Upload
phungdung
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KARAKTERISTIK HASIL TANGKAPAN
TERHADAP ALAT TANGKAPJARING INSANG PERMUKAAN
PADA KAWASAN RUMPON PERMANEN
DI PERAIRAN PULAU SAMALONAKOTA MAKASSAR
S K R I P S I
Oleh :
FAJAR SIDIK
L231 13 025
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
HUBUNGAN KARAKTERISTIK HASIL TANGKAPAN
TERHADAP ALAT TANGKAP JARING INSANG PERMUKAAN
PADA KAWASAN RUMPON PERMANEN
DI PERAIRAN PULAU SAMALONA KOTA MAKASSAR
Oleh :
FAJAR SIDIK
L23113025
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada
Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
ABSTRAK
FAJAR SIDIK. Hubungan Karakteristik Hasil Tangkapan terhadap allat tangkap Jaring Insang Permukaan Pada Kawasan Rumpon Permanen, Perairan Pulau Samalona, Kota Makassar. Dibimbing oleh Najamuddin dan M. Abduh Ibnu Hajar. Efektifitas pemanfaatan teknologi alat bantu rumpon (rumpon permanen) dalam mengumpulkan ikan telah banyak digunakan, akan tetapi efektifitas pemanfaatannya belum banyak diketahui. Penggunaan alat tangkap jaring insang cukup efektif dalam mengidentifikasi ikan-ikan yang berasosiasi pada rumpon permanen. Penggunaan Alat tangkap jaring insang dengan menggunakan mesh size 2 inchi dan shortening 40 % menemukan 5 jenis ikan-ikan hasil tangkapan yaitu ikan pelagis kecil.
Jaring insang adalah suatu alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang
yang dilengkapi dengan pelampung, tali pelampung, tali ris atas,serta pemberat, tali
pemberat, dan tali ris bawah. Pengoperasian jaring insang permukaan monofilamen
dengan cara mengapungkan dan dipasang tegak lurus arah arus di permukaan
perairan dan menghadang arah gerakan ikan.
Analisis komposisi jenis ikan hasil tangkapan di daerah rumpon permanen
menemukan ikan permukaan sebanyak 5 jenis seperti kembung lelaki, kembung
perempuan,layang,kuwe,selar kuning. Komposisi jenis hasil tangkapan selama 30
trip penangkapan di kawasan rumpon permanen didominasi oleh ikan kembung
lelaki sebanyak 42,5% atau 149 ekor dan tingkat kemunculan 29 kali selama 30 trip
penagkapan dan untuk ikan kembung perempuan komposisi hasil tangkapannya
29,9% atau 109 ekor dan 27 kali muncul dalam 30 trip penangkapan.
Performance dari jaring insang permukaan pada saat dioperasikan dengan
menggunakan shortening40% dengan mesh size 58 mm akan cenderung
menangkap ikan Kembung lelaki dengan ukuran panjang 220-285 mm. Pada indeks
area jeratan, ikan kembung lelaki akan cenderung tertangkap pada range indeks 0-
25% yaitu pada daerah operculum sebanyak 63 ekor dan pada range indeks 75-
100% yaitu pada daerah tinggi maksimum terdapat 45 ekor.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemanfaatan rumpon permanen sangat efektif dalam memikat dan mengumpulkan ikan-ikan target tangkapan sehingga berpotensi dalam penciptaan daerah penangkapan ikan potensial pada kawasan ekosistem perairan yang rusak sekalipun.
Kata kunci:Karakteristik Hasil Tangkapan Jaring insang dan operasi penangkapan
ikan, rumpon permanan, ikan-ikan target tangkapan
ABSTRACT
FAJAR SIDIK. Characteristic Analysis of Surface Fish Gear Capture In Permanent Rumpon Area, Samalona Island Waters, Makassar City. Guided by Najamuddin and M. Abduh Ibnu Hajar. The effectiveness of technology utilization of FADs (permanent rumpon) in collecting fish has been widely used, but the effectiveness of its utilization has not been widely known. The use of gill netting tools is quite effective in identifying associated fish in permanent rumpon. The use of gill net using 2 inch inner mesh and 40% shortening found 5 species of catch fish ie small pelagic fish.
The gill nets are a rectangular fishing gear equipped with buoys, life ropes, upper ropes, and weights, weights, and bottom ropes. Operation of monofilament surface gill nets by means of float and mounted perpendicular to the current on the surface of the water and blocking the direction of fish movement.
Analysis of the composition of catch fish species in permanent rumpon area found 5 species of fish such as bloated man, bloated girl, kite, kuwe, yellow selar. The composition of the catch type during 30 fishing trips in permanent rumpon area was dominated by male bloated fish as much as 42.5% or 149 heads and 29 occurrence rates for 30 catching trips and for female bloating composition of the catch 29.9% or 109 head and 27 times appeared in 30 fishing trips
Performance of the surface gill nets when operated using 40% shortening with mesh size 58 mm will tend to catch fish Bloated man with a length of 220-285 mm. In the index of the bondage area, male bloated fish will tend to be caught in the index range 0-25% ie in the operculum area of 63 tails and in the index range of 75-100% ie at the maximum height area there are 45 tails.
The results of this study prove that the utilization of permanent rumpon very effective in luring and collecting fish catch targets so that potentially in the creation of potential fishing areas in the area of damaged aquatic ecosystem though.
Keywords: Characteristics of Catches Gill net and fishing operations, permanent rumpon, catch fish targets
RIWAYAT HIDUP
FAJAR SIDIK dilahirkan di Samarinda pada tanggal 15
Maret 1995. Penulis adalah anak ke 1 dari 3 bersaudara,
lahir dari pasangan Amiluddin dan Naisya. Pada tahun
2007 penulis tamat pendidikan di SD Negeri 182Dannuang.
Pada tahun 2009 penulis kembali menyelesaikan
pendidikan di SMPN 5 Seppang. Ditahun 2013 penulis
menyelesaikan pendidikannya di SMAN 1 ujungloe.
Pada tahun 2013 penulis diterima di Universitas Hasanuddin melalui jalur
undangan (SNMPTN) Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu
Kelautan Dan Perikanan, Departemen perikanan, Program Studi Pemanfaatan
Sumber Daya Perikanan (PSP).
Selama menjalani pendidikan di Universitas Hasanuddin, penulis aktif di
Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan sebagai Anggota
kesekretaratan pada periode 2015 – 2016.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya penyusun bisa menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Karakteristik jenis
hasil tangkapan jaring insang di Kawasan Rumpon Permanen, Perairan Pulau
Samalona, Kota Makassar selsai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada
kesempatan penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta beserta
saudara-saudaraku atas segala dukugan, doa dan motivasi yang tak henti-hentinya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc selaku pembimbing utama dan bapak
Dr. M. Abduh Ibnu Hajar, S.Pi, M.P selaku pembimbing anggota yang telah
memberikan bimbingan dengan sangat baik dan motivasi kepada penulis.
2. Bapak Ir. Mahfud Palo, M.Si, Bapak Dr. Ir. Andi Assir Marimba, M.Sc, bapak
Prof. Dr. Ir. Achmar Mallawa, M.Sc selaku tim penguji atas saran dan kritik
yang sangat berguna dalam perbaikan skripsi.
3. Dr. Safruddin, S.Pi, M.P selaku penasehat akademik yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
4. Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas
ilmu yang diberikan selama ini kepada penulis.
5. Keluarga yang selalu memberikan nasehat, motivasi, dan dukungan selama ini.
6. Dg. Alle, Dg. Asri (dg ledeng), Dg. Tompo dan Dg. Lenteng yang telah banyak
membantu penulis dalam proses penyusunan skipsi.
ii
7. Ainul, Risma, Fatima, Ilal, dan Uni atas kebersamaan selama di lokasi
penelitian, selalu memberikan semangat dan masukan kepada penulis.
8. Teman-teman Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan angkatan
2013 yang telah banyak membantu penulis selama ini.
9. Dan saya juga banyak berterima kasih kepada seluruh aparat Desa Bijawang
terkhusus kepada Bapak Kepala Desa Elly syahruni S,Sos dan kepala Dusun
se Desa Bijawang yang telah memberikan semangat dan mensupport baik
secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyeselaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi terdapat kesalahan dan
kekurangan. Demi perbaikan selanjutnya, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak sehingga kelengkapan skripsi ini kedepannya
dapat bermanfaat bagi pembaca.
.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jaring insang ....................................................................................... 4
B. Rumpon ............................................................................................... 7
C. Hasil tangkapan jaring insang .............................................................. 9
D. Daerah penagkapan ikan ..................................................................... 11
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat ............................................................................... 13
B. Alat dan bahan .................................................................................... 14
C. Metode penelitian ............................................................................... 14
D. Prosedur penelitian .............................................................................. 15
E. Analisis data ........................................................................................ 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi jaring insang ........................................................................ 19
B. Metode pengoperasian jaring insang .................................................. 23
C. hasil tangkapan jaring insang ............................................................. 27
D. Komposisi jenis hasil tangkapan jaring insang .................................... 31
E. Pengukuran Indeks Area jeratan ikan hasil tangkapan ....................... 34
F. Indeks area jeratan ikan kembung lelaki ............................................. 47
iv
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpuan .............................................................................................. 49
B. Saran ................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Indeks Area jeratan ikan (Potter Dan Pawson,1991) ............................... 10
2. Indeks Area jeratan ikan (Utaminingsih, 2015) ........................................ 10
3. Peta lokasi penelitian .............................................................................. 13
4. Bagian tubuh ikan yang diukur ................................................................ 17
5. Bukaan mata jaring ................................................................................. 18
6. Sketsa jaring insang ................................................................................ 21
7. Alat tangkap jaring insang ....................................................................... 22
8. Pelampung .............................................................................................. 22
9. Pemberat ............................................................................................... 23
10. Metode pengoperasian ........................................................................... 24
11. Persiapan alat tangkap ........................................................................... 24
12. Penurunan jaring (setting). .................................................................... 25
13. Pengangkatan jaring (hauling). ............................................................. 26
14. Hasil tangkapan jaring insang ikan Kembung perempuan ....................... 28
15. Hasil tangkapan jaring insang ikan Selar kuning ..................................... 28
16. Hasil tangkapan jaring insang ikan kuwe ................................................ 29
17. Hasil tangkapan jaring insang ikan kembung Lelaki ................................ 30
18. Hasil tangkapan jaring insang ikan Layang ............................................. 30
19. Komposisi jenis hasil tangkapan ............................................................. 32
20. Frekuensi kemunculan ............................................................................ 33
21. Produksi hasil tangkapan ........................................................................ 34
22. Panjang total ikan kembung lelaki ........................................................... 35
vi
23. Grafik panjang total ikan kembung lelaki ................................................. 35
24. Daerah operculum ikan kembung lelaki .................................................. 36
25. Grafik tinggi kepala pada overculum ikan kembung lelaki ...................... 37
26. Grafik Lebar kepala pada overculum ikan kembung lelaki ...................... 38
27. Grafik Lingkar kepala pada overculum ikan kembung lelaki ................... 39
28. Grafik tinggi , lebar ,lingkar pada overculum ikan kembung lelaki ......... 40
29. Tinggi maksimum badan ikan Kembung Lelaki ....................................... 41
30. Grafik tinggi maksimum badan ikan Kembung lelaki .............................. 42
31. Grafik Lebar maksimum badan ikan Kembung lelaki .............................. 43
32. Grafik Lingkar maksimum badan ikan Kembung lelaki ........................... 44
33. Grafik tinggi,lebar,lingkar, maksimum badan ikan Kembung lelaki ......... 45
34. Area jeratan ikan ikan kembung lelaki .................................................... 46
35. Indeks jeratan pada ikan kembung lelaki................................................ 47
36. Grafik Indeks area jeratan ikan kembung lelaki ...................................... 47
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Alat dan bahan yang diguanakan ............................................................ 14
2. Komposisi jenis hasil tangkapan ............................................................. 31
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1. Data hasil penelitian ................................................................................ 50
2. Kegiatan Penangkapan ........................................................................... 51
3. Alat tangkap,pemberat pelampung ......................................................... 51
4. Hasil tangkapan ...................................................................................... 52
5. Pengkuran badan ikan ............................................................................ 53
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumberdaya perikanan merupakan salah satu sumberdaya hayati yang
bersifat renewable resources yang berbeda dengan sumberdaya mineral
lainnya. Namun demikian, dengan pengelolaan yang baik dan benar sumberdaya
perikanan ini dapat memberikan nilai manfaat yang optimal secara
berkelanjutan.Pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dikelompokkan
kedalam sumberdaya ikan pelagis, sumberdaya ikan pertengahan, dan
sumberdaya ikan demersal. Pulau Samalona merupakan salah satu pulau
dengan potensi sumberdaya perikanan yang tinggi, dan berada pada posisi
koordinat 119º20’33,4” - 119º20’38,3” BT dan 05º07’26,9”- 05º07’32,2” LS. Pulau
Samalona berjarak sekitar 3,45 mil laut dari ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan
(Makassar).
