40
HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DOSEN : PROF.DR.H.A.KARTIWA, DRS.,SH.,MS. DOSEN : PROF.DR.H.A.KARTIWA, DRS.,SH.,MS. DR.H.M.ARRY DJAUHARI,DRS.,M.SI. DR.H.M.ARRY DJAUHARI,DRS.,M.SI. TATI SARIHATI, DRA.,M.SI. TATI SARIHATI, DRA.,M.SI. INTRODUCTION : INTRODUCTION : HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DITENTUKAN OLEH HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DITENTUKAN OLEH BENTUK NEGARA BENTUK NEGARA BENTUK-BENTUK NEGARA MODERN : BENTUK-BENTUK NEGARA MODERN : 1. 1. NEGARA SERIKAT (FEDERASI) : NEGARA SERIKAT (FEDERASI) : Federasi berasal dari kata feodus yang artinya adalah Federasi berasal dari kata feodus yang artinya adalah perjanjian/persetujuan. Di dalammya terdapat dua atau perjanjian/persetujuan. Di dalammya terdapat dua atau lebih kesatuan politik yang sudah atau belum berstatus lebih kesatuan politik yang sudah atau belum berstatus sebagai negara berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan sebagai negara berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan politik yang mewakili mereka sebagai keseluruhan. Menurut politik yang mewakili mereka sebagai keseluruhan. Menurut CF.Strong diperlukan dua syarat tertentu untuk mewujudkan CF.Strong diperlukan dua syarat tertentu untuk mewujudkan suatu federasi : suatu federasi : (1) Harus ada perasaan nasional (a sense of (1) Harus ada perasaan nasional (a sense of nationality) diantara anggota-anggota kesatuan politik nationality) diantara anggota-anggota kesatuan politik yang hendak berfederasi itu. yang hendak berfederasi itu. (2) Harus ada keinginan dari anggota-anggota kesatuan- (2) Harus ada keinginan dari anggota-anggota kesatuan- kesatuan politik itu akan persatuan (union) dan bukan kesatuan politik itu akan persatuan (union) dan bukan kesatuan (Unity), karena apabila anggota-anggota itu kesatuan (Unity), karena apabila anggota-anggota itu menginginkan kesatuan, maka bukan federasi yang dibentuk menginginkan kesatuan, maka bukan federasi yang dibentuk tetapi negara kesatuan. tetapi negara kesatuan.

Hubungan Pemerintah Pusat Dan Daerah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pim 3

Citation preview

HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAHHUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAHDOSEN : PROF.DR.H.A.KARTIWA, DRS.,SH.,MS.DOSEN : PROF.DR.H.A.KARTIWA, DRS.,SH.,MS.DR.H.M.ARRY DJAUHARI,DRS.,M.SI.DR.H.M.ARRY DJAUHARI,DRS.,M.SI.TATI SARIHATI, DRA.,M.SI.TATI SARIHATI, DRA.,M.SI.

INTRODUCTION :INTRODUCTION : HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DITENTUKAN HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DITENTUKAN

OLEH BENTUK NEGARAOLEH BENTUK NEGARABENTUK-BENTUK NEGARA MODERN :BENTUK-BENTUK NEGARA MODERN :1.1. NEGARA SERIKAT (FEDERASI) :NEGARA SERIKAT (FEDERASI) : Federasi berasal dari kata feodus yang artinya adalah Federasi berasal dari kata feodus yang artinya adalah

perjanjian/persetujuan. Di dalammya terdapat dua atau lebih perjanjian/persetujuan. Di dalammya terdapat dua atau lebih kesatuan politik yang sudah atau belum berstatus sebagai kesatuan politik yang sudah atau belum berstatus sebagai negara berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan politik yang negara berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan politik yang mewakili mereka sebagai keseluruhan. Menurut CF.Strong mewakili mereka sebagai keseluruhan. Menurut CF.Strong diperlukan dua syarat tertentu untuk mewujudkan suatu federasi diperlukan dua syarat tertentu untuk mewujudkan suatu federasi ::

(1) Harus ada perasaan nasional (a sense of nationality) diantara (1) Harus ada perasaan nasional (a sense of nationality) diantara anggota-anggota kesatuan politik yang hendak berfederasi itu.anggota-anggota kesatuan politik yang hendak berfederasi itu.

(2) Harus ada keinginan dari anggota-anggota kesatuan-(2) Harus ada keinginan dari anggota-anggota kesatuan-kesatuan politik itu akan persatuan (union) dan bukan kesatuan kesatuan politik itu akan persatuan (union) dan bukan kesatuan (Unity), karena apabila anggota-anggota itu menginginkan (Unity), karena apabila anggota-anggota itu menginginkan kesatuan, maka bukan federasi yang dibentuk tetapi negara kesatuan, maka bukan federasi yang dibentuk tetapi negara kesatuan. kesatuan.

Prof. Kranenburg membedakan dalam dua kriteria Prof. Kranenburg membedakan dalam dua kriteria yang menurut hukum positif membedakan antara yang menurut hukum positif membedakan antara negara kesatuan (unity) denga federasi :negara kesatuan (unity) denga federasi :1) Negara bagian suatu federasi memiliki pouvoir 1) Negara bagian suatu federasi memiliki pouvoir constituant, wewenang membentuk undang-undang constituant, wewenang membentuk undang-undang dasar sendiri dalam rangka konstitusi federal, dasar sendiri dalam rangka konstitusi federal, sedangkan dalam negara kesatuan organisasi sedangkan dalam negara kesatuan organisasi bagian-bagian negara dalam garis-garis besarnya bagian-bagian negara dalam garis-garis besarnya telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat.pusat.2) Dalam negara federal wewenang pembentuk 2) Dalam negara federal wewenang pembentuk Undang-undang pusat untuk mengatur hal-hal Undang-undang pusat untuk mengatur hal-hal tertentu telah diperinci satu persatu dalam konstitusi tertentu telah diperinci satu persatu dalam konstitusi federal, sedangkan dalam negara kesatuan federal, sedangkan dalam negara kesatuan wewenang pembentuk undang-undang pusat wewenang pembentuk undang-undang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan yang umum dan ditetapkan dalam suatu rumusan yang umum dan wewenang pembentuk undang-undang yang lebih wewenang pembentuk undang-undang yang lebih rendah tingkatannya atau setempat/lokal, rendah tingkatannya atau setempat/lokal, tergantung pada badan pembentuk undang-undang tergantung pada badan pembentuk undang-undang pusat itu.pusat itu.

Ciri khas negara-negara ini menurut Strong adalah :Ciri khas negara-negara ini menurut Strong adalah :1) Supremasi Konstsitusi federasi1) Supremasi Konstsitusi federasi2) Adanya pemecahan (pemencaran) kekuasaan 2) Adanya pemecahan (pemencaran) kekuasaan (distribution of powers) antara negara federal (distribution of powers) antara negara federal dengan negara bagian, dandengan negara bagian, dan3) Adanya suatu kekuasaan tertinggi yang bertugas 3) Adanya suatu kekuasaan tertinggi yang bertugas menyelesaikan sengketa-sengketa yang mungkin menyelesaikan sengketa-sengketa yang mungkin timbul antara negara federal dengan negara bagian.timbul antara negara federal dengan negara bagian.Pada umumnya negara ini dibentuk berdasarkan Pada umumnya negara ini dibentuk berdasarkan suatu fundamental law (hukum dasar) atau suatu fundamental law (hukum dasar) atau konstitusi.konstitusi.

2. Negara kesatuan (unitary State) ialah bentuk 2. Negara kesatuan (unitary State) ialah bentuk negara dimana wewenang legislatif tertinggi negara dimana wewenang legislatif tertinggi dipusatkan pada satu badan legislatif nasional pusat. dipusatkan pada satu badan legislatif nasional pusat. Azas yang mendasari negara kesatuan ialah azas Azas yang mendasari negara kesatuan ialah azas Unitarisme, yang dirumuskan oleh Dicey : “…. Unitarisme, yang dirumuskan oleh Dicey : “…. The The habitual exercise of suprame legislative authority by habitual exercise of suprame legislative authority by one central power.”one central power.”

