169
i HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS III KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Fajar Deany Subekti NIM 12108244002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

  • Upload
    lythuan

  • View
    269

  • Download
    22

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

i

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS III KECAMATAN

KOKAP KABUPATEN KULON PROGO

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Fajar Deany Subekti

NIM 12108244002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APRIL 2016

Page 2: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

ii

Page 3: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya

sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang

ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan

mengikut tata penulisan karya ilmiah yang telah berlaku.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah

asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, 11 April 2016

Yang menyatakan,

Fajar Deany Subekti

NIM 12108244002

Page 4: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

iv

Page 5: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

v

MOTTO

1. Orang yang rajin membaca bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa

depan. Hadir disetiap sejarah, dan hadir di setiap imajinasi orang-orang hebat.

2. Setiap orang hebat meninggalkan warisan. Dan warisan paling berharga

mereka tanamkan dalam buku yang mereka tulis. Beruntunglah orang-orang

yang senang membaca, karena mereka akan mendapatkan warisan paling

berharga dari orang-orang hebat.

Page 6: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

vi

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS III KECAMATAN KOKAP

KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

Fajar Deany Subekti

NIM 12108244002

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui HubunganKemampuan

Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas

V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran

2015/2016.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasipearson product moment

dengan menggunakan metode kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh siswa SD/MIGugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa dari 5 SD Negeri kelas V di Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan tes.

Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) Tingkat kemampuan

membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 sebagian besar berada pada kategori sedang

dengan persentase sebesar 79,31%, (2) Tingkat kemampuan pemecahan soal cerita

matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 sebagian besar berada pada kategori sedang

dengan persentase sebesar 67,24%, (3) Terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal

cerita matematika pada siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016, yang dibuktikan dengan nilai r

hitung 0,628 lebih besar dari r tabel sebesar 0,259 (0,628 >0,259) dan nilai

signifikansi hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16 sebesar

0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi

5% (0,00 < 0,05).

Kata kunci: kemampuan membaca, kemampuan pemecahan soal cerita, mata

pelajaran matematika

Page 7: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

senantiasa menganugerahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulisan Tugas

Akhir Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama,

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas dan

kemudahan, sehingga studi saya dapat berjalan lancar.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan fasilitas dan kemudahan, sehingga studi saya dapat berjalan

lancar.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan.

4. Bapak Purwono PA, M.Pd Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dengan penuh kebijaksanaan dan kesabaran dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen jurusan PPSD yang telah memberikan ilmu-ilmunya.

Page 8: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

viii

6. Ibu / bapak Kepala SD Negeri Gugus III Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta,

yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.

7. Bapak/ibu guru kelas V SD Negeri Gugus III Kokap, Kulon Progo,

Yogyakarta, yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8. Bapak Jemingin dan Ibu Tumini yang selalu mendoakan, memotivasi, dan

memberikan dorongan baik moril maupun materiil.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya.

Yogyakarta, 11April 2016

Penulis

Fajar Deany Subekti

Page 9: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN ............................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii

PENGESAHAN ............................................................................................. iv

MOTTO ......................................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 11

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 11

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 12

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kemampuan Membaca ............................................................ 15

1. Pengertian Kemampuan Membaca .................................................. 15

2. Tujuan Membaca ............................................................................. 16

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca ........... 18

B. Tinjauan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ................... 21

1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......... 21

2. Langkah-Langkah Penyelesaian Soal Cerita Matematika ............... 22

3. Pendekatan-Pendekatan dalam Penyelesaian Soal Cerita ................ 25

C. Tinjauan Mata Pelajaran Matematika ..................................................... 26

Page 10: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

x

1. Pengertian Mata Pelajaran Matematika ........................................... 26

2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika ................................................. 28

3. Karakteristik Matematika ................................................................. 29

4. Pentingnya Pengajaran Matematika ................................................. 31

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak dalam Belajar

Matematika ......................................................................................... 32

6. Ruang Lingkup Matematika ............................................................ 34

D. Hubungan Kemampuan Membaca dengan Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika ....................................................... 35

E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ......................................................... 37

F. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 39

G. Kerangka Pikir ........................................................................................ 40

H. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 43

B. Jenis Penelitian ........................................................................................ 43

C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 43

D. Variabel Penelitian .................................................................................. 44

E. Populasi dan Sampel ............................................................................... 44

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 47

G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 48

H. Uji Coba Instrumen ................................................................................. 50

1. Validitas Instrumen .......................................................................... 51

2. Reliabilitas Instrumen ...................................................................... 54

I. Teknik Analisis Data ............................................................................... 57

1. Penerapan Teknik Analisis .............................................................. 57

2. Pengkajian Analisis Prasyarat .......................................................... 58

a. Uji Normalitas ........................................................................... 58

b. Uji Linearitas ............................................................................ 59

J. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 61

Page 11: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 62

B. Hasil Analisis Deskriptif ......................................................................... 62

1. Kemampuan Membaca .................................................................... 62

2. Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ........................... 68

3. Hubungan Kemampuan Membaca dengan Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika ................................................ 76

a. Uji Prasyarat Analisis ............................................................... 76

1) Uji Normalitas ................................................................... 76

2) Uji Linearitas ..................................................................... 78

b. Uji Korelasi ............................................................................... 79

C. Pembahasan ............................................................................................. 81

D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 90

B. Saran ....................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93

LAMPIRAN ................................................................................................... 95

Page 12: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

xii

DAFTAR TABEL

Hal

1. Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Nilai Tes Soal di SD Negeri

Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo

Tahun Ajaran 2015/2016 ................................................................................

9

2. Tabel 2. SD-KD Bahasa Indonesia Kelas V Semester I Tahun

Ajaran 2015/2016 ........................................................................................... 21

20

3. Tabel 3. SD-KD Matematika Kelas V Semester I Tahun Ajaran

2015/2016 ....................................................................................................... 36

34

4. Tabel 4. Daftar SD/MI Gugus III Kokap Kulon Progo Tahun

Ajaran 2015/2016 ........................................................................................... 46

45

5. Tabel 5. Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III

Kokap Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016 .............................................. 47

46

6. Tabel 6. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca ............................................................ 49 48

7. Tabel 7. Pola Penyekoran Tes Kemampuan Membaca ................................................ 50 49

8. Tabel 8. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Matematika ..................................................................................................... 51

50

9. Tabel 9. Pola Penyekoran Tes Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika .......................................................................................... 51

50

10. Tabel 10. Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri yang Menjadi

Subjek Uji Coba Instrumen ............................................................................ 52

51

11. Tabel 11. Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Membaca................................... 5 53

12. Tabel 12. Kisi-Kisi Kemampuan Membaca Setelah Uji Coba ....................................... 54 53

13. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Membaca ......................................... 61 63

14. Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Membaca .................................... 63 64

15. Tabel 15. Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan Membaca ................................... 64 65

16. Tabel 16. Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan

Membaca ........................................................................................................ 65

67

17. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika .......................................................................................... 67

69

Page 13: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

xiii

18. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Pemecahan

Soal Cerita Matematika .................................................................................. 69

70

19. Tabel 19. Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan Pemecahan

Soal Cerita Matematika .................................................................................. 70

72

20. Tabel 20. Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan

Pemecahan SoalCerita Matematika ................................................................ 72

73

21. Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Membaca

dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika................................... 76

76

22. Tabel 22. Hasil Uji Linearitas Variabel Kemampuan Membaca dan

Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......................................... 77

78

23. Tabel 23. Hasil Uji Korelasi Variabel Kemampuan Membaca dan

Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......................................... 78

80

Page 14: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Gambar 1. Kerangka Pikir ............................................................................................... 42 40

2. Gambar 2. Histrogram Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan

Membaca ....................................................................................................... 62

63

3. Gambar 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Membaca .................................. 64 65

4. Gambar 4. Diagram Batang Perolehan Rata-Rata Skor Indikator

Tes Kemampuan Membaca ........................................................................... 65

66

5. Gambar 5. Diagram Batang Perolehan Skor Sub Indikator Tes

Kemampuan Membaca .................................................................................. 66

68

6. Gambar 6. Histrogram Distribusi Skor Kemampuan Pemecahan

Soal Cerita Matematika ................................................................................. 68

69

7. Gambar 7. Histrogram Distribusi Tingkat Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika .............................................................. 69

71

8. Gambar 8. Diagram Batang Perolehan Skor Indikator Tes

Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......................................... 71

72

9. Gambar 9. Diagram Batang Perolehan Skor Sub Indikator

Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ......................................... 74

75

Page 15: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Lampiran 1. Soal Tes Kemampuan Membaca .................................................................... 92 96

2. Lampiran 2. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca .................................................. 99 101

3. Lampiran 3. Soal Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Matematika ..................................................................................................... 100

102

4. Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika .......................................................................................... 105

107

5. Lampiran 5. Validitas Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan

Soal Cerita Matematika .................................................................................. 106

108

6. Lampiran 6. Validitas Instrumen Tes Kemampuan Membaca ........................................... 107 109

7. Lampiran 7. Reliabilitas Tes Kemampuan Membaca ......................................................... 108 110

8. Lampiran 8. Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika .......................................................................................... 110

112

9. Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan

Membaca ........................................................................................................ 112

114

10. Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika ............................................................... 113

115

11. Lampiran 11. Hasil Uji Linearitas antara Variabel Kemampuan

Membaca (X) dengan Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika (Y) ................................................................................... 114

116

12. Lampiran 12. Hasil Uji Korelasi antara Variabel Kemampuan

Membaca (X) dengan Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika (Y) ................................................................................... 117

118

13. Lampiran 13. Tabel r Product Moment pada Sig 0,05 (Two Tail) ....................................... 117 119

14. Lampiran 14. Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas

0,05 ........................................................................................................... 117

120

15. Lampiran 15. Skor Uji Coba Butir Tes Variabel Kemampuan

Membaca ........................................................................................................ 117

122

16. Lampiran 16. Skor Uji Coba Butir Tes Variabel Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika ............................................................... 120

124

Page 16: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

xvi

17. Lampiran 17. Skor Hasil Penelitian dengan Menggunakan Butir

Tes Variabel Kemampuan Membaca ............................................................. 117

126

18. Lampiran 18. Skor Hasil Penelitian dengan Menggunakan Butir

Tes Variabel Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Matematika ................................................................................................... 117

129

19. Lampiran 19. Surat-Surat ................. ................................................................................... 117 132

20. Lampiran 20. Lampiran Foto-Foto di Lapangan ................................................................ 117 141

21. Lampiran 21. Hasil Hasil Penelitian dengan Instrumen Tes ............................................... 117 143

Page 17: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

manusia. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung

terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. UU

Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sunaryo Kartadinata (dalam Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik, dan Puji

Lestari Prianto, 2004: 1.4) mengemukakan pengertian pendidikan secara

singkat tapi penuh makna bahwa pendidikan adalah proses membawa

manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya.

Sejalan dengan isi UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal

1, Tim Dosen AP (2010: 3) yang menyatakan bahwa:

Kegiatan didik-mendidik sebagai sistem itu akan terdiri atas berbagai

komponen berupa: 1) pendidik, 2) peserta didik, 3) materi dan bahan

didikn-disebut juga sebagai “kurikulum”, 4) sarana dan prasarana

pendidikan; pendidik dan pedidik melakukan interaksi menggunakan

sarana dan prasarana pendidikan untuk “mengolah” bahan atau materi

didikan untuk mencapai 5) tujuan pendidikan

Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak hanya ditentukan dari

pendidiknya saja namun kerjasama antara pendidik, peserta didik (siswa),

kurikulum, serta sarana dan prasarana dari sekolah tersebut. Sebagai salah

Page 18: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

2

satu komponen penting dalam pendidikan, peserta didik (siswa) haruslah

membantu dalam keberhasilan proses pembelajaran.

Siswa harus memiliki berbagai kemampuan untuk membantu

keberhasilan proses pembelajaran, salah satu kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh siswa adalah kemampuan membaca. Melalui membaca dapat

menciptakan suatu proses belajar yang efektif. Masyarakat yang gemar

membaca akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas.

Burns, dkk (dalam Farida Rahim, 2007: 1) berpendapat bahwa

kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat

terpelajar. Hal tersebut di atas memiliki arti bahwa kemampuan membaca

adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat terpelajar,

anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan

termotivasi untuk belajar.

Membaca adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan

bermasyarakat. Setiap aspek kehidupan masyarakat pastilah melibatkan

kegiatan membaca. Di samping itu, kemampuan membaca merupakan

tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia. Dengan membaca, informasi

yang tertulis dapat tersampaikan kepada si-pembaca. Berdasarkan paparan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kemampuan yang harus

dimiliki oleh siswa sebagai modal dasar dalam belajar.

Dalam membaca dibutuhkan kemampuan menerjemahkan, artinya

untuk dapat mengetahui informasi yang tertulis, pembaca harus mampu

menerjemahkan/menafsirkan rangkaian kalimat dalam sebuah bacaan.

Page 19: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

3

Seorang pembaca dikatakan berhasil jika mampu menerjemahkan,

memahami, dan mengetahui isi/informasi dari bacaan yang telah dibacanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan

dimana pembaca dapat menerjemahkan, memahami, dan mengetahui

isi/informasi dari bacaan yang telah dibaca.

Kemampuan membaca harus dimiliki oleh siswa sebagai modal dasar

dalam belajar, salah satunya adalah belajar matematika. Sebagian besar siswa

berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, penuh dengan

berbagai macam rumus dan angka-angka. Dalam pembelajaran

matematikapun dibutuhkan kemampuan membaca siswa. Salah satu bentuk

soal matematika yang membutuhkan kemampuan membaca siswa adalah soal

cerita. ZainalAbidin (1989: 10) mengemukakan bahwa soal cerita adalah soal

yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang dimaksud bisa berupa

masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang

diungkapkan dapat mempengaruhi panjang atau pendeknya soal cerita

tersebut. Semakin besar bobot masalah yang diungkapkan makin panjang soal

cerita yang disajikan, begitu pula sebaliknya semakin kecil bobot masalah

yang diungkapkan semakin pendek soal cerita yang disajikan.

Lebih lengkapnya Haji (1994: 13) mengungkapkan bahwa soal yang

dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi

matematika dapat berbentuk soal cerita dan bukan soal cerita/soal hitungan.

Soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan

dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.

Page 20: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

4

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa soal cerita adalah soal hitungan yang disajikan dalam suatu cerita

pendek atau rangkaian kata-kata (kalimat) berdasarkan kenyataan yang ada di

lingkungan sekitar siswa serta mengandung masalah yang membutuhkan

pemecahan masalah.

Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan

ceritauntuk menerapkan konsep yang telah dipelajari di sekolah sesuai dengan

pengalaman sehari-hari yang dialami siswa. Siswa diharapkan mampu

menafsirkan kata-kata dalam soal cerita yang berhubungan dengan

pengalamannya sehari-hari. Soal cerita melatih kemampuan siswa

menggunakan tanda operasi hitung serta kemampuan untuk berpikir secara

analisis. Kemampuan siswa menerjemahkan kalimat sehari-hari ke dalam

kalimat matematika menjadi kunci dalam pemecahan masalah dalam bentuk

soal cerita

Dalam menyelesaikan masalah dalam bentuk soal cerita dibutuhkan

kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut dapat terlihat dari pemahaman

soal, yaitu apa saja yang diketahui dari soal, apa yang ditanyakan, dan

bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Dari penjelasan di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika berpusat pada

pemecahan masalah. Dapat diartikan bahwa pembelajaran matematika lebih

mementingkan proses dari pada hasil.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada

tanggal 3, 17, dan 19 Oktober 2015 di kelas V SD Negeri 3 Sermo, SD

Page 21: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

5

Negeri 1 Sermo, SD Negeri Tegiri, SD Negeri Hargowilis, dan SD Negeri

Kriyan (Sekolah Dasar Negeri di Gugus III Kokap) menunjukkan adanya

masalah-masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika. Adapun

masalah yang dihadapi sebagai berikut.

Masalah pertama adalah matematika merupakan pelajaran yang sulit

dan ditakuti oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada

tanggal 3 Oktober 2015, dapat diketahui beberapa alasan kenapa mata

pelajaran matematika ditakuti oleh siswa. Beberapa siswa menganggap mata

pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan penuh dengan rumus-

rumus yang rumit, sehingga siswa tidak menyukai apabila berhadapan dengan

mata pelajaran matematika. Alasan-alasan lain yang menyebabkan siswa

takut terhadap mata pelajaran matematika diantaranya adalah susah, rumit,

gurunya galak, malas, dan isinya cuma angka.

Masalah yang kedua, nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD

Negeri Gugus III Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo yang kurang

memuasakan. Informasi mengenai nilai ulangan tengah semester yang kurang

memuaskan diperoleh dari wali kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan

Kokap, Kabupaten Kulon Progo.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SD Negeri 3 Sermo

pada tanggal 3 Oktober 2015 dengan bapak Jemingin S, Pd selaku wali kelas

V diperoleh hasil bahwa rata-rata nilai UTS matematika siswa tergolong

rendah khususnya pada evaluasi dalam bentuk soal cerita. Dari 13 siswa

hanya ada 3 orang siswa yang mendapatkan nilai UTS maematika di atas nilai

Page 22: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

6

KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 72. Rata-rata nilai UTS matematika

kelas V SD Negeri 3 Sermo adalah 63,625. Nilai rata-rata tersebut masih

sangat jauh dari KKM yang telah ditentukan SD Negeri 3 Sermo. Guru kelas

V menyatakan bahwa untuk pelajaran matematika biasanya menggunakan

evaluasi dalam bentuk soal cerita. Guru kelas V SD Negeri 3 Sermo

berpendapat bahwa rendahnya nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran

matematika disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam

menerjemahkan kata-kata dalam soal cerita ke dalam bentuk kalimat

matematika.

Hasil observasi dan wawancara dengan ibu Laras Minarsih S, Pd

selaku wali kelas V di SD Negeri 1 Sermo pada tanggal 17 Oktober 2015

menunjukkan bahwa nilai ulangan tengah semester khususnya pada mata

pelajaran matematika tergolong rendah. Hal ini dapat terlihat dari 12 siswa

yang mengikuti ulangan tengah semester hanya terdapat 7 siswa yang

mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 72. Rata-

rata nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri 1 Sermo adalah

62,083. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dari KKM yang telah ditentukan

oleh sekolah.

Hasil observasi dengan ibu Watini S, Pd selaku wali kelas V di SD

Negeri Hargowilis pada tanggal 17 Oktober 2015 menujukkan bahwa nilai

ulangan tengah semester khususnya pada mata pelajaran matematika

tergolong rendah. Hasil observasi menunjukkan bahwa dari 9 siswa yang

mengikuti ulangan tengah semester hanya terdapat 4 siswa yang mendapatkan

Page 23: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

7

nilai UTS matematika di atas KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu

73. Rata-rata nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri

Hargowilis adalah 65,111. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dari KKM yang

telah ditentukan oleh sekolah.

Hasil observasi dan wawancara dengan bapak Paino A, Ma selaku

wali kelas V di SD Negeri Tegiri pada tanggal 19 Oktober 2015 menujukkan

bahwa nilai ulangan tengah semester khususnya pada mata pelajaran

matematika tergolong rendah. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan

bahwa dari 13 siswa yang mengikuti ulangan tengah semester hanya terdapat

1 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan sekolah

yaitu 65. Rata-rata nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri

Tegiri adalah 31,615. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dari KKM yang telah

ditentukan oleh sekolah.

Hasil observasi dan wawancara dengan ibu Suryanti, S, Pd selaku wali

kelas V di SD Negeri Kriyan pada tanggal 19 Oktober 2015 menujukkan

bahwa nilai ulangan tengah semester khususnya pada mata pelajaran

matematika tergolong rendah. Terdapat 12 siswa di SD Negeri Kriyan kelas

V, namun hanya 11 siswa yang dapat mengikuti ulangan tengah semester

dikarenakan satu siswa mengalami sakit paru-paru dan harus menjalani

pengobatan lebih lanjut. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa

dari 11 siswa yang mengikuti ulangan tengah semester hanya terdapat 5 siswa

yang mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 75.

Rata-rata nilai ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri Tegiri

Page 24: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

8

adalah 69.090. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dari KKM yang telah

ditentukan oleh sekolah.

Masalah ketiga, nilai ulangan harian matimatika beberapa siswa masih

berada di bawah KKM yang telah ditentukan oleh masing-masing sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas V setiap

Sekolah Dasar Negeri Gugus III di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon

Progo tahun ajaran 2015/2016 diperoleh informasi bahwa di SD Negeri 3

Sermo nilai ulangan harian pertama yang diikuti oleh 13 siswa terdapat 9

siswa yang nilainya di bawah KKM. sedangkan 13 siswa yang mengikuti

ulangan harian pertama di SD Negeri Tegiri terdapat 10 siswa yang nilai

ulangan hariannya di bawah KKM.

