20
HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: DEVI TRIANA SARI J 210134005 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

  • Upload
    dinhdan

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS HIDUP

LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS

DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN

SEMARANG

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

DEVI TRIANA SARI

J 210134005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS HIDUP

LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS

DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN

SEMARANG

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

DEVI TRIANA SARI

J 210.134.005

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Supratman., SKM., M.Kes., Ph.D

NIK.775

Page 3: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS HIDUP

LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS

DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN

SEMARANG

DEVI TRIANA SARI

J 210.134.005

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas ……………………………………….

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari ……., ………. 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Supratman., SKM., M.Kes., Ph.D (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes (……………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Arina Maliya, S.Kep., M.Si.Med (…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr.Mutalazimah, SKM., M.Kes

NIK. 73111798090102043

Page 4: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 08 Juni 2017

Penulis

DEVI TRIANA SARI

J 210.134.005

Page 5: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

1

HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS DADAPAYAM

KECAMATAN SURUH KABUPATEN

SEMARANG

Abstrak

Peningkatan kualitas hidup lanjut usia salah satunya dipengaruhi oleh nutrisi. Status gizi

merupakan salah satu faktor yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup lanjut usia

(lansia). Adanya penurunan kualitas hidup khususnya pada lanjut usia diduga disebabkan

karena kurang terpenuhinya angka kecukupan gizi perhari atau indek makan sehat perhari.

Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal dan prilaku lanjut usia

dalam mengkonsumsi makanan yang tidak dianjurkan dan sangat berisiko dapat menurunkan

kualitas hidup lanjut usia jika tidak dilakukan perubahan. Penelitian bertujuan untuk hubungan

antara indeks makan sehat dengan kualitas hidup lansia penderita hipertensi di Wilayah

Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Penelitian ini termasuk jenis

penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. sampel sebanyak 96 orang lansia dengan

hipertensi di Wilayah Puskesmas Desa Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Propotional Random Sampling. Pengukurann

indeks makanan sehat diukur berdasarkan metode Food Recall 24 jam. Kuesioner kualitas

hidup menggunakan kuesioner WHOQOL (World Health Organization Quality Of Life)

BREF. Analisa data menggunakan uji chi square untuk taraf signifikan 95%. Hasil penelitian.

1) Indeks makan sehat lansia penderita hipertensi sebagian besar dengan dengan kategori baik.

2). Kualitas hidup lansia penderita hipertensi sebagian besar dengan dengan kategori baik.

Hasil analisa chi square dengan hasil p value sebesar 0,001 dan nilai Odd ratio (OR) sebesar

27,56. Simpulan: Ada hubungan signifikan antara indeks makan sehat dengan kualitas hidup

lansia penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang

Kata Kunci: Lansia, hipertensi, indeks makan sehat, kualitas hidup

Abstract

Wellbeing of elderly one influenced by nutrition .Nutritional status of is one of the factors that

could impact on the decline of the quality of life of elderly. A decrease in quality of life in

particular elderly probably caused the fulfillment the because of a lack of adequate nutrition a

day or healthy index eating a day. healthy eating index per day which could not met optimally

and civil elderly in consume food not advocated and very risky can be lowered the quality of

life of elderly if not the changes. This research target is to know the correlation between

healthy eating index with quality of life for elderly with hypertension at Dadapayam Health

Center Suruh Sub District Semarang District. This research using analytic design with cross

sectional approach. Sample in this research is 96 elderly. The sampling technique use

propotional random sampling. Research instrument for healthy eating index using Food recall

24 hours. Quality of life questionnaire using the WHOQOL (World Health Organization

Quality Of Life) BREF questionnaire. Data analysis using chi square test for significant level

95%. The results of the research:.1 ) healthy eating index elderly patients hypertension mostly

with to a good category. 2 ).The quality of life elderly patients hypertension mostly with to a

good category. The results of chi square test p value : 0,001 and odd ratio (OR) as much

27,56. Conclusion: there is a significant correlation between healthy eating index with quality

Page 6: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

2

of life for elderly with hypertension at Dadapayam Health Center Suruh Sub District

Semarang District.

Keywords: Elderly, Hypertension, Healthy Eating Index, Quality Of Life

1. PENDAHULUAN

Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia termasuk Indonesia merupakan suatu

keberhasilan dari pembangunan diberbagai bidang terutama di bidang kesehatan. Namun di

balik keberhasilan peningkatan UHH (Usia harapan hidup) terdapat tantangan yang perlu

diwaspadai yaitu adanya beban tiga (triple burden) yaitu peningkatan angka kelahiran dan

beban penyakit (menular dan tidak menular) akan meningkatkan angka beban tanggungan

penduduk kelompok usia produktif terhadap kelompok usia tidak produktif. Jika ditinjau dari

aspek kesehatan, kelompok lansia dapat mengalami penurunan derajat kesehatan baik secara

