Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN
KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH LIMBUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
Fadhila Cahyani Chaeruddin
10544 00117 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2019
ii
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fadhila Cahyani Chaeruddin
NIM : 105 4400 117 15
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Hubungan Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan
Spiritual (SQ) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya
sendiri dan bukan hasil Jiblakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 15 Desember 2019
Yang Membuat Pernyataan,
Fadhila Cahyani Chaeruddin
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
v
SURAT PERJANJIAN
aya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fadhila Cahyani Chaeruddin
NIM : 105 4400 117 15
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun Skripsi, saya akan selalu melakukan Konsultasi dengan
Pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan, 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 15 Desember 2019
Yang Membuat Perjanjian,
Fadhila Cahyani Chaeruddin
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jika salah diperbaiki, jika gagal coba lagi.
Esok matahari akan kembali terbit, semangat.
MAAF, TOLONG, PERMISI, dan TERIMA KASIH,
Empat kata esensial yang akan membantu dalam hidup.
Terapkan.
-Alexander Thian-
―I don’t care what you think about me,
because Bruno Mars thinks I’m amazing
JUST THE WAY I’AM‖
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Diriku tersayang, terima kasih sudah berjuang dan berproses sejauh ini.
Terkhusus, skripsi ini untuk mereka yang selalu bertanya
―KAPAN SKRIPSINYA SELESAI? KAPAN WISUDA?‖
Let me tell you, someone graduated at 21, but waited 6 years to get a good job.
Someone had no education, but was a billionaire at 21.
Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukan sebuah tindakan kriminal.
Bukankah sebaik-baik skripsi adalah skripsi yang selesai!? Baik itu yang selesai
tepat waktu maupun tidak tepat waktu. Semua sudah diatur sesuai dengan
porsinya masing-masing.
I’m not late, I’m not early, I’m on time.
vii
ABSTRAK
Fadhila Cahyani. 2019. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah
Limbung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammdiyah Makassar. Pembimbing 1 Irmawanty dan
pembimbing 2 Nurul Magfirah.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui hubungan kecerdasan
emosional terhadap hasil belajar Biologi siswa, 2) untuk mengetahui hubungan
kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa, 3) untuk mengetahui
hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar
Biologi siswa.
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian expost facto dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Dilaksanakan di SMA
Muhammadiyah Limbung pada bulan Oktober 2019 semester ganjil Tahun Ajaran
2019/2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung dan sampel sebanyak 66 siswa yang dipilih
menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan
angket dan teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji regresi linear
berganda.
Hasil penelitian ini adalah 1) terdapat hubungan antara kecerdasan
emosional terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan koefisien regresi sebesar
0,068 yang berarti berhubungan positif, 2) terdapat hubungan antara kecerdasan
spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan koefisien regresi sebesar
0,086 yang berarti berhubungan positif, 3) terdapat hubungan kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan
Fhitung 5,858 ≥ Ftabel 2,75 yang berarti hipotesis diterima.
Kata kunci: Kecerdasan, Emosional, Spiritual, Hasil Belajar.
viii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن ارحيم
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada kita
semua buah kecerdasan yaitu otak, dengan kapasitor memori yang besar, sehingga
kita sebagai khalifah dimuka bumi ini, merupakan makhluk yang paling mulia
derajatnya dari sebaik-baik kejadian dari semua makhluk yang diciptakan Allah
SWT.
Shalawat dan salam senantiasa terpanjatkan kepada nabi kita Muhammasd
SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju dunia yang terang
benderang sampai dengan saat ini. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas
berkat rahmat, kesehatan dan kesempatan serta hidayah-nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ―Hubungan Kecerdasan Emosional
(EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
XI SMA Muhammadiyah Limbung‖ tepat pada waktu yang ditentukan, skripsi ini
bertujuan untuk membina dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang
akademik, yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam lingkungan
Universitas Muhammadiyah Makassar terkhusus pada program studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat berbagai
pengalaman dan pembelajaran dan kadang kala terdapat beberapa hambatan dan
kesulitan. Namun, semua itu dapat terlewatkan dengan usaha dan bantuan berupa
arahan atau bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
jika pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
ix
yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E.,
M.M, selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dan Bapak Erwin
Akib, M.Pd., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhhamdiyah Makassar.
Terima kasih kepada Ibunda Irmawanty, S.Si., M.Si, selaku ketua Program
Studi Pendidikan Biologi yang telah memberi arahan dan bimbingan selama
proses perkuliahan hingga saat ini. Terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Khususnya
Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan arahan serta
ilmu-ilmu yang bermanfaat dimasa yang akan datang.
Terima kasih kepada Ibunda Irmawanty, S.Si., M.Si, selaku pembimbing 1
dan Ibunda Nurul Magfirah, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing 2 yang tidak
pernah lelah dan bosan dalam memberikan arahan, bimbingan, serta semangat
kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Ibunda Silvyani Djafar, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah, guru-guru
terkhusus untuk ibu Nurul Rahmadani, S.Pd. dan ibu Munawwarah Syaifullah,
S.Pd. selaku guru Biologi, staf, dan seluruh siswa(i) SMA Muhammadiyah
Limbung yang telah membantu dalam proses penelitian.
Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua ku atas segala
pengorbanan, doa, dan kasih sayang hingga kepercayaan yang diberikan oleh
penulis, semoga apa yang telah kedua orang tua ku berikan akan menjadi ladang
berkah di dunia dan akhirat.
Terima kasih kepada Noviana yang selalu setia mendengar keluh kesah,
menyemangati, dan membantu saya selama proses penyusunan skripsi ini, serta
terima kasih kepada jandaku Almiswana, Ainun Jariah, Bau Anggi Angraeni, dan
x
Andi Sry Fifin Andriani yang selalu menyemangati dan menemani hari-hariku
selama proses perkulihan serta selalu tekun mencela orang-orang yang kita lihat,
semoga kita tidak menjadi janda. Juga, terima kasih kepada temanku yang paling
manis yaitu Anna Kadir dan Asmi Amalia Akbar yang tidak pernah mengeluh
menemani dan mengantar saya meneliti serta bimbingan. Terima kasih kepada
Muhaena Oso yang selalu mengizinkan saya untuk mengerjakan revisi skripsi
ditempat yang ia huni.
Terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa
program studi Pendidikan Biologi angkatan 2015 khususnya kelas Biologi D yang
senantiasa turut membantu dalam memberikan masukan, semangat, dan motivasi
serta saling kerjasama yang dibangun selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
para pembaca dan penyusun skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini, baik dari segi materi maupun
teknik penyusunannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Makassar, 15 Desember 2019
Penyusun
Fadhila Cahyani
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS ..........8
A. Kajian Pustaka .........................................................................................8
1. Hasil Belajar ......................................................................................8
2. Klasifikasi Hasil Belajar ...................................................................10
xii
3. Kecerdasan Emosional ......................................................................12
4. Kecerdasan Spiritual .........................................................................18
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual ................21
6. Penelitian yang Relevan ....................................................................23
B. Kerangka Pikir ........................................................................................24
C. Hipotesis Penelitian .................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................28
A. Jenis Penelitian ........................................................................................28
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................28
C. Populasi dan Sampel ...............................................................................29
D. Prosedur Penelitian..................................................................................30
E. Definisi Operasional Variabel .................................................................31
F. Instrumen Penelitian................................................................................32
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................33
H. Teknik Analisis Data ...............................................................................34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................38
A. Hasil Penelitian .......................................................................................38
1. Analisis Deskriptif ............................................................................38
2. Analisis Inferensial............................................................................45
B. Pembahasan .............................................................................................50
1. Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa .................................................................................................50
2. Hubungan Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar Siswa ........52
xiii
3. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa ..............................................................54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................56
A. Simpulan .................................................................................................56
B. Saran ........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................62
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................113
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Populasi Seluruh Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung ............ 29
3.2. Penyekoran Butir Angket ............................................................................ 32
3.3. Blue Print Variabel Kecerdasan Emosional ................................................ 33
3.4. Blue Print Variabel Kecerdasan Spiritual.................................................... 33
3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 34
3.6. Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa......................................................... 35
3.7. Tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa ............................................................ 35
4.1. Hasil Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 39
4.2. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 39
4.3. Hasil Statistik Deskriptif Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 41
4.4. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 42
4.5. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 43
4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung ........................................................................... 44
4.7. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian .......................................................... 46
4.8. Hasil Uji Linearitas ...................................................................................... 46
xv
4.9. Hasil Analisis Regresi Ganda ...................................................................... 47
4.10. Hasil Uji t ..................................................................................................... 48
4.11. Hasil Uji F ................................................................................................... 49
4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................... 50
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................... 26
3.1. Hubungan Antar Variabel ......................................................................... 28
3.2. Skema Prosedur Penelitian ........................................................................ 30
4.1. Diagram Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah
Limbung .................................................................................................... 40
4.2. Diagram Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah
Limbung .................................................................................................... 43
4.3. Diagram Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah
Limbung .................................................................................................... 45
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERSURATAN .........................................................................63
A.1. Surat Pengantar Penelitian dari Dekan FKIP Unismuh Makassar ..........64
A.2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari LP3M Unismuh Makassar .........65
A.3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SMA
Muhammadiyah Limbung .......................................................................66
LAMPIRAN B VALIDASI INSTRUMEN ........................................................67
B.1. Lembar Keterangan Validasi instrumen Penelitian .................................68
B.2. Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator 1 .................................69
B.3. Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator 2 .................................72
LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN ...................................................75
C.1. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ...........................................76
C.2. Angket Variabel Kecerdasan Emosional Siswa ......................................77
C.3. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Spiritual ...............................................80
C.4. Angket Variabel Kecerdasan Spiritual Siswa .........................................81
LAMPIRAN D HASIL BELAJAR SISWA .......................................................84
D.1. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa .............................................................85
D.2. Rekapitulasi Nilai Kecerdasan Emosional Siswa ....................................86
D.3. Rekapitulasi Nilai Kecerdasan Spiritual Siswa .......................................87
D.4. Bukti Pengisian Kuesioner Kecerdasan Emosional Siswa ......................88
D.5. Bukti Pengisian Kuesioner Kecerdasan Spiritual Siswa .........................91
LAMPIRAN E ANALISIS DATA .....................................................................94
E.1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................95
E.2. Analisis Statistik Inferensial ....................................................................99
xviii
LAMPIRAN F KARTU KONTROL PENELITIAN .........................................103
LAMPIRAN G DOKUMENTASI ......................................................................104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya sadar untuk mengubah potensi siswa
agar menjadi lebih baik secara intelektual, moral, dan sosial. Untuk
mengembangkan pembentukan pribadi siswa harus terlibat dalam proses
pembelajaran dalam satuan pendidikan. Pendidikan nasional memiliki tujuan
untuk melahirkan manusia yang seutuhnya dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
yaitu manusia yang memiliki iman serta taqwa terhadap Allah SWT dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani dan
jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan berbangsa yang membangun kemajuan nusa dan
bangsa.
Dunia pendidikan yang akan mencetak generasi muda yang handal
diharapkan benar-benar menjadi sarana lahirnya lulusan penerus bangsa yang
berkualitas dan siap bersaing di dunia serta menuntut pola berpikir dan bersikap
terhadap berbagai informasi dan tantangan. Untuk mengetahui perubahan siswa
tersebut maka harus dilakukan adanya penilaian hasil belajar.
Kenyataan saat ini, pendidikan di Indonesia masih belum mencapai sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional yang diharapkan. Kondisi ini jelas
menunjukkan terjadinya ketimpangan antara harapan dengan kenyataan. Harapan
dari adanya pendidikan nasional agar mampu mengembangkan kualitas sumber
daya manusia yang menjadi modal utama dalam pembangunan. Namun kondisi
yang terjadi saat ini adalah sebaliknya, pendidikan nasional belum mampu secara
2
maksimal melahirkan manusia yang mampu bersaing di era global. Ketimpangan
tersebut menjadikan adanya masalah pendidikan nasional yang masih kurang
yaitu kualitas.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dimana penilaiannya sudah
mengarah ke penilaian berbasis kecerdasan jamak, menilai hasil belajar siswa dari
tiga domain yaitu domain psikomotorik, domain afektif dan domain kognitif.
Namun pendidikan di sekolah telah membuat definisi yang tidak manusiawi
tentang kemampuan siswa karena kenyataannya kemampuan siswa hanya dilihat
dan dikembangkan dari sisi kognitif saja, tanpa melihat dimensi kemampuan
dalam diri manusia yang lebih luas.
Kemampuan potensial dapat dikembangkan bila dalam situasi kondusif
sehingga kecerdasan dapat terbentuk karena terdapat pengalaman. Jean Piaget
berpendapat bahwa kecerdasan adalah internalisasi pengalaman. Pembentukan
kecerdasan dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi lingkungan, kesempatan
dan iklim emosi yang memungkinkan individu untuk memperoleh pengalaman
tertentu.
Pendidikan di sekolah tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan
intelektual siswa saja, tetapi juga mengasah keterampilan dalam mengelola
spiritual dan emosional siswa sehingga perlu adanya tindak lanjut dari
dilaksanakannya tes pengukur kecerdasan baik kecerdasan spiritual maupun
kecerdasan emosional siswa. Menurut Mayer dan Cobb (2000), aspek kecerdasan
emosional perlu diajarkan di dunia pendidikan sebagai upaya dalam penurunan
perilaku buruk siswa di sekolah. Hal ini diperlukan karena masih kurangnya
pemahaman para guru dan siswa mengenai hubungan antara kecerdasan
emosional dan spiritual terhadap hasil belajar siswa.
