dan menyumbang pengembangan

    minat sosial. Kekuatan diri kreatif itu membuat setiap manusia menjadi

    manusia bebas, bergerak menuju tujuan yang terarah. Pendapat Adler

    tersebut menunjukkan bahwa setiap individu pada dasarnya memiliki

    kemampuan untuk mengatur dan mengontrol dirinya, bergantung dari

  • 37

    individu tersebut mengatur kehidupannya dan bertanggungjawab

    terhadap tingkah lakunya sendiri.

    B. Regulasi Diri

    1. Pengertian Regulasi diri

    Mastuti (2006:11) dalam bukunya menjelaskan konsep regulasi

    diri dikemukakan pertama kali oleh Bandura dalam latar teori belajar

    sosial. Menurut Bandura (1989:44) bahwa individu memiliki kemampuan

    untuk mengontrol cara belajarnya dengan mengembangkan

    langkahlangkah mengobservasi diri, menilai diri dan memberikan respon

    bagi dirinya sendiri.

    Zimmerman (dalam Rizanti 2013:3) regulasi diri sangat berkaitan

    dengan bagaimana individu mengaktualisasikan dirinya dengan

    menampilkan serangkaian tindakan yang ditujukan pada pencapaian

    target. Dalam pencapaian target tersebut mengacu pada pikiran, perasaan

    dan tingkah laku dalam membuat suatu perencanaan terarah.

    Pintrich dan Groot (dalam Wulandari 2010:31) memberikan

    istilah regulasi diri dalam belajar dengan istilah self regulation learning,

    yaitu suatu kegiatan belajar yang diatur oleh diri sendiri, yang

    didalamnya individu mengaktifkan pikiran, motivasi dan tingkah lakunya

    untuk mencapai tujuan belajarnya..

    Menurut Zimmerman (dalam Kurniawan 2013:41) mahasiswa itu

    telah dikatakan individu yang telah menggunakan regulasi diri, karena

  • 38

    mahasiswa telah memiliki strategi untuk mengaktifkan metakognisi,

    motivasi, dan tingkah laku dalam proses belajar mereka sendiri.

    Dengan demikian, dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik

    kesimpulan bahwa pengertian regulasi diri merupakan proses individu

    yang dilakukan secara mandiri dalam menampilkan serangkaian tindakan

    yang ditujukan untuk pencapaian target dengan mengolah strategi-

    strategi dalam penggunaan kognisi, perilaku, dan afeksi.

    2. Aspek-aspek regulasi diri (self regulation)

    Self-regulation merupakan fundamen dalam proses sosialisasi dan

    melibatkan perkembangan fisik, kognitif, dam emosi (Papalia, 2001:223).

    Siswa dengan self-regulationpada tingkat yang tinggi akan memiliki

    control yang baik dalam mencapai tujuan akademisnya.

    Menurut Zimmerman (1989:329-339) menyatakan bahwa self

    regulation mencakup tiga aspek :

    a. Metakognisi

    Metakognisi adalah kemampuan individu dalam merencanakan,

    mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri,

    memonitor dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar.

    b. Motivasi

    Motivasi merupakan pendorong (drive) yang ada pada diri individu

    yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi otonomi

    yang dimiliki dalam aktivitas belajar. motivasi merupakan fungsi

  • 39

    dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan

    perasaan kompetensi yang dimiliki setiap individu.

    c. Perilaku

    Perilaku merupakan upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi,

    dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan lingkungan

    yang mendukung aktivitas belajar.

    Berdasarkan hasil uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

    regulasi diri (self regulation) memiliki tiga aspek yang ada di dalamnya

    yaitu metakognisi, motivasi, dan perilaku. Siswa yang diasumsikan

    termasuk kategori ’self-regulated’ adalah siswa yang aktif dalam proses

    belajarnya, baik secara metakognitif, motivasi, maupun perilaku. Mereka

    menghasilkan gagasan, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan

    belajarnya. Secara metakognitif mereka bisa memiliki strategi tertentu

    yang efektif dalam memproses informasi. Sedangkan motivasi berbicara

    tentang semangat belajar yang sifatnya internal. Adapun perilaku

    ditampilkannya adalah dalam bentuk tindakan nyata dalam belajar.

    3. Komponen-komponen Regulasi diri

    Menurut Pintrich & Groot (1990:33), definisi regulasi diri memang

    bermacam-macam, namun paling tidak harus mencakup tiga komponen

    yang dapat diukur dan diamati ciri-cirinya sebagai berikut :

    a. Kemampuan metakognitif untuk membuat perencanaan, monitoring,

    dan memodifikasi cara berpikir.