alamiah maupun akibat penyakit. Oleh karena itu, sejalan dengan peningkatan jumlah

penduduk lansia maka persiapan dalam peningkatan kualitas hidup usia lanjut juga harus

diperhatikan. (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Susenas, (2014) dalam Badan Pusat Statistik (BPS), (2015) menunjukkan bahwa data

jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03% dari seluruh

penduduk Indonesia tahun 2014 dengan proporsi jumlah lansia perempuan lebih mendominasi

yaitu 10,77 juta lansia dan lansia laki-laki yaitu 9,47 juta. Dalam laporan didapatkan nilai

rasio ketergantungan lansia sebesar 12,71% menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk

usia produktif harus menanggung sekitar 13 orang lansia. Rasio ketergantungan lansia di

daerah perdesaan lebih tinggi yaitu 14,09% sedangkan di perkotaan yaitu 11,40% dengan

jumlah ketergantungan lansia perempuan 13,59% lebih tinggi daripada lansia laki-laki

11,83% (BPS, 2015).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan

ketergantungan pada lansia disebabkan penyakit yang sering diderita oleh kelompok lanjut

usia yang didominasi oleh golongan penyakit yang tidak menular, penyakit kronik dan

degeneratif, dan penyakit hipertensi merupakan penyakit tertinggi pada kelompok lanjut usia.

Hipertensi merupakan penyakit yang dianggap sebagai salah satu penyebab utama kematian

dan kecacatan dan prevalensinya meningkat dengan pesat di negara-negara berkembang

Laporan penelitian oleh Kaliyaperumal, Hari, Siddela, & Yadala, (2016) mengatakan bahwa

hipertensi merupakan penyebab paling umum keempat kematian di negara-negara maju dan

ketujuh di negara-negara berkembang. Pada penelitian menjelaskan sebagian besar

Page 7: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

3

mengatakan hipertensi merusak vitalitas, fungsi sosial, kesehatan mental, mood dan fungsi

psikologis.

Penyakit yang sering diderita oleh kelompok lanjut usia yang didominasi oleh

golongan penyakit yang tidak menular, penyakit kronik dan degeneratif, dan penyakit

hipertensi salah satunya disebabkan pola hidup yang tidak sehat. Menurut Aghanuri, Salehi,

Mahmoudi, Khiavi, & Djafarian, (2015) menjelaskan penurunan kesehatan pada lanjut usia

salah satunya dipengaruhi oleh nutrisi. Status gizi merupakan salah satu faktor yang

dipengaruhi karena terjadinya proses penuaan seperti kehilangan kepekaan dalam merasakan

dan mencium bau, adanya perubahan kebiasaan makan, variasi asupan makanan dalam sehari-

hari, serta kemampuan sistem sensorik yang berkurang dapat membuat lanjut usia (lansia)

membatasi makanan dan mengadopsi makanan yang monoton dari hari ke hari. Faktor-faktor

tersebut dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup lanjut usia (lansia). Selain masalah

makan seperti (nafsu makan yang buruk, kesulitan mengunyah, menelan, kurangnya kepekaan

dalam merasakan dan mencium bau serta masalah mulut). Lansia yang memiliki penyakit

kronis seperti hipertensi dengan status perekonomian yang kurang juga dapat menyebabkan

prilaku makan yang buruk dan tidak teratur serta penurunan kualitas hidup pada lanjut usia

(lansia).

Pola makan yang perlu diperhatian oleh lansia penderita hipertensi adalah diet rendah

garam atau diet hipertensi. Hipertensi pada lansia diharapkan bisa dikendalikan melalui

pengaturan pola makan atau diet yang tepat sehingga hipertensi dapat terkontrol dan dampak

yang ditimbulkan dapat diminimalisasi (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Konsumsi garam

tidak lebih dari 100 mEq/l (2,4 gram garam natrium atau 6 gram garam dapur) sehari dapat

menurunkan tekanan sistolik 2–8 mmHg. Hasil penelitian Agrina, Rini, dan Hairitama (2011)

menjelaskan pada umummya lansia tidak patuh untuk melakukan diet hipertensi. Hal ini

dapat dipengaruhi oleh pengetahuan ataupun sikap penderita hipertensi itu sendiri.

Pengetahuan yang kurang dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh oleh lansia.

Faktor sikap negatif yang sering muncul dikarenakan kejenuhan serta tidak terbiasanya

penderita hipertensi untuk menjalankan diet hipertensi, yang disebabkan oleh budaya

responden itu sendiri yang sudah melekat sejak lahir sehingga sangat sulit sekali untuk

dihilangkan.

