51
1 HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI WILAYAH PUSKESMAS SEDAYU II BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh WARSIDAH 2213132 PROGRAM ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA

DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI WILAYAH PUSKESMAS

SEDAYU II BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh

WARSIDAH

2213132

PROGRAM ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

2

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

3

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Pengetahuan Keluarga Tentang Skizofrenia dengan Kepatuhan Minum Obat di

Wilayah Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta”.Penyusunan skripsi ini

merupakan syarat dalam rangka menyelesaikan studi S1 Keperawatan di Stikes

Jendral Achmad Yani Yogyakarta. Penyusunan skripsi telah dapat diselesaikan,

atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan

satu persatu. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Kuswanto Hardjo, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

2. Anastasia Suci Sukmawati, M.Ng selaku dosen penguji yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk kenguji, mengoreksi, dan memberikan saran serta

masukan terhadap penyusunan proposal ini.

3. Fajriyati Nur Azizah.M.Kep.,Sp.Kep.J, selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberi bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada saya dalam

penyusunan proposal.

4. Petugas Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta yang telah memberikan

kesempatan bagi saya untuk melakukan penelitian.

5. Keluarga Skizofrenia dan Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II

Bantul Yogyakarta

6. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan ini yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai

imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan

penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memahami

ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, September 2017

Warsidah

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Keaslian Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 11

1. Skizofrenia .11

2. Kepatuhan 22

3. Pengetahuan 25

4. Keluarga 29

5. Landasan Teori 30

B. Kerangka Teori 33

C. Kerangka Konsep 34

D. Hipotesis 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian 35

D. Variabel Penelitian 38

E. Definisi Operasional 38

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data 39

G. Validitas dan Reliabilitas 42

H. Analisa dan Metode Statistika 43

I. Etika Penelitian 46

J. Pelaksanaan Penelitian 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 49

B. Pembahasan 55

C. Keterbatasn Peneliti 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

D. Kesimpulan 63

E. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

6

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Keluarga 40

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kepatuhan Minum Obat 41

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi 45

Tabel 4.1 Karaktristik Keluarga Skizofrenia 50

Tabel 4.2 Karakteristik Pasien Skizofrenia 51

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Keluarga 51

Tabel 4.4 Distribusi Kepatuan Minum Obat 52

Tabel 4.5 Hubungan pengetahuan tentang gangguan jiwa dengan kepatuan

minum obat 53

Tabel 4.6 Pekerjaan pasien skizofreania berdasarkan tingkat kepatuan minum

obat 53

Tabel 4.7 Tingkat pendidikan pasien skizofreania berdasarkan kepatuan

minum obat 54

Tabel 4.8 Pengobatan pasien skizofreania berdasark tingkat kepatuan minum

obat 55

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 33

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 34

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 2. Lembar Kuesioner Pengetahuan Keluarga

Lampiran 3. Lembar Kuesioner Kepatuhan Minum Obat

Lampiran 4. Identitas Pasien Skizofrenia

Lampiran 5. Identitas Keluarga Klien Skizofrenia

Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Persetujuan Menjadi Responden

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

9

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA

DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI WILAYAH PUSKESMAS

SEDAYU II BANTUL YOGYAKARTA

Warsidah1, Fajriyati Nur Azizah2

INTISARI

Latar Belakang: Skizofrenia adalah penyakit yang mempengaruhi otak dan

menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang

aneh dan tergantung. Pengetahuan keluarga, dukungan keluarga dengan kepatuhan

minum obat pasien skizofrenia dapat membantu keluarga dalam perawatan pasien

skizofrenia.

Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang

skizofrenia dengan kepatuhan minum obat di Wilayah Puskesmas Sedayu II

Bantul Yogyakarta.

Metode Penelitian:Penelitian ini adalah descriptive correlation menggunakan

rancangan peneliti cross sectional.jumlah sempel yang diperoleh sebanyak 96

orang dengan teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling.

Analisa data menggunakan uji Kendall’s Tau dengan tingkat kepercayaan 95%

(𝛼=0,05).

Hasil Penelitian : Pengetahuan keluarga pasien skizofrenia di wilayah kerja

Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta sebagian besar (45,8%) dalam kategori

baik, dan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas

Sedayu II Bantul Yogyakarta sebagian besar (76,4%) berada pada kategori patuh.

Hasil analisis bivariat didapatkan nilai p=0,00 dengan keeratan hubungan antara

pengetahuan keluarga tentang skizofrenia dan kepatuhan minum obat pasien

adalah sedang dengan nilai r=0,429.

Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum

obat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta.

Penelitian ini menyarankan pentingnya peran keluarga untuk keberhasilan

pengobatan pasien skizofrenia.

Kata Kunci: Pengetahuan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat, Skizofrenia

¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

²Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achamd Yani

Yogyakarta

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

10

THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY KNOWLEDGE ABOUT

SCHIZOPHRENIA WITH MEDICATION COMPLIANCE AMONG

PATIENT WITH SCHIZOPHRENIA IN PUSKESMAS SEDAYU II

BANTUL YOGYAKARTA

Warsidah1, Fajriyati Nur Azizah2

ABSTRACT

Background: Schizophrenia is a disease that affects the brain and of causes the

emergence of thoughts, perceptions, emotions, movements, and behaviors.

strange and disturbed. knowledge of Family , family support with medication

adherence of patients with schizophrenic can help the family in the treatment of

schizophrenic patients.

Objective: To know the relationship between family knowledge about

schizophrenia with medication compliance among patient with schizophrenia in

Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta.

Methods: This research was descriptive correlation study with crosssectional

research design. Sample size was 96 respondents with schizophrenia and their

familys.Reseacher used purposive sampling to take a technical sampling.

Analysis of the test data used Kendall's tau test with 95% confidence level (α =

0,05).

Results: The most of family (45,8%) had good knowledge about schizophrenia

and 76% respondents with schizophrenia had medication adherence. Based on

bivariale analysis slowed relationship between family’s knowledge about

schizophrenia with medication adherence among patients with schizophrenia

(r=0,429).

Conclusion: There is a relationship between family’s knowledge about

schizophrenia with medication adherence among patients with schizophrenia in

Puskesmas Sedayu II Bantul, Yogyakarta. Family’s support is important to help

patient with skizofrenia to complete their medication.

Keywords: Knowledge family, medication adherence, Schizophrenia Patients

¹Nursing Student of Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

² Lecturer, Nursing Departemen of Jenderal Achamd Yani Yogyakarta

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

11

BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Kesehatan jiwa dan gangguan jiwa sering kali sulit didefinisikan, orang

dianggap sehat jika mereka mampu memainkan peran dalam masyarakat dan

perilaku mereka pantas dan adaptif. Sebaliknya, seseorang dianggap sakit jika

gagal memainkan peran dan memikul tanggung jawab atau perilakunya tidak

pantas. Kebudayaan setiap masyarakat sangat mempengaruhi definisi sehat dan

sakit (Videbeck, 2008). Menurut World Health Organization (2013) dikutip dari

Yosep (2008) masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah

menjadi masalah yang sangat serius, paling tidak ada satu dari empat orang di

dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta

orang didunia mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang

signifikan di dunia, termasuk di indonesia. Data WHO (World Health

Organization, 2016). Terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang

terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di

indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan

keanekaragaman penduduk maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah

yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas

manusia untuk jangka panjang (Dinkes RI, 2016).

Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) angka

skizofrenia cukup tinggi. Secara nasional posisi DIY ada di nomor 2 untuk angka

Skizofrenia setelah propinsi Aceh. DIY tinggi karena pencatatanya baik dan

detail, sehingga lebih terarah setelah kejadian bencana Gempa Merapi,

Skizofrenia terintegrasi di DIY, 23 Juli 2016. Berdasarkan data riset kesehatan

dasar atau Riskesda pada tahun 2013, prevalensi jumlah penduduk DIY yang

sudah menderita gangguan jiwa berat sebesar 2,7%. Secara rinci, jumlah tertinggi

penderita gangguan jiwa berat berada di daerah Kabupaten Kulonprogo 4,67 %,

Kabupaten Bantul 4%, dan kota Yogyakarta 2,14%, dan Kabupaten Gunungkidul

2,05 %. Untuk penderita Skizofrenia terendah ada di kabupaten Sleman 1,52%.

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

12

Di DIY itu 2,7 persen. Beberapa langkah yang dilakukan untuk pemerintah DIY

adalah dengan cara mengintensifkan sosialiasi ke masyarakat. Kedua adalah aktif

dalam memberikan pendampingan sebab banyak masyarakat dan juga keluarga

yang belum memahami bahwa orang dengan gangguan kejiwaan berat dapat

sembuh dan juga kembali produktif (Dinkes, DIY 2016).

Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa berat berupa sinderom

kompleks yang dapat menimbulkan efek merusak pada diri penderita dan orang

lain. Gangguan skizofrenia terdapat ciri khas yaitu disorganisasi pada

pembicaraan, pikiran, dan gerakan psikomotorik (Berzn,et al. Dalam Pieter dkk,

2011). Gejala-gejala yang serius dan pola perjalanan penyakit yang kronis

berakibat disabilitas pada penderita skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan

25% penderita skizofrenia membutuhkan bantuan dan 25% penderita skizofrenia

dengan kondisi berat (Keliat,2011).

Penelitian yang dilakukan Purwanto (2010) tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kekambuhan skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Darah

Surakarta menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pasien tentang

skizofrenia dengan kekambuhan pasien, ada hubungan antara kepatuhan minum

obat dengan kekambuhan pasien skizofrenia. Kejadian kekambuhan mengalami

peningkatan jika tidak memiliki pengetahuan tentang skizofrenia, tidak patuh

dalam minum obat dan tidak mendapat dukungan keluarga. Yoga (2011), tentang

hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat di Polikelinik

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum

obat dengan kekambuhan pasien skizofrenia. Semakin tinggi dukungan keluarga

dan pengawasan minum obat maka kepatuhan pasien dalam minum obat juga

semakin tinggi.Natalia (2013), tentang hubungan pengetahuan keluarga dengan

kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Prof. dr. V.L

Ratumbuysang Manado menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di

Poliklinik Rumah Sakit Prof. dr. V.LRatumbuysang Manado. Kejadian

kekambuhan mengalami peningkatan jika tidak memiliki pengetahuan tentang

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

13

skizofrenia, tidak patuh dalam minum obat dan tidak mendapat dukungan

keluarga. Erwina, Putri, dan Wenny (2015), faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan minum obatpasien skizofrenia di RSJ. Prof. dr. HB. Saanin

Padang. Penelitian dilakukan di RSJ. Prof. dr. HB. Saanin Padang menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan (p< 0,05) antara efek samping obat dan

dosis obat dengan kepatuhan berobat pasien, dan tidak ada hubungan yang

bermakna (p>0,05) antara lama pengobatan dan biaya pengobatan dengan

kepatuhan berobat pasien.

Keluarga sebagai orang yang dekat dengan pasien, harus mengetahui

prinsip lima benar dalam minum obat yaitu pasien yang benar, obat yang benar,

dosis yang benar, cara/rute pemberian yang benar, dan waktu pemberian obat

yang benar dimana kepatuhan terjadi bila aturan pakai dalam obat yang

diresepkan serta pemberiannya dirumah sakit di ikuti dengan benar. Ini sangat

penting terutama pada penyakit-penyakit menahun termasuk salah satunya adalah

penyakit gangguan jiwa. Faktor pendukung pada klien, adanya keterlibatan

keluarga sebagai pengawas minum obat pada keluarga dengan klien dalam

kepatuhan pengobatan. Menjelaskan sekitar 25% pasien skizofrenia, psikosis

maupun gangguan mental berat gagal dalam mematuhi program pengobatan.

Kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia dapat dipengaruhi oleh efikasi

minum obat,dukungan terhadap pasien,efek samping obat dan sikap pasien.

Fakhruddin (2012).

Kekambuhan pada pasien skizofrenia adalah timbulnya kembali gejala-

gejala yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan. Tingginya angka

kekambuhan dan penurunan kualitas hidup pasien sehingga menghambat

pembentukan konsep diri termasuk harga diri, rasa penguasaan dan self-efficacy

(Vauth, 2007). Insiden kekambuhan pasien skizofrenia juga merupakan insiden

yang tinggi, berkisar 60-75% setelah suatu episode psikotik jika tidak diberikan

terapi.

Kepatuhan (Compliance), juga dikenal sebagai ketaatan (adherence)

adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

14

mengobatinya. Contoh dari kepatuahan adalah mematuhi perjanjian, mematuhi

dan menyelesaikan program pengobatan, menggunakan medikasi secara tepat, dan

mengikuti anjuran perubahan perilaku atau diet. Perilaku kepatuhan tergantung

pada situasi klinis tertentu, sifat penyakit dan program pengobatan (Kaplan &

Sandock,2010). Ketidakpatuhan akan mengakibatkan pengunaan suatu obat yang

kurang. Dengan cara demikian, pasien kehilangan manfaat terapi yang diantisipasi

dan kemungkinan mengakibatkan kondisi yang diobati secara bertahap menjadi

buruk(Kaplan & Sandock, 2010).

Dalam meningkatkan kepatuhan komunikasi merupakan cara antara tim

medis dan pasien dalam berbicara mengenai obat yang ditulis. Keefektifan

komunikasi akan menjadi penentuan utama kepatuhan pasien. Beberapa klien

menjadi kurang responsif terhadap dosis yang sama dari obat tertentu dari waktu

ke waktu, dikenali dengan istilah toleransi, sehingga membutuhkan dosis yang

lebih tinggi dari obat yang diberikan selama ini untuk mendapatkan efek

teraupetik yang sama seperti diawal pengobatan. Pengembangan toleransi

terhadap beberapa obat, seperti BZ dan opioid, juga berhubungan dengan

ketergantungan fisik terhadap obat, membutuhkan penurunan dosis yang semakin

kecil secara bertahap selama proses penghentian untuk menghindari gejala-gejala

putus obat yang tidak nyaman.Menghentikan secara tiba-tiba obat-obat

psikotropika termasuk didalamnya antidepresan, BZ (Benzodiagopine) dan

antipsikotik antipikal dapat memicu sindrom putus obat, yang ditandai dengan

gejala memperkuat atau memperkambuh kembali gejala-gejala awal, gejala

ketidaknyamanan fisik dan psikologis, penarikan fisiologis, penurunan obat secara

bertahap dapat mencegah terjadinya sindrom ini (Prasetiawati, 2012).Penyebab

ketidakpatuhan terhadap terapi obat adalah sifat penyakit yang kronis sehingga

pasien merasa bosan minum obat, berkurangnya gejala, tidak pasti tentang tujuan

terapi, harga obat yang mahal, tidak mengerti tentang insteruksi penggunaan obat,

dosis yang tidak akurat dalam mengkonsumsi obat, dan efek samping yang tidak

menyenangkan (Saragih, 2011).