Masalah keempat, siswa sering tidak mendengarkan ketika

pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat dari hasil observasi proses

pembelajaran di kelas V pada tanggal 17 Oktober 2015. Siswa lebih memilih

mengobrol dengan teman sebangkunya, memainkan pensilnya, mencoret-

coret buku, dan menundukkan kepala di atas meja dibandingkan dengan

mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran

siswa akan pentingnya pembelajaran matematika masih kurang. Untuk

menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif, siswa menbutuhkan

pengawasan dan perhatian yang lebih.

Masalah kelima, kemampuan membaca siswa belum berfungsi secara

maksimal. Hal ini ditandai dengan kurangnya kemampuan siswa dalam

menerjemahkan kalimat sehari-hari ke dalam kalimat matematika, khususnya

Page 25: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

9

pada soal cerita pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi

pada tanggal 19 Oktober 2015, diperoleh informasi bahwa tidak adanya

kegiatan dari sekolah yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi

perpustakaan. Dari hasil observasi juga terlihat ketidak lengkapan buku di

perpustakaan, kondisi ruang perpustakaan yang tidak nyaman, dan buku-buku

yang tidak tertata rapi.

Masalah keenam, nilai ulangan matematika siswa dengan

menggunakan soal cerita lebih rendah jika dibandingkan dengan

menggunakan soal yang menggunakan kalimat matematika. Berdasarkan nilai

tersebut diketahui bahwa menyelesaikan soal cerita lebih sulit dibandingkan

dengan soal yang menggunakan kalimat matematika. Hal ini didukung

dengan hasil tes soal. Peneliti membuat tes soal yang terdiri dari 10 soal cerita

matematika dan 10 soal dengan menggunakan kalimat matematika. Peneliti

membuat tes soal dengan kesulitan yang sama untuk setiap 10 soal cerita dan

10 soal dengan kalimat matematika. Perbandingan rata-rata nilai tes soal di

SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Nilai Tes Soal di SD Negeri GugusIII

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016

No Sekolah Dasar Gugus III Soal

Soal Cerita Soal Kalimat

Matematika

1 SD NEGERI 3 SERMO 48,750 54,375

2 SD NEGERI 1 SERMO 45,833 49,167

3 SD NEGERI TEGIRI 47,692 58,466

4 SD NEGERI HARGOWILIS 44,444 51,111

5 SD NEGERI KRIYAN 42,500 47,500

Rata-rata 45,844 52,124

Page 26: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

10

Dari tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tes soal

cerita matematika di SD Negeri gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 sebesar 45,844 lebih rendah daripada

tes soal kalimat matematika sebesar 52,124 (45,844 < 52,124). Nilai rata-rata

tes soal cerita tertinggi diperoleh oleh SD Negeri 3 Sermo sebesar 48,750,

sedangkan nilai rata-rata tes soal kalimat matematika tertinggi juga diperoleh

oleh SD Negeri Tegiri sebesar 58,466.

Berdasarkan observasi pada tanggal 17 Oktober 2015 dengan

beberapa siswa diketahui beberapa alasan yang menyebabkan nilai ulangan

dengan menggunakan soal cerita lebih rendah jika dibandingkan dengan soal

yang menggunakan kalimat matematika. Alasan-alasan yang dimaksud

diantara malas membaca, bingung cara mengerjakannya, dan susah.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, dapat disimpulkan

bahwa lebih dari 90% siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri di Gugus III

Kokap kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika khususnya soal dalam

bentuk cerita. Kesulitan yang dialami oleh siswa ini disebabkan karena

kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-hari ke

dalam kalimat matematika. Diperkuat oleh pendapat Marsudi Raharjo (2008:

1) yang menyatakan bahwa:

Hasil Monitoring dan Evaluasi (ME) PPPPTK (P4TK) Matematika

2007 dan PPPG Matematika tahun-tahun sebelumnya memperlihatkan

lebih dari 50% guru menyatakan sebagian besar siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Penyebabnya adalah

kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-

hari ke dalam kalimat matematika.

Page 27: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

11

Terkait dengan pemecahan masalah matematika yang biasanya

diformulasikan dalam bentuk soal cerita, maka beberapa langkah yang

ditempuh siswa dalam menyelesaikan soal cerita antara lain membaca dan

memahami soal. Dengan membaca dan memahami isi soal, siswa dapat

menetahui apa yang ditanyakan dari soal tersebut.

Bertitik tolak dari uraian di atas, peneliti ingin mengetahui apakah

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca

dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa. Dengan

demikian, judul penelitian ini adalah “ Hubungan Kemampuan Membaca

dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo

tahun ajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang permasalahan, maka muncul beberapa

permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Matematika merupakan pelajaran yang paling ditakuti

2. Nilai rata-rata ulangan tengah semester gasal siswa kelas V pada mata

pelajaran matematika tergolong rendah dan masih di bawah KKM.

3. Nilai ulangan harian pada pada mata pelajaran matematika sebagian

besar siswa belum memenuhi KKM

4. Siswa tidak memperhatikan ketika pelajaran matematika sedang

berlangsung

Page 28: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

12

5. Kurangnya kemampuan membaca siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016.

6. Nilai ulangan matematika siswa kelas V dengan menggunakan soal cerita

lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan soal yang

menggunakan kalimat matematika.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dengan melihat kondisi serta

permasalahan yang kompleks, maka penelitian ini akan dibatasi pada belum

diketahuinya hubungan kemampuan membaca dengan kemampuan

pemecahan soal cerita matematika siswa pada materi FPB dan KPKkelas V

Sekolah Dasar NegeriGugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo

tahun ajaran 2015/2016.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah yang sudah dikemukakan oleh peneliti, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Seberapa tingkat kemampuan membaca siswa kelas V Sekolah Dasar

Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun

ajaran 2015/2016?

2. Seberapa tingkat kemampuam pemecahan soal cerita matematika siswa

kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016?

Page 29: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

13

3. Apakah kemampuan membaca berhubungan positif dan signifikan

dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V

Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon

Progo tahun ajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca siswa kelas V Sekolah

DasarNegeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun

ajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui tingkat kemampuam pemecahan soal cerita

matematika siswa kelas V Sekolah DasarNegeri Gugus III Kecamatan

Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016.

3. Untuk mengetahui hubungan kemampuan membaca dengan kemampuan

pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

mengembangkan suatu teori mengenai hubungan kemampuan membaca

dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V

Page 30: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

14

Sekolah DasarNegeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon

Progo tahun ajaran 2015/2016.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

Penelitian ini bermanfaat memberikan masukan untuk

memperbaiki kegiatan belajar mengajar terutama pada mata

pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

membaca siswa dan meningkatkan kemampuan pemecahan soal

cerita siswa.

b. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi kepala sekolah

dalam merancang kegiatan-kegiatan dan menerapkan berbagai

kebijakan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

soal cerita matematika dan meningkatkan kemapuan membaca

siswa.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bekal bagi peneliti untuk

melaksanakan pembelajaran yang baik sehingga dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan soal cerita matematika dan meningkatkan

kemapuan membaca siswa.

Page 31: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kemampuan Membaca

1. Pengertian Kemampuan Membaca

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang

melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi

juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan

metakognitif (Farida Rahim, 2007: 2). Sebagai suatu proses berpikir,

membaca mencakup proses pengenalan kata, pemahaman literal,

interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.

Sedangkan menurut Klein,dkk (dalam Farida Rahim, 2007: 3)

mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup: 1) membaca

merupakan suatu proses, 2) membaca adalah strategis, dan 3) membaca

interaktif. Dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang

melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

Selanjutnya Saleh Abbas (2006: 102) mendefinisikan membaca

sebagai suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang

tersurat maupun yang tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara

literal, inferensial, evaluatif, dan kreatif dengan memanfaatkan

pengalaman belajar pembaca.

Sependapat dengan Burns, dkk (dalam Farida Rahim, 2007: 1)

juga berpendapat bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang

vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Maksudnya bahwa kemampuan

membaca adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat

Page 32: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

16

terpelajar. Anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar

membaca akan kesulitan menyelesaikan masalah yang berhubungan

dengan membaca.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang

melibatkan berbagai aktivitas. Membaca sebagai suatu aktivitas tidak

hanya menangkap informasi bacaan yang tersurat namun juga informasi

bacaan yang tersirat.

2. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dengan

adanya tujuan yang ingin dicapai, pembaca cenderung lebih memahami

apa yang dibaca dibandingkan dengan pembaca yang tidak memiliki

tujuan. Menurut Blanton, dkk (dalam Farida Rahim, 2007: 11)

menyebutkan tujuan membaca mencakup:

a. Kesenangan;

b. Menyempurnakan membaca nyaring;

c. Menggunakan strategi tertentu;

d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;

e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahuinya;

f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;

g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;

h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan

informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara

lain dan mempelajari tentang struktur teks;

i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik

Saleh Abbas (2006: 102) menyatakan bahwa hakikat membaca

akan disesuaikan dengan hakikat membaca yang mengacu pada tujuan

pembelajaran, yaitu sebagai suatu aktivitas untuk menangkap informasi

Page 33: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

17

bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam bentuk

pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluatif, dan kreatif

dengan memanfaatkan pengalaman belajar pembaca.

Lebih lanjut Saleh Abbas (2006: 102) menjelaskan bentuk-bentuk

pemahaman dalam membaca sebagai berikut:

a. Pemahaman Literal

Pemahaman literal adalah kemampuan memahami ide-ide yang

tampak secara eksplisit dalam wacana. Menurut Burns (dalam Saleh

Abbas, 2006: 102), pemahaman literal merupakan prasyarat bagi

pemahaman yang lebih tinggi.

b. Pemahaman Inferensial

Pemahaman inferensial adalah kemampuan memahami informasi

yang dinyatakan secara tidak langsung dalam wacana. Memahami

wacana secara inferensial berarti memahami makna wacana yang

lebih dalam dari kalimat-kalimat yang tertulis berdasarkan atas

informasi-informasi yang tampak secara eksplisit. Burns (dalam

Saleh Abbas, 2006: 102) menyatakan bahwa untuk memperoleh

pemahaman inferensial atau intepretif, pembaca harus mampu

menangkap apa yang tersirat dalam wacana.

c. Pemahaman Evaluatif

Pemahaman evaluatif merupakan kemampuan mengevaluasi isi

wacana. Untuk mencapai tingkat pemahaman evaluatif, pembaca

tidak hanya sekedar menginterpretasikan maksud penulis, tetapi juga

Page 34: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

18

memberikan penilaian yang kritis terhadap apa yang disampaikan

oleh penulis (Syafi’ie dalam Saleh Abbas, 2006: 102).

d. Pemahaman Kreatif

Pemahaman kreatif merupakan kemampuan mengungkapkan respon

emosional dan estestis terhadap wacana yang sesuai dengan strandar

pribadi dan standar profesional.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

membaca adalah memahami isi wacana yang dibaca, baik isi wacana

yang tersirat maupun yang tersurat. Tingkat pemahaman pembaca dalam

memahami isi wacana mempengaruhi banyak sedikitnya informasi yang

diperoleh dari proses membaca tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada kemampuan

membaca narasi. Menurut Gorys Keraf (2001: 136) narasi adalah suatu

bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada

pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi juga mengisahkan

suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca

permulaan menurut Lamb dan Arnold (dalam Farida Rahim, 2005: 16-

30) yaitu:

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan

neurologis, dan jenis kelamin.

Page 35: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

19

b. Faktor Intelektual

Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya

mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca

permulaan.

c. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan

kemampuan membaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup a)

latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan b) sosial

ekonomi keluarga siswa.

d. Faktor Psikologis

Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan kemampuan

membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup 1)

motivasi, 2) minat, dan 3) kematangan sosial, emosi, dan

penyesuaian diri.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor

yang mempengaruhi kemampuan membaca anak diantaranya adalah

faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis. Faktor

psikologis mencakup motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan

penyesuaian diri.

Tingkat kemampuan membaca siswa kelas V dapat diketahui

melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia

kelas V semester I materi sebagai berikut:

Page 36: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

20

Tabel 2. SD-KD Bahasa Indonesia Kelas V Semester I Tahun Ajaran

2015/2016

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami penjelasan

nara sumber dan cerita

rakyat secara lisan

1.1. Menanggapi penjelasan narasumber

(petani,pedagang,nelayan,karyawan

dll) dengan memperhatikan santun

berbahasa.

1.2. Mengidentifikasi unsur cerita rakyat

yang didengarnya

2. Mengungkap-kan

pikiran, pendapat,

perasaan, fakta secara

lisan dengan

menanggapi suatu

persoalan,

menceritakan hasil

pengamatan, atau

berwawancara

2.1. Menanggapi penjelasan narasumber

(petani,pedagang,nelayan,karyawan

dll) dengan memperhatikan santun

berbahasa.

2.2. Menceriterakan hasil

pengamatan/kunjungan dengan

bahasa runtut,baik, dan benar .

2.3. Berwawancara sederhana dengan

nara sumber

(petani,pedagang,nelayan,karyawan

dll) dengan memperhatikan pilihan

kata dan santun berbahasa

3. Memahami teks

dengan membaca teks

percakapan, membaca

cepat 75 kata/menit,

dan membaca puisi

3.1. Membaca teks percakapan dengan

lafal dan intonasi yang tepat.

3.2. Menemukan gagasan utama suatu

teks yang dibaca dengan kecepatan

75 kata/menit.

3.3. Membaca puisi dengan lafal dan

intonasi yang tepat.

4. Mengungkap-kan

pikiran, perasaan,

informasi, dan

pengalaman secara

tertulis dalam bentuk

karangan, surat

undangan, dan dialog

tertulis

4.1. Menulis karangan berdasarkan

pengalaman dengan memperhatikan

pilihan kata dan penggunaan ejaan.

4.2. Menulis surat undangan (ulang

tahun, acara keagamaan, kegiatan

sekolah, kenaikan sekolah dll)

dengan kalimat efektif dan

memperhatikan penggunaan ejaan.

4.3. Menulis dialog sederhana antara dua

atau tiga tokoh dengan

memperhatikan isi serta perannya.

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa

Indonesia kelas V semester I maka peneliti akan membatasi pada Standar

Kompetensi 1 yaitu memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat

Page 37: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

21

secara lisan meliputi Kompetensi Dasar 1.1 menanggapi penjelasan

narasumber (petani,pedagang,nelayan,karyawan dll) dengan

memperhatikan santun berbahasa. dan Kompetensi Dasar 1.2

mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya. Dengan demikian

peneliti akan meneliti tentang hubungan kemampuan membaca pada

materi cerita rakyat dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika siswa kelas V pada materi FPB dan KPK.

B. Tinjauan tentang Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Kemampuan berasal dari kata mampu yang memperoleh awalan

ke- dan akhiran –an yang berarti sanggup. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia kemampuan diartikan kesanggupan atau kecakapan untuk

melakukan sesuatu.

Sweden, Sandra, dan Japa (dalam Endang Setyo Winarni dan Sri

Hamini, 2012: 122) berpendapat bahwa soal cerita adalah soal yang

diungkapkan dalam bentuk ceita yang diambil dari pengalaman-

pengalaman siswa yang berkaitan dengan konsep matematika.

Sedangkan menurut Muhsetyo (dalam Endang Setyo Winarni dan

Sri Hamini, 2012: 122) soal matematika yang dinyatakan dengan

serangkaian kalimat disebut dengan soal bentuk cerita. Mendukung

kedua pendapat di atas, Endang Setyo Winarni dan Sri Hamini (2012:

122) berpendapat bahwa soal cerita adalah soal matematika yang

Page 38: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

22

diungkapkan atau dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat

dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan pemecahan soal cerita adalah kemampuan atau

kecakapan untuk menyelesaikan soal matematika yang dinyatakan

dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang

dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Langkah-Langkah Penyelesaian Soal Cerita Matematika

Dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah kita dituntut

untuk berpikir dan bekerja keras menerima tantangan agar mampu

memecahkan masalah yang kita hadapi. Untuk memecahkan masalah

yang kita perlu merencanakan langkah-langkah apa saja yang harus

ditempuh guna memecahkan masalah tersebut.

Polya (dalam Daitin Tarigan, 2006: 155) mengungkapkan

pendapatnya mengenai langkah pemecahan masalah yang umum

digunakan yaitu:

1. Pemahaman masalah

2. Perencanaan penyelesaian

3. Pelaksanaan rencana penyelesaian

4. Pengecekan kembali kebenaran penyelesaian

Lebih lanjut, Polya (dalam Endang Seyo Winarni dan Sri

Harmini, 2012: 124) menjelaskan langkah-langkah yang perlu

diperhatikan untuk pemecahan masalah sebagai berikut:

Page 39: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

23

a. Pemahaman terhadap masalah, maksudnya mengerti masalah dan

melihat apa yang dikehendaki. Cara memahami suatu masalah

antara lain sebagai berikut:

1) Masalah harus dibaca berulang-ulang agar dapat

dipahami kata demi kata, kalimat demi kalimat.

2) Menentukan/mengidentifikasi apa yang diketahui dari

masalah.

3) Menentukan/mengidentifikasi apa yang ditanyakan/apa

yang dikehendaki dari masalah.

4) Mengabaikan hal-hal yang tidak relevan dengan masalah.

5) Sebaiknya tidak menambah hal-hal yang tidak ada agar

tidak menimbulkan masalah yang berbeda dengan

masalah yang seharusnya diselesaikan (Endang Seyo

Winarni dan Sri Harmini, 2012: 124)

b. Perencanaan pemecahan masalah, maksudnya melihat bagaimana

hubungan antara soal dengan data yang diperoleh untuk membuat

suatu rencana pemecahan masalah. Kreativitas dalam menyusun

perencanaan pemecahan masalah dibutuhkan dalam menyusun

strategi pemecahan masalah. Wheeler (dalam Endang Seyo Winarni

dan Sri Harmini, 2012: 124) mengemukakan strategi pemecahan

masalah sebagai berikut:

1) Membuat suatu tabel

2) Membuat suatu gambar

3) Menduga, mengetes, dan memperbaiki

4) Mencari pola

5) Menyatakan kembali permasalahan

6) Menggunakan penalaran

7) Menggunakan variabel

8) Menggunakan persamaan

9) Mencoba menyederhanakan permasalahan

10) Menghilangkan situasi yang tidak mungkin

11) Bekerja mundur

12) Menyusun model

13) Menggunakan algoritma

14) Menggunakan penalaran tidak langsung

15) Menggunakan sifat-sifat bilangan

Page 40: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

24

16) Menggunakan kasus atau membagi masalah menjadi

bagian-bagian

17) Memvaliditasi semua kemungkinan

18) Menggunakan rumus

19) Menyelesaikan masalah yang ekuivalen

20) Menggunakan simetri

21) Menggunakan informasi yang diketahui untuk

mengembangkan informasi baru.

c. Melaksanakan perencanaan pemecahan masalah, maksudnya

langkah ini merupakan langkah selanjutnya setelah sebelumnya

merencanakan penyelesaian masalah dengan menyusun strategi

pemecahan masalah. Keterampilan siswa dalam hal perhitungan

berperan penting untuk dapat menemukan hasil/jawaban yang tepat.

d. Melihat kembali kelengkapan pemecahan masalah, maksudnya

langkah ini merupakan langkah untuk melihat kembali apakah

penyelesaian masalah yang kita peroleh merupakan solusi yang

paling tepat. Endang Seyo Winarni dan Sri Harmini (2012: 124)

mengemukakan tentang cara untuk mengetahui apakah penyelesaian

masalah yang kita peroleh merupakan solusi yang paling tepat

dengan mengecek hasil, menginterprestasi jawaban yang diperoleh,

meninjau kembali apakah ada cara lain yang dapat digunakan untuk

mendapatkan penyelesaian yang sama, dan meninjau kembali apakah

ada penyelesaian yang lain sehingga dalam memecahkan masalah

dituntut tidak cepat puas dari satu hasil penyelesaiansaja tetapi perlu

dikaji dengan beberapa cara penyelesaian.

Page 41: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

25

Menurut Endang Seyo Winarni dan Sri Harmini (2012: 124)

langkah-langkah yang dapat dijadikan pedoman untuk menyelesaikan

soal cerita sebagai berikut:

a. Temukan apa yang ditanyakan oleh soal cerita itu

b. Cari informasi/keterangan yang esensial

c. Pilih operasi/pengerjaan yang sesuai

d. Tulis kalimat matematikanya

e. Selesaikan kalimat matematikannya

f. Nyatakan jawab dari soal cerita itu dalan bahasa indonesia

sehingga menjawab pertanyaan dari soal cerita tersebut.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meliputi:

1) mampu memahami masalah yang ada dalam soal cerita matematika, 2)

mampu merencanakan penyelesaian yang sesuai dengan masalah yang

ada dalam soal cerita matematika, 3) mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang dianggap paling sesuai, dan 4) mampu mengoreksi

atau mengecek ulang kebenaran dari penyelesaian yang sudah

dilaksanakan.