Diet rendah garam adalah pola makan dengan diet rendah garam dan mengurangi

asupan garam ke dalam tubuh harus memperhatikan kebiasaan penderita. Hal ini berkaitan

erat dengan perilaku penderita karena perubahan perilaku secara drastis akan sulit

dilaksanakan. Hasil penelitian Alberta, Proboningsih, dan Almahmudah (2014) menjelaskan

Page 8: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

4

niat melaksanakan diet rendah garam dibangun oleh sikap terhadap perilaku lansia penderita

hipertensi. Niat melaksanakan diet rendah garam didukung oleh norma subyektif lansia

penderita hipertensi. Niat melaksanakan diet rendah garam dibangun oleh kendali perilaku

yang dipersepsikan (PBC) lansia penderita hipertensi.

Pola hidup yang sehat akan meningkatkan mutu gizi perseorangan dalam masyarakat,

dan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang antara lain

melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan dan perilaku sadar gizi, peningkatan

akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi

(Kementrian Kesehatan RI, 2011). Pada lansia yang memperhatikan pola hidup yang sehat

salah satunya memperhatikan konsumsi garam. Lansia harus berhati-hati dalam

mengkonsumsi asupan yang memiliki kandungan garam. Hasil penelitian dari Sack dan

Campos (2010) terdapat tiga landasan dalam mengontrol hipertensi yaitu dengan pola diet

yang sehat, mengurangi asupan sodium dan mengurangi lemak pada tubuh. Sedangkan

menurut hasil penelitian Anisa dan Soleha (2008) menjelaskan pola makan yang sehat pada

lansia dengan hipertensi adalah tidak mengkonsumsi makan dengan lemak berlebih, banyak

mengandung garam dan makanan cepat saji, serta memperbanyak makan buah dan sayur.

Kualitas hidup lansia berkaitan dengan prevalensi penyakit kronis termasuk hipertensi.

Lansia yang sehat salah satunya memperhatikan konsumsi garam. Pola hidup atau gaya

hidup sehat merupakan salah satu untuk menurunkan risiko. Pola hidup atau gaya hidup sehat

yang dapat dilihat dari indeks makan sehat. Penelitian Yenny dan Herwana (2007) penurunan

kualitas hidup ;lansia yang menurun akibat penyakit kronik dapat diatasi dengan gaya hidup

sehat salah satunya adalah menerapkan pola makan sehat untuk lansia. Adanya penurunan

kualitas hidup khususnya pada lanjut usia diduga disebabkan karena kurang terpenuhinya

angka kecukupan gizi perhari atau indek makan sehat perhari, dibuktikan dari hasil laporan

data situasi gizi pada tahun 2014 menunjukan bahwa indek makan sehat pada usia > 55 tahun

maksimal yang terpenuhi hanya 78 % atau sekitar 1.497 Kkal perhari kurang dari batas

normal yaitu 1.924 Kkal sehingga belum dapat memenuhi indeks makan sehat atau angka

kecukupan gizi yang sudah ditentukan (Kementrian Kesehatan RI, 2016).

Berdasarkan data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) Jawa Tengah, (2013)

menunjukkan bahwa indeks makan sehat pada kabupaten Semarang juga belum dapat

terpenuhi sesuai standar seperti proporsi kurang makan buah dan sayur kurang dari 5 porsi

dalam seminggu terdapat 96,4% sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kabupaten semarang

dalam pemenuhan kebutuhan makan buah dan sayur yang dapat terpenuhi hanya 3,6% dalam

seminggu. Sedangkan dalam perilaku konsumsi makanan tertentu yang kurang dianjurkan dan

Page 9: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

5

berisiko pada lanjut usia di kabupaten semarang didapatkan hasil seperti manis sebanyak

(61,1%), asin sebanyak (19,7%), berlemak sebanyak (54,0%), dibakar atau dipanggang

sebanyak (1,6%), hewani berpengawet sebanyak (2,3%), penyedap sebanyak (88,7%) dan

minuman berkafein sebanyak (1,8%). Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi

secara optimal dan prilaku lanjut usia dalam mengkonsumsi makanan yang tidak dianjurkan

dan sangat berisiko dapat menurunkan kualitas hidup lanjut usia jika tidak dilakukan

perubahan (Santoso, Sulistiowati, Sekartuti, & Lamid, 2013).

Wilayah Puskesmas Dadapayam merupakan wilayah yang berada di daerah

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang membawahi 6 desa, dengan data lansia bulan

November 2016 menunjukkan bahwa penyakit hipertensi merupakan penyakit terbanyak

dengan jumlah 133 penderita diantara 10 penyakit yang seringkali terjadi pada lanjut usia

seperti (diabetes mellitus, reumatik, ISPA, gastritis, tekanan darah rendah, dermatitis, infeksi

saluran pernafasan bawah, anemia, infeksi saluran kencing atau ISK, dan gangguan pada

ginjal). Peningkatan prevalensi hipertensi setiap bulannya di wilayah puskesmas dadapayam

diduga disebabkan karena prilaku makan yang kurang sesuai setiap harinya sehingga diduga

dapat mempengaruhi penurunan kualitas hidup lansia dan meningkatkan kejadian hipertensi

didaerah wilayah puskesmas dadapayam.