  • 40

    b. Manajemen diri dan minat dalam pengerjaan tugas-tugas akademik,

    seperti kemampuan bertahan dalam menyelesaikan tugas yang sulit.

    c. Strategi kognitif yang digunakan mahasiswa untuk belajar, mengingat,

    dan mengerti materi-materi perkuliahan.

    Teori pembelajaran sosial dan kognitif mulai menyadari bahwa agar

    belajar menjadi benar-benar efektif, maka mahasiswa harus dapat

    mengatur diri dalam kegiatan belajar yang mereka jalani. Pada

    kenyataannya, mereka tidak cukup hanya mengatur perilaku mereka saja,

    tetapi mereka juga harus mengatur proses kogntif mereka. Secara khusus,

    pembelajaran yang diatur sendiri meliputi banyak proses, diantaranya

    adalah kemampuan metakognitif yang terdiri dari :

    a. Penentuan tujuan

    Mengatur diri agar mengetahui apa yang ingin dicapai ketika

    membaca atau belajar.

    b. Perencanaan

    Mengatur diri dalam menggunakan waktu dan sumber daya yang

    dimiliki untuk mengerjakan tugas belajar.

    c. Mengendalikan perhatian

    Mengatur diri agar dapat memusatkan perhatian pada pokok persoalan

    yang dihadapi dan membersihkan pikiran dari hal-hal yang berpotensi

    mengganggu konsentrasi dan emosi.

    d. Penerapan strategi belajar

  • 41

    Mengatur diri agar dapat memilih strategi belajar yang sesuai dengan

    tujuan spesifik yang ingin dicapai.

    e. Strategi motivasi diri

    Mengatur diri agar dapat menjaga motivasi dengan berbagai strategi,

    seperti mencari cara untuk membuat aktivitas yang membosankan

    menjadi lebih menarik dan menantang, atau membayangkan diri

    berhasil dalam menyelesaikan suatu beban atau tugas yang sulit.

    f. Permohonan bantuan dari luar bila diperlukan

    Terkadang diri tidak mampu mengerjakan segalanya tanpa bantuan.

    Pada saat seperti itu, mereka mengakui bahwa mereka membutuhkan

    bantuan orang lain dan mereka secara khusus akan meminta bantuan

    pada seseorang yang dapat membantu agar bisa menjadi lebih mandiri

    di masa mendatang atau masa depan.

    g. Self-monitoring

    Mengatur diri agar selalu memantau kemajuan atau perkembangan ke

    arah tujuan yang hendak dicapai, dan terkadang mengubah strategi

    belajar atau memodifikasi tujuan jika diperlukan.

    h. Evaluasi diri

    Mengatur diri dalam menentukan apakah yang telah mereka pelajari

    sudah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan untuk diri sendiri.

    Idealnya, mereka juga menggunakan evaluasi diri untuk mengubah

    pilihan mereka dan penggunaan berbagai strategi pembelajaran untuk

    menggapai masa depan (dalam Kurniawan ).

  • 42

    4. Faktor-faktor yamg mempengaruhi Regulasi Diri

    Terdapat dua faktor yang mempengaruhi regulasi diri (self

    regulation) yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Bandura (dalam

    Alwisol, 2010:286) mengatakan bahwa, tingkah laku manusia dalam self

    regulation adalah hasil pengaruh resiprokal faktoreksternal dan internal.

    Faktor eksternal dan faktor internal akan dijelaskan sebagai berikut.

    a. Faktor Eksternal dalam Regulasi Diri

    Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dengan dua cara:

    1) Standar

    Faktor eksternal memberikan standar untuk mengevaluasi

    tingkah laku kita sendiri. Standar itu tidaklah semata-mata

    berasal dari daya-daya internal saja namun juga berasal dari

    faktor-faktor lingkungan, yang berinteraksi dengan factor

    pribadi juga turut membentuk standar pengevaluasian individu

    tersebut. Anak belajar melalui orang tua dan gurunya baik-

    buruk, tingkah laku yang dikehendaki dan yang tidak

    dikehendaki. Melalui pengalaman berinteraksi dengan

    lingkungan yang lebih luas, anak kemudian mengembangkan

    standar yang dapat ia gunakan dalam menilai prestasi diri.

    2) Penguatan (reinforcement)

    Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dalam bentuk

    penguatan (reinforcement). Hadiah intrinsik tidak selalu

    memberikan kepuasan, manusia membutuhkan intensif yang

  • 43

    berasal dari lingkungan eksternal. Standar tingkah laku

    biasanya bekerja sama; ketika orang dapat mencapai standar

    tinkah laku tertentu, perlu penguatan agar tingkah laku

    semacam itu menjadi pilihan untuk dilakukan lagi.

    b. Faktor Internal dalam Regulasi Diri

    Faktor eksternal berinteraksi dengan faktor internal dalam

    pengaturan diri sendiri. Bandura mengemukakan tiga bentuk

    pengaruh internal:

    1) Observasi diri (self observation)

    Dilakukan berdasarkan faktor kualitas penampilan, kuantitas

    penampilan, orisinalitas tingkah laku diri, dan seterusnya.