Dalam negara Dalam negara federal federal wewenang legislatif wewenang legislatif terbagi dalam dua bagian, yakni antara terbagi dalam dua bagian, yakni antara badan legislatif pusat (federal) dan badan badan legislatif pusat (federal) dan badan legislatif dari negara-negara bagian, sedang legislatif dari negara-negara bagian, sedang dalam negara dalam negara kesatuankesatuan wewenang legislatif wewenang legislatif berada dalam tangan badan legislatif pusat berada dalam tangan badan legislatif pusat dan kekuasaan badang legislatif dan kekuasaan badang legislatif bawahan/setempat/lokal didasarkan atas bawahan/setempat/lokal didasarkan atas penentuan dari badan legislatif pusat.penentuan dari badan legislatif pusat.Pada umumnya negara federal Pada umumnya negara federal didesentralisir, sedangkan negara kesatuan didesentralisir, sedangkan negara kesatuan dapat disentralisir dan juga dapat di dapat disentralisir dan juga dapat di desentralisir.desentralisir.Bagaimana dengan di Kita ?Bagaimana dengan di Kita ?Apakah negara kita bisa berubah menjadi Apakah negara kita bisa berubah menjadi negara federal ?negara federal ?

Hubungan Pusat Dan DaerahHubungan Pusat Dan Daerah• Maksud hubungan disini adalah hubungan kerja atau Maksud hubungan disini adalah hubungan kerja atau

pertalian, kaitan antara dua pihak, instansi, pejabat pertalian, kaitan antara dua pihak, instansi, pejabat dsb. Jadi maksud hubungan antara pusat dan daerah dsb. Jadi maksud hubungan antara pusat dan daerah adalah : “Hubungan kerja atau kaitan tugas atau adalah : “Hubungan kerja atau kaitan tugas atau pertalian antara perangkat pemerintah pusat pertalian antara perangkat pemerintah pusat dengan perangkat pemerintah daerah”.dengan perangkat pemerintah daerah”.

• Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dengan peraturan maupun perundang-diatur dengan peraturan maupun perundang-undangan termasuk Undang-undang Desentralisasi undangan termasuk Undang-undang Desentralisasi yang pada umumnya berpa hubungan : yang pada umumnya berpa hubungan :

1. Hubungan Vertikal (biasanya berupa hubungan 1. Hubungan Vertikal (biasanya berupa hubungan atasan dan bawahan.atasan dan bawahan.

2. Hubungan Horizontal ( Hubungan antar 2. Hubungan Horizontal ( Hubungan antar pejabat/unit/instansi yang setingkat.pejabat/unit/instansi yang setingkat.

3. Hubungan Diagonal (Hubungan yang menyilang 3. Hubungan Diagonal (Hubungan yang menyilang dari atas kebawah secara timbal balik antara 2 unit dari atas kebawah secara timbal balik antara 2 unit yang berbeda induk)yang berbeda induk)

•Logika perlunya Hubungan antara pusat dan daerah adalah Logika perlunya Hubungan antara pusat dan daerah adalah bahwa pada dasarnya organisasi pemerintah dari suatu negara bahwa pada dasarnya organisasi pemerintah dari suatu negara bila ditinjau secara makro adalah satu. Oleh karena itulah bila ditinjau secara makro adalah satu. Oleh karena itulah hanya satu pula penanggung jawab terakhir dari pada hanya satu pula penanggung jawab terakhir dari pada pelaksanaan pemerintahan yaitu Presiden.pelaksanaan pemerintahan yaitu Presiden.Sehubungan dengan ini berdasarkan UUD’45, nrgara kita Sehubungan dengan ini berdasarkan UUD’45, nrgara kita adalah negara kesatuan, maka dalam menyusun undang-adalah negara kesatuan, maka dalam menyusun undang-undang desentralisasi (UU.No.32/2004, UU.No.22/1999, undang desentralisasi (UU.No.32/2004, UU.No.22/1999, UU.No.5/1974 dst.) dan dalam melaksanakan usaha-usaha UU.No.5/1974 dst.) dan dalam melaksanakan usaha-usaha apapun dalam rangka kenegaraan harus tetap dalam ikatan apapun dalam rangka kenegaraan harus tetap dalam ikatan negara kesatuan RI.negara kesatuan RI.• Hukum yang paling dasar mengenai Hubungan Hukum yang paling dasar mengenai Hubungan

pusat dan daerah ialah UUD’45 pasal 1 ayat 1 pusat dan daerah ialah UUD’45 pasal 1 ayat 1 yang menetapkan bahwa “Negara Indonesia ialah yang menetapkan bahwa “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan ……..”, dan Pasal 18 yang Negara Kesatuan ……..”, dan Pasal 18 yang berbunyi : “Pembagian Daerah Indonesia atas berbunyi : “Pembagian Daerah Indonesia atas Daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan Daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingati undang dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”.dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”.

Selanjutnya pasal 18 UUD’45 yang telah di Selanjutnya pasal 18 UUD’45 yang telah di amandemen menyebutkan :amandemen menyebutkan :

1)1) Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan Daerah atas daerah-daerah Provinsi dan Daerah Provinsi itu terbagi atas Kabupaten dan Provinsi itu terbagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Propinsi, Kabupaten, Kota, yang tiap-tiap Propinsi, Kabupaten, dan Kota itu mempunyai pemerintahan dan Kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.daerah, yang diatur dengan undang-undang.

2)2) Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten dan Kota mengatur dan Daerah kabupaten dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.pembantuan.

3)3) Pemeriantah Daerah Provinsi, Daerah Pemeriantah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan kota memiliki dewan Kabupaten dan kota memiliki dewan perwakilan rakyat daerah yang anggota-perwakilan rakyat daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah masing sebagai kepala pemerintah daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara Propinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.demokratis.

5) Pemerintah Daerah menjalankan otonomi 5) Pemerintah Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.pusat.

6) Pemerintah daerah berhak menetapkan 6) Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lainnya untuk melaksanakan otonomi dan lainnya untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.tugas pembantuan.

7) Susunan dan tatacara penyelenggaraan 7) Susunan dan tatacara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.undang-undang.

Selanjutnya Pasal 18 A secara tegas Selanjutnya Pasal 18 A secara tegas menyebutkan bahwa :menyebutkan bahwa :

1)1) Hubungan Kewenangan antara pemerintah Hubungan Kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah propinsi, kabupaten pusat dan pemerintah propinsi, kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang, dan kota, diatur dengan undang-undang, dengan memperhatikan kekhususan dan dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.keragaman daerah.

2)2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemamfaatan sumberdaya alam dan pemamfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya antara pemerintah sumberdaya lainnya antara pemerintah pusat dan daerah diatur dan dilaksanakan pusat dan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-undang. Undang-undang.

•Untuk melaksanakan undang-undang desentralisasi yang Untuk melaksanakan undang-undang desentralisasi yang didalamnya akan menyangkut pula ketentuan-ketentuan didalamnya akan menyangkut pula ketentuan-ketentuan tentang hubungan antara pusat dan daerah. (mis.: tentang hubungan antara pusat dan daerah. (mis.: penyerahan urusan, pertanggung jawaban, pengawasan, penyerahan urusan, pertanggung jawaban, pengawasan, pembinaan, pembagian keuangan, pengangkatan pejabat, pembinaan, pembagian keuangan, pengangkatan pejabat, pengesahan peraturan daerah).pengesahan peraturan daerah).• Selanjutnya demi adanya kejelasan tentang Selanjutnya demi adanya kejelasan tentang

bagaimana melaksanakan hubungan tersebut, bagaimana melaksanakan hubungan tersebut, maka dikeluarkan pula : Peraturan-peraturan maka dikeluarkan pula : Peraturan-peraturan pemerintah, peraturan menteri, instruksi pemerintah, peraturan menteri, instruksi presiden, instruksi menteri, maupun keputusan presiden, instruksi menteri, maupun keputusan bersama antara beberapa menteri.bersama antara beberapa menteri.

