63
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI DI DESA KENOKOREJO POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : SRI HANDAYANI NIM ST 13066 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN

LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

DI DESA KENOKOREJO POLOKARTO SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

SRI HANDAYANI

NIM ST 13066

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

ii

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

iii

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan

Pengetahuan Ibu Tentang Manajemen Laktasi Dengan Perilaku dalam

Pemberian ASI Di Desa Kenokorejo Polokarto Sukoharjo” sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan ini dengan lancer.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini,

masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk

memperbaiki dan menyempurnakan penulisan skripsi selanjutnya. Ucapan rasa

terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, sehingga dalam kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada yang

terhormat:

1. Drs. Agnes Sri Harti, M. Si Selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Wahyu Rima Agustin, S. Kep., Ns., M. Kep Selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Wahyuning Safitri, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku Pembimbing Utama yang

telah memberikan masukan dan saran serta membantu dalam penyusunan

skripsi.

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

v

4. Maria Wisnu Kanita, S.Kep.,Ns selaku Pembimbing Pendamping yang

senantiasa memberikan saran serta membantu dalam pembuatan skripsi.

5. Suami dan Anak saya yang telah memberikan dukungan moral dan material

dalam pembuatan skripsi ini.

6. Teman-teman mahasiswa Program Studi S-1 Transfer Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu- persatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Akhir kata penulis berharap semoga dengan doa, dukungan, dan nasehat

yang telah diberikan, dapat bermanfaat bagi penulis untuk menjadi orang yang

lebih baik, dan semoga dengan disusunnya skripsi ini dapat memberikan manfaat

kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, 18 Agustus 2015

Sri Handayani

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

vi

DAFTAR ISI

COVER DEPAN ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

ABSTRAK .................................................................................................... xi

ABSTRAC ...................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................... 5

2.1.1 Pengetahuan ................................................................. 5

2.1.2 Manajemen Laktasi ...................................................... 11

2.1.3 Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Manajemen

Laktasi .......................................................................... 18

2.1.4 Ibu Bekerja ................................................................... 18

2.1.5 Dukungan Tempat Kerja .............................................. 19

2.1.6 Perilaku Dalam Pemberian ASI ................................... 20

2.2 Kerangka Teori ...................................................................... 23

2.3 Kerangka Konsep .................................................................. 24

2.4 Hipotesis ................................................................................ 24

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 25

3.2 Populasi dan Sampel .............................................................. 25

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 27

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala ............................. 27

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ........................ 29

3.6 Teknik Pengelolahan dan Analisa Data ................................. 32

3.7 Etika Penelitian ...................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden ....................................................... 37

4.2 Analisa Bivariat ..................................................................... 40

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ....................................................... 41

5.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen

Laktasi Dengan Perilaku Dalam Pemberian Asi ................... 42

BAB IV PENUTUP

6.1 Kesimpulan ............................................................................ 47

6.2 Saran ...................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kandungan kolostrum ASI transisi dan ASI Matur 13

Tabel 2 Kandungan Imunoglobulin 13

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 37

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 38

Tabel 5 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 38

Tabel 6 Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi 39

Tabel 7 Perilaku Perilaku Pemberian ASI 39

Tabel 8 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemberian ASI 40

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cara Menyusui Bayi 15

Gambar 2.2 Posisi Menyusui Bayi 16

Gambar 2.3 Kerangka Teori 23

Gambar 2.4 Kerangka Konsep 24

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Usulan Topik Penelitian

Lampiran 2 Pernyataan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Lembar Opponent Ujian Sidang Proposal Skripsi

Lampiran 5 Lembar Audience Ujian Sidang Proposal Skripsi

Lampiran 6 Lembar Konsultasi

Lampiran 7 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu dalam Manajemen Laktasi

Lampiran 8 Kuesioner Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 10 Uji Validitas Tingkat Pengetahuan

Lampiran 11 Uji Reliabilitas Tingkat Pengetahuan

Lampiran 12 Uji Validitas Perilaku Pemberian ASI

Lampiran 13 Uji Reliabilitas Perilaku Pemberian ASI

Lampiran 14 Analisa Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Pemberian ASI

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

xi

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

PRODI S-1 KEPERAWATAN

2015

Sri Handayani

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI DI DESA

KENOKOREJO POLOKARTO SUKOHARJO

Abstrak

Menyusui merupakan hak setiap ibu tidak terkecuali pada ibu yang bekerja

sebagai petani, pedagang, teknik sipil, atau swasta. Pelaksanaan pemberian ASI

dapat dilakukan dengan baik dan benar jika terdapat informasi lengkap tentang

manfaat ASI dan menyusui serta manajeman Laktasi. Pemberian ASI esklusif

dapat dihambat oleh beberapa hal seperti rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga

mengenai manfaat ASI, cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan

konseling laktasi, faktor sosial budaya, gencarnya pemsaran susu formula,

kurangnya dukungan dari petugas kesehatan, dan faktor ibu yang bekerja sebagai

petani, pedagang, teknik sipil atau pekerja swasta. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dengan

perilaku dalam pemberian ASI di desa Kenokorejo Polokarto Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif correlation dengan pendekatan

Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bekerja yang menyusui

di wilayah kerja Puskesmas 1 Polokarto Sukoharjo dengan jumlah sampel

sebanyak 50 orang.

Hasil analisis bivariat menggunakan uji kendall tau didapatkan nilai p value

= 0,016 maka p value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada

hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan perilaku

pemberian ASI. Kesimpulan penelitian ini Ada hubungan tingkat pengetahuan

tentang manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa

Kenokorejo Polokarto Sukoharjo

Kata Kunci : ASI Esklusif, Pengetahuan, Perilaku

Kepustakaan : 44 (2005-2014)

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menyusui merupakan hak setiap ibu tidak terkecuali pada ibu yang

bekerja sebagai petani, pedagang, teknik sipil, atau swasta.Pelaksanaan

pemberian ASI dapat dilakukan dengan baik dan benar jika terdapat informasi

lengkap tentang manfaat ASI dan menyusui serta manajeman Laktasi

(Depkes, 2005).Manajemen Laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh

ibu untuk menunjang keberhasilan menyusui.Manajemen laktasi dimulai pada

masa kehamilan, setelah persalinan dan masa menyusui bayi. Ruang lingkup

manajemen laktasi periode post natal meliputi ASI esklusif, cara menyusui,

memeras ASI peras, dan memberikan ASI peras (Siregar, 2009 ).

World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI

esklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan

dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

Academy of Pediatrics (AAP), Academy of Breastfeeding Medicine dan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan hal yang sama

tentang pemberian ASI esklusif sekurang-kuragnya 6 bulan (Suradi, 2010).

Data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008

menunjukkan cakupan pemberian ASI esklusif hanya sekitar 28,96 % terjadi

sedikit peningkatan dibandingkan Tahun 2007 yang mencapai 27,35 %.

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

2

Angka ini dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target

pencapaian ASI esklusif Tahun 2010 sebesar 80 % (Dinkes, 2008).