Berdasarkan survei pada tanggal 10 Desember 2016, data PROLANIS (Pelayanan

lansia penyakit kronis) dari Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

menunjukan jumlah lansia penderita hipertensi sebanyak 133 orang lansia (69 lansia laki-laki

dan 64 lansia perempuan). Dari hasil wawancara dengan 7 lansia penderita hipertensi di

wilayah Puskesmas Dadapayam tersebut 5 (80%) orang lanjut usia mengatakan tetap

menggunakan garam dan penyedap sebagai kebutuhan sehari-hari, 1(10%) orang lanjut usia

mengatakan tetap mengkonsumsi makanan bersantan, 1(10%) orang lansia mengkonsumsi

minuman berkafein seperti kopi pada pagi, dan sore serta jarang mengkonsumsi buah.

Berdasarkan uraian dan fenomena latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan indeks makan sehat dengan kualitas hidup lansia

penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang.

2. METODE

Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional.

Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten

Page 10: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

6

Semarang. Sampel pada penelitian sebanyak 96 orang lansia dengan hipertensi di Wilayah

Puskesmas Desa Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang tersebar di

Posyandu Dadapayam, Posyandu Cukilan, Posyandu Krandon Lor, Posyandu Gunung

Tumpeng, Posyandu Sokorejo dan Posyandu Kedung Ringin. Teknik sampling adalah

metode Proportional Random Sampling. Pengukuran indeks makanan sehat diukur

berdasarkan metode Food Recall 24 jam. Pengukuran r kualitas hidup menggunakan

kuesioner WHOQOL (World Health Organization Quality Of Life) BREF. Analisa data

menggunakan uji chi square untuk taraf signifikan 95%

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing

variabel yang diteliti, adapun hasil analisa univariat sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden

1) Karakteristik responden berdasarkan umur

Berikut ini disajikan diagram karakteristik responden berdasarkan umur:

Gambar 1 Umur Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang

Gambar di atas menunjukkan paling banyak lansia dengan umur 60-65 tahun,

sebanyak 71 responden (74%) dan paling sedikit lansia dengan umur > 75 tahun sebanyak 2

responden (2,1%).

2) Karakteristik responden berdasarkan jenis Kelamin

Berikut ini disajikan diagram karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:

Gambar 2 Jenis Kelamin Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Page 11: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

7

Gambar di atas menunjukkan paling banyak lansia dengan jenis laki-laki, sebanyak 53

responden (55,2%) dan paling sedikit lansia dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 43

responden (44,8%).

3) Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan

Berikut ini disajikan diagram karakteristik responden berdasarkan pendidikan:

Gambar 3 Pendidikan Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Gambar di atas menunjukkan paling banyak lansia dengan pendidikan SD, sebanyak

59 responden (61,4%) dan paling sedikit lansia dengan pendidikan sarjana sebanyak 2

responden (2,1%).

4) Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Berikut ini disajikan diagram karakteristik responden berdasarkan pekerjaan:

Gambar 4 Pekerjaan Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Gambar di atas menunjukkan paling banyak lansia dengan pekerjaan petani sebanyak

59 responden (85,4%) dan paling sedikit lansia dengan pekerjaan pensiunan sebanyak 2

responden (2,1%).

5) Karakteristik responden berdasarkan Status Perkawinan

Berikut ini disajikan diagram karakteristik responden berdasarkan status perkawinan:

Gambar 6 Status Perkawinan Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Page 12: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

8

Gambar di atas menunjukkan paling banyak lansia dengan status duda atau janda

sebanyak 50 responden 52,1%) dan paling sedikit lansia dengan status menikah masih

berkeluarga atau sebanyak 46 responden (47,9%).

b. Indeks Makan Sehat pada lansia penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan indeks makan sehat pada lansia penderita

hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, hasil

penelitian sebagai berikut:

Gambar 7 Indeks Makan Sehat Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Hasil penelitian pada gambar 4.7 menunjukkan lansia dengan indeks makan sehat

dengan kategori baik terdapat 77 responden (69,8%), Sedangkan lansia dengan indeks makan

sehat kategori buruk terdapat 29 responden (30,2%).

c. Kualitas hidup lansia penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kulitas hidup pada lansia penderita

hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, hasil

penelitian sebagai berikut:

Gambar 8 Kualitas Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang

Hasil penelitian pada gambar 4.8 menunjukkan lansia dengan kualitas hidup baik

terdapat 71 responden (41%), Sedangkan lansia dengan kualitas hidup buruk terdapat 25

responden (26%).

Page 13: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

9

3.1.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan antara indeks makan sehat dengan

kualitas hidup lansia penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang dengan menggunakan uji chi square, dengan hasil sebagai

berikut:

Tabel 1 Hubungan antara Indeks Makan Sehat dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita

Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang

Indeks Makan sehat

Kualitas hidup

Total

Baik Buruk P OR X2

F % f % f % 0,001 27,56 39,75

Baik 62 64,6 5 5,2 67 69,8

Buruk 9 9,4 20 20,8 29 30,2

Total 71 74,0 25 26,0 96 100

Distribusi hubungan antara indeks makan sehat dengan kualitas hidup lansia penderita

hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

menunjukkan lansia dengan indeks makan sehat baik sebagian besar memiliki kualitas hidup

baik dari total 67 lansia dengan indeks makan sehat baik terdapat 62 lansia yang memiliki

kualitas hidup baik. Sedangkan, lansia dengan indeks makan sehat buruk sebagian besar

memiliki kualitas hidup buruk dari total 29 lansia dengan indeks makan sehat buruk terdapat

20 lansia yang memiliki kualitas hidup buruk. Hasil penelitian di atas menunjukan nilai chi

square (X2) sebesar 39,75 dan nilai X

2 tabel untuk df 1 taraf signifikansi 85% sebesar 3,841.

Nilai p value sebesar 0,00 dan nilai Odd ratio (OR) sebesar 27,56. Berdasarkan hasil tersebut

diketahui p (0,001) < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima disimpulkan ada hubungan

signifikan antara indeks makan sehat dengan kualitas hidup lansia penderita hipertensi di

Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Nilai Odd ratio

(OR) sebesar 27,56 artinya lansia yang mempunyai indeks makan sehat kategori baik

mempunyai peluang untuk memiliki kualitas hidup yang baik 27,56 lebih besar dibandingkan

dengan lansia yang mempunyai indeks makan sehat kategori buruk.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Indeks Makan Sehat pada lansia penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas

Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar lansia dengan indek makan sehat

kategori baik terdapat 77 responden (69,8%). Hasil penelitian ini memberikan gambaran

Page 14: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

10

indeks makan sehat pada lansia penderita hipertensi sudah sesuai dengan ajuran atau takaran

dari ahli gizi. Berdasarkan Peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 75 (Kementrian Kesehatan

RI, 2013) indeks makan baik jika lansia dapat memenuhi kebutuhan kalori sejumlah 1900

kkal (lansia laki-laki) dan protein 62 gram serta kebutuhan kalori 1550 kkal (lansia

perempuan) dan protein 56 gram perhari dan Indek Makan Sehat Buruk jika lansia tidak dapat

memenuhi kebutuhan kalori sejumlah 1900 kkal (lansia laki-laki) dan protein 62 gram serta

kebutuhan kalori 1550 kkal (lansia perempuan) dan protein 56 gram perhari.

Hasil pengukuran memberikan gambaran lansia tercukupi kebutuhan kalori dan

protein nya. Rata-rata untuk lansia dengan jenis kelamin laki-laki > 1900 kkal dan rata-rata

asupan protein > 62 gram. Bahkan makanan yang dikonsumsi lansia cukup variatif dengan

memanfaatkan potensi lokal yang ada seperti sayuran, ubi-ubian, atau sumber protein lainnya.

Hal ini disebabkan daerah Kecamatan Suruh merupakan daerah pertanian yang hasilnya

cukup baik.

Hasil penelitian menunjukkan banyak variasi sumber karbohidrat, tidak hanya

bersumber dari nasi tetapi dari singkong, ubi-ubian, talas, dan pisang. Sedangkan sumber

protein kebanyakan bersumber dari protein nabati seperti tahu dan tempe yang memang

menjadi kegemaran masyarakat, tetapi juga dikombinasikan dengan protein hewani seperti

ayam, ikan, dan daging sapi. Pola makan pada lansia dengan hipertensi tentunya tidaklah

sembarang.

Lansia harus berhati-hati dalam mengkonsumsi asupan yang memiliki kandungan

garam. Hasil penelitian dari Sack dan Campos (2010) terdapat tiga landasan dalam

mengontrol hipertensi yaitu dengan pola diet yang sehat, mengurangi asupan sodium dan

mengurangi lemak pada tubuh. Sedangkan menurut hasil penelitian Anisa dan Soleha (2008)

menjelaskan pola makan yang sehat pada lansia dengan hipertensi adalah tidak

mengkonsumsi makan dengan lemak berlebih, banyak mengandung garam dan makanan cepat

saji, serta memperbanyak makan buah dan sayur. Berdasarkan pengamatan dilokasi

penelitian, pola makan sudah sesuai dengan diet rendah garam, hal ini tidak terlepas dari

anjuran dari kader kesehatan melalui Puskesmas atau posyandu lansia. Hal ini sesuai dengan

penelitian Ervin (2008) tujuh puluh dua persen orang dewasa yang lebih tua memenuhi

pedoman asupan kolesterol dan 56% memenuhi rekomendasi untuk variasi makanan, Usia

secara signifikan mempengaruhi pola makan dan kualitas hidup.

