16
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM PERCOBAAN III HUBUNGAN PRODUSEN DAN KONSUMEN DALAM SIKLUS KARBON DI PERAIRAN NAMA :AYU ANGGRAENI NIM :H411 12 007 KELOMPOK : II (DUA) A HARI/TANGGAL : KAMIS/28 MARET 2013 ASISTEN : MASRAYANI SULAEMAN MUHAMMAD IRAM LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN !URUSAN BIOLOGI "AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNI#ERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Hubungan Konsumen Dan Produsen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ekologi umum

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMEKOLOGI UMUM

PERCOBAAN IIIHUBUNGAN PRODUSEN DAN KONSUMEN DALAM SIKLUS KARBON DI PERAIRAN

NAMA: AYU ANGGRAENINIM: H411 12 007KELOMPOK: II (DUA) AHARI/TANGGAL: KAMIS/28 MARET 2013ASISTEN: MASRAYANI SULAEMAN MUHAMMAD IQRAM

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTANJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangMeskipun karbon merupakan unsur yang sangat langka dalam sektor bumi yang tidak hidup, tetapi didalamnya benda tidak hidup terdapat 18% kemampuan saling mengikat pada atom-atom karbon merupakan dasar untuk keragaman molekular dan ukuran molekular tanpa ini kehidupan tidak akan ada. Karbon di alam umumnya dalam bentuk gas dan batuan karbonat, disamping itu juga dalam bentuk bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis yang akan diubah menjadi senyawa organik yang dapat dipergunakan oleh organisme lainnya sebagai pemberi karbon dan karbon akan kembali lagi ke atmosfer atau karbon dioksida melalui suatu proses metabolisme (Kimbal, 1992).Konsentrasi dari bahan bakar fosil CO2, yang diserap oleh samudra dan yang diambil oleh daratan dapat dihitung dari perubahan konsentrasi CO2 dan O2 diatmosfer. Budget karbon global berdasarkan pada pengukuran CO2 dan O2 untuk tahun 1980 dan 1990 (Afdal, 2007).Yang melatar belakangi dan mendasari dilakukannya percobaan ini yaitu agar kita dapat mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan produsen dan konsumen dalam siklus karbon di perairan. Dimana dalam percobaan ini sampel kecebong digunakan sebagai konsumen dan Hydrilla sp sebagai produsen. Konsumen dan produsen inilah yang akan berfungsi sebagai objek pengamatan siklus karbon, dimana kecebong bertindak sebagai konsumen yang menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan Hydrilla sp sebagai produsen yang akan menghasilkan oksigen (O2).I.2 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah :1. Untuk mengetahui hubungan antara produsen dan konsumen dalam pemanfaatan karbon dalam ekosistem perairan.2. Mengenalkan dan melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan siklus karbon.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Maret 2013, pukul 14:00 17:00 WITA, di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Dan pengamatan dilakukan di tempat gelap (Canopy) dan tempat terang (lantai 4 Fakultas MIPA).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran lingkungan menjadi salah satu pemicu munculnya penyakit degeneratif yang belakangan makin meningkat prevalensinya. Oleh sebab itu, pengendalian lingkungan harus dilakukan secara terpadu. Menurut Deputi Pengendalian Dampak Lingkungan dan Sumber Institusi Kementerian Lingkungan Hidup Isa Karmisa, dari hasil penelitian JICA, badan peneliti dari Jepang yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup 1991-1998, menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita hipertensi akibat pencemaran timbal (Siswono, 2005).Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang mempengaruinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan energi foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. produsen memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen untuk melangsungkan kehidupannya (Anshory, 1984).Karbon adalah elemen penting karena dapat membentuk bahan organik yang diperlukan bagi kehidupan di bumi. Karbon melalui rute perjalanannya di bumi mengalami suatu siklus yang disebut siklus karbon. Melalui siklus karbon kita dapat mempelajari aliran energi di bumi karena hampir seluruh energi kimia yang dibutuhkan untuk hidup disimpan pada bahan organik. Siklus karbon memiliki dua bagian penting yaitu, siklus di daratan dan siklus di perairan. Siklus karbon di perairan meninjau pergerakan karbon melalui ekosistem laut dan siklus karbon di darat meninjau pergerakan karbon melalui ekosistem daratan. Kandungan CO2 bebas di udara adalah sekitar 0,033%, dan cenderung mengalami peningkatan dari hasil penggundulan