Pemberian ASI esklusif dapat dihambat oleh beberapa hal seperti

rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai manfaat ASI, cara

menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi, faktor sosial

budaya, gencarnya pemsaran susu formula, kurangnya dukungan dari petugas

kesehatan, dan faktor ibu yang bekerja sebagai petani, pedagang, tekink sipil

atau pekerja swasta (Dinkes, 2008). Survey Demografi Kesehatan Indonesa

(SDKI ) 2007 menunjukkan 57 % tenaga kerja di Indonesia adalah wanita.

Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Manajemen Laktasi Dan

Perilaku Ibu Dalam Pemberian Asi Di Desa Kenokorejo Polokarto

Sukoharjo”.

1.2 Rumusan Masalah

Pelaksanaan pemberian ASI dapat dilakukan dengan baik dan benar jika

terdapat informasi lengkap tentang manfaat ASI dan menyusui serta

manajeman Laktasi sehingga peneliti mengambil rumusan masalah “

BagaimanaPengetahuan IbuTentang Manajemen Laktasi Dan Perilaku Dalam

Pemberian Asi Di DesaKenokorejo Polokarto Sukoharjo?”.

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan IbuTentang Manajemen

Laktasi Dan Perilaku Dalam Pemberian Asi Di DesaKenokorejo Polokarto

Sukoharjo.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik resonden ibu menyusui di Desa

Kenokorejo Polokarto Sukoharjo..

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi

di Desa Kenokorejo Polokarto Sukoharjo..

3. Untuk mengetahui perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa

Kenokorejo Polokarto Sukoharjo.

4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang manajemen

laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di desa Kenokorejo

Polokarto Sukoharjo

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat djadikan sumber referensi dan

menambah pustaka dalam manajemen laktasi.

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

4

1.4.2. Puskesmas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi

serta dapat menambah pengetahuan pihak Puskesmas tentang manajemen

laktasi.

1.4.3. Peneliti lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh

penelitian lain yang akan meneliti lebih lanjut lagi tentang manajemen

laktasi.

1.4.4. Peneliti

Diharapakan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang manajemen laktasi.

1.4.5. Perawat

Diharapkan dengan penelitian ini perawat dapat menambah

pengetahuan manajemen laktasi serta bisa menjadi edukator maupun

penyuluh kesehatan kepada ibu yang menyusui.

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN TEORI

2.1.1. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari rasa tahu dan ini terjadi karena

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu

penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa.Sebagian

besar pengetahuan manusia melaui mata dan telinga (Bestable,

2002).Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala

yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan panca

indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera

atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang

belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono,

2007).Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal,

termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik

secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah orang

malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu

(Mubarak, 2007).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring,

pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui, kepandaian atau

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

6

segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Adapun pengetahuan menurut beberapa ahli adalah :

a. Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari

manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan

objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi

setelah orang melakukan penginderaan sebuah obyek tertentu.

b. Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas

bahan – bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut

tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal –

hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan

menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.

c. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil

dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan tehadap

obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

yakni indera penglihatan, pendengaran , penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan

telinga.

Berdasarkan definisi dari pengetahuan tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang

diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera tehadap obyek

tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses

melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar

manusia dan bersikap dan bertindak. Partanto Pius dalam kamus

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

7

bahasa indonesia (2001), pengetahuan dikaitkan dengan segala sesuatu

yang diketahui berkaitan dengan proses belajar.

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan mempunyai 6

tingkatan yang bergerak dari yang sederhana sampai yang kompleks.

a. Tahu (know).

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang lebih rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain: menyebutka, menyatakan. (Notoatmojo,

2005).

b. Memahami (understanding).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memahami

dan menjelaskan secara benar arti suatu bahan pelajaran atau

tentang obyek yang diketahui dan dapat diinterpretasikan materi

tersebut secara benar, seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas

tentang sesuatu.Kemampuan semacam ini lebih tinggi daripada

tahu (Notoatmodjo, 2005).

c. Penerapan (application).

Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau menafsirkan

suatu bahan yang telah dipelajari ke dalam situasi baru atau

konkrit, seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip,

dan teori.Kemampuan ini lebih tinggi nilainya daripada

pehamaman.(Notoatmodjo, 2005).

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

8

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan atau menjabarkan

sesuatu ke dalam komponen atau bagian – bagian sehingga

susunannya dapat dimengerti.Kemampuan ini meliputi mengenal

masalah – masalah, hubungan antar bagian, serta prinsip yang

digunakan dalam organisasi materi pelajaran (Bestable, 2002).

e. Sintetis (synthetic)

Kemampuan sintetis merupakan kemampuan untuk menghimpun

bagian ke dalam suatu keseluruhan, seperti merumuskan tema,

rencana, atau melihat hubungan/ abstrak dari berbagai informasi

atau fakta. Jadi kemampuan merumuskan suatu pola atau struktur

baru berdasarkan informasi dan fakta Bestable, 2002 ).

f. Evalusi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan

pengetahuan untuk membuat suatu penilaian terhadap sesuatu

berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.Kriteria yang digunakan

dapat bersifat internal dan dapat bersifat relevan dengan maksud

tertentu (Bestable, 2002).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan

yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan di atas.

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

9

3. Fakor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), faktor – faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah :

a. Pendidikan

Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian

bahan atau materi pendidkan oleh pendidik kepada sasaran

pendidikan guna mencapai perubahan tingkah laku, beberapa hasil

penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan

pribadi orang, bahwa pada umumnya pendidikan sekolah itu

mempertinggi taraf inteligensi orang – orangnya. Hal ini

sebenarnya sudah dapat diduga lebih dahulu, tetapi perlu

pembuktian eksprimental.

b. Usia

Usia sangat mempengaruhi perkembangan sesorang didalam

memahami sesuatu. Menurut penelitian ilmu psikologi inteligensi

sesorang berkembang sesuai dengan pertambahan usia.

c. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dilihat atau

didengar seseorang yang dapat menjadi acuan. Pengetahuan dapat

diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

Semakin banyak pengalaman seseorang maka semakin banyak

strategi seseorang di dalam mengatasi suatu masalah.

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

10

d. Sumber informasi

Sumber informasi adalah data yang diperoleh kedalam suatu

bentuk dan mempunyai nilai nyata.Menurut Effendi (1998), salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan.

Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang

berada disekitar manusia serta pengaruh – pengaruh luas yang

mempengaruhi perkembangan manusia. Menurut berbagai

penelitian lingkungan akan membentuk kepribadian seseorang

dimana lingkungan yang banyak menyediakan informasi akan

menambah pengetahuan seseorang.

4. Cara memperoleh pengetahuan

a. Cara tradisional

1) Cara coba – coba (trial and error)

Cara coba coba ini dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecakan masalah, apabila kemungkinan itu tidak berhasil

dicoba kemungkinan yang lain (Notoatmodjo, 2005).