3
Tujuan pembelajaran tercapai dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil
belajar yang diraih oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan
aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Baik buruknya hasil belajar yang
diperoleh bergantung dari pengetahuan serta perubahan perilaku individu siswa
terhadap apa yang dipelajarinya. Nilai kognitif bukan merupakan satu-satunya
penilaian, namun selama ini guru lebih menekankan ke dalam penilaian kognitif
saja dengan berdasarkan nilai tugas, ulangan harian dan ulangan umum dan
mengesampingkan kemampuan afektif dan psikomotor siswa.
Biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam
aspek kehidupan manusia, hal ini ditujukan untuk menyiapkan masa depan siswa
siswi yang aktif, kritis, kreatif, kompetitif, dan dapat memecahkan masalah serta
berani dalam mengambil keputusan secara tepat dan tanggap. Biologi sering
dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Akibatnya informasi
yang diterima siswa tidak maksimal dan hasil belajar Biologi menjadi rendah
sehingga tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
SMA Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. KKM yang ditentukan
khususnya untuk kelas XI adalah 75. Hasil wawancara dengan guru Biologi SMA
Muhammadiyah Limbung menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar Biologi
siswa-siswi cenderung memperoleh nilai kurang dari kategori baik. Terdapat
siswa yang memiliki kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh hasil
belajar yang relatif rendah, dan ada pula siswa yang walaupun kemampuan
4
inteligensinya relatif rendah namun dapat mengelola emosi dan berkomunikasi
dengan baik sehingga memperoleh hasil belajar yang relatif tinggi.
Penyebab rendahnya hasil belajar siswa SMA sekarang ini sudah barang
tentu tidak terlepas dari faktor umum yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri
yang lazim disebut sebagai faktor internal dengan aneka macam bentuk dan
jenisnya. Faktor ini banyak didominasi oleh kondisi psikologis beserta segenap
potensi siswa dalam bentuk kecerdasan, termasuk intelegensi atau kecerdasan
intelektual yang meliputi berbagai kemampuan, seperti penalaran, kemampuan
berpikir abstrak, dan kemampuan verbal. Demikian juga dengan faktor-faktor
psikologis lainnya seperti motivasi berprestasi dan konsep diri. Juga faktor
kecerdasan emosional yang meliputi ketabahan, keterampilan, empati, kesabaran,
kesungguhan, dan keuletan.
Setiap individu memiliki kemampuan intelegensi yang berbeda dalam hal
memecahkan masalah yang dihadapi, kemampuan untuk belajar serta kemampuan
untuk berpikir secara abstrak. Apabila seseorang memiliki karakteristik namun
tidak memiliki kecerdasan dalam hal emosional, maka dapat mengganggu
kegiatan baik di sekolah maupun di rumah. Oleh sebab itu, dalam proses belajar,
kecerdasan-kecerdasan tersebut sangat diperlukan. Keseimbangan antara EQ dan
SQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah.
Sejak lama pemahaman bahwasanya hanya kecerdasan intelektual saja
yang dapat menentukan keberhasilan siswa di masa depan, namun pada
kenyataannya pemahaman tersebut tidak benar. Seseorang yang memiliki
kecerdasan intelektual tinggi saja belum cukup untuk menjadikan orang tersebut
sukses. Kecerdasan yang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang adalah
5
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, karena menyangkut kemampuan
dalam mengendalikan emosi serta beradaptasi dengan lingkungan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nitta Jayanti (2014) bahwa
seseorang yang sedang berada dalam suasana hati yang baik, hubungan sosial
yang baik, tingkat emosional yang baik serta dapat menyesuaikan diri sehingga
cenderung untuk berpikir positif serta dapat berpikir jernih dan berkonsentrasi
selama pelajaran. Teori lain juga dikemukakan oleh Goleman (2001) bahwa
kecerdasan intelegensi seseorang hanya menyumbang sebesar 20% bagi faktor-
faktor yang menentukan sukses dalam hidup, maka 80% lainnya diisi oleh
kecerdasan-kecerdasan yang lain.
Mengingat potensi yang dimiliki siswa harus dikembangkan agar mereka
memiliki kecakapan emosi dan tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai-nilai
ketuhanan sehingga pengembangan kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual siswa sangat dibutuhkan. Hal ini yang menarik minat dan motivasi
penulis untuk melakukan penelitian dengan judul ―Hubungan Kecerdasan
Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung‖.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan kecerdasan emosional (EQ) terhadap hasil belajar
siswa?
2. Apakah terdapat hubungan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap hasil belajar
siswa?
6
3. Apakah terdapat hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ) terhadap hasil belajar Biologi siswa?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, tujuan penelitian
yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional (EQ) terhadap hasil
belajar siswa.
2. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap hasil belajar
siswa.
3. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ) terhadap hasil belajar Biologi siswa?
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian akan bernilai jika dapat memberi manfaat bagi semua
pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan untuk kalangan akademisi yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut berkaitan dengan hubungan Emotional Quotient (EQ) dan
Spiritual Quotient (EQ) terhadap hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa, dapat lebih mengelola kecerdasan emosionalnya dan spiritualnya
dalam kegiatan pembelajaran dengan baik.
b. Bagi Guru, mendapat gambaran untuk mengenal kemampuan siswa serta
mengelola kelas dari hasil tes kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
sehingga dapat mengarahkan pendidikan berdasarkan kecerdasan jamak.
7
c. Bagi Sekolah, dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para
orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan
memotivasi siswa untuk menggali kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual yang dimilikinya.
d. Bagi Peneliti, untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang
penelitian, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap
hasil belajar biologi siswa.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
proses belajar berlangsung. Pengalaman tersebut dilihat pada perubahan tingkah
laku atau pola kepribadian siswa. Jadi, pengalaman yang diperoleh siswa
merupakan pengalaman sebagai hasil belajar siswa sekolah. Hasil belajar pada
hakikatnya merupakan mengubah tingkah laku seseorang. Tingkah laku pada hasil
belajar dalam pengertian luas mencakup domani kognitif, afektif dan psikomotor.
Oleh sebab itu, dalam penelitian hasil belajar harus memperhatikan ketiga domain
tersebut. Dengan memperhatikan tiga domain tersebut, diharapkan dapat diketahui
sampai sejauh mana efisiensi dan keefektifan dalam mencapai tujuan pengajaran
atau tingkah laku siswa (Sudjana, 2009).
Menurut Daud (2012) hasil belajar adalah kecakapan nyata, yang dapat
diukur secara langsung dengan menggunakan tes prestasi belajar dan setiap
kegiatan belajar manusia selalu terdapat prestasi belajar dan biasanya inilah yang
menjadi sasaran akhir dari proses belajar seseorang, terutama terhadap siswa.
Agar memperoleh hasil belajar siswa diperlukan langkah evaluasi hasil belajar
terlebih dahulu. Evaluasi hasil belajar adalah proses untuk menentukan nilai
belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian dan atau
pengukuran hasil belajar. Melalaui evaluasi hasil belajar, kita dapat mengetahui
tingkat keberhasilan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
9
Hasil belajar ditandai dengan skala nilai berupa kata, huruf, atau simbol. Apabila
tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar tersebut dapat terlaksana, maka hasil
belajar dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk kenaikan kelas
maupun penempatan, pengembangan, dan seleksi. (Dimyati dan Mudjiono, 2009).
Penilaian hasil belajar dibagi menjadi dua bagian yaitu tes dan non tes. Tes
ada yang diberikan secara lisan, tulisan maupun perbuatan. Soal-soal tes ada yang
disusun dalam bentuk objektif maupun esai atau uraian. Sedangkan non tes
sebagai alat penilaian meiputi kuesioner, observasi, skala, wawancara, studi kasus,
sosiometri, dan sebagainya. Penilaian hasil belajar tersebut merupakan dasar
dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya atau yang
disebut dengan raport. Dalam laporan kemajuan belajar siswa tersebut dikatakan
kecakapan dan kemampuan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam
bentuk nilai-nilai prestasi yang diperoleh siswa (Sudjana, 2009).
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami tentang
makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta
didik, baik yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil
pembelajaran. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar peserta didik
yaitu kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Sebab
belajar itu sendiri adalah suatu proses seseorang yang berusaha untuk meraih
suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif manetap. Perbuatan dan hasil
belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud:
a. Pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, prinsip, informasi, pola
kerja, kaidah prosedur, hukum, atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya.
10
b. Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) proses berpikir,
mengingat atau mengenal kembal, perilaku afektif (sikap-sikap apresiasi,
penghayatan dan sebagainya), perilaku psikomotorik (ketarampilan-
keterampilan psikomotorik termasuk yang bersifat ekspresif).
c. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian.
2. Klasifikasi Hasil Belajar
Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga domain. Secara eksplisit ketiga
domain tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain (Haryati, 2007).
Ketiga domain tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Domain Kognitif
Domain kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Tujuan domain kognitif berhubungan dengan ingatan atau
pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan
keterampilan intelektual yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur untuk memecahkan
suatu permasalahan (Haryati, 2007).
Manusia memiliki kemampuan psikognitif, yaitu perkembangan yang
terjadi dalam bentuk pemahaman, pengenalan, dan pengertian, dengan
menggunakan pendengaran, pengamatan, dan berpikir (Chatib&Said, 2012).
Kognitif adalah kemampuan mengelola pikiran seseorang untuk mengenali,
menganalisis sesuatu dan akhirnya dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Kemampuan kognitif tidak terbatas pada kemampuan anak mengerjakan soal-soal
11
tes di atas kertas, namun lebih cenderung pada penyelesaian soal-soal dalam
bentuk masalah yang realistis dengan kemampuan berpikirnya
b. Domain Afektif
Domain afektif merupakan nilai sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
menerima, menanggapi, menilai, mengelola dan menghayati. Hasil belajar afektif
terlihat pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, motivasi belajar, disiplin, menghargai guru dan teman sekelas,
hubungan sosial dan kebiasaan belajar. Sekalipun bahan ajar berisi domain
kognitif, domain afektif harus menjadi satu bagian. Domain afektif dibagi menjadi
beberapa kategori. Kategori tersebut dari yang paling sederhana sampai tingkat
yang kompleks yaitu reciving/ attending, responding, valuing, organisasi dan
karakteristik (Sudjana, 2009).
Manusia memiliki kemampuan psiko-afektif, yaitu suatu respon atau
perasaan yang dimiliki oleh seseorang (Chatib&Said, 2012). Secara umum,
perasaan itu adalah kondisi hati yang tidak menyenangkan maupun
menyenangkan, baik atau buruk, suka dan tidak. Lebih jauh, afektif juga diartikan
perilaku atau akhlak seseorang yang baik saat orang berinteraksi dengan
lingkungannya ataupun dengan diri sendiri adalah sebuah kemampuan. Dalam
dunia sekolah, anak yang berperilaku baik, seperti tidak pernah terlambat, sopan
dan santun, selalu menghormati orang yang lebih tua, atau mudah bergaul alhasil
perilakunya akan menyenangkan banyak orang. Tingkah laku seseoranh yang
seperti ini dikatakan memiliki kemampuan afektif.
c. Domain Psikomotor
12
Domain psikomotor merupakan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak siswa. Ada enam aspek dalam domain psikomotor ini, yakni persepsi,
kesiapan, respon terpimpin, respon tampak yang kompleks, penyesuaian dan
penciptaan. Keenam aspek tersebut berkaitan satu sama lain atau tidak dapat
berdiri sendiri. Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya secara tidak langsung
juga berubah sikap dan perilakunya. Tipe hasil belajar domain psikomotor
berhubungan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia
menerima pengalaman belajar tertentu (Sudjana, 2009).
Manusia memiliki kemampuan psikomotor, yaitu perkembangan tubuh
atau jasmani setiap individu akan aktivitas dirinya terhadap sesuatu atau
menghasilkan suatu benda (Chatib&Said, 2012). Lebih luas, psikomotor diartikan
kemampuan seseorang untuk menampilkan diri tentang sesuatu atau kemampuan
menghasilkan produk, sesederhana apapun bentuknya. Misalnya, anak berani
tampil untuk membaca puisi, memberikan presentasi, menyanyi dalam paduan
suara, olahraga atau tarian yang disukainya. Kemampuan anak seperti membuat
kerajinan tangan, menggambar, dan membuat produk juga merupakan
kemampuan psikomotor.
3. Kecerdasan Emosional
Banyak contoh disekitar kita membuktikan bahwa seseorang yang
memiliki kecerdasan otak saja serta memiliki gelar tinggi, belum tentu dapat
sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali justru yang berpendidikan
formal yang lebih rendah, banyak yang ternyata mampu lebih berhasil di dunia
pekerjaan. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan
intelegensi (IQ), padahal diperlukan pula bagaimana untuk mengembangkan
13
kecerdasan emosi seperti: inisiatif, ketangguhan, optimisme, kemampuan
beradaptasi. Saat ini terdapat banyak orang berpendidikan yang terlihat begitu
menjanjikan serta mengalami kemandekan dalam kariernya. Lebih buruk lagi,
mereka tersingkir akibat rendahnya kecerdasan emosional yang dimilikinya
(Agustian, 2007).
