133
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH LIMBUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : Fadhila Cahyani Chaeruddin 10544 00117 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN 2019

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN

KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH LIMBUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

Fadhila Cahyani Chaeruddin

10544 00117 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

TAHUN 2019

Page 2: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

ii

Page 3: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

iii

Page 4: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.

Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fadhila Cahyani Chaeruddin

NIM : 105 4400 117 15

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Hubungan Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan

Spiritual (SQ) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya

sendiri dan bukan hasil Jiblakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 15 Desember 2019

Yang Membuat Pernyataan,

Fadhila Cahyani Chaeruddin

Page 5: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.

Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id

v

SURAT PERJANJIAN

aya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fadhila Cahyani Chaeruddin

NIM : 105 4400 117 15

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun Skripsi, saya akan selalu melakukan Konsultasi dengan

Pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan, 3, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 15 Desember 2019

Yang Membuat Perjanjian,

Fadhila Cahyani Chaeruddin

Page 6: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jika salah diperbaiki, jika gagal coba lagi.

Esok matahari akan kembali terbit, semangat.

MAAF, TOLONG, PERMISI, dan TERIMA KASIH,

Empat kata esensial yang akan membantu dalam hidup.

Terapkan.

-Alexander Thian-

―I don’t care what you think about me,

because Bruno Mars thinks I’m amazing

JUST THE WAY I’AM‖

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Diriku tersayang, terima kasih sudah berjuang dan berproses sejauh ini.

Terkhusus, skripsi ini untuk mereka yang selalu bertanya

―KAPAN SKRIPSINYA SELESAI? KAPAN WISUDA?‖

Let me tell you, someone graduated at 21, but waited 6 years to get a good job.

Someone had no education, but was a billionaire at 21.

Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukan sebuah tindakan kriminal.

Bukankah sebaik-baik skripsi adalah skripsi yang selesai!? Baik itu yang selesai

tepat waktu maupun tidak tepat waktu. Semua sudah diatur sesuai dengan

porsinya masing-masing.

I’m not late, I’m not early, I’m on time.

Page 7: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

vii

ABSTRAK

Fadhila Cahyani. 2019. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan

Spiritual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah

Limbung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammdiyah Makassar. Pembimbing 1 Irmawanty dan

pembimbing 2 Nurul Magfirah.

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui hubungan kecerdasan

emosional terhadap hasil belajar Biologi siswa, 2) untuk mengetahui hubungan

kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa, 3) untuk mengetahui

hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar

Biologi siswa.

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian expost facto dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Dilaksanakan di SMA

Muhammadiyah Limbung pada bulan Oktober 2019 semester ganjil Tahun Ajaran

2019/2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung dan sampel sebanyak 66 siswa yang dipilih

menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan

angket dan teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji regresi linear

berganda.

Hasil penelitian ini adalah 1) terdapat hubungan antara kecerdasan

emosional terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan koefisien regresi sebesar

0,068 yang berarti berhubungan positif, 2) terdapat hubungan antara kecerdasan

spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan koefisien regresi sebesar

0,086 yang berarti berhubungan positif, 3) terdapat hubungan kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan

Fhitung 5,858 ≥ Ftabel 2,75 yang berarti hipotesis diterima.

Kata kunci: Kecerdasan, Emosional, Spiritual, Hasil Belajar.

Page 8: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

viii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن ارحيم

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada kita

semua buah kecerdasan yaitu otak, dengan kapasitor memori yang besar, sehingga

kita sebagai khalifah dimuka bumi ini, merupakan makhluk yang paling mulia

derajatnya dari sebaik-baik kejadian dari semua makhluk yang diciptakan Allah

SWT.

Shalawat dan salam senantiasa terpanjatkan kepada nabi kita Muhammasd

SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju dunia yang terang

benderang sampai dengan saat ini. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas

berkat rahmat, kesehatan dan kesempatan serta hidayah-nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ―Hubungan Kecerdasan Emosional

(EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas

XI SMA Muhammadiyah Limbung‖ tepat pada waktu yang ditentukan, skripsi ini

bertujuan untuk membina dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang

akademik, yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan.

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam lingkungan

Universitas Muhammadiyah Makassar terkhusus pada program studi Pendidikan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat berbagai

pengalaman dan pembelajaran dan kadang kala terdapat beberapa hambatan dan

kesulitan. Namun, semua itu dapat terlewatkan dengan usaha dan bantuan berupa

arahan atau bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya

jika pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

Page 9: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

ix

yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E.,

M.M, selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dan Bapak Erwin

Akib, M.Pd., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhhamdiyah Makassar.

Terima kasih kepada Ibunda Irmawanty, S.Si., M.Si, selaku ketua Program

Studi Pendidikan Biologi yang telah memberi arahan dan bimbingan selama

proses perkuliahan hingga saat ini. Terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada

Bapak dan Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Khususnya

Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan arahan serta

ilmu-ilmu yang bermanfaat dimasa yang akan datang.

Terima kasih kepada Ibunda Irmawanty, S.Si., M.Si, selaku pembimbing 1

dan Ibunda Nurul Magfirah, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing 2 yang tidak

pernah lelah dan bosan dalam memberikan arahan, bimbingan, serta semangat

kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan

kepada Ibunda Silvyani Djafar, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah, guru-guru

terkhusus untuk ibu Nurul Rahmadani, S.Pd. dan ibu Munawwarah Syaifullah,

S.Pd. selaku guru Biologi, staf, dan seluruh siswa(i) SMA Muhammadiyah

Limbung yang telah membantu dalam proses penelitian.

Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua ku atas segala

pengorbanan, doa, dan kasih sayang hingga kepercayaan yang diberikan oleh

penulis, semoga apa yang telah kedua orang tua ku berikan akan menjadi ladang

berkah di dunia dan akhirat.

Terima kasih kepada Noviana yang selalu setia mendengar keluh kesah,

menyemangati, dan membantu saya selama proses penyusunan skripsi ini, serta

terima kasih kepada jandaku Almiswana, Ainun Jariah, Bau Anggi Angraeni, dan

Page 10: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

x

Andi Sry Fifin Andriani yang selalu menyemangati dan menemani hari-hariku

selama proses perkulihan serta selalu tekun mencela orang-orang yang kita lihat,

semoga kita tidak menjadi janda. Juga, terima kasih kepada temanku yang paling

manis yaitu Anna Kadir dan Asmi Amalia Akbar yang tidak pernah mengeluh

menemani dan mengantar saya meneliti serta bimbingan. Terima kasih kepada

Muhaena Oso yang selalu mengizinkan saya untuk mengerjakan revisi skripsi

ditempat yang ia huni.

Terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa

program studi Pendidikan Biologi angkatan 2015 khususnya kelas Biologi D yang

senantiasa turut membantu dalam memberikan masukan, semangat, dan motivasi

serta saling kerjasama yang dibangun selama ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi

para pembaca dan penyusun skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa masih

banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini, baik dari segi materi maupun

teknik penyusunannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari

penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan.

Makassar, 15 Desember 2019

Penyusun

Fadhila Cahyani

Page 11: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................vi

ABSTRAK ..........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS ..........8

A. Kajian Pustaka .........................................................................................8

1. Hasil Belajar ......................................................................................8

2. Klasifikasi Hasil Belajar ...................................................................10

Page 12: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

xii

3. Kecerdasan Emosional ......................................................................12

4. Kecerdasan Spiritual .........................................................................18

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual ................21

6. Penelitian yang Relevan ....................................................................23

B. Kerangka Pikir ........................................................................................24

C. Hipotesis Penelitian .................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................28

A. Jenis Penelitian ........................................................................................28

B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................28

C. Populasi dan Sampel ...............................................................................29

D. Prosedur Penelitian..................................................................................30

E. Definisi Operasional Variabel .................................................................31

F. Instrumen Penelitian................................................................................32

G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................33

H. Teknik Analisis Data ...............................................................................34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................38

A. Hasil Penelitian .......................................................................................38

1. Analisis Deskriptif ............................................................................38

2. Analisis Inferensial............................................................................45

B. Pembahasan .............................................................................................50

1. Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Biologi

Siswa .................................................................................................50

2. Hubungan Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar Siswa ........52

Page 13: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

xiii

3. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap

Hasil Belajar Biologi Siswa ..............................................................54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................56

A. Simpulan .................................................................................................56

B. Saran ........................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................58

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................62

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................113

Page 14: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Populasi Seluruh Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung ............ 29

3.2. Penyekoran Butir Angket ............................................................................ 32

3.3. Blue Print Variabel Kecerdasan Emosional ................................................ 33

3.4. Blue Print Variabel Kecerdasan Spiritual.................................................... 33

3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 34

3.6. Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa......................................................... 35

3.7. Tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa ............................................................ 35

4.1. Hasil Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 39

4.2. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 39

4.3. Hasil Statistik Deskriptif Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 41

4.4. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 42

4.5. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 43

4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 44

4.7. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian .......................................................... 46

4.8. Hasil Uji Linearitas ...................................................................................... 46

Page 15: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

xv

4.9. Hasil Analisis Regresi Ganda ...................................................................... 47

4.10. Hasil Uji t ..................................................................................................... 48

4.11. Hasil Uji F ................................................................................................... 49

4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................... 50

Page 16: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................... 26

3.1. Hubungan Antar Variabel ......................................................................... 28

3.2. Skema Prosedur Penelitian ........................................................................ 30

4.1. Diagram Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah

Limbung .................................................................................................... 40

4.2. Diagram Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah

Limbung .................................................................................................... 43

4.3. Diagram Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah

Limbung .................................................................................................... 45

Page 17: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERSURATAN .........................................................................63

A.1. Surat Pengantar Penelitian dari Dekan FKIP Unismuh Makassar ..........64

A.2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari LP3M Unismuh Makassar .........65

A.3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SMA

Muhammadiyah Limbung .......................................................................66

LAMPIRAN B VALIDASI INSTRUMEN ........................................................67

B.1. Lembar Keterangan Validasi instrumen Penelitian .................................68

B.2. Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator 1 .................................69

B.3. Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator 2 .................................72

LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN ...................................................75

C.1. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ...........................................76

C.2. Angket Variabel Kecerdasan Emosional Siswa ......................................77

C.3. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Spiritual ...............................................80

C.4. Angket Variabel Kecerdasan Spiritual Siswa .........................................81

LAMPIRAN D HASIL BELAJAR SISWA .......................................................84

D.1. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa .............................................................85

D.2. Rekapitulasi Nilai Kecerdasan Emosional Siswa ....................................86

D.3. Rekapitulasi Nilai Kecerdasan Spiritual Siswa .......................................87

D.4. Bukti Pengisian Kuesioner Kecerdasan Emosional Siswa ......................88

D.5. Bukti Pengisian Kuesioner Kecerdasan Spiritual Siswa .........................91

LAMPIRAN E ANALISIS DATA .....................................................................94

E.1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................95

E.2. Analisis Statistik Inferensial ....................................................................99

Page 18: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

xviii

LAMPIRAN F KARTU KONTROL PENELITIAN .........................................103

LAMPIRAN G DOKUMENTASI ......................................................................104

Page 19: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu upaya sadar untuk mengubah potensi siswa

agar menjadi lebih baik secara intelektual, moral, dan sosial. Untuk

mengembangkan pembentukan pribadi siswa harus terlibat dalam proses

pembelajaran dalam satuan pendidikan. Pendidikan nasional memiliki tujuan

untuk melahirkan manusia yang seutuhnya dan mencerdaskan kehidupan bangsa,

yaitu manusia yang memiliki iman serta taqwa terhadap Allah SWT dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani dan

jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung

jawab kemasyarakatan dan berbangsa yang membangun kemajuan nusa dan

bangsa.

Dunia pendidikan yang akan mencetak generasi muda yang handal

diharapkan benar-benar menjadi sarana lahirnya lulusan penerus bangsa yang

berkualitas dan siap bersaing di dunia serta menuntut pola berpikir dan bersikap

terhadap berbagai informasi dan tantangan. Untuk mengetahui perubahan siswa

tersebut maka harus dilakukan adanya penilaian hasil belajar.

Kenyataan saat ini, pendidikan di Indonesia masih belum mencapai sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional yang diharapkan. Kondisi ini jelas

menunjukkan terjadinya ketimpangan antara harapan dengan kenyataan. Harapan

dari adanya pendidikan nasional agar mampu mengembangkan kualitas sumber

daya manusia yang menjadi modal utama dalam pembangunan. Namun kondisi

yang terjadi saat ini adalah sebaliknya, pendidikan nasional belum mampu secara

Page 20: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

2

maksimal melahirkan manusia yang mampu bersaing di era global. Ketimpangan

tersebut menjadikan adanya masalah pendidikan nasional yang masih kurang

yaitu kualitas.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dimana penilaiannya sudah

mengarah ke penilaian berbasis kecerdasan jamak, menilai hasil belajar siswa dari

tiga domain yaitu domain psikomotorik, domain afektif dan domain kognitif.

Namun pendidikan di sekolah telah membuat definisi yang tidak manusiawi

tentang kemampuan siswa karena kenyataannya kemampuan siswa hanya dilihat

dan dikembangkan dari sisi kognitif saja, tanpa melihat dimensi kemampuan

dalam diri manusia yang lebih luas.

Kemampuan potensial dapat dikembangkan bila dalam situasi kondusif

sehingga kecerdasan dapat terbentuk karena terdapat pengalaman. Jean Piaget

berpendapat bahwa kecerdasan adalah internalisasi pengalaman. Pembentukan

kecerdasan dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi lingkungan, kesempatan

dan iklim emosi yang memungkinkan individu untuk memperoleh pengalaman

tertentu.

Pendidikan di sekolah tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan

intelektual siswa saja, tetapi juga mengasah keterampilan dalam mengelola

spiritual dan emosional siswa sehingga perlu adanya tindak lanjut dari

dilaksanakannya tes pengukur kecerdasan baik kecerdasan spiritual maupun

kecerdasan emosional siswa. Menurut Mayer dan Cobb (2000), aspek kecerdasan

emosional perlu diajarkan di dunia pendidikan sebagai upaya dalam penurunan

perilaku buruk siswa di sekolah. Hal ini diperlukan karena masih kurangnya

pemahaman para guru dan siswa mengenai hubungan antara kecerdasan

emosional dan spiritual terhadap hasil belajar siswa.

Page 21: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

3

Tujuan pembelajaran tercapai dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil

belajar yang diraih oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan

aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Baik buruknya hasil belajar yang

diperoleh bergantung dari pengetahuan serta perubahan perilaku individu siswa

terhadap apa yang dipelajarinya. Nilai kognitif bukan merupakan satu-satunya

penilaian, namun selama ini guru lebih menekankan ke dalam penilaian kognitif

saja dengan berdasarkan nilai tugas, ulangan harian dan ulangan umum dan

mengesampingkan kemampuan afektif dan psikomotor siswa.

Biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam

aspek kehidupan manusia, hal ini ditujukan untuk menyiapkan masa depan siswa

siswi yang aktif, kritis, kreatif, kompetitif, dan dapat memecahkan masalah serta

berani dalam mengambil keputusan secara tepat dan tanggap. Biologi sering

dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Akibatnya informasi

yang diterima siswa tidak maksimal dan hasil belajar Biologi menjadi rendah

sehingga tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

SMA Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa menentukan kriteria

ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata

peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya

pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. KKM yang ditentukan

khususnya untuk kelas XI adalah 75. Hasil wawancara dengan guru Biologi SMA

Muhammadiyah Limbung menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar Biologi

siswa-siswi cenderung memperoleh nilai kurang dari kategori baik. Terdapat

siswa yang memiliki kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh hasil

belajar yang relatif rendah, dan ada pula siswa yang walaupun kemampuan

Page 22: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

4

inteligensinya relatif rendah namun dapat mengelola emosi dan berkomunikasi

dengan baik sehingga memperoleh hasil belajar yang relatif tinggi.

Penyebab rendahnya hasil belajar siswa SMA sekarang ini sudah barang

tentu tidak terlepas dari faktor umum yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri

yang lazim disebut sebagai faktor internal dengan aneka macam bentuk dan

jenisnya. Faktor ini banyak didominasi oleh kondisi psikologis beserta segenap

potensi siswa dalam bentuk kecerdasan, termasuk intelegensi atau kecerdasan

intelektual yang meliputi berbagai kemampuan, seperti penalaran, kemampuan

berpikir abstrak, dan kemampuan verbal. Demikian juga dengan faktor-faktor

psikologis lainnya seperti motivasi berprestasi dan konsep diri. Juga faktor

kecerdasan emosional yang meliputi ketabahan, keterampilan, empati, kesabaran,

kesungguhan, dan keuletan.

Setiap individu memiliki kemampuan intelegensi yang berbeda dalam hal

memecahkan masalah yang dihadapi, kemampuan untuk belajar serta kemampuan

untuk berpikir secara abstrak. Apabila seseorang memiliki karakteristik namun

tidak memiliki kecerdasan dalam hal emosional, maka dapat mengganggu

kegiatan baik di sekolah maupun di rumah. Oleh sebab itu, dalam proses belajar,

kecerdasan-kecerdasan tersebut sangat diperlukan. Keseimbangan antara EQ dan

SQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah.

Sejak lama pemahaman bahwasanya hanya kecerdasan intelektual saja

yang dapat menentukan keberhasilan siswa di masa depan, namun pada

kenyataannya pemahaman tersebut tidak benar. Seseorang yang memiliki

kecerdasan intelektual tinggi saja belum cukup untuk menjadikan orang tersebut

sukses. Kecerdasan yang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang adalah

Page 23: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

5

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, karena menyangkut kemampuan

dalam mengendalikan emosi serta beradaptasi dengan lingkungan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nitta Jayanti (2014) bahwa

seseorang yang sedang berada dalam suasana hati yang baik, hubungan sosial

yang baik, tingkat emosional yang baik serta dapat menyesuaikan diri sehingga

cenderung untuk berpikir positif serta dapat berpikir jernih dan berkonsentrasi

selama pelajaran. Teori lain juga dikemukakan oleh Goleman (2001) bahwa

kecerdasan intelegensi seseorang hanya menyumbang sebesar 20% bagi faktor-

faktor yang menentukan sukses dalam hidup, maka 80% lainnya diisi oleh

kecerdasan-kecerdasan yang lain.

Mengingat potensi yang dimiliki siswa harus dikembangkan agar mereka

memiliki kecakapan emosi dan tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai-nilai

ketuhanan sehingga pengembangan kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual siswa sangat dibutuhkan. Hal ini yang menarik minat dan motivasi

penulis untuk melakukan penelitian dengan judul ―Hubungan Kecerdasan

Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Terhadap Hasil Belajar Biologi

Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung‖.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan kecerdasan emosional (EQ) terhadap hasil belajar

siswa?

2. Apakah terdapat hubungan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap hasil belajar

siswa?

Page 24: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

6

3. Apakah terdapat hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan

spiritual (SQ) terhadap hasil belajar Biologi siswa?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, tujuan penelitian

yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional (EQ) terhadap hasil

belajar siswa.

2. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap hasil belajar

siswa.

3. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan

spiritual (SQ) terhadap hasil belajar Biologi siswa?

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan bernilai jika dapat memberi manfaat bagi semua

pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan untuk kalangan akademisi yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut berkaitan dengan hubungan Emotional Quotient (EQ) dan

Spiritual Quotient (EQ) terhadap hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, dapat lebih mengelola kecerdasan emosionalnya dan spiritualnya

dalam kegiatan pembelajaran dengan baik.

b. Bagi Guru, mendapat gambaran untuk mengenal kemampuan siswa serta

mengelola kelas dari hasil tes kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

sehingga dapat mengarahkan pendidikan berdasarkan kecerdasan jamak.

Page 25: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

7

c. Bagi Sekolah, dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para

orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan

memotivasi siswa untuk menggali kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual yang dimilikinya.

d. Bagi Peneliti, untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang

penelitian, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang

hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap

hasil belajar biologi siswa.

Page 26: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah

proses belajar berlangsung. Pengalaman tersebut dilihat pada perubahan tingkah

laku atau pola kepribadian siswa. Jadi, pengalaman yang diperoleh siswa

merupakan pengalaman sebagai hasil belajar siswa sekolah. Hasil belajar pada

hakikatnya merupakan mengubah tingkah laku seseorang. Tingkah laku pada hasil

belajar dalam pengertian luas mencakup domani kognitif, afektif dan psikomotor.

Oleh sebab itu, dalam penelitian hasil belajar harus memperhatikan ketiga domain

tersebut. Dengan memperhatikan tiga domain tersebut, diharapkan dapat diketahui

sampai sejauh mana efisiensi dan keefektifan dalam mencapai tujuan pengajaran

atau tingkah laku siswa (Sudjana, 2009).

Menurut Daud (2012) hasil belajar adalah kecakapan nyata, yang dapat

diukur secara langsung dengan menggunakan tes prestasi belajar dan setiap

kegiatan belajar manusia selalu terdapat prestasi belajar dan biasanya inilah yang

menjadi sasaran akhir dari proses belajar seseorang, terutama terhadap siswa.

Agar memperoleh hasil belajar siswa diperlukan langkah evaluasi hasil belajar

terlebih dahulu. Evaluasi hasil belajar adalah proses untuk menentukan nilai

belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian dan atau

pengukuran hasil belajar. Melalaui evaluasi hasil belajar, kita dapat mengetahui

tingkat keberhasilan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Page 27: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

9

Hasil belajar ditandai dengan skala nilai berupa kata, huruf, atau simbol. Apabila

tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar tersebut dapat terlaksana, maka hasil

belajar dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk kenaikan kelas

maupun penempatan, pengembangan, dan seleksi. (Dimyati dan Mudjiono, 2009).

Penilaian hasil belajar dibagi menjadi dua bagian yaitu tes dan non tes. Tes

ada yang diberikan secara lisan, tulisan maupun perbuatan. Soal-soal tes ada yang

disusun dalam bentuk objektif maupun esai atau uraian. Sedangkan non tes

sebagai alat penilaian meiputi kuesioner, observasi, skala, wawancara, studi kasus,

sosiometri, dan sebagainya. Penilaian hasil belajar tersebut merupakan dasar

dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya atau yang

disebut dengan raport. Dalam laporan kemajuan belajar siswa tersebut dikatakan

kecakapan dan kemampuan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam

bentuk nilai-nilai prestasi yang diperoleh siswa (Sudjana, 2009).

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami tentang

makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta

didik, baik yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil

pembelajaran. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar peserta didik

yaitu kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Sebab

belajar itu sendiri adalah suatu proses seseorang yang berusaha untuk meraih

suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif manetap. Perbuatan dan hasil

belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud:

a. Pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, prinsip, informasi, pola

kerja, kaidah prosedur, hukum, atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya.

Page 28: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

10

b. Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) proses berpikir,

mengingat atau mengenal kembal, perilaku afektif (sikap-sikap apresiasi,

penghayatan dan sebagainya), perilaku psikomotorik (ketarampilan-

keterampilan psikomotorik termasuk yang bersifat ekspresif).

c. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian.

2. Klasifikasi Hasil Belajar

Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga domain. Secara eksplisit ketiga

domain tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain (Haryati, 2007).

Ketiga domain tersebut diantaranya sebagai berikut:

a. Domain Kognitif

Domain kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Tujuan domain kognitif berhubungan dengan ingatan atau

pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan

keterampilan intelektual yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan

menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur untuk memecahkan

suatu permasalahan (Haryati, 2007).

Manusia memiliki kemampuan psikognitif, yaitu perkembangan yang

terjadi dalam bentuk pemahaman, pengenalan, dan pengertian, dengan

menggunakan pendengaran, pengamatan, dan berpikir (Chatib&Said, 2012).

Kognitif adalah kemampuan mengelola pikiran seseorang untuk mengenali,

menganalisis sesuatu dan akhirnya dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.

Kemampuan kognitif tidak terbatas pada kemampuan anak mengerjakan soal-soal

Page 29: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

11

tes di atas kertas, namun lebih cenderung pada penyelesaian soal-soal dalam

bentuk masalah yang realistis dengan kemampuan berpikirnya

b. Domain Afektif

Domain afektif merupakan nilai sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

menerima, menanggapi, menilai, mengelola dan menghayati. Hasil belajar afektif

terlihat pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap

pelajaran, motivasi belajar, disiplin, menghargai guru dan teman sekelas,

hubungan sosial dan kebiasaan belajar. Sekalipun bahan ajar berisi domain

kognitif, domain afektif harus menjadi satu bagian. Domain afektif dibagi menjadi

beberapa kategori. Kategori tersebut dari yang paling sederhana sampai tingkat

yang kompleks yaitu reciving/ attending, responding, valuing, organisasi dan

karakteristik (Sudjana, 2009).

Manusia memiliki kemampuan psiko-afektif, yaitu suatu respon atau

perasaan yang dimiliki oleh seseorang (Chatib&Said, 2012). Secara umum,

perasaan itu adalah kondisi hati yang tidak menyenangkan maupun

menyenangkan, baik atau buruk, suka dan tidak. Lebih jauh, afektif juga diartikan

perilaku atau akhlak seseorang yang baik saat orang berinteraksi dengan

lingkungannya ataupun dengan diri sendiri adalah sebuah kemampuan. Dalam

dunia sekolah, anak yang berperilaku baik, seperti tidak pernah terlambat, sopan

dan santun, selalu menghormati orang yang lebih tua, atau mudah bergaul alhasil

perilakunya akan menyenangkan banyak orang. Tingkah laku seseoranh yang

seperti ini dikatakan memiliki kemampuan afektif.

c. Domain Psikomotor

Page 30: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

12

Domain psikomotor merupakan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak siswa. Ada enam aspek dalam domain psikomotor ini, yakni persepsi,

kesiapan, respon terpimpin, respon tampak yang kompleks, penyesuaian dan

penciptaan. Keenam aspek tersebut berkaitan satu sama lain atau tidak dapat

berdiri sendiri. Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya secara tidak langsung

juga berubah sikap dan perilakunya. Tipe hasil belajar domain psikomotor

berhubungan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia

menerima pengalaman belajar tertentu (Sudjana, 2009).

Manusia memiliki kemampuan psikomotor, yaitu perkembangan tubuh

atau jasmani setiap individu akan aktivitas dirinya terhadap sesuatu atau

menghasilkan suatu benda (Chatib&Said, 2012). Lebih luas, psikomotor diartikan

kemampuan seseorang untuk menampilkan diri tentang sesuatu atau kemampuan

menghasilkan produk, sesederhana apapun bentuknya. Misalnya, anak berani

tampil untuk membaca puisi, memberikan presentasi, menyanyi dalam paduan

suara, olahraga atau tarian yang disukainya. Kemampuan anak seperti membuat

kerajinan tangan, menggambar, dan membuat produk juga merupakan

kemampuan psikomotor.

3. Kecerdasan Emosional

Banyak contoh disekitar kita membuktikan bahwa seseorang yang

memiliki kecerdasan otak saja serta memiliki gelar tinggi, belum tentu dapat

sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali justru yang berpendidikan

formal yang lebih rendah, banyak yang ternyata mampu lebih berhasil di dunia

pekerjaan. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan

intelegensi (IQ), padahal diperlukan pula bagaimana untuk mengembangkan

Page 31: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

13

kecerdasan emosi seperti: inisiatif, ketangguhan, optimisme, kemampuan

beradaptasi. Saat ini terdapat banyak orang berpendidikan yang terlihat begitu

menjanjikan serta mengalami kemandekan dalam kariernya. Lebih buruk lagi,

mereka tersingkir akibat rendahnya kecerdasan emosional yang dimilikinya

(Agustian, 2007).