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

disampaikan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

menguji atau membuktikan kebenarannya terlebih dahulu baik

secara empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri

(Notoatmodjo, 2005).

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

11

3) Berdasarkan pengalaman pribadi.

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

pemecahan permasalahan yang dihadapi pada masa–masa yang

lalu (Notoatmodjo, 2005).

4) Melalui jalan pikiran.

Seiring dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan, baik melalui cara berpikir deduksi ataupun

induksi (Notoatmodjo, 2005).

b. Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini

lebih sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode

penelitian. Melalui metode ini selanjutnya menggabungkan cara

berpikir deduktif, induktif, dan verifikatif yang selanjutnya dikenal

dengan metode penelitian ilmiah (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2. Manajemen laktasi

1. Pengertian

Manajemen laktasi adalah segala upaya yang di lakukan untuk

menunjang keberhasilan menyusui.Ruang lingkup manajemen laktasi

di mulai dari masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

12

selanjutnya. Ruang lingkup manajemen laktasi periode post natal pada

ibu bekerja meliputi ASI eksklusif, tehnik menyusui, memeras ASI,

memberi ASI peras, menyimpan ASI peras (Siregar, 2009).

2. Fisiologi Laktasi

Amosuat, all (2011) mengungkapkan bahwa menyusui

merupakan cara terbaik dalam menyediakan makananideal untuk

perkembangan dan pertumbuhan bayi sehat.Dengan menyusukan lebih

dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin dan

hipofisis. Sehingga sekresi ASI semakin lancar.Pada ibu ada 2 macam

refleks yang menentukan keberhasilan dalam menyusui. Refleks

tersebut adalah reflek prolaktin dan reflek aliran (let down reflek).

(Perinasi, 2009).

3. ASI Eksklusif

Agampodi. Et.all (2009) dalam riset mengungkapkan ASI

eksklusif telah di definisikan WHO dimana bayi hanya mendapatkan

ASI, tidak ada cairan lain atau padat dengan pengecualian tetes atau

syrup yang terdiri dari vitamin, mineral, suplemen, atau obat – obatan.

Menurut AAP (2012) merekomendasikan bahwa pemberian ASI

eklusif dapat dilakukan sampai usia 6 bulan.ASI terdiri dari air, alta –

laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino, antibodi terhadapkuman,

virus, dan jamur. ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga

akan merangsang pertumbuhan bayi normal (Proverawati, 2010).

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

13

4. Kandungan ASI

Kandungan nutrisi dalam ASI jauh lebih tinggi di bandingkan

dengan susu sapi. Kandungan proteindalam kolostrum jauh lebih

tinggi daripada ASI.

Kolostrum merupakan cairan yang dikeluarkan pada hari

pertama sampai hari ketiga setalah bayi lahir yang berwarna kekuning

– kuningan, berbentuk agak kasar karena mengandung butiran lemak

dan sel – sel epitel. Kolostrum mengandung kadar protein tinggi dan

zat antibodi yang mampu melindungi tubuh bayi terhadap infeksi

(Kristinasari, 2009).

Tabel 1 Kandungan kolostrum ASI transisi dan ASI matur

Sumber : Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi

Indonesia – Jakarta 2003.

Table.2 Kandungan Imunoglobulin

No Kandungan Kolostrum Transisi ASI matur

1 Lg A ( mg / 100 ml ) 335,9 - 119,6

2 Lg G ( mg / 100 ml ) 5,9 - 2,9

3 Lg M ( mg / 100 ml ) 17,1 - 3,8

4 Lisosin ( mg /100 ml ) 14,2 – 16,4 - 1,324

5 Laktoferin 420 - 520 - 0,2

Sumber : Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi

Indonesia – Jakarta 2003.

No Kandungan Kolostrum Transisi ASI Matur

1 Energi ( kg kal ) 57,0 63,0 65,0

2 Laktosa ( gr / 100 ml ) 6,5 6,7 7,0

3 Lemak ( gr / 100 ml ) 2,9 3,6 3,8

4 Protein ( gr / 100 ml ) 1,195 0,365 1,324

5 Mineral ( gr / 100 ml ) 0,3 0,3 0,2

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

14

5. Manfaat ASI

a. Manfaat ASI untuk bayi

Roesli (2005) menjelaskan bahwa ASI merupakan makanan

alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mengandung

komposisi yang tepat, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan pencernaan bayi, sehingga menghasilkan

pertumbuhan fisik yang optimal.

b. Manfaat ASI untuk ibu

Perinasia (2009) dengan menyusui isapan bayi pada payudara

akan merangsang terbentuknya oksitosin. Oksitosin membantu

marangsang involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan

pasca persalinan. Berkurangnya perdarahan akan mengurangi

prevalensi anemia. Selain itu juga mengurangi kemungkinan

banyak kanker payudara. Dengan menyusui kesuburan ibu akan

berkurang sehingga dapat mengurangi kehamilan.

6. Cara menyusui yang benar

Cara menyusui yang benar menurut Kristiyanasari (2009) adalah

sebagai berikut :

a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan

pada puting dan sekitar payudara.

b. Bayi di letakkan menghadap perut ibu / payudara ibu, bayi

dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan. Kepala bayi

terletak pada lengkung siku ibu.

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

15

c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan satu di

depan.

d. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap

payudara, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

e. Bayi diberi rangsang agar membuka mulut dengan cara menyentuh

pipi atau sisi mulut bayi.

f. Setelah bayi mebuka mulut, dengan cepat kepala bayi di dekatkan

ke payudara ibu serta areola payudara di masukkan ke mulut bayi.

g. Posisi salah apabila bayi hanya menghisap pada puting saja, akan

mengakibatkan masukan ASI tidak kuat dan puting lecet.

Gambar 2.1 Cara menyusui bayi

Sumber

:https://www.google.com/#psj=1&q=gambar+cara+mennyusui+yang+benar.

Dikutip pada 8 Oktober 2013.

Gambar.2 Posisi menyusui bayi

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

16

Sumber :

https://www.google.com/#psj=1&q=gambar+cara+mennyusui+yang+benar.

Dikutip pada 8 Oktober 2013.

7. Cara memerah ASI

Mensah (2011) dalam risetnya mengungkapkan banyak ibu yang

kembali bekerja setelah melahirkan dan mereka harus meninggalkan

bayi mereka di rumah.Mereka tidak dapat menyusui bayinya dengan

baik seperti yang dipersyaratkan oleh WHO karena kurangnya fasilitas

tempat kerja.Dalam hal ini bekerja bukan alasan untuk menghentikan

pemberian ASI secara eksklusifselama paling sedikit 4 bulan.Dan ibu

bakerja di anjurkan memberikan ASI perah kepada bayinya selama

ditinggal ibu bekerja.

Manfaat dari pemberian ASI menurut Roesli (2005) selain bayi

tetap memperolah ASI saat ibunya bekerja juga dapat menghilangkan

bendungan ASI, meghilangkan rembesan ASI, juga menjaga

kelangsungan persediaan ASI saat ibu sakit atau bayi sakit.

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

17

Menurut Bubak (2009) cara memerah ASI dengan tangan adalah

sebagai berikut :

a. Cuci tangan sampai bersih, pegang cangkir bersih untuk

menampung ASI.

b. Condongkan badan ke depan dan sanggah payudara dengan

tangan.

c. Mulai dari letakkan jari di atas areola dan jari – jari lain di

bawahnya.

d. Peras ASI dengan menekan payudara sambil ibu jari dan jari –

jari lain mengurut ke arah depan.

e. Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali dengan

gerakan berirama sampai ASI mulai mengalir keluar.

f. Jangan menarik atau memijat puting susu, karena tidak akan

mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan sakit.

8. Penyimpanan ASI

Asi yang dekeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat.

Perinasi (2009) menyatakan perbedaan lamanya di simpan dikaitkan

dengan tempat penyimpanan yaitu sebagai berikut :

a. Di udara bebas / terbuka yaitu 6 – 4 jam.

b. Di lemari es / 24 ‘ C yaitu 24 jam.

c. Di lemari pendingin / beku ( - 18 ‘ C ) yaitu 6 bulan.

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

18

9. Cara mencairkan ASI dan menghangatkan ASI

a. ASI beku atau yang dimasukkan di dalam lemari pendingin dapat

dihangatkan di panci yang berisi air suam – suam kuku.

b. Jangan pernah menggunakan microwave untuk mencairkan atau

menghangatkan ASI.

c. ASI yang dicairkan harus digunakan dalam 24 jam pencairan.

d. ASI yang dicairkan tidak boleh di bekukan atau di simpan lagi.

(Codwell and Cindy. 2011).

2.1.3. Pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi.

Pada penelitian Elmiyasa (2009) yang merupakan penyebab

rendahnya pemberian ASI eksklusif adalah rendahnya pengetahuan ibu

tentang ASI eksklusif, masalah dalam ASI seperti ASI tidak keluar, selain

itu pada ibu yang bekerja tidak tahu bagaimana memberikan ASI perah

dan menyimpan ASI perah, faktor lain karena ibu menyusui yang bekerja

beranggapan ASI tidak cukup di berikan pada bayi dan bayi tidak akan

merasa kenyang.

2.1.4. Ibu bekerja

Ibu adalah perempuan yang karena fungsinya yang mulia disebut

ibu.Ibu adalah sebutan untuk menghormati kodrat perempuan dan sebagai

satu-satunya jenis kelamin yang mampu untuk melahirkan anak, menikah

atau tidak mempunyai kedudukan atau tidak, seorang perempuan adalah

seorang ibu.Menurut Encyclopedisi of Child’s Health, ibu bekerja adalah

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

19

seorang ibu yang bekerja diluar rumah untuk mendapatkan penghasilan

disamping membesarkan dan mengurus anak di rumah.

2.1.5. Dukungan tempat kerja.

Hak menyusui yang dimaksud di sini tidak hanya seorang ibu

memberikan ASI langsung kepada bayi tapi juga hak ibu untuk dapat

memerah ASI di kantor untuk diberikan kepada buah hati di

rumah.Masalah yang sering terjadi adalah tidak semua tempat kerja

menyediakan tempat khusus untuk dapat melakukan hal ini, sehingga ibu

terpaksa harus mencari ruangan kosong dimana harus selalu waspada akan

adanya orang yang akan masuk, atau mushola atau bahkan toilet yang

secara kebersihan belum tentu terjamin. Hal ini menjadi masalah di kantor

mana pun. Dilemanya adalah ibu ingin memberikan ASI kepada buah hati,

sedangkan di kantor tidak memiliki keleluasaan untuk mendukung hal ini.

Keberhasilan seorang ibu untuk menyusui, sangat membutuhkan

dukungan dari berbagai macam pihak.Mulai dari pasangan, keluarga,

masyarakat, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, pengusaha dan

pemerintah.Dukungan dari sesama teman kerja juga merupakan salah satu

kunci keberhasilan menyusui bagi ibu yang bekerja di luar rumah.

Sehingga dibutuhkan di tiap kantor untuk dapat memberikan fasilitas yang

baik dan cukup kepada para perempuan untuk memenuhi hak maternitas

mereka termasuk hamil dan menyusui adalah salah satu kunci penting

dalam keberhasilan menyusui.

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

20

Tujuan pengaturan Tata Cara Penyediaan Ruang ASI adalah untuk

memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif

dan memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI Eksklusif dan

meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pemerintah

Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.Dalam

menyediakan ruang ASI, pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat

sarana umum harus memperhatikan unsur-unsur:

1. Perencanaan.

2. Sarana dan prasarana.

3. Ketenagaan.

4. Pendanaan.

Pengaturan tata cara penyediaan ruang ASI dimaksudkan untuk

melaksanakan ketentuan Pasal 30 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 33

tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, yang diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu IBU.

Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 (96).

2.1.6. Perilaku ibu dalam pemberian ASI

Perilaku pemberian ASI adalah suatu tindakan aktif dari seorang ibu

dalam pemberian ASI eksklusif yaitu tanpa tambahan makanan dari bayi

lahir sampai berusia 6 bulan (Dinkes, 2008).Rendahnya pemberian ASI

banyak ditemukan diantara perempuan yang bekerja karena alasan seperti

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

21

singkat cuti hamil, tempat bekerja dimana tidak diperbolehkan membawa

bayi atau tidak ada privasi untuk menyusui bayi (Singh, 2010).

Faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI antar lain :

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu berpengaruh dalam

praktek menyusui.Penelitian Singh (2010) menunjukkan bahwa

semakin tinggi pendidikan ibu, pengetahuan ibu semakin baik. Hal ini

akan memberikan kecenderungan ibu dalam bersikap dengan

memberikan ASI eksklusif pada bayi. Penelitian serupa oleh Amosu, et.

all (2011) telah menunjukkan bahwa perilaku menyusui sangat rendah

diantara perempuan berpendidikan tinggi dan bekerja.

2. Pekerjaan

Menurut Encyclopedisi of Child’s Health, ibu bekerja adalah

seorang ibu yang bekerja diluar rumah untuk mendapatkan penghasilan

disamping membesarkan dan mengurus anak di rumah.Singh (2010)

mengungkapkan bahwa ibu yang bekerja diluar rumah secara

signifikans berhubungan dengan tingkat yang lebih rendah dalam

menyusui dan lebih pendek waktunya dalam pemberian ASI eksklusif.

