Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA LAS TERHADAP TAJAM
PENGELIHATAN (VISUS) PADA INDUSTRI PENGELASAN DI KOTA
PONTIANAK TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh :
IRVAN ARDIANSYAH ZULMIANTO
NPM. 1 5 1 5 1 0 6 2 9
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019
i
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA LAS TERHADAP TAJAM
PENGELIHATAN (VISUS) PADA INDUSTRI PENGELASAN DI KOTA
PONTIANAK TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)
Oleh :
IRVAN ARDIANSYAH ZULMIANTO
NPM. 1 5 1 5 1 0 6 2 9
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka. Segala proses dalam penyusunan skripsi saya jalankan melalui prosedur dan kaidah
yang benar serta didukung dengan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Jika di kemudian hari ditemukan kecurangan, maka saya bersedia untuk menerima
sanksi berupa pencabutan hak terhadap ijasah dan gelar yang saya terima. Demikian surat
pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Pontianak, 6 Agustus 2019
Materai 6000
Irvan Ardiansyah Zulmianto
1 5 1 5 1 0 6 2 9
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
" Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu
Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu
Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahuinya"
(HR.-Baqarah: 216)
" Barang siapa yang keluar dalam menuntut ilmu
Maka ia adalah seperti berperang
di jalan allah hingga pulang
(H.R. Tirmidzi)
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan
" YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH "
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan Nikmat yang
begitu luar biasa, yakni Nikmat Iman, Islam, dan Nikmat Sehat Walafiat. Sehingga bisa
mempersembahkan Skripsi ini untuk kedua Orang Tua, Keluarga, Sahabat, serta
Saudara - saudara yang selama ini telah membantu, ,memotivasi, dan membangkitkan semangat
untuk terus menyelesaikan studi, baik dalam doa, usaha, serta biaya. Terima kasih yang tak
terhingga, kalian adalah alasan untuk saya berdiri sampai sekarang ini.
vi
BIODATA PENULIS
IDENTITAS
Nama : Irvan Ardiansyah Zulmianto
Tempat Tanggal Lahir : Sungai Raya Pontianak, 28 juni 1997
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
No. Hp : 0857-5056-5503
Nama Orang Tua
Bapak : Alfianto
Ibu : Gustiani
Alamat : Jl. Adisucipto Parit Tengkorak Gg.Keluarga No.18
JENJANG PENDIDIKAN
1. SD : SDN 54 Sungai Raya (Tahun 2003 - 2009)
2. SMP : SMP Kemala Bhayangkari (Tahun 2009 - 2012)
3. SMA : SMAN 02 Sungai Raya (Tahun 2012 - 2015)
4. PT : Fakultas Ilmu Kesehatan
Peminatan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Universitas Muhammadiyah Pontianak
(Tahun 2015 - 2019)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin peneliti ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat, hidayah dan karuniaNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu
yang berjudul “HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA LAS TERHADAP TAJAM
PENGELIHATAN (VISUS) PADA INDUSTRI PENGELASAN DI KOTA PONTIANAK
TAHUN 2019 ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh
bimbingan, arahan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang tiada terhingga kepada Bapak Iskandar Arfan, SKM, M.Kes (Epid) selaku
pembimbing utama dan Ibu Rochmawati, SKM, M.Kes selaku pembimbing pendamping yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan
pengarahan dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini,
penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak H. Dr. Helman Fachri, SE. M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
2. Ibu Dr. Linda Suwarni, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pontianak.
3. Bapak Abduh Ridha, SKM, M.PH selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
4. Kepala Dinas Koperasi Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak yang telah membantu dan
mendukung penulis dalam proses pengambilan data surve pendahuluan.
5. Orang tua yang terhormat, ibu dan bapak yang selalu memberi dukungan.
6. Rekan-rekan satu angkatan di prodi kesehatan masyarakat, yang telah banyak mengisi
waktu bersama dengan penuh keakraban selama menjalani proses belajar di program studi
ini, serta telah banyak membantu penulis selama masa pendidikan.
viii
Juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga segala amal
kebaikannya mendapat imbalan yang tak terhingga dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti berharap untuk dapat
memperoleh saran, masukan dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan penyusunan
tesis ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak demi pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pontianak, 6 Agustus 2019
Peneliti
ix
ABSTRAK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SKRIPSI, AGUSTUS 2019
IRVAN ARDIANSYAH ZULMIANTO
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA LAS TERHADAP TAJAM
PENGELIHATAN (VISUS) DI INDUSTRI PENGELASAN KOTA PONTIANAK
TAHUN 2019
xvi + 75 halaman + 17 tabel + 5 gambar + 11 lampiran
Visus (ketajaman penglihatan) adalah ukuran berapa jauh dan detail suatu benda dapat
tertangkap oleh mata sehingga visus dapat disebut sebagai fisiologi mata yang paling penting.
Hasil pengamatan awal kepada 10 orang pekerja las didapatkan hasil sebanyak 10 orang pekerja
atau 100% mengalami keluhan pengelihatan dengan hasil VFI lebih dari 0.4 dan banyak para
pekerja yang mengeluh mengalami penurunan tajam pengelihatan. Penelitian ini merupakan
penelitian observasi analitik dengan metode cross sectional. Pada penelitian ini jumlah
populasi sebanyak 91 responden dengan metode pengambilan sampel Purposive Sampling
sehingga jumlah sampel sebanyak 74 responden. Hasil uji Chi-Square pada variable
kedisiplinan penggunaan APD didapatkan p-value (0.001) PR=283.500(CI 95%= 30.060-
2673.699), lama masa kerja didapatkan p-value (0.001) PR=24.600 (CI 95%= 6.961-86.935),
lama paparan didapatkan p-value (0.001) PR=30.000 (CI 95%= 7.491-120.138) , jarak paparan
didapatkan p-value (0.001) PR=24.667 (CI 95%= 6.824-89.157), dan kebiasaan sehari-hari
didapatkan p-value (0.001) PR=23.611 (CI 95%= 6.021-92.591) terhadap ketajaman
pengelihatan sehingga dapat disimpulkan semua variable terdapat hubungan bermakna
terhadap tajam pengelihatan (visus). Saran kepada Disnaker untuk membuat kebijakan terkait
keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja pengelasan, membina, dan mengawasi dalam
upaya promotif dan preventif terhadap terjadinya penyakit akibat kerja terutama yang berkaitan
dengan cara memberi penyuluhan yang diharapkan agar dapat memberi pemahaman kepada
pemilik dan pekerja las tentang bagaimana cara melakukan pengelasan yang aman dan
melakukan pengawasan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja secara berkala kepada
industri pengelasan serta memberi jaminan kesehatan kepada pekerja sehingga terhindar dari
penyakit akibat kerja.
