4
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE-OPERASI DI RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Diajukan Oleh: KHOLIFAH ALHUDA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER PURWOKERTO

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre

Embed Size (px)

DESCRIPTION

buku

Citation preview

Page 1: Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE-OPERASI DI RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

Diajukan Oleh:

KHOLIFAH ALHUDA

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

PURWOKERTO

2014

Page 2: Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak mengalami peristiwa yang mungkin menimbulkan kecemasan. Kecemasan adalah perasaan yang datang terus-menerus dalam kekhawatiran, kesedihan, gelisah, ketidakpuasan, dan rasa takut yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas (Wahyu, 2010; Sri, Ira & Much. Agus, 2008). Kecemasan seringkali disertai dengan rasa sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, atau tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. Gejala-gejala tersebut setiap orang berbeda. Rasa takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya bagi individu. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas dan nyata, dan berasal dari lingkungan, sedangkan kecemasan muncul apabila bahaya timbul dalam dirinya, dan tidak jelas (kaplan, sadock & Grebb, 1994). Buku psikologi abnormal buku UI

Kecemasan adalah suatu pengalaman emosional yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu yang tidak menyenangkan, dan tidak jelas apa penyebab timbulnya kecemasan oleh karena adanya ancaman dari luar mupun dari dalam tubuh (Ninawati, jessy kuryadi, 2006). Kecemasan pre operasi merupakan respon antisipasi terhadap pengalaman individu yang dianggap pasien sebagai ancaman terhadap tubuh dan kehidupannya. Pasien pre operasi sering mengalami kecemasan karena pasien berfikir bahwa selama operasi masih merasakan nyeri, takut keganasan, takut mengahadapi ruangan operasi dan alat-alat bedah, takut operasi gagal, takut keganasan. Kecemasan lain seperti takut tentang deformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuhnya, masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga dan kewajiban pekerjaan, takut akan prognosa yang buruk dan probabilitas kecacatan dimasa datang. Kecemasan tersebut dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menghambat jalannya tindakan operasi (Nanang qosim, 2013; Sri, dkk, 2008). Saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Di Indonesia merupakan negara berkembang, dimana setiap tahunnya angka kecemasan semakin meningkat, prevalensi kecemasan di Indonesia berdasarkan Data Riskesdas tahun 2007 sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti dengan jumlah populasi orang di Indonesia kurang lebih 150 juta ada 1.7.40.000 orang saat ini yang mengalami gangguan kecemasan. ( www.depkes.go.id)

Tindakan pembedahan dengan anastesi merupakan ancaman aktual maupun potensial pada integritas seseorang yang menyebabkan meningkatnya kecemasan dan psikologis. Tindakan merupakan suatu perbuatan untuk melakukan suatu tindakan. Operasi merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan seorang ahli bedah untuk mengobati penyakit dengan instrument yang tepat (Rosi, Dewi, Riyoko, 2009). Bedah sendiri merupakan tindakan bedah dengan tujuan mengubah dan memperbaiki bentuk atau rekonstruksi bentuk buku ilmu bedah gede halm 309. Di Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta, pada tahun 2011 jumlah pasien yang menjali operasi bedah sebanyak 1.148 pasien. Pada periode 1-30 desember tahun 2012 jumlah operasi umum

Page 3: Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre

350 kegiatan yang terdiri 230 operasi besar dan 120 operasi sedang. Data pasien post operasi pada tanggal 1-30 januari 2013 diruang Mawar Rs Slamet Riyadi sebanyak 160 pasien(Lilis M, Marjiyanto, 2013).

Pasien yang akan dioperasi biasanya menjadi agak gelisah dan takut. Perasaan gelisah dan takut kadang-kadang tidak tampak jelas. Tetapi kecemasan itu kadang terlihat dalam bentuk lain. Pasien yang gelisah dan takut sering bertanya terus-menerus dan berulang-ulang, walaupun pertanyaannya telah dijawab. Bahkan pasien bergerak terus-menerus dan tidak bisa tidur. Buku bedah ijo kecil halm 6. Untuk mengurangi kecemasan tersebut perlu adanya persiapan mental dari diri pasien dan keluarga. Pasien harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan karena selalu ada rasa cemas atau takut terhadapat penyuntikan, nyeri luka, anastesia, bahkan terhadap kemungkinan cacat atau kematian. Dalam hal ini, hubungan baik antara pasien, keluarga, dan dokter sangat menentukan. Kecemasan ini adalah reaksi normal yang dapat dihadapi dengan sikap terbuka dan penerangan dari dokter dan petugas pelayanan kesehatan lainnya. buku bedah yang gede halm 230.