    Observasi diri terhadap performa yang sudah dilakukan.

    Manusia sanggup memonitor penampilannya meskipun tidak

    lengkap atau akurat. Kita memilih dengan selektif sejumlah

    aspek perilaku dan mengabaikan aspek lainnya yang

    dipertahankan biasanya sesuai dengan konsep diri.

    2) Proses penilaian (judgmental process)

    Proses penilaian bergantung pada empat hal: standar pribadi,

    performa-performa acuan, nilai aktivitas, dan penyempurnaan

    performa. Standar pribadi bersumber dari pengamatan model

    yaitu orang tua atau guru, dan menginterpretasi

    balikan/penguatan dari performasi diri. Setiap performasi

    yang mendapatkan penguatan akan mengalami proses kognitif

  • 44

    ,menyusun ukuran-ukuran/norma yang sifatnya sangat

    pribadi, karena ukuran itu tidak selaku sinkron dengan

    kenyataan. Standar pribadi adalah proses evaluasi yang

    terbatas. Sebagian besar aktivitas harus dinilai dengan

    membandingkan dengan ukuran eksternal, bisa berupa norma

    standar perbandingan sosial, perbandingan dengan orang lain,

    atau perbandingan kolektif. Dari kebanyakkan aktivitas, kita

    mengevaluasi performa dengan membandingkannya kepada

    standar acuan.

    Di samping standar pribadi dan standar acuan, proses

    penilaian juga bergantung pada keseluruhan nilai yang kita

    dapatkan dalam sebuah aktivitas. Akhirnya, regulasi diri juga

    bergantung pada cara kita mencari penyebab-penyebab

    tingkah laku demi menyempurnakan performa.

    3) Reaksi diri (self response)

    Manusia merespon positif atau negatif perilaku mereka

    tergantung kepada bagaimana perilaku ini diukur dan apa

    standar pribadinya. Bandura meyakini bahwa manusia

    menggunakan strategi reaktif dan proaktif untuk mengatur

    dirinya. Maksudnya, manusia berupaya secara reaktif untuk

    mereduksi pertentangan antara pencapaian dan tujuan, dan

    setelah berhasil menghilangkannya, mereka secara proaktif

    menetapkan tujuan baru yang lebih tinggi.

  • 45

    Berdasarkan hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-

    faktor yang mempengaruhi regulasi diri seseorang ada dua faktor, yaitu

    faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terdiri dari standar dan

    penguatan (reinforcement), sedangkan faktor internal terdiri dari

    observasi diri (self observation), proses penilaian (judgmental process),

    dan reaksi diri (self response).

    C. Hubungan antara Regulasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik

    Setiap individu memiliki tangungjawab penuh mengenai siapa

    dirinya dan merencanakan apa yang harus dilakukannya. Dalam diri

    seseorang memiliki kekuatan dalam mengontrol kehidupan baik itu

    perilaku, emosi ataupun cara berpikirnya. Dengan memiliki kontrol diri

    itulah seseorang dapat memenuhi tanggungjawabnya terhadap target

    yang ingin dicapainya, menyusun rencana atau mengatur strategi dalam

    mencapai target tersebut, dan karena manusia itu adalah mahluk sosial

    yang pasti membutuhkan orang lain yang pastinya harus memiliki

    hubungan yang baik terhadap lingkungannya.

    Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh

    Gunawinata, Nanik, dan Lasmono (2008:256) terhadap 218 orang

    mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya menunjukkan

    tingkat prokrastinasi akademik paling banyak dalam kategori rendah

    yaitu sebanyak 76,15% atau 166 orang mahasiswa. Hal ini menunjukkan

    mahasiswa sudah tidak lagi melakukan prokrastinasi terhadap tugas-tugas

    akademik yang menjadi tanggung jawabnya.

  • 46

    Penelitian diatas bertolak belakanag dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Tondok, Ristyadi dan Kartika (2008:87) terhadap 95

    orang mahasiswa Fakultas Psikologi salah satu universitas di Surabaya

    menunjukkan tingkat prokrastinasi akademik paling banyak dalam

    kategori sedang yaitu sebanyak 45,3% atau 43 orang. Hal ini

    menunjukkan mahasiswa belum sepenuhnya dapat menghindari

    prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung

    jawabnya.

    Kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang itulah yang membuat

    orang tersebut menjadi individu yang bebas bergerak dalam menuju

    tujuan yang terarah. Seorang mahasiswa memiliki perbedaan tertentu

    antara yang memiliki regulasi diri yang tinggi dengan yang memiliki

    regulasi diri rendah, dapat dibedakan melalui kemandirian mahasiswa

    lewat usaha untuk mengatur diri mereka sendiri secara aktif dan mandiri

    yang meliputi pengaturan kognisi, motivasi, dan perilaku.

    Regulasi diri memiliki tiga aspek penting yang akan menentukan

    tinggi rendahnya tingkat regulasi diri. Pertama yaitu aspek kognisi

    dimana upaya mahasiswa merencanakan, menetapkan tujuan, mengatur,

    memonitor diri, dan mengevaluasi diri. Kedua yaitu aspek motivasi

    dimana mahasiswa merasakan efikasi diri yang tinggi, atribusi diri dan

    berminat pada tugas intrinsik. Ketiga yaitu aspek perilaku dimana upaya

    mahasiswa untuk memilih, menstruktur, dan menciptakan lingkungan

    yang mengoptimalkan belajar (Zimmerman, 1989:339).

  • 47

    Perbedaan juga ditunjukkan melalui kesadaran mereka terkait

    keefektifan strategi regulasi diri yaitu bagaimana hubungan antara

    pengaturan proses dan hasil belajarnya, serta penggunaan strategi

    tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan akademis. Strategi regulasi diri

    yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam mencapai targetnya antara

    lain penetapan tujuan dan perencanaan (goal setting and planning),

    mengorganisasi dan mentranformasi materi perkuliahan (organizing and

    transforming), mengatur lingkungan belajar (environment structuring),

    merekam dan memantau kejadian/ hasil belajar (keeping record and

    monitoring), mengulang dan mengingat materi perkuliahan (rehearsing

    and memorizing), pemberian reward dan punishment pada diri sendiri

    (self-consequating), mencari bantuan dari lingkuangan sosial (seeking

    social assistance), evaluasi diri (self-evaluating) dan regulasi

    metakognisi/ penyesuaian dan perubahan strategi belajar (metacognitive

    self-regulation).

    Mahasiswa yang menggunakan strategi regulasi diri tersebut secara

    bersamaan dalam proses pencapaian target akan memiliki tingkat regulasi

    diri yang tinggi dan prestasi akademiknya akan tetap terjaga baik. Pada

    dasarnya setiap mahasiswa sudah memiliki regulasi diri, namun dalam

    tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu penyebab adanya perbedaan

    tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa dapat dilihat dari tingkat

    regulasi diri mahasiswa tersebut.

  • 48

    Sebagaimana disebutkan oleh Ferrari (dalam Ghufron, 2011:158)

    ciri-ciri dari prokrastinasi akademik antara lain penundaan untuk

    memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi,

    keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara

    rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih

    menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

    Prokrastinasi akademik akan menimbulkan dampak negatif seperti

    waktu yang terbuang sia-sia, keterhabatan dalam menyelesaikan kuliah,

    kecemasan meningkat, terbengkalainya tugas-tugas yang seharusnya

    dikerjakan, bahkan bila tugas dapat diselesaikan pun kemungkinan besar

    menjadi tidak maksimal, dan prestasi akademik menurun.

    Prokrastinasi juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan

    kesempatan dan peluang yang akan datang, serta dapat menjadi

    penghalang bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya secara

    maksimal.

    Oleh karena itu, dengan adanya regulasi diri diharapkan

    mahasiswa mampu menunjukkan langkah nyata yang ditujukan untuk

    pencapaian target dengan melakukan perencanaan secara terarah,

    sehingga prokrastinasi dapat lebih diminimalisir.

    Jadi, antara regulasi diri dengan prokrastinasi memiliki hubungan

    negatif. Semakin tinggi regulasi diri mahasiswa, maka semakin rendah

    prokrastinasi akademik mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah regulasi

    diri mahasiswa, maka semakin tinggi prokrastinasi akademik mahasiswa.

  • 49

    D. Perspektif Islam tentang Regulasi Diri dan Prokrastinasi

    1. Talaah Teks Secara Psikologi tentang Regulasi Diri

    a. Sampel Teks

    Mastuti (2006:11) dalam bukunya menjelaskan konsep regulasi diri

    dikemukakan pertama kali oleh Bandura dalam latar teori belajar

    sosial. Menurut Bandura (1989:44) bahwa individu memiliki

    kemampuan untuk mengontrol cara belajarnya dengan

    mengembangkan langkahlangkah mengobservasi diri, menilai diri

    dan memberikan respon bagi dirinya sendiri.

    Zimmerman (dalam Rizanti 2013:3) regulasi diri sangat

    berkaitan dengan bagaimana individu mengaktualisasikan dirinya

    dengan menampilkan serangkaian tindakan yang ditujukan pada

    pencapaian target. Dalam pencapaian target tersebut mengacu pada

    pikiran, perasaan dan tingkah laku dalam membuat suatu

    perencanaan terarah.

