Upload
lythuan
View
269
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS III KECAMATAN
KOKAP KABUPATEN KULON PROGO
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Fajar Deany Subekti
NIM 12108244002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2016
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikut tata penulisan karya ilmiah yang telah berlaku.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah
asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, 11 April 2016
Yang menyatakan,
Fajar Deany Subekti
NIM 12108244002
iv
v
MOTTO
1. Orang yang rajin membaca bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa
depan. Hadir disetiap sejarah, dan hadir di setiap imajinasi orang-orang hebat.
2. Setiap orang hebat meninggalkan warisan. Dan warisan paling berharga
mereka tanamkan dalam buku yang mereka tulis. Beruntunglah orang-orang
yang senang membaca, karena mereka akan mendapatkan warisan paling
berharga dari orang-orang hebat.
vi
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS III KECAMATAN KOKAP
KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh
Fajar Deany Subekti
NIM 12108244002
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui HubunganKemampuan
Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas
V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran
2015/2016.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasipearson product moment
dengan menggunakan metode kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh siswa SD/MIGugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa dari 5 SD Negeri kelas V di Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan tes.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) Tingkat kemampuan
membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 sebagian besar berada pada kategori sedang
dengan persentase sebesar 79,31%, (2) Tingkat kemampuan pemecahan soal cerita
matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 sebagian besar berada pada kategori sedang
dengan persentase sebesar 67,24%, (3) Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal
cerita matematika pada siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap
Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016, yang dibuktikan dengan nilai r
hitung 0,628 lebih besar dari r tabel sebesar 0,259 (0,628 >0,259) dan nilai
signifikansi hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16 sebesar
0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi
5% (0,00 < 0,05).
Kata kunci: kemampuan membaca, kemampuan pemecahan soal cerita, mata
pelajaran matematika
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa menganugerahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulisan Tugas
Akhir Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas dan
kemudahan, sehingga studi saya dapat berjalan lancar.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan fasilitas dan kemudahan, sehingga studi saya dapat berjalan
lancar.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan.
4. Bapak Purwono PA, M.Pd Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan penuh kebijaksanaan dan kesabaran dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen jurusan PPSD yang telah memberikan ilmu-ilmunya.
viii
6. Ibu / bapak Kepala SD Negeri Gugus III Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta,
yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.
7. Bapak/ibu guru kelas V SD Negeri Gugus III Kokap, Kulon Progo,
Yogyakarta, yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
8. Bapak Jemingin dan Ibu Tumini yang selalu mendoakan, memotivasi, dan
memberikan dorongan baik moril maupun materiil.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Yogyakarta, 11April 2016
Penulis
Fajar Deany Subekti
ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 11
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 11
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 12
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Kemampuan Membaca ............................................................ 15
1. Pengertian Kemampuan Membaca .................................................. 15
2. Tujuan Membaca ............................................................................. 16
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca ........... 18
B. Tinjauan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ................... 21
1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......... 21
2. Langkah-Langkah Penyelesaian Soal Cerita Matematika ............... 22
3. Pendekatan-Pendekatan dalam Penyelesaian Soal Cerita ................ 25
C. Tinjauan Mata Pelajaran Matematika ..................................................... 26
x
1. Pengertian Mata Pelajaran Matematika ........................................... 26
2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika ................................................. 28
3. Karakteristik Matematika ................................................................. 29
4. Pentingnya Pengajaran Matematika ................................................. 31
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak dalam Belajar
Matematika ......................................................................................... 32
6. Ruang Lingkup Matematika ............................................................ 34
D. Hubungan Kemampuan Membaca dengan Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika ....................................................... 35
E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ......................................................... 37
F. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 39
G. Kerangka Pikir ........................................................................................ 40
H. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 43
B. Jenis Penelitian ........................................................................................ 43
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 43
D. Variabel Penelitian .................................................................................. 44
E. Populasi dan Sampel ............................................................................... 44
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 47
G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 48
H. Uji Coba Instrumen ................................................................................. 50
1. Validitas Instrumen .......................................................................... 51
2. Reliabilitas Instrumen ...................................................................... 54
I. Teknik Analisis Data ............................................................................... 57
1. Penerapan Teknik Analisis .............................................................. 57
2. Pengkajian Analisis Prasyarat .......................................................... 58
a. Uji Normalitas ........................................................................... 58
b. Uji Linearitas ............................................................................ 59
J. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 61
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 62
B. Hasil Analisis Deskriptif ......................................................................... 62
1. Kemampuan Membaca .................................................................... 62
2. Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ........................... 68
3. Hubungan Kemampuan Membaca dengan Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika ................................................ 76
a. Uji Prasyarat Analisis ............................................................... 76
1) Uji Normalitas ................................................................... 76
2) Uji Linearitas ..................................................................... 78
b. Uji Korelasi ............................................................................... 79
C. Pembahasan ............................................................................................. 81
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 90
B. Saran ....................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93
LAMPIRAN ................................................................................................... 95
xii
DAFTAR TABEL
Hal
1. Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Nilai Tes Soal di SD Negeri
Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo
Tahun Ajaran 2015/2016 ................................................................................
9
2. Tabel 2. SD-KD Bahasa Indonesia Kelas V Semester I Tahun
Ajaran 2015/2016 ........................................................................................... 21
20
3. Tabel 3. SD-KD Matematika Kelas V Semester I Tahun Ajaran
2015/2016 ....................................................................................................... 36
34
4. Tabel 4. Daftar SD/MI Gugus III Kokap Kulon Progo Tahun
Ajaran 2015/2016 ........................................................................................... 46
45
5. Tabel 5. Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III
Kokap Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016 .............................................. 47
46
6. Tabel 6. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca ............................................................ 49 48
7. Tabel 7. Pola Penyekoran Tes Kemampuan Membaca ................................................ 50 49
8. Tabel 8. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Matematika ..................................................................................................... 51
50
9. Tabel 9. Pola Penyekoran Tes Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika .......................................................................................... 51
50
10. Tabel 10. Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri yang Menjadi
Subjek Uji Coba Instrumen ............................................................................ 52
51
11. Tabel 11. Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Membaca................................... 5 53
12. Tabel 12. Kisi-Kisi Kemampuan Membaca Setelah Uji Coba ....................................... 54 53
13. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Membaca ......................................... 61 63
14. Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Membaca .................................... 63 64
15. Tabel 15. Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan Membaca ................................... 64 65
16. Tabel 16. Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan
Membaca ........................................................................................................ 65
67
17. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika .......................................................................................... 67
69
xiii
18. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Pemecahan
Soal Cerita Matematika .................................................................................. 69
70
19. Tabel 19. Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan Pemecahan
Soal Cerita Matematika .................................................................................. 70
72
20. Tabel 20. Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan
Pemecahan SoalCerita Matematika ................................................................ 72
73
21. Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Membaca
dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika................................... 76
76
22. Tabel 22. Hasil Uji Linearitas Variabel Kemampuan Membaca dan
Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......................................... 77
78
23. Tabel 23. Hasil Uji Korelasi Variabel Kemampuan Membaca dan
Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......................................... 78
80
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Gambar 1. Kerangka Pikir ............................................................................................... 42 40
2. Gambar 2. Histrogram Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan
Membaca ....................................................................................................... 62
63
3. Gambar 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Membaca .................................. 64 65
4. Gambar 4. Diagram Batang Perolehan Rata-Rata Skor Indikator
Tes Kemampuan Membaca ........................................................................... 65
66
5. Gambar 5. Diagram Batang Perolehan Skor Sub Indikator Tes
Kemampuan Membaca .................................................................................. 66
68
6. Gambar 6. Histrogram Distribusi Skor Kemampuan Pemecahan
Soal Cerita Matematika ................................................................................. 68
69
7. Gambar 7. Histrogram Distribusi Tingkat Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika .............................................................. 69
71
8. Gambar 8. Diagram Batang Perolehan Skor Indikator Tes
Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......................................... 71
72
9. Gambar 9. Diagram Batang Perolehan Skor Sub Indikator
Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......................................... 74
75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Lampiran 1. Soal Tes Kemampuan Membaca .................................................................... 92 96
2. Lampiran 2. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca .................................................. 99 101
3. Lampiran 3. Soal Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Matematika ..................................................................................................... 100
102
4. Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika .......................................................................................... 105
107
5. Lampiran 5. Validitas Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Soal Cerita Matematika .................................................................................. 106
108
6. Lampiran 6. Validitas Instrumen Tes Kemampuan Membaca ........................................... 107 109
7. Lampiran 7. Reliabilitas Tes Kemampuan Membaca ......................................................... 108 110
8. Lampiran 8. Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika .......................................................................................... 110
112
9. Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan
Membaca ........................................................................................................ 112
114
10. Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika ............................................................... 113
115
11. Lampiran 11. Hasil Uji Linearitas antara Variabel Kemampuan
Membaca (X) dengan Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika (Y) ................................................................................... 114
116
12. Lampiran 12. Hasil Uji Korelasi antara Variabel Kemampuan
Membaca (X) dengan Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika (Y) ................................................................................... 117
118
13. Lampiran 13. Tabel r Product Moment pada Sig 0,05 (Two Tail) ....................................... 117 119
14. Lampiran 14. Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas
0,05 ........................................................................................................... 117
120
15. Lampiran 15. Skor Uji Coba Butir Tes Variabel Kemampuan
Membaca ........................................................................................................ 117
122
16. Lampiran 16. Skor Uji Coba Butir Tes Variabel Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika ............................................................... 120
124
xvi
17. Lampiran 17. Skor Hasil Penelitian dengan Menggunakan Butir
Tes Variabel Kemampuan Membaca ............................................................. 117
126
18. Lampiran 18. Skor Hasil Penelitian dengan Menggunakan Butir
Tes Variabel Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Matematika ................................................................................................... 117
129
19. Lampiran 19. Surat-Surat ................. ................................................................................... 117 132
20. Lampiran 20. Lampiran Foto-Foto di Lapangan ................................................................ 117 141
21. Lampiran 21. Hasil Hasil Penelitian dengan Instrumen Tes ............................................... 117 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung
terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. UU
Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sunaryo Kartadinata (dalam Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik, dan Puji
Lestari Prianto, 2004: 1.4) mengemukakan pengertian pendidikan secara
singkat tapi penuh makna bahwa pendidikan adalah proses membawa
manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya.
Sejalan dengan isi UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal
1, Tim Dosen AP (2010: 3) yang menyatakan bahwa:
Kegiatan didik-mendidik sebagai sistem itu akan terdiri atas berbagai
komponen berupa: 1) pendidik, 2) peserta didik, 3) materi dan bahan
didikn-disebut juga sebagai “kurikulum”, 4) sarana dan prasarana
pendidikan; pendidik dan pedidik melakukan interaksi menggunakan
sarana dan prasarana pendidikan untuk “mengolah” bahan atau materi
didikan untuk mencapai 5) tujuan pendidikan
Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak hanya ditentukan dari
pendidiknya saja namun kerjasama antara pendidik, peserta didik (siswa),
kurikulum, serta sarana dan prasarana dari sekolah tersebut. Sebagai salah
2
satu komponen penting dalam pendidikan, peserta didik (siswa) haruslah
membantu dalam keberhasilan proses pembelajaran.
Siswa harus memiliki berbagai kemampuan untuk membantu
keberhasilan proses pembelajaran, salah satu kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa adalah kemampuan membaca. Melalui membaca dapat
menciptakan suatu proses belajar yang efektif. Masyarakat yang gemar
membaca akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas.
Burns, dkk (dalam Farida Rahim, 2007: 1) berpendapat bahwa
kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat
terpelajar. Hal tersebut di atas memiliki arti bahwa kemampuan membaca
adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat terpelajar,
anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan
termotivasi untuk belajar.
Membaca adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Setiap aspek kehidupan masyarakat pastilah melibatkan
kegiatan membaca. Di samping itu, kemampuan membaca merupakan
tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia. Dengan membaca, informasi
yang tertulis dapat tersampaikan kepada si-pembaca. Berdasarkan paparan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kemampuan yang harus
dimiliki oleh siswa sebagai modal dasar dalam belajar.
Dalam membaca dibutuhkan kemampuan menerjemahkan, artinya
untuk dapat mengetahui informasi yang tertulis, pembaca harus mampu
menerjemahkan/menafsirkan rangkaian kalimat dalam sebuah bacaan.
3
Seorang pembaca dikatakan berhasil jika mampu menerjemahkan,
memahami, dan mengetahui isi/informasi dari bacaan yang telah dibacanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan
dimana pembaca dapat menerjemahkan, memahami, dan mengetahui
isi/informasi dari bacaan yang telah dibaca.
Kemampuan membaca harus dimiliki oleh siswa sebagai modal dasar
dalam belajar, salah satunya adalah belajar matematika. Sebagian besar siswa
berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, penuh dengan
berbagai macam rumus dan angka-angka. Dalam pembelajaran
matematikapun dibutuhkan kemampuan membaca siswa. Salah satu bentuk
soal matematika yang membutuhkan kemampuan membaca siswa adalah soal
cerita. ZainalAbidin (1989: 10) mengemukakan bahwa soal cerita adalah soal
yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang dimaksud bisa berupa
masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang
diungkapkan dapat mempengaruhi panjang atau pendeknya soal cerita
tersebut. Semakin besar bobot masalah yang diungkapkan makin panjang soal
cerita yang disajikan, begitu pula sebaliknya semakin kecil bobot masalah
yang diungkapkan semakin pendek soal cerita yang disajikan.
Lebih lengkapnya Haji (1994: 13) mengungkapkan bahwa soal yang
dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi
matematika dapat berbentuk soal cerita dan bukan soal cerita/soal hitungan.
Soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan
dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.
4
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa soal cerita adalah soal hitungan yang disajikan dalam suatu cerita
pendek atau rangkaian kata-kata (kalimat) berdasarkan kenyataan yang ada di
lingkungan sekitar siswa serta mengandung masalah yang membutuhkan
pemecahan masalah.
Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan
ceritauntuk menerapkan konsep yang telah dipelajari di sekolah sesuai dengan
pengalaman sehari-hari yang dialami siswa. Siswa diharapkan mampu
menafsirkan kata-kata dalam soal cerita yang berhubungan dengan
pengalamannya sehari-hari. Soal cerita melatih kemampuan siswa
menggunakan tanda operasi hitung serta kemampuan untuk berpikir secara
analisis. Kemampuan siswa menerjemahkan kalimat sehari-hari ke dalam
kalimat matematika menjadi kunci dalam pemecahan masalah dalam bentuk
soal cerita
Dalam menyelesaikan masalah dalam bentuk soal cerita dibutuhkan
kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut dapat terlihat dari pemahaman
soal, yaitu apa saja yang diketahui dari soal, apa yang ditanyakan, dan
bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Dari penjelasan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika berpusat pada
pemecahan masalah. Dapat diartikan bahwa pembelajaran matematika lebih
mementingkan proses dari pada hasil.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada
tanggal 3, 17, dan 19 Oktober 2015 di kelas V SD Negeri 3 Sermo, SD
5
Negeri 1 Sermo, SD Negeri Tegiri, SD Negeri Hargowilis, dan SD Negeri
Kriyan (Sekolah Dasar Negeri di Gugus III Kokap) menunjukkan adanya
masalah-masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika. Adapun
masalah yang dihadapi sebagai berikut.
Masalah pertama adalah matematika merupakan pelajaran yang sulit
dan ditakuti oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
tanggal 3 Oktober 2015, dapat diketahui beberapa alasan kenapa mata
pelajaran matematika ditakuti oleh siswa. Beberapa siswa menganggap mata
pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan penuh dengan rumus-
rumus yang rumit, sehingga siswa tidak menyukai apabila berhadapan dengan
mata pelajaran matematika. Alasan-alasan lain yang menyebabkan siswa
takut terhadap mata pelajaran matematika diantaranya adalah susah, rumit,
gurunya galak, malas, dan isinya cuma angka.
Masalah yang kedua, nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD
Negeri Gugus III Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo yang kurang
memuasakan. Informasi mengenai nilai ulangan tengah semester yang kurang
memuaskan diperoleh dari wali kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan
Kokap, Kabupaten Kulon Progo.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SD Negeri 3 Sermo
pada tanggal 3 Oktober 2015 dengan bapak Jemingin S, Pd selaku wali kelas
V diperoleh hasil bahwa rata-rata nilai UTS matematika siswa tergolong
rendah khususnya pada evaluasi dalam bentuk soal cerita. Dari 13 siswa
hanya ada 3 orang siswa yang mendapatkan nilai UTS maematika di atas nilai
6
KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 72. Rata-rata nilai UTS matematika
kelas V SD Negeri 3 Sermo adalah 63,625. Nilai rata-rata tersebut masih
sangat jauh dari KKM yang telah ditentukan SD Negeri 3 Sermo. Guru kelas
V menyatakan bahwa untuk pelajaran matematika biasanya menggunakan
evaluasi dalam bentuk soal cerita. Guru kelas V SD Negeri 3 Sermo
berpendapat bahwa rendahnya nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran
matematika disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam
menerjemahkan kata-kata dalam soal cerita ke dalam bentuk kalimat
matematika.
Hasil observasi dan wawancara dengan ibu Laras Minarsih S, Pd
selaku wali kelas V di SD Negeri 1 Sermo pada tanggal 17 Oktober 2015
menunjukkan bahwa nilai ulangan tengah semester khususnya pada mata
pelajaran matematika tergolong rendah. Hal ini dapat terlihat dari 12 siswa
yang mengikuti ulangan tengah semester hanya terdapat 7 siswa yang
mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 72. Rata-
rata nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri 1 Sermo adalah
62,083. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dari KKM yang telah ditentukan
oleh sekolah.
Hasil observasi dengan ibu Watini S, Pd selaku wali kelas V di SD
Negeri Hargowilis pada tanggal 17 Oktober 2015 menujukkan bahwa nilai
ulangan tengah semester khususnya pada mata pelajaran matematika
tergolong rendah. Hasil observasi menunjukkan bahwa dari 9 siswa yang
mengikuti ulangan tengah semester hanya terdapat 4 siswa yang mendapatkan
7
nilai UTS matematika di atas KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu
73. Rata-rata nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri
Hargowilis adalah 65,111. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dari KKM yang
telah ditentukan oleh sekolah.
Hasil observasi dan wawancara dengan bapak Paino A, Ma selaku
wali kelas V di SD Negeri Tegiri pada tanggal 19 Oktober 2015 menujukkan
bahwa nilai ulangan tengah semester khususnya pada mata pelajaran
matematika tergolong rendah. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan
bahwa dari 13 siswa yang mengikuti ulangan tengah semester hanya terdapat
1 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan sekolah
yaitu 65. Rata-rata nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri
Tegiri adalah 31,615. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dari KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah.
Hasil observasi dan wawancara dengan ibu Suryanti, S, Pd selaku wali
kelas V di SD Negeri Kriyan pada tanggal 19 Oktober 2015 menujukkan
bahwa nilai ulangan tengah semester khususnya pada mata pelajaran
matematika tergolong rendah. Terdapat 12 siswa di SD Negeri Kriyan kelas
V, namun hanya 11 siswa yang dapat mengikuti ulangan tengah semester
dikarenakan satu siswa mengalami sakit paru-paru dan harus menjalani
pengobatan lebih lanjut. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa
dari 11 siswa yang mengikuti ulangan tengah semester hanya terdapat 5 siswa
yang mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 75.
Rata-rata nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri Tegiri
8
adalah 69.090. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dari KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah.
Masalah ketiga, nilai ulangan harian matimatika beberapa siswa masih
berada di bawah KKM yang telah ditentukan oleh masing-masing sekolah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas V setiap
Sekolah Dasar Negeri Gugus III di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon
Progo tahun ajaran 2015/2016 diperoleh informasi bahwa di SD Negeri 3
Sermo nilai ulangan harian pertama yang diikuti oleh 13 siswa terdapat 9
siswa yang nilainya di bawah KKM. sedangkan 13 siswa yang mengikuti
ulangan harian pertama di SD Negeri Tegiri terdapat 10 siswa yang nilai
ulangan hariannya di bawah KKM.
Masalah keempat, siswa sering tidak mendengarkan ketika
pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat dari hasil observasi proses
pembelajaran di kelas V pada tanggal 17 Oktober 2015. Siswa lebih memilih
mengobrol dengan teman sebangkunya, memainkan pensilnya, mencoret-
coret buku, dan menundukkan kepala di atas meja dibandingkan dengan
mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran
siswa akan pentingnya pembelajaran matematika masih kurang. Untuk
menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif, siswa menbutuhkan
pengawasan dan perhatian yang lebih.
Masalah kelima, kemampuan membaca siswa belum berfungsi secara
maksimal. Hal ini ditandai dengan kurangnya kemampuan siswa dalam
menerjemahkan kalimat sehari-hari ke dalam kalimat matematika, khususnya
9
pada soal cerita pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi
pada tanggal 19 Oktober 2015, diperoleh informasi bahwa tidak adanya
kegiatan dari sekolah yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi
perpustakaan. Dari hasil observasi juga terlihat ketidak lengkapan buku di
perpustakaan, kondisi ruang perpustakaan yang tidak nyaman, dan buku-buku
yang tidak tertata rapi.
Masalah keenam, nilai ulangan matematika siswa dengan
menggunakan soal cerita lebih rendah jika dibandingkan dengan
menggunakan soal yang menggunakan kalimat matematika. Berdasarkan nilai
tersebut diketahui bahwa menyelesaikan soal cerita lebih sulit dibandingkan
dengan soal yang menggunakan kalimat matematika. Hal ini didukung
dengan hasil tes soal. Peneliti membuat tes soal yang terdiri dari 10 soal cerita
matematika dan 10 soal dengan menggunakan kalimat matematika. Peneliti
membuat tes soal dengan kesulitan yang sama untuk setiap 10 soal cerita dan
10 soal dengan kalimat matematika. Perbandingan rata-rata nilai tes soal di
SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Nilai Tes Soal di SD Negeri GugusIII
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016
No Sekolah Dasar Gugus III Soal
Soal Cerita Soal Kalimat
Matematika
1 SD NEGERI 3 SERMO 48,750 54,375
2 SD NEGERI 1 SERMO 45,833 49,167
3 SD NEGERI TEGIRI 47,692 58,466
4 SD NEGERI HARGOWILIS 44,444 51,111
5 SD NEGERI KRIYAN 42,500 47,500
Rata-rata 45,844 52,124
10
Dari tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tes soal
cerita matematika di SD Negeri gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 sebesar 45,844 lebih rendah daripada
tes soal kalimat matematika sebesar 52,124 (45,844 < 52,124). Nilai rata-rata
tes soal cerita tertinggi diperoleh oleh SD Negeri 3 Sermo sebesar 48,750,
sedangkan nilai rata-rata tes soal kalimat matematika tertinggi juga diperoleh
oleh SD Negeri Tegiri sebesar 58,466.
Berdasarkan observasi pada tanggal 17 Oktober 2015 dengan
beberapa siswa diketahui beberapa alasan yang menyebabkan nilai ulangan
dengan menggunakan soal cerita lebih rendah jika dibandingkan dengan soal
yang menggunakan kalimat matematika. Alasan-alasan yang dimaksud
diantara malas membaca, bingung cara mengerjakannya, dan susah.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, dapat disimpulkan
bahwa lebih dari 90% siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri di Gugus III
Kokap kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika khususnya soal dalam
bentuk cerita. Kesulitan yang dialami oleh siswa ini disebabkan karena
kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-hari ke
dalam kalimat matematika. Diperkuat oleh pendapat Marsudi Raharjo (2008:
1) yang menyatakan bahwa:
Hasil Monitoring dan Evaluasi (ME) PPPPTK (P4TK) Matematika
2007 dan PPPG Matematika tahun-tahun sebelumnya memperlihatkan
lebih dari 50% guru menyatakan sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Penyebabnya adalah
kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-
hari ke dalam kalimat matematika.
11
Terkait dengan pemecahan masalah matematika yang biasanya
diformulasikan dalam bentuk soal cerita, maka beberapa langkah yang
ditempuh siswa dalam menyelesaikan soal cerita antara lain membaca dan
memahami soal. Dengan membaca dan memahami isi soal, siswa dapat
menetahui apa yang ditanyakan dari soal tersebut.
Bertitik tolak dari uraian di atas, peneliti ingin mengetahui apakah
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca
dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa. Dengan
demikian, judul penelitian ini adalah “ Hubungan Kemampuan Membaca
dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo
tahun ajaran 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang permasalahan, maka muncul beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Matematika merupakan pelajaran yang paling ditakuti
2. Nilai rata-rata ulangan tengah semester gasal siswa kelas V pada mata
pelajaran matematika tergolong rendah dan masih di bawah KKM.
3. Nilai ulangan harian pada pada mata pelajaran matematika sebagian
besar siswa belum memenuhi KKM
4. Siswa tidak memperhatikan ketika pelajaran matematika sedang
berlangsung
12
5. Kurangnya kemampuan membaca siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016.
6. Nilai ulangan matematika siswa kelas V dengan menggunakan soal cerita
lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan soal yang
menggunakan kalimat matematika.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dengan melihat kondisi serta
permasalahan yang kompleks, maka penelitian ini akan dibatasi pada belum
diketahuinya hubungan kemampuan membaca dengan kemampuan
pemecahan soal cerita matematika siswa pada materi FPB dan KPKkelas V
Sekolah Dasar NegeriGugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo
tahun ajaran 2015/2016.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah yang sudah dikemukakan oleh peneliti, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Seberapa tingkat kemampuan membaca siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun
ajaran 2015/2016?
2. Seberapa tingkat kemampuam pemecahan soal cerita matematika siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016?
13
3. Apakah kemampuan membaca berhubungan positif dan signifikan
dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon
Progo tahun ajaran 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca siswa kelas V Sekolah
DasarNegeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun
ajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuam pemecahan soal cerita
matematika siswa kelas V Sekolah DasarNegeri Gugus III Kecamatan
Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui hubungan kemampuan membaca dengan kemampuan
pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan suatu teori mengenai hubungan kemampuan membaca
dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V
14
Sekolah DasarNegeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon
Progo tahun ajaran 2015/2016.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Penelitian ini bermanfaat memberikan masukan untuk
memperbaiki kegiatan belajar mengajar terutama pada mata
pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa dan meningkatkan kemampuan pemecahan soal
cerita siswa.
b. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi kepala sekolah
dalam merancang kegiatan-kegiatan dan menerapkan berbagai
kebijakan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
soal cerita matematika dan meningkatkan kemapuan membaca
siswa.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bekal bagi peneliti untuk
melaksanakan pembelajaran yang baik sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan soal cerita matematika dan meningkatkan
kemapuan membaca siswa.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Kemampuan Membaca
1. Pengertian Kemampuan Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan
metakognitif (Farida Rahim, 2007: 2). Sebagai suatu proses berpikir,
membaca mencakup proses pengenalan kata, pemahaman literal,
interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.
Sedangkan menurut Klein,dkk (dalam Farida Rahim, 2007: 3)
mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup: 1) membaca
merupakan suatu proses, 2) membaca adalah strategis, dan 3) membaca
interaktif. Dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang
melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.
Selanjutnya Saleh Abbas (2006: 102) mendefinisikan membaca
sebagai suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang
tersurat maupun yang tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara
literal, inferensial, evaluatif, dan kreatif dengan memanfaatkan
pengalaman belajar pembaca.
Sependapat dengan Burns, dkk (dalam Farida Rahim, 2007: 1)
juga berpendapat bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang
vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Maksudnya bahwa kemampuan
membaca adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat
16
terpelajar. Anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar
membaca akan kesulitan menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan membaca.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang
melibatkan berbagai aktivitas. Membaca sebagai suatu aktivitas tidak
hanya menangkap informasi bacaan yang tersurat namun juga informasi
bacaan yang tersirat.
2. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dengan
adanya tujuan yang ingin dicapai, pembaca cenderung lebih memahami
apa yang dibaca dibandingkan dengan pembaca yang tidak memiliki
tujuan. Menurut Blanton, dkk (dalam Farida Rahim, 2007: 11)
menyebutkan tujuan membaca mencakup:
a. Kesenangan;
b. Menyempurnakan membaca nyaring;
c. Menggunakan strategi tertentu;
d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya;
f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara
lain dan mempelajari tentang struktur teks;
i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
Saleh Abbas (2006: 102) menyatakan bahwa hakikat membaca
akan disesuaikan dengan hakikat membaca yang mengacu pada tujuan
pembelajaran, yaitu sebagai suatu aktivitas untuk menangkap informasi
17
bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam bentuk
pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluatif, dan kreatif
dengan memanfaatkan pengalaman belajar pembaca.
Lebih lanjut Saleh Abbas (2006: 102) menjelaskan bentuk-bentuk
pemahaman dalam membaca sebagai berikut:
a. Pemahaman Literal
Pemahaman literal adalah kemampuan memahami ide-ide yang
tampak secara eksplisit dalam wacana. Menurut Burns (dalam Saleh
Abbas, 2006: 102), pemahaman literal merupakan prasyarat bagi
pemahaman yang lebih tinggi.
b. Pemahaman Inferensial
Pemahaman inferensial adalah kemampuan memahami informasi
yang dinyatakan secara tidak langsung dalam wacana. Memahami
wacana secara inferensial berarti memahami makna wacana yang
lebih dalam dari kalimat-kalimat yang tertulis berdasarkan atas
informasi-informasi yang tampak secara eksplisit. Burns (dalam
Saleh Abbas, 2006: 102) menyatakan bahwa untuk memperoleh
pemahaman inferensial atau intepretif, pembaca harus mampu
menangkap apa yang tersirat dalam wacana.
c. Pemahaman Evaluatif
Pemahaman evaluatif merupakan kemampuan mengevaluasi isi
wacana. Untuk mencapai tingkat pemahaman evaluatif, pembaca
tidak hanya sekedar menginterpretasikan maksud penulis, tetapi juga
18
memberikan penilaian yang kritis terhadap apa yang disampaikan
oleh penulis (Syafi’ie dalam Saleh Abbas, 2006: 102).
d. Pemahaman Kreatif
Pemahaman kreatif merupakan kemampuan mengungkapkan respon
emosional dan estestis terhadap wacana yang sesuai dengan strandar
pribadi dan standar profesional.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
membaca adalah memahami isi wacana yang dibaca, baik isi wacana
yang tersirat maupun yang tersurat. Tingkat pemahaman pembaca dalam
memahami isi wacana mempengaruhi banyak sedikitnya informasi yang
diperoleh dari proses membaca tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada kemampuan
membaca narasi. Menurut Gorys Keraf (2001: 136) narasi adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi juga mengisahkan
suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca
permulaan menurut Lamb dan Arnold (dalam Farida Rahim, 2005: 16-
30) yaitu:
a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin.
19
b. Faktor Intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya
mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca
permulaan.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan
kemampuan membaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup a)
latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan b) sosial
ekonomi keluarga siswa.
d. Faktor Psikologis
Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan kemampuan
membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup 1)
motivasi, 2) minat, dan 3) kematangan sosial, emosi, dan
penyesuaian diri.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi kemampuan membaca anak diantaranya adalah
faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis. Faktor
psikologis mencakup motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan
penyesuaian diri.
Tingkat kemampuan membaca siswa kelas V dapat diketahui
melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas V semester I materi sebagai berikut:
20
Tabel 2. SD-KD Bahasa Indonesia Kelas V Semester I Tahun Ajaran
2015/2016
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami penjelasan
nara sumber dan cerita
rakyat secara lisan
1.1. Menanggapi penjelasan narasumber
(petani,pedagang,nelayan,karyawan
dll) dengan memperhatikan santun
berbahasa.
1.2. Mengidentifikasi unsur cerita rakyat
yang didengarnya
2. Mengungkap-kan
pikiran, pendapat,
perasaan, fakta secara
lisan dengan
menanggapi suatu
persoalan,
menceritakan hasil
pengamatan, atau
berwawancara
2.1. Menanggapi penjelasan narasumber
(petani,pedagang,nelayan,karyawan
dll) dengan memperhatikan santun
berbahasa.
2.2. Menceriterakan hasil
pengamatan/kunjungan dengan
bahasa runtut,baik, dan benar .
2.3. Berwawancara sederhana dengan
nara sumber
(petani,pedagang,nelayan,karyawan
dll) dengan memperhatikan pilihan
kata dan santun berbahasa
3. Memahami teks
dengan membaca teks
percakapan, membaca
cepat 75 kata/menit,
dan membaca puisi
3.1. Membaca teks percakapan dengan
lafal dan intonasi yang tepat.
3.2. Menemukan gagasan utama suatu
teks yang dibaca dengan kecepatan
75 kata/menit.
3.3. Membaca puisi dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
4. Mengungkap-kan
pikiran, perasaan,
informasi, dan
pengalaman secara
tertulis dalam bentuk
karangan, surat
undangan, dan dialog
tertulis
4.1. Menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan.
4.2. Menulis surat undangan (ulang
tahun, acara keagamaan, kegiatan
sekolah, kenaikan sekolah dll)
dengan kalimat efektif dan
memperhatikan penggunaan ejaan.
4.3. Menulis dialog sederhana antara dua
atau tiga tokoh dengan
memperhatikan isi serta perannya.
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa
Indonesia kelas V semester I maka peneliti akan membatasi pada Standar
Kompetensi 1 yaitu memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat
21
secara lisan meliputi Kompetensi Dasar 1.1 menanggapi penjelasan
narasumber (petani,pedagang,nelayan,karyawan dll) dengan
memperhatikan santun berbahasa. dan Kompetensi Dasar 1.2
mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya. Dengan demikian
peneliti akan meneliti tentang hubungan kemampuan membaca pada
materi cerita rakyat dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika siswa kelas V pada materi FPB dan KPK.
B. Tinjauan tentang Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Kemampuan berasal dari kata mampu yang memperoleh awalan
ke- dan akhiran –an yang berarti sanggup. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kemampuan diartikan kesanggupan atau kecakapan untuk
melakukan sesuatu.
Sweden, Sandra, dan Japa (dalam Endang Setyo Winarni dan Sri
Hamini, 2012: 122) berpendapat bahwa soal cerita adalah soal yang
diungkapkan dalam bentuk ceita yang diambil dari pengalaman-
pengalaman siswa yang berkaitan dengan konsep matematika.
Sedangkan menurut Muhsetyo (dalam Endang Setyo Winarni dan
Sri Hamini, 2012: 122) soal matematika yang dinyatakan dengan
serangkaian kalimat disebut dengan soal bentuk cerita. Mendukung
kedua pendapat di atas, Endang Setyo Winarni dan Sri Hamini (2012:
122) berpendapat bahwa soal cerita adalah soal matematika yang
22
diungkapkan atau dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat
dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan pemecahan soal cerita adalah kemampuan atau
kecakapan untuk menyelesaikan soal matematika yang dinyatakan
dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Langkah-Langkah Penyelesaian Soal Cerita Matematika
Dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah kita dituntut
untuk berpikir dan bekerja keras menerima tantangan agar mampu
memecahkan masalah yang kita hadapi. Untuk memecahkan masalah
yang kita perlu merencanakan langkah-langkah apa saja yang harus
ditempuh guna memecahkan masalah tersebut.
Polya (dalam Daitin Tarigan, 2006: 155) mengungkapkan
pendapatnya mengenai langkah pemecahan masalah yang umum
digunakan yaitu:
1. Pemahaman masalah
2. Perencanaan penyelesaian
3. Pelaksanaan rencana penyelesaian
4. Pengecekan kembali kebenaran penyelesaian
Lebih lanjut, Polya (dalam Endang Seyo Winarni dan Sri
Harmini, 2012: 124) menjelaskan langkah-langkah yang perlu
diperhatikan untuk pemecahan masalah sebagai berikut:
23
a. Pemahaman terhadap masalah, maksudnya mengerti masalah dan
melihat apa yang dikehendaki. Cara memahami suatu masalah
antara lain sebagai berikut:
1) Masalah harus dibaca berulang-ulang agar dapat
dipahami kata demi kata, kalimat demi kalimat.
2) Menentukan/mengidentifikasi apa yang diketahui dari
masalah.
3) Menentukan/mengidentifikasi apa yang ditanyakan/apa
yang dikehendaki dari masalah.
4) Mengabaikan hal-hal yang tidak relevan dengan masalah.
5) Sebaiknya tidak menambah hal-hal yang tidak ada agar
tidak menimbulkan masalah yang berbeda dengan
masalah yang seharusnya diselesaikan (Endang Seyo
Winarni dan Sri Harmini, 2012: 124)
b. Perencanaan pemecahan masalah, maksudnya melihat bagaimana
hubungan antara soal dengan data yang diperoleh untuk membuat
suatu rencana pemecahan masalah. Kreativitas dalam menyusun
perencanaan pemecahan masalah dibutuhkan dalam menyusun
strategi pemecahan masalah. Wheeler (dalam Endang Seyo Winarni
dan Sri Harmini, 2012: 124) mengemukakan strategi pemecahan
masalah sebagai berikut:
1) Membuat suatu tabel
2) Membuat suatu gambar
3) Menduga, mengetes, dan memperbaiki
4) Mencari pola
5) Menyatakan kembali permasalahan
6) Menggunakan penalaran
7) Menggunakan variabel
8) Menggunakan persamaan
9) Mencoba menyederhanakan permasalahan
10) Menghilangkan situasi yang tidak mungkin
11) Bekerja mundur
12) Menyusun model
13) Menggunakan algoritma
14) Menggunakan penalaran tidak langsung
15) Menggunakan sifat-sifat bilangan
24
16) Menggunakan kasus atau membagi masalah menjadi
bagian-bagian
17) Memvaliditasi semua kemungkinan
18) Menggunakan rumus
19) Menyelesaikan masalah yang ekuivalen
20) Menggunakan simetri
21) Menggunakan informasi yang diketahui untuk
mengembangkan informasi baru.
c. Melaksanakan perencanaan pemecahan masalah, maksudnya
langkah ini merupakan langkah selanjutnya setelah sebelumnya
merencanakan penyelesaian masalah dengan menyusun strategi
pemecahan masalah. Keterampilan siswa dalam hal perhitungan
berperan penting untuk dapat menemukan hasil/jawaban yang tepat.
d. Melihat kembali kelengkapan pemecahan masalah, maksudnya
langkah ini merupakan langkah untuk melihat kembali apakah
penyelesaian masalah yang kita peroleh merupakan solusi yang
paling tepat. Endang Seyo Winarni dan Sri Harmini (2012: 124)
mengemukakan tentang cara untuk mengetahui apakah penyelesaian
masalah yang kita peroleh merupakan solusi yang paling tepat
dengan mengecek hasil, menginterprestasi jawaban yang diperoleh,
meninjau kembali apakah ada cara lain yang dapat digunakan untuk
mendapatkan penyelesaian yang sama, dan meninjau kembali apakah
ada penyelesaian yang lain sehingga dalam memecahkan masalah
dituntut tidak cepat puas dari satu hasil penyelesaiansaja tetapi perlu
dikaji dengan beberapa cara penyelesaian.
25
Menurut Endang Seyo Winarni dan Sri Harmini (2012: 124)
langkah-langkah yang dapat dijadikan pedoman untuk menyelesaikan
soal cerita sebagai berikut:
a. Temukan apa yang ditanyakan oleh soal cerita itu
b. Cari informasi/keterangan yang esensial
c. Pilih operasi/pengerjaan yang sesuai
d. Tulis kalimat matematikanya
e. Selesaikan kalimat matematikannya
f. Nyatakan jawab dari soal cerita itu dalan bahasa indonesia
sehingga menjawab pertanyaan dari soal cerita tersebut.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meliputi:
1) mampu memahami masalah yang ada dalam soal cerita matematika, 2)
mampu merencanakan penyelesaian yang sesuai dengan masalah yang
ada dalam soal cerita matematika, 3) mampu melaksanakan rencana
penyelesaian yang dianggap paling sesuai, dan 4) mampu mengoreksi
atau mengecek ulang kebenaran dari penyelesaian yang sudah
dilaksanakan.
3. Pendekatan-Pendekatan dalam Penyelesaian Soal Cerita
Endang Seyo Winarni dan Sri Harmini (2012: 122)
mengemukakan bahwa dalam mengajarkan soal cerita dapat digunakan
dua pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Model
Pada pendekatan model, siswa membaca atau mendengakan
soal cerita yang diberikan, kemudian siswa mencocokkan situasi
yang dihadapi dengan model yang sudah dipelajari sebelumnya.
26
b. Pendekatan Terjemahan Soal Cerita
Pada pendekatan terjemahan, siswa dilibatkan pada kegiatan
membaca kata demi kata dan ungkapan demi ungkapan dari soal
cerita yang dihadapinya untuk kemudian menerjemahkan kata demi
kata dari ungkapan-ungkapan tersebut ke dalam kalimat matematika.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian soal cerita diantaranya
adalah pendekatan model dan pendekatan terjemahan soal cerita.
C. Tinjauan Mata Pelajaran Matematika di SD
1. Pengertian Mata Pelajaran Matematika
Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem
pendidikan di seluruh dunia. Di Indonesia, sejak bangku SD sampai
perguruan tinggi, mata pelajaran matematika sudah diajarkan. Sebagai
ilmu dasar, matematika berfungsi untuk mempelajari ilmu-ilmu yang
lain. Oleh karena itu, penguasaan terhadap matematika diperlukan dan
konsep-konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini.
Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau
“manthenein”, yang artinya “mempelajari” (Moch. Masyukur Ag dan
Abdul Halim Fathani, 2007: 42).Menurut Ruseffendi (dalam Sri
Subarinah, 2006: 1), matematika itu teorganisasikan dari unsur-unsur
yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-
dalil yang dibuktikan kebenarannya. Oleh sebab itu, matematika disebut
sebagai ilmu deduktif.
27
Sejalan dengan Ruseffendi, Sri Subarinah (2006: 1) berpendapat
bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya.
Pernyataan ini memiliki arti bahwa sejatinya belajar matematika adalah
belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antara konsep dan
strukturnya.
Memperkuat pernyataan Ruseffendi di atas, Karso (1998: 1.34)
berpendapat bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan
dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan
hubungan di antara hal-hal itu. Untuk memahami struktur dan hubungan-
hubungannya maka diperlukan penguasaan konsep-konsep yang terdapat
pada matematika.
Pandangan rasionalis Descartes dan Leibniz (dalam Marsigit,
2003: 1 ) yaitu konsep matematika merupakan bawaan, sedangkan Locke
dan Hume menyatakan bahwa kebenaran matematika dikenal oleh akal
tetapi mereka berpikir jika konsep-konsep matematika yang diperoleh
merupakan abstraks pengalaman.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu kegiatan yang
merupakan abstraksi dari pengalaman dalam bentuk sistematis, teratur,
dan eksak. Pembelajaran matematika lebih mementingkan proses dari
pada hasil.
28
2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Sujono (dalam Artuclus Cahya Prihandoko, 2006: 10)
berpendapat bahwa nilai-nilai utama yang terkandung dalam matematika
adalah nilai praktis, nilai disiplin dan nilai budaya. Matematika dikatakan
memiliki nilai praktis dikarenakan matematika merupakan suatu alat
yang dapat langsung dipergunakan untuk menyelesaikan permasalah
sehari-hari yang dialami. Disadari atau tidak, dalam kehidupan manusia
pasti melakukan kegiatan perhitungan-perhitungan matematis.
Pendapat di atas didukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 (dalam Moch. Masyukur Ag dan
Abdul Halim Fathani, 2007: 52) yang menjelaskan bahwa tujuan
pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaiakan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Karso (1998: 2.7) berpendapat bahwa tujuan umum diberikannya
matematika di jenjang pendidikan dasar meliputi dua hal, yaitu:
29
a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan
di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, dan efektif.
b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari serta mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika diberikan pada anak
sekolah dasar bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat
menghadapi perubahan keadaan disekitarnya yang selalu berkembang
dan matematika dapat digunakan/diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Karakteristik Matematika
Agar pembelajaran matematika dapat memenuhi tuntutan inovasi
pendidikan pada umumnya, Ebbutt dan Straker dalam makalah berjudul
pembelajaran matematika berdasarkankurikulum berbasis kompetensi di
SMK (Marsigit, 2003: 3-4) mendefinisikan matematika sekolah yang
selanjutnya disebutsebagai matematika, sebagai berikut :
1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :
(1) memberikesempatan siswa untuk melakukan kegiatan penemuan
dan penyelidikan pola-polauntuk menentukan hubungan, (2)
memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukanpercobaan
denga berbagai cara, (3) mendorong siswa untuk menemukan adanya
urutan,perbedaan, perbandingan, pengelompokan, dsb, (4)
mendorong siswa menarikkesimpulan umum, (5) membantu siswa
30
memahami dan menemukan hubungan antarapengertian satu dengan
yang lainnya.
2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan
imajinasi,intuisi dan penemuan Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :
(1) mendoronginisiatif dan memberikan kesempatan berpikir
berbeda, (2) mendorong rasa ingin tahu,keinginan bertanya,
kemampuan menyanggah dan kemampuan memperkirakan,
(3)menghargai penemuan yang diluar perkiraan sebagai hal
bermanfaat daripadamenganggapnya sebagai kesalahan, (4)
mendorong siswa menemukan struktur dan desainmatematika, (5)
mendorong siswa menghargai penemuan siswa yang lainnya,
(6)mendorong siswa berfikir refleksif, dan (7) tidak menyarankan
hanya menggunakan satumetode saja.
3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem
solving) Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :
(1) menyediakanlingkungan belajar matematika yang merangsang
timbulnya persoalan matematika, (2)membantu siswa memecahkan
persoalan matematika menggunakan caranya sendiri, (3)membantu
siswa mengetahui informasi yang diperlukan untuk memecahkan
persoalanmatematika, (4) mendorong siswa untuk berpikir logis,
konsisten, sistematis danmengembangkan sistem
dokumentasi/catatan, (5) mengembangkan kemampuan
danketrampilan untuk memecahkan persoalan, (6) membantu siswa
mengetahui bagaimanadan kapan menggunakan berbagai alat
peraga/media pendidikan matematika seperti :jangka, kalkulator,
dsb.
4. Matematika sebagai alat berkomunikasi Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :
(1) mendorong siswamengenal sifat matematika, (2) mendorong
siswa membuat contoh sifat matematika, (3)mendorong siswa
menjelaskan sifat matematika, (4) mendorong siswa memberikan
alasan perlunya kegiatan matematika, (5) mendorong siswa
membicarakan persoalanmatematika, (6) mendorong siswa membaca
dan menulis matematika, (7) menghargaibahasa ibu siswa dalam
membicarakan matematika.
Berdasarkan pendapat dari ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteritik matematika diantaranya adalahmatematika sebagai kegiatan
penelusuran pola dan hubungan, matematika sebagai kreativitas yang
memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan, matematika sebagai
31
kegiatan pemecahan masalah (problem solving), serta matematika
sebagai alat berkomunikasi.
4. Pentingnya Pengajaran Matematika
Moch. Masyukur Ag dan Abdul Halim Fathani (2007: 52)
berpendapat bahwa untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa
depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Atas
dasar itu, pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa sejak
sekolah dasar (SD).
Cockroft (dalam Yulianto D. Saputra, tanpa tahun: 41-42)
mengemukakan pendapat mengenai pentingnya pengajaran matematika
kepada siswa, yakni karena matematika 1) selalu digunakan dalam segala
segi kehidupan, 2) semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai, 3) merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat, dan jelas, 4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara, 5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan
kesadaran keruangan, serta 6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengajaran matematika penting diberikan kepada anak sekolah dasar
karena matematika 1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan
siswa, 2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang
sesuai, 3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, 4)
dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5)
32
meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan, serta 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan
masalah yang menantang.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak dalam Belajar
Matematika
Pitadjeng (2006: 65-66) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi anak dalam belajar matematika, yaitu:
a. Faktor Intern
Faktor intern dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor
jasmaniah (tubuh), psikologis, dan kelelahan.
1) Faktor jasmani (tubuh)
Faktor jasmani yang dapat mempengaruhi anak dalam
belajar matematika ditinjau dari faktor kesehatan dan cacat
tubuh (Slameto dalam Pitadjeng, 2006: 65)
a) Faktor kesehatan
Agar seseorang dapat belajar matematika dengan
baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan
untuk belajar, tidur, makan, olah raga, dan rekreasi
(Pitadjeng, 2006: 66).
33
b) Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.
Anak didik yang cacat, belajarnya juga terganggu
(Pitadjeng, 2006: 67).
2) Faktor psikologis
a) Intelegensi
b) Perhatian
c) Minat
d) Bakat
e) Motif
f) Kematangan
g) Kesiapan (Pitadjeng, 2006: 67-71).
3) Faktor kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi belajar anak. Agar anak
didik dapat belajar dengan baik, haruslah menghindari
kelelahan, baik kelelahan fisik maupun kelelahan psikis.
Kelelahan fisik dan psikis dapat dihilangkan dengan cara-cara
sebagai berikut:
a) Tidur/istirahat
b) Mengusahakan variasi strategi dalam belajar
c) Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan
peredaran darah seperti obat gosok
d) Olah raga secara teratur
e) Pola makan yang teratur dan sehat
f) Jika kelelahan yang dialami sampai serius, maka akan lebih
efektif jika menghubungi ahli seperti psikiater, dokter dan
sebagainya(Pitadjeng, 2006: 72).
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern dalam menentukan keberhasilan belajar
anak didik digolongkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah, dan faktor masyarakat (Pitadjeng, 2006: 73).
34
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwafaktor-faktor yang mempengaruhi anak dalam belajar
matematika adalah faktor intern {faktor jasmaniah (tubuh), psikologis,
dan kelelahan} dan faktor ekstern (faktor keluarga, faktor sekolah, dan
faktor masyarakat). Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar matematika.
6. Ruang Lingkup Matematika
Menurut Depdiknas (2003: 2), “ruang lingkup matematika pada
Standar Kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran dan
geometri, dan pengelolaan data”. Bahan kajian inti matematika di SD
mencakup: aritmatika (berhitung), pengenalan aljabar, geometri,
pengukuran, dan kajian data (Karso, 1998: 2.9).
Pembelajaran Matematika kelas V semester I tahun ajaran
2015/2016 materi sebagai berikut:
Tabel 3. SD-KD Matematika Kelas V Semester I Tahun Ajaran
2015/2016
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan 1. Melakukan operasi hitung
bilangan bulat dalam
pemecahan masalah
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan
bulat termasuk penggunaan sifat-
sifatnya, pembulatan, dan
penaksiran
1.2 Menggunakan faktor prima untuk
menentukan KPK dan FPB
1.3 Melakukan operasi hitung
campuaran bilangan bulat
1.4 Menghitung perpangkatan dari akar
sederhana
1.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan operasi hitung,
KPK, dan FPB
35
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
matematika kelas V semester I tahun ajaran 2015/2016 maka peneliti
akan membatasi pada Standar Kompetensi 1 yaitu melakukan operasi
hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah meliputi Kompetensi
Dasar 1.2 menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB
dan Kompetensi Dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan operasi hitung, KPK, dan FPB. Dengan demikian peneliti akan
meneliti tentang hubungan kemampuan membaca dengan kemampuan
pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V pada materi FPB dan
KPK.
D. Hubungan Kemampuan Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika
Kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang
melibatkan berbagai aktivitas. Aktivitas yang dimaksud diantaranya aktivitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Farida Rahim, 2007: 2).
Membaca sebagai suatu aktivitas tidak hanya menangkap informasi bacaan
yang tersurat namun juga informasi bacaan yang tersirat.Dalam proses belajar
matematika terjadi proses berpikir, sebab seseorang dikatakan berpikir
apabila orang itu melakukan kegiatan mental, dan orang belajar matematika
mesti melakukan kegiatan mental (Moch. Masyukur Ag dan Abdul Halim
Fathani, 2007: 43).Marsudi Raharjo (2008: 1) menyatakan bahwa:
Hasil Monitoring dan Evaluasi (ME) PPPPTK (P4TK) Matematika
2007 dan PPPG Matematika tahun-tahun sebelumnya memperlihatkan
lebih dari 50% guru menyatakan sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Penyebabnya adalah
36
kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-
hari ke dalam kalimat matematika.
Ilmu matematika itu berbeda dengan disiplin ilmu yang lain.
matematika memiliki bahasa sendiri, yakni bahasa yang terdiri atas simbol-
simbol dan angka. Sehingga, jika kita ingin belajar matematika dengan baik,
maka langkah yang harus ditempuh adalah kita harus menguasai bahasa
pengantar dalam matematika, serta kita harus berusaha memahami makna-
makna di balik lambang dan simbol tersebut.
Matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian
makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Galileo Galilei (dalam
Moch. Masyukur Ag dan Abdul Halim Fathani, 2007: 46) berpendapat bahwa
alam semesta itu bagaikan sebuah buku yang hanya dapat dibaca kalau orang
mengerti bahasanya dan akrab dengan lambang dan huruf yang digunakan di
dalamnya, dan bahasa alam tersebut tidak lain adalah matematika. Dengan
kata lain, bahasa matematika memiliki mana “tunggal”, sehingga suatu
kalimat matematika tidak dapat ditafsirkan bermacam-macam.
Kemampuan pemecahan soal cerita adalah kemampuan atau
kecakapan untuk menyelesaikan soal matematika yang dinyatakan dengan
kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dalam
memecahkan atau menyelesaikan soal cerita matematika dibutuhkan
kemampuan membaca siswa yang mumpuni sehingga mampu
menerjemahkan atau menafsirkan kalimat-kalimat cerita dalam soal cerita ke
dalam kalimat matematika.
37
Langkah pertama yang harus dilakukan siswa untuk menyelesaikan
atau memecahkan soal cerita matematika adalah mampu memahami masalah
yang ada dalam soal cerita. Agar dapat memahami masalah yang ada dalam
soal cerita maka siswa dituntut dapat membaca dengan baik dan benar. Jika
siswa memiliki kemampuan membaca yang baik maka tingkat pemahaman
siswa mengenai isi wacana atau cerita menjadi tinggi, sehingga dengan
pemahaman yang diperolehnya dari membaca soal cerita siswa dapat
menentukan cara penyelesaian yang sesuai dengan masalah yang dipaparkan
dalam soal cerita.
Demikian pula dalam hal kemampuan pemecahan soal cerita
matematika dalam Standar Kompetensi 1 yaitu melakukan operasi hitung
bilangan bulat dalam pemecahan masalah meliputi Kompetensi Dasar 1.2
menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB dan Kompetensi
Dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung,
KPK, dan FPB. Siswa kelas V yang memiliki kemampuan membaca yang
tinggi akan memiliki kemampuan untuk memecahkan atau menyelesaikan
soal cerita matematika pada materiKPK dan FPB tersebut dengan baik.
E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Pada usia anak sekolah dasar ditandai oleh tiga dorongan yaitu:
kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya,
kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang
memperlukan keterampilan fisik, serta kepercayaan mental untuk memasuki
dunia konsep, logika, dan simbolis serta komunikasi dengan orang dewasa.
38
Menurut Rita Eka Izzanty,dkk (2008: 104), individu berada pada fase akhir
anak- anak yang berlangsung pada usia 6 tahun sampai masuk kemasa
pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun.
Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu
diketahui oleh para guru agar lebih mengetahui keadaan siswa. Seorang guru
harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan
siswa, oleh karena itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui
karakteristik dan juga kebutuhan para siswa. Menurut Rita Eka Izzaty dkk
(2008:116-117)dalam perkembangannya, siswa sekolah dasar mempunyai
karakteristik sebagai berikut.
Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:
1. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar (SD) yang berlangsung
antara usia 6/7 tahun-9/10 tahun biasanya duduk di kelas 1,2 dan
3. Ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah SD adalah sebagai
berikut.
a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi
sekolah.
b. Suka memuji diri sendiri.
c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan,
tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting.
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu
menguntungkan dirinya.
e. Suka meremehkan orang lain.
2. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (SD) yang berlangsung
antara usia 9/10 tahun-12/13 tahun, biasanya duduk di kelas 4,5
dan 6. Ciri-ciri anak masa kelas-kelas tinggi SD adalah sebagai
berikut.
a. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis.
c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajarnya di sekolah.
e. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau
peergroup untuk bermain bersama dan membuat peraturan
sendiri dalam kelompoknya.
39
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon
Progo tahun ajaran 2015/2016 yang rata-rata berumur 10-11 tahun memiliki
karakteristik seperti perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari, memiliki
rasa ingin tahu dan minat dalam belajar serta memiliki sifat yang realistis,
memandang nilai sebagai ukuran prestasi belajar di sekolah, serta suka
berkumpul membentuk suatu kelompok sebaya dengan aturan yang mereka
buat sendiri.
F. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian Fathim Umi Fadhilah tahun 2010 dengan judul “
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Bagi Siswa Kelas
III SD Negeri Caturtunggal 3 Depok Sleman Yogyakarta” menyimpulkan
bahwa penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada
proses pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas III SD Negeri Caturtunggal
3 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes yang secara
kuantitatif meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 60,43 pada
siklus I meningkat menjadi 84,42 pada siklus II.
Hasil penelitian Sesi Nur Rochmah pada tahun 2011 dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika Pokok Bahasan
Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas III SD
Muhammadiyah Mutihan Wates Kulon Progo” menyimpulkan bahwa
40
penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan kemampuan siswa kelas IIISD Muhammadiyah Mutihan dalam
menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan pecahan. Hal ini ditunjukkan
dari hasil tes yang secara kuantitatif meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh
siswa yaitu 83,58 pada siklus I meningkat menjadi 86,44 pada siklus II.
G. Kerangka Pikir
Penelitian iniberkaitan dengan dua variabel. Dalam penelitian ini,
akan diteliti hubungan kemampuan membaca yang disimbolkan dalam (X)
dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika yang disimbolkan
dalam (Y) yang dirumuskan dengan bagan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
Kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang
melibatkan berbagai aktivitas. Membaca sebagai suatu aktivitas tidak hanya
menangkap informasi bacaan yang tersurat namun juga informasi bacaan
yang tersirat.Siswa yang mempunyai kemampuan membaca yang baik dan
Kemampuan Membaca
(X) Kemampuan Pemecahan
Soal Cerita Matematika
(Y)
1. Pemahaman literal
2. Pemahaman
Inferensial
3. Pemahaman Evaluatif
4. Pemahaman Kreatif
1. Pemahaman masalah
2. Perencanaan
penyelesaian
3. Pelaksanaan rencana
penyelesaian
4. Pengecekan kembali
kebenaran
penyelesaian
41
mumpuni akan memiliki kemampuan untuk memecahkan atau menyelesaikan
soal cerita matematika.
Dalam soal cerita matematika terdapat berbagai informasi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Informasi atau data yang ada
dalam soal cerita tidak hanya tampak secara tersurat namun juga tersirat. Oleh
sebab itu, siswa harus memiliki kemampuan membaca yang baik untuk
mencari dan menemukan informasi yang tersurat maupun yang tersirat dalam
soal cerita matematika. Demikian pula dalam hal belajar matematika, jika
siswa memiliki kemampuan membaca yang baik untuk belajar materi FPB
dan KPK maka siswa akan memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika materi FPB dan KPK.
Dengan demikian, apabila siswa memiliki kemampuan membaca yang
baik dan mumpuni maka siswa juga akan memiliki kemampuan untuk
memecahkan atau menyelesaikan soal cerita matematika materi FPB dan
KPK. Begitu pula sebaliknya, jika siswa memiliki kemampuan untuk
memecahkan atau menyelesaikan soal cerita matematika materi FPB dan
KPK maka siswa tersebut pasti memiliki kemampuan membaca yang baik
dan mumpuni.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat dilihat bahwa kemampuan
membaca berhubungan dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika siswa kelas V SD Negeri.
42
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut .
1. Hipotesis Penelitian : “Kemampuan membaca berhubungan positif dan
signifikan dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa
kelas V Sekolah DasarNegeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016.”
2. Hipotesis Alternatif : “Kemampuan membaca tidak berhubungan positif
dan signifikan dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika
siswa kelas V Sekolah DasarNegeri Gugus III Kecamatan Kokap
Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016.”
Dasar pengambilan keputusan hipotesis di atas adalah sebagai berikut.
1. Jika p < 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis alternatif ditolak dan
hipotesis penelitian diterima artinya signifikan.
2. Jika p > 0,05 (0,000 > 0,05) maka hipotesis alternatif diterima dan
hipotesis penelitian ditolak artinya tidak signifikan signifikan.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian ex-postfacto yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Menurut Purwanto (2006: 8) penelitian kuantitatif
adalah metode penelitian yang cara kerjanya meniru model penelitian alam.
Purwanto (2006: 26) juga mengemukakan bahwa karakteristik
penelitian kuantitatif, yaitu: 1) dipengaruhi metode penelitian alam, 2)
bersifat behavioristik-mekanistik-empirik, 3) memberikan perhatian pada
hasil (produk), 4) tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan, hukum
dan prinsip yang bersifat umum, 5) konversi kualitas menjadi kuantitas, 6)
konfirmasi teori, dan 7) menjunjung tinggi objektivitas.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian ex-postfacto. Menurut Sukardi
(2012: 165) penelitian ex-postfacto digunakan untuk menentukan apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam
penelitian ini, tugas peneliti hanya mengumpulkan dan menganalisis data
yang ada pada lapangan dan tidak memanipulasi data, serta peneliti tidak
perlu memberikan perlakuan lagi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 dengan
subjek penelitian siswa kelas V tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari 2016.
44
D. Variabel Penelitian
Variabel menurut Purwanto (2006: 45) adalah gejala yang
dipersoalkan. Menurut Ghiselli, Campbell, dan Zedeck (dalam Purwanto,
2006: 55) variabel merupakan karakteristik atau kualitas, masing-masing
individu berbeda satu sama lain.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah kualitas dari gejala yang dipersoalkan peneliti. Variabel-
variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Variabel independen atau variabel bebas
Variabel independen menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah
Ratih Sulistyastuti (2011: 17) adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen
ini sering disebut prediktor. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kemampuan membaca.
2. Variabel dependen atau variabel terikat
Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti
(2011: 17-18) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
kemampuan pemecahan soal cerita matematika.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sudjana (dalam Purwanto, 2006: 219) populasi adalah
totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil
45
mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai
sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 dengan data menurut UPTD PAUD
DAN DIKDAS Kecamatan Kokap adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Daftar SD/MIGugus III Kokap Kulon Progo Tahun
Ajaran 2015/2016
No Nama Sekolah
1. SD Negeri 3 Sermo (Inti)
2. SD Negeri I Hargowilis
3. SD NegeriTegiri
4. SD Negeri 1 Sermo
5. SD Muh Penggung
6. SD NegeriKriyan
7. MI Kokap
Dari daftar SD/MIGugus III menurut UPTD PAUD DAN
DIKDAS Kecamatan Kokap tahun 2015/2016 di atas, dapat diketahui
bahwa terdapat 7 SD/MI di Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini, peneliti
membatasi populasi pada Sekolah Dasar Negeri. Dari 7 SD/MI di Gugus
III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016,
terdapat 5 Sekolah Dasar Negeri yaitu SD Negeri3 Sermo, SD Negeri1
Sermo, SD NegeriTegiri, SD NegeriHargowilis, dan SD NegeriKriyan.
Daftar jumlah siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kokap, Kulon Progo
tahun ajaran 2015/2016 adalah sebagai berikut:
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Soenarto (dalam Purwanto, 2006:
220) adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk
46
mewakili keseluruhan kelompok populasi. Dinamakan penelitian sampel
apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel (Suharsimi Arikunto, 2010: 174).
Jumlah SD/MI yang dijadikan tempat penelitian di gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016
berjumlah 7 SD/MI. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah
kelas V Sekolah Dasar Negeri. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sample atau sampel bertujuan. Teknik ini
dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya keterbatasan waktu
atau dikarenakan karakteristik tertentu (Suharsimi Arikunto, 2006: 139).
Tabel 5. Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III
Kokap Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016
No Nama Sekolah Jml Siswa
Laki-Laki
Jml Siswa
Perempuan
Total
1. SD Negeri 3 Sermo 6 7 13
2. SD Negeri 1 Sermo 6 6 12
3. SD Negeri Tegiri 8 5 13
4. SD Negeri Hargowilis 3 6 9
5. SD Negeri Kriyan 5 6 11
Jumlah 58
Dari tabel 5 diatas dapat disimpulkan bahwa sampel dalam
penelitian ini berjumlah 58 siswa. Sampel tersebut berasal dari 5 SD
Negeri kelas V gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo
tahun ajaran 2015/2016.
F. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat 2 hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu
kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
47
untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2006: 194) menuliskan tiga
metode pengumpulan data yaituinterview (wawancara), angket (kuesioner),
dan observasi. Adapun metode-metode yang dipakai oleh peneliti dalam
mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut:
1. Tes
Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan
objek yang diteliti, digunakan tes (Sugiyono, 2010: 266). Tes yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan tes objektif. Tes digunakan
untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan membaca siswa dan
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Hasil tes digunakan
untuk mengetahui hubungan anatara kemampuan membaca siswa dengan
kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas VSD Negeri
Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016. Tes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes
dalam bentuk pilihan ganda.
2. Dokumentasi
Tidak kalah penting dengan teknik-teknik lain, adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Sugiyono, 2010: 274). Pada
teknik ini peneliti memperoleh data dari berbagai sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden.
48
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu jumlah siswa,
daftar nilai UTS semester gasal kelas V dan rapot siswa kelas V SD
Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun
ajaran 2015/2016 yang digunakan sebagai salah satu sumber pendukung
di latar belakang penelitian.
G. Instrumen Penelitian
1. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data-data
yang diperlukan dalam penelitian. Terdapat dua instrumen pada
penelitian ini, yaitu instrumen kemampuan membaca dan instrumen
kemampuan pemecahan soal cerita matematika.
a. Tes Kemampuan Membaca
Di bawah ini akan diuraikan kisi-kisi instrumen kemampuan
membaca.
Tabel 6. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor
Item
Jumlah
Item
Kemampuan
Membaca
Pemahaman
Literal
Menyebutkan
tokoh dan
watak dalam
cerita rakyat
1,2, 14,
15, 17
5
Menyebutkan
setting dalam
cerita rakyat
10, 11,
16, 19,
22, 23,
30, 33,
34,35,36
11
49
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor
Item
Jumlah
Item
Pemahaman
Inferensial
Menyimpulkan
pikiran utama
5, 8, 9,
20, 28,
38
6
Menafsirkan
kata
(berimbuhan)
3, 4,
29, 31,
32
5
Menarik
Kesimpulan dan
nilai moral
7, 25,
26
3
Pemahaman
Evaluatif
Mengungkapkan
pendapat
13, 18,
37
3
Memberikan
tanggapan
21, 24,
27
3
Pemahaman
Kreatif
Melengkapi
kalimat
6, 12,
39,40
4
Jumlah 40
Jumlah tes pada variabel kemampuan membaca adalah 40
item. Jawaban pada masing-masing item berupa empat alternatif
pilihan dengan satu jawaban yang tepat.
Tabel 7. Pola Penyekoran Tes Kemampuan Membaca
Jawaban
Benar Salah
1 0
b. Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
Di bawah ini akan diuraikan kisi-kisi instrumen kemampuan
pemecahan soal cerita matematika.
50
Tabel 8. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Matematika
Variabel Indikator Sub
Indikator
Nomor
item
Jumlah
Item
Kemampuan
Pemecahan
Soal Cerita
Matematika
Pemahaman
Masalah
Perencanaan
penyelesaian
Pelaksanaan
rencana
penyelesaian
Pengecekan
kembali
kebenaran
penyelesaian
Bilangan
Prima
2, 4, 5,
8
4
Faktor prima
dan
faktorisasi
prima
1, 3, 9,
10, 12,
15, 16,
17
8
Faktor
persekutuuan
terbesar
(FPB)
7, 18,
21, 22,
23, 25,
26, 28,
30, 33,
35, 36,
38, 40
14
Kelipatan
persekutuan
terkecil
(KPK)
6, 11,
13, 14,
19, 20,
24, 27,
29, 31,
32, 34,
37, 39
14
Jumlah 40
Jumlah tes pada variabel kemampuan pemecahan soal cerita
matematika adalah 40 item. Jawaban pada masing-masing item
berupa empat alternatif pilihan dengan satu jawaban yang tepat.
Tabel 9. Pola Penyekoran Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Matematika
Jawaban
Benar Salah
1 0
H. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen pada penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji
reliabilitas. Tujuan dari uji coba instrumen adalah untuk memastikan bahwa
alat ukur yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya dan dapat
51
diandalkan dalam menghasilkan besaran nilai terhadap apa yang harus diukur
(Agung Edy Wibowo, 2012: 34).
Uji coba instrumen penelitian ini mengambil subjek di luar populasi.
Subjek uji coba instrumen dalam penelitian ini adalah siswa kelas V. Daftar
SD Negeri yang menjadi subjek uji coba penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri yang Menjadi Subjek Uji
Coba Instrumen
No Sekolah Dasar Negeri Jumlah Siswa
1. SD NegeriKokap 6
2. SD Negeri2 Sermo 16
3. SD NegeriPlampang 10
Jumlah 32
Dari daftar di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa SD Negeri yang
menjadi subjek uji coba instrumen penelitian ini adalah 32 siswa.
1. Validitas Instrumen
Menurut Anastasi dan Urbina (dalam Purwanto, 2006: 123),
validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti
diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya. Dengan kata lain,
sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, haruslah
terlebih dahulu diperiksa bahwa instrumen tersebut telah valid.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk (Construct Validity). Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar
2010:163) validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya
dibanding dengan validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur
termasuk validitas isi dan validitas kriteria. Uji validitas instrumen
kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal cerita
52
matematika dihitung menggunakan rumus product moment yang
dikemukakan oleh Pearson (Sugiyono, 2011: 228) yaitu sebagai berikut.
( )( )
√* (∑ ) +* (∑ ) +
Keterangan :
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah subyek
∑ = jumlah skor X ∑ = jumlah skor Y ∑ = jumlah perkalian antara X dan Y
∑ = jumlah X kuadrat
∑ = jumlah Y kuadrat
(∑ ) = jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
(∑ ) = jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
Sugiyono (2010: 179) berpendapat bahwa bila korelasi (rxy) di
bawah 0,30 maka disimpulkan bahwa butir instrumen penelitian tidak
valid. Butir instrumen yang tidak valid harus diperbaiki atau dibuang.
Untuk menghitung validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan
bantuan komputer program SPSS for Windows versi 16.
Berdasarkan hasil penghitungan validitas instrumen kemampuan
membaca, ada 10 butir soal yang tidak valid yaitu butir nomor 12, 13, 20,
21, 23, 26, 27, 33, 36, dan 37. Butir yang tidak valid berada pada rentang
0,045-0,279 dan butir soal yang valid berada pada rentangan 0,302-
0,703. Data validitas instrumen kemampuan membaca dapat dilihat pada
lampiran 6 halaman 109. Berikut adalah hasil uji validitas instrumen
kemampuan membaca.
53
Tabel 11. Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Membaca
Indikator Sub Indikator Nomor
Item
No Butir
Valid
No Butir
Gugur
Pemahaman
Literal
Menyebutkan
tokoh dan
watak dalam
cerita rakyat
1,2, 14,
15, 17
1,2, 14,
15, 17
Menyebutkan
setting dalam
cerita rakyat
10, 11,
16, 19,
22, 23,
30, 33,
34,35,3
6
10, 11, 16,
19, 22, 30,
34,35
23, 33, 36
Pemahaman
Inferensial
Menyimpulkan
pikiran utama
5, 8, 9,
20, 28,
38
5, 8, 9, 28,
38
20
Menafsirkan
kata
(berimbuhan)
3, 4, 29,
31, 32
3, 4, 29,
31, 32
Menarik
Kesimpulan dan
nilai moral
7, 25,
26
7, 25 26
Pemahaman
Evaluatif
Mengungkapka
n pendapat
13, 18,
37
18 13, 37
Memberikan
tanggapan
21, 24,
27
24 21, 27
Pemahaman
Kreatif
Melengkapi
kalimat
6, 12,
39,40
6, 39,40 12
Jumlah 30 10
Berdasarkan tabel hasil uji validitas instrumen kemampuan
membaca di atas, disusun kembali kisi-kisi instrumen kemampuan
membaca seperti di bawah ini.
Tabel 12. Kisi-kisi Kemampuan Membaca Setelah Uji Coba
Indikator Sub Indikator Nomor
Item
Jumlah Item
Pemahaman
Literal
Menyebutkan tokoh dan
watak dalam cerita
rakyat
1,2, 12, 13,
15
5
Menyebutkan setting
dalam cerita rakyat
10, 11, 14,
17, 18, 23,
26, 27
8
54
Indikator Sub Indikator Nomor
Item
Jumlah Item
Pemahaman
Inferensial
Menyimpulkan pikiran
utama
5, 8, 9, 21,
28
5
Menafsirkan kata
(berimbuhan)
3, 4, 22, 24,
25
5
Menarik Kesimpulan
dan nilai moral
7, 20 2
Pemahaman
Evaluatif
Mengungkapkan
pendapat
16 1
Memberikan tanggapan 19 1
Pemahaman
Kreatif
Melengkapi kalimat 6, 29,30 3
Jumlah 30
Sedangkan penghitungan validitas instrumen pemecahan soal
cerita matematika, tidak ada butir soal yang tidak valid (semua valid).
Butir soal yang valid berada pada rentangan 0,325-0,699. Data validitas
pemecahan soal cerita matematika dapat dilihat pada lampiran5 halaman
108. Semua butir soal diikutsertakan dalam penelitian. Dengan demikian,
ada 30 butir soal kemampuan membaca dan 40 butir soal pemecahan soal
cerita matematika.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat kestabilan,
konsistensi, keajegan, dan atau kehandalan instrumen untuk
menggambarkan gejala seperti apa adanya (Wuradji, 2006: 73).
Suharsimi Arikunto (2006: 178) menyatakan bahwa reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah cukup baik. Jadi suatu instrumen dikatakan
reliabilitas apabila instrumen tersebut digunakan pada subjek yang sama,
55
dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetapi menunjukkan hasil yang
sama.
Sebelum digunakan, instrumen harus disiapkan secara saksama
dan hati-hati karena instrumen yang tidak stabil, dipastikan akan
memperoleh hasil penelitian yang tidak baik, dalam arti hasil penelitian
yang tidak dapat menggambarkan keadaan gejala yang diukur seperti apa
adanya.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 196), untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentang antar beberapa
nilai atau yang berbentuk skala maka digunakan rumus Alpha.
Reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reliabilitas Alpah yang rumusnya sebagai berikut:
[
][ ∑
]
Keterangan:
rtt = reliabilitas tes
k = banyaknya butir soal yang sahih
vt = varian total
p = proporsi subyek yang menjawab soal dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab soal dengan salah
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
Penghitungan reliabilitas instrumen dilakukan dengan bantuan
komputer program SPSS for windows versi 16 dengan taraf signifikansi
56
5%. Menurut Saifuddin Azwar (2012: 13) besarnya koefisien reliabilitas
berkisar mulai dari angka 0,0 sampai dengan angka 1,0, Kriteria
seperangkat tes dinyatakan valid jika xyr r 0,05 tabel.
1. Kemampuan Membaca
Dengan tes kemampuan membaca yang berjumlah 30 butir
soal (n=30) dan taraf kesalahan 5% diperoleh r tabel untuk instrumen
kemampuan membaca sebesar 0,361. Hasil penghitungan reliabilitas
instrumendengan bantuan komputer program program SPSS for
windows versi 16 diperoleh reliabilitas instrumen untuk kemampuan
membaca sebesar 0,707. Karena r hitung lebih besar dari r tabel
untuk taraf kesalahan 5 % (0,707> 0,361), maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen tes kemampuan membaca reliabel. Hasil
penghitungan reliabilitas kemampuan membaca dapat dilihat pada
lampiran 7 halaman 110.
2. Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
Dengan tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika
yang berjumlah 40 butir soal (n=40) dan taraf kesalahan 5%
diperoleh r tabel untuk instrumen kemampuan pemecahan soal cerita
matematika sebesar 0,312. Hasil penghitungan reliabilitas
instrumendengan bantuan komputer program program SPSS for
windows versi 16 diperoleh reliabilitas instrumen untuk kemampuan
pemecahan soal cerita matematika sebesar 0,742. Karena r hitung
lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalahan 5 % (0,742> 0,312),
57
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tes kemampuan
pemecahan soal cerita matematika reliabel. Hasil reliabilitas
kemampuan pemecahan soal cerita matematika dapat dilihat pada
lampiran 8 halaman 112.
I. Teknik Analisis Data
1. Penerapan Teknik Analisis
Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
ini yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap
Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016”. Hubungan antara
kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika siswa dihitung dengan teknik korelasi Pearson product
moment dengan rumus sebagai berikut.
∑
√(∑ )(∑ )
Keterangan:
= Kofisien korelasi antara variabel xdan y
∑ = Jumlah skor x
∑ = Jumlah skor y (Sugiyono, 2010: 255)
Dalam penelitian ini data yang diolah menggunakan bantuan
program komputer SPSS for windows versi 16. Langkah selanjutnya
adalah mengiterpretasikan koefisien korelasi menggunakan pedoman korelasi
sebagai berikut.
0,00-0,199 = Sangat Rendah
0,20-0,399 = Rendah
0,40-0,599 = Sedang
58
0,60-0,799 = Kuat
0,80-1,000 = Sangat Kuat (Sugiyono, 2010: 257)
Model sampel (penduga) dalam penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut.
Yi = α + bXi
Keterangan :
Yi : Variabel bebas (independen)
Xi : Variabel terikat (dependen)
α : Penduga bagi intersip (α)
b : Penduga bagi koefisien regresi (β)
i : 1,2,3,...
2. Pengkajian Analisis Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data
dalam variabel. Dari teori kemungkinan apabila populasi yang
diteliti berdistribusi normal maka konklusi bisa diterima, tetapi
apabila populasi tidak berdistribusi normal maka konklusi
berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh sebab itu, sebelum mengambil
keputusan berdasarkan teori tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu
normalitas distribusinya, apakah pada taraf signifikansi tertentu atau
tidak. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui
normal tidaknya distribusi penelitian masing-masing variabel
penelitian.Pengujian normalitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah normalitas data dengan menggunakan Chi
Kuadrat yang rumusnya sebagai berikut:
= ∑( )
Keterangan:
59
= Chi Kuadrat
= Frekuensi yang diobservasi
= Frekuensi yang diharapkan (Sugiyono, 2010: 241)
Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan bantuan program
komputer Statistic Package for Sosial Sciences (SPSS) dengan taraf
signifikan 5%. Dasar dari pengambilan keputusan ini adalah data
dinyatakan berdistribusi normal jika nilai probabilitasnya lebih dari
0,05 (Siggih Santoso, 2004: 126).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Uji inibiasanya digunakan sebagai prasyarat dalam
analisis korelasi atau regresi linear. Uji linearitas adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk mengetahui status linear atau
tidaknya suatu distribusi dan penelitian. Hasil yang diperoleh melalui
uji linearitas akan menentukan teknik-teknik analisa yang digunakan
bisa digunakan atau tidak.Apabila dari hasil uji linearitas didapatkan
kesimpulan bahwa distribusi data penelitian dikategorikan linear
maka data penelitian dapat digunakan dengan metoda-metoda yang
ditentukan (misalnya analisa regresi linear). Demikian pula
sebaliknya apabila ternyata ditemukan tidak linear maka distribusi
60
data harus dianalisis dengan metode lain. Pengujian linearitas data
menggunakan rumus sebagai berikut.
Fhitung =
( )
( )
Keterangan:
Fhitung = Harga F garis linear
RJKTC = Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok
LRJKE= Rata-rata jumlah kuadrat eror (Hassan
Suryono,2014: 102)
Pada uji linearitaspeneliti dengan menggunakan bantuan
program komputer Statistic Package for Sosial Sciences (SPSS).
Pada uji linearitas yang diharapkan adalah harga F empiric yang
lebih kecil dari F teoritik yang berarti bahwa dalam distribusi data
yang diteliti memiliki bentuk yang linear, dan apabila F empiric
lebih besar dari F teoritiknya maka berarti distribusi datayang
ditelititidak linear. Secara garis besar uji linearitas dengan
menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 16 dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1) Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F,
maka distribusi berpola linear
2) Diterima Ho, jika Fhitunglebih kecil dari Ftabel
Diterima H1, jika Fhitung lebih besar dari Ftabel
61
3) Mencari nilai Ftabelpada taraf signifikan 95% atau = 5%
menggunakan rumus : Ftabel= F(1-a)(db TC, db E)dimana db TC
= k –2 (dk pembilang) dan db E = n –k (dk penyebut).
J. Definisi Operasional Variabel
1. Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang
melibatkan berbagai aktivitas. Membaca sebagai suatu aktivitas tidak
hanya menangkap informasi bacaan yang tersurat namun juga informasi
bacaan yang tersirat.Bentuk-bentuk pemahaman dalam membaca
diantaranya adalah pemahaman literal, pemahaman inferensial,
pemahaman evaluatif, dan pemahaman kreatif.
2. Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Kemampuan pemecahan soal cerita adalah kemampuan atau
kecakapan untuk menyelesaikan soal matematika yang dinyatakan
dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. langkah pemecahan masalah
yang umum digunakan yaitu pemahaman masalah, perencanaan
penyelesaian, pelaksanaan rencana penyelesaian, dan pengecekan
kembali kebenaran penyelesaian
3. Mata Pelajaran Matematika
Matematika adalah suatu kegiatan yang merupakan abstraksi dari
pengalaman dalam bentuk sistematis, teratur, dan eksak. Pembelajaran
matematika lebih mementingkan proses dari pada hasil.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDNGugus III Kecamatan
Kokap kabupeten Kulon Progo dengan total jumlah siswa adalah 58. Dalam
satu Gugus terdapat 7 SD/MI. Adapun SD yang digunakan dalam penelitian
ini berjumlah 5 SD Negeri yaitu SD Negeri 3 Sermo, SD Negeri 1 Sermo, SD
Negeri Tegiri, SD Negeri Hargowilis, dan SD Negeri Kriyan. Pertama, SD
Negeri 3 Sermo yang merupakan SD inti di Gugus III Kokap. SD Negeri ini
beralamat di Klepu, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Kedua, SD Negeri 1
Sermo yang beralamat di Sermo Tengah, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo.
Ketiga, SD Negeri Tegiri yang beralamat di Tegiri, Hargowilis, Kokap,
Kulon Progo. Keempat, SD Negeri Hargowilis yang beralamat di Wekas,
Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Kelima, SD Negeri Kriyan yang beralamat
di Kliripan, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo.
B. Hasil Analisis Deskriptif
Hasil analisis deskripsi masing-masing variabel dijabarkan sebagai
berikut.
1. Kemampuan Membaca
Analisis data pada variabel kemampuan membaca siswa kelas V
SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun
ajaran 2015/2016 menunjukkan hasil yang beragam. Berdasarkan hasil
analisis deskriptif, diperoleh nilai maksimum 29; nilai minimum 10;
mean 21,47; median 22; modus 19; dan standar deviasi 4,027. Distribusi
63
frekuensi skor kemampuan membaca akan disajikan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Membaca
Interval Frekuensi Presentase
28-30 2 3,45%
25-27 13 22,41%
22-24 16 27,59%
19-21 13 22,41%
16-18 11 18,97%
13-15 2 3,45%
10-12 1 1,72%
Jumlah 58 100%
Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi skor kemampuan membaca
dapat digambarkan dalam bentuk grafik histrogam berikut ini.
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Membaca
Historagam distribusi skor kemampuan membaca di atas
menunjukkan bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak
berada pada interval 22-24, sedangkan frekuensi terendah terletak pada
interval 10-12.
1 2
11
13
16
13
2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
10-Des 13-15 16-18 19-21 22-24 25-27 28-30
Interval
10-12
64
Untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan membaca, dilakukan
pengukuran dengan menggunakan acuan yang dikemukakan oleh Anas
Sujono (2011: 176), yaitu sebagai berikut.
a Kategori tinggi = apabila skor > (M + 1SD)
b Kategori sedang = apabila skor antara (M – 1SD) sampai dengan (M
+ 1SD)
c Kategori rendah = apabila skor < (M – 1SD)
Keterangan:
M = Mean (nilai rata-rata hitung)
SD = Standar Deviasi
Berdasarkan hasil perhitungan,dapat diketahui tingkat
kemampuan membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan
Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 adalah sebagai
berikut.
a Kategori tinggi = skor > 26
b Kategori sedang = skor antara 17 – 26
c Kategori rendah = skor < 17
Distribusi frekuensi tingkat kemampuan membaca siswa dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Membaca
Skor Frekuensi Persentase Kategori
>26 4 6,90% Tinggi
17 – 26 46 79,31% Sedang
<17 8 13,79% Rendah
Jumlah 58 100%
Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi tingkat kemampuan
membaca siswa dapat digambarkan dengan diagram batang di bawah ini.
65
Gambar 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Membaca
Diagram batang di atas menggambar tingkat kemampuan
membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap
Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016, yaitu pada kategori
rendah sebesar 13,79% (8 siswa), kategori sedang 79,31% (46 siswa),
dan kategori tinggi sebesar 6,90% (4 siswa).
Skor total variabel kemampuan membaca diperoleh melalui tes
dari beberapa indikator. Dibawah ini akan disajikan tabel perolehan skor
untuk masing-masing indikator tes kemampuan membaca.
Tabel 15. Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan Membaca
Indikator Jumlah Item Skor Total Skor Rata-
rata
Pemahaman Literal 13 538 41,38
Pemahaman Inferensial 12 438 36,50
Pemahaman Evaluatif 2 80 40
Pemahaman Kreatif 3 139 46,33
Jumlah 30 1195
13,79%
79,31%
6,90%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Rendah Sedang Tinggi
Kategori Frekuensi
66
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh skor untuk masing-masing
indikator tes kemampuan membaca dapat digambarkan dengan diagram
batang berikut ini.
Gambar 4. Diagram Batang Perolehan Rata-Rata Skor Indikator Tes
Kemampuan Membaca
Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk
masing-masing indikator tes kemampuan membaca, yaitu skor tertinggi
pada indikator “pemahaman kreatif” dengan skor rata-rata 46,33. Dan
skor terendah pada indikator “ pemahaman inferensial” dengan skor rata-
rata 36,50.
Dari gambar 4 di atas juga dapat terlihat bahwa skor rata-rata
pemahaman literal dan inferensial serta skor rata-rata pemahaman
evaluatif dan kreatif tidak berbeda jauh, padahal tingkat kesulitan soal
yang berbeda. Hal ini disebabkan karena terdapat kesenjangan antara
jumlah butir soal pemahaman literal dan inferensial (13 butir dan 12
41,38
36,5
40
46,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Pemahaman
Literal
Pemahaman
Inferensial
Pemahaman
Evaluatif
Pemahaman
Kreatif
Indikator
Skor
67
butir) serta pemahaman evaluatif dan kreatif (2 butir dan 3 butir),
semakin sedikit jumlah butir soal maka semakin sedikit pula pembagi
dari jumlah skor yang diperoleh sehingga nilai rata-rata menjadi semakin
banyak.
Indikator-indikator tes kemampuan membaca terdiri dari beberapa
sub indikator. Di bawah ini akan disajikan tabel perolehan skor untuk
masing-masing sub indikator kemampuan membaca.
Tabel 16. Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan Membaca
Indikator Sub Indikator Jumlah
Item
Skor
Total
Skor Rata-
rata
Pemahaman
Literal
Menyebutkan
tokoh dan watak
dalam cerita rakyat
5 218 43,6
Menyebutkan
setting dalam cerita
rakyat
8 320 40
Pemahaman
Inferensial
Menyimpulkan
pikiran utama
5 207 41,4
Menafsirkan kata
(berimbuhan)
5 178 59,3
Menarik
Kesimpulan dan
nilai moral
2 103 51,5
Pemahaman
Evaluatif
Mengungkapkan
pendapat
1 26 26
Memberikan
tanggapan
1 54 54
Pemahaman
Kreatif
Melengkapi
kalimat
3 139 46,3
Jumlah 30 1245
Berdasarkan tabel di atas, perolehan skor untuk masing-masing
sub indikator tes kemampuan membaca dapat digambarkan dengan
diagram batang di bawah ini.
68
Gambar 5. Diagram Batang Perolehan Skor Sub Indikator Tes
Kemampuan Membaca
Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk
masing-masing sub indikator tes kemampuan membaca, yaitu skor
tertinggi dengan skor rata-rata 59,3 diperoleh sub indikator “menafsirkan
kata (berimbuhan)” yang merupakan bagian dari indikator “pemahaman
inferensial”. Dan skor terendah dengan skor rata-rata 26 diperoleh sub
indikator “Mengungkapkan pendapat” yang merupakan bagian dari
indikator “pemahaman evaluatif”.
2. Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
Analisis data pada variabel kemampuan pemecahan soal cerita
matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap
Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan hasil yang
beragam. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh nilai maksimum
38; nilai minimum 12; mean 23,59; median 23,50; modus 13; dan standar
43,6 40 41,4
59,3
51,5
26
54
46,3
0
10
20
30
40
50
60
70 Menyebutkan tokoh dan
watak dalam cerita rakyat
Menyebutkan setting
dalam cerita rakyat
Menyimpulkan pikiran
utama
Menafsirkan kata
(berimbuhan)
Menarik Kesimpulan dan
nilai moral
Mengungkapkan
pendapat
Memberikan tanggapan
Melengkapi kalimatSub Indikator
Skor
69
deviasi 7,315. Distribusi frekuensi skor kemampuan pemecahan soal
cerita matematika akan disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Matematika
Interval Frekuensi Presentase
36-39 2 3,45%
32-35 8 13,79%
28-31 8 13,79%
24-27 11 18,97%
20-23 10 17,24%
16-19 10 17,24%
12-15 9 15,52%
Jumlah 58 100%
Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi skor kemampuan
pemecahan soal cerita matematika dapat digambarkan dalam bentuk
grafik histrogam berikut ini.
Gambar 6. Histogram Distribusi Skor Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika
Historagam distribusi skor kemampuan pemecahan soal cerita
matematika di atas menunjukkan bahwa kelompok yang mempunyai
frekuensi terbanyak berada pada interval 24-27, sedangkan frekuensi
terendah terletak pada interval 36-39.
9 10 10
11
8 8
2
0
2
4
6
8
10
12
16-19 20-23 24-27 28-31 32-35 36-39
Interval
12-15
70
Untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan pemecahan soal
cerita matematika, dilakukan pengukuran dengan menggunakan acuan
yang dikemukakan oleh Anas Sujono (2011: 176), yaitu sebagai berikut.
d Kategori tinggi = apabila skor > (M + 1SD)
e Kategori sedang = apabila skor antara (M – 1SD) sampai dengan (M
+ 1SD)
f Kategori rendah = apabila skor < (M – 1SD)
Keterangan:
M = Mean (nilai rata-rata hitung)
SD = Standar Deviasi
Berdasarkan hasil perhitungan,dapat diketahui tingkat
kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri
Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016 adalah sebagai berikut.
d Kategori tinggi = skor > 31
e Kategori sedang = skor antara 16 – 31
f Kategori rendah = skor < 16
Distribusi frekuensi tingkat kemampuan pemecahan soal cerita
matematikasiswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika
Skor Frekuensi Persentase Kategori
>31 10 17,24% Tinggi
16 - 31 39 67,24% Sedang
<16 9 15,52% Rendah
Jumlah 58 100%
Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi tingkat kemampuan
pemecahan soal cerita matematikasiswa dapat digambarkan dengan
diagram batang di bawah ini.
71
Gambar 7. Histogram Distribusi Tingkat Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika
Diagram batang di atas menggambar tingkat kemampuan
pemecahan soal cerita matematikasiswa kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016,
yaitu pada kategori rendah sebesar 15,52% (9 siswa), kategori sedang
67,24% (39 siswa), dan kategori tinggi sebesar 17,24% (10 siswa).
Skor total variabel kemampuan pemecahan soal cerita
matematikadiperoleh melalui tes dari beberapa indikator. Dibawah ini
akan disajikan tabel perolehan skor untuk masing-masing indikator tes
kemampuan pemecahan soal cerita matematika.
15,52%
67,24%
17,24%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
Rendah Sedang Tinggi
Kategori Frekuensi
72
Tabel 19. Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan Pemecahan Soal
Cerita Matematika
Indikator Jumlah Item Skor Total Skor Rata-
rata
Pemahaman Masalah 11 342 31,09
Perencanaan
penyelesaian
11 397 36,09
Pelaksanaan rencana
penyelesaian
9 313 34,78
Pengecekan kembali
kebenaran penyelesaian
9 316 35,11
Jumlah 40 1368
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh skor untuk masing-masing
indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika dapat
digambarkan dengan diagram batang berikut ini.
Gambar 8. Diagram Batang Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika
Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk
masing-masing indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita
matematika, yaitu skor tertinggi pada indikator “perencanaan
31,09
36,09
34,78 35,11
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Pemahaman
Masalah
Perencanaan
penyelesaian
Pelaksanaan
rencana
penyelesaian
Pengecekan
kembali
kebenaran
penyelesaian
Indikator
Skor
73
penyelesaian” dengan skor rata-rata 36,09. Dan skor terendah pada
indikator “ pemahaman masalah” dengan skor rata-rata 31,09.
Indikator-indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita
matematikaterdiri dari beberapa sub indikator. Di bawah ini akan
disajikan tabel perolehan skor untuk masing-masing sub indikator
kemampuan pemecahan soal cerita matematika.
Tabel 20. Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan Pemecahan
Soal Cerita Matematika
Variabel Indikator Sub
Indikator
Jumlah
Item
Skor
Total
Skor
Rata-rata
Kemampuan
Pemecahan
Soal Cerita
Matematika
Pemahaman
Masalah
Bilangan
Prima
1 15 15
Faktor
prima dan
faktorisasi
prima
2 69 34,5
Faktor
persekutuu
an terbesar
(FPB)
4 129 32,25
Kelipatan
persekutua
n terkecil
(KPK)
4 129 32,25
Perencanaan
penyelesaian
Bilangan
Prima
1 44 44
Faktor
prima dan
faktorisasi
prima
2 88 44
Faktor
persekutua
n terbesar
(FPB)
4 119 29,75
Kelipatan
persekutua
n terkecil
(KPK)
4 146 36,5
74
Sub
Indikator
Jumlah
Item
Skor
Total
Skor
Rata-
rata
Indikator
Pelaksanaan
rencana
penyelesaian
Bilangan
Prima
1 42 42
Faktor
prima dan
faktorisasi
prima
2 88 44
Faktor
persekutuu
an terbesar
(FPB)
3 94 31,33
Kelipatan
persekutua
n terkecil
(KPK)
3 89 29,67
Pengecekan
kembali
kebenaran
penyelesaian
Bilangan
Prima
1 36 36
Faktor
prima dan
faktorisasi
prima
2 73 36,5
Faktor
persekutuu
an terbesar
(FPB)
3 88 29,33
Kelipatan
persekutua
n terkecil
(KPK)
3 119 39,67
Jumlah 40 1368
Berdasarkan tabel di atas, perolehan skor untuk masing-masing
sub indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika dapat
digambarkan dengan diagram batang pada halaman berikut.
75
Gambar 9. Diagram Batang Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
15
44 42
36 34,5
44 44
36,5
32,25
29,75 31,33
29,33
32,25
36,5
29,67
39,67
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Bilangan Prima
Faktor prima
dan faktorisasi
prima
Faktor
persekutuuan
terbesar (FPB)
Kelipatan
persekutuan
terkecil (KPK)
Sub Indikator
Pemahaman
Masalah
Pelaksanaan
rencana
penyelesaian
Perencanaan
penyelesaian Pengecekan
kembali
kebenaran
penyelesaian
Skor
76
Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk
masing-masing sub indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita
matematika, yaitu skor tertinggi dengan skor rata-rata 44 diperoleh dari 2
sub indikator.Pertama, sub indikator “bilangan prima” serta “faktor prima
dan faktorisasi prima” yang merupakan bagian dari indikator
“perencanaan penyelesaian”.Kedua, sub indikator “faktor prima dan
faktorisasi prima” yang merupakan bagian dari indikator “pelaksanaan
rencana penyelesaian”, sedangkan skor terendah dengan skor rata-rata
15 diperoleh sub indikator “bilangan prima” yang merupakan bagian dari
indikator “pemahaman masalah”.
3. Hubungan antara Kemampuan Membaca dengan Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika
a Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas dan uji linearitas. Peneliti dalam menganalisis data
menggunakan bantuan komputer program SPSS for Windows versi
16.
1) Uji Normalitas
Sebaran data variabel dinyatakan normal apabila nilai
signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 > nilai
taraf signifikansi. Taraf signifikansi pada penelitian ini adalah
5%. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
77
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Membaca
dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
Variabel Nilai
signifikansi
hasil analisis
SPSS for
Windows versi
16
Nilai taraf
signifikansi
Keterangan
Kemampuan
membaca
0,059 0,05 Normal
Kemampuan
pemecahan
soal cerita
matematika
0,200 0,05 Normal
Berdasarkan tabel di atas, variabel kemampuan membaca
mempunyai nilai signifikansi hasil analisis SPSS for Windows
versi 16 sebesar 0,059 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05
(0,059 > 0,05). Dengan demikian, variabel kemampuan
membaca memiliki sebaran data normal.Hasil perhitungan
normalitas variabel kemampuan membaca dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16 dapat
dilihat pada lampiran 9 halaman 114.
Selanjutnya variabel kemampuan pemecahan soal cerita
matematika mempunyai nilai signifikansi hasil analisis SPSS for
Windows versi 16 sebesar 0,200 lebih besar dari nilai taraf
signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5%(0,200 >
0,05). Dengan demikian, sebaran data pada variabel kemampuan
pemecahan soal cerita matematika adalah normal.Hasil
perhitungan normalitas variabel kemampuan pemecahan soal
cerita matematika dengan menggunakan bantuan program
78
komputer SPSS for Windows versi 16 dapat dilihat pada
lampiran 10 halaman 115.
2) Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan.Pada uji linearitaspeneliti dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSSfor windows versi 16.
Tabel 22. Hasil Uji Linearitas Variabel Kemampuan Membaca
dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
KEMAMPUAN
PEMECAHAN
SOAL CERITA
MATEMATIK
A *
KEMAMPUAN
MEMBACA
Between
Groups
(Combined) 1523.386 14 108.813 3.065 .002
Linearity 1204.404 1 1204.404 33.923 .000
Deviation
from
Linearity
318.981 13 24.537 .691 .761
Within Groups 1526.683 43 35.504
Total 3050.069 57
Berdasarkan nilai F : dari output di atas, diperoleh nilai
Fhitung = 0,692, sedangkan Ftabel dapat di cari pada tabel
distribution tabel nilai F 5% dengan mengacu df
. Dari tabel
ditemukan nilai Ftabel= 1,96. Karena nilai Fhitung lebih kecil dari
Ftabel(0,692 <1,96) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan linear secara signifikan antara variabel kemampuan
membaca (X) dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika (Y).Hasil perhitungan linearitas variabel
79
kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika dengan menggunakan bantuan program komputer
SPSS for Windows versi 16 dapat dilihat pada lampiran 11
halaman 116.
Selain dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel,
untuk menyimpulkan apakah terdapat hubungan yang linear atau
tidak antar variabel dapat dilihat pula melalui nilai signifikansi.
Dari tabel 22 diatas dapat kita lihat bahwa nilai signifikansi
(0,761) > 0,05, sehingga terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel kemampuan membaca (X) dengan kemampuan
pemecahan soal cerita matematika (Y). Titik Persentase
Distribusi F untuk Probabilitas 0,05 dapat dilihat pada lampiran
14 halaman 120.
b Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis pada
penelitian ini yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan
pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus
III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016”. Hubungan antara kemampuan membaca dengan
kemampuan pemecahan soal cerita matematika dihitung dengan
teknik korelasi Pearson product moment yang diolah menggunakan
SPSS 16.
80
Tabel 23. Hasil Uji Korelasi Variabel Kemampuan Membaca
dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Correlations
KEMAMPUAN
MEMBACA
KEMAMPUAN PEMECAHAN
SOAL CERITA MATEMATIKA
KEMAMPUAN
MEMBACA
Pearson
Correlation 1 .628**
Sig. (2-tailed) .000
N 58 58
KEMAMPUAN
PEMECAHAN
SOAL CERITA
MATEMATIKA
Pearson
Correlation .628** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 58 58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel hasil uji korelasi di atas, diketahui bahwa
nilai r hitung 0,628 lebih besar dari r tabel sebesar 0,259(0,628
>0,259). Tabel r Product Moment pada Sig 0,05 (Two Tail) dapat
dilihat pada lampiran 13 halaman 119. Setelah diketahui koefisien
korelasi, langkah selanjutnya yaitu mengiterpretasikan koefisien korelasi
menggunakan pedoman korelasi sebagai berikut.
0,00-0,199 = Sangat Rendah
0,20-0,399 = Rendah
0,40-0,599 = Sedang
0,60-0,799 = Kuat
0,80-1,000 = Sangat Kuat (Sugiyono, 2010: 257)
Sesuai dengan pedoman korelasidi atas, maka nilai koefisien
korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai korelasi
yang kuat. Hal ini karena nilai koefisien korelasi 0,628 berada pada
rentang 0,60-0,799 yang termasuk dalam tingkatan hubungan kuat.
Dengan demikian, kemampuan membaca dan kemampuan
pemecahan soal cerita matematika mempunyai korelasi yang kuat.
81
Selain dengan membandingkan r hitung dan r tabel dapat juga
dengan membandingkan nilai signifikansi hasil analisis program
komputer SPSS for windows versi 16 dengan nilai taraf signifikansi
sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5%. Nilai signifikansi hasil
analisis program komputer SPSS for windows versi 16 sebesar 0,000
lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf
signifikansi 5% (0,00 < 0,05).
Untuk mengetahui hubungan fungsional atau kausal antara
variabel kemampuan membaca dengan variabel kemampuan
pemecahan soal cerita matematika digunakan regresi linier. Dalam
mencari regresi linier penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan
program komputer SPSS versi 16.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .628a .395 .384 5.741
a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN MEMBACA
ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1204.404 1 1204.404 36.543 .000a
Residual 1845.665 56 32.958
Total 3050.069 57
a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN MEMBACA
b. Dependent Variable: KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA
82
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .915 4.123 -.222 .825
KEMAMPUAN MEMBACA
1.141 .189 .628 6.045 .000
a. Dependent Variable: KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL
CERITA MATEMATIKA
Berdasarkan uji regresi linier sederhana kemampuan
membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematikapada siswa kelas V SDN gugus III Kecamatan Kokap
Kabupaten Kulon Progo diperoleh nilai koefisien regresi R= 0,628,
serta nilai F= 36.543 dengan sig= 0,000. Sehingga dari data tersebut
maka hipotesis diterima. Penelitian ini mendapatkan sumbangan
efektif R2= 0,395 yang menunjukkan adanya 39,5% variabel
kemampuan membaca dipengaruhi oleh kemampuan pemecahan soal
cerita matematika.
Bentuk persamaan regresi berupa:
Yi = α + bXi
Keterangan :
Yi : Variabel bebas (independen)
Xi : Variabel terikat (dependen)
α : Penduga bagi intersip (α)
b : Penduga bagi koefisien regresi (β)
Y = 0,915 + 1141X
Harga 0,915 merupakan nilai konstanta (α) yang menunjukkan
bahwa jika tidak ada kenaikan kemampuan pemecahan soal cerita
83
matematika, maka kemampuan membaca akan mencapai 0,915.
Adapun harga 1141 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan
bahwa setiap ada penambahan 1 angka untuk setiap kemampuan
pemecahan soal cerita matematika, maka akan ada kenaikan
kemampuan membaca sebesar 1141.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap
Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016” diterima dan
dinyatakan bahwa antara kemampuan membaca dengan kemampuan
pemecahan soal cerita matematika siswa memiliki hubungan yang
positif dan signifikan.
C. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 9-12 Febuari 2016 di
kelas V Sekolah Dasar Negeri gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon
Progo tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa tingkat kemampuan
membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 sebagian besar berada pada kategori
sedang dengan persentase sebesar 79,31%, begitu pula dengan tingkat
kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa yang berada pada
kategori sedang dengan persentase sebesar 67,24%. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tingkat kemampuan membaca dan tingkat kemampuan
84
pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 berada
pada kategori sedang.
Perolehan skor untuk indikator-indikator tes kemampuan membaca
didapatkan skor tertinggi dengan rata-rata 46,33 pada indikator “pemahaman
kreatif”, dan skor terendah pada indikator “ pemahaman inferensial” dengan
skor rata-rata 36,50.
Perolehan rata-rata skor tertinggi pada indikator “pemahaman kreatif”
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan item-item tes tentang pemahaman kreatif.
Item-item tentang pemahaman kreatif menguji kemampuan siswa dalam
memberikan respon emosional dan estestis terhadap wacana yang sesuai
dengan strandar pribadi dan standar profesional. item tentang melengkapi
kalimat menguji kemampuan siswa dalam melengkapi kalimat yang rancu
maupun kalimat yang belum sempurna.
Perolehan rata-rata terendah pada indikator “ pemahaman inferensial”
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 masih
belum mampu menjawab item-item tes tentang menyimpulkan pikiran utama,
menafsirkan kata (berimbuhan), serta menarik kesimpulan dan nilai moral.
Item-item tentang menyimpulkan pikiran utama menguji kemampuan siswa
dalam mencari pikiran utama dari wacana yang dibaca. Item-item tentang
85
menafsirkan kata (berimbuhan) menguji kemampuan siswa dalam penguasaan
banyak kosa kata dan maknanya, sedangkan item-item tentang menarik
kesimpulan dan nilai moral menguji kemampuan siswa dalam menyimpulkan
isi wacana yang dibaca.
Perolehan skor untuk masing-masing sub indikator dari indikator-
indikator tes kemampuan membaca didapat skor tertinggi dengan rata-rata
59,3 untuk sub indikator “menafsirkan kata (berimbuhan)” yang merupakan
bagian dari indikator “pemahaman inferensial”, dan skor terendah dengan
rata-rata 26 diperoleh sub indikator “mengungkapkan pendapat” yang
merupakan bagian dari indikator “pemahaman evaluatif”.
Perolehan rata-rata skor tertinggi pada sub indikator “menafsirkan
kata (berimbuhan)” menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SD
Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016 memiliki banyak kumpulan kosakata beserta maknanya.
Sedangkan perolehan rata-rata skor terendah pada sub indikator
“mengungkapkan pendapat” menandai bahwa sebagian besar siswa kelas V
SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016 belum mampu memberikan tanggapan atau pendapat mengenai isi
wacana.
Perolehan skor untuk masing-masing sub indikator dari indikator-
indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika diperoleh skor
tertinggi dengan skor rata-rata 39,75 pada sub indikator “faktor prima dan
86
faktorisasi prima” sedangkan skor terendah dengan skor rata-rata 30,71
diperoleh sub indikator “faktor persekutuan terbesar (FPB)”.
Perolehan rata-rata skor tertinggi pada sub indikator “faktor prima dan
faktorisasi prima” menunjukkan bahwa siswa kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 telah
memahami faktor prima dan faktorisasi prima. Sedangkan perolehan rata-rata
skor terendah pada sub indikator “faktor persekutuan terbesar (FPB)”
menandai bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 belum
memahami materi mengenai faktor persekutuan terbesar (FPB).
Hasil analisis sebaran data kemampuan membaca diperoleh nilai
signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 sebesar 0,059 lebih
besar dari taraf signifikansi 0,05 (0,059 > 0,05). Dengan demikian, variabel
kemampuan membaca memiliki sebaran data normal. Sedangkan hasil
analisis sebaran data pemecahan soal cerita matematika diperoleh nilai
signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 sebesar 0,200 lebih
besar dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5%
(0,200 > 0,05). Dengan demikian, sebaran data pada variabel kemampuan
pemecahan soal cerita matematika adalah normal.
Hasil analisishubungan linearantara variabel kemampuan membaca
(X) dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika (Y) diperolehnilai
Fhitung = 0,692, sedangkan Ftabel dapat di cari pada tabel distribution tabel nilai
F 5% dengan mengacu df “
”. Dari tabel ditemukan nilai Ftabel=
87
1,96.Karena nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel(0,692 <1,96) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel
kemampuan membaca (X) dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika (Y).
Selain dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, untuk
menyimpulkan apakah terdapat hubungan yang linear atau tidak antar
variabel dapat dilihat pula melalui nilai signifikansi. Nilai signifikansiantara
variabel kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika lebih besar dari nilai signifikansi 5% (0,761) > 0,05, sehingga
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kemampuan membaca (X)
dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika (Y).
Hasil analisis hubungan antara kemampuan membaca dengan
kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa diperoleh r hitung 0,628
lebih besar dari r tabel sebesar 0,2609 (0,628 > 0,259) dan nilai signifikansi
hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16 sebesar 0,000
lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5%
(0,00 < 0,05). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca dengan
kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri
Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran
2015/2016.
Adanya hubungan antara kemampuan membaca dengan kemampuan
pemecahan soal cerita matematika disebabkan karenakemampuan membaca
88
merupakan kemampuan yang diperlukan oleh siswa dalam belajar maupun
memecahkan soal cerita matematika. Matematika merupakan bahasa yang
melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita
sampaikan. Sebagaimana disampaikan oleh Galileo Galilei (dalam Moch.
Masyukur Ag dan Abdul Halim Fathani, 2007: 46) bahwa alam semesta itu
bagaikan sebuah buku yang hanya dapat dibaca kalau orang mengerti
bahasanya dan akrab dengan lambang dan huruf yang digunakan di dalamnya,
dan bahasa alam tersebut tidak lain adalah matematika. Membaca sebagai
suatu aktivitas tidak hanya menangkap informasi bacaan yang tersurat namun
juga informasi bacaan yang tersirat.
Kemampuan pemecahan soal cerita adalah kemampuan atau
kecakapan untuk menyelesaikan soal matematika yang dinyatakan dengan
kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dalam
memecahkan atau menyelesaikan soal cerita matematika dibutuhkan
kemampuan membaca siswa yang mumpuni sehingga mampu
menerjemahkan atau menafsirkan kalimat-kalimat cerita dalam soal cerita ke
dalam kalimat matematika.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Farida Rahim(2007: 2) menyatakan
bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang
melibatkan berbagai aktivitas. Aktivitas yang dimaksud diantaranya aktivitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.Mendukung pendapat
Farida Rahim di atas, Marsudi Raharjo (2008: 1) menyatakan bahwa:
89
Hasil Monitoring dan Evaluasi (ME) PPPPTK (P4TK) Matematika
2007 dan PPPG Matematika tahun-tahun sebelumnya memperlihatkan
lebih dari 50% guru menyatakan sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Penyebabnya adalah
kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-
hari ke dalam kalimat matematika.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara kemampuan dengan kemampuan pemecahan soal cerita
matematika siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan membaca yang baik
terutama dalam hal memahami makna sebuah wacana akan memiliki
kemampuan untuk mengerjakan soal matematika khususnya soal dalam
bentuk cerita. Maka hasil penelitian sesuai dengan teori yang telah
dikemukakan.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan masalah dalam penelitian ini adalah cakupan materi
dalam tes objektif kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal
cerita matematika kurang lengkap karena tidak mencakup semua materi
dalam silabus matematika Sekolah Dasar Negeri kelas V.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada
bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Tingkat kemampuan membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016
sebagian besar berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar
79,31%.
2. Tingkat kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD
Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun
ajaran 2015/2016 sebagian besar berada pada kategori sedang dengan
persentase sebesar 67,24%.
3. Terdapat hubungan linear antara variabel kemampuan membaca (X)
dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika (Y), yang
dibuktikan dengan nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (0,692 <1,96). Selain
dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, untuk menyimpulkan
apakah terdapat hubungan yang linear atau tidak antar variabel dapat
dibuktikandengan nilai signifikansi variabel yang lebih besar dari nilai
signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5% (0,761) >
0,05.Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa
kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo
91
tahun ajaran 2015/2016, yang dibuktikan dengan nilai r hitung 0,628
lebih besar dari r tabel sebesar 0,259 (0,628 > 0,259) dan nilai
signifikansi hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada
taraf signifikansi 5% (0,000< 0,05).
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, peneliti memberikan saran
sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa harus lebih rajin untuk berlatih soal-soal cerita matematika
khususnya tentang faktor persekutuan besar (FPB). Siswa disarankan
agar lebih rajin dalam mengembangkan kemampuan menyelesaikan soal
cerita matematika dengan cara meningkatkan kemampuan membaca
siswa. Menyatakan pendapat mengenai sebuah wacana menjadi salah
satu cara meningkatkan kemampuan membaca siswa.
2. Bagi Guru
Guru disarankan untuk lebih banyak memberikan materi maupuan
soal-soal latihan matematika kepada siswa tentang faktor persekutuan
besar (FPB). Selain itu, diharapkan guru juga lebih banyak memberikan
soal-soal yang berkaitan dengan memberikan pendapat mengenai sebuah
wacana supaya siswa dapat meningkat dalam kemampuan membacanya.
92
3. Bagi Orang Tua
Orang tua disarankan untuk selalu membimbing dan mengawasi
kegiatan belajar siswa di rumah, supaya siswa menjadi lebih tertib dalam
belajar sehingga kemampuan siswa meningkat baik dalam hal
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika maupun kemampuan
membacanya.
93
DAFTAR PUSTAKA
Agung Edy Wibawa. (2012). Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian.
Yogyakarta: Gava Media.
Anas Sujono. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Artuclus Cahya Prihandoko. (2006). Memahami Konsep Matematika Secara
Benar dan Menyajikannya dengan Menarik. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
Daitin Tarigan. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Depdiknas. (2003). Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Endang Setyo Winarni dan Sri Hamini. (2012). Matematika Untuk PGSD.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
Farida Rahim. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Gorys Keraf. (2001). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Grameda Pustaka Utama.
Hassan Suryono. (2014).Metode Analisis Statistik. Yogyakarta: Ombak
Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik, dan Puji Lestari Prianto. (2004). Pendidikan
Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Karso. (1998). Buku Materi Pokok Pendidikan Matematika 1. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Marsigit. (2003). Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi di SMK. Penataran Kurikulum Matematika Berbasis
Kompetensi Untuk SMK di BPG Yogyakarta.
Marsudi Raharjo. (2008). Pembelajaran Soal Cerita Berkait Penjumlahan dan
Pengurangan di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Moch. Masyukur Ag dan Abdul Halim Fathani, (2007). Mathematical
Intelligence:Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan
Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
94
Purwanto. (2006). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Surakarta:
Pustaka Pelajar.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press.
Saifuddin Azwar. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Saleh Haji. (1994). Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
di Kelas V SD Negeri Percobaan Surabaya. Tesis. PPs IKIP Surabaya.
Singgih Santoso. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik.Jakarta:
Gramedia.
Siregar. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________ . (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
DEPDIKNAS.
Tim Dosen. (1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim Dosen AP. (2010). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Wuradji. (2006). Paduan Penelitian Survei. Yogyakarta: Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Yogyakarta.
Yulianto D. Saputra. (Tanpa tahun). Menangani Kesulitan Belajar pada Anak
Diskalkulia. Yogyakarta: Familia.
Zainal Abidin. (1989). Studi Tentang Prestasi Siswa Kelas VI SD Negeri di
Kodya Banda Aceh dalam Menyelesaikan Soal Hitungan dan Soal Cerita.
Tesis. Malang : PPs IKIP Malang.
95
LAMPIRAN
96
Lampiran 1
Soal Tes Kemampuan Membaca
Nama :
Sekolah :
Kelas :
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang
paling benar. 1. Tokoh cerita dalam fabel adalah ...
a. Manusia
b. Raja-raja
c. Binatang
d. Tumbuhan
2. Tokoh dalam cerita yang berwatak baik disebut tokoh ...
a. Protagonist
b. Antagonis
c. Utama
d. Tambahan
3. Berita terbaru kami dengan melalui siaran radio.
Arti imbuhan ter- pada terbaru ialah ...
a. Tidak sengaja
b. Paling
c. Dapat
d. Keadaan
4. Kata berikut ini yang bukan berawalan ter- adalah ...
a. Tercanggih
b. Terima
c. Teringat
d. Terbanyak
5. Dalam film itu ditayangkan munculnya Danau Batur di Pulau Bali. Pulau itu
selalu diselimuti kabut putih. Suasana itu mengingatkan kita tentang tempat
bersemayamnya para dewa. Berdasarkan mitos itulah, maka sampai kini
Pulau Bali dikenal sebagai Pulau Dewata.
Informasi penting yang terdapat dalam cerita di atas adalah tentang ...
a. Danau Batur yang diselimuti salju
b. Tempat bersemayamnya para dewa
c. Pulau Bali sebagai Pulau Dewata
d. Pemandangan yang indah di Pulau Bali
6. Ayah sedang membuat ... tikus
Kata yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ...
a. Terowongan
b. Sarang
c. Saluran
d. Perangkap
7. Sehari-hari orang ini harus siaga karena bahaya bisa datang kapan saja.
Jika sirene berbunyi, ia akan siap-siap mengenakan seragamnya yang
berwarna biru. Bersama teman-temannya ia menaiki sebuah mobil besar
berwarna merah. Mobil itu dilengkapi tangki air, selang dan meriam air.
Dari kantornya, ia dan teman-temannya akan menjuju ke daerah bencana
sambil membunyikan sirene. Ia dengan teman-temannya dengan gagah
berani menembus daerah berbahaya meskipun ia bisa kehilangan nyawa
karena api yang membara.
Orang yang diceritakan dalam deskripsi ini adalah ...
a. Polisi lalu lintas c. Petugas pemadam kebakaran
b. Penjinak bom d. Petugas hansip
97
8. Asyiknya, Naik Kereta Api
Sudah pernah naik kereta api? Tidak usah heran kalau ternyata banyak di
antara kita yang belum pernah naik kereta api. Padahal naik kereta api itu
sangat menyenangkan. Kita bisa melihat sawah-sawah, hutan dan desa.
Selain itu, jalannya sangat cepat bebas dari kemacetan lalu lintas.
Garis besar isi bacaan di atas adalah ...
a. Naik kereta api tidak menyenangkan
b. Naik kereta api sering dijebak macet
c. Naik kereta api sangat menyenangkan
d. Naik kereta api jalannya sangat cepat
9. “Em... em ... mana ibu, Kak?” tanya Yanto sambil menangis tersedu-sedu.
“Emak ke pasar Dik! Bersabarlah, tidak lama lagi ibu datang. Ibu pasti
membawa kue buat Yanto.”Bu, cepatlah pulang!”
Topik penggalan cerita di atas adalah ....
a. Menangisi kepergian ibu c. Pergi ke pasar
b. Membawa kue d. Menunggu kedatangan ibu
10. Pengusaha itu tinggal di sebuah rumah mewah di tengah kota.
Latar tempat dalam cerita tersebut adalah ...
a. Sebuah hutan belantara c. Rumah mewah di tengah kota
b. Lautan yang luas d. Rumah gubuk di tengah kota
11. Cerita rakyat “Malin Kundang” berasal dari ...
a. Sumatera Utara
b. Sumatera Selatan
c. Sumatera Barat
d. Riau
12. Perhatikan cerita berikut!
”Pak, biarlah saya yang pergi ke puncak gunung itu,” kata si Bungsu.
”Saya yang akan mengambil bara api ajaib itu untuk kesembuhan ibu.”
”Apakah kamu tidak takut dimangsa ular gaib itu?” tanya si Sulung kepada
adiknya. ”Tidak. Aku percaya bisa mendapatkan bara api ajaib itu,” kata si
Bungsu mantap. Sebenarnya si Bungsu juga merasa takut. Namun, tekad
untuk menyembuhkan ibunya membuatnya nekad untuk mendapatkan bara
api ajaib.
