23
Hubungan Kekerabatan Antara Ilmu Ketuhanan (Agama) Dengan Menjaga Tanah/Lingkungan (Pertanian Berkelanjutan) Tugas Mata Kuliah Pertanian Berkelanjutan Oleh : Kelompok 3 1. Muhammad Jahwar i (131510501241) 2. Zumrotul F. (131510501215) 3. Julik Kurnia H (131510501216) 4. Atsaniah N (131510501217) 5. Dwi Lutfia (131510501223) 6. Handika D A (131510501226) 7. Moh Ali Wafa (131510501230) 8. Nurul Afifah (131510501233) 9. Iffatul Azizah (131510501235) 10. Devi Yuliana (131510501237) 11. Erna Fatmawati (131510501243) 12. Andy Prasetyo (131510501245) 13. Angga Aditya (131510501247) 14. Bintang K (131510501250)

Hubungan Kekerabatan Antara Ilmu Ketuhanan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

agama dan PB

Citation preview

Hubungan Kekerabatan Antara Ilmu Ketuhanan (Agama) Dengan Menjaga Tanah/Lingkungan (Pertanian Berkelanjutan)

Tugas Mata Kuliah Pertanian BerkelanjutanOleh :Kelompok 31. Muhammad Jahwari(131510501241)2. Zumrotul F.(131510501215)3. Julik Kurnia H (131510501216)4. Atsaniah N(131510501217)5. Dwi Lutfia(131510501223)6. Handika D A(131510501226)7. Moh Ali Wafa(131510501230)8. Nurul Afifah(131510501233)9. Iffatul Azizah(131510501235)10. Devi Yuliana(131510501237)11. Erna Fatmawati(131510501243)12. Andy Prasetyo(131510501245)13. Angga Aditya(131510501247)14. Bintang K(131510501250)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER2015Berbicara masalah kehidupan, kita tidak akan pernah lepas dari masalah pertanian. Dan pertanian itu sendiri tidak bisa menghasilkan apa-apa kalau tidak berhubungan dengan tanah. Sekalipun ilmu pengetahuan manusia sudah maju dan mampu menciptakan teknologi yang bisa memelihara tanaman tanpa tanah (hidroponik, masih sangat terbatas), namun ketergantungan manusia akan tanah tetap akan terjadi, sampai hari kiamat sekalipun. Tanah dan lingkungannya adalah anugerah Allah yang tidak terhingga untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti tercantum dalam Alquran Surat Al Araf ayat 58 yang berbunyi Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanam-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. Semua itu disediakan Allah untuk manusia. Selain itu juga Allah telah memberikan semua kebutuhan yang diperlukan manusia di dunia ini, sebagaimana firman Allah dalam surah Abasa ayat 27 32 yang bermaksud : Lalu Kami tumbuhkan pada bumi biji-bijian (27) Dan buah anggur serta sayur-sayuran (28) Dan zaitun serta pohon-pohon kurma (29) Dan taman-taman yang menghijau subur (30) Dan berbagai-bagai buah-buahan serta bermacam-macam rumput. (31) Untuk kegunaan kamu dan binatang-binatang ternakan kamu(32). Andy Prasetyo 13-1245

Tidak hanya itu, Allah juga telah menyediakan berbagai rahmat lainnya untuk manusia, agar manusia bersyukur. Allah berfirman dalam Surat An Nahl (surat 16) ayat 5 Dan Dia telah menciptakan ternak untuk kamu, padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan, kemudian pada ayat 10 dikatakan bahwa Dialah yang menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Bumi beserta isinya, semua disediakan oleh Sang Pencipta untuk kesejahteraan manusia.Usaha pertanian yang dilakukan manusia selama ini menggunakan berbagai input pertanian yang berasal dari bahan kimia buatan. Bahan-bahan tersebut yang dikemas dalam bentuk pupuk buatan (pupuk an-organik) dan pestisida secara nyata telah memberikan dampak yang tidak baik terhadap lingkungan, terutama tanah dan keseimbangan hayati. Usaha pertanian organik sangat sesuai dengan ajaran agama, dimana dengan penerapan yang konsisten secara alami, pertanian organik mampu: Pertama, melindungi dan melestarikan keragaman hayati serta fungsi keragaman di dalam bidang pertanian. Kedua: Mempertahankan kondisi fisik dan kesuburan tanah yang sangat menentukan akan keberhasilan usaha. Ketiga: Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan dari luar yang berharga mahal dan menyebabkan pencemaran lingkungan, dan keempat mengembangkan dan mendorong kembali munculnya teknologi pertanian organik yang telah dimiliki secara turun temurun. Prinsip ini secara nyata tidak akan menimbulkan kerusakan ataupun mempengaruhi keseimbangan alam, sesuai dengan ajaran agama Islam yang dikemukakan dalam Alquran. Dan yang pasti prinsip dan fungsi pertanian organik diatas secara ekonomi sangat membantu petani dalam efisiensi usaha dan mengurangi ketergantungan akan sarana produksi yang berasal dari luar. Secara perlahan tapi pasti, penerapan pertanian organik secara berkelanjutan akan mewujudkan kedaulatan petani, terutama dalam menentukan rencana-rencana strategi dan pengambilan keputusan sehingga ketimpangan sosial ekonomi dapat teratasi.