• Bila digolongkan secara garis besar, maka Bila digolongkan secara garis besar, maka hubungan antara pusat dan daerah akan hubungan antara pusat dan daerah akan mencakup hal-hal yang menyangkut hubungan : mencakup hal-hal yang menyangkut hubungan :

1. Kewenangan1. Kewenangan 2. Pengawasan2. Pengawasan 3. Keuangan3. Keuangan 4. Koordinasi dan4. Koordinasi dan 5. Pembinaan5. Pembinaan

MODEL PEMBAGIAN KEWENANGAN PUSAT DAN MODEL PEMBAGIAN KEWENANGAN PUSAT DAN DAERAHDAERAH

Sejarah desentralisasi di Indonesia cukup panjang Sejarah desentralisasi di Indonesia cukup panjang yakni mulai dari decentralisatie wet yakni mulai dari decentralisatie wet (Stbld.1903/329) pada zaman hindia belanda hingga (Stbld.1903/329) pada zaman hindia belanda hingga UU.No.32 tahu 2004. Namun tarik menarik UU.No.32 tahu 2004. Namun tarik menarik kewenangan antara pemerintah pusat dengan kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah masih terus terjadi. Hal ini pemerintah daerah masih terus terjadi. Hal ini menunjukan bahwa desentralisasi merupakan menunjukan bahwa desentralisasi merupakan sesuatu yang bersifat dinamis, dan permasalahan sesuatu yang bersifat dinamis, dan permasalahan otonomi daerah tidak akan pernah selesai otonomi daerah tidak akan pernah selesai sepanjang kebutuhan dan keinginan masyarakat sepanjang kebutuhan dan keinginan masyarakat masih terus berubah.masih terus berubah.Desentralisasi bagi Indonesia adalah merupakan Desentralisasi bagi Indonesia adalah merupakan suatu conditio sine quanone karena dilihat dari segi suatu conditio sine quanone karena dilihat dari segi geografis, luas wilayah, jumlah suku bangsa serta geografis, luas wilayah, jumlah suku bangsa serta keanekaragaman budayanya, negara Indonesia keanekaragaman budayanya, negara Indonesia tidak mungkin dikelola secara efektif dengan sistem tidak mungkin dikelola secara efektif dengan sistem sentralisasi, selain itu karena desentralisasi sesuai sentralisasi, selain itu karena desentralisasi sesuai dengan tuntutan Zaman. dengan tuntutan Zaman.

Sejarah pemerintah daerah di Indonesia memang seperti Sejarah pemerintah daerah di Indonesia memang seperti sebuah pendulum yang bergerak di antara dua kutub sebuah pendulum yang bergerak di antara dua kutub sentralisasi dan desentralisasi, desentralisasi idealnya berada sentralisasi dan desentralisasi, desentralisasi idealnya berada pada titik keseimbangan.pada titik keseimbangan.Negara bangsa tidak mungkin memilih salah satu alternatif Negara bangsa tidak mungkin memilih salah satu alternatif (sentralisasi atau desentralisasi) karena akan terjadi anarkhi (sentralisasi atau desentralisasi) karena akan terjadi anarkhi (Hoesen dlm. Sadu,2000). Tetapi pilihan jalan tengahnya (Hoesen dlm. Sadu,2000). Tetapi pilihan jalan tengahnya adalah sentralisasi dan desentralisasi. Disinilah letak adalah sentralisasi dan desentralisasi. Disinilah letak pentingnya model pembagian kekuasaan antara pemerintah pentingnya model pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, agar pilihan politik yang diambil pusat dan pemerintah daerah, agar pilihan politik yang diambil setidak-tidaknya memuaskan kalangan masyarakat luas, setidak-tidaknya memuaskan kalangan masyarakat luas, meskipun tidak mungkin memuaskan semua pihak.meskipun tidak mungkin memuaskan semua pihak.Berkaitan dengan desentralisasi, Litvack & Seddon (1999) Berkaitan dengan desentralisasi, Litvack & Seddon (1999) menyatakan bahwa desentralisasi adalah : menyatakan bahwa desentralisasi adalah : The transfer of The transfer of authority and responsibility for publicfunction central authority and responsibility for publicfunction central government to sub ordinate or quasi-independent government government to sub ordinate or quasi-independent government organization or the private sector. organization or the private sector. Dengan demikian yang Dengan demikian yang dimaksud dengan desentralisasi adalah transfer kewenangan dimaksud dengan desentralisasi adalah transfer kewenangan dan tanggung jawab fungsi-fungsi publik. Transfer ini dan tanggung jawab fungsi-fungsi publik. Transfer ini dilakukan dari pemerintah pusat kepada pihak lain, baik dilakukan dari pemerintah pusat kepada pihak lain, baik kepada daerah bawahan, organisasi pemerintahan yang semi kepada daerah bawahan, organisasi pemerintahan yang semi bebas maupun kepada sektor swasta. Pandangan ini sejalan bebas maupun kepada sektor swasta. Pandangan ini sejalan pula dengan pendapat Cheema & Rondinelli (1983). pula dengan pendapat Cheema & Rondinelli (1983).

Litvack & Seddon (1999) membagi desentralisasi menjadi Litvack & Seddon (1999) membagi desentralisasi menjadi empat tipe yaitu :empat tipe yaitu :1. Desentralisasi politik; bertujuan agar semangat 1. Desentralisasi politik; bertujuan agar semangat demokratisasi yang berkembang dimasyarakat dapat demokratisasi yang berkembang dimasyarakat dapat tersalur secara positif. Melalui desentralisasi, tersalur secara positif. Melalui desentralisasi, masyarakat luas dapat berpartisipasi aktif dalam proses masyarakat luas dapat berpartisipasi aktif dalam proses perumusan, pembuatan, implementasi dan evaluasai perumusan, pembuatan, implementasi dan evaluasai kebijakan serta memanfaatkan hasilnya. Melalui kebijakan serta memanfaatkan hasilnya. Melalui desentralisasi politik dibentuk badan-badan perwakilan desentralisasi politik dibentuk badan-badan perwakilan yang dipilih oleh masyarakat yang berfungsi yang dipilih oleh masyarakat yang berfungsi menjalankan fungsi perwakilan, pembuatan kebijakan, menjalankan fungsi perwakilan, pembuatan kebijakan, serta fungsi pengawasan politik terhadap badan serta fungsi pengawasan politik terhadap badan penyelenggara pemerintahan.penyelenggara pemerintahan.2. Desentralisasi administratif; yang bertujuan agar 2. Desentralisasi administratif; yang bertujuan agar penyelenggaraan pemerintahan dapat lebih efektif dan penyelenggaraan pemerintahan dapat lebih efektif dan efisien. Melalui cara ini dapat dipilah dan dipilih efisien. Melalui cara ini dapat dipilah dan dipilih aktivitas-aktivitas pemerintahan yang dapat di transfer aktivitas-aktivitas pemerintahan yang dapat di transfer kepada pejabat-pejabat lain diluar pejabat pemerintah kepada pejabat-pejabat lain diluar pejabat pemerintah pusat yang berada di ibu kota negara. Desentralisasi pusat yang berada di ibu kota negara. Desentralisasi administratif memiliki tiga bentuk utama yaitu 1) administratif memiliki tiga bentuk utama yaitu 1) Dekonsentrasi; 2) Delegasi; dan devolusi. Dekonsentrasi; 2) Delegasi; dan devolusi.

3) Desentralisasi fiskal; yang merupakan komponen inti dari 3) Desentralisasi fiskal; yang merupakan komponen inti dari desentralisasi. Untuk menjalankan kewenangan yang telah desentralisasi. Untuk menjalankan kewenangan yang telah ditransfer, diperlukan sumber-sumber pembiayaan yang ditransfer, diperlukan sumber-sumber pembiayaan yang memadai. Bentuknya dapat berupa pembiayaan sendiri (self memadai. Bentuknya dapat berupa pembiayaan sendiri (self financing). Dengan mengadakan pungutan, pembiayaan financing). Dengan mengadakan pungutan, pembiayaan bersama (confinancing), perluasan sumber-sumber lokal bersama (confinancing), perluasan sumber-sumber lokal melalui pajak atau retribusi, transfer antar pemerintah, serta melalui pajak atau retribusi, transfer antar pemerintah, serta pinjaman atau bantuan.pinjaman atau bantuan.

4) Desentralisasi ekonomi atau pasar, dilakukan dalam bentuk 4) Desentralisasi ekonomi atau pasar, dilakukan dalam bentuk privatisasi atau deregulasi, dengan mengalihkan tanggung privatisasi atau deregulasi, dengan mengalihkan tanggung jawab berbagai fungsi dari sektor publik ke sektor privat.jawab berbagai fungsi dari sektor publik ke sektor privat.

Basis utama desentralisasi (dengan empat bentuk Basis utama desentralisasi (dengan empat bentuk sebagaimana dikemukakan diatas) adalah adanya pembagian sebagaimana dikemukakan diatas) adalah adanya pembagian kewenangan yang jelas antara pemerintah pusat dengan kewenangan yang jelas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atau dengan organisasi non pemerintah. pemerintah daerah atau dengan organisasi non pemerintah. Melalui pola pembagian kewenangan yang jelas akan dapat Melalui pola pembagian kewenangan yang jelas akan dapat diketahui mengenai SIAPA, MENGERJAKAN APA, BAGAIMANA diketahui mengenai SIAPA, MENGERJAKAN APA, BAGAIMANA CARANYA, SERTA BAGAIMANA AKUNTABILITASNYA. CARANYA, SERTA BAGAIMANA AKUNTABILITASNYA.

Melalui pembagian kewenangan yang jelas akan dapat dihitung Melalui pembagian kewenangan yang jelas akan dapat dihitung secara lebih akurat mengenai besarnya pembiayaan yang secara lebih akurat mengenai besarnya pembiayaan yang diperlukan untuk menjalankan kewenangan serta sumber-diperlukan untuk menjalankan kewenangan serta sumber-sumber yang dapat diberikan. Selain itu, dapat dihitung pula sumber yang dapat diberikan. Selain itu, dapat dihitung pula secara lebih tepat mengenai keperluan sumber daya manusia secara lebih tepat mengenai keperluan sumber daya manusia untuk menjalankan kewenangan tersebut serta kepada siapa untuk menjalankan kewenangan tersebut serta kepada siapa dan bagaimana akuntabilitas penggunaan kewenangan dan bagaimana akuntabilitas penggunaan kewenangan diberikan.diberikan.

Litvack & Seddon (1999) mengatakan bahwa setidak-tidaknya Litvack & Seddon (1999) mengatakan bahwa setidak-tidaknya ada lima kondisi yang penting untuk keberhasilan pelaksanaan ada lima kondisi yang penting untuk keberhasilan pelaksanaan desentralisasi yaitu :desentralisasi yaitu :1) Kerangka kerja desentralisasi harus memperlihatkan kaitan 1) Kerangka kerja desentralisasi harus memperlihatkan kaitan antara pembiayaan lokal dan kewenangan fiskal dengan fungsi antara pembiayaan lokal dan kewenangan fiskal dengan fungsi dan tanggung jawab pemberian pelayanan oleh pemerintah dan tanggung jawab pemberian pelayanan oleh pemerintah daerah. daerah. 2) Masyarakat setempat harus diberi informasi mengenai 2) Masyarakat setempat harus diberi informasi mengenai kemungkinan biaya pelayanan dan penyampaian serta sumber-kemungkinan biaya pelayanan dan penyampaian serta sumber-sumbernya, dengan harapan keputusan yang diambil oleh sumbernya, dengan harapan keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah menjadi bermakna;pemerintah daerah menjadi bermakna;3) Masyarakat memerlukan mekanisme untuk menyampaikan 3) Masyarakat memerlukan mekanisme untuk menyampaikan pandangannya yang dapat sampai pada politikus, sebagai pandangannya yang dapat sampai pada politikus, sebagai upaya mendorong masyarakat untuk berpartisipasi; upaya mendorong masyarakat untuk berpartisipasi;

4) Harus ada sistem akuntabilitas yang berbasis pada publik 4) Harus ada sistem akuntabilitas yang berbasis pada publik dan informasi yang transparan yang memungkinkan dan informasi yang transparan yang memungkinkan masyarakat memonitor efektifitas kinerja pemerintah daerah, masyarakat memonitor efektifitas kinerja pemerintah daerah, yang mendorong politikus dan aparatur daerah menjadi yang mendorong politikus dan aparatur daerah menjadi responsif;responsif;5) Instrumen desentralisasi seperti kerangka kerja 5) Instrumen desentralisasi seperti kerangka kerja instutusional yang sah, struktur tanggung jawab pemberian instutusional yang sah, struktur tanggung jawab pemberian pelayanan dan sistem fiskal antar pemerintah harus didesain pelayanan dan sistem fiskal antar pemerintah harus didesain untuk mendorong sasaran-sasaran politikus.untuk mendorong sasaran-sasaran politikus.

Jika kita membandingkan antara UU No.5 Th.1974 dengan Jika kita membandingkan antara UU No.5 Th.1974 dengan UU.No 22 Th.1999 dalam hal pembagian kewenangan, UU.No 22 Th.1999 dalam hal pembagian kewenangan, terdapat perbedaan yang cukup signifikan.terdapat perbedaan yang cukup signifikan.UU No. 5 Tahun 1974 kewenangan Daerah ditetapkan secara UU No. 5 Tahun 1974 kewenangan Daerah ditetapkan secara limitatif didalam Undang-undang pembentukannya dan limitatif didalam Undang-undang pembentukannya dan peraturan pemerintah mengenai penyerahan urusan yang peraturan pemerintah mengenai penyerahan urusan yang diberikan kemudian. Selebihnya adalah kewenangan diberikan kemudian. Selebihnya adalah kewenangan pemerintah pusat dengan batas yang tidak jelas, dengan pemerintah pusat dengan batas yang tidak jelas, dengan catatan pemerintah pusat masih memiliki kewenangan untuk catatan pemerintah pusat masih memiliki kewenangan untuk mencampuri urusan atau kewenangan yang telah diberikan mencampuri urusan atau kewenangan yang telah diberikan kepada daerah dengan alasan kepentingan nasional.kepada daerah dengan alasan kepentingan nasional.

Kewenangan tsb masih diperluas dengan Kewenangan tsb masih diperluas dengan kewenangan residual yang diberikan kepada kewenangan residual yang diberikan kepada wilayah di tingkat kecamatan, kabupaten/kota serta wilayah di tingkat kecamatan, kabupaten/kota serta provinsi. Dengan perkataan lain, desentralisasi provinsi. Dengan perkataan lain, desentralisasi pada masa UU No.5 Th.1974 adalah desentralisasi pada masa UU No.5 Th.1974 adalah desentralisasi semu, karena pada dasarnya yang memainkan semu, karena pada dasarnya yang memainkan peranan utama dalam berbagai bidang baik politik, peranan utama dalam berbagai bidang baik politik, administrasi, fiskal, ekonomi, masih tetap oleh administrasi, fiskal, ekonomi, masih tetap oleh pemerintah pusat atau aparaturnya yang ada di pemerintah pusat atau aparaturnya yang ada di daerah. Intervensi pemerintah pusat terhadap daerah. Intervensi pemerintah pusat terhadap otonomi daerah lebih banyak dilakukan oleh jajaran otonomi daerah lebih banyak dilakukan oleh jajaran menteri kebawah. Untuk mengikat loyalitas Daerah menteri kebawah. Untuk mengikat loyalitas Daerah otonom, pemerintah pusat menguasai penuh otonom, pemerintah pusat menguasai penuh sumber daya nasional, sumber keuangan, sumber sumber daya nasional, sumber keuangan, sumber daya aparatur serta sumber informasi dan daya aparatur serta sumber informasi dan keputusan. Dengan penguasaan berbagai sumber keputusan. Dengan penguasaan berbagai sumber daya tersebut, pemerintah daerah menjadi sangat daya tersebut, pemerintah daerah menjadi sangat tergantung pada pemerintah pusat. tergantung pada pemerintah pusat.

Dua Sistem Desentralisasi dlm Negara Dua Sistem Desentralisasi dlm Negara Kesatuan :Kesatuan :

Menurut smith dalam Hague, Harrop & Breslin Menurut smith dalam Hague, Harrop & Breslin (1993:276-277) ada dua sistem desentralisasi (1993:276-277) ada dua sistem desentralisasi di dalam negara kesatuan yakni sistem ganda di dalam negara kesatuan yakni sistem ganda ((dual systemdual system) dan sistem campuran () dan sistem campuran (fused fused systemsystem).).