Cooper dan Sawaf (Agustian, 2001) menafsirkan kecerdasan emosional
sebagai kemampuan memahami, merasakan, dan secara efektif menerapkan daya
serta kepekaan emosi sebagai sumber informasi, koneksi, energi dan pengaruh
yang manusiawi. Adapun menurut Goleman (2001) kecerdasan emosional
(emotional intelligence) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain
dan utamanya perasaan kita sendiri, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan
kemampuan untuk mengeloh emosi dengan baik pada diri sendiri dalam hubungan
terhadap orang lain. Seperti kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati,
keterampilan sosial.
Kecerdasan emosi diadaptasi oleh Daniel Goleman (Nggermanto, 2001)
menjadi sebagai berikut:
a. Kesadaran diri mengetahui apa yang kita rasakan suatu saat dan
menggunakannya untuk mengambil keputusan diri sendiri; memiliki tolok
ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.
b. Pengaturan diri menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif
terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati serta sanggup menunda
kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu pulih kembali dari
tekanan emosi.
14
c. Motivasi menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan
dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita untuk mengambil inisiatif
dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi frustasi dan
kegagalan.
d. Empati merasakan apa yang dirasakan orang lain, mampu memahami
perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan
menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
e. Keterampilan sosial menangani emosi dengan baik ketika berhubungan
dengan orang lain serta dengan cermat dapat membaca situasi dan jaringan
sosial berinteraksi dengan lancar menggunakan keterampilan-keterampilan ini
untuk memimpin dan mempengaruhi, menyelesaikan perselisihan dan
bermusyawarah, serta untuk bekerja sama maupun bekerja dalam tim.
Sejumlah teoretikus mengelompokkan emosional dalam golongan-
golongan yang besar, meskipun tidak semuanya sepakat tentang golongan itu.
Calon-calon ulama dan beberapa anggota golongan tersebut adalah:
a. Amarah meliputi benci, mengamuk, jengkel, kesal hati, beringas, terganggu,
rasa pahit, marah besarberang, tersinggung, bermusuhan dan barangkali yang
paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
b. Kesedihan meliputi suram, melankolis, pedih, sedih, kesepian, ditolak, putus
asa, muram, mengasihani diri, dan kalau menjadi patologis, dan depresi berat.
c. Rasa takut meliputi gugup, cemas, takut, was-was, perasaan takut sekali,
waspada, sedih, tidak tenang, khawatir ngeri, takut sekali, kecut sebagai
patologi, fobia dan panik.
15
d. Kenikmatan meliputi bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga,
kenikmatan indriawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi,
kegirangan luar biasa, dan senang sekali.
e. Cinta meliputi persahabatan, penerimaan, rasa dekat, bakti, hormat,
kepercayaan, kasmaran, kasih, dan kebaikan hati.
f. Terkejut meliputi terkesiap, takjub, dan terpana.
g. Jengkel meliputi hina, jijik, muak, mual, benci tidak suka, dan mau muntah.
h. Malu meliputi rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur
lebur.
Berikut ini dijelaskan beberapa konsep kecerdasan yang telah
dikemukakan oleh para ahli di bidangnya (Prawira, 2012):
a. Konsep Kecerdasan Menurut Vernon
Vernon telah membuat sistematika dan definisi-definisi mengenai
kecerdasan. Ia menggolongkan kecerdasan menjadi tiga kategori yaitu kecerdasan
ditinjau dari segi biologi, kecerdasan ditinjau dari segi psikologis dan kecerdasan
ditinjau secara operasional. Ditinjau dari ilmu biologi, kecerdasan didefinisikan
sebagai kemampuan dasar manusia yang secara relatif diperlukan untuk
penyesuaian diri pada alam sekitar yang baru. Meskipun pada kenyataannya di
dunia ini terdapat banyak orang yang mempunyai kecerdasan yang tinggi tidak
mampu menyesuaikan dirinya pada alam sekitar yang dengan baik. Dalam hal ini,
pengamatan tergolong salah satu faktor kecerdasan individual.
Ditinjau secara psikologis, kecerdasan merujuk adanya pengaruh-pengaruh
relatif keturunan dan lingkungan sekitar terhadap perkembangan kecerdasan
individual. Kecerdasan merupakan pembawaan dasar akibat pengaruh-pengaruh
16
latihan, pengalaman dan pengaruh-pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Secara
operasional, kecerdasan didefinisikan dalam pelaksanaan atau dalam aplikasinya
secara operasional dengan menggunakan istilah-istilah yang pasti misalnya
melakukan tes IQ ataupun mengerjakan soal-soal tes yang sangat sukar dan
kompleks.
b. Konsep Kecerdasan Menurut Freeman
Menurut Freeman, kecerdasan dipandang sebagai suatu kemampuan yang
dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu kemampuan adaptasi, kemampuan belajar
dan kemampuan berpikir abstrak. Kemampuan adaptasi adalah sebuah
kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.
Seseorang dikatakan cerdas jika orang tersebut mampu menyesuaikan dirinya
pada situasi-situasi tertentu dan problema-problema baru secara mudah, efektif
dan mempunyai variasi-variasi tingkah laku. Kecerdasan merupakan kemampuan
umum seseorang secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya kepada alam
sekitarnya yang baru. Hal ini yang membuat suatu kesanggupan untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan belajar merupakan kemampuan
seseorang untuk belajar.
Kemampuan belajar dijadikan indeks atas dasar kecerdasan seseorang.
Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
konsep-konsep dan simbol-simbol guna menghadapi situasi-situasi atau
persoalan-persoalan yang memakai simbol-simbol verbal dan bilangan. Seseorang
dikatakan cerdas apabila ia dapat melakukan berpikir abstrak secara abstrak.
c. Konsep Kecerdasan Menurut Alfred Binet
17
Menurut Binet, kecerdasan adalah kecenderungan untuk mengambil dan
mempertahankan pilihan yang tetap, kapasitas untuk beradaptasi dengan maksud
memperoleh tujuan yang diinginkan dan kekuatan untuk autokritik.
d. Konsep Kecerdasan Menurut D. Wechsler
Ahli ini berpendapat bahwa kecerdasan adalah kumpulan kapasitas atau
kapasitas global individu untuk berbuat menurut tujuannya secara tepat, berpikir
secara rasional dan menghadapi alam sekitar secara efektif. Kapasitas kumpulan
merupakan sekelompok kapasitas, artinya kesanggupan atau kemampuan dasar
yang terdapat pada individu.
e. Konsep Kecerdasan Menurut G. Stoddard
Stoddard memberikan definisi yang komprehensif tentang kecerdasan
individu yaitu kemampuan untuk melaksanakan aktivitas dengan ciri-ciri
kesukaran, kompleksitas, abstraksi, ekonomis, penyesuaian dengan tujuan, nilai
sosial dan sifatnya yang asli dan mempertahankan kegiatan-kegiatan di bawah
kondisi-kondisi yang menuntut konsentrasi energi dan menghindari kekuatan
emosional atau gejolak emosi.
f. Konsep Kecerdasan Menurut Bruce W. Tuckman
Bruce W. Tuckman mengemukakan ada sepuluh macam konsep
kecerdasan diantaranya kecerdasan adalah suatu kemampuan intelektual umum,
kecerdasan sebagai kelompok-kelompok sifat, kecerdasan sebagai kesanggupan
adaptasi, kecerdasan dipandang sebagai sesuatu yang dapat diukur, kecerdasan
sebagai suatu faktor diskrit, kecerdasan sebagai kemampuan belajar, inteligensi
sebagai perilaku terpelajar, kecerdasan sebagai dua tingkatan proses yakni tingkat
kecerdasan asosiatif dan kecerdasan tingkat abstrak, kecerdasan sebagai
18
kemampuan-kemampuan mental majemuk, serta kecerdasan sebagai bentuk
kemampuan, bakat dan prestasi.
Setiap orang adalah homoviator, yaitu makhluk yang selalu ingin tahu dan
tidak pernah merasa puas sehingga ia selalu menuju satu tujuan. Ketika manusia
beranjak dewasa, dia mulai membenahi kehidupan emosionalnya, mencapai
keseimbangan dalam pikiran dan memperhalus sika, perasaan dan perbuatan.
Semua orang mencari kepuasan emosional, oleh karena itu menggunakan daya
khayal mereka untuk menciptakan suasana yang merangsang emosional. Itu
sebabnya kepandaian dan tubuh diolah lewat latihan yang tepat. Keseimbangan
merupakan patokan utama dalam menilai apakah seseorang cerdas secara
emosional atau tidak (Maurus, 2007).
Kecerdasan emosional mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda,
tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic intelligence).
Kecerdasan akademik tersebut berupa kemampuan kemampuan kognitif murni
yang diukur dengan IQ (Gandasetiawan, 2009). Meskipun IQ tinggi, tetapi EQ
rendah maka tidak akan cukup membantu. IQ mungkin membantu dalam hal
memahami dan menghadapi dunia pada satu tingkat, tetapi emosi lebih
dibutuhkan untuk memahami dan menghadapi diri sendiri dan orang lain.
Tanpa kecerdasan emosional, kemampuan untuk mengenali dan
menghargai perasaan serta bertindak jujur sesuai dengan perasaan tersebut, maka
seseorang tidak dapat berhubungan baik dengan orang lain, berhasil di dunia,
membuat keputusan dengan mudah dan akan sering merasa terombang-ambing
(Segal, 2000). EQ bersifat komplementer (saling melengkapi) terhadap IQ. Ini
berarti EQ tidak mengungguli IQ. EQ menguraikan kemampuan-kemampuan
19
yang berbeda dari kecerdasan yang lebih akademis atau intelektual tersebut. EQ
merupakan gabungan emosi dan kecerdasan. Menurut pandangan Dann (2002),
emosi dan pikiran berjalan secara beriringan. Jadi, EQ merupakan kemampuan
dalam menggunakan emosi-emosi untuk dapat membantu menjalani kehidupan
secara lebih efektif dan memecahkan masalah.
4. Kecerdasan Spiritual
Membangunn spiritualisme merupakan usaha melakukan penyegaran
mental atau rohani berupa keyakinan, iman, ideologi, etika, dan pedoman atau
tuntunan. Membangun spiritualisme dapat dilakukan dengan berbagai media,
salah satunya adalah dengan membangun spiritualitas yang bersumber dari agama.
Dalam membangun spiritualitas tersebut kita membutuhkan kecerdasan spiritual,
yaitu kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai,
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna
yang lebih luas dan kaya (Wahab dan Umiarso, 2016).
Secara konseptual kecerdasan spiritual terdiri atas gabungan kata
kecerdasan dan spiritual. Menurut Salim (2000) dalam kamus bahasa Salim’s
Ninth Collegiate English-Indonesian Dictionary, kata spirit memiliki sepuluh arti
etimologis bila diperlakukan sebagai kata benda (noun) namun bila diperlakukan
sebagai kata kerja (verb) dan kata sifat (adjective), memiliki beberapa arti pula
mengenainya. Dari kesepuluh arti tersebut maka dipersempit menjadi tiga arti,
yaitu berkaitan dengan moral, semangat, dan sukma.
Spiritual sendiri dapat dimaknai sebagi hal-hal yang bersifat spirit atau
berkenaan dengan spirit. Dari sini, dapat diartikan spiritual sebagai suatu hal yang
berkaitan dengan kemampuan dalam membangkitkan semangat, misalnya.
20
Dengan kata lain, bagaimana seseorang benar-benar memerhatikan dan
menunjukkan jiwa atau sukma dalam menyelenggarakan kehidupan di bumi
(Mimi Doe dan Marsha Walch, 2001).
Marsha Sinetar (2001), yang terkenal luas sebagai pendidik, penasihat,
pengusahan, dan penulis buku-buku best seller, menafsirkan kecerdasan spiritual
sebagai pemikiran yang terilhami yang maksudnya adalah kecerdasan yang
diilhami oleh dorongan dan efektivitas, keberadaan atau keilahian yang
mempersatukan kita sebagai bagian-bagiannya. Sedangkan, Imam Supriyono
(2006) mengartikan kecerdasan spiritual sebagai kesadaran tentang gambaran
besar atau gambaran menyeluruh tentang diri seseorang atau jagat raya.
Sementara, Agus Nggermanto (2001) mengutip pendapat dari Khalil
Khavari, bahwa :
Kecerdasan spiritual adalah fakultas dari dimensi nonmaterial kita—ruh
manusia. Inilah intan yang belum terasa yang kita semua memilikinya.
Kita harus mengenalinya seperti apa adanya, menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi . seperti dua bentuuk kecerdasan lainnya,
kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan dan diturunkan. Akan tetapi,
kemampuannya untuk ditingkatkkan tampaknya tidak terbatas.
Dari berbagai definisi kecerdasan spiritual yang telah dikemukakan di atas,
dapat di ambil benang merah bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
sudah ada dalam setiap manusia sejak lahir yang membuat manusia menjalani
hidup ini dengan penuh makna, selalu mendengarkan suara hati nuraninya, tidak
pernah merasa sia-sia, hingga semua yang dijalaninya selalu bernilai. Jadi,
kecerdasan spiritual dapat membantu seseorang untuk membangun dirinya secara
utuh. Semua yang dijalaninya tidak hanya berdasarkan berpikir rasio saja, tetapi
21
juga menggunakan hati nurani karena hati nurani merupakan pusat kecerdasan
spiritual (Wahab dan Umiarso, 2016).
Zohar dan Marshall (2001) menyebutkan bahwa, SQ berkaitan dengan
unsur pusat dari bagian diri manusia yang paling dalam dan menjadi pemersatu
seluruh bagian diri manusia yang lain. SQ adalah kecerdasan yang bertumpu pada
bagian dalam diri yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar.
SQ adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu manusia
menyembuhkan dan membangun dirinya secara utuh. SQ menjadikan manusia
sebagai makhluk yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan
spiritual. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ
secara efektif. Kecerdasan yang bukan hanya untuk mengetahui nilai-niai yang
ada, tetapi juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru. Oleh sebab itu
SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia atau the ultimate inteligence
(Baharuddin, Wahyuni, 2015).
Sementara itu Agustian dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual, ESQEmotional Spiritual
Quotien Berdasarkan 1Ihsan, 6 Rukun Iman, 5 Rukun Islam (2013) meletakkan
tiga nilai dasar dalam Islam yakni Iman, Islam dan Ihsan sebagai dasar
pegembangan kecerdasan spiritual. Berdasarkan konsep tersebut, kecerdasan
emosional dan spiritual dapat dicapai melalui empat langkah yaitu; a) Zero Mind
Process, yaitu penjernihan emosi dari belenggu-belenggu yang menutupi suara
hati , b) pembentukan prinsip atau pembangunan mental melalui pemahaman,
penghayatan dan pengamalan 6 Rukun Iman yang diistilahkan dengan Mental
Building, c) pengasahan hati yang dilakukan secara berurutan dan sistematis
22
melalui penerapan dan pelaksanaan secara konsisten 5 Rukun Islam, atau yang
diistilahkan dengan Personal Strength, serta d) pembentukan tanggung jawab
sosial melalui perwujudan nilai Ihsan yang tercermin dalam sikap dan perilaku
sehari-hari yang disebut dengan ketangguhan sosial atau Social Strength
(Agustian, 2013:57-58). Melalui empat langkah dasar tersebut individu akan
mampu meraih kecerdasan emosional dan spiritual.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Donah Zohar & Marshall otak manusia selalu berkembang untuk menuju
perubahan yang bermanfaat bagi kehidupannya, begitu juga dengan adanya
perkembangan kecerdasan spiritual dalam diri manusia. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu:
a. Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara kehidupan bathin dan lahiriah. Ia mampu
menjalankan semua ini karena bersifat luwes, kompleks, adaptif dan mampu
mengorganisasikan diri. Menurut penelitian yang dilakukan pada era 1990-an
dengan menggunakan MEG (Magneto –Encephalo – Graphy) membuktikan
bahwa osilasi sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi kecerdasan
spiritual.
b. Titik Tuhan (God spot)
Ada bagian dalam otak, yaitu lobus temporal yang meningkat ketika
pengalaman religious atau spiritual berlangsung yang disebut sebagai titik Tuhan
atau God Spot. Titik Tuhan memainkan peran biologis yang menentukan dalam
pengalaman spiritual. Namun demikian, titik Tuhan bukan merupakan syarat
mutlak dalam kecerdasan spiritual. Perlu adanya integrasi antara seluruh bagian
23
otak, seluruh aspek dari dan seluruh segi kehidupan. Selain dari pada itu terdapat
beberapa faktor yang menjadi menghambat kecerdasan spiritual untuk
berkembang, diantaranya adalah:
1) Adanya ketidakseimbangan id, ego, dan super ego
2) Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi anaknya
3) Mengharapkan terlalu banyak
4) Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
5) Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
6) Adanya luka jiwa yang menggambarkan pengalaman menyangkut perasaan
terbelah, terasing, dan tidak berharga.
Faktor-faktor yang disebutkan di atas, melahirkan perilaku-perilaku yang
dapat disimpulkan menjadi tiga sebab yang membuat seseorang terhambat secara
spiritual yaitu:
1) Tidak mengembangkan beberapa bagian dari dirinya sama sekali
2) Telah mengembangkan beberapa bagian, namun tidak proposional,atau
dengan cara yang negatif atau destruktif
3) Bertentangan atau buruknya hubungan antara bagian-bagian
Jadi, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, kecerdasan spiritual
tidak dapat serta merta tumbuh dan berkembang tanpa dibarengi oleh faktor-faktor
yang mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah komponen yang ada dalam diri manusia yakni berkerjanya sel saraf otak
yang terhubung dengan god spot (titik tuhan) sehingga lahirlah kesadaran
bertuhan (beragama). Hal ini menjadikan spritualitas meningkat. Adapun faktor
eksternal yaitu faktor yang dipengaruhi oleh hal-hal yang berada dari luar diri
24
manusia, salah satunya adalah pendidikan, pengarahan dan bimbingan yang
ditanamkan oleh orang tua.
5. Penelitian yang Relevan
Firdaus Daud (2012) berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa
semakin tinggi kecerdasan emosional maka akan semakin baik pula hasil belajar
biologi siswa SMA Negeri di kota Palopo. Begitu pula dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sadiyah (2014) yang juga menemukan hubungan antara
kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa, semakin tinggi kecerdasan
emosional seseorang maka semakin baik pula pencapaian hasil belajar yang
diterima orang tersebut.
Menurut Muhammad Rizal Kurniawan dkk (2018) terdapat hubungan yang
signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa, tinggi atau
rendahnya peranan kecerdasan emosi terhadap hasil belajar disebabkan oleh
banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut.
Seseorang yang sedang berada dalam suasana hati yang baik, hubungan
sosial yang baik, tingkat emosional yang baik serta dapat menyesuaikan diri
cenderung untuk berpikir positif sehingga dapat berpikir jernih dan berkonsentrasi
selama pelajaran. Apabila mampu berpikir jernih dan berkonsentrasi selama
pelajaran, siswa siap ketika menghadapi ulangan dan dapat mencapai hasil belajar
yang maksimal. Berbeda dengan anak yang susah mengendalikan emosi, sedang
ada masalah di rumah atau sedang dalam pertikaian dengan temannya maka sulit
untuk berpikir dan berkonsentrasi sehingga cenderung mendapatkan hasil belajar
yang kurang maksimal (Jayanti, 2014).
25
Teori lain juga dikemukakan oleh Hanik Nashihah (2018) bahwa semakin
tinggi kecerdasan spiritual siswa maka semakin tinggi pula prestasi atau hasil
belajar yang diperoleh siswa. Hal lain juga di ungkapkan oleh Dalinur dan Emi
(2018:68) bahwa kecerdasan spiritual dapat dijadikan saran untuk meningkatkan
hasrat dan keinginan untuk belajar sehingga ilmu pengetahuan yang di dapat
meningkat serta bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
B. Kerangka Pikir
Dunia pendidikan yang akan mencetak generasi muda yang handal dan
berkualitas diharapkan benar-benar menjadi sarana terciptanya lulusan yang siap
bersaing di dunia dan menuntut pola berpikir serta bersikap terhadap berbagai
informasi dan tantangan. Untuk mengetahui perubahan siswa tersebut maka harus
dilakukan adanya penilaian hasil belajar tersebut.
Pendidikan di sekolah telah membuat definisi yang tidak manusiawi
tentang kemampuan siswa karena kenyataannya kemampuan siswa hanya dihargai
dari sisi kognitif saja, tanpa melihat dimensi kemampuan dalam diri manusia yang
lebih luas. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dimana penilaiannya
sudah mengarah ke penilaian berbasis kecerdasan jamak, menilai hasil belajar
peserta didik dari tiga domain yaitu domain psikomotorik, domain afektif dan
domain kognitif.
Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan kemampuan
intelektualnya saja, melainkan juga dapat mengasah keterampilan dalam
mengelola emosi dan spiritual siswa sehingga perlu adanya tindak lanjut dari
dilaksanakannya tes pengukur kecerdasan baik kecerdasan spiritual maupun
kecerdasan emosional siswa.
26
Keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan akal saja, tetapi ada faktor kecerdasan lain yang mempengaruhi yaitu
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Jika seseorang ingin berhasil
dalam hasil belajar maka orang tersebut harus menyeimbangkan antara kecerdasan
akal, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual yang mereka miliki.
Kenyataan saat ini banyak orang yang hanya mementingkan kecerdasan
akalnya saja dan mengesampingkan kecerdasan lain yang dimiliki. Dengan
memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang baik maka
seseorang akan mampu mengelola kecerdasan emosi dan spiritual yang dimiliki
untuk dijadikan kekuatan dalam mencapai hasil belajar yang baik dan memotivasi
diri sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa dengan mengelola
kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual yang baik dapat memberikan peran
yang bermanfaat dalam mengelola pikiran dan perasaan agar dapat memotivasi
diri dan membuang pikiran-pikiran negatif sehingga meningkatkan hasil belajar.
27
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka yang telah di bahas terdapat hasil penelitian yang
membuktikan bahwa kecerdasan lain seperti kecerdasan emosional dan keceradasan
spiritual berhubungan terhadap hasil belajar siswa. Adapun hipotesis pada penelitian
ini, yaitu:
1. Terdapat hubungan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa.
2. Terdapat hubungan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar siswa.
3. Terdapat hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil
belajar Biologi siswa.
Tujuan pendidikan nasional
Belum sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yang diharapkan
Tes pengukur kecerdasan
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual
Hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual terhadap hasil belajar siswa
Dalam proses belajar mengajar ditemukan siswa
yang tidak dapat meraih hasil belajar yang setara
dengan kemampuan inteligensinya.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian ex-post facto yang bersifat korelasional,
penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan kecerdasan
emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilaksanakan penulis memiliki tiga variabel yang terdiri
dari 2 variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi sehingga
lahirnya variabel dependen dan 1 variabel dependen yaitu variabel yang lahir
karena adanya variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah kecerdasan emosional (X1) dan kecerdasan spiritual (X2), sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar Biologi siswa (Y).
Desain hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1. Hubungan Antar Variabel
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Limbung Jl. Pendidikan,
Limbung. Kecamatan Bajeng kelurahan Mata Allo, Sulawesi Selatan. Penelitian
Y
29
ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 semester ganjil Tahun Ajaran
2019/2020.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 6 rombel
dengan jumlah siswa 147 orang.
Tabel 3.1. Populasi Seluruh Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung
Kelas XI
No Rombel Jumlah
1 XI Mia – 1 33
2 XI Mia – 2 33
4 XI Iis – 1 30
5 XI Iis – 2 27
6 XI Iis – 3 24
∑ Keseluruhan 147
Sumber: Data Primer (2019)
2. Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik simple
random sampling dengan mengundi (lottery technique) di mana sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa melihat strata yang ada dalam populasi
tersebut (Sugiyono, 2012). Adapun alasan pemilihan sampling ini dikarenakan
peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap objek penelitian, melainkan hanya
mengambil data sesuai dengan tujuan diadakannya penelitian ini, yakni untuk
mengetahui hubungan antar variabel.
30
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki 4 tahap yang secara skematis dapat dilihat pada
skema sebagai berikut:
Gambar 3.2. Skema Prosedur Penelitian
1. Perencanaan Awal
Perencanaan awal terlebih dahulu dilakukan agar penelitian dapat berjalan
dengan lancar. Peneliti melakukan diskusi awal dengan guru mata pelajaran
Biologi di SMA Muhammadiyah Limbung untuk membahas hal-hal yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar dan melakukan pengamatan langsung
di sekolah tersebut dengan diskusi kepada kepala sekolah, staf TU, guru BK, dan
beberapa siswa.
2. Pra Penelitian
Pada tahap pra penelitian ini, peneliti menyusun proposal yang akan di
ujikan dan semua instrumen penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian seperti
kuesioner yang selanjutnya akan di validasi oleh validator yang kemudian
mengurus surat izin penelitian.
Perencanaan Awal
Pra Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Akhir Penelitian
31
3. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan ketika peneliti telah membawa surat ijin
meneliti serta memperoleh ijin untuk melaksanakan penelitian dan telah
melakukan pra penelitan. Pelaksanaan penelitian bertujuan untuk menjawab
rumusan masalah yang telah diangkat oleh peneliti. Pada pelaksanaan penelitian
ini, peneliti membagikan angket kepada masing-masing sampel yang kemudian
akan dijawab oleh siswa dan akan dianalisis untuk mengetahui hubungan antara
masing-masing variabel.
4. Akhir penelitian
Tahap terakhir dari penelitian ini adalah finalisasi. Pada tahap ini peneliti
mulai mengolah data yang sudah didapatkan kemudian menyusun laporan hasil
penelitian yang selanjutnya dilaksanakan ujian pertanggung jawaban hasil
penelitian dihadapan penguji. Hingga sampai pada prosedur terakhir yaitu
penyampaian laporan hasil penelitian kepada pihak yang berwenang dan
berkepentingan.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Kecerdasan Emosional
Variabel kecerdasan emosional pada penelitian ini serangkaian
kemampuan pribadi yang dimiliki oleh siswa agar bisa mengendalikan dirinya dan
kesiapan untuk menghadapi sesuatu atau keadaan yang tidak pasti.
2. Kecerdasan Spiritual
Variabel kecerdasan spiritual pada penelitian ini didefinisikan sebagai
kemampuan siswa untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai
hidupnya secara utuh.