Pulau Samalona merupakan salah satu Pulau dari 12 Pulau yang ada di Kota
Makassar yang memiliki potensi sumberdaya perikanan seperti ikan permukaan,
ikan pertengahan dan ikan dasar. Selain itu, Pulau Samalona juga salah satu
tempat wisata beragam kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan yang
berkunjung ke Pulau Samalona selain diving yaitu snorkeling dan
memancing.Berdasarkan potensi yang ada, pengembangan pariwisata di
Indonesia didukung dengan potensi wisata seperti kondisi alam, budaya, sejarah,
dan wisata buatan.Pulau Samalona sangat layak di kembangkan menjadi
destinasi wisata bahari unggulan di Kota Makassar, namun pada potensi
sumberdaya perikanannya belum di optimalkan secara maksimal.
Potensi sumberdaya perikanan tangkap di Pulau Samalona perlu di
eksplorasi dan di eksploitasi dengan baik sehingga dapat menggerakkan
2
perekonomian daerah dan masyarakat. Salah satu cara yang ingin diwujudkan
yaitu dari segi wisata bahari contohnya pembuatan arena pemancingan di Pulau
Samalona. Untuk itu, inovasi yang perlu diciptakan di wahana pemancingan
yaitu dengan pengadaan rumpon sebagai attraktor pengumpul ikan.Selain untuk
wahana wisata, rumpon juga dapat digunakan sebagai Fishing Ground
alternative agar dapat memberikan efesiensi dan optimalisasi suatu kegiatan
penangkapan ikan.Maka dari itu, untuk mengefisienkan tujuan diatas maka perlu
dilakukan pemasangan rumpon permanen diperairan Samalona.
Pada peneltian ini, peneliti menerapkan suatu alat tangkap jaring insang
permukaan di kawasan rumpon permanen. Usaha penangkapan ikan dengan
menggunakan jaring insang sudah bukan merupakan teknologi yang baru bagi
para nelayan, hal ini disebabkan karena bahannya lebih mudah diperoleh, secara
teknis mudah dioperasikan, secara ekonomis bisa dijangkau oleh nelayan, dan
lebih selektif terhadap ukuran ikan yang tertangkap. Salah satu metode
penangkapan ikan pelagis di perairan Pulau Samalona adalah pengoperasian
jaring insang permukaan dengan menggunakan teknologi alat bantu yaitu
rumpon permanen.Secara umum rumpon merupakan salah satu alat bantu yang
digunakan oleh para nelayan untuk mengumpulkan ikan. Rumpon juga
merupakan tempat berlindung, bermain dan mencari makan dan melakukan
pemijahan.(Subani, 1986).
Penelitian terhadap efisiensi jaring insang telah banyak dilakukan seperti
Acosta and Appeldoorn (1995), Fujumori et al.(1996),Purbayanto et al.(1999).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis ikan permukaan yang
berasosiasi pada kawasan rumpon peramenen dan komposisi jenis ikan hasil
tangkapan jaring insang permukaan pada mesh size 2 inci dan efektivitas kinerja
(performance) jaring insang terhadap indeks area jeratan ikan yang dominan
3
tertangkap pada kawasan rumpon permanen di perairan Pulau Samalona Kota
Makassar.
B. Tujuan dan kegunaan
Tujuan dan kegunaan dari penelitian Hubungan karakteristik hasil tangkapan
terhadap alat tangkap jarring insang permukaan pada kawasan rumpon
permanen di perairan Pulau Samalona terdiri 2 tujuan sebagai berikut:
1. Penentuan jenis dan komposisi hasil tangkapan jaring insangyang
berasosiasi pada bagian permukaan perairan pada area rumpon permanen.
2. Mendeskripsikan efektivitas kinerja (performance) jaring insang terhadap
hasil tangkapan berdasarkan indeks area jeratan pada tangkapandominan di
kawasan rumpon permanen.
kegunaan dari penelitian ini adalah menyediakan data dan informasi tentang
jenis ikan, komposisi jenis hasil tangkapan dan efektivitas kinerja alat tangkap
jaring insang permukaan bagi Pemerintah Kota, nelayan maupun peneliti.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jaring insang
Defenisi jaring insang adalah suatu alat penangkap ikan berbentuk empat
persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, tali pelampung, tali ris
atas,serta pemberat, tali pemberat, dan tali ris bawah (Najamuddin, 2012).
Berdasarkan kedudukan jaring di dalam perairan dan metode
pengoperasiannya jaring insang dibedakan menjadi empat, yaitu jaring insang
permukaan (surface gillnet), jaring insang dasar (bottom gillnet), jaring insang
hanyut (drift gillnet), dan jaring insang lingkar (encircling gillnet/ surrounding
gillnet) (Ramdan,2008).
Jaring insang permukaan monofilament adalah jaring insang yang
dioperasikan di bawah permukaan air dengan tujuan memperoleh ikan lemuru
yang terbuat dari bahan monofilament.(SNI, 2006).
Prinsip kerja dari jaring insang yaitu dengan cara menghadang terhadap arah
renang ikan. Dengan penghadangan tersebut diharapkan ikan-ikan akan
menerobos jaring dan terjerat (gilled) dibelakang penutup insang ataupun terbelit
(entangled) pada tubuh jaring. Warna jaring harus disesuaikan dengan warna
perairan agar dapat mengelabuhi ikan yang menjadi target tangkapan.
(Utaminingsih , 2015 ).
Martasuganda (2002) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan ikan dapat tertangkap oleh gillnet :
5
1) Diduga terjeratnya ikan karena pada saat kondisi ikan dalam keadaan
“berenang tidur” sehingga ikan tidak mengetahui kehadiran jaring yang berada di
depannya.
2) Karena ikan yang ingin mengetahui benda asing yang beradadi sekitarnya
termasuk gillnetdengan melihat, mendekat, meraba, dan akhirnya terjerat.
3) Pada ikan yang selalu bergerombol dan beriringan maka apabila satu atau
lebih ikan telah terjerat pada jaring, maka ikan lainnya akan ikut masuk ke dalam
jaring.
4) Dalam keadaan panik, ikan yang sudah berada di depan jaring dan sudah
sulit untuk menghindar akan terjerat pula oleh jaring.
Menurut(SNI,2006) kontruksi jaring insang permukaan monofilament meliputi:
1. tali pelampung (float line) adalah suatu tali yang dipergunakan untuk
menempatkan dan mengikatkan pelampung.
2. Pelampung (float) adalah benda yang mempunyai daya apung dan dipasang
pada jaring bagian atas berfungsi sebagai pengapung jaring.
3. tali penguat atas (upper selvadge line) adalah suatu tali yang terletak diantara
tali pelampung dengan tali ris atas berfungsi sebagai penguat tali jaring
bagian atas.
4. tali ris atas (head rope ) adalah suatu tali yang dipergunakan untuk
menggantungkan tubuh jaring.
5. serampat atas (upper selvadge) adalah lembaran jaring yang terpasang di
atas tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagain atas.
6. tubuh jaring ( net body ) adalah lembaran jaring yang berbentuk empat
persegi panjang dengan ukuran mata jaring ( mesh size ) yang merata atau
seragam.
6
7. serampat bawah (lower selvadge) adalah lembaran jaring yang terpasang di
bawah tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagain bawah.
8. tali ris samping (side line ) adalah suatu tali yang dipasang pada sisi-sisi
tubuh jaring berfungsi sebagai pembatas tinggi jaring insang.
9. tali ris bawah (ground rope ) adalah seutas tali yang dipergunakan untuk
membatasi gerakan jaring kea rah samping.
10. tali penguat bawah ( lower selvadge line ) adalah suatu tali yang terletak di
antara tali ris bawah dengan tali pemberat berfungsi sebagai penguat tali
jaring bagain bawah.
11. tali pemberat (sinker line ) adalah suatu tali yang digunakan untuk
menempatkan dan mengikat pemberat.
12. pemberat( sinker ) adalah benda yang mempunyai daya tenggelam dan
dipasang pada jaring bagian bawah berfungsi sebagai penenggelam jaring.
Pengoperasian jaring insang permukaan monofilamen dengan cara
mengapungkan dan dipasang tegak lurus arah arus di permukaan perairan dan
menghadang arah gerakan ikan.ikan sasaran tertangkap dengan cara terjerat
insangnya pada mata jaring atau dengan cara terpuntal badan pada tubuh jaring
(SNI, 2006 ).
7
B. Rumpon
Definisi rumpon menurut SK Mentan No.51/Kpts/IK.250/1/97 adalah alat
bantupenangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut.
Selanjutnya dijelaskan dalam SK Mentan No.51/Kpts/IK.250/1/97 tentang
pemasangan dan pemanfaatan rumpon, ada tiga jenis rumpon, yaitu:
1. rumpon perairan dasar adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang
dan ditempatkan pada dasar perairan laut.
2. rumpon perairan dangkal adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang
dan ditempatkan pada perairan laut hingga kedalaman 200 meter.
3. rumpon perairan dalamadalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang
dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman di atas 200 meter.
Subani (1989) mengemukakan bahwa teori tertariknya ikan yang berada
disekitar rumpon, disebabkan karena :
a. Rumpon sebagai tempat berteduh (shading place) bagi beberapa jenisikan
tertentu;
b. Rumpon sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan- ikan
tertentu;
c. Rumpon sebagai substrat untuk meletakkan telur bagi ikan- ikan tertentu;
d. Rumpon sebagai tempat berlindung dari predator bagi ikan- ikan tertentu;
e. Rumpon sebagai tempat titik acuan navigasi (meeting point) bagi ikan- ikan
tertentu yang beruaya.