Kata Kunci: Tajam Pengelihatan (Visus), Karakteristik Pekerja Las, Industri Pengelasan.
Pustaka: 41 (1962-2018).
x
ABSTRAC
HEALTH SCIENCE FACULTY
ESSAY, AUGUST 2019
IRVAN ARDIANSYAH ZULMIANTO
RELATIONSHIP BETWEEN CHARACTERISTICS OF WELDING WORKERS
AGAINSTSHARP VISION (VISUS) IN THE WELDING INDUSTRY CITY OF
PONTIANAK IN 2019
xvi + 75 pages + 17 tables + 5 images + 11 attachments
Vision (visual acuity) is a measure of how far the details of an object can caught by the
eye so that the vision can be called an important eye physiology. Preliminary observations to
10 welding workers showed that 10 workers or 100% experience visual complaints with VFI
more than 0.4 and many workers who complain of a sharp decrease in vision. This research is
analytic observation research with cross sectional method. In this study the population was 91
respondents with Purposive Sampling sampling method so that the total sample was 74
respondents. Chi-Square test results on the discipline variable of PPE use obtained p - value
(0.001) PR=283.500(CI 95%= 30.060-2673.699), length of work obtained p - value (0.001)
PR=24.600 (CI 95%= 6.961-86.935), length of exposure obtained p - value (0.001) PR=30.000
(CI 95%= 7.491-120.138), exposure distance obtained p - value (0.001) PR=24.667 (CI 95%=
6.824-89.157), and daily habits obtained p - value (0.001) PR=23.611 (CI 95%= 6.021-92.591)
on sharpness vision so that it can be concluded that all variables have a significant relationship
to sharp vision (vision ). Advive to the Manpower Office to make policies related to
occupational safety and health for welding, fostering,and supervising workers in promoting
and preventing efforts to prevent occupational diseases, especially those related to providing
information that is expected to provide understanding to owners and welding workers on how
to conduct safe welding and conduct periodic monitoring of occupational safety and health
conditions to the welding industry and provide guarantees of safety to workrs so as to avoid
occupational diseases.
Keywords: Sharp Vision (Vision), Characteristics of Welding Workers, Welding Industry.
Library: 41 (1962-2018).
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... v
BIODATA ........................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................vii
ABSTRAK .......................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv
DAFTAR SKEMA ............................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
I. 2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................7
I. 3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................8
I. 4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................................9
I. 5 Keaslian Penelitian .......................................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Konsep Dasar Pengelasan ............................................................................................... 12
II. 2 Konsep Dasar Ketajaman Pengelihatan (Visus) ........................................................... 27
II. 3 Kerangka Teori ............................................................................................................... 32
xii
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
III. 1 Kerangka Konsep ......................................................................................................... 33
III. 2 Variabel Penelitian ........................................................................................................ 34
III. 3 Hipotesis ......................................................................................................................... 34
III. 4 Definisi Oprasional Hipotesis ...................................................................................... 35
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
IV. 1 Desain Penelitian ........................................................................................................... 38
IV. 2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................................... 38
IV. 3 Populasi dan Sample ..................................................................................................... 39
IV. 4 Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 41
IV. 5 Tekhnik Pengelolaan dan Penyajian Data ................................................................... 42
IV. 6 Tekhnik Analisa Data .................................................................................................. 43
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
V. 1 Hasil Penelitian ................................................................................................................ 46
V. 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................................... 46
V. 1.2 Alur Penelitian ...................................................................................................... 49
V. 1.3 Analisa Univariat .................................................................................................. 51
V. 1.4 Analisa Bivariat ..................................................................................................... 53
V. 2 Pembahasan ...................................................................................................................... 59
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI. 1 Kesimpulan ............................................................................................................ 73
VI. 2 Saran ..................................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................................... 10
2. Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Radiasi UV ...................................................................... 20
3. Tabel 3.1 Definisi Oprasional .......................................................................................... 36
4. Tabel 4.1 Sampel ............................................................................................................. 39
5. Tabel 5.1 Bengkel Las Tersebar di Wilayah Kota Pontianak ............................................ 47
6. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia ............................................................ 51
7. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Kedisiplinan penggunaan APD ................... 51
8. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Lama Masa Kerja ....................................... 52
9. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Lama Paparan ............................................. 52
10. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jarak Paparan ........................................... 52
11. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Kebiasaan Sehari-hari ............................... 53
12. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tajam Penglihatan (Visus) ............................................. 53
13. Tabel 5.9 Hubungan Kedisiplinan APD dengan Ketajam Penglihatan (Visus) ............... 54
14. Tabel 5.10 Hubungan Lama Masa Kerja dengan Ketajam Penglihatan (Visus) .............. 55
15. Tabel 5.11 Hubungan Lama Paparan dengan Ketajam Penglihatan (Visus) .................... 56
16. Tabel 5.12 Hubungan Jarak Paparan dengan Ketajam Penglihatan (Visus) .................... 57
17. Tabel 5.13 Hubungan Kebiasaan Sehari-hari dengan Ketajam Penglihatan (Visus) ........ 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 ESW ............................................................................................................ 13
2. Gambar 2.2 PAW ............................................................................................................ 17
3. Gambar 2.3 EXW ............................................................................................................ 18
4. Gambar 5.1 Peta Wilayah Kota Pontianak ....................................................................... 46
5. Gambar 5.2 Mekanisme Melihat ...................................................................................... 58
xv
DAFTAR SKEMA
1. Skema 2.1 Kerangka Teori .............................................................................................. 32
2. Skema 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 33
3. Skema 5.1 Alur Penelitian ............................................................................................... 48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden (informed Consent)
Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil SPSS
Lampiran 5 Lembar SOP Pemeriksaan Visus Mata
Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang
memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di sektor formal
maupun yang berada di sektor informal. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun
2009 Bab XII tentang Kesehatan Kerja, upaya kesehatan kerja sangat penting untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaannya. Upaya tersebut salah satunya
dibidang industri informal (Departemen Kesehatan RI, 2008).