Cooper dan Sawaf (Agustian, 2001) menafsirkan kecerdasan emosional

sebagai kemampuan memahami, merasakan, dan secara efektif menerapkan daya

serta kepekaan emosi sebagai sumber informasi, koneksi, energi dan pengaruh

yang manusiawi. Adapun menurut Goleman (2001) kecerdasan emosional

(emotional intelligence) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain

dan utamanya perasaan kita sendiri, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan

kemampuan untuk mengeloh emosi dengan baik pada diri sendiri dalam hubungan

terhadap orang lain. Seperti kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati,

keterampilan sosial.

Kecerdasan emosi diadaptasi oleh Daniel Goleman (Nggermanto, 2001)

menjadi sebagai berikut:

a. Kesadaran diri mengetahui apa yang kita rasakan suatu saat dan

menggunakannya untuk mengambil keputusan diri sendiri; memiliki tolok

ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

b. Pengaturan diri menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif

terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati serta sanggup menunda

kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu pulih kembali dari

tekanan emosi.

Page 32: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

14

c. Motivasi menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan

dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita untuk mengambil inisiatif

dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi frustasi dan

kegagalan.

d. Empati merasakan apa yang dirasakan orang lain, mampu memahami

perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan

menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

e. Keterampilan sosial menangani emosi dengan baik ketika berhubungan

dengan orang lain serta dengan cermat dapat membaca situasi dan jaringan

sosial berinteraksi dengan lancar menggunakan keterampilan-keterampilan ini

untuk memimpin dan mempengaruhi, menyelesaikan perselisihan dan

bermusyawarah, serta untuk bekerja sama maupun bekerja dalam tim.

Sejumlah teoretikus mengelompokkan emosional dalam golongan-

golongan yang besar, meskipun tidak semuanya sepakat tentang golongan itu.

Calon-calon ulama dan beberapa anggota golongan tersebut adalah:

a. Amarah meliputi benci, mengamuk, jengkel, kesal hati, beringas, terganggu,

rasa pahit, marah besarberang, tersinggung, bermusuhan dan barangkali yang

paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

b. Kesedihan meliputi suram, melankolis, pedih, sedih, kesepian, ditolak, putus

asa, muram, mengasihani diri, dan kalau menjadi patologis, dan depresi berat.

c. Rasa takut meliputi gugup, cemas, takut, was-was, perasaan takut sekali,

waspada, sedih, tidak tenang, khawatir ngeri, takut sekali, kecut sebagai

patologi, fobia dan panik.

Page 33: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

15

d. Kenikmatan meliputi bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga,

kenikmatan indriawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi,

kegirangan luar biasa, dan senang sekali.

e. Cinta meliputi persahabatan, penerimaan, rasa dekat, bakti, hormat,

kepercayaan, kasmaran, kasih, dan kebaikan hati.

f. Terkejut meliputi terkesiap, takjub, dan terpana.

g. Jengkel meliputi hina, jijik, muak, mual, benci tidak suka, dan mau muntah.

h. Malu meliputi rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur

lebur.

Berikut ini dijelaskan beberapa konsep kecerdasan yang telah

dikemukakan oleh para ahli di bidangnya (Prawira, 2012):

a. Konsep Kecerdasan Menurut Vernon

Vernon telah membuat sistematika dan definisi-definisi mengenai

kecerdasan. Ia menggolongkan kecerdasan menjadi tiga kategori yaitu kecerdasan

ditinjau dari segi biologi, kecerdasan ditinjau dari segi psikologis dan kecerdasan

ditinjau secara operasional. Ditinjau dari ilmu biologi, kecerdasan didefinisikan

sebagai kemampuan dasar manusia yang secara relatif diperlukan untuk

penyesuaian diri pada alam sekitar yang baru. Meskipun pada kenyataannya di

dunia ini terdapat banyak orang yang mempunyai kecerdasan yang tinggi tidak

mampu menyesuaikan dirinya pada alam sekitar yang dengan baik. Dalam hal ini,

pengamatan tergolong salah satu faktor kecerdasan individual.

Ditinjau secara psikologis, kecerdasan merujuk adanya pengaruh-pengaruh

relatif keturunan dan lingkungan sekitar terhadap perkembangan kecerdasan

individual. Kecerdasan merupakan pembawaan dasar akibat pengaruh-pengaruh

Page 34: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

16

latihan, pengalaman dan pengaruh-pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Secara

operasional, kecerdasan didefinisikan dalam pelaksanaan atau dalam aplikasinya

secara operasional dengan menggunakan istilah-istilah yang pasti misalnya

melakukan tes IQ ataupun mengerjakan soal-soal tes yang sangat sukar dan

kompleks.

b. Konsep Kecerdasan Menurut Freeman

Menurut Freeman, kecerdasan dipandang sebagai suatu kemampuan yang

dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu kemampuan adaptasi, kemampuan belajar

dan kemampuan berpikir abstrak. Kemampuan adaptasi adalah sebuah

kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.

Seseorang dikatakan cerdas jika orang tersebut mampu menyesuaikan dirinya

pada situasi-situasi tertentu dan problema-problema baru secara mudah, efektif

dan mempunyai variasi-variasi tingkah laku. Kecerdasan merupakan kemampuan

umum seseorang secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya kepada alam

sekitarnya yang baru. Hal ini yang membuat suatu kesanggupan untuk beradaptasi

dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan belajar merupakan kemampuan

seseorang untuk belajar.

Kemampuan belajar dijadikan indeks atas dasar kecerdasan seseorang.

Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

konsep-konsep dan simbol-simbol guna menghadapi situasi-situasi atau

persoalan-persoalan yang memakai simbol-simbol verbal dan bilangan. Seseorang

dikatakan cerdas apabila ia dapat melakukan berpikir abstrak secara abstrak.

c. Konsep Kecerdasan Menurut Alfred Binet

Page 35: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

17

Menurut Binet, kecerdasan adalah kecenderungan untuk mengambil dan

mempertahankan pilihan yang tetap, kapasitas untuk beradaptasi dengan maksud

memperoleh tujuan yang diinginkan dan kekuatan untuk autokritik.

d. Konsep Kecerdasan Menurut D. Wechsler

Ahli ini berpendapat bahwa kecerdasan adalah kumpulan kapasitas atau

kapasitas global individu untuk berbuat menurut tujuannya secara tepat, berpikir

secara rasional dan menghadapi alam sekitar secara efektif. Kapasitas kumpulan

merupakan sekelompok kapasitas, artinya kesanggupan atau kemampuan dasar

yang terdapat pada individu.

e. Konsep Kecerdasan Menurut G. Stoddard

Stoddard memberikan definisi yang komprehensif tentang kecerdasan

individu yaitu kemampuan untuk melaksanakan aktivitas dengan ciri-ciri

kesukaran, kompleksitas, abstraksi, ekonomis, penyesuaian dengan tujuan, nilai

sosial dan sifatnya yang asli dan mempertahankan kegiatan-kegiatan di bawah

kondisi-kondisi yang menuntut konsentrasi energi dan menghindari kekuatan

emosional atau gejolak emosi.

f. Konsep Kecerdasan Menurut Bruce W. Tuckman

Bruce W. Tuckman mengemukakan ada sepuluh macam konsep

kecerdasan diantaranya kecerdasan adalah suatu kemampuan intelektual umum,

kecerdasan sebagai kelompok-kelompok sifat, kecerdasan sebagai kesanggupan

adaptasi, kecerdasan dipandang sebagai sesuatu yang dapat diukur, kecerdasan

sebagai suatu faktor diskrit, kecerdasan sebagai kemampuan belajar, inteligensi

sebagai perilaku terpelajar, kecerdasan sebagai dua tingkatan proses yakni tingkat

kecerdasan asosiatif dan kecerdasan tingkat abstrak, kecerdasan sebagai

Page 36: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

18

kemampuan-kemampuan mental majemuk, serta kecerdasan sebagai bentuk

kemampuan, bakat dan prestasi.

Setiap orang adalah homoviator, yaitu makhluk yang selalu ingin tahu dan

tidak pernah merasa puas sehingga ia selalu menuju satu tujuan. Ketika manusia

beranjak dewasa, dia mulai membenahi kehidupan emosionalnya, mencapai

keseimbangan dalam pikiran dan memperhalus sika, perasaan dan perbuatan.

Semua orang mencari kepuasan emosional, oleh karena itu menggunakan daya

khayal mereka untuk menciptakan suasana yang merangsang emosional. Itu

sebabnya kepandaian dan tubuh diolah lewat latihan yang tepat. Keseimbangan

merupakan patokan utama dalam menilai apakah seseorang cerdas secara

emosional atau tidak (Maurus, 2007).

Kecerdasan emosional mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda,

tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic intelligence).

Kecerdasan akademik tersebut berupa kemampuan kemampuan kognitif murni

yang diukur dengan IQ (Gandasetiawan, 2009). Meskipun IQ tinggi, tetapi EQ

rendah maka tidak akan cukup membantu. IQ mungkin membantu dalam hal

memahami dan menghadapi dunia pada satu tingkat, tetapi emosi lebih

dibutuhkan untuk memahami dan menghadapi diri sendiri dan orang lain.

Tanpa kecerdasan emosional, kemampuan untuk mengenali dan

menghargai perasaan serta bertindak jujur sesuai dengan perasaan tersebut, maka

seseorang tidak dapat berhubungan baik dengan orang lain, berhasil di dunia,

membuat keputusan dengan mudah dan akan sering merasa terombang-ambing

(Segal, 2000). EQ bersifat komplementer (saling melengkapi) terhadap IQ. Ini

berarti EQ tidak mengungguli IQ. EQ menguraikan kemampuan-kemampuan

Page 37: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

19

yang berbeda dari kecerdasan yang lebih akademis atau intelektual tersebut. EQ

merupakan gabungan emosi dan kecerdasan. Menurut pandangan Dann (2002),

emosi dan pikiran berjalan secara beriringan. Jadi, EQ merupakan kemampuan

dalam menggunakan emosi-emosi untuk dapat membantu menjalani kehidupan

secara lebih efektif dan memecahkan masalah.

4. Kecerdasan Spiritual

Membangunn spiritualisme merupakan usaha melakukan penyegaran

mental atau rohani berupa keyakinan, iman, ideologi, etika, dan pedoman atau

tuntunan. Membangun spiritualisme dapat dilakukan dengan berbagai media,

salah satunya adalah dengan membangun spiritualitas yang bersumber dari agama.

Dalam membangun spiritualitas tersebut kita membutuhkan kecerdasan spiritual,

yaitu kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai,

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna

yang lebih luas dan kaya (Wahab dan Umiarso, 2016).

Secara konseptual kecerdasan spiritual terdiri atas gabungan kata

kecerdasan dan spiritual. Menurut Salim (2000) dalam kamus bahasa Salim’s

Ninth Collegiate English-Indonesian Dictionary, kata spirit memiliki sepuluh arti

etimologis bila diperlakukan sebagai kata benda (noun) namun bila diperlakukan

sebagai kata kerja (verb) dan kata sifat (adjective), memiliki beberapa arti pula

mengenainya. Dari kesepuluh arti tersebut maka dipersempit menjadi tiga arti,

yaitu berkaitan dengan moral, semangat, dan sukma.

Spiritual sendiri dapat dimaknai sebagi hal-hal yang bersifat spirit atau

berkenaan dengan spirit. Dari sini, dapat diartikan spiritual sebagai suatu hal yang

berkaitan dengan kemampuan dalam membangkitkan semangat, misalnya.

Page 38: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

20

Dengan kata lain, bagaimana seseorang benar-benar memerhatikan dan

menunjukkan jiwa atau sukma dalam menyelenggarakan kehidupan di bumi

(Mimi Doe dan Marsha Walch, 2001).

Marsha Sinetar (2001), yang terkenal luas sebagai pendidik, penasihat,

pengusahan, dan penulis buku-buku best seller, menafsirkan kecerdasan spiritual

sebagai pemikiran yang terilhami yang maksudnya adalah kecerdasan yang

diilhami oleh dorongan dan efektivitas, keberadaan atau keilahian yang

mempersatukan kita sebagai bagian-bagiannya. Sedangkan, Imam Supriyono

(2006) mengartikan kecerdasan spiritual sebagai kesadaran tentang gambaran

besar atau gambaran menyeluruh tentang diri seseorang atau jagat raya.

Sementara, Agus Nggermanto (2001) mengutip pendapat dari Khalil

Khavari, bahwa :

Kecerdasan spiritual adalah fakultas dari dimensi nonmaterial kita—ruh

manusia. Inilah intan yang belum terasa yang kita semua memilikinya.

Kita harus mengenalinya seperti apa adanya, menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi . seperti dua bentuuk kecerdasan lainnya,

kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan dan diturunkan. Akan tetapi,

kemampuannya untuk ditingkatkkan tampaknya tidak terbatas.

Dari berbagai definisi kecerdasan spiritual yang telah dikemukakan di atas,

dapat di ambil benang merah bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang

sudah ada dalam setiap manusia sejak lahir yang membuat manusia menjalani

hidup ini dengan penuh makna, selalu mendengarkan suara hati nuraninya, tidak

pernah merasa sia-sia, hingga semua yang dijalaninya selalu bernilai. Jadi,

kecerdasan spiritual dapat membantu seseorang untuk membangun dirinya secara

utuh. Semua yang dijalaninya tidak hanya berdasarkan berpikir rasio saja, tetapi

Page 39: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

21

juga menggunakan hati nurani karena hati nurani merupakan pusat kecerdasan

spiritual (Wahab dan Umiarso, 2016).

Zohar dan Marshall (2001) menyebutkan bahwa, SQ berkaitan dengan

unsur pusat dari bagian diri manusia yang paling dalam dan menjadi pemersatu

seluruh bagian diri manusia yang lain. SQ adalah kecerdasan yang bertumpu pada

bagian dalam diri yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar.