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

15

Berdasarkan studi pendahuluan 28 November 2016 yang didapat di Dinkes

Daerah Bantul Yogyakarta pada tahun 2015 menunjukkan prevalensi penderita

gangguan jiwa sebesar 1.112.452 orang (Dinkes Bantul, 2015). 35.169 orang di

daerah Puskesmas Sedayu II Bantul dan di dapat data dari Puskesmas Sedayu II

di Desa Argorejo terdapat 28 pasien yang tertangani dari jumlah 64 pasien dan

Argodadi terdapat 32 pasien yang tertangani dari jumlah 62 pasien di perkirakan

dari dua desa tersebut yang masuk di Puskesmas Sedayu II sekitar kurang lebih

50% sudah tertangani. Petugas Puskesmas mengatakan bahwa pasien skizofren

yang sudah tertangani sudah ada yang bisa membuat keterampilan yang setiap

bulannnya di adakan oleh Puskesmas. Sedangkan pada pasien yang belum

tertangani, keluarga masih bersikap acuh tak acuh dan mengganggap tidak

masalah asalkan klien tidak menggangu warga sekitar. Oleh sebab itu, keluarga

cenderung mendiamkansaja dan tidak dibawa ke Puskesmas atau layanan

kesehatan lainnya.

Dari lima keluarga pasien skizofrenia yang pernah ditemui oleh peneliti,

dua diantaranya mengatakan bahwa pasien skizofrenia sadar bahwa dia sakit dan

membutuhkan obat. Satu keluarga mengatakan nahwa anggota keluarganya sudah

sembuh dan tidak perlu minum obat sepanjang klien mampu mengontrol dirinya

sendiri. Tiga klien skizofrenia yang ditemui mengatakan sudah bosan minum obat

tablet dan minta diganti dengan suntikan. Keluarga berusaha untuk membujuk dan

merayu klien untuk minum obat, ketika klien enggan untuk meminumnya.

Bahkan, keluarga terkadang mencampurkan obat dengan minuman

teh supaya klien mau untuk minum obat.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang diuraikan di atas, maka rumusan

masalah penelitian adalah “adakah hubungan pengetahuan keluarga tentang

skizofrenia dengan kepatuhan minum obat di Wilayah Puskesmas Sedayu II

Bantul Yogyakarta”.

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

16

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum

obat pasien skizofrenia di wilayah Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga pasien skizofrenia di wilayah

Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta

b. Mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di wilayah

Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta

c. Mengetahui keeratan hubungan pengetahuan keluarga tentang gangguan

jiwa dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien

skizofrenia di wilayah Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta.

C. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan dan bahan wawasan untuk

menambah pengetahuan dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang

kepatuhan minum obat pasien skizofrenia.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat meningkatkan keluasan wawasan, pengetahuan, serta

kemampuan pemahaman peneliti dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien skizofrenia.

b. Bagi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan

profesionalisme dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang

kepatuhan minum obat pasien skizofrenia.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang perlu dan

pentingnya pengetahuan tentang kepatuhan minum obat pada pasien

skizofrenia.

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

17

d. Bagi Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Stikes Ahmad Yani Yogyakarta

Menambah literatur tentang kepatuhan minum obat pasien skizofrenia

dan memberikan informasi khususnya pada peneliti selanjutnya

mengenai kepatuhan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum

obat pasien skizofrenia.

D. Keaslian Penelitian

1. Yoga (2011), telah meneliti hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan

pasien minum obat di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra

Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi.

Insterumen penelitian terdiri dari kuesioner karakteristik responden,

kuesioner dukungan kelurga, dan kuesioner kepatuhan minum obat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa 65,6% responden memberikan dukungan

keluarga yang baik 65,6%, 12,5% cukup, dan 21,9% kurang. Sementara itu

62,5% pasien gangguan jiwa patuh minum obat dan 37,5% tidak patuh

minum obat. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa dukungan keluarga

berhubungan secara positif dengan dengan kepatuhan minum obat (r= 0,566;

p = 0,01). Hasil ini bermakna bahwa ada hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien minum obat. Kesimpulannya

semakin tinggi dukungan keluarga dan pengawasan minum obat maka

kepatuan pasien dalam minum obat juga semakin tinggi. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat membantu perawat dan keluarga untuk memberikan

informasi yang benar dan dukungan perawat pasien dengan gangguan jiwa.

Perbedaan yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti sebelumnya adalah

pada variabel bebas mengunakan pengetahuan, dan penelitian dilakukan di

wilayah Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta dan mengunakan

ujiKendall’s tauPersamaan dengan peneliti sebelumnya pada variabel bebas

dukungan keluarga, variabel terikat kepatuhan minum obat.

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

18

2. Natalia (2013), telah meneliti hubungan pengetahuan keluarga dengan

kepatuhanminum obat pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Prof. dr.

V.L. RatumbuysangManado. Desain penelitian yang digunakan adalah

deskriptif korelatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Sebagai

desain penelitian. Instrument dibuat dalam bentuk kuesioner dan dibagi dalam

2 bagian, yaitu bagian untuk mengukur pengetahuan keluarga tentang

pengobatan pasien skizofrenia dan bagianuntuk mengukur kepatuhan minum

obat pasien skizofrenia dengan menggunakan skala guttman. Jumlah sampel

yang di teliti sebanyak 50 orang dengan menggunakan proposivesampling

sebagai teknik pengambilan data. Jenis kelamin responden dibagi menjadi 2

kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam penelitian ini sejalan dengan

penelitian Murmauli (2012), diperoleh jeniskelamin perempuan yang lebih

dominan dibandingkan laki-laki. Umur responden pada penelitian Murmauli

(2012) dikategorukan 2 yaitu dewasa muda (25-40) tahun dan dewasa tua

(>40 tahun) dan yang dominan yaitu umur 25-40 tahundengan presentasi

58,1% tapi ini berbeda dengan penelitian ini kategori umur yangpaling

dominan adalah 36-55 tahun yaitu dewasa tua. Pada pendidikan responden

yang dominan pada kategori SMA yaitu 34% dan diikuti kategori SD dengan

15% . Rendahnya tingkat pendidikan dapat dilihat dari mahalnya biaya

pendidikan di Indonesia. maka hasil penelitian terhadap 50 responden tentang

hubungan pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien

skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado,

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan keluarga tentang kepatuhan minum

obat paling tinggi berada pada kategori kurang dan kepatuhan minum obat

tertinggi yaitu tidak patuh, sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara

pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di

Poliklinik Rumah Sakit V.LRatumbuysang Manado. Perbedaan yang

dilakukan oleh penulis dengan peneliti sebelumnya adalah ada pada tempat

dilakukan penelitian di wilayah Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta dan

menggunakan ujiKendall’s tauPersaman denga peneliti sebelumnya pada

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

19

variabel bebas pengetahuan keluarga dan variabel terikat kepatuhan minum

obat.

3. Erwina, Putri, Wenny (2015) dengan judul faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan minum obatpasien skizofrenia di RSJ. Prof. dr. HB. Saanin

Padang. Penelitian dilakukan di RSJ. Prof. dr. HB. Saanin Padang, dengan

jumlah responden sebanyak 75 orang, desaincross sectional, data

diambilmenggunakan kuisioner. Lebih dari separuh (54,7%) responden

dengan efek obat yang tidak mengganggu, sebagian besar (82,7%) dosis obat

yang diterima responden tepat, lebih dari separuh (72%) responden dengan

lama pengobatan lebih dari 1 tahun, sebagian besar responden (96%)

menggunakan biaya pengobatan asuransi kesehatan dan lebih dari separuh

(57,3%) responden tidak patuh pada pengobatan.Hasil didapatkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara efek samping obat dan

dosis obat dengan kepatuhan berobat pasien, dan tidak ada hubungan yang

bermakna (p > 0,05) antara lama pengobatan dan biaya pengobatan dengan

kepatuhan berobat pasien. Faktor yang paling berpengaruh adalah dosis obat.

Disarankan untuk perawat agar selalu memonitor pasien dalam minum obat

dan bagi pasien agar selalu mengkomunikasi efek yang dirasakan selama

mengkonsumsi obat. Perbedaan yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti

sebelumnya adalah pada variabel bebas menggunakan penegtahuan , dan

tempat penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Sedayu II Bantul

Yogyakarta dan menggunakan uji Kendall’s tau. Persamaan dengan peneliti

adalah variabel terikat kepatuhan minum obat.