3. Pendekatan-Pendekatan dalam Penyelesaian Soal Cerita

Endang Seyo Winarni dan Sri Harmini (2012: 122)

mengemukakan bahwa dalam mengajarkan soal cerita dapat digunakan

dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Model

Pada pendekatan model, siswa membaca atau mendengakan

soal cerita yang diberikan, kemudian siswa mencocokkan situasi

yang dihadapi dengan model yang sudah dipelajari sebelumnya.

Page 42: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

26

b. Pendekatan Terjemahan Soal Cerita

Pada pendekatan terjemahan, siswa dilibatkan pada kegiatan

membaca kata demi kata dan ungkapan demi ungkapan dari soal

cerita yang dihadapinya untuk kemudian menerjemahkan kata demi

kata dari ungkapan-ungkapan tersebut ke dalam kalimat matematika.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian soal cerita diantaranya

adalah pendekatan model dan pendekatan terjemahan soal cerita.

C. Tinjauan Mata Pelajaran Matematika di SD

1. Pengertian Mata Pelajaran Matematika

Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem

pendidikan di seluruh dunia. Di Indonesia, sejak bangku SD sampai

perguruan tinggi, mata pelajaran matematika sudah diajarkan. Sebagai

ilmu dasar, matematika berfungsi untuk mempelajari ilmu-ilmu yang

lain. Oleh karena itu, penguasaan terhadap matematika diperlukan dan

konsep-konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini.

Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau

“manthenein”, yang artinya “mempelajari” (Moch. Masyukur Ag dan

Abdul Halim Fathani, 2007: 42).Menurut Ruseffendi (dalam Sri

Subarinah, 2006: 1), matematika itu teorganisasikan dari unsur-unsur

yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-

dalil yang dibuktikan kebenarannya. Oleh sebab itu, matematika disebut

sebagai ilmu deduktif.

Page 43: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

27

Sejalan dengan Ruseffendi, Sri Subarinah (2006: 1) berpendapat

bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari

struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya.

Pernyataan ini memiliki arti bahwa sejatinya belajar matematika adalah

belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antara konsep dan

strukturnya.

Memperkuat pernyataan Ruseffendi di atas, Karso (1998: 1.34)

berpendapat bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan

dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan

hubungan di antara hal-hal itu. Untuk memahami struktur dan hubungan-

hubungannya maka diperlukan penguasaan konsep-konsep yang terdapat

pada matematika.

Pandangan rasionalis Descartes dan Leibniz (dalam Marsigit,

2003: 1 ) yaitu konsep matematika merupakan bawaan, sedangkan Locke

dan Hume menyatakan bahwa kebenaran matematika dikenal oleh akal

tetapi mereka berpikir jika konsep-konsep matematika yang diperoleh

merupakan abstraks pengalaman.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu kegiatan yang

merupakan abstraksi dari pengalaman dalam bentuk sistematis, teratur,

dan eksak. Pembelajaran matematika lebih mementingkan proses dari

pada hasil.

Page 44: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

28

2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika

Sujono (dalam Artuclus Cahya Prihandoko, 2006: 10)

berpendapat bahwa nilai-nilai utama yang terkandung dalam matematika

adalah nilai praktis, nilai disiplin dan nilai budaya. Matematika dikatakan

memiliki nilai praktis dikarenakan matematika merupakan suatu alat

yang dapat langsung dipergunakan untuk menyelesaikan permasalah

sehari-hari yang dialami. Disadari atau tidak, dalam kehidupan manusia

pasti melakukan kegiatan perhitungan-perhitungan matematis.

Pendapat di atas didukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 (dalam Moch. Masyukur Ag dan

Abdul Halim Fathani, 2007: 52) yang menjelaskan bahwa tujuan

pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan

sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma

secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan

masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaiakan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,

atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan

minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

percaya diri dalam pemecahan masalah.

Karso (1998: 2.7) berpendapat bahwa tujuan umum diberikannya

matematika di jenjang pendidikan dasar meliputi dua hal, yaitu:

Page 45: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

29

a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan

di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui

latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,

cermat, jujur, dan efektif.

b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari serta mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika diberikan pada anak

sekolah dasar bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat

menghadapi perubahan keadaan disekitarnya yang selalu berkembang

dan matematika dapat digunakan/diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

3. Karakteristik Matematika

Agar pembelajaran matematika dapat memenuhi tuntutan inovasi

pendidikan pada umumnya, Ebbutt dan Straker dalam makalah berjudul

pembelajaran matematika berdasarkankurikulum berbasis kompetensi di

SMK (Marsigit, 2003: 3-4) mendefinisikan matematika sekolah yang

selanjutnya disebutsebagai matematika, sebagai berikut :

1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :

(1) memberikesempatan siswa untuk melakukan kegiatan penemuan

dan penyelidikan pola-polauntuk menentukan hubungan, (2)

memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukanpercobaan

denga berbagai cara, (3) mendorong siswa untuk menemukan adanya

urutan,perbedaan, perbandingan, pengelompokan, dsb, (4)

mendorong siswa menarikkesimpulan umum, (5) membantu siswa

Page 46: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

30

memahami dan menemukan hubungan antarapengertian satu dengan

yang lainnya.

2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan

imajinasi,intuisi dan penemuan Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :

(1) mendoronginisiatif dan memberikan kesempatan berpikir

berbeda, (2) mendorong rasa ingin tahu,keinginan bertanya,

kemampuan menyanggah dan kemampuan memperkirakan,

(3)menghargai penemuan yang diluar perkiraan sebagai hal

bermanfaat daripadamenganggapnya sebagai kesalahan, (4)

mendorong siswa menemukan struktur dan desainmatematika, (5)

mendorong siswa menghargai penemuan siswa yang lainnya,

(6)mendorong siswa berfikir refleksif, dan (7) tidak menyarankan

hanya menggunakan satumetode saja.

3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem

solving) Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :

(1) menyediakanlingkungan belajar matematika yang merangsang

timbulnya persoalan matematika, (2)membantu siswa memecahkan

persoalan matematika menggunakan caranya sendiri, (3)membantu

siswa mengetahui informasi yang diperlukan untuk memecahkan

persoalanmatematika, (4) mendorong siswa untuk berpikir logis,

konsisten, sistematis danmengembangkan sistem

dokumentasi/catatan, (5) mengembangkan kemampuan

danketrampilan untuk memecahkan persoalan, (6) membantu siswa

mengetahui bagaimanadan kapan menggunakan berbagai alat

peraga/media pendidikan matematika seperti :jangka, kalkulator,

dsb.

4. Matematika sebagai alat berkomunikasi Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :

(1) mendorong siswamengenal sifat matematika, (2) mendorong

siswa membuat contoh sifat matematika, (3)mendorong siswa

menjelaskan sifat matematika, (4) mendorong siswa memberikan

alasan perlunya kegiatan matematika, (5) mendorong siswa

membicarakan persoalanmatematika, (6) mendorong siswa membaca

dan menulis matematika, (7) menghargaibahasa ibu siswa dalam

membicarakan matematika.

Berdasarkan pendapat dari ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

karakteritik matematika diantaranya adalahmatematika sebagai kegiatan

penelusuran pola dan hubungan, matematika sebagai kreativitas yang

memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan, matematika sebagai

Page 47: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

31

kegiatan pemecahan masalah (problem solving), serta matematika

sebagai alat berkomunikasi.

4. Pentingnya Pengajaran Matematika

Moch. Masyukur Ag dan Abdul Halim Fathani (2007: 52)

berpendapat bahwa untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa

depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Atas

dasar itu, pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa sejak

sekolah dasar (SD).

Cockroft (dalam Yulianto D. Saputra, tanpa tahun: 41-42)

mengemukakan pendapat mengenai pentingnya pengajaran matematika

kepada siswa, yakni karena matematika 1) selalu digunakan dalam segala

segi kehidupan, 2) semua bidang studi memerlukan keterampilan

matematika yang sesuai, 3) merupakan sarana komunikasi yang kuat,

singkat, dan jelas, 4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam

berbagai cara, 5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan

kesadaran keruangan, serta 6) memberikan kepuasan terhadap usaha

memecahkan masalah yang menantang.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengajaran matematika penting diberikan kepada anak sekolah dasar

karena matematika 1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan

siswa, 2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang

sesuai, 3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, 4)

dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5)

Page 48: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

32

meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran

keruangan, serta 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan

masalah yang menantang.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak dalam Belajar

Matematika

Pitadjeng (2006: 65-66) menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi anak dalam belajar matematika, yaitu:

a. Faktor Intern

Faktor intern dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor

jasmaniah (tubuh), psikologis, dan kelelahan.

1) Faktor jasmani (tubuh)

Faktor jasmani yang dapat mempengaruhi anak dalam

belajar matematika ditinjau dari faktor kesehatan dan cacat

tubuh (Slameto dalam Pitadjeng, 2006: 65)

a) Faktor kesehatan

Agar seseorang dapat belajar matematika dengan

baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap

terjamin dengan selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan

untuk belajar, tidur, makan, olah raga, dan rekreasi

(Pitadjeng, 2006: 66).

Page 49: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

33

b) Cacat tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

Anak didik yang cacat, belajarnya juga terganggu

(Pitadjeng, 2006: 67).

2) Faktor psikologis

a) Intelegensi

b) Perhatian

c) Minat

d) Bakat

e) Motif

f) Kematangan

g) Kesiapan (Pitadjeng, 2006: 67-71).

3) Faktor kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi belajar anak. Agar anak

didik dapat belajar dengan baik, haruslah menghindari

kelelahan, baik kelelahan fisik maupun kelelahan psikis.

Kelelahan fisik dan psikis dapat dihilangkan dengan cara-cara

sebagai berikut:

a) Tidur/istirahat

b) Mengusahakan variasi strategi dalam belajar

c) Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan

peredaran darah seperti obat gosok

d) Olah raga secara teratur

e) Pola makan yang teratur dan sehat

f) Jika kelelahan yang dialami sampai serius, maka akan lebih

efektif jika menghubungi ahli seperti psikiater, dokter dan

sebagainya(Pitadjeng, 2006: 72).

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern dalam menentukan keberhasilan belajar

anak didik digolongkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah, dan faktor masyarakat (Pitadjeng, 2006: 73).

Page 50: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

34

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwafaktor-faktor yang mempengaruhi anak dalam belajar

matematika adalah faktor intern {faktor jasmaniah (tubuh), psikologis,

dan kelelahan} dan faktor ekstern (faktor keluarga, faktor sekolah, dan

faktor masyarakat). Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar matematika.

6. Ruang Lingkup Matematika

Menurut Depdiknas (2003: 2), “ruang lingkup matematika pada

Standar Kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran dan

geometri, dan pengelolaan data”. Bahan kajian inti matematika di SD

mencakup: aritmatika (berhitung), pengenalan aljabar, geometri,

pengukuran, dan kajian data (Karso, 1998: 2.9).

Pembelajaran Matematika kelas V semester I tahun ajaran

2015/2016 materi sebagai berikut:

Tabel 3. SD-KD Matematika Kelas V Semester I Tahun Ajaran

2015/2016

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan 1. Melakukan operasi hitung

bilangan bulat dalam

pemecahan masalah

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan

bulat termasuk penggunaan sifat-

sifatnya, pembulatan, dan

penaksiran

1.2 Menggunakan faktor prima untuk

menentukan KPK dan FPB

1.3 Melakukan operasi hitung

campuaran bilangan bulat

1.4 Menghitung perpangkatan dari akar

sederhana

1.5 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan operasi hitung,

KPK, dan FPB

Page 51: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

35

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

matematika kelas V semester I tahun ajaran 2015/2016 maka peneliti

akan membatasi pada Standar Kompetensi 1 yaitu melakukan operasi

hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah meliputi Kompetensi

Dasar 1.2 menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB

dan Kompetensi Dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan operasi hitung, KPK, dan FPB. Dengan demikian peneliti akan

meneliti tentang hubungan kemampuan membaca dengan kemampuan

pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V pada materi FPB dan

KPK.

D. Hubungan Kemampuan Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika

Kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang

melibatkan berbagai aktivitas. Aktivitas yang dimaksud diantaranya aktivitas

visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Farida Rahim, 2007: 2).

Membaca sebagai suatu aktivitas tidak hanya menangkap informasi bacaan

yang tersurat namun juga informasi bacaan yang tersirat.Dalam proses belajar

matematika terjadi proses berpikir, sebab seseorang dikatakan berpikir

apabila orang itu melakukan kegiatan mental, dan orang belajar matematika

mesti melakukan kegiatan mental (Moch. Masyukur Ag dan Abdul Halim

Fathani, 2007: 43).Marsudi Raharjo (2008: 1) menyatakan bahwa:

Hasil Monitoring dan Evaluasi (ME) PPPPTK (P4TK) Matematika

2007 dan PPPG Matematika tahun-tahun sebelumnya memperlihatkan

lebih dari 50% guru menyatakan sebagian besar siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Penyebabnya adalah

Page 52: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

36

kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-

hari ke dalam kalimat matematika.

Ilmu matematika itu berbeda dengan disiplin ilmu yang lain.

matematika memiliki bahasa sendiri, yakni bahasa yang terdiri atas simbol-

simbol dan angka. Sehingga, jika kita ingin belajar matematika dengan baik,

maka langkah yang harus ditempuh adalah kita harus menguasai bahasa

pengantar dalam matematika, serta kita harus berusaha memahami makna-

makna di balik lambang dan simbol tersebut.

Matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian

makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Galileo Galilei (dalam

Moch. Masyukur Ag dan Abdul Halim Fathani, 2007: 46) berpendapat bahwa

alam semesta itu bagaikan sebuah buku yang hanya dapat dibaca kalau orang

mengerti bahasanya dan akrab dengan lambang dan huruf yang digunakan di

dalamnya, dan bahasa alam tersebut tidak lain adalah matematika. Dengan

kata lain, bahasa matematika memiliki mana “tunggal”, sehingga suatu

kalimat matematika tidak dapat ditafsirkan bermacam-macam.

Kemampuan pemecahan soal cerita adalah kemampuan atau

kecakapan untuk menyelesaikan soal matematika yang dinyatakan dengan

kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dalam

memecahkan atau menyelesaikan soal cerita matematika dibutuhkan

kemampuan membaca siswa yang mumpuni sehingga mampu

menerjemahkan atau menafsirkan kalimat-kalimat cerita dalam soal cerita ke

dalam kalimat matematika.

Page 53: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

37

Langkah pertama yang harus dilakukan siswa untuk menyelesaikan

atau memecahkan soal cerita matematika adalah mampu memahami masalah

yang ada dalam soal cerita. Agar dapat memahami masalah yang ada dalam

soal cerita maka siswa dituntut dapat membaca dengan baik dan benar. Jika

siswa memiliki kemampuan membaca yang baik maka tingkat pemahaman

siswa mengenai isi wacana atau cerita menjadi tinggi, sehingga dengan

pemahaman yang diperolehnya dari membaca soal cerita siswa dapat

menentukan cara penyelesaian yang sesuai dengan masalah yang dipaparkan

dalam soal cerita.

Demikian pula dalam hal kemampuan pemecahan soal cerita

matematika dalam Standar Kompetensi 1 yaitu melakukan operasi hitung

bilangan bulat dalam pemecahan masalah meliputi Kompetensi Dasar 1.2

menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB dan Kompetensi

Dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung,

KPK, dan FPB. Siswa kelas V yang memiliki kemampuan membaca yang

tinggi akan memiliki kemampuan untuk memecahkan atau menyelesaikan

soal cerita matematika pada materiKPK dan FPB tersebut dengan baik.

E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Pada usia anak sekolah dasar ditandai oleh tiga dorongan yaitu:

kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya,

kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang

memperlukan keterampilan fisik, serta kepercayaan mental untuk memasuki

dunia konsep, logika, dan simbolis serta komunikasi dengan orang dewasa.

Page 54: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

38

Menurut Rita Eka Izzanty,dkk (2008: 104), individu berada pada fase akhir

anak- anak yang berlangsung pada usia 6 tahun sampai masuk kemasa

pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun.

Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu

diketahui oleh para guru agar lebih mengetahui keadaan siswa. Seorang guru

harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan

siswa, oleh karena itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui

karakteristik dan juga kebutuhan para siswa. Menurut Rita Eka Izzaty dkk

(2008:116-117)dalam perkembangannya, siswa sekolah dasar mempunyai

karakteristik sebagai berikut.

Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:

1. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar (SD) yang berlangsung

antara usia 6/7 tahun-9/10 tahun biasanya duduk di kelas 1,2 dan

3. Ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah SD adalah sebagai

berikut.

a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi

sekolah.

b. Suka memuji diri sendiri.

c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan,

tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting.

d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu

menguntungkan dirinya.

e. Suka meremehkan orang lain.

2. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (SD) yang berlangsung

antara usia 9/10 tahun-12/13 tahun, biasanya duduk di kelas 4,5

dan 6. Ciri-ciri anak masa kelas-kelas tinggi SD adalah sebagai

berikut.

a. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.

b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis.

c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.

d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai

prestasi belajarnya di sekolah.

e. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau

peergroup untuk bermain bersama dan membuat peraturan

sendiri dalam kelompoknya.

Page 55: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

39

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon

Progo tahun ajaran 2015/2016 yang rata-rata berumur 10-11 tahun memiliki

karakteristik seperti perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari, memiliki

rasa ingin tahu dan minat dalam belajar serta memiliki sifat yang realistis,

memandang nilai sebagai ukuran prestasi belajar di sekolah, serta suka

berkumpul membentuk suatu kelompok sebaya dengan aturan yang mereka

buat sendiri.

F. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Fathim Umi Fadhilah tahun 2010 dengan judul “

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Bagi Siswa Kelas

III SD Negeri Caturtunggal 3 Depok Sleman Yogyakarta” menyimpulkan

bahwa penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada

proses pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan

menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas III SD Negeri Caturtunggal

3 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes yang secara

kuantitatif meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 60,43 pada

siklus I meningkat menjadi 84,42 pada siklus II.

Hasil penelitian Sesi Nur Rochmah pada tahun 2011 dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika Pokok Bahasan

Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas III SD

Muhammadiyah Mutihan Wates Kulon Progo” menyimpulkan bahwa

Page 56: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

40

penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kemampuan siswa kelas IIISD Muhammadiyah Mutihan dalam

menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan pecahan. Hal ini ditunjukkan

dari hasil tes yang secara kuantitatif meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh

siswa yaitu 83,58 pada siklus I meningkat menjadi 86,44 pada siklus II.

G. Kerangka Pikir

Penelitian iniberkaitan dengan dua variabel. Dalam penelitian ini,

akan diteliti hubungan kemampuan membaca yang disimbolkan dalam (X)

dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika yang disimbolkan

dalam (Y) yang dirumuskan dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang

melibatkan berbagai aktivitas. Membaca sebagai suatu aktivitas tidak hanya

menangkap informasi bacaan yang tersurat namun juga informasi bacaan

yang tersirat.Siswa yang mempunyai kemampuan membaca yang baik dan

Kemampuan Membaca

(X) Kemampuan Pemecahan

Soal Cerita Matematika

(Y)

1. Pemahaman literal

2. Pemahaman

Inferensial

3. Pemahaman Evaluatif

4. Pemahaman Kreatif

1. Pemahaman masalah

2. Perencanaan

penyelesaian

3. Pelaksanaan rencana

penyelesaian

4. Pengecekan kembali

kebenaran

penyelesaian

Page 57: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

41

mumpuni akan memiliki kemampuan untuk memecahkan atau menyelesaikan

soal cerita matematika.

Dalam soal cerita matematika terdapat berbagai informasi yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Informasi atau data yang ada

dalam soal cerita tidak hanya tampak secara tersurat namun juga tersirat. Oleh

sebab itu, siswa harus memiliki kemampuan membaca yang baik untuk

mencari dan menemukan informasi yang tersurat maupun yang tersirat dalam

soal cerita matematika. Demikian pula dalam hal belajar matematika, jika

siswa memiliki kemampuan membaca yang baik untuk belajar materi FPB

dan KPK maka siswa akan memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika materi FPB dan KPK.

Dengan demikian, apabila siswa memiliki kemampuan membaca yang

baik dan mumpuni maka siswa juga akan memiliki kemampuan untuk

memecahkan atau menyelesaikan soal cerita matematika materi FPB dan

KPK. Begitu pula sebaliknya, jika siswa memiliki kemampuan untuk

memecahkan atau menyelesaikan soal cerita matematika materi FPB dan

KPK maka siswa tersebut pasti memiliki kemampuan membaca yang baik

dan mumpuni.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat dilihat bahwa kemampuan

membaca berhubungan dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika siswa kelas V SD Negeri.

Page 58: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

42

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut .

1. Hipotesis Penelitian : “Kemampuan membaca berhubungan positif dan

signifikan dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa

kelas V Sekolah DasarNegeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016.”