Rumpon dapat menahan gerak ruaya ikan pelagis antara lain disebabkan
karena adanya sifat tertarik akan benda-benda terapung,berlindung dan mencari
makan.Jenis jenis ikan yang berkumpul disekitar rumpon dapat dibagi menajdi
dua kelompok yaitu : Kelompok pelagis kecil antara lain : ikan layang
(Decapterus resulli), tembang (Sardinella fimbriata), lemuru (S.lemuru), kembung
8
(Rastrelliger kanagurta) selar betong (Selar crumenopthalmus), Selar (Selaroides
leptolepis), Kelompok pelagis besar antara lain adalah: cakalang (Katsuwonus
pelamis) Madidihang (Thunnus albacores), albacor (Thunnus alalunga), tuna
mata besar (Thunnus obesus), tuna sirip biru ( Thunnus maccoyu), dan tongkol
(Euthynnus affinis). (Hajar (1998).
Menurut Rijal (2014), hasil identifikasi jenis ikan yang tertangkap pada Alat
tangkap bubu dasar pada kawasan rumpon permanen di kabupaten jeneponto
ada 8 jenis ikan diantaranya buntal (Diodon liturosus) , lencam (Lethrinus
laticaudis),Sembilan (Paraplotosus albilabris), kerapu (Epinephelus tauvina),
baronang (Siganus canaliculatus), kurisi (Scolopsis monogramma), bakor
kuning(Pseudobalistes flavimarginatus) dan bakar orange (Balistapus undulates).
Monintja (1990), menyatakan bahwa manfaat yang didapat dari penggunaan
rumpon adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi waktu dan bahan bakar dalam pengintaian
2. Meningkatkan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan
3. Meningkatkan mutu hasil tangkapan yang ditinjau dari spesies dan komposisi
ukuran ikan.
Fungsi rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan adalahsebagai
berikut :
a. Sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah
ditemukangerombolan ikan dan menangkapnya.
b. Sebagai tempat berlindung bagi ikan dari pemangsanya.
c. Sebagai tempat berkumpulnya ikan.
d. Sebagai tempat daerah penangkapan ikan.
e. Sebagai tempat mencari makan bagi ikan.
9
f. Sebagai berlindung dari jenis ikan tertentu dari serangan ikan
predatorSebagai tempat untuk.
C. Hasil tangkapan jaring insang
Menurut Martasuganda (2004), pada jaring insang yang menjadi target
tangkapan adalah ikan-ikan yang mempunyai bentuk streamline seperti bentuk
ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), kembung (Rastrelliger spp), sarden
(Sardinella spp) atau seperti bentuk ikan salem (Onchorhyncus) dan ikan yang
mempunyai kekuatan menusuk atau memasuki mata jaring seperti jenis ikan
yang mempunyai model berenang Subcarangiform, Carangiform, Thunniform,
dan model berenang yang menyerupainya. Sedangkan pada trammel net yang
menjadi target tangkapan adalah semua ikan yang menjadi target tangkapan gill
net dan ikan atau gerombolan ikan yang tidak mempunyai kecepatan/kekuatan
untuk menusuk atau memasuki mata jaring seperti jenis ikan yang mempunyai
model berenang Anguilaform, Balistiform, Gymnotiform, Rajiformdan yang
menyerupainya.
Menurut Ramdhan (2008), Bahan jaring yang digunakan sebaiknya lembut,
tidak kaku dan mudah diatur atau dibengkokkan sebab bahan jaring akan
berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Ketegangan rentangan jaring
mengakibatkan tejadinya tekanan pada tubuh jaring yang dapat mempengaruhi
jumlah ikan yang tertangkap. Semakin tegang jaring direntang, maka ikan akan
sukar terjerat sehingga ikan mudah lepas.
Menurut (Potter Dan Pawson, 1991) bahwa pada jaring insang ikan yang
tertangkap pada daerah (3,4,5) tidak mungkin untuk meloloskan diri dikarenakan
ukuran lingkar badan ikan lebih besar dibandingkan dengan mash size.
Sedangkan jika ikan tertangkap pada daerah (1,2) akan terjadi kemungkinan
untuk meloloskan diri kecuali tersangkut pada gigi, sedangkan jika melewati
10
daerah (6) akan sangat mungkin untuk melarikan diri dikarenakan tubuh ikan
lebih kecil dibandingkan dengan mesh size.
Gambar 1. Indeks area jeratan ikan salmon (Potter Dan Pawson, 1991)
Menurut Utaminingsih (2015), dapat diketahui bahwa ikan tetengkek
(Megalaspis cordyla) dengan ukuran Total Length, TL 360-610 mm akan
cenderung tertangkap pada area jeratan dengan indeks 10-20% sebanyak 13
ekor dan pada area jeratan dengan indeks 80-100% sebanyak 12 ekor. Indeks
area jeratan 10-20% berada disekitar operculum ikan, sedangkan indeks area
jeratan 80-100% berada di sekitar tinggi maksimum badan ikan. Berdasarkan
pengukuran tersebut, maka dapat diketahui bahwa adanya keterkaitan mesh size
100 mm terhadap ukuran ikan tetengkek yang tertangkap pada jaring insang
milenium.
Gambar 2. Indeks area jeratan pada ikan tetengkek (Utaminingsi, 2015)
11
Umumnya ikan dengan ukuran 520-610 mm akan cenderung tertangkap
pada daerah operculum ikan. Sedangkan ikan tetengkek dengan ukuran 360-490
mm akan cenderung tertangkap pada daerah tinggi maksimum ikan. Pada
bagian (a) yang merupakan daerah operculum, banyak ikan tetengkek yang
tertangkap di daerah tersebut walaupun ukuran pada bagian tinggi badan ikan
relatif rendah hal ini dikarenakan umumnya ikan akan terjerat pada operculum
sehingga sulit untuk meloloskan diri. Sedangkan pada bagian e yang merupakan
daerah tinggi maksimum, juga banyak ikan tetengkek tertangkap di daerah
tersebut dikarenakan ikan yang terjerat akan tertahan pada bagian tinggi
maksimum, jika ukuran tinggi maksimum ikan lebih kecil dibandingkan dengan
ukuran mata jaring maka ikan akan meloloskan diri. Pada bagian b, c, dan d
sedikit ikan yang tertangkap didaerah tersebut dikarenakan bentuk tubuh yang
relatif sama. Berdasarkan pengukuran tersebut maka dapat diketahui bahwa
jaring insang millennium sudah ideal untuk dioperasikan dengan target
tangkapan ikan tetengkek (Megalapis cordyla).
D. Daerah penangkapan ikan
Menurut Ayodhyoa (1981), daerah penangkapan ikan merupakan suatu
wilayah perairan yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan
penangkapan ikan atau daerah yang diduga terdapat gerombolan ikan, karena
ikan yang menjadi tujuan berada di dalam air dan tidak terlihat dari permukaan
air, sedangkan kemampuan mata manusia untuk melihat kedalam air terbatas.
Jenis jenis ikan yang hidup di perairan amat beragam serta menempati fishing
ground yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dalam usaha
penangkapannya mempunyai banyak variasi baik dalam bentuk alat tangkap,
metode penangkapan, maupun struktur organisasi usahanya.
12
Rumpon salah satu daerah penangkapan yang sering nelayan melakukan
aktivitas penengkapan ikan karena Rumpon merupakan alat pemikat ikan yang
digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan sehingga operasi penangkapan ikan
dapat dilakukan dengan mudah (Jeujanan 2008).
13
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei – Juli 2017 pada kawasan
rumpon permanen di perairan Pulau Samalona Kota Makassar. Lokasi fishing
base terletak di Pulau Samalona dan lokasi fishing ground di perairan Pulau
Samalona pada kawasan Rumpon Permanen.
Gambar 3.Peta lokasi pelaksanaan kegiatan penelitian di perairan
Pulau Samalona Kota Makassar.
14
B. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
No. Alat Fungsi
1. Perahu Alat transportasi penangkapan
2. Alat tangkap Jaring
insang
Alat Penangkapan ikan
3. GPS Untuk mengetahui posisi penangkapan
4. Kamera digital Untuk dokumentasi
5. Jangka sorong Alat untuk mengukur tinggi badan ikan
6.
7.
8.
9.
Mistar
Buku identifikasi
Alat tulis
Benang
Alat untuk mengukur panjang ikan
Mengidentifikasi ikan hasil tangkapan
Mencatat data yang di peroleh
Untuk mengukur lingkar badan ikan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis-jenis ikan yang
tertangkap pada jaring insang.
C. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode experimental fishing research yaitu
penenlitian dengan melakukan percobaan penangkapan langsung dilapangan
dengan penajaman analisis menggunakan kajian deskriptif kualitatif. Untuk
pencapaian pengambilan data penelitian maka penelitian ini dilakukan
penerapan pengoperasian alat tangKap jaring insang untukmengidentifikasi jenis
ikan hasil tangkapan yang berasosiasi pada kawasan Rumpon Permanen
dengan menggunakan mesh size 2 inchi. Pengambilan data dilakukan selama 30
trip di sekitar kawasan Rumpon Permanen.
15
D. Pengumpulan data dan prosedur penelitian
Kebutuhan data dalam penelitian ditentukan berdasarkan dari tujuan
penelitian yang ditetapkan. Untuk pencapaian pengambilan data penelitian
teknologi penangkapan ikan jaring insang beberapa tahapan dan proses yang
meliputi:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi persiapan alat tangkap jaring insang yang akan
dioperasikan serta menentukanmesh size 2 inchidan mempersiapkan kebutuhan
lainya untuk keperluaan pengoperasian alat tangkap seperti bahan bakar kapal
dan komsumsi untuk nelayan.
2. Tahap operasi penangkapan Ikan
Operasi penangkapan ikan dibutuhkan beberapa persiapan-persiapan teknis
dan non-teknis untuk kelancaran operasi penangkapan ikan. Beberapa hal yang
terkait dengan persiapan operasi penangkapan ikan meliputi:
a) Pengambilan data operasi penangkapan ikan dilakukan sebanyak 1 hingga 2
kali trip dalam sehari. Jumlah trip yang ditetapkan dalam penelitian ini
sebanyak ≥ 30 trip.
b) Penelitian ini menggunakan alat tangkap jaring insang dengan mesh size 2
inci.
c) Setting process.
d) Waiting time. Setelah proses setting selesai dilakukan, selanjutnya diikuti
dengan pemberian waktu perendaman jaring atau proses terjadinya
penangkapan.
e) Hauling process. Proses penarikan jaring dilakukan setelah diduga ikan-ikan
target tangkapan telah banyak tertangkap oleh jaring insang.
16
3. Pengukuran hasil tangkapan jaring insang meliputi:
a) Panjang total ikan
b) Tinggi kepala pada bagian overculum ikan.
c) Lebar kepala pada overculum ikan.
d) Lingkar kepala pada bagian overculum
e) Tinggi badan maksimum ikan
f) Lebar badan maksimum pada ikan.
g) Lingkar kepala pada overculum ikan.
D. Analisis Data
Mendeskripsikan efektivitas kinerja (performance) jaring insang terhadap
indeks area jeratan ikan yang dominan tertangkap pada kawasan rumpon
permanen.
1. Pengukuran efektifitas kinerja alat tangkap dengan melihat :
a. Panjang total ikan (total lengthI): panjang yang diukur mulai dari ujung
mulut sampai ujung ekor dengan menggunakan mistar.
b. Tinggi kepala pada bagian overculum ikan.tinggi yang diukur dari bagian
atau daerah tertinggi overculum menggunakan mistar/jangka sorong.
c. Tinggi badan maksimum ikan.tinggi yang diukur mulai dari ukuran
tertinggi badan maksimum ikan atau dada besar ikan dengan
menggunakan mistar..
d. Lebar kepala pada overculum ikan. Mengukur lebar kepala dengan
jangka sorong.
e. Lingkar kepala pada overculum ikan. Mengkur dengan melilitkan benang
pada kepala dan setelah itu benang di ukur dengan mistar.
f. Lebar badan maksimum pada ikan yang tertangkap. MMengukur lebar
badan dengan mengunakan mistar/jangka sorong.