Setiap hari kita selalu menggembar gemborkan tentang kebersihan, Save Our Eart!, Go Green, Think Green atau apalah di lingkungan sekitar kita tanpa ada kesadaran untuk melakukannya, terutama dimulai dari kita sendiri. Lingkungan yang merupakan habitat kita untuk melakukan kegiatan kita sehari hari akan tetapi keberadaannya seperti terabaikan terutama masalah kebersihan, dalam sebuah hadist disampaikan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman, hal ini begitu jelas dan gamblang bahwa seseorang yang beriman pasti mencintai kebersihan. Apabila ia mencintai maka otomatis dia akan melakukan apapun untuk menjaga kebersihan lingkungan.Moh Ali Wafa 13-1230

Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini seringkali tercermin dalam beberapa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh binatang. Apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi tentang memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, banyak upaya yang bisa dilakukan, seperti yang terdapat pada amanat rehabilitasi SDA berupa hutan, tanah dan air yang rusak perlu ditingkatkan lagi. Dalam lingkungan ini program penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.Sumber pengetahuan dan tuntunan manusia dalam menjalani hidup yaitu Al Quran yang telah mengajarkan kepada kita tentang mejaga lingkungan dan tidak merusaknya merupakan motivasi dan inspirasi kita sebagai seorang muslim, oleh karena itu kita yang diberi mandat langsung dari Allah SWT untuk menjaga bumi sudah selayaknya dan sepatutnya mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari. Di dalam agama Islam yang merupakan agama yang lengkap dan membawa berkah bagi seluruh umat manusia. Tidak ada agama yang menjelaskan secara rinci hubungan antara manusia dengan lingkungannya dan bagaimana seharusnya menjaga lingkungan agar terwujudnya keseimabangan di muka bumi ini. Konsep ekosistem yang di ajarkan oleh Islam begitu sempurna. sebagai mana yang dijelaskan dalam Quran Surah Al-Faatir ayat 27-28 : Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.Terjemahan Quran Surat Al-Fathir ayat 27 28 menjelaskan tentang ketergantungan manusia akan lingkungan untuk mempertahankan hidupnya. Alam menyediakan semua kebutuhan yang kita butuhkan dalam hidup, mulai dari Air yang merupakan sumber kehidupan, buah buahan sebagai sumber vitamin dan binatang ternak sebagai sumber protein. Begitu kuatnya rasa ketergantungan kita akan alam dan lingkungan seharusnya menjadi pendorong yang kuat pula untuk menjaga dan melestarikannya dan bukan malah sebaliknya.Menjaga dan melestarikan dengan menjaga kebersihannya, mulai dari hal yang paling kecil yaitu membuang sampah pada tempat sampah, hal yang sangat simple tetapi sulit sekali untuk dilakukan, hal ini disebabkan oleh kemalasan tingkat tinggi yang melanda banyak orang di dunia ini, apalagi untuk memisahkan antara sampah organik dan non organik akan membutuhkan tenaga extra lagi.

Surah Faathir 11.Handika D A 13-1226

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.Surah al anam. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih- lebihan.Kedua Surah ini menerangkan bahwa betapa pentingnya tanah bagi manusia, tanah merupakan asal usul dari kehidupan manusia dan saat ini semua kehidupan mahluk bersumber dari tanah, bahan makanan yang kita makan saat ini tumbuh dan berkembang dari tanah bukan hanya itu sandang papan dan pangan semuanya juga bersumber dari tanah alangkah baiknya jika kita menjaga kondisi tanah sehingga tetap terjaga bukan malah merusaknya, hal ini selaras dengan pertanian berkelanjutan yang tidak merusak lingkukangan khususnya tanah, pertanian yang berkelanjutan kiranya dapat menjaga kondisi lingkungan tanpa mengurangi produktivitas hasil pertanian. Seperti yang terjadi pada masa lalu penggunaan pupuk kimia yang berlebihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian telah menjadi kesalahan yang amat besar hal ini dapat menimbulkan kerusakan lingkungan terutaman tanah. Tuhan telah melarang kita berbuat kerusakan dibumi ini alangkah indahnya jika kita dapat menjaga lingkungan khususnya dalam sektor pertanian dengan menerapkan pertanian berkelanjuta.

Pemanfaatan sumber daya alam pada untuk kebutuhan manusia merupakan perintah dari Allah yaitu Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya. (QS. Al-Hijr : 19-20). Akan tetapi tidak hanya pemanfaatan tanah harus dilakukan tetapi menjaga kelestarian tanah juga harus dilakukan. Cara pemeliharaan tanah yaitu dengan menerapkan sistem pertanian organik dan konservasi tanah. Bintang Kharismawan 13-1250

Sistem pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang menjadikan bahan organik sebagai faktor utama dalam proses produksi usahatani. Kurang efektifnya peranan pupuk kimia dikarenakan tanah pertanian yang sudah jenuh oleh residu sisa bahan kimia. Pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan residu yang berasal dari zat pembawa (carier) pupuk nitrogen tertinggal dalam tanah sehingga akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Pemakaian pupuk kimia yang terus menerus menyebabkan ekosistem biologi tanah menjadi tidak seimbang, sehingga tujuan pemupukan untuk mencukupkan unsur hara di dalam tanah tidak tercapai. (Supartha dkk, 2012). Penggunaan pupuk organik mampu menjaga keseimbangan lahan dan meningkatkan produktivitas lahan serta mengurangi dampak lingkungan tanah. Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai (dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik sangat penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan (Supartha dkk, 2012).. Selain itu upaya memelihara sumberdaya alam dapat dilakukan dengan cara konservasi tanah. Tujuan konservasi tanah adalah meminimumkan erosi pada suatu lahan. Konservasi tanah berarti juga penyesuaian macam penggunaan tanah sesuai dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Mengartikan konservasi tanah secara luas, yaitu mencakup pengendalian erosi dan memelihara kesuburan tanah. Untuk mencapai tujuan ini pengendalian erosi sangat penting, di samping pemeliharaan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah, termasuk status hara dan menghindari keracunan (Pratiwi dan Salim, 2013).Dengan penerapan sistem pertanian organik dan konservasi tanah maka diharapkan kelestarian sumberdaya alam seperti tanah dapat terjaga dengan baik sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada tanah dan air. Sehingga dengan memelihara tanah dan air maka kita mengamalkan perintah Allah yaitu Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik. (QS. Al ARaf : 56).

Surat Al-Qashas ayat 77Iffatul Azizah 13-1235

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di(muka) bumi. Sesungguhya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakanPotongan ayat tersebut memjelaskan mengenai empat hal yaitu :1. Mencari dan mendapatkan anugrah Allah berupa negeri akherat (surga)2. Tidak melupakan bagian dari kenikmatan dunia,3. Berbuat baik sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu.4. Tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Pada kandungan ke empat dijelaskan bahwa Orang yang berbuat kerusakan adalah mereka yang melanggar aturan, mereka tahu tapi sengaja melupakan dan mengabaikan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Manusia diutus untuk menjaga kelestarian alam semesta ini, alam lingkungan, marga satwa, lautan dengan flora dan faunanya, dan lain-lain menjadi tanggung jawab manusia untuk menjaga dan merawatnya. Namun saat ini, telah terjadi berbagai kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia. Kalau hal ini tidak disadari oleh manusia dan perusakan lingkungan tetap dilakukan, berarti manusia telah gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai Khalifah Allah di muka bumi. Begitu pula dalam bidang pengolahan tanah, tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang patut dijaga kelestariannya. Oleh sebeb itu dalam peolahan tanah sebaiknya dilakukan dengan baik, tanpa mengeksploitasi tanah tersebut secara berlebihan. Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien merupakan satu cara melindungi kelestarian alam serta mencegah terjadinya kerusakan pada alam yang telah dikarunian Allah pada manusia. Pengolahan tanah pada pertanian berkelanjutan merupakan salah satu wujud pemanfaatan sumber daya lingkungan tetapi tetap berorientasi pada pelestarian lingkunngan dengan tidak merusak alam yang ada.

Dalam membicarakan imu ketuhanan dengan pertanian maka tidak lepas dari ilmu ekoteologi seperti yang disampaikan Gardener dalam bukunya Invoking the Spirit: Religion and Spirituality in the Quest for A Sustainable World (2002), Gardener mendesak para pemerhati dan aktivis lingkungan untuk menjalin kerjasama dengan kaum agamawan, yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Gardner memandang bahwa keterlibatan agama merupakan suatu keniscayaan karena agama memiliki, setidaknya, lima aset yang sangat berguna dalam memelihara bumi dan membangun dunia yang adil secara sosial dan berkelanjutan secara ekologis. Lima modal penting agama tersebut adalah: 1) kapasitas membentuk kosmologi (pandangan dunia) yang sejalan dengan visi ekologis; 2) otoritas moral; 3) basis pengikut yang besar; 4) sumberdaya materi yang signifikan; dan 5) kapasitas membangun komunitas. Muhammad Jahwari 13-1241