SQ adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu manusia

menyembuhkan dan membangun dirinya secara utuh. SQ menjadikan manusia

sebagai makhluk yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan

spiritual. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ

secara efektif. Kecerdasan yang bukan hanya untuk mengetahui nilai-niai yang

ada, tetapi juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru. Oleh sebab itu

SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia atau the ultimate inteligence

(Baharuddin, Wahyuni, 2015).

Sementara itu Agustian dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses

Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual, ESQEmotional Spiritual

Quotien Berdasarkan 1Ihsan, 6 Rukun Iman, 5 Rukun Islam (2013) meletakkan

tiga nilai dasar dalam Islam yakni Iman, Islam dan Ihsan sebagai dasar

pegembangan kecerdasan spiritual. Berdasarkan konsep tersebut, kecerdasan

emosional dan spiritual dapat dicapai melalui empat langkah yaitu; a) Zero Mind

Process, yaitu penjernihan emosi dari belenggu-belenggu yang menutupi suara

hati , b) pembentukan prinsip atau pembangunan mental melalui pemahaman,

penghayatan dan pengamalan 6 Rukun Iman yang diistilahkan dengan Mental

Building, c) pengasahan hati yang dilakukan secara berurutan dan sistematis

Page 40: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

22

melalui penerapan dan pelaksanaan secara konsisten 5 Rukun Islam, atau yang

diistilahkan dengan Personal Strength, serta d) pembentukan tanggung jawab

sosial melalui perwujudan nilai Ihsan yang tercermin dalam sikap dan perilaku

sehari-hari yang disebut dengan ketangguhan sosial atau Social Strength

(Agustian, 2013:57-58). Melalui empat langkah dasar tersebut individu akan

mampu meraih kecerdasan emosional dan spiritual.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Donah Zohar & Marshall otak manusia selalu berkembang untuk menuju

perubahan yang bermanfaat bagi kehidupannya, begitu juga dengan adanya

perkembangan kecerdasan spiritual dalam diri manusia. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu:

a. Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara kehidupan bathin dan lahiriah. Ia mampu

menjalankan semua ini karena bersifat luwes, kompleks, adaptif dan mampu

mengorganisasikan diri. Menurut penelitian yang dilakukan pada era 1990-an

dengan menggunakan MEG (Magneto –Encephalo – Graphy) membuktikan

bahwa osilasi sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi kecerdasan

spiritual.

b. Titik Tuhan (God spot)

Ada bagian dalam otak, yaitu lobus temporal yang meningkat ketika

pengalaman religious atau spiritual berlangsung yang disebut sebagai titik Tuhan

atau God Spot. Titik Tuhan memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual. Namun demikian, titik Tuhan bukan merupakan syarat

mutlak dalam kecerdasan spiritual. Perlu adanya integrasi antara seluruh bagian

Page 41: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

23

otak, seluruh aspek dari dan seluruh segi kehidupan. Selain dari pada itu terdapat

beberapa faktor yang menjadi menghambat kecerdasan spiritual untuk

berkembang, diantaranya adalah:

1) Adanya ketidakseimbangan id, ego, dan super ego

2) Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi anaknya

3) Mengharapkan terlalu banyak

4) Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

5) Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

6) Adanya luka jiwa yang menggambarkan pengalaman menyangkut perasaan

terbelah, terasing, dan tidak berharga.

Faktor-faktor yang disebutkan di atas, melahirkan perilaku-perilaku yang

dapat disimpulkan menjadi tiga sebab yang membuat seseorang terhambat secara

spiritual yaitu:

1) Tidak mengembangkan beberapa bagian dari dirinya sama sekali

2) Telah mengembangkan beberapa bagian, namun tidak proposional,atau

dengan cara yang negatif atau destruktif

3) Bertentangan atau buruknya hubungan antara bagian-bagian

Jadi, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, kecerdasan spiritual

tidak dapat serta merta tumbuh dan berkembang tanpa dibarengi oleh faktor-faktor

yang mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

adalah komponen yang ada dalam diri manusia yakni berkerjanya sel saraf otak

yang terhubung dengan god spot (titik tuhan) sehingga lahirlah kesadaran

bertuhan (beragama). Hal ini menjadikan spritualitas meningkat. Adapun faktor

eksternal yaitu faktor yang dipengaruhi oleh hal-hal yang berada dari luar diri

Page 42: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

24

manusia, salah satunya adalah pendidikan, pengarahan dan bimbingan yang

ditanamkan oleh orang tua.

5. Penelitian yang Relevan

Firdaus Daud (2012) berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa

semakin tinggi kecerdasan emosional maka akan semakin baik pula hasil belajar

biologi siswa SMA Negeri di kota Palopo. Begitu pula dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sadiyah (2014) yang juga menemukan hubungan antara

kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa, semakin tinggi kecerdasan

emosional seseorang maka semakin baik pula pencapaian hasil belajar yang

diterima orang tersebut.

Menurut Muhammad Rizal Kurniawan dkk (2018) terdapat hubungan yang

signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa, tinggi atau

rendahnya peranan kecerdasan emosi terhadap hasil belajar disebabkan oleh

banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut.

Seseorang yang sedang berada dalam suasana hati yang baik, hubungan

sosial yang baik, tingkat emosional yang baik serta dapat menyesuaikan diri

cenderung untuk berpikir positif sehingga dapat berpikir jernih dan berkonsentrasi

selama pelajaran. Apabila mampu berpikir jernih dan berkonsentrasi selama

pelajaran, siswa siap ketika menghadapi ulangan dan dapat mencapai hasil belajar

yang maksimal. Berbeda dengan anak yang susah mengendalikan emosi, sedang

ada masalah di rumah atau sedang dalam pertikaian dengan temannya maka sulit

untuk berpikir dan berkonsentrasi sehingga cenderung mendapatkan hasil belajar

yang kurang maksimal (Jayanti, 2014).

Page 43: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

25

Teori lain juga dikemukakan oleh Hanik Nashihah (2018) bahwa semakin

tinggi kecerdasan spiritual siswa maka semakin tinggi pula prestasi atau hasil

belajar yang diperoleh siswa. Hal lain juga di ungkapkan oleh Dalinur dan Emi

(2018:68) bahwa kecerdasan spiritual dapat dijadikan saran untuk meningkatkan

hasrat dan keinginan untuk belajar sehingga ilmu pengetahuan yang di dapat

meningkat serta bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

B. Kerangka Pikir

Dunia pendidikan yang akan mencetak generasi muda yang handal dan

berkualitas diharapkan benar-benar menjadi sarana terciptanya lulusan yang siap

bersaing di dunia dan menuntut pola berpikir serta bersikap terhadap berbagai

informasi dan tantangan. Untuk mengetahui perubahan siswa tersebut maka harus

dilakukan adanya penilaian hasil belajar tersebut.

Pendidikan di sekolah telah membuat definisi yang tidak manusiawi

tentang kemampuan siswa karena kenyataannya kemampuan siswa hanya dihargai

dari sisi kognitif saja, tanpa melihat dimensi kemampuan dalam diri manusia yang

lebih luas. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dimana penilaiannya

sudah mengarah ke penilaian berbasis kecerdasan jamak, menilai hasil belajar

peserta didik dari tiga domain yaitu domain psikomotorik, domain afektif dan

domain kognitif.

Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan kemampuan

intelektualnya saja, melainkan juga dapat mengasah keterampilan dalam

mengelola emosi dan spiritual siswa sehingga perlu adanya tindak lanjut dari

dilaksanakannya tes pengukur kecerdasan baik kecerdasan spiritual maupun

kecerdasan emosional siswa.

Page 44: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

26

Keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor

kecerdasan akal saja, tetapi ada faktor kecerdasan lain yang mempengaruhi yaitu

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Jika seseorang ingin berhasil

dalam hasil belajar maka orang tersebut harus menyeimbangkan antara kecerdasan

akal, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual yang mereka miliki.

Kenyataan saat ini banyak orang yang hanya mementingkan kecerdasan

akalnya saja dan mengesampingkan kecerdasan lain yang dimiliki. Dengan

memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang baik maka

seseorang akan mampu mengelola kecerdasan emosi dan spiritual yang dimiliki

untuk dijadikan kekuatan dalam mencapai hasil belajar yang baik dan memotivasi

diri sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa dengan mengelola

kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual yang baik dapat memberikan peran

yang bermanfaat dalam mengelola pikiran dan perasaan agar dapat memotivasi

diri dan membuang pikiran-pikiran negatif sehingga meningkatkan hasil belajar.

Page 45: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

27

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka yang telah di bahas terdapat hasil penelitian yang

membuktikan bahwa kecerdasan lain seperti kecerdasan emosional dan keceradasan

spiritual berhubungan terhadap hasil belajar siswa. Adapun hipotesis pada penelitian

ini, yaitu:

1. Terdapat hubungan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa.

2. Terdapat hubungan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar siswa.

3. Terdapat hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil

belajar Biologi siswa.

Tujuan pendidikan nasional

Belum sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional yang diharapkan

Tes pengukur kecerdasan

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual

Hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual terhadap hasil belajar siswa

Dalam proses belajar mengajar ditemukan siswa

yang tidak dapat meraih hasil belajar yang setara

dengan kemampuan inteligensinya.

Page 46: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian ex-post facto yang bersifat korelasional,

penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan kecerdasan

emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilaksanakan penulis memiliki tiga variabel yang terdiri

dari 2 variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi sehingga

lahirnya variabel dependen dan 1 variabel dependen yaitu variabel yang lahir

karena adanya variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah kecerdasan emosional (X1) dan kecerdasan spiritual (X2), sedangkan

variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar Biologi siswa (Y).

Desain hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3.1. Hubungan Antar Variabel

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Limbung Jl. Pendidikan,

Limbung. Kecamatan Bajeng kelurahan Mata Allo, Sulawesi Selatan. Penelitian

Y

Page 47: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

29

ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 semester ganjil Tahun Ajaran

2019/2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 6 rombel

dengan jumlah siswa 147 orang.

Tabel 3.1. Populasi Seluruh Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung

Kelas XI

No Rombel Jumlah

1 XI Mia – 1 33

2 XI Mia – 2 33

4 XI Iis – 1 30

5 XI Iis – 2 27

6 XI Iis – 3 24

∑ Keseluruhan 147

Sumber: Data Primer (2019)

2. Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik simple

random sampling dengan mengundi (lottery technique) di mana sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa melihat strata yang ada dalam populasi

tersebut (Sugiyono, 2012). Adapun alasan pemilihan sampling ini dikarenakan

peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap objek penelitian, melainkan hanya

mengambil data sesuai dengan tujuan diadakannya penelitian ini, yakni untuk

mengetahui hubungan antar variabel.

Page 48: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

30

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki 4 tahap yang secara skematis dapat dilihat pada

skema sebagai berikut:

Gambar 3.2. Skema Prosedur Penelitian

1. Perencanaan Awal

Perencanaan awal terlebih dahulu dilakukan agar penelitian dapat berjalan

dengan lancar. Peneliti melakukan diskusi awal dengan guru mata pelajaran

Biologi di SMA Muhammadiyah Limbung untuk membahas hal-hal yang

berhubungan dengan proses belajar mengajar dan melakukan pengamatan langsung

di sekolah tersebut dengan diskusi kepada kepala sekolah, staf TU, guru BK, dan

beberapa siswa.

2. Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian ini, peneliti menyusun proposal yang akan di

ujikan dan semua instrumen penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian seperti

kuesioner yang selanjutnya akan di validasi oleh validator yang kemudian

mengurus surat izin penelitian.

Perencanaan Awal

Pra Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Akhir Penelitian

Page 49: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

31

3. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan ketika peneliti telah membawa surat ijin

meneliti serta memperoleh ijin untuk melaksanakan penelitian dan telah

melakukan pra penelitan. Pelaksanaan penelitian bertujuan untuk menjawab

rumusan masalah yang telah diangkat oleh peneliti. Pada pelaksanaan penelitian

ini, peneliti membagikan angket kepada masing-masing sampel yang kemudian

akan dijawab oleh siswa dan akan dianalisis untuk mengetahui hubungan antara

masing-masing variabel.

4. Akhir penelitian

Tahap terakhir dari penelitian ini adalah finalisasi. Pada tahap ini peneliti

mulai mengolah data yang sudah didapatkan kemudian menyusun laporan hasil

penelitian yang selanjutnya dilaksanakan ujian pertanggung jawaban hasil

penelitian dihadapan penguji. Hingga sampai pada prosedur terakhir yaitu

penyampaian laporan hasil penelitian kepada pihak yang berwenang dan

berkepentingan.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Kecerdasan Emosional

Variabel kecerdasan emosional pada penelitian ini serangkaian

kemampuan pribadi yang dimiliki oleh siswa agar bisa mengendalikan dirinya dan

kesiapan untuk menghadapi sesuatu atau keadaan yang tidak pasti.

2. Kecerdasan Spiritual

Variabel kecerdasan spiritual pada penelitian ini didefinisikan sebagai

kemampuan siswa untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai

hidupnya secara utuh.