Pada lansia risiko hipertensi akan meningkat berkaitan dengan pola hidup, gaya hidup

sertai aktivitas fisik dari lansia. Hasil penelitian Sack dan Campos (2010) menjelaskan

penurunan tingkat risiko hipertensi menekankan pada perubahan gaya hidup termasuk diet,

Page 15: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

11

aktivitas fisik dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Berdasarkan penelitian dari Wijaya

(2011) menjelaskan ada keterkaitan secara signifikan antara pola makan dan kejadian

hipertensi. Lansia yang tidak bisa menjaga pola makan kebanyakan risiko kejadian

hipertensinya naik. Sedangkan lansia yang pola makannya sesuai dengan anjuran risiko

kejadian hipertensinya turun. Penelitian lain oleh Berlina dan Muliani (2016) menjelaskan

mengkonsumsi makanan yang berisiko terjadinya hipertensi seperti mie, roti, biskuit,

gorengan dan penggunaan bumbu seperti terasi. Asupan makanan yang dinyatakan memiliki

hubungan yang signifikan dengan hipertensi yaitu asupan protein hewani, asupan asam lemak

jenuh, kolesterol, serat, dan asupan natrium. Obesitas sentral juga memiliki hubungan yang

signifikan dengan hipertensi.

Indeks makan berpengaruh terhadap kejadian hipertensi, hal ini tentunya kan

berbanding lurus dengan kualitas hidup lansia dengan hipertensi. Lansia yang indek makan

sehat bagus akan mempunyai kulitas hidup yang baik dan akan menurunkan risiko penyakit

hipertensi.

3.2.2 Kualitas hidup lansia penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar lansia memiliki kualitas hidup baik

sebanyak 71 responden (71%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia di Wilayah

Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang telah mempunyai kualitas

hidup yang baik. Pengukuran kualitas hidup yang dilakukan penelitian menggunakan

kuesioner yang diadopsi dari World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)–BREF.

Hasil penelitian memberikan informasi lansia mempunyai kemampuan untuk berperilaku

hidup sehat, mempunyai banyak waktu luang untuk beraktivitas, dan bahkan sebagian besar

merupakan petani yang banyak beraktivitas di sawah. Hal-hal ini turut berpengaruh terhadap

kualitas hidup lansia, selain itu di daerah Kecamatan suruh mempunyai lingkungan yang sehat

dengan kesediaan air bersih yang melimpah.

Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup ditinjau dari segi fisik sangat bagus.

Berdasarkan hasil penelitian lansia sudah puas dengan kesehatan fisiknya. Hal ini sesuai

dengan penelitian Kustanti (2012) ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia merasa

nyaman dengan kondisi keadaan fisiknya saat ini. Lansia pada masa tersebut telah memasuki

masa integritas, yaitu tahap dimana seseorang akan mencapai penyesuaian diri yang baik

terhadap kondisi fisiknya. Kemampuan tersebut menyebabkan lansia mampu beradaptasi

dengan kondisi fisiknya dan merasa nyaman dengan keadaannya sekarang. Penelitian

Drewnowski dan Evans (2011) menjelaskan aktivitas fisik yang baik menunjang atau

Page 16: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

12

memperbaiki kualitas hidup orang tua. Sedangkan, hasil penelitian dari Pucci et al (2011)

menjelaskan aktifitas fisik dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia, semakin baik aktifitas

fisik yang dilakukan semakin baik kualitas hidup yang dirasakan. Dampak dari aktivitas fisik

yang dilakukan oleh lansia yang sebagian besar petani berpengaruh terhadap lansia merasa

nyaman dengan kondisi keadaan fisiknya saat ini.

Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup dari semua sisi yang lain hubungan

sosial, lingkungan, dan persepsi kualitas hidup dengan rata-rata memuaskan. Dari sisi

hubungan sosial terlihat adanya dukungan keluarga yang cukup baik dalam pemenuhan

kebutuhan lansia. Hal ini didukung oleh penelitian Suardana, et al (2013) dengan hasil

dukungan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup lansia.

Apabila keluarga memberikan dukungan penuh makan akan berpengaruh terhadap status

sehat dan kualitas hidup. Jika keluar memberikan dukungan dengan baik makan akan

berdampak pada lansia dengan hipertensi untuk berperilaku sehat agar meningkatkan status

kesehatan dan kualitas hidupnya.

