Upload
vutruc
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
LEVERAGE DAN SPESIALISASI AUDITOR
DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Kristina Tri Lestari
NIM : 122114033
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
rry Maridjo, M.Si.
“Courage is not the absence of the fear but rather the judgement that
something is more important than fear. The brave may not live forever
but the cautions do not live at all.”
Meg Cabot – The Princess Diaries #1
Kupersembahkan untuk:
Bapak dan Ibu tersayang,
Kakak-Kakak dan keponakanku,
Serta teman-temanku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
LEVERAGE DAN SPESIALISASI AUDITOR
DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2014)
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang
menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
Kristina Tri Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Kristina Tri Lestari
Nomor Mahasiswa : 122114033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
LEVERAGE DAN SPESIALISASI AUDITOR
DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2014)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Agustus 2016
Yang menyatakan,
Kristina Tri Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melipahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing akademik
dan pembimbing yang sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Nicko Kornelius Putra, M.Si. yang telah memberikan masukan-masukan yang
sangat bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu yang selalu sabar dan memberikan yang terbaik untuk saya.
7. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan masukan dan berbagai
macam dukungan yang bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Kristina Tri Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiv
ABSTRAK ............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 9
A. Landasan Teori ................................................................................ 9
1. Teori Agensi .............................................................................. 9
2. Konservatisme Akuntansi ....................................................... 10
3. Konservatisme Akuntansi di Indonesia ................................... 13
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konservatisme Akuntansi ...................................................... 17
5. Dewan Komisaris dan Konservatisme Akuntansi ................... 23
6. Kepemilikan Institusional dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 25
7. Leverage dan Konservatisme Akuntansi ................................. 25
8. Spesialisasi Auditor
dan Konservatisme Akuntansi ................................................. 26
B. Kerangka Konseptual .................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 28
B. Populasi Sasaran ............................................................................ 28
C. Teknik Pengambilan Data ............................................................. 29
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 30
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 39
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 41
A. Deskripsi dan Klasifikasi Data ...................................................... 41
1. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 41
2. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi
Dewan Komisaris .................................................................... 46
3. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi
Kepemilikan Institusional ....................................................... 52
4. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi
Leverage .................................................................................. 55
5. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi
Spesialisasi Auditor ................................................................. 59
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 61
1. Analisis Hubungan Dewan Komisaris dengan
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 62
2. Analisis Hubungan Kepemilikan Institusional dengan
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Analisis Hubungan Leverage dengan
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 66
4. Analisis Hubungan Spesialisais Auditor dengan
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 69
C. Pembahasan ................................................................................... 71
1. Hubungan Dewan Komisaris Dengan
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 71
2. Hubungan Kepemilikan Institusional
Dengan Konservatisme Akuntansi .......................................... 73
3. Hubungan Leverage Dengan
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 74
4. Hubungan Spesialisasi Auditor Dengan
Konservatisme Akuntansi ....................................................... 76
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 78
A. Kesimpulan .................................................................................... 78
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 79
C. Saran .............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nilai Koefisien Korelasi dan Makna Hubungan .................................... 38
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ...................................................... 39
Tabel 4.1.1 Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi .................................... 41
Tabel 4.1.2 Persebaran Data Konservatisme Akuntansi ........................................ 42
Tabel 4.1.3 Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi
(Tanpa Nilai Ekstrim).......................................................................... 44
Tabel 4.1.4 Persebaran Data Konservatisme Akuntansi
(Tanpa Nilai Ekstrim).......................................................................... 44
Tabel 4.1.5 Klasifikasi Konservatisme Akuntansi ................................................. 45
Tabel 4.1.6 Klasifikasi Konservatisme Akuntansi
(Tanpa Nilai Ekstrim).......................................................................... 46
Tabel 4.2.1 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ..................................................... 46
Tabel 4.2.2 Klasifikasi Frekuensi Rapat Dewan Komisaris .................................. 48
Tabel 4.2.3 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
(Tanpa Nilai Ekstrim).......................................................................... 50
Tabel 4.2.4 Klasifikasi Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
(Tanpa Nilai Ekstrim).......................................................................... 51
Tabel 4.3.1 Kepemilikan Institusional ................................................................... 52
Tabel 4.3.2 Klasifikasi Kepemilikan Institusional ................................................. 54
Tabel 4.4.1 Statistik Deskriptif Leverage .............................................................. 55
Tabel 4.4.2 Klasifikasi Leverage ........................................................................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Tabel 4.4.3 Statistik Deskriptif Leverage
(Tanpa Nilai Ekstrim).......................................................................... 57
Tabel 4.4.2 Klasifikasi Leverage
(Tanpa Nilai Ekstrim).......................................................................... 58
Tabel 4.5.1 Daftar KAP dengan Market Share Terbesar ....................................... 60
Tabel 4.5.2 Daftar KAP dengan Market Share Terkecil ........................................ 60
Tabel 4.6.1 Crosstab Dewan Komisaris
dengan Konservatisme Akuntansi ....................................................... 62
Tabel 4.6.2 Korelasi Dewan Komisaris
dengan Konservatisme Akuntansi ....................................................... 63
Tabel 4.7.1 Crosstab Kepemilikan Institusional
dengan Konservatisme Akuntansi ....................................................... 64
Tabel 4.7.2 Korelasi Kepemilikan Institusional
dengan Konservatisme Akuntansi ....................................................... 66
Tabel 4.8.1 Crosstab Leverage
dengan Konservatisme Akuntansi ....................................................... 66
Tabel 4.8.2 Korelasi Leverage
dengan Konservatisme Akuntansi ....................................................... 68
Tabel 4.9.1 Crosstab Spesialisasi Industri Auditor
dengan Konservatisme Akuntansi ....................................................... 69
Tabel 4.9.2 Hubungan Spesialisasi Industri Auditor
dengan Konservatisme Akuntansi ....................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 27
Gambar 4.1.1 Histogram Konservatisme Akuntansi.............................................. 42
Gambar 4.2.1 Histogram Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ............................... 48
Gambar 4.3.1 Histogram Kepemilikan Institusional.............................................. 53
Gambar 4.4.1 Histogram Leverage ........................................................................ 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
LEVERAGE DAN SPESIALISASI AUDITOR
DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2014)
Kristina Tri Lestari
NIM : 122114033
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dewan
komisaris, kepemilikan institusional, leverage dan spesialisasi industri auditor dengan
konservatisme akuntansi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi konservatisme,
namun hasil penelitian yang telah dilakukan masih tidak konsisten.
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. Data diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia dan laporan tahunan perusahaan. Teknik analisa data yang digunakan
adalah statistik deskriptif menggunakan tabulasi silang (crosstab) dan melihat nilai
gamma (γ) dan Eta.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (i) terdapat hubungan negatif yang sangat
lemah antara dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi (γ= -0,056); (ii)
terapat hubungan negatif yang sangat lemah antara leverage dengan konservatisme
akuntansi dan hubungan positif yang sangat lemah antara leverage dengan
konservatisme akuntansi (γ= 0,177). Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya
hubungan positif yang lemah antara kepemilikan institusional dan spesialisasi auditor
dengan konservatisme akuntansi (γ= 0,233 dan Eta = 0,240).
Kata kunci: konservatisme, dewan komisaris, kepemilikan institusional,
leverage, spesialisasi industri auditor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN BOARD OF COMMISSIONER,
INSTITUTIONAL OWNERSHIP, LEVERAGE AND
AUDITOR’S SPECIALIZATION WITH ACCOUNTING CONSERVATISM
(Empirical Study of Manufacturing Companies in Indonesia Stock Exchange
Market for the year 2012-2014)
Kristina Tri Lestari
NIM : 122114033
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
The purpose of this study is to find out whether there are relationship between
the board of commissioners, institutional ownership, leverage and auditor’s industry
specialization with accounting conservatism. There are many factors that affect
conservatism, but the results from previous studies are inconsistent.
This type of research is empirical study. Data was obtained from the Indonesian
Stock Exchange and the company's annual report. Data analysis technique that used is
descriptive statistics using cross tabulation (crosstab) and gamma (γ) or Eta
correlation analysis.
The results showed: (i) a very weak negative relationship between
commissioners and accounting conservatism (γ= -0.086); (ii) a very weak positive
relationship between leverage and accounting conservatism (γ= 0.177). Furthermore
the result showed a weak positif relationship between institutional ownership and
auditor’s industy specialization with accounting conservatism (γ= 0.233 and Eta=
0.240).
Keywords: conservatism, board of commissioners, institutional ownership, leverage,
auditor’s industry specialization.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajer dan stakeholder menggunakan laporan keuangan yang sama
untuk mengambil keputusan namun untuk kepentingan yang berbeda. Perbedaan
kepentingan ini memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan informasi yang
diterima antara agent dan principal mengingat laporan keuangan tersebut dibuat
oleh manajer perusahaan. Hal ini memungkinkan manajer memiliki kendali penuh
atas laporan keuangan sehingga manajer bisa saja menyembunyikan beberapa
informasi yang seharusnya dipublikasikan. Salah satu cara untuk meminimalisir
terjadinya ketidakseimbangan informasi tersebut adalah dengan menerapkan
prinsip konservatisme.
Menurut Basu (1997), konservatisme merupakan sebuah tendensi yang
dimiliki akuntan dengan mensyaratkan tingkat verifikasi yang lebih tinggi dalam
mengakui laba dari pada mengakui kerugian. Akibatnya, laba yang ada dalam
laporan keuangan cenderung understated atau terlalu rendah dalam periode
sekarang dan overstated terhadap laba pada periode-periode berikutnya.
Godfrey, et al. (2010) yang menyebutkan, konservatisme berarti
mengakui biaya secepat mungkin sementara revenue tidak diakui sampai ada
kemungkinan besar akan diterima. Dengan kata lain, ada potensi biaya atau
revenue akan diakui dengan cepat atau ditunda. Ini berarti dengan menerapkan
konservatisme akuntansi maka manajer akan semakin berhati-hati dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengakui laba sehingga laporan keuangan bisa terhindar dari ketidakpastian. Di
sisi lain, ada pihak yang menganggap konservatisme dapat mengurangi tingkat
relevansi dan keandalan dari laporan keuangan karena tidak semua informasi
diungkapkan dalam laporan keuangan tersebut. Menurut Wild (2010),
konservatisme terkait dengan melaporkan pandangan yang paling tidak optimis
saat menghadapi ketidakpastian pengukuran. Hal yang paling sering terjadi
sehubungan dengan konsep ini adalah keuntungan tidak diakui sampai benar-
benar terjadi (misalnya apresiasi nilai tanah). Ini berarti konservatisme dapat
mengurangi tingkat relevansi dan keandalan dari laporan keuangan karena tidak
semua informasi diungkapkan dalam laporan keuangan tersebut.
Konservatisme sampai saat ini masih menjadi prinsip yang diperdebatkan
dalam dunia akuntansi. Dalam International Financial Reporting Standards
(IFRS) konservatisme sudah tidak diperbolehkan lagi untuk digunakan karena
tidak sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan yakni harus tidak
bias (Hellman,2007). Sebagai gantinya, maka muncullah prudence dalam IFRS.
Prudence berarti tingkat kehati-hatian yang tinggi dalam menilai aset dan
pendapatan agar tidak terlalu tinggi dan dalam kondisi yang tidak pasti. Brilianti
(2013) menyebutkan bahwa dalam konsep konservatisme, laba dan pendapatan
akan diakui jika benar-benar telah terealisasi, tetapi biaya akan segera diakui
meskipun belum direalisasi tetapi sudah ada potensi. Dalam konsep prudence
ketika terjadi laba dan pendapatan atau menurunnya kewajiban dan beban,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
walaupun belum terealisasi tetapi akan diakui jika memang kriteria dalam
pengakuan tersebut sudah terpenuhi.
Meskipun sudah tidak disebutkan lagi dalam IFRS, bukan berarti
konservatisme sudah tidak diterapkan lagi (Hellman, 2007). Hal ini dikarenakan
pengguna IFRS tetap harus menghadapi ketidakpastian yang selama ini banyak
diatasi oleh manajemen dengan menerapkan prinsip konservatisme.
Konservatisme dianggap sebagai cara untuk menjaga nilai perusahaan dengan
“mencari aman”.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi
adalah mekanisme corporate governance (Lara, et al., 2005). Corporate
governance merupakan seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan antara
pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder
berkaitan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka, atau sistem dimana
perusahaan diarahkan dan dikendalikan (Forum for Corporate Governance in
Indonesia). Corporate governance diterapkan dengan adanya dewan yang
mengelola dan mengawasi kinerja perusahaan seperti dewan komisaris dan
pemegang saham institusional. Lara et al.(2005) menyebutkan bahwa mekanisme
corporate governance mempengaruhi pelaksanaan konservatisme akuntansi. Hal
ini dikarenakan corporate governance dianggap mampu menjamin pengelolaan
aset perusahaan yang efisien. Di sisi lain penelitian Indrayati (2010) tidak dapat
membuktikan pengaruh karakteristik dewan terhadap konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Peterson dan Whitworth (2013) juga menyatakan ada hubungan positif
antara kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi. Sedangkan
Brilianti (2013) menemukan adanya hubungan negatif antara kepemilikan
institusional dan konservatisme akuntansi.
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat konservatisme adalah leverage.
Leverage menunjukkan besarnya aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang dan
merupakan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Sari dan
Adhariani (2009) membuktikan tidak terdapat pengaruh leverage terhadap
konservatisme akuntansi. Di sisi lain, Salama dan Putnam (2015) membuktikan
pengaruh positif leverage terhadap konservatisme akuntansi.
Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh dewan komisaris,
kepemilikan institusional, dan leverage terhadap konservatisme akuntansi masih
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti
kembali dengan melihat apakah memang terdapat hubungan antara dewan
komisaris, kepemilikan institusional dan leverage dengan konservatisme
akuntansi. Selain itu peneliti juga akan meneliti mengenai hubungan spesialiasi
auditor independen dengan tingkat konservatisme akuntansi yang diterapkan oleh
perusahaan klien.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Brilianti (2013) yang
menggunakan variabel independen kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, komite audit, dan leverage serta mengukur konservatisme dengan
menggunakan Market to Book Ratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Metode yang digunakan untuk mengukur konservatisme akuntansi adalah
metode akrual. Penelitian ini akan menggunakan populasi sasaran yakni
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2012-2014 yang melaporkan laporan keuangan lengkap dan dipublikasikan pada
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul
penelitian, “Hubungan Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional,
Leverage dan Spesialiasi Auditor dengan Konservatisme Akuntansi”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara dewan komisaris dengan konservatisme
akuntansi?
2. Apakah terdapat hubungan antara kepemilikan institusional dengan
konservatisme akuntansi?
3. Apakah terdapat hubungan antara leverage dengan konservatisme akuntansi?
4. Apakah terdapat hubungan antara spesialiasi auditor independen dengan
konservatisme akuntansi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui hubungan dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi
2. Mengetahui hubungan kepemilikan institusional dengan konservatisme
akuntansi
3. Mengetahui hubungan leverage dengan konservatisme akuntansi
4. Mengetahui hubungan spesialisasi auditor independen dengan konservatisme
akuntansi
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para
akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang
akuntansi mengenai penerapan konservatisme akuntansi.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak
yang berkepentingan dalam perusahaan dalam mengatasi masalah
keagenan yang salah satunya dapat diatasi dengan menerapkan prinsip
konservatisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengambilan
keputusan investasi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Indonesia dengan melihat tingkat konservatisme yang
diterapkan perusahaan tersebut.
3. Bagi Kreditor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengambilan
keputusan pemberian kredit pada perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Indonesia dengan melihat tingkat konservatisme yang
diterapkan perusahaan tersebut.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I Berisi pendahuluan yang berupa uraian latar belakang, perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II Berisi tinjauan pustaka yang menguraikan teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu. Bab ini juga
menjelaskan kerangka pemikiran yang melandasi hipotesis penelitian
dan hubungan antar variabel penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB III Berisi metode penelitian yang menguraikan tentang variabel penelitian
dan definisi operasionalnya, penentuan sampel, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti.
BAB V Berisi tentang hasil dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan tentang
deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan yang
didasarkan atas hasil analisis data.
BAB VI Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dari
pembahasan sebelumnya. Dalam bab ini juga disebutkan tentang
keterbatasan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Dalam teori agensi, terdapat dua pihak yang berkepentingan yakni
agent dan principal. Agent adalah manajer perusahaan, sedangkan principal
adalah para stakeholder yakni pemegang saham, kreditor dan investor.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), apabila terdapat pemisahan antara
pemilik sebagai principal dan manajer sebagai agent yang menjalankan
perusahaan maka akan muncul permasalahan agensi. Hal ini karena masing-
masing pihak akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitasnya.
Para stakeholder mengharapkan informasi yang berguna dalam memantau
dana mereka yang ada dalam perusahaan tersebut atau mendapat informasi
yang mendukung keputusan untuk berinvestasi atau memberikan pinjaman. Di
sisi lain, manajer cenderung akan memilih untuk fokus mencapai laba yang
tinggi. Hal ini dikarenakan dari laba yang tinggi tersebut maka perusahaan
akan dinilai telah beroperasi dengan baik dan kinerja para manajer juga dinilai
baik. Selain itu manajer juga memiliki motivasi untuk mendapatkan bonus
yang tinggi sehingga laba menjadi orientasi utamanya.
Menurut Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Widyaningdyah
(2001) teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Kontrak dibuat dan dilakukan untuk mengatasi masalah asimetri informasi.
Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham
bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent
mereka. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan principal, namun kadang principal juga mengalami
kesulitan untuk selalu memonitor CEO secara terus menerus (Widyaningdyah,
2001). Dengan demikian agent tetap memiliki peluang untuk melakukan
tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk
memaksimalkan fungsi dan mencapai tujuannya.
Salah satu tindakan yang dilakukan principal untuk mencapai fungsi
dan tujuannya adalah melaporkan laba dengan tujuan memaksimalkan
kepentingan pribadi atau perusahaan dengan metode akuntansi. Salah satu
cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan prinsip
konservatisme akuntansi (accounting conservatism). Ahmed dan Duellman
(2007) menyebutkan bahwa konservatisme akuntansi dapat membantu
mengurangi biaya agensi. Konservatisme akuntansi juga dianggap dapat
mengurangi masalah yang timbul akibat adanya asimetri informasi (Lara, et
al. (2005a).
2. Konservatisme Akuntansi (Accounting Conservatism)
Konservatisme merupakan prinsip yang digunakan manajer dalam
menyusun laporan keuangan. Menurut Basu (1997), konservatisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
merupakan sebuah tendensi yang dimiliki akuntan dengan mensyaratkan
tingkat verifikasi yang lebih tinggi dalam mengakui laba dari pada mengakui
kerugian.. Ghozali dan Chariri (2007) dalam Indrayati (2010), juga
menegaskan konservatisme berarti harus segera mengakui kerugian, biaya
atau hutang yang mungkin akan terjadi dan tidak boleh mengakui laba,
pendapatan atau aktiva sebelum benar-benar terjadi. Dengan kata lain
mengakui rugi dianggap sebagai cara yang lebih aman dari pada mengakui
laba yang masih belum diterima karena adanya unsur ketidakpastian.
Lara, et al. (2005a), menyebutkan konservatisme sebagai reaksi
kehati-hatian terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak
dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman
(debtholders) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi
untuk mengakui goodnews daripada badnews. Penerapan konservatisme bisa
mencegah tindakan manipulasi laporan keuangan oleh manajer karena hak-
hak stakeholders harus dipertimbangkan oleh manajer. Dengan konservatisme
manajer tidak dapat melaporkan laba yang overstated sehingga laba yang
dilaporkan tidak terlalu tinggi dan informasi tersebut dapat berguna bagi para
stakeholder seperti investor maupun calon investor dalam pengambilan
keputusannya.
Konservatisme masih menjadi perdebatan dalam dunia akuntansi.
Masih banyak pihak yang berdebat mengenai perlu atau tidaknya diterapkan
prinsip konservatisme dalam menyusun laporan keuangan. Manfaat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
konsekuensi penerapan konservatisme juga masih menjadi hal yang
dipertimbangkan. Di satu sisi ada pihak yang menganggap bahwa
konservatisme perlu diterapkan, di sisi lain ada pihak yang menganggap
bahwa konservatisme mengurangi relevansi laporan keuangan.
Menurut penelitian Ahmed et al. (2000), konservatisme berperan
dalam mengatasi konflik yang terjadi antara manajemen dan pemegang
saham. Konservatisme juga dinilai dapat mengurangi manajemen laba oleh
pihak manajemen. Dengan penerapan konservatisme berarti stakeholder akan
terhindar dari laba yang overstated dan ketidakpastian menjadi berkurang.
Konservatisme akuntansi juga mengindikasikan bahwa manajemen tidak
mengutamakan kepentingannya saat membuat laporan keuangan (Watts,
2003). Selain itu, konservatisme akuntansi menggambarkan kredibilitas
informasi akuntansi karena perusahaan akan sangat berhati-hati untuk
menginformasikan kinerja perusahaan (Hellman, 2007).
Menurut Juanda (2007), penolakan terhadap konservatisme disebabkan
oleh beberapa aspek yaitu: (1) Ketidakkonsistenan. Ketika laba yang
dilaporkan terlalu rendah pada periode sekarang, maka pada periode
berikutnya laba akan dilaporkan terlalu tinggi; (2) Ketidakteraturan.
Kebijakan perusahaan akan mempengaruhi tingkat konservatisme dalam
laporan keuangan. Pemilihan metoda akuntansi yang lebih konservatif adalah
salah satu cara yang dapat mengurangi risiko kepada kreditor yakni
menghindari pembayaran dividen secara berlebihan; (3) Penyembunyian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Investor mengalami kesulitan menentukan dan menemukan jumlah aset yang
dilaporkan terlalu rendah; (4) Kontradiktif. Konservatisme akuntansi
bertentangan dengan prinsip akuntansi lainnya antara lain prinsip kos, prinsip
penandingan, prinsip konsistensi, dan prinsip pengungkapan; (5)
Konservatisme akuntansi tidak sesuai dengan karakteritik kualitatif laporan
keuangan antara lain, relevan, reliabilitas, dan komparabilitas.
Penerapan konservatisme yang berlebihan akan menyebabkan laba
menjadi terlalu rendah, hal ini juga berarti para investor, kreditor dan pihak
lainnya juga mendapatkan informasi yang kurang relevan untuk pengambilan
keputusan. Selain itu pengukuran dari tingkat konservatisme akuntansi juga
masih beragam dan hasil penelitian dengan metode pengukuran konservatisme
akuntansi yang berbeda juga dapat memberikan hasil yang berbeda.
3. Konservatisme Akuntansi di Indonesia
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia sudah mengadopsi IFRS
dan sudah dilakukan konvergensi sejak tahun 2012. Konsep konservatisme
akuntansi sudah bukan lagi merupakan karakteristik kualitatif dalam
kerangka konseptual yang baru. Konservatisme dianggap tidak sesuai dengan
kerangka teori IFRS dimana laporan keuangan berdasarkan IFRS harus
bersifat dapat dimengerti, relevan, dapat diandalkan dan sebanding, tetapi
tanpa bias konservatif. Sebagai ganti konservatisme maka dimunculkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
konsep prudence. Prudence merupakan inklusi dari tingkat kehati-hatian
yang dibutuhkan dalam membuat estimasi yang diperlukan saat kondisi yang
tidak pasti, seperti aset atau income tidak overstated dan liabilitas atau biaya
tidak understated (IAS dalam Godfrey et al., 2010). Dalam konsep
konservatisme, laba dan pendapatan akan diakui jika benar-benar telah
terealisasi, tetapi jika rugi akan segera diakui. Sementara itu, dalam konsep
prudence ketika terjadi laba dan pendapatan atau menurunnya kewajiban dan
beban, walaupun belum terealisasi tetapi akan diakui jika memang kriteria
dalam pengakuan tersebut sudah terpenuhi.
Selain mengganti koservatisme akuntansi dengan prudence, IFRS juga
memungkinkan perusahaan untuk menggunakan fair value. Fair value (nilai
wajar) adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 23.07). Pengukuran dengan
fair value dapat memunculkan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi (unrealized gain or loss) akibat berubahnya fair value. Unrealized
gain or loss akan akan dicatat sebagai bagian dari net income (Kieso, et al.,
2014).
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia juga mengatur
mengenai pengakuan laba atau rugi karena perubahan nilai wajar seperti pada
aset tidak lancar dan investasi. Entitas harus mengakui rugi penurunan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ke nilai wajar dan juga mengakui laba atas peningkatan nilai wajar aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan (PSAK 58
revisi 2014) dan juga harus mengakui laba atau kerugian terkait instrumen
keuangan atau komponen yang merupakan liabilitas keuangan (PSAK 50
revisi 2014). Namun, pendapatan hanya diakui jika kemungkinan besar
manfaat ekonomik sehubungan transaksi mengalir ke entitas (PSAK 23.18).
Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam mengakui laba atau
kerugian.
Prinsip akuntansi konservatif masih dipertahankan meskipun sudah
tidak disebutkan lagi dalam IFRS (Hellman, 2007). Hasil penelitian Balsari
(2010) dalam Aristiya dan Harta (2014) juga menyebutkan bahwa
konservatisme justru meningkat setelah adanya konvergensi IFRS di Turki.
Penelitian Aristiya dan Harta (2014) memberikan hasil sebaliknya di
Indonesia, konservatisme cenderung lebih rendah setelah konvergensi IFRS
namun konservatisme itu sendiri masih diterapkan.
Meskipun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sudah mengadopsi
IFRS, masih ada kemungkinan perusahaan untuk menerapkan konservatisme
akuntansi diantaranya dengan:
a. PSAK No. 14 Tentang Persediaan.
PSAK No.14 (revisi 2008) memperbolehkan perhitungan biaya
menggunakan metode First In First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan metode rata-rata tertimbang (Average Cost Method). Dari ketiga
metode tersebut, metode LIFO menghasilkan Harga Pokok Penjualan
(Cost of Good Sold) lebih besar sehingga laba menjadi lebih sedikit dan
bisa digunakan jika perusahaan ingin lebih konservatif. Sementara itu,
PSAK No.14 (revisi 2014) tidak lagi memperbolehkan metode LIFO.
Dari kedua metode yang diperbolehkan (FIFO dan metode rata-rata) yang
menghasilkan Harga Pokok Penjualan (HPP) lebih besar adalah metode
rata-rata dan HPP yang lebih besar akan mengurangi laba.
b. PSAK No. 16 Tentang Aset Tetap
PSAK No.16 (revisi 2011 dan 2014) memberikan pilihan menghitung
biaya depresiasi atau penyusutan dengan metode garis lurus (straight line
method), metode saldo menurun (diminishing balancing method), dan
metode jumlah unit (sum of the unit method). Metode garis lurus dan
saldo menurun memperhitungkan umur ekonomis aset dalam perhitungan.
Semakin pendek umur ekonomis aset maka biaya penyusutan akan
semakin tinggi dan perusahaan bisa semakin konservatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Faktor yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi
Ada banyak faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi,
diantaranya adalah:
a. Corporate Governance
Corporate governance adalah konsep pengawasan perusahaan
dengan monitoring kinerja manajemen dan memberikan jaminan bagi
stakeholder terkait kualitas laporan keuangan dan meningkatkan kinerja
perusahaan itu sendiri. Mekanisme corporate governance dapat
menjamin bahwa aset yang ada dalam perusahaan dikelola secara efisien
(Lara, et al., 2005). Mekanisme tersebut dapat diwujudkan dengan:
1) Dewan komisaris
Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan
anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi (Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). Dewan
komisaris dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan karena
dewan komisaris harus memantau praktek pengelolaan perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance) dan mengesahkan laporan
keuangan. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)
mengemukakan bahwa tugas-tugas utama dewan komisaris antara
lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a) Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar
rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko, anggaran tahunan
dan rencana usaha; menetapkan sasaran kerja; mengawasi
pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta memonitor
penggunaan modal perusahaan, investasi dan penjualan asset.
b) Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci
dan penggajian anggota dewan direksi, serta menjamin suatu
proses pencalonan anggota dewan direksi yang transparan dan
adil.
c) Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada
tingkat manajemen, anggota dewan direksi dan anggota dewan
komisaris, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan
manipulasi transaksi perusahaan.
d) Memonitor pelaksanaan Governance, dan mengadakan perubahan
dimana perlu.
e) Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam
perusahaan.
Dewan komisaris kadang masih diragukan kemampuan dan
integritasnya sehingga perlu ada dewan komisaris yang independen.
Komisaris independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan
pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain,
dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk hubungan bisnis maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kekeluargaan (Forum Corporate Governance Indonesia). Dengan
adanya dewan komisaris yang independen, diharapkan tetap ada pihak
yang dapat menjamin kualitas laporan keuangan dan memiliki sifat
netral. Dewan komisaris independen diharapkan dapat menyeimbangkan
kekuatan pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaan.
Dewan komisaris yang independen secara umum mempunyai
pengawasan yang lebih baik terhadap manajemen, sehingga dapat
mengurangi kemungkinan kecurangan dalam menyajikan laporan
keuangan yang dilakukan oleh manajer (Chtourou et al.,2001).
Komisaris Independen memiliki tanggung jawab pokok untuk
mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance) dan pemberian nasihat kepada direksi
secara efektif. Dengan demikian dewan komisaris independen akan
mempengaruhi perusahaan untuk menjadi lebih konservatif.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sekarang menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI) menyebutkan bahwa rasio komisaris independen
sekurang kurangnya 30% (tigapuluh persen) dari seluruh jumlah
anggota komisaris. Hal ini dilakukan agar pengawasan terhadap
manajemen semakin meningkat demi menghasilkan laporan keuangan
yang terhindar dari manipulasi. Di sisi lain, peraturan BEI tersebut
memberi dampak yakni jumlah komisaris independen bagi perusahaan
go public hanyalah pada batas minimal saja. Hal ini menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
beberapa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan rasio atau
proporsi dewan komisaris independen sebagai variabel independen
mendapatkan hasil yang tidak signifikan. Oleh karena itu penelitian ini
akan menggunakan pengukuran lain yaitu dengan melihat jumlah rapat
dewan komisaris. Seringnya pertemuan yang dilakukan dewan
komisaris dapat mendukung terciptanya corporate governance karena
dewan komisaris bisa melakukan pengawasan dengan rapat (Cety dan
Suhardjanto,2010).
Dewan komisaris juga membentuk komite yang bertugas
membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggung jawab
pengawasan menyeluruh atas perusahaan. Salah satu komite tersebut
adalah komite audit. Komite audit beranggotakan dewan komisaris
independen yang terlepas dari kegiatan manajemen sehari-hari dan
bertanggung jawab membantu dewan komisaris untuk memenuhi
tanggung jawabnya terkait masalah kebijakan akuntansi, pengawasan
internal dan pelaporan keuangan (Forum Corporate Governance
Indonesia). Dengan demikian dewan komisaris juga bisa
mempengaruhi kebijakan akuntansi perusahaan untuk menjamin kualitas
laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Kepemilikan institusional
Investor institusional merupakan kepemilikan perusahaan
oleh institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dan lembaga
keuangan lainnya. Kepemilikan institusional dihitung dengan
persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional terhadap
total jumlah lembar saham yang beredar. Peterson dan Whitworth
(2013) menyebutkan bahwa investor institusional akan menekan
manajemen untuk lebih bersikap konservatif.
Suatu perusahaan dapat dimiliki pula oleh institusi atau
lembaga. Dalam hal ini ada divisi khusus dibuat untuk mengolah
investasi pada perusahaan tersebut. Institusi dapat memantau secara
profesional perkembangan investasinya melalui kontrol atas
tindakan manajemen sehingga potensi kecurangan dapat ditekan.
Institusi yang menjadi pemilik perusahaan dapat memantau
perusahaan dengan lebih intens bahkan kebanyakan institusi sudah
memiliki analis khusus untuk investasi. Dana institusi juga bisa
berasal dari kumpulan investor individu yang mempercayakan dana
mereka untuk dikelola oleh institusi. Oleh karena itu, pemilik
institusi harus bisa menyediakan informasi yang berkualitas bagi
para pemilik dana tersebut. Di sisi lain, kepemilikan institusi
biasanya cukup besar, maka mereka akan memiliki hak untuk
pengajuan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Leverage
Leverage merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan
untuk mengetahui besarnya sumber-sumber pendanaan (hutang) terhadap
ekuitas perusahaan. Jika perusahaan telah mendapat pinjaman dari
kreditor, maka kreditor tentu ingin selalu memastikan keamanan dana
yang ia pinjamkan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melihat angka
leverage. Leverage dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Debt
to Asset Ratio (DAR) yang menunjukkan besar aset perusahaan dibiayai
oleh hutang. Tingkat leverage yang tinggi berarti dalam membiayai
asetnya, perusahaan sangat bergantung pada pinjaman luar.
Kreditor juga mempunyai kapasitas untuk meminta manajer agar
lebih konservatif dalam melaporkan laba agar kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang tetap bisa dipantau oleh kreditor. Menurut Lo
(2006), perusahaan dengan hutang yang tinggi berarti kreditor juga
mempunyai hak untuk mengetahui dan mengawasi operasional
perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan semakin besar hutang
perusahaan berarti kreditor akan semakin ketat dalam memntau
perusahaan. Dengan demikian, leverage yang semakin tinggi akan
mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang
konservatif (Ahmed dan Duellman, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Spesialisasi Auditor
Auditor khususnya auditor independen sering dianggap sebagai
pihak yang mampu mencegah manajer perusahaan untuk melakukan
manajemen laba. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan auditor
independen yang berkualitas. Salah satu cara melihat bahwa auditor
independen berkualitas adalah dengan melihat spesialisasi bidang
auditnya (Souza, et al., 2012). Auditor dengan spesialisasi industri
tentunya akan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mengaudit
perusahaan dalam industri yang sama. Spesialisasi auditor dalam industri
klien akan membentuk kualitas audit yang lebih baik yang kemudian
menyebabkan peningkatan kualitas laporan keuangan, yang akhirnya
meningkatkan tingkat konservatisme akuntansi di perusahaan terkait
(Reyad, 2012). Di sisi lain, penelitian Souza et al. (2013) justru
menemukan hal sebaliknya, spesialisasi auditor independen tidak
berpengaruh terhadap konservatisme klien.
5. Dewan Komisaris dan Tingkat Konservatisme Akuntansi
Salah satu mekanisme corporate governance yang diterapkan
perusahaan untuk menciptakan Good Corporate Governance adalah dengan
adanya dewan komisaris. Dewan komisaris merupakan pihak yang dapat
mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Dewan komisaris akan
mendorong manajer untuk lebih berhati-hati dalam mengakui laba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(konservatif). Corporate governance yang kuat akan mendorong permintaan
informasi berkala yang semakin tinggi (Lara, et al., 2005a).
Salah satu partisipasi dewan komisaris dalam mengawasi dan
mendapat informasi berkala adalah dengan rapat dewan komisaris. Frekuensi
rapat menunjukkan peran dewan komisaris dalam melakukan monitoring,
semakin tinggi frekuensi rapat mengindikasikan kualitas corporate
governance yang lebih baik (Blunck, 2007). Rapat dewan komisaris juga
membantu mengatasi masalah yang muncul karena terbatasnya interaksi
dewan (Ho, 2009). Blunck (2007) dan Ho (2009) mengungkapkan bahwa
semakin tinggi frekuensi rapat dewan komisaris maka perusahaan juga
semakin konservatif. Dewan komisaris harus memastikan laba yang
dilaporkan perusahaan berkualitas dan konservatisme akuntansi dapat
meningkatkan kualitas laba dengan menekan manajemen laba (Chen, et al.,
2007). Sementara itu, hasil penelitian Indrayati (2010) tidak dapat
membuktikan pengaruh karakteristik dewan terhadap konservatisme
akuntansi. UU Nomor 40 tahun 2007 menyebutkan bahwa perusahaan
publik wajib mengungkapkan pelaksanaan tata kelola perusahaan dalam
laporan tahunan, diantaranya adalah frekuensi rapat anggota dewan
komisaris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
6. Kepemilikan Institusional dan Tingkat Konservatisme Akuntansi
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga
mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba dan cenderung
meminta manajemen untuk menerapkan akuntansi yang konservatif
(Wardhani, 2008). Selain itu, institusi pemilik biasanya memiliki tim khusus
yang mengawasi investasinya. Wardhani (2008) dan Indrayanti (2010)
membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara positif
terhadap konservatisme akuntansi. Peterson dan Whitworth (2013) juga
membuktikan hal tersebut dan menyatakan konservatisme diterapkan untuk
melindungi investor. Investor lebih menyukai laba yang berkualitas dan
konservatisme akuntansi bisa meningkatkan kualitas laba dengan menekan
manajemen laba (Chen, et al., 2007).
Hasil penelitian Brilianti (2013) dan Deviyanti (2012) menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi karena pemilik juga mengharapkan return atas
investasinya.
7. Leverage dan Tingkat Konservatisme akuntansi
Leverage yang tinggi menunjukkan besarnya modal pinjaman yang
digunakan untuk pembiayaan aktiva perusahaan. Semakin tinggi hasil dari
rasio ini maka cenderung semakin besar risiko keuangan bagi kreditur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
maupun pemegang saham. Perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang
tinggi dapat menyebabkan kreditor mempunyai hak untuk mengetahui dan
mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan (Lo, 2006). Kreditor
tentu tidak ingin salah dalam mengambil keputusan terkait dana yang
dipinjamkan dan akan selalu memantau perusahaan tersebut untuk
memastikan perusahaan dapat melunasi hutangnya. Hal tersebut mendorong
perusahaan untuk lebih konservatif. Penelitian Deviyanti (2012) serta
Salama dan Putnam (2015) membuktikan pengaruh positif leverage dan
konservatisme. Sementara itu hasil penelitian Sari dan Adharini (2009) serta
Brilianti (2013) tidak dapat membuktikan pengaruh positif leverage terhadap
konservatisme akuntansi.
8. Spesialisasi Auditor dan Tingkat Konservatisme Akuntansi
Semakin khusus perusahaan audit di sektor ekonomi tertentu, harus
semakin besar pengetahuan tentang kegiatan klien dan pelayanannya.
Dengan demikian, semakin khusus perusahaan audit di sektor tertentu,
semakin tinggi kualitas jasa audit dan semakin baik kualitas informasi
akuntansi yang dilaporkan (Sun dan Liu, 2011 dalam Souza et al., 2013).
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berkualitas juga akan mencegah
terjadinya laba yang overstated agar pengguna laporan keuangan tidak salah
dalam mengambil keputusan. Hal ini akan menyebabkan perusahaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
merupakan klien auditor dengan spesialisasi industri yang sama menjadi
lebih konservatif. Hasil penelitian Reyad (2012) menunjukkan pengaruh
positif spesialisasi industri auditor terhadap konservatisme akuntansi klien,
sementara hasil penelitian Souza (2013) menunjukkan hal sebaliknya.
B. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1
Dewan Komisaris
Kepemilikan Institusional
Leverage
Spesialisasi Auditor
Konservatisme
Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian empiris. Penelitian ini menggunakan data
kuantitatif yang dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
statistika. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
melaporkan laporan keuangan dan dipublikasikan pada Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Penelitian ini menggunakan data sekunder dari
laporan keuangan tiga periode yaitu tahun 2012-2014. Data sekunder dalam
penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh
dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tersedia di Pojok BEI Universitas Sanata
Dharma.
B. Populasi Sasaran
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan laporan keuangan yang lengkap
dan dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory(ICMD) dengan
sampel perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari
laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2012-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Populasi sasaran dalam penelitian ini diambil berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu, yaitu:
1. Terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
2012-2014.
2. Perusahaan bergerak pada industri manufaktur. Alasan diambilnya perusahaan
manufaktur adalah untuk memperoleh karakteristik perusahaan yang sama dan
perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mayoritas ada di BEI
sehingga dianggap dapat mewakili.
3. Terdapat kelengkapan data yang dibutuhkan berturut-turut dari tahun 2012-
2014.
4. Laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah.
C. Teknik Pengambilan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun
data yang diperlukan meliputi dewan komisaris independen, kepemilikan
institusional, leverage dan spesialisasi auditor. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory tahun
2012-2014 dan www.idx.co.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi
(Accounting Conservatism). Ukuran konservatisme akuntasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ukuran akrual yang merupakan variabel terikat
dalam model penelitian. Ukuran konservatisme dengan menggunakan akrual,
sesuai dengan yang digunakan oleh Givoly dan Hayn (2000) dalam Ahmed dan
Duellman (2007). Rumus untuk mengukur konservatisme, yaitu:
𝐶𝑂𝑁𝐴𝐶𝐶 = [𝑁𝐼 + 𝐷𝐸𝑃 − 𝐶𝐹
𝑅𝑇𝐴] × −1
Keterangan:
CONACC = Konservatisme akuntansi yang diukur secara akrual
NI = Net Income sebelum extra ordinary items
CF = Cash flow from operation
DEP = Depresiasi
TA = Rata-Rata Total aktiva
Givoly dan Hayn (2000) menyatakan bahwa apabila akrual bernilai
negatif, maka laba digolongkan konservatif, yang disebabkan karena laba lebih
rendah dari cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada perioda tertentu.
Semakin negatif tingkat akrual rata-rata selama periode tertentu, maka prinsip
akuntansi yang digunakan semakin konservatif. Sementara itu, apabila terjadi
akrual positif berarti mengindikasikan perusahaan cenderung menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
prinsip akuntansi agresif. Dalam penelitian ini, hasil perhitungan total akrual
kemudian di kalikan dengan -1 agar memudahkan dalam pengelompokan dan
pengolahan data (Ahmed dan Duellman, 2007) sehingga angka yang positif akan
menunjukkan tingkat konservatisme yang semakin tinggi.
2. Variabel Independen
a. Dewan Komisaris
Variabel dewan komisaris dihitung dengan frekuensi rapat dewan
komisaris yang terdapat pada laporan keuangan tahunan perusahaan.
𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 = 𝑀𝐸𝐸𝑇𝐾𝑂𝑀
Keterangan:
MEETKOM = frekuensi rapat dewan komisaris per tahun
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional (institutional ownership) dalam
penelitian ini diukur dengan rasio jumlah saham yang dimiliki institusi,
badan atau lembaga termasuk juga pemerintah kemudian dibandingkan
dengan jumlah saham yang beredar keseluruhan.
𝐼𝑁𝑆𝑇 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
Keterangan:
INST = Kepemilikan Institusional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Leverage
Leverage dalam penelitian ini menggunakan proksi Debt to Asset
Ratio (DAR) yang menunjukkan seberapa besar aset perusahaan dibiayai
oleh hutang Leverage dihitung dengan:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
d. Spesialisasi Auditor
Auditor dikatakan memiliki spesialisasi jika memiliki market
share lebih dari 8% (Zuo dan Guan, 2014). Dalam penelitian ini, auditor
yang memiliki market share di atas 8% berarti auditor tersebut memiliki
spesialisasi dalam industri manufaktur. Sementara itu, jika market share
kurang dari 8% berarti auditor tersebut tidak memiliki spesialisasi pada
industri manufaktur. Market share di hitung dengan:
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =𝑀
𝑁 × 100%
Keterangan:
M = jumlah perusahaan yang diaudit oleh KAP yang sama
N = jumlah perusahaan dalam populasi sasaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Teknik Analisis Data
1. Melakukan Pengukuran Data Variabel
Pengukuran data variabel dilakukan sebelum proses statistik deskriptif. Data-
data yang sudah terkumpul sesuai dengan kriteria pada populasi sasaran
kemudian dihitung dengan menggunakan rumus yang ada pada subbab
pengukuran variabel sesuai dengan masing-masing variabel yang ada.
Setelah data diukur per variabel, maka data siap diolah menggunakan
statistik deskriptif.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul
tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2007). Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain
adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral),
perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase dan juga
mencari kuatnya hubungan antara variabel (Sugiyono,2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Klasifikasi Data Variabel
1. Klasifikasi Data Konservatisme Akuntansi
Klasifikasi data ini bertujuan untuk memberikan ukuran data menjadi
kategori. Untuk mengklasifikasikan data konservatisme akuntansi langkah
yang dilakukan adalah:
1) Memisahkan data dengan nilai positif dan negatif. Semakin negatif
tingkat akrual maka menunjukkan perusahaan semakin konservatif
(Givoly dan Hayn, 2000). Pada penelitia ini data dengan nilai positif
berarti perusahaan menerapkan akuntansi konservatif sedangkan nilai
negatif berarti perusahaan cenderung kurang konservatif atau agresif
(sebelumnya sudah dikalikan dengan -1).
2) Dari masing masing data dengan nilai positif dan negatif dibagi menjadi
dua kelas dengan melihat distribusi frekuensi dan menggunakan median
untuk masing-masing data positif dan negatif sehingga ada empat
kategori atau kelas. Dengan demikian klasifikasi akan seperti berikut:
X ≤ M1 = Sangat kurang konservatif (cenderung agresif)
M1 < X ≤ 0,0000 = Kurang konservatif
0,0000 < X ≤ M2 = Konservatif
M2 < X = Sangat konservatif
M1 adalah median untuk data dengan nilai negatif dan M2 adalah median
untuk data dengan nilai positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Klasifikasi Data Jumlah Rapat
Pengukuran yang digunakan untuk variabel dewan komisaris adalah
frekuensi rapat. Peraturan Bapepam LK tahun 2010 menyebutkan bahwa
jumlah rapat minimal dewan komisaris adalah 1 kali setiap bulan (Septiana
dan Tarmizi, 2015). Berdasar ketentuan tersebut, peneliti mengklasifikasikan
data jumlah rapat menjadi sebagai berikut:
X ≤ 6 = Sangat Kurang dari Ketentuan
6 < X < 12 = Kurang dari Ketentuan
12 ≤ X = Memenuhi Ketentuan
c. Klasifikasi Data Kepemilikan Institusional
Klasifikasi untuk data kepemilikan institusional dilakukan dengan mengacu
pada buku Baker, et al. (2013) yang mengklasifikasikan kepemilikan
institusional berdasarkan pengaruh yang diberikan terhadap perusahaan.
Adapun pengklasifikasian tersebut adalah sebagai berikut:
X ≤ 20% = Pengaruh tidak signifikan
20% < X ≤ 50% = Pengaruh signifikan
50% < X = Pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
d. Klasifikasi Data Leverage
Data Leverage yang diperoleh setelah perhitungan dengan menggunakan
Debt to Assets ratio (DAR) kemudian diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
jenjang (ordinal). Ross (2016), dalam artikelnya menyebutkan bahwa rasio
hutang yang lebih kecil (kurang dari 0,4) berarti rasio tersebut lebih baik,
sementara rasio hutang yang lebih besar (lebih dari 0,6) akan menyebabkan
perusahaan sulit mendapatkan pinjaman. Oleh karena itu, peneliti akan
mengklasifikasikan leverage sebagai berikut:
X < 0,4 = Rendah
0,4 ≤ X < 0,6 = Sedang
0,6 ≤ X = Tinggi
e. Klasifikasi Data Spesialisasi Auditor
Untuk mengklasifikasi data spesialisasi auditor langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data berupa nama Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
mengaudit perusahaan manufaktur yang menjadi populasi sasaran pada
tahun 2012-2014
2) Menghitung market share masing-masing KAP. Market share dihitung
dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐾𝐴𝑃
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 × 100%
3) Mengklasifikasikan KAP berdasarkan market share, untuk market share
lebih dari 8% berarti “auditor dengan spesialisasi industri” dan untuk
sebaliknya adalah “auditor tanpa spesialisasi industri” (Zuo dan Guan,
2014).
4. Melakukan Analisis Hubungan denegan Tabulasi Silang (Crosstab)
Analisis tabulasi silang (crosstab) menyajikan data dalam bentuk tabulasi
yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstab adalah data
dengan skala nominal atau kategori (Ghozali, 2011). Analisis tabulasi silang
(crosstab) menggunakan aplikasi SPSS 21.
5. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan diambil dari hasil analisis pada tabel tabulasi silang (crosstab)
antar variabel serta dengan melihat keeratan hubungan antar variabel dengan
melihat nilai Goodman dan Kruskal’s Gamma dan Eta. Hasan (2006)
memberikan patokan nilai koefisien korelasi (KK) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.1. Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1 KK = 0 Tidak ada hubungan
2 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat lemah
3 0,20 < KK ≤ 0,40 Lemah
4 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup kuat
5 0,70 < KK ≤ 0,90 Kuat
6 0,90 < KK ≤ 1,00 Sangat kuat
7 KK = 1,00 Sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data penelitian diperoleh dari BEI
Universitas Sanata Dharma dan Universitas Kristen Duta Wacana dan Laporan
Tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) secara konsisten pada 2012 – 2014. Setelah itu peneliti melakukan
seleksi terhadap populasi untuk memperoleh populasi sasaran sesuai kriteria yang
telah ditentukan sehingga peneliti memperoleh data populasi sasaran sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Populasi Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 143
Perusahaan manufaktur yang tidak konsisten terdaftar di BEI tahun
2012-2014 (12)
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang selain Rupiah (24)
Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan
keuangan auditan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014
berturut-turut
(11)
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kelengkapan data (23)
Jumlah Perusahaan 73
Anggota Populasi Sasaran (2012-2014) 219
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa terdapat 143 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2012-2014, namun ada 12 perusahaan
yang tidak secara konsisten terdaftar selama tahun 2012-2014. Ada perusahaan yang
baru listing pada tahun selama pengamatan dan juga ada yang mengalami delisting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
atau sahamnya ditarik dari pasar modal. Penelitian ini menggunakan laporan
keuangan yang menggunakan mata uang rupiah dan setelah diseleksi, terdapat 24
perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan yang
diterbitkan sehingga jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria menjadi 107.
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang mempublikasikan
laporan keuangan auditan selama tiga tahun berturut-turut selama periode tahun
2012-2014. Di dalam penelitian ini peneliti menemukan 11 perusahaan yang tidak
secara berturut-turut melaporkan laporan keuangan karena sebanyak 2 perusahaan
baru listing pada tahun 2012, kemudian 4 perusahaan pada tahun 2013, dan 5
perusahaan pada tahun 2014. Dengan demikian setelah dikurangi dengan jumlah
perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama
periode tahun 2012-2014 menjadi 96 perusahaan. Kriteria yang terakhir adalah
perusahaan yang memiliki kelengkapan data agar bisa diolah sesuai pengukuran yang
diperlukan, adapun data tersebut adalah : total aset, total lliabilitas, arus kas dari
operasional, depresiasi, jumlah rapat dewan komisaris, persentase pemilik institusi,
dan identitas KAP yang mengaudit. Peneliti menemukan ada 23 perusahaan yang
tidak memiliki kelengkapan data sehingga jumlah akhir perusahaan dalam penelitian
ini adalah 73 perusahaan. Penelitian dilakukan untuk periode 2012-2014 sehingga
jumlah anggota populasis sasaran adalah 219. Kesimpulan dari hasil pengujian
maupun analisis pada bab berikutnya berlaku kepada populasi sasaran, bukan seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2012-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Klasifikasi Data
1. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Konservatisme Akuntansi
Tabel 4.1.1. Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi
N Minimal
Maksimal Rata-Rata
Std.
Deviasi
Range
CONS 219 -26,25347 0,25210 -0,2322270 1,88971609 26,5055
Sumber: Data yang Diolah 2016
Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.1.1 diketahui bahwa jumlah
observasi (N) sebanyak 219. Variabel konservatisme akuntansi mempunyai
nilai terendah sebesar -26,25347 yang dimiliki oleh PT Trisula International
Tbk. (TRIS) pada tahun 2013, sedangkan nilai tertinggi 0,25210 dimiliki oleh
PT Gunawan Diamjaya Steel Tbk. (GDST) pada tahun 2012. Nilai rata-rata
konservatisme akuntansi sebesar -0,2322270 ini berarti rata-rata anggota
populasi sasaran cenderung kurang konservatif.
Persebaran data konservatisme akuntansi dapat dilihat pada histogram berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.1 Histogram Konservatisme Akuntansi
Sumber: Data yang Diolah 2016
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa data konservatisme akuntansi yang
bernilai positif jauh lebih sedikit daripada data dengan nilai negatif. Pada data
dengan nilai negatif juga terlihat bahwa terdapat data yang nilainya jauh dari
data yang lainnya atau dengan kata lain distribusi data konservatisme akuntansi
tidak normal. Persebaran data lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1.2. Persebaran Data Konservatisme Akuntansi
Akrual Jumlah Maksimum Minimum Range Median
Positif 64 0,25210 0,00047 0,25163 0,034935
Negatif 155 -0,00051 -26,25347 26,25296 -0,057510
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan data yang telah diolah, selama tahun pengamatan yakni
2012-2014, 64 anggota populasi sasaran menerapkan prinsip akuntansi yang
konservatif dan 155 anggota populasi sasaran cenderung kurang konservatif.
Pada tahun 2012-2014 lebih banyak anggota populasi sasaran yang
kurang konservatif. Salah satu penyebabnya adalah adanya konvergensi IFRS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang dimulai tahun 2012. Dalam IFRS sendiri konservatisme sudah tidak
disebutkan lagi dan diganti menjadi prudence. Hal ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan Aristya dan Harta (2014) yang membuktikan bahwa
meskipun konservatisme sudah tidak dimunculkan lagi dalam standar laporan
keuangan, standar tersebut tetap harus berhadapan dengan ketidakpastian
seperti yang dihadapi oleh perusahaan dan untuk menghadapi ketidakpastian
tersebut sering kali konservatisme tetap digunakan.
Range atau selisih nilai tertinggi dan terendah dari data dengan akrual
positif adalah 0,25163 dan range pada data akrual negatif adalah 26,25296.
Range pada data dengan akrual negatif jauh lebih besar daripada data dengan
akrual positif. Hal ini disebabkan adanya data akrual negatif yang nilainya jauh
lebih kecil dari data yang lain (ekstrim). Berdasarkan data yang telah diolah,
terdapat empat data dengan nilai ekstrim pada data dengan akrual negatif yakni
sebesar -4,97146 (BTON tahun 2012), -5,23184 (BTON tahun 2013), -6,81932
(BTON tahun 2014), dan -26,25347 (TRIS tahun 2013). Keempat data tersebut
memiliki nilai dibawah -1 sementara data akrual negatif yang lainnya lebih
besar dari -1.
Dari keempat data konservatisme akuntansi yang ekstrim tersebut, satu
perusahaan yakni PT Trisula Internasional (TRIS) pada tahun 2013
menyelenggarakan rapat dewan komisaris sebanyak 11 kali dalam satu tahun.
Sementara itu, sisanya menyelenggarakan rapat dewan komisaris sebanyak 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kali dalam satu tahun. Keseluruhan perusahaan dengan nilai konservatisme
yang ekstrim merupakan perusahaan dengan kepemilikan institusional lebih
dari 50% dan memiliki leverage kurang dari 0,4 (leverage rendah). Selain itu,
keseluruhan perusahaan tersebut juga diaudit oleh auditor atau KAP tanpa
spesialisasi industri.
Klasifikasi Konservatisme Akuntansi
Untuk menentukan klasifikasi atau jenjang kategori untuk konservatisme
akuntansi, data dengan nilai ekstrim akan dihilangkan terlebih dahulu. Berikut
adalah data statistik konservatisme akuntansi setelah nilai ekstrim dihapus:
Tabel 4.1.3 Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)
N Minimal Maksimal Rata-Rata Std. Deviasi
CONS 215 -0,74030 0,25210 -0,0352634 0,10120007 Sumber: Data yang Diolah 2016
Setelah nilai ekstrim dihapus, nilai terendah atau minimal untuk data
konservatisme akuntansi menjadi -0,74030 (sebelumnya -2650557) dan rata-
rata menjadi -0,0352634 (sebelumnya -0,232227). Standar deviasi juga berubah
menjadi 0,10120007 (sebelumnya 1,88971609). Persebaran data konservatisme
akuntansi setelah nilai ekstrim dihapus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.4. Persebaran Data Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)
Akrual Jumlah Maksimum Minimum Range Median
Positif 64 0,25210 0,00047 0,25163 0,034935
Negatif 151 -0,00051 -0,74030 0,73979 -0,056560
Sumber: Data yang diolah 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan tabel 4.1.4 diketahui bahwa setelah data dengan nilai ekstrim
dihapus, data dengan nilai akrual positif tidak mengalami perubahan.
Sementara itu, pada data dengan akrual negatif terdapat 151 anggota populasi
sasaran (sebelumnya 155). Nilai tertinggi -0,00051 (tetap sama) nilai terendah
menjadi -0,74030 dan range menjadi 0,73979 (sebelumya 26,25296).
Sementara itu median untuk data dengan nilai negatif menjadi -0,056560
(sebelumnya -0,575100). Nilai median untuk data positif dan negatif digunakan
untuk menentukan klasifikasi atau kategori untuk konservatisme akuntansi
sehingga klasifikasi untuk konservatisme akuntansi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1.5. Klasifikasi Konservatisme Akuntansi
Kelas Keterangan Jumlah Persentase
X ≤ -0,056560 Sangat kurang
konservatif 80 36,53%
-0,56560 < X ≤ 0,00000 Kurang konservatif 75 34,25%
0,00000 < X ≤ 0,034935 Konservatif 32 14,61%
0,034935 < X Sangat konservatif 32 14,61%
Total 219 100%
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan hasil klasifikasi data konservatisme akuntansi pada tabel
4.1.5 diketahui bahwa dari keseluruhan perusahaan dalam populasi sasaran
paling banyak yakni 80 anggota populasi sasaran (36,53%) sangat kurang
konservatif (cenderung agresif). Sementara itu 75 anggota populasi sasaran
(34,25%) kurang konservatif dan sisanya adalah anggota populasi sasaran yang
konservatif dan sangat konservatif dengan jumlah masing-masing 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
perusahaan (14,61%). Setelah data dengan nilai ekstrim dihapus, maka
klasifikasi konservatisme akuntansi menjadi sebagai berikut:
Tabel 4.1.6. Klasifikasi Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)
Kelas Keterangan Jumlah Persentase
X ≤ -0,056560 Sangat kurang
konservatif 76 35,35%
-0,56560 < X ≤ 0,000000 Kurang konservatif 75 34,88%
0,00000 < X ≤ 0,034935 Konservatif 32 14,88%
0,034935 < X Sangat konservatif 32 14,88%
Total 215 100%
Sumber: Data yang diolah 2016
Dari tabel 4.1.6 diketahui bahwa hanya jumlah perusahaan yang sangat
konservatif yang berubah yakni menjadi 76 anggota populasi sasaran
(sebelumnya 80). Sementara itu untuk kategori yang lain tidak mengalami
perubahan. Hal ini disebabkan nilai ekstrim pada data konservatisme akuntansi
merupakan data dengan nilai akrual negatif dan semuanya termasuk dalam
kategori perusahaan yang sangat kurang konservatif atau cenderung agresif.
2. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Dewan Komisaris
Data yang digunakan untuk mengukur variabel dewan komisaris adalah
frekuensi rapat, berikut adalah hasil data yang telah diolah peneliti:
Tabel 4.2.1. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Setiap Tahun
N Minimal Maksimal Modus Rata-
Rata
Std.
Deviasi
RAPAT 219 1 42 4 6,251 6,5080
Sumber: Data yang Diolah 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.2.1 diketahui bahwa
frekuensi rapat dewan komisaris tertinggi adalah 42 kali dalam satu tahun. Ada
dua anggota populasi sasaran yang menyelenggarakan rapat atau pertemuan
dewan komisaris paling banyak yaitu PT Alumindo Light Metal Industry Tbk.
(ALMI) dan PT Indal Aluminium Industry Tbk. (INAI).
Anggota populasi sasaran paling sedikit menyelenggarakan rapat dewan
komisaris 1 kali dalam satu tahun yakni PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA), PT
Darya Varia Laboratoria Tbk. (DVLA), PT Sekawan Intripratama Tbk. (SIAP)
dan PT Mandom Indonesia Tbk. (TCID). Keempat anggota populasi sasaran
tersebut mengadakan rapat dewan komisaris 1 kali dalam satu tahun selama tiga
tahun berturut-turut. Selain itu, PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. (KIAS)
juga menyelenggarakan rapat atau pertemuan dewan komisaris 1 kali dalam
satu tahun pada tahun 2013 dan 2014.
Modus atau nilai yang paling sering muncul adalah 4 yang berarti anggota
populasi sasaran kebanyakan memilih untuk mengadakan rapat dewan
komisaris sebanyak 4 kali dalam satu tahun. Nilai rata-rata rapat dewan
komisaris adalah 6,251 atau 6 yang berarti rata-rata anggota populasi sasaran
mengadakan 6 kali rapat atau pertemuan dewan komisaris dalam satu tahun
dengan standar deviasi sebesar 6,5080.
Persebaran data frekuensi rapat dewan komisaris dapat terlihat pada tabel
histogram berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.2.1. Histogram Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan histogram pada gambar 4.2.1. dapat terlihat bahwa sebaran
data frekuensi rapat paling banyak ada pada angka 0 sampai 10. Peraturan
Bapepam LK tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah minimal rapat dewan
komisaris adalah 1 kali dalam satu tahun. Berikut adalah data jumlah rapat
dewan komisaris yang diselenggarakan perusahaan sesuai dengan klasifikasi
yang sudah ditentukan.
Tabel 4.2.2 Klasifikasi Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Setiap Tahun
Interval Keterangan Jumlah Persentase
X ≤ 6 Sangat kurang dari
ketentuan 176 80,4%
6 < X < 12 Kurang dari ketentuan 9 4,1%
12 ≤ X Memenuhi ketentuan 34 15,5%
Total 219 100%
Sumber : Data yang diolah 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari tabel 4.2.2 diketahui bahwa 80,37% (176 anggota populasi sasaran)
mengadakan rapat dewan komisaris dengan jumlah yang sangat kurang dari
ketentuan (1-6 kali dalam satu tahun). Pada kategori tersebut anggota populasi
sasaran yang mengadakan rapat dewan komisaris sesuai dengan ketentuan ( 1
kali dalam satu tahun) sangat sedikit yakni 6,05% (13 anggota populasi
sasaran). Selain itu terdapat 89 anggota populasi sasaran (40,64%) yang
mengadakan rapat dewan komisaris 4 kali dalam satu tahun. Anggota populasi
sasaran banyak yang memilih mengadakan rapat dewan komisaris 4 kali dalam
satu tahun yang pada umumnya diselenggarakan setiap triwulan. Jumlah
tersebut tidak terlalu jarang dan juga tidak terlalu sering untuk kurun waktu satu
tahun. Jumlah rapat yang sangat jarang dapat menyebabkan pengawasan dewan
komisaris menjadi terbatas dan kurang efektif, namun rapat yang terlalu sering
juga menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan rapat
dewan komisaris menjadi lebih besar.
Dari tabel 4.2.2 juga diketahui 4,1% (9 anggota populasi sasaran)
mengadakan rapat dewan komisaris sebanyak 7-11 kali dalam satu tahun.
Selain itu hanya 15,5% (34 anggota populasi sasaran) yang mengadakan rapat
dewan komisaris dengan jumlah yang memenuhi ketentuan. Sangat sedikitnya
anggota populasi sasaran yang mengadakan rapat dewan komisaris lebih dari 11
kali dikarenakan frekuensi rapat dewan komisaris yang terlalu sering dapat
menimbulkan anggapan bahwa perusahaan sedang menghadapi masalah
(Jensen, 1993 dalam Ho, 2009). Apabila perusahaan mengadakan rapat dewan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
komisaris 2 kali setiap bulan (24 kali dalam setahun) bisa dikatakan frekuensi
rapat dewan komisaris perusahaan tersebut sangat sering. Dari 20 anggota
populasi sasaran yang mengadakan rapat dewan komisaris lebih dari 12 kali
dalam satu tahun terdapat 7 anggota populasi sasaran (3,20%) yang
mengadakan rapat dewan komisaris lebih dari 24 kali dalam satu tahun.
Apabila data frekuensi rapat dewan komisaris yang lebih dari 24 kali
dalam satu tahun dihapus atau dihilangkan maka statistik deskriptif untuk
rapat dewan komisaris menjadi sebagai berikut:
Tabel 4.2.3 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris (Tanpa Nilai Ekstrim)
N Minimal
Maksimal Rata-
Rata
Std.
Deviasi
Range
RAPAT 212 1 24 5,37 4,179 23
Sumber: Data yang Diolah 2016
Dari tabel 4.2.3 diketahui bahwa setelah nilai ekstrim pada rapat dewan
komisaris dihapus maka nilai terendah tidak berubah (tetap 1) tetapi nilai
tertinggi berubah menjadi 24. Rata-rata jumlah rapat dewan komisaris
menjadi 4,99 atau 5 kali dalam satu tahun dengan standar deviasi sebesar
3,385. Nilai ekstrim yang dihilangkan tidak akan mempengaruhi klasifikasi
rapat dewan komisaris tetapi jumlah data pada masing-masing kategori
berubah seperti pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.2.4. Klasifikasi Frekuensi Rapat Dewan Komisaris (Tanpa Nilai Ekstrim)
Interval Keterangan Jumlah Persentase
X ≤ 6 Sangat kurang
dari ketentuan 176 83,0%
6 < X < 12 Kurang dari
ketentuan 9 4,2%
12 ≤ X Memenuhi
ketentuan 27 12,7%
Total 212 100% Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.2.4 diketahui bahwa setelah nilai ekstrim dihapus,
jumlah perusahaan yang berubah hanya pada kategori perusahaan yang
mengadakan rapat dewan komisaris lebih dari atau sama dengan 12 kali dalam
satu tahun (dari 34 menjadi 27 anggota populasi sasaran).
Anggota populasi sasaran dengan jumlah rapat dewan komisaris yang
lebih dari 24 kali dalam satu tahun adalah PT Indal Aluminium Industry Tbk.
(ALMI), PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. (INAI) dan PT Indofarma
Tbk. (INAF). ALMI dan INAI merupakan perusahaan yang dimiliki satu grup
yang sama yakni Maspion Group. Kedua perusahaan ini selama tiga tahun
berturut-turut mengadakan rapat dewan komisaris sebanyak 42, 30, dan 32
kali. Dewan komisaris pada kedua perusahaan tersebut juga merupakan orang
yang sama. Pada laporan tahunan, kedua perusahaan tersebut menyebutkan
bahwa rapat dewan komisaris yang dilaksanakan membahas diantaranya
mengenai evaluasi kinerja direksi dan kinerja perusahaan periode tertentu.
Namun perusahaan tersebut tidak mencantumkan informasi mengenai risalah
rapat dewan komisaris secara rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sementara itu, INAF mengadakan rapat dewan komisaris sebanyak 25
kali pada tahun 2014. Pada laporan tahunan disebutkan bahwa perusahaan
tersebut mengadakan rapat dewan komisaris dengan agenda paling banyak
membahas mengenai kinerja perseroan dan pada bulan Juli tahun 2014
perusahaan juga membahas mengenai perubahan struktur organisasi.
3. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Kepemilikan Institusional
Dalam penelitian ini, kepemilikan institusional yang dimaksud adalah
kepemilikan oleh lembaga, perusahaan atau badan termasuk pemerintah.
Berikut adalah data kepemilikan institusional yang diperoleh dan diolah
peneliti:
Tabel 4.3.1. Kepemilikan Institusional
N Minimal Maksimal
Rata-
Rata
Std.
Deviasi Range
CONS 219 0,2851 0,9896 0,7251 0,16509 0,7045
Sumber: Data yang Diolah 2016
Berdasarkan data pada tabel 4.3.1 diketahui bahwa nilai tertinggi untuk
kepemilikan institusional adalah 0,9896 atau 98,96% yakni PT Bentoel
International Investama Tbk. (RMBA). Saham RMBA dimiliki oleh British
American Tobacco (PA 2009) Ltd. (85,55%), United Bank of Switzerland AG
(13,41%) dan sisanya dimiliki oleh publik (1,04%). Sementara itu, kepemilikan
institusional terendah adalah 0,2851 atau 28,51% yakni PT Kertas Basuki
Rachmat Ind Tbk. (KBRI). Saham KBRI dimiliki oleh Suisse Charter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Investment Ltd (24,00%), PT Danatama Perkasa (9,83%) sedangkan sisanya
dimiliki oleh publik (60,69%) dan Ferry Sudjono (5,48%). Rata-rata
kepemilikan institusional perusahan adalah 0,725123 atau 72,51 % dengan
standar deviasi 0,1650924 dan range 0,7045 atau 70,45%.
Persebaran data kepemilikan institusional dapat dilihat pada histogram
berikut:
Gambar 4.3.1. Histogram Kepemilikan Institusional
Sumber: Data yang diolah 2016
Dari gambar 4.3.1 dapat diketahui bahwa pada penelitian ini tidak ada
anggota populasi sasaran dengan kepemilikan institusional kurang dari 20%.
Persebaran data yang lebih detail dapat dilihat pada tabel klasifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kepemilikan institusional berdasarkan tingkat pengaruhnya (Baker, et al., 2013)
berikut:
Tabel 4.3.2. Klasifikasi Kepemilikan Institusional
Interval Keterangan Jumlah
data
Persentase
X ≤ 20% Pengaruh tidak signifikan 0 0,00%
20% < X ≤ 50% Pengaruh signifikan 21 9,58%
50% < X Pengendalian 198 90,42%
Total 219 100%
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.3.2, setelah data kepemilikan institusional
diklasifikasikan diketahui bahwa 90,42% anggota populasi sasaran dimiliki
oleh institusi yang memiliki pengaruh pengendalian atas perusahaan. Biasanya
perusahaan ini merupakan perusahaan anak dan pemiliknya yang
mengendalikan adalah perusahaan induk (Baker, et al., 2013). Dari tabel 4.3.2
juga diketahui bahwa 9,58% anggota populasi sasaran dimiliki oleh institusi
yang memiliki pengaruh signifikan atas perusahaan. Ini berarti institusi pemilik
memiliki pengaruh yang signifikan dalam kebijakan operasi dan keuangan
investee (Baker, et al., 2013). Tidak ada anggota populasi sasaran yang dimiliki
oleh institusi yang memiliki pengaruh tidak signifikan atas perusahaan.
Dalam penelitian ini, terdapat 3 anggota populasi sasaran yang
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Indofarma Tbk.
(80,66%), PT Kimia Farma Tbk. (90,03%) dan PT Semen Gresik (Persero)
Tbk. (51,01%). Ketiga perusahaan BUMN tersebut dimiliki oleh institusi
pemerintah dengan kepemilikan lebih dari 50%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Leverage
Data yang digunakan untuk menghitung leverage adalah total liabilitas
dibagi dengan total aset perusahaan. Berikut adalah hasil data yang telah diolah
peneliti:
Tabel 4.4.1. Statistik Deskriptif Leverage
N Minimal Maksimal Rata-Rata Std. Deviasi Range
CONS 219 0,037232 2,87629 0,46714499 0,34184736 2,839059
Sumber: Data yang Diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.4.1, diketahui bahwa leverage tertinggi adalah
2,876290 dimiliki oleh PT Primarindo Asia Infrastructur Tbk. (BIMA) pada
tahun 2012. Sementara itu, leverage terendah adalah 0,037232 yang dimiliki
oleh PT Jaya Pari Steel Corp Ltd. Tbk. (JPRS) pada tahun 2013. Rata-rata
leverage selama tahun 2012 – 2014 adalah 0,46714499 dengan standar deviasi
0,341847362. Persebaran data leverage dapat dilihat pada histogram berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 4.4.1. Histogram Leverage
Sumber: Data yang Diolah 2016
Dari gambar 4.4.1 dapat diketahui bahwa terdapat anggota populasi
sasaran yang memiliki leverage mendekati 1 berjumlah lebih sedikit. Selain
itu juga terdapat perusahaan dengan leverage lebih dari 1. Semakin tinggi
angka leverage berarti semakin besar pula aset yang dibiayai dengan hutang.
Jika perusahaan tidak dapat membayar hutang, maka perusahaan bisa dipaksa
untuk menjual asetnya untuk membayar hutang (Ross,2016). Leverage dengan
nilai lebih dari 1 akan mengindikasikan bahwa apabila perusahaan tidak dapat
membayar hutang, aset perusahaan yag dijual tetap tidak akan cukup untuk
membayar. Persebaran data lebih detail dapat diihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.4.2. Klasifikasi Leverage
Interval Keterangan Jumlah
data
Persentase
X < 0,4 Leverage rendah 98 44,75%
0,4 ≤ X < 0,6 Leverage sedang 70 31,96%
0,6 ≤ X Leverage tinggi 51 23,29%
Total 219 100%
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.4.2, diketahui bahwa 44,75% (98 anggota populasi
sasaran) memiliki leverage rendah. Dari tabel 4.4.2 juga diketahui bahwa
31,96% (70 anggota populasi sasaran) memiliki leverage sedang dan 23,29%
(51 anggota populasi sasaran) perusahaan yang memiliki leverage tinggi. Pada
kategori tersebut terdapat 4 perusahaan dengan angka leverage lebih dari 1.
Apabila data dengan nilai lebih dari 1 dihapus atau dihilangkan maka statistik
deskriptif untuk leverage menjadi sebagai berikut:
Tabel 4.4.3. Statistik Deskriptif Leverage (Tanpa Nilai Ekstrim)
N Minimal Maksimal Rata-Rata
Std.
Deviasi Range
CONS 215 0,03723 0,90448 0,4311637 0,19442146 0,86725
Sumber: Data yang Diolah 2016
Dari tabel 4.4.3 diketahui bahwa nilai terendah dan nilai tertinggi untuk
leverage adalah 0,03723 dan 0,90448. Sementara itu, rata-rata leverage
berubah menjadi 0,4311637 dan standar deviasi sebesar 0,19442146.
Klasifikasi untuk leverage tidak berubah namun frekuensi untuk masing-
masing kategori menjadi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.4.4 Klasifikasi Leverage Tanpa Nilai Ekstrim
Interval Keterangan Jumlah data Persentase
X < 0,4 Leverage rendah 98 45,58%
0,4 ≤ X < 0,6 Leverage sedang 70 32,56%
0,6 ≤ X Leverage tinggi 47 21,86%
Total 215 100%
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.4.4 diketahui bahwa setelah data dengan nilai
ekstrim dihapus, jumlah perusahaan dengan leverage rendah dan sedang tetap
sama yakni 98 dan 70 anggota populasi sasaran. anggota populasi sasaran
dengan leverage tinggi berubah menjadi 47 perusahaan (21,86%).
Anggota populasi sasaran dengan nilai leverage ekstrim pada penelitian
ini adalah PT Primarindo Asia Infrastructur Tbk. (BIMA) pada tahun 2012
(2,87629), 2013 (2,86356) dan 2014 (2,72844) dan PT Bentoel International
Investama Tbk. (RMBA) pada tahun 2014 (1,13627). Selama tiga periode,
saldo liabilitas BIMA jauh lebih besar daripada total aset yang dimiliki.
Selama periode tersebut, BIMA hanya mengalami kerugian pada tahun 2013
(Rp16.149.760.144) dan BIMA sudah memiliki angka leverage lebih besar
dari 1 sejak tahun 2005. Pada tahun 2013 BIMA mengungkapkan bahwa
peningkatan nilai hutang pada tahun tersebut terjadi karena menguatnya nilai
Dollar. Sementara itu, pada 2014 BIMA mengungkapkan bahwa leverage
meningkat karena penurunan nilai aset perseroan sebagai dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
menurunnya penjualan ekspor. Hal-hal tersebut mungkin merupakan beberapa
alasan saldo ekuitas atau modal menjadi negatif.
Pada tahun 2014, RMBA juga memiliki saldo liabilitas lebih besar
daripada aset. Pada periode tersebut RMBA mengalami kerugian
(Rp2.278.718.000.000) yang menyebabkan pengurangan modal.
5. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Spesialisasi Industri Auditor
Variabel spesialisasi industri auditor diperoleh dengan melihat market
share Kantor Akuntan Publik (KAP). Market share yang tinggi
mengindikasikan bahwa KAP tersebut semakin banyak melakukan audit pada
perusahaan dalam industri yang sama. Semakin sering KAP mengaudit
perusahaan dalam industri yang sama berarti semakin bertambah pula
kemampuan dan pengalaman dalam mengaudit perusahaan dalam industri
tersebut. Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan, ada 32 KAP yang
mengaudit laporan keuangan anggota populasi sasaran selama tahun 2012-
2014. Dari 32 KAP tersebut 4 diantaranya merupakan KAP yang terafiliasi
dengan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA). Selain itu ada 16 KAP yang
terafiliasi dengan Organisasi Audit Asing (OAA) dan sisanya 12 KAP tidak
termasuk dalam KAP yang terafilisasi dengan KAPA ataupun OAA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Peneliti telah menghitung market share masing-masing KAP dan telah
memperoleh data 5 KAP dengan market share terbesar. Berikut adalah daftar 5
KAP dengan market share terbesar selama 2012 – 2014 :
Tabel 4.5.1. Daftar Kantor Akuntan Publik dengan Market Share Terbesar
No KAP
Jumlah
audit
Market share
(%)
1 Purwantono, Suherman & Surja 43 19,63
2 Osman Bing Satrio & Eny 29 13,24
3 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade
Fatma & Rekan 15 6,85
4 Aryanto, Amir Jusuf , Mawar & Saptopo 14 6,39
5 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 13 5,94
Sumber : Data yang Diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.5.1 diketahui bahwa 5 KAP dengan market share
terbesar semuanya merupakan KAP yang terafiliasi dengan OAA. KAP dengan
market share paling besar adalah KAP Purwantono, Suherman & Surja yang
terafiliasi dengan OAA Ernst & Young Global Limited dengan market share
sebesar 19,63%. Sementara itu, KAP dengan market share terbesar ke dua
adalah KAP Osman Bing Satrio & Eny yang terafiliasi dengan OAA Deloitte
Touche Tohmatsu Limited dengan market share 13,24%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.5.2. Daftar Kantor Akuntan Publik dengan Market Share Terkecil
No KAP
Jumlah
audit
Market share
(%)
1 Ahmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 1 0,46
2 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 1 0,46
3 Bambang Budi Tresno 1 0,46
4 Joachim Sulistyo & Rekan 1 0,46
5 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 1 0,46
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.5.2 diketahui bahwa 5 KAP dengan market share
terendah adalah KAP Ahmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, KAP Budiman,
Wawan, Pamudji & Rekan, Bambang Budi Tresno, KAP Joachim Sulistyo &
Rekan, dan KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih. Kelima KAP tersebut
memiliki market share terendah daripada KAP yang lain yakni 0,46%.
Berdasarkah data yang diolah hanya ada 2 KAP yang memiliki market
share lebih dari 8% yakni KAP Purwantono, Suherman & Surja dan KAP
Osman Bing Satrio dan Eny. Perusashaan yang laporan keuangannya diaudit
oleh salah satu KAP tersebut berarti telah diaudit oleh auditor (KAP) yang
memiliki spesialisasi industri di industri manufaktur. Perusahaan yang diaudit
selain oleh kedua KAP tersebut adalah perusahaan yang diaudit oleh auditor
(KAP) yang tidak memiliki spesialisasi industri di industri manufaktur.
Berdasarkan data yang telah diolah, dari 219 anggota populasi sasaran terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
72 anggota populasi sasaran yang diaudit oleh KAP dengan spesialisasi industri
dan 147 anggota populasi sasaran diaudit oleh KAP tanpa spesialisasi industri.
B. Hasil Penelitian
Data konservatisme akuntansi, rapat dewan komisaris, kepemilikan
insitusional, leverage dan spesialisasi industri KAP yang diperoleh kemudian
diklasifikasikan dan diberi lanel sesuai dengan kelas atau kategori masing-
masing. Untuk melihat apakah ada kecenderungan hubungan antara variabel
dewan komisaris, kepemilikan institusional, leverage dan spesialisasi industri
KAP dengan konservatisme akuntansi dilakukan analisis menggunakan tabulasi
silang (crosstab).
1. Analisis Hubungan Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi
a. Crosstab
Untuk melihat pola hubungan antara dewan komisaris dan
konservatisme akuntansi, peneliti menggunakan tabulasi silang. Berikut
adalah hasil yang diperoleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
bel 4.6.1 Crosstab Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi
Konservatisme Akuntansi
Total Sangat
Kurang
Konservatif
Kurang
Konservatif Konservatif
Sangat
Konservatif
Rapat Sangat
Kurang dari
Ketentuan
61
(27,9%)
62
(28,3%)
29
(13,2%)
24
(11%)
176
(80,4%)
Kurang dari
Ketentuan
6
(2,7%)
2
(0,9%)
0
(0%)
1
(0,5%)
9
(4,1%)
Memenuhi
Ketentuan
13
(5,9%)
11
(5%)
3
(1,4%)
7
(3,2%)
34
(15,5%)
Total 80
(36,5%)
75
(34,2%)
32
(14,6%)
32
(14,6%)
219
(100%)
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan hasil crosstab dewan komisaris dengan konservatisme
akuntansi pada tabel 4.6.1, pada kategori rapat dewan komisaris sangat
kurang dari ketentuan yakni 1-6 kali dalam satu tahun mayoritas adalah
anggota populasi sasaran yang kurang konservatif yakni 62 anggota
populasi sasaran. Pada kategori tersebut, anggota populasi sasaran yang
sangat konservatif adalah yang paling sedikit yakni 24 anggota populasi
sasaran.
Pada kategori rapat dewan komisaris kurang dari ketentuan yakni
7-11 kali dalam satu tahun mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang
sangat kurang konservatif yakni 6 anggota populasi sasaran. Tidak anggota
populasi sasaran yang konservatif pada kategori ini.
Pada kategori rapat dewan komisaris memenuhi ketentuan yakni
lebih dari atau sama dengan 12 kali dalam satu tahun mayoritas adalah
anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 13 anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
populasi sasaran. Sementara itu, anggota populasi sasaran yang konservatif
adalah yang paling sedikit yakni 3 anggota populasi.
b. Korelasi Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dewan
komisaris dan konservatisme akuntansi, peneliti akan melihat dari nilai
Goodman and Kruskal’s Gamma. Berikut adalah tabel korelasi dewan
komisaris dengan konservatisme akuntansi:
Tabel 4.6.2 Korelasi Dewan Komisaris Dan Konservatisme Akuntansi
Value Asymp. Std.
Errora
Approx.
Tb
Approx.
Sig.
Ordinal by Ordinal
Gamma -0,086 0,135 -0,643 0,520
N of Valid Cases 219
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.6.2 diketahui bahwa nilai Gamma adalah -0,086 dan
apabila data frekuensi rapat ekstrim dihapus nilai Gamma menjadi -0,134.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan negatif
(berlawanan arah) yang sangat lemah antara dewan komisaris dengan
konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Analisis Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme
Akuntansi
a. Crosstab
Untuk melihat pola hubungan antara kepemilikan institusional dan
konservatisme akuntansi, peneliti menggunakan tabulasi silang (crosstab).
Berikut adalah hasil yang diperoleh peneliti:
Tabel 4.7.1 Crosstab Kepemilikan Institusional dan Konservatisme
Akuntansi
Konservatisme Akuntansi
Total Sangat
Kurang
Konservatif
Kurang Konservatif
Konservatif Sangat
Konservatif
Kepemilikan
Institusional
Pengaruh
Signifikan
10
(4,6%)
6
(2,7%)
5
(2,3%)
0
(0%)
21
(9,6%)
Pengendalian 70 (32%)
69 (31,5%)
27 (12,3%)
32 (14,6%)
198 (90,4%)
Total 80
(36,5%)
75
(34,2%)
32
(14,6%)
32
(14,6%)
219
(100%)
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan hasil crosstab kepemilikan institusional dengan
konservatisme akuntansi pada tabel 4.6.1, tidak ada anggota populasi
sasaran dengan kepemilikan institusional kurang dari 20% (memiliki
pengaruh tidak signifikan). Pada kategori kepemilikan institusional
diantara 20% hingga 50% (memiliki pengaruh signifikan) mayoritas adalah
anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 10 anggota
populasi sasaran (4,6%). Tidak ada anggota populasi sasaran yang sangat
konservatif pada kategori tersebut.
Pada kategori kepemilikan institusional lebih dari 50% (memiliki
pengendalian) mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kurang konservatif yakni 70 anggota populasi sasaran (32%). anggota
populasi sasaran yang konservatif adalah yang paling sedikit yakni 27
anggota populasi sasaran (12,3%). Selain itu, seluruh anggota populasi
sasaran yang sangat konservatif berada pada kategori tersebut yakni 32
anggota populasi sasaran (14,6%).
b. Korelasi Kepemilikan Institusional dan Konservatisme Akuntansi
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepemilikan
institusional dan konservatisme akuntansi, peneliti akan melihat dari nilai
Gamma. Berikut adalah tabel korelasi kepemilikan institusional dengan
konservatisme akuntansi:
Tabel 4.7.2 Korelasi Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme
Akuntansi
Value Asymp. Std.
Errora
Approx.
Tb
Approx.
Sig.
Ordinal by Ordinal
Gamma 0,233 0,168 1,373 0,170
N of Valid Cases 219
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.7.2 diketahui bahwa nilai Gamma adalah 0,233
yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif (searah) yang lemah
antara kepemilikan institusional dengan konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Analisis Hubungan Leverage dengan Konservatisme Akuntansi
a. Crosstab
Untuk melihat pola hubungan antara leverage dan konservatisme
akuntansi, peneliti menggunakan tabulasi silang. Berikut adalah hasil yang
diperoleh peneliti:
Tabel 4.8.1 Crosstab Leverage dan Konservatisme Akuntansi
Konservatisme Akuntansi
Total Sangat
Kurang
Konservatif
Kurang
Konservatif Konservatif
Sangat
Konservatif
Leverage Rendah 41
(18,7%)
33
(15,1%)
14
(6,4%)
10
(4,6%)
98
(44,7%)
Sedang 24
(11,0%)
24
(11,0%)
14
(6,4%)
8
(3,7%)
70
(32,0%)
Tinggi 15
(6,8%)
18
(8,2%)
4
(1,8%)
14
(6,4%)
20
(9,1%)
Total 80
(36,5%)
75
(34,2%)
32
(14,6%)
32
(14,6%)
219
(100%)
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan hasil crosstab leverage dengan konservatisme akuntansi
pada tabel 4.8.1, pada kategori leverage rendah (kurang dari 0,4) mayoritas
adalah anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 41
anggota populasi sasaran (18,7%). Jumlah tersebut juga merupakan yang
paling banyak dari seluruh populasi sasaran. Anggota populasi sasaran
yang sangat konservatif adalah yang paling sedikit yakni 10 anggota
populasi sasaran (4,6%).
Pada kategori leverage sedang (antara 0,4 sampai 0,6) terdapat
jumlah yang sama pada anggota populasi sasaran yang sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
konservatif dan kurang konservatif yakni 24 anggota populasi sasaran
(11,0%). Anggota populasi sasaran yang sangat konservatif adalah yang
paling sedikit pada kategori leverage sedang yakni 8 anggota populasi
sasaran (3,7%). Jumlah tersebut juga merupakan yang paling sedikit dari
seluruh anggota populasi sasaran yang sangat konservatif.
Pada kategori leverage tinggi mayoritas adalah anggota populasi
sasaran yang kurang konservatif yakni 18 anggota populasi sasaran
(8,2%). Jumlah tersebut juga merupakan yang paling sedikit dari seluruh
anggota populasi sasaran yang kurang konservatif. Sementara itu, pada
kategori leverage tinggi, anggota populasi sasaran yang konservatif adalah
yang paling sedikit yakni 4 anggota populasi sasaran (1,8%). Jumlah
tersebut merupakan jumlah yang paling sedikit dari seluruh anggota
populasi sasaran yang konservatif dan juga paling sedikit dari seluruh
anggota populasi sasaran.
b. Korelasi Leverage dan Konservatisme akuntansi
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan leverage dan
konservatisme akuntansi, peneliti akan melihat dari nilai Gamma. Berikut
adalah tabel korelasi kepemilikan institusional dengan konservatisme
akuntansi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.8.2 Korelasi Leverage dengan Konservatisme Akuntansi
Value Asymp. Std.
Errora
Approx.
Tb
Approx.
Sig.
Ordinal by Ordinal
Gamma 0,177 0,087 2,008 0,45
N of Valid Cases 219
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.8.2 diketahui bahwa nilai Gamma adalah 0,177 dan
apabila data leverage dengan nilai lebih dari 1 dihapus maka nilai Gamma
menjadi 0,142. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat
hubungan positif (searah) yang sangat lemah antara leverage dengan
konservatisme akuntansi.
4. Analisis Hubungan Spesialisasi Industri Auditor dengan Konservatisme
Akuntansi
a. Crosstab
Untuk melihat pola hubungan antara spesialisasi industri auditor dan
konservatisme akuntansi, peneliti menggunakan tabulasi silang. Berikut
adalah hasil yang diperoleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4.9.1 Crosstab Spesialisasi Industri dan Konservatisme Akuntansi
Konservatisme Akuntansi
Total Sangat
Kurang
Konservatif
Kurang Konservati
f
Konservati
f
Sangat Konservati
f
Spesialisas
i Auditor
Tanpa
spesialisasi
62
(28,3%)
51
(23,3%)
21
(9,6%)
13
(5,9%)
147
(67,1%)
Dengan spesialisasi
18 (8,2%)
24 (11,0%)
11 (5,0%)
19 (8,7%)
72 (32,9%)
Total 80
(36,5%)
75
(34,2%)
32
(14,6%)
32
(14,6%)
219
(100%)
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan hasil crosstab spesialisasi industri auditor atau KAP
dengan konservatisme akuntansi pada tabel 4.9.1, diketahui bahwa auditor
tanpa spesialisasi industri paling banyak mengaudit anggota populasi
sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 62 anggota populasi sasaran
(28,3%). Jumlah tersebut merupakan yang paling banyak dari seluruh
populasi sasaran. Sementara itu, auditor tanpa spesialisasi industri paling
sedikit mengaudit anggota populasi sasaran yang sangat konservatif yakni
13 perusahaan (5,9%).
Auditor dengan spesialisasi industri paling banyak mengaudit anggota
populasi sasaran yang kurang konservatif yakni 24 perusahaan (11,0%).
Sementara itu, auditor dengan spesialisasi industri juga telah mengaudit
paling sedikit anggota populasi sasaran yang konservatif yakni 11 anggota
populasi sasaran (5%). Jumlah tersebut juga merupakan yang paling sedikit
dari seluruh populasi sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan hasil tersebut juga terlihat bahwa auditor tanpa spesialisasi
mengaudit anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif,
kurang konservatif dan konservatif lebih banyak daripada auditor dengan
spesialisasi industri. Sementara itu, auditor dengan spesialisasi industri
mengaudit anggota populasi sasaran yang sangat konservatif lebih banyak
daripada auditor tanpa spesialisasi industri.
b. Korelasi Spesialisasi Industri Auditor dan Konservatisme Akuntansi
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara spesialisasi
industri auditor dan konservatisme akuntansi, peneliti akan melihat dari
nilai Eta. Berikut adalah tabel korelasi kepemilikan institusional dengan
konservatisme akuntansi:
Tabel 4.9.2 Korelasi Spesialisasi Auditor dengan Konservatisme
Akuntansi
Value
Nominal by Interval Eta Spesialisasi Auditor Dependen
0,254
Konservatisme Akuntansi Dependen
0,240
Sumber: Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.9.2 diketahui bahwa nilai Eta adalah 0,240 saat
konservatisme akuntansi menjadi variabel dependen. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara spesialisasi
industri dengan konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. Pembahasan
1. Hubungan Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi
Hasil analisis tabulasi silang (crosstab) serta nilai Gamma untuk
variabel dewan komisaris dan konservatisme akuntansi menunjukkan bahwa
terdapat hubungan negatif yang sangat lemah antara dewan komisaris dengan
konservatisme akuntansi. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan Lara, et al. (2005) yang menyatakan bahwa corporate governance
yang kuat juga akan menyebabkan tingkat konservatisme akuntansi yang
semakin tinggi. Hasil ini juga tidak mendukung penelitian Blunck (2007) dan
Ho (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi frekuensi rapat dewan
komisaris maka perusahaan akan semakin konservatif. Namun, hasil
penelitian ini mendukung penelitian Indrayati (2010) yang tidak dapat
membuktikan pengaruh positif karakteristik dewan terhadap konservatisme
akuntansi.
Salah satu cara yang dilakukan dewan komisaris untuk melakukan
pengawasan adalah dengan menyelenggarakan rapat dewan komisaris.
Frekuensi rapat dewan komisaris yang tinggi dalam satu tahun tidak menjamin
bahwa dewan komisaris bisa menekan perusahaan untuk lebih konservatif.
Kuatnya kendali pendiri perusahaan dan pemilik saham mayoritas bisa
menyebabkan dewan komisaris kurang efektif dalam melakukan pengawasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(hasil survei Asian Development Bank dalam Boediono, 2005). Selain itu,
mulai tahun 2012 Indonesia mulai melakukan konvergensi IFRS dan dewan
komisaris sebagai pengawas perusahaan juga ambil bagian ketika perusahaan
mulai memutuskan untuk menggunakan IFRS yang sudah tidak menyebutkan
lagi mengenai konservatisme akuntansi. IFRS memperbolehkan perusahaan
mengakui unrealized gain or loss sehingga laba atau kerugian yang belum
terealisasi dapat segera diakui. Hal ini menyebabkan dewan komisaris juga
perlahan mulai meninggalkan prinsip konservatisme akuntansi sehingga
dewan komisaris tidak lagi mendorong perusahaan untuk lebih konservatif.
2. Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme Akuntansi
Hasil analisis tabulasi silang (crosstab) serta nilai Gamma untuk
variabel kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara kepemilikan institusional
dengan konservatisme akuntansi. Hasil ini tidak mendukung penelitian
Peterson dan Whitworth (2013), Indrayati (2010) dan Wardhani (2008) yang
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi. Namun, hasil ini mendukung penelitian Brilianti
(2013) dan Deviyanti (2012) yang tidak dapat membuktikan pengaruh positif
kepemilikan institusional terhadap konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kepemilikan institusional bertujuan untuk mengurangi konflik agensi
yang terjadi (Fama dan Jensen, 1983 dalam Peterson dan Whitworth, 2013).
Kepemilikan institusional menjadi salah satu mekanisme penerapan Good
Corporate Governance (GCG). Dengan adanya pemilik yang merupakan
institusi, pengawasan yang dilakukan atas perusahaan diharapkan semakin
efektif. Selain itu, investor atau pemilik institusi bisa memiliki tim khusus
untuk mengawasi perusahaan.
Hubungan antara kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi
menjadi lemah karena akses yang dimiliki institusi pemilik atas perusahaan
terbatas. Intitusi pemilik tentu ingin agar dana yang diinvestasikan bisa
memberikan return yang tinggi dan menguntungkan bagi institusi, dengan
demikian institusi pemilik akan mendorong perusahaan untuk menghasilkan
laba yang cenderung tinggi (Deviyanti,2012). Apabila laba perusahaan tinggi
tentu dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga akan
semakin tinggi.
Laba juga bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan sehingga
laba yang tinggi atau meningkat akan mensyaratkan kinerja yang baik oleh
perusahaan. Perusahaan dengan laba yang tinggi dan kinerja yang baik tentu
akan menarik perhatian investor sehingga permintaan saham perusahaan bisa
semakin tinggi dengan demikian harga saham juga bisa naik dan institusi
pemilik juga bisa mendapat gain dari naiknya harga saham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Selain itu, mulai tahun 2012 Indonesia mulai melakukan konvergensi
IFRS dan sebagai pemegang saham tentunya pemilik yang merupakan
institusi akan diberitahu mengenai konvergensi tersebut. IFRS sudah tidak
menyebutkan lagi mengenai konservatisme akuntansi dan memperbolehkan
perusahaan mengakui unrealized gain or loss sehingga laba atau kerugian
yang belum terealisasi tetap dapat segera diakui.
3. Hubungan Leverage dengan Konservatisme Akuntansi
Hasil analisis tabulasi silang (crosstab) serta nilai Gamma untuk
variabel leverage dan konservatisme akuntansi menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif yang sangat lemah antara leverage dengan konservatisme
akuntansi. Hasil ini tidak mendukung hasil penelitian Salama dan Putnam
(2015) dan Deviyanti (2012) yang membuktikan bahwa leverage berpengaruh
positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Namun, hasil ini mendukung
penelitian Sari dan Adhariani (2009) dan Brilianti (2013) yang tidak dapat
membuktikan pengaruh positif leverage terhadap konservatisme akuntansi.
Leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan juga memiliki
hutang yang tinggi. Saat perusahaan tidak dapat membayar pinjamannya,
maka perusahaan dapat mengambil pilihan untuk menjual aset untuk
membayar hutang. Kreditur tentu tidak ingin mengambil risiko akan
keamanan dananya, sehingga kreditur akan meningkatkan pengawasan atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
perusahaan. Hal tersebut dapat mendorong perusahaan menjadi lebih
konservatif dalam menyusun laporan keuangan
Hubungan antara leverage dan konservatisme akuntansi menjadi sangat
lemah karena sebagai pihak eksternal perusahaan, kreditor memiliki akses
yang sangat terbatas atas perusahaan. Hal tersebut menyebabkan kreditur tidak
dapat melakukan pengawasan yang ketat pada perusahaan dan kurang dapat
menekan manajemen untuk lebih konservatif. Di sisi lain, perusahaan tentu
ingin tetap menjaga kepercayaan kreditur dan pemegang saham. Salah satu
cara yang dilakukan adalah dengan berusaha meningkatkan laba perusahaan.
Dengan demikian perusahaan akan cenderung kurang konservatif (cenderung
agresif). IFRS juga memperbolehkan perusahaan untuk mengakui unrealized
gain sejauh memang itu sudah pasti akan memberikan manfaat ekonomis
untuk perusahaan. Dengan demikian perusahaan tetap memiliki cara untuk
meningkatkan laba dan menjaga kepercayaan para stakeholder.
4. Hubungan Spesialisasi Industri Auditor dengan Konservatisme
Akuntansi
Hasil analisis tabulasi silang (crosstab) serta nilai Eta untuk variabel
spesialisasi industri auditor atau KAP dan konservatisme akuntansi terdapat
hubungan positif yang lemah antara spesialisasi industri auditor dengan
konservatisme akuntansi. Hasil ini tidak mendukung penelitian Reyad (2012)
yang menunjukkan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
terhadap konservatisme akuntansi. Namun, hasil ini mendukung penelitian
Souza, et al. (2013) yang menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor
tidak mempengaruhi konservatisme akuntansi klien.
Semakin terspesialisasi (lebih banyak pengetahuan) auditor dalam suatu
sektor ekonomi mensyaratkan kualitas audit yang lebih baik dan laporan
keuangan yang diaudit juga lebih berkualitas (Reyad, 2012). Auditor dengan
spesialisasi industri akan lebih mudah menemukan kesalahan atau kecurangan
dalam laporan keuangan karena sudah memiliki banyak pengalaman sehingga
perusahaan akan lebih berhati-hati atau lebih konservatif. Namun ada faktor
lain yang berpengaruh langsung terhadap konservatisme perusahaan yakni
ukuran auditor atau KAP (Souza, et al, 2013). Hal ini menyebabkan hubungan
antara spesialisasi auditor dan konservatisme akuntansi menjadi lemah. Selain
itu, dalam melaksanakan audit, auditor harus mengacu pada standar keuangan
yang berlaku. Indonesia sudah melakukan konvergensi IFRS sejak tahun 2012
sehingga standar keuangan yang digunakan auditor juga sudah mengacu pada
IFRS. IFRS sudah tidak menyebutkan lagi konservatisme akuntansi dan
mengganti dengan prudence. Selain itu, IFRS juga memperbolehkan
perusahaan mengakui unrealized gain or loss sebagai bagian dari net income
selama gain atau loss tersebut sudah pasti akan memberikan manfaat
ekonomik bagi perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai
pengaruh dewan komisaris, kepemilikan institusional, leverage dan
spesialisasi industri auditor terhadap konservatisme akuntansi. Populasi
sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode tahun 2012-2014. Analisis
data dilakukan dengan analisis tabulasi silang (crosstab) menggunakan SPSS
21. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan pada variabel-
variabel diatas terhadap konservatisme akuntansi, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan negatif yang sangat lemah antara dewan komisaris
dengan konservatisme akuntansi yang disebabkan adanya konvergensi
IFRS yang membuat dewan komisaris juga perlahan meninggalkan
konservatisme akuntansi.
2. Terdapat hubungan positif yang lemah antara kepemilikan institusional
dengan konservatisme akuntansi karena institusi pemilik ingin
mendapatkan return dari investasinya dan konvergensi IFRS yang
memperbolehkan perusahaan mengakui unrealized gain or loss.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3. Terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara leverage dengan
konservatisme akuntansi karena kreditur memiliki pengawasan yang
terbatas atas perusahaan dan adanya konvergensi IFRS yang dimulai tahun
2012.
4. Terdapat hubungan positif yang lemah antara spesialisasi industri auditor
dengan konservatisme akuntansi karena auditor mengaudit laporan
keuangan dengan mengacu pada standar akuntansi keuangan yang sudah
mengacu pada IFRS yang sudah tidak menyebutkan lagi mengenai
konservatisme akuntansi.
B. Keterbatasan Penelitian
Setelah melakukan penelitian dan pengolahan data, peneliti menemukan
beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
populasi sasaran sehingga kesimpulan hanya berlaku untuk perusahaan
pada populasi sasaran.
2. Ada beberapa perusahaan yang tidak menginformasikan jumlah rapat
dewan komisaris sehingga populasi sasaran menjadi berkurang.
3. Pengukuran variabel dewan komisaris dengan melihat frekuensi rapat
dewan komisaris bisa jadi kurang mewakili karena hanya melihat jumlah
saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4. Pengukuran variabel spesialisasi industri dengan market share hanya
melihat jumlah klien dalam satu industri sehingga perlu pengukuran lain
yang lebih akurat.
C. Saran
1. Untuk stakeholder atau pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan:
a. Sebaiknya pihak yang berkepentingan mempertimbangkan apakah
perusahaan menerapkan prinsip akuntansi yang konservatif.
Perusahaan yang konservatif cenderung lebih berhati-hati dalam
mengakui laba sehingga kemungkinan manajemen menyajikan laba
yang overstated lebih kecil.
b. Sebaiknya pihak yang berkepentingan dengan perusahaan juga tetap
melihat frekuensi rapat dewan komisaris sebagai pertimbangan dalam
menilai apakah pengawasan oleh dewan komisaris sudah dilakukan.
Selain itu sebaiknya juga melihat risalah rapat dan tingkat kehadiran
dalam rapat.
c. Sebaiknya pihak yang berkepentingan dengan perusahaan terutama
investor dan kreditur memperhatikan angka leverage perusahaan
sebagai pertimbangan untuk melakukan investasi atau memberikan
pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Saran bagi pengguna hasil penelitian ini atau akan melakukan tindak
lanjut dari penelitian ini:
a. Apabila penelitian selanjutnya ingin menggunakan variabel dewan
komisaris sebaiknya juga menggunakan pengukuran lain yang
mungkin lebih mewakili karakteristik dewan komisaris, seperti
tingkat kehadiran dalam rapat.
b. Apabila penelitian selanjutnya ingin menggunakan variabel
spesialisasi industri KAP sebaiknya menggunakan pengukuran lain
yang lebih mewakili KAP, seperti melihat apakah KAP memiliki tim
auditor khusus untuk industri tertentu.
3. Saran bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia:
Sebaiknya perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dan
laporan tahunan yang menyebutkan jumlah rapat dan risalah rapat dewan
komisaris selama periode terkait agar informasi yang diberikan lebih
lengkap dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, A. and S. Duellman. 2007. Accounting conservatism and board of director
characteristics: An empirical analysis, Journal of Accounting and Economics.
www.ssrn.com
Aristiya, Maria Maya. 2014. Analisis Perbedaan Tingkat Konservatisme Akuntansi
Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS. Jurnal Akuntansi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Baker, Richard E., Valdean C.L., Thomas E. King, Cynthia G., Jeffrey, Amir Abadi
J., Sylvia Veronica, Etty Retno W., dan Dwi Martani. 2013. Akuntansi Keuangan
Lanjutan (Perspektif Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.
Basu, S., 1997. The conservatism principle and the asymmetric timeliness of
earnings. Journal of Accounting and Economics 24, 3–37.
Blunck, Ryan. 2007. Evidence on the Contracting Explanation of Conservatism.
Journal of Finance and Accountancy. Georgia State University. www.aabri.com
Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur. Jurnal SNA VIII Solo.
Brilianti, Dinny P. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Leverage dan Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi.
Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Cety T. dan D. Suhardjanto. 2010. Pengaruh Corporate terhadap Environmental
Performance di Indonesia. Call for Paper Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3
November 2010.
Chen, Q., Hemmer and Zhang. 2007. On the relation between conservatism in
accounting standards and incentives for earnings management. Journal of
Accounting Research, Vol.45 (3), pp.541-565.
Chtourou, Sonda Marrakchi, Jean Bedard and Lucie Courteau. 2001. Corporate
Governance and Earnings Management. www.ssrn.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Givoly, D., dan Carla Hayn. 2000. The Changing Time-Series Properties of Earnings,
Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More
Conservative?. Journal of Accounting and Economics 29. www.researchgate.net
Godfrey, Jane, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton and Scott Holmes. 2010.
Accounting Theory. John Wiley & Sons Australia, Ltd.
Deviyanti, Dyahayu Artika. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme dalam Akuntansi. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Forum Corporate Governance Indonesia. Peranan Dewan Komisaris dan Komite
Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan).
www.knkg-indonesia.com
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM. SPSS 19
(edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Ho, Joo Ahn. 2009. Association between Board Characteristics and Accounting
Conservatism: Empirical Evidence from Malaysia. www.ssrn.com
Hellman, Niclas. 2007. Accounting conservatism under IFRS. Stockholm School of
Economics. www.diblokdcma.wordpress.com
Indrayati, Matha R. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris terhadap
Konservatisme Akuntansi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Jensen, Michael, and William Meckling, 1976. Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost, and ownership Structure. Journal of Financial
Economics, 3, 305-360
Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap
Hubungan antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi. Makalah
Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2014. Intermediate
Accounting: IFRS Edition. Jonh Wiley & Sons, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lafond, Ryan and Sugata Roychowdhury. 2006. Managerial Ownership and
Accounting Conservatism. www.ssrn.com
Lara, Juan M. Garcia, Beatriz Garcia Osma and Penalva Fernando. 2005a. Board of
Directors Characteristics and Conditional Accounting Conservatism: Spanish
Evidence. www.ssrn.com
Lara, Juan M. Garcia, Beatriz Garcia Osma and Penalva Fernando. 2005. Accounting
Conservatism and Corporate Governance. www.ssrn.com
Lo, Eko Widodo. 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi. Makalah Simposium Nasional Akuntanti VIII, Solo.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan : revisi 2014
Peterson, Ryan dan James D. Whitworth. 2013. Institutional Ownership and
Conservatism. Academy of Bussines Research Journal, Vol. IV. www.ssrn.com
Reyad, Sameh M.R. 2012. Accounting Conservatism and Auditing Quality: an
Applied Study On Egyptian Corporations. European Jurnal of Business and
Management Vol. 4 No.21. ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 222-2830 (Online).
www.iiste.org
Ross, Sean. 2016. “What is A Goog Debt Ratio, and What is A Bad Debt Ratio?”.
Investopedia. Http://www.investopedia.com/ask/answers/021215/what-good-
debt-ratio-and-what-bad-debt-ratio.asp. Diakses tanggal 22 Mei 2016.
Salama, Feras M. and Karl Putnam. 2015. Accounting conservatism, capital
structure, and global Diversification. Pacific Accounting Review, Vol. 27 Iss 1
pp. 119 – 138. www.emeraldinsight.com
Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Perusahaan di Indonesia
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya .Makalah Simposium Nasional
Akuntansi XII, Palembang.
Septiana, Indah Putri dan M. Irfan Tarmizi. 2015. Konservatisme Akuntansi,
Efektivitas Komite Audit, Konsep Amanah Dan Manajemen Laba. Makalah SNA
XVIII Medan.
Shintawati, Vidya Ria. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Karakteristi Dewan
dan Debt Covenant terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. Tesis. Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Souza, Iana I., Lapa de M. Paulo, Paulo Roberto, and Edilson Paulo. 2013. The
Relationship Between Auditing Quality and Accounting Conservatism in
Brazilian Companies. Journal of Education and Research in Accounting, REPeC
Brasilia, Vol.7,n.3,art,6, page 293-314. www.repec.org.br
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Wardhani, Ratna. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan
Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme
Corporate Governance. Makalah Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.
Watts, R.L., 2003. Conservatism in accounting part I: explanations and implications.
Accounting Horizons. Simon School of Business Working Paper No. FR 03-16.
www.ssrn.com
Widyaningdyah, Agnes. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Earning Management Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.
Wild, John J. 2010. Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis).
Diterjemahkan oleh K. R. Subramanyam. Jakarta : Salemba Empat.
Zuo, Lingyan and Xiaomeng Guan. 2014. The Association of Audit Firm Size and
Industry Specialization on Earnings Management: Evidence in China. The
Macrotheme Review 3(7), SI 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Data BEI
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_ Activities
Depresiasi
2012 ADES 389.094.000,00 179.972.000,00 83.376.000,00 87.274.000,00 18.628.000,00
2012 AISA 3.867.576.000,00 1.834.123.000,00 211.197.000,00 109.316.000,00 81.960.000,00
2012 AKPI 1.714.834.430,00 871.567.714,00 31.135.678,00 12.203.424,00 48.710.539,00
2012 ALKA 147.882.362,00 93.056.183,00 5.122.929,00 -4.757.106,00 847.941,00
2012 ALMI 1.881.568.513,92 1.293.685.492,90 13.949.141,06 -28.929.201,50 47.375.637,74
2012 AMFG 3.115.421.000,00 658.332.000,00 346.609.000,00 411.135.000,00 162.857.000,00
2012 APLI 333.867.300,45 115.231.507,06 4.203.700,81 -14.311.946,16 14.866.941,69
2012 ARNA 937.359.770,28 332.551.590,87 156.462.317,61 237.695.889,06 53.233.577,80
2012 ASII 182.274.000.000,00 92.460.000.000,00 19.421.000.000,00 8.932.000.000,00 5.933.000.000,00
2012 AUTO 8.881.642.000,00 3.396.543.000,00 1.053.246.000,00 537.785.000,00 237.538.000,00
2012 BATA 574.107.994,00 186.619.508,00 69.343.398,00 46.373.022,00 16.182.610,00
2012 BIMA 100.100.820,53 287.919.026,43 2.623.173,81 14.230.524,18 2.774.313,08
2012 BTON 145.100.528,07 31.921.571,82 24.761.627,15 26.137.526,28 822.320.430,00
2012 CPIN 12.348.627.000,00 4.172.163.000,00 2.680.872.000,00 1.689.376.000,00 253.142.000,00
2012 DLTA 745.306.835,00 147.095.322,00 208.120.871,00 248.441.252,00 18.380.775,00
2012 DPNS 184.636.344,56 28.939.822,49 21.235.777,64 6.530.804,86 1.994.574,73
2012 DVLA 1.074.961.476,00 233.144.997,00 148.909.089,00 119.207.439,00 29.097.265,00
2012 EKAD 273.893.467,43 81.915.660,39 35.970.304,66 28.582.923,17 7.499.962,23
2012 ETWA 960.956.808,38 523.207.574,54 29.614.576,71 70.129.844,35 8.756.926,23
2012 FASW 5.578.334.207,46 3.771.344.290,71 5.292.462,87 422.204.679,85 209.731.854,19
2012 GDST 1.163.971.056,84 371.046.594,38 46.591.042,72 370.214.801,68 11.853.167,00
2012 GGRM 41.509.325.000,00 14.903.612.000,00 4.013.758.000,00 3.953.574.000,00 1.023.844.000,00
2012 GJTL 12.869.793.000,00 7.391.409.000,00 1.132.247.000,00 1.707.135,00 439.651.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_ Activities
Depresiasi
2012 HDTX 1.362.546.557,86 726.954.645,51 6.006.766,73 48.588.918,89 46.137.814,81
2012 HMSP 26.247.527.000,00 12.939.107.000,00 9.945.296.000,00 4.087.495.000,00 462.552.000,00
2012 IGAR 312.342.760,28 70.313.908,04 27.373.408,66 32.191.725,19 10.052.526,65
2012 IKAI 507.425.275,15 258.539.671,31 -39.675.848,69 4.586.061,34 21.887.903,16
2012 INAF 1.188.618.790,41 538.516.613,42 42.384.956,91 -40.914.557,26 11.660.638,38
2012 INAI 612.224.219,84 483.005.957,44 23.155.488,54 -99.406.551,08 8.736.338,65
2012 INDF 59.324.207.000,00 25.181.533.000,00 3.261.176.000,00 7.407.134.000,00 1.690.051.000,00
2012 INTP 22.755.160.000,00 3.336.422.000,00 4.760.382.000,00 5.674.822.000,00 773.481.000,00
2012 JPRS 398.606.524,65 51.097.519,44 9.610.155,24 -10.271.380,07 1.403.446,61
2012 KAEF 2.076.347.580,79 634.813.891,12 205.133.316,64 230.612.654,49 30.696.489,12
2012 KBLI 1.161.698.219,23 316.557.195,20 125.181.635,83 9.504.674,80 19.791.599,12
2012 KBLM 722.941.339,25 458.195.274,79 23.801.337,27 -79.515.260,57 13.499.331,02
2012 KBRI 740.753.171,39 29.296.076,63 36.596.330,30 -31.490.748,50 2.320.130,21
2012 KIAS 2.143.814.884,44 168.491.645,79 69.162.140,61 131.131.527,92 68.173.126,64
2012 KLBF 9.417.957.180,96 2.046.313.566,06 1.733.928.105,60 1.376.343.990,03 219.128.911,31
2012 LION 433.497.042,14 61.667.655,11 85.373.721,65 66.606.219,11 4.237.000,00
2012 LMPI 815.153.025,34 405.692.420,52 2.340.674,02 -14.434.800,24 22.274.714,25
2012 LPIN 172.268.827,99 37.413.214,49 16.599.848,71 6.624.356,96 650.208,79
2012 MAIN 1.799.881.575,00 1.118.011.031,00 302.754.994,00 293.046.848,00 64.308.070,00
2012 MBTO 609.494.013,94 174.931.100,59 45.522.940,01 -13.923.794,27 14.763.895,80
2012 MERK 569.430.951,00 152.689.086,00 107.808.155,00 88.404.562,00 12.699.333,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_Activities Depresiasi
2012 MLBI 1.471.374.000,00 836.312.000,00 305.209.000,00 315.738.000,00 87.813.000,00
2012 MRAT 455.472.778,21 69.586.067,04 30.751.407,88 12.708.802,34 12.022.360,08
2012 NIPS 525.628.737,29 310.716.227,61 21.553.186,95 10.135.112,12 11.977.708,00
2012 PICO 594.616.098,27 395.503.093,29 11.137.571,66 -25.484.273,30 14.505.874,78
2012 PRAS 577.349.886,07 297.056.156,25 15.565.386,87 47.968.405,05 18.528.823,06
2012 PSDN 682.611.125,99 273.033.834,16 14.088.411,81 10.746.296,48 24.055.000,00
2012 PYFA 135.849.510,06 48.144.037,18 5.308.221,36 -448.715,09 6.208.804,37
2012 RICY 842.498.674,32 475.541.284,70 16.631.233,00 43.323.124,96 20.808.835,71
2012 RMBA 6.935.601.000,00 5.011.668.000,00 -323.351.000,00 -344.108.000,00 131.365.000,00
2012 ROTI 1.204.944.681,22 538.337.083,67 149.149.548,03 189.081.795,47 41.130.086,06
2012 SCCO 1.486.921.371,36 832.876.706,63 169.468.090,18 137.153.872,39 19.340.463,74
2012 SIAP 184.367.259,03 78.573.961,10 2.175.862,90 20.310.121,50 638.561.000,00
2012 SIPD 3.298.123.574,77 2.021.380.807,62 22.320.717,24 -142.720.644,79 29.911.240,38
2012 SKBM 288.961.557,63 161.281.794,39 12.501.299,35 -22.965.556,72 1.804.126,94
2012 SMCB 12.168.517.000,00 3.750.461.000,00 1.350.250.000,00 1.692.112.000,00 571.215.000,00
2012 SMGR 26.579.083.786,00 8.414.229.138,00 4.847.251.843,00 5.591.864.816,00 760.062.856,00
2012 SMSM 1.441.204.473,59 620.875.870,08 233.209.607,91 353.110.841,98 119.129.648,60
2012 SPMA 1.664.353.264,55 884.860.701,24 39.967.353,73 27.880.708,97 75.351.378,31
2012 SRSN 402.108.960,00 132.904.817,00 16.963.915,00 -7.454.188,00 10.139.764,00
2012 SSTM 810.275.583,97 525.337.311,07 -14.137.186,80 63.993.542,15 34.636.169,71
2012 STAR 751.720.620,16 262.465.727,18 858.705,83 -26.247.899,65 15.822.834,99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_Activities Depresiasi
2012 TCID 1.261.572.952,46 164.751.376,55 150.373.851,97 250.453.743,26 69.363.472,89
2012 TOTO 1.522.663.914,39 624.499.013,87 235.945.643,36 188.137.480,79 54.300.210,22
2012 TRIS 366.248.271,96 123.691.800,81 30.221.366,17 3.685.573,50 8.600.672,48
2012 ULTJ 2.420.793.382,03 744.274.268,61 352.965.099,99 491.603.153,60 121.072.465,19
2012 UNIT 379.900.742,39 139.475.335,81 352.726,68 10.862.219,65 15.825.841,70
2012 UNVR 11.984.979.000,00 8.016.614.000,00 4.839.277.000,00 5.191.646.000,00 390.059.000,00
2012 VOKS 1.698.078.355,47 1.095.012.302,72 146.894.619,62 104.783.511,30 36.414.965,00
2012 YPAS 349.438.243,28 184.848.566,68 16.472.534,25 -28.152.127,35 9.950.120,57
2013 ADES 441.064.000,00 176.286.000,00 55.656.000,00 40.102.000,00 20.574.000,00
2013 AISA 5.020.824.000,00 2.664.051.000,00 310.394.000,00 78.729.000,00 108.187.000,00
2013 AKPI 2.084.567.189,00 1.055.230.963,00 34.660.293,00 -24.262.141,00 54.425.061,00
2013 ALKA 241.912.806,00 182.253.663,00 315.174,00 -507.543,00 872.928,00
2013 ALMI 2.752.078.229,71 2.094.736.673,25 26.118.732,31 -713.749.446,28 48.887.711,99
2013 AMFG 3.539.393.000,00 778.666.000,00 338.358.000,00 551.871.000,00 180.396.000,00
2013 APLI 303.594.490,55 85.871.301,62 1.881.586,26 62.415.415,88 15.317.678,16
2013 ARNA 1.135.244.802,06 366.754.918,53 235.163.537,46 278.878.036,50 59.114.977,67
2013 ASII 213.994.000.000,00 107.806.000.000,00 19.417.000.000,00 21.250.000.000,00 6.497.000.000,00
2013 AUTO 12.617.678.000,00 3.058.924.000,00 1.058.015.000,00 551.756.000,00 327.525.000,00
2013 BATA 680.685.060,00 283.831.895,00 44.373.679,00 44.680.921,00 18.780.625,00
2013 BIMA 118.007.059,09 321.975.025,14 -16.149.760,14 10.671.695,45 2.400.708,00
2013 BTON 176.136.296,41 37.318.882,61 25.882.922,99 11.077.976,31 849.135.893,00
2013 CPIN 15.722.197.000,00 5.771.297.000,00 2.530.909.000,00 2.061.273.000,00 331.689.000,00
2013 DLTA 867.040.802,00 190.482.809,00 264.450.662,00 348.712.041,00 17.108.289,00
2013 DPNS 256.372.669,05 32.944.704,26 57.886.539,19 -660.730,80 2.116.989,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_Activities Depresiasi
2013 DVLA 1.190.054.288,00 275.351.336,00 125.796.473,00 106.931.180,00 32.411.420,00
2013 EKAD 343.601.504,09 105.893.942,73 38.853.310,47 23.212.236,95 8.906.892,72
2013 ETWA 1.291.711.270,38 846.050.835,53 7.858.944,89 -226.069.588,98 21.571.903,03
2013 FASW 5.692.060.407,68 4.134.128.366,50 -249.057.875,56 209.910.765,04 227.285.973,80
2013 GDST 1.191.496.619,15 307.084.100,13 91.488.056,55 192.924.779,20 14.311.599,71
2013 GGRM 50.770.251.000,00 21.353.980.000,00 4.328.736.000,00 2.472.971.000,00 1.108.052.000,00
2013 GJTL 15.350.754.000,00 9.626.411.000,00 120.330.000,00 1.299.132.000,00 505.040.000,00
2013 HDTX 2.378.728.273,72 1.658.609.326,64 -215.285.607,09 393.542.745,55 41.355.971,45
2013 HMSP 27.404.594.000,00 13.249.559.000,00 10.818.486.000,00 10.802.179.000,00 494.714.000,00
2013 IGAR 314.746.644,50 89.003.869,71 19.718.348,66 31.571.765,59 8.758.423,54
2013 IKAI 482.057.048,87 276.648.973,24 -43.088.205,69 -11.911.956,77 20.190.488,24
2013 INAF 1.294.510.669,20 703.717.301,31 -54.222.344,14 -141.616.973,09 11.685.847,80
2013 INAI 765.881.409,38 639.563.606,25 5.019.540,73 77.754.740,23 10.504.536,65
2013 INDF 78.092.789.000,00 39.719.660.000,00 2.503.841.000,00 6.928.790.000,00 2.077.900.000,00
2013 INTP 26.607.241.000,00 3.629.554.000,00 5.010.240.000,00 5.419.268.000,00 809.560.000,00
2013 JPRS 376.540.741,94 14.019.207,79 15.045.492,57 78.622.516,79 1.309.226,39
2013 KAEF 2.471.939.548,89 847.584.859,91 214.549.154,26 253.783.664,73 30.963.082,14
2013 KBLI 1.337.022.291,95 450.372.591,22 75.530.280,78 -27.123.241,06 24.454.408,51
2013 KBLM 654.296.256,94 384.632.097,12 7.686.668,25 -106.551.188,95 16.300.564,29
2013 KBRI 788.749.190,75 95.512.957,71 -18.220.904,12 -26.374.624,72 1.799.532,04
2013 KIAS 2.270.904.910,52 223.804.349,61 70.106.785,43 202.177.490,84 79.616.623,23
2013 KLBF 11.315.061.275,03 2.815.103.309,45 1.919.508.370,31 927.163.654,21 255.399.203,26
2013 LION 498.567.897,16 82.783.559,32 64.761.350,82 52.556.704,62 4.453.000,00
2013 LMPI 822.189.506,88 424.769.313,26 -12.040.411,19 -28.721.183,89 21.437.863,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_Activities Depresiasi
2013 LPIN 196.390.816,22 52.980.206,37 8.554.996,36 -7.926.543,67 765.967,78
2013 MAIN 2.214.398.692,00 1.351.915.503,00 241.247.017,00 109.333.001,00 90.426.586,00
2013 MBTO 611.769.745,33 160.451.280,61 16.162.834,11 -2.863.783,37 17.151.885,26
2013 MERK 696.946.318,00 184.727.696,00 175.444.757,00 133.099.062,00 12.529.976,00
2013 MLBI 1.782.148.000,00 794.615.000,00 1.170.988.000,00 1.181.049.000,00 152.679.000,00
2013 MRAT 439.583.727,20 61.792.400,16 -6.700.373,08 8.221.522,96 10.119.110,42
2013 NIPS 798.407.625,00 562.461.853,00 33.872.112,00 -75.416.394,00 16.345.518,00
2013 PICO 621.400.236,63 406.368.304,33 15.921.927,30 -5.967.845,18 14.204.213,16
2013 PRAS 795.630.254,21 389.182.140,91 13.196.739,42 10.729.054,39 25.856.696,25
2013 PSDN 681.832.333,14 264.232.599,98 7.891.849,72 81.549.809,65 20.925.000,00
2013 PYFA 175.118.921,41 81.217.648,19 6.195.800,34 -5.856.771,78 7.999.090,52
2013 RICY 1.109.865.329,76 728.675.060,83 7.336.563,82 -84.879.758,27 28.238.576,54
2013 RMBA 9.232.016.000,00 8.350.151.000,00 -1.042.068.000,00 -1.119.248.000,00 164.271.000,00
2013 ROTI 1.822.689.047,11 1.035.351.397,44 158.015.270,92 314.587.624,90 63.287.067,26
2013 SCCO 1.762.032.300,12 1.054.421.170,97 104.638.718,17 20.804.645,85 21.389.861,72
2013 SIAP 272.597.818,16 172.583.639,41 -3.749.955,14 -37.056.724,12 849.809.000,00
2013 SIPD 3.155.680.394,48 1.870.560.118,67 9.640.599,36 88.982.040,67 32.020.487,85
2013 SKBM 497.652.557,67 296.528.343,16 58.723.983,90 19.715.658,81 1.857.145,91
2013 SMCB 14.894.990.000,00 6.122.043.000,00 952.113.000,00 2.262.247.000,00 599.135.000,00
2013 SMGR 30.792.884.092,00 8.988.908.217,00 5.370.247.117,00 6.047.147.495,00 1.126.657.275,00
2013 SMSM 1.701.103.245,18 694.304.234,87 307.886.742,46 449.576.533,10 112.821.075,42
2013 SPMA 1.767.105.818,95 1.011.571.248,74 -23.856.512,66 73.269.743,17 78.156.811,38
2013 SRSN 420.782.548,00 106.406.914,00 15.994.295,00 37.888.934,00 10.381.370,00
2013 SSTM 801.866.397,04 530.156.259,86 -13.228.135,72 83.498.266,99 36.618.822,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_Activities Depresiasi
2013 STAR 749.402.740,23 259.578.391,40 438.246,08 5.562.378,09 12.866.929,83
2013 TCID 1.465.952.460,75 282.961.770,80 160.148.465,83 253.851.906,57 73.122.308,26
2013 TOTO 1.746.177.682,57 710.527.268,89 236.557.513,16 320.627.072,83 57.369.332,33
2013 TRIS 449.008.821,26 166.702.353,37 32.172.591,20 22.942.969,22 11.709.949.418,00
2013 ULTJ 2.811.620.982,14 796.474.448,06 325.246.112,44 195.989.263,65 125.359.512,41
2013 UNIT 459.118.935,53 217.861.673,23 431.733,12 2.050.933,57 20.779.409,00
2013 UNVR 13.348.188.000,00 9.093.518.000,00 5.352.625.000,00 6.241.679.000,00 515.845.000,00
2013 VOKS 1.955.830.321,07 1.354.581.302,11 39.092.753,17 308.725.401,69 41.630.633,00
2013 YPAS 613.878.797,68 443.067.408,29 6.221.712,80 -14.058.689,87 13.925.684,83
2014 ADES 504.865.000,00 209.066.000,00 31.021.000,00 101.377.000,00 27.395.000,00
2014 AISA 7.371.846.000,00 3.779.017.000,00 331.812.000,00 353.530.000,00 112.666.000,00
2014 AKPI 2.227.042.590,00 1.191.196.937,00 34.708.938,00 374.349.492,00 61.712.518,00
2014 ALKA 244.879.397,00 181.643.493,00 2.662.995,00 -18.833.943,00 1.351.865,00
2014 ALMI 3.212.438.981,22 2.571.403.202,98 1.948.963,06 -935.671.862,18 50.203.542,14
2014 AMFG 3.918.391.000,00 733.749.000,00 458.635.000,00 564.250.000,00 201.139.000,00
2014 APLI 273.126.657,79 47.868.731,69 10.031.081,90 22.314.328,34 15.168.182,95
2014 ARNA 1.259.175.442,88 346.944.901,74 259.297.016,92 238.937.995,92 72.306.578,61
2014 ASII 236.029.000.000,00 115.705.000.000,00 19.181.000.000,00 14.963.000.000,00 6.540.000.000,00
2014 AUTO 14.380.926.000,00 4.244.369.000,00 871.659.000,00 264.565.000,00 405.111.000,00
2014 BATA 774.891.087,00 345.775.482,00 70.781.440,00 62.179.864,00 29.941.281,00
2014 BIMA 104.058.578,35 297.977.547,61 10.048.996,79 11.928.906,96 2.047.149,26
2014 BTON 174.157.547,02 27.517.328,11 7.630.330,09 7.643.755,01 1.126.097.450,00
2014 CPIN 20.862.439.000,00 9.919.150.000,00 1.746.795.000,00 239.221.000,00 461.125.000,00
2014 DLTA 991.947.134,00 227.473.881,00 282.174.327,00 164.246.813,00 17.452.936,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_Activities Depresiasi
2014 DPNS 268.877.322,94 32.794.800,67 15.430.409,47 5.877.779,66 2.141.967,83
2014 DVLA 310.953.804,00 273.816.042,00 80.929.476,00 104.436.317,00 35.752.925,00
2014 EKAD 411.348.790,57 138.149.558,61 40.042.934,79 4.641.305,87 9.684.241,54
2014 ETWA 1.331.049.053,22 1.029.096.728,62 141.808.568,50 176.214.206,58 14.514.161,67
2014 FASW 5.581.000.723,35 3.936.322.827,21 86.745.854,95 1.327.852.701,21 241.458.728,84
2014 GDST 1.354.622.569,95 484.174.854,65 -13.938.294,98 220.244.499,81 13.535.930,07
2014 GGRM 58.220.600.000,00 24.991.880.000,00 5.368.568.000,00 1.657.776.000,00 1.493.333.000,00
2014 GJTL 16.042.897.000,00 10.059.605.000,00 269.868.000,00 152.146.000,00 574.371.000,00
2014 HDTX 4.221.696.886,91 3.607.059.196,61 -95.550.049,87 -121.347.343,24 61.302.237,79
2014 HMSP 28.380.630.000,00 14.882.516.000,00 10.181.083.000,00 11.103.195.000,00 566.789.000,00
2014 IGAR 349.894.783,58 86.443.556,43 32.593.885,51 25.762.820,84 9.745.481,10
2014 IKAI 518.546.655,13 339.889.432,97 -26.245.960,76 -15.834.747,54 20.871.785,60
2014 INAF 1.248.343.275,41 656.380.082,91 1.166.073,49 148.726.901,61 13.839.522,87
2014 INAI 897.281.657,71 751.439.555,83 22.058.700,76 81.915.088,11 10.758.896,98
2014 INDF 85.938.885.000,00 44.710.509.000,00 3.885.375.000,00 9.269.318.000,00 2.467.179.000,00
2014 INTP 28.884.973.000,00 4.100.172.000,00 5.270.872.000,00 5.344.607.000,00 878.223.000,00
2014 JPRS 370.967.708,75 15.334.844,45 -6.930.478,88 -76.997.875,47 1.155.255,37
2014 KAEF 2.968.184.626,30 1.157.040.676,38 234.625.679,21 286.309.255,38 39.333.026,19
2014 KBLI 1.337.351.473,76 396.594.755,31 70.080.135,74 170.079.674,60 24.415.653,62
2014 KBLM 647.696.854,30 357.408.981,16 20.686.529,92 5.994.209,47 17.922.733,97
2014 KBRI 1.299.315.036,74 622.269.749,16 -17.526.280,77 -51.115.372,76 1.314.561,26
2014 KIAS 2.352.542.603,07 235.745.580,00 87.596.104,00 53.807.189,89 89.823.089,50
2014 KLBF 12.425.032.367,73 2.607.556.689,28 2.064.686.665,44 2.316.125.821,05 308.233.791,16
2014 LION 600.102.716,32 156.123.759,27 49.001.630,10 61.833.303,34 10.290.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_Activities Depresiasi
2014 LMPI 808.892.238,34 409.761.454,15 1.710.590,58 7.786.642,39 21.257.001,17
2014 LPIN 185.595.748,33 46.315.786,93 -4.130.648,47 -19.166.579,99 837.826,44
2014 MAIN 3.531.219.815,00 2.453.334.659,00 -84.778.033,00 -301.780.493,00 127.472.821,00
2014 MBTO 619.383.082,06 165.633.948,16 2.925.070,19 2.367.299,12 19.491.501,47
2014 MERK 716.599.526,00 162.908.670,00 181.472.234,00 232.826.497,00 3.170.460,00
2014 MLBI 2.231.051.000,00 1.677.254.000,00 794.708.000,00 913.005.000,00 159.018.000,00
2014 MRAT 498.786.376,75 114.841.797,86 7.371.973,84 -22.679.473,94 9.787.233,76
2014 NIPS 916.195.838,00 436.164.126,00 14.085.941,00 -26.414.814,00 23.336.746,00
2014 PICO 626.626.507,16 395.525.304,55 16.153.616,37 24.408.903,22 13.814.070,85
2014 PRAS 1.286.827.899,81 601.006.310,35 11.340.527,61 11.556.006,43 31.705.946,71
2014 PSDN 620.928.440,33 242.353.749,50 -30.626.008,05 21.202.281,25 22.608.000,00
2014 PYFA 172.736.624,69 76.177.686,07 2.657.665,41 1.472.541,37 10.849.370,82
2014 RICY 1.170.752.424,11 774.439.342,86 13.513.091,00 47.145.296,49 34.220.915,66
2014 RMBA 10.250.546.000,00 11.647.399.000,00 -2.278.718.000,00 -1.221.283.000,00 201.711.000,00
2014 ROTI 1.722.577.887,68 1.182.771.921,47 188.577.521,07 364.975.619,11 96.392.554,53
2014 SCCO 1.656.007.190,01 841.614.670,13 136.761.606,52 62.171.128,82 21.908.542,67
2014 SIAP 4.979.635.925,00 221.617.172,00 4.598.102,00 113.985.737,00 1.450.955.,00
2014 SIPD 2.800.914.553,87 1.513.908.338,48 24.584.782,82 26.515.915,10 43.185.867,31
2014 SKBM 649.534.031,11 331.624.254,75 75.136.313,29 48.342.031,99 1.845.888,10
2014 SMCB 17.195.352.000,00 8.436.760.000,00 668.355.000,00 1.709.438.000,00 696.943.000,00
2014 SMGR 34.314.666.027,00 9.312.214.091,00 5.565.857.595,00 6.721.170.878,00 1.340.965.627,0
2014 SMSM 1.749.395.000,00 602.558.000,00 390.124.000,00 449.864.000,00 108.158.000,00
2014 SPMA 2.091.957.078,67 1.287.357.023,67 48.602.721,40 32.968.578,09 81.792.399,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tahun KODE Total_Assets Total_Liabilities Net_Income Cf_From_
Operating_Activities Depresiasi
2014 SRSN 463.347.124,00 134.510.685,00 14.456.260,00 9.622.985,00 10.704.257,00
2014 SSTM 773.663.346,93 514.784.494,25 -12.840.297,83 39.556.169,95 35.547.069,99
2014 STAR 775.917.827,93 285.744.500,91 208.580,34 -31.499.865,70 12.565.278,89
2014 TCID 1.853.235.343,64 569.730.901,37 174.314.394,10 123.551.162,07 75.266.665,98
2014 TOTO 2.027.288.693,68 796.096.371,05 293.803.908,95 307.708.638,19 65.743.455,68
2014 TRIS 523.900.642,61 214.390.227,22 24.426.657,39 51.371,39 16.930.590,71
2014 ULTJ 2.917.083.567,35 651.985.807,62 283.360.914,21 128.022.639,23 142.395.079,29
2014 UNIT 440.727.374,15 199.073.815,55 205.677,78 23.058.031,78 19.955.935,34
2014 UNVR 14.280.670.000,00 9.681.888.000,00 5.738.523.000,00 6.462.722.000,00 374.840.000,00
2014 VOKS 1.553.904.599,14 1.038.049.413,76 -85.393.833,59 -72.598.588,77 40.136.676,00
2014 YPAS 320.494.592,96 158.615.180,28 -8.931.976,72 52.054.364,50 14.284.214,71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 1
Daftar Perusahaan dalam Populasi Sasaran
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 AKPI Argha Karya Prima Ind Tbk
4 ALKA Alaska In donesia Assosiasi Tbk
5 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
6 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
7 APLI Asiaplast Industries Tbk
8 ARNA Arwana Citramulia Tbk
9 ASII Astra International Tbk
10 AUTO Astra Otoprats Tbk
11 BATA Sepatu Bata Tbk
12 BIMA Primarindo Asia Infrastructur Tbk
13 BTON Betonjaya Manunggal Tbk
14 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
15 DLTA Delta Djakarta Tbk
16 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk
17 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
18 EKAD Ekadharma Tape Industry Tbk
19 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
20 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
21 GDST Gunawan Diamjaya Steel tbk
22 GGRM Gudang garam Tbk
23 GJTL Gajah Tunggal Tbk
24 HDTX Panasia Indo Resources
25 HMSP HM Sampoerna Tbk
26 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
27 IKAI Intikeramik Almasari Industri Tbk
28 INAF Indofarma Tbk
29 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
30 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
31 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
32 JPRS Jaya Pari Steel Corp Ltd. Tbl
33 KAEF Kimia Farma Tbk
34 KBLI KMI Wire and Cable Tbk
35 KBLM Kabelindo Murni Tbk
36 KBRI Kertas Basuki Rachmat Ind Tbk
37 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
38 KLBF Kalbe Farma Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Daftar Perusahaan dalam Populasi Sasaran (Lanjutan)
No Kode Nama Perusahaan
39 LION Lion Metal Works Tbk
40 LMPI Langgeng Makmur Industri
41 LPIN Multi Primas Sejahtera Tbk
42 MAIN Malindo Feedmill Tbk
43 MBTO Martina Berto Tbk
44 MERK Merck Indonesia Tbk
45 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
46 MRAT Mustika Ratu Tbk
47 NIPS Nipress Tbk
48 PICO Pelangi Indah Canindo
49 PRAS Prima Alloy Steel Tbk
50 PSDN Multi Bintang Indonesia Tbk
51 PYFA Pyridam Farma Tbk
52 RICY Ricy Putra Globalindo Tbk
53 RMBA Bentoel International Investama Tbk
54 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
55 SCCO Sucaco Tbk
56 SIAP Sekawan Intripratama Tbk
57 SIPD Sierad Produce Tbk
58 SKBM Sekar Bumi
59 SMCB Holcim Indonesia Tbk
60 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
61 SMSM Selamat Sempurna Tbk
62 SPMA Suparma Tbk
63 SRSN Indo Acidatama Tbk
64 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk
65 STAR Star Petrochem Tbk
66 TCID Mandom Indonesia Tbk
67 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
68 TRIS Trisula Internasional
69 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
70 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
71 UNVR Unilever Indonesia Tbk
72 VOKS Voksel Electric Tbk
73 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 2
Tingkat Konservatisme Akuntansi Perusahaan
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES -0,0331 -0,08119 0,09654
2 AISA -0,03392 -0,0627 -0,01678
3 AKPI -0,03367 -0,05643 0,13835
4 ALKA -0,05071 -0,00802 -0,108
5 ALMI -0,03451 -0,30159 -0,3777
6 AMFG -0,0279 0,0094 -0,0271
7 APLI -0,10998 0,14897 -0,0095
8 ARNA 0,02521 -0,01387 -0,08344
9 ASII -0,07792 -0,02213 -0,05104
10 AUTO -0,06296 -0,06971 -0,08463
11 BATA -0,05787 -0,0273 -0,05697
12 BIMA 0,08225 0,2274 -0,00156
13 BTON -4,97146 -5,23184 -6,81932
14 CPIN -0,07631 -0,04913 -0,1207
15 DLTA 0,02527 0,07736 -0,15595
16 DPNS -0,07057 -0,25637 -0,04942
17 DVLA -0,06848 -0,05972 -0,01426
18 EKAD -0,04341 -0,07158 -0,13147
19 ETWA 0,02659 -0,21388 0,01665
20 FASW 0,03688 0,04125 0,17796
21 GDST 0,2521 0,07045 0,17842
22 GGRM -0,02161 -0,05908 -0,10374
23 GJTL -0,10642 0,04566 -0,04691
24 HDTX -0,00134 0,21379 -0,03281
25 HMSP -0,23114 -0,01869 0,01299
26 IGAR -0,01607 0,0095 -0,0509
27 IKAI 0,04451 0,02185 -0,02081
28 INAF -0,07635 -0,07966 0,10751
29 INAI -0,17311 0,08205 0,06473
30 INDF 0,03299 0,03152 0,03918
31 INTP 0,0054 -0,01536 -0,03084
32 JPRS -0,05571 0,16299 -0,18643
33 KAEF -0,00208 0,0033 0,00493
34 KBLI -0,10594 -0,0994 0,05911
35 KBLM -0,17307 -0,1934 -0,04832
36 KBRI -0,07467 -0,01056 -0,03702
37 KIAS -0,00275 0,02325 -0,0548
38 KLBF -0,05218 -0,11289 -0,00514
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2
Tingkat Konservatisme Akuntansi Perusahaan (Lanjutan)
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION -0,04504 -0,03262 0,00498
40 LMPI -0,04789 -0,04675 -0,01862
41 LPIN -0,05751 -0,09336 -0,08592
42 MAIN -0,02943 -0,0884 -0,13696
43 MBTO -0,12095 -0,05897 -0,03268
44 MERK -0,04857 -0,08302 0,0729
45 MLBI -0,04227 -0,07801 -0,02227
46 MRAT -0,06471 0,01034 -0,08575
47 NIPS -0,03133 -0,16824 -0,08549
48 PICO -0,08324 -0,05876 -0,00905
49 PRAS 0,01565 -0,03195 -0,03552
50 PSDN -0,0414 0,07968 0,04415
51 PYFA -0,07421 -0,12436 -0,07464
52 RICY 0,00565 -0,11571 -0,00057
53 RMBA -0,01727 -0,02742 0,09717
54 ROTI -0,00076 0,05891 0,05053
55 SCCO -0,03159 -0,06436 -0,05902
56 SIAP -0,34236 -0,48732 -0,7403
57 SIPD -0,0632 0,01534 -0,01337
58 SKBM -0,07786 -0,08536 -0,05983
59 SMCB -0,01555 0,04819 0,02333
60 SMGR -0,00051 -0,01472 -0,00607
61 SMSM 0,00047 0,0177 -0,02969
62 SPMA -0,04749 0,0103 -0,05292
63 SRSN -0,0806 0,02685 -0,03624
64 SSTM 0,05469 0,07558 0,02119
65 STAR -0,05656 -0,0102 -0,05833
66 TCID 0,02012 0,01348 -0,08254
67 TOTO -0,05784 0,01512 -0,02936
68 TRIS -0,07871 -26,2535 -0,09253
69 ULTJ 0,00647 -0,09373 -0,1096
70 UNIT -0,01246 -0,04492 0,00679
71 UNVR -0,00285 0,02826 0,02646
72 VOKS -0,04524 0,13134 -0,01575
73 YPAS -0,12753 -0,07993 0,10913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 3
Klasifikasi Tingkat Konservatisme Akuntansi Perusahaan
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES 2 1 4
2 AISA 2 1 2
3 AKPI 2 2 4
4 ALKA 2 2 1
5 ALMI 2 1 1
6 AMFG 2 3 2
7 APLI 1 4 2
8 ARNA 3 2 1
9 ASII 1 2 2
10 AUTO 1 1 1
11 BATA 1 2 1
12 BIMA 4 4 2
13 BTON 1 1 1
14 CPIN 1 2 1
15 DLTA 3 4 1
16 DPNS 1 1 2
17 DVLA 1 1 2
18 EKAD 2 1 1
19 ETWA 3 1 3
20 FASW 4 4 4
21 GDST 4 4 4
22 GGRM 2 1 1
23 GJTL 1 4 2
24 HDTX 2 4 2
25 HMSP 1 2 3
26 IGAR 2 3 2
27 IKAI 4 3 2
28 INAF 1 1 4
29 INAI 1 4 4
30 INDF 3 3 4
31 INTP 3 2 2
32 JPRS 2 4 1
33 KAEF 2 3 3
34 KBLI 1 1 4
35 KBLM 1 1 2
36 KBRI 1 2 2
37 KIAS 2 3 2
38 KLBF 2 1 2
Keterangan: 1= sangat kurang konservatif, 2= kurang konservatif,
3= konservatif, 4 = sangat konservatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 3
Klasifikasi Tingkat Konservatisme Akuntansi Perusahaan (Lanjutan)
Keterangan: 1= sangat kurang konservatif, 2= kurang konservatif,
3= konservatif, 4 = sangat konservatif
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION 2 2 3
40 LMPI 2 2 2
41 LPIN 1 1 1
42 MAIN 2 1 1
43 MBTO 1 1 2
44 MERK 2 1 4
45 MLBI 2 1 2
46 MRAT 1 3 1
47 NIPS 2 1 1
48 PICO 1 1 2
49 PRAS 3 2 2
50 PSDN 2 4 4
51 PYFA 1 1 1
52 RICY 3 1 2
53 RMBA 2 2 4
54 ROTI 2 4 4
55 SCCO 2 1 1
56 SIAP 1 1 1
57 SIPD 1 3 2
58 SKBM 1 1 1
59 SMCB 2 4 3
60 SMGR 2 2 2
61 SMSM 3 3 2
62 SPMA 2 3 2
63 SRSN 1 3 2
64 SSTM 4 4 3
65 STAR 1 2 1
66 TCID 3 3 1
67 TOTO 1 3 2
68 TRIS 1 1 1
69 ULTJ 3 1 1
70 UNIT 2 2 3
71 UNVR 2 3 3
72 VOKS 2 4 2
73 YPAS 1 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 4
Jumlah Rapat Dewan Komisaris Perusahaan
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES 5 4 3
2 AISA 4 4 5
3 AKPI 4 3 2
4 ALKA 4 4 6
5 ALMI 42 30 32
6 AMFG 2 2 2
7 APLI 12 4 4
8 ARNA 12 12 6
9 ASII 4 4 4
10 AUTO 4 4 4
11 BATA 4 4 4
12 BIMA 4 4 4
13 BTON 5 5 5
14 CPIN 9 10 10
15 DLTA 1 1 1
16 DPNS 4 4 4
17 DVLA 1 1 1
18 EKAD 5 3 6
19 ETWA 4 5 6
20 FASW 4 4 6
21 GDST 4 5 5
22 GGRM 4 4 4
23 GJTL 3 4 4
24 HDTX 19 21 13
25 HMSP 5 4 4
26 IGAR 4 4 4
27 IKAI 12 4 4
28 INAF 20 21 25
29 INAI 42 30 32
30 INDF 2 2 2
31 INTP 2 2 2
32 JPRS 6 4 6
33 KAEF 14 17 13
34 KBLI 8 8 9
35 KBLM 6 6 6
36 KBRI 4 2 2
37 KIAS 6 6 5
38 KLBF 4 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 4
Jumlah Rapat Dewan Komisaris Perusahaan (Lanjutan)
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION 2 3 4
40 LMPI 4 4 10
41 LPIN 3 3 3
42 MAIN 4 4 4
43 MBTO 4 4 4
44 MERK 4 4 4
45 MLBI 2 4 3
46 MRAT 4 4 4
47 NIPS 6 7 4
48 PICO 6 12 12
49 PRAS 4 4 4
50 PSDN 12 12 12
51 PYFA 3 4 4
52 RICY 4 4 4
53 RMBA 4 4 4
54 ROTI 2 3 3
55 SCCO 12 12 12
56 SIAP 1 1 1
57 SIPD 2 2 2
58 SKBM 12 17 16
59 SMCB 4 6 4
60 SMGR 24 16 21
61 SMSM 4 4 4
62 SPMA 5 4 6
63 SRSN 4 4 5
64 SSTM 3 4 4
65 STAR 4 5 5
66 TCID 1 1 1
67 TOTO 3 2 2
68 TRIS 3 11 12
69 ULTJ 2 3 3
70 UNIT 4 5 5
71 UNVR 4 4 4
72 VOKS 5 6 6
73 YPAS 4 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 5
Klasifikasi Rapat Dewan Komisaris Perusahaan
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES 1 1 1
2 AISA 1 1 1
3 AKPI 1 1 1
4 ALKA 1 1 1
5 ALMI 3 3 3
6 AMFG 1 1 1
7 APLI 3 1 1
8 ARNA 3 3 1
9 ASII 1 1 1
10 AUTO 1 1 1
11 BATA 1 1 1
12 BIMA 1 1 1
13 BTON 1 1 1
14 CPIN 2 2 2
15 DLTA 1 1 1
16 DPNS 1 1 1
17 DVLA 1 1 1
18 EKAD 1 1 1
19 ETWA 1 1 1
20 FASW 1 1 1
21 GDST 1 1 1
22 GGRM 1 1 1
23 GJTL 1 1 1
24 HDTX 3 3 3
25 HMSP 1 1 1
26 IGAR 1 1 1
27 IKAI 3 1 1
28 INAF 3 3 3
29 INAI 3 3 3
30 INDF 1 1 1
31 INTP 1 1 1
32 JPRS 1 1 1
33 KAEF 3 3 3
34 KBLI 2 2 2
35 KBLM 1 1 1
36 KBRI 1 1 1
37 KIAS 1 1 1
38 KLBF 1 1 1
Keterangan: 1 = sesuai ketentuan (1-3), 2 = sedikit melebihi ketentuan (4-6),
3= melebihi ketentuan (7-12), 4= sangat melebihi ketentuan (lebih dari 12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 5
Klasifikasi Rapat Dewan Komisaris Perusahaan
(Lanjutan)
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION 1 1 1
40 LMPI 1 1 2
41 LPIN 1 1 1
42 MAIN 1 1 1
43 MBTO 1 1 1
44 MERK 1 1 1
45 MLBI 1 1 1
46 MRAT 1 1 1
47 NIPS 1 2 1
48 PICO 1 3 3
49 PRAS 1 1 1
50 PSDN 3 3 3
51 PYFA 1 1 1
52 RICY 1 1 1
53 RMBA 1 1 1
54 ROTI 1 1 1
55 SCCO 3 3 3
56 SIAP 1 1 1
57 SIPD 1 1 1
58 SKBM 3 3 3
59 SMCB 1 1 1
60 SMGR 3 3 3
61 SMSM 1 1 1
62 SPMA 1 1 1
63 SRSN 1 1 1
64 SSTM 1 1 1
65 STAR 1 1 1
66 TCID 1 1 1
67 TOTO 1 1 1
68 TRIS 1 2 3
69 ULTJ 1 1 1
70 UNIT 1 1 1
71 UNVR 1 1 1
72 VOKS 1 1 1
73 YPAS 1 1 1
Keterangan: 1 = sesuai ketentuan (1-3), 2 = sedikit melebihi ketentuan (4-6),
3= melebihi ketentuan (7-12), 4= sangat melebihi ketentuan (lebih dari 12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 6
Kepemilikan Institusional Perusahaan
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES 91,94% 91,94% 91,94%
2 AISA 48,48% 61,17% 62,10%
3 AKPI 75,10% 75,10% 75,10%
4 ALKA 94,91% 94,91% 94,91%
5 ALMI 83,83% 75,97% 76,48%
6 AMFG 84,70% 84,70% 84,73%
7 APLI 80,65% 80,65% 84,65%
8 ARNA 69,16% 61,37% 50,46%
9 ASII 50,11% 50,11% 50,11%
10 AUTO 95,65% 95,65% 80,00%
11 BATA 87,70% 87,70% 87,15%
12 BIMA 88,96% 89,05% 88,96%
13 BTON 81,54% 81,83% 81,83%
14 CPIN 55,53% 55,53% 55,53%
15 DLTA 69,71% 73,74% 73,74%
16 DPNS 66,48% 66,42% 65,35%
17 DVLA 92,66% 92,66% 92,66%
18 EKAD 75,45% 75,45% 75,45%
19 ETWA 48,15% 48,15% 54,15%
20 FASW 75,70% 75,70% 74,70%
21 GDST 97,96% 97,98% 97,99%
22 GGRM 75,55% 75,55% 75,55%
23 GJTL 59,70% 59,70% 59,50%
24 HDTX 89,91% 89,91% 89,91%
25 HMSP 98,18% 98,18% 98,18%
26 IGAR 84,82% 84,82% 84,82%
27 IKAI 78,74% 78,74% 77,45%
28 INAF 81,00% 81,00% 81,00%
29 INAI 65,86% 67,21% 67,26%
30 INDF 50,07% 50,07% 50,07%
31 INTP 64,03% 64,03% 64,03%
32 JPRS 68,40% 68,42% 68,42%
33 KAEF 90,03% 90,03% 90,03%
34 KBLI 73,74% 73,72% 54,30%
35 KBLM 74,72% 80,32% 80,35%
36 KBRI 38,98% 28,51% 75,00%
37 KIAS 75,70% 75,68% 75,68%
38 KLBF 98,24% 98,24% 98,24%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 6
Kepemilikan Institusional Perusahaan (Lanjutan)
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION 57,70% 57,70% 71,11%
40 LMPI 83,27% 83,27% 83,27%
41 LPIN 39,45% 39,45% 44,27%
42 MAIN 59,10% 59,10% 51,48%
43 MBTO 67,75% 67,75% 67,75%
44 MERK 94,00% 92,70% 94,24%
45 MLBI 82,53% 83,67% 81,78%
46 MRAT 80,22% 80,22% 80,17%
47 NIPS 37,11% 58,89% 44,40%
48 PICO 94,01% 94,10% 94,10%
49 PRAS 45,24% 54,06% 54,07%
50 PSDN 72,10% 72,10% 72,10%
51 PYFA 53,85% 53,85% 53,85%
52 RICY 48,04% 48,04% 48,04%
53 RMBA 98,96% 98,96% 98,96%
54 ROTI 75,75% 70,75% 97,07%
55 SCCO 67,26% 67,26% 67,26%
56 SIAP 72,83% 72,83% 82,40%
57 SIPD 41,23% 41,23% 41,23%
58 SKBM 82,32% 80,92% 88,35%
59 SMCB 80,65% 80,65% 80,65%
60 SMGR 51,01% 51,01% 51,01%
61 SMSM 58,13% 58,13% 83,74%
62 SPMA 85,30% 74,20% 74,20%
63 SRSN 77,99% 77,99% 78,00%
64 SSTM 55,52% 70,00% 69,53%
65 STAR 64,63% 62,75% 54,42%
66 TCID 73,78% 73,78% 73,78%
67 TOTO 96,20% 96,20% 96,20%
68 TRIS 69,88% 69,80% 69,80%
69 ULTJ 46,62% 46,60% 46,60%
70 UNIT 54,79% 54,79% 54,79%
71 UNVR 85,00% 85,00% 85,00%
72 VOKS 48,65% 53,46% 53,46%
73 YPAS 89,47% 89,47% 89,47%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 7
Klasifikasi Kepemilikan Institusional Perusahaan
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES 3 3 3
2 AISA 2 3 3
3 AKPI 3 3 3
4 ALKA 3 3 3
5 ALMI 3 3 3
6 AMFG 3 3 3
7 APLI 3 3 3
8 ARNA 3 3 3
9 ASII 3 3 3
10 AUTO 3 3 3
11 BATA 3 3 3
12 BIMA 3 3 3
13 BTON 3 3 3
14 CPIN 3 3 3
15 DLTA 3 3 3
16 DPNS 3 3 3
17 DVLA 3 3 3
18 EKAD 3 3 3
19 ETWA 2 2 3
20 FASW 3 3 3
21 GDST 3 3 3
22 GGRM 3 3 3
23 GJTL 3 3 3
24 HDTX 3 3 3
25 HMSP 3 3 3
26 IGAR 3 3 3
27 IKAI 3 3 3
28 INAF 3 3 3
29 INAI 3 3 3
30 INDF 3 3 3
31 INTP 3 3 3
32 JPRS 3 3 3
33 KAEF 3 3 3
34 KBLI 3 3 3
35 KBLM 3 3 3
36 KBRI 2 2 3
37 KIAS 3 3 3
38 KLBF 3 3 3
Keterangan:
1 = pengaruh tidak
signifikan
2 = pengaruh
signifikan
3 = pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 7
Klasifikasi Kepemilikan Institusional Perusahaan (Lanjutan)
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION 3 3 3
40 LMPI 3 3 3
41 LPIN 2 2 2
42 MAIN 3 3 3
43 MBTO 3 3 3
44 MERK 3 3 3
45 MLBI 3 3 3
46 MRAT 3 3 3
47 NIPS 2 3 2
48 PICO 3 3 3
49 PRAS 2 3 3
50 PSDN 3 3 3
51 PYFA 3 3 3
52 RICY 2 2 2
53 RMBA 3 3 3
54 ROTI 3 3 3
55 SCCO 3 3 3
56 SIAP 3 3 3
57 SIPD 2 2 2
58 SKBM 3 3 3
59 SMCB 3 3 3
60 SMGR 3 3 3
61 SMSM 3 3 3
62 SPMA 3 3 3
63 SRSN 3 3 3
64 SSTM 3 3 3
65 STAR 3 3 3
66 TCID 3 3 3
67 TOTO 3 3 3
68 TRIS 3 3 3
69 ULTJ 2 2 2
70 UNIT 3 3 3
71 UNVR 3 3 3
72 VOKS 2 3 3
73 YPAS 3 3 3
Keterangan:
1 = pengaruh tidak
signifikan
2 = pengaruh
signifikan
3 = pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 8
Leverage Perusahaan
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES 0,46254 0,39968 0,41410
2 AISA 0,47423 0,53060 0,51263
3 AKPI 0,50825 0,50621 0,53488
4 ALKA 0,62926 0,75339 0,74177
5 ALMI 0,68756 0,76115 0,80045
6 AMFG 0,21131 0,22000 0,18726
7 APLI 0,34514 0,28285 0,17526
8 ARNA 0,35477 0,32306 0,27553
9 ASII 0,50726 0,50378 0,49022
10 AUTO 0,38242 0,24243 0,29514
11 BATA 0,32506 0,41698 0,44622
12 BIMA 2,87629 2,72844 2,86356
13 BTON 0,22000 0,21188 0,15800
14 CPIN 0,33786 0,36708 0,47545
15 DLTA 0,19736 0,21969 0,22932
16 DPNS 0,15674 0,12850 0,12197
17 DVLA 0,21689 0,23138 0,88057
18 EKAD 0,29908 0,30819 0,33585
19 ETWA 0,54447 0,65498 0,77315
20 FASW 0,67607 0,72630 0,70531
21 GDST 0,31878 0,25773 0,35742
22 GGRM 0,35904 0,42060 0,42926
23 GJTL 0,57432 0,62710 0,62704
24 HDTX 0,53353 0,69727 0,85441
25 HMSP 0,49296 0,48348 0,52439
26 IGAR 0,22512 0,28278 0,24706
27 IKAI 0,50951 0,57389 0,65547
28 INAF 0,45306 0,54362 0,52580
29 INAI 0,78894 0,83507 0,83746
30 INDF 0,42447 0,50862 0,52026
31 INTP 0,14662 0,13641 0,14195
32 JPRS 0,12819 0,03723 0,04134
33 KAEF 0,30574 0,34288 0,38981
34 KBLI 0,27250 0,33685 0,29655
35 KBLM 0,63379 0,58786 0,55182
36 KBRI 0,03955 0,12109 0,47892
37 KIAS 0,05911 0,58599 0,58359
38 KLBF 0,07859 0,09855 0,10021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 8
Leverage Perusahaan (Lanjutan)
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION 0,14226 0,16604 0,26016
40 LMPI 0,49769 0,51663 0,50657
41 LPIN 0,21718 0,26977 0,24955
42 MAIN 0,62116 0,61051 0,69476
43 MBTO 0,28701 0,26227 0,26742
44 MERK 0,26814 0,26505 0,22734
45 MLBI 0,56839 0,44587 0,75178
46 MRAT 0,15278 0,14057 0,23024
47 NIPS 0,59113 0,70448 0,47606
48 PICO 0,66514 0,65396 0,63120
49 PRAS 0,51452 0,48915 0,46704
50 PSDN 0,39998 0,38753 0,39031
51 PYFA 0,35439 0,46379 0,44100
52 RICY 0,56444 0,65654 0,66149
53 RMBA 0,72260 0,90448 1,13627
54 ROTI 0,44677 0,56804 0,68663
55 SCCO 0,56014 0,59841 0,50822
56 SIAP 0,42618 0,63311 0,04450
57 SIPD 0,61289 0,59276 0,54051
58 SKBM 0,55814 0,59585 0,51056
59 SMCB 0,30821 0,41101 0,49064
60 SMGR 0,31657 0,29192 0,27138
61 SMSM 0,43080 0,40815 0,34444
62 SPMA 0,53165 0,57245 0,61538
63 SRSN 0,33052 0,25288 0,29030
64 SSTM 0,64834 0,66115 0,66539
65 STAR 0,34915 0,34638 0,36827
66 TCID 0,13059 0,19302 0,30743
67 TOTO 0,41014 0,40690 0,39269
68 TRIS 0,33773 0,37127 0,40922
69 ULTJ 0,30745 0,28328 0,22351
70 UNIT 0,36714 0,47452 0,45169
71 UNVR 0,66889 0,68125 0,67797
72 VOKS 0,64485 0,69259 0,66803
73 YPAS 0,52899 0,72175 0,49491
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 9
Klasifikasi Leverage Perusahaan
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES 2 1 2
2 AISA 2 2 2
3 AKPI 2 2 2
4 ALKA 3 3 3
5 ALMI 3 3 3
6 AMFG 1 1 1
7 APLI 1 1 1
8 ARNA 1 1 1
9 ASII 2 2 2
10 AUTO 1 1 1
11 BATA 1 2 2
12 BIMA 3 3 3
13 BTON 1 1 1
14 CPIN 1 1 2
15 DLTA 1 1 1
16 DPNS 1 1 1
17 DVLA 1 1 3
18 EKAD 1 1 1
19 ETWA 2 3 3
20 FASW 3 3 3
21 GDST 1 1 1
22 GGRM 1 2 2
23 GJTL 2 3 3
24 HDTX 2 3 3
25 HMSP 2 2 2
26 IGAR 1 1 1
27 IKAI 2 2 3
28 INAF 2 2 2
29 INAI 3 3 3
30 INDF 2 2 2
31 INTP 1 1 1
32 JPRS 1 1 1
33 KAEF 1 1 1
34 KBLI 1 1 1
35 KBLM 3 2 2
36 KBRI 1 1 2
37 KIAS 1 1 1
38 KLBF 1 1 1
Keterangan:
1 = leverage rendah; 2 = leverage sedang; 3 = leverage tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 9
Klasifikasi Leverage Perusahaan (Lanjutan)
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION 1 1 1
40 LMPI 2 2 2
41 LPIN 1 1 1
42 MAIN 3 3 3
43 MBTO 1 1 1
44 MERK 1 1 1
45 MLBI 2 2 3
46 MRAT 1 1 1
47 NIPS 2 3 2
48 PICO 3 3 3
49 PRAS 2 2 2
50 PSDN 1 1 1
51 PYFA 1 2 2
52 RICY 2 3 3
53 RMBA 3 3 3
54 ROTI 2 2 3
55 SCCO 2 2 2
56 SIAP 2 3 1
57 SIPD 3 2 2
58 SKBM 2 2 2
59 SMCB 1 2 2
60 SMGR 1 1 1
61 SMSM 2 2 1
62 SPMA 2 2 3
63 SRSN 1 1 1
64 SSTM 3 3 3
65 STAR 1 1 1
66 TCID 1 1 1
67 TOTO 2 2 1
68 TRIS 1 1 2
69 ULTJ 1 1 1
70 UNIT 1 2 2
71 UNVR 3 3 3
72 VOKS 3 3 3
73 YPAS 2 3 2
Keterangan:
1 = leverage rendah; 2 = leverage sedang; 3 = leverage tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 10
Daftar Nama KAP
Kode Nama KAP
1 Af. Rachman &Soetjipto Ws
2 Ahmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
3 Anwar & Rekan
4 Aryanto, Amir Jusuf , Mawar &Saptopo
5 Bambang Budi Tresno
6 Basri Hardjisumarto & Rekan
7 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan
8 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang &Ali
9 Drs. Imam Syafei &Rekan
10 Gani Sigiro & Handayani
11 Griselda, Wisnu & Arum
12 Hadori Sugiarto Adi &Rekan
13 Hananta Budianto & Rekan
14 Hendrawinata, Eddy,Siddharta & Tanzil
15 Hertanto, Sidik &Indra
16 Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan
17 Joachim Poltak Lian Michell & Rekan
18 Joachim Sulistyo & Rekan
19 Johan Malonda, Mustika & Rekan
20 Johannes Juara & Rekan
21 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
22 Kosasih Nurdiyaman, Tjahjo &Rekan
23 Krisnawan, Busroni, Achsin & Alamsyah
24 Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja
25 Osman Bing Satrio & Eny
26 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma &Rekan
27 Purwantono,Suherman &Surja
28 Siddharta &Widjaja
29 Supoyo, Sutjahjo, Subyantoro & Rekan
30 Tanubrata Sutanto Fahmi &Rekan
31 Tanudiredja, Wibisana & Rekan
32 Teramihardja, Pradhono &Chandra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 11
Auditor Eksternal (KAP) yang Mengaudit
No Kode Tahun
2012 2013 2014
1 ADES 19 19 30
2 AISA 4 4 4
3 AKPI 27 27 27
4 ALKA 20 20 20
5 ALMI 26 26 26
6 AMFG 28 28 28
7 APLI 27 27 27
8 ARNA 27 27 27
9 ASII 31 31 31
10 AUTO 31 31 31
11 BATA 27 27 27
12 BIMA 1 1 1
13 BTON 4 4 4
14 CPIN 27 27 27
15 DLTA 25 25 25
16 DPNS 26 26 26
17 DVLA 27 27 27
18 EKAD 32 32 32
19 ETWA 10 22 22
20 FASW 25 25 25
21 GDST 25 25 25
22 GGRM 25 25 25
23 GJTL 25 25 25
24 HDTX 25 25 25
25 HMSP 25 25 25
26 IGAR 4 15 15
27 IKAI 27 1 8
28 INAF 14 14 14
29 INAI 26 26 26
30 INDF 27 27 27
31 INTP 27 27 27
32 JPRS 4 4 4
33 KAEF 14 14 14
34 KBLI 25 25 25
35 KBLM 22 8 8
36 KBRI 13 13 30
37 KIAS 16 16 16
38 KLBF 27 27 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 11
Auditor Eksternal (KAP) yang Mengaudit (Lanjutan)
No Kode Tahun
2012 2013 2014
39 LION 22 22 22
40 LMPI 12 12 12
41 LPIN 26 26 26
42 MAIN 3 3 3
43 MBTO 30 30 30
44 MERK 28 28 28
45 MLBI 31 28 28
46 MRAT 22 22 22
47 NIPS 29 29 29
48 PICO 11 11 11
49 PRAS 26 23 23
50 PSDN 27 27 27
51 PYFA 30 30 30
52 RICY 18 17 17
53 RMBA 31 31 31
54 ROTI 27 27 27
55 SCCO 22 8 8
56 SIAP 6 6 6
57 SIPD 30 30 30
58 SKBM 29 29 4
59 SMCB 27 27 27
60 SMGR 27 25 25
61 SMSM 32 27 27
62 SPMA 12 12 12
63 SRSN 4 4 4
64 SSTM 21 8 8
65 STAR 24 24 24
66 TCID 25 25 25
67 TOTO 27 27 27
68 TRIS 3 26 26
69 ULTJ 5 30 30
70 UNIT 9 9 2
71 UNVR 31 31 28
72 VOKS 10 10 10
73 YPAS 32 32 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 12
Market Share KAP dan Afiliasi
Kode
Laporan
Keuangan
yang
Diaudit
Market
Share Afiliasi
Jenis
(KAPA/OAA)
1 4 1,83%
2 1 0,46% Nozaka Japan CPA Firm KAPA
3 4 1,83% DFK International OAA
4 14 6,39% RSM International Limited OAA
5 1 0,46%
6 3 1,37%
7 1 0,46% EuraAudit International OAA
8 7 3,20% BKR International OAA
9 2 0,91%
10 4 1,83% Grant Thornton International
Ltd OAA
11 3 1,37% Audit Alliance KAPA
12 6 2,74% HLB International OAA
13 2 0,91% UHY Iternational OAA
14 6 2,74% Kreston International OAA
15 2 0,91%
16 3 1,37%
17 2 0,91% The Leading Edge alliance Ltd OAA
18 1 0,46%
19 2 0,91% Baker Tilly International Ltd OAA
20 3 1,37% INAA I.N.P.A OAA
21 1 0,46%
22 10 4,57% Crowe Howarth International OAA
23 2 0,91%
24 3 1,37%
25 29 13,24% Deloitte Touche Tohmatsu Ltd OAA
26 15 6,85% PKF International Limited OAA
27 43 19,63% Ernst & Young Global Limited OAA
28 9 4,11% KPMG International
Cooperative OAA
29 5 2,28%
30 13 5,94% BDO International Limited OAA
31 12 5,48% PricewaterhouseCooper
International Ltd KAPA
32 6 2,74% Rodl International Gmbh
Wirtschaftspufungsgesellschaft KAPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 13
Spesialisasi Industri KAP
Kode Nama KAP
1 Af. Rachman &Soetjipto Ws 2
2 Ahmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 2
3 Anwar & Rekan 2
4
Aryanto, Amir Jusuf , Mawar
&Saptopo
2
5 Bambang Budi Tresno 2
6 Basri Hardjisumarto & Rekan 2
7 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 2
8
Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang
&Ali
2
9 Drs. Imam Syafei &Rekan 2
10 Gani Sigiro & Handayani 2
11 Griselda, Wisnu & Arum 2
12 Hadori Sugiarto Adi &Rekan 2
13 Hananta Budianto & Rekan 2
14
Hendrawinata, Eddy,Siddharta &
Tanzil
2
15 Hertanto, Sidik &Indra 2
16 Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan 2
17 Joachim Poltak Lian Michell & Rekan 2
18 Joachim Sulistyo & Rekan 2
19 Johan Malonda, Mustika & Rekan 2
20 Johannes Juara & Rekan 2
21 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 2
22 Kosasih Nurdiyaman, Tjahjo &Rekan 2
23
Krisnawan, Busroni, Achsin &
Alamsyah
2
24 Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja 2
25 Osman Bing Satrio & Eny 1
26
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade
Fatma &Rekan
2
27 Purwantono,Suherman &Surja 1
28 Siddharta &Widjaja 2
29 Supoyo, Sutjahjo, Subyantoro & Rekan 2
30 Tanubrata Sutanto Fahmi &Rekan 2
31 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 2
32 Teramihardja, Pradhono &Chandra 2
Keterangan:
1 = KAP dengan spesialisasi industri
2 = KAP tanpa spesialisasi Industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 14
Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 15
Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi
(Tanpa Nilai Ekstrim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 16
Daftar Perusahaan dengan Nilai Konservatisme Ekstrim
No Tahun Kode Keterangan Konservatisme Rapat
Dekom Leverage
Kepemilikan
Institusional Auditor
1 2013 TRIS Trisula Internasional -26,25347 11 0,37127 0,698 tanpa
spesialisasi
2 2014 BTON Betonjaya Manunggal Tbk -6,81932 5 0,158 0,8183 tanpa
spesialisasi
3 2013 BTON Betonjaya Manunggal Tbk -5,23184 5 0,21188 0,8183 tanpa
spesialisasi
4 2012 BTON Betonjaya Manunggal Tbk -4,97146 5 0,22 0,8154 tanpa
spesialisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 17
Statistik Deskriptif Dewan Komisaris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 18
Statistik Deskriptif Dewan Komisaris
(Tanpa Nilai Ekstrim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 19
Daftar Perusahaan dengan Jumlah Rapat Dewan Komisaris Ekstrim
No Tahun Kode Keterangan Rapat
Dekom Konservatisme Leverage
Kepemilikan
Institusional Auditor
1 2014 INAF Indofarma Tbk 25 0,10751 0,5258 0,81 tanpa
spesialisasi
2 2013 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 30 0,08205 0,83507 0,6721 tanpa
spesialisasi
3 2013 ALMI Alumindo Light Metal Industry
Tbk 30 -0,30159 0,76115 0,7597
tanpa
spesialisasi
4 2014 ALMI Alumindo Light Metal Industry
Tbk 32 -0,3777 0,80045 0,7648
tanpa
spesialisasi
5 2014 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 32 0,06473 0,83746 0,6726 tanpa
spesialisasi
6 2012 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 42 -0,17311 0,78894 0,6586 tanpa
spesialisasi
7 2012 ALMI Alumindo Light Metal Industry
Tbk 42 -0,03451 0,68756 0,8383
tanpa
spesialisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 20
Tabulasi Silang Dewan Komisaris dan Konservatisme Akuntansi
Lampiran 21
Tabulasi Silang Dewan Komisaris dan Konservatisme Akuntansi
(Tanpa Nilai Ekstrim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 22
Statistik Deskriptif Kepemilikan Institusional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 23
Tabulasi Silang Kepemilikan Institusional dan Konservatisme Akuntansi
Lampiran 24
Statistik Deskriptif Leverage
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 25
Statistik Deskriptif Leverage
(Tanpa Nilai Ekstrim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 26
Daftar Perusahaan dengan Nilai Leverage Ekstrim
No Tahun Kode Keterangan Konservatisme Rapat
Dekom Leverage
Kepemilikan
Institusional Auditor
1 2012 BIMA Primarindo Asia Infrastructur
Tbk 0,08225 4 2,87629 0,8896
tanpa
spesialisasi
2 2014 BIMA Primarindo Asia Infrastructur
Tbk -0,00156 4 2,86356 0,8896
tanpa
spesialisasi
3 2013 BIMA Primarindo Asia Infrastructur
Tbk 0,2274 4 2,72844 0,8905
tanpa
spesialisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 27
Tabulasi Silang Leverage dengan Konservatisme Akuntansi
Lampiran 28
Tabulasi Silang Leverage dengan Konservatisme Akuntansi
(Tanpa Nilai Ekstrim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 29
Tabulasi Silang Spesialisasi Auditor dengan Konservatisme Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI