16
HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN EMOSIONAL TENAGA KERJA TERPAPAR TEKANAN PANAS DI UNIT BOILER PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan DisusunOleh: DEVI AYU AMBARWATI J 410 120 092 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN

EMOSIONAL TENAGA KERJA TERPAPAR TEKANAN PANAS

DI UNIT BOILER PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI,

KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada

Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

DisusunOleh:

DEVI AYU AMBARWATI

J 410 120 092

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN

EMOSIONAL TENAGA KERJA TERPAPAR TEKANAN PANAS

DI UNIT BOILER PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI,

KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

DEVI AYU AMBARWATI

J410120092

Telah diperiksa dan disetuji untuk diuji oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Tarwaka, PGDip. Sc., M.Erg. Sri Darnoto, SKM, MPH

NIP. 19640929 198803 1019 NIK. 1015

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN

EMOSIONAL TENAGA KERJA TERPAPAR TEKANAN PANAS

DI UNIT BOILER PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI,

KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

OLEH

DEVI AYU AMBARWATI

J 410 120 092

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 22 Oktober 2016

Dan dinyatakan telah memnuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Tarwaka, PGDip. Sc., M.Erg. (........................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dwi Astuti, SKM., M. Kes (........................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Rezania Asyfiradayati, SKM., M.PH (........................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Dr. Suwaji, M.Kes

NIP. 195311231983031002

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 22 Oktober 2016

Penulis

DEVI AYU AMBARWATI

J 410 120 092

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

1

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN

EMOSIONAL TENAGA KERJA TERPAPAR TEKANAN PANAS

DI UNIT BOILER PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI,

KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

Devi Ayu Ambarwati1, Tarwaka

2, Sri Darnoto

3

1Mahasiswa Progam Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta,

[email protected]

23

Dosen Progam Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Aktivitas pekerja yang dilakukan di lingkungan kerja panas membuat tubuh

mengeluarkan panas. Proses metabolisme tubuh yang berinteraksi dengan panas di

lingkungannya mengakibatkan pekerja mengalami tekanan panas. Lingkungan

yang panas mengakibatkan suhu tubuh menjadi meningkat sehingga tekanan

darah juga meningkat. Tekanan darah yang meningkat akibat dari lingkungan

kerja panas dapat memicu proses terjadinya gangguan emosional. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah dengan

gangguan emosional tenaga kerja yang terpapar tekanan panas di Unit Boiler PT.

Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Metode penelitian ini

menggunakan rancangan observational analitik dengan pendekatan cross-

sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja bagian Unit Boiler

yang berjumlah 30 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah exhaustive sampling. Uji statistik menggunakan Uji Korelasi Spearman

Rho ( . Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,019 atau p ≤ 0,05 dengan Koefisien Corelation (r) sebesar 0,425. Dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan gangguan emosional pada

tenaga kerja yang terpapar tekanan panas di bagian Unit Boiler PT. Indo

Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, disarankan saat bekerja di

lingkungan panas tenaga kerja seharusnya menggunakan alat pelindung diri yang

sesuai untuk lingkungan kerja panas untuk melindungi keselamatan dan kesehatan

tenaga kerja saat bekerja.

Kata Kunci : Tekanan Darah, Gangguan Emosional, Tekanan Panas.

Abstract

Labor activities in the hot work environment causes the body releases heat. Body

metabolic process that interact with the heat in the environment lead to labors

experiencing heat stress. Hot environment resulting in increased body

temperature therefore the blood pressure also increases. Increased blood

pressure as a result of the hot environment can trigger the occurrence of

emotional disorders. The purpose of this study was to determine the correlation

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

2

between blood pressure with emotional disorders of labor which is exposed to

heat stress in Boiler Unit of PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat,

Karanganyar. This research method use observational analytic design with cross-

sectional approach. The population in this study is a labors of Boiler Unit section

wich are 30 people. The sampling technique used in this study is exhaustive

sampling. Statistical test use the Spearman Correlation Test of Rho ( . Result of statistical test are obtained p-value of 0,019 or p ≤ 0,05 with Correlation

Coefficient (r) about 0,425. It can be concluded that there is a significant

correlation between blood pressure with emotional disorders of labor wich is

exposed to heat stress in Boiler Unit of PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,

Kebakkramat, Karanganayar, wich is recommended when working in hot

environments, labor should use appropiate personal protective equipment to keep

the safety and health of labor at work.