3.2.3 Hubungan antara Indeks Makan Sehat dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita

Hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Hasil penelitian menunjukkan lansia dengan indeks makan sehat baik sebagian besar

memiliki kualitas hidup baik dari total 67 lansia dengan indeks makan sehat baik terdapat 62

lansia yang memiliki kualitas hidup baik. Sedangkan lansia dengan indeks makan sehat buruk

sebagian besar memiliki kualitas hidup buruk dari total 29 lansia dengan indeks makan sehat

buruk 20 lansia memiliki kualitas hidup buruk. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya

korelasi antara indeks makan sehat dengan kualitas hidup lansia dengan hipertensi. Hasil

penelitian menunjukkan pada lansia dengan indeks makan sehat yang baik mengalami

perkembangan fisik yang memuaskan dan tidak menunjukkan gejala hipertensi atau lansia

dengan indeks makan sehat yang baik risiko hipertensinya menurun. Berdasarkan hasil

penelitian Rodriguez et al (2015) menjelaskan prilaku diet atau kebiasaan dalam

mengkonsumsi makanan memiliki keterkaitan dengan baik buruknya kualitas hidup

seseorang. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Islmiyah,et

al (2013) yang menjelaskan lansia yang mempunyai gaya hidup dan status gizi yang baik

berbanding lurus dengan kualitas hidupnya. Hal yang sama juga dijelaskan oleh penelitian

yang dilakukan oleh Astuti (2012) status gizi berhubungan dengan kualitas hidup yang dinilai

melalui problem/ penyakit yang disandang dan lama waktu perawatan geriatri. Malnutrisi

adalah faktor yang penting dalam mencegah problem atau penyakit ataupun komplikasi

Page 17: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

13

penyakit yang berhubungan dengan kemampuan fungsi tubuh dan kualitas hidup di usia tua

atau geriatric atau lansia.

Kualitas hidup lansia berkaitan dengan prevalensi penyakit kronis termasuk hipertensi.

Salah satu untuk menurunkan risiko adalah pola hidup atau gaya hidup sehat yang dapat

dilihat dari indeks makan sehat. Penelitian Yenny dan Herwana (2007) penurunan kualitas

hidup ;lansia yang menurun akibat penyakit kronik dapat diatasi dengan gaya hidup sehat

salah satunya adalah menerapkan pola makan sehat untuk lansia.

Hasil penelitian menunjukan p (0,001) < 0 0,05 ada hubungan signifikan antara

indeks makan sehat dengan kualitas hidup lansia penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas

Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini membuktikan jika

indeks makan sehat signifikan berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia dengan hipertensi.

Hal itu juga diperkuat dari nilai Odd ratio (OR) sebesar 27,56 artinya lansia yang mempunyai

indeks makan sehat kategori baik mempunyai peluang untuk mempunyai kualitas hidup yang

baik 27,56 lebih besar dibandingkan dengan lansia indeks makan sehat kategori buruk. Hal ini

menunjukkan peluang kualitas hidup lebih besar jika lansia indeks makan sehatnya baik.

Seseorang yang berhasil mencapai usia lanjut, maka upaya utama yang harus

dilakukan adalah memperbaiki status gizi lansia agar tetap bertahan pada kondisi optimum

sehingga kualitas kehidupan lansia juga baik. Perubahan gizi lansia disebabkan oleh

perubahan lingkungan dan kondisi kesehatan. Pemenuhan kebutuhan asupan zat gizi lansia

yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi dan menyesuaikan diri

dengan perubahan yang dialami oleh lansia. Penelitian di atas didukung oleh penelitian Astuti

(2012) dengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi seperti asupan

makanan, kurangnya pengetahuan akan pentingnya gizi yang baik dengan kualitas hidup

geriatri di Posyandu Lansia Ngudi Sehat Bibis Baru Nusukan Banjarsari Surakarta. Tetapi

hasil penelitian berbeda dengan temuan dari Aghanuri, et al (2015) dengan hasil tidak

menunjukkan hubungan yang signifikan antara indek makanan sehat dengan kualitas hidup.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks makan sehat dengan kualitas

hidup lansia penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Page 18: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

14

1. Indeks makan sehat lansia penderita hipertensi sebagian besar dengan dengan kategori

baik.

2. Kualitas hidup lansia penderita hipertensi sebagian besar dengan dengan kategori baik

3. Ada hubungan signifikan antara indeks makan sehat dengan kualitas hidup lansia

penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang.

4.2 Saran

1. Bagi lansia

Lansia diharapkan dapat memperbaiki pola makan dan memperhatikan makanan

yang baik dan dilarang untuk penderita hipertensi.

2. Bagi Puskesmas

Indeks makan sehat mencerminkan standar gizi dan perilaku hidup sehat lansia,

berdasarkan hasil penelitian ini Puskesmas diharapkan aktif memberikan penyuluhan baik

kepada lansia langsung maupun keluarga.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah studi kepustakaan dan

diharapkan menjadi masukan yang berarti dan bermanfaat bagi mahasiswa ilmu

keperawatan dalam memahami penanganan kasus-kasus pada lansia.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak faktor yang tidak

teramati dalam penelitian ini. Pada penelitian selanjutnya peneliti memberikan

rekomendasi untuk pengukuran indek makan sehat bekerja sama dengan ahli gizi

DAFTAR PUSTAKA

Aghanuri, A., Salehi, H., Mahmoudi, M., Khiavi, F. F., & Djafarian, K. (2015). Quality of life

and its relationship to the healthy eating index among elderly. Journal of Health

Sciences, 7 (1`), 27158-5.

Agrina, Rini, S.S, dan Hairitama (2011). Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dalam

Pemenuhan Diet Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1, April 2011: 46 – 53

Alberta L.T, Proboningsih J, dan Almahmudah M., (2014). Peningkatan Perilaku Diet

Rendah Garam Berbasis Theory Of Planned Behavior (TPB) Pada Lansia Penderita

Hipertensi (The Improvement of Low Salt Diet Behavior based on Theory of Planned

Behavior on Elderly with Hypertension). Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297–

304

Anisah C, dan Umdatus Soleha U. (2008). Gambaran Pola Makan Pada Penderita Hipertensi

Yang Menjalani Rawat Inap Di Irna F Rsud Syarifah Ambami Rato Ebu Kabupaten

Page 19: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

15

Bangkalan – Madura. Naskah Publikasi Program Studi D III Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Surabaya

Bishak, Y. K., Payahoo, L., Pourghasem, B., & Jafarabadi, M. A. (2014). Assessing the

Quality of Life in Elderly People and Related Factors in Tabriz, Iran. Journal of

Caring Sciences, 3 (4), 257-263.

BPS. (2015, Oktober). Profil lansia jawa tengah 2014. Tersedia di

https://jateng.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Profil-Lansia-Jawa-engah-2014--.pdf

diakses Februari 2017

Drewnowski A., and Evans. W.J. (2011). Nutrition, Physical Activity, and Quality of Life in

Older Adults. Journals of Gerontology: Vol. 56A (Special Issue II):89–94

Ervin B. (2008) Healthy Eating Index Scores Among Adults, 60 Years of Age and Over, by

Sociodemographic and Health Characteristics: United States, 1999–2002. Advance

Data No. 39. May 20, 2008

Frank M. Sacks, M.D., and Campos H, (2010) Dietary Therapy in Hypertension. The New England

Journal of Medicine Vol 362;22 June 3, 2010

Istiany, A., & Rusilanti. (2013). Gizi Terapan (1 ed.). (E. Kuswandi, Ed.) Bandung, Jawa

Barat, Indonesia: PT Remaja Rosdakarya.

Kaliyaperumal, S., Hari, S. B., Siddela, P. K., & Yadala, S. (2016). Assessment of Quality of

Life in Hypertensive Patients. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 6 (05),

143-147.

Kementrian Kesehatan RI. (2011). pedoman pelayanan gizi lanjut usia. Jakarta, Indonesia:

Kementrian Kesehatan RI. Tersedia http://www.depkes.go.id/ diakses Februari 2017

Kementrian Kesehatan RI. (2014, Mei). Situasi dan analisis lanjut usia. Kementrian

Kesehatan RI. (2016, Mei 29). Situasi lanjut usia (LANSIA) di Indonesia. Tersedia

http://www.depkes.go.id/ diakses Februari 2017

Kustanti. N. (2012). Kualitas Hidup Lansia dengan Hipertensidi Wilayah Kerja Puskesmas

Karangmalang Kabupaten Sragen. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Rodríguez. C.R., Serra-Majem L., and Dubois, M. (2015). Assessing the Impact of Dietary

Habits On Health-Related Quality of Life Requires Contextual Measurement Tools.

Frontiers in Pharmacology | Volume 6, Article 101, May 2015

Santoso, B., Sulistiowati, E., Sekartuti, & Lamid, A. (2013). Riset kesehatan dasar

(RISKESDAS) 2013 Provinsi Jawa Tengah. (S. Herman, & N. Puspasari, Eds.)

Jakarta: Litbangkes.

Sari, N. K., & Pramono, A. (2014). Status gizi, penyakit kronis, dan konsumsi obat, terhadap

kualitas hidup dimensi kesehatan fisik lansia. Journal of Nutrition College, 3 (1), 83-

89.

Page 20: HUBUNGAN INDEKS MAKAN SEHAT DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55516/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-14 · Indek makan sehat perhari yang belum dapat terpenuhi secara optimal

16

WHO. (2002). Proposed working definition of an older person in Africa for the MDS Project.

Retrieved November 25, 2016, from

http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/

____. (2004). The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF. Retrieved

Desember 11, 2016, from

http://www.who.int/substance_abuse/research_tools/en/indonesian_whoqol.pdf

Wijaya. S.A. (2011). Hubungan Pola Makan d Kejadian Hipertensi pada lansia di Dusun 14

Sungapan Tirtorahayu Glur Kuloprogo Yogyakarta. Naskah Publikasi. Stikes Aiyiyah

Yogyakarta

Yennya dan Elly Herwana (2006) Prevalensi penyakit kronis dan kualitas hidup pada lanjut

usia di Jakarta Selatan Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

*Devi Triana Sari : Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Jln A Yani Tromol Pos I Kartasura.

** Supratman., SKM., M.Kes., Ph.D: Dosen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln A Yani Tromol Pos I Kartasura.