    Pintrich dan Groot (dalam Wulandari 2010:31) memberikan

    istilah regulasi diri dalam belajar dengan istilah self regulation

    learning, yaitu suatu kegiatan belajar yang diatur oleh diri sendiri,

    yang didalamnya individu mengaktifkan pikiran, motivasi dan

    tingkah lakunya untuk mencapai tujuan belajarnya..

    Menurut Zimmerman (dalam Kurniawan 2013:41)

    mahasiswa itu telah dikatakan individu yang telah menggunakan

    regulasi diri, karena mahasiswa telah memiliki strategi untuk

  • 50

    mengaktifkan metakognisi, motivasi, dan tingkah laku dalam

    proses belajar mereka sendiri.

    Brown (dalam Evita Tri 2014:14 ) Regulasi diri adalah

    kemampuan untuk merencanakan, mengarahkan, dan memonitor

    perilaku untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan melibatkan

    unsur fisik, kognitif, emosional, dan sosial.

    Adler (dalam Alwisol, 2010: 68) berpendapat, setiap orang

    memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri

    sendiri.

    Zimmerman & Schunk (dalam Wulandari 2010: 32)

    menyebutkan bahwa dalam self regulation melibatkan berbagai

    proses, strategi dan keterampilan untuk mengaktifkan metakognitif,

    motivasi dan tingkah laku dalam proses belajar mereka sendiri.

    Paris dan Byrnes (dalam Wulandari 2010: 32) menjelaskan

    seorang mahasiswa yang efektif dalam menghadapi tantangan atau

    masalah, maka mereka akan menyelesaikannya.

    Bokaerts (dalam Wulandari 2010: 35) mengatakan bahwa

    banyak peneliti sepakat bahwa faktor yang paling mendasar dari

    self regulation adalah keinginan untuk mencapai tujuan.

    Menurut Bandura (dalam Alwisol, 2010: 89), faktor-faktor

    yang mempengaruhi regulasi diri meliputi faktor internal seperti

    observasi diri, proses penilaian, reaksi diri; serta faktor eksternal

  • 51

    seperti interaksi dengan lingkungan dan bentuk penguatan

    (reinforcement)

  • 52

    b. Pola Teks Psikologi tentang Regulasi Diri

    Figur 2.1

    Pola Teks Psikologi tentang Regulasi Diri

    Aktor

    Aspek Faktor

    Audiens

    Psikomotorik

    Afektif

    Kognitif Eksternal Internal

  • 53

    c. Analisis Komponen Teks

    Tabel 2.1

    Analisa Komponen Teks Psikologi tentang Regulasi Diri

    No Komponen Kategori Diskripsi

    1 Aktor

    Individu Individu, Mahasiswa

    Patner Mahasiswa

    Massa

    2 Aktivitas Verbal Mengontrol, Kegiatan,

    Memperhatikan Non Verbal

    3 Proses

    Plaining Cara belajarnya dengan

    membangkitkan langkah

    observasi diri, menilai diri,

    memberikan merspon pada diri

    sendiri. Mengaktualisasikan

    dirinya, merencanakan,

    memonitor.

    Unplaining

    4 Aspek

    Kognitif Pikiran

    Afektif Perasaan, emosional

    Psikomotorik Tingkah laku, fisik

    5 Faktor

    Internal Diatur diri sendiri, motivasi,

    memiliki strategi

    Eksternal Lingkungan

    6 Audiens

    Individu Individu

    Patner Mahasiswa

    Massa

    7 Tujuan

    Direct Untuk mengontrol,

    Untuk mengaktifkan kognisi,

    motivaasi, dan tingkah laku

    dalam proses belajar.

    Untuk mencapai tujuan

    Indirect

    8 Standar

    Norma

    Agama Benar salah

    Sosial Sosial.