4. Arisyanudin (2015), telah meneliti hubungan pengetahuan keluarga tentang

gangguan jiwa dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien

skizofrenia di wilayah Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta. Desain

penelitian yang digunakan uji chi-square. Sebagai desain penelitian

insterumen dibuat dalam bentuk kuesioner dan dibagi dalam 3 bagian, yaitu

bagian untuk mengukur pengetahuan keluarga tentang pengobatan pasien

skizofrenia, bagian kedua yaitu untuk mengukur dukungan keluarga dan

bagian untuk mengukur kepatuhan munum obat pasien skizofrenia. Hasil

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

20

penelitian menunjukkan bahwa dari 16 responden mendapatkan hasil (53,4%)

pengetahuan keluarga pasien skizofrenia mempunyai pengetahuan yang

cukup, dari jumlah 16 responden (53,4%) dukungan keluarga pasien

skizofrenia mempunyai dukungan dalam kategori sedang, dan dari

jumlah17responden (56,7%) kepatuhan minum obat yang dikatagorian tidak

patuh dan 13 (43,3%) dikatakan patuh minum obat. Hasil ini bermakna

bahwa ada hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga tentang kepatuhan

minum obat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Gamping I

Sleman Yogyakarta. Perbedaan yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti

sebelumya adalah pada variabel yang menggunakan 3 variabel dan peneliti

menggunakan dua variabel dan mengunakan uji Kendall’s tau,tempat

dilakukan peneliti di wilayah Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta.

Persamaan dengan peneliti adalah variabel bebas dan variabel terikatnya.

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Umun Lokasi

Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta terletak di wilayah Sedayu

Bantul, tepatnya berlokasi di Jalan Wates Km 12 Kelurahan Argorejo Sedayu

Bantul. Dan terdiri dari dua kelurahan yaitu Argorejo dan Argodadi.

Argorejo terdapat 13 dusun dan Argodadi terdapat 14 dusun. Pusekesmas

Sedayu II Bantul Yogyakarta, terdapat pendaftaran, ruang rekam medis, kasir,

ruang tindakan, ruang pemeriksaan umum, ruang tensi, ruang kesehatan

mulut dan gigi, KIA KB Imunisasi (jadi satu ruangan), Laboratorium,

Farmasi, Fisioterapi, ruang Laktasi, ruang konsultasi gizi, promkes.

Di Kelurahan Argodadi dan Argorejo terdapat satu Puskesmas yaitu

Puskesmas Sedayu II Bantul yang melayani masyarakat dibidang kesehatan.

Salah satu pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas Sedayu II Bantul

adalah melaksanakan program pengobatan dan pencegahan tentang

Gangguan jiwa/Skizofrenia dengan cara bekerjasama dengan kader desa

dengan menskrining masyarakat/keluarga yang memiliki pasien gangguan

jiwa maupun keluarga yang sehat, keluarga yang memiliki pasien gangguan

jiwa dilakukan penjelasan tentang menangani gangguan jiwa dan pemantauan

kepatuhan minum obat bagi pasien skizofrenia. Sedangkan bagi keluarga

yang sehat di lakukan penyuluhan tentang cara pencegahan dan mengonterol

emosi serta kecemasan. Penyuluhan dilakukan setiap satu tahun sekali oleh

ibu-ibu kader di daerah Argodadi dan Argorejo dan di dampingi oleh petugas

Puskesmas Sedayu II Bantul.

2. Karakteristik Keluarga dan Pasien

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga

tentang skizofrenia dengan kepatuhan minum obat di wilayah Puskesmas

Sedayu II Bantul Yogyakarta dengan sampel penelitian ini sebanyak 96

responden. Karakteristik pasien meliputi umur, pendidikan, jenis kelamin,

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

60

pendidikan,pekerjaan dan lama, merawat pasien skizofrenia yang disajikan

pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Keluarga Skizofrenia di Wilayah

Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta (n=96) Karakteristik

Keluarga

n Persentase

Umur keluarga 21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

>50 tahun

26

39

16

15

27,1

40.6

16.7

15,6

Jenis kelamin

keluarga

Laki-laki

perempuan

50

46

52,1

47.9

Pendidikan pasien Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

D3/S1

16

24

13

20

23

16,7

25,0

13,5

20.8

24,0

Pekerjaan PNS

Wiraswasta

Petani

Karyawan

Tidak bekarja

Buruh

IRT

3

29

21

23

3

6

11

3,1

30,2

21,9

24,0

3,1

6,2

11,5

Lama merawat 1-5 Tahun

>5 Tahun

37

59

38,5

61,5

Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa keluarga yang berumur

31-40 tahun tahun sejumlah 39 orang (40,6%), jenis kelamin laki-laki 50

orang (52,1%), tingkat pendidikan keluarga di tinggkat SD 24orang

(2,5,0%), dan pekerjaan kaluarga di bidang wiraswata 29 orang (30,2%),

lama keluarga merawat pasien skizofrenia adalah>5 tahun 59 orang

(61,5%).

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

61

4.2 Karaktristik Pasien Skizofrenia di Wilayah Kerja Peskemas

Sedayu II Bantul Yogyakarta (n=96)

Karakteristik

Pasien

n Persentase

Umur pasien 21-30 Tahun

31-40 Tahun

41-50 Tahun

>50Tahun

44

35

14

3

45,8

36,5

14,6

3,1

Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

53

43

55,2

44,8

Pendidikan

pasien

Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

D3/S1

19

27

22

18

10

19,8

28,1

22,9

18,8

10,4

Pekerjaan pasien Wiraswasta

Petani

Tidak bekerja

Buruh

IRT

9

21

53

6

7

9,4

31,2

86,5

6,2

7,3

Lama

pengobatan

1-5 Tahun

>5 Tahun

37

59

38,5

61,5

Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa umur pasien sebagian

besar 21-30 tahun 44 orang (45,8%), jenis kelamin pasien laki-laki 53 orang

(55,2%), dari tingkat pendidikan SD 27 orang (28,1%), pasien tidak bekerja

didapat 53 orang (86,5%), dan lama pengobatan pasien didapat >5 tahun 59

orang (61,5%).

3. Distribusi Pengetahuan Keluarga Tentang Kepatuhan Minum Obat

Pasien Skizofrenia

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Keluarga Tentang Pasien Skizofrenia

di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta

Variabel n %

Pengetahuan keluarga Baik

Cukup

kurang

44

38

14

45,8

39,6

14,6

Total 96 100,0

Data primer, 2017

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

62

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pengetahuan keluarga

tentang pasien skizofrenia sebagian besar yaitu 44 orang (45,8%) dengan

kategori baik.

4. Distribusi Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia Di Wilayah

Kerja Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta

Skala yang digunakan untuk mengukur kepatuhan minum obat pasien

skizofrenia menggunakan skala pengukuran katagori nominal yaitu patuh,

dan tidak patuh yang disajikan pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta

Variabel n %

Kepatuhan minum

obat

Patuh

Tidak patuh

73

23

76,0

24,0

Total 96 100,0

Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kepatuhan minum obat

pasien skizofrenia sebagian besar yaitu 73 orang (76,0%) dengan kategori

patuh.

5. Hubungan Pengetahuan Tentang Gangguan Jiwa Dengan Kepatuhan

Minum Obat Pasien Skizofrenia

Hubungan pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa dengan

kepatuhan minum obat pasien skizofreniayang diuji menggunakan uji

korelasi Kendall’s Tau dapat di lihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Tentang Gangguan Jiwa Dengan

Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia di wilayah kerja

Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

63

Pengetahuan

keluarga

Kepatuhan minum obat

Patuh Tidak patuh Total

n % n % n % R p

Baik

Cukup

kurang

40

30

3

90,9

78,9

21,4

4

8

11

9,1

21.1

78,6

44

38

14

100,0

100,0

100,0

0,429 0,00

Total 73 23 96

Data primer, 2017

Keterangan :

r :Koefisien korelasi

p : Signifikansi

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hubungan pengatahuan tentang

gangguan jiwa dengan kepatuhan minum obat diperoleh nilai p sebesar 0,00

(p>0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia.