2. Hipotesis Alternatif : “Kemampuan membaca tidak berhubungan positif

dan signifikan dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika

siswa kelas V Sekolah DasarNegeri Gugus III Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016.”

Dasar pengambilan keputusan hipotesis di atas adalah sebagai berikut.

1. Jika p < 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis alternatif ditolak dan

hipotesis penelitian diterima artinya signifikan.

2. Jika p > 0,05 (0,000 > 0,05) maka hipotesis alternatif diterima dan

hipotesis penelitian ditolak artinya tidak signifikan signifikan.

Page 59: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian ex-postfacto yang menggunakan

pendekatan kuantitatif. Menurut Purwanto (2006: 8) penelitian kuantitatif

adalah metode penelitian yang cara kerjanya meniru model penelitian alam.

Purwanto (2006: 26) juga mengemukakan bahwa karakteristik

penelitian kuantitatif, yaitu: 1) dipengaruhi metode penelitian alam, 2)

bersifat behavioristik-mekanistik-empirik, 3) memberikan perhatian pada

hasil (produk), 4) tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan, hukum

dan prinsip yang bersifat umum, 5) konversi kualitas menjadi kuantitas, 6)

konfirmasi teori, dan 7) menjunjung tinggi objektivitas.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian ex-postfacto. Menurut Sukardi

(2012: 165) penelitian ex-postfacto digunakan untuk menentukan apakah ada

hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam

penelitian ini, tugas peneliti hanya mengumpulkan dan menganalisis data

yang ada pada lapangan dan tidak memanipulasi data, serta peneliti tidak

perlu memberikan perlakuan lagi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 dengan

subjek penelitian siswa kelas V tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Februari 2016.

Page 60: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

44

D. Variabel Penelitian

Variabel menurut Purwanto (2006: 45) adalah gejala yang

dipersoalkan. Menurut Ghiselli, Campbell, dan Zedeck (dalam Purwanto,

2006: 55) variabel merupakan karakteristik atau kualitas, masing-masing

individu berbeda satu sama lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

penelitian adalah kualitas dari gejala yang dipersoalkan peneliti. Variabel-

variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Variabel independen atau variabel bebas

Variabel independen menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah

Ratih Sulistyastuti (2011: 17) adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen

ini sering disebut prediktor. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

kemampuan membaca.

2. Variabel dependen atau variabel terikat

Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti

(2011: 17-18) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah

kemampuan pemecahan soal cerita matematika.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sudjana (dalam Purwanto, 2006: 219) populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil

Page 61: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

45

mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 dengan data menurut UPTD PAUD

DAN DIKDAS Kecamatan Kokap adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Daftar SD/MIGugus III Kokap Kulon Progo Tahun

Ajaran 2015/2016

No Nama Sekolah

1. SD Negeri 3 Sermo (Inti)

2. SD Negeri I Hargowilis

3. SD NegeriTegiri

4. SD Negeri 1 Sermo

5. SD Muh Penggung

6. SD NegeriKriyan

7. MI Kokap

Dari daftar SD/MIGugus III menurut UPTD PAUD DAN

DIKDAS Kecamatan Kokap tahun 2015/2016 di atas, dapat diketahui

bahwa terdapat 7 SD/MI di Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini, peneliti

membatasi populasi pada Sekolah Dasar Negeri. Dari 7 SD/MI di Gugus

III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016,

terdapat 5 Sekolah Dasar Negeri yaitu SD Negeri3 Sermo, SD Negeri1

Sermo, SD NegeriTegiri, SD NegeriHargowilis, dan SD NegeriKriyan.

Daftar jumlah siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kokap, Kulon Progo

tahun ajaran 2015/2016 adalah sebagai berikut:

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Soenarto (dalam Purwanto, 2006:

220) adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk

Page 62: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

46

mewakili keseluruhan kelompok populasi. Dinamakan penelitian sampel

apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian

sampel (Suharsimi Arikunto, 2010: 174).

Jumlah SD/MI yang dijadikan tempat penelitian di gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016

berjumlah 7 SD/MI. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah

kelas V Sekolah Dasar Negeri. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive sample atau sampel bertujuan. Teknik ini

dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya keterbatasan waktu

atau dikarenakan karakteristik tertentu (Suharsimi Arikunto, 2006: 139).

Tabel 5. Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III

Kokap Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016

No Nama Sekolah Jml Siswa

Laki-Laki

Jml Siswa

Perempuan

Total

1. SD Negeri 3 Sermo 6 7 13

2. SD Negeri 1 Sermo 6 6 12

3. SD Negeri Tegiri 8 5 13

4. SD Negeri Hargowilis 3 6 9

5. SD Negeri Kriyan 5 6 11

Jumlah 58

Dari tabel 5 diatas dapat disimpulkan bahwa sampel dalam

penelitian ini berjumlah 58 siswa. Sampel tersebut berasal dari 5 SD

Negeri kelas V gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo

tahun ajaran 2015/2016.

F. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat 2 hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu

kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas

pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan

Page 63: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

47

untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2006: 194) menuliskan tiga

metode pengumpulan data yaituinterview (wawancara), angket (kuesioner),

dan observasi. Adapun metode-metode yang dipakai oleh peneliti dalam

mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut:

1. Tes

Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan

objek yang diteliti, digunakan tes (Sugiyono, 2010: 266). Tes yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan tes objektif. Tes digunakan

untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan membaca siswa dan

kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Hasil tes digunakan

untuk mengetahui hubungan anatara kemampuan membaca siswa dengan

kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas VSD Negeri

Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016. Tes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes

dalam bentuk pilihan ganda.

2. Dokumentasi

Tidak kalah penting dengan teknik-teknik lain, adalah metode

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Sugiyono, 2010: 274). Pada

teknik ini peneliti memperoleh data dari berbagai sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada responden.

Page 64: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

48

Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu jumlah siswa,

daftar nilai UTS semester gasal kelas V dan rapot siswa kelas V SD

Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun

ajaran 2015/2016 yang digunakan sebagai salah satu sumber pendukung

di latar belakang penelitian.

G. Instrumen Penelitian

1. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data-data

yang diperlukan dalam penelitian. Terdapat dua instrumen pada

penelitian ini, yaitu instrumen kemampuan membaca dan instrumen

kemampuan pemecahan soal cerita matematika.

a. Tes Kemampuan Membaca

Di bawah ini akan diuraikan kisi-kisi instrumen kemampuan

membaca.

Tabel 6. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Item

Jumlah

Item

Kemampuan

Membaca

Pemahaman

Literal

Menyebutkan

tokoh dan

watak dalam

cerita rakyat

1,2, 14,

15, 17

5

Menyebutkan

setting dalam

cerita rakyat

10, 11,

16, 19,

22, 23,

30, 33,

34,35,36

11

Page 65: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

49

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Item

Jumlah

Item

Pemahaman

Inferensial

Menyimpulkan

pikiran utama

5, 8, 9,

20, 28,

38

6

Menafsirkan

kata

(berimbuhan)

3, 4,

29, 31,

32

5

Menarik

Kesimpulan dan

nilai moral

7, 25,

26

3

Pemahaman

Evaluatif

Mengungkapkan

pendapat

13, 18,

37

3

Memberikan

tanggapan

21, 24,

27

3

Pemahaman

Kreatif

Melengkapi

kalimat

6, 12,

39,40

4

Jumlah 40

Jumlah tes pada variabel kemampuan membaca adalah 40

item. Jawaban pada masing-masing item berupa empat alternatif

pilihan dengan satu jawaban yang tepat.

Tabel 7. Pola Penyekoran Tes Kemampuan Membaca

Jawaban

Benar Salah

1 0

b. Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

Di bawah ini akan diuraikan kisi-kisi instrumen kemampuan

pemecahan soal cerita matematika.

Page 66: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

50

Tabel 8. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Matematika

Variabel Indikator Sub

Indikator

Nomor

item

Jumlah

Item

Kemampuan

Pemecahan

Soal Cerita

Matematika

Pemahaman

Masalah

Perencanaan

penyelesaian

Pelaksanaan

rencana

penyelesaian

Pengecekan

kembali

kebenaran

penyelesaian

Bilangan

Prima

2, 4, 5,

8

4

Faktor prima

dan

faktorisasi

prima

1, 3, 9,

10, 12,

15, 16,

17

8

Faktor

persekutuuan

terbesar

(FPB)

7, 18,

21, 22,

23, 25,

26, 28,

30, 33,

35, 36,

38, 40

14

Kelipatan

persekutuan

terkecil

(KPK)

6, 11,

13, 14,

19, 20,

24, 27,

29, 31,

32, 34,

37, 39

14

Jumlah 40

Jumlah tes pada variabel kemampuan pemecahan soal cerita

matematika adalah 40 item. Jawaban pada masing-masing item

berupa empat alternatif pilihan dengan satu jawaban yang tepat.

Tabel 9. Pola Penyekoran Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Matematika

Jawaban

Benar Salah

1 0

H. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen pada penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji

reliabilitas. Tujuan dari uji coba instrumen adalah untuk memastikan bahwa

alat ukur yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya dan dapat

Page 67: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

51

diandalkan dalam menghasilkan besaran nilai terhadap apa yang harus diukur

(Agung Edy Wibowo, 2012: 34).

Uji coba instrumen penelitian ini mengambil subjek di luar populasi.

Subjek uji coba instrumen dalam penelitian ini adalah siswa kelas V. Daftar

SD Negeri yang menjadi subjek uji coba penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Daftar Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri yang Menjadi Subjek Uji

Coba Instrumen

No Sekolah Dasar Negeri Jumlah Siswa

1. SD NegeriKokap 6

2. SD Negeri2 Sermo 16

3. SD NegeriPlampang 10

Jumlah 32

Dari daftar di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa SD Negeri yang

menjadi subjek uji coba instrumen penelitian ini adalah 32 siswa.

1. Validitas Instrumen

Menurut Anastasi dan Urbina (dalam Purwanto, 2006: 123),

validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti

diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya. Dengan kata lain,

sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, haruslah

terlebih dahulu diperiksa bahwa instrumen tersebut telah valid.

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk (Construct Validity). Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar

2010:163) validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya

dibanding dengan validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur

termasuk validitas isi dan validitas kriteria. Uji validitas instrumen

kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal cerita

Page 68: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

52

matematika dihitung menggunakan rumus product moment yang

dikemukakan oleh Pearson (Sugiyono, 2011: 228) yaitu sebagai berikut.

( )( )

√* (∑ ) +* (∑ ) +

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = jumlah subyek

∑ = jumlah skor X ∑ = jumlah skor Y ∑ = jumlah perkalian antara X dan Y

∑ = jumlah X kuadrat

∑ = jumlah Y kuadrat

(∑ ) = jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan

(∑ ) = jumlah nilai X kemudian dikuadratkan

Sugiyono (2010: 179) berpendapat bahwa bila korelasi (rxy) di

bawah 0,30 maka disimpulkan bahwa butir instrumen penelitian tidak

valid. Butir instrumen yang tidak valid harus diperbaiki atau dibuang.

Untuk menghitung validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan

bantuan komputer program SPSS for Windows versi 16.

Berdasarkan hasil penghitungan validitas instrumen kemampuan

membaca, ada 10 butir soal yang tidak valid yaitu butir nomor 12, 13, 20,

21, 23, 26, 27, 33, 36, dan 37. Butir yang tidak valid berada pada rentang

0,045-0,279 dan butir soal yang valid berada pada rentangan 0,302-

0,703. Data validitas instrumen kemampuan membaca dapat dilihat pada

lampiran 6 halaman 109. Berikut adalah hasil uji validitas instrumen

kemampuan membaca.

Page 69: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

53

Tabel 11. Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Membaca

Indikator Sub Indikator Nomor

Item

No Butir

Valid

No Butir

Gugur

Pemahaman

Literal

Menyebutkan

tokoh dan

watak dalam

cerita rakyat

1,2, 14,

15, 17

1,2, 14,

15, 17

Menyebutkan

setting dalam

cerita rakyat

10, 11,

16, 19,

22, 23,

30, 33,

34,35,3

6

10, 11, 16,

19, 22, 30,

34,35

23, 33, 36

Pemahaman

Inferensial

Menyimpulkan

pikiran utama

5, 8, 9,

20, 28,

38

5, 8, 9, 28,

38

20

Menafsirkan

kata

(berimbuhan)

3, 4, 29,

31, 32

3, 4, 29,

31, 32

Menarik

Kesimpulan dan

nilai moral

7, 25,

26

7, 25 26

Pemahaman

Evaluatif

Mengungkapka

n pendapat

13, 18,

37

18 13, 37

Memberikan

tanggapan

21, 24,

27

24 21, 27

Pemahaman

Kreatif

Melengkapi

kalimat

6, 12,

39,40

6, 39,40 12

Jumlah 30 10

Berdasarkan tabel hasil uji validitas instrumen kemampuan

membaca di atas, disusun kembali kisi-kisi instrumen kemampuan

membaca seperti di bawah ini.

Tabel 12. Kisi-kisi Kemampuan Membaca Setelah Uji Coba

Indikator Sub Indikator Nomor

Item

Jumlah Item

Pemahaman

Literal

Menyebutkan tokoh dan

watak dalam cerita

rakyat

1,2, 12, 13,

15

5

Menyebutkan setting

dalam cerita rakyat

10, 11, 14,

17, 18, 23,

26, 27

8

Page 70: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

54

Indikator Sub Indikator Nomor

Item

Jumlah Item

Pemahaman

Inferensial

Menyimpulkan pikiran

utama

5, 8, 9, 21,

28

5

Menafsirkan kata

(berimbuhan)

3, 4, 22, 24,

25

5

Menarik Kesimpulan

dan nilai moral

7, 20 2

Pemahaman

Evaluatif

Mengungkapkan

pendapat

16 1

Memberikan tanggapan 19 1

Pemahaman

Kreatif

Melengkapi kalimat 6, 29,30 3

Jumlah 30

Sedangkan penghitungan validitas instrumen pemecahan soal

cerita matematika, tidak ada butir soal yang tidak valid (semua valid).

Butir soal yang valid berada pada rentangan 0,325-0,699. Data validitas

pemecahan soal cerita matematika dapat dilihat pada lampiran5 halaman

108. Semua butir soal diikutsertakan dalam penelitian. Dengan demikian,

ada 30 butir soal kemampuan membaca dan 40 butir soal pemecahan soal

cerita matematika.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat kestabilan,

konsistensi, keajegan, dan atau kehandalan instrumen untuk

menggambarkan gejala seperti apa adanya (Wuradji, 2006: 73).

Suharsimi Arikunto (2006: 178) menyatakan bahwa reliabilitas

menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah cukup baik. Jadi suatu instrumen dikatakan

reliabilitas apabila instrumen tersebut digunakan pada subjek yang sama,

Page 71: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

55

dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetapi menunjukkan hasil yang

sama.

Sebelum digunakan, instrumen harus disiapkan secara saksama

dan hati-hati karena instrumen yang tidak stabil, dipastikan akan

memperoleh hasil penelitian yang tidak baik, dalam arti hasil penelitian

yang tidak dapat menggambarkan keadaan gejala yang diukur seperti apa

adanya.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 196), untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentang antar beberapa

nilai atau yang berbentuk skala maka digunakan rumus Alpha.

Reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

reliabilitas Alpah yang rumusnya sebagai berikut:

[

][ ∑

]

Keterangan:

rtt = reliabilitas tes

k = banyaknya butir soal yang sahih

vt = varian total

p = proporsi subyek yang menjawab soal dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab soal dengan salah

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Penghitungan reliabilitas instrumen dilakukan dengan bantuan

komputer program SPSS for windows versi 16 dengan taraf signifikansi

Page 72: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

56

5%. Menurut Saifuddin Azwar (2012: 13) besarnya koefisien reliabilitas

berkisar mulai dari angka 0,0 sampai dengan angka 1,0, Kriteria

seperangkat tes dinyatakan valid jika xyr r 0,05 tabel.

1. Kemampuan Membaca

Dengan tes kemampuan membaca yang berjumlah 30 butir

soal (n=30) dan taraf kesalahan 5% diperoleh r tabel untuk instrumen

kemampuan membaca sebesar 0,361. Hasil penghitungan reliabilitas

instrumendengan bantuan komputer program program SPSS for

windows versi 16 diperoleh reliabilitas instrumen untuk kemampuan

membaca sebesar 0,707. Karena r hitung lebih besar dari r tabel

untuk taraf kesalahan 5 % (0,707> 0,361), maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen tes kemampuan membaca reliabel. Hasil

penghitungan reliabilitas kemampuan membaca dapat dilihat pada

lampiran 7 halaman 110.

2. Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

Dengan tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika

yang berjumlah 40 butir soal (n=40) dan taraf kesalahan 5%

diperoleh r tabel untuk instrumen kemampuan pemecahan soal cerita

matematika sebesar 0,312. Hasil penghitungan reliabilitas

instrumendengan bantuan komputer program program SPSS for

windows versi 16 diperoleh reliabilitas instrumen untuk kemampuan

pemecahan soal cerita matematika sebesar 0,742. Karena r hitung

lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalahan 5 % (0,742> 0,312),

Page 73: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

57

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tes kemampuan

pemecahan soal cerita matematika reliabel. Hasil reliabilitas

kemampuan pemecahan soal cerita matematika dapat dilihat pada

lampiran 8 halaman 112.

I. Teknik Analisis Data

1. Penerapan Teknik Analisis

Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian

ini yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016”. Hubungan antara

kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika siswa dihitung dengan teknik korelasi Pearson product

moment dengan rumus sebagai berikut.

√(∑ )(∑ )

Keterangan:

= Kofisien korelasi antara variabel xdan y

∑ = Jumlah skor x

∑ = Jumlah skor y (Sugiyono, 2010: 255)

Dalam penelitian ini data yang diolah menggunakan bantuan

program komputer SPSS for windows versi 16. Langkah selanjutnya

adalah mengiterpretasikan koefisien korelasi menggunakan pedoman korelasi

sebagai berikut.

0,00-0,199 = Sangat Rendah

0,20-0,399 = Rendah

0,40-0,599 = Sedang

Page 74: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

58

0,60-0,799 = Kuat

0,80-1,000 = Sangat Kuat (Sugiyono, 2010: 257)

Model sampel (penduga) dalam penelitian ini menggunakan rumus

sebagai berikut.

Yi = α + bXi

Keterangan :

Yi : Variabel bebas (independen)

Xi : Variabel terikat (dependen)

α : Penduga bagi intersip (α)

b : Penduga bagi koefisien regresi (β)

i : 1,2,3,...

2. Pengkajian Analisis Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data

dalam variabel. Dari teori kemungkinan apabila populasi yang

diteliti berdistribusi normal maka konklusi bisa diterima, tetapi

apabila populasi tidak berdistribusi normal maka konklusi

berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh sebab itu, sebelum mengambil

keputusan berdasarkan teori tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu

normalitas distribusinya, apakah pada taraf signifikansi tertentu atau

tidak. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui

normal tidaknya distribusi penelitian masing-masing variabel

penelitian.Pengujian normalitas data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah normalitas data dengan menggunakan Chi

Kuadrat yang rumusnya sebagai berikut:

= ∑( )

Keterangan:

Page 75: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

59

= Chi Kuadrat

= Frekuensi yang diobservasi

= Frekuensi yang diharapkan (Sugiyono, 2010: 241)

Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan bantuan program

komputer Statistic Package for Sosial Sciences (SPSS) dengan taraf

signifikan 5%. Dasar dari pengambilan keputusan ini adalah data

dinyatakan berdistribusi normal jika nilai probabilitasnya lebih dari

0,05 (Siggih Santoso, 2004: 126).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua

variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara

signifikan. Uji inibiasanya digunakan sebagai prasyarat dalam

analisis korelasi atau regresi linear. Uji linearitas adalah suatu

prosedur yang digunakan untuk mengetahui status linear atau

tidaknya suatu distribusi dan penelitian. Hasil yang diperoleh melalui

uji linearitas akan menentukan teknik-teknik analisa yang digunakan

bisa digunakan atau tidak.Apabila dari hasil uji linearitas didapatkan

kesimpulan bahwa distribusi data penelitian dikategorikan linear

maka data penelitian dapat digunakan dengan metoda-metoda yang

ditentukan (misalnya analisa regresi linear). Demikian pula

sebaliknya apabila ternyata ditemukan tidak linear maka distribusi

Page 76: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

60

data harus dianalisis dengan metode lain. Pengujian linearitas data

menggunakan rumus sebagai berikut.

Fhitung =

( )

( )

Keterangan:

Fhitung = Harga F garis linear

RJKTC = Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok

LRJKE= Rata-rata jumlah kuadrat eror (Hassan

Suryono,2014: 102)

Pada uji linearitaspeneliti dengan menggunakan bantuan

program komputer Statistic Package for Sosial Sciences (SPSS).

Pada uji linearitas yang diharapkan adalah harga F empiric yang

lebih kecil dari F teoritik yang berarti bahwa dalam distribusi data

yang diteliti memiliki bentuk yang linear, dan apabila F empiric

lebih besar dari F teoritiknya maka berarti distribusi datayang

ditelititidak linear. Secara garis besar uji linearitas dengan

menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 16 dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1) Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F,

maka distribusi berpola linear

2) Diterima Ho, jika Fhitunglebih kecil dari Ftabel

Diterima H1, jika Fhitung lebih besar dari Ftabel

Page 77: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

61

3) Mencari nilai Ftabelpada taraf signifikan 95% atau = 5%

menggunakan rumus : Ftabel= F(1-a)(db TC, db E)dimana db TC

= k –2 (dk pembilang) dan db E = n –k (dk penyebut).

J. Definisi Operasional Variabel

1. Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang

melibatkan berbagai aktivitas. Membaca sebagai suatu aktivitas tidak

hanya menangkap informasi bacaan yang tersurat namun juga informasi

bacaan yang tersirat.Bentuk-bentuk pemahaman dalam membaca

diantaranya adalah pemahaman literal, pemahaman inferensial,

pemahaman evaluatif, dan pemahaman kreatif.

2. Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Kemampuan pemecahan soal cerita adalah kemampuan atau

kecakapan untuk menyelesaikan soal matematika yang dinyatakan

dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang

dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. langkah pemecahan masalah

yang umum digunakan yaitu pemahaman masalah, perencanaan

penyelesaian, pelaksanaan rencana penyelesaian, dan pengecekan

kembali kebenaran penyelesaian

3. Mata Pelajaran Matematika

Matematika adalah suatu kegiatan yang merupakan abstraksi dari

pengalaman dalam bentuk sistematis, teratur, dan eksak. Pembelajaran

matematika lebih mementingkan proses dari pada hasil.

Page 78: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDNGugus III Kecamatan

Kokap kabupeten Kulon Progo dengan total jumlah siswa adalah 58. Dalam

satu Gugus terdapat 7 SD/MI. Adapun SD yang digunakan dalam penelitian

ini berjumlah 5 SD Negeri yaitu SD Negeri 3 Sermo, SD Negeri 1 Sermo, SD

Negeri Tegiri, SD Negeri Hargowilis, dan SD Negeri Kriyan. Pertama, SD

Negeri 3 Sermo yang merupakan SD inti di Gugus III Kokap. SD Negeri ini

beralamat di Klepu, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Kedua, SD Negeri 1

Sermo yang beralamat di Sermo Tengah, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo.

Ketiga, SD Negeri Tegiri yang beralamat di Tegiri, Hargowilis, Kokap,

Kulon Progo. Keempat, SD Negeri Hargowilis yang beralamat di Wekas,

Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Kelima, SD Negeri Kriyan yang beralamat

di Kliripan, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo.

B. Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskripsi masing-masing variabel dijabarkan sebagai

berikut.

1. Kemampuan Membaca

Analisis data pada variabel kemampuan membaca siswa kelas V

SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun

ajaran 2015/2016 menunjukkan hasil yang beragam. Berdasarkan hasil

analisis deskriptif, diperoleh nilai maksimum 29; nilai minimum 10;

mean 21,47; median 22; modus 19; dan standar deviasi 4,027. Distribusi

Page 79: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

63

frekuensi skor kemampuan membaca akan disajikan pada tabel di bawah

ini.

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Membaca

Interval Frekuensi Presentase

28-30 2 3,45%

25-27 13 22,41%

22-24 16 27,59%

19-21 13 22,41%

16-18 11 18,97%

13-15 2 3,45%

10-12 1 1,72%

Jumlah 58 100%

Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi skor kemampuan membaca

dapat digambarkan dalam bentuk grafik histrogam berikut ini.

Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Membaca

Historagam distribusi skor kemampuan membaca di atas

menunjukkan bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak

berada pada interval 22-24, sedangkan frekuensi terendah terletak pada

interval 10-12.

1 2

11

13

16

13

2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

10-Des 13-15 16-18 19-21 22-24 25-27 28-30

Interval

10-12

Page 80: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

64

Untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan membaca, dilakukan

pengukuran dengan menggunakan acuan yang dikemukakan oleh Anas

Sujono (2011: 176), yaitu sebagai berikut.

a Kategori tinggi = apabila skor > (M + 1SD)

b Kategori sedang = apabila skor antara (M – 1SD) sampai dengan (M

+ 1SD)

c Kategori rendah = apabila skor < (M – 1SD)

Keterangan:

M = Mean (nilai rata-rata hitung)

SD = Standar Deviasi

Berdasarkan hasil perhitungan,dapat diketahui tingkat

kemampuan membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan

Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 adalah sebagai

berikut.

a Kategori tinggi = skor > 26

b Kategori sedang = skor antara 17 – 26

c Kategori rendah = skor < 17

Distribusi frekuensi tingkat kemampuan membaca siswa dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Membaca

Skor Frekuensi Persentase Kategori

>26 4 6,90% Tinggi

17 – 26 46 79,31% Sedang

<17 8 13,79% Rendah

Jumlah 58 100%

Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi tingkat kemampuan

membaca siswa dapat digambarkan dengan diagram batang di bawah ini.

Page 81: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

65

Gambar 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Membaca

Diagram batang di atas menggambar tingkat kemampuan

membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016, yaitu pada kategori

rendah sebesar 13,79% (8 siswa), kategori sedang 79,31% (46 siswa),

dan kategori tinggi sebesar 6,90% (4 siswa).

Skor total variabel kemampuan membaca diperoleh melalui tes

dari beberapa indikator. Dibawah ini akan disajikan tabel perolehan skor

untuk masing-masing indikator tes kemampuan membaca.

Tabel 15. Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan Membaca

Indikator Jumlah Item Skor Total Skor Rata-

rata

Pemahaman Literal 13 538 41,38

Pemahaman Inferensial 12 438 36,50

Pemahaman Evaluatif 2 80 40

Pemahaman Kreatif 3 139 46,33

Jumlah 30 1195

13,79%

79,31%

6,90%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Rendah Sedang Tinggi

Kategori Frekuensi

Page 82: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

66

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh skor untuk masing-masing

indikator tes kemampuan membaca dapat digambarkan dengan diagram

batang berikut ini.

Gambar 4. Diagram Batang Perolehan Rata-Rata Skor Indikator Tes

Kemampuan Membaca

Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk

masing-masing indikator tes kemampuan membaca, yaitu skor tertinggi

pada indikator “pemahaman kreatif” dengan skor rata-rata 46,33. Dan

skor terendah pada indikator “ pemahaman inferensial” dengan skor rata-

rata 36,50.

Dari gambar 4 di atas juga dapat terlihat bahwa skor rata-rata

pemahaman literal dan inferensial serta skor rata-rata pemahaman

evaluatif dan kreatif tidak berbeda jauh, padahal tingkat kesulitan soal

yang berbeda. Hal ini disebabkan karena terdapat kesenjangan antara

jumlah butir soal pemahaman literal dan inferensial (13 butir dan 12

41,38

36,5

40

46,33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Pemahaman

Literal

Pemahaman

Inferensial

Pemahaman

Evaluatif

Pemahaman

Kreatif

Indikator

Skor

Page 83: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

67

butir) serta pemahaman evaluatif dan kreatif (2 butir dan 3 butir),

semakin sedikit jumlah butir soal maka semakin sedikit pula pembagi

dari jumlah skor yang diperoleh sehingga nilai rata-rata menjadi semakin

banyak.

Indikator-indikator tes kemampuan membaca terdiri dari beberapa

sub indikator. Di bawah ini akan disajikan tabel perolehan skor untuk

masing-masing sub indikator kemampuan membaca.

Tabel 16. Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan Membaca

Indikator Sub Indikator Jumlah

Item

Skor

Total

Skor Rata-

rata

Pemahaman

Literal

Menyebutkan

tokoh dan watak

dalam cerita rakyat

5 218 43,6

Menyebutkan

setting dalam cerita

rakyat

8 320 40

Pemahaman

Inferensial

Menyimpulkan

pikiran utama

5 207 41,4

Menafsirkan kata

(berimbuhan)

5 178 59,3

Menarik

Kesimpulan dan

nilai moral

2 103 51,5

Pemahaman

Evaluatif

Mengungkapkan

pendapat

1 26 26

Memberikan

tanggapan

1 54 54

Pemahaman

Kreatif

Melengkapi

kalimat

3 139 46,3

Jumlah 30 1245

Berdasarkan tabel di atas, perolehan skor untuk masing-masing

sub indikator tes kemampuan membaca dapat digambarkan dengan

diagram batang di bawah ini.

Page 84: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

68

Gambar 5. Diagram Batang Perolehan Skor Sub Indikator Tes

Kemampuan Membaca

Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk

masing-masing sub indikator tes kemampuan membaca, yaitu skor

tertinggi dengan skor rata-rata 59,3 diperoleh sub indikator “menafsirkan

kata (berimbuhan)” yang merupakan bagian dari indikator “pemahaman

inferensial”. Dan skor terendah dengan skor rata-rata 26 diperoleh sub

indikator “Mengungkapkan pendapat” yang merupakan bagian dari

indikator “pemahaman evaluatif”.

2. Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

Analisis data pada variabel kemampuan pemecahan soal cerita

matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan hasil yang

beragam. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh nilai maksimum

38; nilai minimum 12; mean 23,59; median 23,50; modus 13; dan standar

43,6 40 41,4

59,3

51,5

26

54

46,3

0

10

20

30

40

50

60

70 Menyebutkan tokoh dan

watak dalam cerita rakyat

Menyebutkan setting

dalam cerita rakyat

Menyimpulkan pikiran

utama

Menafsirkan kata

(berimbuhan)

Menarik Kesimpulan dan

nilai moral

Mengungkapkan

pendapat

Memberikan tanggapan

Melengkapi kalimatSub Indikator

Skor

Page 85: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

69

deviasi 7,315. Distribusi frekuensi skor kemampuan pemecahan soal

cerita matematika akan disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Matematika

Interval Frekuensi Presentase

36-39 2 3,45%

32-35 8 13,79%

28-31 8 13,79%

24-27 11 18,97%

20-23 10 17,24%

16-19 10 17,24%

12-15 9 15,52%

Jumlah 58 100%

Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi skor kemampuan

pemecahan soal cerita matematika dapat digambarkan dalam bentuk

grafik histrogam berikut ini.

Gambar 6. Histogram Distribusi Skor Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika

Historagam distribusi skor kemampuan pemecahan soal cerita

matematika di atas menunjukkan bahwa kelompok yang mempunyai

frekuensi terbanyak berada pada interval 24-27, sedangkan frekuensi

terendah terletak pada interval 36-39.

9 10 10

11

8 8

2

0

2

4

6

8

10

12

16-19 20-23 24-27 28-31 32-35 36-39

Interval

12-15

Page 86: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

70

Untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan pemecahan soal

cerita matematika, dilakukan pengukuran dengan menggunakan acuan

yang dikemukakan oleh Anas Sujono (2011: 176), yaitu sebagai berikut.

d Kategori tinggi = apabila skor > (M + 1SD)

e Kategori sedang = apabila skor antara (M – 1SD) sampai dengan (M

+ 1SD)

f Kategori rendah = apabila skor < (M – 1SD)

Keterangan:

M = Mean (nilai rata-rata hitung)

SD = Standar Deviasi

Berdasarkan hasil perhitungan,dapat diketahui tingkat

kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri

Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016 adalah sebagai berikut.

d Kategori tinggi = skor > 31

e Kategori sedang = skor antara 16 – 31

f Kategori rendah = skor < 16

Distribusi frekuensi tingkat kemampuan pemecahan soal cerita

matematikasiswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika

Skor Frekuensi Persentase Kategori

>31 10 17,24% Tinggi

16 - 31 39 67,24% Sedang

<16 9 15,52% Rendah

Jumlah 58 100%

Berdasarkan tabel di atas, distribusi frekuensi tingkat kemampuan

pemecahan soal cerita matematikasiswa dapat digambarkan dengan

diagram batang di bawah ini.

Page 87: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

71

Gambar 7. Histogram Distribusi Tingkat Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika

Diagram batang di atas menggambar tingkat kemampuan

pemecahan soal cerita matematikasiswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016,

yaitu pada kategori rendah sebesar 15,52% (9 siswa), kategori sedang

67,24% (39 siswa), dan kategori tinggi sebesar 17,24% (10 siswa).

Skor total variabel kemampuan pemecahan soal cerita

matematikadiperoleh melalui tes dari beberapa indikator. Dibawah ini

akan disajikan tabel perolehan skor untuk masing-masing indikator tes

kemampuan pemecahan soal cerita matematika.

15,52%

67,24%

17,24%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

Rendah Sedang Tinggi

Kategori Frekuensi

Page 88: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

72

Tabel 19. Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan Pemecahan Soal

Cerita Matematika

Indikator Jumlah Item Skor Total Skor Rata-

rata

Pemahaman Masalah 11 342 31,09

Perencanaan

penyelesaian

11 397 36,09

Pelaksanaan rencana

penyelesaian

9 313 34,78

Pengecekan kembali

kebenaran penyelesaian

9 316 35,11

Jumlah 40 1368

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh skor untuk masing-masing

indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika dapat

digambarkan dengan diagram batang berikut ini.

Gambar 8. Diagram Batang Perolehan Skor Indikator Tes Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika

Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk

masing-masing indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita

matematika, yaitu skor tertinggi pada indikator “perencanaan

31,09

36,09

34,78 35,11

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

Pemahaman

Masalah

Perencanaan

penyelesaian

Pelaksanaan

rencana

penyelesaian

Pengecekan

kembali

kebenaran

penyelesaian

Indikator

Skor

Page 89: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

73

penyelesaian” dengan skor rata-rata 36,09. Dan skor terendah pada

indikator “ pemahaman masalah” dengan skor rata-rata 31,09.

Indikator-indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita

matematikaterdiri dari beberapa sub indikator. Di bawah ini akan

disajikan tabel perolehan skor untuk masing-masing sub indikator

kemampuan pemecahan soal cerita matematika.

Tabel 20. Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan Pemecahan

Soal Cerita Matematika

Variabel Indikator Sub

Indikator

Jumlah

Item

Skor

Total

Skor

Rata-rata

Kemampuan

Pemecahan

Soal Cerita

Matematika

Pemahaman

Masalah

Bilangan

Prima

1 15 15

Faktor

prima dan

faktorisasi

prima

2 69 34,5

Faktor

persekutuu

an terbesar

(FPB)

4 129 32,25

Kelipatan

persekutua

n terkecil

(KPK)

4 129 32,25

Perencanaan

penyelesaian

Bilangan

Prima

1 44 44

Faktor

prima dan

faktorisasi

prima

2 88 44

Faktor

persekutua

n terbesar

(FPB)

4 119 29,75

Kelipatan

persekutua

n terkecil

(KPK)

4 146 36,5

Page 90: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

74

Sub

Indikator

Jumlah

Item

Skor

Total

Skor

Rata-

rata

Indikator

Pelaksanaan

rencana

penyelesaian

Bilangan

Prima

1 42 42

Faktor

prima dan

faktorisasi

prima

2 88 44

Faktor

persekutuu

an terbesar

(FPB)

3 94 31,33

Kelipatan

persekutua

n terkecil

(KPK)

3 89 29,67

Pengecekan

kembali

kebenaran

penyelesaian

Bilangan

Prima

1 36 36

Faktor

prima dan

faktorisasi

prima

2 73 36,5

Faktor

persekutuu

an terbesar

(FPB)

3 88 29,33

Kelipatan

persekutua

n terkecil

(KPK)

3 119 39,67

Jumlah 40 1368

Berdasarkan tabel di atas, perolehan skor untuk masing-masing

sub indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika dapat

digambarkan dengan diagram batang pada halaman berikut.

Page 91: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

75

Gambar 9. Diagram Batang Perolehan Skor Sub Indikator Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

15

44 42

36 34,5

44 44

36,5

32,25

29,75 31,33

29,33

32,25

36,5

29,67

39,67

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Bilangan Prima

Faktor prima

dan faktorisasi

prima

Faktor

persekutuuan

terbesar (FPB)

Kelipatan

persekutuan

terkecil (KPK)

Sub Indikator

Pemahaman

Masalah

Pelaksanaan

rencana

penyelesaian

Perencanaan

penyelesaian Pengecekan

kembali

kebenaran

penyelesaian

Skor

Page 92: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

76

Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk

masing-masing sub indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita

matematika, yaitu skor tertinggi dengan skor rata-rata 44 diperoleh dari 2

sub indikator.Pertama, sub indikator “bilangan prima” serta “faktor prima

dan faktorisasi prima” yang merupakan bagian dari indikator

“perencanaan penyelesaian”.Kedua, sub indikator “faktor prima dan

faktorisasi prima” yang merupakan bagian dari indikator “pelaksanaan

rencana penyelesaian”, sedangkan skor terendah dengan skor rata-rata

15 diperoleh sub indikator “bilangan prima” yang merupakan bagian dari

indikator “pemahaman masalah”.

3. Hubungan antara Kemampuan Membaca dengan Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika

a Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini menggunakan uji

normalitas dan uji linearitas. Peneliti dalam menganalisis data

menggunakan bantuan komputer program SPSS for Windows versi

16.

1) Uji Normalitas

Sebaran data variabel dinyatakan normal apabila nilai

signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 > nilai

taraf signifikansi. Taraf signifikansi pada penelitian ini adalah

5%. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 93: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

77

Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Membaca

dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

Variabel Nilai

signifikansi

hasil analisis

SPSS for

Windows versi

16

Nilai taraf

signifikansi

Keterangan

Kemampuan

membaca

0,059 0,05 Normal

Kemampuan

pemecahan

soal cerita

matematika

0,200 0,05 Normal

Berdasarkan tabel di atas, variabel kemampuan membaca

mempunyai nilai signifikansi hasil analisis SPSS for Windows

versi 16 sebesar 0,059 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05

(0,059 > 0,05). Dengan demikian, variabel kemampuan

membaca memiliki sebaran data normal.Hasil perhitungan

normalitas variabel kemampuan membaca dengan menggunakan

bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16 dapat

dilihat pada lampiran 9 halaman 114.

Selanjutnya variabel kemampuan pemecahan soal cerita

matematika mempunyai nilai signifikansi hasil analisis SPSS for

Windows versi 16 sebesar 0,200 lebih besar dari nilai taraf

signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5%(0,200 >

0,05). Dengan demikian, sebaran data pada variabel kemampuan

pemecahan soal cerita matematika adalah normal.Hasil

perhitungan normalitas variabel kemampuan pemecahan soal

cerita matematika dengan menggunakan bantuan program

Page 94: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

78

komputer SPSS for Windows versi 16 dapat dilihat pada

lampiran 10 halaman 115.

2) Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua

variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara

signifikan.Pada uji linearitaspeneliti dengan menggunakan

bantuan program komputer SPSSfor windows versi 16.

Tabel 22. Hasil Uji Linearitas Variabel Kemampuan Membaca

dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

KEMAMPUAN

PEMECAHAN

SOAL CERITA

MATEMATIK

A *

KEMAMPUAN

MEMBACA

Between

Groups

(Combined) 1523.386 14 108.813 3.065 .002

Linearity 1204.404 1 1204.404 33.923 .000

Deviation

from

Linearity

318.981 13 24.537 .691 .761

Within Groups 1526.683 43 35.504

Total 3050.069 57

Berdasarkan nilai F : dari output di atas, diperoleh nilai

Fhitung = 0,692, sedangkan Ftabel dapat di cari pada tabel

distribution tabel nilai F 5% dengan mengacu df

. Dari tabel

ditemukan nilai Ftabel= 1,96. Karena nilai Fhitung lebih kecil dari

Ftabel(0,692 <1,96) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan linear secara signifikan antara variabel kemampuan

membaca (X) dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika (Y).Hasil perhitungan linearitas variabel

Page 95: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

79

kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika dengan menggunakan bantuan program komputer

SPSS for Windows versi 16 dapat dilihat pada lampiran 11

halaman 116.

Selain dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel,

untuk menyimpulkan apakah terdapat hubungan yang linear atau

tidak antar variabel dapat dilihat pula melalui nilai signifikansi.

Dari tabel 22 diatas dapat kita lihat bahwa nilai signifikansi

(0,761) > 0,05, sehingga terdapat hubungan yang signifikan

antara variabel kemampuan membaca (X) dengan kemampuan

pemecahan soal cerita matematika (Y). Titik Persentase

Distribusi F untuk Probabilitas 0,05 dapat dilihat pada lampiran

14 halaman 120.

b Uji Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis pada

penelitian ini yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan

pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus

III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016”. Hubungan antara kemampuan membaca dengan

kemampuan pemecahan soal cerita matematika dihitung dengan

teknik korelasi Pearson product moment yang diolah menggunakan

SPSS 16.