Dikaitkan dengan pendapat Smith diatas, UU Dikaitkan dengan pendapat Smith diatas, UU No.5 Th.1974 menggunakan sistem campuran, No.5 Th.1974 menggunakan sistem campuran, yakni memadukan antara asas Desentralisasi yakni memadukan antara asas Desentralisasi dan asas dekonsentrasi pada satu tangan. dan asas dekonsentrasi pada satu tangan. Terlihat dari adanya prinsip Terlihat dari adanya prinsip Uniteritorial Uniteritorial artinya artinya teritori/wilayah administrasi berhimpit dengan teritori/wilayah administrasi berhimpit dengan teritori Daerah Otonom dan teritori Daerah Otonom dan unipersonal unipersonal yaitu yaitu adanya perangkapan jabatan pimpinan dan adanya perangkapan jabatan pimpinan dan unit organisasi antara wilayah administrasi dan unit organisasi antara wilayah administrasi dan Daerah otonom.Daerah otonom.

Ada empat bidang kewenangan yg dimiliki baik Ada empat bidang kewenangan yg dimiliki baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yaitu kewenangan pengaturan, pengurusan, yaitu kewenangan pengaturan, pengurusan, pembinaan dan pengawasan.pembinaan dan pengawasan.

Bidang kewenangan pengaturan, mencakup Bidang kewenangan pengaturan, mencakup kewenangan untuk membuat aturan, pedoman, kewenangan untuk membuat aturan, pedoman, norma maupun standar. (Pemerintah Pusat norma maupun standar. (Pemerintah Pusat membuat pengaturan hal-hal yg berskala nasional membuat pengaturan hal-hal yg berskala nasional dan internasional, propinsi memiliki kewenangan dan internasional, propinsi memiliki kewenangan pengaturan yang bersifat regional, kabupaten/kota pengaturan yang bersifat regional, kabupaten/kota memiliki kewenangan yang bersifat lokal).memiliki kewenangan yang bersifat lokal).

Bidang kewenangan pengurusan, mencakup Bidang kewenangan pengurusan, mencakup pemberian pelayanan secara operasional kepada pemberian pelayanan secara operasional kepada masyarakat. Pengurusan ini dapat diselenggarakan masyarakat. Pengurusan ini dapat diselenggarakan oleh Pusat, Propinsi maupun Kabupaten/Kota.oleh Pusat, Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

Bidang kewenangan pembinaan, mencakup upaya-Bidang kewenangan pembinaan, mencakup upaya-upaya pemberdayaan institusi pemerintah, non upaya pemberdayaan institusi pemerintah, non pemerintah maupun masyarakat agar menjadi pemerintah maupun masyarakat agar menjadi semakin madiri. Sedangkan Kewenangan semakin madiri. Sedangkan Kewenangan pengawasan mencakup tindakan untuk menegakan pengawasan mencakup tindakan untuk menegakan aturan, norma serta standar yg disepakati. aturan, norma serta standar yg disepakati.

UU No.22/1999 dan UU N0.32/2004 UU No.22/1999 dan UU N0.32/2004 menggunakan pola yang berbeda, pada UU menggunakan pola yang berbeda, pada UU ini dilakukan pengakuan – bukan pengaturan ini dilakukan pengakuan – bukan pengaturan kewenangan daerah otonom. Isi kewenangan kewenangan daerah otonom. Isi kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi pemerintah pusat dan pemerintah propinsi sebagai daerah otonom dibatasi berdasarkan sebagai daerah otonom dibatasi berdasarkan PP No.25/2000. Kewenangan selebihnya PP No.25/2000. Kewenangan selebihnya menjadi kewenangan kabupaten/kota menjadi kewenangan kabupaten/kota termasuk kewenangan residual.termasuk kewenangan residual.

Konsep desentralisasi yg digunakan pada Konsep desentralisasi yg digunakan pada kedua UU diatas, nampaknya masih kedua UU diatas, nampaknya masih menggunakan paradigma lama, yakni hanya menggunakan paradigma lama, yakni hanya berbicara transfer kewenangan dari berbicara transfer kewenangan dari pemerintah pusat kepada daerah, belum pemerintah pusat kepada daerah, belum menyinggung sama sekali transfer menyinggung sama sekali transfer kewenangan dari pemerintah kepada institusi kewenangan dari pemerintah kepada institusi non-pemerintah. Pandangan tersebut sejalan non-pemerintah. Pandangan tersebut sejalan dgn Cheema & Rondinelli (1983:18-19) yang dgn Cheema & Rondinelli (1983:18-19) yang membagi desentralisasi kedalam empat membagi desentralisasi kedalam empat bentuk utama yaitu : bentuk utama yaitu :

1.1. Deconcentration;Deconcentration;2.2. Delegation to semi-autonomous or parastatal Delegation to semi-autonomous or parastatal

agencies;agencies;3.3. Devolution to local government;Devolution to local government;4.4. Transfer of function from public to non-Transfer of function from public to non-

government institution.government institution.Tranfer fungsi dari sektor pemerintah kepada Tranfer fungsi dari sektor pemerintah kepada

institusi non-pemerintah secara bertahap perlu institusi non-pemerintah secara bertahap perlu di kembangkan. Konsep pemikiran tsb. sejalan di kembangkan. Konsep pemikiran tsb. sejalan dgn berbagai konsep atau paradigma baru dgn berbagai konsep atau paradigma baru dibidang pemerintahan, seperti privatisasi yg dibidang pemerintahan, seperti privatisasi yg dikembangkan oleh Savas (1987), Paradigma dikembangkan oleh Savas (1987), Paradigma Reinventing Government Reinventing Government sebagaimana sebagaimana dikemukakan oleh Osborne & Gaebler (1992), dikemukakan oleh Osborne & Gaebler (1992), ataupun paradigma ataupun paradigma Good Governance Good Governance yg yg dikemukakan oleh UNDP dan Bank Dunia. dikemukakan oleh UNDP dan Bank Dunia. Didalam Didalam Good Governance Good Governance ada tiga domain yg ada tiga domain yg terlibat didalamnya yaitu sektor publik, sektor terlibat didalamnya yaitu sektor publik, sektor privat serta masyarakat.privat serta masyarakat.

HUBUNGAN KEWENANGANHUBUNGAN KEWENANGAN

• Berdasarkan undang-undangBerdasarkan undang-undang No.22 th 1999 No.22 th 1999 maupun UUmaupun UU No. No. 332 th 2 th 20042004 kewenangan yang kewenangan yang diberikan kepada daerah-daerah adalah berupa diberikan kepada daerah-daerah adalah berupa kewenangan otonomi dan medebewind dalam arti kewenangan otonomi dan medebewind dalam arti kepada daerah-daerah diberikan dua macam hak kepada daerah-daerah diberikan dua macam hak yaitu dengan cara :yaitu dengan cara :

1)1) Penyerahan penuh, yang berarti baik azasnya Penyerahan penuh, yang berarti baik azasnya (prinsip-prinsipnya) maupun tentang caranya (prinsip-prinsipnya) maupun tentang caranya menjalankan kewajiban yang diserahkan itu, menjalankan kewajiban yang diserahkan itu, diserahkan kepada Daerah (Hak otonomi).diserahkan kepada Daerah (Hak otonomi).

2)2) Penyerahan tidak penuh, yang berarti penyerahan Penyerahan tidak penuh, yang berarti penyerahan tersebut hanya mengenai cara menjalankannya tersebut hanya mengenai cara menjalankannya saja, sedangkan prinsip-prinsipnya ditetapkan oleh saja, sedangkan prinsip-prinsipnya ditetapkan oleh pemerintah pusat (Hak medebewind)pemerintah pusat (Hak medebewind)

Dalam rangka desentralisasi perlu dikembangkan Dalam rangka desentralisasi perlu dikembangkan model pembagian kewenangan, yang juga model pembagian kewenangan, yang juga melibatkan sektor privat di dalamnya. Artinya melibatkan sektor privat di dalamnya. Artinya apabila membicarakan desentralisasi berarti apabila membicarakan desentralisasi berarti secara otomatis melibatkan masyarakat secara otomatis melibatkan masyarakat didalamnya, bukan hanya pemerintah daerah saja.didalamnya, bukan hanya pemerintah daerah saja.

Pengertian desentralisasi menurut UU adalah Pengertian desentralisasi menurut UU adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom dlm kerangka pemerintah kepada daerah otonom dlm kerangka NKRI. Dan daerah otonom adalah kesatuan NKRI. Dan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu. Otonomi daerah diberikan daerah tertentu. Otonomi daerah diberikan kepada masyarakat hukum tidak hanya diberikan kepada masyarakat hukum tidak hanya diberikan kepada pemerintah daerah saja. kepada pemerintah daerah saja.

Sektor masyarakat memainkan peranan penting Sektor masyarakat memainkan peranan penting dalam rangka desentralisasi, terutama bidang dalam rangka desentralisasi, terutama bidang kewenangan pengurusan yakni pemberian kewenangan pengurusan yakni pemberian pelayanan langsung kepada pemerintahpelayanan langsung kepada pemerintah

•Undang-undang No. 22 Th.1999 dan PP 25 Undang-undang No. 22 Th.1999 dan PP 25 Th 2000 menganut pola pembagian SBB :Th 2000 menganut pola pembagian SBB :1) Kewenangan pemerintah pusat dan 1) Kewenangan pemerintah pusat dan kewenangan propinsi sebagai daerah kewenangan propinsi sebagai daerah otonom diatur secara limitatif didalam otonom diatur secara limitatif didalam peraturan pemerintah. Hal ini diatur secara peraturan pemerintah. Hal ini diatur secara tegas di dalam penjelasan umum PP.No.25 tegas di dalam penjelasan umum PP.No.25 TH. 2000 sebagai berikut : “Kewenangan ini TH. 2000 sebagai berikut : “Kewenangan ini pada dasarnya merupakan upaya untuk pada dasarnya merupakan upaya untuk membatasi kewenangan pemerintah dan membatasi kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, karena pemerintah dan propinsi otonom, karena pemerintah dan propinsi hanya diperkenankan untuk melaksanakan hanya diperkenankan untuk melaksanakan kegiatan otonomi sebatas yang ditetapkan kegiatan otonomi sebatas yang ditetapkan dalam peraturan ini.dalam peraturan ini.

2) Kewenangan selebihnya menjadi 2) Kewenangan selebihnya menjadi kewenangan kabupaten/kota termasuk kewenangan kabupaten/kota termasuk sebelas kewenangan wajib sebagaimana sebelas kewenangan wajib sebagaimana diatur pada pasal 11 ayat (2) Undang-diatur pada pasal 11 ayat (2) Undang-undang 22 Th.1999, setelah dikurangi undang 22 Th.1999, setelah dikurangi kewenangan tradisional yang telah kewenangan tradisional yang telah dijalankan oleh Desa(Ps.99 UU.No.22 Th dijalankan oleh Desa(Ps.99 UU.No.22 Th 1999). Dengan demikian, isi dan batas 1999). Dengan demikian, isi dan batas kewenangan Kabupaten/kota tidak dapat kewenangan Kabupaten/kota tidak dapat ditentukan secara pasti, sebab bersifat ditentukan secara pasti, sebab bersifat dinamis, tergantung pada inisiatif,potensi dinamis, tergantung pada inisiatif,potensi dan kemampuan Daerah masing-masing.dan kemampuan Daerah masing-masing.3) Kewenangan residual dengan batas-batas 3) Kewenangan residual dengan batas-batas yang tidak jelas menjadi kewenangan yang tidak jelas menjadi kewenangan kabupaten/kota, yang dalam kabupaten/kota, yang dalam pelaksanaannya dapat didelegasikan oleh pelaksanaannya dapat didelegasikan oleh Bupati/Walikota kepada camat selaku Bupati/Walikota kepada camat selaku perangkat Daerah.perangkat Daerah.

Pemerintahan Daerah menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannyanya, pemerintahan yang menjadi kewenangannyanya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan menjadi urusan pemerintah ditentukan menjadi urusan pemerintah sebagaimana diatur dlm Pasal 10 ayat (3) UU.No.32 sebagaimana diatur dlm Pasal 10 ayat (3) UU.No.32 Tahun 2004 yang meliputi :Tahun 2004 yang meliputi :

1)1) Politik luar negeri;Politik luar negeri;2)2) Pertahanan;Pertahanan;3)3) Keamanan;Keamanan;4)4) Yustisi;Yustisi;5)5) Moneter dan fiskal nasional danMoneter dan fiskal nasional dan6)6) Agama.Agama. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di Daerah atau Pemerintah atau wakil Pemerintah di Daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.dan/atau pemerintahan desa.

Dalam urusan pemerintahan yang menjadi Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah diluar urusan kewenangan Pemerintah diluar urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatas Pemerintah dapat :(3) diatas Pemerintah dapat :

a.a. Menyelenggarakan sendiri sebagian Menyelenggarakan sendiri sebagian pemerintahan;pemerintahan;

b.b. Melimpahkan sebagian urusan Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah; atauwakil Pemerintah; atau

c.c. Menugaskan sebagian urusan kepada Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintah daerah dan/atau pemerintah daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuantugas pembantuan

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan yang hubungan antar susunan pemerintahan yang merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah antara Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota atau antar provinsi, kabupaten dan kota atau antar pemerintahan daerah yang saling terkait, pemerintahan daerah yang saling terkait, tergantung, dan sinergis sebagai satu sistem tergantung, dan sinergis sebagai satu sistem pemerintahan.pemerintahan. • Urusan pemerintahan yang menjadikewenangan Urusan pemerintahan yang menjadikewenangan

pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihanurusan pilihan

• Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah.dan ditetapkan oleh pemerintah.

• Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.didesentralisasikan.

• Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didkonsentrasikan.didkonsentrasikan.

• Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi dan urusan provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi dan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota berdasarkan pasal 13 dan 14 UU No.32/2004 kabupaten/kota berdasarkan pasal 13 dan 14 UU No.32/2004 meliputi :meliputi :

a.a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;Perencanaan dan pengendalian pembangunan;b.b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c.c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat;masyarakat;d.d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;Penyediaan sarana dan prasarana umum;e.e. Penanganan bidang kesehatan;Penanganan bidang kesehatan;f.f. Penyelenggaraan pendidikan;Penyelenggaraan pendidikan;g.g. Penanggulangan masalah sosial;Penanggulangan masalah sosial;h.h. Pelayanan bidang ketenaga kerjaan;Pelayanan bidang ketenaga kerjaan;i.i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;j.j. Pengendalian lingkungan hidup;Pengendalian lingkungan hidup;k.k. Pelayanan pertahanan;Pelayanan pertahanan;l.l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil;Pelayanan kependudukan dan catatan sipil;m.m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;Pelayanan administrasi umum pemerintahan;n.n. Pelayanan administrasi penanaman modalPelayanan administrasi penanaman modalo.o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.peraturan perundang-undangan.

• Urusan pemerintahan daerah yang bersifat pilihan Urusan pemerintahan daerah yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.bersangkutan.

• Pelaksanaan Penyelenggaraan urusan-urusan Pelaksanaan Penyelenggaraan urusan-urusan daerah diatur lebih lanjut oleh peraturan daerah diatur lebih lanjut oleh peraturan pemerintah.pemerintah.

• Hubungan dalam bidang keuangan antara Hubungan dalam bidang keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi :pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi :

a.a. Pemberian sumber-sumber keuangan untuk Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah;menjadi kewenangan pemerintahan daerah;

b.b. Pengalokasian dana perimbangan kepada Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintah daerah danpemerintah daerah dan

c.c. Pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada Pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah. pemerintahan daerah.