Koefisien korelasi bertanda positif sebesar 0,429 mempunyai arti bahwa

semakin baik tingkat pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa maka

semakin tinggi kepatuhan minum obat pasien skizofrenia dengan kekuatan

hubungan berada pada rentang 0,400-0,599 dalam kategori sedang.

6. Pekerjaan Pasien Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II

Bantul Yogyakarta Berdasarkan Tingkat Kepatuhan Minum Obat

Tabel 4.6Crosstabulation PekerjaanPada Pasien Skizofrenia Di Wilayah

Kerja Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta Berdasarkan Tingkat

Kepatuhan Minum Obat

Pekerjaan pasien Kepatuhan pasien

Total

Patuh Tidak patuh

f % F %

Wiraswasta

Petani

Tidak bekerja

Buruh

IRT

7

14

41

6

5

77,8

66,7

77,4

100,0

71,4

2

7

12

0

2

22,2

33,3

22,6

0

28,6

9

21

53

6

7

Total 73 76,0

23

24,0

96

Data primer, 2017

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

64

Dari hasil responden pekerjaan pasien skizofrenia didapat paling

banyak adalah pasien yang tidak bekerja dengan jumlah patuh minum obat

sebanyak 41 orang (77,4%) dan di tingkat tidak patuh sebanyak 12 orang

(22,6%).

7. Tingkat Pendidikan PasienSkizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas

Sedayu II Bantul Yogyakartaberdasarkan Kepatuhan Minum Obat

Tabel 4.7 CrosstabulationTingkat Pendidikan Pada Pasien Skizofrenia

Di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta

Berdasarkan Kepatuhan Minum Obat

Pendidikan Kepatuhan pasien Total

Patuh Tidak patuh

F % f %

Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

S1/D3

19

16

17

12

9

100,0

59,3

77,3

66,7

90,0

0

11

5

6

1

0

40,7

22,7

33,3

10,0

19

27

22

18

10

Total 73

76,0

23

24,0

96

Data primer, 2017

Dari hasil tabulasi silang tingkat pendidikan terbanyak pasien yang

patuh minum obat adalah pada tingkat SD yaitu sebanyak 16 orang (59,3%)

dan tidak patuh minum obat sebanyak 11 orang (40,7%).

8. Lama Pengobatan Pasien Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sedayu II Bantul Yogyakarta Berdasarkan Tingkat Kepatuhan Minum

Obat

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

65

Tabel 4.8Crosstabulation Lama Pengobatan Pasien Skizofrenia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II Bantul YogyakartaBerdasarkan

Tingkat Kepatuhan Minum Obat

Lama pengobatan Kepatuhan minum obat Total

Patuh Tidak patuh

1-5 tahun

>5 tahun

32

41

86,5

69,5

5

18

13.5

30,5

37

59

Total 73 79,0 23 24,50 96

Data primer, 2017

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pasien skizofrenia

dengan lama pengobatan >5 tahun sebanyak 41 orang69,5% dikatakan patuh

minum obat dan 30,5% responden dikatakan tidak patuh minum obat.

B. PEMBAHASAN

1. Pengetahuan keluarga

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan

keluarga tentang skizofrenia dengan kepatuhan minum obat di wilayah kerja

Puskesmas Sedayu II Bantul sebagian besar tergolong dalam kategori baik

yaitu (45,8%), Hasil ini sesuai dengan teori (Friedman, 2010) yang

mengatakan bahwa sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan keluarga

yang baik dalam merawat angota keluarga yang sedang sakit. Keluarga adalah

lingkungan pasien tempat mulakukan aktivitas dan intraraksi dalam

kehidupan. Keluarga merupakan tempat belajar, berinteraksi, dan

bersosialisasi sebelum berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu

keluarga berfungsi untuk menjaga kesehatan anggota keluarga baik kesehatan

jasmani,rohani, maupun sosial, sehingga keluarga menjadi unsur penting

dalam perawatan/pemulihan bagi pasien skizofrenia (Riyan, 2017).

Jika dilihat pada karakteristik keluarga, distribusi umur responden

menunjukkan sebagian besar responden adalah dewasa yang berusia 31-40

tahun (40,6 %). Umur 31-40 tahun merupakan kelompok umur dewasa. Pada

umur tersebut, individu telah memiliki tanggung jawab terhadap anggota

keluarga atau orang lain. Umur seseorang umumnya berhubungan dengan

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

66

tingkat pengetahuan seseorang. Faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan antara lain umur pada keluarga penderita mempengaruhi

terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah umur

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya

(Notoatmodjo, 2010). Umur yang dimiliki oleh responden seharusnya

membantu responden untuk lebih mudah memahami dan menerima suatu

informasi yang selanjutnya disusun menjadi pengetahuan.

Pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien

skizofrenia dapat membantu keluarga dalam perawatan pasien skizofrenia,

beberapa keluarga pasien skizofrenia yang mengatakan bahwa pasien tidak

patuh minum obat karena berbagai alasan diantaranya karena responden yang

sangat sibuk dengan pekerjaannya dan tidak bisa menunggu pasien selama

24jam terus dan tidak tahu pentingnya minum obat secarateratur bagi pasien

skizofrenia. Hasil penelitian(Arisyanudin, 2015) yang menunjukkan bahwa

keluarga berpengatahuan kurang sehingga dapat mempengaruhi kepatuahan

minum obat pasien skizofrenia.

Pengetahuan keluarga mengenai kesehatan mental merupakan awal

usaha dalam memberikan kesembuhan bagi pasien skizofrenia agar pasien

atau penderita gangguan jiwa bisa bersosialisasi lagi dengan lingkungan

sekitar, dan keluarga juga bisa saling mengingatkan orang lain agar tidak

membedakan pasien skizofrenia agar dapat meningkatkan kesehatan mental

pasien skizofrenia dan keluarga, juga dapat tidak menjadi sumber masalah

bagi anggota keluarga yang mengalami ketidak stabilan mental sebagai

minimnya pengetahuan mengenai persoalan kejiwaan bagai kelarga yang

memiliki pasien skizofrenia (Notoatmojo, 2010).

Keluarga merupakan salah satu peran dan fungsi keluarga dalam

memberikan fungsi afektif untuk pemenuhan kebutuhan psikososial anggota

keluarganya dalam memberikan kasih sayang. Salah satu wujut dari fungsi

afektif tesebut adalah memberikan dukungan pada anggota keluarga yang

mengalami gangguan mental/skizofrenia (Friedman, 2010). Keluarga

berperan dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan penderita

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

67

dirumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit akan sia-sia jika tidak

diteruskan dirumah yang kemuduian mengakibatkan penderita harus dirawat

kembali atau kambuh (Keliat dalam Puspitasari, 2009).

2. Kepatuhan minum obat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori tidak patuh

(24,0%) dan patuh minum obat sejumlah (76,0%). Bahwa kepatuhan pasien

adalah sejauh mana perilaku pasien skizofrenia sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh profesional kesehatan (Niven, 2008). Ketidakpatuhan akan

mengakibatkan penggunaan obat tidak sesuai dengan dosis/aturan yang ada.

Pasien skizofrenia akan kehilangan manfaat terapi dan kemungkinan

mengakibatkan kondisi semakin memburuk dan dapat mengakibatkan

kekambuhan pasien skizofrenia.