Key Words: Blood Pressure, Emotional Disorder, Heat Stress

1. PENDAHULUAN

Menurut Sholihah (2014) dan Sucipto (2014), berdasarkan analisis

kecelakaan kerja dan bencana di berbagai industri, kondisi fisik lingkungan

tempat kerja mengandung banyak bahaya langsung maupun tidak langsung

bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Bahaya tersebut dapat terdiri dari

ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin, bising, kurang penerangan,

getaran yang berlebihan, dan radiasi. Keadaan tempat kerja yang terlalu

panas mengakibatkan karyawan cepat lelah karena kehilangan cairan dan

garam (Sucipto, 2014).

Sejumlah fasilitas, mesin, dan proses produksi dapat menghasilkan

panas yang berdampak buruk pada pekerja (Iridiastadi, dkk, 2015). Tempat

yang memiliki sumber tekanan panas, meliputi: peleburan besi dan baja,

pengecoran non logam, pabrik bata dan keramik, fasilitas produk kaca,

utilitas listrik (terutama ruang boiler), pabrik roti, kembang gula, dapur

komersial, pengalengan makanan, pabrik industri kimia, lokasi

pertambangan dan terowongan uap (Kuswana, 2014).

Bekerja di tempat yang panas dapat berakibat pada meningkatnya

denyut jantung, tekanan darah, temperatur tubuh, kelelahan, dan berdampak

buruk pada keselamatan kerja (iridiastadi, dkk 2015). Tekanan darah sendiri

sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan meningkat saat aktivitas

fisik, emosi, stres dan turun dalam tidur (Huwon, 2002). Perubahan tekanan

darah yang meningkat pada diri kita akibat dari lingkungan kerja yang panas

dapat memicu proses terjadinya gangguan emosioanal (Triantoro, dkk,

2009).

Menurut hasil penelitian Dewi (2011) tentang hubungan tekanan

panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit fermentasi PT. Indo

Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, menunjukkan adanya

hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan. Sedangkan

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sulistyorini (2014), tentang

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

3

hubungan tekanan panas dengan kelelahan kerja dan stress kerja pada

pekerja bagian small packagings 2 di PT X Klaten, menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara tekanan panas dengan stress kerja, stress

dapat timbul akibat adanya gangguan emosional.

Berdasarkan data sekunder hasil pengukuran iklim kerja dengan

menggunakan Heat Stress Area atau alat pengukur iklim kerja panas yang

telah dilakukan oleh Bernyoman pada tahun 2010 di bagian Unit Boiler PT.

Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar terdapat suhu

ISBB 32,32ºC dengan kriteria beban kerja ringan, dan pengaturan waktu

kerja 75% bekerja dan 25% istirahat. Lingkungan panas berasal dari atap

dan 3 buah mesin boiler, dengan kondisi seperti ini sangat membahayakan

kesehatan tenaga kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI Nomor 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas

(NAB) Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, suhu ruangan rata-

rata ISBB untuk beban kerja ringan dengan pengaturan waktu kerja 75%

kerja dan 25% istirahat untuk 8 jam kerja dengan istirahat 1 jam, yaitu 31ºC.

Berdasarkan peraturan tersebut, maka iklim kerja panas di bagiann Unit

Boiler melebihi atau diatas NAB yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian tersebut dimana keadaaan tempat kerja di Unit

Boiler PT. Indo Acidatam, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar,

memiliki suhu yang tinggi diperkirakan dapat mempengaruhi perubahan

tekanan darah dan gangguan emosioanl pada tenaga kerja. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tekanan

darah dengan gangguan emosional tenaga kerja terpapar tekanan panas di

unit boiler PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode Observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal

5 Agustus-5 September di bagian Unit Boiler PT. Indo Acidatama Tbk.

Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh tenaga kerja di bagian Unit Boiler PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,

Kebakkramat, Karanganyar yang berjumlah 30 orang dengan jenis kelamin

laki-laki. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah exhaustive

sampling.