hutan dan pembakaran bahan bakar fosil. Karbon diambil dari gas CO2 oleh tumbuhan utk fotosintesis. CO2 juga dihasilkan oleh tumbuhan dan hewan sebagai hasil pernafasan. Daur karbon melibatkan dua proses yang bersaingan, fotosintesis dan pernafasan. Fotosintesis : CO2+ H2O menghasilkan C6H12O6 + O2. Energi dari karbohidrat digunakan untuk pernafasan. Pernafasan : C6H12O6 + O2 menghasilkan CO2+ H2O + energi. Walau energi hasil fotosintesis berlebih, jika pengembalian dalam bentuk CO2 terlalu cepat dapat menyebabkan kerusakan bumi (Salmin, 2005).Agar dapat lebih memahami tentang siklus karbon di dalam ekosistem, akan dimulai dari karbon dioksida (CO2) yang ada di udara atau larut di dalam air. CO2 dibentuk menjadi senyawa tertentu melalui proses fotosintesis. Senyawa ini bergabung dengan berbagai cara membentuk materi organisme. Selama proses fotosintesis berjalan, energi dijalinkan ke dalam senyawa organik. Senyawa organik yang dihasilkan oleh produsen dapat diteruskan kepada konsumen. Waktu produsen atau konsumen menggunakan energi dari senyawa-senyawa organik, CO2 dapat dilepas kembali baik ke udara maupun ke dalam air, bergantung pada lingkungan hidup organisme. Tetapi selama masih ada energi yang dapat dipergunakan, senyawa-senyawa organik akan tetap ada. Baik produsen maupun konsumen dapat membuang sisa materi yang mengandung karbon. Kalau organisme mati, tubuh mereka akan tinggal sebagai tumpukan suatu senyawa-senyawa karbon. Organisme pembusuk menyempurnakan proses pelepasan karbon (dalam bentuk CO2) dari sisa kotoran dan jasad-jasad yang mati. Sebagian besar dari organisme pembusuk yang menjadi konsumen terakhir, adalah mikroorganisme, kecuali jamur yang jelas dapat dilihat dengan mata telanjang. Kadang-kadang proses pembusukkan yang dilakukan oleh organisme ini berjalan sangat lambat, sehingga selama masa berjuta-juta tahun sejumlah besar senyawa karbon dapat menumpuk dalam bentuk gambut, batubara dan minyak bumi. Beberapa organisme mengalihkan arus karbon melalui batu karang yang selanjutnya tertimbun sebagai batuan. Dengan demikian, lintasan arus utama siklus karbon adalah dari atmosfer atau hidrosfer ke dalam jasad hidup (Amir, 1998). Ada beberapa persesuaian pendapat terhadap masalah CO2 dan kontribusi dari berbagai aktivitas manusia terhadap pengkayaan CO2 di atmosfer yaitu pembinasaan atau pembakaran pool biotik (misalnya, pembakaran hutan) sama pentingnya dengan pembakaran minyak bumi. Sumber CO2 terbesar berasal dari pembakaran minyak bumi, dibandingkan dengan sumber-sumber lainnya. Bahkan hutan-hutan merupakan cadangan karbon dalam biomasa hutan sebanyak 1,5 kali lipat dan didalam humus tanah hutan sebanyak 4 kali lipat dari banyaknya karbon diatmosfer (Kamajaya, 1996).Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer (Lim, 1998). Menurut Lim (1998) Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara : 1.Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasitermohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut. 2. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah. Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction). BOD (Biologycal Oxygen Demand) merupakan ukuran jumlah zat organik yang dapat dioksidasi oleh bakteri aerob/jumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi sejumlah tertentu zat organik dalam keadaan aerob. BOD akan semakin tinggi jika derajat pengotoran limbah semakin besar. BOD merupakan indikator pencemaran penting untuk menetukan kekuatan atau daya cemar air limbah, sampah industri, atau air yang telah tercemar. BOD biasanya dihitung dalam 5 hari pada suhu 200C. Nilai BOD yang tinggi dapat menyebabkan penurunan oksigen terlarut tetapi syarat BOD air limbah yang diperbolehkan dalam suatu perairan di Indonesia adalah sebesar 30 ppm (Salmin, 2005).Tumbuhan sebagai pemakai utama karbon akan memanfaatkannya melalui proses siklus materi karbon dan akan kembali lagi ke atmosfer atau sebagai CO2 sebagai hasil suatu metabolisme. Konsentrasi karbon dioksida yang tinggi akan mempengaruhi tumbuhan dalam mengabsorbsi air dan unsur hara. Unsur karbon mempunyai kemampuan saling mengikat antar sesamanya yang merupakan dasar untuk terbentuknya keragaman dan ukuran molekuler, sehingga tanpa proses ini kehidupan tidak akan ada. Produsen darat (tumbuhan) umumnya mendapatkan CO2 dari atmosfer sedangkan produsen dalam air memanfaatkan CO2 yang terlarut sebagai bikarbonat, HCO3. Kelarutan karbon dioksida dalam air berbeda dengan oksigen karena gas ini bereaksi secara kimiawi dalam air (Umar, 2013).

BAB IIIMETODE PERCOBAAN

III.1 AlatAlat yang digunakan pada percobaan ini adalah botol selai 8 buah dan

gunting/silet.

III.2 BahanBahan yang digunakan pada percobaan ini adalah karet gelang sebanyak-banyaknya, plastik bening, Hydrilla sp, air bersih 3 liter dan sampel kecebong.

III.3 Cara KerjaCara kerja dari percobaan ini adalah :1. Disiapkan 2 seri percobaan A dan B yang masing-masing terdiri atas 4 botol perlakuan. Berilah label pada setiap perlakuan dengan simbol A1,A2,A3 dan A4 serta B1,B2,B3 dan B4.2. Setiap botol diisi dengan air secukupnya.3. Ditambahkan 2-5 tetes Methylen Blue kedalam setiap botol perlakuan dan setelah itu dikocok.4. Dimasukkan sampel kecebong ke dalam botol perlakuan A1 dan B1,kecebong dan Hydrilla sp dalam botol A2 dan B2, Hydrilla sp ke dalam botol A3 dan B3 serta A4 dan B4 sebagai control (tanpa perlakuan).5. Semua botol ditutup rapat-rapat dengan plastik bening, jangan sampai bocor dan jangan sampai ada gelembung.6. Kelompok A1-A4 ditempatkan ditempat terang dan kelompok B1-B4 ditempatkan ditempat gelap.7. Diamati percobaan tersebut dengan interval waktu setiap 24 jam selama tiga hari. Setiap kali pengamatan dicatat perubahan warna air dan keadaan organismenya. Pada hari ketiga dilakukan pertukaran kelompok B1-B4 pada tempat yang terang dan kelompok A1-A4 pada tempat gelap.8. Diamati kembali dengan interval waktu 24 jam, selama 2 hari dan pada hari terakhir dicatat perubahan warna yang terjadi.9. Dibuat data hasil pengamatan dan kesimpulan apa yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, A., 1981. Biologi umum. Gramedia, Jakarta.Anshory, I., 1984. Biologi umum. Ganesa Exact, Bandung.Lim, D., 1998. Microbiology Second Edition. McGraw Hill Companies, New York.

Kamajaya, 1996. Sains Biologi. Ganeca Exact, Bandung.Kimball, John. W., 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.Salmin, 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, Volume XXX, Nomor 3. LIPI. Jakarta.

Umar,M.R.,2013.Penuntun Praktikum Ekologi Umum, Universitas Hasanuddin,Makassar.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasila. Tabel pengamatan percobaan I kelompok A (terang) dan B (gelap)PerlakuanA (terang)B (gelap)

IIIIIIIIIIII

A1, B1+++++-++++-

A2, B2+++---+++---

A3, B3+++---+++++--

A4, B4++++++++++-----

Keterangan :A1, B1 = KecebongA2, B2 = Hydrilla spA3, B3 = Hydrilla sp + KecebongA4, B4 = Kontrolb. Tabel pengamatan percobaan I kelompok B (terang) dan A (gelap)PerlakuanB (terang)A (gelap)

IIIIIIIIIIII

A1, B1------------

A2, B2----------------

A3, B3--------------

A4, B4---------+++--

IV.2 PembahasanDalam percobaan ini bahan yang digunakan adalah methylen blue yang berfungsi sebagai indikator untuk mendeteksi ada tidaknya kadar O2 dalam air. Alat digunakan untuk menutup air di dalam botol sampel yaitu karet gelang dan plastik bening, dan pada saat menutup botol usahakan dengan hati-hati agar tidak ada gelembung udara didalam botol yang akan menyebabkan oksigen masuk. Alat lain yang juga digunakan yaitu pulpen dan kertas label yang akan ditempel pada masing-masing botol untuk mengenali sampel-sampel sehingga memudahkan untuk melakukan pengamatan dari berbagai jenis air.Dari hasil pengamatan diperoleh hasil pada hari pertama pada botol A1 yang berisi kecebong dan disimpan di tempat, air masih berwarna biru sekali. Pada hari ke 2 berwarna biru dan pada hari ketiga berubah menjadi bening kebiruan. Setelah di pndahkan ke tempat gelap, pada hari pertama airnya masih berwarna bening kebiruan, pada hari kedua air berwarna bening dan pada hari ketiga air berwarna bening sekali. Sedangkan pada botol A2 yang berisi kecebong dan tanaman Hydrilla sp yang disimpan di tempat terang pada hari pertama air berwarna biru sekali dan pada hari kedua berwarna bening kebiruan dimana kecebong yang berada didalamnya telah mati dan pada hari ketiga berubah menjadi bening namun sedikit keruh. Setelah dipindahkan ke tempat gelap, pada hari pertama air masih bening, pada hari kedua dan ketiga air berubah menjadi bening sekali (masih sedikit keruh). Pada botol A3 yang berisi tanaman Hydrilla sp pada tempat terang, di hari pertama air berwarna biru sekali, pada hari kedua air berwarna bening kebiruan, dan pada hari ketiga air berwarna bening dan agak keruh. Setelah dipindahkan ke tempat gelap, pada hari pertama dan kedua air masih bening dan pada hari ketiga air menjadi bening sekali. Pada botol A4 yang hanya berisi air (kontrol) pada tempat terang pada hari pertama air berwarna biru sekali, pada hari kedua dan ketiga air berubah warna menjadi biru. Setelah dipindahkan ke tempat gelap, pada hari pertama air masih berwarna biru, pada hari kedua air berwarna bening kebiruan dan pada hari ketiga berubah menjadi bening.Hasil pengamatan selanjutnya yaitu pada botol B1 yang disimpan di tempat gelap yang berisi kecebong, pada hari pertama berwarna biru sekali, pada hari kedua berwarna biru dan pada hari ketiga berwana bening kebiruan. Setelah dipindahkan ke tempat terang, pada hari pertama air masih berwarna bening kebiruan, pada hari kedua berwarnabening dan pada hari ketiga berubah menjdai bening sekali. Sedangkan pada botol B2 yang disimpan ditempat gelap yang berisi kecebong dan tanaman Hydrilla sp, pada hari pertama air berwarna biru sekali, hari kedua berwarna bening kebiruan dimana kecebong yang berada di dalamnya telah mati dan pada hari ketiga air brubah menjadi bening. Setelah dipindahkan ke tempat terang, pada hari pertama air masih berwarna bening, pada hari kedua dan ketiga berubah menjadi bening sekali namun agak keruh. Pada botol B3 yang disimpan di temapt gelap yang berisi tanaman Hydrilla sp pada hari pertama berwarna biru sekali, pada hari kedua berwarna biru dan pada hari ketiga menjadi bening. Setelah dipindahkan ke tempat terang, pada hari pertama dan kedua air masih berwarna bening, pada hari ketiga air berubah warna menjadi bening sekali. Sedangkan pada botol B4 yang disimpan di tempat gelap yang hanya berisi air (kontrol) pada hari pertama air berwarna biru sekali, pada hari kedua menjadi bening dan pada hari ketiga beubah menjadi bening sekali. Setelah dipindahkan ke tempat terang, pada hari pertama sampai hari ketiga air berwarna bening sekali.Berdasarkan hasil pengamatan yag dilakukan,diperoleh hasil bahwa pada boto A2 dan B2 yang paling cepat mengalami perubahan warna menjadi bening. Hal ini disebabkan karena dalam botol A2 dan B2 terdapat tanaman Hydrilla sp yang berperan sebagai konsumen dan kecebong yang berperan sebagai produsen sehingga tejadi siklus karbon secara terus-menerus yang menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam air sehingga methylen blue yang berperan sebagai indikator kadar oksigen cepat hilang. Botol A4 dan B4 yang paling lama mengalami penguragan kadar oksigen dikarenakan tidak terdapat produsen dan konsumen di dalamnya. Mulut botol yang ditutup plastik secara rapat-rapat menyebabkan tidak adanya oksigen yang masuk ke dalam botol sehingga perubahan warna biru pada air cukup lama dibanding botol yang lain.Intensitas cahaya matahari juga sangat berpengaruh pada siklus karbon di dalam air dimana botol yang disimpan di tempat terang lebih cepat kekurangan kadar oksigennya dibanding botol yang disimpan di tempat gelap. Hal ini disebabkan karena dengan adanya cahaya matahari mempercepat proses fotosintesis (pembentukan makanan) pada produsen sehingga secara tidak langsung mempercepat pula siklus karbon yang terjadi di dalam air yang mengkibatkan pengurangan kadar oksigen semakin cepat.

BAB VPENUTUPV.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah :1. Hubungan produsen dan konsumen saling bergantung satu sama lain, jika salah satu tidak dapat melakukan proses dengan baik maka proses lainnya tidak akan bisa berjalan. Dimana produsen berperan sebagai penyedia oksigen dan karbohidrat bagi konsumen dan konsumen berperan sebagai penyedia CO2 untuk produsen yang digunakan dalam proses fotosintesis. Dalam melakukan proses fotosintesis mutlak diperlukan bantuan cahaya matahari.Sinar matahari, CO2, O2 dan karbohidrat sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan antara hubungan produsen dan konsumen.2. Dalam percobaan ini keterampilam mahasiswa dalam menggunakan peralatan sudah cukup baik serta pengamatan yang dilakukan sangat baik.

V.2 Saran Saran saya yaitu sebaiknya dalam melakukan pengamatan didampingi oleh asisten agar tidak terjadi keraguan dalam hasil pengamatan yang dilakukan.