Kepatuhan sebagai ketaatan pasien dalam melaksanakan tindakan

terapi. Kepatuhan pasien berarti bahwa pasien beserta keluarga harus

meluangkan waktu dalam melakukan pengobatan secara teratur termasuk

menjalani program farmakoterapi. Mematuhi program pengobatan pada tahap

awal serangan dapat meminimalisasi deteriorasi (kemunduran mental) karena

dalam keadaan psikotik yang lama akan menimbulkan deteriorasi kronik.

Apabila responden mengalami keadaan detoriorasi kronik, akan

ketergantungan dalam memenuhi keadaan dasarnya, responden menjadi

menyusahkan keluarga, orang lain, masyarakat, dan lingkungan sekitar

(Sarangih, 2011).

Untuk mengetahui perawatan ulang atau frekuensi kekambuhan, perlu

adanya pendidikan kesehatan jiwa yang ditujukan kepada pasien, keluarga

yang merawatnya, atau orang lain yang bertanggung jawab merawatnya.

Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan pasien tentang skizofrenia dan

kepatuhan minum obat. Banyak metode dikembangkan didunia pendidikan.

Metode pendidikan kesehatan yang digunakan dalam menyampaikan pesan

yang digunakan dalam menyampaikan pesan yang bertujuan meningkatkan

pengetahuan tentang skizofrenia, kepatuhan dalam minum obat adalah

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

68

ceramah dan tanya jawab, cerama dan tanya jawab adalah metode yang cukup

efektif sebagai penyampaian pesan (Agung, 2010 dalam Purnamasari, 2013).

3. Hubungan Pengetahuan Keluarga tentang Skizofrenia dengan Kepatuhan

Pasien Skizofreniapada Minum Obat

Berdasarkan hasil korelasi Kendall’s Tau di peroleh nilai p sebesar

0,00 (p>0,05)dan kolerasi bertanda positif sebesar0,429yang berarti ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan kepatuhan

minum obat pasien skizofrenia dengan kekuatan hubungan berada pada

rentang 0,400-0,599 dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Arisyanudin (2015) pada penelitiannya yang berjudul hubungan pengetahuan

dan dukungan keluarga tentang pasien skizofrenia di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan kepatuhan

minum obat pasien skizofrenia.

Menurut tabel 4.4, menunjukkan koefesien korelasi sebesar

0,429sehingga keeratan hubungan pengetahuan keluarga tentang kepatuhan

minum obat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II Bantul

Yogyakarta dalam kategori sedang 0,400-0,599. Hasil ini sejalan dengan

peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Arisyanudin (2015) tentang

hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum

obat di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta menunjukan

hasil korelasi 0,400-0,599.

Kepatuhan terjadi bila aturan pakai obat yang diresepkan oleh dokter

serta pemberiannya diikuti dengan benar dan tepat waktu peminuman obat.

Jika terapi ini dilanjutkan, penting agar pasien skizofrenia mengerti bahwa

pentingnya minum obat bagi kesembuhan pasien skizofrenia dan dapat

melanjutkan terapi itu dengan benar dan tanpa pengawasan oleh keluarga atau

orang terdekat. Oleh karena itu diperlukan peran keluarga dan orang terdekat

untuk selalu memonitor dan mendampingi pasien skizofrenia dalam

mengkonsumsi obat secara teratur sesuai dosis dan waktu yang dianjurkan

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

69

dokter hingga pada akhirnya pasien skizofrenia patuh dan teratur dalam

mengkonsumsi obatnya sendiri (Butar,2012).

Notoatmojo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untukterbentuknya tindakan

seseorang untuk melakukan sesuatu. Perilaku yang didasari oleh pengatahuan

atau pendidikan yang diperoleh. Perilaku seseorang didasrkan atas

pengetahuan yang mereka miliki, jika seseorang memiliki pengetahuan yang

baik maka akan mempengaruhi mereka dalam berperilaku baik dan

menujukkan perilaku positif, sedangkan orang berpengetahuan yang kurang

maka akan mempengaruhi mereka dalam berperilaku tidak baik maka akan

mempenaruhi mereka untuk berperilaku cenderung pada perbuatan negatif.

Begitu pula pada keluarga yang memiliki pengetahuan kurang tentang

gangguan jiwa skizofrenia akibatnya keluarga akan menganggap gangguan

jiwa adalah penyakit diguna-guna dan tidak perlu berobat ketenaga medis dan

penyakit yang memalukan yang membawa aib bagi keluarga.

Anggota keluarga yang menderita skizofrenia memerlukan perawatan

seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masalah activity daily living, serta

pemberian pengobatan. Keluarga mempunyai peran besar dalam merawat

pasien skizofrenia karena penderita skizofrenia mengalami kemunduran

secara kognitif (Felicia, 2011). Sejalan dengan Notoadmodjo (2003) aplikasi

dari suatu tindakan perawatan merupakan hasil dari tahu dan paham.

Sehingga, sebelum domain pengetahuan dalam diri seseorang sampai pada

tahap tingkat aplikasi, ini memungkinkan seseorang yang sudah pada domain

kognitif tahu dan paham, namun belum mampu mengaplikasikan ilmu

tersebut. Keluarga merupakan pemberi perawatan utama bagi pasien

skizofrenia di rumah. Pasca perawatan di rumah sakit, keluarga merupakan

penanggungjawab utama yang mengelola pasien agar tetap stabil dan tidak

jatuh pada kondisi kekambuhan. Keberhasilan perawatan di rumah sakit tidak

akan berarti apabila tidak dilanjutkan dengan kemampuan perawatan yang

baik dari keluarga, mengingat pasien skizofrenia tidak hanya membutuhkan

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

70

terapi medis saja untuk sembuh melainkan membutuhkan perhatian dan juga

semangat secara emosi dari keluarga (Felicia, 2011).

Untuk mengurangi perawatan ulang atau frekuensi kekambuhan, perlu

adanya pendidikan kesehatan jiwa yang ditujukan kepada pasien dan keluarga

yang merawat pasien skizofrenia, atau orang lain yang merawat pasien

skizofrenia. Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan bagi pasien, keluarga

dan orang lain yang merawat pasien skizofrenia agar dapat mengetahui betapa

pentinggnya kepatuhan minum obat bagi pasien skizofrenia. Banyak metode

telah dikembangkan didunia pendidikan. Metode pendidikan kesehatan yang

digunakan dalam menyampaikan pesan yang bertujuan meningkatkan

pengetahuan tentang skizofrenia, menyampaikan/ penyuluhan pendidikan

kepatuhan minum obat kepada pasiean, keluarga atau orang tedekat dengan

metode ceramah dan tanya jawab. Ceramah dan tanyajawab adalah metode

yang cukup efektif sebagai penyampaian kepada pasien, keluarga dan orang

terdekat penderita skizofrenia (Purwanto, 2010).

4. Tingkat pekerjaan pasien skizofrenia Skizofrenia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta berdasarkan tingkat kepatuhan

minum obat

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti didapatkan

hasil tingkat pekerjaan pasien skizofrenia sejumlah (86,5%) responden tidak

bekerja, penelitian ini sama dengan penelitian (Anggraini, 2015). Dengan

hasil 90,2% responden tidak bekerja, dengan judul hubungan antara

kemandirin dengan kulaitas hidup klien skizorenia di klinik keperawatan RSJ

Grhasia DIY, diketahui tidakbekerjayang menunjukan bahwa sebagian besar

pasien skizofrenia diketahui tidak memiliki pekerjaan dan sebagian besar

pasien skizofrenia masih membutuhkan bantuan dari orang lain dalam

melakukan kegiatan dan kontak sosial dengan lingkungan sekitar.

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

71

5. Lama pengobatan pasien Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II

Bantul Yogyakarta berdasarkan tingkat kepatuan minum obat

Dari hasil penelitian didapatkan hasil lama pengobatan pasien

skizofrenia>5tahun sebanyak69,5%. Penelitian ini sama dengan penelitian

Sulistyowati (2012) dengan judul penelitianhubungan pelaksanaan tugas

kesehatan keluarga dengan kekambuhan skizofrenia di Desa Paringan

Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogodengan hasil lamanya menderita

skizofrenia mayoritas menderita selama>5tahun yaitu sebesar 56,67%.Lama

pengobatan pasien skizofrenia berpengaruh bagi pasien skizofrenia. Pasien

cenderung bosan untuk minum obat, karena merasa bahwa dirinya sudah

sembuh dan tidak butuh obat lagi. Meskipun, terkadang ada beberapa pasien

skizofrenia yang masih merasa bahwa dirinya dalam kondisi sakit dan

membutuhkan obat setiap hari.

6. Pendidikan pasien Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II Bantul

Yogyakarta berdasarkan kepatuhan minum obat

Dari penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar pendidikan

pasien yaitu di tingkat SD (28,1%), penelitian ini sejalan dengan penelitian

Sari (2013) yaitu sebagian besar pendidikan respon dengan skizofrenia yang

diteliti pada kategori SD sebanyak 30%. Tingkat pendidikan berpengaruh

pada kepatuhan minum obat pasien skizofrenia. Hal ini dikarenakan semakin

tingginya pengetahuan pasien skizofrenia tentang penyakitnya, maka pasien

skizofrenia akan semakin patuh untuk minum obat dan memiliki keinginan

untuk sembuh.

Hasil penelitian Butar (2012) menyatakan bahwa responden dengan

pengetahuan baik tentang pengobatan, menunjukan kepatuhan yang

meningkat sehingga hasilnya akan meningkatkan hasil terapi. Kepatuhan

terjadi apabila pendidikan pasien dan keluarga tidak rendah, dan dapat

mengikuti aturan pemakaian obat yang diresepkan dengan benar.

Harapannya, pasien dapat mengetahui dan meneruskan terapinya dengan

benar dan tanpa pengawasan. Oleh karena itu,diperlukan peran keluarga

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

72

untuk selalu memonitor pasien dalam mengkonsumsi obat secara teratur dan

rutin setiap hari.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini masih terdapat adanya keterbatasan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan tersebut adalah pengumpulan data

yang hanya menggunakan teknik pembagian kuesioner saja, sehingga responden

hanya dapat memberikan informasi yang terbatas sesuai pilihan jawaban yang

telah disediakan.

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan keluarga pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Sedayu

II Bantul Yogyakarta 45,8% mempunyai pengetahuan baik tentang

skizofrenia.

2. Kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas

Sedayu II Bantul Yogyakarta 76 % dengan katagori patuh minum obat.

3. Sebagian besar pasien skizofenia di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II

Bantul tidak bekerja yaitu sejumlah 86,5%.

4. Ada hubungan pengetahuan keluarga tentang skizofrenia dengan kepatuhan

minum obat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II Bantul

Yogyakarta.

5. Keeratan hubungan pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum obat di

wilayah kerja Puskesmas Sedayu II Bantul Yogyakarta dalem katagori sedang

dengan nilai koefisien 0,429.

B. SARAN

1. Bagi Perawat

Perawat diharapkan mampu memberikan informasi yang lebih dalam

lagi kepada keluarga yang memiliki angota keluarga yang menderita

skizofrenia agar pasien skizofrenia mau dan teratur minum obat dengan rutin

tepat waktu dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan

skitar, terutama bagi keluarga yang memiliki pasien skizofrenia yang

memiliki pengetahuan rendah tentang penyakit gangguan jiwa/skizofrenia,

agar pasen skizofrenia dapat terhindar dari ketidakpatuhan minum obat.

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

74

2. Bagi Keluarga

Keluarga diharapkan memberikan perhatian khusus tentang

pengobatan pasien dan memberikan dukungan demi keberasilan proses

pengobatan pasien skizofreniatentang kepatuhan minum obat agar pasien

skizofrenia bisa sembuh dan bisa bersosialisasi di masyarakat dan lingkungan

sekitar.

3. Bagi Pasien Skizofrenia

Meningkatkan kesadaran tentang pentingga minum obat dan kontrol

rutin ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan peran/dukungan keluarga juga

dibutuhkan bagi kesembuhan pasien skizofrenia.

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

75

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, W.N. ( 2009 ). Keefektifan Cognitive Behaviour Therapy (CBT)

Sebagai Terapi Tambahan Pasein Skizofrenia Kronos Di Panti

Rehabilitasi Budi Markati Boyolali. Tesis: Program Pendidikan

Dokter Spesialis Psikiatrik Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi), Rineka Cipta, Jakarta.

Arisyanudin, P. (2015). Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Gangguan

Jiwa dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

Pasien Skizofrenia di Wilayah Puskesmas Gamping I Sleman

Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan, Stikes Ahmad Yani,

Yogyakarta.

Butar, B.O.D (2012). Hubungan pengetahuan keluarga dengan tingkat kepatuhan

pasien skizofrenia di rumah sakit daerah provinsi Sumatra utara

medan. Skripsi tidak di terbitkan. Sumatra utara : Universitas

Sumatra Utara Medan.

Dinkes, RI. (2016). Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat,

hhtp//www.depkes.go.id/, di unduh pada kamis, 28 Juli 2017 pukul

18:03.

Dinkes, DIY. (2014). DI Yogyakarta Tertinggi Ke-2 Nasional untuk Jumlah

Penderita Skizofrenia, hhtp://www.harianbernas.com, diunduh

pada kamis, 28 Juni 2017 pukul 20:40.

Dini Anggraini, 2015 Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kualitas Hidup

Klien Skizofrenia di Klinik Keperawatan Rsj Grhasia DIY, program

studi ilmu keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan ‘aisyiyah

yogyakarta, Skripsi tidak di terbitkan. Aisyiyah yogyakarta.

Erwina, I., Putri, D.E., Wenny, B.P. ( 2015), Faktor-Faktor yang Berhubungan

Dengan Kepatuhan Minum Obatpasien Skizofrenia di RSJ. Prof.

dr. HB. Saanin Padang, Jurnal Keperawatan, Volume 11, No 1, :

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, Padang.

Fakhruddin, (2012). Hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan minum obat

penderita skizofrenia kabupaten acah barat daya, Tesis yogyakarta:

UGM.

Felicia Risca dkk. 2011, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan

Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino

Gondohutomo Semarang, Jurnal Keperawatan dan Kebidanan

(JIKK), Vol.I No.4, Hal 205-207

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

76

Friedman, & Marilyn,M. (2010), Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori

Dan Pratek, EGC, Jakarta.

Irwan,M., Fajriansyah, A., Sinuhadji,B., Tegar, I.M., (2008), Penatalaksanaan

Skizofrenia, Facuty Of Medicine, Pekan Baru Riau.

Kaplan, dan Sandock. (2010) Buku Ajar Psikiatri Klinis, (Edisi 2), EGC, Jakarta.

Keliat, B.A. (2010). Model Pratik Keperaatan Profesional Jiwa, Edisi 1. EGC,

Jakarta

Kristianingrum dan Budiyani (2011). Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia di Poli Klinik

Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Semarang, fakultas

keperawatan semarang.

Muslim,R. (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan PPDGJ-III,

Jakarta.

Natalia purnama sari, 2013. Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan

Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah

Sakit Prof.V.L. Ratumbuysa Menado, Skripsi Tidak Dipublikaikan,

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Sam Ratulangi Menado.

Narvaez, J.M.; Twamley, E.W.; McKibbin, C.L.; Heaton, R.K.; Patterson,

T.L.2008. Subjective and Objective Quality of Life in

Schizophrenia. Schizophrenia Research 98: 201-208. Diakses

tanggal 07 Oktober 2017.

Niven, (2008). Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat Dan Profesional,

EGC Jakarta.

Notoatmodjo . S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Novita Sulistyowati, 2012 Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga

Dengan Kekambuhan Skizofrenia di Desa Paringan Kecamatan

Jenangan Kabupaten Ponorogo, Skripsi Tidak Dipublikasikan,

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga.

Nursalam, (2010). Konsep dan Penerapan Metodologi Menelitian Ilmu

Keparawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Pieter, Z.H. dkk., (2011). Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan, Kecana

Pranada Media Grup, Jakarta.

Purnamasari, N., Tololiu, T., & Pangemanan, D.H.C. (2013), Hubungan

Pengetahuan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Passien

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

77

Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Prof, V.L. Ratumbuysang

Menado, Journal keperawatan ( e-Kp ) Vol. No 1.

Purwanto. (2010 ). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan

Pasien Skizofren Di Rumah Sakit Daerah Surakarta. Skripsi tidak

tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Kesehatan Unifersitas

Muhammadiyah Surakarta.

Prasetiawati., Tika. (2012), Intervesi Psikoeduksi Tentang Skizofrenia pada

Caregiver Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Stigma Tentang Gangguan Skizofrenia Di

Yogyakarta, Tesis, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.

Samsul Hidayat, Riyan, et al. Psikoedukasi Keluarga Pada Pasien Pasca Pasung

Di Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Diss. Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2017. Di akses pada tanggal 14 septeber

2017

https://scholar.google.co.id/scholar?q=PSIKOEDUKASI+KELUAR

GA+PADA+PASIEN+PASCA+PASUNG+DI+KABUPATEN+SU

KOHARJO+PROPINSI+JAWA+TENGAH&btnG=&hl=id&as_sdt

=0%2C5&as_ylo=2013.

Sarangih, S. (2011). Panduan Penggunaan Obat, Rosemata Publising: Jakarta.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualittatif dan R&D, Alfabeta ,

Bandung.

Sugiyono, (2013). Stastistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Stuart, G.W. (2013). Buku Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart, Jilid 1: Edisi

Indonesia, Budi Anna Keliat, Jakarta.

Townsed, M.C. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan

Psikiatri, Rencana Asuhan & Medikasi Psikotropik, Edisi 5, EGC,

Jakarta.

Vauth R, et al. (2007). Self-Efficacy And Empowerment As Outcomes Of

SelfStigmatizing And Coping In Schizophrenia, Journal Pubmed

NCBI.

Videbeck, L. S. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, EGC Jakarta.

WHO. ( 2013 ). Improving health system and service for mental health : WHO

Library Cataloguing-in-publication data.

WHO. ( 2016 ). Improving health system and service for mental health : WHO

Library Cataloguing-in-publication data.

Wawan, A. dan Dewi,M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

78

Wardani, I.Y., (2009). Pengalaman Keluarga Menghadapi Ketidakpatuhan

Anggota Keluarga dengan Skizofrenia dalam Mengikuti Regimen

Terapeutik, Pengobatan, Tesis FIK UI, Tidak dipublikasikan,

Depok.

Yoga, (2011). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien Minum

Obat di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara, Skripsi. Sumatra utara: Fakultas Keperawatan Unifersitas

Sumatera Utara.

Mubarak, W.I. dkk, (2009). Promosi Kesehatan Sebuah Pengetahuan Proses

Belajar Mengajar dalam Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Yosep, I dan Sutini, T. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advanced

Mental Health Nursing, Bandung, Refika Aditama.

Yosep, I. (2008). Keperawatan jiwa, Bandung, Refika aditaman.

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

79

LAMPIRAN

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

80

Lampiran 2. Lembar Kuesioner Pengetahuan Keluarga

KELUARGA KUESIONER PENGETAHUAN

Petujuk pengisian : berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang sudah

tersedia

Pengertian

No Pertanyaan Jawaban

B S

1 Skizifrenia kemungkinan besar disebabkan oleh masalah

otak.

2 Penderita skizofrenia akan menunjukan perilaku yang tidak

sesuai dengan realita.

3 Obat yang digunakan untuk gejala mendegar suara suara

yang tidak nyata disebut anti-psikotik.

4 Terapi yang tepat untuk gejala skizofrenia adalah obat

tradisional.

Penyebab

No Pertanyaan Jawaban

B S

5 Penyebab skizofrenia yaitu adanya kerusakan didalam otak.

6 Semakin parah skizofrenia orang tuanya, semakin besar

kemungkinan anak-anaknya untuk mengalami gangguan

yang sama.

7 Penyakit skizofrenia dapat disebabkan karena infeksi virus

ketika penderita masih berada dikandungan

8 Kecelakaan pada proses persalinan adalah awal penyebab

terjadinya penyakit skizofrenia pada anak.

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

81

9 Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami

gangguan jiwa adalah adanya permasalahan yang berat dalam

hidup penderita.

Tanda Dan Gejala

No Pertanyaan Jawaban

B S

10 Gejala dari skizofrenia biasanya muncul pada masa remaja

awal atau dewasa awal.

11 Gejala umum dari skizofrenia adalah berfikir bahwa ada

orang lain yang mengawali atau mengikuti.

12 Seorang dokter biasanya menyatakan seseorang menderita

skizofrenia berdasarkan wawancara.

13 Seseorang yang sangat yakin bahwa dirinya adalah seorang

nabi yang sedang diutus oleh tuhan. Gejala ini disebut

dengan waham.

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

82

Lampiran 3. Lembar Kuesioner Kepatuhan Minum Obat

KUESIONER KEPATUHAN MINUM OBAT

Petujuk pengisian : berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang sudah

tersedia

Perilaku Minum Obat

No Pertanyaan Jawaban

Selalu Sering Kadang-

kadang

Jarang Tidak

pernah

1 Saya minum obat

sesuai petunjuk dokter.

2 Saya menyembuyikan

obat ketika saya malas

minum obat.

3 Saya berpura-pura

minum obat dengan

cara meletakkan obat

dibawah lidah.

4 Saya memperlihatkan

lidah saya kepada

keluarga untuk

memastikan bahwa

obat sudah ditelan.

5 Saya membawa obat

ketika saya berpergian

atau meninggalka

rumah.

6 Saya memberikan ke

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

83

dokter ketika saya rutin

minum obat.

7 Ketika saya merasa

sudah baik, saya tetap

rutin untuk minum

obat.

Minum Obat Sesuai Dosis

No Pertanyaan Jawaban

Selalu Sering Kadang-

kadang

Jarang Tidak

pernah

8 Saya minum obat

sesuai dengan aturan

saya sendiri.

9 Saya minum obat tanpa

pengawasan dari

keluarga.

10 Saya minum obat

sesuai dari dosis yang

terulis.

11 Saya patuh

melaksanakan rawat

jalan di puskesmas.

12 Saya menghentikan

minum obat sebelum

waktunya.

13 Saya kesulitan untuk

mengikuti aturan

minum obat.

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

84

Lampiran 4. Lembar Identitas Pasien

Nama klien :

Alamat: Tanggal :

Karakteristik klien dengan Skizofren

Tangal lahir/ Umur

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

Tingkat Pendidikan Tidak ekolah

SD

SMP

SMA

D3/SI

Lainnya, sebutkan

Pekerjaan Tidak bekerja

Karyawan

Wiraswasta

PNS

Petani

Lainya, sebutkan

Lama pengobatan

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

85

Lampiran 5. Lembar Identitas Keluarga Pasien

Nama keluarga :

Alamat : Tanggal :

Karakteristik Keluarga Klien Skizofrenia

Tangal lahir/ Umur

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

Tingkat Pendidikan Tidak ekolah

SD

SMP

SMA

D3/SI

Lainnya, sebutkan

Pekerjaan Tidak bekerja

Karyawan

Wiraswasta

PNS

Petani

Lainya, sebutkan

Lama merawat pasien skizofernia

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

105

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

106

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

107

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA …repository.unjaya.ac.id/2252/2/WARSIDAH_2213132_pisah.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

108