Perkembangan industri informal di Indonesia saat ini berlangsung amat pesat,
seperti industri rumah tangga, bengkel, pertanian, perdagangan dan perkebunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja yang bekerja di sektor informal
mencapai 72,67 juta orang pada Februari 2017. Data statistic tahun 2017
menunjukkan bahwa 58,35% pekerja Indonesia saat ini bekerja di sektor informal
dengan gaji rendah dan pekerjaan beresiko serta tidak ada kontrak kerja yang aman,
termasuk perlindungan sosial atau perwakilan pekerja. Setiap pekerjaan baik di
perusahaan maupun dibengkel-bengkel kecil, perlu diperhatikan aspek keselamatan
dan kesehatan kerjanya (Badan Pusat Statistik, 2017)
Terdapat peraturan - peraturan yang mengharuskan setiap pekerjaan perlu
memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini di atur dalam pokok
peraturan yaitu UU RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja, UU No. 14 tahun
1969 pasal 9 dan 10 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja,
tentang kualifikasi juru las di tempat kerja. Peraturan-peraturan tersebut merupakan
2
beberapa peraturan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja
(PERMENAKER No:PER. 02/MEN/1982).
Peraturan tersebut maknanya adalah bahwa setiap perusahaan, pengusaha,
maupun tenaga kerja, wajib memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan
kerjanya, dan diantara aturan pekerjaan itu adalah mewajibkan bagi setiap tenaga
kerja untuk memakai alat pelindung diri agar dapat mengurangi resiko frekuensi dan
keparahan akibat kecelakaan kerja.dan faktor penyebab kecelakaan sering terjadi
karena kondisi industri informal saat ini dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) masih sangat kurang memadai dan juga kurang mendapat perhatian dari instansi
terkait (PERMENAKER No:PER. 02/MEN/1982).
Pekerja diindustri informal kurang mendapatkan promosi dan pelayanan
kesehatan yang memadai, tidak sesuainya rancangan tempat kerja, kurang baiknya
prosedur atau pengorganisasian kerja, dan kurangnya peralatan pelindung bagi
pekerja. Usaha bidang pengelasan merupakan salah satu industri informal yang
kurang memiliki fasilitas memadai terkait K3 (PERMENAKER No:PER.
02/MEN/1982).
Sektor industri merupakan sebutan ekonomi dari hipotesis tiga sektor ekonomi
yang ditujukan untuk memproduksi barang. Sektor industri juga dapat disebut sebagai
sektor sekunder atau sektor manufaktur. Perkembangan sektor industri tidak dapat
dilepasakan dari peran penting industri pengelasan. Pengelasan merupakan
penyambungan setempat antara dua buah logam atau lebih dengan memanfaatkan
energi panas. Penggunaan pengelasan mulai dari penyambugan pada konstruksi
bagunan, perakitan otomotif dan penembagan. Pesatnya industri pengelasan
mengakibatkan semakin tingginya dampak resiko pada kesehatan kerja yang
dihadapai oleh tenaga kerja di Bengkel las. (Widharto, 2007 ).
3
Resiko kesehatan dan keselamatan kerja yang sering dialami oleh pekerja las
antaralain masalah kesehatan pada mata hal ini dikarenakan dampak dari efek
pengelasan yang bebahaya bagi kesehatan mata antara lain sinar tampak, sinar X dan
sinar radiasi yang dapat membuat penurunan visus (ketajaman pengelihatan). Visus
(ketajaman penglihatan) merupakan ukuran berapa jauh dan detail suatu benda dapat
tertangkap oleh mata.sehingga dapa disebut sebagai fisiologi mata yang paling
penting.ketajaman penglihatan didasarkan pada prinip tentang adanya daya pisah
minimumyaitu jarak yang paling kecil antra 2 garis yang masih mungkin dipisahkan
dan dapat ditangkap sebagai 2 garis (Muniati dkk, 2010).
Pekerja pengelasan menduduki peringkat kedua dalam hal proporsi pekerja
yang mengalami cidera mata. Selain itu, dari sejumlah kejadian injury mata yang telah
disebutkan, yaitu sekitar 1390 kasus eye injury disebabkan karena pajanan bunga api
pengelasan dan mengakibatkan welder’s flash (photokeratitis) (BLS,2012).
Berdasarkan data BLS dalam Goff (2006) menyatakan bahwa sekitar dua juta pekerja
berhubungan dengan pengelasan dan sekitar 365.000 mengalami injury mata serta
mengakibatkan hilangnya 1400 hari kerja. Pada saat mengelas, banyak sekali sumber
bahaya yang dapat membahayakan juru las.
Bahaya tersebut dapat berupa paparan panas, tersengat listrik, ergonomi kerja,
kabel las yang berantakan dan paparan intensitas cahaya las yang tinggi. Hal lain yang
dapat memperburuk risiko bahaya juga dapat berasal dari faktor individu pekerja
sendiri.Risiko bahaya yang ada pada pekerjaan las adalah debu, gas, sengatan listrik,
cahaya dan sinar, radiasi panas, bahaya ledakan, bahaya kebakaran, dan bahaya
percikan las. Pajanan lain yang timbul dari proses las adalah radiasi ultraviolet. Sinar
ultraviolet dihasilkan oleh pengelasan suhu tinggi, benda-benda pijar suhu tinggi,
lampu-lampu pijar dan lain-lain.
4
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Angelina dan Oginawati (2010),
intensitas cahaya yang muncul dari pengelasan berkisar antara dari 500 lux hingga
18000 lux. Intensitas cahaya las dapat bergantung pada jenis mesin las, jenis pekerja,
jenis serta ketebalan bahan yang dilas. Intensitas cahaya las yang tertinggi dapat
memicu terjadinya kontras cahaya. Sinar yang dihasilkan dari pengelasan
menggandung radiasi sinar ultraviolet (200-400 nm), radiasi cahaya tampak (400-700
nm), dan radiasi inframerah (700-1400 nm). Kontras merupakan kondisi dimana
terdapat perbedaan tingkat terang antara objek pandang dengan lingkungan
sekitarnya. Pengelasan akan menghasilkan kontras cahaya yang tajam sehingga
kepekaan mata terhadap kontras akan menigkat juga. Kepekaan terhadap kontras pada
area permukaan kecil juga lebih besar dari pada area permukaan yang besar (Santoso,
2004).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lyon (1977) terdapat sinar - sinar
elektromagnetik yang di hasilkan selama proses pengelasan tersebut dan terkait
dengan indramata salah satunya sinar ultraviolet. Masalah kesehatan mata yang sering
terjadi pada tenaga kerja pengelasan yang kurang memperhatikan kesehatan antara
lain injuri mata dan photokeratitis,Semakin tingginya resiko cedera mata yang dialami
para pekerja di tempat las ini disebabkan kerena kurangnya tingkat kedisiplinan dalam
menggunakan (APM) alat pelindung mata.
Penggunaan alat pelindung mata sangat penting bagi para pekerja, terutama
untuk mencegah penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan kerja. Namun demikian
pada kenyataannya masih banyak tenaga kerja yang masih belum mengenakannya
saat bekerja. Rendahnya tingkat kedisiplinan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) biasanya menunjukkan sistem manajemen keselamatan yang gagal,
5
terbatasnya faktor stimulant pimpinan, keterbatasan sarana, rendahnya kesadaran
pekerja terhadap keselamatan kerja dan lain-lain (Liswanti, 2015).
Pentingnya kesadaran penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dikarenakan
dampak buruk dari pengelasan berupa sinar Ultraviolet dan Infrahmerah yang
bersintensitas sangat tinggi akibat radiasi paparan akan menyebabkan retina dan
selaput luar mata dapat rusak dan kering.Jika kerusakan telah demikian lanjut maka
mata dapat mengalami kebutaan.Oleh karena itu perlindugan mata sewaktu
pengelasan adalah mutlak.Keluhan tajam penglihatan pada mata, seolah-olah mata
terisi pasir,penglihatan kabur dan mata terasa sakit yang dirasakan pekerja
menunjukkan bahwa pada proses pengelasan terdapat sinar yang membahayakan
mata.Ketidak rutinan pekerja las dalam memakai kacamata las mengakibatkan mata
pekerja las terpapar secara langsung oleh sinar tampak, sinar inframerah serta sinar
ultraviolet. Akibat dari pemajanan secara langsung oleh sinar-sinar yang bersifat
radiasi tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada ketajaman penglihatan pekerja
las (Wijayanti, 2005).
Menurut Occupational Safety and Health Administration (1996) bahwa
pemakaian alat pelindung diri (APD), merupakan alternatif terakhir dalam upaya
pengendalian efek sinar las yang diterima pekerja setelah upaya-upaya lain tidak
memungkinkan untuk dilakukan.Semua sinar yang masuk ke mata akan diteruskan
oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka akan
segera menjadi kelelahan pada mata. Kelelahan pada mata berdampak pada
berkurangnya daya akomodasi mata.Ketajaman penglihatan (visus) adalah nilai
kebalikan sudut terkecil di mana sebuah benda masih kelihatan dan dapat dibedakan.
6
Penelitian yang dilakukan oleh Kumah, dkk (2011) Departemen Of Optometry
and Visual Science, Kwame Nkrumah Universuty Of Science and Tecnology penyakit
yang sering muncul berhubungan dengan radiasi yakni ptergium (56,6%),
photoconjungtivitis (22,6%) dan katarak (5.1%) yang akhirnya menyebabkan
penurunan tajam pengelihatan (Visus). Dengan jumlah sampel 470 (kelompok yang
diteliti) dan 450 (kelompok control). Penurunan tajam pengelihatan (Visus) juga dapat
disebabkan oleh usia pekerja, kuat pencahayaan, lama waktu paparan terhadap objek
dan adanya kelainan refraksi. International Agency For The Prevention Of Blindness
(IAPB) danb WHO, menyatakan bahwa pada tahun 2009, diperkirakan 153 juta
penduduk dunia mengalami gangguan tajam pengelihatan (Visus) akibat kelainan
refraksi yang tidak terkoreksi (Nyoman, 2018)
Menurut Wahyuni (2013), terdapat hubungan antara lama paparan, dan
penggunaan alat pelindung diri terhadap kejadian photokeratitis. Hal serupa
ditemukan juga pada penelitian Ari Sigit (2008) yakni faktor lama paparan, masa
kerja, dan tipe elektroda merupakan faktor resiko dari konjungtivitis photoelektrik.
Di Pontianak sendiri data yang dimiliki oleh Dinas Koperasi Mikro dan
Perdangangan kota Pontianak tahun 2018 dari 77 bidang usaha di dapatkan 6
diantaranya adalah industri pengelasan, sedangkan dari hasil obserbasi langsung yang
dilakukan oleh peneliti selama 4 hari dari hari senin sampai dengan kamis tanggal 21-
24 januari 2019 terdapat 36 industri pengelasan yang terdapat di kota pontianak yang
terbagi menjadi 4 wilayah yakni pontianak, timur, utara, tenggara, selatan, barat, dan
kota. Sedangkan jumlah total pekerja las sebanyak 91 orang karena masing-masing
tempat pengelasan memperkerjakan paling banyak 6 orang pekerja dan paling sedikit
2 orang pekerja.
7
Pada saat melakukan observasi langsung dan pengukuran langsung kepada 10
orang pekerja las peneliti mendapatkan hasil sebanyak 30% pekerja berusia kurang
dari 30 tahun dan 70% nya berusia lebih dari 30 tahun, lama para pekerja terkena
paparan sinar las sebesar 20% 1-4 jam, 5-8 jam 60% dan lebih dari 8 jam 20%.
Sedangkan lama masa kerja para pekerja las sudah lebih dari 5 tahun dan yang
terakhir yakni VFI (Visual Fatigue Indexs) didapatkan hasil pengukuran sebanyak 10
orang pekerja atau 100% mengalami keluhan pengelihatan dengan hasil VFI lebih
dari 0.4 dan banyak para pekerja yang mengeluh mengalami penurunan tajam
pengelihatan.
Hal ini dikarenakam saat melakukan observasi langsung ke tempat industri
pengelasan peneliti masih banyak menemukan para pekerja yang tidak
memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) hal ini di karenakan karena
kurangnya pengetahuan para pekerja tentang K3, efek dari sinar pengelasan dan
kurang memadainya alat pelindung diri di indutri pengelasan. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk merumuskan masalah yakni "Hubungan karakteristik pekerja las
terhadap tajam pengelihatan (visus) dan keluhan pengelihatan pada industri
pengelasan di kota pontianak tahun 2019”?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya
yakni “apakah ada Hubungan karakteristik pekerja las terhadap tajam pengelihatan
(visus) pada industri pengelasan di kota pontianak tahun 2019”?
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan Hubungan
karakteristik pekerja las terhadap tajam pengelihatan (visus) pada industri
pengelasan di kota pontianak tahun 2019
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya penelitian ini adalah sebegai berikut :
a. Untuk mengambarkan kedisiplinan penggunaan APD, lama masa kerja,lama
paparan, jarak pengelasan, dan kebiasaan sehari-hari para pekerja las terhadap
ketajaman pengelihatan (visus) pada industri pengelasan di kota pontianak
tahun 2019
b. Untuk menganalisa hubungan kedisiplinan penggunaan APD pekerja las
terhadap ketajaman pengelihatan (visus) pada pekerja las di kota pontianak
tahun 2019
c. Untuk menganalisa hubungan lama bekerja pekerja las terhadap ketajaman
pengelihatan (visus) pada pekerja las di kota pontianak tahun 2019
d. Untuk menganalisa hubungan lama paparan radiasi pekerja las terhadap
ketajaman pengelihatan (visus) pada pekerja las di kota pontianak tahun 2019
e. Untuk menganalisa hubungan jarak pengelasan pekerja las terhadap ketajaman
pengelihatan (visus) pada pekerja las di kota pontianak tahun 2019
f. Untuk menganalisa hubungan kebiasaan sehari-hari pekerja las terhadap
ketajaman pengelihatan (visus) pada pekerja las di kota pontianak tahun 2019
9
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
Penelitian ini juga bermanfaat bagi institusi pendidikan sebagai bahan bacaan di
perpustakaan Universitas Muhammadiyah Pontianak dan sebagai acuan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Bagi Penelitian
Penelitian ini merupakan sarana pelatihan dan pembelajaran melakukan suatu
penelitian dan juga untuk dapat memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan
dalam melalukukan penelitian dalam bidang kesehatan masyarakat serta
meningkatkan kemmapuan untuk berpikir secara analitik dalam merumuskan dan
memecahkan suatu masalah dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan
empati dengan masyarakat.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Guna meningkatkan upaya pelayanan kesehatan masyarakat terhadap pekerja las
di industri pengelasan untuk lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan
selama bekerja.
10
E. Keaslian Penelitian
Berikut merupakan tabel 1.1 yang menjelaskan tentang keaslian penelitian
Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Variabel
Penelitian
Analisa
Penelitian
Dewina
Tipangau
(2015)
Gambaran tajam
pengelihatan pada
pekerja las di
beberapa tempat las
di manado
Cross sectional Variabel terikat :
gambaran tajam
pengelihatan
Variabel bebas :
pada pekerja las
Analisa
univariat
Fajar Faktur
Rohman
(2014)
Hubungan tingkat
kedisiplinan
pemakaian kaca
mata las dengan
penurunan
ketajaman
pengelihatan pada
pekerja
pengelasaan di
kecamatan
slogohimo
kabupaten
wonogiri
Cross sectional Variabel terikat :
penurunan
ketajaman
pengelihatan
Variabel bebas :
kedisplinan
penggunaan
kaca mata las
Analisa
univariat dan
bivariat
Aras Mulyadi,
Suyanto dan
Widia Astin
(2016)
Pengaruh
penggunaan alat
pelindung mata
terhadap ketajaman
pengelihatan
pekerja las di
kecamatan mandau
bengkalisriau
Cross sectional Variabel terikat :
ketajaman
pengelihatan
Variabel bebas :
pengginaan alat
pelindung mata
Analisa
univariat dan
bivariat
Berdasarkan tabel 1.1 tabel keaslian penelitian, maka terdapat perbedaan penelitian
yang akan diteliti oleh peneliti saat ini dan penelitian sebelumnya yaitu :
1. Menambahkan keluhan pengelihatan sebagai gambaran yang akan dilakukan
penelitian.
2. Metodologi Penelitian dengan menggunakan cross sectional dengan mengunakan
uji chi square. Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain
memiliki uji yang berbeda seperti penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu hanya melakukan uji univariat tidak melakukan uji bivariat karena
11
penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif (gambaran), sedangkan
penelitian yang dilakukan yang kedua menggunakan uji Spearman RHO Corellasi
dan penelitian terakhir melakukan Uji Chi Square untuk melihat pengaruh variabel
bebas kepada variabel terikat dan dilakukan secara bersamaan.
3. Subjek penelitian merupakan para pekerja las baik industri pengelasan home
industri atau industri besar yang telah memiliki izin. Populasi sampel pada
penelitian terdapat 36 tempat peneglasan dengan jumlah pekerja sebanyak 91
orang. Sedangkan sampel penelitian setelah di hitung dengan menggunakan
purposive sampling menjadi 74 pekerja. Sedangkan penelitian lain menggunakan
total sampling untuk menentukan jumlah sample dalam penelitian.
4. Tempat
Tempat penelitian di provinsi Kalimantan Barat kota pontianak, tempat penelitian
mencakup seluruh kota pontianak berdasarkan populasi industri pengelasan yang
tersebar.
73
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan :
1. Pada penelitian ini dari 74 responden sebagian besar responden tidak disiplin
dalam penggunaan APD yakni sebanyak 43 responden (58.1%), telah bekerja
selama lebih dari 5 tahun sebanyak 48 responden (64.9%), lama paparan
terbanyak berada pada rentang 5-8 jam sebanyak 39 responden (52.7%), sebagian
besar responden mengelas dalam jarak kurang aman atau kurang dari 52 cm
sebanyak 41 responden (55.4%), dan memiliki kebiasaan sahari-hari yang buruk
yakni sebanyak 37 responden (50.0%).
2. Ada hubungan antara kedisiplinan penggunaan APD dengan ketajaman
penglihatan (Visus) pada pekerja industri las di kota pontianak dengan p value =
0.001 (p value < 0.05)
3. Ada hubungan antara lama masa kerja dengan ketajaman penglihatan (Visus) pada
pekerja industri las di kota pontianak dengan p value = 0.001 (p value < 0.05)
4. Ada hubungan antara lama paparan dengan ketajaman penglihatan (Visus) pada
pekerja industri las di kota pontianak dengan p value = 0.001 (p value < 0.05)
5. Ada hubungan antara jarak paparan dengan ketajaman penglihatan (Visus) pada
pekerja industri las di kota pontianak dengan p value = 0.001 (p value < 0.05)
6. Ada hubungan antara kebiasaan sehari-hari dengan ketajaman penglihatan (Visus)
pada pekerja industri las di kota pontianak dengan p value = 0.001 (p value
< 0.05)
74
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya mengenai
hubungan karakteristik pekerja las terhadap ketajaman pengelihatan pada pekerja
industri pengelasan , penulis akan menyampaikan beberapa saran di antarnya :
1. Bagi Industri Pengelasan
Bagi industri pengelasan di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan
tolak ukur bagi industri pengelasan agar menyediakan alat pelindung diri yang
sesuai standar memberiakn edukasi ke para pekerja tentang pentingnya
penggunaan alat pelindung diri saat bekerja dan melakukan pengecekan kesehatan
berkala untuk menjamin kesehatan para pekerja.
2. Bagi Pekerja Pengelasan
Bagi para pekerja diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi
para pekerja agar para pekerja dapat mengetahui manfaat dari penggunaan APD
sehingga timbul rasa kesadaran dari para pekerja untuk selalu menggunakan APD
pada saat melakukan pengelasan yang bertujuan untuk mengurangi radiasi dan
mengurangi resiko gangguan pada mata, mengistirahatkan mata kurang lebih 30
menit sekali setiap melakukan pengelasan, jarak paparan lebih jauh dari sumber
pengelasan kearah indera mata maka radiasi yang di hasilkan kurang dan resiko
penurunan tajam pengelihatan akan berkurang, Karena kebiasaan sehari dapat
menjadi faktor penyerta dalam penurunan pengelihatan maka beberapa kebiasaan
sehari-hari yang berdampak buruk dan dampak tersebut dapat dihindari agar tidak
memperparah dan meningkatkan resiko salah satunya dalam penggunaan gadget
yang terlalu sering, terlalu lama jarak yang dekat dan pencahayaan yang
menyilaukan mata. Menghindari konsumsi alcohol secara berlebihan dan terus
75
menerus yang dapat menjadi resiko buruk bagi kesehatan organ tubuh, menonton
televisi dan membaca buku dengan jarak yang dekat.
3. Bagi Institusi Terkait (Disnaker)
a. Membuat kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
mengkomunikasikannya dengan baik kepada pemilik bengkel dan pekerja
bengkel las.
b. Perlunya upaya promotif dan preventif terhadap terjadinya penyakit akibat
kerja terutama berkaitan dengan cara penyuluhan, dan pengawasan kondisi
keselamatan dan kesehatan kerja secara berkala kepada industri pengelasan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan bahan kajian dalam mata
kuliah ilmu kesehatan masyarakat tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk dilakukan penelitian selanjutnya
dengan menambahkan kelompok control atau dapat membanding karakteristik apa
yang sangat berpengaruh terhadap tajam pengelihatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ajayi Iyiade A, Omotoye Olusola J.(2012). Pattern of eye diseases among welders in a
Nigeria community. Vol.12. No.2 Hal : 210-216. Diakses tanggal 27 Juli 2019.
http://dx.doi.org/10.4314/ahs.v12i2.21
A.M. Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang :
UNDIP
Aras Mulyadi & Astin Widya. 2016. Pengaruh Penggunaan Alat Pelindung Mata Terhadap
Ketajaman Pengelihatan Pekerja Las Di Kecamatan Mandau Bengkalisriau Vol 10
No 1 Hal 145-148. Di akses 20 januari 2019.
https://onesearch.id/Record/IOS1386.article-3417?widget=1&repository_id=1643
Azir Alfanan.2016.Ketajaman Pengelihatan Ditinjau Dari Pemakaian Alat Pelindung Mata
dan Waktu Paparan Pekerja Las di Kota Yogyakarta Vol 1 No 1 Aplication ISSN
Hal: 2502-5570. http://formilkesmas.respati.ac.id/index.php/formil/article/view/22
Badan Pusat Statistik.2017.Peningkatan Angkatan Kerja. Jakarta : CNN Indonesia
Dedi Setiawan.2016. Hubungan Antara Umur dan Intensitas Cahaya Las Dengan Kelelahan
Mata Pada Juru Las PT. X di Kabupaten Gresik.The Indonesian Journal Of
Occupation Safety And Health. Vol 5 No 2 Juli 2016 Hal 142-152.
http://dx.doi.org/10.20473/ijosh.v5i2.2016.142-152
DEPKES RI.2008. Kajian kondisi Kerja pada Sektor Informal/UKM dan Dampaknya Pada
Kesehatan Pekerja. Jakarta: Departemen Kesehatan
Devina Tipangau, Woodford B.S. Joseph & Jootje M. I. Umboh. 2014. Gambaran Tajam
Pengelihatan Pada Pekerja Las Di Beberapa Tempat Las Di Manado. Diakses
tanggal 16 Januari 2019 http://medkesfkm.unsrat.ac.id/wp-
content/uploads/2016/05/Dewina-Tipagau (tidak dipublikasi)
Doughty MJ, Oblak E. A.(2005) clinical assessment of the anterior eye in arc welders.
Clinical Experimental Optometry .Vol.88. No.6. Hal : 387-595. Di askses tanggal 27
Juli 2019. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1444-
0938.2005.tb05105.x
Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Ed 1.
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Eun AK, Byung-Gyu K, Cheol-Ho Yi, et al.2007. Macular degeneration in an Arc Welder.
Industrial Health. Vol.45. Hal:371–373. Diakses tanggal 27 Juli 2019.
https://www.jstage.jst.go.jp/article/indhealth/45/2/45_2_371/_article/-char/ja/
Evelyn C. 2009.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Cetakan 34. Jakarta : Gramedia.
Pustaka Utama
Fajar Faktur. 2015. Hubungan tingkat kedisiplinan pemakaian kaca mata las dengan
penurunan ketajaman pengelihatan pada pekerja pengelasaan di kecamatan
slogohimo kabupaten wonogiri (Tidak dipublikasi) di akses tanggal 20 Januari 2019
http://eprints.ums.ac.id/32141/
Ganong, F.William.2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.20.EGC : Jakarta
Goff, T. 2006. Flexible Welding Protection, Occupational Health & Safety. Vol. 75, No. 9,
Hal.. 32-33.
I Ketut Swarjana, SKM., M.P.H. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan Ed Revisi.
Yogyakarta : ANDI
Ilyas S.2008. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Isna Farikha Masrun.2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan
Pengelihatan Pada Pekerja Pengelasan di Perusahaan Pembuatan dan Perbaikan
Kapal. Procceending Ist Aplication ISSN Vol. 1, No. 1, Hal : 2581-1770.
http://journal.ppns.ac.id/index.php/seminarK3PPNS/article/view/239
Kozlowski C.2001. Ultraviolet radiation emitted by selected sources at work stands.
International Journal of Occupational Medicine and Environmental Health. Vol. 14
No.3. Hal: 287–292. Diakses tanggal 27 Juli 2019.
https://pdfs.semanticscholar.org/a0c0/ab57544521d289e0142721cf7ad4b8cd547f.pd
f
Kusuma Kelana Dharma.2011. Metodologi Penelitian Keperawatan: Katalog dalam terbitan
Lyon, T.L. 1997.Knowing the Danger Of Actinic Ultraviolet Emisions. American Welding
Society – Welding Journal No.2 . https://app.aws.org/technical/facts/FACT-
26_2014.pdf
Liza Salawati 2015. Analisis Penggunaan Alat Pelindung Mata Pada Pekerja Las. Vol.15
No.3. Hal 130-134 Jurnal Kedokteran Syiat Kuala. https://docplayer.info/34277615-
Analisis-penggunaan-alat-pelindung-mata-pada-pekerja-las.html
Mauren P. Lumolus (2016). Pengaruh Lama Paparan dan Masa Kerja Terhadap Visus Pada
Pekerja Rental Komputer di Kecamatan Sario dan Mayang Kota Manado.Vol.4
No.2. Jurnal E-Biomedik. https://doi.org/10.35790/ebm.4.2.2016.14613
Notoatmodjo, Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nyoman Angga Santoso.2018.Hubungan Antara Durasi Bermain Game Online Dengan
Gangguan Tajam Pengelihatan Pada Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Kota Denpasar.E-Journal, Medika Vol 7 No 8. Hal. 2303-1395.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/41659
Nur Ulfa dkk, Pengaruh Usia dan Status Gizi Terhadap Ketajaman Penglihatan.Vol.6 No.1
Hal 75.84 (2013). Jurnal Kesmasindo.
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/kesmasindo/article/view/53/52
Occupational Safety ang Health Administration,1996.Welding Health Hazards.
http://www.osha.gov/doc/outreachtraining/htmlfiles/weldhlth.html.
Okuno T, Ojima J, Saito H.2001. Ultraviolet radiation emitted by CO2 arc welding. Ann
Occupational Hyg. Vol 45. No. 7. Hal : 597–601.diakses tanggal 27 Juli 2019.
https://academic.oup.com/annweh/article/45/7/597/186215
Permenaker No: PER.02/MEN/1982 tentang kualifikasi juru las di tempat kerja
Permenakertrans RI No. PER.13/MEN/X/2011 tentang waktu pemajanan radiasi sinar
ultraviolet yang diperkenankan
Pheasant,S. 1991. Ergonomics, Work and Health Maryland: Aspen Publisher
Riyanto.2011. Pengelola dan Analisis Data Kesehatan. PT. Nuha Medika: Yogyakarta
Seelay, R.R., Stephans, T.D., Tate. P. 2006.Anatomy and Physiologi, 7th ed. NewYork : McGraw-Hill
Sonawa Herry.2003. Pengelasan Logam. Bandung : Alfabeta
Sugiyono.2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suratman, R.2001. Panduan Proses Perlakuan Panas. Bandung : ITB
Safe Work Australia, 2012. Welding Proses Code of Practice, Australia
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja
Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga
kerja
Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Kerja
Y uang - Lung Yen, MD et.al (2014). Photokerakongjutifis caused by different Light
Sources. American jornal of emergency Medicine,
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(Informed Consent)
Judul Penelitian : Hubungan Karakteristik Pekerja Las Terhadap Tajam
Pengelihatan (VISUS) Pada Industri Pengelasan Di Kota
Pontianak Tahun 2019
Peneliti : Irvan Ardiansyah Zulmianto
Nim : 151510629
Adalah mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang sedang melakukan
penelitan.
Sehubung dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang "Hubungan
Karakteristik Pekerja Las Terhadap Tajam Pengelihatan (VISUS) Pada Industri
Pengelasan Di Kota Pontianak 2019". Maka dengan segala kerendahan hati, saya
mohon ketersedian Bapak untuk menjadi responden penelitian. Semua jawaban dan
keterangan yang diberikan hanya digunakan untuk keperluan penelitian yang
berorientasi ilmiah, penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap responden
dan akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti serta hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Oleh karena itu saya bersedia menjadi informan dalam
penelitian ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Pontianak , Mei 2019
Tertanda
( ……………………….)
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA LAS TERHADAP TAJAM
PENGELIHATAN (VISUS) PADA INDUSTRI PENGELASAN DI KOTA
PONTIANAK TAHUN 2019
Nama Responden :
Tanggal Wawancara :
Indentitas Responden :
1. Nama :
2. Usia :
3. Kedisiplinan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
a. Apakah bengkel menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk para pekerja ?
1) Iya
2) Tidak
b. Apakah anda mengetahui apa saja jenis-jenis APD (Alat pelindung Diri) ketika
melalukan pengelasan ?
1) Iya
2) Tidak
c. Dibawah ini manakan jenis APD (Alat Pelindung Diri) yang sering anda gunakan ?
1) Helm pengaman
2) Pelindung muka
3) Kacamata Bening
4) Kaca Mata Las
a) Kaca las no 6 ( dipakai untuk las titik)
b) Kaca las no 6 dan no 7 (dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30
Ampere)
c) Kaca las no 8 (dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30-75
Ampere)
d) Kaca las no 10 (dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 75-200
Ampere)
e) Kaca las no 12 (dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 200-400
Ampere)
f) Kaca las no 14 (dipakai untuk pengelasan dengan arus diatas 400 Ampere)
5) Tameng muka
6) Pelindung telinga (hearing protection)
7) Alat pelindung pernapasan (respirator)
8) Pelindung dada (apron)
9) Sarung tangan
10) Sepatu kerja
d. Apakah anda menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap saat
melakukan pengelasan ?
1) Iya
2) Kadang-kadang
e. Apakah anda selalu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) saat melakukan
pengelasan ?
1) Iya
2) Kadang-kadang
Tabel Observasi
Kelengkapan penggunaan APD
(Alat Pelindung Diri)
No Jenis APD Digunakan Tidak digunakan
1 Helm Pengaman
2 Pelindung Muka
3 Kaca Mata Bening
4 Kaca Mata Las
5 Tameng Muka
6 Pelindung Muka
7 Pelindung Telinga
8 Alat Pelindung Pernapasan
9 Sarung Tangan
10 Sepatu Kerja
4. Lama Paparan
a. Dalam satu hari, berapa jam anda bekerja ?
b. Dalam satu hari berapa jam,waktu yang anda gunakan khusus untuk mengelas ?
a) 1-4 jam
b) 5-8 jam
5. Masa Kerja
a. Sudah berapa lama andabekerja di bengkel las ini ?
b. Sudah berapa lama andamenjadijuru las di bengkel las ini ?
6. Jarak Pengelasan
Tabel Observasi
Jarak Pengelasan
No Jarak pengelasan 1
menit
Jarak pengelasan
5 menit Jarak pengelasan
30 menit
1
6.KeluhanPengelihatan Mata
Petunjuk Pengisian :
Berikan tanda checklist (√) pada salah satu jawaban untuk setiap pertanyaan (penilaian ini
bersifat subjektif).
Penilaian Kelelahan Mata Berdasarkan Visual Fatigue Index (VFI)
Tidak Pernah : Tidak pernah mengalami keluhan
Kadang-kadang : Keluhan 1-2 kali/minggu
Sering : Keluhan 3-4 kali/minggu
Selalu : Keluhan 5-7 kali/minggu
No Pertanyaan Jawaban
Tidak Pernah
Kadang-kadang Sering Selalu
1 Nyeri atau terasa berdenyut
disekitar bola mata
2 Mata terasa sakit
3 Mata terasa perih
4 Pengelihatan kabur
5 Pengelihatan ganda atau
berbayang
6 Mata terasa panas
7 Mata berair
8 Mengantuk
9 Mata terasa tegang
10 Mata terasa kering
11 Mata terasa gatal
12 Sakit kepala
13 Sulit memfokuskan
pengelihatan
14 Mata sering dikucek
15 Silau
16 Kelopak mata berkedut
atau kejang
17 Kelopak mata sulit
memejam
18 Terasa sakit pada mata saat
menggerakan bola mata
19 Terasa sakit ketika
dipejamkan dengan kuat
20 Mata terasa perih mata
terasa berpasir
21 Mata terasa berat
22 Mata memerah
7. Kebiasaan Sehari-Hari
Petunjuk Pengisian :
Berikan tanda checklist (X) pada salah satu jawaban untuk setiap pertanyaan (penilaian ini
bersifat subjektif).
1) Apakah anda merokok ?
a. Ya
b. Tidak
2) Apakah dalam sehari ada bias menghabiskan 1-2 bungkus rokok perhari ?
a. Ya
b. Tidak
3) Apakah anda sering menonton televise dalam jarak dekat ?
a. Ya
b. Tidak
4) Apakah anda sering menonton televise dalam keadaan lampu ruangan yang redup ?
a. Ya
b. Tidak
5) Apakah anda sering membaca dalam jarak yang dekat ?
a. Ya
b. Tidak
6) Apakah anda sering membaca dalam keadaan baring ?
a. Ya
b. Tidak
7) Apakah anda sering membaca dalam keadaan ruangan yang kurang terang/redup ?
a. Ya
b. Tidak
8) Apakah anda sering bermain handphone dalam jarak yang dekat ?
a. Ya
b. Tidak
9) Apakah anda sering bermain handphone dalam keadaan berbaring ?
a. Ya
b. Tidak
10) Apakah anda menggunakan handphone dengan layar handphone yang terang ?
a. Ya
b. Tidak
11) Apakah anda mengkonsumsi minuman beralkohol ?
a. Ya
b. Tidak
Standar Operating Procedure (SOP)
Pemeriksaan Visus Mata
Pengertian Prosedur ini digunakan untuk mengukur ketajaman penglihatan
individu. Prosedur Pemeriksaan Mata ini dilakukan dengan
menggunakan Kartu Snellen.
Tujuan Menentukan Ketajaman Penglihatan
Petugas 1. Perawat
Persiapan
Alat
1. Kartu Snellen
2. Ruangan terbuka
3. Buku pencatat
Persiapan
lingkungan
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
2. Memberikan posisi klien yang nyaman dan sesuai dengan kondisi pasien
Persiapan
pasien
Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan kepada klien
dan keluarga
Prosedur
Cara memeriksa :
Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi
lebih tinggi atau sejajar dengan mata pasien
Pastikan cahaya harus cukup
Penderita duduk 6 m dari kartu pemeriksaan
Kanan diperiksa, kiri ditutup
Kiri diperiksa, kanan ditutup
Mulai dari huruf yang paling besar ke yang kecil / sampai penderita tidak
bisa membaca
Penulisan dengan bilangan pecahan
Membaca Snelleen chart
□ Snelleen chart yang yang digunakan dalam ukuran kaki =
normal nya 20/20. Misal, pasien dapat membaca semua huruf
pada baris ke 8. Berarti visusnya normal
□ Bila hanya membaca huruf E,D,F,C pada
Baris ke 6=> visusnya 20/30 dengan false 2. Artinya,orang
normal dapat membaca pada jarak 30 kaki sedangkan pasien
hanya dapat membacanya pada jarak 20 kaki.
□ Bila pasien membaca huruf Z,P pada baris ke 6=> visusnya 20/40
□ Bila tidak dapat membaca huruf pada baris ke 6,cek baris ke 5
dengan ketentuan seperti di atas.
Sumber
rujukan
DAFTAR PUSTAKA:
Panduan Skill's LabBlok3.6FKUA
Lampiran : Dokumentasi Penelitian
A. Dokumentasi Alat
No Alat Ukur Dokumentasi
1. Kuesioner
2. Distance Laser Meter
( Meteran Laser)
3. Snelen Chart
B. Dokumentasi Kegiatan
No Keterangan
1. Menyerahkan Surat Izin Penelitian
No Keterangan
2. Responden Menandatanggani Lembar Persetujuan Menjadi Informan
No Keterangan
3. Melakukan Wawancara Menggunakan alat ukur Kuesioner
No Keterangan
4. Melakukan Pengukuran Jarak Pengelasan Menggunakan alat ukur Meteran
Laser
No Keterangan
5. Melakukan Pengukuran Tajam Penglihatan (Visus) Menggunakan alat ukur
Snelen Chart