17
g. Lingkar badan pada tinggi maksimum badan ikan. Mengkur dengan
melilitkan benang pada daerah tertinggi badan ikan dan setelah itu
benang di ukur dengan mistar.
Gambar 4.Bagian bagian tubuh ikan yang diukur.
2. Penentuan jenis, komposisi jenis, dan frekuensi kemunculan hasil tangkapan
jaring insang.
a. Penentuan jenis hasil tangkapan menggunakan buku identifikasi dan
penyesuaian kecocokan foto/gambar ikan terhadap hasil tangkapan.
b. Perhitungan jumlah hasil tangkapan setiap jenis ikan per trip dan per total
trip.
c. Perhitungan frekuensi kemunculan jenis ikan hasil tangkapan per total trip.
Data primer yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis
deskriptif terhadap jumlah dan jenis hasil tangkapan yang didapatkan saat
penelitian berlangsung. Komposisi jenis hasil tangkapan jaring insang dihitung
dengan rumus :
…………………………………..(1)
Keterangan:
P = komposisi jenis ikan yang tertangkap pada kawasan rumpon permanen
ni= jumlah jenis ikan ke-i (kg)
N = jumlah seluruh hasil tangkapan
Frekuensi kemunculan:
…………………………………..(2)
18
Keterangan:
F = Frekuensi kemunculan jenis ikan yang tertangkap pada kawasan
rumpon permanen
frekuensi kemunculan = jumlah jenis ikan ke-i
F total = jumlah seluruh hasil tangkapan
3. Pengukuran bukaan mata jaring meliputi:
a. Tinggi mata jaring
b. Lebar mata jaring
c. Bar
d. Mesh size
Gambar 5.Pengukuran mesh size dan aplikasi tinggi bukaan mata jaring didalam perairan.
19
IV. HASILDANPEMBAHASAN
A.DeskripsiJaringInsang
Jaringinsang merupakanalat tangkapyangtidak tergolongbaru lagi
khususnyadi Puau Samalona Kota Makassar. Haliniterlihatdarikonstruksinya,
jaringinsang permukaanyangdigunakan pada penelitiandi perairan Pulau
Samalona Kota Makassar terdiri dari beberapa bagian yaitu, badan jaring, tali
temali, pelampung, pemberat dan dinding badan jaring atau pemberat
tambahan yang semuanya memiliki fungsi masing-masing. Jaring insang
permukaanyangdioperasikanpadasatuunit alat tangkapterdiridari ukuran
mata jaring Mesh size 2 inchi atau 5,08 cm.Satuunit
jaringinsangpermukaanyang digunakanpada penelitianterdiridari 1
lembarjaring dengan tinngi jaring 2,84 meter dan panjang jaring 43,59 meter
denganshortening 40% .
Badan jaring (webbing) terbuat dari bahan monofilamentdengannomor
tasi 30 .Pada bagianatasjaringterdapattalipelampung
dantalirisatas.Talipelampung berfungsi sebagai tempat mengikat pelampung
utama, sedangkan talirisatas berfungsiuntukmenggantungkan badan
jaringdanmengikatkantalipelampung.
Menurut Ramdhan (2008), Bahan jaring yang digunakan sebaiknya lembut,
tidak kaku dan mudah diatur atau dibengkokkan sebab bahan jaring akan
berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Ketegangan rentangan jaring
mengakibatkan tejadinya tekanan pada tubuh jaring yang dapat mempengaruhi
jumlah ikan yang tertangkap. Semakin tegang jaring direntang, maka ikan akan
sukar terjerat sehingga ikan mudah lepas.
20
Panjang Tali Ris dan Kedalaman Jaring
a. Panjang tali ris atas:
Shortening: 40 %
S =
0,4 =
× 100%
= 72,64-29,05
LI = 43,59 m
b. Panjang tali ris bawah:
Shortening: 38 %
S =
0,38 =
× 100%
= 72,64–27,60
LI = 45,04 m
c. Kedalaman Jaring
d = n x m √ ( )
= 70 x 5,08√ ( ) ( )
= 70 x 5,08√
= 70 x 5,08 x 0,8
= 284,48 cm = 2,84 m
21
Gambar 6.Desain jaring insang
a. Panjang jaring : 43,59 meter e. Tinggi mata jaring : 4,5 cm b. Tinggi jaring : 2,84meter f. Lebar mata jaring : 3.5 cm c. Mash size : 5,08 cm g. Bar : 2,54 cm d. Shortening : 40 %
22
Gambar 7. ALat tangkap jaring insang
Jaring insang permukaan yang digunakan selama penelitian di kawasan
rumpon permanen di perairan Pulau Samalonamenggunakan 2 jenis
pelampung dan dua jenis pemberat seperti gambatdi bawah ini :
1. Pelampung
Adapun pelampung tanda yang digunakan pada penelitian di perairan
Pulau Samalona terdiri dari bahanStyrofoam ,sedangkan pelampung utama
yang digunakan pada alat tangkap jaring insang
permukaanterbuatdaribahankaret sandal,pelampung
berfungsiuntukmemberikan dayaapungpadaalat tangkap jaring insang.
23
Gambar 8.pelampung tanda (a), pelampung utama (b).
2. Pemberat
Gambar 9. Pemberat utama pada jaring(a) pemberat tambahan pada jaring (b).
Pemberat yang digunakan pada penelitian alat tangkap jaring insang
yang dioperasikan di kawasan rumon permanen terdiri atas dua pemberat
yaitu pemberatutama jaring terbuatdari bahantimah yangberbentukpersegi
panjangberfungsi untukmemberikan dayatenggelam
padajaringdanmengimbangi dayaapung yangdiberikanolehpelampung,
sedangkan pemberat tambahan terbuat dari
batu/cor.Berdasarkankedudukanjaringdi dalamperairan
A B
a b
24
danmetodepengoperasiannya,
jaringinsangpermukaantermasukkedalamjaring insanghanyut(drift
gillnet).Berdasarkanukuranmatajaringyang digunakan pada penelitian alat
tangkap jaring insang menggunakan mesh size 2 inchiditujukan
untukmenangkap ikanpelagis kecil yang berada di permukaan perairan.
B. Metode pengoperasian jaring insang
Jaring insang permukaan yangdioperasikan pada kedalam 1-5 meter di
perairan Pulau Samalona pada kawasan rumpon permanendioperasikan
pada pagi hari dan sore hari.Pengoperasian jaringinsang permukaan di
kawasan rumpon permanen Pulau SamalonayangdilakukannelayanPulau
SamalonaberlangsungselamamusimBarat (Mei-Juli).
Gambar 10.Metode pengoperasian jarng insang.
Berdasarkancarapengoperasiannya,jaring insang
diklasifikasikandalamjaring insang
hanyut(driftgillnet).Pengoperasianjaringinsangpermukaanyaituonedaytrip atau
operasipenangkapanyangberlangsungselamasatuhari yangdibagimenjaditiga
tahappengoperasianyaitutahappersiapan,tahappenurunanjaring(setting),
25
danpengangkatanjaring(hauling).
1. Tahap persiapan
Gambar 11. Persiapan alat tangkap
Tahap persiapan dilakukan difishing base sebelum melakukan operasi
penangkapan,persiapan meliputisegalahalyangbersangkutan denganproses
penangkapanikan diantaranyayaitu,mengisibahanbakar berupa bensin, bekal
makanan selama melakukan proses penangkapan, dan memeriksa kondisi
mesin dan kapal. Tahap persiapan dilakukan setelah sholat subuh atau
sebelum terbit matahari, setelah semua persiapan yang
dibutuhkanselesaimakakapalsiap berangkatmenujufishingground.kapal
menuju fishing ground pada pagi hari, lamawaktu
yangdibutuhkanuntuktibadilokasipenangkapan atau fishing ground
berkisar10menit. Setelah tiba di fishing ground ataudi kawasan rumpon
permanen maka nelayan mempersiapkan alattangkap yang
akandioperasikan.
2. Tahap penurunan jaring (setting)
Pengoperasianjaringinsangpermukaandimulaidenganterlebih
dahulumematikan mesinkapal.Setelahmesin kapal dimatikan maka bersiap-
siapuntukmelakukan setting. Proses setting dilakukandisebelahkanan
26
kapal,penurunandimulaidarimenurunkan jangkar, fungsi dari jangkar adalah agar
kapal tidak terbawa arus dan tetap pada posisinya. Setelah jangkar
diturunkan,proses selanjutnya adalahmencari tali yang melekat pada rumpon
untuk mengikat alat tangkap.
Gambar 12. Penurunan Jaring. (setting)
Setelah jaring di ikatkan ke tali frame maka langkah selanjutnya penurunan
pelampungtandayangdiikatkanpadaujungtalipelampungutamaatautalirisatas,
setelah pelampung tanda di turunkankemudian nelayan menurunkanpemberat
tambahandi sertai penurunanbadan jaring secara perlahan-lahanagar
pelampungdan pemberatsaat diturunkantidak
terbelitdandapatterlentangdiperairan. Proses penurunan badan jaring,kapal
bergerakmundursecara perlahan, setelah jaring diturunkan maka penurunan
pemberat tambahan yang kedua danpelampungtandayang
kedua.Prosessettingdilakukanduaorangnelayan,proses settingdilakukan satukali
dalam satu trip,tergantung
cuacadanhasiltangkapanyangdiperoleh.Setelahseluruhjaringditurunkankedalama
ir,maka nelayan kembai ke fishing baseuntukistirahat.
3. Tahap pengangkatan jaring (Hauling)
Setelahselesaimelakukanperendamanselamakuranglebih4jammaka akan
dilakukanpengangkatan jaring. Pada saatpenarikan jaring, mesin kapal dimatikan
27
dan kapal bergerak maju secara perlahan, penarikanjaring
dimulaidenganmenarikpelampungtanda terakhir atau pelampung tanda yang
kedua.Kemudian pemberat tambahan di angkat ke atas kapal setelah
itubadanjaring diangkat secara perlahan-lahanhinggapelampung tandayang
pertama.
Gambar 13.Pengangkatan jaring (hauling).
Penarikan jaringdilakukan olehduaorangnelayan,satuorangbertugas
menarikjaringdan satuorangbertugasmendayung kapal. Jikapadasaat
penarikanjaringterdapatikan yangterjerat,makanelayansegera
melepaskanikantersebutdari jaringdanmeletakkanikanyangtertangkap
padalambung kapal.Setelah proses pengangkatanselesai,maka selanjutnya
menuju ke fishing base Untuk mengukur ikan hasil tangkapan.
C. Hasil Tangkapan Jaring insang
Jenis jenis ikan yang berkumpul disekitar rumpon dapat dibagi menajdi dua
kelompok yaitu : Kelompok pelagis kecil antara lain : ikan layang (Decapterus
resulli), tembang (Sardinella fimbriata), lemuru (S.lemuru), kembung (Rastrelliger
kanagurta) selar betong (Selar crumenopthalmus), Selar (Selaroides leptolepis),
Kelompok pelagis besar antara lain adalah: cakalang (Katsuwonus pelamis)
Madidihang (Thunnus albacores), albacor (Thunnus alalunga), tuna mata besar
28
(Thunnus obesus), tuna sirip biru ( Thunnus maccoyu), dan tongkol (Euthynnus
affinis). (Hajar (1998).