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisi

bivariat. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas (independent) yaitu tekanan darah dengan variabel terikat (dependent)

yaitu gangguan emosional. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Korelasi

Spearman Rho ( , untuk mengetahui hubungan 2 variabel dan dilanjutkan dengan uji kekuatan hubungan menggunakan tingkat kekuatan korelasi (r).

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No. Karakteristik

Responden

Kategori N % Mean Standar

Deviasi

1. Usia Remaja Akhir (17-25) 4 13,3 42,20 9,932

Dewasa Awal (26-35) 3 10,0

Dewasa Akhir (36-45) 7 23,3

Lansia Awal (46-55) 16 53,3

Lansia Akhir (56-65) 0 0

Jumlah 30 100

2. Masa kerja 0-4 tahun 9 30 17,77 10,408

5-9 tahun 0 0

10-14 tahun 0 0

15-19 tahun 2 6,7

20-24 tahun 9 30

25-29 tahun 10 33,3

Jumlah 30 100

3. Beban kerja Beban kerja ringan (75-100

denyut/menit)

28 93,3 85,10 9,589

Beban kerja sedang (100-125

denyut/menit)

2 6,7

Beban kerja berat (150-175

denyut/menit)

0 0

Beban kerja sangat berat (150-

175 denyut/menit)

0 0

Beban kerja sangat berat

sekali ( >175 denyut/menit)

0 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 30

responden, karakteristik yang dilihat dari umur terdapat 16 rorang (53,3%)

dengan kategori lansia awal (46-55) dan hanya 3 orang (10%) dengan

kategori dewasa awal (26-35) serta responden termuda dengan kategori

remaja akhir (17-25) tahun dengan jumlah 4 orang (13,3%). Sedangkan

masa kerja responden paling lama antara 25-29 tahun sudah dijalani oleh 10

orang (33,3%) dan 9 orang (30%) baru bekerja di bagian unit boiler selama

0-4 tahun. Rata-rata beban kerja responden bagian unit boiler yaitu 85,10

denyut nadi/menit yang termasuk ke dalam kategori beban kerja ringan,

responden yang termasuk ke dalam beban kerja ringan dengan jumlah

tenaga kerja paling banyak 28 orang (93,3%), dan 2 orang (6,7%) termasuk

ke dalam beban kerja sedang.

Menurut Potter, dkk (2010), Atkinson, dkk (2010), Triantoro, dkk

(2009), dan Sutarto (2010), usia dapat mempengaruhi tekanan darah dan

gangguan emosional , karena tekanan darah bervariasi sesuai usia dan usia

juga sangat mempengaruhi apabila semakin bertambah usia kadar hormonal

seseorang menurun sehingga mengakibatkan penurunan pengaruh

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

5

emosional sesorang. Semakin lama masa kerja seseorang maka semakin

banyak juga tekanan panas yang dialami pekerja yang dapat membuat suhu

tubuh menjadi naik.

3.2 Hasil Pengukuran Iklim Kerja Panas, Tekanan Darah dan Gangguan

Emosional

32.1 Hasil Rata-Rata Iklim Kerja Panas

Tabel 2. Hasil Rata-Rata Iklim Kerja Panas (ISBB) di Bagian

Unit Boiler Bagian Hasil

Rata-Rata

ISBB

Beban

Kerja

Nilai NAB Keterangan

Boiler Biogas 31,41 ºC Ringan 31 ºC > NAB

Boiler Alstom 32,33 ºC Ringan 31 ºC > NAB

Boiler Basuki 33,52 ºC Ringan 31 ºC > NAB

Total Rata-rata 32,42 ºC Ringan 31 ºC > NAB

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa boiler biogas memiliki

hasil rata-rata ISBB sebesar 31,41 ºC, boiler alstom sebesar 32,33 ºC, dan

boiler basuki sebesar 33,52 ºC. Kemudian dari ketiga boiler tersebut

didapatkan hasil rata-rata ISBB sebesar 32,42 ºC yang termasuk ke dalam

kategori beban kerja ringan, sehingga dapat diketahui bahwa ISBB pada

bagian unit boiler melebihi NAB yang telah ditentukan. Dari pernyataan di

atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata ISBB di bagian unit boiler melebihi

nilai ambang batas (NAB) yang telah ditetapkan, karena untuk kategori

beban kerja ringan dengan pengaturan waktu kerja 75% bekerja dan 25%

istirahat untuk 8 jam bekerja yaitu 31ºC.