Page 50: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

32

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran di kelas, kemampuan tersebut meliputi ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor yang dapat diukur dengan memberikan evaluasi kepada

siswa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar angket

atau kuesioner. Dimana setiap pernyataan disediakan alternatif jawaban. Untuk

melengkapi data-data penelitian, penelitian ini menggunakan skala likert dalam

penyusunan angket. Peneliti menggunakan jenis instrumen dengan menggunakan

angket disertai pemberian skor dengan ketentuan berikut:

Tabel 3.2. Penyekoran Butir Angket

Pernyataan

Skor

SS S RG TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber: Sugiyono (2012)

Peneliti menggunakan angket yang telah di uji validitasnya. Peneliti

menguji cobakan dari 40 pernyataan pada masing-masing angket kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual dan terdapat beberapa butir pernyataan yang

kurang valid. Berikut juga disajikan kisi-kisi atau blue print dari instrumen

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, sebagai berikut:

Page 51: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

33

Tabel 3.3. Blue Print Variabel Kecerdasan Emosional

No Indikator

Nomor Soal

Total

Positif Negatif

1 Kesadaran diri 2,3,4,5,6,8 1,7 8

2 Pengaturan diri 9,12,13,14,15,16 10,11 8

3 Motivasi 18,19,20,21,22,23 17,24 8

4 Empati 26,27,28,29,30,31,32 25 8

5 Keterampilan sosial 34,35,36,38,40 33,37,39 8

Jumlah 40

Keterangan: Angka yang di tebalkan merupakan pernyataan yang kurang valid

Tabel 3.4. Blue Print Variabel Kecerdasan Spiritual

No Indikator

Nomor Soal

Total

Positif Negatif

1 Kemampuan bersikap fleksibel 1,3,4 2,5 5

2

Kemampuan untuk menghadapi dan

melampaui rasa sakit

7,8,9 6,10 5

3 Tingkat kesadaran diri 11,12,14 13,15 5

4

Kualitas hidup yang diilhami oleh visi

dan nilai-nilai

16,18,19 17,20 5

5

Keengganan untuk menyebabkan

kerugian

21,22,25 23,24 5

6 Bersikap holistik 26,28,30 27,29 5

Page 52: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

34

7

Kecenderungan untuk bertanya

―mengapa‖ dan ―bagaimana jika‖ serta

mencari jawaban yang mendasar

32,33,35 31,34 5

8

Kemudahan untuk bekerja diluar

konvensi

36,37 38,39,40 5

Jumlah 40

Keterangan: Angka yang di tebalkan merupakan pernyataan yang kurang valid

G. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket yang

digunakan untuk mengetahui adakah hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan

kecerdasan spiritual (SQ) terhadap hasil belajar biologi siswa.

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian digunakan beberapa teknik analisis data

statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif, yaitu analisis berupa statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui

data populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku umum.

a. Hasil Belajar

Page 53: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

35

Pengelompokkan tingkat hasil belajar yang diperoleh siswa, digunakan

pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia (2017) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa

Nilai Hasil Belajar Kategori

93-100 Sangat Baik

84-92 Baik

75-83 Cukup

0-74 Kurang

Sumber: Kemdikbud (2017)

b. Kecerdasan Emosi

Kategorisasi untuk mengelompokkan kecerdasan emosional siswa dibagi

menjadi empat yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Untuk

mengelompokkan kecerdasan emosional siswa maka digunakan pedoman kategori

Arikunto (2013), sebagai berikut:

1) Menentukan angka persentase tertinggi,

2) Menentuka angka persentase terendah,

3) Menentukan rentang persentase, dan

4) Menentukan interval kelas persentase.

Table 3.6. Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa

Interval Keterangan

81,26% - 100% Sangat Tinggi

62,6% - 81,25% Tinggi

43,76% - 62,5% Sedang

Page 54: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

36

25% - 43,75% Rendah

Sumber: Arikunto (2013)

c. Kecerdasan Spiritual

Dalam mengelompokkan kecerdasan spiritual siswa dibagi menjadi empat

penilaian, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Untuk mengelompokkannya

maka digunakan kategori Arikunto (2013) yang dijadikan sebagai pedoman, yaitu:

1) Menentukan angka persentase tertinggi,

2) Menentuka angka persentase terendah,

3) Menentukan rentang persentase, dan

4) Menentukan interval kelas persentase.

Table 3.7. Tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa

Interval Keterangan

81,26% - 100% Sangat Baik

62,6% - 81,25% Baik

43,76% - 62,5% Cukup

25% - ≥43,75% Kurang

Sumber: Arikunto (2013)

2. Analisis Statistik Inferensial

Pada bagian statistik inferensial dilakukan beberapa pengujian untuk

keperluan menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan. Adapun tahapan-

tahapan untuk menguji rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

Page 55: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

37

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat

untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berditribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam

program SPSS 21.0. for windows.

2) Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan uji kelinearan garis regresi antara variabel

independen dan dependen. Linearitas data pada penelitian ini akan di uji

menggunakan bantuan program SPSS 21.0. for windows.

b. Uji Hipotesis

1) Regresi Linear Ganda

Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk menguji hubungan

antara 2 atau lebih variabel bebas dengan 1 variabel terikat. Hubungan masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen akan dianalisis

menggunakan program SPSS. Persamaan analisis regresi linier berganda, yaitu:

Keterangan:

Y = Variabel terikat (hasil belajar)

a = Bilangan konstanta

X1 = Variabel bebas kecerdasan emosional

X2 = Variabel bebas kecerdasan spiritual

1 2 = Koefisien regresi

= Error

Page 56: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

38

2) Uji t (Uji Parsial)

Tujuan dilakukannya uji t adalah untuk melihat signifikansi dari hubungan

independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t dalam penelitian ini

akan menggunakan program SPSS 21.0. for windows.

3) Uji F (Uji Simultan)

Statistik uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari hubungan

independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Uji F dalam

penelitian ini akan menggunakan program SPSS 21.0. for windows.

4) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabel dependen mempunyai kontribusi terhadap variabel independen.

Page 57: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Limbung kecamatan

Bajeng kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan

masalah yang telah ditetapkan sebelumnya dan bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar

Biologi siswa. Pangambilan data dalam penelitian ini dengan cara membagikan

kuesioner kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual kepada siswa serta nilai

ujian akhir semester untuk mengetahui hasil belajar Biologi siswa. Sampel dalam

penelitian ini sebanyak 66 responden yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas

XI Mia 1 dan Kelas XI Mia 2, yang dipilih dengan menggunakan tekhnik simple

random sampling type lottery technic.

1. Analisis Deskriptif

Berdasarkan analisis deskriptif atas data masing-masing variabel penelitian

yang meliputi kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan hasil belajar siswa

yang di analisis menggunakan program SPSS 21.0. for windows, maka diperoleh

gambaran sebagai berikut:

a) Kecerdasan Emosional

Variabel kecerdasan emosional terdiri dari lima indikator diantaranya,

kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial, dari

indikator tersebut maka dibuatlah kuesioner kecerdasan emosional yang berisi 40

pernyataan, yang mana masing-masing pernyataan yang telah dijawab oleh

Page 58: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

40

responden akan diberi skor. Hasil dari kuesioner tersebut kemudian dianalisis dan

dijabarkan pada tabel 4.1. berikut:

Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI

SMA Muhammadiyah Limbung

Kecerdasan Emosional

n 66

Mean 130,27

Median 126,00

Standar Deviation 20,145

Range 79

Minimum 90

Maximum 169

Sum 8598

Berdasarkan 66 responden yang telah diteliti, diperoleh hasil skor

maximum kecerdasan emosional siswa adalah 169 sedangkan skor minimum

kecerdasan emosional siswa adalah 90, sehingga rangenya 79 dengan standar

deviasi 20,145. Dari tabel diatas, selanjutnya akan di kategorikan berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan oleh Arikunto (2013) ke dalam empat kategori,

maka diperoleh tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Tinggi 148-185 14 21,2

2 Tinggi 111-147 44 66,6

3 Sedang 74-110 8 12,2

Page 59: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

41

4 Rendah 73-≤47 0 0

Jumlah 66 100

Kecerdasan spiritual dari 66 responden pada kategori sangat tinggi

diperoleh jumlah frekuensi 14 dengan persentase yaitu 21,2%. Sedangkan, pada

kategori tinggi diperoleh jumlah frekuensi 44 dengan persentase 66,6% dan

kategori sedang diperoleh jumlah frekuensi 8 dengan persentase 12,2%. Dari tabel

diatas maka diketahui bahwa siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung

memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi. Agar memperjelas hasil

distribusi frekuensi kecerdasan emosional siswa, maka dapat dilihat pada diagram

berikut:

Gambar 4.1. Diagram Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung

b) Kecerdasan Spiritual

Variabel kecerdasan spiritual terdiri dari delapan indikator yaitu,

kemampuan untuk bersikap fleksibel, kemampuan untuk menghadapi dan

0

10

20

30

40

50

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Fre

kuen

si

Kategori

Kecerdasan Emosional

Page 60: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

42

melampaui rasa sakit, tingkat kesadaran, kualitas hidup yang diilhami oleh visi

dan nilai-nilai, keengganan untuk menyebabkan kerugian, bersikap holistik,

kecenderungan untuk bertanya ‖mengapa‖ atau ‖bagaimana jika‖ dan mencari

jawaban yang mendasar, dan memiliki kemudahan untuk bekerja melawan

konvensi, berdasarkan indikator tersebut maka dibuatlah kuesioner kecerdasan

spiritual yang berisi 40 pernyataan yang nantinya kuesioner tersebut akan diberi

skor sesuai dengan jawaban responden. Hasil dari kuesioner kecerdasan spiritual

tersebut kemudian dianalisis dan dijabarkan pada tabel 4.3. berikut:

Tabel 4.3. Hasil Statistik Deskriptif Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI

SMA Muhammadiyah Limbung

Kecerdasan Spiritual

n 66

Mean 119,32

Median 122,50

Standar Deviation 15,754

Range 75

Minimum 80

Maximum 155

Sum 7875

Berdasarkan 66 responden yang telah diteliti, diperoleh hasil skor

maximum kecerdasan spiritual siswa adalah 155 sedangkan skor minimum

kecerdasan spiritual siswa adalah 80, sehingga rangenya 75 dengan standar

deviasi 15,754. Dari tabel diatas, selanjutnya akan di kategorikan sesuai dengan

dengan kriteria pengkategorian Arikunto (2013) ke dalam tiga kategori yaitu,

Page 61: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

43

sangat baik, baik cukup, dan kurang, maka diperoleh tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Baik 140-175 5 7,5

2 Baik 105-139 48 73

3 Cukup 71-104 13 19,5

4 Kurang 70-≤35 0 0

Jumlah 66 100

Tabel 4.4. menunjukkan kecenderungan rata-rata tingkat kecerdasan

spiritual responden berada pada kategori baik, hal tersebut ditunjukkan oleh

persentase responden sebesar 73% dengan jumlah frekuensi yaitu 48. Sedangkan

pada kategori cukup menunjukkan 19,5% dengan jumlah responden yaitu 13 serta

pada kategori sangat baik menghasilkan 7,5% dengan jumlah frekuensi yaitu 5.

Tidak terdapat satupun responden yang masuk kedalam kategori rendah atau

berada pada kelas interval 70-≤35 atau nihil, dengan demikian, dapat di simpulkan

bahwa siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung memiliki tingkat

kecerdasan spiritual yang yang baik. Agar memperjelas hasil distribusi frekuensi

kecerdasan spiritual siswa, maka dapat dilihat pada diagram berikut:

Page 62: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

44

Gambar 4.2. Diagram Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung

c) Hasil Belajar

Hasil analisis penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung dengan jumlah responden sebanyak 66 maka peneliti

mengumpulkan data melalui nilai ujian semester genap yang diberi oleh guru

Biologi. Berikut adalah hasil analisis deskriptif siswa yang dianalisis

menggunakan program SPSS 21.0. for windows, yaitu:

Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung

Hasil Belajar

n 66

Mean 83,39

Median 83,00

Standar Deviation 20,273

Range 20

Minimum 70

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Fre

kuen

si

Kategori

Kecerdasan Spiritual

Page 63: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

45

Maximum 90

Sum 5504

Berdasarkan tabel 4.5. di atas, diperoleh hasil statistik deskriptif dari 66

responden menunjukkan nilai maksimum 90 dan nilai minimum 70 dengan mean

83,39. Dari hasil data tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan pedoman

yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, yang terbagi atas empat kategori yaitu, sangat baik, baik, cukup, dan

kurang, sebagai berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung Nilai Hasil

Belajar

Kategori Frekuensi

Persentase

(100%)

93-100 Sangat Baik 0 0

84-92 Baik 31 47

75-83 Cukup 32 48,5

0-74 Kurang 3 4,5

Jumlah 66 100

Tabel distribusi frekuensi hasil belajar Biologi siswa di atas, terdapat 66

responden dengan hasil belajar yang berbeda-beda. Pada kategori baik

menunjukkan 31 frekuensi, serta kategori cukup terdapat 32 siswa dengan

persentase 48,5%, dan terdapat 3 siswa yang masuk kedalam kategori kurang.

Sedangkan pada kategori sangat baik menunjukkan frekuensi 0 atau nihil. Dengan

demikian disimpulkan bahwa hasil belajar Biologi siswa kelas XI di SMA

Page 64: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

46

Muhammadiyah Limbung termasuk dalam kategori baik. Agar memperjelas hasil

distribusi frekuensi hasil belajar siswa, maka dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.3. Diagram Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA

Muhammadiyah Limbung

2. Analisis Inferensial

Langkah terakhir dalam menganalisa data penelitian ini yaitu melakukan

uji normalitas yang selanjutnya akan di uji korelasi. Pengujian data inferensial

dalam penelitian ini menggunakan SPSS 21.0. for windows. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Limbung, maka hasil

dari statistik inferensialnya sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat

1) Uji normalitas

Uji normalitas dimaksudkan sebagai persyaratan untuk mengetahui data

yang dimiliki masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Analisis uji

normalitas pada masing-masing variabel dilakukan dengan uji kolmogorov-

0

5

10

15

20

25

30

35

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Fre

kuen

si

Kategori

Hasil Belajar

Page 65: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

47

smirnov yang di analisis menggunakan program SPSS 21.0. for windows. Hasil

penghitungan untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian

Variabel Taraf Sig. Keterangan

Kecerdasan Emosional 0,253 Normal

Kecerdasan Spiritual 0,552 Normal

Hasil Belajar 0,065 Normal

Kriteria pengujian normalitas yaitu, jika nilai signifikan ≥0,05 maka data

berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikan ≤0,05 maka data

berdistribusi tidak normal. Diketahui dari tabel diatas nilai signifikan untuk

kecerdasan emosional adalah 0,253 atau lebih dari ≥0,05 sehingga data

kecerdasan emosional berdistrubsi normal. Sedangkan untuk variabel kecerdasan

spiritual dihasilkan nilai signifikan sebesar 0,552≥0,05 yang berarti data

berdistribusi normal dan untuk variabel hasil belajar di dapatkan nilai signifikan

yaitu 0,065≥0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil

analisis diatas diketahui semua variabel berdistribusi normal.

2) Uji Linearitas

Tujuan digunakannya uji liniearitas dalam penelitian ini yaitu untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan yang linear atau membentuk garis lurus.

Kriteria pengujian linearitas jika nilai signifikan H0≥0,05 maka dikatakan linear,

namun jika nilai Ha≤0,05 maka data tidak linear. Hasil pengujian dapat dilihat

pada output berikut:

Tabel 4.8. Hasil Uji Linearitas

Variabel Signifikan Keterangan

Page 66: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

48

Kecerdasan Emosional 0,236 Linear

Kecerdasan Spiritual 0,692 Linear

Berdasarkan tabel perhitungan uji linearitas diatas diketahui nilai

signifikan kecerdasan emosional 0,236≥0,05 dan nilai signifikan kecerdasan

spiritual 0,692 yang dapat disimpulkan adanya hubungan linear secara signifikan

antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Uji Hipotesis

1) Uji Regresi Linear Ganda

Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Berdasarkan hasil

perhitungan data menggunakan program SPSS maka diperoleh persamaan regresi

linear sebagai berikut:

Tabel 4.10. Hasil Analisis Regresi Ganda

Variabel

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

(constant) 64,236 5,636

Kecerdasan Emosional ,068 ,026 ,305

Kecerdasan Spiritual ,086 ,033 ,301

Berdasarkan hasil perhitungan regresi di atas diperoleh koefisien 0,068

untuk variabel bebas kecerdasan emosional dan 0,086 untuk kecerdasan

emosional dengan konstanta sebesar 64,236 sehingga model persamaan regresi

yang diperoleh sebagai berikut:

Y = 64,236 + 0,068X1 + 0,086X2

Page 67: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

49

Interpretasi dari persamaan diatas adalah sebagai berikut:

a) Konstanta sebesar 64,236 yang berarti hasil belajar akan konstan sebesar

64,236 jika tidak dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual.

b) Koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar 0,068 yang artinya

berhubungan positif terhadap hasil belajar Biologi siswa. Jika kecerdasan

emosional ditingkatkan 1% maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,068.

Dan sebaliknya, jika kecerdasan emosional diturunkan 1% saja maka hasil

belajar Biologi siswa juga akan turun 0,068 dengan anggapan kecerdasan

emosional tetap.

c) Koefisien regresi kecerdasan spiritual sebesar 0,086 yang artinya artinya

berhubungan positif terhadap hasil belajar Biologi siswa. Jika kecerdasan

spiritual ditingkatkan 1% maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,086.

Dan sebaliknya, jika kecerdasan spiritual diturunkan 1% saja maka hasil

belajar Biologi siswa juga akan turun 0,086 dengan anggapan kecerdasan

spiritual tetap.

2) Uji t (Uji Parsial)

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui hubungan masih-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengujian dengan menggunakan program

SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Hasil Uji t

Variabel

Standardized

Coefficients t Sig.

Beta

Page 68: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

50

(constant) 11,397 ,000

Kecerdasan Emosional ,305 2,608 ,011

Kecerdasan Spiritual ,301 2,577 ,012

a) Hubungan kecerdasan emosional terhadapa hasil belajar Biologi siswa

Hasil pengujian secara parsial diketahui nilai signifikan 0,011≤0,05 dan

nilai thitung2,608≥ttabel1,66 yang berarti ada hubungan yang positif dan signifikan

antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA

Muhammadiyah Limbung. Kontribusi kecerdasan emosional terhadap hasil

belajar adalah (2,608)2 × 100% = 6,80%.

b) Hubungan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa

Berdasarkan hasil pengujian parsial didapatkan nilai signifikan 0,012≤0,05

serta nilai thitung2,577≥ttabel1,66 artinya ada hubungan yang positif dan signifikan

antara kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA

Muhammadiyah Limbung dengan kontribusi kecerdasan emosional (2,577)2 ×

100% = 6,64%.

3) Uji F (Uji Simultan)

Uji F atau uji simultan merupakan uji secara keseluruhan terhadap

variabel, tujuannya untuk mengetahui hubungan signifikan antara variabel

independen terhadap dependen. Penarikan kesimpulan uji F berdasarkan pada

tingkat signifikansinya yaitu 0,05. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.12. Hasil Uji F

Model

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F Sig.

Page 69: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

51

Regression 206,641 2 103,320 5,858 ,005b

Residual 1111,117 63 17,637

Total 1317,758 65

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,858 dengan taraf

signifikan 0,005. Besarnya nilai Ftabel untuk sampel sebanyak 66 adalah 2,75

berarti Fhitung5,858≥Ftabel2,75 sehingga dinyatakan ada hubungan yang positif dan

signifikan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil

belajar Biologi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung atau hipotesis

diterima.

4) Uji Determinasi (R2)

Uji determinasi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui seberapa

besar nilai persentase kontribusi yang diberikan oleh variabel independen

terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil olah data diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate R

1 ,396a ,157 ,130 4,200 1

Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,157, hal ini berarti perubahan

hasil belajar Biologi siswa berhubungan dengan kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual sebesar 15,7%, sedangkan sisanya sebesar 84,3% dipengaruhi

oleh faktor lain diluar penelitian ini.

B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional untuk menguji

hubungan antar variabel independen dan dependen. Pengujian yang dilakukan

Page 70: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

52

untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan yaitu menggunakan

beberapa uji yang terdapat dalam SPSS 21.0. for windows untuk mengetahui

hubungan antar variabel, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang selanjutnya

dilakukan uji hipotesis.

1. Hubungan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar Biolog siswa

Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan, diketahui data untuk

variabel kecerdasan emosional berdistribusi normal yaitu 0,253 atau lebih besar

dari 0,05 serta terdapat hubungan yang linear antara variabel kecerdasan

emosional terhadap hasil belajar Biologi siswa.

Hasil dari analisis regresi ganda menunjukkan angka 0,068 dimana setiap

kecerdasan emosional naik sebesar 1 poin maka hasil belajar Biolgi siswa juga

akan meningkat. Hasil uji parsial dalam penelitian ini menunjukkan nilai thitung

2,608 ≥ ttabel 1,66. Kecerdasan emosional berkontribusi sebesar 6,80% terhadap

hasil belajar Biologi siswa. Adanya kecerdasan emosional pada diri siswa, dapat

mendorong kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati serta keterampilan

sosial siswa sehingga memberi dampak positif terhadap pencapaian hasil belajar.

Hasil analisa menunjukkan bahwa hubungan kecerdasan emosional

terhadap hasil belajar siswa masuk kedalam kategori kuat, yang berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan emosional siswa maka semakin bertambah pula nilai

belajar yang diperoleh siswa. Apabila mampu berpikir baik dan berkonsentrasi

selama proses pelajaran, siswa siap ketika menghadapi ulangan dan dapat

mencapai hasil belajar yang maksimal atau sesuai dengan kriteria ketuntasan

minimal. Berbeda dengan anak yang sulit mengendalikan emosi, sedang dalam

pertikaian dengan temannya atau sedang ada masalah di rumah maka sulit untuk

berpikir dan berkonsentrasi sehingga cenderung mendapatkan hasil belajar yang

Page 71: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

53

kurang maksimal, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nitta

Jayanti (2014) bahwa Seseorang yang sedang berada dalam suasana hati yang

baik, hubungan sosial yang baik, tingkat emosional yang baik serta dapat

menyesuaikan diri cenderung untuk berpikir positif sehingga dapat berpikir jernih

dan berkonsentrasi selama pelajaran.

Memiliki kecerdasan emosional yang baik juga menumbuhkan rasa

tanggung jawab yang tinggi pada diri siswa, orang-orang yang mampu mengelola

emosionalnya dengan baik dapat sukses dalam bidang apapun, hal ini sesuai

dengan teori yang dijelaskan oleh Goleman (2001) bahwa kecerdasan intelegensi

seseorang hanya menyumbang sebesar 20% bagi faktor-faktor yang menentukan

sukses dalam hidup, maka 80% lainnya diisi oleh kecerdasan-kecerdasan yang

lain. Diantaranya adalah kecerdasan emosional yakni kemampuan memotivasi diri

sendiri, mengelola emosi, berempati serta kemampuan untuk bekerjasama.

Analisa dari penelitian ini, aspek yang sangat berhubungan dengan

kecerdasan emosional siswa yaitu kesadaran diri yang dimiliki oleh siswa, pada

aspek ini sebahagian siswa memperoleh nilai diatas rata-rata, artinya siswa telah

mengetahui hal-hal yang dapat merubah perasaannya. Berdasarkan data dan hasil

penelitian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

emosional berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biologi siswa

kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.

2. Hubungan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa

Hasil analisa data diketahui bahwa variabel kecerdasan spiritual memiliki

hubungan yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biologi siswa, dapat

dilihat dari hasil uji regresi ganda menghasilkan koefisien sebesar 0,086 dimana

setiap kecerdasan spiritual naik sebesar 1 poin maka hasil belajar Biolgi siswa

Page 72: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

54

juga akan meningkat. Hasil uji parsial untuk variabel kecerdasan spiritual juga

menunjukkan nilai thitung2,577≥ttabel1,66 hal ini berarti antara variabel X1

berhubungan terhadap Y. Kecerdasan spiritual pada penelitian ini berkontrobusi

sebesar 6,64% terhadap hasil belajar Biologi siswa. Data kecerdasan spiritual pada

penelitian ini diketahui berdistribusi normal yaitu 0,552≥0,05 dengan nilai

signifikan untuk uji linearitas sebesar 0,692 atau lebih besar dari 0,05 yang artinya

data linear.

Kecerdasan spiritual yang dimiliki oleh siswa mendorong siswa unutk

bersikap fleksibel, mampu menghadapi dan melampaui rasa sakit, memiliki

tingkat kesadaran yang baik, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai,

enggan untuk menyebabkan kerugian, bersikap holistik, kecenderungan untuk

bertanya ‖mengapa‖ atau ‖bagaimana jika‖ dan mencari jawaban yang mendasar,

serta memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa hubungan kecerdasan spiritual

terhadap hasil belajar siswa masuk kedalam kategori kuat dengan hubungan yang

positif dan signifikan, yang berarti semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

siswa maka semakin meningkat pula hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dalinur dan Emi (2018) bahwa

kecerdasan spiritual dapat dijadikan saran untuk meningkatkan hasrat dan keinginan

untuk belajar sehingga ilmu pengetahuan yang di dapat meningkat serta bermanfaat

bagi diri sendiri dan orang lain. Dari hasil penelitian ini juga sesuai dengan fungsi

kecerdasan spiritual sebagaimana yang dikemukakan oleh Ary Ginanjar (2001)

bahwa kecerdasan spiritual merupakan salah satu pendorong untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

Page 73: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

55

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil

belajar Biologi siswa salah satunya dengan meningkatkan kecerdasan spiritualnya,

karena seseorang yang memiliki persepsi kecerdasan spiritual tinggi akan

menghadapi segala tugas, persoalan, ataupun aktivitas lainnya dengan penuh

dorongan dan tidak mudah menyerah, bahkan dapat dengan cermat mengelola

hambatan yang dihadapinya menjadi suatu peluang.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Kasih Haryo

Basuki (2015) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar siswa, kecerdasan spiritual merupakan

suatu kecerdasan yang tertinggi yang dapat menumbuhkan rasa kesadaran yang

tinggi untuk belajar sehingga mampu membantu siswa dalam mencapai hasil

belajar yang diinginkan.

Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan

yang mendasari jiwa, pikiran, dan hati apabila digunakan dengan baik maka

kecerdasan spiritual mendukung dengan apa yang sudah dipikirkan. Semakin

tenang pikiran seseorang maka jiwa seseorang semakin tinggi pula unutk

berkonsentrasi agar meraih apa yang diinginkan.

3. Hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil

belajar Biologi siswa

Hasil penelitian diketahui bahwa uji F atau uji simultan menghasilkan nilai

signifikan 0,005 dengan Fhitung5,858≥Ftabel2,75 sehingga disimpulkan jika variabel

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan yang positif

dan signifikan terhadap hasil belajar Biologi siswa. Meskipun di dapatkan

kontribusi masing-masing variabel kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

yang berbeda-beda, tetapi kedua variabel sama-sama berhubungan terhadap hasil

Page 74: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

56

belajar Biolgi siswa SMA Muhammadiyah Limbung dengan persentase sebesar

15,7% dan 84,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor yang lain.

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu bahwa kecerdasan emosi

perlu diasah sejak dini karena kecerdasan emosi merupakan salah satu poros

keberhasilan individu dalam berbagai aspek kehidupan. Kemampuan anak

mengembangkan kecerdasan emosionalnya, berkorelasi positif dengan

keberhasilan akademis, kesehatan mental, dan sosialnya. Anak yang memiliki

kecerdasan emosional tinggi identik dengan anak yang bermotivasi tinggi,

bahagia, dan mampu bertahan dalam menjalani berbagai kondisi frustasi yang

dihadapi.

Seseorang yang memiliki persepsi kecerdasan spiritual tinggi akan

menghadapi segala persoalan, aktivitas, ataupun tugas lainnya dengan penuh

dorongan dan tidak mudah putus asa, bahkan dapat dengan cermat dapat

mengelola hambatan yang dihadapinya menjadi sebuah peluang. Berbagai

penelitian dalam bidang psikologi anak telah membuktikan bahwa anak-anak

yang memiliki kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual yang tinggi adalah

anak-anak yang bahagia, percaya diri, popular, dan lebih sukses di sekolah.

Mereka lebih mampu menguasai gejolak emosi, menjalin hubungan yang manis

dengan orang lain, dapat mengelola stress, dan memiliki kesehatan mental yang

baik.

Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa berhubungan positif.

Untuk itu dengan adanya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual diyakini

sebagai puncaknya kecerdasan karena tidak hanya mengandalkan penalaran

Page 75: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

57

namun juga menekankan dalam mengarahkan individu dalam mencapai hasil

belajar sehingga menuju kesuksesan dalam menjalani hidup.

Page 76: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Akhir dari skripsi ini penulis menarik beberapa kesimpulan berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan telah diuraikan sebelumnya, maka

penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kecerdasan emosional siswa SMA Muhammadiyah Limbung berada

pada kategori tinggi. Koefisien regresi kecerdasan emosional siswa berada

pada angka 0,068 dengan nilai thitung2,608≥ttabel1,66 yang berarti kecerdasan

emosional berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biolgi

siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.

2. Tingkat kecerdasan spiritual siswa SMA Muhammadiyah Limbung berada

pada kategori baik. Koefisien regresi kecerdasan spiritual siswa berada pada

angka 0,086 dengan thitung2,577≥ttabel1,66 yang berarti kecerdasan spiritual

berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biolgi siswa kelas

XI SMA Muhammadiyah Limbung.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA

Muhammadiyyah Limbung secara simultan dengan hasil analisis

menunjukkan Fhitung5,858≥Ftabel2,75 dengan kontribusi sebesar 15,7% dan

sisanya sebesar 84,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Page 77: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

59

B. Saran

Setelah penulis melaksanakan penelitian di SMA Muhammadiyah

Limbung, penulis juga memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat

bermanfaat, khususnya bagi pihak sekolah SMA Muhammadiyah Limbung guna

meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajarannya dalam mengelola

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual siswa, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Sebagai institusi pendidikan formal dapat dijadikan sebagai wahana untuk

pendidikan dan pengajaran dalam rangka mewujudkan integritas keilmuan

baik dalam bidang intelektual, emosional dan spiritual sehingga kemurnian

Islam harus senantiasa dipertahankan, untuk itu penulis mengharapkan agar

kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual lebih fokus diajarkan secara

optimal baik secara teoritik maupun praktisi.

2. Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung hendaknya dapat mengelola

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya dengan baik serta guru

diharapkan dapat mengenali kemampuan siswa sehingga dapat mengarahkan

pendidikan berdasarkan kecerdasan jamak.

Page 78: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

58

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual, ESQ: Emotional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun

Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada.

Chatib M & A Said. 2012. Sekolah Anak-Anak Juara. Bandung: Kaifa.

Daud, Firdaus. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar

terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran 19 (2): 243-255.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Doe, Mimi dan Marsha Walch. 2001. 10 Prinsip Spiritual Parenting: Bagaimana

Menumbuhkan dan Merawat Sukma Anak-Anak Anda. Bandung: Kaifa.

Drs. H. Abd. Wahab H.s. dan Umiarso, M.Pd.I. 2016. Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Goleman D. 2001. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Prestasi. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Haryati M. 2007. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada

Press.

Jayanti, Nitta. 2014. Hubungan Antara Emotional Quotient (Eq) dengan Tiga

Domain Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengelolaan Lingkungan.

Semarang.

Marshall, Ian dan Zohar Danah. 2001. Memanfaat Kecerdasan Spiritual dalam

Berpikir Holistik Memaknai Kehidupan. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Maurus J. 2007. Mukjizat Emosi. Yogyakarta: Trubadur.

Munasti, Cut. 2017. Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual dengan Tingkat

Kesopanan Siswa di SMP Negeri 6 Banda Aceh. Skripsi. Banda Aceh:

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.

Page 79: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

59

Nashihah, Hanik. 2018. Korelasi Antara Kecerdasan Spiritual (SQ) dan Motivasi

Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI MA NU Miftahul

Falah Kudus Semester Gasal Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan.

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Nggermanto, Agus. 2001. Quantum Quetient (Kecerdasan Quantum): Cara Cepat

Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Secara Harmonis. Bandung: Penerbit Nuansa.

Nur, M Dalinur dan Emi Puspita Dewi. 2018. Pengaruh Kecerdasan Spiritual (SQ)

dan Kecerdasan Emosional (EQ) Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa

Program Studi Manajemen Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam

Negeri Raden Fatah Palembang. Jurnal Pendidikan.

Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh

Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prawira PA. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta:

ArRuzz Media.

Rizal, Muhammad Kurniawan. 2018. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau

Kabupaten Barru. Jurnal Biology Teaching and Learning. Vol (1) No (1).

Universitas Negeri Makassar.

Sadiyah, M. 2014. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar

Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang.

Skripsi. Universitas Negeri Semrang.

Salim, Peter. 2000. Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesian Dictionary.

Jakarta: Modern English Press.

Sinetar, Marsha. 2001. Spiritual Intelligence Kecerdasan Spiritual, Terjemahan

Soesanto Boedidarmo. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sudjana N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT RR.

Sugiyono. 2012. Metode Pennelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 80: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

60

Umyati, Sri Ahmad Putri. 2017. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap

Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SD Inpres Bontomanai

Kota Makassar. Makassar: Universitas Islam Negeri.

Supriyono, Imam. 2006. FSQ: Memahami, Mengukur, dan Melenjitkan Financial

Spiritual Quotient Untuk Keunggulan Diri, Perusahaan & Masyarakat.

Surabaya: Lutfansh.

Page 81: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

62

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 82: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

63

LAMPIRAN A

PERSURATAN

Page 83: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

64

A.1. Surat Pengantar Penelitian dari Dekan FKIP Unismuh Makassar

Page 84: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

65

A.2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari LP3M Unismuh Makassar

Page 85: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

66

A.3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Muhammadiyah

Limbung

Page 86: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

67

LAMPIRAN B

VALIDASI INSTRUMEN

Page 87: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

68

B.1. Lembar Keterangan Validasi Instrumen Penelitian

Page 88: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

69

B.2. Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator 1

Page 89: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

70

Page 90: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

71

Page 91: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

72

B.3. Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator 2

Page 92: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

73

Page 93: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

74

Page 94: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

75

LAMPIRAN C

INSTRUMEN PENELITIAN

Page 95: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

76

C.1. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

KISI-KISI INSTRUMEN KECERDASAN EMOSIONAL

No Indikator

Nomor Soal

Total

Positif Negatif

1 Kesadaran diri 2,3,4,5,6,8 1,7 8

2 Pengaturan diri 9,12,13,14,15,16 10,11 8

3 Motivasi 18,19,20,21,22,23 17,24 8

4 Empati 26,27,28,29,30,31,32 25 8

5 Keterampilan sosial 34,35,36,38,40 33,37,39 8

Jumlah 40

Keterangan: Angka yang di tebalkan merupakan pernyataan yang kurang valid

Page 96: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

77

C.2. Angket Variabel Kecerdasan Emosional Siswa

KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL

Identitas Responden:

Nama : ............................................

Kelas : ............................................

A. Pengantar

Angket ini dibuat dan diedarkan dengan maksud untuk memperoleh data

sehubungan dengan penelitian hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

dengan hasil belajar Biologi siswa. Pengisian kuesioner ini sama sekali tidak

berhubungan ataupun mempengaruhi akademik siswa. Jawaban apapun yang diberikan

siswa dalam kuesioner ini sangat berarti bagi peneliti dan peneliti mengucapkan terima

kasih.

B. Petunjuk

1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan cermat, serta jawablah setiap pernyataan

dengan jujur yang sesuai keadaan anda, bukan dengan apa yang seharusnya atau

karena dipengaruhi orang lain.

2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban dengan memberi tanda (✓) pada kolom yang

tersedia, dengan keterangan sebagai berikut:

STS : Sangat Tidak Sesuai S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai SS : Sangat Sesuai

RG : Ragu-Ragu

NO INDIKATOR/PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN

STS TS RG S SS

1 Saya mengetahui permasalahan yang membuat

saya malas belajar Biologi

2 Saya mengetahui hal-hal yang membuat saya

bersemangat lagi

3 Saya selalu introspeksi diri untuk menemukan

kembali hal-hal yang penting dalam hidup saya

4 Saya sadar bahwa perasaan malu untuk bertanya

dapat mengganggu kesulitan saya dalam belajar

Page 97: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

78

NO INDIKATOR/PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN

STS TS RG S SS

5 Saya berusaha mengubah kebiasaan buruk yang

saya lakukan

6 Ketika saya melakukan kesalahan, maka saya

akan meminta maaf

7 Saya merasa sedih jika saya mendapatkan nilai

Biologi yang buruk

8 Saya bangga terhadap diri sendiri meskipun saya

tidak sempurna

9 Saya dapat mengelola emosi saya ketika sedang

marah

10 Saya sering memarahi orang lain di depan orang

banyak

11 Saya selalu gelisah ketika menghadapi masalah

12

Saya selalu melakukan pertimbangan sebelum

melakukan tindakan dan saya menganggap itu

yang harus saya lakukan

13 Saya menanggapi kegagalan sebagai proses

mencapai keberhasilan

14 Saya selalu mengharapkan kritik dari orang lain

demi kebaikan saya

15

Saya menyadari kekurangan saya di sekolah dan

berusaha mengimbanginya dengan belajar di

rumah

16 Saya selalu berusaha mendapat nilai Biologi

terbaik di antara teman sekelas saya

17 Persaingan yang ketat mengurangi semangat saya

untuk belajar Biologi

18 Saya selalu yakin dan berusaha dalam meraih cita-

cita maupun tujuan hidup saya

19

Saya selalu termotivasi untuk belajar Biologi lebih

giat lagi ketika teman saya mendapat nilai yang

lebih bagus dari saya

20 Saya selalu yakin dapat memecahkan setiap

masalah yang saya hadapi

21 Saya selalu berusaha masuk peringkat 10 besar

setiap semester

22 Saya percaya dapat meraih cita-cita saya

23 Saya selalu menyelesaikan tugas Biologi

secepatnya ketika tugas tersebut diberikan

Page 98: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

79

NO INDIKATOR/PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN

STS TS RG S SS

24 Saya selalu mengulur-ulur waktu dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan

25 Saya merasa malas jika ada teman yang

menceritakan masalahnya kepada saya

26 Saya menghormati teman yang sedang presentasi

di depan kelas

27 Saya dapat memahami sudut pandang orang lain

28 Saya senang membantu memecahkan masalah

orang lain

29 Saya selalu memperhatikan guru ketika

memberikan materi

30 Saya merasa bahagia ketika teman saya

berprestasi

31 Saya dapat menempatkan diri saya pada posisi

orang lain

32 Saya mampu mengetahui bagaimana perasaan

orang lain terhadap saya

33 Saya selalu grogi ketika berbicara di depan orang

banyak

34 Saya selalu menyapa bapak/ibu guru ketika

bertemu mereka

35 Saya selalu memilih teman dalam pergaulan di

sekolah maupun diluar sekolah

36 Saya mudah akrab dengan orang lain termasuk

dengan orang baru yang saya temui

37 Saya merasa kesulitan beradaptasi dengan

lingkungan yang baru

38

Saya mampu memberikan solusi terhadap

permasalahan yang terjadi antara saya dengan

teman saya

39 Saya sulit memulai percakapan dengan orang

yang lebih tua dari saya

40

Saya akan menjadikan guru sebagai penengah

dalam permasalahan yang saya miliki dengan

teman sekelas saya

Page 99: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

80

C.3. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Spiritual

KISI-KISI INSTRUMEN KECERDASAN SPIRITUAL

No Indikator

Nomor Soal

Total

Positif Negatif

1 Kemampuan bersikap fleksibel 1,3,4 2,5 5

2

Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui

rasa sakit

7,8,9 6,10 5

3 Tingkat kesadaran diri 11,12,14 13,15 5

4

Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

16,18,19 17,20 5

5 Keengganan untuk menyebabkan kerugian 21,22,25 23,24 5

6 Bersikap holistik 26,28,30 27,29 5

7

Kecenderungan untuk bertanya ―mengapa‖ dan

―bagaimana jika‖ serta mencari jawaban yang

mendasar

32,33,35 31,34 5

8 Kemudahan untuk bekerja diluar konvensi 36,37 38,39,40 5

Jumlah 40

Keterangan: Angka yang di tebalkan merupakan pernyataan yang kurang valid

Page 100: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

81

C.4. Angket Variabel Kecerdasan Spiritual Siswa

KUESIONER KECERDASAN SPIRITUAL

Identitas Responden:

Nama : ............................................

Kelas : ............................................

A. Pengantar

Angket ini dibuat dan diedarkan dengan maksud untuk memperoleh data

sehubungan dengan penelitian hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

dengan hasil belajar Biologi siswa. Pengisian kuesioner ini sama sekali tidak

berhubungan ataupun mempengaruhi akademik siswa. Jawaban apapun yang diberikan

siswa dalam kuesioner ini sangat berarti bagi peneliti dan peneliti mengucapkan terima

kasih.

B. Petunjuk

1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan cermat, serta jawablah setiap pernyataan

dengan jujur yang sesuai keadaan anda, bukan dengan apa yang seharusnya atau karena

dipengaruhi orang lain.

2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban dengan memberi tanda (✓) pada kolom yang

tersedia, dengan keterangan sebagai berikut:

STS : Sangat Tidak Sesuai S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai SS : Sangat Sesuai

RG : Ragu-Ragu

NO INDIKATOR/PERNYATAAN JAWABAN

STS TS RG S SS

1 Saya dapat belajar dengan baik meski dalam

situasi yang kurang menyenangkan

2 Saya sulit bekerja sama dengan orang yang

berbeda pendapat dengan saya

3

Saya bisa bekerja sama dengan siapa saja

termasuk dengan orang yang berbeda keyakinan

dengan saya

4

Saya akan mempertimbangkan dengan hati-hati

dan mendengarkan orang lain sebelum saya

melakukan sesuatu

Page 101: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

82

NO INDIKATOR/PERNYATAAN JAWABAN

STS TS RG S SS

5 Saya tidak dapat menjaga ucapan dari perkataan

yang saya keluarkan

6 Saya sulit memberi maaf kepada orang lain yang

berbuat salah kepada saya

7

Meskipun sedang dalam kesulitan, tidak menjadi

penghambat bagi saya untuk tetap belajar dengan

sungguh-sungguh dan giat

8 Ketika saya mengalami kegagalan, saya berusaha

belajar lebih keras lagi untuk memperbaiki

9 Meski dalam keadaan kurang sehat, tidak

mengurangi semangat saya untuk tetap belajar

10 Saya menaruh dendam kepada orang yang pernah

berbuat salah kepada saya

11 Saya selalu mengajak teman untuk sholat apabila

waktu sholat telah tiba

12 Saya merasa bersalah dan berdosa apabila saya

berbohong kepada orang tua, guru, dan teman

13 Jika cara guru menerangkan kurang jelas, maka

saya tidak memperhatikannya dengan baik

14 Saya menjalankan ibadah setiap waktu tanpa

harus diperintah oleh orang tua atau guru

15 Saya tidak pernah belajar saat akan melaksanakan

ujian

16 Saya memiliki prinsip hidup untuk belajar dan

bekerja dengan sungguh-sungguh

17 Saya malas untuk menolong orang lain yang

sedang mengalami kesulitan

18

Saya mengorbankan rasa ego saya untuk

membantu orang lain, meskipun saya tidak

mengenalnya

19

Saya selalu bekerja keras untuk mendapatkan

hasil yang sempurna pada apapun yang saya

lakukan

20 Saya tidak paham dengan tujuan hidup saya

21 Saya dapat meninggalkan kegiatan-kegitan yang

tidak memberi manfaat bagi diri saya

22 Sebelum bertindak saya memikirkan tindakan

tersebut merugikan atau tidak bagi diri saya

23 Saya lebih suka membicarakan hal-hal yang tidak

penting dari pada membaca buku

Page 102: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

83

NO INDIKATOR/PERNYATAAN JAWABAN

STS TS RG S SS

24 Ketika teman-teman lebih suka pergi ke

perpustakaan, saya lebih suka pergi jala-jalan

25 Saya bisa menghindari orang-orang yang

merugikan saya

26

Ketika meraih keberhasilan saya selalu bersyukur

pada-Nya karena keberhasilan yang saya peroleh

adalah karunia-Nya

27

Ketika mengalami kegagalan saya selalu

mengeluh dan tidak berusaha untuk memperbaiki

kegagalan yang saya alami

28 Jika saya ingin berhasil maka saya akan berusaha

dan diiringi dengan sholat serta berdoa

29 Saya tidak pernah memulai dan mengakhiri

aktifitas dengan doa

30 Saya menyelesaikan suatu masalah berdasarkan

pengalaman dari masalah yang sebelumnya

31

Saya jarang meluangkan waktu setiap saat untuk

merenungkan hal-hal yang mandasar dalam hidup

saya

32 Saya berusaha mencari makna dibalik sebuah

aturan, peristiwa, dan kebiasaan

33 Saya sering memperhatikan sesuatu yang sedang

terjadi dan selalu bertanya-tanya kenapa itu terjadi

34 Saya mudah terbuai oleh hal-hal yang

menyenangkan

35

Saya suka mempelajari fenomena alam maupun

sosial, karena hal itu bisa memberikan kefahaman

pada diri saya akan kekuasaan Tuhan

36 Saya memiliki cara-cara sendiri yang tidak sama

dengan orang lain dalam mengerjakan sesuatu

37 Saya berusaha mempergunakan waktu luang

untuk menyelesaikan tugas-tugas

38 Saya terbiasa tidur tengah malam dan bangun

terlambat meskipun tugas saya belum selesai

39 Saya sering bermain atau menonton tv sebelum

tugas-tugas saya selesai

40 Saya merasa bahwa saya tidak harus membalas

semua kebaikan orang lain terhadap saya

Page 103: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

84

LAMPIRAN D

HASIL BELAJAR SISWA

Page 104: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

85

D.1. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

Kode Responden Nilai

R1 75

R2 86

R3 83

R4 83

R5 81

R6 84

R7 83

R8 86

R9 90

R10 90

R11 88

R12 83

R13 86

R14 86

R15 83

R16 83

R17 83

R18 85

R19 81

R20 83

R21 83

R22 86

R23 70

Kode Responden Nilai

R38 81

R39 81

R40 70

R41 90

R42 82

R43 80

R44 80

R45 86

R46 76

R47 82

R48 86

R49 83

R50 86

R51 70

R52 82

R53 82

R54 81

R55 90

R56 79

R57 82

R58 86

R59 85

R60 86

Page 105: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

86

R24 82

R25 83

R26 75

R27 83

R28 90

R29 83

R30 81

R31 90

R32 90

R33 81

R34 84

R35 90

R36 86

R37 86

R61 86

R62 86

R63 86

R64 86

R65 85

R66 84

Page 106: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

87

Page 107: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

88

Page 108: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

88

D.4. Bukti Pengisian Angket Kecerdasan Emosional Siswa

Page 109: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

89

Page 110: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

90

Page 111: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

91

D.5. Bukti Pengisian Angket Kecerdasan Spiritual Siswa

Page 112: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

92

Page 113: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

93

Page 114: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

94

LAMPIRAN E

ANALISIS DATA

Page 115: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

95

E.1. Analisis Statistik Deskriptif

Frequencies

Statistics

Kecerdasan

Emosional

Kecerdasan

Spiritual

Hasil

Belajar

N Valid 66 66 66

Missing 0 0 0

Mean 130,27 119,32 83,39

Median 126,00 122,50 83,00

Mode 90a 100

a 86

Std. Deviation 20,145 15,754 4,503

Variance 405,832 248,190 20,273

Range 79 75 20

Minimum 90 80 70

Maximum 169 155 90

Sum 8598 7875 5504

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

Kecerdasan Emosional

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 90 4 6,1 6,1 6,1

95 1 1,5 1,5 7,6

100 2 3,0 3,0 10,6

105 1 1,5 1,5 12,1

113 1 1,5 1,5 13,6

115 3 4,5 4,5 18,2

119 2 3,0 3,0 21,2

120 4 6,1 6,1 27,3

121 3 4,5 4,5 31,8

122 1 1,5 1,5 33,3

123 2 3,0 3,0 36,4

124 4 6,1 6,1 42,4

125 4 6,1 6,1 48,5

126 2 3,0 3,0 51,5

127 3 4,5 4,5 56,1

129 1 1,5 1,5 57,6

131 2 3,0 3,0 60,6

Page 116: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

96

132 1 1,5 1,5 62,1

134 1 1,5 1,5 63,6

135 1 1,5 1,5 65,2

139 2 3,0 3,0 68,2

140 3 4,5 4,5 72,7

142 1 1,5 1,5 74,2

145 2 3,0 3,0 77,3

146 1 1,5 1,5 78,8

150 1 1,5 1,5 80,3

152 1 1,5 1,5 81,8

155 2 3,0 3,0 84,8

156 1 1,5 1,5 86,4

157 1 1,5 1,5 87,9

160 3 4,5 4,5 92,4

165 4 6,1 6,1 98,5

169 1 1,5 1,5 100,0

Total 66 100,0 100,0

Kecerdasan Spiritual

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 80 1 1,5 1,5 1,5

82 1 1,5 1,5 3,0

90 1 1,5 1,5 4,5

93 1 1,5 1,5 6,1

95 2 3,0 3,0 9,1

99 2 3,0 3,0 12,1

100 4 6,1 6,1 18,2

105 1 1,5 1,5 19,7

106 1 1,5 1,5 21,2

109 1 1,5 1,5 22,7

110 4 6,1 6,1 28,8

113 3 4,5 4,5 33,3

114 3 4,5 4,5 37,9

115 1 1,5 1,5 39,4

118 1 1,5 1,5 40,9

119 2 3,0 3,0 43,9

120 1 1,5 1,5 45,5

Page 117: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

97

121 1 1,5 1,5 47,0

122 2 3,0 3,0 50,0

123 3 4,5 4,5 54,5

124 4 6,1 6,1 60,6

125 4 6,1 6,1 66,7

127 2 3,0 3,0 69,7

129 2 3,0 3,0 72,7

130 1 1,5 1,5 74,2

131 3 4,5 4,5 78,8

132 3 4,5 4,5 83,3

133 1 1,5 1,5 84,8

135 1 1,5 1,5 86,4

136 1 1,5 1,5 87,9

137 2 3,0 3,0 90,9

140 1 1,5 1,5 92,4

142 2 3,0 3,0 95,5

145 1 1,5 1,5 97,0

147 1 1,5 1,5 98,5

155 1 1,5 1,5 100,0

Total 66 100,0 100,0

Hasil Belajar

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 70 3 4,5 4,5 4,5

75 2 3,0 3,0 7,6

76 1 1,5 1,5 9,1

79 1 1,5 1,5 10,6

80 2 3,0 3,0 13,6

81 7 10,6 10,6 24,2

82 6 9,1 9,1 33,3

83 13 19,7 19,7 53,0

84 3 4,5 4,5 57,6

85 3 4,5 4,5 62,1

86 16 24,2 24,2 86,4

88 1 1,5 1,5 87,9

90 8 12,1 12,1 100,0

Total 66 100,0 100,0

Page 118: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

98

HISTOGRAM

Page 119: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

99

E.2. Analisis Statistik Inferensial

STATISTIK INFERENSIAL

UJI PRASYARAT/ASUMSI KLASIK

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kecerdasan

Emosional

Kecerdasan

Spiritual Hasil Belajar

N 66 66 66

Normal

Parametersa,b

Mean 130,27 119,32 83,39

Std. Deviation 20,145 15,754 4,503

Most Extreme

Differences

Absolute ,125 ,098 ,161

Positive ,125 ,072 ,145

Negative -,106 -,098 -,161

Kolmogorov-Smirnov Z 1,017 ,795 1,309

Asymp. Sig. (2-tailed) ,253 ,552 ,065

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 120: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

100

UJI LINIERITAS

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil Belajar *

Kecerdasan Emosional 66 100,0% 0 0,0% 66 100,0%

Hasil Belajar *

Kecerdasan Spiritual 66 100,0% 0 0,0% 66 100,0%

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Hasil Belajar *

Kecerdasan Emosional

Between Groups (Combined) 762,674 32 23,834 1,417 ,162

Linearity 89,544 1 89,544 5,323 ,027

Deviation from

Linearity 673,130 31 21,714 1,291 ,236

Within Groups 555,083 33 16,821

Total 1317,758 65

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Hasil Belajar *

Kecerdasan Emosional ,261 ,068 ,761 ,579

Page 121: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

101

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Hasil Belajar *

Kecerdasan Spiritual

Between Groups (Combined) 686,591 35 19,617 ,932 ,582

Linearity 86,711 1 86,711 4,121 ,051

Deviation from

Linearity 599,880 34 17,644 ,839 ,692

Within Groups 631,167 30 21,039

Total 1317,758 65

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Hasil Belajar *

Kecerdasan Spiritual ,257 ,066 ,722 ,521

UJI HIPOTESIS

REGRESI LINIER GANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 64,236 5,636 11,397 ,000

Kecerdasan Emosional ,068 ,026 ,305 2,608 ,011 ,978 1,022

Kecerdasan Spiritual ,086 ,033 ,301 2,577 ,012 ,978 1,022

a. Dependent Variable: Hasil Belajar

Page 122: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

102

UJI T (UJI PARSIAL)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 64,236 5,636 11,397 ,000

Kecerdasan Emosional ,068 ,026 ,305 2,608 ,011 ,978 1,022

Kecerdasan Spiritual ,086 ,033 ,301 2,577 ,012 ,978 1,022

a. Dependent Variable: Hasil Belajar

UJI F (UJI SIMULTAN)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square

F Sig.

1 Regression 206,641 2 103,320 5,858 ,005b

Residual 1111,117 63 17,637

Total 1317,758 65

a. Dependent Variable: Hasil Belajar

b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional

KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,396a ,157 ,130 4,200 1,999

Page 123: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

103

LAMPIRAN F KARTU KONTROL PENELITIAN

Page 124: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

104

LAMPIRAN G

DOKUMENTASI

Page 125: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

105

FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN DI SMA MUHAMMADIYAH

LIMBUNG

Kegiatan saat peneliti menjelaskan cara pengisian angket kepada siswa kelas XI MIA 1

Page 126: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

106

Kegiatan pengisian angket kecerdasan emosional siswa kelas XI MIA 1

Page 127: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

107

Kegiatan pengisian angket kecerdasan spiritual siswa kelas XI MIA 1

Page 128: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

108

Kegiatan saat peneliti menjelaskan cara pengisian angket kepada siswa kelas XI MIA 2

Page 129: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

109

Kegiatan pengisian angket kecerdasan emosional siswa kelas XI MIA 2

Page 130: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

110

Kegiatan pengisian angket kecerdasan spiritual siswa kelas XI MIA 2

Page 131: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

111

Foto bersama siswa kelas XI MIA 1 SMA Muhammadiyah Limbung

Page 132: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

112

Foto bersama siswa kelas XI MIA 2 SMA Muhammadiyah Limbung

Page 133: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN

113

RIWAYAT HIDUP

Fadhila Cahyani Chaeruddin, lahir di Ujung Pandang pada

tanggal 09 Agustus 1997. Anak keempat dari 5 bersaudara

merupakan buah kasih sayang dari pasangan Chaeruddin Hasan

dan A. Rosdiati R. Pendidikan formal dimulai dari sekolah dasar

di SD Inpres Borong dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang

sama, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama

di SMP Negeri 19 Makassar dan lulus pada tahun 2012, pada tahun yang sama pula penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 12 Makassar dan

lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2015 pula penulis melanjutkan pendidikan S1 dan

mendaftarkan diri di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Pendidikan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.