Tokoh utama cerita rakyat di atas adalah . . . .
a. Si Bungsu c. Si Sulung
b. Ular n’Daung d. Ibu
13. Sifat si Bungsu dalam cerita rakyat pada soal nomor 1 di atas adalah . . . .
a. Baik dan pemberani c. Pemalas lagi penakut
b. suka iri dan dengki d. Pemberani dan keras kepala
14. Perhatikan cerita berikut!
Di suatu kampung yang damai, hidup sepasang suami istri miskin. Mereka
tinggal di sebuah gubuk berdinding kulit kayu dan beratap rumbia di
pinggir hutan. Sebagian atapnya sudah berlubang-lubang. Jika hujan
datang, suami istri itu sibuk menambal atap tersebut dengan daundaun
kayu yang besar.
Berdasarkan kutipan di atas, latar cerita berada di . . . .
a. Suatu kampung di pinggiran hutan c. Kota yang ramai
b. Desa yang damai d. Negeri yang aman dan damai
98
15. Perhatikan cerita berikut!
Akhirnya mereka bertemu dengan Pak Garam dan meminta tolong
kepadanya. ”Saya tak punya pengetahuan untuk menyalatkan orang mati,”
jawab Pak Garam singkat. ”Kami tak peduli Pak Garam pandai atau tidak,
tetapi tolong keluarga kami yang meninggal itu dimandikan dan
disembahyangkan,” tutur salah seorang utusan tersebut. Setelah berpikir
panjang dan tak ragu lagi, Pak Garam akhirnya menyetujui. ”Baiklah kalau
begitu,” jawabnya singkat.
Berdasarkan kutipan di atas watak Pak Garam adalah . . . .
a. Gemar menolong orang lain c. Pembohong
b. Pemalas d. Pemalu
16. Perhatikan cerita berikut!
Alkisah, Kerajaan Wisnuloka dipimpin oleh Dewa Wisnu. Kerajaan
Wisnuloka dihuni oleh para dewa dan bidadari. Salah satu bidadari itu
bernama Dewi Ratih atau Dewi Bulan. Kerajaan Wisnuloka sering
mendapat ancaman dari para raksasa yang bermukim di bumi Balidwipa.
Raksasa-raksasa itu tidak saja menakutkan manusia. Akan tetapi, para
dewa pun takut. Ketakutan para dewa itu disebabkan oleh tindakan keji
para raksasa. Banyak dewa terbunuh dan ratusan bidadari diculik.
Kutipan cerita di atas merupakan bagian . . . .
a. Awal cerita c. Akhir cerita
b. Tengah cerita d. Awal dan akhir cerita
17. Suasana yang terjadi pada cerita di atas adalah . . . .
a. Menakutkan c. Menyedihkan
b. Menyenangkan d. Menggembirakan
18. Simaklah kutipan cerpen berikut ini!
Laras, gadis cilik berusia empat tahun itu memandangai seluruh ruangan
dengan sejuta tanda tanya dalam benaknya. Ada banyak orang di
sekitarnya. Sungguh suatu pemandangan yang tak biasa. Anehnya, hampir
setiap orang yang datang mengenakan baju berwarna hitam. Hanya Laras
sendiri yang mengenakan gaun pendek berwarna merah muda, pita yang
mengikat kepangan rambut panjangnya juga merah muda. . . . . Tempat
kejadian cerita tersebut adalah . . . .
a. Di sebuah ruangan (di rumah) c. Di jalan raya
b. Di rumah sakit d. Di rumah makan
19. Perhatikan cerita berikut!
”Juned mengeluh perutnya sakit. Kata saudara kembar Juned, pagi itu
Juned belum sarapan. Juned tidak mau sarapan karena lauknya hanya telur
dadar dan kecap.”
Komentar yang tepat untuk cerita di atas adalah . . .
a. Salahnya sendiri tidak mau sarapan!
b. Makan pagi itu penting, karena itu Juned harus makan dulu sebelum
berangkat ke sekolah. Lagi pula, lauk telur itu sudah bagus.
c. Sama dengan aku. Aku juga tidak mau kalau sarapan hanya lauk
telur.\
d. Anak bandel, lauk telur kok tidak mau. Telur dadar kan enak!
99
20. Perhatikan cerita berikut!
”. . . . Kita tidak boleh menghina barang milik orang lain, sekalipun barang
tersebut di mata kita kuno dan jelek. Sebab, yang perlu diingat, orang
memiliki sesuatu pasti ada alasannya . . . .”
Amanat dalam kutipan cerpen di atas adalah . . . .
a. Kita harus menghargai barang milik orang lain
b. Barang orang lain yang kuno dan jelek bukan masalah kita
c. Banyak hal yang perlu kita ingat
d. Setiap orang memiliki alasan yang berbeda
21. Seruni lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Dia tak memiliki
teman. Bahkan, kakaknya juga tak mempedulikannya. Terlahir sebagai
gadis bisu dan tuli. Seruni hanya bisa bermain dengan ibunya dan kawan
khayalannya.
Nasib Seruni dalam cerita itu ialah ....
a. Ceria karena banyak teman
b. Senang karena lebih banyak di rumah
c. Bahagia karena kakaknya sangat peduli
d. Kesepian dan memiliki ketaksempurnaan fisik
22. Perahu itu berlayar dua buah. Arti imbuhan ber- pada kata berlayar ialah
....
a. Memiliki layar c. Memasang layar
b. Membuka layar d. Telah berlayar
23. Ada sebuah keluarga miskin. Mereka menggantungkan hidupnya dari hasil
berladang. Pak Boma, begitulah orang memanggilnya. Walau tinggal di
dalam gubuk, Pak Boma, anak, dan istrinya hidup bahagia.
Latar dalam kutipan cerita itu ialah ....
a. Ladang c. Keluarga miskin
b. Gubuk d. Hutan
24. Di tempat itu, dia melihat seekor beruang hitam sedang bertarung dengan
harimau. Kata bertarung menunjukkan arti ....
a. Memiliki c. Perbuatan yang berbalasan
b. Mengenakan atau memakai d. Memanggil
25. Anak yang hemat selalu menyisihkan uang jajannya untuk ditabung.
Lawan kata yang dicetak miring ialah ....
a. Kikir c. Boros
b. Pelit d. Tidak suka jajan
100
26. Perhatikan cerita berikut!
Hari itu kami sekeluarga pergi ke Surabaya untuk menengok saudara.
Kami naik kereta api Kerta Jaya dari Blitar. Saat sampai di stasiun Malang,
kereta api yang kami tumpangi berhenti lama sekali untuk menunggu jam
pemberangkatan. Tiba-tiba Ryan, adikku yang masih kecil bertanya pada
ibuku, ”Kereta apinya, kok, berhenti lama sekali. Apa rodanya kempis?”
Orang yang mendengar pertanyaan Ryan, tertawa. Setelah dijelaskan
bahwa roda kereta api itu terbuat dari besi dan tak bisa kempis, barulah
Ryan mengerti.
Kereta api apakah yang mereka tumpangi?
a. Kereta Jaya c. Kesra Jaya
b. Kerta Jaya d. Kerta Jasa
27. Apakah yang terjadi ketika mereka tiba di stasiun Malang?
a. Kami sekeluarga makan dahulu.
b. Kami semua istirahat sambil makan.
c. Kereta api berhenti lama sekali untuk menunggu jam pemberangkatan.
d. Kami menengok keluar stasiun.
28. Patih Anom pun ingin anak laki-lakinya menjadi lelaki yang dihargai
penduduk kampung. Patih Anom juga ingin anaknya kelak dapat menjadi
pelindung seluruh kampung. Selain itu, Patih Anom ingin anaknya berlaku
adil.
Pokok pikiran paragraf tersebut adalah ....
a. Keinginan Patih Anom
b. Anak Patih Anom
c. Patih Anom jadi pelindung penduduk kampung
d. Keadilan anak Patih Anom
29. Gayatri itu nakal
- ….
- Gayatri itu nakal tetapi pintar
Kalimat yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ….
a. Gayatri itu pintar c. Pintar Gayatri itu
b. Gayatri pintar d. Gayatri itu pintar sekali
30. ....mereka cepat sampai tujuan dengan selama
Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat harapan tersebut adalah ...
a. Pasti
b. Apakah
c. Semoga
d. Seharusnya
101
Lampiran 2
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca
16. A
17. A
18. A
19. B
20. A
21. D
22. A
23. B
24. C
25. C
26. B
27. C
28. A
29. A
30. C
1. C
2. A
3. B
4. B
5. C
6. D
7. C
8. C
9. D
10. C
11. C
12. A
13. A
14. A
15. A
102
Lampiran 3
Soal Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
Nama :
Sekolah :
Kelas :
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang
paling benar.
1. Ayah pernah berkata kepada Tasya bahwa bilangan 20 memiliki banyak
faktor. Tasya ingat bahwa ada . . . . bilangan yang merupakan faktor dari 20.
a. 6 c. 5
b. 4 d. 8
2. Pak guru bertanya kepada Siska, “bilangan berapa sajakah yang merupakan
bilangan prima antara 20 dan 30?”. Bilangan berapa sajakah yang harus
disebutkan oleh Siska?
a. 21, 23, 25, 27, 29 c. 23, 27, 29
b. 23, 25, 27, 29 d. 23, 29
3. Ketika guru bertanya, Rian menjawab faktorisasi suatu bilangan adalah 2 x 3
x 5. Faktorisasi bilangan berapakahyang ditanyakan oleh guru adalah . . . .
a. 30 c. 10
b. 6 d. 15
4. Sebuah bilangan prima lebih besar dari 5 dan merupakan faktor dari 35
adalah . . . .
a. 5 c. 9
b. 7 d. 15
5. Pada salah satu lembar soal yang dikerjakan Roro terdapat pertanyaan
mengenai sebuah bilangan prima merupakan faktor dari 12 dan 15. Bilangan
tersebut adalah . . . .
a. 2 c. 5
b. 1 d. 3
6. Nenek menginap di rumah kami setiap 6 hari sekali. Bibi menginap di rumah
kami setiap 8 hari sekali. Kakek menginap di rumah kami setiap 9 hari sekali.
Setiap berapa hari sekali nenek, bibi, dan kakek menginap di rumah kami
secara bersama-sama?
a. 72 c. 36
b. 48 d. 24
7. Ani membeli 36 rok bewarna merah, 48 rok berwarna putih, dan 60 rok
bewarna hijau. Rok-rok tersebut akan dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Tiap kantong plastik berisi sama banyak. Berapakah jumlah rok dalam setiap
kantong plastik?
a. 8 c. 12
b. 18 d. 24
8. Kakak bertanya kepada adik, manakah yang termasuk bilangan prima dari 1
sampai 10? Bilangan yang harus adik sebutkan adalah ….
a. 2, 4, 6, 8 c. 6, 7, 8, 9
b. 2, 3, 5, 7 d. 3, 5, 7, 9
103
9. Ayah membantu Tutik mengerjakan salah satu soal matematika. Soal tersebut
mengenai faktorisasi prima dari 8. Dengan bantuan ayah, tutik dapat
menjawab soal tersebut dengan benar, jawan dari pertanyaan yang tidak bisa
dikerjakan Tutik tersebut adalah….
a. 2 2 2 c. 4 2 2
b. 3 3 3 d. 2 2 3
10. Juna membantu Tika mengerjakan soal matematika mengenai bilangan prima
dari 10 sampai 20. Dengan bantuan Juna, Tika menemukan bahwa bilangan
…. , …. , …. merupakan bilangan prima dari 10 sampai 20.
a. 11, 13, 17 c. 13, 15, 17
b. 13, 14, 19 d. 12, 14, 16
11. Hari ini Susi dan Ani melakukan piket kelas secara bersama-sama. Susi
melakukan piket kelas setiap 6 hari sekali, sedangkan Ani melakukan piket
kelas setiap 8 hari sekali. Berapa hari lagi Susi dan Ani melakukan piket kelas
secara bersama-sama?
a. 14 hari c. 24 hari
b. 48 hari d. 42 hari
12. Hari ini Caca mengikuti ujian tengah semester. Pada ujian kali ini terdapat
soal yang berbunyi “berapakah faktor perkalian dari bilangan 8?”Bilangan
yang tepat yang dapat menjawab pertanyaan tersebut adalah? ….
a. 1, 2, 4, 6 c. 1, 2, 3, 6
b. 1, 2, 4, 8 d. 1, 2, 3
13. Hari ini Sinta dan Tari pergi berbelanja bersama-sama. Sinta pergi berbelanja
setiap 12 hari sekali, sedangkan Tari berbelanja setiap 36 hari sekali. Berapa
hari lagi Sinta dan Tari dapat berbelanja bersama-sama lagi?
a. 52 c. 72
b. 62 d. 82
14. Roni mendapatkan kiriman 30 penggaris dan 40 bolpoin dari pamannya yang
berada di Jakarta. Roni membungkus penggaris dan bolpoin dalam jumlah
yang sama banyak dengan menggunakan kertas kado. Ada berapa bungkus
penggaris dan bolpoin yang dimiliki Roni?
a. 60 c. 100
b. 70 d. 120
15. Cika bertanya kepada Siska mengenai faktor prima dari 144. Bilangan
berapakah yang harus diberikan oleh Siska untuk menjawab pertanyaan dari
Cika?
a. 3, 5 c. 2, 5
b. 2, 3 d. 2, 3,5
16. Ratna menuliskan bilangan-blangan yang merupakan faktorisasi prima dari
300. Bilangan-bilangan yang dituliskan oleh Ratna adalah . . . .
a. 2 x 2 x 3 x 5 x 5 c. 3 x 3 x 5 x 6
b. 2 x 3 x 3 x 5 x 7 d. 2 x 3 x 5 x 10
17. Yuki bertanya kepada Juna mengenai faktor dari 45. Bilangan yang
seharusnya Junaberikan untuk menjawab pertanyaan dari Yuki adalah . . . .
a. 1, 3, 5, 7, 9, 15 c. 1, 3, 5, 9, 45
b. 1, 3, 5, 9, 15, 45 d. 3, 5, 9, 15
104
18. Sekolah mendapatkan kiriman paket dari walikota yang berisi 24 buku paket
matematika, 36 buku bahasa indonesia, dan 40 buku IPA. Buku-buku tersebut
akan dimasukkan ke dalam kardus. Tiap kardus berisi sama banyak. Berapa
kardus yang diperlukan dan berapa jumlah buku dalam setiap kardus?
a. 240 dan 4 c. 360 dan 8
b. 360 dan 6 d. 360 dan 4
19. Ada 3 buah lampu, merah, kuning, dan hijau. Mula-mula ketiga lampu itu
menyala serentak bersamaan. Kemudian, lampu merah menyala setiap 3
detik, lampu kuning menyala setiap 4 detik, dan lampu hijau menyala setiap 5
detik. Tiap berapa detik ketiga lampu itu menyala bersamaan?
a. 60 detik c. 80 detik
b. 30 detik d. 40 detik
20. Pada suatu hari, Bu Wulan dan Bu Sari belanja bersamaan di sebuah pasar
swalayan. Bu Wulan belanja setiap 15 hari sekali, sedangkan Bu Sari juga
belanja setiap 25 hari sekali. Setelah berapa hari Bu Wulan dan Bu Sari akan
bersamaan belanja di pasar swalayan itu?
a. 50 hari c. 75 hari
b. 30 hari d. 45 hari
21. Anggota pramuka dari kelas 5 dan 6 sebuah SD mengadakan persami.
Anggota pramuka dari kelas 5 sebanyak 48 orang dan dari kelas 6 sebanyak
40 orang. Untuk acara baris-berbaris, anggota pramuka itu harus dibagi dalam
beberapa kelompok. Tiap kelompok merupakan campuran dari kelas 5 dan
kelas 6 dengan jumlah anggota kelompok yang sama. Berapa kelompok
sebanyak-banyaknya yang dapat dibentuk?
a. 6 c. 4
b. 8 d. 7
22. Dari soal nomor 21 diatas, berapa orang jumlah anggota tiap kelompok?
a. 8 c. 10
b. 9 d. 11
23. Pada suatu hari sekolah menerima 2 peti penghapus. Peti pertama berisi 96
kotak dan peti kedua 72 kotak. Penghapus itu akan ditumpuk di dalam lemari.
Jumlah kotak penghapus pada setiap tumpukan harus sama. Berapa kotak
penghapus setiap tumpukan?
a. 6 c. 8
b. 7 d. 9
24. Tiga buah lampu A, B, dan C mula-mula menyala serentak bersama sama.
Kemudian lampu A menyala setiap 5 detik, lampu B menyala setiap 6 detik,
dan lampu C menyala setiap 10 detik. Ketiga lampu itu akan menyala
serentak bersama-sama setiap . . . detik.
a. 20 c. 40
b. 30 d. 45
25. Sebuah SD menerima kiriman buku perpustakaan berturut-turut 60 buah, 75
buah, dan 90 buah. Untuk menyimpannya, buku-buku itu ditumpuk di lemari
menjadi beberapa tumpuk dan jumlah buku setiap tumpuknya sama banyak.
Ada berapa tumpukan buku?
a. 15 c. 17
105
b. 16 d. 18
26. Dari soal nomor 25 diatas, berapa banyak buku setiap tumpuknya?
a. 13 c. 15
b. 14 d. 16
27. Pak Yuli dan Pak Dono adalah dua satpam yang berjaga di perusahaan yang
berdekatan. Setiap berjaga 6 hari Pak Yuli libur satu hari, sedangkan Pak
Dono mendapat libur sehari setelah berjaga 8 hari. Jika hari ini Pak Yuli dan
Pak Dono libur bersamaan, berapa hari lagi mereka dapat libur bersamaan
lagi?
a. 6 c. 18
b. 12 d. 24
28. Pak Yahya akan membagi 60 buah jeruk dan 42 buah mangga kepada
tetangganya sama banyak. Buah- buah tersebut dimasukkan ke dalam plastik.
Jumlah tetangga Pak Yahya yang dapat menerima dua macam buah tersebut
adalah ....
a. 6 c. 9
b. 7 d. 10
29. Bus Margosari berangkat dari terminal setiap 30 menit sekali. Bus Pendep
berangkat dari terminal setiap 18 menit sekali. Pada pukul 14.00 kamu
melihat bus Margosari dan bus Pendep berangkat bersama-sama. Pukul
berapa kamu bisa melihat bus Margosari dan bus Pendep berangkat bersama-
sama untuk kedua kalinya?
a. 14.30 c. 15.00
b. 15.30 d. 16.00
30. Dalam rangka HUT Kemerdekaan RI, panitia mendapat sumbangan 84 buku
tulis dan 35 bolpoin untuk hadiah lomba anak-anak. Setiap bungkus hadiah
untuk pemenang lomba mempunyai isi yang sama banyak. Berapa bungkus
hadiah yang dapat dibuat?
a. 12 c. 11
b. 7 d. 8
31. Lampu A berkedip setiap 8 detik. Lampu B berkedip setiap 12 detik. Lampu
C berkedip setiap 15 detik. Jika saat ini ketiga lampu berkedip bersama untuk
pertama kalinya, berapa detik lagi kamu bisa menyaksikan ketiga lampu
berkedip bersama untuk kedua kalinya?
a. 30 detik c. 60 detik
b. 45 detik d. 90 detik
32. Tantri memiliki 12 potong kue coklat dan 18 potong kue keju. Kedua jenis
kue tersebut dimasukkan ke dalam plastik dengan jumlah yang sama. Berapa
plastik yang diperlukan Tantri?
a. 24 c. 48
b. 36 d. 72
33. Ada 15 tangkai mawar merah, 18 tangkai mawar kuning, dan 20 tangkai
mawar merah muda. Mawar-mawar tersebut akan dimasukkan ke dalam
keranjang. Tiap keranjang berisi sama banyak. Berapa keranjang yang
diperlukan dan berapa jumlah tangkai mawar dalam setiap keranjang?
a. 1 dan 90 c. 1 dan180
106
b. 2 dan 90 d. 3 dan 180
34. Lampu merah menyala tiap 18 detik sekali lalu padam. Lampu hijau menyala
tiap 24 detik sekali lalu padam. Jika saat ini kedua lampu menyala bersama.