Dalam penelitian Fayod, at all (2012) menyatakan tentang

dampak pekerja terhadap praktek pemberian ASI, bahwa sebagian besar

ibu – ibu bekerja menghentikan pemberian ASI setelah kembali

bekerja. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi penghentian ASI adalah kurangnya fasilitas di tempat

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

22

kerja terhadap proses pemberian ASI yaitu tempat memerah dan

penyimpanan ASI.Berkaitan dengan ibu bekerja yang memiliki bayi,

pemerintah mempunyai kebijakan dan strategi mendorong perusahaan –

perusahaan dalam mendukung pemberian ASI esklusif pada pekerja

wanita dengan menyediakan fasilitas yang mendukung peningkatan

pemberian ASI di tempat kerja, antara lain:

1. Menyiapkan sarana ruang memerah ASI.

2. Menyediakan perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI.

3. Menyediakan materi penyuluhan ASI.

4. Mengembangkan dan membina TPA.

5. Mengembangkan dan memantapkan pelaksanaan ASI eksklusif bagi

pekerja wanita melalui pembinaan dan dukungan penuh dari pihak

pengusaha (Repkuri, 2005).

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

23

2.2. KERANGKA TEORI

Keterangan

: : yang diteliti

: yang tidak diteliti

Gambar 3 Kerangka Teori

Manajemen laktasi

1. Fisiologi laktasi

2. ASI eksklusif

3. Kandungan ASI

4. Manfaat ASI

5. Cara menyusui

6. Memeras ASI

7. Menyimpan ASI

8. Memberi ASI

Pemberian ASI :

1. Eksklusif

2. Tidak eksklusif

Faktor – faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Umur

3. Pengalaman

4. Sumber

informasi

Pengetahuan ibu

yang bekerja

Faktor – faktor yang

mendukung adanya fasilitas

tempat kerja :

1. Perencanaan

2. Sarana dan prasarana

3. Ketenagaan

4. Pendanaan

Faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku

pemberian ASI :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Fasilitas tempat kerja

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

24

2.3. KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 4 Kerangka Konsep

2.4. HIPOTESIS

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen

laktasi dan dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu dalam

pemberian ASI.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen

laktasi dan dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu dalam

pemberian ASI.

Pengetahuan ibu

bekerja tentang

manajemen laktasi

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Dukungan tempat kerja

1. Mendukung

2. Tidak

mendukung

Perilaku ibu dalam

pemberian ASI

1. Eksklusif

2. Tidak eksklusif

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

25

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

Jln. Jaya Wijaya No 11, Kadipiro Surakarta, telp (0271) 857724

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian deskriptif correlation dengan

pendekatan Cross Sectional dan tujuan penelitian ini guna menjelaskan

penelitian dengan bermacam – macam hubungan (Sugiyono, 2013).Penelitian

ini fokus antara variabel dan analisa untuk menguji hipotesa.Karakteristik

dari penelitian ini adalah penggambaran dengan mengumpulkan data dari

pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi, dukungan tempat kerja

dan perilaku ibu dalam pemberian ASI.Dan hasil dari analisanya untuk

mengetahui hubungan dari mereka.

Penelitian ini menggunakan penjelasan penelitian dengan cross

sectional approach sebagai ukurannya (Sugiyono, 2013).

3.2. Populasi Dan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan subyek atau obyek dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti. Bukan hanya obyek atau subyek yang dipelajari saja

tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subyek atau obyek

tersebut (Aziz, 2003).Teknik sampling adalah merupakan teknik

pengambilan sampel.

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

26

Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi dimana populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bekerja yang menyusui di wilayah

kerja Puskesmas 1 Polokarto Sukoharjo.Penelitian seluruhnya adalah 50

orang.

Kriteria responden dalam penelitian

a. Kriteria inklusif

Adalah subyek yang memenuhi kriteria sebagai responden

(Nursalam, 2003). Kriterianya adalah sebagai berikut :

1) Ibu yang mempunyai bayi umur 1 – 6 bulan.

2) Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas 1 Polokarto.

3) Ibu yang bekerja di suatu instansi / perusahaan.

4) Ibu bekerja yang bersedia menjadi responden.

5) Masih menyusui.

6) Pendidikan terakhir.

7) Mampu menulis dan membaca.

b. Kriteria eksklusif

Menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang dianggap tidak

memenuhi kriteria inklusif dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2003). Kriterianya adalah sebagai berikut :

1) Ibu yang tidak mempunyai bayi umur 1 – 6 bulan.

2) Tidak bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas 1 Polokarto.

3) Ibu yang tidak bekerja di suatu instansi / perusahaan.

4) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

27

5) Tidak menyusui.

6) Tidak mampu menulis dan membaca.

3.3. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas 1 Polokarto

Sukoharjo yaitu di posyandu atau kantor tempat ibu – ibu bekerja. Penelitian

ini dilakukan dengan cara memberi angket atau selebaran kepada ibu – ibu

yang bekerja yang mau menjadi responden dengan mendatangi langsung ke

rumah – rumah atau Puskesmas 1 Polokarto yang mempunyai bayi dan masih

menyusui yang sesuai kriteria dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Desember 2014 – Juni 2015.

3.4. Variabel, Definisi Operasional, Dan Skala Ukur

3.4.1 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi.

2. Variabel Terikat

Perilaku ibu dalam pemberian ASI ekskusif dan tidak eksklusif.

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

28

3.4.2 Definisi Operasional

1. Pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi

a. Definisi operasional

Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu yang bekerja di

instansi/ perusahaan tentang manajemen laktasi yang berhubungan

dengan ASI eksklusif, cara mennyusi, cara memerah ASI, dan

menyimpan ASI.

b. Alat ukur

Kuisioner dengan menggunakan Guttman dengan nilai 1

untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah (Arikunto, 2006).

c. Kategori

Baik : bila jawaban benar 76 – 100 %

Cukup : bila jawaban benar 56 – 75 %

Kurang : bila jawaban benar 55 %

d. Skala

Ordinal

2. Perilaku ibu dalam pemberian ASI

a. Definisi operasional

Suatu tindakan aktif dari seorang ibu dalam pemberian ASI

eksklusif jika tanpa makanan.

b. Alat ukur

Check list

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

29

c. Kategori

Eksklusif :1

Tidak eksklusif : 0

d. Skala

Nominal

3.5. Alat Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa

pertanyaan.Skala Guttman digunakan dalam pengukuran pengetahuan yaitu

jawaban dikotomi (benar, salah).(Sugiyono, 2013).

Dimana :

Butir Favorable

Jawaban Nilai

Benar ( B ) 1 ( satu )

Salah ( S ) 0 ( nol )

Butir Unfavorable

Jawaban Nilai

Benar ( B ) 0 ( nol )

Salah ( S ) 1 ( satu )

Uji coba instrument sangat diperlukan dalam suatu penelitian untuk

mengetahui apakah instrument tersebut layak untuk digunakan.Kuisioner

dapat digunakan sebagai alat ukur yang baik apabila terbukti valid dan reabel.

Dengan demikian akan digunakan uji validitas dan reabilitas.

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

30

1. Uji Validitas

Validitas merupakan penilaian untuk mengetahui sejauh mana

ketepatan dan kecemasan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data

(Singarimbun, 1995). Jenis validitas yang dipakai adalah validitas isi.

Validitas isi adalah suatu alat pengukur di tentukan sejauh mana isi

alat pengukur tersebut mewakili aspek yang dianggap aspek kerangka

konsep (Sugiyono, 2013).

Validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara

instrument dengan materi pelayanan yang telah diajarkan. Jenis statistik

untuk menilai validitas isi menggunakan korelasi product moment

dengan rumus :

r = _ N ∑xy-(∑x)(∑y)

√(N∑x2-(∑x) 2)(N∑y2-(∑y) 2)

Keterangan : r = koefisien korelasi suatu butir ( item )

X = skor untuk semua pertanyaan

N = jumlah responden

Keputusan uji :

R xy ≥ r tabel item pertanyaan tersebut valid

R xy ≤ r tabel item pertanyaan tersebut tidak valid

(Arikunto, 1997 ).

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di posyandu Desa

Ledok dengan jumlah 30 orang. Hasil uji validitasdidapatkan

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

31

bahwa butir pertanyaan pengetahuan yang valid adalah no 3, 4, 5,

13, 14, 15, 19, 21, 22, 28 sedangkan perilaku yang valid adalah no

2, 4, 5, 8, 9, 13, 14, 15, 18, 20.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas merupakan penilaian untuk mengukur sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsiten bila dilakukan pengukuran ulang terhadap

gejala yang sama dan dengan alat pengukur yang sama (Singarimbun,

1995).

Uji keandalan (reabilitas) alat ukur pengetahuan ibu tentang

manajemen laktasi dan dukungan tempat kerja menggunakan tehnik

Cronbach’s Coefficient alpha yaitu :

Keterangan : ri = Cronbach’s coefficient alpha

k = jumlah pecahan

si = total dari masing – masing varian pecahan

St = total varian

Keputusan uji :

α ≥ r tabel item pertanyaan tersebut reabel

α ≤ r tabel item pertanyaan tersebut tidak reabel (Jogiyanto, 2008).

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

32

Interpretation reliability test dari Cronbach’s Coefficient alpha

adalah ; 0,80 – 1,00 adalah sangat tinggi ; 0,40 – 0,60 adalah

sedang ; 0,20 – 0,40 adalah rendah dan 0,00 – 0,20 adalah sangat

rendah. Hasil uji reliabilitas pada 10 butir pertanyaan pengetahuan

adalah 0,850 sehingga tingkat reliabilitas sangat tinggi sedangkan

pada 10 butir pertanyaan perilaku didapatkan nilai reliabilitas

0,811 maka tingkat reliabilitas sangat tinggi.

3.5.2 Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Dalam usaha memperoleh bahan dan keterangan yang

dibutuhkan dalam penelitian ini maka langkah – langkah pengumpulan

data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Langkah –

langkah pengumpulan data tersebut dinamakan tehnik pengumpulan

data.

Metode utama yang dipakai dalam pengumpulan data adalahn

tes atau kuisioner. Kuisioner adalah rentetan – rentetan pertanyaan atau

latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2005).

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

33

3.6. Teknik Pengelolahan Dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan tahap

sebagai berikut :

1. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran

pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dari responden.Hal ini

dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan

segera dapat dilengkapi. Selama proses penelitian ada beberapa data

yang tidak terisi sehingga peneliti meminta responden untuk

melengkapinya sehingga didapatkan data yang lengkap.

2. Coding

Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk mempermudah

mengolah data, hanya 1 variabel diberi kode yaitu variabel dependen

(Nursalam 2013).Sikap ada tiga kategori yaitu 1 untuk kurang, 2 untuk

sedang dan 3 untuk baik.

3. Entry data

Merupakan suatu proses pemasukan data kedalam komputer untuk

selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan program

komputer.

4. Cleaning

Cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang dimasukkan

kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya atau

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

34

proses pembersihan data. Dalam proses ini peneliti melakukan

pengecekan ulang untuk memastikan bahwa semua data yang

dimasukkan dalam program komputer telah sesuai dengan data asli

yang didapat di lapangan.

5. Tabulating

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel kemudian

diolah dengan bantuan komputer.

3.6.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian.Data

yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik statistik kuantitatif

dengan menggunakan analisis unviariat dan bivariat.Pada penelitian ini

menggunakan sistem komputer dalam penghitungan data. Adapun analisa

yang digunakan sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan suatu analisa yang digunakan

untuk menganalisis tiap-tiap variabel dari hasil penelitian yang

menghasilkan suatu distribusi frekuensi dan prosentase dari masing-

masing variabel (Notoatmodjo, 2005).

Analisa univariat juga digunakan untuk menggambarkan nilai

mean yang digunakan untuk data yang tidak dikelompokkan ataupun data

yang sudah dikelompokkan, nilai median yang merupakan nilai yang

berada di tengah dari suatu nilai atau pengamatan yang disusun, serta

nilai modus yang digunakan untuk menyatakan fenomena yang paling

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

35

banyak terjadi (Hidayat, 2007). Analisa univariat dalam penelitian ini

adalah distribusi tentang pendidikan, umur, dan pengalaman menyusui

pada ibu.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat menggunakan uji Uji Kendall Tav yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang

manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di desa

Kenokorejo Polokarto Sukoharjo.

Analisa hasil uji statistik :

Apabila p value ≤ 0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan

pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam

pemberian ASI di desa Kenokorejo Polokarto Sukoharjo. Apabila p value

> 0,05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang

manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di desa

Kenokorejo Polokarto Sukoharjo.

3.7. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Informed Consent (lembar persetujuan) diberikan kepada

responden yang akan di teliti. Peneliti menjelaskan maksud, dan tujuan

penelitian yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama, dan

sesudah pengumpulan data.Jika responden bersedia untuk di teliti, maka

responden di minta untuk menandatangani lembar persetujuan

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

36

tersebut.Jika responden menolak untuk di teliti, maika peneliti tidak akan

memaksa, dan tetap menghormati hak – haknya.

2. Anominity

Untuk menjaga kerahasian responden, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data (kuesioner),

cukup dengan memberi atau nomor tertentu pada lembar kuesioner

tersebut.

3. Confidentialy

Kerahasian informasi yang di berikan oleh responden di jamin oleh

penelit, hanya kelompok data tertentu yang akan di sajikan atau dilaporkan

sebagai hasil riset, dan tidak akan di sampaikan kepada pihak lain yang

tidak terkait dengan penelitian (Nursalam, 2003).

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Responden

4.1.1. Karakteristik Responden Menurut Umur

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan karakteristik

responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan jenis kelamin

yang telah disusun dalam bentuk tabel serta deskripsi.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden menurut umur hasilnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur (n=50)

Klasifikasi Umur Jumlah (n) Presentase (%)

26-35 Tahun 25 50%

36-45 Tahun 20 40%

46-55 Tahun 5 10%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah

usia 26-35 tahun.

4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden menurut jenis kelamin hasilnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

38

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin (n=50)

Klasifikasi Jenis

Kelamin

Jumlah (n) Presentase (%)

Laki-Laki 0 0%

Perempuan 50 100%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa distribusi

responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini semua

perempuan dengan jumlah 50 responden.