Page 96: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

80

Tabel 23. Hasil Uji Korelasi Variabel Kemampuan Membaca

dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Correlations

KEMAMPUAN

MEMBACA

KEMAMPUAN PEMECAHAN

SOAL CERITA MATEMATIKA

KEMAMPUAN

MEMBACA

Pearson

Correlation 1 .628**

Sig. (2-tailed) .000

N 58 58

KEMAMPUAN

PEMECAHAN

SOAL CERITA

MATEMATIKA

Pearson

Correlation .628** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 58 58

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel hasil uji korelasi di atas, diketahui bahwa

nilai r hitung 0,628 lebih besar dari r tabel sebesar 0,259(0,628

>0,259). Tabel r Product Moment pada Sig 0,05 (Two Tail) dapat

dilihat pada lampiran 13 halaman 119. Setelah diketahui koefisien

korelasi, langkah selanjutnya yaitu mengiterpretasikan koefisien korelasi

menggunakan pedoman korelasi sebagai berikut.

0,00-0,199 = Sangat Rendah

0,20-0,399 = Rendah

0,40-0,599 = Sedang

0,60-0,799 = Kuat

0,80-1,000 = Sangat Kuat (Sugiyono, 2010: 257)

Sesuai dengan pedoman korelasidi atas, maka nilai koefisien

korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai korelasi

yang kuat. Hal ini karena nilai koefisien korelasi 0,628 berada pada

rentang 0,60-0,799 yang termasuk dalam tingkatan hubungan kuat.

Dengan demikian, kemampuan membaca dan kemampuan

pemecahan soal cerita matematika mempunyai korelasi yang kuat.

Page 97: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

81

Selain dengan membandingkan r hitung dan r tabel dapat juga

dengan membandingkan nilai signifikansi hasil analisis program

komputer SPSS for windows versi 16 dengan nilai taraf signifikansi

sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5%. Nilai signifikansi hasil

analisis program komputer SPSS for windows versi 16 sebesar 0,000

lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf

signifikansi 5% (0,00 < 0,05).

Untuk mengetahui hubungan fungsional atau kausal antara

variabel kemampuan membaca dengan variabel kemampuan

pemecahan soal cerita matematika digunakan regresi linier. Dalam

mencari regresi linier penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan

program komputer SPSS versi 16.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .628a .395 .384 5.741

a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN MEMBACA

ANOVA

b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1204.404 1 1204.404 36.543 .000a

Residual 1845.665 56 32.958

Total 3050.069 57

a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN MEMBACA

b. Dependent Variable: KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA

Page 98: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

82

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .915 4.123 -.222 .825

KEMAMPUAN MEMBACA

1.141 .189 .628 6.045 .000

a. Dependent Variable: KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL

CERITA MATEMATIKA

Berdasarkan uji regresi linier sederhana kemampuan

membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematikapada siswa kelas V SDN gugus III Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulon Progo diperoleh nilai koefisien regresi R= 0,628,

serta nilai F= 36.543 dengan sig= 0,000. Sehingga dari data tersebut

maka hipotesis diterima. Penelitian ini mendapatkan sumbangan

efektif R2= 0,395 yang menunjukkan adanya 39,5% variabel

kemampuan membaca dipengaruhi oleh kemampuan pemecahan soal

cerita matematika.

Bentuk persamaan regresi berupa:

Yi = α + bXi

Keterangan :

Yi : Variabel bebas (independen)

Xi : Variabel terikat (dependen)

α : Penduga bagi intersip (α)

b : Penduga bagi koefisien regresi (β)

Y = 0,915 + 1141X

Harga 0,915 merupakan nilai konstanta (α) yang menunjukkan

bahwa jika tidak ada kenaikan kemampuan pemecahan soal cerita

Page 99: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

83

matematika, maka kemampuan membaca akan mencapai 0,915.

Adapun harga 1141 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan

bahwa setiap ada penambahan 1 angka untuk setiap kemampuan

pemecahan soal cerita matematika, maka akan ada kenaikan

kemampuan membaca sebesar 1141.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang

berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016” diterima dan

dinyatakan bahwa antara kemampuan membaca dengan kemampuan

pemecahan soal cerita matematika siswa memiliki hubungan yang

positif dan signifikan.

C. Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 9-12 Febuari 2016 di

kelas V Sekolah Dasar Negeri gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon

Progo tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa tingkat kemampuan

membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 sebagian besar berada pada kategori

sedang dengan persentase sebesar 79,31%, begitu pula dengan tingkat

kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa yang berada pada

kategori sedang dengan persentase sebesar 67,24%. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa tingkat kemampuan membaca dan tingkat kemampuan

Page 100: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

84

pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 berada

pada kategori sedang.

Perolehan skor untuk indikator-indikator tes kemampuan membaca

didapatkan skor tertinggi dengan rata-rata 46,33 pada indikator “pemahaman

kreatif”, dan skor terendah pada indikator “ pemahaman inferensial” dengan

skor rata-rata 36,50.

Perolehan rata-rata skor tertinggi pada indikator “pemahaman kreatif”

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 memiliki

kemampuan untuk menyelesaikan item-item tes tentang pemahaman kreatif.

Item-item tentang pemahaman kreatif menguji kemampuan siswa dalam

memberikan respon emosional dan estestis terhadap wacana yang sesuai

dengan strandar pribadi dan standar profesional. item tentang melengkapi

kalimat menguji kemampuan siswa dalam melengkapi kalimat yang rancu

maupun kalimat yang belum sempurna.

Perolehan rata-rata terendah pada indikator “ pemahaman inferensial”

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 masih

belum mampu menjawab item-item tes tentang menyimpulkan pikiran utama,

menafsirkan kata (berimbuhan), serta menarik kesimpulan dan nilai moral.

Item-item tentang menyimpulkan pikiran utama menguji kemampuan siswa

dalam mencari pikiran utama dari wacana yang dibaca. Item-item tentang

Page 101: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

85

menafsirkan kata (berimbuhan) menguji kemampuan siswa dalam penguasaan

banyak kosa kata dan maknanya, sedangkan item-item tentang menarik

kesimpulan dan nilai moral menguji kemampuan siswa dalam menyimpulkan

isi wacana yang dibaca.

Perolehan skor untuk masing-masing sub indikator dari indikator-

indikator tes kemampuan membaca didapat skor tertinggi dengan rata-rata

59,3 untuk sub indikator “menafsirkan kata (berimbuhan)” yang merupakan

bagian dari indikator “pemahaman inferensial”, dan skor terendah dengan

rata-rata 26 diperoleh sub indikator “mengungkapkan pendapat” yang

merupakan bagian dari indikator “pemahaman evaluatif”.

Perolehan rata-rata skor tertinggi pada sub indikator “menafsirkan

kata (berimbuhan)” menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SD

Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016 memiliki banyak kumpulan kosakata beserta maknanya.

Sedangkan perolehan rata-rata skor terendah pada sub indikator

“mengungkapkan pendapat” menandai bahwa sebagian besar siswa kelas V

SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016 belum mampu memberikan tanggapan atau pendapat mengenai isi

wacana.

Perolehan skor untuk masing-masing sub indikator dari indikator-

indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika diperoleh skor

tertinggi dengan skor rata-rata 39,75 pada sub indikator “faktor prima dan

Page 102: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

86

faktorisasi prima” sedangkan skor terendah dengan skor rata-rata 30,71

diperoleh sub indikator “faktor persekutuan terbesar (FPB)”.

Perolehan rata-rata skor tertinggi pada sub indikator “faktor prima dan

faktorisasi prima” menunjukkan bahwa siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 telah

memahami faktor prima dan faktorisasi prima. Sedangkan perolehan rata-rata

skor terendah pada sub indikator “faktor persekutuan terbesar (FPB)”

menandai bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 belum

memahami materi mengenai faktor persekutuan terbesar (FPB).

Hasil analisis sebaran data kemampuan membaca diperoleh nilai

signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 sebesar 0,059 lebih

besar dari taraf signifikansi 0,05 (0,059 > 0,05). Dengan demikian, variabel

kemampuan membaca memiliki sebaran data normal. Sedangkan hasil

analisis sebaran data pemecahan soal cerita matematika diperoleh nilai

signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 sebesar 0,200 lebih

besar dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5%

(0,200 > 0,05). Dengan demikian, sebaran data pada variabel kemampuan

pemecahan soal cerita matematika adalah normal.

Hasil analisishubungan linearantara variabel kemampuan membaca

(X) dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika (Y) diperolehnilai

Fhitung = 0,692, sedangkan Ftabel dapat di cari pada tabel distribution tabel nilai

F 5% dengan mengacu df “

”. Dari tabel ditemukan nilai Ftabel=

Page 103: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

87

1,96.Karena nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel(0,692 <1,96) maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel

kemampuan membaca (X) dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika (Y).

Selain dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, untuk

menyimpulkan apakah terdapat hubungan yang linear atau tidak antar

variabel dapat dilihat pula melalui nilai signifikansi. Nilai signifikansiantara

variabel kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika lebih besar dari nilai signifikansi 5% (0,761) > 0,05, sehingga

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kemampuan membaca (X)

dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika (Y).

Hasil analisis hubungan antara kemampuan membaca dengan

kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa diperoleh r hitung 0,628

lebih besar dari r tabel sebesar 0,2609 (0,628 > 0,259) dan nilai signifikansi

hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16 sebesar 0,000

lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5%

(0,00 < 0,05). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca dengan

kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri

Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran

2015/2016.

Adanya hubungan antara kemampuan membaca dengan kemampuan

pemecahan soal cerita matematika disebabkan karenakemampuan membaca

Page 104: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

88

merupakan kemampuan yang diperlukan oleh siswa dalam belajar maupun

memecahkan soal cerita matematika. Matematika merupakan bahasa yang

melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita

sampaikan. Sebagaimana disampaikan oleh Galileo Galilei (dalam Moch.

Masyukur Ag dan Abdul Halim Fathani, 2007: 46) bahwa alam semesta itu

bagaikan sebuah buku yang hanya dapat dibaca kalau orang mengerti

bahasanya dan akrab dengan lambang dan huruf yang digunakan di dalamnya,

dan bahasa alam tersebut tidak lain adalah matematika. Membaca sebagai

suatu aktivitas tidak hanya menangkap informasi bacaan yang tersurat namun

juga informasi bacaan yang tersirat.

Kemampuan pemecahan soal cerita adalah kemampuan atau

kecakapan untuk menyelesaikan soal matematika yang dinyatakan dengan

kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dalam

memecahkan atau menyelesaikan soal cerita matematika dibutuhkan

kemampuan membaca siswa yang mumpuni sehingga mampu

menerjemahkan atau menafsirkan kalimat-kalimat cerita dalam soal cerita ke

dalam kalimat matematika.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Farida Rahim(2007: 2) menyatakan

bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan proses berpikir yang

melibatkan berbagai aktivitas. Aktivitas yang dimaksud diantaranya aktivitas

visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.Mendukung pendapat

Farida Rahim di atas, Marsudi Raharjo (2008: 1) menyatakan bahwa:

Page 105: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

89

Hasil Monitoring dan Evaluasi (ME) PPPPTK (P4TK) Matematika

2007 dan PPPG Matematika tahun-tahun sebelumnya memperlihatkan

lebih dari 50% guru menyatakan sebagian besar siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Penyebabnya adalah

kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-

hari ke dalam kalimat matematika.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara kemampuan dengan kemampuan pemecahan soal cerita

matematika siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan membaca yang baik

terutama dalam hal memahami makna sebuah wacana akan memiliki

kemampuan untuk mengerjakan soal matematika khususnya soal dalam

bentuk cerita. Maka hasil penelitian sesuai dengan teori yang telah

dikemukakan.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan masalah dalam penelitian ini adalah cakupan materi

dalam tes objektif kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal

cerita matematika kurang lengkap karena tidak mencakup semua materi

dalam silabus matematika Sekolah Dasar Negeri kelas V.

Page 106: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada

bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Tingkat kemampuan membaca siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016

sebagian besar berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar

79,31%.

2. Tingkat kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD

Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun

ajaran 2015/2016 sebagian besar berada pada kategori sedang dengan

persentase sebesar 67,24%.

3. Terdapat hubungan linear antara variabel kemampuan membaca (X)

dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika (Y), yang

dibuktikan dengan nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (0,692 <1,96). Selain

dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, untuk menyimpulkan

apakah terdapat hubungan yang linear atau tidak antar variabel dapat

dibuktikandengan nilai signifikansi variabel yang lebih besar dari nilai

signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5% (0,761) >

0,05.Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan

membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa

kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo

Page 107: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

91

tahun ajaran 2015/2016, yang dibuktikan dengan nilai r hitung 0,628

lebih besar dari r tabel sebesar 0,259 (0,628 > 0,259) dan nilai

signifikansi hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16

sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada

taraf signifikansi 5% (0,000< 0,05).

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, peneliti memberikan saran

sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Siswa harus lebih rajin untuk berlatih soal-soal cerita matematika

khususnya tentang faktor persekutuan besar (FPB). Siswa disarankan

agar lebih rajin dalam mengembangkan kemampuan menyelesaikan soal

cerita matematika dengan cara meningkatkan kemampuan membaca

siswa. Menyatakan pendapat mengenai sebuah wacana menjadi salah

satu cara meningkatkan kemampuan membaca siswa.

2. Bagi Guru

Guru disarankan untuk lebih banyak memberikan materi maupuan

soal-soal latihan matematika kepada siswa tentang faktor persekutuan

besar (FPB). Selain itu, diharapkan guru juga lebih banyak memberikan

soal-soal yang berkaitan dengan memberikan pendapat mengenai sebuah

wacana supaya siswa dapat meningkat dalam kemampuan membacanya.

Page 108: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

92

3. Bagi Orang Tua

Orang tua disarankan untuk selalu membimbing dan mengawasi

kegiatan belajar siswa di rumah, supaya siswa menjadi lebih tertib dalam

belajar sehingga kemampuan siswa meningkat baik dalam hal

kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika maupun kemampuan

membacanya.

Page 109: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

93

DAFTAR PUSTAKA

Agung Edy Wibawa. (2012). Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian.

Yogyakarta: Gava Media.

Anas Sujono. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Artuclus Cahya Prihandoko. (2006). Memahami Konsep Matematika Secara

Benar dan Menyajikannya dengan Menarik. Yogyakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat

Ketenagaan.

Daitin Tarigan. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2003). Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Endang Setyo Winarni dan Sri Hamini. (2012). Matematika Untuk PGSD.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. (2011). Metode Penelitian

Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.

Farida Rahim. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Gorys Keraf. (2001). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Grameda Pustaka Utama.

Hassan Suryono. (2014).Metode Analisis Statistik. Yogyakarta: Ombak

Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik, dan Puji Lestari Prianto. (2004). Pendidikan

Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Karso. (1998). Buku Materi Pokok Pendidikan Matematika 1. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Marsigit. (2003). Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Berbasis

Kompetensi di SMK. Penataran Kurikulum Matematika Berbasis

Kompetensi Untuk SMK di BPG Yogyakarta.

Marsudi Raharjo. (2008). Pembelajaran Soal Cerita Berkait Penjumlahan dan

Pengurangan di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Moch. Masyukur Ag dan Abdul Halim Fathani, (2007). Mathematical

Intelligence:Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan

Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Page 110: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

94

Purwanto. (2006). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Surakarta:

Pustaka Pelajar.

Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY

Press.

Saifuddin Azwar. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah

Dasar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Saleh Haji. (1994). Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

di Kelas V SD Negeri Percobaan Surabaya. Tesis. PPs IKIP Surabaya.

Singgih Santoso. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik.Jakarta:

Gramedia.

Siregar. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________ . (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

_______________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:

DEPDIKNAS.

Tim Dosen. (1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Dosen AP. (2010). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Wuradji. (2006). Paduan Penelitian Survei. Yogyakarta: Lembaga Penelitian

Universitas Negeri Yogyakarta.

Yulianto D. Saputra. (Tanpa tahun). Menangani Kesulitan Belajar pada Anak

Diskalkulia. Yogyakarta: Familia.

Zainal Abidin. (1989). Studi Tentang Prestasi Siswa Kelas VI SD Negeri di

Kodya Banda Aceh dalam Menyelesaikan Soal Hitungan dan Soal Cerita.

Tesis. Malang : PPs IKIP Malang.

Page 111: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

95

LAMPIRAN

Page 112: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

96

Lampiran 1

Soal Tes Kemampuan Membaca

Nama :

Sekolah :

Kelas :

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang

paling benar. 1. Tokoh cerita dalam fabel adalah ...

a. Manusia

b. Raja-raja

c. Binatang

d. Tumbuhan

2. Tokoh dalam cerita yang berwatak baik disebut tokoh ...

a. Protagonist

b. Antagonis

c. Utama

d. Tambahan

3. Berita terbaru kami dengan melalui siaran radio.

Arti imbuhan ter- pada terbaru ialah ...

a. Tidak sengaja

b. Paling

c. Dapat

d. Keadaan

4. Kata berikut ini yang bukan berawalan ter- adalah ...

a. Tercanggih

b. Terima

c. Teringat

d. Terbanyak

5. Dalam film itu ditayangkan munculnya Danau Batur di Pulau Bali. Pulau itu

selalu diselimuti kabut putih. Suasana itu mengingatkan kita tentang tempat

bersemayamnya para dewa. Berdasarkan mitos itulah, maka sampai kini

Pulau Bali dikenal sebagai Pulau Dewata.

Informasi penting yang terdapat dalam cerita di atas adalah tentang ...

a. Danau Batur yang diselimuti salju

b. Tempat bersemayamnya para dewa

c. Pulau Bali sebagai Pulau Dewata

d. Pemandangan yang indah di Pulau Bali

6. Ayah sedang membuat ... tikus

Kata yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ...

a. Terowongan

b. Sarang

c. Saluran

d. Perangkap

7. Sehari-hari orang ini harus siaga karena bahaya bisa datang kapan saja.

Jika sirene berbunyi, ia akan siap-siap mengenakan seragamnya yang

berwarna biru. Bersama teman-temannya ia menaiki sebuah mobil besar

berwarna merah. Mobil itu dilengkapi tangki air, selang dan meriam air.

Dari kantornya, ia dan teman-temannya akan menjuju ke daerah bencana

sambil membunyikan sirene. Ia dengan teman-temannya dengan gagah

berani menembus daerah berbahaya meskipun ia bisa kehilangan nyawa

karena api yang membara.

Orang yang diceritakan dalam deskripsi ini adalah ...

a. Polisi lalu lintas c. Petugas pemadam kebakaran

b. Penjinak bom d. Petugas hansip

Page 113: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

97

8. Asyiknya, Naik Kereta Api

Sudah pernah naik kereta api? Tidak usah heran kalau ternyata banyak di

antara kita yang belum pernah naik kereta api. Padahal naik kereta api itu

sangat menyenangkan. Kita bisa melihat sawah-sawah, hutan dan desa.

Selain itu, jalannya sangat cepat bebas dari kemacetan lalu lintas.

Garis besar isi bacaan di atas adalah ...

a. Naik kereta api tidak menyenangkan

b. Naik kereta api sering dijebak macet

c. Naik kereta api sangat menyenangkan

d. Naik kereta api jalannya sangat cepat

9. “Em... em ... mana ibu, Kak?” tanya Yanto sambil menangis tersedu-sedu.

“Emak ke pasar Dik! Bersabarlah, tidak lama lagi ibu datang. Ibu pasti

membawa kue buat Yanto.”Bu, cepatlah pulang!”

Topik penggalan cerita di atas adalah ....

a. Menangisi kepergian ibu c. Pergi ke pasar

b. Membawa kue d. Menunggu kedatangan ibu

10. Pengusaha itu tinggal di sebuah rumah mewah di tengah kota.

Latar tempat dalam cerita tersebut adalah ...

a. Sebuah hutan belantara c. Rumah mewah di tengah kota

b. Lautan yang luas d. Rumah gubuk di tengah kota

11. Cerita rakyat “Malin Kundang” berasal dari ...

a. Sumatera Utara

b. Sumatera Selatan

c. Sumatera Barat

d. Riau

12. Perhatikan cerita berikut!

”Pak, biarlah saya yang pergi ke puncak gunung itu,” kata si Bungsu.

”Saya yang akan mengambil bara api ajaib itu untuk kesembuhan ibu.”

”Apakah kamu tidak takut dimangsa ular gaib itu?” tanya si Sulung kepada

adiknya. ”Tidak. Aku percaya bisa mendapatkan bara api ajaib itu,” kata si

Bungsu mantap. Sebenarnya si Bungsu juga merasa takut. Namun, tekad

untuk menyembuhkan ibunya membuatnya nekad untuk mendapatkan bara

api ajaib.

Tokoh utama cerita rakyat di atas adalah . . . .

a. Si Bungsu c. Si Sulung

b. Ular n’Daung d. Ibu

13. Sifat si Bungsu dalam cerita rakyat pada soal nomor 1 di atas adalah . . . .

a. Baik dan pemberani c. Pemalas lagi penakut

b. suka iri dan dengki d. Pemberani dan keras kepala

14. Perhatikan cerita berikut!

Di suatu kampung yang damai, hidup sepasang suami istri miskin. Mereka

tinggal di sebuah gubuk berdinding kulit kayu dan beratap rumbia di

pinggir hutan. Sebagian atapnya sudah berlubang-lubang. Jika hujan

datang, suami istri itu sibuk menambal atap tersebut dengan daundaun

kayu yang besar.

Berdasarkan kutipan di atas, latar cerita berada di . . . .

a. Suatu kampung di pinggiran hutan c. Kota yang ramai

b. Desa yang damai d. Negeri yang aman dan damai

Page 114: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

98

15. Perhatikan cerita berikut!

Akhirnya mereka bertemu dengan Pak Garam dan meminta tolong

kepadanya. ”Saya tak punya pengetahuan untuk menyalatkan orang mati,”

jawab Pak Garam singkat. ”Kami tak peduli Pak Garam pandai atau tidak,

tetapi tolong keluarga kami yang meninggal itu dimandikan dan

disembahyangkan,” tutur salah seorang utusan tersebut. Setelah berpikir

panjang dan tak ragu lagi, Pak Garam akhirnya menyetujui. ”Baiklah kalau

begitu,” jawabnya singkat.

Berdasarkan kutipan di atas watak Pak Garam adalah . . . .

a. Gemar menolong orang lain c. Pembohong

b. Pemalas d. Pemalu

16. Perhatikan cerita berikut!

Alkisah, Kerajaan Wisnuloka dipimpin oleh Dewa Wisnu. Kerajaan

Wisnuloka dihuni oleh para dewa dan bidadari. Salah satu bidadari itu

bernama Dewi Ratih atau Dewi Bulan. Kerajaan Wisnuloka sering

mendapat ancaman dari para raksasa yang bermukim di bumi Balidwipa.

Raksasa-raksasa itu tidak saja menakutkan manusia. Akan tetapi, para

dewa pun takut. Ketakutan para dewa itu disebabkan oleh tindakan keji

para raksasa. Banyak dewa terbunuh dan ratusan bidadari diculik.

Kutipan cerita di atas merupakan bagian . . . .

a. Awal cerita c. Akhir cerita

b. Tengah cerita d. Awal dan akhir cerita

17. Suasana yang terjadi pada cerita di atas adalah . . . .

a. Menakutkan c. Menyedihkan

b. Menyenangkan d. Menggembirakan

18. Simaklah kutipan cerpen berikut ini!

Laras, gadis cilik berusia empat tahun itu memandangai seluruh ruangan

dengan sejuta tanda tanya dalam benaknya. Ada banyak orang di

sekitarnya. Sungguh suatu pemandangan yang tak biasa. Anehnya, hampir

setiap orang yang datang mengenakan baju berwarna hitam. Hanya Laras

sendiri yang mengenakan gaun pendek berwarna merah muda, pita yang

mengikat kepangan rambut panjangnya juga merah muda. . . . . Tempat

kejadian cerita tersebut adalah . . . .

a. Di sebuah ruangan (di rumah) c. Di jalan raya

b. Di rumah sakit d. Di rumah makan

19. Perhatikan cerita berikut!

”Juned mengeluh perutnya sakit. Kata saudara kembar Juned, pagi itu

Juned belum sarapan. Juned tidak mau sarapan karena lauknya hanya telur

dadar dan kecap.”

Komentar yang tepat untuk cerita di atas adalah . . .

a. Salahnya sendiri tidak mau sarapan!

b. Makan pagi itu penting, karena itu Juned harus makan dulu sebelum

berangkat ke sekolah. Lagi pula, lauk telur itu sudah bagus.

c. Sama dengan aku. Aku juga tidak mau kalau sarapan hanya lauk

telur.\

d. Anak bandel, lauk telur kok tidak mau. Telur dadar kan enak!

Page 115: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

99

20. Perhatikan cerita berikut!

”. . . . Kita tidak boleh menghina barang milik orang lain, sekalipun barang

tersebut di mata kita kuno dan jelek. Sebab, yang perlu diingat, orang

memiliki sesuatu pasti ada alasannya . . . .”

Amanat dalam kutipan cerpen di atas adalah . . . .

a. Kita harus menghargai barang milik orang lain

b. Barang orang lain yang kuno dan jelek bukan masalah kita

c. Banyak hal yang perlu kita ingat

d. Setiap orang memiliki alasan yang berbeda

21. Seruni lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Dia tak memiliki

teman. Bahkan, kakaknya juga tak mempedulikannya. Terlahir sebagai

gadis bisu dan tuli. Seruni hanya bisa bermain dengan ibunya dan kawan

khayalannya.

Nasib Seruni dalam cerita itu ialah ....

a. Ceria karena banyak teman

b. Senang karena lebih banyak di rumah

c. Bahagia karena kakaknya sangat peduli

d. Kesepian dan memiliki ketaksempurnaan fisik

22. Perahu itu berlayar dua buah. Arti imbuhan ber- pada kata berlayar ialah

....

a. Memiliki layar c. Memasang layar

b. Membuka layar d. Telah berlayar

23. Ada sebuah keluarga miskin. Mereka menggantungkan hidupnya dari hasil

berladang. Pak Boma, begitulah orang memanggilnya. Walau tinggal di

dalam gubuk, Pak Boma, anak, dan istrinya hidup bahagia.

Latar dalam kutipan cerita itu ialah ....

a. Ladang c. Keluarga miskin

b. Gubuk d. Hutan

24. Di tempat itu, dia melihat seekor beruang hitam sedang bertarung dengan

harimau. Kata bertarung menunjukkan arti ....

a. Memiliki c. Perbuatan yang berbalasan

b. Mengenakan atau memakai d. Memanggil

25. Anak yang hemat selalu menyisihkan uang jajannya untuk ditabung.

Lawan kata yang dicetak miring ialah ....

a. Kikir c. Boros

b. Pelit d. Tidak suka jajan

Page 116: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

100

26. Perhatikan cerita berikut!

Hari itu kami sekeluarga pergi ke Surabaya untuk menengok saudara.

Kami naik kereta api Kerta Jaya dari Blitar. Saat sampai di stasiun Malang,

kereta api yang kami tumpangi berhenti lama sekali untuk menunggu jam

pemberangkatan. Tiba-tiba Ryan, adikku yang masih kecil bertanya pada

ibuku, ”Kereta apinya, kok, berhenti lama sekali. Apa rodanya kempis?”

Orang yang mendengar pertanyaan Ryan, tertawa. Setelah dijelaskan

bahwa roda kereta api itu terbuat dari besi dan tak bisa kempis, barulah

Ryan mengerti.

Kereta api apakah yang mereka tumpangi?

a. Kereta Jaya c. Kesra Jaya

b. Kerta Jaya d. Kerta Jasa

27. Apakah yang terjadi ketika mereka tiba di stasiun Malang?

a. Kami sekeluarga makan dahulu.

b. Kami semua istirahat sambil makan.

c. Kereta api berhenti lama sekali untuk menunggu jam pemberangkatan.

d. Kami menengok keluar stasiun.

28. Patih Anom pun ingin anak laki-lakinya menjadi lelaki yang dihargai

penduduk kampung. Patih Anom juga ingin anaknya kelak dapat menjadi

pelindung seluruh kampung. Selain itu, Patih Anom ingin anaknya berlaku

adil.

Pokok pikiran paragraf tersebut adalah ....

a. Keinginan Patih Anom

b. Anak Patih Anom

c. Patih Anom jadi pelindung penduduk kampung

d. Keadilan anak Patih Anom

29. Gayatri itu nakal

- ….

- Gayatri itu nakal tetapi pintar

Kalimat yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ….

a. Gayatri itu pintar c. Pintar Gayatri itu

b. Gayatri pintar d. Gayatri itu pintar sekali

30. ....mereka cepat sampai tujuan dengan selama

Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat harapan tersebut adalah ...

a. Pasti

b. Apakah

c. Semoga

d. Seharusnya

Page 117: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

101

Lampiran 2

Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca

16. A

17. A

18. A

19. B

20. A

21. D

22. A

23. B

24. C

25. C

26. B

27. C

28. A

29. A

30. C

1. C

2. A

3. B

4. B

5. C

6. D

7. C

8. C

9. D

10. C

11. C

12. A

13. A

14. A

15. A

Page 118: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

102

Lampiran 3

Soal Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

Nama :

Sekolah :

Kelas :

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang

paling benar.

1. Ayah pernah berkata kepada Tasya bahwa bilangan 20 memiliki banyak

faktor. Tasya ingat bahwa ada . . . . bilangan yang merupakan faktor dari 20.

a. 6 c. 5

b. 4 d. 8

2. Pak guru bertanya kepada Siska, “bilangan berapa sajakah yang merupakan

bilangan prima antara 20 dan 30?”. Bilangan berapa sajakah yang harus

disebutkan oleh Siska?

a. 21, 23, 25, 27, 29 c. 23, 27, 29

b. 23, 25, 27, 29 d. 23, 29

3. Ketika guru bertanya, Rian menjawab faktorisasi suatu bilangan adalah 2 x 3

x 5. Faktorisasi bilangan berapakahyang ditanyakan oleh guru adalah . . . .

a. 30 c. 10

b. 6 d. 15

4. Sebuah bilangan prima lebih besar dari 5 dan merupakan faktor dari 35

adalah . . . .

a. 5 c. 9

b. 7 d. 15

5. Pada salah satu lembar soal yang dikerjakan Roro terdapat pertanyaan

mengenai sebuah bilangan prima merupakan faktor dari 12 dan 15. Bilangan

tersebut adalah . . . .

a. 2 c. 5

b. 1 d. 3

6. Nenek menginap di rumah kami setiap 6 hari sekali. Bibi menginap di rumah

kami setiap 8 hari sekali. Kakek menginap di rumah kami setiap 9 hari sekali.

Setiap berapa hari sekali nenek, bibi, dan kakek menginap di rumah kami

secara bersama-sama?

a. 72 c. 36

b. 48 d. 24

7. Ani membeli 36 rok bewarna merah, 48 rok berwarna putih, dan 60 rok

bewarna hijau. Rok-rok tersebut akan dimasukkan ke dalam kantong plastik.

Tiap kantong plastik berisi sama banyak. Berapakah jumlah rok dalam setiap

kantong plastik?

a. 8 c. 12

b. 18 d. 24

8. Kakak bertanya kepada adik, manakah yang termasuk bilangan prima dari 1

sampai 10? Bilangan yang harus adik sebutkan adalah ….

a. 2, 4, 6, 8 c. 6, 7, 8, 9

b. 2, 3, 5, 7 d. 3, 5, 7, 9

Page 119: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

103

9. Ayah membantu Tutik mengerjakan salah satu soal matematika. Soal tersebut

mengenai faktorisasi prima dari 8. Dengan bantuan ayah, tutik dapat

menjawab soal tersebut dengan benar, jawan dari pertanyaan yang tidak bisa

dikerjakan Tutik tersebut adalah….

a. 2 2 2 c. 4 2 2

b. 3 3 3 d. 2 2 3

10. Juna membantu Tika mengerjakan soal matematika mengenai bilangan prima

dari 10 sampai 20. Dengan bantuan Juna, Tika menemukan bahwa bilangan

…. , …. , …. merupakan bilangan prima dari 10 sampai 20.

a. 11, 13, 17 c. 13, 15, 17

b. 13, 14, 19 d. 12, 14, 16

11. Hari ini Susi dan Ani melakukan piket kelas secara bersama-sama. Susi

melakukan piket kelas setiap 6 hari sekali, sedangkan Ani melakukan piket

kelas setiap 8 hari sekali. Berapa hari lagi Susi dan Ani melakukan piket kelas

secara bersama-sama?

a. 14 hari c. 24 hari

b. 48 hari d. 42 hari

12. Hari ini Caca mengikuti ujian tengah semester. Pada ujian kali ini terdapat

soal yang berbunyi “berapakah faktor perkalian dari bilangan 8?”Bilangan

yang tepat yang dapat menjawab pertanyaan tersebut adalah? ….

a. 1, 2, 4, 6 c. 1, 2, 3, 6

b. 1, 2, 4, 8 d. 1, 2, 3

13. Hari ini Sinta dan Tari pergi berbelanja bersama-sama. Sinta pergi berbelanja

setiap 12 hari sekali, sedangkan Tari berbelanja setiap 36 hari sekali. Berapa

hari lagi Sinta dan Tari dapat berbelanja bersama-sama lagi?

a. 52 c. 72

b. 62 d. 82

14. Roni mendapatkan kiriman 30 penggaris dan 40 bolpoin dari pamannya yang

berada di Jakarta. Roni membungkus penggaris dan bolpoin dalam jumlah

yang sama banyak dengan menggunakan kertas kado. Ada berapa bungkus

penggaris dan bolpoin yang dimiliki Roni?

a. 60 c. 100

b. 70 d. 120

15. Cika bertanya kepada Siska mengenai faktor prima dari 144. Bilangan

berapakah yang harus diberikan oleh Siska untuk menjawab pertanyaan dari

Cika?

a. 3, 5 c. 2, 5

b. 2, 3 d. 2, 3,5

16. Ratna menuliskan bilangan-blangan yang merupakan faktorisasi prima dari

300. Bilangan-bilangan yang dituliskan oleh Ratna adalah . . . .

a. 2 x 2 x 3 x 5 x 5 c. 3 x 3 x 5 x 6

b. 2 x 3 x 3 x 5 x 7 d. 2 x 3 x 5 x 10

17. Yuki bertanya kepada Juna mengenai faktor dari 45. Bilangan yang

seharusnya Junaberikan untuk menjawab pertanyaan dari Yuki adalah . . . .

a. 1, 3, 5, 7, 9, 15 c. 1, 3, 5, 9, 45

b. 1, 3, 5, 9, 15, 45 d. 3, 5, 9, 15

Page 120: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

104

18. Sekolah mendapatkan kiriman paket dari walikota yang berisi 24 buku paket

matematika, 36 buku bahasa indonesia, dan 40 buku IPA. Buku-buku tersebut

akan dimasukkan ke dalam kardus. Tiap kardus berisi sama banyak. Berapa

kardus yang diperlukan dan berapa jumlah buku dalam setiap kardus?

a. 240 dan 4 c. 360 dan 8

b. 360 dan 6 d. 360 dan 4

19. Ada 3 buah lampu, merah, kuning, dan hijau. Mula-mula ketiga lampu itu

menyala serentak bersamaan. Kemudian, lampu merah menyala setiap 3

detik, lampu kuning menyala setiap 4 detik, dan lampu hijau menyala setiap 5

detik. Tiap berapa detik ketiga lampu itu menyala bersamaan?

a. 60 detik c. 80 detik

b. 30 detik d. 40 detik

20. Pada suatu hari, Bu Wulan dan Bu Sari belanja bersamaan di sebuah pasar

swalayan. Bu Wulan belanja setiap 15 hari sekali, sedangkan Bu Sari juga

belanja setiap 25 hari sekali. Setelah berapa hari Bu Wulan dan Bu Sari akan

bersamaan belanja di pasar swalayan itu?

a. 50 hari c. 75 hari

b. 30 hari d. 45 hari

21. Anggota pramuka dari kelas 5 dan 6 sebuah SD mengadakan persami.

Anggota pramuka dari kelas 5 sebanyak 48 orang dan dari kelas 6 sebanyak

40 orang. Untuk acara baris-berbaris, anggota pramuka itu harus dibagi dalam

beberapa kelompok. Tiap kelompok merupakan campuran dari kelas 5 dan

kelas 6 dengan jumlah anggota kelompok yang sama. Berapa kelompok

sebanyak-banyaknya yang dapat dibentuk?

a. 6 c. 4

b. 8 d. 7

22. Dari soal nomor 21 diatas, berapa orang jumlah anggota tiap kelompok?

a. 8 c. 10

b. 9 d. 11

23. Pada suatu hari sekolah menerima 2 peti penghapus. Peti pertama berisi 96

kotak dan peti kedua 72 kotak. Penghapus itu akan ditumpuk di dalam lemari.

Jumlah kotak penghapus pada setiap tumpukan harus sama. Berapa kotak

penghapus setiap tumpukan?

a. 6 c. 8

b. 7 d. 9

24. Tiga buah lampu A, B, dan C mula-mula menyala serentak bersama sama.

Kemudian lampu A menyala setiap 5 detik, lampu B menyala setiap 6 detik,

dan lampu C menyala setiap 10 detik. Ketiga lampu itu akan menyala

serentak bersama-sama setiap . . . detik.

a. 20 c. 40

b. 30 d. 45

25. Sebuah SD menerima kiriman buku perpustakaan berturut-turut 60 buah, 75

buah, dan 90 buah. Untuk menyimpannya, buku-buku itu ditumpuk di lemari

menjadi beberapa tumpuk dan jumlah buku setiap tumpuknya sama banyak.

Ada berapa tumpukan buku?

a. 15 c. 17

Page 121: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

105

b. 16 d. 18

26. Dari soal nomor 25 diatas, berapa banyak buku setiap tumpuknya?

a. 13 c. 15

b. 14 d. 16

27. Pak Yuli dan Pak Dono adalah dua satpam yang berjaga di perusahaan yang

berdekatan. Setiap berjaga 6 hari Pak Yuli libur satu hari, sedangkan Pak

Dono mendapat libur sehari setelah berjaga 8 hari. Jika hari ini Pak Yuli dan

Pak Dono libur bersamaan, berapa hari lagi mereka dapat libur bersamaan

lagi?

a. 6 c. 18

b. 12 d. 24

28. Pak Yahya akan membagi 60 buah jeruk dan 42 buah mangga kepada

tetangganya sama banyak. Buah- buah tersebut dimasukkan ke dalam plastik.

Jumlah tetangga Pak Yahya yang dapat menerima dua macam buah tersebut

adalah ....

a. 6 c. 9

b. 7 d. 10

29. Bus Margosari berangkat dari terminal setiap 30 menit sekali. Bus Pendep

berangkat dari terminal setiap 18 menit sekali. Pada pukul 14.00 kamu

melihat bus Margosari dan bus Pendep berangkat bersama-sama. Pukul

berapa kamu bisa melihat bus Margosari dan bus Pendep berangkat bersama-

sama untuk kedua kalinya?

a. 14.30 c. 15.00

b. 15.30 d. 16.00

30. Dalam rangka HUT Kemerdekaan RI, panitia mendapat sumbangan 84 buku

tulis dan 35 bolpoin untuk hadiah lomba anak-anak. Setiap bungkus hadiah

untuk pemenang lomba mempunyai isi yang sama banyak. Berapa bungkus

hadiah yang dapat dibuat?

a. 12 c. 11

b. 7 d. 8

31. Lampu A berkedip setiap 8 detik. Lampu B berkedip setiap 12 detik. Lampu

C berkedip setiap 15 detik. Jika saat ini ketiga lampu berkedip bersama untuk

pertama kalinya, berapa detik lagi kamu bisa menyaksikan ketiga lampu

berkedip bersama untuk kedua kalinya?

a. 30 detik c. 60 detik

b. 45 detik d. 90 detik

32. Tantri memiliki 12 potong kue coklat dan 18 potong kue keju. Kedua jenis

kue tersebut dimasukkan ke dalam plastik dengan jumlah yang sama. Berapa

plastik yang diperlukan Tantri?

a. 24 c. 48

b. 36 d. 72

33. Ada 15 tangkai mawar merah, 18 tangkai mawar kuning, dan 20 tangkai

mawar merah muda. Mawar-mawar tersebut akan dimasukkan ke dalam

keranjang. Tiap keranjang berisi sama banyak. Berapa keranjang yang

diperlukan dan berapa jumlah tangkai mawar dalam setiap keranjang?

a. 1 dan 90 c. 1 dan180

Page 122: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

106

b. 2 dan 90 d. 3 dan 180

34. Lampu merah menyala tiap 18 detik sekali lalu padam. Lampu hijau menyala

tiap 24 detik sekali lalu padam. Jika saat ini kedua lampu menyala bersama.

Berapa detik lagikah kedua lampu menyala bersama-sama?

a. 72 c. 48

b. 60 d. 30

35. Ada 20 bola tenis hijau dan 30 bola tenis merah. Bola-bola tersebut akan

dimasukkan ke dalam keranjang. Tiap keranjang berisi sama banyak. Berapa

keranjang yang diperlukan?

a. 5 c. 20

b. 30 d. 10

36. Dari soal nomor 35 diatas, berapa jumlahbolatenis dalam setiap keranjang?

a. 4 c. 6

b. 5 d. 7

37. Ayah menabung ke bank setiap 12 hari sekali. Kakek menabung di bank yang

sama setiap 8 hari sekali. Jika hari ini mereka menabung bersama-sama di

bank yang sama. Berapa hari lagi mereka menabung bersama-sama yang

kedua kali?

a. 12 c, 24

b. 18 d. 38

38. Paman Surya mempunyai 60 ayam jantan dan 100 ayam betina. Ayam itu

akan dimasukkan dalam sebuah kandang sama banyak. Berapa banyak

kandang yang dibutuhkan?

a. 10 c. 30

b. 20 d. 40

39. Mobil Rendi berhenti untuk istirahat setelah menempuh perjalanan 40 km.

Mobil Fredi berhenti untuk istirahat setelah 60 km. Jika Rendi dan Fredi

berangkat dari tempat yang sama. Pada kilometer berapakah mereka akan

berhenti untuk beristirahat ditempat yang sama?

a. 120 km c. 100 km

b. 160 km d. 180 km

40. Daerah A mendapat sumbangan 3 kotak mie. Masing-masing kotak berisi 20,

30, 35 bungkus mie. Seluruh bungkus mie tersebut akan dimasukkan ke

dalam kantong plastik sama banyak. Berapa jumlah kantong miedalam setiap

bungkus?

a. 13 c. 19

b. 17 d. 21

Page 123: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

107

Lampiran 4

Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

21. B

22. D

23. B

24. B

25. A

26. C

27. D

28. A

29. B

30. B

31. C

32. B

33. C

34. A

35. D

36. B

37. C

38. B

39. A

40. B

1. A

2. D

3. A

4. B

5. D

6. A

7. C

8. B

9. A

10. A

11. C

12. B

13. C

14. D

15. B

16. A

17. B

18. D

19. A

20. C

Page 124: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

108

Lampiran 5

Validitas Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

BUTIR rxy rtabel Keterangan

Butir 1 0,375 0,30 Valid

Butir 2 0,607 0,30 Valid

Butir 3 0,363 0,30 Valid

Butir 4 0,488 0,30 Valid

Butir 5 0,476 0,30 Valid

Butir 6 0,386 0,30 Valid

Butir 7 0,376 0,30 Valid

Butir 8 0,699 0,30 Valid

Butir 9 0,363 0,30 Valid

Butir 10 0,627 0,30 Valid

Butir 11 0,590 0,30 Valid

Butir 12 0,468 0,30 Valid

Butir 13 0,566 0,30 Valid

Butir 14 0,325 0,30 Valid

Butir 15 0,588 0,30 Valid

Butir 16 0,616 0,30 Valid

Butir 17 0,563 0,30 Valid

Butir 18 0,651 0,30 Valid

Butir 19 0,626 0,30 Valid

Butir 20 0,423 0,30 Valid

Butir 21 0,352 0,30 Valid

Butir 22 0,421 0,30 Valid

Butir 23 0,492 0,30 Valid

Butir 24 0,584 0,30 Valid

Butir 25 0,543 0,30 Valid

Butir 26 0,539 0,30 Valid

Butir 27 0,535 0,30 Valid

Butir 28 0,501 0,30 Valid

Butir 29 0,404 0,30 Valid

Butir 30 0,488 0,30 Valid

Butir 31 0,414 0,30 Valid

Butir 32 0,348 0,30 Valid

Butir 33 0,342 0,30 Valid

Butir 34 0,518 0,30 Valid

Butir 35 0,452 0,30 Valid

Butir 36 0,553 0,30 Valid

Butir 37 0,551 0,30 Valid

Butir 38 0,537 0,30 Valid

Butir 39 0,459 0,30 Valid

Butir 40 0,503 0,30 Valid

Page 125: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

109

Lampiran 6

Validitas Instrumen Tes Kemampuan Membaca

BUTIR rxy rtabel Keterangan

Butir 1 0,519 0,30 Valid

Butir 2 0,422 0,30 Valid

Butir 3 0,484 0,30 Valid

Butir 4 0,446 0,30 Valid

Butir 5 0,355 0,30 Valid

Butir 6 0,448 0,30 Valid

Butir 7 0,637 0,30 Valid

Butir 8 0,377 0,30 Valid

Butir 9 0,327 0,30 Valid

Butir 10 0,637 0,30 Valid

Butir 11 0,610 0,30 Valid

Butir 12 0,118 0,30 Tidak Valid

Butir 13 0,150 0,30 Tidak Valid

Butir 14 0,703 0,30 Valid

Butir 15 0,377 0,30 Valid

Butir 16 0,454 0,30 Valid

Butir 17 0,597 0,30 Valid

Butir 18 0,579 0,30 Valid

Butir 19 0,470 0,30 Valid

Butir 20 0,175 0,30 Tidak Valid

Butir 21 0,190 0,30 Tidak Valid

Butir 22 0,372 0,30 Valid

Butir 23 0,237 0,30 Tidak Valid

Butir 24 0,448 0,30 Valid

Butir 25 0,583 0,30 Valid

Butir 26 0,045 0,30 Tidak Valid

Butir 27 0,272 0,30 Tidak Valid

Butir 28 0,491 0,30 Valid

Butir 29 0,302 0,30 Valid

Butir 30 0,457 0,30 Valid

Butir 31 0,576 0,30 Valid

Butir 32 0,481 0,30 Valid

Butir 33 0,194 0,30 Tidak Valid

Butir 34 0,506 0,30 Valid

Butir 35 0,470 0,30 Valid

Butir 36 0,279 0,30 Tidak Valid

Butir 37 0,252 0,30 Tidak Valid

Butir 38 0,359 0,30 Valid

Butir 39 0,305 0,30 Valid

Butir 40 0,563 0,30 Valid

Page 126: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

110

Lampiran 7

Reliabilitas Tes Kemampuan Membaca

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 32 100.0

Excludeda 0 .0

Total 32 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.707 31

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X1 51.56 130.706 .510 .695

X2 51.38 132.048 .402 .698

X3 51.41 131.539 .441 .697

X4 51.34 132.168 .400 .698

X5 51.28 133.370 .309 .701

X6 51.06 134.125 .466 .702

X7 51.03 134.096 .662 .702

X8 51.12 133.919 .361 .702

X9 51.34 133.523 .276 .702

X10 51.03 134.096 .662 .702

X11 51.12 131.919 .623 .697

X14 51.06 132.770 .707 .699

X15 51.12 133.984 .352 .702

X16 51.38 131.790 .426 .698

X17 51.19 131.319 .590 .696

X18 51.44 130.448 .533 .694

X19 51.12 133.145 .462 .700

X22 51.44 132.512 .351 .700

X24 51.06 134.125 .466 .702

X25 51.22 131.531 .533 .696

X28 51.06 133.867 .512 .701

X29 51.56 133.480 .267 .702

X30 51.59 131.797 .418 .698

X31 51.09 132.733 .589 .699

X32 51.28 132.144 .427 .698

X34 51.31 131.383 .485 .696

X35 51.12 133.274 .445 .700

Page 127: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

111

X38 51.34 132.943 .329 .700

X39 51.34 133.265 .300 .701

X40 51.12 132.306 .572 .698

TOTAL 22.44 31.157 .978 .869

Page 128: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

112

Lampiran 8

Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 32 100.0

Excludeda 0 .0

Total 32 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.742 41

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X1 44.44 333.609 .359 .739

X2 44.16 327.233 .590 .734

X3 43.59 335.797 .354 .741

X4 43.81 330.415 .470 .737

X5 43.78 330.951 .458 .737

X6 43.91 331.507 .363 .738

X7 43.78 332.499 .356 .739

X8 44.16 325.555 .684 .733

X9 43.59 335.797 .354 .741

X10 44.12 326.758 .610 .734

X11 44.03 327.386 .571 .734

X12 43.78 331.080 .449 .737

X13 43.94 328.125 .548 .735

X14 44.19 332.480 .301 .739

X15 43.94 327.738 .570 .735

X16 43.97 327.064 .599 .734

X17 44.00 327.935 .544 .735

X18 43.97 326.418 .635 .733

X19 43.84 327.814 .611 .735

X20 43.88 331.016 .402 .737

X21 43.94 331.996 .328 .738

X22 44.22 330.886 .399 .737

X23 44.31 330.351 .474 .737

X24 43.81 328.867 .568 .735

X25 44.00 328.323 .523 .735

X26 43.97 328.483 .519 .735

X27 43.88 329.081 .516 .736

Page 129: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

113

X28 44.00 329.097 .480 .736

X29 44.12 330.887 .381 .737

X30 44.16 329.426 .466 .736

X31 44.22 331.015 .392 .737

X32 44.00 331.935 .323 .738

X33 44.28 332.596 .319 .739

X34 44.19 328.996 .498 .736

X35 44.06 329.931 .430 .737

X36 43.91 328.539 .535 .735

X37 43.78 329.789 .535 .736

X38 44.16 328.523 .517 .735

X39 44.06 329.802 .437 .736

X40 44.28 329.886 .484 .736

TOTAL 22.28 84.531 1.000 .920

Page 130: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

114

Lampiran 9

Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Membaca

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KEMAMPUAN MEMBACA 58 100.0% 0 .0% 58 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

KEMAMPUAN MEMBACA

Mean 21.47 .529

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 20.41

Upper Bound 22.52

5% Trimmed Mean 21.63

Median 22.00

Variance 16.218

Std. Deviation 4.027

Minimum 10

Maximum 29

Range 19

Interquartile Range 6

Skewness -.547 .314

Kurtosis .045 .618

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KEMAMPUAN MEMBACA .114 58 .059 .968 58 .132

a. Lilliefors Significance Correction

Page 131: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

115

Lampiran 10

Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Pemecahan Soal Cerita

Matematika

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA

58 100.0% 0 .0% 58 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA

Mean 23.59 .961

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 21.66

Upper Bound 25.51

5% Trimmed Mean 23.48

Median 23.50

Variance 53.510

Std. Deviation 7.315

Minimum 12

Maximum 38

Range 26

Interquartile Range 13

Skewness .151 .314

Kurtosis -1.031 .618

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA

.092 58 .200* .959 58 .050

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 132: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

116

Lampiran 11

Hasil Uji Linearitas Antara Variabel Kemampuan Membaca (X) dengan

Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika (Y)

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA * KEMAMPUAN MEMBACA

58 100.0% 0 .0% 58 100.0%

Report

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA

KEMAMPUAN MEMBACA Mean N Std. Deviation

10 12.00 1 .

13 15.00 2 2.828

16 17.00 5 4.062

18 19.33 6 6.947

19 18.00 4 2.944

20 22.20 5 6.140

21 26.50 4 3.109

22 23.25 4 5.058

23 27.17 6 5.845

24 24.33 6 7.118

25 26.67 6 5.502

26 29.20 5 9.230

27 34.50 2 3.536

28 21.00 1 .

29 38.00 1 .

Total 23.59 58 7.315

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA * KEMAMPUAN MEMBACA

Between Groups

(Combined) 1523.386 14 108.813

3.065

.002

Linearity 1204.404 1 1204.404

33.923

.000

Deviation from Linearity

318.981 13 24.537 .691 .761

Within Groups 1526.683 43 35.504

Total 3050.069 57

Page 133: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

117

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA * KEMAMPUAN MEMBACA

.628 .395 .707 .499

Page 134: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

118

Lampiran 12

Hasil Uji KorelasiAntara Variabel Kemampuan Membaca (X) dengan

Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika (Y)

Correlations

KEMAMPUAN MEMBACA

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA

KEMAMPUAN MEMBACA Pearson Correlation 1 .628**

Sig. (2-tailed) .000

N 58 58

KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA

Pearson Correlation .628** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 58 58

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 135: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

119

Lampiran 13

Tabel r Product Moment

Pada Sig.0,05 (Two Tail)

N R

32 0.349

33 0.344

34 0.339

35 0.334

36 0.329

37 0.325

38 0.32

39 0.316

40 0.312

41 0.308

42 0.304

43 0.301

44 0.297

45 0.294

46 0.291

47 0.288

48 0.285

49 0.282

50 0.279

51 0.276

52 0.273

53 0.271

54 0.268

55 0.266

56 0.263

57 0.261

58 0.259

59 0.256

60 0.254

N R

3 0.997

4 0.95

5 0.878

6 0.811

7 0.754

8 0.707

9 0.666

10 0.632

11 0.602

12 0.576

13 0.553

14 0.532

15 0.514

16 0.497

17 0.482

18 0.468

19 0.456

20 0.444

21 0.433

22 0.423

23 0.413

24 0.404

25 0.396

26 0.388

27 0.381

28 0.374

29 0.367

30 0.361

31 0.355

Page 136: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

120

Lampiran 14

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05

df untuk

penyebut (N2)

df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13

Page 137: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

121

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00

32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95

37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92

41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92

42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91

44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90

45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89

Page 138: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

122

Lampiran 15

Skor Uji Coba Butir Tes Variabel Kemampuan Membaca

Responden

Skor Item

TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Ahmat F 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 27

Anggi S 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29

Raden D R 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 28

Puji R D 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 32

Fajar K A 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 18

Beni C 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 25

Bagas F 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 35

Ferdian S 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35

Syamsul A H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 35

Novita N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 34

Nur R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35

Arif W H 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23

Rifqi M M 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 30

Nafiah N I 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 28

Novian H R 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 23

Evi Dwi P S 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 28

Bayu I 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 23

Abdillah F 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33

Adesta Y P 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 30

Ahmad R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40

Page 139: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

123

Asep N H 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 32

Nadianti R H 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34

Qoid N A S 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 28

Rizky F 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 25

Siti J 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 30

Angger L S 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30

Citra A P 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33

Ekabella W

M W 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 34

Namara H S 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 30

Niken R P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 37

Tegar H 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 8

Yanuar O 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 34

Page 140: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

124

Lampiran 16

Skor Uji Coba Butir Tes Variabel Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

Responden

skor item

TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Ahmat F 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4

Anggi S 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 17

Raden D R 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 24

Puji R D 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 22

Fajar K A 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 26

Beni C 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 19

Bagas F 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 30

Ferdian S 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 11

Syamsul A

H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 39

Novita N 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 30

Nur R 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 23

Arif W H 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 11

Rifqi M M 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 17

Nafiah N I 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 26

Novian H

R 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 13

Evi Dwi P

S 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 24

Bayu I 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 14

Abdillah F 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 32

Adesta Y

P 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 14

Ahmad R 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 17

Page 141: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

125

Asep N H 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 28

Nadianti R

H 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 37

Qoid N A

S 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 30

Rizky F 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 18

Siti J 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 11

Angger L

S 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 15

Citra A P 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 30

Ekabella

W M W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 37

Namara H

S 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 11

Niken R P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 36

Tegar H 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 17

Yanuar O 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 30

Page 142: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

126

Lampiran 17

Skor Hasil Penelitian dengan Menggunakan Butir Tes Variabel Kemampuan Membaca

No

Responden

Item

TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1

Erina Ratna

Sari 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 24

2 Dwi Nur W 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 20

3 Ira Ambarwati 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 24

4 Ade Restu R 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 24

5

Eka Tri

Septiansah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 24

6 Elsa Tia Itantri 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28

7 Idam Ristian 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 21

8 Rina Selviana 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23

9 Rita Putri H 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25

10 Setyawati M P 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 21

11 Wahyu P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

12

Zafna

Fadhilah P 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 23

13 Nurvita Cahyani 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 20

14 Karyani 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 10

15 Susi Lestari 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 19

16 Nisa Alfiana D C 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 18

17

Aan Septian

A 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 22

18 Afin Saputra 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25

Page 143: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

127

19

Ariyana Dwi

U 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 21

20 Eka Fitri E N 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22

21 Muhaimin N 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

22 Oshiwama A P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

23

Ratih

Rukmana 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18

24 Zainur Ikhvan 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 19

25

Hibnuh

Priyanto 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 16

26 Diky Eka P 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 18

27 Toni Sujarwo 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 13

28

Afredo

Praditya 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 16

29 Ageng Breliadi 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 25

30 Candra Eka S 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13

31

Friska Marta

Z 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 20

32 Haqzan Saffriadi 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 16

33 Isnaini Nur A 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 23

34

Nur Rahmad

R 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 18

35 Risky Yantoni 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 16

36

Syariful

Hidayat 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 19

37 Ngatiyah 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24

38 Srilestari 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26

39 Febri Asari 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 18

40

Aditya

Nuvrizal 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26

Page 144: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

128

41

Amelia

Nurulisa 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24

42

Fahri

Ramandhani 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23

43

Hanung Budi

S 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 22

44 Intan Safitri 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23

45 Nur Isnaini 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25

46 Destina Febi N 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23

47

Febri Tri

Saputra 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 19

48 Indra Kurniawan 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 16

49

Regilia

Shelviana 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 18

50 Rifky Ardian 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 20

51 Amanda Cesaria Y 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26

52

Andhika

Styawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26

53

Anisa

Maysaroh 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 22

54

Arinda

Kurnia H 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21

55 Dayinta H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27

56

Nuary Reyna

P 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26

57

Nugraha Tri

D 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20

58

Silvia

Kristianingsih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

TOTAL 34 30 25 37 35 51 53 45 42 55 26 51 52 44 51 26 38 31 54 50 51 16 37 50 50 44 45 34 39 49 1245

Page 145: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

129

Lampiran 18

Skor Hasil Penelitian dengan Menggunakan Butir Tes Variabel Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika

No Responden

Item

TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1

Erina Ratna

Sari 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 16

2 Dwi Nur W 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 22

3

Ira

Ambarwati 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 26

4 Ade Restu R 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 24

5

Eka Tri

Septiansah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 28

6

Elsa Tia

Itantri 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 21

7 Idam Ristian 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 26

8 Rina Selviana 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 21

9 Rita Putri H 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 31

10

Setyawati M

P 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 24

11 Wahyu P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 38

12

Zafna

Fadhilah P 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 33

13

Nurvita

Cahyani 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 17

14 Karyani 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 12

15 Susi Lestari 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 16

16

Nisa Alfiana

D C 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 24

17

Aan Septian

A 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 26

18 Afin Saputra 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 26

19

Ariyana Dwi

U 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25

20 Eka Fitri E N 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 19

Page 146: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

130

21 Muhaimin N 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 18

22

Oshiwama A

P 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 25

23

Ratih

Rukmana 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 23

24

Zainur

Ikhvan 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 15

25

Hibnuh

Priyanto 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 13

26 Diky Eka P 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 13

27 Toni Sujarwo 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 17

28

Afredo

Praditya 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 13

29

Ageng

Breliadi 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 26

30 Candra Eka S 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 13

31

Friska Marta

Z 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 16

32

Haqzan

Saffriadi 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 17

33 Isnaini Nur A 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 30

34

Nur Rahmad

R 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 29

35

Risky

Yantoni 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 20

36

Syariful

Hidayat 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 20

37 Ngatiyah 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 17

38 Srilestari 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 13

39 Febri Asari 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 12

40

Aditya

Nuvrizal 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 31

41

Amelia

Nurulisa 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35

42

Fahri

Ramandhani 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34

43

Hanung Budi

S 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 29

44 Intan Safitri 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 23

45 Nur Isnaini 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34

Page 147: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

131

46

Destina Febi

N 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 22

47

Febri Tri

Saputra 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 21

48

Indra

Kurniawan 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 22

49

Regilia

Shelviana 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 15

50 Rifky Ardian 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 25

51

Amanda

Cesaria Y 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35

52

Andhika

Styawan 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 32

53

Anisa

Maysaroh 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 19

54

Arinda

Kurnia H 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 31

55 Dayinta H 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 32

56

Nuary Reyna

P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 35

57

Nugraha Tri

D 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 31

58

Silvia

Kristianingsih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 37

TOTAL 13 15 56 44 42 40 36 36 54 34 31 52 32 26 36 41 32 27 36 30 46 20 10 41 37 34 39 38 23 35 23 43 24 32 35 41 49 30 38 17 1368

Page 148: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

132

Lampiran 19.

Surat-Surat

Page 149: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

133

Page 150: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

134

Page 151: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

135

Page 152: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

136

Page 153: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

137

Page 154: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

138

Page 155: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

139

Page 156: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

140

Page 157: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

141

Lampiran 20. Foto-foto di lapangan

Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca

di SDN 1 Sermo

Pengerjaan Tes Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika di

SDN 1 Sermo

Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca

di SDN Tegiri

Pengerjaan Tes Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika di

SDN Tegiri

Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca

di SDN Kriyan

Pengerjaan Tes Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika di

SDN Kriyan

Page 158: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

142

Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca

di SDN Hargowilis

Pengerjaan Tes Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika di

SDN Hargowilis

Pengerjaan Tes Kemampuan Membaca

di SDN 3 Sermo

Pengerjaan Tes Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika di

SDN 3 Sermo

Uji Coba Tes di SDN Kokap Uji Coba Tes di SDN 2 Sermo

Uji Coba Tes di SDN Plampang

Page 159: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

143

Lampiran 21. Hasil Penelitian

dengan Instrumen Tes

Page 160: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

144

Page 161: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

145

Page 162: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

146

Page 163: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

147

Page 164: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

148

Page 165: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

149

Page 166: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

150

Page 167: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

151

Page 168: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

152

Page 169: HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL ...eprints.uny.ac.id/31584/1/Fajar Deany Subekti.pdf · Membaca dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa

153