32.2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah dan Gangguan Emosional

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Tekanan

Darah dan Gangguan Emosional No. Hasil Pengukuran Kategori N %

1. Tekanan Darah Hipotensi 0 0

Normal 19 63,3

Hipertensi Fase 1 10 33,3

Hipertensi Fase 2 1 3,3

Hipertensi Fase 3 0 0

Jumlah 30 100

2. Gangguan

Emosional

Gangguan emosi rendah 13 43,3

Gangguan emosi sedang 14 46,7

Gangguan emosi tinggi 3 10,0

Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa pekerja paling banyak

mengalami tekanan darah normal sebanyak 19 orang (63,3%), kategori

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

6

Hipertensi Fase 1 sebanyak 10 orang (33,3%), dan 1 orang (3,3%)

mengalami hipertensi Fase 2. Sedangkan pekerja yang mengalami gangguan

emosi rendah sebanyak 13 orang (43,3%), kategori gangguan emosi sedang

terbanyak dialami oleh pekerja dengan jumlah 14 orang (46,7%), dan

kategori emosi tinggi dengan jumlah 3 orang (10,0%). Menurut Potter dkk

(2005) dan (2010), tekanan darah menggambarkan interelasi dari curah

jantung, tahanan vaskular perifer, volume darah, viskositas darah dan

elastisitas arteri. Jika curah jantung meningkat, darah yang dipompakan

terhadap dinding arteri lebih banyak, menyebabkan tekanan darah naik.

Sedangkan menurut Sobur (2010), emosi pada dasarnya melibatkan

berbagai perubahan tubuh yang tampak dan tersembunyi, baik yang dapat

diketahui atau tidak, seperti perubahan dalam pencernaan, denyut jantung,

tekanan darah, jumlah hemoglobin, sekresi adrenalin, jumlah dan jenis

hormon, malu, sesak nafas, gemetar, pucat, pingsan, menangis.

3.3 Analisis Univariat

33.1 Usia Menurut Tekanan Darah

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kelompok Usia Menurut Tekanan Darah Kelompok

Usia

(Tahun)

Tekanan Darah

Normal Hipertensi Fase 1 Hipertensi Fase 2

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Remaja

Akhir

(17-25)

4 21,1 0 0

0

0

Dewasa

Awal

(26-35)

1 5,3 2 20,0

0

0

Dewasa

Akhir

(36-45)

4 21,1 3 30,0

0

0

Lansia Awal

(46-55) 10 52,6 5 50,0

1

100

Lansia Akhir

(56-65) 0 0 0 0

0

0

Jumlah 19 100 10 100 1 100

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa responden yang

termasuk ke dalam tekanan darah normal paling banyak terdapat pada

kelompok lansia awal (46-55) tahun sebanyak 10 orang (52,6%),

sedangkan responden yang termasuk hipertensi fase 1 paling banyak

pada kelompok lansia awal (46-55) tahun sebanyak 5 orang (50,0%),

dan yang termasuk ke dalam hipertensi fase 2 terdapat pada kelompok

lansia awal (46-55) tahun sebanyak 1 orang (100%). Sedangkan

distribusi tekanan darah normal paling sedikit pada kelompok dewasa

awal (26-35) tahun sebanyak 1 orang (5,3%), dan hipertensi fase 1

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

7

paling sedikit pada kelompok dewasa awal (26-35) tahun sebanyak 2

orang (20,0%).

Menurut Mubarak (2015) dan hasil penelitian tersebut, sangat

sesuai dengan hasil penelitian yakni pekerja yang berumur 46-55

tahun (lansia awal) mengalami peningkatan tekanan darah. Bisa

disimpulkan bahwa pekerja yang termasuk ke dalam kategori lansia

biasanya mengalami peningkatan tekanan darah yang termasuk dalam

kategori hipertensi. Sehingga umur merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap meningkatkan resiko terjadinya penyakit yang

berhubungan dengan hipertensi

33.2 Usia Menurut Gangguan Emosional

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kelompok Usia Menurut

Gangguan Emosional Kelompok

Usia

(Tahun)

Gannguan Emosional

Rendah Sedang Tinggi

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Remaja

Akhir

(17-25)

1 7, 2 14,3

1

3,3

Dewasa

Awal

(26-35)

1 7,7 2 14,3

0

0

Dewasa

Akhir

(36-45)

3 23,1 3 21,4

1

33,3

Lansia Awal

(46-55) 8 61,5 7 50,0

1

33,3

Lansia Akhir

(56-65) 0 0 0 0

0

0

Jumlah 13 100 14 100 3 100

Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang

mengalami gangguan emosi rendah paling banyak terdapat pada

kelompok lansia awal (46-55) tahun sebanyak 8 orang (61,5%),

sedangkan responden yang mengalami gangguan emosi sedang paling

banyak pada kelompok lansia awal (46-55) tahun sebanyak 7 orang

(50,0%), dan yang mengalami gangguan emosi tinggi yaitu pada

kelompok remaja akhir (17-25) tahun , dewasa akhir (36-45) tahun,

dan kelompok lansia awal (46-55) tahun sebanyak 1 orang (33,3%).

Sedangkan distribusi gangguan emosi rendah paling sedikit pada

kelompok remaja akhir (17-25) tahun dan dewasa awal (26-35) tahun

sebanyak 1 orang (7,7%), dan gangguan emosi sedang paling sedikit

pada kelompok remaja akhir (17-25) tahun dan dewasa awal (26-35)

tahun sebanyak 2 orang (14,3%). Hal ini sesuai menurut Sobur (2010),

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

8

bahwa orang dewasa dalam merespon secara emosional terhadap

stimulus-stimulus lebih besar.

33.3 Masa Kerja Menurut Tekanan Darah

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden Terhadap

Tekanan Darah Kategori

masa kerja

Tekanan Darah

Normal Hipertensi fase

1

Hipertensi fase

2

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

0-4 tahun 6 31,6 3 30,0 0 0

5-9 tahun 0 0 0 0 0 0

10-14 tahun 0 0 0 0 0 0

15-19 tahun 2 10,5 0 0 0 0

20-24 tahun 7 36,8 2 20,0 0 0

25-29 tahun 4 21,1 5 50,0 1 100

Total 19 100 10 100 1 100

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai tekanan darah normal dengan masa kerja paling banyak

terdapat dalam kategori 20-24 tahun sebanyak 7 orang (36,8%),

hipertensi fase 1 dengan masa kerja paling banyak terdapat dalam

kategori 25-29 tahun sebanyak 5 orang (50,0%), dan hipertensi fase 2

dengan masa kerja 25-29 tahun sebanyak 1 orang (100%). Sedangkan

distribusi tekanan darah normal dengan masa kerja paling sedikit

terdapat dalam kategori 15-19 tahun sebanyak 2 orang (10,5%), dan

hipertensi fase 1 dengan masa kerja paling sedikit terdapat dalam

kategori 20-24 tahun sebanyak 2 orang (20,0%).

Menurut Santoso (2004), tekanan darah responden yang

meningkat berdasarkan masa kerja dikarenakan akibat adanya tekanan

panas dari mesin boiler, sehingga perlu adanya proses aklimatisasi

tenaga kerja terhadap tekanan panas tertentu. Aklimatisasi bertujuan

untuk membuat responden menjadi terbiasa terhadap iklim kerja

panas.