    Ilmiah Dunia akademik

    9 Efek

    Fisik

    Positif Nilai bagus

    Negatif Nilai Jelek

    Psikis

    Positif Bahagia

    Negatif Cemas

  • 54

    d. Peta Konsp Teks Psikologi tentang Regulasi Diri

    Peta Konsep 2. 1

    Teks Psikologi tentang Regulasi Diri

    Individu / Mahasiswa

    Aktor Mengentrol, Kegiatan

    , memperhatikan Verbal

    Pikiran

    Non Verbal

    Aktivitas

    Perasaan, Emosional Kognitif

    Tingkah laku, Fisik

    Afektif Aspek

    Psikomotorik

    Cara belajarnya, Mengaktualisasikan,

    Merencanakan, Memonitor

    Terencana Proses

    Tdk Terencana

    Regulasi

    Diri

    Motivasi Internal Faktor

    Lingkungan Eksternal

    Individu Individu

    Mahasiswa Komunitas

    Audiens

    Untuk mengontrol, Mengaktifka

    kognisi, untuk mencapai tujuan

    Langsung Tujuan

    Tdk Langsung

    Benar /salah

    Agama

    Dunia Akademik

    Standar

    norma

    Ilmiah Sosial

    Sosial (+) Nilai bagus

    Fisik Efek

    (-) Cemas

    (+) Bahagia Psikis

    (-) Nilai jelek

  • 55

    e. Simpulan Teks

    1) Umum

    Regulasi diri merupakan Aktor yang melakukan aktivitas

    dengan melalu proses dan dipengaruhi oleh dua factor internal dan

    eksternal sehingga dapat berefek fisik atau psikis.

    2) Partikular

    Regulasi diri merupakan Individu yang melakukan aktivitas

    mengontrol dengan melalui proses terencana yaitu merencanakan.

    Terdapat dua factor yang mempengaruhi yaitu internal atau

    motivasi yang ada dalam diri individu tersebut, sedangkan

    eksternal atau lingkungan yang ada di sekitar individu tersebut.

    2. Talaah Teks Secara Islam tentang Regulasi Diri

    a. Sampek Teks Islam (Ar-ra’d 11)

    له معقبات من بين يديه ومن خلفه يحفظونه من أمر هللا إن هللا ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما

    بأنفسهم وإذا أراد هللا بقوم سوءا فال مرد له وما لهم من دونه من وال

    b. Terjemah

    Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

    mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka

    menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak

    mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah

    keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

    menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada

  • 56

    yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

    mereka selain Dia. (Ar-ra’d 11)

    c. Makna Kosakata Teks Islam

    Tabel 2.2

    Makna Kosakata Teks Islam

    Makna

    Psikologi Terjemah Teks Islam No

    Aktivitas Menjaganya

    (manusia)