• Hubungan dalam bidang keuangan antar pemerintahan Hubungan dalam bidang keuangan antar pemerintahan daerah meliputi :daerah meliputi :

a.a. Bagi hasil pajak dan non pajak antara pemerintahan Bagi hasil pajak dan non pajak antara pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota;kabupaten/kota;

b.b. Pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi Pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama;tanggung jawab bersama;

c.c. Pembiayaan bersama atas kerja sama antar daerah danPembiayaan bersama atas kerja sama antar daerah dand.d. Pinjaman dan/atau hibah antar pemerintahan daerah.Pinjaman dan/atau hibah antar pemerintahan daerah.• Hubungan dalam bidang keuangan selain diatur dengan Hubungan dalam bidang keuangan selain diatur dengan

undang-undang No.32 Th 2004 diatur lebih lanjut dalam undang-undang No.32 Th 2004 diatur lebih lanjut dalam UU.No 33 Th 2004.UU.No 33 Th 2004.

• Hubungan kewenangan dalam bidang pelayanan umum Hubungan kewenangan dalam bidang pelayanan umum antara pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi :antara pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi :

a.a. Kewenangan ,tanggung jawab ,dan penentuan standar Kewenangan ,tanggung jawab ,dan penentuan standar pelayanan minimal.pelayanan minimal.

b.b. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah; danmenjadi kewenangan daerah; dan

c.c. Fasilitas pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan Fasilitas pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah dan penyelenggaraan pelayanan umum.daerah dan penyelenggaraan pelayanan umum.

• Hubungan Kewenangan dalam bidang pelayanan umum Hubungan Kewenangan dalam bidang pelayanan umum antara pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi :antara pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi :

a.a. Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar minimal;minimal;

b.b. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah; dankewenangan daerah; dan

c.c. Fasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah Fasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah dan penyelenggaraan pelayanan umum.dan penyelenggaraan pelayanan umum.

• Hubungan kewenangan dalam bidang pelayanan umum antar Hubungan kewenangan dalam bidang pelayanan umum antar pemerintahan daerah meliputi :pemerintahan daerah meliputi :

a.a. Pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi Pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah;kewenangan daerah;

b.b. Kerja sama antar pemerintahan daerah dalam Kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum ; danpenyelenggaraan pelayanan umum ; dan

c.c. Pengelolaan perizinan bersama bidang pelayanan umum.Pengelolaan perizinan bersama bidang pelayanan umum.• Hubungan kewenangan dalam bidang pemanfaatan Hubungan kewenangan dalam bidang pemanfaatan

sumberdaya alam dan sumber daya lainnya antara sumberdaya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi :pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi :

a.a. Kewenangn, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, Kewenangn, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian;pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian;

b.b. Bagi hasil atas pemanfaatan sumberdaya alam dan Bagi hasil atas pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya; dansumberdaya lainnya; dan

c.c. Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta rehabilitasi Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta rehabilitasi lahan. lahan.

• Hubungan kewenangan dalam bidang pemanfaatan sumber Hubungan kewenangan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antar pemerintahan daya alam dan sumber daya lainnya antar pemerintahan daerah meliputi :daerah meliputi :

a.a. Pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya Pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang menjadi kewenangan daerah;lainnya yang menjadi kewenangan daerah;

b.b. Kerjasama dan bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya Kerjasama dan bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya lainnya antar pemerintahan daerah; danlainnya antar pemerintahan daerah; dan

c.c. Pengelolaan perizinan bersama dalam pemanfaatan sumber Pengelolaan perizinan bersama dalam pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.daya alam dan sumber daya lainnya.

• Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut.untuk mengelola sumber daya di wilayah laut.

• Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumberdaya Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumberdaya alam di bawah dasar dan/atau di dasar laut sesuai dengan alam di bawah dasar dan/atau di dasar laut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.peraturan perundang-undangan.

• Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah laut meliputi :laut meliputi :

a.a. eksplorasi, ekploitasi, konversi, dan pengelolaan kekayaan laut;eksplorasi, ekploitasi, konversi, dan pengelolaan kekayaan laut;b.b. Pengaturan administratif;Pengaturan administratif;c.c. Pengaturan tata ruang;Pengaturan tata ruang;d.d. Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh

daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah;pemerintah;

e.e. Ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; danIkut serta dalam pemeliharaan keamanan; danf.f. Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara. Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.

Pembagian Kewenangan Antara Pemerintah Pembagian Kewenangan Antara Pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dan Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dan

MasyarakatMasyarakat NoNo Bidang Bidang

KewenangaKewenangann

PererintaPererintah Pusath Pusat

PemerintaPemerintah propinsih propinsi

Pemerintah Pemerintah Kabupaten/KotKabupaten/Kot

aa

MasyarakMasyarakatat

1.1. PengaturanPengaturan vvvvvvvvvv vvvvvv vvvv --

2.2. PengurusanPengurusan vvvv vvvv vvvvvvvvvv vvvv

3.3. PembinaanPembinaan vvvvvv vvvvvvvv --

4.4. PengawasanPengawasan vvvvvv vvvvvvvv --

Pembagian fungsi-fungsi Dalam Rangka Pembagian fungsi-fungsi Dalam Rangka DesentralisasiDesentralisasiNNoo

FungsiFungsi Kebijakan Kebijakan Standar dan Standar dan KekeliruanKekeliruan

Perijinan/Perijinan/

AdministraAdministrasisi

Produksi/Produksi/

DistribusiDistribusi

1.1.

2.2.

3.3.

4.4.

5.5.

6.6.

7.7.

8.8.

9.9.

10.10.

11.11.

12.12.

13.13.

1414

15.15.

16.16.

17.17.

Perdagangan EksternalPerdagangan Eksternal

TelekomunikasiTelekomunikasi

Transaksi KeuanganTransaksi Keuangan

LingkunganLingkungan

PertahananPertahanan

Urusan Luar NegeriUrusan Luar Negeri

Kebijakan Moneter, Mata Kebijakan Moneter, Mata Uang & PerbankanUang & Perbankan

Perdagangan antar DaerahPerdagangan antar Daerah

ImigrasiImigrasi

PengaturanPengaturan

Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal

Sumber Daya AlamSumber Daya Alam

Pendidikan, Kesehatan & Pendidikan, Kesehatan & Kesejahteraan sosialKesejahteraan sosial

Jalan RayaJalan Raya

Taman dan RekreasiTaman dan Rekreasi

KepolisianKepolisian

Air Minum,Sampah & Air Minum,Sampah & Pemadam KebakaranPemadam Kebakaran

II

I,NI,N

I,NI,N

I,N,P,K/KI,N,P,K/K

NN

NN

I,BSI,BS

NN

I,NI,N

NN

NN

NN

N,P,K/KN,P,K/K

N,P,K/KN,P,K/K

N,P,K/KN,P,K/K

P,K/KP,K/K

K/KK/K

I,N,PI,N,P

SS

SS

I,N,P,K/KI,N,P,K/K

NN

NN

BSBS

NN

NN

NN

NN.P.K/KNN.P.K/K

N.P.K/KN.P.K/K

P,K/KP,K/K

N,P,K/KN,P,K/K

N,P,K/KN,P,K/K

P,K/KP,K/K

K/KK/K

SS

SS

SS

N,P,K/K,SN,P,K/K,S

N,SN,S

NN

BS,SBS,S

SS

NN

N,P,K/K,SN,P,K/K,S

N,P,K/K,SN,P,K/K,S

N,P,K/K,SN,P,K/K,S

P,K/K,SP,K/K,S

P,K/K,SP,K/K,S

N,P,K/K,SN,P,K/K,S

P,K/KP,K/K

K/KK/K

Hubungan PengawasanHubungan PengawasanSejalan dgn semangat desentralisasi, pengawasan Sejalan dgn semangat desentralisasi, pengawasan

yang dijalankan oleh pemerintah pusat kepada yang dijalankan oleh pemerintah pusat kepada daerah mengalami perubahan. Pada masa daerah mengalami perubahan. Pada masa UU.No.5/1974, hubungan pemerintah pusat dan UU.No.5/1974, hubungan pemerintah pusat dan daerah diwarnai oleh rasa tidak percaya, daerah diwarnai oleh rasa tidak percaya, sehingga perlu dilakukan pengawasan yang sehingga perlu dilakukan pengawasan yang ketat. Ada tiga macam pengawasan yang ketat. Ada tiga macam pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap jalannya pemerintahan daerah, yaitu :jalannya pemerintahan daerah, yaitu :

a.a. Pengawasan umum;Pengawasan umum;b.b. Pengawasan preventif;Pengawasan preventif;c.c. Pengawasan represif.Pengawasan represif.Dgn tiga macam pengawasan seperti itu, selama Dgn tiga macam pengawasan seperti itu, selama

dibawah UU.No.5/74, daerah otonom praktis tdk dibawah UU.No.5/74, daerah otonom praktis tdk memiliki diskresi atau kebebasan untuk memiliki diskresi atau kebebasan untuk menjalankan otonomi sesuai dgn karakteristik menjalankan otonomi sesuai dgn karakteristik dan keinginan masyarakat setempat.dan keinginan masyarakat setempat.

Berbeda dgn UU.No.22/1999, hubungan Berbeda dgn UU.No.22/1999, hubungan pengawasan antara pemerintah pusat dan daerah pengawasan antara pemerintah pusat dan daerah didasarkan atas rasa saling percaya. Daerah didasarkan atas rasa saling percaya. Daerah diberikan kebebasan yang sangat luas untuk diberikan kebebasan yang sangat luas untuk menjalankan otonomi daerahnya asalkan tetap menjalankan otonomi daerahnya asalkan tetap dalam ikatan NKRI.dalam ikatan NKRI.Pengawasan yang dilakukan hanya bersifat represif, Pengawasan yang dilakukan hanya bersifat represif, yakni berupa penolakan usulan, pembatalan dan yakni berupa penolakan usulan, pembatalan dan penangguhan Peraturan daerah serta adanya uji penangguhan Peraturan daerah serta adanya uji material Mahkamah Agung terhadap Peraturan material Mahkamah Agung terhadap Peraturan Daerah.Daerah.Dengan TAP MPR No.III/MPR/2000 tentang sumber Dengan TAP MPR No.III/MPR/2000 tentang sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan, semakin memperkuat kedudukan Daerah undangan, semakin memperkuat kedudukan Daerah terhadap Pusat. Tata urutan tsb. Sbb. : terhadap Pusat. Tata urutan tsb. Sbb. : 1. UUD 19451. UUD 19452. Ketetapan MPR2. Ketetapan MPR3. UU3. UU4. Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu)4. Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu)

5. Peraturan Pemerintah5. Peraturan Pemerintah6. Keputusan Presiden6. Keputusan Presiden7. Peraturan Daerah7. Peraturan DaerahDgn demikian, maka peraturan daerah hanya akan Dgn demikian, maka peraturan daerah hanya akan merujuk pada peraturan setingkat keputusan merujuk pada peraturan setingkat keputusan presiden keatas. Artinya berbagai intervensi dari presiden keatas. Artinya berbagai intervensi dari instansi pemerintah pusat melalui instruksi menteri, instansi pemerintah pusat melalui instruksi menteri, keputusan menteri, peraturan menteri seperti yang keputusan menteri, peraturan menteri seperti yang sebelumnya terjadi, tidak dapat menggugurkan sebelumnya terjadi, tidak dapat menggugurkan sebuah peraturan daerah. Intervensi pemerintah sebuah peraturan daerah. Intervensi pemerintah pusat melalui peraturan perundang-undangan pusat melalui peraturan perundang-undangan hanya dapat dilakukan setidak-tidaknya setingkat hanya dapat dilakukan setidak-tidaknya setingkat Keputusan Presiden atas keinginan Presiden, bukan Keputusan Presiden atas keinginan Presiden, bukan hanya keinginan menteri yang pada dasarnya hanya keinginan menteri yang pada dasarnya hanyalah pembantu Presiden, Selain itu, dalam hanyalah pembantu Presiden, Selain itu, dalam penyusunan peraturan daerah, Kepala Daerah dan penyusunan peraturan daerah, Kepala Daerah dan DPRD tidak perlu merujuk pada berbagai peraturan DPRD tidak perlu merujuk pada berbagai peraturan menteri ataupun keputusan menteri, karena derajat menteri ataupun keputusan menteri, karena derajat hukumnya lebih rendah dari pada Peraturan hukumnya lebih rendah dari pada Peraturan Daerah.Daerah.

Penguatan di bidang hukum bagi daerah, hendaknya dapat Penguatan di bidang hukum bagi daerah, hendaknya dapat dijadikan kekuatan untuk dapat menyelenggarakan otonomi dijadikan kekuatan untuk dapat menyelenggarakan otonomi daerah sesuai dengan orang tuntutan kebutuhan masyarakat daerah sesuai dengan orang tuntutan kebutuhan masyarakat (akuntabilitas Publik).(akuntabilitas Publik).Dalam setiap, atau organisasi yang menerima pendelegasian Dalam setiap, atau organisasi yang menerima pendelegasian kewenangan haruslah melaksanakan akuntabilitas. Menurut kewenangan haruslah melaksanakan akuntabilitas. Menurut LAN-RI, pengertian Akuntabilitas adalah : “kewajiban untuk LAN-RI, pengertian Akuntabilitas adalah : “kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggung jawaban”.atau pertanggung jawaban”.Dari definisi tsb. Dpt ditarik materi kunci yaitu :Dari definisi tsb. Dpt ditarik materi kunci yaitu :1.1. Akuntabilitas adalah kewajiban sebagai Akuntabilitas adalah kewajiban sebagai

konsekuensi logis dari adanya pemberian hak dan konsekuensi logis dari adanya pemberian hak dan kewenangan;kewenangan;

2.2. Kewajiban tsb. Berbentuk pertanggungjawaban Kewajiban tsb. Berbentuk pertanggungjawaban terhadap kinerja dan tindakan;terhadap kinerja dan tindakan;

3.3. Kewajiban tersebut melekat pada Kewajiban tersebut melekat pada seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif;seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif;

4.4. Pertanggungjawaban ditujukan kepada pihak yang Pertanggungjawaban ditujukan kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk hal tersebut. memiliki hak dan kewenangan untuk hal tersebut.

• Karena merupakan kewajiban, akuntabilitas pada dasarnya Karena merupakan kewajiban, akuntabilitas pada dasarnya bersifat imperatif (keharusan). Artinya wajib dilaksanakan bersifat imperatif (keharusan). Artinya wajib dilaksanakan disertai sanksi bagi yg melanggarnya.disertai sanksi bagi yg melanggarnya.

• Akuntabilitas berhubungan dgn kinerja dan tindakan. Kinerja Akuntabilitas berhubungan dgn kinerja dan tindakan. Kinerja merupakan keseluruhan hasil, manfaat dan dampak dari suatu merupakan keseluruhan hasil, manfaat dan dampak dari suatu proses pengolahan masukan guna mencapai tujuan yang proses pengolahan masukan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan tindakan merupakan aktifitas dari diinginkan. Sedangkan tindakan merupakan aktifitas dari seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif untuk melakukan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kinerja dan tindakan yang atau tidak melakukan sesuatu. Kinerja dan tindakan yang dilakukan berkaitan dgn hak dan kewenangan yang diberikan dilakukan berkaitan dgn hak dan kewenangan yang diberikan kepada seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif. kepada seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif.

• Pelaksanaan kewajiban ditujukan kepada seseorang/badan Pelaksanaan kewajiban ditujukan kepada seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif yang karena jabatannya memperoleh hukum/pimpinan kolektif yang karena jabatannya memperoleh hak dan kewenangan menjalankan menjalankan tugas untuk hak dan kewenangan menjalankan menjalankan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian akuntabilitas mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian akuntabilitas dapat bersifat perorangan , kelompok atau organisasi. dapat bersifat perorangan , kelompok atau organisasi.

• Akuntabilitas yang dilakukan seseorang/badan Akuntabilitas yang dilakukan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif ditujukan kepada pihak-pihak yang hukum/pimpinan kolektif ditujukan kepada pihak-pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk memintapertanggung memiliki hak dan kewenangan untuk memintapertanggung jawaban tersebut. Pihak-pihak tersebut adalah pejabat yang jawaban tersebut. Pihak-pihak tersebut adalah pejabat yang berwenang dan atau para pemegang saham (berwenang dan atau para pemegang saham (StakeholderStakeholder).).