Al An'am:165 Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Sebagai khalifah/pemimpin di muka bumi manusia berkewajiban memakmurkan bumi sebagai bagian dari alam. Posisi sebagai khalifah tidak lantas membawa manusia boleh berbuat semaunya terhadap bumi, bahkan alam. Tetapi posisi sebagai khalifah membawa konsekuensi, yaitu bahwa manusia bertanggung jawab penuh untuk memelihara lingkungan di mana dia hidup.Karena pentingnya pertanian bagi kehidupan manusia, maka Allah jelas melarang manusia untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Salah satu bentuk kerusakan itu adalah kerusakan ekologi. Tentu saja termasuk di dalam membuat kerusakan itu adalah menggunakan pupuk kimia (sintetis) dan pestisida secara sangat berlebihan, yang tidak saja berbahaya bagi kesehatan tanah, akan tetapi berbahaya juga bagi kesehatan manusia. Allah menegaskan di dalam surat Al-Maaidah ayat 32 yang terjemahannya: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakanakan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 205 Allah berfirman: Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. Ayat itu menjelasakan bahwa di mata Allah orang yang membunuh bukan karena yang dibunuh tersebut melakukan pembunuhan posisinya sama dengan orang yang membuat kerusakan di muka bumi, dari sini jelas terlihat, bahwa merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak adalah perbuatan yang tidak disukai Allah, dan bahwa binatang ternak itu manfaatnya banyak sekali, tidak sekadar untuk dimakan dagingnya. Salah satu manfaatnya yang besar bagi para petani adalah kotorannya, baik yang padat maupun yang cair. Oleh karena itu, di berbagai negara, orang sudah mulai masuk pada model pertanian yang sekarang dianggap paling modern, yaitu kembali kepada model pertanian nenek moyang. Integrasi antara pertanian, peternakan, dan perikanan (terutama perikanan tambak) yang menjadi andalan nenek moyang kita kembali dibangkitkan. Tentu saja setelah mengalami pemodernisasian agar dapat diproduksi secara besar-besaran. Contoh yang menarik adalah yang dikembangkan di Haifa, Israel. Tanah-tanah yang tandus dapat dirubah menjadi kebuh buah-buahan yang sayuran yang subur. Andalannya adalah integrated farming, menyatukan peternakan dan pertanian. Sehingga mampu menjadikan pertanian dan peternakan sebagai salah satu andalan pendapatan nasionalnya.Pertanian erat kaitanya dengan tanah, karena tanah memiliki peran penting dalam budidaya pertanian. Meskipun telah adanya teknologi hidroponik yaitu budidaya tanaman tanpa tanah, namun ketergantungan manusia akan tanah tetap akan terjadi. Tanah dan lingkungannya adalah anugerah Allah yang tidak terhingga untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti tercantum dalam Alquran Surat Al Araf ayat 58 yang berarti Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanam-tanamannya tumbuh merana.Julik Kurnia Happy 13-1216

Pengelolaan usaha pertanian saat ini manusia sudah tidak mempedulikan lagi peringatan yang telah disampaikan Allah dalam Alquran, sehingga cenderung berbuat kesalahan yang bertendensi merusak alam. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan malinkan harus menjaganya. Firman Allah SWT di dalam surat Ar Ruum ayat 41 dan surat Al Qashash ayat 77 menekankan agar manusia berlaku ramah terhadap lingkungan dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini. Usaha pertanian yang dilakukan manusia selama ini menggunakan berbagai input pertanian yang berasal dari bahan kimia buatan. Bahan-bahan tersebut yang dikemas dalam bentuk pupuk buatan (pupuk an-organik) dan pestisida yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, terutama tanah dan keseimbangan hayati.Perkembangan ini semakin mendesak manusia untuk meningkatkan input dalam usaha menggenjot hasil yang akan diperolehnya, sehingga manusia memiliki ketergantungan menggunakan pestisida atau pupuk secara berlebihan untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal baik secara kualitas maupun kuantitas akibatnya kerusakan tanah akan terus berlanjut dan produktivitas tanah akan menurun. Hal ini mendorong adanya sistem pertanian berkelanjutan. Sistem pertanian berkelanjutan adalah suatau kegiatan yang tidak merusak sumberdaya alam sehingga baik untuk generasi mendatang. Seperti yang disebut dalam Al Quran surat Ar Ruum ayat 9 menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikwatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan, menjaga serta melestarikannya. Hal ini terdapat 4 Sifat agroekosistem secara terintegrasi yaitu: 1) Produktitas, 2) Stabilitas, 3) Keberlanjutan, dan 4) Keseimbangan, dapat menyeimbangkan 3 aspek yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan soaial. Sistem pertanian berkelanjutan harus memenuhi tiga prinsip dasar yang bertumpu pada: keberlanjutan ekonomi, ekologi, dan sosial. Berkelanjutan secara ekonomis yaitu kegiatan pembangunan harus mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi, penggunaan sumberdaya, investasi secara efisien. Berkelanjutan secara ekologis, mampu mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati. Keberlanjutan secara sosial, yaitu dapat menciptakan pemerataan hasil pembangunan, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan (Putra dkk., 2013).Ramah lingkungan adalah tidak merusak lingkungan, melainkan menjaga dan melestarikan lingkungan tempat dimana umat manusia melangsungkan kehidupan. Seperti halnya menjaga tanah agar kesuburan tanah dan ekosistem tanah dapat terjaga degan baik sehingga tanah dapat digunakan untuk produksi pertanian secara berkelanjutan dan memperoleh hasil maksimal. Seperti yang tercantum pada surat Al-Baqarah ayat 30 berikut : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Kekhalifahan menuntut manusia untuk memelihara, menjaga, membimbing dan mengarahkan segala sesuatu agar mencapai maksud dan tujuan penciptaanNya.

Pertanian dan tanah merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, meskipun telah banyak teknologi yang memungkinkan pemeliharaan tanaman tanpa tanah dapat terjadi, tetapi peran tanah mutlak diperlukan sebagai tempat media tumbuh dan penyeimbang ekosistem bumi. Mengaitkan teknologi pertanian dan Islam tidaklah hal yang mudah. Hal ini disebabkan teknologi pertanian merupakan ilmu pengetahuan terapan sebagai cabang dari ilmu pertanian. Penggunaan beberapa alat pertanian yang dapat menyebabkan kerusakan tanah seperti pemadatan tanah perlu diminimalisir, sehingga tanah sebagai media tumbuh tanaman mampu berkelanjutan. Dalam Al Quran perihal pertanian banyak dibicarakan mulai dari macam tumbuhan hingga sistem pengelolaannya. Dan kami jadikan padanya kebun kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air (QS Yaasiin: 34). Dijadikannya kebun kebun menunjukkan Allah membimbing manusia untuk budidaya. Peran beberapa peneliti sangat penting karena dapat memperbaiki cara budidaya dengan menemukan alat-alat budidaya yang tanpa atau sedikit menimbulkan kerugian, sehingga produktivitas tanaman dapat optimal juga mata air tidak sekedar dimaknai adanya mata air semata namun dapat pula dimaknai pemanfaatan air yaitu untuk menyirami tanaman, memberi minum ternak, kemudian mengalirkannya menjadi saluran irigasi dan Allah menurunkan hujan agar manusia dapat berpikir dan memanfaatkannya menjadi cadangan air untuk sawah tadah hujan dan diciptakan pula bendungan-bendungan yang mampu menampung air hujan.Erna Fatmawati 13-1242

Tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi terkait dengan sumber daya alam dapat dirujuk pada (QS Yaasiin: 33): Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Ayat di atas menunjukkan bahwa pada awalnya bumi ibarat planet yang mati karena tidak ada kehidupan didalamnya. Namun dalam perkembangannya bumi menjadi tempat yang sesuai bagi kehidupan dan Allah menyediakan tanaman bagi manusia. Selain berfungsi sebagai suplai oksigen bagi kehidupan, dari tanaman juga dapat dipanen misalnya diambil bijinya untuk dikonsumsi. Ayat di atas juga menunjukkan bahwa pada dasarnya tanaman mestinya dibudidayakan agar dapat digunakan sebagai makanan. Tanpa adanya budidaya maka tanaman yang ada tidak akan mampu memenuhi kebutuhan manusia. Pentingnya pemupukan untuk lahan pertanian juga sesuai dengan penjelasan cendekiawan Islam yaitu Ibnu Bassal, Ibnu Hajjaj, Ibnu al-Awwam yang memberikan penjelasan luas mengenai tipe pupuk dan tingkat kecocokan pupuk pada tanaman dan lahan tertentu. Mereka menyinggung pula penggunaan daun-daun pohon untuk menyuburkan lahan pertanian dan pemakaian pupuk kompos. Penjelasan mengenai pupuk kompos ini di antaranya terdapat dalam buku yang disusun Ibnu al-Awwam yang berjudul Kitab al-Filaha al-Andalusiyyah (buku tentang pertanian). Sedangkan, Ibnu Bassal menjelaskan bagaimana membuat pupuk kompos dan membagi kompos menjadi tiga jenis, salah satunya adalah kompos yang terbuat dari campuran rumput, jerami, dan abu. Penggunaan alat-alat pertanian, air, tanah dan keseluruhan sistem budidaya tersebut menjadi penting untuk membuat suatu sistem pertanian yang berkelanjutan.

Tanah sebagai bagian dari alam yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan, organik, air dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Sebagai media tumbuh tanaman, tanah yang digunakan dalam bercocok tanam adalah tanah yang subur. Tanah yang subur belum tentu memiliki kualitas tanah yang baik pula, sehingga diharapkan manusia dapat menjaga kualitas tanah dalam melakukan budidaya. Hasil suatu tanaman sangat dipengarui oleh kondisi tanah, lingkungan dan kebiasaan masyarakat sekitar. Penurunan kualitas dan kesuburan tanah secara terus menerus yang terjadi di Indonesia telah merupakan masalah utama saat ini. Untuk mempertahankan suatu kualitas tanah dan kesuburan tanah, Allah telah menyuruh manusi menjaga bumi yang mereka tinggali terutama lingkugan. Mengelola tanah, serta menjaga lingkungan manusia telah diingkatkan melaui Q.S Al-Kahfi ayat 41 Allah SWT berfirman yang berisikan:Zumrotul F 13-1215

Suatu kualitas tanah dapat dipertahankan adalah dengan melakukan kegiatan pertanian secara berkelanjutan dalam segi ekologi, ekonomi maupun sosial. Secara ekologi pertanian yang dilakukan haruslah ramah lingkungan dengan tidak menimbulkan pencemaran baik pada udara, air dan tanah. Pencemaran dalam tanah dapat terjadi saat budidaya, salah satunya dengan adanya penggunaan pestisida yang berlebih, drainase yang buruk dan kehilangan bahan organik saat panen. Sedangkan pencemaran lingkungan saat kegiatan pengolahan tanah yang intensif pada tanah gembur akan mendorong kerusakan pada tanah dan erosi yang berakibat pada meningkatnya proses kehilangan air. Upaya yang dapat dilakukan yaitu reformasi lahan dengan sistem pertanian berkelanjutan yang mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan produksi hasil pertanian sesuai dengan strategi konservasi tanah (Bulgyin, et al 2006).Konservasi tanah pada sistem pertanian berkelanjutan dapat dilakukan dalam kegiatan budidaya tanaman yaitu dengan tidak semua bagian tanaman di angkut, di panen dan di ambil dari lahan melainkan hanya di ambil yang dipanen atau panen dengan kebutuhan pokoknya saja. Salah satu contoh, pada budidaya padi, panen yang dilakukan ialah hanya bulir padinya dan batang dan daunnya dikembalikan pada tanah kembali dengan serasah di taruh pada permukaan tanah tanpa dibalik dan disela-sela tanaman, cara ini bertujuan untuk mengembalikan bahan organik menurunkan air tanah dan menurunkan erosi tanah pada budidaya tanaman. Selain itu kegiatan tersebut dapat mengurangi dapat kerusakan lingkungan berupa peningkatan emisi karbon akibat kebiasaan petani dalam membakar jerami padi. Serta dapat menurunkan biaya produksi selama kegiatan budidaya. Meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah akan berpengaruh pada perubahan struktur dan tekstur tanah. perubahan ini akan menjadikan tanah memiliki peningkatan kemampuan dalam menahan dan menyimpan air hujan. Sehingga air yang dibutuhkan tanaman baik air permukaan maupun air tanah dapat terpenuhi. Air yang baik akan membantu menjaga kualitas tanah dengan melarutkan unsur-unsur yang baik pula. Selain itu, pertanian secara berkelanjutan dapat pula meningkatkan keanekaragam hayati terutama pada ekosistem mikroorganisme dalam tanah. Dengan peningkatan keanekaragaman jumlah spesies maka keseimbangan agroekosistem akan meningkat dan lingkungan menjadi lebih stabil.

Tanah merupakan salah satu komponen yang ada di bumi, dimana hampir semua daratan yang ada dimuka bumi dilapisi oleh tanah kecuali pada daratan-daratan beku dan pulau-pulau kecil yang terbentuk dari karang. Tanah terbentuk akibat dari lima faktor yang mendukung, yaitu bahan induk, toprogafi, iklim, suhu, organisme dan waktu. Jika, ke-lima komponen tersebut ada dan terjadi interaksi maka terbentuklah tanah. Tanah memiliki banyak fungsi diantaranya adalah, menopang pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, tempat berdirinya bangunan, tempat tinggal bagi beberapa mikroorganisme tanah, filter alami dan masih banyak lagi fungsi yang dimiliki oleh tanah. Nurul Afifah 13-1233

Berdasarkan fungsi tanah yang sudah disebutkan diatas, maka pengelolaan tanah sangatlah perlu dan penting untuk dilakukan untuk menjaga tanah agar tetap baik dan menjalankan fungsinya. Salah satunya adalah dengan melakukan penanaman dan pengelolaan tanah-tanah tandus (miskin hara) hingga tanah tersebut menjadi hijau kembali dan tanaman yang ditanam pada tanah tandus tersebut mampu untuk berproduktifitas secara maksimal dengan hasil produktifitasnya dapat kita manfaatkan secara bijaksana, serta tetap menjaga dan melestarikan agar tetap menjadi lahan yang produktif dan tetap hijau tanpa adanya konversi lahan besar-besaran seperti yang terjadi sekarang ini. Pengelolaan tanah dan penanaman, serta mempertahankan lahan agar tetap lestari dan hijau sebenarnya sudah ada mulai dari zaman Rasulallah, hal ini dibuktikan dengan sabda-sabda Nabi Muhammad yang berbunyi Barang siapa yang mengelolah tanah tandus, ia akan mendapat pahala, dan setiap kali ada binatang yang makan dari hasil tanah itu, ia akan mendapatkan pahala (Misykat Al-Masabih), Bumi ini hijau dan indah dan Tuhan telah menunjukmu sebagai wakil-Nya untuk memelihara bumi. Dia melihatbagaimana kau melaksanakan tugasmu (HR Muslim) dan Barang siapa menanam sebatang pohon dan merawatnya dengan baik hingga pohon itu besar dan produktif, ia akan mendapatkan ganjaran di akhirat (HR Bukhari dan Muslim). Oleh sebab itu, konservasi lahan terutama pada lahan-lahan yang tandus harus dilakukan dan tetap menjaganya menjadi lahan yang hijau dan indah, hal ini dilakukan bukan hanya semata-mata untuk mendapatkan pahala akan tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan alam dan lingkungan terutama tanah agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan pada generasi selanjutnya.

Masalah pengolahan tanah juga banyak dibahas dalam syariat islam, salah satunya adalah hilangnya hak kepemilikan tanah pertanian. Menurut Andarana (2010), syariat islam menetapkan bahwa hak kepemilikian tanah pertanian akan hilang jika tanah itu ditelantarkan tiga tahun berturut-turut. Hal tersebut berdasarkan perkataan Umar bin Khathab yang pernah berkata,Orang yang membuat batas pada tanah (muhtajir) tidak berhak lagi atas tanah itu setelah tiga tahun ditelantarkan. Umar melaksanakan ketentuan tersebut dengan menarik tanah pertanian milik Bilal bin Al-Harist Al-Muzni yang ditelantarkan tiga tahun dan telah disetujui oleh para sahabat sehingga menjadi ijma (kesepakatan) para sahabat Nabi SAW. Syariah islam mengharuskan pemilik tanah pertanian untuk mengolah tanah tersebut sehingga tanahnya produktif. Seperti halnya kebijakan Khalifah Umar bi Khathab yang memberikan bantuan sarana pertanian untuk para petani Irak untuk mengolah tanah pertanian mereka. Jika pemilik tanah tidak mampu mngolahnya, maka dianjurkan untuk diberikan kepada orang lain tanpa kompensasi. Nabi SAW bersabda,Barangsiapa mempunyai tanah 9pertanian), hendaklah ia mengolahnya atau memberikan kepada saudaranya. (HR Bukhari).Devi Yuliana 13-1237

Pengaturan yang telah ditetapkan oleh Khalifah Umar Bin Khathab tersebut telah menunjukkan sebuah komitmen untuk menjaga tanah sebagai anugrah yang telah dianugrahkan oleh Allah. Tanah merupakan anugrah dari Allah yang sangat bermanfaat, salah satunya sebagai lahan pertanian. Peningkatan produktivitas pertanian dapat dilakukan dengan pengolahan tanah yang baik sebagaimana pemerintahan Umar yang berupaya meningkatkan produksi pertanian dengan membangun saluran-saluran pengairan, mendirikan sebuah instansi besar untuk mengurus pembangunan bendungan, menggali waduk, dan membangun pintu-pintu air untuk memperlancar distribusi air. Pengaturan yang telah ditetapkan serta upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Umar Bin Khathab pada dasarnya bertujuan untuk menjaga kelestarian alam. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Khalifah Umar Bin Khathab tersebut dapat dijadikan salah satu dasar untuk menerapkan sistem pertanian berkelanjutan.

Air merupakan faktor utama dalam pertanian, tanpa air tanaman tidak mungkin tumbuh. Jadi air diperlukan untuk pertanian yang berkelanjutan. Sektor pertanian merupakan pengguna air terbesar di antara sektor pengguna air. Air mengalami siklus hidrologi melalaui proses evaporasi dan evapotrasnpirasi yaitu penguapan atau penguapan molekul air dpermukaan menjadi air diatmosfer. Molekul air diatmosfer tersebut akan mengumpal mebtuk awan melalui proses pengembunan uap air pada. Pada konsisi tertentu juga terjadi kondensasi yaitu transformasi molekul uap air menjadi molekul es tau salju. Akibat berbagai tempatur, tekanan udara, kelembababn nisbi dan sebab lainnya maka akan terjadi pembentukan awan yang memungkinkan terjadinya hujan (Weishaguna, 2009). Peristiwa ini terdpatpada firman Allah SWT didalam Surah Ar-Ruum ayat 48 yang berarti Allah, Dialah yang mengirimkan angin lalu angin itu mnggerakan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal; lalu kamu lihat , hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya dan dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. Ayat ini menjelaskan bagaimana siklus hidrologi berlangsung dimuka bumi. Awan yang telah menggumpal pada siklus hidrologi akan berpindah dari tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan tinggi dan dari tempat dengan suhu tinggi ke ketempa bersuhu rendah melalui bantuan angin.Dwi Lutfia 13-1223

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma sel. Air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilate hasil proses ini kebagian-bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi. Pengelolaan iar saat ini haru tepat mengingat jumlah penduduk yang semakin banyak dan menyempitnya lahan pertanian yang akan membuat siklus hidrologi manjadi menjadi rusak akibatkanya defisit air saat musim kemarau. Defisit air tersebut akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati (Harwati, 2007). Kebutuhan air oleh tanaman dipenuhi melalui proses hidrologi baik dari air hujan langsung maupun melalaui air tanah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al Anam ayat 99 yang berbunyi Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu biji-bijian yang banyak, dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai dan kebun-kebun anggur dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perharikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.. Ayat ini menjelaskan bahwa tumbuhan dapat tumbuh dengan air, air tersebut dapat diperoleh melalui siklus hidrologi. Efisiensi penggunaan air untuk pertanian harus dilakukan mengingat rendahnya kesadaran dalam pengairan lahan pertanian. Saat ini sektor pertanian menggunakan hampir 80% kebutuhan air total, sedangkan kebutuhan untuk industri dan rumah tangga hanya 20%. Pada tahun 2020, diperkirakan akan terjadi kenaikan kebutuhan air untuk rumah tangga dan industri sebesar 25% - 30%. Sektor pertanian diperkirakan memakai air dengan efektif untuk pertumbuhan tanaman hanya 50-60% pasok air yang diterimanya, selebihnya hilang saat pengairan disaluran dan tidak digunakan secara optimal diareal sawah (Arwida dkk., 2010).

Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia tidak hanya berisi perintah dan larangan semata namun didalamnya juga mengatur berbagai hubungan hidup, tata cara hidup, hubungan manusia dengan lingkungan hingga masalah pertanian pun ada di dalamnya. Al-Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan, namun merupakan sumber dari segala ilmu pengetahuan karena al-Quran sebagai pedoman hidup dan sumber dari segala ilmu pengetahuan maka pertanian pun tak lepas sumbernya dari Al-Quran. Selama ini para ilmuwan dan para peneliti dibidang pertanian telah berusaha mengembangkan dan mendalami ilmu agronomi sebagai tuntutan dalam sebuah pertanian berkelanjutan dari berbagai aspek serta sudut pandang namun tidak banyak yang mendasarinya dengan Al-Quran, seolah olah semuanya itu adalah hasil temuan mereka sendiri. Sebenarnya dasar-dasar ilmu agronomi itu sudah ada dalam Al-Quran dan Tuhan memang menyuruh manusia untuk mempelajarinya dan menelitinya. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Anam (6), Ayat 95 yang artinya Sesungguhnya Allah adalah yang membelah biji dan butir. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Allah-lah yang melakukan itu maka mengapa kamu masih berpaling? Firman tersebut menunjukan bahwasanya semua usaha yang dilakukan dalam budidaya tanaman dalam kaitannya pertanian berkelanjutan tidak lepas dari petunjuk-Nya serta memberikan segala kehidupan yang ada dimuka bumi. Pengembangan ilmu pertanian dengan berbasis keberlanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan sangat dianjurkan dalam agama islam dimana hal; tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Shaad ayat 28 yang artinya Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?. Manusia yang dalam pengembangan pertanian tanpa memperhatikan aspek lingkungan yang dapat merusak kerusakan dimuka bumi tidak bisa disamakan dengan orang-orang beriman yang telah menjaga kelestarian bumi utamanya dalam bidang pertanian. Dasar tersebut dapat dikatakan sebagai petunjuk dimana dalam kehidupan termasuk dalam kegiatan pertanian harus benar-benar memperhatikan aspek lingkungan agar bumi yang sebagai tempat tinggal mahluk ciptaan-Nya tidak menjadi rusak.Angga Aditya 13-1247

Firman Allah SWT berikutnya Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu biji-bijian yang banyak, dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai dan kebun-kebun anggur dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. ( Al Anam : 99) . Ini mengindikasikan bahwa usaha bercocok tanam itu sudah ada dalam petunjuk Allah SWT dan poduksi atau hasil yang didapat dengan usaha itu merupakan rahmat, nikmat atau anugrah dari-Nya. Manusia diharuskan berusaha, namun apakah akan mendapatkan hasil atau tidak itu Tuhan yang akan menentukan. Selain itu terkait dengan bidang pertanian mulai dalam hal bercocok tanam, pertumbuhan tanaman, Kesuburan tanah, Perakaran tanaman, hingga proses pemanenan sudah ada dalam Al-Quran. Tanaman akan tumbuh subur pada tanah yang subur dengan seizin Allah SWT. Kalau Tuhan tidak mengijinkan berbagai halangan bisa muncul menyebabkan tanaman itu tidak tumbuh subur walaupun ditanam pada tanah yang subur. Demikian pula sebaliknya tanaman akan tumbuh merana pada tanah yang tidak subur, kalau Tuhan tidak menghendaki lain sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Araf (7) Ayat 58.Pembangunan berkelanjutan membutuhkan pandangan dan penanganan jangka panjang dengan partisipasi penuh semua pihak. Secara jelas dinyatakan bahwa pembangunan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa harus mengorbankan kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang. Di bidang pertanian diterapkan dengan pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan atau berwawasan lingkungan, yang dalam pelaksanaannya sudah termasuk aspek pertanian organik dan memanfaatkan tanah dengan baik dan tepat. Keunikan tanah yang lain karena ketersediaannya yang sangat terbatas, dalam arti ia telah tersedia dalam jumlah yang tetap dan tidak diciptakan lagi dalam pandangan Islam, tanah merupakan anugerah Allah, yang harus dimanfaatkan secara optimal bagi pencapaian kesejahteraan manusia. Tanah tidak boleh ditelantarkan sebagaimana pula tidak boleh dieksploitasi secara berlebihan sehingga merusaknya. Menurut Setiawan (2013), hendaknya kita dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk input usaha apa pun yang dilaksanakan (di atas lahan) secara optimal, sesuai dengan kemampuan lahannya. Jika kita akan berusaha, kita harus dapat menentukan jenis usaha yang sesuai dengan kemampuan sarananya. Salah satu peringatan yang disampaikan dalam Alquran adalah Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (Al Araf ayat 56). Anugerah alam untuk manusia serta nasehat bagaimana sebaiknya memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusaknya. Karena sekali lagi Sang Pencipta sangat membenci manusia-manusia yang merusak. Atsaniah 13-1217

Sangat jelas bahwa kita manusia harus pandai-pandai atau bijaksana dalam memanfaatkan anugerah alam. Tetapi apa yang telah dilakukan oleh manusia dalam melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam mengelola usaha pertanian saat ini manusia sudah tidak mempedulikan lagi peringatan yang telah disampaikan Allah dalam Alquran, sehingga cenderung berbuat kesalahan yang bertendensi merusak alam. Artinya manusia mengotori lingkungan tempat dia hidup. Usaha pertanian yang dilakukan manusia selama ini menggunakan berbagai input pertanian yang berasal dari bahan kimia buatan. Bahan-bahan tersebut yang dikemas dalam bentuk pupuk buatan (pupuk an-organik) dan pestisida secara nyata telah memberikan dampak yang tidak baik terhadap lingkungan, terutama tanah dan keseimbangan hayati. Perkembangan ini semakin mendesak manusia untuk meningkatkan input dalam usaha menggenjot hasil yang akan diperolehnya, sehingga kerusakan alam benar-benar terus berlanjut. Sementara para pemerhati lingkungan dan pencinta kesehatan sudah menawarkan solusi yang sangat murah dan mudah. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-Nya, khususnya manusia. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang tidak karuan dan udara serta air yang tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya. Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Dalam lingkungan ini program penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.