    1 يحفظونه

    Norma agama Sesungguhnya Allah 2 إن هللا

    Massa Kaum 3 بقوم

    Iregulasi Tidak merubah 4 ال يغير

    Regulasi diri Merubah diri mereka

    sendiri

    5 يغيروا ما بأنفسهم

    Regulasi Merubah 6 يغيرو

    Aspek Apa yang ada di

    dalam

    7 ما

    Self Dalam diri mereka 8 بأنفسهم

  • 57

    d. Pola Teks Islam Tentang Regulasi diri

    Figur 2.2

    Teks Islam tentang Refulasi Diri

    ال يغير ما إن هللا

    بقوم

    Aktor

    Audien Aspek

    ما

    إن هللا ال يغير ما

    حتى يغيروا ما بأنفسهم

    هللا

  • 58

    e. Analisis Komponen Teks Islam

    Tabel 2.3

    Komponen Teks Islam tentang Regulasi Diri

    No Komponen Kategori Deskripsi

    1 Aktor

    Individu بقوم

    Patner

    Massa

    2 Aktivitas Verbal يحفظونه

    Non Verbal

    3 Proses Plaining يغير

    Unplaining

    4 Aspek

    Kognitif

    Afektif سوء

    Psikomotorik

    5 Faktor Internal ما بأنفسهم

    Eksternal

    6 Audiens

    Individu

    Patner بقوم

    Massa

    7 Tujuan Direct أراد هللا

    Indirect

    8 Standar Norma Agama هللا

    Ilmiah من أمر هللا

    9 Efek

    Fisik

    Positif

    Negatif Siksaan, فال مرد له

    Psikis

    Positif Kebahagian

    Negatif Siksaan

  • 59

    f. Inventarisasi dan Tabulasi Teks Islam

    Tabel 2.4

    Tabulasi Teks Islam tentang Regulasi Diri

    No Komponen Kategori Deskripsi Makna Subtansi

    Psikologi Sumber Jumlah

    1 Aktor

    Individu

    بقوم

    Bagi mereka,

    Kaum

    Kelompok Qs 2:54

    Qs 2:60

    Qs 7: 85

    dll

    344

    Patner

    Massa

    2 Aktivitas

    Verbal يحفظونه

    يحرفون الكلم

    Mejaga

    mereka

    Merubah

    perkatan

    Tolong

    menolong

    Qs 36:75

    Qs 4:46

    2

    Non

    Verbal

    3 Proses

    Plaining يغير Merubah Berfase Qs 4:119

    Qs 5:34

    Qs 33:23

    3

    Unplaini

    ng

    4 Aspek

    Kognitif

    Afektif سوء Keburukan Negatif Qs 12:51

    Qs 13:11

    Qs 27:46

    3

    Psikomot

    orik

    5 Faktor

    Internal ما بأنفسهم Dalam diri

    mereka sendiri

    Individu Qs 13:11 1

    Eksternal lingkungan Lingkungan Lingkungan Qs 30:30 1

    6 Audiens

    Individu

    بقوم

    Bagi mereka,

    kaum

    Kelompok Qs 2:54

    Qs 2:60

    Qs 7: 85

    dll

    344

    Patner

    Massa

    7 Tujuan

    Direct أراد هللا Allah

    menginginkan

    Motivasi Qs 13:11 1

    Indirect

    8 Standar

    Norma

    Agama هللا Allah Sumber

    Kekuatan

    Qs 2:7

    Qs 2:96

    Qs 112:2

    dll

    2147

    Ilmiah من أمر هللا Perintah dari

    Allah Qs 13:11 1

    9 Efek

    Fisik

    Positif syurga

    Negatif أو نلعنهم كما

    لعنا

    Kami telah

    mengutuk

    Hukuman Qs 4:47 1

    Psikis

    Positif Kebahagian Kebahagian Hadiah Qs 2:100

    Qs 4:39

    3

    Negatif أو نلعنهم كما

    لعنا

    Kami telah

    mengutuk

    Qs 4:47 1

  • 60

    g. Peta Konsep Teks Islam tentang Regulasi Diri

    Peta Konsep 2.2

    Teks Islam tentang Regulasi Diri

    بقوم

    Aktor

    Verbal يحفظونه

    Aktifitas Non Verbal

    Kognitif

    Afektif Aspek سوء

    Psikomotori

    k

    Terencana Proses يغيرRegulasi Diri

    ما بأنفسهم

    Tdk Terencana

    Lingkungan Eksternal

    Internal Faktor

    بقوم

    Individu Audiens

    Patner / Massa

    هللا

    Agama Standar

    norma من أمر هللا Ilmiah

    Langsung أراد هللاTujuan

    (+) Syurga Tdak Langsung

    (-) كما نلعنهم أو

    لعنا

    Fisik

    Efek (+) Kebahagian Psikis

    (-) لعنا كما نلعنهم أو

  • 61

    h. Simpulan Teks Islam

    1) Umum

    Regulasi diri adalah Aktivitas dalam merubah (يغيروا) seseorang/

    kelompok (بقوم) dalam merubah keadaannya (يغيروا ما بأنفسهم) .

    2) Partikular

    Regulasi diri merupakan proses merubah keadaan diri sendiri

    yang sangat dipengaruhi internal seseorang (يغيروا ما بأنفسهم).

    Apabila proses tersebut berhasil maka akan berefek positif dan

    sebaliknya jika tidak maka akan berefek negatif.

    3. Taltaah Teks Secara Psikologi tentang Prokrastinasi

    a. Sampel Teks

    Prokrastinasi menurut Burka dan Yuen (208:5) adalah

    menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya.

    Menurut Fiore (dalam Kurniawan 2013:34) prokrastinasi adalah

    suatu mekanisme untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan

    dengan bagaimana cara memulai atau menyelesaikan pekerjaan dan

    dalam hal membuat keputusan.

    Silver (dalam Ghufron, 2011:152) mengatakan bahwa

    prokrastinasi lebih dari sekedar kecenderungan, melainkan suatu

    respon mengantisipasi tugas tugas yang tidak disukai, atau karena

    tidak memadainya penguatan atau keyakinan tidak rasional yang

    menghambat kinerja, sehingga pelakunya merasakan suatu perasaan

    tidak nyaman.

  • 62

    Sedangkan menurut Ferrari (dalam Kurniwan 2013:35)

    prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada

    jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik,

    misalnya tugas sekolah atau tugas kursus.

    Rothblum, Solomon dan Murakami (1986:387) mendefinisikan

    prokrastinasi akademik sebagai kecenderungan untuk (a) selalu atau

    hampir selalu menunda tugas akademik, dan (b) selalu atau hampir

    selalu mengalami kecemasan bermasalah terkait dengan penundaan

    ini.

    Prokrastinasi dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi pelajar

    yang hidup dalam dunia akademik, yang dicirikan dengan banyaknya

    frekuensi tenggat waktu yang dihadapi (Tuckman, dalam Iven

    Kartadinata dan Sia Tjundjing 2008 :2)

    Prokrastinasi merupakan perilaku yang diharapkan tidak terjadi

    dalam dunia akademik, sebab tindakan ini dapat menimbulkan

    konsekuensi berupa lumpuhnya kemajuan akademik (Burka & Yuen,

    Carr, dalam Iven Kartadinata dan Sia Tjundjing 2008:2).