Dari hasil penelitian selama 30 trip penangkapan di kawasan rumpon
permanen perairan Pulau Samalona ditemukan 5 jenis ikan hasil tangkapan yang
diperoleh dengan menggunakan alat tangkap jaring insang 2 inci yang
dioperasikan di kolom perairan diantaranya yaitu, jenis ikan pelagis seperti ikan
kembung Lelaki (Rastrelliger kangurta), ikan selar kuning (Selaroides leptolepis),
Ikan Layang(Decapterus macrosoma ) , ikan kuwe(Pseudocaranx dentex) dan
ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma).
1. Ikan kembung perempuan
Ikan kembung perempuan memiliki panjang totalberkisar 195 – 240 mm. Ikan
kembung perempuan memiliki tinggi maksimun badan 40– 58mm, dengan tinggi
kepala pada bagaian operculum ikan 30 – 48 mm Tertangkap dengan mash size
2 inchi. Pada ukuran panjang total ikan 240 mm terdapat 52 ekor,pada ukuran
230 mm terdapat 30 ekor dan ukuran 195 mm tedapat 27 ekor. Ikan
Gambar 14. Hasil tangkapan jaring insang ikan kembung perempuan
Nama ilmiah : Rastrelliger brachysoma
Nama perdagangan :Indo Pacificmakerels
Nama Indonesia : Ikan Kembung perempuan
Nama lokal : Ikan co’mo-co’mo
Ikan kembung perempuan termasuk ikan pelagiskecil yang memiliki nilai
ekonomis tinggi, sehingga terhitung sebagai komoditas yang penting bagi
29
nelayan lokal.Ikan kembung dapat ditemukan berenang dalam kelompok besar,
dekat permukaan laut tidak jauh dari pantai (pesisir).
2. Ikan selar kuning
Gambar 15. Hasil tangkapan jaring insang
Nama ilmiah : Selaroides leptolepis Nama perdagangan :Yellows Tripe Trevally Nama indonesia : Ikan Selar kuning Nama lokal : Ikan Bui-bui
Ikan selar kuning memiliki panjang toral berkisar 140 – 160 mm. Ikan selar
kuning memiliki tinggi badan maksimum 37 - 50mm, dengan tinggi kepala pada
opercuum 30 – 45mm tertangkap dengan mash size 2 inchi. Pada ukuran
panjang total ikan 160 mm terdapat 35 ekor dan ukuran 150mm terdapat 10ekor,
dan ukuran 140 mm terdapat 7 ekor. Ikan selar kuning merupakan salah satu
ikan yang banyak diminati masyarakat.Ikan selar kuning hidup bergerombol
diperairan lepas pantai.
3. Ikan Kuwe
Gambar 16. Hasil tangkapan jaring insang: Ikan Kuwe Nama ilmiah : Pseudocaranx dentex
30
Nama indonesia : Ikan Kuwe
Nama lokal : Ikan cepa
Ikan kuwememiliki panjang total berkisar 150 – 190 mm. Ikan kuwe memiliki
tinggi badan maksimum 60 - 70mm, dengan tinggi kepala pada opercuum 40– 55
mm tertangkap dengan mash size 2 inchi. Pada ukuran panjang total ikan 190
mm tedapat 15 ekor dan untuk ukuran panjang total ikan 150 mm terdapat 7
ekor. Ikan Kuwe merupakan salah satu ikan yang banyak diminati
masyarakat.Ikan Kuwe hidup bergerombol dikolom perairan.
4. Ikan Kembung Lelaki
Gambar 17. Hasil tangkapan jarring insang
Nama ilmiah : Rastrelliger kanagurta
Nama perdagangan :Indo Pacificmakerels
Nama Indonesia : Ikan Kembung
Nama lokal : Ikan Banyara
31
Ikan kembung lelaki memiliki panjang total berkisar 220 – 285 mm. Ikan
kembung lelaki memiliki tinggi badanmaksimun 51 – 57mm, dengan tinggi kepala
pada bagian overculum ikan 39 – 51 mm tertangkap dengan mesh size 2 inchi.
Pada ukuran panjang total ikan 285 mm terdapat 19 ekor, pada ukuran 270 mm
terdapat 39ekor dan ukuran ikan 255 mm terdapat 50 ekor dan ukuran ikan 220
mm terdapat 35 ekor. Ikan kembung Lelaki termasuk ikan pelagiskecil yang
memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga terhitung sebagai komoditas yang
penting bagi nelayan lokal.
5. Ikan layang
Gambar 18. Hasil tangkapan jarring insang
Nama ilmiah : Decapterus macrosoma
Nama Indonesia : Ikan Layang
Nama lokal : Ikan Lajang
Ikan Layang memiliki panjang total berkisar 230 – 270 mm. Ikan layang
memiliki tinggi badan maksimun 40 – 50mm, dengan tinggi kepala pada bagaian
overculum ikan 35 – 45 mm tertangkap dengan mash size 2 inchi. Pada ukuran
panjang total ikan 230 mmterdapat 9 ekor , ukururan 250 mm terdapat 11 ekor
dan untuk ukuran 270 mm terdapat 15 ekor hasil tangkapan . Ikan Layang
termasuk ikan pelagiskecil yang memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga terhitung
sebagai komoditas yang penting bagi nelayan lokal.Ikan Layang dapat ditemukan
berenang dalam kelompok besar.
D. Komposisi Hasil Tangkapan jaring insang
32
Berdasarkan hasil penelitian selama 30 trip penangkapan di perairan Pulau
Samalona pada kawasan rumon permanenmemperoleh 5 jenis ikan hasil
tangkapan jaring insang yang tertangkap dengan mesh size58 mm pada
shortening 40% terdiri dari ikan pelagis diantaranya:
Tabel 2.Komposisi jenis hasil tangkapan Jaring insang
No.Jenis Ikan Hasil TangkapanJumlah Tangkapan (kg)/ ekor
1. Kembung Lelaki 59 kg 143 ekor
2. Selar kuning 17,2 kg 52 ekor
3. Kuwe 9,7 kg 22 ekor
4. Layang 11,5 kg 35 ekor
5. Kembung perempuan 41,5 kg 109 ekor
Total135,9 kg 361 ekor
Berdasrkan tabel 2diatas, dapat dilihat jenis-jenis ikan yang dominan
tertangkap dengan alat tangkap jaring insang yang digunakan disekitar rumpon
permanen.Jenis Ikan yang dominan tertangkap selama 30 trip penangkapan
dengan menggunakan mesh size 2 inchi yaitu ikan kembung lelaki dengan
jumlah hasil tangkapan sebanyak 59 kg dengan jumlah 143 ekor, ikan kembung
perempuan dengan perolehan sebanyak 41,5 kg dengan jumlah 109 ekor, ikan
selar kuning 17,2 kg dengan jumlah 52 ekor, Ikan Kuwe 9,7 kg dengan jumlah 22
ekor, dan ikan Layang 11,5 kg dengan jumah 35 ekor.
7.0%
42.5%
12.4%
29.9%
8.3,% Kuwe
kembung lelaki
selar kuning
kembung perempuan
layang
33
Gambar 19. Komposisi jenis hasil tangkapan Jaring insang
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat komposisi jenis hasil tangkapan
Jaring insang yang dioperasikan di perairan Pulau Samalona pada kawasan
rumpon permanen selama 30 trip penangkapan ditemukan 5 jenis ikan hasil
tangkapan. dari 5 jenis ikanhasil tangkapan tersebut, membuktikan ikan
kembung lelaki memliki komposisi yang tertinggi dengan perolehan 42,5 % , hal
ini disebabkan karena ikan kembung lelaki habitatnya ada pada kolom perairan
sehingga besar peluang akan tertangkap pada jaring insang permukaan dengan
menggunakan mesh size 58mm. Untuk hasil tangkapan paling sedikit dari 5 jenis
hasil tangkapan yaitu ikan Kuwe dengan perolehan 7,0% , hal ini disebabkan
karena habitat ikan kuwe ada pada dasar perairan atau pada terumbu karang
sehingga hasil tangkapan ikan kuwesangat sedikit.
Gambar 20. Frekuensi kemunculan jenis ikan hasil tangkapan
Berdasarkan hasil tangkapan jaring insang permukaan yang dioperasikan di
sekitar kawasan rumpon permanen memperlihatkan distribusi jenis ikan hasil
tangkapan didominasi oleh ikan-ikan pelagis, yaitu: kembung lelaki, kembung
53.3%
96.7%
76.7%
90.0%
70.0%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
kuwe kembung lelaki selar kuning kembungperempuan
layang
Fre
ku
en
si k
em
un
cu
an
(%
)
34
perempuan, selar kuning, layang dan ikan kuwe. Tertangkapnya jenis ikan-ikan
hasil tangkapan ini dikarenakan cara kerja dari jaring insang yang dioperasikan
pada bagian kolom perairan sehingga memberikan peluang pada ikan-ikan
pelagis untuk tertangkap .
Selama 30 kali penangkapan di kawasan rumpon permanen terdapat ikan
kembung lelaki yang memiliki frekuensi kemunculan tertinggi dengan kisaran
96,7%.Hal ini membuktikan bahwa ikan kembung lelaki senantiasa berasosiasi
pada kolom perairan di kawasam rumpon permanen Pulau Samalona.Pada ikan
kembung lelaki memperoleh jumlah tangkapan selama 30 trip sebanyak 143 ekor
dengan frekuensi kemunculan 29 kali dan ikan kembung perempuan yang
memiliki jumlah tangkapan 109 ekor dengan kemunculan 27 kali selama 30 trip
penangkapan memiliki frekuensi 90,0% .
Gambar 21. Produktivitas hasi tangkapan per trip
Berdasarkan grafik di atas, produktivitas hasil tangkapan jaring insang
selama 30 trip penangkapan di perairan Pulau Samalona pada kawasan rumon
permanen membuktikan hasil tangkapan paling banyak terdapat pada trip ke 21
dengan jumlah hasil tangkapan 25 ekor, hal ini disebabkan karena cucaca yang
baik sehingga hasil tangkapan pada tri ke 21 sangat banyak dan hasil tangkapan
8
15
20
10
18
10
19
10
7
12
19
11
16
6
19 19
1
10 8
10
25
14
10
3
16 15
4
8 8 10
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930
pro
du
kit
ivit
as h
asil
tan
gkap
an
(eko
r)
35
yang paling sedikit terdapat pada trip ke 17 dengan jumlah 1 ekor disebabkan
cuaca kurang baik sehingga mempengaruhi hasil tangkapan pada trip ke 17.
E. PengukuranEfektifitasKinerjaAlatTangkap
Pengukuran efektifitas kinerja alat tangkap dengan melihat panjang totalikan,
tinggikepala pada bagian operculum dan tinngi badan maksimum ikan.Hal ini
bertujuan untukmelihat keterkaitan ukuran ikan yang tertangkap dan ukuran mata
jaring pada alattangkap.Apakah ukuran ikan yang tertangkap sesuai dengan
mezh size jaringyang berukuran 58 mm. Pengukuran dilakukan pada ikan yang
dominantertangkap pada jaring insang permukaan yaitu ikan kembung lelaki
(Rastalliger kanagurta).Adapun hasil pengukuran efektifitas kinerja alat tangkap
dapat dilihat padagambar dibawah ini:
1. Panjang total
Gambar 22. Panjang total ikan kembung lelaki.
36
Gambar 23. Grafik panjang total ikan kembung lelaki
Berdasarkan grafik diatas, memperoleh hasil pengukuran panjang total ikan
kembung lelaki yang tertangkap pada Gill Net dengan mesh size 58 mm dengan
shortening 40%memberikan bukaan mata jaring 4,5 cm dan lebar 3,5 cm yang
terpasang didalam perairan membuktikan menangkap ikan kembung lelaki di
kawasan rumon permanen dengan kisaran panjang total 220 mm – 285 mm.
Pada ukuran panjang total ikan 220mm terdapat 35 ekor, pada ukuran ikan 255
mm terdapat 50 ekor dan ukuran ikan 270 mm terdapat 39 ekor dan ukuran ikan
285 mm terdapat 19 ekor.
2. Tinggi, Lebar, dan Lingkar badan pada daerah Operculumikan kembung
lelaki
Prinsip kerja dari jaring insang yaitu dengan cara menghadang terhadap arah
renang ikan. Dengan penghadangan tersebut diharapkan ikan-ikan akan
menerobos jaring dan terjerat (gilled) dibelakang penutup insang ataupun terbelit
(entangled) pada tubuh jaring. Warna jaring harus disesuaikan dengan warna
perairan agar dapat mengelabuhi ikan yang menjadi target tangkapan.
Penangkapan pada jaring insang permukaansama dengan prinsip
penangkapan pada jaring insang pada umumnya. Umumnya ikan yang
tertangkap akan terjerat pada daerah sekitar operculum (gilled) sehingga
0
50
100
150
200
250
300
35 50 39 19
220
255 270 285
Pan
jan
g t
ota
l ik
an
(m
m)
Jumlah hasil tangkapan (ekor)
37
dilakukan pengukuran terhadap ikan yang tertangkap pada jaring insang
permukaan. Pengukuran tersebut meliputi tinggi kepala pada bagian operculum
ikan, untuk mengetahui keterkaitannya dengan ukuran mata jaring yang
digunakan. Adapun cara pengukuran dapat dilihat pada Gambar 19 dibawah ini.
Gambar 24.Daerah operculum ikan kembung lelaki yang diukur.
a) Tinggi Kepala pada bagian overculum ikan
a
c
38
Gambar 25.Grafik tinggi kepala pada overculum ikan kembung lelaki
Berdasarkan grafik diatas, memperoleh hasil pengukuran tinngi kepala ikan
kembung lelaki yang tertangkap pada Gill Net dengan mesh size 58 mm dengan
shortening 40%memberikan bukaan mata jaring 4,5 cm dan lebar 3,5 cm yang
terpasang didalam perairan membuktikan menangkap ikan kembung lelaki di
kawasan rumon permanen dengan kisaran ukuran 39-51 mm. Selama 30 trip
penangkapan di kawasan rumpon permanen terdapat 35 ekor hasil tangkapan
dengan ukuran tinggi overculum39 mm, tinggi overculum 44 mm terdapat 50
ekor, tinggi overculum49 mm terdapat 39 ekor dan tinggi overculum 51 mm
terdapat 19 ekor.
b) Lebar kepalapada bagian overculum
0
10
20
30
40
50
60
35 50 39 19
39 44
49 51
Tin
gg
i o
verc
ulu
m I
ikan
(m
m)
Jumlah hasil tangkapan (ekor)
39
Gambar 26. Grafik lebar kepala pada overculum ikan kembung lelaki
Berdasarkan grafik diatas, memperoleh hasil pengukuran lebar kepala ikan
kembung lelaki yang tertangkap pada Gill Net dengan mesh size 58 mm dengan
shortening 40%memberikan bukaan mata jaring 4,5 cm dan lebar 3,5 cm yang
terpasang didalam perairan membuktikan menangkap ikan kembung lelaki di
kawasan rumon permanen dengan kisaran ukuran 25-31 mm. ukuran lebar
kepala pada overculum25 mm terdapat 35 ekor dengan kisaran panjang total
220 mm, ukuran lebar kepala pada overculum27 mm terdapat 50 ekor dengan
kisaran panjang total 255 mm, ukuran lebar kepalaoverculum 28 mm terdapat 39
ekor dengan kisaran panjang total 270 mm dan ukuran lebar kepala
padaoverculum 31 mm terdapat 19 ekor dengan kisaran panjang total 285 mm.
c) Lingkar kepala pada bagian overculum
0
5
10
15
20
25
30
35
35 50 39 19
25 27 28
31
Leb
ar
bag
ian
overc
ulu
m (
mm
)
Jumlah hasil tangkapan (ekor)
40
Gambar 27. Grafik lingkar kepala pada overculum ikan kembung lelaki
Berdasarkan grafik diatas, memperoleh hasil pengukuran lingkar kepala ikan
kembung lelaki yang tertangkap pada Gill Net dengan mesh size 58 mm dengan
shortening 40%memberikan bukaan mata jaring 4,5 cm dan lebar 3,5 cm yang
terpasang didalam perairan membuktikan menangkap ikan kembung lelaki di
kawasan rumon permanen denganukuran kisaran 102- 115 mm. Dengan ukuran
lingkar kepala 102 mm terdapat 35 ekor dengan kisaran panjang total 220 mm ,
ukuran lingkar kepala 105 mm terdapat 50 ekor dengan kisaran panjang total 255
mm, ukuran lingkar kepala 113 terdapat 39 ekor dengan kisaran panjang total
270 mm dan ukuran lingkar kepala 115 mm terdapat 19 ekor dengan kisaran
panjang total 285 mm.
Panjang total ikan
94
96
98
100
102
104
106
108
110
112
114
116
35 50 39 19
102
105
113
115
Lin
gk
ar
ke
pa
la o
ve
rcu
lum
ik
an
(mm
)
Jumlah hasil tangkapan (ekor)
41
22,0 cm 25,5 cm 27,0 cm 28,5 cm
Tinggi Max 5.1 cm 5.2 cm 5.5 cm 5.7 cm
Lebar Max 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
Lingkar Max 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
Tinggi overculum 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
Lebar overculum 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
lingkar overculum 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
N : 35 50 39 19
Berdasarkan Bodyshapepada ikan kembung lelaki memperoleh panjang total
220-285 mm, tinggi overculum 39-51 mm, lebar overculum 25-31 mmdan lingkar
overculum 102-115 mm sudah ideal tertangkap pada mesh size 58 mm dengan
shortening 40 %.
Gambar 28. Grafik Lebar kepala, tinggi kepala, Lingkar kepala pada bagian overculum ikan.
25 27 29 31 39 44 49 51
102 105 113 115
0
20
40
60
80
100
120
140
Lebar kepala Tinggi kepala Lingkar kepala
42
3. Tinggi, Lebar, dan Lingkar badan pada daerah tinggi maksimum badan
ikan kembung lelaki
Selain terjerat pada daerah sekitar overculum, ikan-ikan juga tertangkap pada
daerah sekitar tinggi maksimum badan ikan (wedged).Pengukuran pada bagian
tinggi badan maksimum ikan sangat perluh untuk di ketahuikarenauntuk melihat
keterkaitannya dengan ukuran mata jaring yang digunakan dengan tinggi
maksimum badan ikan. Adapun carapengukuran dapat dilihat pada gambar 29.
Gambar 29. Tinggi badan maksimum ikan kembung lelaki
43
a) Tinggi maksimum badan ikan
Gambar 30. Grafik tinggi maksimum badan ikan Kembung lelaki
Berdasarkan grafik diatas, memperoleh hasil pengukuran tinggi maksimum
badan ikan kembung lelaki yang tertangkap pada Gill Net dengan mesh size 58
mm dengan shortening 40%memberikan bukaan mata jaring 4,5 cm dan lebar
3,5 cm yang terpasang didalam perairan membuktikan menangkap ikan
kembung lelaki di kawasan rumon permanen dengan kisaran ukuran 51-57 mm.
pada ukuran tinggi maksimum badan ikan 51 mm terdapat 35 ekor dengan
kisaran panjang total 220 mm, ukuran tinggi badan maksimum ikan 52 mm
terdapat 50 ekor dengan kisaran panjang total 255 mm, ukuran tinggi maksimum
badan ikan 54 mm terdapat 39 ekor denga kisaran panjang total 270 mm, dan
ukuran tinggi maksimum badan ikan 57 mm terdapat 19 ekor dengan kisaran
panjang total 285 mm.
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
35 50 39 19
51
52
54
57
Tin
gg
i m
aksim
um
bad
an
ikan
(mm
)
Jumlah hasil tangkapan (ekor)
44
b) Lebar badanpada bagiantinggi maksimum badan ikan
Gambar 31. Grafik lebar maksimum badan ikan kembung lelaki
Berdasarkan grafik diatas, memperoleh hasil pengukuran lebar badan
maksimum ikan kembung lelaki yang tertangkap pada Gill Net dengan mesh size
58 mm dengan shortening 40%memberikan bukaan mata jaring 4,5 cm dan lebar
3,5 cm yang terpasang didalam perairan membuktikan menangkap ikan
kembung lelaki di kawasan rumon permanen dengan kisaran ukuran overculum
28-33mm. pada ukuran lebar badan tinggi maksimum ikan 28 mm terdapat 35
ekor dengan kisaran panjang total 220 mm, ukuran lebar badan tinggi maksimum
ikan 29 mm terdapat 50 ekor dengan kisaran panjang total 255 mm, ukuran lebar
badan pada tinggi maksimum ikan 31 mm terdapat 39 ekor dengan kisaran
panjang total 270 mm dan ukuran lebar badan pada tinggi maksimum ikan 33
mm terdapat 19 ekor dengan kisaran panjang total 285 mm.
25
26
27
28
29
30
31
32
33
35 50 39 19
28
29
31
33
Leb
ar b
adan
pad
a b
agia
n t
ingg
i m
aksi
mu
m b
adan
ikan
(mm
)
Jumlah hasil tangkapan(ekor)
45
c) Lingkar badan pada bagian tinggi maksimum badan ikan
Gambar 32. Grafik lingkar badan pada bagian tinggi maksimum badan
Berdasarkan grafik 32 diatas, dapat diketahui bahwa lingkar badan pada
tinggi maksimum ikan kembung lelaki yang tertangkap pada jaring insang
permukaan pada kawasan rumpon permanen di perairan Pulau Samalona
memperoleh ukuranlingkar badan maksimum 104-122 mm. pada ukuran lingkar
badan tinggi maksimum badan ikan 104 mm terdapat35 ekor dengan kisaran
panjang total 220 mm, ukuran lingkar badan tinggi maksimum badan ikan 107
mm terdapat 50 ekor dengan kisaran panjang total 255 mm, ukuran lingkar
badan pada tinggi maksimum badan ikan 113 mm terdapat 39 ekor dengan
kisaran panjang total 270 mm dan ukuran lingkar badan pada tinggi maksimum
badan ikan 122 mm terdapat 19 ekor dengan kisaran panjang total 285 mm.
95
100
105
110
115
120
125
35 50 39 19
104
107
113
122 Li
ngk
ar b
adan
pad
a b
agia
n t
ingg
i m
aksi
mu
m b
adan
ikan
(mm
)
Jumlah hasil tangkapan (mm)
46
Panjang total ikan
22,0 cm 25,5 cm 27,0 cm 28,5 cm
Tinggi Max 5.1 cm 5.2 cm 5.5 cm 5.7 cm
Lebar Max 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
Lingkar Max 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
Tinggi overculum 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
Lebar overculum 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
lingkar overculum 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
N : 35 50 39 19
Berdasarkan karakteristik Bodyshape ikan kembung lelaki dengan proporsi
panjang total 220-285 mm, tinggi maksimum badan51-57 mm, lebar badan 28-33
mmdan lingkar maksimum badan 104-122 mm sudah ideal tertangkap pada
mesh size 58 mm dengan shortening 40 %.
Gambar 33. Grafik Lebar badan, tinggi badan , Lingkar badan pada
bagiantinggi maksimum badan ikan.
28 29 31 33
51 52 54 57
104 107 113
122
0
20
40
60
80
100
120
140
Lebar badan Tinggi max badan Lingkar badan
47
Gambar 34. Area jeratan ikan
Keterangan:
a. Area jeratan
b. Panjang total ikan
Proporsi area jeratan ikan:
= ……… %
Berdasarkan pengukuran Area jeratan ikan kembung lelaki yang tertangkap
pada alat tangkap Gill Net di kawasan rumpon permanen Pulau Samalona,
memperoleh hasil pengukuran ikan kembung lelaki pada panjang total 220 mm
memliki panjang area jeratan 26 mm dengan persentase 11,81% , panjang total
255 mm memiliki panjang area jeratan 41 mm dengan persentase 16,07% ,
panjang total 270 mm memiliki area jeratan 51 mm dengan persentase 18,88% ,
panjang total 285 mm memiliki panjang area jeratan 58 mm dengan persentase
20,35% ,dimana dapat diketahui dari hasil pengukuran panjang total ikan dibagi
dengan area jeratan ikan.
48
F. Indeks jeratan ikan kembung lelaki
Gambar 35. Indeks jeratan pada ikan kembung lelaki
Keterangan: a. 0-25% b. 25-50% c. 50-75% d. 75-100%
Indeks area jeratan ikan merupakan pengukuran untuk mengamati daerah
jeratan ikan hasil tangkapan jaring insang permukaan dengan menggunakan me
sh size 2 inchi .Berdasarkan Gambar 26, dapat diketahui bahwa ikan kembung
lelaki dengan ukuran panjang total 220-285 mm akan cenderung tertangkap
pada area jeratan dengan indeks 0-25% sebanyak 63 ekor dan padaarea jeratan
dengan indeks 75-100% sebanyak 45 ekor. Indeks area jeratan 0-25% berada
disekitar overculum ikan, sedangkan indeks areajeratan 75-100% berada di
sekitar tinggi maksimum badan ikan.Berdasarkan pengukuran tersebut, maka
dapat diketahui bahwa adanya keterkaitan mesh size 58 mm terhadap ukuran
ikan kembung lelaki yang tertangkap pada jaring insang permukaan.
49
Gambar 36.Grafik Indeks area jeratan ikan kembung lelaki
Umumnya ikan dengan ukuran 270-285 mm akan cenderung tertangkap
pada daerah overculum ikan. sedangkan ikan kembung lelaki dengan ukuran
220-255 mm akan cenderung tertangkap pada daerah tinggi maksimum badan
ikan. Pada bagian (a) yang merupakan daerah overculum , banyak ikan
kembung lelaki yang tertangkap di daerah tersebut walaupun ukuran padaa
bagian tinngi badan ikan relatif rendah, hal ini dikarenakan umumnya ikan akan
terjerat pada overculumsehingga sulit untuk meloloskan diri. Sedangkan pada
bagian (d) yang merupakan daerah tertinggi maksimum ikan, juga banyak ikan
kembung lelaki tertangkap di daerah tersebut dikarenakan ikan yang terjerat
akan tertahan pada bagian tinggi maksimum ikan, jika ukuran tinggi maksimum
ikan lebih kecil dibandingkan dengan ukuran mata jaring maka ikaan akkan
meloloskan diri. Pada bagian (b,c) sedikit ikan yang tertangkap di daaerah
tersebut dikarenakan bentuk tubuh yang relatif sama. Berdasarkan pengukuran
tersebut maka dapat diketahui bahwa jaring insang permukaan dengan mesh
size 58 mm pada shortening 40% sudah ideal untuk dioperasikan dengan target
tangkapan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta).
0
10
20
30
40
50
60
70
0-25% 25-50% 50-75% 75-100%
63
30
5
45 Ju
mla
h (
eko
r)
Indeks area jeratan ikan
d
c
b
a
50
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian tentang Karakteristik hasil tangkapan jaring insang permukaan di
kawasan Rumpon Permanen di perairan Pulau Samalona Kota Makassar
merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk melihat efektifitas
penerapan teknologi alat bantu penangkapan ikan dalam mengakumulasi
sejumlah ikan-ikan target tangkapan yang berasosiasi pada rumpon permanen
melalui penggunaan Jaring insang. Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap
penelitian ini, maka dideskripsikan 2 simpulan penilitian, sebagai berikut:
1. Ikan-ikan yang tertangkap pada Gill net permukaan di kawasan Rumpon
Permanen adalah ikan pelagis kecil yang terdiri atasikan kembung lelaki dengan
komposisi(42,5 %), ikan kembung perempuan (29,9%), ikan selar kuning(12,4%),
ikan layang (8,3%), ikan kuwe (7,0%).
2. Efektivitas alat tangkap Gill Net diperoleh berdasarkan karakteristik alat
tangkap Gill Netpada ukuranmesh size 58 mm dengan shortening 40%
memberikan bukaan tinggi mata jaring4,5 cm, lebar 3,05 cm yang terpasang di
dalam perairan memperoleh 143 ekor ikan kembung lelaki pada indeks area
jeratan 11,81% - 20,35% dengan kisaran panjang total 220-285 mm, tinggi
overculum 39-51 mm, tinggi maksimum badan ikan 51-57 mm.
51
B. Saran
Dari hasil penelitian Hubungan karakteristik hasil tangkapan terhadap alat
tangkap jarring insang permukaan pada kawasan rumpon permanen di perairan
Pulau Samalona Kota Makassar, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
identifikasi jenis ikan yang berasosiasi di bagian pertengahan dan dasar
perairaan pada kawasan Rumpon Permanen dengan menggunakan alat tangkap
jaring insang atau alat tangkap lainya.
52
DAFTAR PUSTAKA
Acosta, H.R., R.S. Appeldoorn, 1995. Catching Efficiency And Selectivity Of Gillnets And Trammel Nets In Coral Reefs From Southwestern Poerto Rico. Fisheries Research No. 22: p 175-196.
Fujimori et. Al,1996. Selectivity and Gear Efficiency of Tramelnets for Kuruma
prawa (Panaeus joponicus). Fisheries Research 26:113-124. Hajar M, 1998. Studi hasil tangkapan purse seine lampu dalam air dan lampu
rumpon daun lontar di perairan kabupaten jeneponto, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.
Jeujanan B. 2008. Efektivitas Rumpon Dalam Operasi Penangkapan Ikan Di
Perairan Maluku Tenggara [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Martasuganda, S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Serial Teknologi Penangkapan
Ikan Berwawasan Lingkungan.Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Monintja, D.R. 1990. Study on the Development Prospect of Fish Agregating
Device for Tuna Fisheries in Pelabuhan Ratu.Prosiding Seminar Hasil Penelitian. FakultasPerikanan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Najamuddin. 2012. Buku Rancang Bangun Alat Penangkapan Ikan. Arus Timur,
Makassar. Potter, E.C.E. dan M.G. Pawson. 1991. Gill netting.Laboratory Leaflet Number
69.Ministry of Agriculture, Fisheries and Food Directorate of Fisheries Research, Lowestoft .
RamdanD.,2008.Keramahan Giil Net Millenium terhadap Lingkungan
:Dapertemen pemanfaatan sumberdaya perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
53
Rijal M, 2014. Studi Desain,Kontruksi dan pengoperasian bubu pada spot daerah penangkapan di teluk mallasoro Kabupaten Jeneponto, Program studi pemanfaatan sumberdaya perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
Subani dan H.R. Barus.1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia.Jurnal Penelitian Ikan laut Edisi Khusus No. 50 Tahun 1988/1989. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
Subani, W. 1986. Telaah Penggunaan Rumpon Dan Payaos Dalam Perikanan
Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut, BPPL. Jakarta. Subani, W. 1972.Alat Dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Jilid 1.
Lembaga Penelitian Perikanan Laut, Jakarta. SNI, 2006.Bentuk baku kontrukksi jarring insang permukaan monofilamen
lemuru. Badan Standar Nasiona. Utaminingsih B, 2015. Desain dan kontruksi Gill net millennium kecamatan
lembang kabupaten pinrang .Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.
Lebar kepala pada bagian overculum ikan
No PT 22,0 cm PT 25,5 cm PT 27,0 cm PT 28,5 cm
1 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
2 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
3 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
4 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
5 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
6 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
7 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
8 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
9 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
10 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
11 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
12 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
13 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
14 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
15 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
16 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
17 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
18 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
19 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
20 2.4 cm 2.7 cm 2.9 cm
21 2.4 cm 2.7 cm 2.9 cm
22 2.4 cm 2.6 cm 2.9 cm
23 2.4 cm 2.6 cm 2.9 cm
24 2.4 cm 2.6 cm 2.9 cm
25 2.4 cm 2.6 cm 2.9 cm
26 2.4 cm 2.6 cm 2.9 cm
27 2.5 cm 2.6 cm 2.9 cm
28 2.5 cm 2.6 cm 2.9 cm
29 2.5 cm 2.6 cm 2.9 cm
30 2.5 cm 2.6 cm 2.9 cm
31 2.5 cm 2.6 cm 2.9 cm
32 2.5 cm 2.6 cm 2.9 cm
33 2.5 cm 2.6 cm 2.9 cm
34 2.5 cm 2.6 cm 2.8 cm
35 2.5 cm 2.6 cm 2.8 cm
36 2.6 cm 2.8 cm
37 2.7 cm 2.8 cm
38 2.7 cm 2.8 cm
39 2.7 cm 2.8 cm
40 2.7 cm
41 2.7 cm
42 2.7 cm
43 2.7 cm
44 2.7 cm
45 2.7 cm
46 2.7 cm
47 2.7 cm
48 2.7 cm
49 2.7 cm
50 2.7 cm
ni : 35 50 39 19
rata - rata 2.5 cm 2.7 cm 2.9 cm 3.7
Lingkar kepala pada overculum ikan
PT 22 cm 25,5 cm 27 cm 28,5 cm
1 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
2 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
3 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
4 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
5 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
6 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
7 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
8 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
9 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
10 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
11 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
12 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
13 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
14 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
15 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
16 10.1 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
17 10.1 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
18 10.1 cm 10.5 cm 11.2 cm 11.5 cm
19 10.1 cm 10.5 cm 11.2 cm 11.4 cm
20 10.1 cm 10.5 cm 11.2 cm
21 10.1 cm 10.5 cm 11.2 cm
22 10.1 cm 10.5 cm 11.2 cm
23 10.2 cm 10.5 cm 11.2 cm
24 10.2 cm 10.5 cm 11.2 cm
25 10.2 cm 10.4 cm 11.2 cm
26 10.2 cm 10.4 cm 11.2 cm
27 10.2 cm 10.4 cm 11.2 cm
28 10.2 cm 10.4 cm 11.3 cm
29 10.2 cm 10.4 cm 11.3 cm
30 10.2 cm 10.4 cm 11.3 cm
31 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm
32 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm
33 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm
34 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm
35 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm
36 10.5 cm 11.3 cm
37 10.5 cm 11.3 cm
38 10.5 cm 11.3 cm
39 10.5 cm 11.3 cm
40 10.5 cm
41 10.5 cm
42 10.5 cm
43 10.5 cm
44 10.5 cm
45 10.5 cm
46 10.5 cm
47 10.5 cm
48 10.5 cm
49 10.5 cm
50 10.5 cm
ni 35 50 39 19
rata- rata 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
Lingkar Badan pada tinggi maksimum badan ikan
No PT 22 cm PT 25,5 cm PT 27 cm PT 28,5 cm
1 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
2 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
3 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
4 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
5 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
6 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
7 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
8 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
9 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
10 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
11 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
12 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
13 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
14 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
15 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
16 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
17 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
18 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
19 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
20 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm
21 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm
22 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm
23 10.4 cm 10.7 cm 11.11 cm
24 10.4 cm 10.7 cm 11.11 cm
25 10.3 cm 10.7 cm 11.11 cm
26 10.3 cm 10.7 cm 11.11 cm
27 10.3 cm 10.7 cm 11.11 cm
28 10.3 cm 10.7 cm 11.11 cm
29 10.4 cm 10.7 cm 11.11 cm
30 10.4 cm 10.6 cm 11.11 cm
31 10.4 cm 10.6 cm 11.11 cm
32 10.4 cm 10.6 cm 11.3 cm
33 10.4 cm 10.6 cm 11.3 cm
34 10.4 cm 10.6 cm 11.3 cm
35 10.4 cm 10.6 cm 11.3 cm
36 10.6 cm 11.3 cm
37 10.6 cm 11.3 cm
38 10.7 cm 11.3 cm
39 10.7 cm 11.3 cm
40 10.7 cm
41 10.7 cm
42 10.7 cm
43 10.7 cm
44 10.7 cm
45 10.7 cm
46 10.7 cm
47 10.7 cm
48 10.7 cm
49 10.7 cm
50 10.7 cm
ni 35 50 39 19
rata-rata 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
Lebar Badan pada tinggi maksimum badan ikan
No PT 22,0 cm PT 25,5 cm PT 27,0 cm PT 28,5 cm
1 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
2 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
3 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
4 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
5 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
6 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
7 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
8 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
9 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
10 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
11 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
12 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
13 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
14 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
15 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
16 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
17 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
18 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
19 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
20 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm
21 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm
22 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm
23 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm
24 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
25 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
26 2.7 cm 2.9 cm 3.1 cm
27 2.7 cm 2.9 cm 3.0 cm
28 2.7 cm 2.9 cm 3.0 cm
29 2.8 cm 2.9 cm 3.0 cm
30 2.8 cm 2.9 cm 3.0 cm
31 2.8 cm 2.9 cm 3.0 cm
32 2.8 cm 2.9 cm 3.0 cm
33 2.8 cm 2.9 cm 3.0 cm
34 2.8 cm 2.9 cm 3.0 cm
35 2.8 cm 2.9 cm 3.0 cm
36 2.9 cm 3.0 cm
37 2.9 cm 3.0 cm
38 2.8 cm 3.0 cm
39 2.8 cm 3.0 cm
40 2.8 cm
41 2.8 cm
42 2.8 cm
43 2.8 cm
44 2.9 cm
45 2.9 cm
46 2.9 cm
47 2.9 cm
48 2.9 cm
49 2.9 cm
50 2.9 cm
ni : 35 50 39 19
rata - rata 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
Tinggi kepala pada bagian overculum
No PT 22,0 cm PT 25,5 cm PT 27,0 cm PT 28,5 cm
1 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
2 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
3 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
4 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
5 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
6 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
7 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
8 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
9 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
10 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
11 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
12 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
13 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
14 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
15 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
16 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
17 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
18 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
19 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
20 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
21 3.9 cm 4.3 cm 4.9 cm
22 3.9 cm 4.3 cm 4.9 cm
23 3.9 cm 4.3 cm 4.9 cm
24 3.9 cm 4.3 cm 4.9 cm
25 3.9 cm 4.3 cm 4.9 cm
26 3.9 cm 4.3 cm 4.9 cm
27 3.9 cm 4.3 cm 4.9 cm
28 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
29 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
30 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
31 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
32 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
33 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
34 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
35 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm
36 4.4 cm 4.9 cm
37 4.4 cm 4.9 cm
38 4.4 cm 4.9 cm
39 4.4 cm 4.9 cm
40 4.4 cm
41 4.4 cm
42 4.4 cm
43 4.4 cm
44 4.4 cm
45 4.4 cm
46 4.4 cm
47 4.4 cm
48 4.4 cm
49 4.4 cm
50 4.4 cm
ni : 35 50 39 19
rata - rata 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
Tinggi Badan pada bagian maksimum badan ikan
No PT 22,0 cm PT 25,5 cm PT 27,0 cm PT 28,5 cm
1 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
2 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
3 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
4 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
5 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
6 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
7 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
8 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
9 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
10 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
11 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
12 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
13 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
14 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
15 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
16 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
17 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
18 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm 5.7 cm
19 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm 5.7 cm
20 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm
21 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm
22 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm
23 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm
24 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm
25 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm
26 5.1 cm 5.2 cm 5.3 cm
27 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
28 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
29 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
30 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
31 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
32 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
33 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
34 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
35 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm
36 5.2 cm 5.4 cm
37 5.2 cm 5.4 cm
38 5.2 cm 5.4 cm
39 5.2 cm 5.4 cm
40 5.2 cm
41 5.2 cm
42 5.2 cm
43 5.2 cm
44 5.2 cm
45 5.2 cm
46 5.2 cm
47 5.2 cm
48 5.2 cm
49 5.2 cm
50 5.2 cm
ni : 35 50 39 19
rata - rata 5.1 cm 5.2 cm 5.4 cm 5.7 cm
Panjang total ikan
22,0 cm 25,5 cm 27,0 cm 28,5 cm
Tinggi Max 5.1 cm 5.2 cm 5.5 cm 5.7 cm
Lebar Max 2.8 cm 2.9 cm 3.1 cm 3.3 cm
Lingkar Max 10.4 cm 10.7 cm 11.3 cm 12.2 cm
Tinggi overculum 3.9 cm 4.4 cm 4.9 cm 5.1 cm
Lebar overculum 2.5 cm 2.7 cm 2.8 cm 3.1 cm
lingkar overculum 10.2 cm 10.5 cm 11.3 cm 11.5 cm
N : 3.1 cm 50 39 19
Lampiran 1. Data hasil Penelitian
No. Jenis Ikan Hasil Tangkapan Jumlah
Tangkapan Komposisi Jenis
Tangkapan
1 Ikan Selar Kuning 52 12.4%
2 Ikan Kembung perempuan 109 29.9%
3 Ikan kembung lelaki 143 42.5%
4 Ikan Layang 35 8.3%
5 Ikan Kuwe 22 7.0%
Total 361
Trip kembung
Lelaki Kembung
perempuan Layang Selar kuwe Jumlah
1 3 2 1 1 1 8
2 7 3 2 2 1 15
3 8 5 2 4 1 20
4 5 2 0 2 1 10
5 9 5 1 3 0 18
6 3 4 1 1 1 10
7 6 6 3 2 2 19
8 4 1 1 2 2 10
9 3 1 2 1 0 7
10 3 6 3 0 0 12
11 7 5 2 4 1 19
12 5 3 0 3 0 11
13 3 9 0 2 2 16
14 1 2 1 2 0 6
15 7 5 2 4 1 19
16 8 5 2 4 0 19
17 1 0 0 0 0 1
18 5 1 1 2 1 10
19 5 2 0 1 0 8
20 2 6 2 0 0 10
21 9 7 3 4 2 25
22 7 5 1 0 1 14
23 5 2 2 1 0 10
24 2 1 0 0 0 3
25 8 4 1 3 0 16
26 7 5 0 1 2 15
27 0 3 1 0 0 4
28 3 2 0 2 1 8
29 3 2 1 0 2 8
30 4 5 0 1 0 10
Jumlah 143 109 35 52 22 361
NO JENIS IKAN
PANJANG TOTAL
TINGGI OPERCULUM
TINGGI MAKS
BADAN
JUMLAH
1. Kembung Lelaki
22 cm 25,5 cm 27,0 cm 28,5 cm
3,9 cm 4,4 cm 4,9 cm 5,1 cm
5.1 cm 5,2 cm 5,5 cm 5,7 cm
35 ekor 50 ekor 39 ekor 19 ekor
2. Layang 23,0 cm 25,0 cm 27,0 cm
3,5 cm 4,0 cm 4,5 cm
4,0 cm 4,5 cm 5,0 cm
9 ekor 11 ekor 15 ekor
3. Selar kuning
14,0 cm 15,0 cm 16,0 cm
3,0 cm 3,5 cm 4,0 cm
3,7 cm 4,4 cm 5,0 cm
7 ekor 10 ekor 35 ekor
4. Kuwe 15,0 cm 19,0 cm
4,0 cm 5,5 cm
6,0 cm 7,0 cm
7 ekor 15 ekor
5. Kembung perempuan
19,5 cm 23,0 cm 24,0 cm
3,4 cm 4,7 cm 4,8 cm
4,0 cm 5,6 cm 5,8 cm
27 ekor 30 ekor 52 ekor
Jumlah hasil tangkapan (ekor) Muncul Frekuensi Kemunculan ( %) komposisi jenis hasil tangkapan
Kembung lelaki 143 29 97% 42.5%
Kembung perepuan 109 27 90% 29.9%
Selar kuning 52 23 77% 12.4%
Layang 35 21 70% 8.3%
Kuwe 22 16 53% 7.0%
AREA JERATAN
No PT 22,0 cm PT 25,5 cm PT 27,0 cm PT 28,5 cm
1 2.5 4.0 5.2 5.8
2 2.6 4.0 5.1 5.7
3 2.5 4.1 5.3 6.0
4 2.7 4.0 5.2 6.1
5 2.8 3.0 5.0 5.9
6 3.0 4.0 5.1 5.9
7 2.7 4.0 5.1 5.9
8 2.5 4.0 5.1 5.8
9 2.5 4.0 5.1 5.8
10 2.5 4.0 5.1 5.8
11 2.5 4.0 5.1 5.8
12 2.5 4.0 5.1 5.8
13 2.5 4.0 5.1 5.8
14 2.5 4.0 5.1 5.8
15 2.5 4.0 5.1 6.0
16 2.5 4.0 5.1 6.0
17 2.5 4.1 5.1 6.0
18 3.0 4.0 5.1 6.0
19 2.6 4.1 5.1 6.0
20 2.6 4.0 5.0 5.8
21 2.6 4.0 5.0
22 2.6 4.1 5.0
23 2.6 4.0 5.0
24 2.6 4.1 5.0
25 2.6 4.1 5.0
26 2.6 4.1 5.0
27 2.6 4.1 5.0
28 2.6 4.1 5.2
29 2.6 4.1 5.2
30 2.6 4.1 5.2
31 2.6 4.1 5.2
32 2.6 4.1 5.2
33 2.6 4.1 5.2
34 2.6 4.2 5.2
35 2.6 4.1 5.2
36 2.6 4.1 5.2
37
4.1 5.2
38
4.1 5.2
39
4.1 5.2
40
4.2 5.1 41
4.1
42
4.1
43
4.1
44
4.2
45
4.1
46
4.1
47
4.1
48
4.1
49
4.1
50
4.1
4.1
n: 35 50 39 19
Lampiran 2. kegiatan penangkapan ikan
Lampiran 3. Alat tangkap , Pemberat dan Pelampung pada jaring
Alat tangkap jaring insang Pelampung tanda
Lampiran 4. Hasil tangkapan jaring insang
KEMBUNG LELAKI KUWE
KEMBUNG PEREMPUAN LAYANG
Pelampung utama Pemberat pada jaring