Upload
ria-afriani
View
118
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
Hubungan Dokter-Pasien
Hubungan dokter-pasien sangat dipengaruhi oleh etika profesi kedokteran, sebagai konsekuensi
dari kewajiban-kewajiban profesi yang memberikan batasan atau rambu-rambu hubungan
tersebut. Kewajiban-kewajiban tersebut tertuang di dalam prinsip-prinsip moral profesi, yaitu
autonomy (menghormati hak-hak pasien), beneficence (berorientasi kepada kebaikan pasien),
non maleficence (tidak mencelakakan atau memperburuk keadaan pasien) dan justice
(meniadakan diskriminasi) yang disebut sebagai prinsip utama; dan veracity (kebenaran =
truthfull information), fidelity (kesetiaan), privacy, dan confidentiality (menjaga kerahasiaan)
sebagai prinsip turunannya.
Pada awalnya hubungan dokter-pasien adalah hubungan yang bersifat paternalistik, dengan
prinsip moral utama adalah beneficence. Sifat hubungan paternalistik ini kemudian dinilai telah
mengabaikan nilai otonomi pasien, dan dianggap tidak sesuai denga perkembangan moral (orang
barat) saat ini, sehingga berkembanglah teori hubungan kontraktual (sekitar tahun 1972-1975).
Hubungan kontrak tidak lagi mengindahkan empathy, compassion, perhatian, keramahan,
kemanusiaan, dan sikap saling mempercayai, itikad baik, dll yang merupakan bagian dari virtue-
based ethics (etika berdasar nilai kebajikan / keutamaan). Baik dokter maupun pasien harus tetap
berdialog untuk menjaga berjalannya komunikasi dalam rangka mencapai tujuan bersama, yaitu
kesejahteraan pasien. Tentu saja komunikasi yang baik tersebut membutuhkan prinsip-prinsip
moral di atas, termasuk informed consent yang berasal dari prinsip autonomy.1
Pola Hubungan Dokter-Pasien
Priestly Model (paternalistik) = Dalam hubungan ini kedudukan dokter dengan pasien
tidak sederajat yaitu kedudukan dokter lebih tinggi dari pada pasien, karena dokter
dianggap mengetahui tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penyakit dan
penyembuhannya. Sedangkan pasien tidak tahu apa-apa tentang hal itu sehingga pasien
menyerahkan nasibnya sepenuhnya ditangan dokter.
Collegial Model (Informed consent)= Dokter dan pasien adalah mitra. Hubungan antara
dokter dan pasien merupakan hubungan interpersonal, maka adanya komunikasi atau
yang lebih dikenal dengan istilah wawancara pengobatan itu sangat penting.
Engineering Model (Informed choice)= Pasien yang dominan, sebaliknya dari
paternalistik.
Dafpus:
1. Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Profesi Kedokteran. Bioetik dan Hukum
Kedokteran. Jakarta: Pustaka Dwipar, 2007. p.8-10