    Steel (dalam Iven Kartadinata dan Sia Tjundjing 2008:2)

    mengatakan bahwa prokrastinasi adalah prokrastinasi adalah menunda

    dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui

    bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk.

    Lay & Schouwenburg (dalam Ayu Wulandari 2010:43)

    mengartikan prokrastinasi akademik sebagai penundaan aktivitas yang

  • 63

    sebenarnya tidak perlu, proses penyelesaian tugas dilakukan ketika

    ada ultimatum untuk menyelesaikan dan adanya perasaan tidak

    nyaman.

    Ferrari, dkk. (dalam Ghufron, 2011:158) mengatakan bahwa

    sebagai suatu penundaan, prokrastinasi akademik dapat

    termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan

    diamati ciri-ciri tertentu berupa : a. Penundaan untuk memulai

    maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. b.

    Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. c. Kesenjangan waktu

    antara rencana dan kinerja aktual. d. Melakukan aktivitas lain yang

    lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

  • 64

    b. Pola Teks Psikologi tentang Prokrastinasi

    Figur 2.3

    Pola Teks Psikologi tentang Prokrastinasi

    Aktor Aspek Faktor

    Audien

    Kognitif Psikomotorik

    Internal

    Afektif

    Eksternal

  • 65

    c. Analisis Komponen Teks Psikologi tentang Prokrastiasi

    Tabel 2.5

    Analisis Komponen Teks Psikologi tentang Prokrastinasi

    No Komponen Kategori Diskripsi

    1 Aktor

    Individu Pelaku

    Patner Pelajar

    Massa Pelajar

    2 Aktivitas

    Verbal Menangguhkan, Menunda, kecenderungan,

    respon, Penundaan.

    Non Verbal

    3 Proses

    Plaining Mekanisme, cara memulai dan menyelesaikan

    pekerjaan dan mengambil keputusan,

    mengantisipasi, menunda dengan sengaja,

    Unplaining

    4 Aspek

    Kognitif Irasional

    Afektif Kecemasan, Tugas tidak disukai, Merasakan

    perasaan tidak nyaman, mengalami kecemasan

    terkait penundaan, Melakukan aktifis yang

    lebih menyenangkan, Tugas yang tidak

    menyenangkan,Merasa tidak nyaman.

    Psikomotorik

    5 Faktor Internal Motivasi, Emosi

    Eksternal Lingkungan

    6 Audiens

    Individu Pelaku, Pelajar

    Patner Pelajar

    Massa Pelajar

    7 Tujuan Direct Untuk mengatasi,Untuk selalu menunda,

    Indirect

    8 Standar Norma

    Agama Benar/salah

    Sosial Benar/salah

    Ilmiah Dunia akademik

    Negara

    9 Efek

    Fisik

    Positif Nilai bagus

    Negatif Menghasilkan dampak buruk

    Psikis

    Positif Bahagia

    Negatif Menimbulkan konsekunsi yang melumpuhkan

    akademik.

    10 Waktu

    Tepat waktu

    Tidak tepat

    waktu

    Hari berikutnya

  • 66

    d. Peta Konsep Tesk Psikologi tentang Prokrastinasi

    Peta Konsep 2.3

    Teks Psikologi tentang Prokrastinasi

    Prokrastinasi

    Aktor

    Aktifitas

    Aspek

    Proses

    Faktor

    Audiens

    Standar

    Norma

    Efek

    Tujuan

    Pelajar , Pelaku

    Verbal

    Non verbal

    Langsung

    Eksternal

    Internal

    Tdk terencana

    terencana

    psikomotorik

    Afektif

    Kognitif

    Tdk langsug

    Agama

    Patner / Massa

    Aktor

    Sosial

    Fisik

    Psikis

    (+) nilai bagus

    (+) Bahagia

    (-) Dampak buruk

    (-) Cemas

    Benar / salah

    Benar / Salah

    Pelajar

    Pelaku, pelajar

    Untuk mengatasi

    Lingkungan

    Motivasi

    Menunda dengan

    sengaja

    Menangguhkan,

    menunda, respon

    Irasional

    Tugas tidak disukai ,

    merasa tidak nyaman

    Ilmiah

    Dunia akademik

  • 67

    e. Rumusan Konseptual Teks.

    1. Bentuk rumusan global: Prokrastinasi adalah melakukan penundaan

    dalam memulai atau terlamabat dalam suatu tugas serta adanya

    kesenjagan dalam rencana dan kerja, dan melakukan hal lain yang

    lebih menyenangkan.

    2. Bentuk rumusan particular: Prokrastinasi adalah actor yang

    melakukan penundaan melalui peruses yang disengaja, karena

    terjadinya perasaan tidak menyukai tugasnya sehingga melakukan

    pekerjaan lain yang lebih menyenangkan dan tugas