Berapa detik lagikah kedua lampu menyala bersama-sama?
a. 72 c. 48
b. 60 d. 30
35. Ada 20 bola tenis hijau dan 30 bola tenis merah. Bola-bola tersebut akan
dimasukkan ke dalam keranjang. Tiap keranjang berisi sama banyak. Berapa
keranjang yang diperlukan?
a. 5 c. 20
b. 30 d. 10
36. Dari soal nomor 35 diatas, berapa jumlahbolatenis dalam setiap keranjang?
a. 4 c. 6
b. 5 d. 7
37. Ayah menabung ke bank setiap 12 hari sekali. Kakek menabung di bank yang
sama setiap 8 hari sekali. Jika hari ini mereka menabung bersama-sama di
bank yang sama. Berapa hari lagi mereka menabung bersama-sama yang
kedua kali?
a. 12 c, 24
b. 18 d. 38
38. Paman Surya mempunyai 60 ayam jantan dan 100 ayam betina. Ayam itu
akan dimasukkan dalam sebuah kandang sama banyak. Berapa banyak
kandang yang dibutuhkan?
a. 10 c. 30
b. 20 d. 40
39. Mobil Rendi berhenti untuk istirahat setelah menempuh perjalanan 40 km.
Mobil Fredi berhenti untuk istirahat setelah 60 km. Jika Rendi dan Fredi
berangkat dari tempat yang sama. Pada kilometer berapakah mereka akan
berhenti untuk beristirahat ditempat yang sama?
a. 120 km c. 100 km
b. 160 km d. 180 km
40. Daerah A mendapat sumbangan 3 kotak mie. Masing-masing kotak berisi 20,
30, 35 bungkus mie. Seluruh bungkus mie tersebut akan dimasukkan ke
dalam kantong plastik sama banyak. Berapa jumlah kantong miedalam setiap
bungkus?
a. 13 c. 19
b. 17 d. 21
107
Lampiran 4
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
21. B
22. D
23. B
24. B
25. A
26. C
27. D
28. A
29. B
30. B
31. C
32. B
33. C
34. A
35. D
36. B
37. C
38. B
39. A
40. B
1. A
2. D
3. A
4. B
5. D
6. A
7. C
8. B
9. A
10. A
11. C
12. B
13. C
14. D
15. B
16. A
17. B
18. D
19. A
20. C
108
Lampiran 5
Validitas Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
BUTIR rxy rtabel Keterangan
Butir 1 0,375 0,30 Valid
Butir 2 0,607 0,30 Valid
Butir 3 0,363 0,30 Valid
Butir 4 0,488 0,30 Valid
Butir 5 0,476 0,30 Valid
Butir 6 0,386 0,30 Valid
Butir 7 0,376 0,30 Valid
Butir 8 0,699 0,30 Valid
Butir 9 0,363 0,30 Valid
Butir 10 0,627 0,30 Valid
Butir 11 0,590 0,30 Valid
Butir 12 0,468 0,30 Valid
Butir 13 0,566 0,30 Valid
Butir 14 0,325 0,30 Valid
Butir 15 0,588 0,30 Valid
Butir 16 0,616 0,30 Valid
Butir 17 0,563 0,30 Valid
Butir 18 0,651 0,30 Valid
Butir 19 0,626 0,30 Valid
Butir 20 0,423 0,30 Valid
Butir 21 0,352 0,30 Valid
Butir 22 0,421 0,30 Valid
Butir 23 0,492 0,30 Valid
Butir 24 0,584 0,30 Valid
Butir 25 0,543 0,30 Valid
Butir 26 0,539 0,30 Valid
Butir 27 0,535 0,30 Valid
Butir 28 0,501 0,30 Valid
Butir 29 0,404 0,30 Valid
Butir 30 0,488 0,30 Valid
Butir 31 0,414 0,30 Valid
Butir 32 0,348 0,30 Valid
Butir 33 0,342 0,30 Valid
Butir 34 0,518 0,30 Valid
Butir 35 0,452 0,30 Valid
Butir 36 0,553 0,30 Valid
Butir 37 0,551 0,30 Valid
Butir 38 0,537 0,30 Valid
Butir 39 0,459 0,30 Valid
Butir 40 0,503 0,30 Valid
109
Lampiran 6
Validitas Instrumen Tes Kemampuan Membaca
BUTIR rxy rtabel Keterangan
Butir 1 0,519 0,30 Valid
Butir 2 0,422 0,30 Valid
Butir 3 0,484 0,30 Valid
Butir 4 0,446 0,30 Valid
Butir 5 0,355 0,30 Valid
Butir 6 0,448 0,30 Valid
Butir 7 0,637 0,30 Valid
Butir 8 0,377 0,30 Valid
Butir 9 0,327 0,30 Valid
Butir 10 0,637 0,30 Valid
Butir 11 0,610 0,30 Valid
Butir 12 0,118 0,30 Tidak Valid
Butir 13 0,150 0,30 Tidak Valid
Butir 14 0,703 0,30 Valid
Butir 15 0,377 0,30 Valid
Butir 16 0,454 0,30 Valid
Butir 17 0,597 0,30 Valid
Butir 18 0,579 0,30 Valid
Butir 19 0,470 0,30 Valid
Butir 20 0,175 0,30 Tidak Valid
Butir 21 0,190 0,30 Tidak Valid
Butir 22 0,372 0,30 Valid
Butir 23 0,237 0,30 Tidak Valid
Butir 24 0,448 0,30 Valid
Butir 25 0,583 0,30 Valid
Butir 26 0,045 0,30 Tidak Valid
Butir 27 0,272 0,30 Tidak Valid
Butir 28 0,491 0,30 Valid
Butir 29 0,302 0,30 Valid
Butir 30 0,457 0,30 Valid
Butir 31 0,576 0,30 Valid
Butir 32 0,481 0,30 Valid
Butir 33 0,194 0,30 Tidak Valid
Butir 34 0,506 0,30 Valid
Butir 35 0,470 0,30 Valid
Butir 36 0,279 0,30 Tidak Valid
Butir 37 0,252 0,30 Tidak Valid
Butir 38 0,359 0,30 Valid
Butir 39 0,305 0,30 Valid
Butir 40 0,563 0,30 Valid
110
Lampiran 7
Reliabilitas Tes Kemampuan Membaca
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.707 31
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
X1 51.56 130.706 .510 .695
X2 51.38 132.048 .402 .698
X3 51.41 131.539 .441 .697
X4 51.34 132.168 .400 .698
X5 51.28 133.370 .309 .701
X6 51.06 134.125 .466 .702
X7 51.03 134.096 .662 .702
X8 51.12 133.919 .361 .702
X9 51.34 133.523 .276 .702
X10 51.03 134.096 .662 .702
X11 51.12 131.919 .623 .697
X14 51.06 132.770 .707 .699
X15 51.12 133.984 .352 .702
X16 51.38 131.790 .426 .698
X17 51.19 131.319 .590 .696
X18 51.44 130.448 .533 .694
X19 51.12 133.145 .462 .700
X22 51.44 132.512 .351 .700
X24 51.06 134.125 .466 .702
X25 51.22 131.531 .533 .696
X28 51.06 133.867 .512 .701
X29 51.56 133.480 .267 .702
X30 51.59 131.797 .418 .698
X31 51.09 132.733 .589 .699
X32 51.28 132.144 .427 .698
X34 51.31 131.383 .485 .696
X35 51.12 133.274 .445 .700
111
X38 51.34 132.943 .329 .700
X39 51.34 133.265 .300 .701
X40 51.12 132.306 .572 .698
TOTAL 22.44 31.157 .978 .869
112
Lampiran 8
Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 32 100.0
Excludeda 0 .0
Total 32 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.742 41
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
X1 44.44 333.609 .359 .739
X2 44.16 327.233 .590 .734
X3 43.59 335.797 .354 .741
X4 43.81 330.415 .470 .737
X5 43.78 330.951 .458 .737
X6 43.91 331.507 .363 .738
X7 43.78 332.499 .356 .739
X8 44.16 325.555 .684 .733
X9 43.59 335.797 .354 .741
X10 44.12 326.758 .610 .734
X11 44.03 327.386 .571 .734
X12 43.78 331.080 .449 .737
X13 43.94 328.125 .548 .735
X14 44.19 332.480 .301 .739
X15 43.94 327.738 .570 .735
X16 43.97 327.064 .599 .734
X17 44.00 327.935 .544 .735
X18 43.97 326.418 .635 .733
X19 43.84 327.814 .611 .735
X20 43.88 331.016 .402 .737
X21 43.94 331.996 .328 .738
X22 44.22 330.886 .399 .737
X23 44.31 330.351 .474 .737
X24 43.81 328.867 .568 .735
X25 44.00 328.323 .523 .735
X26 43.97 328.483 .519 .735
X27 43.88 329.081 .516 .736
113
X28 44.00 329.097 .480 .736
X29 44.12 330.887 .381 .737
X30 44.16 329.426 .466 .736
X31 44.22 331.015 .392 .737
X32 44.00 331.935 .323 .738
X33 44.28 332.596 .319 .739
X34 44.19 328.996 .498 .736
X35 44.06 329.931 .430 .737
X36 43.91 328.539 .535 .735
X37 43.78 329.789 .535 .736
X38 44.16 328.523 .517 .735
X39 44.06 329.802 .437 .736
X40 44.28 329.886 .484 .736
TOTAL 22.28 84.531 1.000 .920
114
Lampiran 9
Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Membaca
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KEMAMPUAN MEMBACA 58 100.0% 0 .0% 58 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
KEMAMPUAN MEMBACA
Mean 21.47 .529
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 20.41
Upper Bound 22.52
5% Trimmed Mean 21.63
Median 22.00
Variance 16.218
Std. Deviation 4.027
Minimum 10
Maximum 29
Range 19
Interquartile Range 6
Skewness -.547 .314
Kurtosis .045 .618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KEMAMPUAN MEMBACA .114 58 .059 .968 58 .132
a. Lilliefors Significance Correction
115
Lampiran 10
Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Pemecahan Soal Cerita
Matematika
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA
58 100.0% 0 .0% 58 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA
Mean 23.59 .961
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 21.66
Upper Bound 25.51
5% Trimmed Mean 23.48
Median 23.50
Variance 53.510
Std. Deviation 7.315
Minimum 12
Maximum 38
Range 26
Interquartile Range 13
Skewness .151 .314
Kurtosis -1.031 .618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA
.092 58 .200* .959 58 .050
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
116
Lampiran 11
Hasil Uji Linearitas Antara Variabel Kemampuan Membaca (X) dengan
Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika (Y)
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA * KEMAMPUAN MEMBACA
58 100.0% 0 .0% 58 100.0%
Report
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA
KEMAMPUAN MEMBACA Mean N Std. Deviation
10 12.00 1 .
13 15.00 2 2.828
16 17.00 5 4.062
18 19.33 6 6.947
19 18.00 4 2.944
20 22.20 5 6.140
21 26.50 4 3.109
22 23.25 4 5.058
23 27.17 6 5.845
24 24.33 6 7.118
25 26.67 6 5.502
26 29.20 5 9.230
27 34.50 2 3.536
28 21.00 1 .
29 38.00 1 .
Total 23.59 58 7.315
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA * KEMAMPUAN MEMBACA
Between Groups
(Combined) 1523.386 14 108.813
3.065
.002
Linearity 1204.404 1 1204.404
33.923
.000
Deviation from Linearity
318.981 13 24.537 .691 .761
Within Groups 1526.683 43 35.504
Total 3050.069 57
117
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA * KEMAMPUAN MEMBACA
.628 .395 .707 .499
118
Lampiran 12
Hasil Uji KorelasiAntara Variabel Kemampuan Membaca (X) dengan
Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika (Y)
Correlations
KEMAMPUAN MEMBACA
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA
KEMAMPUAN MEMBACA Pearson Correlation 1 .628**
Sig. (2-tailed) .000
N 58 58
KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA
Pearson Correlation .628** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 58 58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
119
Lampiran 13
Tabel r Product Moment
Pada Sig.0,05 (Two Tail)
N R
32 0.349
33 0.344
34 0.339
35 0.334
36 0.329
37 0.325
38 0.32
39 0.316
40 0.312
41 0.308
42 0.304
43 0.301
44 0.297
45 0.294
46 0.291
47 0.288
48 0.285
49 0.282
50 0.279
51 0.276
52 0.273
53 0.271
54 0.268
55 0.266
56 0.263
57 0.261
58 0.259
59 0.256
60 0.254
N R
3 0.997
4 0.95
5 0.878
6 0.811
7 0.754
8 0.707
9 0.666
10 0.632
11 0.602
12 0.576
13 0.553
14 0.532
15 0.514
16 0.497
17 0.482
18 0.468
19 0.456
20 0.444
21 0.433
22 0.423
23 0.413
24 0.404
25 0.396
26 0.388
27 0.381
28 0.374
29 0.367
30 0.361
31 0.355
120
Lampiran 14
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk
penyebut (N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
121
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89
122
Lampiran 15
Skor Uji Coba Butir Tes Variabel Kemampuan Membaca
Responden
Skor Item
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ahmat F 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 27
Anggi S 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29
Raden D R 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 28
Puji R D 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 32
Fajar K A 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 18
Beni C 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 25
Bagas F 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 35
Ferdian S 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
Syamsul A H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 35
Novita N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 34
Nur R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
Arif W H 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23
Rifqi M M 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 30
Nafiah N I 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 28
Novian H R 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 23
Evi Dwi P S 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 28
Bayu I 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 23
Abdillah F 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
Adesta Y P 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 30
Ahmad R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40
123
Asep N H 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 32
Nadianti R H 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
Qoid N A S 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 28
Rizky F 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 25
Siti J 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 30
Angger L S 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30
Citra A P 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
Ekabella W
M W 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 34
Namara H S 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 30
Niken R P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 37
Tegar H 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 8
Yanuar O 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 34
124
Lampiran 16
Skor Uji Coba Butir Tes Variabel Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
Responden
skor item
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ahmat F 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
Anggi S 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 17
Raden D R 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 24
Puji R D 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 22
Fajar K A 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 26
Beni C 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 19
Bagas F 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 30
Ferdian S 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 11
Syamsul A
H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 39
Novita N 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 30
Nur R 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 23
Arif W H 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 11
Rifqi M M 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 17
Nafiah N I 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 26
Novian H
R 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 13
Evi Dwi P
S 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 24
Bayu I 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 14
Abdillah F 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 32
Adesta Y
P 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 14
Ahmad R 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 17
125
Asep N H 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 28
Nadianti R
H 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 37
Qoid N A
S 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 30
Rizky F 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 18
Siti J 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 11
Angger L
S 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 15
Citra A P 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 30
Ekabella
W M W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 37
Namara H
S 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 11
Niken R P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 36
Tegar H 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 17
Yanuar O 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 30
126
Lampiran 17
Skor Hasil Penelitian dengan Menggunakan Butir Tes Variabel Kemampuan Membaca
No
Responden
Item
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1
Erina Ratna
Sari 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 24
2 Dwi Nur W 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 20
3 Ira Ambarwati 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 24
4 Ade Restu R 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 24
5
Eka Tri
Septiansah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 24
6 Elsa Tia Itantri 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28
7 Idam Ristian 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 21
8 Rina Selviana 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23
9 Rita Putri H 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
10 Setyawati M P 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 21
11 Wahyu P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
12
Zafna
Fadhilah P 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 23
13 Nurvita Cahyani 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 20
14 Karyani 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 10
15 Susi Lestari 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 19
16 Nisa Alfiana D C 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 18
17
Aan Septian
A 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 22
18 Afin Saputra 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25
127
19
Ariyana Dwi
U 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 21
20 Eka Fitri E N 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
21 Muhaimin N 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
22 Oshiwama A P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
23
Ratih
Rukmana 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
24 Zainur Ikhvan 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 19
25
Hibnuh
Priyanto 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 16
26 Diky Eka P 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 18
27 Toni Sujarwo 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 13
28
Afredo
Praditya 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 16
29 Ageng Breliadi 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 25
30 Candra Eka S 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13
31
Friska Marta
Z 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 20
32 Haqzan Saffriadi 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 16
33 Isnaini Nur A 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 23
34
Nur Rahmad
R 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 18
35 Risky Yantoni 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 16
36
Syariful
Hidayat 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 19
37 Ngatiyah 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24
38 Srilestari 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
39 Febri Asari 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 18
40
Aditya
Nuvrizal 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26
128
41
Amelia
Nurulisa 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24
42
Fahri
Ramandhani 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23
43
Hanung Budi
S 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 22
44 Intan Safitri 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23
45 Nur Isnaini 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
46 Destina Febi N 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23
47
Febri Tri
Saputra 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 19
48 Indra Kurniawan 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 16
49
Regilia
Shelviana 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 18
50 Rifky Ardian 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 20
51 Amanda Cesaria Y 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
52
Andhika
Styawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
53
Anisa
Maysaroh 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 22
54
Arinda
Kurnia H 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21
55 Dayinta H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27
56
Nuary Reyna
P 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26
57
Nugraha Tri
D 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20
58
Silvia
Kristianingsih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
TOTAL 34 30 25 37 35 51 53 45 42 55 26 51 52 44 51 26 38 31 54 50 51 16 37 50 50 44 45 34 39 49 1245
129
Lampiran 18
Skor Hasil Penelitian dengan Menggunakan Butir Tes Variabel Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika
No Responden
Item
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1
Erina Ratna
Sari 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 16
2 Dwi Nur W 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 22
3
Ira
Ambarwati 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 26
4 Ade Restu R 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 24
5
Eka Tri
Septiansah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 28
6
Elsa Tia
Itantri 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 21
7 Idam Ristian 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 26
8 Rina Selviana 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 21
9 Rita Putri H 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 31
10
Setyawati M
P 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 24
11 Wahyu P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 38
12
Zafna
Fadhilah P 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 33
13
Nurvita
Cahyani 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 17
14 Karyani 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 12
15 Susi Lestari 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 16
16
Nisa Alfiana
D C 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 24
17
Aan Septian
A 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 26
18 Afin Saputra 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 26
19
Ariyana Dwi
U 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25
20 Eka Fitri E N 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 19
130
21 Muhaimin N 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 18
22
Oshiwama A
P 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 25
23
Ratih
Rukmana 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 23
24
Zainur
Ikhvan 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 15
25
Hibnuh
Priyanto 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 13
26 Diky Eka P 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 13
27 Toni Sujarwo 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 17
28
Afredo
Praditya 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 13
29
Ageng
Breliadi 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 26
30 Candra Eka S 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 13
31
Friska Marta
Z 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 16
32
Haqzan
Saffriadi 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 17
33 Isnaini Nur A 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 30
34
Nur Rahmad
R 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 29
35
Risky
Yantoni 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 20
36
Syariful
Hidayat 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 20
37 Ngatiyah 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 17
38 Srilestari 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 13
39 Febri Asari 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 12
40
Aditya
Nuvrizal 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 31
41
Amelia
Nurulisa 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35
42
Fahri
Ramandhani 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34
43
Hanung Budi
S 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 29
44 Intan Safitri 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 23
45 Nur Isnaini 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34
131
46
Destina Febi
N 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 22
47
Febri Tri
Saputra 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 21
48
Indra
Kurniawan 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 22
49
Regilia
Shelviana 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 15
50 Rifky Ardian 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 25
51
Amanda
Cesaria Y 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35
52
Andhika
Styawan 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 32
53
Anisa
Maysaroh 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 19
54
Arinda
Kurnia H 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 31
55 Dayinta H 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 32
56
Nuary Reyna
P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 35
57
Nugraha Tri
D 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 31
58
Silvia
Kristianingsih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 37
TOTAL 13 15 56 44 42 40 36 36 54 34 31 52 32 26 36 41 32 27 36 30 46 20 10 41 37 34 39 38 23 35 23 43 24 32 35 41 49 30 38 17 1368
132
Lampiran 19.
Surat-Surat
133
134
135
136
137
138
139
140
141
Lampiran 20. Foto-foto di lapangan
Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca
di SDN 1 Sermo
Pengerjaan Tes Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika di
SDN 1 Sermo
Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca
di SDN Tegiri
Pengerjaan Tes Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika di
SDN Tegiri
Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca
di SDN Kriyan
Pengerjaan Tes Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika di
SDN Kriyan
142
Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca
di SDN Hargowilis
Pengerjaan Tes Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika di
SDN Hargowilis
Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca
di SDN 3 Sermo
Pengerjaan Tes Kemampuan
Pemecahan Soal Cerita Matematika di
SDN 3 Sermo
Uji Coba Tes di SDN Kokap Uji Coba Tes di SDN 2 Sermo
Uji Coba Tes di SDN Plampang
143
Lampiran 21. Hasil Penelitian
dengan Instrumen Tes
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153