33.4 Masa Kerja Menurut Gangguan Emosional

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden Terhadap

Gangguan Emosional Kategori

masa kerja

Gangguan Emosional

Rendah Sedang Tinggi

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

0-4 tahun 2 15,4 6 42,9 1 33,3

5-9 tahun 0 0 0 0 0 0

10-14 tahun 0 0 0 0 0 0

15-19 tahun 2 15,4 0 0 0 0

20-24 tahun 5 38,5 3 21,4 1 33,3

25-29 tahun 4 30,8 5 35,7 1 33,3

Total 13 100 14 100 3 100

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

9

Berdasarkan tabel 7, menunjukkan bahwa responden yang

mengalami gangguan emosi rendah dengan masa kerja paling banyak

terdapat dalam kategori 20-24 tahun sebanyak 5 orang (38,5%),

gangguan emosi sedang dengan masa kerja paling banyak terdapat

dalam kategori 0-4 tahun sebanyak 6 orang (42,9%), dan gangguan

emosi tinggi dengan masa kerja 0-4 tahun, 20-24 tahun, dan 25-29

tahun sebanyak 1 orang (33,3%). Sedangkan distribusi gangguan

emosi rendah dengan masa kerja paling sedikit terdapat dalam

kategori 0-4 tahun dan 15-19 tahun sebanyak 2 orang (15,4%),

gangguan emosi sedang dengan masa kerja paling sedikit terdapat

dalam kategori 20-24 tahun sebanyak 3 orang (21,4%).

Menurut Atkinson R.L, dkk (2010), Triantoro (2009) dan

Sutarto (2010), gangguan emosional akibat lingkungan kerja yang

panas akan mudah dialami oleh tenaga kerja yang bekerja pada masa

kerja yang lama, karena lingkungan kerja dengan panas yang tinggi

dapat membuat suhu tubuh menjadi naik sehingga mengakibatkan

gangguan emosional.

3.4 Analisis Bivariat

Tabel 8. Hasil Uji Spearman Rho antara Tekanan Darah dengan

Gangguan Emosional

Tekanan

Darah

Gangguan Emosional Total P Value Koefisien

Corelation

(r)

Rendah Sedang Tinggi

(n) % (n) % (n) % (n) %

Hipotensi 0 0 0 0% 0 0 0 0

0,019

0,425

Normal 11 36,

7

7 23,

3

1 3,3 19 63,3

Hipertensi

Fase 1

2 6,7 7 23,

3

1 3,3 10 33,3

Hipertensi

Fase 2

0 0 0 0 1 3,3 1 3,3

Hipertensi

Fase 3

0 0 0 0 0 0 0 0

Total 13 43,

3

14 46,

7

3 10,

0

30 100

Berdasarkan hasil penelitian, dari hasil uji statistik dengan uji

korelasi Spearman Rho diperoleh p-value (0,019 < 0,05) sehingga Ho

ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tekanan darah dengan gangguan emosional pada tenaga kerja yang

terpapar tekanan panas pada bagian unit boiler PT. Indo Acidatama, Tbk.

Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Nilai koefisien korelasi (r) 0,425

dengan tingkat keeratan hubungan yang cukup kuat dimana nilai (r) berada

dalam range 0,40 – 0,599 (cukup kuat).

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

10

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor

Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, pada Pasal (2) jika faktor fisika

dan faktor kimia pada suatu tempat kerja melampui NAB, pengurus

dan/atau pengusaha wajib melakukan upaya-upaya teknis-teknologi untuk

menurunkan sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku. Sedangkan

perusahaan telah melakukan upaya teknis-teknologi, yaitu salah satunya

dengan melakukan pengukuran iklim kerja panas secara berkala. Selain itu

upaya pengendalian yang dapat dilakukan dengan penerapan budaya K3,

diantaranya bekerja dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) di tempat kerja, dan bekerja dengan menjalin hubungan yang baik

antara sesama tenaga kerja, dan tenaga kerja dengan atasan. Sehingga

diharapkan tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

4.1.1 Hasil pengukuran ISBB iklim kerja di bagian unit boiler dari

ketiga mesin boiler diperoleh nilai rata-rata sebesar 32,42ºC

dengan beban kerja ringan yang berarti melebihi NAB yang telah

ditetapkan.

4.1.2 Hasil pengukuran tekanan darah responden pada bagian unit boiler

yang memiliki iklim kerja panas > NAB, sebanyak (63,3%)

responden tekanan darahnya masuk kategori normal, (33,3%)

responden masuk kedalam kategori Hipertensi Fase 1, dan (3,3%)

responden masuk kedalam kategori Hipertensi Fase 2.

4.1.3 Hasil pengukuran gangguan emosional responden berdasarkan

total skor kuesioner pada tenaga kerja di bagian unit boiler yang

memiliki iklim kerja panas > NAB, terdapat (43,3%) responden

mengalami gangguan emosi rendah, (46,7%) responden

mengalami gangguan emosi sedang, dan (10,0%) responden

mengalami gangguan emosi tinggi.

4.1.4 Berdasarkan hasil uji statistik untuk hubungan antara tekanan

darah dengan gangguan emosional tenaga kerja yang terpapar

tekanan panas di bagian unit boiler diperoleh nilai p-value sebesar

0,019 atau p ≤ 0,05 dengan Nilai koefisien korelasi (r) 0,425. Hal

ini berarti menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

tekanan darah dengan gangguan emosional pada tenaga kerja

terpapar tekanan panas bagian unit boiler dengan tingkat keeratan

hubungan yang cukup kuat dimana nilai (r) berada dalam range

0,40-0,599 (cukup kuat).

4.2 Saran

4.2.1 Bagi PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat,

Karanganyar.

a. Perusahaan sebaiknya menambah jumlah ventilasi di ruangan

boiler batubara untuk mengurangi suhu yang panas dengan

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

11

pendinginan menggunakan metode Cross ventilation, seperti

penambahan jendela yang bisa dibuka saat bekerja.

b. Meningkatkan pengawasan supervisor tentang penggunaan

APD yang telah disediakan oleh perusahaan.

4.2.2 Bagi Tenaga Kerja

Diharapkan tenaga kerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

yang sesuai untuk lingkungan kerja panas yang telah disediakan di

PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar,

untuk melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada

saat bekerja.

4.2.3 Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan untuk dapat menambahkan beberapa

variabel yang belum dapat dimasukkan di dalam penelitian ini

yang berhubungan dengan kesehatan kerja, produktifitas kerja, dan

lain-lain yang merupakan efek dari iklim kerja panas.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, RL., Atkinson RC., Smith EE., Bem DJ., Hoeksema SN., 2010.

Pengantar Psikologi Jilid Dua. Tangerang: Interaksara.

Bernyoman, ND. 2010. Hubungan Antara Tekanan Panas dengan

Perubahan Tekanan Darah Karyawan di Unit Boiler Di PT. Indo

Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. [Skripsi

Ilmiah]. Surakarta: Progam D.IV Kesehatan Kerja Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Dewi, DPI. 2011. Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah pada

Karyawan di Unit Fermentasi PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri,

Kebakkramat, Karanganyar. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Progam

Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

Huwon. 2002. Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia Utama.

Iridiastadi, H. dan Yassierli. 2015. Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Kuswana, WS. 2014. Ergonomi dan K3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Offset.

Mubarak I. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba

Medika.

Permenakertrans RI. 2011. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor PER. 13/MEN/X/2011 Tahun 2011 Tentang

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.

Jakarta: Permenakertrans RI.

Potter. PA. dan Anne GP. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi

4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Potter, PA dan Anne GP. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN …eprints.ums.ac.id/47218/28/1. NASKAH PUBLIKASI-devi.pdf · Uji statistik menggunakan. Uji Korelasi Spearman Rho ( . Hasil uji statistik

12

Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Sholihah, Q. dan Wahyudi K. 2014. Keselamatan Kesehatan Kerja. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC.

Sobur, A. 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sucipto, CD. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:

Pustaka Baru.

Sulistyorini, M. 2014. Hubungan Tekanan Panas dengan Kelelahan Kerja

dan Stress Kerja Pada Pekerja Bagian Small Packagings 2 di PT X

Klaten. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Progam D.IV Kesehatan Kerja

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Sutarto, W. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi : Dalam Suatu Bidang

Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Triantoro, S. dan Nofrans E. S. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi

Aksara.