32
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran di kelas, kemampuan tersebut meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor yang dapat diukur dengan memberikan evaluasi kepada
siswa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar angket
atau kuesioner. Dimana setiap pernyataan disediakan alternatif jawaban. Untuk
melengkapi data-data penelitian, penelitian ini menggunakan skala likert dalam
penyusunan angket. Peneliti menggunakan jenis instrumen dengan menggunakan
angket disertai pemberian skor dengan ketentuan berikut:
Tabel 3.2. Penyekoran Butir Angket
Pernyataan
Skor
SS S RG TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Sumber: Sugiyono (2012)
Peneliti menggunakan angket yang telah di uji validitasnya. Peneliti
menguji cobakan dari 40 pernyataan pada masing-masing angket kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual dan terdapat beberapa butir pernyataan yang
kurang valid. Berikut juga disajikan kisi-kisi atau blue print dari instrumen
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, sebagai berikut:
33
Tabel 3.3. Blue Print Variabel Kecerdasan Emosional
No Indikator
Nomor Soal
Total
Positif Negatif
1 Kesadaran diri 2,3,4,5,6,8 1,7 8
2 Pengaturan diri 9,12,13,14,15,16 10,11 8
3 Motivasi 18,19,20,21,22,23 17,24 8
4 Empati 26,27,28,29,30,31,32 25 8
5 Keterampilan sosial 34,35,36,38,40 33,37,39 8
Jumlah 40
Keterangan: Angka yang di tebalkan merupakan pernyataan yang kurang valid
Tabel 3.4. Blue Print Variabel Kecerdasan Spiritual
No Indikator
Nomor Soal
Total
Positif Negatif
1 Kemampuan bersikap fleksibel 1,3,4 2,5 5
2
Kemampuan untuk menghadapi dan
melampaui rasa sakit
7,8,9 6,10 5
3 Tingkat kesadaran diri 11,12,14 13,15 5
4
Kualitas hidup yang diilhami oleh visi
dan nilai-nilai
16,18,19 17,20 5
5
Keengganan untuk menyebabkan
kerugian
21,22,25 23,24 5
6 Bersikap holistik 26,28,30 27,29 5
34
7
Kecenderungan untuk bertanya
―mengapa‖ dan ―bagaimana jika‖ serta
mencari jawaban yang mendasar
32,33,35 31,34 5
8
Kemudahan untuk bekerja diluar
konvensi
36,37 38,39,40 5
Jumlah 40
Keterangan: Angka yang di tebalkan merupakan pernyataan yang kurang valid
G. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket yang
digunakan untuk mengetahui adakah hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ) terhadap hasil belajar biologi siswa.
H. Teknik Analisis Data
Pengolahan data hasil penelitian digunakan beberapa teknik analisis data
statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, yaitu analisis berupa statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui
data populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum.
a. Hasil Belajar
35
Pengelompokkan tingkat hasil belajar yang diperoleh siswa, digunakan
pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (2017) yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa
Nilai Hasil Belajar Kategori
93-100 Sangat Baik
84-92 Baik
75-83 Cukup
0-74 Kurang
Sumber: Kemdikbud (2017)
b. Kecerdasan Emosi
Kategorisasi untuk mengelompokkan kecerdasan emosional siswa dibagi
menjadi empat yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Untuk
mengelompokkan kecerdasan emosional siswa maka digunakan pedoman kategori
Arikunto (2013), sebagai berikut:
1) Menentukan angka persentase tertinggi,
2) Menentuka angka persentase terendah,
3) Menentukan rentang persentase, dan
4) Menentukan interval kelas persentase.
Table 3.6. Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa
Interval Keterangan
81,26% - 100% Sangat Tinggi
62,6% - 81,25% Tinggi
43,76% - 62,5% Sedang
36
25% - 43,75% Rendah
Sumber: Arikunto (2013)
c. Kecerdasan Spiritual
Dalam mengelompokkan kecerdasan spiritual siswa dibagi menjadi empat
penilaian, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Untuk mengelompokkannya
maka digunakan kategori Arikunto (2013) yang dijadikan sebagai pedoman, yaitu:
1) Menentukan angka persentase tertinggi,
2) Menentuka angka persentase terendah,
3) Menentukan rentang persentase, dan
4) Menentukan interval kelas persentase.
Table 3.7. Tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa
Interval Keterangan
81,26% - 100% Sangat Baik
62,6% - 81,25% Baik
43,76% - 62,5% Cukup
25% - ≥43,75% Kurang
Sumber: Arikunto (2013)
2. Analisis Statistik Inferensial
Pada bagian statistik inferensial dilakukan beberapa pengujian untuk
keperluan menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan. Adapun tahapan-
tahapan untuk menguji rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
37
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat
untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berditribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam
program SPSS 21.0. for windows.
2) Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan uji kelinearan garis regresi antara variabel
independen dan dependen. Linearitas data pada penelitian ini akan di uji
menggunakan bantuan program SPSS 21.0. for windows.
b. Uji Hipotesis
1) Regresi Linear Ganda
Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk menguji hubungan
antara 2 atau lebih variabel bebas dengan 1 variabel terikat. Hubungan masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen akan dianalisis
menggunakan program SPSS. Persamaan analisis regresi linier berganda, yaitu:
Keterangan:
Y = Variabel terikat (hasil belajar)
a = Bilangan konstanta
X1 = Variabel bebas kecerdasan emosional
X2 = Variabel bebas kecerdasan spiritual
1 2 = Koefisien regresi
= Error
38
2) Uji t (Uji Parsial)
Tujuan dilakukannya uji t adalah untuk melihat signifikansi dari hubungan
independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t dalam penelitian ini
akan menggunakan program SPSS 21.0. for windows.
3) Uji F (Uji Simultan)
Statistik uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari hubungan
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Uji F dalam
penelitian ini akan menggunakan program SPSS 21.0. for windows.
4) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel dependen mempunyai kontribusi terhadap variabel independen.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Limbung kecamatan
Bajeng kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan
masalah yang telah ditetapkan sebelumnya dan bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar
Biologi siswa. Pangambilan data dalam penelitian ini dengan cara membagikan
kuesioner kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual kepada siswa serta nilai
ujian akhir semester untuk mengetahui hasil belajar Biologi siswa. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 66 responden yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
XI Mia 1 dan Kelas XI Mia 2, yang dipilih dengan menggunakan tekhnik simple
random sampling type lottery technic.
1. Analisis Deskriptif
Berdasarkan analisis deskriptif atas data masing-masing variabel penelitian
yang meliputi kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan hasil belajar siswa
yang di analisis menggunakan program SPSS 21.0. for windows, maka diperoleh
gambaran sebagai berikut:
a) Kecerdasan Emosional
Variabel kecerdasan emosional terdiri dari lima indikator diantaranya,
kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial, dari
indikator tersebut maka dibuatlah kuesioner kecerdasan emosional yang berisi 40
pernyataan, yang mana masing-masing pernyataan yang telah dijawab oleh
40
responden akan diberi skor. Hasil dari kuesioner tersebut kemudian dianalisis dan
dijabarkan pada tabel 4.1. berikut:
Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI
SMA Muhammadiyah Limbung
Kecerdasan Emosional
n 66
Mean 130,27
Median 126,00
Standar Deviation 20,145
Range 79
Minimum 90
Maximum 169
Sum 8598
Berdasarkan 66 responden yang telah diteliti, diperoleh hasil skor
maximum kecerdasan emosional siswa adalah 169 sedangkan skor minimum
kecerdasan emosional siswa adalah 90, sehingga rangenya 79 dengan standar
deviasi 20,145. Dari tabel diatas, selanjutnya akan di kategorikan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan oleh Arikunto (2013) ke dalam empat kategori,
maka diperoleh tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung
No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Tinggi 148-185 14 21,2
2 Tinggi 111-147 44 66,6
3 Sedang 74-110 8 12,2
41
4 Rendah 73-≤47 0 0
Jumlah 66 100
Kecerdasan spiritual dari 66 responden pada kategori sangat tinggi
diperoleh jumlah frekuensi 14 dengan persentase yaitu 21,2%. Sedangkan, pada
kategori tinggi diperoleh jumlah frekuensi 44 dengan persentase 66,6% dan
kategori sedang diperoleh jumlah frekuensi 8 dengan persentase 12,2%. Dari tabel
diatas maka diketahui bahwa siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung
memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi. Agar memperjelas hasil
distribusi frekuensi kecerdasan emosional siswa, maka dapat dilihat pada diagram
berikut:
Gambar 4.1. Diagram Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung
b) Kecerdasan Spiritual
Variabel kecerdasan spiritual terdiri dari delapan indikator yaitu,
kemampuan untuk bersikap fleksibel, kemampuan untuk menghadapi dan
0
10
20
30
40
50
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Fre
kuen
si
Kategori
Kecerdasan Emosional
42
melampaui rasa sakit, tingkat kesadaran, kualitas hidup yang diilhami oleh visi
dan nilai-nilai, keengganan untuk menyebabkan kerugian, bersikap holistik,
kecenderungan untuk bertanya ‖mengapa‖ atau ‖bagaimana jika‖ dan mencari
jawaban yang mendasar, dan memiliki kemudahan untuk bekerja melawan
konvensi, berdasarkan indikator tersebut maka dibuatlah kuesioner kecerdasan
spiritual yang berisi 40 pernyataan yang nantinya kuesioner tersebut akan diberi
skor sesuai dengan jawaban responden. Hasil dari kuesioner kecerdasan spiritual
tersebut kemudian dianalisis dan dijabarkan pada tabel 4.3. berikut:
Tabel 4.3. Hasil Statistik Deskriptif Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI
SMA Muhammadiyah Limbung
Kecerdasan Spiritual
n 66
Mean 119,32
Median 122,50
Standar Deviation 15,754
Range 75
Minimum 80
Maximum 155
Sum 7875
Berdasarkan 66 responden yang telah diteliti, diperoleh hasil skor
maximum kecerdasan spiritual siswa adalah 155 sedangkan skor minimum
kecerdasan spiritual siswa adalah 80, sehingga rangenya 75 dengan standar
deviasi 15,754. Dari tabel diatas, selanjutnya akan di kategorikan sesuai dengan
dengan kriteria pengkategorian Arikunto (2013) ke dalam tiga kategori yaitu,
43
sangat baik, baik cukup, dan kurang, maka diperoleh tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung
No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Baik 140-175 5 7,5
2 Baik 105-139 48 73
3 Cukup 71-104 13 19,5
4 Kurang 70-≤35 0 0
Jumlah 66 100
Tabel 4.4. menunjukkan kecenderungan rata-rata tingkat kecerdasan
spiritual responden berada pada kategori baik, hal tersebut ditunjukkan oleh
persentase responden sebesar 73% dengan jumlah frekuensi yaitu 48. Sedangkan
pada kategori cukup menunjukkan 19,5% dengan jumlah responden yaitu 13 serta
pada kategori sangat baik menghasilkan 7,5% dengan jumlah frekuensi yaitu 5.
Tidak terdapat satupun responden yang masuk kedalam kategori rendah atau
berada pada kelas interval 70-≤35 atau nihil, dengan demikian, dapat di simpulkan
bahwa siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung memiliki tingkat
kecerdasan spiritual yang yang baik. Agar memperjelas hasil distribusi frekuensi
kecerdasan spiritual siswa, maka dapat dilihat pada diagram berikut:
44
Gambar 4.2. Diagram Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung
c) Hasil Belajar
Hasil analisis penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung dengan jumlah responden sebanyak 66 maka peneliti
mengumpulkan data melalui nilai ujian semester genap yang diberi oleh guru
Biologi. Berikut adalah hasil analisis deskriptif siswa yang dianalisis
menggunakan program SPSS 21.0. for windows, yaitu:
Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung
Hasil Belajar
n 66
Mean 83,39
Median 83,00
Standar Deviation 20,273
Range 20
Minimum 70
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Fre
kuen
si
Kategori
Kecerdasan Spiritual
45
Maximum 90
Sum 5504
Berdasarkan tabel 4.5. di atas, diperoleh hasil statistik deskriptif dari 66
responden menunjukkan nilai maksimum 90 dan nilai minimum 70 dengan mean
83,39. Dari hasil data tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan pedoman
yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, yang terbagi atas empat kategori yaitu, sangat baik, baik, cukup, dan
kurang, sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung Nilai Hasil
Belajar
Kategori Frekuensi
Persentase
(100%)
93-100 Sangat Baik 0 0
84-92 Baik 31 47
75-83 Cukup 32 48,5
0-74 Kurang 3 4,5
Jumlah 66 100
Tabel distribusi frekuensi hasil belajar Biologi siswa di atas, terdapat 66
responden dengan hasil belajar yang berbeda-beda. Pada kategori baik
menunjukkan 31 frekuensi, serta kategori cukup terdapat 32 siswa dengan
persentase 48,5%, dan terdapat 3 siswa yang masuk kedalam kategori kurang.
Sedangkan pada kategori sangat baik menunjukkan frekuensi 0 atau nihil. Dengan
demikian disimpulkan bahwa hasil belajar Biologi siswa kelas XI di SMA
46
Muhammadiyah Limbung termasuk dalam kategori baik. Agar memperjelas hasil
distribusi frekuensi hasil belajar siswa, maka dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.3. Diagram Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah Limbung
2. Analisis Inferensial
Langkah terakhir dalam menganalisa data penelitian ini yaitu melakukan
uji normalitas yang selanjutnya akan di uji korelasi. Pengujian data inferensial
dalam penelitian ini menggunakan SPSS 21.0. for windows. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Limbung, maka hasil
dari statistik inferensialnya sebagai berikut:
a. Uji Prasyarat
1) Uji normalitas
Uji normalitas dimaksudkan sebagai persyaratan untuk mengetahui data
yang dimiliki masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Analisis uji
normalitas pada masing-masing variabel dilakukan dengan uji kolmogorov-
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Fre
kuen
si
Kategori
Hasil Belajar
47
smirnov yang di analisis menggunakan program SPSS 21.0. for windows. Hasil
penghitungan untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian
Variabel Taraf Sig. Keterangan
Kecerdasan Emosional 0,253 Normal
Kecerdasan Spiritual 0,552 Normal
Hasil Belajar 0,065 Normal
Kriteria pengujian normalitas yaitu, jika nilai signifikan ≥0,05 maka data
berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikan ≤0,05 maka data
berdistribusi tidak normal. Diketahui dari tabel diatas nilai signifikan untuk
kecerdasan emosional adalah 0,253 atau lebih dari ≥0,05 sehingga data
kecerdasan emosional berdistrubsi normal. Sedangkan untuk variabel kecerdasan
spiritual dihasilkan nilai signifikan sebesar 0,552≥0,05 yang berarti data
berdistribusi normal dan untuk variabel hasil belajar di dapatkan nilai signifikan
yaitu 0,065≥0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil
analisis diatas diketahui semua variabel berdistribusi normal.
2) Uji Linearitas
Tujuan digunakannya uji liniearitas dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan yang linear atau membentuk garis lurus.
Kriteria pengujian linearitas jika nilai signifikan H0≥0,05 maka dikatakan linear,
namun jika nilai Ha≤0,05 maka data tidak linear. Hasil pengujian dapat dilihat
pada output berikut:
Tabel 4.8. Hasil Uji Linearitas
Variabel Signifikan Keterangan
48
Kecerdasan Emosional 0,236 Linear
Kecerdasan Spiritual 0,692 Linear
Berdasarkan tabel perhitungan uji linearitas diatas diketahui nilai
signifikan kecerdasan emosional 0,236≥0,05 dan nilai signifikan kecerdasan
spiritual 0,692 yang dapat disimpulkan adanya hubungan linear secara signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Uji Hipotesis
1) Uji Regresi Linear Ganda
Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Berdasarkan hasil
perhitungan data menggunakan program SPSS maka diperoleh persamaan regresi
linear sebagai berikut:
Tabel 4.10. Hasil Analisis Regresi Ganda
Variabel
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
(constant) 64,236 5,636
Kecerdasan Emosional ,068 ,026 ,305
Kecerdasan Spiritual ,086 ,033 ,301
Berdasarkan hasil perhitungan regresi di atas diperoleh koefisien 0,068
untuk variabel bebas kecerdasan emosional dan 0,086 untuk kecerdasan
emosional dengan konstanta sebesar 64,236 sehingga model persamaan regresi
yang diperoleh sebagai berikut:
Y = 64,236 + 0,068X1 + 0,086X2
49
Interpretasi dari persamaan diatas adalah sebagai berikut:
a) Konstanta sebesar 64,236 yang berarti hasil belajar akan konstan sebesar
64,236 jika tidak dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual.
b) Koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar 0,068 yang artinya
berhubungan positif terhadap hasil belajar Biologi siswa. Jika kecerdasan
emosional ditingkatkan 1% maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,068.
Dan sebaliknya, jika kecerdasan emosional diturunkan 1% saja maka hasil
belajar Biologi siswa juga akan turun 0,068 dengan anggapan kecerdasan
emosional tetap.
c) Koefisien regresi kecerdasan spiritual sebesar 0,086 yang artinya artinya
berhubungan positif terhadap hasil belajar Biologi siswa. Jika kecerdasan
spiritual ditingkatkan 1% maka hasil belajar akan meningkat sebesar 0,086.
Dan sebaliknya, jika kecerdasan spiritual diturunkan 1% saja maka hasil
belajar Biologi siswa juga akan turun 0,086 dengan anggapan kecerdasan
spiritual tetap.
2) Uji t (Uji Parsial)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui hubungan masih-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengujian dengan menggunakan program
SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11. Hasil Uji t
Variabel
Standardized
Coefficients t Sig.
Beta
50
(constant) 11,397 ,000
Kecerdasan Emosional ,305 2,608 ,011
Kecerdasan Spiritual ,301 2,577 ,012
a) Hubungan kecerdasan emosional terhadapa hasil belajar Biologi siswa
Hasil pengujian secara parsial diketahui nilai signifikan 0,011≤0,05 dan
nilai thitung2,608≥ttabel1,66 yang berarti ada hubungan yang positif dan signifikan
antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA
Muhammadiyah Limbung. Kontribusi kecerdasan emosional terhadap hasil
belajar adalah (2,608)2 × 100% = 6,80%.
b) Hubungan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa
Berdasarkan hasil pengujian parsial didapatkan nilai signifikan 0,012≤0,05
serta nilai thitung2,577≥ttabel1,66 artinya ada hubungan yang positif dan signifikan
antara kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA
Muhammadiyah Limbung dengan kontribusi kecerdasan emosional (2,577)2 ×
100% = 6,64%.
3) Uji F (Uji Simultan)
Uji F atau uji simultan merupakan uji secara keseluruhan terhadap
variabel, tujuannya untuk mengetahui hubungan signifikan antara variabel
independen terhadap dependen. Penarikan kesimpulan uji F berdasarkan pada
tingkat signifikansinya yaitu 0,05. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.12. Hasil Uji F
Model
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F Sig.
51
Regression 206,641 2 103,320 5,858 ,005b
Residual 1111,117 63 17,637
Total 1317,758 65
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,858 dengan taraf
signifikan 0,005. Besarnya nilai Ftabel untuk sampel sebanyak 66 adalah 2,75
berarti Fhitung5,858≥Ftabel2,75 sehingga dinyatakan ada hubungan yang positif dan
signifikan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil
belajar Biologi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung atau hipotesis
diterima.
4) Uji Determinasi (R2)
Uji determinasi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui seberapa
besar nilai persentase kontribusi yang diberikan oleh variabel independen
terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil olah data diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate R
1 ,396a ,157 ,130 4,200 1
Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,157, hal ini berarti perubahan
hasil belajar Biologi siswa berhubungan dengan kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual sebesar 15,7%, sedangkan sisanya sebesar 84,3% dipengaruhi
oleh faktor lain diluar penelitian ini.
B. Pembahasan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional untuk menguji
hubungan antar variabel independen dan dependen. Pengujian yang dilakukan
52
untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan yaitu menggunakan
beberapa uji yang terdapat dalam SPSS 21.0. for windows untuk mengetahui
hubungan antar variabel, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang selanjutnya
dilakukan uji hipotesis.
1. Hubungan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar Biolog siswa
Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan, diketahui data untuk
variabel kecerdasan emosional berdistribusi normal yaitu 0,253 atau lebih besar
dari 0,05 serta terdapat hubungan yang linear antara variabel kecerdasan
emosional terhadap hasil belajar Biologi siswa.
Hasil dari analisis regresi ganda menunjukkan angka 0,068 dimana setiap
kecerdasan emosional naik sebesar 1 poin maka hasil belajar Biolgi siswa juga
akan meningkat. Hasil uji parsial dalam penelitian ini menunjukkan nilai thitung
2,608 ≥ ttabel 1,66. Kecerdasan emosional berkontribusi sebesar 6,80% terhadap
hasil belajar Biologi siswa. Adanya kecerdasan emosional pada diri siswa, dapat
mendorong kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati serta keterampilan
sosial siswa sehingga memberi dampak positif terhadap pencapaian hasil belajar.
Hasil analisa menunjukkan bahwa hubungan kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar siswa masuk kedalam kategori kuat, yang berarti semakin
tinggi tingkat kecerdasan emosional siswa maka semakin bertambah pula nilai
belajar yang diperoleh siswa. Apabila mampu berpikir baik dan berkonsentrasi
selama proses pelajaran, siswa siap ketika menghadapi ulangan dan dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal atau sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal. Berbeda dengan anak yang sulit mengendalikan emosi, sedang dalam
pertikaian dengan temannya atau sedang ada masalah di rumah maka sulit untuk
berpikir dan berkonsentrasi sehingga cenderung mendapatkan hasil belajar yang
53
kurang maksimal, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nitta
Jayanti (2014) bahwa Seseorang yang sedang berada dalam suasana hati yang
baik, hubungan sosial yang baik, tingkat emosional yang baik serta dapat
menyesuaikan diri cenderung untuk berpikir positif sehingga dapat berpikir jernih
dan berkonsentrasi selama pelajaran.
Memiliki kecerdasan emosional yang baik juga menumbuhkan rasa
tanggung jawab yang tinggi pada diri siswa, orang-orang yang mampu mengelola
emosionalnya dengan baik dapat sukses dalam bidang apapun, hal ini sesuai
dengan teori yang dijelaskan oleh Goleman (2001) bahwa kecerdasan intelegensi
seseorang hanya menyumbang sebesar 20% bagi faktor-faktor yang menentukan
sukses dalam hidup, maka 80% lainnya diisi oleh kecerdasan-kecerdasan yang
lain. Diantaranya adalah kecerdasan emosional yakni kemampuan memotivasi diri
sendiri, mengelola emosi, berempati serta kemampuan untuk bekerjasama.
Analisa dari penelitian ini, aspek yang sangat berhubungan dengan
kecerdasan emosional siswa yaitu kesadaran diri yang dimiliki oleh siswa, pada
aspek ini sebahagian siswa memperoleh nilai diatas rata-rata, artinya siswa telah
mengetahui hal-hal yang dapat merubah perasaannya. Berdasarkan data dan hasil
penelitian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biologi siswa
kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.
2. Hubungan kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa
Hasil analisa data diketahui bahwa variabel kecerdasan spiritual memiliki
hubungan yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biologi siswa, dapat
dilihat dari hasil uji regresi ganda menghasilkan koefisien sebesar 0,086 dimana
setiap kecerdasan spiritual naik sebesar 1 poin maka hasil belajar Biolgi siswa
54
juga akan meningkat. Hasil uji parsial untuk variabel kecerdasan spiritual juga
menunjukkan nilai thitung2,577≥ttabel1,66 hal ini berarti antara variabel X1
berhubungan terhadap Y. Kecerdasan spiritual pada penelitian ini berkontrobusi
sebesar 6,64% terhadap hasil belajar Biologi siswa. Data kecerdasan spiritual pada
penelitian ini diketahui berdistribusi normal yaitu 0,552≥0,05 dengan nilai
signifikan untuk uji linearitas sebesar 0,692 atau lebih besar dari 0,05 yang artinya
data linear.
Kecerdasan spiritual yang dimiliki oleh siswa mendorong siswa unutk
bersikap fleksibel, mampu menghadapi dan melampaui rasa sakit, memiliki
tingkat kesadaran yang baik, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai,
enggan untuk menyebabkan kerugian, bersikap holistik, kecenderungan untuk
bertanya ‖mengapa‖ atau ‖bagaimana jika‖ dan mencari jawaban yang mendasar,
serta memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa hubungan kecerdasan spiritual
terhadap hasil belajar siswa masuk kedalam kategori kuat dengan hubungan yang
positif dan signifikan, yang berarti semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
siswa maka semakin meningkat pula hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dalinur dan Emi (2018) bahwa
kecerdasan spiritual dapat dijadikan saran untuk meningkatkan hasrat dan keinginan
untuk belajar sehingga ilmu pengetahuan yang di dapat meningkat serta bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang lain. Dari hasil penelitian ini juga sesuai dengan fungsi
kecerdasan spiritual sebagaimana yang dikemukakan oleh Ary Ginanjar (2001)
bahwa kecerdasan spiritual merupakan salah satu pendorong untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
55
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil
belajar Biologi siswa salah satunya dengan meningkatkan kecerdasan spiritualnya,
karena seseorang yang memiliki persepsi kecerdasan spiritual tinggi akan
menghadapi segala tugas, persoalan, ataupun aktivitas lainnya dengan penuh
dorongan dan tidak mudah menyerah, bahkan dapat dengan cermat mengelola
hambatan yang dihadapinya menjadi suatu peluang.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Kasih Haryo
Basuki (2015) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara
kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar siswa, kecerdasan spiritual merupakan
suatu kecerdasan yang tertinggi yang dapat menumbuhkan rasa kesadaran yang
tinggi untuk belajar sehingga mampu membantu siswa dalam mencapai hasil
belajar yang diinginkan.
Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan
yang mendasari jiwa, pikiran, dan hati apabila digunakan dengan baik maka
kecerdasan spiritual mendukung dengan apa yang sudah dipikirkan. Semakin
tenang pikiran seseorang maka jiwa seseorang semakin tinggi pula unutk
berkonsentrasi agar meraih apa yang diinginkan.
3. Hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap hasil
belajar Biologi siswa
Hasil penelitian diketahui bahwa uji F atau uji simultan menghasilkan nilai
signifikan 0,005 dengan Fhitung5,858≥Ftabel2,75 sehingga disimpulkan jika variabel
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan yang positif
dan signifikan terhadap hasil belajar Biologi siswa. Meskipun di dapatkan
kontribusi masing-masing variabel kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
yang berbeda-beda, tetapi kedua variabel sama-sama berhubungan terhadap hasil
56
belajar Biolgi siswa SMA Muhammadiyah Limbung dengan persentase sebesar
15,7% dan 84,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor yang lain.
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu bahwa kecerdasan emosi
perlu diasah sejak dini karena kecerdasan emosi merupakan salah satu poros
keberhasilan individu dalam berbagai aspek kehidupan. Kemampuan anak
mengembangkan kecerdasan emosionalnya, berkorelasi positif dengan
keberhasilan akademis, kesehatan mental, dan sosialnya. Anak yang memiliki
kecerdasan emosional tinggi identik dengan anak yang bermotivasi tinggi,
bahagia, dan mampu bertahan dalam menjalani berbagai kondisi frustasi yang
dihadapi.
Seseorang yang memiliki persepsi kecerdasan spiritual tinggi akan
menghadapi segala persoalan, aktivitas, ataupun tugas lainnya dengan penuh
dorongan dan tidak mudah putus asa, bahkan dapat dengan cermat dapat
mengelola hambatan yang dihadapinya menjadi sebuah peluang. Berbagai
penelitian dalam bidang psikologi anak telah membuktikan bahwa anak-anak
yang memiliki kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual yang tinggi adalah
anak-anak yang bahagia, percaya diri, popular, dan lebih sukses di sekolah.
Mereka lebih mampu menguasai gejolak emosi, menjalin hubungan yang manis
dengan orang lain, dapat mengelola stress, dan memiliki kesehatan mental yang
baik.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa berhubungan positif.
Untuk itu dengan adanya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual diyakini
sebagai puncaknya kecerdasan karena tidak hanya mengandalkan penalaran
57
namun juga menekankan dalam mengarahkan individu dalam mencapai hasil
belajar sehingga menuju kesuksesan dalam menjalani hidup.
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Akhir dari skripsi ini penulis menarik beberapa kesimpulan berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kecerdasan emosional siswa SMA Muhammadiyah Limbung berada
pada kategori tinggi. Koefisien regresi kecerdasan emosional siswa berada
pada angka 0,068 dengan nilai thitung2,608≥ttabel1,66 yang berarti kecerdasan
emosional berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biolgi
siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung.
2. Tingkat kecerdasan spiritual siswa SMA Muhammadiyah Limbung berada
pada kategori baik. Koefisien regresi kecerdasan spiritual siswa berada pada
angka 0,086 dengan thitung2,577≥ttabel1,66 yang berarti kecerdasan spiritual
berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biolgi siswa kelas
XI SMA Muhammadiyah Limbung.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA
Muhammadiyyah Limbung secara simultan dengan hasil analisis
menunjukkan Fhitung5,858≥Ftabel2,75 dengan kontribusi sebesar 15,7% dan
sisanya sebesar 84,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
59
B. Saran
Setelah penulis melaksanakan penelitian di SMA Muhammadiyah
Limbung, penulis juga memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat, khususnya bagi pihak sekolah SMA Muhammadiyah Limbung guna
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajarannya dalam mengelola
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual siswa, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Sebagai institusi pendidikan formal dapat dijadikan sebagai wahana untuk
pendidikan dan pengajaran dalam rangka mewujudkan integritas keilmuan
baik dalam bidang intelektual, emosional dan spiritual sehingga kemurnian
Islam harus senantiasa dipertahankan, untuk itu penulis mengharapkan agar
kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual lebih fokus diajarkan secara
optimal baik secara teoritik maupun praktisi.
2. Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung hendaknya dapat mengelola
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya dengan baik serta guru
diharapkan dapat mengenali kemampuan siswa sehingga dapat mengarahkan
pendidikan berdasarkan kecerdasan jamak.
58
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual, ESQ: Emotional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun
Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada.
Chatib M & A Said. 2012. Sekolah Anak-Anak Juara. Bandung: Kaifa.
Daud, Firdaus. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran 19 (2): 243-255.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Doe, Mimi dan Marsha Walch. 2001. 10 Prinsip Spiritual Parenting: Bagaimana
Menumbuhkan dan Merawat Sukma Anak-Anak Anda. Bandung: Kaifa.
Drs. H. Abd. Wahab H.s. dan Umiarso, M.Pd.I. 2016. Kepemimpinan Pendidikan
dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Goleman D. 2001. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Prestasi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Haryati M. 2007. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Jayanti, Nitta. 2014. Hubungan Antara Emotional Quotient (Eq) dengan Tiga
Domain Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengelolaan Lingkungan.
Semarang.
Marshall, Ian dan Zohar Danah. 2001. Memanfaat Kecerdasan Spiritual dalam
Berpikir Holistik Memaknai Kehidupan. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Maurus J. 2007. Mukjizat Emosi. Yogyakarta: Trubadur.
Munasti, Cut. 2017. Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual dengan Tingkat
Kesopanan Siswa di SMP Negeri 6 Banda Aceh. Skripsi. Banda Aceh:
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.
59
Nashihah, Hanik. 2018. Korelasi Antara Kecerdasan Spiritual (SQ) dan Motivasi
Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI MA NU Miftahul
Falah Kudus Semester Gasal Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan.
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Nggermanto, Agus. 2001. Quantum Quetient (Kecerdasan Quantum): Cara Cepat
Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Secara Harmonis. Bandung: Penerbit Nuansa.
Nur, M Dalinur dan Emi Puspita Dewi. 2018. Pengaruh Kecerdasan Spiritual (SQ)
dan Kecerdasan Emosional (EQ) Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa
Program Studi Manajemen Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang. Jurnal Pendidikan.
Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prawira PA. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta:
ArRuzz Media.
Rizal, Muhammad Kurniawan. 2018. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan
Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau
Kabupaten Barru. Jurnal Biology Teaching and Learning. Vol (1) No (1).
Universitas Negeri Makassar.
Sadiyah, M. 2014. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang.
Skripsi. Universitas Negeri Semrang.
Salim, Peter. 2000. Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesian Dictionary.
Jakarta: Modern English Press.
Sinetar, Marsha. 2001. Spiritual Intelligence Kecerdasan Spiritual, Terjemahan
Soesanto Boedidarmo. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sudjana N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT RR.
Sugiyono. 2012. Metode Pennelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
60
Umyati, Sri Ahmad Putri. 2017. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SD Inpres Bontomanai
Kota Makassar. Makassar: Universitas Islam Negeri.
Supriyono, Imam. 2006. FSQ: Memahami, Mengukur, dan Melenjitkan Financial
Spiritual Quotient Untuk Keunggulan Diri, Perusahaan & Masyarakat.
Surabaya: Lutfansh.
62
L
A
M
P
I
R
A
N
63
LAMPIRAN A
PERSURATAN
64
A.1. Surat Pengantar Penelitian dari Dekan FKIP Unismuh Makassar
65
A.2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari LP3M Unismuh Makassar
66
A.3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Muhammadiyah
Limbung
67
LAMPIRAN B
VALIDASI INSTRUMEN
68
B.1. Lembar Keterangan Validasi Instrumen Penelitian
69
B.2. Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator 1
70
71
72
B.3. Lembar Validasi Instrumen Penelitian Validator 2
73
74
75
LAMPIRAN C
INSTRUMEN PENELITIAN
76
C.1. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional
KISI-KISI INSTRUMEN KECERDASAN EMOSIONAL
No Indikator
Nomor Soal
Total
Positif Negatif
1 Kesadaran diri 2,3,4,5,6,8 1,7 8
2 Pengaturan diri 9,12,13,14,15,16 10,11 8
3 Motivasi 18,19,20,21,22,23 17,24 8
4 Empati 26,27,28,29,30,31,32 25 8
5 Keterampilan sosial 34,35,36,38,40 33,37,39 8
Jumlah 40
Keterangan: Angka yang di tebalkan merupakan pernyataan yang kurang valid
77
C.2. Angket Variabel Kecerdasan Emosional Siswa
KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL
Identitas Responden:
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
A. Pengantar
Angket ini dibuat dan diedarkan dengan maksud untuk memperoleh data
sehubungan dengan penelitian hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
dengan hasil belajar Biologi siswa. Pengisian kuesioner ini sama sekali tidak
berhubungan ataupun mempengaruhi akademik siswa. Jawaban apapun yang diberikan
siswa dalam kuesioner ini sangat berarti bagi peneliti dan peneliti mengucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk
1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan cermat, serta jawablah setiap pernyataan
dengan jujur yang sesuai keadaan anda, bukan dengan apa yang seharusnya atau
karena dipengaruhi orang lain.
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban dengan memberi tanda (✓) pada kolom yang
tersedia, dengan keterangan sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Sesuai S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai SS : Sangat Sesuai
RG : Ragu-Ragu
NO INDIKATOR/PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN
STS TS RG S SS
1 Saya mengetahui permasalahan yang membuat
saya malas belajar Biologi
2 Saya mengetahui hal-hal yang membuat saya
bersemangat lagi
3 Saya selalu introspeksi diri untuk menemukan
kembali hal-hal yang penting dalam hidup saya
4 Saya sadar bahwa perasaan malu untuk bertanya
dapat mengganggu kesulitan saya dalam belajar
78
NO INDIKATOR/PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN
STS TS RG S SS
5 Saya berusaha mengubah kebiasaan buruk yang
saya lakukan
6 Ketika saya melakukan kesalahan, maka saya
akan meminta maaf
7 Saya merasa sedih jika saya mendapatkan nilai
Biologi yang buruk
8 Saya bangga terhadap diri sendiri meskipun saya
tidak sempurna
9 Saya dapat mengelola emosi saya ketika sedang
marah
10 Saya sering memarahi orang lain di depan orang
banyak
11 Saya selalu gelisah ketika menghadapi masalah
12
Saya selalu melakukan pertimbangan sebelum
melakukan tindakan dan saya menganggap itu
yang harus saya lakukan
13 Saya menanggapi kegagalan sebagai proses
mencapai keberhasilan
14 Saya selalu mengharapkan kritik dari orang lain
demi kebaikan saya
15
Saya menyadari kekurangan saya di sekolah dan
berusaha mengimbanginya dengan belajar di
rumah
16 Saya selalu berusaha mendapat nilai Biologi
terbaik di antara teman sekelas saya
17 Persaingan yang ketat mengurangi semangat saya
untuk belajar Biologi
18 Saya selalu yakin dan berusaha dalam meraih cita-
cita maupun tujuan hidup saya
19
Saya selalu termotivasi untuk belajar Biologi lebih
giat lagi ketika teman saya mendapat nilai yang
lebih bagus dari saya
20 Saya selalu yakin dapat memecahkan setiap
masalah yang saya hadapi
21 Saya selalu berusaha masuk peringkat 10 besar
setiap semester
22 Saya percaya dapat meraih cita-cita saya
23 Saya selalu menyelesaikan tugas Biologi
secepatnya ketika tugas tersebut diberikan
79
NO INDIKATOR/PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN
STS TS RG S SS
24 Saya selalu mengulur-ulur waktu dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan
25 Saya merasa malas jika ada teman yang
menceritakan masalahnya kepada saya
26 Saya menghormati teman yang sedang presentasi
di depan kelas
27 Saya dapat memahami sudut pandang orang lain
28 Saya senang membantu memecahkan masalah
orang lain
29 Saya selalu memperhatikan guru ketika
memberikan materi
30 Saya merasa bahagia ketika teman saya
berprestasi
31 Saya dapat menempatkan diri saya pada posisi
orang lain
32 Saya mampu mengetahui bagaimana perasaan
orang lain terhadap saya
33 Saya selalu grogi ketika berbicara di depan orang
banyak
34 Saya selalu menyapa bapak/ibu guru ketika
bertemu mereka
35 Saya selalu memilih teman dalam pergaulan di
sekolah maupun diluar sekolah
36 Saya mudah akrab dengan orang lain termasuk
dengan orang baru yang saya temui
37 Saya merasa kesulitan beradaptasi dengan
lingkungan yang baru
38
Saya mampu memberikan solusi terhadap
permasalahan yang terjadi antara saya dengan
teman saya
39 Saya sulit memulai percakapan dengan orang
yang lebih tua dari saya
40
Saya akan menjadikan guru sebagai penengah
dalam permasalahan yang saya miliki dengan
teman sekelas saya
80
C.3. Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Spiritual
KISI-KISI INSTRUMEN KECERDASAN SPIRITUAL
No Indikator
Nomor Soal
Total
Positif Negatif
1 Kemampuan bersikap fleksibel 1,3,4 2,5 5
2
Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui
rasa sakit
7,8,9 6,10 5
3 Tingkat kesadaran diri 11,12,14 13,15 5
4
Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-
nilai
16,18,19 17,20 5
5 Keengganan untuk menyebabkan kerugian 21,22,25 23,24 5
6 Bersikap holistik 26,28,30 27,29 5
7
Kecenderungan untuk bertanya ―mengapa‖ dan
―bagaimana jika‖ serta mencari jawaban yang
mendasar
32,33,35 31,34 5
8 Kemudahan untuk bekerja diluar konvensi 36,37 38,39,40 5
Jumlah 40
Keterangan: Angka yang di tebalkan merupakan pernyataan yang kurang valid
81
C.4. Angket Variabel Kecerdasan Spiritual Siswa
KUESIONER KECERDASAN SPIRITUAL
Identitas Responden:
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
A. Pengantar
Angket ini dibuat dan diedarkan dengan maksud untuk memperoleh data
sehubungan dengan penelitian hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
dengan hasil belajar Biologi siswa. Pengisian kuesioner ini sama sekali tidak
berhubungan ataupun mempengaruhi akademik siswa. Jawaban apapun yang diberikan
siswa dalam kuesioner ini sangat berarti bagi peneliti dan peneliti mengucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk
1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan cermat, serta jawablah setiap pernyataan
dengan jujur yang sesuai keadaan anda, bukan dengan apa yang seharusnya atau karena
dipengaruhi orang lain.
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban dengan memberi tanda (✓) pada kolom yang
tersedia, dengan keterangan sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Sesuai S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai SS : Sangat Sesuai
RG : Ragu-Ragu
NO INDIKATOR/PERNYATAAN JAWABAN
STS TS RG S SS
1 Saya dapat belajar dengan baik meski dalam
situasi yang kurang menyenangkan
2 Saya sulit bekerja sama dengan orang yang
berbeda pendapat dengan saya
3
Saya bisa bekerja sama dengan siapa saja
termasuk dengan orang yang berbeda keyakinan
dengan saya
4
Saya akan mempertimbangkan dengan hati-hati
dan mendengarkan orang lain sebelum saya
melakukan sesuatu
82
NO INDIKATOR/PERNYATAAN JAWABAN
STS TS RG S SS
5 Saya tidak dapat menjaga ucapan dari perkataan
yang saya keluarkan
6 Saya sulit memberi maaf kepada orang lain yang
berbuat salah kepada saya
7
Meskipun sedang dalam kesulitan, tidak menjadi
penghambat bagi saya untuk tetap belajar dengan
sungguh-sungguh dan giat
8 Ketika saya mengalami kegagalan, saya berusaha
belajar lebih keras lagi untuk memperbaiki
9 Meski dalam keadaan kurang sehat, tidak
mengurangi semangat saya untuk tetap belajar
10 Saya menaruh dendam kepada orang yang pernah
berbuat salah kepada saya
11 Saya selalu mengajak teman untuk sholat apabila
waktu sholat telah tiba
12 Saya merasa bersalah dan berdosa apabila saya
berbohong kepada orang tua, guru, dan teman
13 Jika cara guru menerangkan kurang jelas, maka
saya tidak memperhatikannya dengan baik
14 Saya menjalankan ibadah setiap waktu tanpa
harus diperintah oleh orang tua atau guru
15 Saya tidak pernah belajar saat akan melaksanakan
ujian
16 Saya memiliki prinsip hidup untuk belajar dan
bekerja dengan sungguh-sungguh
17 Saya malas untuk menolong orang lain yang
sedang mengalami kesulitan
18
Saya mengorbankan rasa ego saya untuk
membantu orang lain, meskipun saya tidak
mengenalnya
19
Saya selalu bekerja keras untuk mendapatkan
hasil yang sempurna pada apapun yang saya
lakukan
20 Saya tidak paham dengan tujuan hidup saya
21 Saya dapat meninggalkan kegiatan-kegitan yang
tidak memberi manfaat bagi diri saya
22 Sebelum bertindak saya memikirkan tindakan
tersebut merugikan atau tidak bagi diri saya
23 Saya lebih suka membicarakan hal-hal yang tidak
penting dari pada membaca buku
83
NO INDIKATOR/PERNYATAAN JAWABAN
STS TS RG S SS
24 Ketika teman-teman lebih suka pergi ke
perpustakaan, saya lebih suka pergi jala-jalan
25 Saya bisa menghindari orang-orang yang
merugikan saya
26
Ketika meraih keberhasilan saya selalu bersyukur
pada-Nya karena keberhasilan yang saya peroleh
adalah karunia-Nya
27
Ketika mengalami kegagalan saya selalu
mengeluh dan tidak berusaha untuk memperbaiki
kegagalan yang saya alami
28 Jika saya ingin berhasil maka saya akan berusaha
dan diiringi dengan sholat serta berdoa
29 Saya tidak pernah memulai dan mengakhiri
aktifitas dengan doa
30 Saya menyelesaikan suatu masalah berdasarkan
pengalaman dari masalah yang sebelumnya
31
Saya jarang meluangkan waktu setiap saat untuk
merenungkan hal-hal yang mandasar dalam hidup
saya
32 Saya berusaha mencari makna dibalik sebuah
aturan, peristiwa, dan kebiasaan
33 Saya sering memperhatikan sesuatu yang sedang
terjadi dan selalu bertanya-tanya kenapa itu terjadi
34 Saya mudah terbuai oleh hal-hal yang
menyenangkan
35
Saya suka mempelajari fenomena alam maupun
sosial, karena hal itu bisa memberikan kefahaman
pada diri saya akan kekuasaan Tuhan
36 Saya memiliki cara-cara sendiri yang tidak sama
dengan orang lain dalam mengerjakan sesuatu
37 Saya berusaha mempergunakan waktu luang
untuk menyelesaikan tugas-tugas
38 Saya terbiasa tidur tengah malam dan bangun
terlambat meskipun tugas saya belum selesai
39 Saya sering bermain atau menonton tv sebelum
tugas-tugas saya selesai
40 Saya merasa bahwa saya tidak harus membalas
semua kebaikan orang lain terhadap saya
84
LAMPIRAN D
HASIL BELAJAR SISWA
85
D.1. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa
Kode Responden Nilai
R1 75
R2 86
R3 83
R4 83
R5 81
R6 84
R7 83
R8 86
R9 90
R10 90
R11 88
R12 83
R13 86
R14 86
R15 83
R16 83
R17 83
R18 85
R19 81
R20 83
R21 83
R22 86
R23 70
Kode Responden Nilai
R38 81
R39 81
R40 70
R41 90
R42 82
R43 80
R44 80
R45 86
R46 76
R47 82
R48 86
R49 83
R50 86
R51 70
R52 82
R53 82
R54 81
R55 90
R56 79
R57 82
R58 86
R59 85
R60 86
86
R24 82
R25 83
R26 75
R27 83
R28 90
R29 83
R30 81
R31 90
R32 90
R33 81
R34 84
R35 90
R36 86
R37 86
R61 86
R62 86
R63 86
R64 86
R65 85
R66 84
87
88
88
D.4. Bukti Pengisian Angket Kecerdasan Emosional Siswa
89
90
91
D.5. Bukti Pengisian Angket Kecerdasan Spiritual Siswa
92
93
94
LAMPIRAN E
ANALISIS DATA
95
E.1. Analisis Statistik Deskriptif
Frequencies
Statistics
Kecerdasan
Emosional
Kecerdasan
Spiritual
Hasil
Belajar
N Valid 66 66 66
Missing 0 0 0
Mean 130,27 119,32 83,39
Median 126,00 122,50 83,00
Mode 90a 100
a 86
Std. Deviation 20,145 15,754 4,503
Variance 405,832 248,190 20,273
Range 79 75 20
Minimum 90 80 70
Maximum 169 155 90
Sum 8598 7875 5504
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
Kecerdasan Emosional
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 90 4 6,1 6,1 6,1
95 1 1,5 1,5 7,6
100 2 3,0 3,0 10,6
105 1 1,5 1,5 12,1
113 1 1,5 1,5 13,6
115 3 4,5 4,5 18,2
119 2 3,0 3,0 21,2
120 4 6,1 6,1 27,3
121 3 4,5 4,5 31,8
122 1 1,5 1,5 33,3
123 2 3,0 3,0 36,4
124 4 6,1 6,1 42,4
125 4 6,1 6,1 48,5
126 2 3,0 3,0 51,5
127 3 4,5 4,5 56,1
129 1 1,5 1,5 57,6
131 2 3,0 3,0 60,6
96
132 1 1,5 1,5 62,1
134 1 1,5 1,5 63,6
135 1 1,5 1,5 65,2
139 2 3,0 3,0 68,2
140 3 4,5 4,5 72,7
142 1 1,5 1,5 74,2
145 2 3,0 3,0 77,3
146 1 1,5 1,5 78,8
150 1 1,5 1,5 80,3
152 1 1,5 1,5 81,8
155 2 3,0 3,0 84,8
156 1 1,5 1,5 86,4
157 1 1,5 1,5 87,9
160 3 4,5 4,5 92,4
165 4 6,1 6,1 98,5
169 1 1,5 1,5 100,0
Total 66 100,0 100,0
Kecerdasan Spiritual
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 80 1 1,5 1,5 1,5
82 1 1,5 1,5 3,0
90 1 1,5 1,5 4,5
93 1 1,5 1,5 6,1
95 2 3,0 3,0 9,1
99 2 3,0 3,0 12,1
100 4 6,1 6,1 18,2
105 1 1,5 1,5 19,7
106 1 1,5 1,5 21,2
109 1 1,5 1,5 22,7
110 4 6,1 6,1 28,8
113 3 4,5 4,5 33,3
114 3 4,5 4,5 37,9
115 1 1,5 1,5 39,4
118 1 1,5 1,5 40,9
119 2 3,0 3,0 43,9
120 1 1,5 1,5 45,5
97
121 1 1,5 1,5 47,0
122 2 3,0 3,0 50,0
123 3 4,5 4,5 54,5
124 4 6,1 6,1 60,6
125 4 6,1 6,1 66,7
127 2 3,0 3,0 69,7
129 2 3,0 3,0 72,7
130 1 1,5 1,5 74,2
131 3 4,5 4,5 78,8
132 3 4,5 4,5 83,3
133 1 1,5 1,5 84,8
135 1 1,5 1,5 86,4
136 1 1,5 1,5 87,9
137 2 3,0 3,0 90,9
140 1 1,5 1,5 92,4
142 2 3,0 3,0 95,5
145 1 1,5 1,5 97,0
147 1 1,5 1,5 98,5
155 1 1,5 1,5 100,0
Total 66 100,0 100,0
Hasil Belajar
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 70 3 4,5 4,5 4,5
75 2 3,0 3,0 7,6
76 1 1,5 1,5 9,1
79 1 1,5 1,5 10,6
80 2 3,0 3,0 13,6
81 7 10,6 10,6 24,2
82 6 9,1 9,1 33,3
83 13 19,7 19,7 53,0
84 3 4,5 4,5 57,6
85 3 4,5 4,5 62,1
86 16 24,2 24,2 86,4
88 1 1,5 1,5 87,9
90 8 12,1 12,1 100,0
Total 66 100,0 100,0
98
HISTOGRAM
99
E.2. Analisis Statistik Inferensial
STATISTIK INFERENSIAL
UJI PRASYARAT/ASUMSI KLASIK
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kecerdasan
Emosional
Kecerdasan
Spiritual Hasil Belajar
N 66 66 66
Normal
Parametersa,b
Mean 130,27 119,32 83,39
Std. Deviation 20,145 15,754 4,503
Most Extreme
Differences
Absolute ,125 ,098 ,161
Positive ,125 ,072 ,145
Negative -,106 -,098 -,161
Kolmogorov-Smirnov Z 1,017 ,795 1,309
Asymp. Sig. (2-tailed) ,253 ,552 ,065
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
100
UJI LINIERITAS
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Belajar *
Kecerdasan Emosional 66 100,0% 0 0,0% 66 100,0%
Hasil Belajar *
Kecerdasan Spiritual 66 100,0% 0 0,0% 66 100,0%
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Hasil Belajar *
Kecerdasan Emosional
Between Groups (Combined) 762,674 32 23,834 1,417 ,162
Linearity 89,544 1 89,544 5,323 ,027
Deviation from
Linearity 673,130 31 21,714 1,291 ,236
Within Groups 555,083 33 16,821
Total 1317,758 65
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Hasil Belajar *
Kecerdasan Emosional ,261 ,068 ,761 ,579
101
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Hasil Belajar *
Kecerdasan Spiritual
Between Groups (Combined) 686,591 35 19,617 ,932 ,582
Linearity 86,711 1 86,711 4,121 ,051
Deviation from
Linearity 599,880 34 17,644 ,839 ,692
Within Groups 631,167 30 21,039
Total 1317,758 65
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Hasil Belajar *
Kecerdasan Spiritual ,257 ,066 ,722 ,521
UJI HIPOTESIS
REGRESI LINIER GANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 64,236 5,636 11,397 ,000
Kecerdasan Emosional ,068 ,026 ,305 2,608 ,011 ,978 1,022
Kecerdasan Spiritual ,086 ,033 ,301 2,577 ,012 ,978 1,022
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
102
UJI T (UJI PARSIAL)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 64,236 5,636 11,397 ,000
Kecerdasan Emosional ,068 ,026 ,305 2,608 ,011 ,978 1,022
Kecerdasan Spiritual ,086 ,033 ,301 2,577 ,012 ,978 1,022
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
UJI F (UJI SIMULTAN)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square
F Sig.
1 Regression 206,641 2 103,320 5,858 ,005b
Residual 1111,117 63 17,637
Total 1317,758 65
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional
KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,396a ,157 ,130 4,200 1,999
103
LAMPIRAN F KARTU KONTROL PENELITIAN
104
LAMPIRAN G
DOKUMENTASI
105
FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN DI SMA MUHAMMADIYAH
LIMBUNG
Kegiatan saat peneliti menjelaskan cara pengisian angket kepada siswa kelas XI MIA 1
106
Kegiatan pengisian angket kecerdasan emosional siswa kelas XI MIA 1
107
Kegiatan pengisian angket kecerdasan spiritual siswa kelas XI MIA 1
108
Kegiatan saat peneliti menjelaskan cara pengisian angket kepada siswa kelas XI MIA 2
109
Kegiatan pengisian angket kecerdasan emosional siswa kelas XI MIA 2
110
Kegiatan pengisian angket kecerdasan spiritual siswa kelas XI MIA 2
111
Foto bersama siswa kelas XI MIA 1 SMA Muhammadiyah Limbung
112
Foto bersama siswa kelas XI MIA 2 SMA Muhammadiyah Limbung
113
RIWAYAT HIDUP
Fadhila Cahyani Chaeruddin, lahir di Ujung Pandang pada
tanggal 09 Agustus 1997. Anak keempat dari 5 bersaudara
merupakan buah kasih sayang dari pasangan Chaeruddin Hasan
dan A. Rosdiati R. Pendidikan formal dimulai dari sekolah dasar
di SD Inpres Borong dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama
di SMP Negeri 19 Makassar dan lulus pada tahun 2012, pada tahun yang sama pula penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 12 Makassar dan
lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2015 pula penulis melanjutkan pendidikan S1 dan
mendaftarkan diri di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.