4.1.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Karakteristik responden menurut tingkat pendidika hasilnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

(n=50)

Klasifikasi Tingkat

Pendidikan

Jumlah (n) Presentase (%)

SD 8 16%

SMP 12 24%

SMA 30 60%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dostribusi

responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah

SMA yaitu sebanyak 30 orang (60%).

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

39

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi (n=50)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Kurang 3 6%

Cukup 32 64%

Baik 15 30%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas didapatkan data tingkat

pengetahuan tentang manajemen laktasi yang paling banyak adalah

cukup yaitu 32 orang (64%).

4.2.2. Perilaku Perilaku Pemberian ASI

Tabel 4.5 Perilaku Perilaku Pemberian ASI (n=50)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Kurang 4 8%

Cukup 30 60%

Baik 16 32%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas didapatkan data perilaku

pemberian ASI paling banyak adalah cukup yaitu 30 responden

(60%) dan yang paling sedikit adalah kurang yaitu 4 responden

(8%).

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

40

4.3. Analisis Bivariat

Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemberian ASI

(n=50)

Variabel P Value

Tingkat Pengetahuan

Perilaku 0,016

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil analisis bivariat menggunakan uji kendall tau

didapatkan nilai p value = 0,016 maka p value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan

H1 diterima artinya ada hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen

laktasi dengan perilaku pemberian ASI.

.

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

41

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Distribusi responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah

usia 26-35 tahun yaitu 25 orang (50%) dan paling sedikit usia 46- yaitu 5

orang (10%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sari

(2009) yang menunjukkan bahwa karakteristik responden yang paling

banyak berdsarkan umur adalah umur 25-30 tahun yaitu 9 orang (36%).

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang diambil peneliti

memiliki karakteristik umur yang sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sari (2009) walaupun berbeda wilayah.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini

semua perempuan dengan jumlah 50 responden. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian Setiyowati & Khilmiana (2010) yang

menunjukkan bahwa karakteristik responden sepenuhnya adalah

perempuan dengan jumlah 30 orang. Hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa responden yang diambil peneliti sesuai dengan kriteria inklusi yaitu

berjenis kelamin perempuann yang sedang menyusui sehingga

karakteristik jenis kelamin responden semuanya perempuan.

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

42

3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling

banyak adalah SMA yaitu sebanyak 30 orang (60%) dan yang paling

sedikit SD yaitu 8 orang (16%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Sari (2009) yang menunjukkan pendidikan responden yang

palng banyak adalah 16 orang (50,5 %). Peneliti lain yang dilakukan oleh

Setyorini (2014) bahwa responden yang paling banyak berpendidikan

pasca sarjana dan yang paling sedikit adalah SMP. Hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh perbedaan wilayah pengambilan responden dan

kemajuan SDM di suatu wilayah.

5.1. Analisis

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi

Data tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi yang paling

banyak adalah cukup yaitu 32 orang (64%) dan yang paling sedikit adalah

kurang yaitu 3 orang (6%). Hasil penelitian Sari (2009) menunjukkan data

bahwa tingkat pengetahuan ibu yang paling banyak tentang manajemen

laktasi adalah cukup yaitu 13 orang (52%).

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh

seseorang (Setiyowati & Khilminia, 2010). Menurut Rini (2008)

pendidikan berhubungan dengan pembangunan dan perubahan kelakuan.

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

43

Pendidikan berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, sikap, kepercayaan,

ketrampilan dan aspek kelakuan yang lain. Dengan pendidikan yang tinggi

akan mempengaruhi pola fikir seseorang untuk bertindak dan mengambil

keputusan yang sebaik-baiknya sehingga muncul sifat kedewasaan

disamping itu hal yang mempengaruhi pemberian ASI adalah pengalaman

dan pengalaman yang membuat responden tidak memberikan suatu

formula pada bayinya.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka

akan semakin baik pula perilaku seseorang dalam hal ini adalah

manajemen laktasi. Perilaku yang baik sangat erat hubunganya dengan

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut sehingga semakin baik

pengetahuannya maka semakin baik pula perilakunya (Sari,2009). Hasil

penelitian Setyowati & Khilmiana (2010) menunjukkan bahwa ada

kecenderungan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang lebih banyak

akan memberikan ASI esklusif kepda bayi mereka. Sebaliknya ibu dengan

pengetahuan yang rendah mengenai ASI akan kurang dalam hal

memberikan ASI esklusif kepada bayinya. Dalam hal ini pendidikan

merupakan satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang. Tingkat pengetahuan yang tinggi ikut menentukan mudah

tidaknya ibu untuk memahami dan menyerap informasi tentang ASI

esklusif. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka semakin tinggi

pula ibu dalam menyerap informasi tentang ASI esklusif.

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

44

2. Perilaku Perilaku Pemberian ASI

Data perilaku pemberian ASI paling banyak adalah cukup yaitu 30

responden (60%). Pemberian ASI oleh ibu sejak jaman dulu sudah

merupakan sebuah tradisi dan merupakan suatu kewajiban ibu. Mereka

para ibu memberikannya lebih beranjak pada naluri dan tuntutan

kewajiban mereka. ASI eksklusif mencakup manfaatnya bagi bayi maupun

bagi sang ibu maupun bagi keluarga secara umum. Jika dilakukan dengan

baik, maka ASI eksklusif merupakan nutrien utama bagi bayi, sedangkan

bagi ibu menyusui dapat mencegah beberapa penyakit ibu serta aspek

psikologis, Selain itu pemberian ASI eksklusif berdampak pada aspek

ekonomi, dimana kebutuhan ASI cukup untuk mmberikan nutrisi kepada

bayi dengan tidak diperlukannya susu formula yang berarti akan

memperkecil pengeluaran keluarga (Setiyowati & Khilmiana, 2010).

Suatu tindakan atau perilaku akan terwujud apabila responden

memahami dan mau melakukan manajemen laktasi yang baikm dalam

pemberian ASI esklusif. Dari penelitian yang dilakukan oleh Setyorini

(2014) didapatkan bahwa perilaku pemberian ASI esklusif dengan kategori

yang tidak baik sebanyak 20%. Menurut Allport (1954) dalam Notoatmojo

(2010), bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (trend to

behave) yang artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan

atau perilaku terbuka.

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

45

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemberian ASI

Berdasarkan hasil analisis penelitian ada hubungan tingkat

pengetahuan tentang manajemenlaktasi dengan perilaku pemberian ASI.

Menurut Notoatmojo dalam Sari (2009) mengatakan bahwa pengetahuan

adalah hasil dari tahu yang akan terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu seperti melihat,mendengar,

mencium, merasa dan meraba. Namun sebagian besar pengetahuan itu

sendiri diperoleh melalui mata dan telinga, jadi dengan kata lain dari hasil

mendengar dan melihat. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan

perilaku menurut WHO yang dikutip di Notoatmojo adalah dengan

pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga

menimbulkan kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai

dengan pengetahuannya tersebut. Perubahan perilaku yang baik sangat erat

hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut

sehingga semakin baik pengetahuannya maka semakin baik pula

perilakunya (Sari, 2009).

Hasil penelitian Setyowati & Khilmiana (2010) menunjukkan bahwa

Ada kecenderungan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang lebih

banyak akan memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. Sebaliknya

ibu dengan pengetahuan yang rendah mengenai ASI akan kurang mau

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Dalam hal ini pendidikan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang. Tingkat pengetahuan yang tinggi ikut menentukan mudah

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

46

tidaknya ibu untuk memahami dan menyerap informasi tentang ASI

eksklusif. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka makin tinggi pula

ibu dalam menyerap informasi tentang ASI eksklusif.

Menurut Bloom dalam Notoatmojo (2005), pengetahuan merupakan

salah satu domain terbentuknya perilaku. Perilaku yang didasari dengan

pengetahuan yang baik akan lebh awet daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Hubungan tingkat pengetahuan tentang

manajemen laktasi dengan perilaku pemberian ASI dipengaruhi oleh

pendidikan ibu, pengalaman menyusui sebelumnya dan keterpaparan

dengan sumber informasi seperti media massa, petugas kesehatan, dan

kontak dengan kelompok ibu yang sudah berhasil menyusui.

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

47

BAB VI

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Karakteristik responden ibu menyusui di Desa Kenorejo Polokarto

Sukoharjo berdasarkan umur responden yang paling banyak adalah usia

26-35 tahun yaitu 25 orang (50%) dan semua berjenis kelamin

perempuan dengan jumlah 50 responden.

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi di Desa Kenorejo

Polokarto Sukoharjo yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 30

orang (60%).

3. Perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa Kenorejo Polokarto

Sukoharjo paling banyak adalah cukup yaitu 30 responden (60%).

4. Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan

perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa Kenokorejo Polokarto

Sukoharjo

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Puskesmas

Diharapkan dengan penelitian ini Puskesmas dapat meningkatkan

program penyuluhan kepada masyarakat mengenai perilaku menyusui

yang baik.

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

48

5.2.2. Bagi Ibu

Diharapkan bagi ibu-ibu yang menyusui dapat meningkatkan

kesadaran diri dalam perilaku ibu dalam pemberian ASI eskusif.

5.2.3. Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi

serta bahan dalam mengembangkan penelitian tentang ASI esklusif.

5.2.4. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk

mengembangkan penelitian tentang ASI esklusif guna melancarakan upaya

mencerdaskan anak bangsa melalui program ASI esklusif sesuatu

ketentuan Depkes.

5.2.5. Peneliti

Hasil penelitian ini menjadi sebuah motivasi bagi peneliti untuk

lebih belajar lagi serta memberikan sebuah dorongan untuk aktif dalam

memberikan program-program penyuluhan ASI esklusif.

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S dan Haryanto.(2000). Modul Evaluasi Program

Pendidikan.Yogyakarta : Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas

Negeri Yogyakarta.

Arikunto, S. (2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.

Rieneka Cipta.

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ayu, Rosita. 2011. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Kecamatan Salawa dan Suka Hening Kabupaten Tasikmalaya

tahun 2010. Jurnal Penelitian. Tasikmalaya: Stikes Respati.

Azwar, S. (2011).Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bestable, SB. (2002).Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran Dan

Pembelajaran. Jakarta : EGC.

Cadwell, K. Cindy Turner. (2011). Manajemen Laktasi. Alih Bahasa: Estu Tiar.

Jakarta: EGC.

Dasi, Ariyana. (2008). Tingkat Pengetahuan tentang Penyimpanan ASI pada Ibu

Bekerja di Asrama Polisi Kalisari Semarang Kecamatan Semarang

Selatan.Journal Keperawatan.FIKKES.Volume 1 no 208.

Depdiknas.(2008). KBBI Daring.Dipetik Agustus 07, 2013.Dari Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional. http://bahasa.kemdiknas.go.id/vkbbi/in

dex.php

Depkes. RI. (2005). Kebijakan Depkes tentang Peningkatan Pemberian ASI

Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI.

Dinas Kesehatan. (2008). Profil Kesehatan Jateng.

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

Dyah.(2009). Pemodelan Kuantitatif untuk Analisis Faktor Penentu Praktek

Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja di Instansi Universitas Jenderal

Soedirman Purwokerto.

Elmiyasna, K. (2009). Kajian Pemberian ASI Eksklusif Kaitannya dengan

Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Menyusui di Puskesmas Nanggala

Padang.Vol. 1.No. 1. Padang.

Hidayat, AA. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta.

http://www.edukasiana.net/2013/02/pengertian-pengetahuan-dan-tingkatan.html

Kristiyana Sari, W. (2009).ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.

Meliono.(2007). MPKT modul 1. Jakarta: Lembang penerbitan FEUI.

Mubarak, Wahid Iqbal,dkk. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Metode

Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Mubarok W. I, Chayantin.N. (2009).Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan

Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Muchlisin Riadi. 2013. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.

Dipetik Oktober 6, 2013.Dari : Pendidikan

Muchlisin Riadi. 2013. Pengertian, Tingkatan dan Cara Meemperoleh

Pengetahuan. Dipetik Oktober 6, 2013.Dari : Pendidikan

Notoatmojo S. (2005). Metodologi penelitian Kesehatan.Jakarta : Rieneka Cipta.

Notoatmojo S. (2007). Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perubahan

Perilaku.Yogyakarta : Andi Offset.

Notoatmojo, S. (2007).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmojo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

Nursalam.(2002). Pendekatan Praktis Metodology Riset Keperawatan.Jakarta :

CV Sagung Seto.

Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Perinasia.(2009). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Cetakan ke 2, Program

Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinasia.

Proverawati, A, Eni, R. (2010).Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Purwanti, H.S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.

Riwidikdo, H. (2010). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT. Pustaka Pembangunan

Swadaya Nusantara.

Sinarimbun, M dan Sofian E. (1988).Metode Penelitian Survey Pustaka.Jakarta :

LP3ES.

Sugiono.(2004). Statisitika untuk Penelitian.Jakarta: CV Alfabeta.

Sugitno.(2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2013).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D.Bandung : Alfabeta.

Sugiyono.(2004). Metode Penelitian Administrasi.Bandung : Penerbit Alfabeta.

Sari, Maya Maulda.2009.Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi di Kecamatan

Peusangan Kabupaten Birauen.Skripsi.Medan.Universitas Sumatra Utara

Suradi, R. (2010). Ikatan Dokter Anak Indonesia: Indonesia Menyusui. Badan

Penerbit: IDAI.

Suriasumantri, J. S. (2001). Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl...HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI

Wawan, Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dsan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wikipedia. Pengetahuan. Dipetik Agustus 19, 2013, dari Wikipedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan

Winarsunu T. (2004). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan

Pendidikan.Malang : Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang.